Pertanyaan Pembaca:

Roma diberi gelar Primus Inter Pares Semata-mata dikarenakan Roma adalah Pusat Pemerintahan Kerajaan Roma yang menguasai sebagian besar wilayah di bumi.

Keutamaan Gereja Roma (Primus Inter Pares) pernah dipindahkan ke Konstantinopel oleh Kaisar Konstantinus Agung pada tahun 330, dikarenakan Kaisar Konstantinus memindahkan Pusat pemerintahannya ke Konstantinopel.

Hal ini menunjukkan bahwa Keutamaan Roma pada Konsili mula2 bukan dikarenakan bahwa Roma memiliki suksesi Rasuli Petrus, namun lebih dikarenakan bahwa ROMA adalah Pusat pemerintahan Kerajaan ROMAWI.

Suksesi Kerasulan St. Petrus seperti yang Gereja Orthodox yakini adalah sah milik ANTIOKHIA, Hal ini sesuai dengan Kis 11 : 26 yang menyatakan bahwa Gereja Pertama kali dikatakan Kristen di ANTIOKHIA.

Roma yang bersikeras dengan pendapatnya tentang Gerejanya adalah Gereja Penerus Suksesi dari Petrus justru ditentang oleh Pandangan Santo Petrus sendiri yang tercatat dalam Apostolic Constitution mengenai pemilihan Linus sebagai Uskup Roma yang pertama. Petrus menuliskan:

“Sekarang mengenai para uskup yang telah diangkat selama hidup kita, kami memberi tahu kalian bahwa mereka adalah sebagai berikut: …
Untuk gereja di Roma, Linus putra Claudia adalah yang pertama, ditahbiskan oleh Paulus; dan Klemens, setelah Linus meninggal, sebagai yang kedua, ditahbiskan oleh aku, Petrus.”

Pernyataan Petrus ini dapat dipercaya karena Paulus tiba di Roma sebelum Petrus, dan karenanya Paulus berada dalam posisi yang lebih mungkin untuk mengangkat seorang Uskup.

Seorang penatua Gereja Apostolik, Ireneus, murid Polikarpus (lahir ± 130 M) dan kemudian Uskup Smyrna, juga memperkuat bukti penunjukan Linus. Ia menulis, “Setelah para Rasul yang Kudus mendirikan dan menata aturan Gereja (di Roma) mereka menyerahkan tugas-tugas kantor episkopal (keuskupan) kepada Linus. Linus yang sama disebutkan oleh Santo Paulus dalam suratnya kepada Timotius (2 Timotius 4:21). Penerusnya adalah Anakletus.” (Adversus Haereses, Buku III Pasal 3:3). Juga, “Para rasul, setelah mendirikan dan membangun Gereja di Roma, menyerahkan pelayanan yang berada di bawahnya kepada Linus. Inilah Linus yang disebutkan oleh Paulus dalam suratnya kepada Timotius.” (Irenaei Opera Libb. III. C.I.).

Tidak benar menyatakan bahwa Petrus adalah Uskup Agung Pertama Roma, karena menurut Sejarahnya Uskup Agung pertama Roma adalah LINUS dan ditahbiskan oleh Paulus.
Petrus sendiri baru menahbiskan Uskup Yang ke 2 yaitu Klemens, walaupun sebelum Klemen ada Pengganti Linus yang bernama Anakletus.

Jadi Keunggulan Roma pada Gereja mula-mula dengan PRIMUS INTER PARES-nya bukan dikarenakan Roma sebagai Gereja Suksesi Rasul Petrus namun lebih dikarenakan karena ROMA adalah Pusat Pemerintahan dunia masa lampau, Dan Pusat pemerintahan sekaligus Pusat Gereja pernah dipindahkan oleh Kaisar Konstantinus Agung ke KONSTANTINOPEL, walaupun dengan penuh keangkuhan Gereja Roma tetap pada pendiriannya, walaupun tanpa dasar yang kuat untuk mempertahankan Pendapatnya.

Walaupun dengan bukti Surat Apostolik Rasul Petrus yang menyatakan bahwa RASUL PETRUS bukanlah Uskup agung pertama Roma, namun masih saja ada pihak Roma Katholik dengan alasan Mayat Petrus ada di bawah Gereja di Roma, maka Gereja Romalah yang dimaksud oleh ayat Batu Karang di Injil Matius.

Matius 16 :18
Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.

Katholik Roma mengartikan ini secara harafiah bahwa di atas mayat Petrus berdiri Gereja, dan nama Gerejanya Katholik Roma.
pada konteks di Injil Matius dikatakan YESUS AKAN MENDIRIKAN JEMAATNYA DI ATAS BATU KARANG PETRUS, yang kemudian diartikan ROMA KATHOLIK bahwa di atas Mayat Petruslah Yesus mendirikan Gerejanya (karena mereka tidak bisa membuktikan bahwa Petrus adalah Uskup Pertama Roma)

Lalu apakah Sebelum Petrus Mati, Gereja (persatuan orang percaya Kristus = jemaat) belum ada???

Kisah Para Rasul 9 : 31
Selama beberapa waktu jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. JEMAAT ITU DIBANGUN dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus

Jauh sebelum AJARAN Kristen sampai di ROMA, Gereja sudah dibangun, bahkan pertama kali Jemaat memproklamirkan dirinya sebagai GEREJA yang KRISTIANI di ANTIOKHIA bukan di ROMA…

Kisah Para Rasul 11 : 26
Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.

Terlalu Naif jika mengartikan kemudian GEREJA DI BANGUN di atas Mayat Petrus itulah yang disebut Gereja, jadi Jemaat yang dibangun sebelum PETRUS mati bukan disebut GEREJA / JEMAAT????

dan masalah BATU KARANG

GEREJA ORTHODOX penerus Ajaran Apostolik tidak musyrik dengan menggantikan KEUTAMAAN YESUS dengan KEUTAMAAN PETRUS….

1 Korintus 10 : 4
dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus.

Kami punya batu karang yang lebih hebat dari PETRUS yaitu KRISTUS, dan di atas KUBURAN YESUS berdiri sebuah GEREJA bernama YERUSALEM yang adalah BAGIAN dari Gereja ORTHODOX….
dan dengan Fakta demikian tidak membuat Orthodox mengkultuskan Keutamaan dimiliki oleh yerusalem yang memiliki makam Yesus, ataupun keutamaan milik Antiokhia yang uskup pertamanya Petrus, namun Gereja Orthodox lebih mengutamakan Persatuan tubuh Mistik Yesus Kristus.

dan kami tidak hanya punya satu batu karang sebagai dasar Iman kami, kami punya 12 batu dasar

wahyu 21 : 14
Dan tembok kota itu mempunyai dua belas batu dasar dan di atasnya tertulis kedua belas nama kedua belas rasul Anak Domba itu.

dan kami hanya punya 1 batu penjuru yaitu KRISTUS

Efesus 2 : 20
yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.

dan Kami tidak membeda2kan derajat 12 Rasul dan suksesi KEUSKUPANNYA

Matius 19 : 28
Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.

Dan kami tidak menjadikan SUKSESI ke 12 Rasul lebih tinggi yang satu dengan yang lainnya, bahkan tidak menyamakan HIRARKI GEREJA seperti HIRARKI PEMERINTAHAN, ada yang berkuasa dan ada yang di bawah

Lukas 22 : 24 – 26
Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka.
Yesus berkata kepada mereka: “Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.
Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.

SEKALI LAGI WALAUPUN BERSIKERAS ROMA MENYATAKAN DIRINYA GEREJA YANG PALING UTAMA, ROMA TIDAK BISA MEMBUKTIKAN BAHWA PETRUSLAH USKUP PERTAMA MEREKA….

Pandangan Santo Petrus sendiri tercatat dalam Apostolic Constitution mengenai pemilihan Linus sebagai Uskup Roma yang pertama. Petrus menuliskan:

“Sekarang mengenai para uskup yang telah diangkat selama hidup kita, kami memberi tahu kalian bahwa mereka adalah sebagai berikut: …
Untuk gereja di Roma, Linus putra Claudia adalah yang pertama, ditahbiskan oleh Paulus; dan Klemens, setelah Linus meninggal, sebagai yang kedua, ditahbiskan oleh aku, Petrus.”
Pernyataan Petrus ini dapat dipercaya karena Paulus tiba di Roma sebelum Petrus, dan karenanya Paulus berada dalam posisi yang lebih mungkin untuk mengangkat seorang Uskup.

Seorang penatua Gereja Apostolik, Ireneus, murid Polikarpus (lahir ± 130 M) dan kemudian Uskup Smyrna, juga memperkuat bukti penunjukan Linus. Ia menulis, “Setelah para Rasul yang Kudus mendirikan dan menata aturan Gereja (di Roma) mereka menyerahkan tugas-tugas kantor episkopal (keuskupan) kepada Linus. Linus yang sama disebutkan oleh Santo Paulus dalam suratnya kepada Timotius (2 Timotius 4:21). Penerusnya adalah Anakletus.” (Adversus Haereses, Buku III Pasal 3:3). Juga, “Para rasul, setelah mendirikan dan membangun Gereja di Roma, menyerahkan pelayanan yang berada di bawahnya kepada Linus. Inilah Linus yang disebutkan oleh Paulus dalam suratnya kepada Timotius.” (Irenaei Opera Libb. III. C.I.).

hanya bermodal jasad Petrus di bawah Gereja Vatikan, dan wafat di Roma, kemudian menjadikan mereka menamakan diri Gereja paling utama???????

Yerusalem punya makam KRISTUS, dan sejarah membuktikan Yesus wafat di Yerusalem namun Yerusalem tidak pernah angkuh menamakan diri mereka Gereja paling utama…..

dan belajarlah dari ANTIOKHIA walaupun mereka mempunyai bukti sejarah yang kuat dengan Suksesi Rasul Petrus mereka, dan bukti sejarah yang kuat bahwa Petrus adalah Uskup agung pertama mereka namun mereka tidak pernah angkuh menamakan diri mereka Gereja paling utama, dan lebih mengutamakan Persatuan Tubuh mistik Yesus Kristus.

Di dalam Alkitab sebenarnya dijelaskan secara jelas.
seperti kita tahu
Syarat sebuah Gereja Kristen adalah Ada Hirarki apostolik (Ignasius Antiokhia), dan seperti kita tahu bahwa Gereja Katholik sudah berdiri jauh sebelum Roma berdiri menjadi sebuah Kepatriarkhan

Kisah Para Rasul 11 : 26
Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.

atas nash ini dan beberapa surat apostolik Rasul Petrus Gereja Antiokhia menyatakan dirinya Hirarki Suksesi Apostolik St. Petrus.

dan masih banyak lagi bukti Alkitab

Acts 9:31
ai men oun “ekklhsiai kaq olhV” thV ioudaiaV kai galilaiaV kai samareiaV eicon eirhnhn oikodomoumenai kai poreuomenai tw fobw tou kuriou kai th paraklhsei tou agiou pneumatoV eplhqunonto

Kis 9:31
Selama beberapa waktu Gereja Katolik di Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus.

Gereja Katolik=ekklhsiai kaq olhV= Ekklesia Katha Holos
Tambahkan keterangan gambar
Acts 9:31
ai men oun “ekklhsiai kaq olhV” thV ioudaiaV kai galilaiaV kai samareiaV eicon eirhnhn oikodomoumenai kai poreuomenai tw fobw tou kuriou kai th paraklhsei tou agiou pneumatoV eplhqunonto

Kis 9:31
Selama beberapa waktu Gereja Katolik di Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus.

Gereja Katolik=ekklhsiai kaq olhV= Ekklesia Katha Holos

Jadi sebelum di Roma berdiri sebuah Gereja. sudah berdiri Gereja Katholik yang jelas berhirarki, dan kita tahu pemimpinnya adalah Petrus. dan tempat Petrus pertama kali berkarya adalah di Antiokhia. dan Musyawarah / konsili / mukatamar antar para rasul pun sudah diadakan di antiokhia menanggapi Kesalahan Rasul Petrus. (membuktikan seorang Petrus pun bisa salah, tidak berlaku yang namanya Infalibilitas Paus)

Galatia 2 : 11
Tetapi waktu Kefas datang ke Antiokhia, aku berterang-terang menentangnya, sebab ia salah.

Catatan ini dibuat demi Persatuan Gereja dengan menghilangkan Pemikiran yang angkuh dari Gereja yang kita cintai
We Shalom Aleikhem Be Shem Ha Masiakh
Pax Christi Vobiscum

By : […..kami edit]
Mohon Tanggapanya mengenai tulisan ini..
Thx..^^

[Dari Katolisitas: pesan berikut di satukan karena masih satu topik]

Syalom Katolisitas saya seorang Khatolik Roma…saya menemukan kata2 ini dari Persatuan Gereja Orthodox Indonesia di facebook..

“Kami mencari solusi dan berdoa supaya kita kembali ke masa dimana kita masih bersatu, kita berbicara hal yang sama dan tidak ada perpecahan di antara kita.”
“Para orang Latin tidak hanya skismatik tapi bidaah. kami tidak terpisah dari mereka karena alasan lain selain fakta bahwa mereka adalah bidah. Inilah sebabnya mengapa kita harus tidak bersatu dengan mereka kecuali mereka menolak tambahan filioque dari Pengakuan Iman dan mengakui kredo seperti yang kita lakukan.”
“Tidak mungkin ada perdamaian tanpa menghentikan penyebab perpecahan yaitu keutamaan Paus yang meninggikan dirinya setara dengan Allah.”
St. Markus dari Efesus

yang ingin saya tanyakan
1. Bagaimana kita menanggapi tulisan ini yg notabene berasal dari Bapa Gereja sendiri?
2. Bagaimana keotentikan tulisan tersebut?

Tulisan seperti ini sangat menggoncang iman saya sebagai seorang Khatolik Roma.
Mohon penjelasannya…Gbu..
Jerry

Jawaban:

Shalom Jerry,

1. Gereja Roma sebagai Primus Inter Pares (first among equals)

Keutamaan keuskupan Roma tidak terpisah dari kenyataan bahwa Rasul Petrus dan Paulus mendirikan Gereja di Roma untuk menjangkau umat di seluruh dunia. Para rasul itu pada mulanya berkarya di Yerusalem, kemudian menyebar di daerah Yudea, dan kemudian Rasul Petrus dan Paulus ke Roma, yang dianggap sebagai pusat dunia pada saat itu, untuk menyebarkan pesan Injil ke seluruh ujung bumi. Tahapan ini adalah sesuai dengan pesan Yesus sendiri, yang dicatat dalam Kis 1: 8. Jadi memang benar bahwa pengikut Kristus pertama kali disebut Kristen di Antiokhia, namun demikian Antiokhia bukanlah lalu menjadi yang utama, karena para rasul kemudian masih menuju Roma, yang menjadi pusat dunia saat itu, demi memenuhi kehendak Kristus untuk mendirikan Gereja-Nya di sana.

Maka kepemimpinan Gereja di dunia sejak kenaikan Kristus ke surga ada pada Rasul Petrus, yang kepada-Nya Kristus telah mendirikan Gereja-Nya (Mat 16:18), yang kemudian dilanjutkan oleh para penerusnya, karena Kristus menghendaki Gereja-Nya untuk bertahan sampai akhir jaman (lih. Mat 28:19-20). Maka keutamaan Gereja Roma, berhubungan dengan kepemimpinan para penerus rasul Petrus ini dalam keuskupan Roma. Bahwa Kaisar Konstantin mempunyai pengaruh dalam meluaskan agama Kristiani, melalui Edict of Milan (313), itu benar, namun hal ini tidak dengan serta merta menjadikannya sebagai pemimpin Gereja. Kepemimpinan Gereja tetap dipegang oleh para penerus rasul Petrus ini. Sejarah sendiri mencatat kepemimpinan para Paus (penerus Rasul Petrus) sebelum Kaisar Konstantin naik tahta di awal abad ke-4.

Bahwa pada tahun 325, Kaisar Konstantin mempunyai inisiatif diadakannya Konsili Nicea, itu benar, namun motif utamanya bukan motif religius, melainkan untuk menciptakan keamanan, karena pada saat itu timbul berbagai kekacauan yang disebabkan oleh para pendukung ajaran sesat Arianism. Dalam konsili tersebut, yang meluruskan doktrin Gereja dan mengecam ajaran sesat adalah para uskup (yang adalah para pemimpin Gereja) dan bukan Kaisar Konstantin. Dengan demikian, walaupun kemudian Kaisar Konstantin memindahkan ibukota ke Konstantinopel, hal ini tidak mengubah kepemimpinan Gereja, ataupun keutamaan Gereja Roma yang menjadi keuskupan “yang utama dari keuskupan lainnnya”, karena Kaisar Konstantin bukan pemimpin Gereja. Silakan membaca dalam point berikut ini, untuk memahami bahwa keutamaan Gereja Roma tidak ada kaitannya dengan Kaisar Konstantin ataupun pada fakta semata bahwa Roma adalah pusat pemerintahan dunia di masa lampau.

2. Apostolic Constitutions dan St. Irenaeus mengatakan bahwa Linus adalah Paus yang pertama?

a. Apostolic Constitutions

Tulisan yang dikutip Jerry di atas mengutip Apostolic Constitutions yang menyatakan bahwa seolah Rasul Petrus sendiri menuliskan bahwa Linus adalah Paus yang pertama, yang ditahbiskan oleh Rasul Paulus. Namun hal ini tidak benar, karena Apostolic Constitutions tersebut baru dikenal pada abad ke-4, dengan sebutan koleksi Pseudo- Apostle, artinya tulisan yang diatributkan kepada para rasul, padahal bukan tulisan asli mereka (oleh karena itu disebut ‘pseudo‘). Konsili di Trullo tahun 692 menolak karya Apostolic Constitutions ini, dan menyebutnya sebagai karya interpolasi dari para pengajar sesat. Silakan membaca selengkapnya tentang hal ini, di link ini, silakan klik.

Jadi karena tulisan Apostolic Constitutions itu tidak asli dari para rasul, maka klaim di atas tentang Linus sebagai Paus pertama, tidak mempunyai dasar yang kuat. Sedangkan, klaim Gereja Katolik tentang keutamaan Rasul Petrus dan Gereja Roma mengambil dasar dari tulisan- tulisan yang lebih awal, seperti dari St. Irenaeus, dan beberapa tulisan otentik dan bersejarah lainnya di abad 2- 4:

b. St. Irenaeus (180):

Tulisan St. Irenaeus yang dikutip oleh Jerry, juga menjadi salah satu referensi bagi klaim Gereja Katolik. Adalah lebih baik jika tulisan St. Irenaeus tersebut dikutip dengan lebih lengkap, yaitu dengan melihat beberapa kalimat sebelumnya, yang mengatakan demikian:

“Tradisi diperoleh dari para rasul, dari Gereja yang sangat besar, sangat kuno/ ancient, sangat luas dikenal, yang didirikan dan diatur di Roma oleh kedua rasul yang sangat mulia, Petrus dan Paulus …. Lalu, setelah para rasul yang terberkati [Petrus dan Paulus] mendirikan dan membangun Gereja [di Roma], mereka menyerahkan jabatan episkopal/ keuskupan kepada Linus. ((Adversus Haereses 3:3:2-3, dalam ANF 1:415-16))

Maka dari tulisan ini diketahui bahwa Linus menerima jabatan keuskupan dari kedua rasul yang mendirikan Gereja di Roma, yaitu Petrus dan Paulus. Maka jabatan Linus tidak dapat dikatakan sebagai yang pertama, terlepas dari kedua Rasul [Petrus dan Paulus] yang mendirikan Gereja di Roma. Kita mengetahui bahwa jabatan yang diturunkan artinya adalah jabatan yang tadinya dipegang oleh pendahulunya.

c. Tertullian (160-225)

“Bergabunglah dengan Gereja- gereja para rasul, di mana kursi (cathedrae) Rasul masih ada; di mana tulisan-tulisan mereka yang otentik dibacakan…. Jika kamu ada di dekat Italia, kamu mempunyai Roma, yang dari mana otoritas kami berasal. Betapa bahagianya Gereja itu, yang kepadanya para Rasul menumpahkan darah mereka, Petrus menjalani kisah sengsara seperti Tuhan kita [disalibkan] dan Paulus dimahkotai dengan mati dipenggal seperti Yohanes Pembaptis.” ((The Demurrer against the Heretics 32, 1, in Jurgens, Faith of the Early Fathers 1: 122))

d. Cyprian dari Carthage (225)

“Dan meskipun kepada semua rasul, setelah kebangkitan-Nya, Ia memberikan kuasa yang sama, dan mengatakan, “Seperti Bapa telah mengutus Aku, demikian Aku mengutus kamu…. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada,”(Yoh 20:21-23) namun Ia telah mendirikan satu kursi kepemimpinan. Bahwa Ia mendirikan kesatuan, Ia mendirikan dengan kuasa-Nya asal dari kesatuan itu…. Tanpa ragu para rasul yang lain adalah seperti Petrus, tetapi keutamaan telah diberikan kepada Petrus, dan telah dibuat menjadi jelas bahwa hanya ada satu Gereja, dan satu kursi kepemimpinan. Demikian bahkan jika mereka adalah para gembala, kami menunjukkan bahwa [hanya ada] satu kawanan yang harus diberi makan oleh semua rasul dalam kebersamaan. Jika seseorang tidak memegang kesatuan dengan Petrus, apakah ia membayangkan bahwa ia masih memegang iman? Jika ia menolak kepemimpinan Petrus, yang atasnya Gereja didirikan, dapatkah ia yakin bahwa ia ada di dalam Gereja?” ((St. Cyprian, The Unity of the Catholic Church, 4))

e. Eusebius (260-340)

“Tahun kedua dari duaratus lima olympiad: Rasul Petrus, setelah mendirikan Gereja di Antiokhia, dikirim ke Roma, di mana ia tinggal sebagai uskup di kota tersebut, berkhotbah selama dua puluh lima tahun… Tahun ketiga dari dua ratus lima olympiad: Markus Penginjil, interpreter Rasul Petrus mengabarkan Kristus ke Mesir dan Alexandria…. Tahun keempat dari duaratus sebelas olympiad: Nero adalah yang pertama… mengadakan penganiayaan umat Kristen, yang karenanya Petrus dan Paulus wafat dengan mulia di Roma.” ((Eusebius, The Chronicle 42, 43, 68, Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1: 291))

“Paulus memberi kesaksian bahwa… Linus, yang disebutnya dalam Surat kedua dari Timotius sebagai rekannya di Roma, adalah penerus Rasul Petrus dalam keuskupan Gereja di sana… Clement juga, yang ditunjuk sebagai uskup ketiga di Roma, adalah seperti kesaksian Paulus, adalah rekan sekerja dan kawan prajurit.” ((Eusebius, Church History 3:4:9-10)).

f. Paus St. Damasus I (304- 384)

Rasul Paulus yang terberkati… dimahkotai dengan kematian yang agung bersama dengan Petrus di kota Roma pada jaman Kaisar Nero… keduanya sama-sama mengkonsekrasikan Gereja Roma kepada Kristus Tuhan; dan dengan kehadiran mereka dan dengan kemenangan yang mereka capai di barisan terdepan mengatasi semua yang lain di semua kota di dunia. Oleh karena itu, keuskupan/ tahta suci yang utama adalah yang dipimpin Rasul Petrus di Gereja Roma, yang tidak mempunyai noda, atau cacat atau apapun yang sejenisnya.” ((St. Damasus I, Decree of Damasus, 3, 382, dalam Jurgens, Faith of the Early Fathers 1:406))

Silakan untuk membaca lebih lanjut tentang hal ini dalam artikel Keutamaan Petrus:

3. Gereja Katolik mengartikan Mat 16:18: sebagai: di atas mayat Petruslah Yesus mendirikan Gereja-Nya?

Ini adalah kesalahpahaman yang sangat besar. Gereja Katolik tidak pernah mengajarkan demikian, tidak ada satupun dokumen Gereja Katolik yang mengartikan Gereja hanya sebagai bangunan saja yang dibangun atas jenazah Petrus. Silakan anda membaca terlebih dahulu artikel seri tentang keutamaan Petrus di situs ini (sementara ini baru bagian 1 sampai ke-5, silakan klik di link yang tertera di atas) dan anda akan mengetahui bahwa Gereja Katolik tidak mengartikan Mat 16:18 secara sempit seperti itu. Tentu saja Gereja (jemaat, ekklesia) sudah lahir secara resmi pada hari Pentakosta, dan setelah itu Gereja berkembang dari Yudea, Galilea, Samaria, akhirnya sampai ke Roma untuk sampai ke ujung bumi (lih. Kis 1:8; 9:31)

4. Gereja Katolik mengganti keutamaan Yesus dengan keutamaan Petrus, dengan mengartikan ‘batu karang’ (dalam Mat 16:18) tersebut sebagai Rasul Petrus?

Ini juga tuduhan yang tidak berdasar. Tentang hal ini sudah dibahas panjang lebar di sini, silakan klik, terutama pada point ke- 4 dan 5.

Maka jika seseorang menolak “batu karang” (Rasul Petrus) dalam Mat 16:18, sesungguhnya ia menolak penetapan yang diberikan oleh Kristus sendiri, sebab Kristus telah mengatakan bahwa Ia mendirikan Gereja-Nya atas Petrus yang artinya “batu karang”. Adapun sebutan Petrus sebagai batu karang ini tidak terpisah dari Kristus sebagai Sang Batu Karang, seperti halnya kita para murid-Nya disebut sebagai terang dunia (Mat 5:14), tidak terlepas dari Kristus yang adalah Sang Terang Dunia (Yoh 9:5). Demikian hendaknya kita mengartikan ayat yang menyebutkan bahwa Yesus adalah dasar Gereja (1 Kor 3:11) tidak bertentangan dengan ayat Why 21:14 dan Ef 2:20, yang mengatakan bahwa dasar Gereja adalah para rasul, karena para rasulpun mendasari ajaran mereka pada ajaran Kristus. Demikian pula, keutamaan Kristus tidak untuk dipertentangkan dengan keutamaan Petrus, karena Petrus menerima kepemimpinan atas Gereja-Nya dari Kristus sendiri; sebab adalah fakta bahwa hanya kepada Petrus-lah (tidak kepada rasul lainnnya) Kristus mengatakan akan mendirikan Gereja-Nya (Mat 16:18).

5. Gereja Antiokhia lebih utama dari Gereja Roma menurut Kis 11:26?

Walaupun di Kis 11:26 dikatakan bahwa di Antiokhialah murid- murid Kristus tersebut pertama kalinya disebut Kristen, namun hal itu tidak berarti bahwa Gereja Antiokhia menjadi Gereja yang utama. Keutamaan Roma berkaitan dengan keutamaan Rasul Petrus sebagai pemimpin para rasul, yang bersama- sama dengan Rasul Paulus mendirikan Gereja di Roma yang menjadi pusat dunia pada saat itu, untuk memenuhi kehendak Yesus untuk menyebarluaskan pesan Injil ke seluruh ujung bumi (lih. Kis 1:8).

6. Rasul Paulus menentang Rasul Petrus?

Contoh yang sering diajukan untuk menyanggah infalibilitas Petrus adalah kisah Paulus yang pernah menentang Rasul Petrus karena kesalahannya (Gal 2: 11-14). Namun yang salah di sini bukanlah ajaran Petrus, tetapi sikapnya yang tidak konsisten dalam menerapkan keputusan Konsili Yerusalem perihal menyikapi kesamaan kedudukan umat yang bersunat dan tidak bersunat. Maka hal ini bukan bukti yang menentang infalibilitas Paus. Sebab sebagai manusia, Petrus dan para penerusnya (Paus) bisa salah, namun yang tidak bisa salah di sini hanya ketika ia sedang menjalankan perannya sebagai Petrus, pemimpin Gereja, pada saat ia mengumumkan ajaran iman dan moral secara definitif yang berlaku untuk seluruh Gereja.

Maka, karisma infalibilitas ini tidak berlaku dalam segala hal, namun hanya dalam hal iman dan moral, yaitu pada saat mereka mengajarkan dengan tindakan definitif, seperti yang tercantum dalam Dogma dan doktrin resmi Gereja Katolik. Maksud infalibilitas di sini adalah Yesus memberikan kuasa kepada Petrus dan para penerusnya untuk memberikan pengajaran yang tidak mungkin salah dalam hal iman dan moral, yang merupakan ketentuan yang ‘mengikat’ manusia di dunia dan kelak diperhitungkan di sorga (lih. Mat 16:19).

7. Gereja Katolik bidaah, karena mengajarkan “filioque”?

Tuduhan yang semacam ini adalah tuduhan yang patut disayangkan karena kemungkinan besar, orang yang mengatakannya tidak sepenuhnya memahami ajaran Gereja Katolik. Tentang ‘filioque’ sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.

8. Pernyataan St. Markus dari Efesus yang menentang Paus

Tulisan di atas mengutip pernyataan St. Markus dari Efesus, “Tidak mungkin ada perdamaian tanpa menghentikan penyebab perpecahan yaitu keutamaan Paus yang meninggikan dirinya setara dengan Allah.

Pertama- tama, harus dipahami terlebih dahulu, bahwa “St. Markus dari Efesus” ini tidak sama dengan St. Markus pengarang Injil. Markus dari Efesus dianggap sebagai santo oleh gereja Orthodox (namun ia tidak diakui sebagai santo oleh Gereja Katolik). Markus dari Efesus menolak dengan keras istilah ‘filioque’, dan menolak keutamaan Paus. Markus dari Efesus adalah satu- satunya uskup gereja Timur yang menolak untuk menandatangani hasil konsili Florence (1439) yang mengusahakan kesatuan kembali antara gereja Orthodox dengan Gereja Katolik.

Tulisan Markus dari Efesus ini tidak dapat dikatagorikan sebagai tulisan Bapa Gereja yang tergabung dalam Tradisi Suci, pertama- tama karena isinya yang tidak sesuai dengan keseluruhan Tradisi Suci yang diajarkan oleh para rasul dan Magisterium Gereja Katolik. Maka walaupun tulisan tersebut otentik, namun ini tidak dijadikan pegangan oleh Gereja Katolik, karena tidak sesuai dengan apa yang telah berabad- abad diajarkan oleh para rasul dan para Bapa Gereja yang lainnya. Jika Magisterium mempunyai wewenang untuk meluruskan ajaran Bapa Gereja yang dalam kesatuan penuh dengan Gereja Katolik, apalagi tulisan Markus dari Efesus ini, yang jelas tidak dalam kesatuan penuh dengan ajaran Gereja Katolik. Sebab tidak benarlah pernyataannya yang mengatakan bahwa Paus meninggikan dirinya setara dengan Allah. Tidak ada satupun dokumen pengajaran Gereja Katolik yang menyatakan demikian, sehingga pernyataan Markus ini hanya merupakan pandangan/ pendapat pribadinya dan tidak didukung oleh fakta tentang ajaran Gereja Katolik yang sesungguhnya. Salah satu title Paus yang resmi digunakan oleh Gereja Katolik adalah “Pelayan dari semua pelayan Tuhan” (Servant of the Servants of God- Servus servorum Dei), dan sungguh, ini bertentangan dengan anggapan Markus dari Efesus.

Demikianlah Jerry, yang dapat saya tuliskan menanggapi pertanyaan anda. Mari kita sadari bahwa Gereja Katolik mempunyai dasar yang kuat dalam menentukan ajaran- ajarannya, sehingga kita tidak perlu menjadi ragu atau terpengaruh oleh tulisan- tulisan yang memojokkan Gereja Katolik.

14 COMMENTS

  1. Salam Damai…
    Awalnya Gereja berasal dari Betlehem, Yudea, dan sekitarnya. Namun mengapa pada saat ini central Gereja Katolik justru ada di Vatikan? Padahal tentara Roma (khususnya zaman Saulus) dahulu yang menumpas para pengikut Kristus. Mohon penjelasan. Terima Kasih.

    [Dari Katolisitas: Silakan untuk membaca jawaban di atas terlebih dahulu, silakan klik]

  2. Dear Pengasuh Katolisitas,
    Salam damai. Saya juga seorang Katolik, mau menambahkan penjelasan pada nomor 6. Rasul Paulus menentang Rasul Petrus? Intinya Petrus dan Kephas/Chepas dalam Galatia 2 di atas adalah orang yang berbeda. Jawaban sbb:

    Berikut adalah ringkasan kesimpulan yang dibuat Rm. Pujol, SJ tentang analisa teks Perjanjian Baru:

    1. Yoh. 1:42 – Teks Yohanes 1:42 di mana Kristus memanggil “Simon, anak Yohanes, dengan sebutan “Cephas” (yang diinterpretasikan sebagai ‘Petrus’)” tidak mungkin dapat diketahui oleh orang-orang Yunani (yang telah memeluk agama Kristen) yang berasal dari Antiokhia dan Korintus pada masa beredarnya Surat-surat Paulus. Orang-orang Yunani hanya mengenal nama “Petrus” yang merujuk kepada Kepala para Rasul.
    2. Gal. 1:18 – adanya kesalahan teknis penyalinan sehingga mengakibatkan munculnya nama “Cephas” yang seringkali menggantikan nama “Petrus”.
    3. Gal. 2:7-14 –ujian kritis menunjukkan bahwa rujukan kepada Petrus dan Cephas harus dipahami sebagai cara membedakan Petrus dari Chepas. Jika mereka adalah dua orang yang sama, mengapa Paulus merujuk Petrus dalam 2 tempat dan di lain pihak Paulus juga merujuk Cephas dalam 3 tempat yang berbeda? Oleh sebab itu ketidak-konsistenan di sini menunjukkan sesuatu yang tidak masuk akal.
    4. Selain itu, dalam Galatia. 2:9, kita mendapatkan contoh lain pembacan teks Injil yang tidak ada. Ini adalah suatu asumsi nyata bahwa untuk mengidentifikasi “Yakobus, Cephas, dan Yohanes” yang disebutkan di sana akan menjadi Rasul Petrus, Yakobus dan Yohanes. Sebaliknya, Yakobus, Cephas dan Yohanes bersama yang lain sedang berhadapan dengan orang-orang Yahudi dari Yerusalem dimana Paulus sangat menentang mereka.
    5. 1 Cor. 3:21 dan 9:5 – Cephas jelas berada di bawah peringkat para Rasul.
    6. Tidak juga di Korintus. 15:5 membuktikan bahwa Cephas adalah Rasul Petrus karena teks ini justru mengimplikasikan adanya perbedaan diantara mereka, karena Cephas dibedakan dari Daftar Dua Belas Para Rasul. Lalu siapa Cephas itu sesungguhnya ? Rm. Pujol, SJ setuju dengan beberapa kritik yang meyakini bahwa Cephas kemungkinan adalah salah satu dari dua murid dimana Yesus menampakkan diri sesaat setelah Kebangkitan-Nya. Kita tahu bahwa Cleophas adalah salah satu dari dua murid dimana Kristus muncul setelah Kebangkitan. Mengapa tidak orang lain saja yang bernama Cephas? Hal ini tentunya akan menjadi petunjuk yang menjelaskan orang-orang beriman ketika berkumpul di Yerusalem sehingga si Cephas ini menjadi lawan berat dan “pemimpin partai kaum Yahudi” yang menyebabkan keributan di Korintus dan Antiokhia.
    7. Orang-orang yang berpendapat adanya dua identitas berbeda antara Cephas dan Rasul Petrus tentu akan bersikap biasa-biasa saja ketika Paulus dengan percaya diri memarahi si Cephas waktu mereka di Antiokia setelah Konsili Yerusalem. Perselisihan antara Santo Paulus dan Cephas di Antiokhia berlangsung sebelum mulainya Konsili Yerusalem. Lebih lanjut perlu diketahui, adalah TIDAK MASUK AKAL bagi para Rasul yang menghadiri Konsili Yerusalem untuk bertindak diluar sifat-sifat mereka dengan memaksa orang lain yang masih berpegang pada adat Yahudi untuk meninggalkan kebiasaan Yahudinya setelah memeluk Kristen. Potret psikologis dari tokoh Cephas seperti yang digambarkan oleh St. Paulus TIDAK COCOK dengan PENGGAMBARAN KARAKTER dari St. PETRUS setelah PENTAKOSTA.

    Selain hal itu di atas, ada argumen yang dibuat oleh Rm. Pujol, SJ secara impresif yakni kesaksian seorang visioner stigmata terkenal yang bernama Theresa Neumann (wafat 1962). Dalam buku kecil tahun 1942 yang berjudul “The Passion Flower of Konnersreuth”, Rm. Frederick M. Lynk, S.V.D. membuat pengamatan dari salah satu penglihatan Theresa Neumann sbb:

    “Cephas yang dimaksud oleh Surat Paulus ke Galatia, yang kepadanya St. Paulus memarahi di depan wajahnya BUKANLAH PETRUS, Pangeran Para Rasul itu. Tidak ada disebutkan dalam tokoh terkemuka ini berdasarkan fakta kuno bahwa Cephas itu tenggelam di laut saat menjalankan misinya dan oleh karena itu timbul pendapat bahwa dia tidak berbuat apa-apa dalam usahanya menyebarkan ajaran Kristen atau adanya catatan bahwa Cephas jatuh dari imannya”.

    lanjut di: http://ourunity.blogspot.com/2009/07/petrus-dan-kephas-dalam-galatia-27-14.html

    • Shalom Leonard,

      Jika kita membaca artikel- artikel semacam itu dalam Theologi (seperti yang dituliskan oleh Rm Pujol SJ) kita harus melihatnya sebagai pandangan seorang (atau beberapa orang) Teolog yang sifatnya masih hipotesa, dan belum pasti demikian. Sebab ada banyak pokok pikiran yang tertuang di sana disusun atas asumsi sang teolog, atau pandangan pribadi sang Teolog, walaupun tentu ada dasarnya. Jadi, kita memang dapat melihat artikel tersebut sebagai salah satu pandangan, tetapi tidak dapat dikatakan pasti demikian.

      Dengan prinsip ini, maka apakah Petrus dan Kefas dalam Galatia 2 adalah orang yang sama atau berbeda, sebenarnya tidak menjadi masalah. Kalau keduanya tidak mengacu kepada orang yang sama (jika Kefas di sana bukan Rasul Petrus), tentu masalah ‘Paulus menegur Kefas’ menjadi hal yang biasa saja. Tetapi jika ternyata Kefas di sana mengacu kepada Rasul Petrus sekalipun, itu juga bukan sesuatu yang ‘mengguncang’ iman kita sebagai umat Katolik. Mengapa? Sebab yang disebutkan disana adalah kelemahan Rasul Petrus sebagai manusia dalam melaksanakan ketentuan, dan bukannya kesalahan ajaran Petrus secara definitif sebagai pemimpin Gereja pada saat itu. Sedangkan hal infalibilitas yang diajarkan oleh Gereja Katolik itu hanya berlaku dalam kondisi 1) Petrus (dan penerusnya) mengumumkan ajaran iman dan moral secara definitif, 2) dalam kapasitasnya sebagai Petrus (pemimpin tertinggi Gereja),3) yang berlaku untuk seluruh Gereja secara universal. Jadi infalibilitas tidak untuk dihubungkan dengan Rasul Petrus/ Paus secara pribadi, yang tetap manusia dan tetap mempunyai kelemahan sebagai manusia. Selanjutnya tentang infalibilitas, silakan klik di sini.

      Semoga dapat dipahami.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

      • Dear Bu Ingrid,

        Terima kasih atas komennya. Setuju, itu baru hipotesa tetapi hipotesa juga bagian dari tesis yang perlu kita pertimbangkan. Ajaran-ajaran St.Thomas Aquinasi dalam Summa Theologica banyak memuat hipotesis khususnya hubungan antara ekposisi akal budi dan iman. Dan pada akhirnya Gereja percaya pada ajaran2 Thomas Aquinas sebagai deposit of faith, meski Thomas Aquinas tidak percaya kepada Immaculate Conception. So kembali ke masalah “pertukaran” antara Petrus dan Khepas dalam kitab PB juga tidak luput dari perhatian para scholar. Please cek juga masalah ini di http://journalofbiblicalstudies.org/issue8/Cephas.pdf
        Maksud saya adalah, bahwa katolisitas sbg website yang sangat bagus dalam apologia juga perlu mempertimbangkan perspektif lain dari berbagai tulisan2 para scholar untuk memperkaya hasanah deposit of faith ajaran katolik kita shg tidak melulu mengambil sumber ajaran dari Magisterium. Demikian. Terima kasih atas karya2 web site ini. Saya dukung terus dalam doa.

        trims

        Leo

        • Shalom Leonard,

          Pada dasarnya, sepanjang Magisterium Gereja Katolik belum menetapkan sesuatu sebagai pengajaran iman, maka para Teolog boleh memegang suatu pandangan tertentu. Tak terkecuali dalam hal pandangan apakah Kefas yang disebut dalam Galatia 2 ini adalah Rasul Petrus. Maka, silakan saja, jika anda setuju dengan yang disampaikan oleh Rm. Pujol SJ. Kami tidak bermaksud melarangnya. Kami di sini hanya menyampaikan suatu pandangan yang umum (yang diketahui oleh umat Katolik dan non- Katolik), bahkan jika pada Kefas dan Petrus pada Gal 2 dianggap ‘sama’ sekalipun, tidak memberikan pengaruh apapun terhadap pengajaran iman kita.

          Ya, kami di katolisitas terbuka untuk masukan- masukan, juga dari para scholar. Terima kasih atas masukan anda. Namun janganlah mensejajarkan hal Kefas- Petrus ini dengan hal St. Thomas Aquinas yang tidak menyetujui Immaculate Conception. Sebab konteksnya berbeda, berikut ini adalah kisahnya, buat masukan anda juga (ini saya kutip dari jawaban saya di artikel ini, silakan klik):

          3. Ajaran St. Thomas Aquinas (1224-1274), yang tidak mendukung ajaran Bunda Maria dikandung tanpa noda (Immaculate Conception).

          Umumnya saudara/i kita yang Protestan mengambil contoh ini dan mengatakan bagaimana seseorang yang dinobatkan sebagai Santo (orang kudus) dapat menentang ajaran Gereja Katolik yang ditetapkan dalam konstitusi dogmatik tahun 1854? (Apalagi St. Thomas Aquinas adalah seorang teolog yang sangat handal dalam menjelaskan pokok-pokok iman Kristiani, melalui bukunya Summa Theology). Mereka bertanya demikian, karena tidak memahami, bahwa sebelum Gereja Katolik mengeluarkan suatu dogma tertentu secara definitif, memang para teolog dapat saja mengutarakan pandangannya tentang hal tersebut. Namun demikian, setelah Magisterium mengumumkan suatu ajaran secara definitif, maka semua umat Katolik harus menerimanya. Maka jika St. Thomas Aquinas masih hidup di dunia sampai tahun 1900, tentu St. Thomas juga akan tunduk kepada pengajaran Magisterium.

          Lagipula yang dipermasalahkan dalam bukunya Summa Theologica III, q. 27, a. 2, yang dipermasalahkan oleh St. Thomas adalah: Apakah Bunda Maria dikuduskan sebelum ‘animation’/ conception atau sesudahnya. Maka, nampaknya, diskusi di sini adalah mengenai kapankah tepatnya Bunda Maria dijadikan tidak bernoda sejak di dalam kandungan oleh Allah? Karena St. Thomas Aquinas tidak meragukan bahwa oleh rahmat Allah yang khusus diberikan kepada Bunda Maria, maka sejak dalam kandungan Maria dikuduskan oleh Allah. Selanjutnya, jika anda tertarik untuk membaca lebih lanjut tentang topik ini, silakan membaca jawaban kami di sini, silakan klik, karena sudah dibahas di sana.

          Saya ingin pula mengutip akan ketaatan St. Thomas Aquinas kepada Magisterium Gereja Katolik, sebab ia menyerahkan keputusan kepada Gereja untuk menyikapi semua ajaran yang dituliskannya. Kutipan perkataannya sesaat sebelum wafatnya, ketika ia menerima Sakramen Perminyakan suci, dan ketika Viaticum suci diberikan kepadanya, adalah sebagai berikut:

          “If in this world there be any knowledge of this sacrament stronger than that of faith, I wish now to use it in affirming that I firmly believe and know as certain that Jesus Christ, True God and True Man, Son of God and Son of the Virgin Mary, is in this Sacrament . . . I receive Thee, the price of my redemption, for Whose love I have watched, studied, and laboured. Thee have I preached; Thee have I taught. Never have I said anything against Thee: if anything was not well said, that is to be attributed to my ignorance. Neither do I wish to be obstinate in my opinions, but if I have written anything erroneous concerning this sacrament or other matters, I submit all to the judgment and correction of the Holy Roman Church, in whose obedience I now pass from this life.” (terjemahan yang dicetak tebal: … tetapi jika saya telah menuliskan apapun yang salah tentang sakramen ini atau hal- hal lainnya, saya menyerahkan semua kepada penilaian dan koreksi dari Gereja Roma yang kudus, yang di dalam kepatuhan kepadanya sekarang saya beralih dari kehidupan ini).

          Kerendahan hati St. Thomas layak menjadi teladan bagi umat Katolik, jika kita ingin tunduk pada kehendak Kristus yang menginginkan agar semua murid-Nya bersatu (lih. Yoh 17:20-21), di dalam Gereja yang didirikan-Nya di atas Rasul Petrus, sampai akhir jaman.

          Demikian yang dapat saya tuliskan sehubungan dengan pernyataan anda.

          Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
          Ingrid Listiati- katolisitas.org

          • Dear Bu Indri [dari Katolisitas: mungkin maksud anda, Ingrid]

            Siiplah kalau begitu. Terima kasih atas penjelasan immaculate conception-nya Thomas Aquinas. Tetapi itu bukan poin saya dan saya tidak bicarakan secara head to head Immaculate Conception versi Thomas Aquinas dengan Kephas/Petrus. Poin saya adalah tentang istilah hipotesis yang telah Ibu angkat sebagai wacana di sini. Sekali lagi, intinya bahwa sudut pandang saya dalam menjawab masalah Petrus yang “dimarahi” Paulus perlu ditambahkan penjelasan dari sumber lain supaya tidak melulu keluar jawaban normatif, meskipun jawaban normatif tetaplah penting karena ini adalah jawaban primer yang bersumber dari Magisterium/Dokumen resmi Gereja.

            Pun saya akui, hipotesis Petrus/Kephas belum tentu benar dan juga belum tentu salah. Tetapi hipotesis bahwa petrus dan kephas berbeda dalam Galatia 2 yang berasal dari sumber2 lain perlu diapresiasikan mengingat itu juga hasil penelitian/kajian dari teks-teks purba oleh para scholar, sama halnya Thomas Aquinas mengkaji summa theologica-nya. Dan kiranya ini pun bisa menjadi jawaban sekunder apabila ada pihak lain (Protestan dan Orthodox) yang selalu mem-faith-accompli itu atau sengaja menurunkan derajat Petrus dalam konteks tersebut. Begitu, bu.

            Semoga menjernihkan. Saya pun tetaplah orang awam yang masih terus belajar dari banyak sumber termasuk web site ini, yang menurut saya sangat bagus untuk katekisasi/apologia.

            Trims

            Leo

  3. Salam Damai Sejahtera

    Pak Johanes

    Gereja Roma Katolik adalah gereja yang didirikan oleh Tuhan Yesus yang tentunya akan tetap ada sampai di akhir zaman .

    Mohon tanya :
    Didalam kitab Wahyu ada 7 (tujuh) gereja akhir zaman yang dikunjungi oleh Tuhan Yesus.
    Mengapa gereja Roma tidak tercantum di dalamnya ?

    Salam
    Mac

    [dari katolisitas: bukankah anda telah bertanya tentang hal yang sama 15 bulan yang lalu di sini – silakan klik?]

  4. Trimakasih Katolisitas..jawaban2 yang diberikan Gereja Katolik sungguh berdasar,penuh kasih, dan menguatkan iman saya di Gereja Katolik Roma..saat saya membaca tulisan dari Katolisitas yang mewakili Gereja semesta, sungguh saya merasakan seperti saya kembali ke pangkuan seorang ibu yang mengajar anak2nya..ketika diluar banyak hal membuat saya terjatuh tapi senantiasa ibu tetap menolong saya dan mengembalikan saya ke pangkuannya dan saya tidak merasa sakit lagi karena terjatuh..begitu juga ketika banyak tulisan yang memojokkan Gereja, dengan tenang saya bisa kembali ke pada “sang ibu” Gereja Katolik yang oleh rahmat Allah Bapa,bersama Yesus Kristus Sang Firman yang kekal dan Penyertaan Roh Kudus selalu membimbing saya kepada kepenuhan kebenaran..Salam kasih dalam Kristus..^^

  5. Matius 16:13-20 memuat perikop tentang pengakuan St Petrus.
    Selanjutnya pada ayat 18 berbunyi:
    Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu dan alam maut tidak akan menguasainya.

    Komentar: Kalau bukan menunjukkan kepada pribadi St Petrus, maka kata kata Yesus dalam ayat 18 (terutama pada awal ayat: Engkau adalah Petrus) menjadi tidak berguna dan sia sia. Justru kata kata di awal ayat ini yang menandaskan dengan jelas bahwa jemaat Kristus akan berdiri di atas St Petrus dan menjadi kunci utama untuk melihat keseluruhan perikop Matius 16:13-2.. Kalau bukan di alamatkan kepada St Petrus, seharusnya Kristus cukup berkata : ayat 16: Di atas BATU KARANG (baca:Kristus), Aku akan mendirikan jemaatKu…dst… dan kata kata Yesus ini menjadi sangat kabur (tiba tiba tidak ada kaitan sebelumnya) kalau tidak dilekatkan dengan pribadi St Petrus.

    Doa:
    Semoga semua jemaat Kristen bersatu kembali dalam Yesus sebagai Batu Penjuru dalam bangunan Gereja yang berdiri di atas batu karang Petrus. Dengarlah doa dan kerinduan kami umatMu ya Tuhan agar semua muridMu bersatu sesuai dengan doa Kristus. Jangan jadikan kami sebagai pelaku pelaku perpecahan tetapi jadikan kami pelaku dan saksi dari persatuan umatMu. Amin

    • Gereja Yerusalem tempat Gereja lahir, Gereja Anthiokia tempat jemaat pertama di sebut Kristen tidak berani mengakui mereka sebagai Gereja Utama, karena mereka melihat dengan jelas Matius 16:13-20. Kalau mau mengikuti keegoisan mereka , bisa saja baik di Yerusalem maupun di Anthiokia mengaku ngaku sebagai Gereja Utama karena mereka di sebut sebut dalam Kitab Suci. Jemaat awal sangat mengerti kedudukan St Petrus, sehingga tidak ada alasan buat jemaat awal untuk TIDAK MENGAKUI “primat” St.Petrus. Sekaligus ini menjadi bukti nyata dan hidup, sekaligus penggenapan atas apa yang diucapkan oleh Yesus di Matius 16:18 , bahwa dimana Petrus berada di situ lah keutamaan Gereja berada.
      Pertanyaan selanjutnya adalah : “Mengapa Roma?” Jawabannya adalah : Ternyata Tuhan menghendakinya demikian(Jadilah kehendakMu di atas bumi seperti di dalam surga). Apakah daya kita untuk melawan kehendak Tuhan?
      Bagaimana dengan kita sekarang?

  6. Roma diberi gelar Primus Inter Pares Semata-mata dikarenakan Roma adalah Pusat Pemerintahan Kerajaan Roma yang menguasai sebagian besar wilayah di bumi…..

    [Dari Katolisitas: Pertanyaan selengkapnya dan jawabannya sudah ditayangkan di atas, silakan klik]

Comments are closed.