Pertanyaan:

Setahu saya dalam dunia biologi, kelinci tidak termasuk hewan pemamah biak. Tapi mengapa Imamat 11:6 mengatakan seperti itu? Pertanyaan ini muncul dr teman saya non Katolik dan dia meminta saya menjawabnya.
Mohon bantuan jawabannya segera.
Terima kasih

[Dari Katolisitas: pertanyaan ini digabungkan karena satu topik]

Saya ingin mengetahui makna dari Imamat 11, terutama ayat 6 dan 7. Jika diharamkan, mengapa masih ada org yg memakannya?

Jawaban:

Shalom Thia,

Apakah kelinci termasuk hewan memamah biak atau tidak, itu tergantung dari definisi yang anda pakai untuk menjelaskan arti kata “memamah biak”. Sebab jika anda memakai definisi bahwa hewan memamah biak itu mempunyai empat bilik dalam perutnya, maka memang kelinci tidak termasuk katagori ini; tetapi jika definisi yang diambil adalah hewan yang “mengunyah kembali apa yang sudah ditelannya” atau “to chew again that which has been swallowed” (Webster’s Dictionary), maka kelinci termasuk di dalamnya. Dari riset baru- baru ini terlihat bahwa kelinci mempunyai dua tipe kotoran, yaitu kotoran yang normal, dan kotoran yang disebut ‘caecotroph‘, yang kemudian dikunyah kembali oleh kelinci tersebut, seperti dikatakan demikian:

“In addition to normal waste, they pass a second type of pellet known as a caecotroph. The very instant the caecotroph is passed, it is grabbed and chewed again…. As soon as the caecotroph is chewed thoroughly and swallowed, it aggregates in the cardiac region of the stomach where it undergoes a second digestion (Morton, Jean Loat, 1978, Science in the Bible, (Chicago, IL: Moody) pp. 179-181).

Kelinci memang termasuk hewan yang terlihat selalu mengunyah, seperti halnya pada hewan pemamah biak lainnya. Arti kata asli “gerah” yang dipergunakan di sini menurut umat Yahudi mengacu kepada kata mengunyah/ menggerakkan rahang. Dalam hal ini Kitab Suci memakai bahasa fenomenologi, yang berdasarkan ciri- ciri yang terlihat dari luar, dan memang tidak harus persis dengan ciri- ciri klasifikasi yang ditetapkan oleh para ahli biologi. Ini seperti halnya bagaimana Kitab Suci menyebutkan kelelawar dalam urutan burung- burung dalam Imamat 11; yang bukan karena keduanya adalah binatang mamalia, tetapi karena keduanya dapat terbang. Atau sewaktu Yesus mengatakan bahwa biji sesawi merupakan biji yang terkecil, maka Yesus berbicara dalam konteks kehidupan orang- orang di tanah Palestina saat itu, dan bukan sebagai seorang ahli botanika.

Silakan anda klik di link ini untuk mengetahui penjelasan selengkapnya tentang hal ini. Dengan melihat penjelasan ini maka tidak dapat dikatakan bahwa Kitab Suci itu keliru pada saat mengatakan bahwa kelinci termasuk hewan memamah biak, karena pijakan definisi yang digunakan untuk kata ‘memamah biak’ tidak sama dengan definisi teknis yang dibuat oleh manusia pakar ilmu biologi.

2. Imamat 11:6-7: memang mengharamkan daging kelinci dan babi. Prinsip penjelasan tentang hal ini sudah pernah dibahas di sini, silakan klik. Silakan anda membaca terlebih dahulu di link tersebut, dan jika masih ada yang belum jelas, silakan bertanya kembali.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org

5 COMMENTS

  1. Shalom Pak & Bu yg t’kasih…

    Apakah yg dmaksud dgn ‘memamah biak’ ?

    Siapakah yg m’nulis ttg kisah para rasul?

    Mohon p’cerahan.

    Thanx in advance…
    God bless

    [Dari Katolisitas: Silakan memabca artikel di atas, tentang “memamah biak”, silakan klik.
    Penulis Kisah Para Rasul adalah Lukas, yang menulis Injil Lukas.]

  2. Tapi bukankah dikatakan bahwa Yesus itu adalah Allah dan juga penulisan kitab suci dibimbing oleh roh kudus, bukankah dikatakan Allah itu maha mengetahui.
    Apakah ini berarti Allah itu tidak maha mengetahui, karena sama dengan manusia, tidak bisa mengetahui masa depan dengan benar???.

    • Shalom Lisa,

      Ya, benar bahwa penulisan Kitab Suci terjadi dalam bimbingan Roh Kudus. Namun jangan lupa bahwa Allah berkarya melalui orang yang menuliskan wahyu Allah itu. Dengan demikian Allah melibatkan juga akal budi/ kemampuan dan gaya bahasa orang tersebut.

      Katekismus Gereja Katolik mengajarkan:

      KGK 105 Allah adalah penyebab [auctor] Kitab Suci. “Yang diwahyukan oleh Allah dan yang termuat serta tersedia dalam Kitab Suci telah ditulis dengan ilham Roh Kudus”…..

      KGK 106 Allah memberi inspirasi kepada manusia penulis [auctor] Kitab Suci. “Tetapi dalam mengarang kitab-kitab suci itu Allah memilih orang-orang, yang digunakan-Nya sementara mereka memakai kecakapan dan kemampuan mereka sendiri, supaya – sementara Dia berkarya dalam dan melalui mereka – semua itu dan hanya itu yang dikehendaki-Nya sendiri dituliskan oleh mereka sebagai pengarang yang sungguh-sungguh” (Dei Verbum 11).

      Dalam konteks ‘memamah biak’ seperti disebut di atas, pijakan definisi yang digunakan oleh sang penulis Kitab Suci berbeda dengan pengertian kita sekarang [Kitab Suci bukan kitab biologi ataupun buku ilmu pengetahuan science lainnya]; namun demikian bukan berarti bahwa yang disampaikan dalam Kitab Suci tidak benar. Kitab Suci adalah Sabda Allah yang ditulis oleh inspirasi Roh Kudus, dan karenanya apa yang disampaikan di sana adalah kebenaran. Jadi masalahnya di sini bukan Allah yang tidak mengetahui akan masa depan, tetapi adalah pijakan definisi yang digunakan oleh sang penulis kitab tidak sama dengan definisi yang kita pergunakan sekarang.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

      • Shalom,

        Ini sekedar nambah.

        Jika di Alkitab (dan juga berbagai kitab umat bukan Kristen) tertulis +/- sbb:
        ” … dari terbitnya matahari hingga tenggelamnya … ” ataupun juga ,
        ” … matahari terbit dari lautan di timur dan tenggelam di rawa2 di barat …” (dan banyak contoh serupa itu mengenai benda2 angkasa), tentunya kita tidak akan serta merta mencap bhw kitab2 tsb keliru , bukan? Tapi, spt yg telah diutarakan Bu Ingrid, kita (sewajarnya) memahami bahwa inspirasi Roh Kudus tsb diterima oleh penulisnya sesuai dgn pengetahuan, budaya maupun pemahaman mengenai hubungan antar manusia/bangsa ribuan tahun yang lalu.
        Tugas kita sekarang adalah memilah mana yg inti ajaran iman/moral dan mana yg ’embel-embel’ budaya dan/atau pengetahuan pada masa lalu. [Tolong dikoreksi jika saya salah].

        Terima kasih,
        [herman-wib]

  3. Setahu saya dalam dunia biologi, kelinci tidak termasuk hewan pemamah biak. Tapi mengapa Imamat 11:6 mengatakan seperti itu? Pertanyaan ini muncul dr teman saya non Katolik dan dia meminta saya menjawabnya.
    Mohon bantuan jawabannya segera.
    Terima kasih

    [Dari Katolisitas: pertanyaan ini digabungkan karena satu topik]

    Saya ingin mengetahui makna dari Imamat 11, terutama ayat 6 dan 7. Jika diharamkan, mengapa masih ada org yg memakannya?

    [Dari Katolisitas: Pertanyaan ini dan jawabannya sudah disampaikan di atas, silakan klik]

Comments are closed.