VATIKAN – Beberapa hari terakhir Kapel Sistina diubah dari sebuah tempat wisata yang terkenal di dunia menjadi ruang doa di mana para kardinal pemilih akan memilih Paus baru. Sejak beberapa hari lalu, para pekerja Vatikan memasang karpet untuk menutupi lantai ubin mosaik, dan mimbar kecil diletakkan di atasnya bersama dengan sebuah altar. Para pekerja kemudian meletakkan meja dan kursi untuk 115 kardinal pemilih.
Seperti pada konklaf sebelumnya, cerobong asap dipasang untuk memunculkan warna asap (hitam dan putih) agar publik tahu apakah Paus baru sudah dipilih atau belum. Apabila asap putih muncul, berarti Sri Paus yang baru telah terpilih. Asap putih terbuat dari pembakaran surat suara dan beberapa zat kimia tambahan.
Menurut Pastor Federico Lombardi SJ, juru bicara Vatikan, dalam rangka persiapan konklaf, kapel itu secara resmi ditutup bagi para wisatawan sejak 5 Maret.
Demi menjaga kerahasiaan, para kardinal bersumpah dan para teknisi menjaga kapel dari pengintaian elektronik atau alat perekam sebelum konklaf. Pastor Lombardi mengatakan perangkat peredam digunakan untuk menonaktifkan sinyal ponsel.
Nama Kapel Sistina berasal dari Paus Sikstus IV, yang merestorasi Kapel Magna antara tahun 1477 hingga tahun 1480. Selama periode ini, sekelompok pelukis seperti Pietro Perugino, Sandro Botticelli, dan Domenico Ghirlandaio membuat beberapa lukisan dinding yang menggambarkan kehidupan Musa dan Yesus.
Lukisan-lukisan tersebut selesai tahun 1482, dan pada 15 Agustus 1483, Sikstus IV mengadakan misa pertama di kapel ini untuk merayakan peristiwa Bunda Maria diangkat ke Surga.
Sejak era Sikstus IV, kapel ini menjadi tempat kegiatan religius dan aktivitas kepausan, seperti tempat diadakannya konklaf untuk memilih Paus baru. (Reuters)