[Minggu Biasa ke V: Yes 58:1-12; Mzm 112:1-10; 1Kor 2:1-16; Mat 5:13-20]
Dari sejumlah tokoh dunia, kita tak akan mungkin melupakan satu nama: Bunda Teresa dari Kalkuta. Bunda Teresa dikenal dunia sebagai pahlawan kemanusiaan, seorang yang rela membaktikan diri seutuhnya kepada orang-orang yang termiskin dari mereka yang miskin. Ia bersama para biarawati dalam komunitasnya, merawat orang-orang miskin yang terbuang di jalan, yang tubuhnya bagaikan tulang belulang berbungkus kulit yang tak mampu lagi berjalan. Dalam sebuah wawancara, seorang wartawan mengatakan kurang lebih demikian kepada Bunda Teresa, “Betapa luar biasanya karya Anda. Tapi sejujurnya, sekalipun saya diberi uang 1 juta dollar, saya tak akan mau melakukan apa yang Anda lakukan.” Namun Bunda Teresa menjawab, “Sayapun tidak akan melakukan ini untuk uang 1 juta dollar….” Lalu lanjut Bunda Teresa, “Sebab saya tidak melakukan semua ini untuk uang, namun untuk Tuhan; karena saya melihat Tuhan saya di dalam wajah-wajah mereka yang miskin dan terbuang ini…. Dan ini mendorong saya untuk berbuat sesuatu…”
Sungguh, teladan hidup Bunda Teresa menunjukkan bahwa ia telah melaksanakan kehendak Tuhan untuk menjadi garam yang asin dan terang yang bercahaya dunia. Tidak mudah memang, namun inilah panggilan kita juga sebagai murid-murid Kristus. Kita dipanggil untuk meneruskan Terang Kristus dan ‘rasa’ Kristus kepada orang-orang di sekitar kita. Tidaklah cukup bagi kita untuk berdoa dan berpuasa, jika hal itu tidak mengubah kita untuk menjadi orang yang lebih peka untuk menolong sesama yang membutuhkan bantuan. Bukankah demikian yang diajarkan oleh Nabi Yesaya dalam bacaan pada hari ini? (lih. Yes 58:1-12)
Maka, tak usah jauh-jauh ke Kalkuta, India, sebab sesama yang membutuhkan pertolongan itu ada di sekitar kita. Di awal tahun ini, terjadi banyak bencana di negeri kita. Berita di televisi hari-hari ini mengabarkan bencana bertubi-tubi melanda berbagai tempat, termasuk di Jakarta ini. Sepertinya pas dengan arahan KWI untuk mendedikasikan tahun 2014 ini sebagai tahun pelayanan kasih bagi Gereja. Sudahkah kita membantu sesama kita yang terkena musibah? Apa yang dapat kita lakukan untuk berbagi dengan saudara/i kita yang kekurangan makanan, pakaian, dan kehilangan tempat tinggal? Sudahkah kita berbagi suka cita dan pengharapan kepada mereka yang sedang berduka? Sebab bisa terjadi, orang yang perlu dibantu itu ternyata ada di dalam rumah kita sendiri, ataupun di paroki kita sendiri. [Di paroki kita, malah para imam kita yang kehilangan tempat tinggal pastorannya karena banjir!] Semoga Tuhan memampukan kita untuk bersegera dan dengan suka cita menanggapinya. Sebab akibat asinnya garam dan terangnya cahaya, pertama-tama mestinya terlihat dari efeknya terhadap keadaan yang paling dekat dengan garam dan cahaya itu. Juga, bagaikan garam yang memberi rasa asin sampai dirinyapun lebur menjadi satu dengan yang diasinkan, dan lilin memberi terang hingga meleleh dan habis terbakar, demikian pula kita dipanggil untuk memberikan diri kita dan rela berkorban untuk sesama.
Rasul Paulus mengajarkan kita agar kita mengenakan pikiran Kristus (1Kor 2:16), sehingga kita dapat dengan cepat mengulurkan tangan bagi mereka yang membutuhkan pertolongan. Semoga kita dapat memiliki ketajaman mata hati seperti Bunda Teresa, agar dapat melihat wajah Yesus, di dalam wajah-wajah mereka yang berkekurangan, sehingga kita terdorong untuk menolong. Dunia yang terpolusi dengan berbagai keadaan yang tidak ideal, bukan alasan bagi kita untuk tidak berbuat sesuatu. St. Agustinus mengatakan, “Terang, meskipun menembus polusi, tidaklah ikut terpolusi.” Semoga Terang Kristus memampukan kita untuk bercahaya menembus kegelapan, dan tidak terpengaruh oleh polusi keadaan yang belum ideal di sekitar kita.
“Tuhan, jadikanlah aku garam yang asin, dan terang yang bercahaya, bagi lingkungan di sekitarku.”
aku ingin seprti garam walaupun garam asin tetapi garam bisa membuat dunia ini terang dengan Nama Tuhan Yesus kita bisa menjadi garam yang terang untuk terangi dunia ini dan menyelamatkan orang-orang yang ada disekitar kita
Comments are closed.