Kesaksian Iman oleh Pst Felix Supranto, SS.CC
Pada tanggal 09 Mei yang lalu aku kedatangan dua tamu. Tamu-tamu tersebut adalah seorang pria dan wanita yang masih muda. Pria itu berperawakan tegap dan wanitanya mengenakan penutup kepala karena rambutnya telah habis akibat efek kemoterapi. Ia baru saja menjalani operasi “angkat rahim”. Walaupun sehabis operasi, wanita itu tetap kelihatan tegar dan masih bisa bekerja karena telah menemukan Tuhan dan cinta sebagai kekuatannya. Ketika ia sakit, ia bermimpi bertemu dengan seorang pria berambut gondrong, berjanggut lebat, dan dadanya bersinar. Pria gondrong itu mengatakan kepadanya: “Aku akan menyembuhkan engkau”. Ia bertanya kepada pria, yang bersama-sama datang kepadaku itu, tentang siapa pria gondrong dan berjanggut tersebut. Pria tersebut mengenal orang yang dimaksud wanita itu karena ia beragama Katolik. Ia mengatakan bahwa Ia adalah Tuhan Yesus Kristus. Wanita itu kemudian selalu mengikuti Misa Kudus dan mendengarkan Oase Rohani Katolik di Radio Cakrawala untuk mengetahui iman Katolik. Aku membaptisnya karena ia telah mengalami Tuhan secara pribadi.
Wanita itu kini akan menikah dengan pria tersebut. Pria tersebut memiliki cinta yang sejati, cinta yang tanpa syarat: “Aku mencintainya bukan karena pesona raganya, tetapi air mata yang menampilkan ketegaran dalam derita. Aku sadar bahwa aku tidak akan memiliki keturunan karena ia tidak mempunyai lagi rahim. Tuhan telah mengambil rahimnya untuk dikuduskanNya agar melahirkan anak yang paling suci. Nama anak yang tersuci itu adalah cinta. Setiap cinta yang lahir akan menumbuhkan banyak cinta pula. Aku bahagia karena bisa berkorban dan melayani dia sepanjang hayatnya demi cinta. Aku yakin dia pun mencintaiku dari kedalaman hatinya. Cinta kami adalah cinta seutuhnya dan bukan sebutuhnya. Karena itu, cinta kami tak ternilai dengan apapun”. Wanita itu membalas ungkapan cinta calon suaminya: “Mas, aku akan mengukir namamu di dalam hatiku. Hatiku merupakan tempat yang indah dan layak bagimu yang telah mencintaiku. Cinta di dalam hati tidak akan terhempaskan oleh angin taufan yang menderu”.
Cinta membuat mereka itu, orang-orang biasa dan karyawan biasa, menjadi luar biasa. Mereka menjadi luar biasa karena mereka membawa cinta yang tulus di mana mereka berada. Cinta menjadi terang di tengah banyak kepalsuan dan pemberi harapan palsu (PHP).
Cinta memang mempunyai kekuatan yang luar biasa karena dapat mengubah segalanya. Orang yang melihat dan merasakan cinta hanya bisa diam penuh dengan kekaguman. Kedashyatan cinta dapat dirumuskan dalam kata-kata indah ini:
Cinta membuat yang sakit merasa sehat,
yang miskin merasa kaya,
yang lemah merasa gagah,
yang wajahnya biasa merasa mempesona,
yang tua merasa muda
yang menderita merasa bahagia.
Pesan yang dapat kita hayati dari cerita ini: Arti kesempurnaan cinta adalah mencintai orang yang tidak sempurna dengan cara yang sempurna. Mencintai dengan cara yang sempurna itu berarti menerima ketidaksempurnaan orang yang kita cintai sebagai sebuah pilihan hati. Pilihan hati senantiasa memberikan kebahagiaan sejati. Karena itu, marilah kita menghadirkan Tuhan, Sang Sumber Kasih, dalam membangun cinta bersama: “Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN!” (Kidung Agung 8:6).