Pertanyaan:
Shalom pengasuh katolisitas.org…
Saya seorang Protestan yg tergerak untuk mencari segala sesuatu tentang Katolik, karena saya tidak mau menjadi Kristen Protestan karena orang tua saya (lahir sudah dibaptis di Gereja Protestan, dll), saya ingin mencari Gereja manakah yg dikehendaki Yesus, bukan kehendak saya pribadi..
Artikel demi artikel serta tanya-jawab saya baca melalui situs ini.
Saya yg tadinya tidak mengerti apa-apa tentang Bunda Maria, Magisterium Gereja, dan Tradisi Gereja, sekarang saya mengerti dan saya menyimpulkan (dari pertanyaan2 dari non-Katolik yg dapat dijawab dgn baik oleh tim Katolisitas) bahwa Gereja Katolik benar-benar memiliki iman yg kaya dan lengkap.
Saya pun akhirnya berniat untuk “pulang” kembali ke pangkuan Gereja Katolik.
tapi kalau boleh jujur masih ada beberapa hal yg mengganjal di hati saya.
Mohon maaf pertanyaan-pertanyaan saya berbeda-beda tema tetapi saya jadikan satu, karena saya bingung akan saya ketik/sampaikan di Katolisitas.org bagian yg mana.
Mohon maaf juga jikalau bahasa pertanyaan saya kurang tertata.
yg ingin saya tanyakan/share-kan adalah sbb:
1. (Dari artikel-artikel dan tanya-jawab) saya sangat memahami Iman Katolik yg kaya dan lengkap. Tetapi pernah terlintas di benak saya, mengapa teman-teman Protestan & Pentakosta demikian mencintai Yesus (yang menurut pandangan pribadi saya berdasarkan fakta) lebih dari teman-teman Katolik saya, didalam ibadah-ibadah, mereka menitikkan air mata, di keseharian mereka hanya ada satu nama: Yesus.
apakah hal ini dikarenakan Iman Katolik yg “terlalu kaya” sehingga nama Yesus sedikit banyak “kabur” oleh Bunda Maria mungkin, atau para Santo dan Santa, dll?
Saya merasa sungguh sayang karena Iman Katolik begitu lengkap tetapi kesan yg saya dapatkan Iman Katolik seperti agak sulit membuat umatnya mencintai dan mengandalkan Yesus.
2.Pertanyaan saya diatas semakin kuat ketika banyak saya lihat, rekan-rekan Katolik yg berpindah keyakinan menjadi Muslim, atau aktor, aktris dan pemain-pemain sepakbola (maaf jika terkesan melihat pihak tertentu, krn inilah yg dipublikasikan) yg berpindah dari Katolik ke Muslim. Saya mengerti jika kejadian ini hanya terjadi pada segelintir orang, tetapi ‘”kasus” penganut Katolik berpindah ke Muslim sangatlah banyak.
Saya malah sangat-sangat jarang mengetahui penganut Protestan/Pentakosta berpindah keyakinan mengkhianati Yesus.
Memang ini adalah tanggung jawab Gereja Katolik dalam membina umatnya, tetapi apakah Gereja Katolik tidak melakukan pencegahan sebelum hal-hal seperti ini terjadi. Karena jikalau sudah terjadi, sangat sedih jika jawabannya hanya “ini adalah tanggung jawab Gereja Katolik untuk….dst” karena semuanya telah menjadi bubur.
dalam hal ini Rahmat Tuhan sangat menentukan, tetapi tentunya Gereja termasuk didalamnya para Pastor secara tidak langsung turut bertanggung jawab atas umat yg digembalakan.
3. Mengenai doa, kapankah kita berdoa bersama Bunda Maria/Para Kudus, dan kapankah kita berdoa kepada Tuhan Yesus secara langsung?
Sebagai Protestan jujur sangat sulit berdoa bersama Bunda Maria dan Para Kudus, mungkin karena terbiasa berdoa langsung kepada Tuhan Yesus (mungkin ini yg membuat teman-teman Protestan & Pentakosta lebih erat dengan Yesus didalam hati mereka) tapi saya tetap belajar terus karena demikian yg diajakan Gereja Katolik.
4. Saya teramat kagum akan kesabaran tim Katolisitas.org, serta pengetahuan akan Sejarah Gereja dan lain-lain sehingga sering saya lihat di rubrik tanya-jawab, pihak non-Katolik kebanyakan kurang pengetahuan akan sejarah Gereja.
Saya menjamin, teman-teman Protestan saya pasti banyak tidak tahu mengenai perantaraan Bunda Maria yang penting, mereka tidak tahu pasti pendiri Protestan seperti Martin Luther sangat menghormati Bunda Maria, mereka jg pasti tidak tahu akan kebenaran adanya Api Penyucian, dan banyak hal lain yg dimiliki oleh Gereja Katolik. Itulah mengapa Gereja Katolik sangat kaya dan komplit.
tetapi kadang ketika saya berdiskusi dengan rekan Protestan saya, kadang saya merasa sungguh indah mereka hanya memiliki Yesus, mereka serahkan semuanya kepada Yesus, mereka menjadi pemandu pujian di gereja mereka semua untuk kemuliaan Yesus, tidak ada hal yg mengganggu hubungan mereka dengan Yesus.
Yang ingin saya tanyakan, pusat kita sebenarnya adalah Yesus, bagaimanakah pandangan Tim Katolisitas akan saudara-saudari Protestan yang kesannya lebih mencintai Yesus daripada rekan Katolik yg kebanyakan lebih melihat Bunda Maria, terbukti banyak orang juga yg mengunjungi goa-goa Maria, apakah para Pastor tidak khawatir kecintaan umat mereka pada Yesus akan “kabur’? karena kekaburan ini telah banyak saa jumpai.
Terimakasih banyak tim Katolisitas akan kesabaran dalam menanggapi pertanyaan-pertanyaan saya.
Sonny Ng.
Jawaban:
Shalom Sonny Ng,
Terima kasih atas sikap anda yang benar-benar ingin mencari kebenaran. Ini seharusnya juga menjadi tantangan bagi semua umat Katolik, untuk juga berani mempertanyakan dan mencari lebih dalam tentang apa yang sebenarnya diajarkan oleh Gereja Katolik. Memang dalam mencari Gereja, pusatnya bukanlah diri sendiri, namun mencari Gereja manakah yang sebenarnya didirikan oleh Kristus. Kalau kita dapat menemukan Gereja yang didirikan oleh Kristus, maka sudah seharusnya kita harus masuk di dalamnya. Artikel yang menjelaskan tentang mengapa Gereja Katolik adalah Gereja yang didirikan oleh Kristus dapat dibaca di sini – silakan klik. Kerinduan anda untuk pulang ke Gereja Katolik bukanlah dialami oleh anda sendiri, namun juga dialami oleh begitu banyak pendeta-pendeta di Amerika serta banyak uskup, pastor dan umat dari Gereja Anglikan. Berikut ini adalah tanggapan yang dapat saya berikan atas pertanyaan-pertanyaan anda:
1. Iman dan perbuatan
Memang sungguh sangat disayangkan kalau sebagian dari umat Katolik yang telah masuk di dalam Gereja Katolik tidak menyadari akan kekayaan iman yang ada di dalam Gereja Katolik. Menjadi lebih sayang kalau seorang Katolik tidak dapat menerapkan hukum kasih di dalam kehidupannya sehari-hari. Ini menjadi tantangan bagi seluruh anggota Gereja, baik klerus maupun awam, agar evangelisasi tidak hanya dilakukan ke luar Gereja namun juga ke dalam Gereja. Evangelisasi baru ini telah didengung-dengungkan oleh Paus Yohanes Paulus II, Paus Paulus VI dan Vatikan II. Artikel tentang evangelisasi baru dapat dibaca di sini – silakan klik.
Kadang kita sering mengaitkan iman dengan perasaan. Tentu saja ada saat-saat di mana perasaan kita tersentuh akan kehadiran Tuhan dan kita dapat meneteskan air mata. Namun iman jauh lebih besar daripada perasaan (lihat artikel ini – silakan klik). Iman seseorang bukan diukur dari banyak air mata yang dicurahkan, atau dari banyaknya seseorang merasa dekat dengan Tuhan. Iman seseorang diukur dari sampai seberapa jauh seseorang mau menempatkan kebenaran di atas kepentingan pribadi, atau dalam kata lain “ketaatan iman” (lih. Rm 16:26). Ketaatan iman inilah yang menyebabkan seseorang menampakkan buah-buah roh seperti yang disebutkan dalam Gal 5:22-23. Namun, tidak bisa dipungkiri ada sebagian dari anggota Gereja Katolik yang kurang menampakkan buah-buah Roh. Namun, kalau kita mau melihat agama yang benar, lihatlah dogma dan doktrinnya, kesetiaannya terhadap pondasi kebenaran, apa yang diinginkan oleh pendirinya, dan melihat anggota yang melaksanakan dogma dan doktrin. Kebenaran dari suatu agama tidak dapat diukur dari orang-orang yang tidak menjalankan ajaran dari agama tersebut. Jadi, kita tidak dapat menilai agama Katolik dari orang-orang yang tidak menjalankan iman Katolik, melainkan kita dapat menilainya dari orang-orang yang benar-benar menjalankan iman Katolik secara serius. Dan hal ini telah dibuktikan oleh para santa-santo dalam sepanjang sejarah Gereja Katolik. Lihatlah yang terberkati Bunda Teresa, yang mengasihi Tuhan dengan begitu luar biasa, yang dimanifestasikan dalam pelayanannya kepada sesama secara luar biasa.
Dari empat tanda Gereja, salah satunya adalah “kudus“. Klaim ini berdasarkan Kristus sebagai Kepala Gereja, yang membuat Tubuh Mistik Kristus menjadi kudus (lih. Ef 5:27). Walaupun Gereja Katolik adalah kudus, namun terdiri dari para kudus dan para pendosa. Para kudus membangun Gereja dari dalam dan para pendosa dapat menjadi batu sandungan. Oleh karena itu, menjadi satu tantangan yang berat, agar seluruh anggota Gereja dapat saling membantu dalam perjuangan untuk hidup kudus. Tantangan berat ini menjadi lebih berat karena dunia sekarang ini didominasi oleh sekularisme dan modernisme (lihat artikel ini – silakan klik). Dan tantangan dari dalam adalah bagaimana Gereja dapat melakukan evangelisasi secara lebih efektif, menyebarkan kepenuhan kebenaran iman Kristiani, dan menjadi saksi Kristus yang hidup, terutama dengan cara menunjukkan kehidupan kristiani yang otentik – yaitu berjuang dalam kekudusan. Dogma dan pengajaran tentang Maria serta para kudus tidaklah menjadi halangan bagi umat Katolik untuk mengasihi Kristus. Sebaliknya, kesadaran bahwa kita tidak sendirian dalam melakukan perjalanan iman – namun ditemani oleh Bunda Maria dan para kudus – memberikan kita kekuatan untuk semakin mengasihi Kristus dengan lebih lagi. Belajar dari Bunda Maria dan para kudus adalah belajar untuk mengasihi Kristus melebihi segalanya, karena itulah yang telah dibuktikan oleh Bunda Maria dan para kudus – yaitu mengasihi Tuhan dalam derajat yang luar biasa atau heroic.
2. Umat Katolik yang berpindah ke agama lain
Memang harus diakui bahwa ada yang berpindah dari Gereja Katolik ke agama lain. Namun pertanyaan yang harus diajukan adalah: apakah alasan dari perpindahan tersebut? apakah benar-benar pindah karena alasan kebenaran? apakah sebelum pindah mereka benar-benar mencari apa yang sebenarnya diajarkan oleh Gereja Katolik? Tentu saja ada perlu dibenahi dari proses katekese, yang membuat ada sebagian umat dari Gereja Katolik yang berpindah ke agama lain. Walaupun untuk dibaptis di Gereja Katolik seseorang perlu belajar selama kurang lebih satu tahun, namun pembinaan iman yang terus menerus harus dilakukan. Seluruh jajaran Gereja, para pastor, para katekis, dan dan juga termasuk kita semua, seharusnya saling bahu membahu untuk melakukan proses evangelisasi: tidak semua dapat menjadi pengajar, namun semua dapat menjadi saksi Kristus yang hidup. Dengan demikian, kita dapat membawa orang kepada Kristus maupun membawa Kristus kepada orang-orang. Kenyataan dan tantangan ini bukan hanya dihadapi oleh Gereja Katolik, namun juga dihadapi oleh gereja-gereja non-Katolik.
3. Tentang doa kepada Yesus dan melalui Bunda Maria dan para kudus.
Secara prinsip, pertama kita harus menyadari bahwa bentuk penyembahan yang tertinggi, yang merupakan sumber dan puncak kehidupan kristiani adalah perayaan Ekaristi, karena Yesus sendiri menjadi yang dikorbankan dan mempersembahkan korban. Peristiwa Paskah Kristus (penderitaan, kematian, kebangkitan dan kenaikan Yesus) dihadirkan kembali di dalam waktu sampai akhir zaman. Dengan demikian, seorang Katolik yang baik seharusnya memfokuskan kehidupan spiritualnya pada Ekaristi, yang berarti secara total kepada Yesus. Namun, di luar Sakramen Ekaristi, banyak devosi – baik devosi kepada Bunda Maria maupun para santa-santo – yang bertujuan untuk membantu kita dalam mengarungi kehidupan di dunia ini dan sampai pada tujuan akhir kita, yaitu Sorga. Bunda Maria dan para santa-santo menyadarkan kita bahwa seluruh umat Allah – baik yang ada di dunia ini, di Api Penyucian dan di Sorga – dipersatukan oleh kasih Allah. Kita juga dapat belajar dari Bunda Maria dan para santa-santo, yang telah mengasihi Allah dengan begitu luar biasa. Hal ini sama seperti kita belajar dari kakak kelas kita, yang telah lulus sekolah dengan nilai yang begitu luar biasa. Kakak-kakak kelas dalam spiritual telah membuktikan diri mereka bahwa mereka telah melalui kehidupan di dunia ini – dengan penderitaan, sakit penyakit, kesulitan, dianiaya, dibunuh – namun tetap setia terhadap Kristus, karena mereka mengasihi Kristus melebihi diri mereka sendiri. Hal seperti ini akan memberikan inspirasi kepada kita dan akan membantu kehidupan spiritualitas kita. Cobalah anda baca beberapa riwayat para kudus. Tentang kapan kita berdoa bersama mereka, maka tergantung dari devosi yang kita ikuti. Kita berdoa bersama dengan Bunda Maria pada waktu kita mendaraskan doa rosario, doa Salam Maria, dll. Dan kita mengingat dan berdoa bersama St. Fransiskus dari Asisi ketika kita menyanyikan “Make me a channel of Your peace“. Namun, doa-doa tersebut justru mengarahkan kita kepada Kristus, karena para santa-santo tidak akan membiarkan doa-doa hanya berakhir pada mereka, karena mereka akan senantiasa membawanya kepada Kristus. Kalau kita percaya bahwa doa orang yang benar besar kuasanya (lih. Yak 5:16), maka Bunda Maria dan para kudus adalah orang-orang yang telah dibenarkan oleh Allah, yang berarti doa mereka mempunyai kuasa yang besar.
Diskusi tentang topik peran para kudus telah dibahas secara panjang lebar di beberapa diskusi ini – silakan klik (diskusi dengan Anton), diskusi dengan Esther dapat dilihat di sini – silakan klik dan diskusi dengan Machmud dapat dilihat di sini – silakan klik. Silakan membaca beberapa diskusi tersebut. Dan jika masih ada pertanyaan berkaitan dengan topik tersebut, silakan bertanya kembali.
4. Hanya Yesus?
Yang menjadi perbedaan antara Katolik dan non-Katolik dalam konsep perantaraan adalah Katolik melihat perantaraan Kristus sebagai sesuatu yang inklusif, yang melibatkan banyak orang. Dan ini ditegaskan oleh Rasul Paulus sendiri “Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat.” (Kol 1:24). Kita semua dituntut untuk berpartisipasi dalam karya keselamatan Kristus. Partisipasi ini tidak merampas kemuliaan Kristus, melainkan justru semakin memuliakan nama Kristus. Hal tersebut menunjukkan bagaimana seluruh bagian dari Tubuh Mistik Kristus menjalankan bagiannya untuk dapat saling membantu sehingga menuntun semua anggota kepada keselamatan. Selanjutnya tentang pengantaraan Kristus yang bersifat inklusif yaitu melibatkan anggota- anggota-Nya, silakan klik di sini.
Jadi, bersama dengan Bunda Maria dan para kudus, justru kita semakin dikuatkan untuk semakin mengasihi Kristus. Kalau kita tahu bahwa perjalanan ke Tanah Terjanji begitu sulit, maka sudah seharusnya kita sebanyak mungkin berkawan dengan orang-orang yang telah dibenarkan oleh Allah – Bunda Maria dan para kudus -, karena doa-doa mereka lebih baik dan mempunyai kuasa dibandingkan dengan doa-doa pendeta, pastor maupun keluarga kita. Dan orang-orang yang mempunyai hubungan yang dekat dengan Bunda Maria dan para kudus serta menjalankan apa yang diajarkan oleh Gereja Katolik tidak membuat mereka menjadi jauh dari Kristus, melainkan justru semakin mengasihi Kristus, seperti yang dicontohkan oleh yang terberkati Bunda Teresa dari Kalkuta. Jadi, kalau anda mau, maka anda dapat meniru apa yang dilakukan oleh Bunda Teresa setiap hari, yaitu berdoa rosario. Diskusi tentang hal ini ada di sini – silakan klik.
Kalau umat Katolik menghormati Bunda Maria maka umat Katolik meniru apa yang dilakukan oleh Kristus sendiri, yaitu menghormati ibu-Nya. Kalau umat Katolik menghormati para kudus maka umat Katolik melihat teladan mereka yang mengasihi Kristus secara luar biasa dan mereka adalah kawan sekerja Allah (1Kor 3:9), yang berarti adalah kawan sekerja kita. Dengan demikian, penghormatan ini akan senantiasa berpusat pada Kristus. Kalau kita benar-benar mengasihi Kristus, maka kita juga harus mengasihi ibu-Nya dan mengasihi kawan-kawan-Nya. Dan kalau kita mau mengasihi Kristus secara keseluruhan, maka kita harus mengasihi Tubuh Mistik Kristus, yaitu Gereja Katolik. Kalau ada umat Katolik yang terlihat masih kabur dengan pengertian ini, maka umatlah yang harus diberi penerangan lebih lanjut dan bukan dengan mengubah apa yang sudah benar. Namun, kembali harus ditekankan bahwa tidak ada bentuk doa atau pujian atau penyembahan yang lebih tinggi dari Sakramen Ekaristi. Paus Yohanes Paulus II dalam Ensikliknya Ecclesia de Eucharistia, mengatakan bahwa Ekaristi membangun Gereja. Karena Kristus yang menjadi fokus dari Ekaristi, maka umat yang semakin berakar pada Kristus maka dia akan semakin berfokus pada Kristus, yang pada akhirnya dapat mengasihi Kristus dengan lebih sungguh, dapat menyatukan seluruh kehidupannya dengan Kristus, dan dapat dengan setia menjalani kesulitan, penderitaan, sakit penyakit bersama dengan Kristus – karena dalam setiap perayaan Ekaristi dihadirkan kembali penderitaan, kematian, kebangkitan dan kenaikan Yesus. Dalam setiap perayaan Ekaristi dihadirkan kembali penderitaan Kristus yang membawa kebangkitan umat – yang menyatukan penderitaan mereka bersama dengan Kristus.
Demikianlah jawaban yang dapat saya berikan. Saya menyambut dengan gembira niat baik anda untuk masuk ke dalam pangkuan Gereja Katolik, atau mungkin lebih tepatnya adalah untuk kembali ke RUMAH! Nanti pada saatnya anda diteguhkan di Gereja Katolik, mohon untuk memberitahu kami, sehingga kami dapat turut bersukacita bersama dengan anda. Pada saat ini, kami hanya dapat mendoakan dan juga menyediakan diri kami untuk menjawab hal-hal yang ingin anda tanyakan sehubungan dengan iman Katolik.
Salam… saya seorang muslim..
keluarga saya pun muslim… yang sangat menjunjung tinggi agama… tapi akhir-akhir ini saya merasa bukan menjadi diri saya sendiri… saya ingin menjadi katolik… tapi gereja katolik, lokasinya jauh dari tempat saya tinggal…
mohon pencerahannya..
terimakasih…
Shalom Nana
Terima kasih atas sharing yang Anda berikan. Memang Tuhan dapat memanggil umat-Nya dengan berbagai cara. Dia dapat berbicara kepada kita secara langsung di dalam hati nurani kita, maupun dia dapat berbicara melalui kejadian-kejadian sehari-hari: dapat melalui teman, kejadian kehidupan, alam raya, dll. Kalau Anda merasakan panggilan sebagai seorang Katolik, maka ada baiknya agar Anda menghadap seorang pastor. Kalau jauh (saya tidak tahu seberapa jauh), mungkin pada tahap awal, cobalah mencari tahu nomor telpon dari pastor di paroki terdekat. Dan untuk selanjutnya, lakukan diskusi dengan email. Nanti kalau dipandang perlu, baru Anda dapat bertemu secara langsung dengan pastor tersebut.
Semoga niat Anda diberkati oleh Allah. Kami turut mendoakan.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Salam damai,
Saya pengunjung baru website ini. Saya ingin bertanya (maaf menggunakan topik pertanyaan ini untuk bertanya karena saya agak gaptek). Saya dibabtis secara katolik pada tahun 1982 dan sakramen penguatan pada april 1999. Namun dalam perjalanan hidup saya, saya melakukan kesalahan fatal dengan meninggalkan Katolik. Saya menyesal dan ingin kembali ke Katolik, namun saya bingung harus kemana. Beberapa Gereja yang sy datangi seakan belum memberikan petunjuk. Saya hampir setiap minggu ke Gereja merayakan ekaristi tanpa komuni. Kadang sy sedih saat misa (tanpa komuni) karena sy dilahirkan di keluarga katolik dan mengenyam pendidikan di sekolah katolik di Jakarta. Namun Gereja seakan sulit menerima saya dalam kasus saya yang rumit ini. Tapi saya percaya kepada Yesus, dan saya juga percaya ada keselamatan di luar Gereja. Saat ini sy hanya bisa melakukan apa yang benar sesuai pengetahuan sy mengenai pengajaran2 Yesus yg sy dapatkan / ketahui dengan harapan jiwa sy dapat diselamatkan nantinya.
Semoga ada yang dapat membantu sy untuk kembali menjadi umat katolik karena sy rindu akan merayakan ekaristi dan menyambut Yesus dalam hati saya.
Terima kasih.
Fabianus
Shalom Fabian,
Jika Anda pernah meninggalkan Gereja Katolik, dan kini ingin pulang kembali ke Gereja Katolik, maka yang perlu Anda lakukan adalah mengaku dosa dalam sakramen Pengakuan Dosa. Silakan menghubungi pastor paroki Anda. Keterangan yang Anda tulis sangat terbatas, sehingga kami tidak mengetahui mengapa Anda mengatakan bahwa “Gereja seakan sulit menerima saya dalam kasus saya yang rumit” ini. Karena sesungguhnya, jika Anda sungguh bertobat, telah mengaku dosa dalam sakramen Pengakuan dosa, dan telah melaksanakan penitensinya, maka Anda tentu dapat kembali menjadi Katolik. Gereja itu bagaikan seorang ibu, yang menerima kembali anak-anaknya. Baptisan Anda tetap berlaku, dan tidak digagalkan karena Anda pernah meninggalkan Gereja.
Yang menjadi masalah adalah jika Anda mempunyai kasus perkawinan, di mana kehidupan perkawinan Anda tidak mencerminkan makna perkawinan Kristiani, sebagaimana dicontohkan oleh Kristus dan Gereja; atau jika Anda menikah di luar Gereja sehingga perkawinan Anda belum diberkati di hadapan Tuhan dan Gereja. Jika ini masalahnya, silakan dilihat apakah mungkin untuk diadakan konvalidasi perkawinan. Tentang konvalidasi perkawinan, silakan membaca artikel ini, silakan klik. Jika konvalidasi telah dilakukan maka Anda dapat kembali ke Gereja Katolik dan menerima Komuni kudus.
Jika karena satu dan lain hal, konvalidasi tidak dapat dilakukan, maka Anda tetap dapat kembali ke Gereja Katolik, namun dalam perayaan Ekaristi, Anda tidak dapat menerima Komuni Kudus dalam rupa hosti. Mengapa demikian, silakan membaca di sini, silakan klik. Namun demikian, Anda tetap dapat menerima Kristus di dalam batin/ hati Anda, ini disebut Komuni secara rohani/ Spiritual Communion. Salah satu contoh doanya, klik di sini.
Gereja Katolik mengajarkan bahwa keselamatan diperoleh dari Kristus Sang Kepala, melalui Gereja-Nya yang adalah Tubuh-Nya, sebab untuk itulah Kristus mendirikan Gereja-Nya. Maka tidak benar jika dikatakan bahwa di luar Gereja ada keselamatan, sebab keselamatan hanya datang melalui Kristus, dan Kristus tidak mempunyai Tubuh yang lain, selain Gereja-Nya, yang didirikan-Nya di atas Rasul Petrus.
Demikian yang diajarkan dalam Katekismus:
KGK 846 Bagaimana dapat dimengerti ungkapan ini yang sering kali diulangi oleh para bapa Gereja? Kalau dirumuskan secara positif, ia mengatakan bahwa seluruh keselamatan datang dari Kristus sebagai Kepala melalui Gereja, yang adalah Tubuh-Nya:
“Berdasarkan Kitab Suci dan Tradisi, konsili mengajarkan, bahwa Gereja yang sedang mengembara ini perlu untuk keselamatan. Sebab hanya satulah Pengantara dan jalan keselamatan, yakni Kristus. Ia hadir bagi kita dalam Tubuh-Nya, yakni Gereja. Dengan jelas-jelas menegaskan perlunya iman dan baptis, Kristus sekaligus menegaskan perlunya Gereja, yang dimasuki orang melalui baptis bagaikan pintunya. Maka dari itu andaikata ada orang, yang benar-benar tahu, bahwa Gereja Katolik itu didirikan oleh Allah melalui Yesus Kristus sebagai upaya yang perlu, namun tidak mau masuk ke dalamnya atau tetap tinggal di dalamnya, ia tidak dapat diselamatkan” (Lumen Gentium 14).
Untuk mengetahui apakah ajaran Gereja Katolik tentang keselamatan ini, silakan membaca artikel-artikel berikut ini:
Apakah yang diselamatkan hanya orang Katolik dan lainnya masuk neraka?
Apakah arti EENS (Extra Ecclesiam Nulla Salus/ Di luar Gereja tidak ada keselamatan)?
Keselamatan dan hubungannya dengan Baptisan
Sudahkah kita diselamatkan?
Apakah keselamatan yang sudah diperoleh melalui Baptisan dapat hilang?
Baptisan Rindu, menurut St. Thomas Aquinas
Nah, dalam kondisi Anda, Anda tahu bahwa Gereja adalah sarana keselamatan, dan karena itu Anda ingin kembali ke pangkuan Gereja. Maka besarlah harapan bahwa Anda dapat diselamatkan, asalkan Anda sungguh bertobat, mengubah hidup Anda seturut ajaran Kristus dan selanjutnya Anda terus hidup di dalam pertobatan.
Teriring doa dari kami di Katolisitas.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Dear Katolistas team Syalom,
Maaf sebelumnya kalau salah tempat, tapi saya mau meyampaikan kendala saya seperti di bawah ini:
Saat ini saya dalam pergumulan untuk kembali ke Gereja Katolik saya juga ingin membawa keluarga saya sekalian namum tidak gampang. saya sudah berkeluarga, saya dan istri saya diberkati disalah satu gereja doniminasi protestan. Sebelum saya menikah saya dulu Katolik dan setelah menikah saya menjadi protestan karena istri saya berasal dari kristen karismatik dan kami buat kesepakatan bersama untuk menikah di gereja protestan yang tidak mempermasalahkan gereja asal kami. setelah hampir 3 tahun saya menikah dan punya 2 anaka (sudah dibaptis di gereja kami saatini)saya terus mengalami ke galauan dan kegelisahaan. saat saya membaca internet dan ketemu situs Katolisitas dan membaca didalamnya selama ini saya baru tahu bahwa gereja katolik inilah gereja yang sejak dulu kala ada atau gereja yang didirikan Tuhan Yesus sendiri dengan Petrus yang ditujuk Tuhan untuk menggembalakannya. dengan pengetahun ini yang selama ini saat saya jadi Katolik tidak meyadari hal ini, berusaha meyakinkan istri saya bahwa saya akan kembali ke katolik dan dia dan anak2 juga harus ikut saya katolik, karena ini adalah gereja yg Tuhan dirikan, walaupun saat ini kami di gereja Protestan istri saya masih menolak akan ajakan saya ini karena dia mengataka ‘bukan gereja yang meyelamatkan tapi iman percaya ke Yesus lah yang meyelamatkan” tepi saya masih tetap bertahan dengan pandangan saya bahwa gereja Katolik lah yang harus kita masuki walau pun gereja non Katolik memakai alkitab yang sama, tapi gereja katolik di dirikan Tuhan Yesus bukan yang lain dan tentunya keselamatan yang sejati pasti ada disana. Tapi sampai saat ini istri saya masih belum mau ikut dan bahkan menolak. Dan keinginan saya ini sudah saya sampaikan ke salah satu Majelis gereja kami bahwa saya akan kembali kekatolik karena hati saya merasa tidak tenang dan terlebih lagi mengetahu bahwa Gereja Katolik sejak dulu ada dan Tuhan Yesus sendiri yang mendirikannya.Majelis saya tidak setuju dan mengatakan untuk memikirkan kembali mungkin saya terlalu emosional untuk memutuskan hal ini. karena majelis saya melihat saya kurang puas mereka meyarankan untuk mengundang Pendeta dari gereja kami untuk memberikan arahan.
Hari ini hari Sabtu tanggal 14-12-2013 dan saya sekeluarga, Majelis dan Pendeta akan berkumpul di rumah kami besok siang setelah ibadah pagi untuk membicaraakan apa yang ingin saya lakukan yaitu kembali ke Gereja Katolik agar tetap tidak keluar dari gereja saat ini.
Katolikisasi team, saya mohon saran dan doakan saya karena saya ingin mencari kebenaran, walau pun seperti terlambat tidak sejak dulu saya tegas di Katolik, sehingga semua jadi seperti ini.
Terimakasih,
Freddy A.N Munthe
Shalom Freddy,
Sesungguhnya Tuhan menempatkan di dalam hati setiap orang, kerinduan untuk mencari kebenaran. Maka jika Anda mempunyai kerinduan itu, dan terdorong untuk melaksanakannya, bersyukurlah kepada Tuhan, sebab rahmat-Nya yang kelak akan menghantarkan Anda untuk menemukannya. Memang tidak selamanya mudah untuk mewujudkan hal ini, terutama jika Anda telah menikah di gereja non-Katolik dan istri Anda juga belum terpanggil menjadi Katolik. Tetapi bawalah semua ini dalam doa-doa Anda, dan serahkan segalanya ke dalam tangan Tuhan, agar Dia-lah yang membuka jalannya bagi Anda. Mungkin baik Anda ketahui bahwa Anda tidak sendirian dalam hal ini, sebab Tuhan selalu menyertai, demikian pula ada banyak orang yang juga mengalami hal serupa dengan yang Anda alami. Silakan menyimak ada sekitar 740 pengalaman di situs EWTN ini (Eternal World Television Network), klik di sini, yang mengisahkan perjalanan hidup rohani banyak orang yang dari non- Katolik terpanggil menjadi Katolik, entah mereka yang memang berasal dari gereja-gereja non-Katolik, atau dari yang pernah meninggalkan Gereja Katolik namun kemudian ingin kembali pulang ke pangkuan Gereja Katolik.
Kami akan mendukung Anda dengan doa-doa kami. Semoga kesungguhan hati Anda mencari kebenaran, dan kesungguhan hati Anda untuk semakin mengasihi istri dan anak-anak Anda, dapat melembutkan hatinya untuk dapat memahami keinginan Anda. Mungkin ada baiknya Anda berbicara juga dengan Romo paroki tempat di mana Anda berdomisili, dan nyatakan kemauan Anda. Jika sudah bulat keinginan ANda untuk kembali ke Gereja Katolik, silakan mengaku dosa dalam sakramen Pengakuan Dosa, dan mengkonvalidasikan perkawinan Anda yang dilakukan di luar Gereja Katolik, agar dapat menjadi sah menurut hukum Gereja Katolik, supaya sesudahnya Anda dapat kembali menerima Komuni kudus.
Seandainya di paroki tersebut ada persekutuan doa karismatik Katolik, silakan Anda mengajak istri Anda untuk mengikuti pertemuan persekutuan doa di paroki Anda, semoga istri Anda juga dapat mengalami kehadiran Tuhan di sana. Jika hatinya sudah mulai terbuka, Anda juga dapat mengajaknya mengikuti perayaan Ekaristi Kudus, meskipun jika ia belum diterima menjadi Katolik, ia belum dapat menerima Komuni kudus. Selanjutnya bawalah pergumulan ini dalam doa-doa Anda, dan keinginan Anda untuk memimpin seluruh keluarga Anda untuk menjadi Katolik.
Sejujurnya, memang mungkin hal ini tidak mudah, tetapi jika sudah menjadi rencana Tuhan, hal ini akan dapat terlaksana dan menghasilkan buah yang indah pada waktu-Nya.
Silakan membaca lebih lanjut artikel-artikel:
Mengapa memilih Gereja Katolik
Apa artinya menjadi Katolik
Mengapa berpindah dari Gereja Katolik ke gereja lain?
Artikel seri: Gereja Tonggak Kebenaran dan Tanda Kasih Tuhan (Bagian 1 s/d 5)
atau artikel-artikel lain sesuai dengan topik yang ingin Anda ketahui, yang dapat Anda cari dengan fasilitas pencarian di sisi kanan homepage.
Teriring doa dari kami di Katolisitas.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Shalowm Bro Freddy,
ijinkan saya seorang Katolik awam mengundang Anda datang ke Gereja Katolik, utk merayakan Ekaristi dan menyambut sakramen tobat. Sabtu & Minggu ini adalah Misa Adven ke-4. Nanti dihari Natal, anda dapat menyambut Sakramen Ekaristi (note: datanglah lbh awal)
Anda dapat merasakan sendiri, apakah Jesus mengundang Anda kembali ke pangkuan Gereja Katolik atau tidak?
Yak 2:17 Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.
Turut berdoa,
Oktavianus.
maaf mau tanya..
saya mau masuk Katolik, bagaimana caranya?
apa harus dibaptis dulu? kalau langsung ke gereja (tdk dibaptis) belum bisakah?
terima kasih..
[dari Katolisitas: silakan datang ke gereja Katolik di dekat Anda tinggal dan menemui pastor parokinya. Ungkapkan keinginan Anda untuk dibaptis. Pastor akan menjelaskan dan memberikan pengajaran katekisasi, yaitu pelajaran mengenai iman Katolik dan pengajaran Gereja Katolik. Kursus katekisasi lamanya berkisar antara enam bulan sampai satu tahun, tergantung frekuensi pertemuan dalam setiap minggunya. Anda boleh ke gereja dan ikut merayakan Misa walaupun belum dibaptis, tetapi Anda belum boleh menerima Komuni. Nanti setelah dibaptis, Anda bisa menerima Komuni kudus. Umumnya katekisasi dewasa juga memberikan persiapan untuk penerimaan Sakramen Krisma, sehingga pada saat Pembaptisan, dapat diberikan sekaligus, tiga sakramen, yang dikenal sebagai Sakramen Inisiasi yaitu Sakramen Baptis, Krisma, dan Ekaristi (Komuni Pertama)]
Salam sejahtera, saya mau minta pendapat, saya dulunya Kristen non Katolik tetapi saya menikah dengan orang yang beragama berbeda dengan saya, saya menikahinya karena saya telah membuat dia hamil di luar nikah, saya terpaksa mengikuti agama istri saya, selama beberapa bulan saya sangat merasa berdosa karena telah mengkhianati Kristus, setelah diskusi dengan istri saya, istri saya setuju kalo saya masuk agama Katolik, kesimpulannya bisakah saya menjadi orang Katolik?? Saya harap saudara sekalian dapat memberikan jawabannya, terima kasih.
Ryan yth,
Anda bisa menjadi Katolik dengan pertama, temuilah romo paroki di mana Anda tinggal. Kemudian tunjukkanlah surat baptis dari gereja Anda. Prinsipnya, jika Anda sudah pernah secara sah dibaptis di gereja Anda (dan gereja Anda termasuk dalam daftar PGI) maka jika Anda ingin menjadi Katolik, Anda tidak perlu dibaptis ulang, hanya perlu diterima dan diteguhkan menjadi Katolik. Nanti Anda juga mengikuti katekumenat lagi, kemudian mengikuti kursus perkawinan sampai selesai dan selanjutnya Anda dapat hidup dalam kepenuhan sakramen. Sebelum Anda diteguhkan/ diterima menjadi Katolik, Anda perlu mengakukan dosa hubungan seksual yang dilakukan sebelum perkawinan, sebab pada dasarnya, semua bentuk dosa ataupun pelanggaran disiplin Gereja mempunyai konsekuensi/ sanksi. Untuk itu yang bersangkutan perlu mengaku dosa menerima Sakramen Pertobatan, agar dapat dilepaskan dari ikatan dosa tersebut. Selanjutnya, hiduplah sebagai murid Kristus dan kejarlah kekudusan yang berpadanan dengan panggilan hidup sebagai anak-anak Allah.
Salam
Rm Wanta
Entah katolik maupun protestan..kita semua adalah satu dalam Yesus… :)
by: Megga ;)
Shalom Mega,
Kristus memang menghendaki agar semua orang yang percaya kepada-Nya menjadi satu (lih. Yoh 17:20-23). “Supaya mereka semua menjadi satu….(ay. 21)…. supaya mereka menjadi satu (ay.22) …. supaya mereka sempurna menjadi satu (ay.23). Maka Tuhan Yesus menghendaki persatuan yang sempurna, termasuk dalam hal ajaran maupun kepemimpinannya. Tuhan Yesus tidak menghendaki persatuan yang semu, di mana ada sebagian anggota yang protes terhadap yang lainnya dalam hal ajaran iman. Maka adalah menjadi tugas semua anggota Gereja untuk sama-sama mencari kepenuhan kebenaran, agar tercapailah kesatuan yang sempurna, baik dari segi ajaran maupun kepemimpinan, sebagaimana dikehendaki oleh Kristus pada saat Ia mendirikan Gereja-Nya di atas Rasul Petrus (lih. Mat 16:18-19).
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
selamat sore
Sebenarnya saya seorang muslim,tapi juga bukan muslim yg baik. Sejak lama saya ingin jd umat kristen,saya tidak pernah melakukan kewajiban saya seorang muslim,bukan tanpa alasan,karena saya merasa lebih percaya pada Yesus.
Sampai akhirnya sesuatu yg buruk telah saya lakukan,terjadi pada saya dan membuat keluarga saya kecewa sekali terhadap saya. saya tidak tahu apa ini takdir atau karena saya bukan muslim yg baik saya diberi jalan hidup sperti ini.
Tp suatu malam ketika saya sangat sedih,merasa tidak berguna,saya bertanya mengapa??? dalam pikiran saya, saya memikirkan Yesus. Dan ternyata saya mimpi Yesus datang pada saya dia melihat saya sedang berdoa,memang saya tidak mendengar suara melalui telinga,,tapi hati saya mendengar kalau dia berkata ‘IKUTLAH AKU LALU KAMU AKAN BAHAGIA’. Jujur saya kaget,tp sya tidak ingat suaranya seperti apa. dan beberapa lama kemudian Yesus datang hanya melihat saya.
Tolong bantu saya arti mimpi saya
Salam AR,
Secara objektif, kekecewaan dan luka Anda karena bersalah pada keluarga membuat Anda menyesal. Hal ini bisa dimengerti. Manusia memiliki kecenderungan berdosa serta berpotensi (dan sering diaktualkan) menyalahgunakan kebebasan dengan berbuat salah (dosa). Bagi orang Katolik, tiada takdir tanpa menyertakan kebebasan manusia. Mau menanggapi panggilan Tuhan Yesus Kristus dalam Gereja Katolik atau tidak, terserah 100 persen pada kebebasan Anda.Mengikuti Yesus Kristus dengan menjadi Katolik menuntut kita agar hidup sesuai tuntutan Bunda Gereja, meninggalkan cara hidup yang lama yang berdosa menuju hidup yang selalu diperbaharui dalam kasih menuju kebahagiaan surga. Hal ini tidak mudah. Berdoalah dan minta pandangan orang Katolik di sekitar Anda, termasuk imam Katolik yang terdekat dengan Anda. Juga, berkonsultasilah dengan ulama Islam yang Anda kenal, agar mendapatkan masukan pula, karena Anda muslim dan diharapkan menjadi seorang muslim yang baik. Anda-lah yang menilai dan memutuskan untuk diri Anda sendiri. Mana yang membuat hati Anda damai dan mantap, itu tanda keputusan Anda yang sesuai dengan hati nurani Anda. Semoga menjadi makin jernih.
Salam
RD. Yohanes Dwi Harsanto
Salam kasih dalam Kristus Yesus,
sy seorang Protestan sjak lahir, stlah pergumulan bbrpa lama, mlalui situs ini pula oleh ptolongan Roh Kudus, sy skrg sdh mantap scra keinginan utk pndah ke katolik krn mmg itulah yg dkehendaki Yesus dan kepenuhan kbenaran ad dlm gereja katolik.
Sy jg pnah mnulis ttg kerinduan sy kmbali ke katolik ini di tanya jawab ttg krtik kpd Bapa Gereja.
Namun yg mjd mslh skrg adlah hati sy blm mantap utk memulai langkah itu. Dan bingung hrs mulai dr mna. Krn memang berat utk meninggalkan gereja sy yg lama dgn sgala yg d dalamnya. Tmsuk teman sepelayanan dsb. Dan takut akan brada dlm keadaan yg bru yg sy tau mgkn sbnarnya tdak(mgkn blm) cocok dgn sy. Tapi diatas smua kendala td, sdh tidak ada alasan lg utk saya menolak gereja Katolik berikut dgn ajaran dan sgala isinya. Yg tertinggal hnyalah kendala pribadi saja.
Namun d samping itu, keluarga sy adalah protestan jg (papa n mama sy dlu katolik) yg bsa dibilang trauma dgn katolik krn brbagai mcm kekecewaan. Diantaranya,
1. mama sy (yg dlunya protestan) saat mau mnikah dgn papa sy (katolik) memutuskan pndah ke katolik tp tdk perlu d baptis lg krn memang sdh, hny perlu diteguhkan. Tp entah knapa pd saat hri H nya, mama sy dpaksa maju jg dan dibaptis lg pdhal mama sy sdh mnolak, tdk tahuu krn kesalahpahaman atau apa. Nah dlm hal ini, sy jg skalian btnya tanggapan ttg kasus ini, apa jalan kluarnya.
2.lalu tdak lama stlah itu, mreka pndah rumah namun tdk tahu kalau hrs lapor k gereja dsb. Lalu d tegurlah mama sy oleh ketua wilayahnya, mama sy kcewa krn menegurnya sm skali tdak dgn ksih dan cra yg bijak. Papa sy pun jg ikut jengkel.
3.Lalu saat sy lhir n hrs d baptis, lagi2 dkecewakan, dgn dilempar2kan urusan ini seolah dipersulit. (entah mengapa sptinya sikap dr pihak gereja bgtu kaku, tp mnrt mama sy, krn mreka dlu tdak aktif keg lingkungan shingga pengurus wil nya pernah mngatakan bhwa kalau ad apa2 jgn hrapkan bntuan, krg lbh spt itu)
shingga memuncaklah kekecewaan mreka dan memutuskan pindah ke gereja protestan d sbrang gereja katolik tsb. Shingga sy dibaptis n dbsarkan sbg protestan. dtmbah lg dgn ketidak cocokan ttg krgnya kecintaan umat katolik dgn alkitab, sgala hal2 lain ttg Bunda Maria, org kudus, patung, dsb yg mgkn saat it blm dpahami dgn baik oleh ortu sy.
Nah sy skrg utk meminta ijin pndah kpd mama sy skligus mngajak sekeluarga jg pndah, rsanya agak sulit, awalnya mama sy mw mndengarkan pnjelasan sy dan bdebat dg baik ttg ajaran2 yg mgkn kami slh paham dsb, bhkan sy smpat suruh baca sndri artikel ttg mengapa memilih gereja katolik d situs ini, tp lama kelamaan mama sy mnolak utk slg berargumentasi, dan hnya bilang pokoknya kita sdh pcaya Yesus, berbuat ksh, sdh diselamatkan, gak ada yg d alkitab hrs d katolik dsb.
Jd seolah2 bukan tdk tahu tp tdk mau tahu.. Bagaimana sy mau mnjelaskan lg, krn sptinya d sini mama sy menempatkan kepentingan pribadinya lbh tinggi, krn kekecewaan it tdi dan ketidak enakan mninggalkan zona nyaman it. Sy bgung bgaimana mnyadarkan pd mama sy sbrapa pnting n perlunya kmbali ke gereja Katolik. Bhkan skrg mama sy mulai melarang sy mbaca situs ini lg, krn dikira membuat ragu2 akan iman sy slama ini. Pdhal mnrt sy Roh Kudus kan yg mendorong sy kmbali bersatu dgn gereja yg Yesus dirikan, masa yg lain.
Sy jd sdikit kecewa dgn mama sy, krn sjak kcil beliau yg menanamkan nilai2 Kristus dlm kehidupan sy, bgaimana utk melihat Tuhannya bkn manusianya, bgaimana utk setia dan mengutamakan Tuhan, dsb. Dan sy tau bnar beliau adlh seorang Kristen yg sungguh2 n taat. Tp skrg saat spti ini, seolah tdak rela mengorbankan dri sndri demi kebenaran Tuhan. Pdhal sy sndri jg sma2 berat utk melangkah, tp sy pcaya jika brsama akan lbh ringan apalgi kita memang dlm ptolongan Tuhan.
Mohon bntuannya dan doanya, apa yg tbaik bgi kami. Krn sy jg tkut ortu sy dianggap bidah dan skisma krn mninggalkan gerja Katolik scra sadar, shingga lbh perlu utk kmbali drpd sy yg mmg tlah d lahirkan dlm lignkungan protestan.
Terima kasih.. Slam Kasih dalam Yesus Tuhan.
Shalom Jericho,
Terima kasih atas sharingnya. Memang tidak mudah untuk berpindah dari gereja Protestan yang sejak kecil Anda ikuti ke Gereja Katolik. Namun di satu sisi, hal ini juga dapat menjadi satu kejadian yang sesungguhnya patut disyukuri. Yang terpenting, kalau Anda sungguh-sungguh telah mantap menjadi Katolik, menyadari bahwa kepenuhan kebenaran ada di dalam Gereja Katolik, maka tidak ada yang dapat menghalangi Anda untuk menjadi anggota Gereja Katolik. Namun, tentu saja Anda perlu melakukannya dengan bijaksana.
Jangan kuatir bahwa Anda akan kehilangan komunitas Anda, karena Anda juga akan mendapatkan komunitas yang baru. Ada banyak pendeta di Amerika yang kemudian menjadi Katolik. Mereka rela kehilangan komunitas mereka dan kehilangan pendapatan mereka, demi untuk masuk ke dalam Gereja Katolik, Gereja yang didirikan oleh Kristus sendiri. Di dalam Gereja Katolik ada kegiatan yang bersifat teritorial – di lingkungan, wilayah, maupun tingkat paroki – dan juga kategorial – seperti Legio Maria, kelompok kepemudaan, kelompok doa, kelompok Kitab Suci, dll. Setelah Anda menjadi Katolik, maka Anda dapat memilih kegiatan yang ingin Anda ikuti. Berikut ini adalah beberapa hal yang mungkin dapat Anda lakukan:
1. Bawalah terus hal ini dalam doa. Yesus mengetahui kerinduan hatimu untuk masuk ke dalam Gereja yang Dia dirikan. Pada saat yang bersamaan, doakan juga papa dan mama Anda.
2. Pada saat ini, Anda tidak perlu untuk melakukan usaha agar orang tua Anda menjadi Katolik. Berfokuslah terlebih dahulu agar Anda dapat menjadi Katolik. Kalau ada kesempatan yang baik, diskusikan hal ini dengan Mama Anda dalam suasana kasih. Katakan bahwa kalau memang Yesusnya sama, maka tidak menjadi masalah kalau Anda menjadi Katolik. Katakan bahwa Anda menjadi Katolik karena sungguh-sungguh mengasihi Yesus. Kalau Dia sendiri mendirikan Gereja maka tidak ada alasan untuk menolak Gereja-Nya. Katakan juga bahwa Anda menginginkan untuk menerima Yesus secara pribadi dengan lebih intim, yaitu di dalam Sakramen Ekaristi, karena dalam sakramen ini, Anda menerima Tubuh, Darah, Jiwa dan ke-Allahan Kristus. Mintalah izin kepada Mama dan Papa Anda secara baik-baik, sehingga Anda dapat berpindah ke dalam Gereja Katolik.
3. Temuilah pastor di paroki tempat Anda tinggal. Diskusikan dengan pastor, tentang langkah-langkah persiapan yang perlu dilakukan agar Anda dapat menjadi Katolik. Ikutilah langkah-langkah tersebut dengan sukacita, entah harus mengikuti pelajaran agama atau bimbingan yang lain.
4. Jadilah saksi Kristus yang baik. Dengan menjadi umat Katolik, yang terus dikuatkan dengan Tubuh dan Darah Kristus sendiri yang diterima setiap Sakramen Ekaristi, maka kita juga dimampukan untuk berjuang dalam kekudusan. Kalau Anda sungguh-sungguh ingin agar orang tua Anda juga dapat menjadi Katolik, maka teruslah berjuang dalam kekudusan. Semakin Anda menjadi anak yang baik – menghormati, menuruti, menjalankan apa yang seharusnya dijalankan (kalau pelajar harus belajar dengan baik) serta terus mengasihi orang tua Anda, maka Anda dapat semakin membawa orang tua Anda ke Gereja Katolik. Mereka akan melihat bahwa setelah Anda menjadi Katolik, maka Anda semakin mengasihi Yesus dengan semakin mengasihi anggota keluarga. Jangan terlalu kuatir tentang hasil akhir. Yang perlu dilakukan, Anda menjalankan bagian Anda, dan Roh Kudus yang melakukan bagian-Nya, yaitu memberikan kerinduan kepada orang tua Anda untuk masuk ke dalam Gereja Katolik.
Kemudian, tentang beberapa hal yang menjadi pertanyaan Anda. Memang Gereja Katolik adalah kudus, karena didirikan oleh Kristus dan karena Kristus sendiri menjadi kepala dari Gereja (lih. Ef. 5). Walaupun demikian, Gereja yang kudus ini terdiri dari orang kudus dan pendosa. Orang-orang yang sungguh-sungguh menjalankan ajaran Gereja Katolik akan membangun Gereja, dan sebaliknya para pendosa dapat menjadi batu sandungan bagi orang lain. Jadi, bisa saja orang tua Anda mengalami masalah dengan anggota Gereja yang memang kurang menjalankan apa yang diajarkan oleh Kristus.
Kejadian bahwa Mama Anda disuruh maju secara mendadak untuk dibaptis terlebih dahulu pada waktu Sakramen Perkawinan, sebenarnya agak janggal. Dalam pernikahan Katolik, pastor akan mengadakan penyelidikan kanonik terlebih dahulu. Kalau memang pastor melihat bahwa baptisan Mama Anda tidak sah (karena materi, forma dan intensi) tidak sah, maka pastor dapat membaptis mama Anda terlebih dahulu sebelum Sakramen Perkawinan. Sebaliknya, kalau baptisan yang dilakukan oleh Mama Anda adalah sah, maka tidak perlu ada baptisan, namun hanya perlu diteguhkan, karena Gereja Katolik mengakui satu baptisan (lih. Ef 4:5). Saya tidak tahu secara persis apa yang terjadi, namun kalau benar kejadiannya seperti itu, tentu saja sebenarnya pastor dapat menyelesaikannya dengan lebih bijaksana.
Kemudian, masalah dengan ketua wilayah, maka memang sesungguhnya ketua wilayah dapat menyampaikannya dengan lebih baik. Namun, apapun masalahnya, di gereja manapun, kesalahpahaman semacam ini dapat terjadi.
Jadi, yang terpenting adalah, kita tidak melihat kasus-kasusnya, namun melihat akan ajarannya. Tentu saja kesaksian yang baik akan membantu seseorang untuk dapat tertarik menjadi Katolik. Namun, pada akhirnya, seseorang dituntut untuk mempelajari imannya, sehingga tidak mudah goyah. Ini berarti menjadi tantangan bagi seluruh umat Katolik untuk terus mempelajari imannya, sehingga dapat semakin mengetahui dan mengasihi Kristus. Semoga Anda terus dikuatkan untuk dapat berjuang masuk dalam Gereja-Nya yang satu, kudus, katolik dan apostolik. Kalau Anda masih mempunyai pertanyaan yang lain, silakan menyampaikannya kepada kami. Kami akan mencoba menjawab semampu kami. Dan pada saat Anda dibaptis dan kembali pulang ke Gereja Katolik, mohon untuk memberitahu kami juga. Doa dari tim katolisitas dan juga para pembaca katolisitas akan menyertai Anda.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Terima kasih pak Stef atas saran dan solusinya. Sy akan coba usahakan demikian.
Utk yg maju mendadak utk dibaptis itu, memang bukan saat perkawinan namun memang sblumnya dan dalam rangka peneguhan saja dr protestan ke katolik, dan kesepakatan awalnya memang mama sy tdk perlu d baptis lg hanya diteguhkan saja, tp saat hari H yg berbarengan dgn pembaptisan, mama sy jg ikut dbaptiskan, bkan d teguhkan saja.
Iya, sy jg brusaha mnjelaskan demikian sesuai yg sbnarnya mama sy sndri pnah ajarkan, utk tdak melihat manusianya, tp melihat Tuhannya. Dan sy akirnya bhasil bbicara lg dgn mama sy, dan kali ini mama sy memang mengakui tdak ada yg slh msuk katolik, tp tetap tdak bsa krn keberatan2 pribadi.
Yah, paling tdak ada perkemangan positif dr mama sy. Mohon doanya trus utk klanjutan pjalanan sy ini. Mgkn ada bnarnya biar sy yg melangkah sndri dulu.
Dan satu hal lagi, dalam waktu dkat mama sy akan mempertemukan sy dgn pendeta kami, utk membicarakan ttg keinginan sy utk ke katolik ini. Sy jd agak bingung skligus gentar bgaimana bhdapan lgsg dgn pendetanya. Tp satu hal yg sy ykin, apapun yg dkatakan oleh pendeta itu nanti ttp saja tdak akan berpengaruh, krn sy mrasa panggilan utk kmbali ke katolik ini (sy dlu hmpir d baptis d katolik tp gak jd) adlh sesuatu yg mutlak yg bukan bs dtawar2 atau dperdebatkan. mohon Doakan sy utk pertemuan ini jg. agar sy tdak gentar dan malah mgkn sbliknya bsa membawa persatuan bgi gereja2 minimal menggelitik pendetanya.
Terima kasih pak stef. Sy akan mengabari jika sy sdh bhasil tiba dlm pangkuang gereja kristen yg Katolik.
Salam dalam Kristus Tuhan.
Salam dalam kasih Kristus
Untuk Bp Jericho, saya sangat senang membaca mengenai tekad Bpk untuk kembali ke Gereja Katolik. Saya tidak tahu apakah saat ini tekad Bpk sudah terlaksana atau masih terkendala, puji Tuhan bila sudah terlaksana namun bila belum saya akan dukung Bapak dalam doa agar Bapak tidak Gentar dalam menghadapai kritikan yang akan muncul dari orang-orang disekitar Bapak.
terima kasih
Syalom, Tim Katolisitas yang di berkati Tuhan
Pertama-tama saya mengucapkan syukur dan Puji Tuhan, karena rahmat Nya yang selalu terlimpahkan kepada saya hingga saya selalu mendapatkan perlindungan dalam setiap langkah dan cobaan yang kami alami, dan selalu dibimbing oleh Tuhan Yesus Kristus hingga saya telah dijinkan menjadi Anak Allah melalui permandian pada malam Paskah bulan April yang lalu dan telah diterima menjadi umat Gereja Santo Don Bosco Sampit, dengan nama Baptis saya Stefanus.
Dan bersama ini pula saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh Tim Katolisitas yang telah memberikan pandangan dan pengetahuan tentang Katolik, karena di situs ini lah saya awal mula saya belajar tentang Katolik. Terima Kasih.
Salam Sejahtera,
Dodi Wiwoho
Shalom Stefanus Dodo Wiwoho,
Terima kasih atas kabar yang sungguh menggembirakan ini. Tim katolisitas dan seluruh pembaca katolisitas mengucapkan selamat datang di Gereja Katolik. Semoga rahmat Baptisan yang telah Anda terima dapat memberikan kepada Anda untuk mengemban tugas sebagai nabi, imam dan raja. Dan semoga teladan Santo Stefanus terus memberikan keberanian kepada Anda dalam memberikan kesaksian akan Kristus yang telah menderita, wafat dan bangkit. Dan mari kita semua bersama-sama membangun Gereja Katolik yang kita kasihi.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
tim katolisitas.org
Salam Damai Kristus,
Ijinkan saya share pengalaman hidup saya, berkaitan dengan artikel ini
Saya lahir dari keluarga katolik, sampai saatnya saya mendapatkan jodoh
yang kebetulan muslim. Entah kenapa dorongan untuk menikahinya demikian kuat karena beberapa alasan pribadi, dan saya “rela” melepaskan katolik untuk mengikuti agama istri. Tekad saya di izinkan orangtua dengan cukup menyedihkan hati mereka.
Yang ada dalam benak saya saat itu, cuma satu. Apapun yang terjadi biarlah saya mencari Tuhan dalam agama lain tersebut. Dan pasti Tuhan tetap akan membimbing saya. Pernikahan saya berlangsung, dan setahun saya menjalani agama baru.
Selama 1 tahun tidak mendapatkan makna Tuhan disana, saya pelajari kitab dan hadis (maaf bukan bermaksud apapun), setiap malam ratusan lembar kitab dan buku saya baca, berbulan-bulan kemudian, saya sudah bisa mengumpulkan kesimpulan pribadi, bukan ini jalan ku, dan akhirnya membulatkan tekad saya “Saya Mau Kembali ke Katolik” apapun resikonya.
Istri saya benar-benar syok, dan dalam beberapa bulan kemudian, setiap hari, saya berusaha membuka mata dan hati istri, melihat kepada kebenaran. Argumen, debat, dan fakta pahit, tidak juga membuka hatinya.
Sampai pada suatu ketika, saya hanya memohon, agar dia mau membaca dan mempelajari terlebih dahulu kitabnya, setelah itu, bacalah Injil!.
Dan tidak lupa doa ku mengiringi istriku.
Setelah bersusah payah berbulan-bulan, hanya dalam hitungan hari setelah istriku membaca Injil, istriku “terbuka” matanya, dan “takjub” betapa berbeda-nya dua ajaran ini.Puji Tuhan!, Kuasa Roh Kudus, sungguh nyata!
Luarbiasanya istriku langsung hafal contoh-contoh pengajaran Yesus, inilah “keajaiban” untuk keluargaku yang tiada taranya, kasih Tuhan sungguh besar, mau memilih kami kembali ke jalanNya.
Luarbiasa gembira dan bahagianya, kembali ke gereja, kembali merayakan ekaristi, Natal, Paskah, merasakan benar campur tangan Tuhan ! Alleluya!
Kenapa Katolik ? Karena saya melihat “hasil” manusia-manusia (buah) yang saya tidak lihat di agama manapun. Jiwa-jiwa yang bisa menyingkirkan keduniawian, yang bisa menyerahkan hidup untuk orang lain, yang hanya hidup untuk Tuhan dan sesama, itulah pengikut Kristus sejati. Dan luarbiasanya, keajaibanNya, KaryaNya, Pesan-pesanNya melalui hambaNya, selalu dan terus ada sampai saat ini.
Semoga Gereja Tuhan semakin kokoh menghadapi zaman,
Dan Tuhan Memberkati Kita Semua… Amin.
Ikut nimbrung…
Pertanyaan2 dari Sonny Ng memang juga menjadi ketertarikan saya (terutama bbrp tahun yg lalu… Puji Tuhan sekarang saya diteguhkan bahwa di Gereja Katolik lah rumahku…), sampai2 saya ingin tahu apakah di luar negeri juga terjadi situasi umat yang sama?? atokah di indonesia saja? brgkali ada yg mau share… trimkasih…
Tuhan memberkati
[dari katolisitas: Di Amerika, banyak sekali pendeta dari beberapa denominasi pindah ke Gereja Katolik. 676 Cerita dapat anda dengar di sini – silakan klik.]
Selamat pagi bapak atau ibu, Salam kenal sebelumnya. Saya Mikael Tjahyono.
Bolehkah saya bertanya perihal, apabila seorang pengikut Yesus dan ingin menjadi Katolik sedangkan sebelumnya dia beragama Kristen dan sudah dibaptis dalam Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus, dan juga gerejanya sudah terdaftar dalam PGI, apakah untuk dia harus belajar Katekumen dan dibaptis lagi secara Katolik atau hanya perlu ada proses penerimaan saja secara Katolik dan sebagainya?
Mohon petunjuknya, dan apabila ada aturan gereja yg mengatur hal pindah agama tersebut boleh tolong diberikan referensinya.
Terima kasih atas kesediannya untuk membaca pertanyaan saya ini, semoga bapak/ibu berkenan untuk menjawabnya.
Salam,
Mikael Tjahyono.
Shalom Mikael,
Terima kasih atas pertanyaannya bagaimana seorang Kristen non-Katolik ingin berpindah ke Gereja Katolik. Pertama, silakan menghubungi paroki terdekat dan bertemu dengan pastor. Kemudian pastor akan memberikan solusi untuk mendapatkan pelajaran agama, terutama tentang ekklesiologi dan sakramen. Kedua, tentang baptisan, kalau telah dilakukan dengan sah: materi dan forma serta intensi yang benar, dan diperkuat bahwa gereja yang dulu membaptis masuk dalam PGI, maka baptisan tersebut adalah sah. Silakan menunjukkan bukti berupa surat baptis kepada pastor. Kalau memang baptisan tersebut sah, maka tidak perlu dibaptis lagi, karena baptisan telah memberikan karakter kepada jiwa. Dikatakan di dalam Katekismus Gereja Katolik:
KGK, 1272 Orang yang dibaptis menjadi serupa dengan Kristus, karena melalui Pembaptisan ia digabungkan bersama Kristus (Bdk. Rm 8:29). Pembaptisan menandai warga Kristen dengan satu meterai [character] rohani yang tidak dapat dihapuskan, satu tanda, bahwa ia termasuk bilangan Kristus. Tanda ini tidak dihapuskan oleh dosa mana pun, meskipun dosa menghalang-halangi Pembaptisan untuk menghasilkan buah keselamatan (Bdk. DS 1609-1619). Karena Pembaptisan diterimakan satu kali untuk selamanya, maka ia tidak dapat diulangi.
Semoga dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Terima kasih banyak atas tanggapannya yang cepat dan begitu jelas.
Saya yakin ini dapat membantu saya atas perihal yang saya pertanyakan.
Salam Damai Kristus.
saya ingin sekali mendapatkan pendalaman rohani Katolik (kalau di islam istilahnya “mondok”) untuk beberapa waktu karena dangkalnya pengetahuan iman saya, sehingga ketika saya mendapatkan pertanyaan dari teman-teman kerja tentang iman Katolik saya, saya bisa memberikan penjelasan, nggak hanya bengong saja. Ke mana saya harus pergi? Terimakasih sebelumnya…….
Shalom Elalia,
Anda dapat menghubungi pastor paroki Anda atau sekretariat paroki untuk mengetahui apakah ada kegiatan pendalaman iman Katolik yang diadakan di paroki Anda. Jika tidak ada, silakan Anda tanyakan apakah ada kelas katekumen yang dapat Anda ikuti, sehingga Anda dapat memperoleh kembali pengajaran tentang iman Katolik.
Atau, jika Anda senang membaca, silakan membaca berbagai artikel tentang iman Katolik di situs- situs Katolik, termasuk di situs Katolisitas ini. Silakan klik di bagian Arsip di sini, silakan klik, dan temukanlah pembahasan berbagai topik iman Katolik di sana, dan silakan klik di judul yang ingin Anda ketahui.
Semoga berguna.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Sdri. Elalia,
Saya rekomendasikan untuk mengikuti KEP (Kursus Evangelisasi Pribadi) di paroki anda. Secara pribadi, disanalah saya mengalami CLBK dengan Gereja Katolik dan segala kekayaannya.
Tuhan memberkati.
Hi Dennis,
Saya juga berada di Sydney saat ini. Jika boleh tau anda berdomisili dimana? Di Sydney ada beberapa komunitas orang muda Katolik. Dan setiap minggunya ada beberapa kegiatan rohani para muda – mudi Katolik di sini.
Dan saya ingin mengundang anda untuk mengikuti kegiatan-kegiatan kami.
Regards
Eric
Salam untuk pengasuh katolisitas.org
(Seperti pada posting pertanyaan saya di topik lain) saya berlatar belakang Protestan (tahun-tahun akhir ini tidak ke gereja) namun simpatik dengan ajaran katolik. Saya awam dengan segala sesuatu tentang gereja katolik sampai saya mulai membaca artikel-artikel di situs ini. Juga, saya tidak mempunyai teman dekat katolik.
Ketika saya membaca artikel https://katolisitas.org/2009/08/04/apakah-yang-diselamatkan-hanya-orang-katolik-dan-yang-lainnya-pasti-masuk-neraka/
terdapat pernyataan:
“…andaikata ada orang, yang benar-benar tahu, bahwa Gereja Katolik itu didirikan oleh Allah melalui Yesus Kristus sebagai upaya yang perlu [untuk keselamatan], namun tidak mau masuk ke dalamnya atau tetap tinggal di dalamnya, ia tidak dapat diselamatkan.”
Saya merasa harus banyak mengetahui ajaran katolik sebelum memutuskan untuk bergabung ke gereja setempat. Pertanyaan saya, hal-hal apa yang harus dilakukan untuk menggabungkan diri ke gereja katolik setempat?
Terima kasih atas bantuan penjelasannya
Shalom Lukas,
Terima kasih tentang keterbukaan anda untuk menerima iman Katolik. Bagaimana kita mengartikan paragraf 14 dari Lumen Gentium – Vatikan II yang anda kutip “…andaikata ada orang, yang benar-benar tahu, bahwa Gereja Katolik itu didirikan oleh Allah melalui Yesus Kristus sebagai upaya yang perlu [untuk keselamatan], namun tidak mau masuk ke dalamnya atau tetap tinggal di dalamnya, ia tidak dapat diselamatkan.”? Kalau setelah seseorang mempelajari bahwa Gereja Katolik merupakan Sakramen keselamatan, namun mengeraskan hati untuk tidak mau masuk di dalamnya karena kepentingan-kepentingan pribadi (misal: takut dijauhi teman, takut kehilangan pekerjaan, dll), maka orang-orang ini sebenarnya menempatkan kepentingan pribadi di atas kebenaran. Jadi, dalam kasus anda, silakan anda membawa situasi dan kebimbangan anda dalam doa dan pada saat yang bersamaan mencoba mempelajari apa yang diajarkan oleh Gereja Katolik. Anda dapat membuka arsip katolisitas di sini – silakan klik. Mungkin artikel ini – silakan klik dan tanya jawab ini – silakan klik dapat membantu.
Untuk bergabung dengan Gereja Katolik, silakan anda menghubungi paroki terdekat. Katakan kepada pastor, bahwa anda ingin bergabung dalam Gereja Katolik. Maka pastor akan meminta anda untuk mengikuti katekese (pelajaran agama), sehingga anda dapat benar-benar mengerti apa yang sebenarnya diajarkan oleh Gereja Katolik. Dengan senang hati kami akan menjawab semampu kami kalau sekiranya anda mempunyai pertanyaan-pertanyaan tentang iman Katolik. Semoga Roh Kudus memberikan kekuatan, keberanian dan penerangan kepada kita semua yang mencari kebenaran. Kalau tidak berkeberatan, silakan anda memberitahu kami tentang perkembangan situasi yang anda hadapi, baik masuk dalam katekese, sampai pada akhirnya diterima dalam Gereja Katolik, sehingga kami dapat turut mendoakan dan turut bergembira atas bergabungnya anda – lebih tempatnya “kembali ke rumah anda“, yaitu Gereja Katolik.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Shalom Pengasuh Katolisitas
Saya ada beberapa pertanyaan yang akhir2 ini sering menyebabkan saya berselisih pendapat dgn keluarga saya :
1. Salahkah jika seorang Katolik tidak beriman kpd Bunda Maria ? Saya slm hampir 27 th hidup saya hanya waktu ketika ikut Legio Maria saja, saya berdoa rosario (itupun krn memang aturannya spt itu, dan saya ikut Legio Maria krn diajak teman dan saya suka kegiatan di sana, tp tidak menyebabkan saya beriman kepada Maria). Keluarga saya adl Katolik yg taat sudah turun temurun dan saat baru2 ini mereka mengetahui hal itu, mereka mengatakan saya aneh dan seolah2 di luar jalur. Menurut Tante saya yg terutama adl Doa Salam Maria, krn doa Salam Maria sdh mencakup doa kepada Bapa Putera Dan Roh Kudus. Doa kepada Maria ini sampai saat ini msh sulit saya jalani (tdk pernah), krn memang tdk saya imani, sejak kecil sampai saat ini saya langsung berdoa pada Bapa & Yesus, saya merasakan hadirat-Nya dan saya pun ditolong (slalu ada pertolongan Tuhan dlm hidup saya, tanpa berdoa salam Maria).
2. Ada satu hal yg membuat saya tidak mengerti, saya selalu merasa bosan saat mengikuti Perayaan Ekaristi pdhl saya sangat menyadari akan sengsara & wafat Yesus utk menebus dosa manusia. Bahkan setiap hari saya menyadari hal itu, selalu teringat hal itu membuat saya lbh mampu mengendalikan diri dlm kehidupan sehari2. Tapi kenapa saya selalu bosan dan hampa saat Perayaan Ekaristi ? Justru saya merasa sukacita dan merasakan hadirat Allah saat saya mengikuti Persekutuan Doa yg diadakan seusai Misa. Saya merasa benar2 berada di sekeliling orang yg mau dekat dgn Tuhan, saya merasakan benar2 berada di antara saudara2 rohani dlm Kristus. Apakah hal ini dikarenakan ruang Gereja yg terlalu besar & umat yg terlalu banyak saat Perayaan Ekaristi sehingga umat2 saling cuek, paling hanya saling memberi salam & senyum satu sama lain saat Natal atau Paskah? Sedangkan di Persekutuan doa paling banyak yang hadir 20-30 org dan semua yg hadir walau tidak slalu saling kenal tapi berlaku seperti layaknya saudara2 seiman dlm Kristus.
Mohon pencerahannya, jd saya jg dapat introspeksi iman & diri saya dan dpt mulai membangun kerinduan akan Perayaan Ekaristi.
Terima Kasih.
Shalom Sylvia,
Terima kasih atas pertanyaannya tentang Bunda Maria dan Ekaristi. Kalau seorang Katolik tidak berdoa bersama dengan Bunda Maria dia dapat saja masuk ke Sorga – kalau dia tidak menentang ajaran-ajaran tentang Bunda Maria dan tetap mempunyai kerendahan hati. Namun, di satu sisi, umat Katolik yang tidak mau dekat dengan Bunda Maria sebenarnya rugi sendiri. Hal ini sama seperti kita tidak mau dekat dengan pastor atau suster yang terkenal suci, seperti St. Padre Pio atau yang terberkati Paus Yohanes Paulus II, yang terberkati Bunda Teresa dari Kalkuta. Padahal kita tahu kalau kita dekat dengan mereka, maka kalau kita minta mereka mendoakan kita, mereka akan benar-benar mendoakan kita. Dan karena kita percaya bahwa doa orang benar adalah besar kuasanya (lih. Yak 5:16; Ams 15:29), maka kita mau agar orang-orang benar dapat menemani perjalanan kehidupan spiritualitas kita. Nah, tidak ada orang yang lebih benar daripada Bunda Maria – tentu saja terkecuali Yesus sendiri. Kalau Bunda Maria dipandang baik sebagai Bunda Allah, maka siapakah kita yang tidak mau menerima Bunda Maria sebagai ibu kita. Perjalanan kehidupan spiritualitas kita akan menjadi lebih indah dengan Allah Trinitas, Bunda Maria dan semua orang kudus ada bersama dengan kita. Dan hal ini telah dibuktikan dalam kehidupan para kudus di sepanjang sejarah Gereja.
Bapa kami adalah doa yang paling sempurna, seperti yang telah dijabarkan dalam artikel ini – silakan klik. Kita juga melihat dalam Misa doa Bapa Kami dipanjatkan namun tidak ada doa Salam Maria. Meskipun demikian, doa Salam Maria adalah doa yang sungguh Alkitabiah, dan lebih Alkitabiah daripada semua doa-doa spontan yang kita panjatkan. Anda dapat melihatnya dalam tiga artikel dan tanya jawab ini – klik ini, silakan klik dan ini juga. Jadi, kita harus menyadari bahwa kedekatan kita dengan Bunda Maria bukanlah untuk menggantikan Yesus. Yesus menginginkan agar kita menerima Maria sebagai ibu kita (lih. Yoh 19:27) dan membiarkannya untuk tinggal di hati kita dan kita juga dititipkan oleh Yesus kepada perlindungan Maria (lih. Yoh 19:26). Dan dalam kapasitasnya sebagai ibu, maka Maria tidak akan membiarkan kita semua hanya datang kepadanya, namun dengan keibuannya, dia akan menuntun kita untuk lebih dekat dan mengasihi Puteranya, Yesus. Jadi, biarlah kita membuka hati kita dan mengundang Maria untuk menjadi ibu kita, sehingga kita akan semakin mengasihi Yesus.
Bentuk doa dan penyembahan yang tertinggi adalah dalam Sakramen Ekaristi, karena Yesus menginginkan agar Dia dikenang dengan cara itu, di mana dalam perayaan Ekaristi, misteri Paskah Kristus dihadirkan kembali. Dalam perayaan Ekaristi terkandung keseluruhan Kristus, karena Kristus hadir secara nyata – tubuh, darah, jiwa dan ke-Allahan. Silakan membaca beberapa artikel tentang Ekaristi di sini – silakan klik. Kalau kita merasa bosan dalam menghadiri Ekaristi, maka sudah seharusnya kita minta kepada Tuhan agar Dia memberikan kita hati yang baru agar kita dapat semakin mengasihi Ekaristi. Di sisi yang lain, kita harus melakukan bagian kita, yaitu agar semakin memperdalam pengertian kita akan Ekaristi. Kalau kita semakin tahu tentang makna Ekaristi, maka kita akan semakin mengasihi Ekaristi. Kita juga jangan terjebak pada paradigma bahwa seolah-olah iman adalah masalah perasaan. Anda dapat membaca tentang topik ini di sini – silakan klik. Yang perlu disadari adalah persekutuan doa tidak dapat menggantikan Ekaristi. Seharusnya, semakin kita bertumbuh dalam spiritualitas tertentu – baik karismatik, doa meditasi, brevier, dll – hati kita akan semakin mengasihi dan terarah pada Ekaristi, karena Ekaristi adalah sumber dan puncak kehidupan kristiani. Demikian jawaban yang dapat saya berikan dan semoga dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Dear Sylvia,
Singkat saja, saya pun pernah mengalami hal2 yg kamu rasakan. Jadi saya bisa mengerti sekali situasi kamu.
Singkatnya, lagi saya banyak menemukan jawaban atas kebosanan/kehampaan saya itu setelah mengikuti Kursus Evangelisasi Pribadi (KEP) di paroki saya.
Dari kursus itu saya mendapat banyak jawaban atas kegalauan saya & pada akhirnya saya baru sadar betapa Yesus ternyata begitu mengasihi saya & betapa Gereja Katolik kita begitu kaya & begitu indahnya sampai2 saya boleh dibilang “fell in love again” dengan Gereja Katolik.
Selamat menggali kekayaan Iman Katolik kita & Tuhan memberkati.
Shalom
Shalom Sylvia,
Saya dan istri akan berdoa untuk Anda melalui doa rosario.
Ibu saya pernah juga meragukan Ekaristi. Ia pernah berkata, “Sembahyang yang lebih cocok dengan kita adalah yang di gereja sana itu; yang lagu-lagunya bagus, yang khotbahnya bagus, sehingga kita jadi bersemangat mengikutinya – bukan seperti sembahyang di Gereja Katolik yang membosankan.”
Saya langsung menjelaskan panjang lebar kepadanya, bahwa ibadat kita (sembahyang kita) yang sesungguhnya adalah Ekaristi yang kita rayakan di misa kudus. Tapi, usaha saya menjelaskan sia-sia belaka. Ibu saya yang tidak tamat sekolah dasar, sulit mengerti penjelasan saya. Maka, saya hanya bisa berdoa untuknya melalui doa rosario.
Suatu hari, tanpa angin, tanpa badai, ibu berkata kepada saya, “Sembahyang yang sebenarnya adalah yang ada di Gereja Katolik.”
Saya terkejut, dan langsung bertanya, “Lho yang ada di gereja sana itu?”
“Yang di sana itu hiburan!” jawab ibu saya.
“Kenapa hiburan?” tanya saya.
“Karena berlangsung kayak konser musik, sedangkan yang di Gereja Katolik tenang dan menerima komuni.”
Sampai saat ini saya masih heran, siapa lagi yang telah membuat ibu saya mengerti bahwa Ekaristi adalah sembahyang yang sebenarnya – kalau bukan Tuhan Yesus, lewat bantuan Bunda Maria – karena mulut saya sudah berbuih-buih menjelaskan tapi ia tidak bergeming juga.
Nah, Katolisitas sudah menjelaskan banyak kepada Anda tentang Ekaristi. Kalau Anda masih bersikukuh juga, ayo Saudara-Saudari pecinta Katolisitas, kita berdoa untuk Sylvia.
Salam,
Lukas Cung
Shalom Bp. Sonny Ng,
Perkenankanlah saya ikut menanggapi….
Anda menulis: …teman-teman Protestan & Pentakosta demikian mencintai Yesus (yang menurut pandangan pribadi saya berdasarkan fakta) lebih dari teman-teman Katolik saya…
Tanggapan atau mungkin lebih tepat sharing saya:
Sedikit banyak, saya sebagai Katolik sejak bayi usia 29 hari, merasa tertantang agar bisa seperti teman-teman Protestan & Pentakosta Anda yang demikian mencintai Yesus dalam keseharian hidupnya.
Masih saya ingat jelas, awal tahun 2005, seorang teman SMA yang sudah lama kami tidak bertemu, berkata kepada saya, “Kamu tahu, setelah kamu mengantar saya ke Gereja Sungai Yordan itu tadi malam, kami berdoa khusuk sekali…sampai kedua telapak tangan saya mengeluarkan minyak…sedangkan kedua telapak tangan teman saya lebih lagi: mengeluarkan perak!” (Setelah lama tidak bertemu, kami baru bertemu tadi malam, dan saya mengantarnya ke Gerejanya)
“Hahahahahahahaha!” saya tertawa.
“Tuhan Yesus, ampunilah temanku yang tidak beriman ini!” ujar teman ini sambil menahan perasaan tersinggungnya karna merasa telah saya hina.
Di tempat lain, saya ceritakan peristiwa ini kepada kenalan yang adalah pemuka Gereja Protestan di tempat tinggalnya. Komentarnya cukup mengejutkan saya. Katanya, “Kenapa kamu tak bilang sama dia: Stephen Tong, pendeta yang sudah hebat saja tak sampai begitu kalau berdoa!”
Nah, sesama Protestan saja saling tidak setuju saya pikir, jadi, kalau saya tertawa tentu tidak salah dong.
Ya, Pak Sonny, terasa sekali waktu itu, teman saya berusaha membandingkan Gerejanya dan Gereja saya, yang menurutnya Gereja saya tidak bisa berbuat seperti itu. Saya memang tidak bisa menyampaikan argumentasi kepadanya saat itu, karna saya sama sekali belum mengerti akan keistimewaan Ekaristi. Saya hanya bisa tertawa, karna saya tahu, pada Ekaristi pasti ada sesuatu yang sangat istimewa yang sama sekali belum saya mengerti. Saya bisa tahu karna pada 2001, saya masuk ke Gereja Santa Theresia, Menteng, (kalau saya tidak salah nama gerejanya Theresia, karna saya cuma masuk sekali), dan melihat seorang pemuda yang lebih tua sedikit daripada saya; bersikap demikian khusuk dan tekunnya di bangku terdepan, selama mengikuti perayaan Misa Kudus yang waktu itu saya anggap rutinitas belaka. Saya berpikir, orang ini mengikuti misa dengan begitunya ya, berarti padanya pasti ada sesuatu yang sangat istimewa.
Barulah pada tahun 2007, saya menemukan buku “Mengapa Saya Berpindah ke Gereja Katolik?”
Membaca buku ini langsung membuat saya tersentak serasa menemukan harta karun (bayangkan jarak 2001 – 2007). Saya membaca bahwa sejak Gereja Katolik berdiri sampai saat ini, Gereja Katolik tetap mengajarkan yang sama, bahwa Sakramen Ekaristi adalah benar-benar Tubuh dan Darah Kristus. Bahwa, Gereja Katolik mengajarkan sesuai yang dikatakan Tuhan Yesus pada malam perjamuan terakhir, yang kataNya: “Inilah TubuhKu! Inilah DarahKu!”. Dan, Gereja Katolik dengan setianya mempertahankan ajaran ini sampai hari ini. Saya langsung merasa, bukankah di setiap Doa Syukur Agung, imam selalu mengucapkan “Ambillah ini dan makanlah…..”, berarti yang diucapkan imam adalah kata-kata Tuhan Yesus sendiri, berarti yang saya sambut adalah Tuhan Yesus itu sendiri. Ini memang harta karun…
Jadi, Bp. Sonny, seperti yang saya tulis di atas, saya tertantang untuk bisa menyerupai teman-teman Bapak, yang demikian mencintai Yesus dalam keseharian hidupnya. Walau saya tidak bisa seperti teman saya yang tangannya mengeluarkan minyak saat berdoa, saya ingin seperti pemuda yang saya lihat di Gereja St. Theresia itu, yang demikian mengagungkan Ekaristi – walau tak ada ekspresi sama sekali yang bisa memancing perhatian orang lain, namun lewat pembawaannya yang hanya diam saja, yang hanya berlutut dengan khusuk saja di deretan bangku terdepan, telah mengetuk hati saya. Dan, dengan semakin membaca buku-buku Scott Hahn, terlebih lagi membaca di Katolisitas, saya semakin menemukan dan mengerti akan iman yang kaya dan lengkap yang dimiliki oleh Gereja Katolik, sebagaimana yang Bapak tulis di atas.
Bahasa yang Sederhana
Kalau dihitung-hitung, tahun 2007 saat saya menemukan “harta karun”, usia saya sudah lebih dari 30 tahun…. Saya selalu berpikir, seandainya saya menemukan buku itu lebih cepat, tentu “harta karun” ini akan saya temukan lebih cepat juga. Artinya, untuk bisa menemukan “harta karun” ini tidak harus tunggu sampai berusia 30-an tahun. Namun, dengan kata-kata yang sederhana tapi bisa dimengerti oleh awam, misteri iman yang begitu rumit saya kira, akan bisa dipahami oleh umat.
Saya tidak tahu apakah Bp. Sonny mengalaminya juga. Seperti yang saya tulis di atas, dari yang saya baca di buku itu, tertulis bahwa dari sejak berdirinya hingga sekarang, Gereja Katolik tetap mengajarkan bahwa Sakramen Ekaristi adalah benar-benar Tubuh dan Darah Kristus, karna memang begitulah yang diucapkan oleh Tuhan Yesus pada malam perjamuan terakhir – sudah cukup berhasil membuka hati dan pikiran saya untuk “mulai” mengerti misteri iman yang begitu agung ini.
Ya, tidak perlu kata-kata yang rumit. Cukup kata-kata sederhana, seperti:
– “Hidup sesuai dengan iman Katolik inilah yang dimaksud dengan hidup kudus yang kita laksanakan di rumah, di tempat kerja, di sekolah, dan di mana saja.” (Artikel “Gereja Tonggak Kebenaran dan Tanda Kasih Tuhan (Bagian 5 – Selesai)” – Ingrid Listiati)
– Jadi kira-kira Yesus bertahan dalam diri kita [dalam rupa hosti] selama 15 menit. Sudah selayaknya kita menggunakan waktu itu untuk berdoa menyembah-Nya, karena untuk sesaat itu kita sungguh-sungguh menjadi tabernakel Allah yang hidup! (Artikel “Sudahkah Kita Pahami Pengertian Ekaristi?” – Ingrid Listiati)
– Cardinal Ratzinger mengatakan bahwa sama seperti iman dan sakramen, manusia tidak bisa membuat gereja, namun menerima. Kalau iman, gereja, dan sakramen adalah tanda kasih Allah, maka kasih tersebut hanya bisa diterima. Manusia tidak bisa membuatnya, namun manusia dapat turut berpartisipasi dalam kasih Allah.
– Kalau Kristus sendiri telah memberikan Sakramen Ekaristi dan sakramen-sakramen lain sebagai cara untuk menyalurkan rahmat-Nya, maka siapkah kita yang hendak mengubah apa yang telah diberikan oleh Kristus? …. Jangan lupa juga bahwa semakin orang berpartisipasi dalam Sakramen Ekaristi dan Sakramen Tobat, maka semakin orang tersebut dimampukan untuk berdoa, membaca Alkitab, melakukan renungan dan mengasihi sesama. (Stefanus Tay says: September 24, 2010 at 1:36 pm, di Mengapa Kita Memilih Gereja Katolik)
– Hal inilah yang menjadi perhatian Cardinal Newman. Suatu ajaran tidak dapat berubah dari ada menjadi tidak ada, atau sebaliknya. Namun doktrin yang benar adalah hanya memperjelas, bukan membuat sesuatu yang baru. Dalam teologi, kita tidak dapat membuat suatu inovasi yang baru, namun bersumber pada teologi sebelumnya, sehingga dari pohon kecil menjadi pohon yang besar, dan bukan menjadi pohon yang berbeda sama sekali dan keluar dari pohon yang ada. (Artikel “Apakah Petrus sebagai batu karang?” – Stefanus Tay)
Allah kita adalah Allah yang dewasa
Seorang teman pernah berkata kepada saya: “Kami tidak mau menghormat pada bendera karna Allah kami adalah Allah yang pencemburu.”
Saya menanggapi: “Allah kami juga adalah Allah yang dewasa.”
Saya sulit mengerti bagaimana bisa mengatakan seolah-olah: Allah kita yang maha kuasa itu tidak bisa membedakan mana orang yang lagi menghormati bendera sebagai lambang negaranya, dan mana orang yang lagi menyembah.
Menurut saya, Allah kita bukanlah pencemburu buta, yang seperti seseorang yang sangat cemburu ketika melihat kekasihnya berbicara secara serius dengan orang lain – padahal orang itu hanya temannya, atau seperti seseorang yang sangat cemburu ketika melihat kekasihnya bergandengan tangan dengan keponakannya.
Demikian juga, saya percaya Allah yang maha kuasa itu bisa membedakan: orang Katolik bukan menyembah, namun menghormati Bunda Maria yang begitu dihormati oleh Tuhan Yesus saat hidup di dunia.
Demikian, Bp. Sonny Ng. Saya berdoa semoga Anda semakin cepat kembali kepada satu-satunya Gereja yang didirikan oleh Tuhan Yesus, dan yang dijanjikanNya akan selalu dilindungiNya sampai akhir jaman.
Salam,
Lukas Cung
Salam damai dlm Tuhan Jesus bagi Bpk Lukas C dan segenap pengasuh Katolisitas.
Saya hanya ingin menyemangati Bpk Lukas dan yg lain2 untuk tidak berkecil hati krn menganggap agak terlambat untuk mengenal Tuhan Jesus. Bukankah Dia, krn kasih dan kerelaannya, mau menganugerahkan upah yg sama bagi pekerja2 yg dipanggil membantu di kebunnya? Pekerja yg masuk pagi, siang n sore memperoleh upah yg sama. [Menurut hitung2an manusia, hal ini tdk adil, tapi bukankah demikian faktanya bagi orang2 yg dipanggilNya?] Lagi pula, yg terpenting bukan “masuk pagi atau siang” tapi bagaimana kita menghasilkan talenta berlipat ganda dari talenta yg dipinjamkanNya kepada kita.
Terima kasih & shalom.
Dulu,saya seorng katolik,dan skarng sya brpndh kepercyaan menjdi hindu,karena ikut suami saya.akn tetapi,hati saya selalu merindukan yesus,saya sgt ingn kmbali kpda yesus.saya menyesal tlh pergi dr katolik.saya serng blng kpd suami kalau saya ingn kmbali menjd katolik,tp saya selalu d marah.saya hanya bs berdoa agar dbukakan jalan untk kmbli pulang.apakah yg harus saya lakukan agar bs kmbali kpda yesus?
Eno Yth
Sangat senang mendengar anda kembali ke Katolik. Iman katolik membebaskan saya dari belenggu dosa. Saya dulu beragama Hindhu tapi sekarang menjadi katolik dan imam katolik. Berdoalah selalu dan selalu berdialog dengan suami. Katakan, berilah saya kebebasan untuk memeluk agama dan kedamaian hati. Sebab kalau suami marah itu sudah mengekang kebebasan beragama bertentangan dengan HAM. Bicaralah dengan tenang dan sopan agar tidak tersinggung. Saya doakan anda suatu saat kembali ke Katolik. Sangat senang jika bisa bertemu anda berdua untuk dialog.
salam
Rm Wanta
Romo wanta,
Mengapa romo begitu yakin dengan mengatakan iman katolik membebaskan dari belenggu dosa? tidak ada yg namanya iman katolik atau iman protestan yg bisa menyelamatkan romo dan saya. Kenapa gereja selalu bilang “kembali ke katolik” jarang yg menegaskan kembali kepada kebenaran?
Kay Yth
Iman kita akan Yesus Kristus yang adalah Tuhan dan Penyelamat manusia, itulah yang menyelamatkan kita. Tentu iman itu harus diwujudkan dalam perbuatan sehari hari, yaitu iman akan Yesus Kristus seperti yang diajarkan oleh Gereja Katolik. Arti kata ‘Katolik’ berbeda dengan kebenaran. Katolik artinya umum/ universal, yang menjadi salah satu sifat Gereja Kristus. Maksudnya kembali ke Katolik artinya umat hendaknya kembali ke pangkuan Gereja Katolik sebagai “kandang” tempat, komunitas umat beriman berhimpun. Sedangkan kebenaran adalah kata benda yang menunjukkan benar itu sendiri. Kalau kembali tentu bukan diikuti kata sifat melainkan kata benda, kembali ke apa atau siapa? Kembali ya ke Gereja Katolik yang benar, atau kembali ke siapa? Yesus Kristus sumber kebenaran. Semoga dipahami.
salam
Rm Wanta
Tambahan dari Stefanus:
Mungkin artikel ini dapat membantu anda – silakan klik.
@Kay:
Kembali kepada kebenaran
Tanggapan:
Kebenaran seperti apa? Kalau saya di Gereja Karismatik, maka saya melihat ajaran Luther bukan kebenaran sebab ada doktrin yang tidak masuk dalam pemahaman saya tentang doktrin Lutheran dan sebaliknya. Kalau saya di Calvinisme, maka saya memandang bahasa roh itu tidak benar adanya, saya memandang menyanyi dengan tepuk tangan dan jingkrak jingkrak itu tidak benar dalam ibadah. Kalau saya di anglican, saya memandang yang lain dengan pandangan yang tidak benar. Jadi Kebenaran yang seperti apa yang pantas di sebut Kebenaran. Orang bisa saja mengatakan mencari kebenaran dengan mudahnya menurut versi moodnya. Kebenarankah ini?apakah Kebenaran bisa saling mentidakbenarkan satu sama lain?
Pusing bukan? Kembalilah pada Bapa Gereja maka anda akan menemukan Kebenaran sejati. Kebenaran yang dijanjikan Tuhan. setidaknya pada Bapa Gereja ini lebih dekat dengan sejarah Tuhan dibandingkan dengan pendiri pendiri gereja yang saling mengklaim gerejanya lah yang paling benar. kalau mau jujur semua gereja pasti menjawab demikian. Apakah ini kebenaran?
Kebenaran itu ABSOLUT . dia tidak mengikuti moodnya yang mencari, Kebenaran bersifat mengikat, bukan memberikan celah yang bisa disusupi….Jangan bicara Kebenaran sejauh anda tidak bisa menyerahkan diri dengan patuh dan taat pada otoritas. Selama anda masih: saya suka kotbah si A, si B,si C. saya suka ibadah yang pujiannya meriah, saya tidak suka yang monoton, saya tidak suka yang hening sepi,dlll maka berhentilah anda membicarakan Kebenaran itu.
Syalom
Pak Stefanus anda menulis :
Jadi dalam tulisan di atas, doa dari para kudus di Sorga, yang telah dibenarkan oleh Allah dan yang telah berkumpul besama-sama dengan Allah, DOANYA PASTI LEBIH DIDENGAR oleh Tuhan DARIPADA ORANG-ORANG YANG MASIH BERADA DI DUNIA INI, yang masih sering berbuat dosa.
Pak kesimpulan ini di dapat darimana , Alkitab tidak pernah menulis demikian, coba baca ayat dibawah ini :
Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. DOA ORANG YANG BENAR, bila dengan yakin didoakan, SANGAT BESAR KUASANYA.
Dari mana orang benar ini mendapat kuasa , pasti sebab doanya didengar oleh Allah.
Apakah orang benar dalam ayat ini sudah berada di Sorga atau masih di bumi ?
Coba baca lagi pernyataan Tuhan Yesus sebelum terangkat ke Sorga :
Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, —– mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.”
Lima tanda ini diberikan kepada kita sebagai orang yang percaya (ORANG BENAR), sebagai KUASA .
Apakah Pak Stefanus sebagai orang kudus masih belum percaya dan belum menerima akan apa yang telah disampaikan langsung oleh Tuhan kita Yesus Kristus ? Sayang sekali.
Yunita
Shalom Yunita,
Terima kasih atas tanggapannya. Terus terang, saya tidak mau untuk berdiskusi tentang persekutuan orang kudus ini dari awal, karena akan merupakan mengulangan dari diskusi yang sebenarnya sudah panjang sekali. Kalau anda memang ingin secara serius berdiskusi tentang topik ini, cobalah untuk membaca diskusi yang sudah ada, yang sebenarnya telah didiskusikan secara cukup panjang lebar di sini – silakan klik (diskusi dengan Anton), diskusi dengan Esther dapat dilihat di sini – silakan klik dan diskusi dengan Machmud dapat dilihat di sini – silakan klik. Cobalah untuk memberikan argumentasi yang baru, yang belum dibahas atau anda dapat mengupas secara lebih mendalam akan argumentasi yang telah diberikan.
Secara prinsip, saya memberikan argumentasi bahwa “orang benar” dalam ayat Yak 5:16 tidak terbatas pada orang-orang yang masih hidup di dunia ini, karena orang-orang yang telah mati dan berada di Sorga sebenarnya telah dibenarkan oleh Allah. Jadi, dengan sangat menyesal, saya tidak akan memasukkan komentar anda tentang topik ini, sebelum anda membaca link-link yang saya berikan. Silakan memberikan argumentasi yang baru di link-link tersebut dan saya akan menanggapinya kemudian.
Anda memberikan lima tanda orang benar dengan mengutip Mk 16:17-18, yang mengatakan “17 Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, 18 mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.” Karena anda mengklaim bahwa anda adalah orang benar dan tidak mau membaca buku lain selain Alkitab untuk menggali Sabda Tuhan secara lebih mendalam, maka apakah anda telah mencoba memegang ular dan minum racun, karena Mk 16:18 menuliskannya demikian? Mari, kita kembali kepada topik diskusi, yaitu tentang persekutuan para kudus. Sekali lagi, mohon untuk menuliskannya di link-link yang saya sebutkan di atas.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Permisi, saya mau bertanya, apakah kelima tanda orang percaya tersebut bermakna harafiah (melambangkan mukjizat) ataukah hanya perumpamaan?
“17 Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, 18 mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.”
Saya mohon jawabannya karena saya masih bingung mengenai ayat ini, terima kasih
Shalom Evelyn,
Berikut ini adalah keterangan yang saya terjemahkan dari penjelasan The Navarre Bible:
“Di masa awal Gereja, mukjizat- mukjizat publik semacam ini sering terjadi. Terdapat banyak tulisan historis tentang kejadian- kejadian ini, seperti tertulis dalam Kitab Perjanjian Baru (lih. Kis 3:1-11; 28:3-6) dan di tulisan-tulisan jemaat Kristen awal lainnya. Adalah menjadi pantas (fitting) bahwa hal itu terjadi, sebab hal- hal sedemikian memberikan bukti yang kelihatan tentang kebenaran ajaran Kristiani. Mukjizat- mukjizat semacam ini masih terjadi saat ini, tetapi lebih jarang; dan kejadian- kejadian macam ini sangat langka. Hal inipun pantas (fitting), sebab di satu sisi, kebenaran Kristianitas sudah cukup teruji, dan di sisi lain, memberikan ruang bagi kita untuk mencapainya melalui iman. St. Jerome (Hieronimus) mengatakan: “Mukjizat-mukjizat adalah penting pada masa permulaan untuk meneguhkan orang- orang di dalam iman. Tetapi setelah iman Gereja diteguhkan, mukjizat-mukjizat tidak diperlukan.” (Comm. in Marcum, in loc.) Namun demikian, Tuhan masih melakukan mukjizat- mukjizat melalui para orang kudusnya di setiap generasi, termasuk dalam generasi kita sendiri [saat ini].”
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Ohh ok, berarti arti ayat tersebut secara harafiah ya? Terima kasih :)
Shalom Yunita,
Coba anda membaca dulu link – link yang diberikan oleh Pak Stef, semua keberatan anda sudah dijawab tuntas sampai tidak ada lagi yang bisa dipertanyakan. ( bagi yang bertanya )
Tuhan Yesus Memberkati & Bunda Maria selalu menuntun anda pada putraNYA
@Yunita:
Ajaran Protestan dan turunannya sangat dangkal dan sepotong sepotong. berbeda sekali dengan ajaran Katolik yang indah dan rangkai merangkai yang tidak ada pertentangan di dalamnya. INilah jawaban dasar atas pertanyaan sdri di atas.
Menjawab pertanyaan sdri: apakah yang berdoa di atas orang mati atau orang yang masih hidup? inilah contoh kedangkalan ajaran protestan dan turunannya. Mengapa? Tidakkah sdri ingat Tuhan Yesus mengatakan : Barang siapa yang percaya kepadaKu tidak akan mati melainkan akan beroleh hidup yang kekal? Ini sangat dasar bukan? Lantas mengapa sdri menganggap orang yang sudah mati tetap mati adanya? mengapa sdri menyangkal kata kata Tuhan Yesus sendiri? apakah sdri pengikut Kristus? atau Bukan?Percayakah sdri bahwa sesudah sdri meninggal ada lagi kehidupan yang dijanjikan Tuhan? Kalau jawaban sdri Percaya! Lantas mengapa sdri menanyakan hal di atas? Kalau jawaban sdri Tidak Percaya ;orang mati tetap orang mati! sudah mati! Lantas mengapa sdri mengimani Kristus lagi? Awas, pengajaran protestanisme yang sepotong sepotong akan membawa orang kepada pengingkaran akan Kristus sendiri. Inilah bukti sederhananya.
Pak Stef dan Ibu Ingrid,
menarik dengan apa yang dijelaskan oleh Pak Sted dan Ibu Ingrid.
Saya hanya akan berbagi cerita. Pernah saya tanya kepada teman saya yang beragama Kristen non-katolik: “apa pandangan anda tentang Gereja Katolik dan apa yang menjadi ganjalan Anda masuk ke Gereja Katolik. Jawabannya cukup membuat saya surprise, yaitu begini: “Saya kagum kepada Paus, dan orang-orang yang “diatas” sono (maksudnya dari Pastur, Uskup dsb) dan juga ajarannya tidak ada yang jelek, namun saya melihat umat Katolik, umatnya, hidupnya tidak benar! Yang diatas baik dan ajarannya baik, namun kenapa umatnya tidak baik? Yang suka korupsi-lah, main perempuan-lah, judi, kering kehidupan rohaninya, dsb”
Pada saat saya mendengar jawaban tersebut, saat itu saya jawab bahwa “ya, mungkin Anda memang kebetulan menemui / tinggal di lingkungan umat Katolik yang demikian, namun tidak bisa di generalisasi bahwa semua umat Katolik adalah demikian, karena banyak orang Katolik yang manjadi santo / santa dan mereka adalah dari orang-orang Katolik biasa. Di agama lainpun bisa terjadi hal yang demikian”
Setelah diskusi itu saya menjadi merenung dan ini adalah pr bagi kita (dan juga para pajabat Gereja) bagaimana kita bisa mencegah atau meminimalkan umat yang demikian. Dan saya menjadi seperti diingatkan bahwa hidup kita ternyata bukan hanya untuk diri kita sendiri, tetapi segala tindak tanduk kita bisa berefek terhadap orang lain dan bahkan bisa menjadi batu sandungan orang lain. Ini mungkin juga harus kita pertanggungjawaban di penghakiman terakhir nantinya.
Bagaimana pendapat Pak Stef dan Ibu Ingrid?
Salam dan doa,
Abin
Shalom Abin,
Terima kasih atas sharingnya. Paus Benediktus XVI dalam beberapa kesempatan menegaskan perlunya evangelisasi dengan memberikan kesaksian hidup yang baik. Dia menyebutnya dengan kehidupan Kristiani yang otentik, yang berdasarkan Kristus dengan menampakkan buah-buah Roh. Kehidupan Kristiani yang otentik inilah yang menjadi ujung tombak dalam proses evangelisasi, karena dapat masuk ke segala sendi kehidupan. Oleh karena itu, mari kita menanggapi apa yang diserukan oleh Vatikan II, yaitu panggilan hidup kudus untuk semua orang, baik kaum klerus maupun kaum awam.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Syalom Pak Stef & Ibu Inggrid
Pak stef mengatakan para santo telah berjuang kekudusannya di dunia dan telah mencapai surga.
Bukankan orang baru akan masuk surga atau neraka setelah akhir jaman dan yang meninggal sebelum akhir jaman masuk dalam api penyucian. Mengapa para santa/santo dapat masuk surga sebelum akhir jaman ?
terima kasih
Shalom Hartono,
Jika seseorang mati, maka ia langsung diadili secara pribadi oleh Tuhan Yesus (ini disebut Pengadilan Khusus). Jika seseorang wafat dalam keadaan rahmat Tuhan, telah bertobat dari dosa berat, dan Tuhan memandangnya sempurna dalam iman, pengharapan dan kasih, maka jiwanya dapat langsung masuk surga. Sebaliknya jika ia wafat dalam keadaan tidak bertobat dari dosa berat, maka ia memasukkan jiwanya sendiri ke dalam neraka. Atau jika ia wafat dalam keadaan rahmat namun belum sempurna dalam kasih, maka jiwanya masih perlu dimurnikan oleh Allah di Api Penyucian.
Jadi orang- orang yang wafat dalam keadaan kudus/ sempurna di hadapan Tuhan, jiwanya dapat langsung masuk surga, walaupun ia tidak dikenal dengan gelar Santa/ santo. Umumnya jiwa mereka ini dapat langsung masuk surga setelah melewati masa pemurnian di dunia. Namun pada umumnya, orang wafat dalam keadaan yang belum sempurna dalam kasih, walaupun ia wafat dalam kondisi rahmat. Nah, dalam kondisi ini jiwanya masuk Api Penyucian.
Nah sedangkan Pengadilan Umum itu terjadinya di akhir jaman, dan itu berkaitan dengan bergabungnya jiwa dan badan, untuk menikmati rahmat keselamatan Allah di surga, atau mengalami siksa kekal di neraka jika seseorang sudah memutuskan untuk menolak Allah selama hidupnya di dunia.
Jadi para Santa Santo yang berada di surga sekarang ini, juga baru ada di surga jiwanya saja (kecuali Bunda Maria, yang telah diangkat jiwa dan badannya). Kelak di akhir jaman, setelah kebangkitan badan, para Santa Santo bersama- sama dengan semua orang kudus lainnya akan berada di surga, tubuh dan jiwanya.
Silakan anda membaca lebih lanjut jawaban tentang Pengadilan Umum dan Pengadilan Khusus, silakan klik, karena nampaknya uraian di sana tersebut menjawab pertanyaan anda.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Shalom Sonny Ng,
Untuk point 4. mengasihi Tuhan Yesus dengan sepenuh hati, memang sulit ukurannya apabila hanya dilihat dari tanda-tanda lahiriah saja.
Kalau anda menonton sepak bola Eropa di TV, yang pemainnya berasal dari negara-negara mayoritas Kristen Katolik, anda akan melihat kebiasaan mereka membuat tanda salib saat mulai dan kadang-kadang saat berakhir. Pikiran kita akan berkata: “Ah, betapa beriman dan mencintai Tuhan mereka itu” Apakah demikian? Bisa ya, bisa tidak. Demikian juga kalau kita mengasihiNya, tidak perlu orang lain mengetahui sedalam apa kasih kita padaNya, Ia yang tahu.
Kalau artis, pemain sepak bola, selebritis dsb pindah ke agama lain, mudah ditebak alasannya. Ada satu pembawa acara ternama Kris Biantoro, yang teguh memegang imannya (Katolik) dengan berbagai resikonya pada masa Orde Baru.
Tetapi anda bisa meniru apa yang dilakukan oleh Prof. Scott Hahn, ia menghadiri Misa Kudus harian dan melihat penuh dengan kekaguman, keheranan dan ketakjuban. Ia begitu terkesan bagaimana umat sangat menghormati dan mengimani Tuhan pada saat Konsekrasi dan menyambut Komuni. Apakah anda sudah pernah masuk ke Gereja Katolik dan mengikuti Misa Kudus? Cobalah datang pada Misa Harian, biasanya pukul 06.00.
Semoga anda menemukan Gereja Kristus sejati, yang anda cari.
Terima kasih,
Joseph S.
Salam Damai Kristus
Senang sekali saya bisa menemukan website yang bisa membantu saya dalam menjawab pertanyaan pertanyaan rohani saya. Saat ini saya sedang mencari jawaban-jawaban berkaitan dengan doktrin gereja katolik dan saya berharap semoga bisa mendapat jawabannya dari website ini.
Saya adalah seorang katolik yang dibaptis sejak lahir, dan tumbuh di keluarga katolik. Walaupun demikian ketika SMA saya bersekolah di sekolah negeri yang membiasakan saya berinteraksi dengan penganut agama lainnya. Pada waktu itu pun saya dan beberapa teman yang berlainan agama sering menghadapi diskusi yang membahas agama masing-masing (saya memakai istilah menghadapi diskusi karena saya pada waktu itu cenderung dipaksa oleh teman saya yg beragama lain untuk menjawab pertanyaan mereka tentang agama saya dimana pada akhirnya selalu menjadi suatu debat antar agama). Pada waktu itu diskusi yang paling sering saya alami adalah diskusi dengan teman-teman saya dari gereja protestan dan dari gereja-gereja reformasi (yang cenderung menyebut diri mereka sebagai kristen). Dalam diskusi-diskusi tersebut ada beberapa paham gereja katolik yang selalu diulang-ulang ditanyakan dan tidak dapat diterima oleh teman-teman saya yg beragama kristen dan protestan tersebut salah satunya adalah paham tentang api pencucian.
Teman-teman saya itu selalu percaya bahwa mereka dibenarkan oleh iman saja, dan bahwa mereka pasti akan masuk surga. Dan menurut mereka orang katolik tidak akan masuk surga karena mereka telah banyak salah dalam menyembah Tuhan (dengan cara berdoa yang salah, berdoa di depan patung-patung, dengan melakukan rosario, dan dengan memuliakan Bunda Maria), jadi orang katolik pasti masuk neraka menurut mereka.
Di lain sisi saya dalam gereja katolik dan dalam pendidikan yang saya terima dari sekolah katolik semasa TK sampai SMP Saya diajarkan walaupun Tuhan merahmati umatnya dengan pembaptisan, tapi keselamatan orang itu juga ditentukan dengan perlakuannya semasa hidup, maka dari itu tidak semua orang yang beragama Katolik atau Kristen bisa masuk surga. Tapi karna Tuhan Allah itu demikian besar kasihNya kepada umatNya, sampai memberikan Kristus putranya kepada dunia untuk mendapat sengsara demi manusia, dan bahwa karena kasih Allah yang besar itu jugalah Dia memberikan kesempatan di api pencucian bagi umat yang percaya kepadaNya.
Waktu itu saya tidak terlalu memikirkan mengenai jawaban yang mendalam, karena saya lebih memilih menghindari perdebatan daripada menghadapinya. Pada waktu itu pemikiran saya, pertanyaan teman-teman saya itu bersifat menyerang saya. Tapi kalau sekarang saya pikirkan mungkin sebab kenapa teman-teman saya itu selalu bertanya berulang-ulang tentang api pencucian adalah karena saya tidak bisa menjelaskan dengan baik kepada mereka sampai mereka mengerti (ini juga disebabkan kemalasan saya pada waktu itu untuk mencari sumber yang lebih detail tentang api pencucian, dimana ini sekarang saya sesali).
Saat ini saya sudah bekerja dan merencanakan akan menikah, dan calon istri saya dulunya adalah seorang Kristen Evangelikal (gerejanya dulu adalah Betani). Karena kemurahan hati Tuhan, yang mendengarkan doa-doa saya, calon istri saya sekarang sudah dibaptis dan menjadi anggota gereja Katolik. Apabila mengingat prosesnya dulu dari penolakan calon istri saya terhadap ajaran katolik, lalu ajakan kepada saya untuk mengikuti ibadah di Betani, pertengkaran-pertengkaran kami tentang iman, sampai dengan calon istri saya mulai menerima dasar dasar iman Katolik, mulai mau ikut ke gereja, ikut katekumen dan dibaptis, sungguh suatu Mukjizat nyata bagi saya dan Tuhan benar benar menjawab doa saya.
Saat ini calon istri saya masih berusaha menyesuaikan dengan iman yang diajarkan gereja Katolik, dan beberapa diantara penyesuaian tersebut masih sulit untuk dilakukan. Beberapa konflik yang terjadi di batinnya adalah mengenai penghormatan kepada Bunda Maria, penggunaan rosario untuk berdoa, digunakannya patung-patung sebagai penghormatan kepada orang kudus, dan mengenai api pencucian (kembali saat ini saya menghadapi tugas untuk menjelaskan mengenai api pencucian).
Saat ini saya berusaha mendampingi dia dan bersama-sama mencari jawaban dari hal-hal yang masih menjadi ganjalan hatinya itu. Saya harap website ini bisa menjadi media untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak terlalu saya saya pahami jawabannya, terutama mengenai konflik yang sedang dihadapi calon istri saya.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membuat dan menjalankan website ini, sungguh karya Tuhan berjalan melalui tangan-tangan umatNya.
Tuhan Yesus Memberkati
Shalom Albertus Tri W,
Terima kasih atas pertanyaan-pertanyaan yang anda ajukan. Memang, menjadi tugas kita, umat Katolik – dalam kapasitas kita masing-masing – untuk mencoba mempertanggungjawabkan iman Katolik yang kita percayai dengan hormat dan lemah-lembut. Berikut ini adalah beberapa diskusi dan artikel yang mungkin dapat membantu anda menjelaskan tentang beberapa pengajaran iman Katolik yang sering ditanyakan oleh saudara/i kita dari Kristen non-Katolik.
a. Api Penyucian – silakan melihat artikel ini – klik ini.
b. Diskusi tentang apakah kita diselamatkan iman saja – silakan klik.
c. Diskusi tentang berdoa berulang dan rosario – klik ini.
d. Berdoa di depan patung – klik ini dan klik ini.
e. Penghormatan terhadap orang kudus: klik ini. Sedangkan artikel tentang Maria, dapat anda lihat di beberapa link berikut ini:
Gereja Katolik mengajarkan bahwa Bunda Maria mengambil peran istimewa di dalam Keselamatan manusia, sebab ia bekerja sama dengan Allah untuk mendatangkan Kristus Sang Penyelamat di dunia. Untuk tujuan ini, Allah mempersiapkan Bunda Maria secara khusus: Ia dikandung tanpa noda, ia tetap perawan selamanya, karena tugasnya sebagai Bunda Allah. Setelah Bunda Maria menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia, Ia diangkat ke surga, jiwa dan raganya untuk masuk ke dalam kemuliaan surga. Ia menjadi teladan iman kita dan mendukung Pengantaraan Kristus untuk membawa manusia kepada Allah.
Silakan membaca beberapa diskusi di atas. Kalau masih ada hal yang perlu ditanyakan, silakan untuk bertanya kembali. Salam buat istri anda dan selamat bergabung dalam Gereja Katolik.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Shalom pengasuh katolisitas.org…
Saya seorang Protestan yg tergerak untuk mencari segala sesuatu tentang Katolik, karena saya tidak mau menjadi Kristen Protestan karena orang tua saya (lahir sudah dibaptis di Gereja Protestan, dll), saya ingin mencari Gereja manakah yg dikehendaki Yesus, bukan kehendak saya pribadi..
Artikel demi artikel serta tanya-jawab saya baca melalui situs ini.
Saya yg tadinya tidak mengerti apa-apa tentang Bunda Maria, Magisterium Gereja, dan Tradisi Gereja, sekarang saya mengerti dan saya menyimpulkan (dari pertanyaan2 dari non-Katolik yg dapat dijawab dgn baik oleh tim Katolisitas) bahwa Gereja Katolik benar-benar memiliki iman yg kaya dan lengkap.
Saya pun akhirnya berniat untuk “pulang” kembali ke pangkuan Gereja Katolik.
tapi kalau boleh jujur masih ada beberapa hal yg mengganjal di hati saya.
Mohon maaf pertanyaan-pertanyaan saya berbeda-beda tema tetapi saya jadikan satu, karena saya bingung akan saya ketik/sampaikan di Katolisitas.org bagian yg mana.
Mohon maaf juga jikalau bahasa pertanyaan saya kurang tertata.
yg ingin saya tanyakan/share-kan adalah sbb:
…..
Sonny Ng.
[dari katolisitas: silakan melihat jawaban di atas – silakan klik]
Syalom
Bapak Stefanus dan Ibu Ingrid
Saya masih kurang paham dengan yang dimaksud orang-orang suci / orang-orang kudus ?
Ibu Ingrid pernah menulis/ menjawab pertanyaan seorang pembaca,bahwa : Ibu Ingrid dan Pak Stefanus termasuk orang-orang suci / orang-orang kudus.
Dalam tulisan diatas pak Stefanus mengatakan : bahwa doa pastor maupun keluarga kita kurang kuasanya dibandingkan dengan para kudus.
Bagaimana dengan doa Pak Stefanus dan Ibu Ingrid sebagai orang-orang suci / orang-orang kudus ?
Benarkah perjalanan ke Tanah Terjanji begitu sulit ? setelah kita melakukan semua pengajaran yang diberikan oleh gereja Katolik kita.
Laras
Shalom Larasati,
Terima kasih atas pertanyaannya tentang orang kudus. Kita memang dikuduskan terutama dengan menerima Sakramen Baptis. Namun, di satu sisi, kekudusan adalah suatu proses sampai kita mencapai tujuan akhir, yaitu Sorga. Dengan demikian, walaupun kita telah dikuduskan, namun pada saat yang bersamaan, kita masih dalam perjuangan untuk hidup kudus sampai akhir zaman. Sedangkan orang-orang kudus atau para santa/santo yang saya maksudkan adalah orang-orang yang telah berjuang dalam kekudusan di dunia dan telah mencapai Sorga dan menerima mahkota abadi di Sorga. Jadi dalam tulisan di atas, doa dari para kudus di Sorga, yang telah dibenarkan oleh Allah dan yang telah berkumpul besama-sama dengan Allah, doanya pasti lebih didengar oleh Tuhan daripada orang-orang yang masih berada di dunia ini, yang masih sering berbuat dosa. Perjalanan ke tanah terjanji mudah dan sekaligus sulit. Dikatakan mudah karena kita telah menerima rahmat pengudusan dalam Sakramen Baptis dan dikuduskan terus menerus dalam Sakramen Tobat dan Sakramen Ekaristi, yang dapat mengantar kita kepada Sorga. Yang menjadi sulit adalah, dengan kehendak bebas kita sendiri, kita sering berbuat dosa, sering memilih diri sendiri dan dosa dibandingkan dengan memilih Tuhan dan perintah-Nya. Selama kita terus bertumbuh dalam iman, pengharapan dan kasih, tekun dalam doa dan berakar dalam sakramen-sakramen, terus berjuang dalam kekudusan sampai akhir, maka Tuhan pasti akan memberikan apa yang Dia janjikan, yaitu kebahagian abadi di Sorga. Dan janji ini bukanlah berdasarkan karena kita pantas menerimanya, namun karena Tuhan sendiri yang melayakkan kita. Mari, kita bersama-sama berjuang dalam kekudusan dan tetap menaruh pengharapan yang yang besar akan kasih Allah, yang menginginkan agar semua orang dapat diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran (1Tim 2:4).
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Salam kenal sdr Sonny Ng,
Saya berdoa semoga Roh Kudus menuntun anda menemukan jalan untuk pulang ke rumah transit di dunia yang sudah disediakan oleh Tuhan Yesus yakni GerejaNya yang satu,kudus,katolik,dan apostolik yang menjadikan Gereja ini berciri khusus dibandingkan dengan gereja lainnya yang didirikan oleh manusia; yang selanjutnya dari rumah transit ini akan membawa Anda ke rumah abadi yang sesungguhnya.
Saya tertarik sekali dengan keberatan sdr mengenai segelintir atau beberapa atau kelompok (apa pun sebutannya) yang pindah ke agama agama lain dan tidak mempraktekkan imannya. Saya harap hal ini tidak menjadi hambatan buat sdr untuk “pulang”. Mengapa?
Kita kembali ke pengajaran Alkitab:
1.Kitab Wahyu melukiskan bahwa ada 1/3 malaikat Allah yang tadinya setia kepada Allah “terseret jatuh” mengikuti Lucifer.Bahkan Lucifer tadinya juga merupakan salah satu dari malaikat penting dalam Surga. Apakah ini tidak lebih mencengangkan dan menggoncangkan iman kita,lantas kita menghakimi kalau Allah benar mengapa sedemikian banyak malaikat yang terseret jatuh? apakah ini merintangi kita untuk percaya kepada Allah? apakah menggoncangkan iman kita?Semoga Tuhan mengampuni saya.
2.Bukankah lalang harus tetap hidup dengan gandum? sampai masa penuaian untuk dipisahkan keduanya?Gereja sifatnya adalah Kudus,tetapi anggota anggotanya belum tentu , sebab memang demikianlah kehendak Tuhan seperti yang diperumpamakan Tuhan dalam InjilNya dan sungguh tergenapi.Tetapi GerejaNya hadir untuk terus menguduskan jemaat nya lewat doa, karya dan kurban (iman,pengharapan dan kasih). Saya berterimakasih kepada Bunda Gereja ,Gereja Katolik yang terus menerus tanpa henti melakukan salah satu fungsinya untuk pengudusan kita2, orang berdosa.
3. Manusia memiliki kehendak bebas. ini adalah anugerah Allah yang menciptakan kita tidak seperti robot. Allah memberikan kehendas bebas ini untuk memilih.Tapi pilihan ini hanya dua: benar salah?gelap terang?ya tidak?Selanjutnya terserah kepada pilihan kita untuk dipertanggungjawabkan kepada Allah yang terlebih dulu memilih dan mengasihi kita dalam Yesus Kristus puteraNYa.Pilihan Lucifer untuk meninggalkan Allah adalah contoh bahwa Allah sungguh memberikan kehendak bebas, meskipun ujungnya kehendak bebas ini bisa menyelamatkan atau membinasakan.
semoga dapat membantu saudara.
Johanes
Shalom,
aku ingin bertanya tentang baptisan. sejak kecil aku sudah sering diajak sepupuku yang beragama Katolik untuk menghadiri misa, bahkan hampir setiap minggu. tapi karena papaku seorang buddhist, aku tidak dibaptis. papaku memang tidak melarang aku memeluk agama Katolik, tapi dia pernah bilang kalau untuk dibaptis lebih baik nanti nanti saja. lebih dari 1 tahun belakangan ini aku banyak membaca artikel2 tentang Gereja Katolik, baik dari situs katolisitas, ekaristi.org dan beberapa situs lainnya, bahkan hampir setiap hari. dari situs2 ini aku belajar banyak tentang iman Katolik. sekarang ini aku sedang kuliah di sydney, australia. aku mengikuti misa bahasa indonesia setiap minggu disini. beberapa waktu lalu aku mendengar pengumuman tentang kelas katekumen. tentu aku tertarik sekali untuk ikut kls tsb. nah, pertanyaanku apakah akan repot nantinya kalau aku dibaptis disini? maksudku untuk urusan krisma atau pernikahan nantinya, kalau itu dilakukan di indonesia, apakah akan sulit mengurus surat2nya? selain itu aku sekarang berusia 18, apakah kalau mengikuti kelas katekumen aku masih harus membutuhkan persetujuan orang tua? Sekian pertanyaanku.
Terima kasih
Dennis yth
Surat penting sebagai dokumen Gereja Katolik berlaku untuk semua paroki di dunia. Karena penting, surat baptis jangan hilang. Kalau nanti akan menerima Krisma di Indonesia tidak ada kesulitan. Adminisitrasi Gereja Katolik sangat bagus dan rapi. Maka kirim saja surat baptisnya untuk mendata saat penerimaan Sakramen Krisma di Indonesia.
Anda sudah dewasa, sehingga tidak perlu persetujuan dari orang tua dalam hal ini. Anda bisa mengambil keputusan sendiri mau memeluk agama apapun termasuk mau dibaptis atau tidak. Tapi diperlukan wali baptis dan paling tidak mengikuti katekumenat selama beberapa bulan seperti pedoman di keuskupan tersebut. Jika nanti menerima Krisma juga bisa di Gereja Katolik manapun di dunia ini. Namun dokumen pembaptisan tetap harus disimpan dan digunakan.
salam
Rm Wanta
Reformasi Protestan selamatkan Gereja dan Okultisme di Gereja Katolik
Saya Yohanes dan Protestan, jika ada tulisan dari umat Katolik yang mengatakan ajaran Protestan pendek dan sepenggal-sepenggal, ini jelas penilaian yang sepenggal-sepenggal. Silahkan pelajari dengan benar ajaran Calvin hingga Karl Barth. Jelas sekali bahwa doktrin yang mendasari Iman Protestan sangat kuat. Bayangkan saja, jika tidak ada Protestan, saya kira ajaran Katolik akan mati ditinggal umatnya. Atau sampai sekarang kita harus membeli surat penebusan dosa, kita umat Krisitiani tidak bisa membaca Alkitab karena dilarang atau ibadah di gereja diikuti dengan bengong karena kita tidak paham bahasa Latin yang dipakai para imam Katolik.
Dengan adanya ajaran Protestan, iman Kristen dicerahkan dan memaksa gereja Katolik membuka mata akan kesalahan mereka dimasa lalu. Ingatlah, hanya pembaruan yang bisa membuat sebuah agama bertahan. Tuhan memakai Luther, Calvin, Zwingli dll sebagai alatNya untuk menyelamatkan GerejaNya di dunia dari cengkraman otoritarianisme Vatikan.
Soal penghormatan terhadap Bunda Maria selahkan baca tanggapan dari Karl Barth : Catholic mariology is a cancer, a sick theological development, and cancers should be cut out. Where ever Mary is venerated, and devotion to her takes place, there the Church of Christ does not exist. Sederhananya, penyembahan terhadap Bunda Maria adalah OKULTISME yang memalingkan umat dari Yesus. Mau lebih jelas silahkan cari sendiri buku Karl Barth. Kepanjangan kalau dijelaskan disini.
Shalom Yohanes,
Terima kasih atas tanggapannya. Silakan anda menerangkan salah satu ajaran tentang Ekaristi, di mana jemaat perdana percaya bahwa Yesus hadir secara khusus (Tubuh, Darah, Jiwa dan ke-Allahan) seperti yang ditegaskan dalam Alkitab. Dan bahkan Martin Luther mempercayai hal ini, walaupun tidak persis sama, yaitu dengan menggunakan istilah consubstantiation. Namun John Calvin hanya mempercayai bahwa kehadiran Kristus dalam Ekaristi hanyalah simbol. Cobalah untuk menerangkan bagaimana yang dulunya dianggap bahwa Kristus hadir secara nyata dan dipercayai oleh jemaat perdana, setelah itu Martin Luther juga mempercayainya, namun kemudian dapat berubah menjadi hanya simbol seperti yang dinyatakan oleh John Calvin? Cobalah untuk menerangkan bagaimana setelah Martin Luther terjadi perpecahan sampai 28,000 denominasi, yang juga mempunyai doktrin yang berbeda-beda? Mengapa hal ini sampai terjadi, walaupun semuanya mengklaim bahwa ajarannya berdasarkan Alkitab yang sama?
Argumentasi anda yang mengatakan bahwa kalau tidak ada Protestan maka ajaran Katolik akan ditinggal umatnya adalah tidak mempunyai dasar yang kuat. Gereja Katolik akan tetap ada sampai akhir zaman, walaupun ada atau tidak ada Protestan, walaupun ada masalah internal maupun eksternal, karena janji Kristus sendiri di Mat 16:16-19. Pembahasan tentang surat penebusan dosa dapat dilihat di sini – silakan klik dan ini – klik ini. Penjelasan apakah umat Katolik dilarang membaca Alkitab, silakan dilihat di sini – silakan klik. Tentang liturgi, anda dapat membaca konsepnya di sini – silakan klik dan perubahan bahasa dari Latin ke bahasa setempat tidak ada hubungannya dengan Protestan. Jadi, kalau anda memang berkeras dengan tuduhan anda, maka minimal cobalah membaca argumentasi yang telah diberikan di link-link tersebut. Tuduhan-tuduhan yang anda berikan adalah tuduhan yang telah berkali-kali di bahas di website ini. Oleh karena itu, pilihlah satu topik dan kemudian cobalah menyusun argumentasi yang lebih mendalam, sehingga topik dapat dibahas dengan lebih mendalam dan tidak hanya merupakan pengulangan-pengulangan.
Kalau anda mengatakan bahwa Catholic Mariology is a cancer, seperti yang diungkapkan oleh Karl Barth, dapatkah anda mengungkapkannya dari Alkitab dan juga dari para Bapa Gereja sampai tahun 500? Coba temukan kutipan dari para Bapa Gereja yang mengatakan bahwa penghormatan terhadap Maria adalah merupakan satu kesesatan. Apakah mempercayai bahwa Maria tetap perawan, merupakan pengajaran sesat seperti yang dikatakan oleh Karl Barth? Kalau ya, mengapa Martin Luther, John Calvin, Ulrich Zwingli dan John Wesley mempercayai hal ini? Apakah para pendiri gereja- gereja Protestan tersebut anda anggap juga mempercayai okultisme?
Oleh karena itu, silakan membaca terlebih dahulu link-link yang saya berikan, sebelum memberikan tuduhan-tuduhan lebih jauh. Dan silakan juga menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya berikan dalam warna merah. Semoga hal ini dapat diterima.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Syalom Yohanes,
Saya bingung dengan anda, kok bisa ya anda lebih percaya kepada Carl Bath & Calvin yang TIDAK PERNAH bertemu para rasul. Lebih baik saya percaya pada Bapa Gereja yang BERTEMU Para Rasul. Coba direnungkan baik – baik.
Tuhan Yesus Memberkati & Bunda Maria selalu menuntun anda pada putraNYA
Ijinkan saya menjawab pertanyaan saudara stef
Dlm GK, mereka memposisikan diri sbg KRISTUS, oleh sebab itu mereka menggunakan ayat dlm Injil Mat 26-28; Mrk 14:22-24; Luk 22:19-20., yang berbunyi:
Matius 26:26-28
27 Dan ketika mereka sedang makan, YESUS mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: “Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku.”
27 Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: “Minumlah, kamu semua, dari cawan ini.
28 Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa
Sedangkan kami (protestan) memposisikan diri spt para rasul/murid YESUS, shg kami menggunakan ayat dlm I Korintus 11:23-26
yg berbunyi sbg berikut:
I Korintus 11:23-26
23 Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan YESUS, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti
24 dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: “Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!”
25 Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!”
26 Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.
Oleh sebab itu kami menganggap roti & anggur dlm Perjamauan Kudus itu hanya sbg lambang Tubuh & Darah KRISTUS, dan ditekankan pd “sbg peringatan pengorbanan YESUS di kayu salib”.
Jadi sdh jelas kan, yg membedakannya karena bagaimana otoritas gereja memposisikan diri, apakah sbg Tuhan YESUS (yg berlaku di GK), atau hanya abg rasul2/murid2 YESUS (yg berlaku di Protestan).
Jesus memberkati
[dari katolisitas: Coba anda mengurai lebih jauh dari mana anda menyimpulkan bahwa tubuh dan darah Kristus dalam Perjamuan Suci hanyalah sekedar lambang dan bukan benar-benar Tubuh dan Darah Kristus. Coba anda menguraikan arti dari Yoh 6 tentang Roti Hidup dan juga Perjamuan Terakhir. Silakan juga membandingkan apa yang anda percayai dengan pendiri Protestan, Martin Luther tentang Ekaristi. Kalau anda mau menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, maka kita dapat melanjutkan diskusi tentang topik ini secara lebih mendalam]
Comments are closed.