Pertanyaan:
Dalam Injil Markus 1:29-39 yang dibacakan dan kemudian dibahas dalam kotbah pada Misa hari Sabtu, dikatakan bahwa ibu mertua Simon yang sakit demam disembuhkan oleh Yesus, kemudian dia melayani mereka (Yesus, Yakobus, Yohanes).
Pada Pertemuan Ibadah Lingkungan sehari sebelumnya, kebetulan Injil Markus 1:29-39 diatas juga dibacakan. Pada pertemuan itu ditekankan (sambil diminta untuk diamini) bahwa Ibu mertua Simon sembuh karena imannya kepada Yesus. Ditambahkan pula bahwa kalau kita beriman, kita sudah sembuh 50%.
A) Benarkah Ibu mertua Simon sembuh karena imannya sendiri atau karena solidaritas iman Yakobus dan Yohanes yang mengantar Yesús kepadanya?
B) Benarkah kalau kita beriman berarti kita sudah sembuh 50%?
C) Mengapa Yesús menolak menemui orang-orang yang mencari Yesús dan men-jawab: “Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya
di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang?” Mengapa Yesus menolak menemui orang-orang itu. Bukankah mereka juga ingin mendengar berita baik (injil) dari Yesus?
Terimakasih
Yohanes K.
Jawaban:
Shalom Yohanes K.
Terima kasih atas pertanyaannya. Maaf saya baru dapat menampilkannya sekarang, karena kesibukan kuliah. Mari kita membahas pertanyaan Yohanes.
Beberapa prinsip yang perlu kita pegang:
- Dalam rahmat kesembuhan yang diberikan oleh Tuhan, kita harus membedakan antara kesembuhan jasmani dan kesembuhan Rohani. Yesus datang ke dunia ini bukan untuk memberikan kesembuhan jasmani, namun Dia datang untuk memberikan kesembuhan rohani, yaitu pembebasan manusia dari belenggu dosa. Supremasi rohani dari jasmani tentu saja terlihat jelas bahwa jiwa manusia lebih berharga daripada tubuh, karena jiwa sifatnya kekal, sedangkan tubuh tidak kekal. Kalaupun Yesus menunjukkan mukjijat kesembuhan jasmani, ini dilakukan-Nya sebagai suatu tindakan untuk menyatakan bahwa Dia adalah Tuhan, yang menjadi pemenuhan nubuat para nabi (Yes 35:6), dan juga untuk mendukung pengajaran yang akan diberikan, seperti yang terjadi pada penggandaan roti dan ikan untuk menjelaskan tentang Ekaristi (Yoh 6).
- Mukjijat kesembuhan fisik adalah untuk membawa orang kepada kesembuhan rohani. Kalaupun seseorang mendapatkan kesembuhan fisik, maka orang tersebut juga akan meninggal. Kesembuhan fisik yang tidak membawa seseorang kepada Tuhan adalah tidak berguna. Kesembuhan rohanilah yang akan membawa orang ke surga. Dan inilah maksud utama dari Inkarnasi, yaitu memberikan kesembuhan rohani, yaitu dengan karya penebusan Kristus, sehingga berkat-berkat dicurahkan dan membuat orang mampu untuk berkata tidak terhadap dosa.
A. Apakah yang menyebabkan ibu mertua Simon sembuh?
- Diceritakan bahwa Yesus menyembuhkan ibu mertua Petrus, karena diberi tahu oleh Yakobus dan Yohanes (Mk 1:29-31). Di dalam Alkitab tidak diceritakan bahwa ibu mertua Petrus sembuh karena dia mempunyai iman yang teguh kepada Yesus. Namun itu menjadi sesuatu yang sangat masuk diakal, karena Petrus adalah murid Yesus, sehingga mungkin ibu mertuanya telah tahu atau mendengar tentang Yesus.
- Namun di dalam kejadian ini, kita dapat belajar bagaimana Yesus sering menggunakan orang-orang untuk menjadi perantara dalam kesembuhan seseorang – dalam kejadian ini, Yohanes dan Yakobus yang memberi tahu Yesus. Hal ini sering kita lihat, misalkan: pelayan dari perwira yang disembuhkan oleh Yesus karena iman dari perwira tersebut (Mt 8:5-13), orang lumpuh disembuhkan oleh Yesus karena iman orang-orang yang membawa si sakit (Mk 2:5).
Dari sinilah, kita juga belajar, bagaimana para santa dan santo dapat membantu kita yang di dunia ini untuk mendapatkan kesembuhan, baik fisik maupun rohani. - Kalau ditanya, Ibu mertua Simon sembuh karena imannya atau karena iman dari Yakobus dan Yohanes yang membawa Yesus kepadanya? Kita tidak tahu persis, bisa salah satunya, atau dua-duanya, karena tidak diceritakan dalam Alkitab. Dan ini bukan sesuatu yang utama. Kalau dalam kasus pelayan dari perwira (Mt 8:5-13), yang membawa kesembuhan bagi pelayan itu adalah sang perwira.
- Yang lebih penting di dalam perikop ini adalah bahwa setelah sembuh, wanita tersebut melayani Yesus. Inilah yang menjadi inti dari mukjijat kesembuhan fisik maupun rohani, yaitu mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan (yang didahului oleh pertobatan), dan kemudian melayani Tuhan sebagai bentuk balasan kasih kita kepada Tuhan.
B. Apakah kalau kita beriman berarti kita telah sembuh 50%?
- Dalam kesembuhan fisik, semuanya terserah Tuhan, karena Tuhan yang tahu persis apakah dengan kesembuhan tersebut akan mendatangkan keselamatan (kesembuhan rohani). Baik seseorang percaya hanya 10% atau 100% tidak otomatis bahwa seseorang akan mendapatkan kesembuhan fisik. Tentu saja orang yang beriman dan percaya akan lebih besar kemungkinannya untuk mendapatkan kesembuhan tersebut. Namun Tuhan juga dapat menyembuhkan seseorang dari penyakit fisik, walaupun orang tersebut kurang beriman, sejauh itu baik untuk keselamatan orang tersebut atau orang lain.
Kita dapat belajar dari para orang kudus, seperti St. Teresa kanak-kanak Yesus, yang dengan tabah menghadapi penyakit tuberculosis. Yang terberkati Ibu Teresa dari Kalkuta dengan tabah mengalami operasi beberapa kali karena sakit jantung, sesak nafas, patah tulang. Kalau kita introspeksi, kita tidak mempunyai iman sebesar mereka. Namun para santa dan santo tahu, bahwa bukan kesembuhan fisik yang terutama, namun kehidupan spiritual mereka. Dalam penderitaan mereka, para santa dan santo menyatukannya dengan penderitaan Yesus di kayu salib. Kita juga diundang untuk melakukan hal yang sama.
Jadi, kita harus mengingat kembali, bahwa kesembuhan fisik tidak akan berarti apa-apa tanpa kesembuhan rohani. - Namun satu hal yang pasti, walaupun Tuhan tidak memberikan mukjijat kesembuhan fisik kepada semua orang, namun Tuhan menginginkan semua orang mengalami kesembuhan rohani, yang mengantar orang kepada kehidupan kekal. Dan ini hanya dapat dicapai dengan hidup kudus, seperti yang diperintahkan oleh Kristus sendiri yang berkata “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna” (Mat 5:48).
C. Yesus menolak menemui orang-orang (Mk 1:38)?
- Setelah Yesus mengajar di Kapernaum, dimana semua orang kagum karena Yesus mengajar dengan penuh kuasa (Mk 1:21-22) dan dibuktikan dengan begitu banyak mukjijat yang dilakukan oleh Yesus (Mk 1:23-34), maka Yesus telah memberitakan Injil kepada mereka.
- Dan karena Yesus diutus untuk memberitakan Injil bukan hanya kepada orang-orang di Kapernaum, namun kepada semua orang, maka Yesus pergi ke tempat yang lain, sehingga banyak orang juga dapat percaya kepada Yesus dan memperoleh keselamatan. Ini juga diperlihatkan oleh para rasul yang menjalankan perintah Yesus “”Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” (Kis 1:8)
- Kita melihat perkataan Yesus “…supaya Aku memberitakan Injil..” (Mk 1:38), bukan mengatakan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit. Pesan dan ajaran Kristuslah yang terpenting, bukan kesembuhan jasmani. Kalau mau, Yesus dengan satu kata saja dapat menyembuhkan semua orang di seluruh Israel, namun Dia tidak melakukannya, karena Dia diutus Bapa untuk menebus penyakit yang paling berbahaya, yaitu dosa.
Demikian jawaban yang dapat saya berikan dan semoga dapat menjawab pertanyaan Yohanes.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – https://katolisitas.org
Dalam Injil Markus 1:29-39 yang dibacakan dan kemudian dibahas dalam kotbah pada Misa hari Sabtu, dikatakan bahwa ibu mertua Simon yang sakit demam disembuhkan oleh Yesus, kemudian dia melayani mereka (Yesus, Yakobus, Yohanes).
Pada Pertemuan Ibadah Lingkungan sehari sebelumnya, kebetulan Injil Markus 1:29-39 diatas juga dibacakan. Pada pertemuan itu ditekankan (sambil diminta untuk diamini) bahwa Ibu mertua Simon sembuh karena imannya kepada Yesus. Ditambahkan pula bahwa kalau kita beriman, kita sudah sembuh 50%.
A) Benarkah Ibu mertua Simon sembuh karena imannya sendiri atau karena solidaritas iman Yakobus dan Yohanes yang mengantar Yesús kepadanya?
B) Benarkah kalau kita beriman berarti kita sudah sembuh 50%?
C) Mengapa Yesús menolak menemui orang-orang yang mencari Yesús dan men-jawab: “Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya
di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang?” Mengapa Yesus menolak menemui orang-orang itu. Bukankah mereka juga ingin mendengar berita baik (injil) dari Yesus?
Terimakasih
Yohanes K.
Shalom Yohanes K.
Pertanyaan ini telah dijawab di atas – silakan klik.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – http://www.katolisitas.org
Shalom Stefanus Tay,
Terima kasih untuk jawaban Stefanus atas salah satu dari 5 pertanyaan saya. Sementara menunggu jawaban Stefanus, saya menemukan petikan berikut: “Naaman, orang Siria itu, menjadi percaya karena menjadi tahir. Orang Samaria menjadi tahir karena percaya akan Yesus”.
Bisakah kita simpulkan bahwa “Orang bisa disembuhkan Tuhan meski belum beriman?”
Salam Damai Kristus,
Yohanes K
Shalom Yohanes,
Pertanyaan-pertanyaan yang lain saya akan jawab nantinya, hanya mohon kesabarannya.
Kita tidak dapat menyimpulkan bahwa "orang disembuhkan Tuhan meski belum beriman". Sebagai contoh dalam kasus Naaman, dia disembuhkan karena dia juga melakukan sesuatu sebagai pernyataan iman, dimana dikatakan "Maka turunlah ia membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak dan ia menjadi tahir" (2 Raj 5:14).
Jadi iman – baik iman sendiri maupun iman dari orang lain, terutama orang-orang yang mengasihinya, seperti anggota keluarga, komunitas di Gereja, dll. – dan kesembuhan tidak terpisahkan.
Sama seperti seseorang yang ingin sembuh, dia harus ke dokter sendiri atau diantar oleh orang-orang yang mengasihinya.
Salam kasih dari https://katolisitas.org
stef
Terima Kasih buat tanggapan Stefanus.
Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan Selamat Natal 2008.
Yohanes K.
Comments are closed.