Freemason/ Freemasonry bukan merupakan gerakan yang didirikan oleh Gereja Katolik.

Ada sebagian orang mengatakan bahwa freemasonry didirikan oleh Gereja Katolik, atau minimal Gereja Katolik berperan aktif di dalamnya. Namun ini adalah tuduhan yang tidak mendasar, karena Gereja Katolik sendiri – melalui beberapa dokumen – melarang anggotanya untuk ikut di dalam gerakan ini. Asal usul Freemasonry tidak diketahui dengan jelas, namun diperkirakan lahir akhir abad 16 di Scotlandia atau awal abad 17 di Inggris. Sekarang ini anggotanya mencapai 5 juta orang, tersebar di seluruh dunia, (Inggris, Skotlandia, Amerika, dst) namun kami tidak tahu apakah ada di Indonesia. Pada waktu awal didirikan di Eropa, sampai beberapa waktu kemudian, organisasi ini menjadi tempat berkumpulnya orang-orang yang kaya/ mempunyai kedudukan tertentu. Mereka mengatakan bahwa mereka bukan agama/ kelompok religius. Syarat utama menjadi anggota Freemason adalah percaya kepada adanya satu Sosok yang Sempurna/ “Supreme Being”. Maka konon semua penganut agama bisa bergabung, dan derajatnya sama, tidak boleh membawa-bawa agama dalam pertemuan mereka. Dari data Wikipedia kita ketahui bahwa ada beberapa uskup Anglikan menjadi anggota, dan memang dari tulisan lain yang beredar di internet, dikatakan bahwa target mereka yang utama adalah para pemimpin, terutama pemimpin gereja, dan karena Gereja yang paling nyata secara fisik adalah Gereja Katolik, maka mereka mentargetkan pemimpin Gereja Katolik untuk bergabung dalam organisasi ini. Tujuannya, untuk mengaburkan ajaran tentang keberadaan Tuhan seperti yang dikenal dalam Alkitab.

Tentang Freemasonry

Umumnya Freemasonry didefinisikan sebagai organisasi fraternitas/ persaudaraan yang merupakan sebuah sistem moral yang terselubung dalam kiasan, dan digambarkan dengan simbol. Simbol yang mereka pakai sebagai logo adalah penggaris siku dan jangka, dengan atau tanpa huruf G di tengahnya. Namun karena organisasi ini tidak mempunyai satu pemimpin utama, dan setiap anggota boleh menafsirkan sendiri simbol itu, maka tidak diperoleh kata kesepakatan untuk makna logo tersebut. Disebut Free-mason karena maksudnya adalah agar ideologi mereka yaitu, Kebebasan, Persamaan dan Persaudaraan menjadi prinsip yang merasuk secara bebas dalam sendi-sendi kemasyarakatan, tanpa diketahui dari mana asalnya.

Organisasi ini terbagi menjadi beberapa Grand Lodge/ Orients pada wilayah tertentu, dan keanggotaannya  terbagi menjadi 3 tingkatan. Umumnya pada bagian tingkat terbawah kegiatannya lebih ke arah sosialisasi. Maka tak mengherankan, banyak orang yang bergabung di level bawah tidak tahu mengapa organisasi ini dilarang oleh Gereja Katolik, sebab mereka sekedar hanya kumpul-kumpul saja dengan beberapa acara bersama. Setidaknya demikianlah yang yang kami ketahui dengan pembicaraan dengan seorang teman yang mempunyai pengalaman berkomunikasi dengan anggota kelompok Freemason di Amerika ini. Namun pada level berikutnya, sampai ketiga, terdapat ritual yang tidak sesuai dengan ritual Gereja, dan doktrin-nya yang mengacu ke arah naturalism dan rationalism mengarah kepada relativism, yaitu: tidak ada Kebenaran sejati, semua agama sama saja, dan mengusahakan dunia tanpa adanya Tuhan tetapi hanya, “Sosok Sempurna” yaitu Kebebasan, Persamaan dan Persaudaraan. (Padahal, ketiga hal tersebut, sesungguhnya tak bisa dicapai jika keberadaan Tuhan sebagai Pribadi tidak diakui).

Maka Gereja Katolik melarang Freemasonry karena beberapa alasan: Pertama, karena dengan slogan “Kebebasan, Persamaan dan Persaudaraan”, mereka sebenarnya menganggap “Kebebasan” sebagai tuhan/ Supreme Being mereka. Hal ini bertentangan dengan prinsip Allah Trinitas dalam agama Katolik. Kedua, slogan tersebut sedikit demi sedikit membentuk pola pikir relativism, di mana semua agama sama, semua benar, tidak ada yang paling benar, sehingga dalam moralitas dapat membingungkan, karena hal yang salah bisa dianggap benar. Hal ini bertentangan dengan prinsip Kebenaran objektif yang diajarkan oleh Gereja Katolik: yang benar selalu benar, sedangkan yang salah tidak pernah dianggap benar oleh Gereja. Ketiga, ritual yang mereka gunakan juga asing, misalnya, pelantikan gedung (mereka sebut sebagai pembaptisan) memakai simbol jagung, minyak dan anggur, dst, simbol dan upacara yang tidak sesuai dengan cita rasa Kristiani.

Paus Leo XIII melarang dengan jelas gerakan ini dalam surat ensikliknya Ab Apostolici, 15 Okt 1890, karena melihat gerakan Freemason menyusup ke dalam gerakan politik di Italia yang ingin menghapuskan pengaruh Gereja dari masyarakat, dan menaburkan kebencian kepada Gereja Katolik. Kitab Hukum Gereja tahun 1917, secara jelas menyebutkan bahwa siapa yang bergabung dalam Freemasonry, langsung terkena ekskomunikasi. Namun pada Kitab Hukum Gereja yang terbaru 1983, tidak secara eksplisit disebutkan kata ‘Freemasonry’, hanya, tetap disebutkan larangan untuk bergabung pada organisasi yang menentang Gereja. Maka ada orang-orang yang berspekulasi bahwa larangan Freemason sudah dicabut.

Hal ini diklarifikasi oleh Paus Benediktus XVI, yang pada waktu menjadi Prefect dalam the Congregation for the Doctrine of Faith. Dalam Quaesitum est, ia menyatakan “Penilaian negatif yang diberikan oleh Gereja terhadap kelompok Freemason tetap tidak berubah, sebab prinsip mereka tidak sesuai dengan doktrin Gereja. Dan karenanya, keanggotaan kelompok mereka tetap dilarang. Umat yang tergabung dalam kelompok Freemason berada dalam dosa berat dan tidak dapat menerima komuni.” Dekalarasi ini disetujui oleh Paus Yohanes Paulus II, dan ditandatangani pada tanggal 26 November 1983.

Freemason dengan gerakan naturalism, rationalism dan relativism-nya memang sangat berbahaya terhadap Iman Katolik, justru karena kelihatannya tidak berbahaya. Namun jika kita lihat di Amerika misalnya, nilai-nilai naturalism dan relativism ini memang mempengaruhi beberapa biara, sehingga mereka berfokus pada meditasi tentang alam lebih daripada berakar pada liturgi, mereka melepas habit/ kerudung demi persamaan dengan awam, berkompromi dengan nilai-nilai liberal, meringankan disiplin biara dst. Namun dengan langkah yang sedemikian, malah angka panggilan di biara itu merosot drastis. Sedangkan pada biara-biara yang tetap berpegang pada pengajaran iman yang benar sesuai dengan tradisi Katolik, malah tahun belakangan ini mendapat angka kenaikan yang signifikan.

Apakah Freemason menyusup ke dalam Gereja Katolik?

Ada banyak spekulasi bahwa gerakan Freemason telah menyusup ke dalam Gereja Katolik dengan cara yang halus, seperti menerima komuni di tangan, yang ditujukan supaya orang tidak lagi percaya akan kehadiran Yesus yang sungguh-sungguh dalam bentuk hosti kudus. Katolisitas telah membahas tentang komuni di mulut atau di tangan di jawaban ini, silakan klik. Kita tidak usah gelisah dalam hal ini, sebab jika kita percaya Tuhan membimbing GerejaNya dengan Roh Kudus-Nya, maka pasti Ia melindungi Gereja dalam menentukan segala sesuatu, dan bagian yang perlu kita lakukan adalah taat pada apa yang telah ditetapkan Gereja. Memang setelah Vatikan II, umat diperbolehkan menerima Komuni di tangan, sehingga terdapat 2 cara menerima Komuni, yaitu langsung di mulut atau di tangan. Maka, karena Gereja memperbolehkan 2 cara itu, maka kita dapat memilih salah satu (di mulut atau di tangan), asal kita lakukan dengan kesadaran penuh, bahwa kita menyambut Tuhan Yesus sendiri. Memang untuk sebagian orang lebih memilih komuni di langsung di mulut, karena cara yang demikian lebih berakar pada tradisi dan anjuran para orang Kudus. Namun, kita tidak dapat memaksakan kepada orang lain untuk menerima dengan cara yang sama.

Tentang Occultisme

Occultisme berasal dari kata occultus (Latin) artinya rahasia/ tersembunyi, sehingga diartikan sebagai pengetahuan akan sesuatu yang tersembunyi. Dalam bahasa Inggris, hal ini kemudian dikaitkan dengan pengetahuan paranomal, lawan kata dari ilmu pengetahuan/ science. Maka, arti Occultisme yang umumnya berlaku sekarang berkonotasi negatif, seperti ilmu gaib/ magic, astrologi, spiritualism, dst,  Tentu dengan konotasi demikian, Occultisme dilarang oleh Gereja Katolik, karena pada dasarnya merupakan pelanggaran terhadap perintah Tuhan yang pertama, “Akulah Tuhan Allah-mu. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku” (Kel 20:2-3). Mereka yang mempraktekkan Occultism tidak lagi mempercayai Allah sebagai Tuhan yang berada di atas segalanya, sebab mereka ‘menggantikan’ Allah dengan keyakinan mereka akan ilmu gaib/ roh-roh/ dst.

Mempercayai janji Kristus yang melindungi Gereja-Nya

Jadi, pada dasarnya, janganlah kita takut dan bingung jika kita mendengar berita-berita yang negatif tentang Gereja. Sebab sudah dari jaman abad awal banyak orang ingin menghancurkan Gereja Katolik, namun hingga sekarang Gereja tetap berdiri. Mari kita yakini dan percaya akan janji Kristus, bahwa Ia tidak akan meninggalkan Gereja-Nya, sampai akhir zaman. Kadang Tuhan mengizinkan hal negatif tersebut terjadi, malah untuk memurnikan dan memperbaharui Gereja, sebab Roh Kudus akan menyatakan kebenaran Tuhan, dan memampukan mereka yang berpegang kepada-Nya untuk mengikuti kehendak-Nya.

17 COMMENTS

  1. Kepada tim Katolisitas,

    Saya ingin menanyakan sedikit pandangan secara iman katolik mengenai cerita2 yang berunsur magical (pocahontas, alladin, doraemon dll)ataupun yang mengusung tema2 fantasi seperti tinkerbell, unicorn,narnia, dragonball dll.
    Karena saya pernah melihat sekilas sebuah buku (bukan terbitan katolik sepertinya)yang membahas mengenai cerita2 kartun disney yang dianggap menyimpang secara kristiani. Ini link mengenai buku tersebut http://www.buletinpillar.org/resensi/pengaruh-disney-dalam-kemerosotan-zaman (saya menyertakan hanya sebagai petunjuk).

    Saya sendiri menyukai tema2 fantasi/magical dan bekerja sebagai ilustrator cerita yang banyak mengusung tema tersebut. Selama tidak ada penyangkalan tentang Tuhan, saya masih bisa menerima. Bagi saya, cerita hanyalah sebuah cerita, tidak mengurangi iman dan kepercayaan terhadap Tuhan. Jadi saya kurang setuju terhadap tulisan yang sepintas saya lihat di buku tsb. Mohon penjelasannya bila dilihat secara katolik . Terima kasih. Tuhan memberkati.

    • Salam Sita,

      Imajinasi manusia merupakan anugerah Allah sendiri sebagai bagian dari anugerah akal budi. Mengenai peran akal budi bisa dibaca (silahkan dengan mesin pencari, atau buka bukunya) di Katekismus Gereja Katolik no. 286 (akal budi sebagai kemampuan manusia), 156-159 (akal budi dan iman); 1849 (dosa sebagai pelanggaran terhadap akal budi), 1951 (akal budi dan hukum).

      Selain imajinasi, Allah pun memberikan kebebasan kepada manusia, termasuk kebebasan berekspresi. Sebagai orang beriman, kita usahakan agar akal budi kita terarah pada Allah agar kebebasan dan imajinasi membantu kita menuju Allah dan membangun dunia demi perdamaian dan kesejahteraan bersama yang sesuai dengan kehendak Allah. Alkitab atau Kitab Suci sendiri ialah hasil dari kerjasama antara rahmat Allah dan upaya penulisan oleh para pengarangnya yang beriman. Para pengarang Kitab Suci yang beriman ini, tentu menulis Kitab Suci dengan daya manusiawi termasuk imajinasinya.

      Imajinasi manusia membuat kebudayaan manusia berkembang. Dalam dunia hiburan manusia, peran imajinasi sangatlah besar. Pada setiap suku dan zaman muncul kisah-kisah cerita rakyat dan petatah petitih yang baik yang menuntun manusia menuju kebijaksanaan dan tak mustahil menuntun pada Allah sendiri. Kisah pewayangan di berbagai suku bahkan tak hanya menjadi tontonan namun sekaligus tuntunan.

      Karya-karya Walt Disney sekaligus film-filmnya, misalnya, merupakan salah satu tontonan hiburan. Menghadapi tontonan, bagus jika kita para penonton, bisa memaknainya sebagai tuntunan, dan memang diharapkan begitu. Namun jika penonton tidak berhasil mengambil tontonan itu sebagai tuntunan, maka sebaiknya tidak perlu menghakiminya apalagi memperalat Alkitab untuk menghakimi, karena konteks dan tujuan keduanya sangat berbeda. Lebih baik bagi si pencela, agar membuat tontonan dan tuntunan gaya mereka sendiri dengan imajinasinya sendiri. Semoga laku dan membuat penonton tertuntun pada yang baik dan benar.

      Salam
      RD. Yohanes Dwi Harsanto

      • Terima kasih, untuk penjelasannya yang bagus. Masalah sebenarnya yang saya hadapi adalah saat berkarya dengan imajinasi. Karena memang jika dilihat melalui kacamata pekerjaan profesional, saya harus membuat karya yang bisa diterima anak2 secara umum (misalnya dongeng princess, peri2, dll).
        Nah jika mengacu pada tulisan diatas: “kita usahakan agar akal budi kita terarah pada Allah agar kebebasan dan imajinasi membantu kita menuju Allah dan membangun dunia demi perdamaian dan kesejahteraan bersama yang sesuai dengan kehendak Allah”,kalau boleh dijelaskan lebih lagi, kira2 bagaimana mengaplikasikan bentuk konkritnya seperti apa ya? Apakah itu berarti harus yang berbau rohani saja? Atau adakah batasan2 tertentu yang harus saya perhatikan? Karena saya kuatir jika apa yang saya anggap kebebasan berkespresi, seperti membuat ilustrasi peri/magic itu nantinya malah menjadi batu sandungan, takutnya dibilang orang katolik tapi kok membuat cerita2 magical (sihir kan dilarang oleh alkitab) walaupun hanya fiksi belaka dan cerita didalamnya dikemas dengan hal positif. Padahal maksud saya hanyalah mengembangkan bakat yang Tuhan beri, untuk memuliakanNya kembali, dengan cara yg lebih ‘umum’. mohon pencerahannya kembali, terima kasih banyak.

        • Salam Sita,

          Pada masa keterbukaan ini, jika orang menyatakan kebebasan berekspresi termasuk ekspresi untuk mengesampingkan Allah sekalipun, maka adil jika orang beriman pun bebas untuk mengekspresikan imannya. Bisakah tokoh-tokoh itu dikisahkan bertobat, mengucapkan syukur pada Tuhan, atau mengalami komunitas yang hidup dalam persaudaraan? Tentu saja mereka harus menolong yang susah dan membangun persaudaraan sejati. Bisakah mereka “dibaptis” dengan tidak lagi melakukan sihir? Prinsipnya ialah, agar para pembaca khususnya anak-anak memiliki kesan bahwa cinta dari Pemilik Langit dan Bumi-lah (lih. Mzm 24:1) yang membuat para tokoh tersebut mampu melakukan yang baik, rendah hati, bisa meminta maaf dan mengucapkan terima kasih, dan berbagai keutamaan lain. Saya tidak akan sampai ke contoh detil karena keterbatasan saya dalam bidang ini. Kreativitas imajinasi Anda tentu akan menemukan jalan-jalan alternatif yang baru dan menggairahkan. Selamat melanjutkan berkreasi dengan lebih giat. Selamat Tahun Baru 2014.

          Salam
          RD Yohanes Dwi Harsanto

  2. Halo, salam damai sejahtera.

    Saya ingin sedikit sharing dan bertanya. Suatu saat saya membeli sebuah novel karya Dan Brown – The Lost Symbol yang mengangkat tema Freemason sebagai center cerita. Dalam novel tersebut juga sempat ditekankan prinsip, “Seperti di atas, begitu pula di bawah,” dan saya teringat akan doa Bapa Kami, “Di atas bumi seperti di dalam surga,” dan kebetulan saya juga memiliki buku The Secret dimana di cover dalamnya juga tertulis, “Seperti di atas, begitu pula di bawah,” sehingga hal ini membuat saya penasaran dan melakukan sedikit pencarian.

    Pencarian saya (untuk saat ini) berakhir di website ini yang ternyata juga mengiyakan bahwa Freemason menganut pemikiran yang bebas. Beberapa sumber lain juga mengatakan bahwa paham Freemason berkaitan dengan kekuatan lain, seperti kekuatan pikiran, atau kekuatan alam semesta.

    Hal ini perlahan-lahan membuat saya memiliki perspektif baru bahwa manusia sebenarnya memiliki kekuatan untuk bisa menciptakan, menggapai, mewujudkan apapun, bagaimanapun, dan kapanpun juga tanpa adanya pembatas (seperti tertulis di buku The Secret). Hal ini pula yang akhirnya membawa saya pergi ke perpustakaan, meminjam buku bertema kosmos, teori kekuatan semesta seperti yang nampaknya menjadi acuan Freemason yang freethinker.

    Saya tidak menampik, saya mendapati hal ini sebagai sesuatu yang menarik—teori kosmos, kekuatan tersembunyi manusia, alam semesta, keberadaan manusia di jagat raya, dsb—dan sedikit banyak mengiyakan semua itu bahkan sedikit mengesampingkan eksistensi Tuhan dan terpusat pada “Semesta.”

    Saya sekarang malah seakan kembali “mencari” dan seakan ter-brainwashed dengan perspektif baru ini. Menurut isu pula, penulis The Secret—Rhonda Byrne—adalah seorang Mason.

    Pertanyaan saya; Apa yang harus saya lakukan? Berdosakah saya terhadap Tuhan dan Gereja? Terima kasih.

    Berkah Dalem.

    • Shalom Kris,

      Pikiran kita memang dapat terpengaruh dengan apa yang kita baca ataupun kita lihat. Oleh sebab itu, kita harus bijaksana dan selektif memilih buku-buku apa yang akan kita baca. Buku-buku Dan Brown adalah novel, dan dengan demikian apa yang ditulisnya tidak dapat dijadikan sebagai suatu dasar kebenaran. Hal bahwa ada kemiripan antara manusia dengan Allah, itu sesungguhnya mempunyai dasar dari sabda Allah yang menyatakan bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kej 1:26-27). Namun tentu ayat ini tidak untuk diartikan bahwa manusia itu sama dengan Allah sehingga manusia dapat dianggap sebagai allah atau manusia tidak membutuhkan Allah. Perkataan ‘diciptakan menurut gambar Allah’ itu sendiri mengisyaratkan adanya Allah terlebih dahulu, baru kemudian manusia diciptakan menurut gambar-Nya. Dan gambar Allah ini tidak mungkin dapat menggantikan ataupun disamakan dengan Allah yang menjadi sumbernya.

      Namun ada kecenderungan di masa sekarang ini, di mana manusia menganggap dirinya sama dengan Allah, dengan menganggap dirinya mempunyai ‘power’/ kekuatan yang sama seperti Allah, dengan menguasai alam semesta. Timbullah beberapa pandangan tentang energi atau alam semesta sebagai sumber kekuatan, yang seolah dapat dikendalikan oleh manusia, untuk mencapai apapun yang diinginkannya. Paham macam ini yang melatar belakangi paham New Age Movement, sebagaimana pernah diulas di artikel ini, silakan klik; atau ulasan tentang the Secret, klik di sini.

      Sejujurnya paham ini juga bukan sesuatu yang baru, sebab sejak awal mula kecenderungan untuk menyamai Allah ini sudah muncul bahkan sejak awal manusia diciptakan. Ini adalah akar dosa dari dosa pertama Adam dan Hawa, yaitu kesombongan, karena mau menentukan sendiri apa yang baik dan buruk, menurut kehendak mereka sendiri terlepas dari ketentuan Allah. Dengan kata lain, mereka ingin menyamai Allah. Bukankah hal serupa juga terjadi pada para penganut paham New Age tersebut, yang mengandalkan kekuatan energi dan kekuatan pikiran manusia itu sendiri, dan bukan kepada Allah dan perintah-perintah-Nya dan apa yang diwahyukan-Nya. Sekalipun Allah disebut-sebut dalam paham New Age ini, semua nampak hanya sebagai kamuflase, sebab kenyataannya yang diagung-agungkan adalah energi dan kekuatan pikiran manusia itu sendiri.

      Silakan Anda merenungkannya, apakah setelah membaca buku-buku itu, Anda menjadi semakin dekat dengan Allah atau malah semakin meragukan Allah? Jika hal yang kedua yang terjadi, semoga Anda diberi kekuatan untuk menghentikan membaca buku-buku itu, terutama jika Anda menjadi terpengaruh olehnya, karena iman dan keselamatan Anda sendiri menjadi taruhannya. Bawalah hal ini dalam doa-doa pribadi Anda, dan jika hati nurani Anda menuduh Anda, datanglah memohon pengampunan Allah dalam sakramen Pengakuan Dosa. Sebab yang memisahkan kita dari Allah adalah dosa, dan untuk mengembalikan hubungan kasih kita dengan Dia, adalah jika kita bertobat dan meninggalkan cara hidup kita yang lama. Tidak kata terlambat untuk kembali kepada Allah, lebih cepat lebih baik, sebelum kita terjerumus terlalu dalam ke dalam pandangan yang salah.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

      • Persis seperti ungkapan gambar kuda bukanlah kuda atau jawaban atas pertanyaan apa yg seperti kuda namun bukan kuda? Jawabannya adalah gambar kuda.

  3. Salam damai dalam Kristus,

    Yth. Pengurus Katolisitas

    Beberapa hari yang lalu saya sempat membaca artikel tentang “Freemansory”. Berikut saya cantumkan salinan salah satu satu dari 10 program dari Freemansory tersebut

    # Pada masa Isa a.s.
    orang orang Yahudi dengan segala tipu daya ingin membunuh Nabi Isa a.s. di antaranya fitnahan keji? Ingin menjadi Raja Yahudi? Yang disampaikan pada penguasa Romawi. Tetapi Allah SWT menyelamatkan Nabi Isa a.s. dan gantinya Yudas tersalib di Golgota. Maka setelah tiadanya nabi Isa, Yahudi berusaha menghancurkan ajran yang sudah disebarkan dengan? Takkim? Yaitu :
    ? Merusak ajarannya yang ada seperti menghalalkan yang halal dan sebaliknya.
    ? Merusak akidah dengan doktrin Trinitas
    ? Merusak Injil yang ada dengan Injil palsu
    ? Saul (Paulus) dijadikan tandingan Nabi Isa a.s.#

    Yang ingin saya tanyakan adalah tentang bagaimana tanggapan gereja Katholik tentang Freemansory ini, apakah ajaran gereja yang kita yakini sekarang ini juga termasuk salah satu dari program Freemansory tersebut? Karena terus terang saya sendiri juga kurang paham dengan paham/aliran ini. Atau mungkin perihal tentang Freemansory sudah pernah di bahas di Katolisitas, kalau memang sudah pernah dibahas mohon diberikan linknya.
    Demikian yang ingin saya tanyakan kepada tim Katolisitas. Atas perhatian dan waktunya saya ucapkan banyak terima kasih, dan semoga kasih Tuhan selalu menyertai tim Katolisitas dan kita semua.

    [dari katolisitas: silakan melihat link di atas – silakan klik.]

  4. Bicara mengenai Baphomet, Lucifer dan Satanisme/Occultism. Saya ingin tanya:

    Dewasa ini anak-anak muda Kristiani sedang gandrung akan musik-musik Black Metal yang anti Kristen dan pro-Satanisme. Lalu bagaimana dengan musik-musik Christian Black Metal yang pro-Kristiani tapi tetap menampilkan atribut-atribut keseraman, lagu-lagu yang teriak seperti orang kesurupan, cat mayat pada mukanya ketika konser, walaupun tema-temanya tentang Love Jesus/God is Love, dan tetap memakai salib secara normal dan tidak dibalik, dsb?

    Berikut adalah beberapa nama-nama band Christian Black Metal/White Metal yang saya kenal:

    1. Pantokrator.
    2. Pilgrim.
    3. Crimson Moonlight.
    4. Antestor, dll.

    • Salam Antestor – Via Dolorosa

      Tujuan yang baik mesti dilakukan dengan cara yang sesuai dengan tujuannya. Menurut hemat saya, kelompok-kelompok tersebut harus merevisi penampilannya agar tidak menimbulkan salah paham. Gospel music mesti ditampilkan sesuai dengan karakter khas pewartaan Injil sejati, tidak tercampur unsur pembuat salah paham.

      Salam
      Rm Y. Dwi Harsanto Pr

  5. Simbol jangka siku dengan lambang G ditengah2 menurut beberapa artikel di internet berarti bhw dunia ini diatur oleh “Sang Arsitek Agung” yang adalah demikian mereka menamakan “supreme being” yg mereka yakini(arsitek zaman dahulu sering menggunakan metode jangka dan siku utk mengukur bangunan/proyek). Lambang “G” di tengah adalah God (atau Goat/baphomet?). Dengan kata lain semua “bangunan/tatanan” dunia kosmos serta dunia kosmis adalah karya sang Arsitek Agung ini yg mereka panggil God/Goat? Semua konspirasi menuju sebuah new age order(tatanan/bangunan dunia baru) adalah sudah diukur lewat “jangka dan siku”. Mengapa di sebut Arsitek Agung? Karena begitu hebatnya suatu rencana jahat (maket/blue print) yg “didesain” dan dikemas dlm bentuk konspirasi global sehingga byk umat Tuhan tdk sadar bhw beberapa dr mrkpun sdh termasuk didlm tatanan jahat ini,termasuk beberapa pemimpin umat beragama..dan semuanya didesain oleh Sang Arsitek Agung ini yg disebut “G”. Semoga info ini berguna.

  6. Terima kasih ibu inggrid, pertanyaan tentang fremasonry memang sempat saya alami terutama setelah membaca buku Bebaskanlah kami tentang jiwa-jiwa yang ada dalam api pencucian. dari penjelasan diatas dapat menambah wawasan dan iman kami.

    Saya juga setuju sekali akibat dari fremansory yang masuk ke biara-biara sehingga melonggarkan tradisi berjubah, bagi saya yang awam…. rasanya semangat untuk menjalani hidup panggilan kurang ada gregetnya, sama saja dengan menjadi awam.

    menurut saya jubah biarawan adalah sarana untuk tetap menyadari diri agar selalu berada dalam hadirat Tuhan. sehingga setidaknya dapat mencegah keinginan “kenakalan” para biarawan.
    Dengan melihat biarawan berjubah, saya sebagai umat awam merasa bangga, senang karena gereja masih mempunyai orang-orang yang selalu siap dihadapan Tuhan dan langsung mendoakan mereka dalam hati supaya teguh dalam panggilan.

    Semoga para biarawan dan klerus lainnya mau dan tidak usah pingin sama dengan umat awam memakai pakaian awam karena panggilannya memang berbeda. Selamat bagi biarawan yang teguh dalam iman. Kami lebih senang melihat para biarawan berjubah daripada bila menggunakan batik atau jas. Beranilah mewartakan kristus dengan jubah yang telah dianugrahkan Tuhan kepada saudara biarawan terkasih.

    Tuhan memberkati kita semua, amin.

    • Shalom Jansen,

      Pertanyaannya mungkin lebih tepat bagini: mengapa anda mengagumi baphomet? Apa yang istimewa dari baphomet itu sehingga anda kagumi?

      Jika kita klik di wikipedia, kita akan sampai kepada informasi tentang baphomet ini. Baphomet berasal dari kata Yunani ‘baphe’ dan ‘metis’ yang artinya penyerapan pengetahuan. Maka secara umum memang lambang ini sering diparalel-kan dengan simbol Tao (yin yang) yang menampilkan persatuan antara energi positif dan negatif, sebagai ‘pengetahuan’ yang mengatur dunia. Lambang baphomet yang umum adalah lambang yang menggambarkan kepala kambing, sehingga lambang ini sering dihubungkan dengan ‘sigil of baphomet‘ (lambang kepala kambing pada bintang segi lima) yang menjadi lambang gereja Setan atau praktek-praktek satanisme.

      Entah lambang baphomet mana yang maksud, namun ada baiknya anda mengenali esensi baphomet itu, sebelum anda mengaguminya. Jika seseorang Kristen mengagung- agungkan Yin dan Yang, dan seolah-oleh dunia ini diatur oleh energi semata, dan bukan oleh Tuhan, maka di sinilah terjadi penyimpangan imannya. Atau, karena begitu kagum akan prinsip energi, maka seseorang menggambarkan Tuhan sebagai energi dan bukan sebagai Pribadi, ini juga suatu penyimpangan iman. Konsep Tuhan sebagai energi inilah yang dipegang oleh gerakan New Age Movement (NAM) yang pernah kami ulas di sini, silakan klik. Konsep NAM ini bertentangan dengan ajaran Kristiani. Jika anda ingin mengetahui lebih lanjut, saya menganjurkan anda untuk membaca dokumen yang dikeluarkan oleh Pontifical Council for Culture, yang berjudul: Jesus Christ the Bearer of the Water of Life, silakan klik, untuk mengetahui mengapa mempercayai konsep Allah sebagai “energi” ini tidak sesuai dengan ajaran Kristiani.

      Semoga dalam permenungan anda Roh Kudus membimbing anda untuk mengetahui Kebenaran yang sesungguhnya, dan Ia membantu anda untuk mengikuti Jalan-Nya.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org

  7. Syalom pengasuh Katolisitas.org.
    Okultisme yang puncaknya Satanisme dewasa ini sedang giat-giatnya menampilkan dirinya. Sinetron bertema Misteri mendapat ranking tinggi dalam tv-tv di Indonesia, dan iklan TV banyak yang mempromosikan praktek okult secara terang-terangan.
    Ibarat keluar dari mulut singa? (takut budaya barat) masuk kemulut buaya.
    Inikah yang dimaksud dengan perfileman dalam negeri menguasai negeri sendiri?
    Banyak anak sekolah yang kerasukan / kesurupan setan dsb.
    Gejala apa ini?
    Terima kasih penjelasannya atas kekawatiran saya bahwa Indonesia Negara yang beragama, tetapi semakin jauh dari Tuhan.

    • Shalom Julius,
      Memang merupakan kenyataan yang memprihatinkan jika kita melihat kecenderungan masyarakat menyukai film-film ataupun acara dan berita-berita yang berbau mistik/ ilmu gaib. Sebenarnya itu tanda masyarakat yang ‘sakit’. Karena sesungguhnya, jika kita benar-benar ber-Tuhan, maka kita tidak tertarik dengan acara-acara sedemikian, dan lebih memakai waktu yang ada untuk mendalami iman yang kita hayati. Ini sebenarnya merupakan tantangan bagi kita, para pengikut Kristus, untuk tidak membuang waktu di depan TV melihat acara-acara tersebut, apalagi sampai kecanduan nonton. Sebab dengan demikian, kita lebih menomorsatukan TV daripada Tuhan. Sebenarnya tidak usah jauh-jauh dengan acara film serem/ mistik, jika kita ketagihan nonton film drama, sampai jarang berdoa dan membaca Kitab Suci, itu juga sebenarnya tanda bahwa kita tidak sungguh mengasihi Tuhan.
      Jadi saran saya, mulailah dari diri kita sendiri, dan keluarga kita. Kita batasi jumlah nonton TV, apalagi sebentar lagi sudah mulai masa Prapaska. Kurangi nonton TV, tambahkan porsi doa, membaca dan merenungkan Kitab Suci, dan melibatkan diri dalam kegiatan lingkungan/ Gereja. Semoga kita dapat mempengaruhi lingkungan keluarga, teman-teman, dan jika perlu kenalan yang kita jumpai. Kitapun dapat berdoa untuk pertobatan bangsa kita, yang didahului oleh pertobatan diri kita sendiri.
      Jangan kita risau, tetaplah beriman dan menaruh harap pada Tuhan. Sesudah itu, lakukanlah apa yang menjadi bagian kita: berdoa bagi bangsa kita, dan menjadi saksi Kristus yang hidup lewat perbuatan kita. Kita percaya, Tuhan akan memberkati usaha kita, jika kita berjalan bersama-sama dengan Dia.

      Salam kasih dari http://www.katolisitas.org
      Ingrid Listiati

  8. Salam Damai Dalam Kasih Kristus,
    Saya mempunyai beberapa pertanyaan dan kebingungan atas apa yang terjadi dalam gereja Katolik baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Ini semua berawal dari sebuah buku yang saya baca dan menjadi bahan permenungan saya.
    Saya mohon penjelasan dari Anda:

    1. Pertanyaan saya mengenai sebuah gerakan Katholik yang dilarang Oleh Gereja Katholik yaitu FREEMASON atau FREEMASONRY. Gerakan macam apakah itu dan mengapa dilarang oleh Gereja Katholik di dunia? Apakah di Indonesia juga pernah berkembang gerakan seperti tiu? Kabar yang beredar bahwa gerakan inilah juga yang membunuh Paus Yohanes Paulus I?

    2. Apa yang dimaksud dengan OKULTISME (OCCULTISME), dan mengapa juga hal itu dilarang oleh Gereja Katholik?

    3. Pertanyaan ini tentang Komuni di Tangan (diberikan di telapak tangan) dari artikel yang pernah saya baca, sejak diberlakukannya Konsili Vatikan II. Terjadi semacam kebebasan di Gereja Katholik, salah satunya adalah Komuni di Tangan. Artikel tersebut mengatakan bahwa sejak Paus Yohanes XXIII hingga Paus Pius X dan hampir semua Paus sangat tidak menyetujui penerimaan Komuni tersebut. Bahkan dalam sebuah suratnya, pengganti Paus Yohanes XXIII (aku lupa namanya), tidak menyetujui hal tersebut. Karena hanya tangan orang tertahbis yang dapat menyentuh benda-benda kudus. Jika hal itu dilarang mengapa Gereja Katholik Indonesia malah melakukannya? Kalau kita lihat saat Misa Vatikan baik itu Misa Natal maupn Paskah tidak ada yang menerima Komuni di Tangan semua umat menerima Komuni di Lidah (komuni diterimakan di lidah umat). Bukankah sebelum keluarnya Konsili Vatikan II semua menerima Komuni di Lidah, tapi setelah konsili itu berlaku mengapa ada perubahan?Kabarnya pula Komuni di Tangan adalah cetusan dari Gerakan FREEMASONRY, kalau begitu apakah semua Gereja Katholik Indonesia anggota gerekan terlarang FREEMASONRY? Dan mengapa juga meja komuni hilang?

    Itulah yang ingin saya tanyakan.

    Saya mohon penjelasan dari pertanyaan itu, dan maaf kalo pertanyaannya panjang. Terima kasih.
    Salam

    [dari katolisitas: telah dijawab – silakan klik]

Comments are closed.