Dalam Injil 3 Injil dituliskan demikian: “Eli, Eli, lama sabakhtani?” Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Mt 27:46; Mk 15:34; Lk 23:46). Untuk menelaah hal ini, kita perlu melihat bahwa sebagai Putera Allah yang menjelma menjadi manusia, Yesus adalah Tuhan dan juga adalah manusia. Oleh karena itu, Yesus mempunyai dua keinginan dan juga dua akal budi. Lebih lanjut tentang hal ini, silakan membaca artikel-artikel Kristologi berikut ini:
- Iman Katolik bersumber pada Allah Tritunggal dan berpusat pada Kristus, Allah yang menjelma menjadi manusia untuk menyelamatkan kita. Inkarnasi, Allah menjadi manusia, adalah perbuatan Tuhan yang terbesar, yang menunjukkan segala kesempurnaanNya: KebesaranNya, namun juga KasihNya yang menyertai kita. Penjelmaan Allah ini telah dinubuatkan oleh para nabi. Yesus Kristus yang kita imani sekarang adalah sungguh Yesus Tuhan yang ber-inkarnasi dan masuk ke dalam sejarah manusia.
Jadi, pada waktu disalib Yesus tetap Tuhan dan juga manusia. Maka pada perkataan, “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?“, ini mengacu kepada kodrat kemanusiaan Yesus, yang berdoa kepada Allah Bapa-Nya.
Doa Yesus di Salib adalah doa berpengharapan.
Ini adalah salah satu contoh bagaimana Alkitab dapat dipercaya, karena penulis Alkitab yang ditulis dalam terang Roh Kudus, tetap menuliskan sesuatu yang terjadi, yang mungkin dapat menjadi kesalahpahaman bagi banyak orang di masa yang akan datang.
Doa yang dipanjatkan oleh Yesus di Mat 27:46 bukanlah doa orang yang berputus asa, namun doa yang berpengharapan. Adalah jamak bagi orang Yahudi untuk dapat mengingat Mazmur. Dan pada waktu seseorang memulai sebuah Mazmur, ini berarti orang tersebut berniat untuk menyatakan Mazmur tersebut sampai selesai. Dan oleh karena keterbatasan fisik Yesus pada saat disalibkan (sebagai catatan: pada saat seorang disalibkan, maka setiap tarikan nafas adalah merupakan suatu siksaan), Dia hanya mengucapkan satu baris dari Mazmur 22. Dan oleh karena itu, umat Katolik percaya bahwa Yesus menyatakan Mazmur 22 secara keseluruhan, yang merupakan suatu pernyataan akan kemenangan Tuhan terhadap segala penderitaan dan juga termasuk kematian. Hal ini dapat dilihat bahwa Yesus mengutip Mazmur, di mana pada permulaan Mazmur dikatakan, “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? …” (Mz 22:1) dan kemudian diakhiri dengan seruan pujian kepada Tuhan. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah ayat-ayat dari Mzm 22:
- Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Rusa di kala fajar. Mazmur Daud.
1) Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku.
2) Allahku, aku berseru-seru pada waktu siang, tetapi Engkau tidak menjawab, dan pada waktu malam, tetapi tidak juga aku tenang.
3) Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel.
4) Kepada-Mu nenek moyang kami percaya; mereka percaya, dan Engkau meluputkan mereka.
5) Kepada-Mu mereka berseru-seru, dan mereka terluput; kepada-Mu mereka percaya, dan mereka tidak mendapat malu.
6) Tetapi aku ini ulat dan bukan orang, cela bagi manusia, dihina oleh orang banyak.
7) Semua yang melihat aku mengolok-olok aku, mereka mencibirkan bibirnya, menggelengkan kepalanya:
(8) “Ia menyerah kepada TUHAN; biarlah Dia yang meluputkannya, biarlah Dia yang melepaskannya! Bukankah Dia berkenan kepadanya?”
9) Ya, Engkau yang mengeluarkan aku dari kandungan; Engkau yang membuat aku aman pada dada ibuku.
10) Kepada-Mu aku diserahkan sejak aku lahir, sejak dalam kandungan ibuku Engkaulah Allahku.
11) Janganlah jauh dari padaku, sebab kesusahan telah dekat, dan tidak ada yang menolong.
12) Banyak lembu jantan mengerumuni aku; banteng-banteng dari Basan mengepung aku;
13) mereka mengangakan mulutnya terhadap aku seperti singa yang menerkam dan mengaum.
14) Seperti air aku tercurah, dan segala tulangku terlepas dari sendinya; hatiku menjadi seperti lilin, hancur luluh di dalam dadaku;
15) kekuatanku kering seperti beling, lidahku melekat pada langit-langit mulutku; dan dalam debu maut Kauletakkan aku.
16) Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku, mereka menusuk tangan dan kakiku.
17) Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku.
18) Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang undi atas jubahku.
19) Tetapi Engkau, TUHAN, janganlah jauh; ya kekuatanku, segeralah menolong aku!
20) Lepaskanlah aku dari pedang, dan nyawaku dari cengkeraman anjing.
21) Selamatkanlah aku dari mulut singa, dan dari tanduk banteng. Engkau telah menjawab aku!
22) Aku akan memasyhurkan nama-Mu kepada saudara-saudaraku dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaah:
23) kamu yang takut akan TUHAN, pujilah Dia, hai segenap anak cucu Yakub, muliakanlah Dia, dan gentarlah terhadap Dia, hai segenap anak cucu Israel!
24) Sebab Ia tidak memandang hina ataupun merasa jijik kesengsaraan orang yang tertindas, dan Ia tidak menyembunyikan wajah-Nya kepada orang itu, dan Ia mendengar ketika orang itu berteriak minta tolong kepada-Nya.
25) Karena Engkau aku memuji-muji dalam jemaah yang besar; nazarku akan kubayar di depan mereka yang takut akan Dia.
26) Orang yang rendah hati akan makan dan kenyang, orang yang mencari TUHAN akan memuji-muji Dia; biarlah hatimu hidup untuk selamanya!
27) Segala ujung bumi akan mengingatnya dan berbalik kepada TUHAN; dan segala kaum dari bangsa-bangsa akan sujud menyembah di hadapan-Nya.
28) Sebab Tuhanlah yang empunya kerajaan, Dialah yang memerintah atas bangsa-bangsa.
29) Ya, kepada-Nya akan sujud menyembah semua orang sombong di bumi, di hadapan-Nya akan berlutut semua orang yang turun ke dalam debu, dan orang yang tidak dapat menyambung hidup.
30) Anak-anak cucu akan beribadah kepada-Nya, dan akan menceritakan tentang TUHAN kepada angkatan yang akan datang.
31) Mereka akan memberitakan keadilan-Nya kepada bangsa yang akan lahir nanti, sebab Ia telah melakukannya.
- Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Rusa di kala fajar. Mazmur Daud.
Pada beberapa kata-kata di atas digaris bawah dari Mazmur yang tertulis dari abad 14-8 SM, terpenuhi dalam drama penyaliban Yesus. Inilah salah satu yang menyebabkan umat Katolik percaya akan Yesus sebagai Tuhan, karena Dia telah dinubuatkan sebelumnya, termasuk kelahiran, karya publik, mukjijat, penderitaan, kematian, kebangkitan, dll. Nubuat ini begitu penting agar manusia tidak salah mengenali Orang yang telah dijanjikan oleh Allah dari awal mula. Kalau ini bukan dari Tuhan sungguh sangat sulit untuk menerangkan bagaimana suatu nubuat yang dinyatakan ratusan bahkan seribu tahun lebih sebelum masehi terpenuhi dalam diri Yesus. Keterangan lebih lanjut dapat dibaca di dalam rangkaian artikel Kristologi.
Mengapa Yesus berdoa?
Yesus berdoa dalam berbagai kesempatan (lih. Mt 16:23; Mt 26:36; Mk 14:32; Lk 3:21; 6:12;Lk 9:18, 28; Lk 11:1-2; Lk 18:1).
Untuk itu, kita harus melihat definisi dari doa. Thomas Aquinas, Summa Theology, q. II-II, 83, a.1-2 membahas tentang definisi doa, dimana dia mengatakan bahwa doa adalah “membuka keinginan kita kepada Tuhan, sehingga Dia dapat memenuhinya.” Karena di dalam Kristus (satu pribadi) ada dua keinginan, yaitu manusia dan Tuhan, maka menjadi hal yang wajar, kalau Yesus berdoa karena Dia mempunyai kodrat manusia. Sama seperti kita sebagai orang beriman, kita menyatakan keinginan kita di hadapan Allah.
Dalam konteks pribadi Yesus, yang mempunyai kodrat sungguh manusia, maka bukanlah hal yang aneh kalau Yesus berdoa, sebagaimana manusia juga perlu berdoa. Namun di satu sisi, karena di dalam Yesus ada persatuan (hypostatic union) antara Tuhan dan manusia, maka pada akhirnya kehendak-Nya sebagai manusia senantiasa sama dengan kehendak-Nya sebagai Tuhan.
Yesus berdoa untuk kepentingan manusia. Yesus dapat saja berdoa dalam hati, namun Dia ingin menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya sebagai manusia kita berdoa, yaitu bahwa kita harus senantiasa tunduk kepada kehendak Allah Bapa, meskipun di dalam situasi yang paling sulit sekalipun.
Yesus berdoa tanpa henti, untuk mengajar manusia senantiasa berdoa di dalam segala kesempatan tanpa henti (lih. Mt 16:23; Mt 26:36; Mk 14:32; Lk 3:21; 6:12;Lk 9:18, 28; Lk 11:1-2; Lk 18:1).
Yesus mengajarkan kepada manusia bahwa di dalam doa yang terpenting adalah untuk mengikuti kehendak Tuhan, seperti yang dikatakan-Nya dalam doa-Nya di Taman Getsemani, dimana Dia berkata “”Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki.” (lih. Mt 26:36; Mk 14:32-36).
Yesus mengajarkan doa yang sempurna, yaitu doa Bapa Kami, yang terdiri dari tujuh petisi (lih. Mt 6:9-13).
Yesus menunjukkan bahwa di dalam setiap percobaan, maka Tuhanlah yang menjadi kekuatan dalam doa, seperti yang ditunjukkan oleh Yesus di dalam drama penyaliban (Mt 27:46; Mk 15:34; Lk 23:46).
Yesus juga mengajarkan pentingnya untuk mengampuni orang yang bersalah kepada kita, seperti yang ditunjukkan oleh Yesus dengan berdoa “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (lih. Lk 23:34).
Dan masih begitu banyak contoh yang lain, yang menyebabkan pengikut Kristus tahu bagaimana untuk berdoa, karena Tuhan sendiri – melalui Kristus – yang menunjukkan kepada manusia bagaimana seharusnya berdoa.
Jadi dari keterangan di atas, Yesus berdoa karena 1) selain mempunyai kodrat ilahi, Yesus juga mempunyai kodrat sebagai manusia 2) demi kepentingan manusia, sehingga manusia dapat meniru apa yang telah dilakukan-Nya. Mungkin akan sulit untuk menerima argumentasi di atas tanpa percaya terlebih dahulu bahwa Yesus adalah Tuhan yang menjelma menjadi manusia, karena apapun yang dilakukan oleh Yesus senantiasa bersumber pada kodrat-Nya sebagai persatuan (hypostatic union) antara kodrat Tuhan dan kodrat manusia.
Syalom Pak Stefanus,
Bolehkah dikatakan bhw Yesus melepaskan keallahanNya di taman Getsemani, shg dr situ hingga penyaliban Dia adalah 100% manusia dan 0% Allah. Dasar biblisnya Flp 2:7-8. Itu mungkin bisa menjawab mengapa Yesus begitu takut sampai2 berpeluh darah dan berdoa: AllahKu ya AllahKu mengapa Kau tinggalkan Daku.
Terima kasih
[Dari Katolisitas: Pandangan yang menganggap bahwa Yesus melepaskan kodrat ke-Allahan-Nya umum dikenal dengan paham sesat Agnoetae di abad ke-6; yang muncul kembali dalam paham Protestant Kenotic Theology. Tentang hal ini sudah pernah dibahas di artikel ini, silakan klik. Gereja Katolik, berpegang pada pengajaran Kristus dan para Rasul, menolak paham ini. Sebab sejak awalnya Gereja percaya akan kesetaraan hakekat antara Allah Bapa dan Putera (Kristus); dan dengan demikian percaya, bahwa dalam penjelmaan-Nya sebagai manusia, Kristus tetap saja adalah Allah, karena Allah pada hakekatnya tidak mungkin berhenti menjadi Allah. Selanjutnya tentang Kristus yang Sungguh Allah Sungguh Manusia, klik di sini.]
apakah maksud Yesus ktika dia bkata, Trimala Aku spt budak kecil ini menerima Aku dn skiranya kmu x mnjdi budak kecil ini, kmu x dpt msuk krajaan surga?
[dari Katolisitas: silakan membaca terlebih dahulu artikel “Tuhan Menyatakan Diri-Nya Kepada Orang Kecil” dan renungan “Seperti Seorang Anak Kecil” , silakan klik pada judulnya, semoga pertanyaan Anda terjawab]
Sampurasun..
Secara awam, setelah membaca jawaban Tuan atas pertanyaan di atas mohon perkenankan saya menterjemahkannya sebagai berikut:
1. Tuhan itu ada 1, yaitu Yesus. Sebelum ada alam semesta dan sebelum ada Yesus yang lahir dari rahim manusia bernama Bunda Maria pada abad ke ?, (“…Yesus adalah Tuhan dan juga adalah manusia”…).
2. Tuhan itu ada 2, yaitu Allah dan Yesus. Sebelum ada alam semesta, ada 2 kekuatan, yaitu Allah dan Putera Allah. (“Untuk menelaah hal ini, kita perlu melihat bahwa sebagai Putera Allah yang menjelma menjadi manusia, Yesus adalah Tuhan dan juga adalah manusia”…).
3. Tuhan itu ada 3, ditambah dengan Roh Kudus (“Iman Katolik bersumber pada Allah Tritunggal dan berpusat pada Kristus,…).
4. Tuhan itu ada 1, yaitu kesatuan utuh dari Allah, Yesus, dan Roh Kudus. Karena Yesus juga disebut sebagai Kristus, dan karena Tuhan juga disebut sebagai Allah. Jadi ada persatuan Tuhan yang menjelma/bersatu/ melebur menjadi 1 kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan Kristuslah sebagai pusatnya – tokoh paling penting – (“Iman Katolik bersumber pada Allah Tritunggal dan berpusat pada Kristus, Allah yang menjelma menjadi manusia untuk menyelamatkan kita. …)
5. Tuhan itu Sempurna, karena alam semesta ini adalah tentunya merupakan Inkarnasi dari yg tidak ada menjadi ada, sebagai tanda kekuasaan dan kesempurnaanNya untuk semua penghuninya. (Inkarnasi, Allah menjadi manusia, adalah perbuatan Tuhan yang terbesar, yang menunjukkan segala kesempurnaanNya: KebesaranNya, namun juga KasihNya yang menyertai kita”…).
6. Pada waktu Yesus disalib (…”Jadi, pada waktu disalib Yesus tetap Tuhan dan juga manusia. Maka pada perkataan, “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?“, ini mengacu kepada kodrat kemanusiaan Yesus, yang berdoa kepada Allah Bapa-Nya.”), ada tiga pemahaman di saya berdasarkan jawaban di atas:
a. Yesus adalah Tuhan yang sedang memberikan contoh cara berdoa yang baik kepada manusia.
b. Tritunggal terpecah/membelah diri, karena Allah dan Roh Kudus pada saat itu juga menyaksikan Yesus yang sedang meratap memanggilNya / berdoa berada di tiang salib.
c. Roh Kudus yang dalam adegan penyalipan Yesus tidak muncul mungkin karena masih bersatu dengan Allah.
d. Yesus diturunkan Allah bukankah salah satu tujuannya adalah untuk memperbaiki penyelewengan akidah keesaan Allah yang dilakukan umat yahudi?, makanya dia ditangkap karena dianggap makar?, jadi jika dipetikkan “Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Rusa di kala fajar. Mazmur Daud.” Mungkin kurang pas dah sangat tidak nyambung untuk menjawab mengapa Yesus meratap (berdoa?)
7. Dalam kitab Mazmur, Perjanjian Lama, Perjanjian Baru, Wahyu, sudah sangat jelas yang mana Perkataan Tuhan, yang mana Perkataan Yesus, yang mana Perkataan Murid, Nabi, Rasul, Mimpi, yang mana penafsiran penulis dll.. (maksud saya apakah ucapan Daud sama dengan ucapan Yesus? dan apakah Daud selevel rasulnya dengan para penulis injil?, apakah ucapan rasul sepadan dengan perkataan Tuhan?, apakah injil perkataan Tuhan, Rasul, atau Nabi?..)
8. Ayat-ayat seperti “Eli, Eli, lama sabakhtani?” Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Mt 27:46; Mk 15:34; Lk 23:46). …“Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (lih. Lk 23:34). … ”Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki.” (lih. Mt 26:36; Mk 14:32-36) dan ayat-ayat lain yang memberitakan yesus berdoa/takut kepada Allah –semoga tidak direvisi dari alkitab/gospel/injil/ bible/… oleh tangan manusia dan semoga dipelihara oleh Allah– Adalah petunjuk bagi manusia bahwa Yesus menyembah, memohon, dan meminta pertolongan hanya kepada Allah (Yesus menyebut Tuhannya sebagai Bapa, Abba, dan Eli (Allah?). Yesus memberikan contoh bahwa minta (berdoa) itu hanya kepada Allah, dan bukan kepada Yesus (… janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki.”). Yesus memperlihatkan kepada umatnya saat itu bahwa atas ijin Allah-lah apapun yang diperbuat Yesus. Yesus memberi contoh dan memperlihatkan bahwa dia bukanlah Allah, bahwa dia hanyalah seorang manusia yang mulia, yang suci, yang kristus, yang rendah di hadapan Tuhannya (Yesus berdoa dalam berbagai kesempatan (lih. Mt 16:23; Mt 26:36; Mk 14:32; Lk 3:21; 6:12;Lk 9:18, 28; Lk 11:1-2; Lk 18:1). Yesus diturunkan Allah dengan segala kelebihannya, sebagaimana kelebihan” nabi yang diturunkan sebelumnya, agar manusia percaya bahwa dia benar-benar datang diutus Allah untuk memberikan petunjuk jalan kebenaran dan kesabaran menuju kepada Allah Ta’ala kepada umat manusia saat itu.
Demikian setelah saya membaca uraian Tuan, mohon maaf jika logika saya mungkin tidak sepadan dengan logika Tuan, semoga kita semua mendapat bimbingan dari Allah agar bertambah keimanan dan sadar kepada siapa hendaknya kita menyembah dan meminta pertolongan.
Shalom Iwan,
Rangkuman pernyataan 1, 2, 3 dan 4 adalah Tuhan itu satu dalam hakekat, namun mempunyai 3 Pribadi. Penjelasan tentang hal ini dapat dilihat di sini – silakan klik. Ketiga Pribadi tersebut adalah menjadi pokok iman Katolik. Bahwa Yesus menjadi Pusat iman Katolik, karena melalui Yesus, maka manusia dapat masuk dalam kehidupan Allah Tritunggal – melalui Yesus, kita dapat memanggil Allah sebagai Bapa, dan melalui Yesus, maka Roh Kudus sendiri dapat memenuhi hati umat manusia.
Pernyataan 5: Alam semesta bukanlah inkarnasi, namun ciptaan Allah.
6a. Benar, melalui doa, maka Yesus memberikan contoh bagaimana manusia harus berdoa. Sama seperti ketika Yesus mengajarkan pengampunan, maka Dia mengajarkan manusia bagaimana untuk mengampuni..
6b/6c. Trinitas tidaklah pernah terpecah, karena tidak ada satu saatpun di mana ketiga Pribadi terpisah, karena mereka senantiasa dalam persatuan substansi. Lihat di link yang saya berikan di atas, untuk mengerti perbedaan substansi dan pribadi. Yang lebih tepat adalah Roh Kudus belum secara jelas memanifestasikan diri-Nya kepada manusia. Manifestasi ini secara jelas terjadi pada hari Pentakosta.
6d. Yesus masuk ke dunia bukan untuk memperbaiki penyelewengan akidah keesaan Allah yang dilakukan umat Yahudi, karena umat Yahudi memang hanya percaya satu Allah tanpa bisa menerima Kristus yang mengaku bahwa Dia juga Allah. Itulah sebabnya dalam beberapa kesempatan ahli taurat berusaha untuk membunuh Yesus. Dan untuk alasan yang sama, Yesus menderita dan wafat.
7. Untuk menjawab pertanyaan Anda, maka kita harus mengerti bahwa PB digambarkan secara samar-samar dalam PL dan PL mencapai kesempurnaannya dalam PB. Itulah sebabnya, apa yang dituliskan dalam PL menjadi gambaran samar-samar akan kedatangan Kristus, baik melalui tokoh-tokoh maupun para nabi. PL dan PB ditulis dengan inspirasi Allah. Apakah ucapan rasul sepadan dengan perkataan Tuhan? Bisa saja, ketika para rasul mengutip perkataan Yesus atau melalui mereka maka Allah berbicara tentang diri-Nya atau hukum-Nya. Injil menceritakan tentang kehidupan Kristus. Dan karena Kristus adalah Tuhan dan Kristus berbicara seperti yang diceritakan dalam Injil dan Injil ditulis dengan inspirasi Roh Kudus, maka Injil menjadi perkataan Allah. Namun, perlu digarisbawahi, bahwa meskipun Injil adalah perkataan Allah, namun ditulis oleh manusia dan untuk manusia, dengan gaya bahasa tertentu.
8. Gereja Katolik justru mengakui semua ayat-ayat yang Anda sebutkan, karena itu menunjukkan bukti bahwa Yesus adalah sungguh Allah. Namun sebaliknya Gereja Katolik juga menerima ayat-ayat lain, seperti ketika Yesus mengampuni dosa, memberikan hukum dalam nama-Nya sendiri, dll.
Akhirnya, saya melihat bahwa banyak orang ingin membuktikan bahwa Yesus adalah manusia. Bagi kami, ini tidak perlu dibuktikan dan tidak perlu ditekankan, karena kami memang mengakui bahwa Yesus adalah sungguh manusia. Yang menjadi masalah adalah, banyak orang menutup mata terhadap begitu banyak ayat yang juga mengungkapkan jati diri Kristus, yang juga adalah sungguh Allah.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Salam damai dalam Yesus Tuhan
Pengasuh yg di kasihi Tuhan semoga anda dan keluarga senantiasa di berkati Tuhan
Saya hanya mengomentari dari pertanyaan sodar no kristiani
[Dari Katolisitas: Mungkin maksudnya saudara-saudara non-Kristiani?]
Sebenarnya dgn Penjlasan yg di berikan team katolisitas suda tepat dan benar tapi harap maklum saja kemamPun berkirnya memang segitu
Tuhan memberkaati
[Dari Katolisitas: Yang terpenting bagi kita adalah, jika kesempatan meminta agar kita dapat mempertanggungjawabkan iman dan pengharapan kita, kita dapat melaksanakannya, dengan lemah lembut dan hormat (1 Pet 3:15). Selanjutnya kita serahkan kepada Roh Kudus, agar menerangi akal budi mereka yang meminta pertanggungjawaban dari kita, supaya mereka setidaknya dapat memahami bahwa ajaran iman Katolik memiliki dasar-dasar yang bersumber dari sabda Tuhan yang telah dipercayakan kepada Gereja.]
Saya sudah berusaha dengan teliti menyimak semua tulisan diatas tapi saya tidak dapat menemukan hakekat mutlak Allah, njelimet….. Kapan dan siapa kah yang membuat teori Trinitas? Apakah semua aliran kristen meyakini teori ini? Saya pernah tanya kepada seorang sahabat yang cukup taat ibadah tentang hakekAt Allah jawabanya sama njelimetnya sampai2 yang menerangkan dan saya yang diterangkN sama2 bingung. Dan belum dapat hukum mutlak hakekat ketuhanan yesus.
[dari katolisitas: Silakan menjelaskan di bagian mana yang belum dapat Anda mengerti. Sebagai langkah awal, diskusi tentang ke-Allahan Kristus akan menjadi langkah awal yang baik sebelum masuk ke dalam diskusi Trinitas. Setelah kita menyakini bahwa Kristus adalah Tuhan, maka akan lebih mudah untuk menerima Trinitas. Janganlah kita lupa, bahwa sesuatu yang sulit kita pahami bukan berarti itu adalah sesuatu yang tidak benar. Itu hanya menunjukkan bahwa memang hal tersebut memang sulit dipahami.]
Hambaallah, di situ dikatakan : “Inilah hidup
yang kekal itu, yaitu mereka Mengenal Engkau, satu-
satunya ALLAH yang BENAR & Mengenal YESUS
KRISTUS yang TELAH KAU UTUS!”
Lebih ditekankan supaya kita manusia mengenal satu2nya Allah yang benar dan juga mengenal (siapa) Yesus Kristus yang TELAH Allah(satu2nya Allah yang benar) utus.
Jadi di sini pertanyaannya adalah, “SIAPAKAH YESUS ITU? DAN APA HUBUNGANNYA DENGAN SATU2NYA ALLAH YANG BENAR?” Dan ayat tersebut tidak menekankan bahwa Yesus adalah (hanya) utusan. Tetapi lebih ditekankan bahwa “KENAPA HIDUP KEKAL ITU BERLAKU JIKA KITA MENGENAL ALLAH DENGAN BENAR dan JUGA MENGENAL YESUS?”
Pertanyaan saya selanjutnya, kenapa hidup kekal itu tidak dikatakan jika kita mengenal Daud? Atau mengenal Muhammad yang adalah utusan(menurut anda arti yang ‘telah diutus’ adalah semata2 utusan) ?
[dari katolisitas: Walaupun Yesus diutus oleh Allah Bapa, namun bukan berarti bahwa Yesus lebih rendah dari Allah Bapa. Dalam kodrat kemanusiaan-Nya tentu saja Yesus telah merendahkan diri-Nya. Namun, kita jangan melupakan bahwa Pribadi Yesus mempunyai dua kodrat, sungguh Allah dan sungguh manusia. Itulah sebabnya keselamatan hanya ada di dalam Kristus, karena Dia adalah Allah yang turun ke dunia, mengambil kodrat manusia, menanggung dosa manusia dan membebaskan manusia dari belenggu dosa dengan penderitaan, kematian, kebangkitan dan kenaikan-Nya ke Surga.]
JIKA KALIAN MATI….DAN DI DALAM MATI MU ITU MINTALAH KEPADA TUHAN MU YANG KAMU PERCAYAI ITU..MINTALAH AGAR KAMU BISA MEMBERITAHUKAN APA YANG SEBENAR NYA YANG TELAH KAMU LAKUKAN DI BUMI DAN APAKAH ITU BENAR JALAN DARI TUHAN MU YANG MEMBERI PETUNJUK ATAUKAH KAMU YANG MENGADA-ADA. SALAM DARI KEJAUHAN..
[Dari Katolisitas: Terima kasih, Anda sudah mengingatkan kami. Kami umat Kristiani berpegang kepada perkataan Tuhan Yesus dalam Kitab Suci, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.” (Yoh 14:6-7) Dan atas pengajaran dari para Rasul-Nya akan kehendak Allah, “Dan inilah perintah-Nya itu: supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita.” (1 Yoh 3:23)]
Dear katolisitas
Kalau Yesus dlm kodrat keallahannya kekal dan satu dengan Allah Bapa dan Allah Roh Kudus, kenapa waktu di bumi dia berdoa kepada Allah Bapa? kenapa tidak berdoa kepada Allah Bapa, Allah Putra( kodrat keallahannya sendiri) dan Allah Roh Kudus? kenapa selalu menyebut Bapa, bahkan sampai ada doa Bapa Kami, kenapa tidak menjunjung tinggi Allah Tritunggal atau setidaknya ketika menjadi manusia, kenapa dia tidak berdoa kepada Allah Bapa dan juga Allah Roh Kudus? kenapa kesannya Allah Bapa adalah yang utama dan lebih penting dr Allah Putra dan Roh Kudus? bahkan Allah Roh Kudus, sepertinya hanya jadi nomer tiga/pelengkap saja.
Mohon maaf saya kok tidak menemukan jawaban dr pertanyaan saya ini, saya masih menunggu penjelasan tim katolisitas. Terimakasih
[dari katolisitas: silakan melihat tanya jawab ini – silakan klik]
Kenapa berdoanya menyebut Bapa bahkan ada doa ‘Bapa Kami’? kenapa Yesus tidak menyebut Allah Bapa, Allah Putra, Allah Roh Kudus Ketika berdoa?
[Dari Katolisitas: Pertanyaan ini digabungkan karena masih satu topik oleh pengirim yang sama]
Mohon maaf, saya tidak dapat menangkap penjelasan dr pertanyaan saya itu.. Mohon bapak stef atau ibu ingrid bersedia menjawab.
Lagi, yang mau saya tanyakan, apakah pada saat Yesus berkata “BapaKu di sorga” Adalah sebenarnya bukan
wujud Dia berbicara pada ‘Pribadi Allah Bapa’?
Melainkan dalam kodrat manusiaNya, Ia ingin menggambarkan bahwa hubunganNya dengan Allah
trinitas (yang juga termasuk PribadiNya dalam kodrat keallahanNya) adalah bagaikan anak dengan bapanya?
Jadi kata ‘bapa’ di sini maksudnya adalah kiasan, bukan sebenar2Nya sosok Pribadi Allah Bapa.
Karena kalau berbicara pada Allah Bapa, kok kesannya Allah trinitas jadi terpisah2 dan ada yang lebih penting ada yang kurang penting. Dan yang saya tangkap Allah Bapa jadi terkesan lebih utama dr Allah Putra dan Roh Kudus. Kenapa tidak menyebut sebutan untuk Allah (yg adalah Allah Tritunggal)? Toh walau Yesus berdoa sebagai manusia, namun kodrat AllahNya tetap kekal bersatu dengan Allah Bapa dan Roh Kudus.
[Dari Katolisitas: pertanyaan ini juga digabungkan karena masih datu topik oleh pengirim yang sama]
Dear katolisitas
Yang menjadi pertanyaan saya adalah bukan “mengapa Yesus berdoa”, tapi mengapa ketika Yesus berdoa dan menyerukan “Allah yang di atas”, Dia menyebut “Bapa”? Kenapa bukan sebutan untuk Allah Tritunggal? Apakah yang dimaksud adalah Allah Bapa? Ataukah sebagai bentuk kedekatan manusia dengan Allah selayaknya “anak dengan bapanya”?
Mohon maaf, saya tidak dapat menangkap penjelasan dr pertanyaan saya itu.. Mohon bapak stef atau ibu ingrid bersedia menjawab.
Lagi, yang mau saya tanyakan, apakah pada saat Yesus berkata “BapaKu di sorga” Adalah sebenarnya bukan
wujud Dia berbicara pada ‘Pribadi Allah Bapa’? Melainkan dalam kodrat manusiaNya, Ia ingin
menggambarkan bahwa hubunganNya dengan Allah trinitas (yang juga termasuk PribadiNya dalam kodrat
keallahanNya) adalah bagaikan anak dengan bapanya? Jadi kata ‘bapa’ di sini maksudnya adalah kiasan,
bukan sebenar2Nya sosok Pribadi Allah Bapa.
Karena kalau berbicara pada Allah Bapa, kok kesannya Allah trinitas jadi terpisah2 dan ada yang lebih penting ada yang kurang penting. Dan yang saya tangkap Allah Bapa jadi terkesan lebih utama dr Allah Putra dan Roh Kudus. Kenapa tidak menyebut sebutan untuk Allah (yg adalah Allah Tritunggal)? Toh walau Yesus berdoa sebagai manusia, namun kodrat AllahNya tetap kekal bersatu dengan Allah Bapa dan Roh Kudus.
[Dari Katolisitas: Pertanyaan ini digabungkan karena masih satu pertanyaan oleh pengirim yang sama]
Dear katolisitas
Yang menjadi pertanyaan saya adalah bukan “mengapa Yesus berdoa”, tapi mengapa ketika Yesus berdoa dan menyerukan “Allah yang di atas”, Dia menyebut “Bapa”? Kenapa bukan sebutan untuk Allah Tritunggal? Apakah yang dimaksud adalah Allah Bapa? Ataukah sebagai bentuk kedekatan manusia dengan Allah selayaknya “anak dengan bapanya”?
Shalom Sandy,
Pertama-tama, perlu kita pahami prinsipnya, bahwa yang melakukan suatu perbuatan pada diri seseorang adalah pribadi orang itu, dan bukan kodrat orang itu. Jadi jika dikatakan kita berjalan, maka yang berjalan adalah kita, bukan kodrat kita. Namun kodrat manusialah -yaitu sebagai mahluk yang mempunyai tubuh dan jiwa- yang mengakibatkan kita dapat berjalan. Dengan kata lain, kita bisa berjalan karena kita mempunyai tubuh yang masih hidup yang digerakkan oleh jiwa kita, sehingga kita dapat berjalan.
Nah, pada Pribadi Yesus, terdapat 2 kodrat, yaitu kodrat Allah dan kodrat manusia, yang keduanya memungkinkan Yesus melakukan perbuatan-perbuatan yang layak dilakukan oleh Allah dan oleh manusia. Maka jika dikatakan bahwa Yesus berdoa, yang berdoa adalah Pribadi Yesus. Namun Ia berdoa karena kodrat-Nya sebagai manusia, sebab dalam kodrat-Nya sebagai Allah, sesungguhnya Ia tidak perlu berdoa. Selanjutnya, jika dikatakan Yesus melakukan berbagai mukjizat, maka yang melakukan mukjizat-mukjizat tersebut adalah Pribadi Yesus, karena kodrat-Nya sebagai Allah, bukan dari kodrat-Nya sebagai manusia. Demikian pula, jika dikatakan bahwa Yesus wafat (wafat berarti keterpisahan jiwa dan tubuh), maka Ia wafat karena kodrat-Nya sebagai manusia (yang mempunyai tubuh dan jiwa), namun jika dikatakan bahwa Kristus bangkit, maka Ia bangkit karena kodrat-Nya sebagai Allah. Kedua kodrat yang menyatu sedemikian tanpa tercampur baur, namun juga tanpa pemisahan satu sama lain, disebut sebagai ‘hypostatic union‘. Tentang hal ini, Paus Leo Agung merumuskannya dalam The Tome of Leo, yang kutipannya dapat dibaca di sini, silakan klik. Sedangkan keterangan selanjutnya tentang kedua kodrat Yesus, silakan membaca artikel Yesus Sungguh Allah Sungguh Manusia, klik di sini.
Dengan pemahaman prinsip ini, kita mengetahui bahwa jika dikatakan Yesus berdoa, maka yang berdoa adalah Pribadi Yesus kepada Pribadi Allah Bapa, namun perbuatan ‘berdoa’ ini berkaitan dengan kodrat-Nya sebagai manusia, bukan dari kodrat-Nya sebagai Allah. Yesus melakukan hal ini untuk mengajarkan kepada manusia bagaimana caranya berdoa, dan bagaimana kita yang percaya kepada-Nya dapat memanggil Allah dengan sebutan “Bapa”. Dengan Baptisan kedekatan hubungan kita dengan Allah menjadi semakin jelas, sebab melalui Baptisan kita diangkat menjadi anak-anak angkat Allah di dalam Kristus, sehingga kita dapat menyebut Allah, sebagai ‘Bapa’. Dan dalam kesatuan dengan sesama saudara kita di dalam Kristus, dan dalam kesatuan dengan Kristus dan Roh Kudus-Nya (lih. Gal 4:6, Rm 8:15), kita memanggil Allah dengan sebutan “Bapa Kami”.
Maka dari kodrat-Nya sebagai manusia, Kristus berdoa kepada Allah, yang disebut-Nya sebagai Bapa. Ia tidak berdoa kepada Allah Trinitas (Bapa dan Putera dan Roh Kudus), sebab jika demikian akan terjadi pemisahan antara kodrat manusia dan kodrat Allah dalam Pribadi Yesus, di mana kodrat kemanusiaan-Nya diperhadapkan dengan kodrat ke-Allahan-Nya. Ini tidak sesuai dengan hakekat ‘hypostatic union‘ sebagaimana disebutkan dalam The Tome of Leo tersebut. Maka saat berdoa, Yesus memanggil Allah dengan sebutan Bapa, sedikitnya untuk dua alasan: 1) untuk memberikan contoh kepada kita bagaimana kita harus berdoa sebagai manusia; 2) untuk menyatakan hubungan-Nya secara khusus dengan Pribadi Allah yang mengutus-Nya, yang daripada-Nya Ia lahir sejak kekekalan. Sebab Ia lahir dari Bapa, sebagai Sabda-Nya yang sudah selalu ada bersama-sama dengan Dia sejak awal mula (lih. Yoh 1:1), sebagai Kebijaksanaan Allah Bapa yang tak terpisahkan dari-Nya, sebab tak mungkin Allah Bapa ada tanpa Sabda-Nya dan tanpa Kebijaksanaan-Nya yang memancar dari kemuliaan-Nya (lih. Keb 7:25-26). Dari keberadaan Allah Bapa dan Putera yang tidak terpisahkan dan selalu ada bersama-sama ini, maka kita memahami bahwa hakekat Allah Bapa dan Putera adalah satu dan sama. Demikian pula, antara Keduanya dengan Roh Kudus.
Silakan membaca juga tanggapan kami kepada pertanyaan serupa pertanyaan Anda, di jawaban ini, silakan klik. Dan tentang makna doa Bapa Kami, klik di sini.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
“Dengan pemahaman prinsip ini, kita mengetahui
bahwa jika dikatakan Yesus berdoa, maka yang
berdoa adalah Pribadi Yesus kepada Pribadi Allah
Bapa…”
Saya masih belum paham. Kenapa Pribadi Yesus berdoa kepada Pribadi Allah Bapa? Di satu sisi anda menjelaskan bahwa sebutan ‘Bapa’ itu untuk menunjukkan kedekatan hubungan-Nya dengan Allah. Yang benar arti ‘Bapa’ sebagai kiasan atau ‘Pribadi Allah Bapa’ yang sebenarnya?
Dan bagaimana dengan Allah Roh Kudus?
Shalom Sandy,
Jika dikatakan dalam Injil, bahwa Yesus berdoa kepada Allah Bapa (lih. Mat 11:25; Luk 6:12, 10:21; Mrk 14:36), maka yang berdoa kepada Pribadi Allah Bapa adalah Pribadi Yesus. Mengapa demikian? Karena, di saat penjelmaan-Nya menjadi manusia, Yesus mempunyai dua kodrat, yaitu kodrat manusia dan kodrat Allah. Dalam kodrat-Nya sebagai Allah, Yesus memang tidak perlu berdoa, karena hakekat doa adalah relasi/ komunikasi kasih antara manusia dengan Allah. Tetapi ketika Yesus mengambil rupa sebagai manusia, Ia bukan hanya sungguh Allah, tetapi juga sungguh manusia. Nah, karena itu, dalam kodrat-Nya sebagai manusia, Yesus berdoa kepada Allah Bapa, untuk memberikan contoh kepada kita umat manusia, bagaimana kita harus berdoa kepada Allah dalam kehidupan kita sebagai manusia. Sebab salah satu maksud Sang Putera Allah mengambil rupa manusia melalui Inkarnasi, adalah agar manusia dapat mengikuti teladan-Nya, dan agar dengan mengikuti teladan-Nya itu, kita dapat selamat sampai kepada Allah Bapa. Dalam hal ini kita mengingat sabda Kristus, “Akulah jalan, dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yoh 14:6). Dengan memberikan teladan-Nya, itu Yesus menjadi jalan yang menghantarkan kita kepada Allah Bapa. Sebab di dalam doa-lah kita menjalin hubungan kasih dengan Allah; di dalam doa-lah kita memanggil Allah dengan sebutan ‘Bapa’.
Maka Pribadi yang disapa Yesus dalam doa-Nya adalah Pribadi Allah Bapa, dan Pribadi ini bukan kiasan, sebab Pribadi Allah dalam Trinitas juga bukan kiasan. Bahwa saat itu, Yesus belum menyebutkan tentang Roh Kudus secara eksplisit, disebabkan karena saat itu Yesus belum selesai menunaikan tugas-Nya di dunia dan naik ke Surga untuk bersama-sama dengan Bapa mengutus Roh Kudus-Nya, yang menjadi Roh Penghibur bagi umat-Nya (Yoh 16:7). Namun setelah Yesus naik ke Surga dan mengutus Roh Kudus-Nya yang adalah Roh Kebenaran, Roh-Nya itu memimpin para Rasul-Nya kepada seluruh kebenaran (Yoh 16:13). Maka para Rasul sampai kepada pengetahuan akan kebenaran tentang Allah, yang pernah diajarkan oleh Yesus tentang adanya ketiga Pribadi Allah yang sama hakekatnya. Sebab Yesus berkata, “Ia [Roh Kudus] akan memuliakan Aku [Yesus], sebab Ia [Roh Kudus] akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya daripada-Ku [Yesus]. Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku [Yesus] punya; sebab itu Aku berkata: Ia [Roh Kudus] akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku [Yesus]” (Yoh 16:14-15). Sebab apa yang Bapa miliki adalah juga milik Yesus, dan segala yang diterima Yesus dari Bapa itu juga diterima oleh Roh Kudus. Maka ke-Tuhanan Allah Bapa adalah juga ke-Tuhanan Yesus dan Roh Kudus. Roh Kudus yang adalah Roh Kebenaran itu memberi pengertian kepada para Rasul bahwa ada tiga yang memberi kesaksian di Surga, yaitu Allah Bapa, Sang Firman (-yaitu Putera), dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu (1Yoh 5: 7). Karena itu, pujian dan penyembahan yang kita tujukan kepada Allah di Surga, itu ditujukan kepada ketiga Pribadi Allah yang satu ini, yaitu Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus. Itulah sebabnya mengapa Yesus menghendaki agar para murid-Nya mewartakan Injil kepada seluruh bangsa dan membaptis mereka dalam nama Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus (lih. Mat 28:19-20); agar kita semua dibawa ke dalam persekutuan dengan Dia (lih. 1 Yoh 1:3). Sebab dengan dibaptis, kita manusia menerima Roh-Nya yang memberikan kepada kita kehidupan baru di dalam Kristus, dan dengan Roh Allah itu di dalam kita, kita dapat memanggil Allah dengan sebutan “Bapa” (lih. Rom 8:10-16).
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Shalom pak Stef & bu Ingrid yg t’kasih…
Mmng sukar m’jelas’n polemik “Mngapa Yesus b’seru kpd Allah jika Ia sngguh2 Tuhan”… Ap lg kpd saudara2 yg non kristen… Krna kbnyakan mreka kurang mngerti ttng PB, ap lg PL…
Krna kurang pngertian mreka ttng PL ni, sya jg sring m’hdapi ksulitan mnerang’n alasan bhwa Yesus mmetik Mazmur 22 yg perikopnya ttng kmenangan Tuhan…
Maka sya b’usha m’cari jwapan yg lbih mudah dfahami ttng polemik ni, & sya bnyak b’tnya & m’nylidik. Hasilnya, sya m’dpat jwapan dr s’orang pastor Kristen Evangelical. Jwapan bliau sngat mnarik & sjalan dgn Kristologi –
“Yesus b’seru d kayu salib, krana pd wktu itu, sluruh dosa umat mnusia t’pikul d atasNya. & ini mnyebab’n Allah Bapa m’maling’n mukaNya krna Dia x dpat b’kompromi dgn dosa, wlau kecil pn dosa itu. Lihat sj Adam & Hawa yg dhalau dr Firdaus krna mreka b’dosa hnya 1x..! Ap lg bg Yesus yg mmikul dosa bgitu bnyak orng..? Sbb itu Allah mmaling’n mukaNya, krna Dia m’jauh bukn dr Yesus scara literal, tp dr dosa yg sdng dpikul Yesus pd wktu itu d kayu salib..! Sbenarnya pmahaman scara m’dlam ttng polemik ni akn lbih mnguat’n fakta inkarnasi bhwa Yesus adlah Tuhan yg m’jd mnusia, m’jd Anak Domba mmbyar hrga pnebusan kita…”
Mnarik bukan? Jujur sya rsa’n p’jelasan spt ni lbih tepat bg polemik ni…
Trima kasih.
Salam damai Kristus…
Shalom John,
Penjelasan yang Anda berikan di satu sisi memberikan penjelasan, namun di satu sisi mempunyai kelemahan. Walaupun Yesus disalibkan, namun tidak pernah satu detikpun Dia ditinggalkan oleh Allah Bapa, karena setiap saat dalam kehidupan-Nya di dunia ini (dan selama-lamanya), Dia senantiasa berada di dalam kesatuan dengan Allah Bapa dan Allah Roh Kudus.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Salam Kasih.
Saya mencoba menjawab pertanyaan dari semua orang.
kita percaya kepada rencana Tuhan? apakah kita tau rencana Tuhan? pelajari dulu siapa itu Tuhan sebelum melangkah lebih jauh.
TUHAN YESUS memberkati.
[Dari Katolisitas: Ya, hanya dengan memahami Yesus yang mempunyai kodrat Allah dan kodrat manusia, kita dapat memahami makna perkataan dan perbuatan Tuhan Yesus, sebagaimana tertulis dalam Kitab Suci]
gimana dia mau nanggung dosa beribu umat di dunia ini? saat di salib aja dia ngomong Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh
dan tidak menolong aku.
dia minta tolong saat di salib,dia gk ikhlas dirinya di salib!
[Dari Katolisitas: Anda menganggapnya demikian, sebab Anda mengartikan ayat kitab Suci menurut pandangan Anda sendiri, dan tidak mengacu kepada ayat-ayat Kitab Suci lainnya dan Anda tidak membaca dan mengartikan Kitab Suci dalam kesatuan dengan Gereja. Kami tidak dapat memaksa Anda, namun kalau Anda ingin mengetahui bagaimana Gereja mengartikannya, silakan membaca kembali artikel di atas.]
Jawaban dari admin sangat tidak memuaskan, tapi yang paling berjasa dalam peristiwanya ini adalah Yudas iskariot karena dia telah menuntun Yesus dalam menyelamatkan manusia, tapi kenapa kalian sangat membenci dia (Yudas), Namun yang menjadi bukti paling kuat bahwa Yudas bukanlah penghianat adalah peristiwa yang terjadi di Getsemani, tempat di mana berkumpulnya para imam Yahudi yang bermusyawarah merencanakan pembunuhan Isa as. Pada malam itu, Yudas pergi ke tanah Getsemani untuk memberitahukan kapada para imam Yahudi bahwasannya Isa as siap berdamai kepada mereka setelah terjadinya kerusuhan di Yerusalem yang disebabkan ketidak-ridhoannya para imam dengan pengikut Isa as.
Dalam riwayat injil Matius mengatakan bahwa Yudas telah menerima imbalan sebesar ‘tiga puluh uang perak dan tiga puluh keping emas’ untuk memberitahukan tempat Isa as bersembunyi. Negosiasi yang terjadi antara Yudas dengan para imam Yahudi kala itu berlangsung cukup alot. Redaksi yang dimuat dalam Injil menyebutkan bahwa Yudas bersedia menerima negosiasi tersebut. Akan tetapi benarkah Yudas menerima negosiasi begitu saja? Jawabannya tidak. Jika dibandingkan dengan jabatan Yudas sebagai bendahara Isa as, imbalan tersebut tidaklah seberapa.
Dalam riwayat Yohanes dikisahkan;
Maka Yesus, yang tahu semua akan menimpa dirinya maju kedepan dan berkata kepada mereka: “siapakah yang engkau cari?”
Jawab mereka: “Yesus dari Nazaret.” Katanya dengan mereka: “Akulah dia.” Yudas yang menghianati dia berdiri juga di situ bersama-sama mereka.
Ketika ia berkata kepada mereka: “Akulah dia,” mundurlah mereka dan jatuh ke tanah. (Yohanes 18:4-6)
Apabila diperhatikan kalimat “Maka Yesus, yang tahu semua akan menimpa dirinya maju kedepan dan berkata kepada mereka: siapakah yang engkau cari?”, maka akan timbul pertanyaan, mungkinkah Isa as tidak tahu siapa yang dicari oleh mereka? Mungkinkah para imam tidak tahu siapa yang mereka cari? Padahal yang bertanya adalah objek mereka.
Dan dengan aneh mereka menjawab “Yesus dari Nazaret”. Bukankah seharusnya mereka menjawab “Kamu” karena tidak mungkin mereka yang terdiri dari para imam tidak tahu seperti apa rupa yang mereka cari.
Peristiwa yang juga mengherankan adalah ketika Isa as menjawab:
”Akulah dia” mundurlah mereka dan jatuh ke tanah.
Ada apa dengan kalimat “Akulah dia” sehingga mereka mundur dan jatuh ke tanah? Atau peristiwa apakah yang menyebabkan mereka terkejut sehingga mundur dan Jatuh ke tanah?
Setalah Yesus menjawab “Akulah dia” sehingga mereka mundur dan jatuh ke tanah, maka Yesus bertanya lagi:
Maka ia bertanya pula: “siapakah yang kamu cari?”
Kemudian mereka menjawab lagi: “Yesus dari Nazaret”
Jawab Yesus: “telah kukatakan kepadamu, akulah dia. Jika aku yang kamu cari, biarkanlah mereka ini pergi.” (Yohanes 18:7)
Sungguh mengherankan, mengapa Isa as harus mengulang pertanyaannya? Mengapa sampai saat itu mereka belum memahami ucapannya? Mengapa peristiwa tanya jawab sederhana ini tiba-tiba menjadi sebuah dialog dengan konteks yang tidak lagi relevan dan rasional?
Sebenarnya beberapa penjelasan mengenai pertanyaan ini, dapat disimpulkan bahwa peristiwa yang terjadi sebenarnya tidak disampaikan menurut kejadian yang sebenarnya sehingga teks kisah ini menjadi amburadul
Pada kenyataannya, Injil Yohanes sendiri hanya menyebutkan satu nama dari sekian banyak orang yang hadir di tempat itu, yakni “Yudas yang menghianati dia” atau Yudas Iskariot.
Paragraf selanjutnya yang lebih penting adalah “Ketika ia berkata kepada mereka: “Akulah dia,” mundurlah mereka dan jatuh ke tanah.” Kalimat inilah yang harus diperhatikan, karena kalimat ini menunjukan sikap terkejut para imam. Jika kalimat itu hanya berhenti pada “Yesus dari Nazaret”, maka masih bisa diterima karena tidak menunjukan sikap yang aneh para imam. Dengan kalimat berikutnya, dapat diartikan mereka sangat terkejut dan ketakutan karena orang yang bertanya dan mengaku-aku Isa as bukanlah Isa as yang mereka ketahui melainkan orang lain. Orang-orang itu tidak dapat menafikan penglihatan mereka yang mungkin baru beberapa saat saja menyaksikan bahwa orang yang tadi berkata bukanlah Isa as. Lalu bagaimana mungkin dalam sekejap mata orang ini tiba-tiba menjadi Isa as? Artinya kenyataan inilah yang membuat mereka mundur dan terkejut yang mengakibatkan mereka jatuh ke tanah. Maksudnya, setelah menyaksikan orang yang bertanya itu tiba-tiba menjadi serupa dengan Isa as, mereka tidak bisa percaya sehingga mereka merasa ketakutan untuk beberapa saat, mundur dan terjatuh.
Dalam konteks ini, dapat dipahami bahwa orang yang bertanya dan mengaku-aku Isa as adalah Yudas Iskariot yang saat itu memang hadir bersama mereka. Yudas dengan rasa kesetiaan yang tinggi ingin menyelamatkan Isa as dari pembunuhan itu dan rela bekorban demi keselamatan Isa. Karena dalam Ijil, kalimat berikutnya adalah “Jawab Yesus: “telah kukatakan kepadamu, akulah dia. Jika aku yang kamu cari, biarkanlah mereka ini pergi.” (Yohanes 18:7)”
Jadi, anggapan selama ini mengenai Yudas Iskariot telah salah bagi kebanyakan orang. Yudas yang sejatinya menyelamatkan Yesus berkat kesetiaaan yang tinggi dan pengorbanan nyawanya telah tertangkap dan disalib oleh mereka.
Shalom Android,
Dalam membaca Kitab Suci, umat Katolik tidak hanya membaca suatu ayat, lalu diinterpretasikan sendiri menurut pengertian pribadi. Tetapi kami membaca suatu ayat dalam kesatuan dengan ayat-ayat yang lain dalam Kitab Suci, terutama jika ayat tersebut tidak langsung dapat dimengerti.
Nah, Anda mempermasalahkan kejadian penangkapan Yesus yang dicatat di Injil Yohanes, mengapa pada saat Yesus bertanya, “Siapakah yang kamu cari?” dan mereka yang mau menangkap Yesus menjawab, “Yesus dari Nazaret.” Dan lalu Yesus berkata, “Akulah Dia”, lalu mereka yang mau menangkap Yesus itu mundur dan jatuh ke tanah.
Anda lalu memperkirakan bahwa pada saat itulah Allah menukar Yesus dengan Yudas. Namun teks di sana tidak menyatakan sedikitpun tentang hal ini. Pandangan ini adalah prakonsepsi yang sudah terbentuk di pikiran, sebelum membaca teks, dan baru kemudian dirasionalisasi bahwa karena ditukar, maka orang-orang terkejut dan tidak mengenali Dia, dan jatuhlah mereka ke tanah. Tetapi tidak ada dari teks itu yang menyatakan demikian. Kemungkinan, orang yang menganggap bahwa Yudaslah yang disalibkan menggantikan Yesus, itu berpatokan dari apa yang disampaikan oleh injil Barnabas, yaitu suatu tulisan yang berasal dari abad ke-16, dan karenanya tidak otentik. Tentang hal ini, sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.
Maka, untuk mengartikan makna “Akulah Dia” (Yoh 18:5), Gereja menghubungkannya dengan ayat padanannya di kitab Perjanjian Lama, ketika Nabi Musa bertanya kepada Allah, tentang Siapakah Dia. Allah menjawab: Aku adalah Aku (Kel 3:14), dalam bahasa aslinya, hāyāh, (Aku adalah, kata ganti pertama) yang kalau disebut dalam bentuk kata ganti ketiga, yaitu Dia adalah, menjadi YAHWEH, yaitu sebutan bagi Allah dalam kitab Perjanjian Lama.
Maka dengan mengatakan bahwa “Aku adalah Dia” (Akulah Dia), Yesus dengan cara-Nya sendiri menyatakan Dia adalah Allah, dan karena itulah terjadi kuasa mukjizat, di mana mereka yang mau menangkap-Nya malah terjatuh ke tanah, sebab mereka berhadapan dengan Allah sendiri. Sebab dikatakan bahwa dalam nama Yesus bertekuk lututlah segala yang ada di langit, yang di atas bumi dan yang di bawah bumi (lih. Flp 2:10).
Demikianlah Android, tanggapan kami. Adalah hak Anda untuk menganggap bahwa penjelasan ini tidak memuaskan. Tapi fokus kami di Katolisitas memang bukan untuk memuaskan semua pembaca, melainkan untuk menyampaikan ajaran Gereja Katolik. Selanjutnya, terpulang kepada para pembaca masing-masing bagaimana menyikapinya.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
“Tapi fokus kami di Katolisitas memang bukan untuk memuaskan semua pembaca, melainkan untuk menyampaikan ajaran Gereja Katolik. Selanjutnya, terpulang kepada para pembaca masing-masing bagaimana menyikapinya.”
waduh, jangan begitu, dong, bu. iman, kan, harus dipertanggungjawabkan. bagaimana jika ada umat kristiani yang rasa ragunya sama seperti mas android lalu dia membaca artikel ini serta membaca jawaban2 ibu dan hasratnya tidak terpuaskan? ini, kan, bisa menjadi batu sandungan bagi dia.
menurut saya, kepuasan pembaca haruslah diutamakan pula. karena selain jika hal ini diabaikan dapat menjadi batu sandungan, membuat orang lain benar-benar mengerti tentang apa yg diimani juga merupakan bentuk pertanggungjawaban atas iman itu sendiri.
Shalom Bogoro,
Yang menjadi fokus kami di Katolisitas adalah menyampaikan kebenaran, yaitu ajaran iman Katolik, sebagaimana yang diajarkan oleh Magisterium Gereja Katolik. Jika ada pembaca yang tidak mau menerimanya, dan meminta kami mengubahnya menurut pemahamannya, itu tidak dapat kami lakukan. Itulah maksud dari pernyataan kami bahwa fokus kami bukan untuk memuaskan semua pembaca. Namun kalau ada dari pernyataan kami yang kurang jelas bagi pembaca (sehingga ia kurang puas) dan ia meminta kepada kami untuk menjelaskan kembali, kami bersedia, namun bukan untuk mengubah inti ajarannya. Mohon pengertian Anda.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
yg bertanya Dan merasa tidak puas dg jawaban admin sebaiknya cari sumber lain saja. Kita gak akan peroleh jawaban yg pas jika tidak satu pandangan, satu iman. maaf saya rasa disini bukan tempatnya mencari kebenaran ,tetapi pembenaran… GBU
[dari katolisitas: Kami menyerahkan penilaian sepenuhnya kepada pembaca. Bagi yang merasa bahwa situs ini berguna silakan untuk menggunakan situs ini dan bagi yang merasa bahwa situs ini tidak berguna, silakan untuk tidak menggunakannya.]
menurut saya, yesus mengalami ekstase saat itu, kata2 “TUHAN kenapa ENGKAU meninggal kan aku” adalah kata2 yang mengungkapkan suatu kerinduan yang teramat dalam dengan yang di cintai, dimana existensi diri sudah terlupakan oleh hasrat cinta pada yang di cinta…ini ungkapan mistis, hanya yang suci yang mampu mempunyai hasrat cinta sedemikian dalam…ungkapan serupa tapi tak sama juga perna di utarakan jalaludin rumi “aku meminta minum, ENGKAU beri anggur, aku meminta pertolongan, ENGKAU beri kehancuran”…jika ada yang berani mencintai TUHAN, harus ada pengorbanan-darah yang keluar agar sang pecinta benar2 menjadi suci sebagaimana gandum harus mengalami proses kesakitan sebelum jadi roti…
[dari katolisitas: Kalau kita menghubungkan dengan spiritualitas, maka apa yang terjadi dalam diri Yesus dapat dihubungkan dengan “dark nigh of the soul” yang paling dalam, seperti yang digambarkan oleh St. Yohanes Salib.]
Numpang Komen…
Saya rasa, Yesus itu diperlakukan sama dengan confusius, dan dewa2 lainnya. Dia manusia yang didewakan karena berbagi hal, keajaiban dsb. Sebab kalau dilihat dari keunikan yang dimilikinya, keunikan itu ada dimiliki oleh yang lainnya juga. Misal lahir tanpa ayah, jelas dicontohkan ada lebah yang bisa lahir tanpa pejantan, jadi memang hal luar biasa tapi bukan hanya Dia. Ditiupkan ruh. Saya pikir semua makhluk pasti hidup karena ditiupkan ruh, dan tidak menerima ruh kecuali dari Allah.
Terakhir, saya sangat riskan dengan kalimat “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?“. Bagi sy ini aneh dan sangat tidak pantas. Ini seperti bukan ucapan seorang beriman. Bagaimana mungkin Allah meninggalkan Yesus jika benar2 Rasul. Bagaimana mungkin seorang Rasul bisa berkata seperti itu. Tidak ada alasan lebih dapat diterima atas ditinggalkannya seseorang oleh Allah kecuali dia telah meninggalkan Allah.
Yang pantas berkata begitu adalah seseorang yang telah berbuat dzalim (murid Isa as. yg ingkar), kemudian ditangkap karena diserupakan dengan Isa as. Setelah disiksa dia bertaubat, bahwa dia mengaku bersalah. Dalam taubatnya dia merasa Allah tidak menolongnya, kemudian putus asa dan berkata “Tuhanku, bukankah aku sudah kembali padaMu, mengapa Engkau meninggalkanku?”
Kalau boleh lancang, mungkin Allah berkata “Sudah terlambat Mas… Nikmatilah hasil perbuatanmu, yang telah membantu dalam penangkapan Isa RasulKu…”
Shalom Zein,
Tentang Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku, kami telah menjelaskannya dalam jawaban di atas. Silakan membacanya terlebih dahulu sebelum memberikan tanggapan lebih lanjut. Mengapa umat Katolik percaya bahwa Yesus adalah Tuhan adalah bukan hanya karena sebab yang Anda sebutkan. Silakan memberikan penafsiran terhadap ayat-ayat ini:
Ke-Allahan-Nya dapat dibuktikan dengan kedatangan-Nya yang dinubuatkan oleh para nabi dari generasi ke generasi: Kelahiran-Nya (lih. Mik 5:2), kehidupan-Nya yang membuat banyak mukjizat (lih. Yes 29:18, 35:5-6, 61:1; bdk. Mat 11:5; Luk 4:18; Mat 15:30), penderitaan dan kematian-Nya (lih. Yes 42, 49, 50, 53). Yesus menyatakan ke-Allahan-Nya juga dengan mengajar dan memberikan hukum dalam nama-Nya sendiri -bukan dengan mengatakan “Beginilah firman Tuhan…. ” (Kel 4:22; 5:1; Yos 24:2; Hak 6:8; 1Sam 10:18, dst) seperti dikatakan oleh para nabi, namun Yesus berkata, “Aku berkata kepadamu…” (lih. Mat 5-6). Dengan perkataan-Nya, Yesus menyatakan diri-Nya bahwa Ia adalah Tuhan. “Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan… ” (Yoh 13:13). Yesus juga menyatakan Diri-Nya sebagai Tuhan dengan menyatakan bahwa Ia berdiam di dalam hati setiap orang, terutama dalam mereka yang miskin, sakit dan terpinggirkan, dan bahwa semua orang kelak akan dihakimi atas dasar perbuatannya terhadap mereka yang miskin, sakit dan terpinggirkan itu, sebab dengan perbuatan tersebut mereka memperlakukan Dia (lih. Mat 25:31-46). Yesus juga melakukan begitu banyak mukjizat seperti menghentikan badai (Mat 8: 26; Mrk 4:39-41), menyembuhkan penyakit (Mat 8:1-16, 9:18-38, 14:36, 15: 29-31), memperbanyak roti untuk ribuan orang (Mat 14: 13-20; Mrk 6:30-44; Luk 9: 10-17; Yoh 6:1-13), mengusir setan (Mat 8:28-34), dan membangkitkan orang mati (Luk 7:14; Yoh 11:39-44). Di atas semuanya itu, mukjizat-Nya yang terbesar adalah: Kebangkitan-Nya sendiri dari mati (Mat 28:9-10; Luk 24:5-7,34,36; Mrk 16:9; Yoh 20:11-29; 21:1-19). Yesus juga menunjukkan bahwa Ia sungguh Allah karena Yesus berkuasa untuk mengampuni dosa (lih. Mat 9:2-8; Mrk 2:3-12; Luk 5:24, Luk 7:48); Kristus juga mengatakan bahwa Dia mampu memberikan hidup yang kekal (lih. Yoh 10:28) dan bahwa Ia dan Bapa adalah satu (lih. Yoh 10:30). Dengan cara-Nya sendiri Yesus menyatakan diri-Nya adalah Sang Yahweh, terutama dengan mengatakan bahwa diri-Nya adalah, “Aku adalah Aku/ I am who am”, yang adalah sinonim/ persamaan arti kata ‘Yahweh’ itu sendiri. Karena klaim ke-Allahan inilah, maka Yesus hendak dibunuh dan dilempari batu oleh orang-orang Yahudi (lih. Yoh 10:33). Selanjutnya, Yesus sendiri tidak menolak ketika Rasul Tomas mengatakan, “Ya Tuhanku dan Allahku” (Yoh 20:28) dan tidak menolak ketika Dia disembah oleh para murid (lih. Mat 28:16-17). Dan akhirnya dalam Kitab Wahyu digambarkan bahwa Yesus bertahta dalam kemuliaan dan seluruh ciptaan menyembah-Nya (lih. Why 5:13-14).
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Ya, telah disebutkan di atas bahwa Allah telah menjelma menjadi manusia ( inkarnasi ), itu artinya Allah telah secara total menjelma menjadi manusia yang hidup di negeri Israil.
Kalau hidup dan mati adalah kuasa Tuhan penuh maka siapakah yang menghidupkan dan mematikan manusia yang tinggal di luar wilayah negeri Israil sementara Tuhan sendiri sedang berada di Israil ? Mohon jawabannya dengan bukti ayat Injil, terimakasih
Shalom Gigih,
Terima kasih atas pertanyaannya. Untuk mengerti kodrat Yesus, yang sungguh Allah dan sungguh manusia, maka kita harus melihat bahwa setiap kodrat menjalankan apa yang seharusnya dijalankan oleh kodrat tersebut. Dengan kata lain, walaupun Kristus pada waktu hidup di dunia ini terbatas oleh tempat karena Dia sungguh manusia, namun karena Dia mempunyai kodrat Allah, maka Dia senantiasa melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh Allah yang tak terbatas.
Tentang kematian, maka kita harus mengerti definisinya, yaitu keterpisahan antara tubuh dan jiwa. Dengan kata lain, walaupun tubuh manusia mengalami penguraian dan pembusukan, namun jiwa manusia adalah kekal. Semua jiwa manusia akan diadili oleh Kristus.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
@sandyra ilham_Setuju (y)
kita percaya adanya yesus (Isa a.s) namun sebagai nabi Allah SWT, bukan sebagai Tuhan,,,,,yesus di salibkan bukan untuk menebus dosa manusia,tapi karena pemerintahan saat itu..kalau dia tuhan kenapa dia berteriak Eli, Eli, lama sabakhtani?” Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku….?? dan darimana umat kristen tau kalau yesus beribadah di gereja….?? dan kapan yesus di lahirkan….?? bagaiman rupa yesus sesungguhnya….? mana perintah yesus untuk beribadah setiap hari minggu….??
Shalom Unan,
Umat Kristiani percaya, atas dasar Sabda Tuhan, bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, walaupun Ia juga adalah manusia saat mengambil tubuh dan jiwa sebagai manusia. Tentang hal ketuhanan Yesus, sudah pernah dibahas di sini, silakan klik. Sedangkan alasan mengapa orang Kristen percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, klik di sini.
Pemahaman akan adanya kedua kodrat Yesus, sebagai Allah dan manusia, pada saat penjelmaan-Nya di dunia, mendasari pemahaman akan segala perkataan dan perbuatan Yesus yang dicatat dalam Kitab Suci, termasuk perkataan-Nya, “Eli, Eli, lama sabakthtani?”, tersebut.
Memang sebagai seorang yang lahir sebagai bangsa Yahudi, Yesus beribadah secara Yahudi, di sinagoga, dan juga di bait Allah di Yerusalem. Ibadah di gereja baru dilakukan oleh murid-murid Kristus setelah wafat dan kebangkitan-Nya serta kenaikan-Nya ke surga. Setelah ibadah mereka mengenangkan wafat dan kebangkitan Kristus itu tidak dapat lagi dilakukan di rumah-rumah jemaat, karena besarnya jumlah umat, maka mereka memerlukan tempat untuk berkumpul. Di abad-abad awal mereka dikejar-kejar penguasa, sehingga mereka harus bersembunyi di ruangan-ruangan/ goa bawah tanah, atau di dalam tebing batu, yang dikenal dengan sebutan katakomba. Beberapa tempat macam itu masih ada sampai sekarang, dan menjadi saksi sejarah akan adanya tempat ibadah yang merupakan cikal bakal timbulnya gereja sebagai tempat ibadah umat Kristiani.
Tentang kapan Yesus dilahirkan, sudah pernah dibahas di sini, silakan klik, dan tentang tahunnya, adalah sekitar tahun 7-6 sebelum Masehi, sebagaimana pernah diulas oleh Paus Benediktus XVI dalam bukunya “Jesus of Nazareth: The Infancy Narrative“. Tentang hal ini pernah diulas di jawaban ini, silakan klik.
Tentang rupa Yesus, silakan klik.
Sedangkan tentang hari Minggu sebagai hari Tuhan, sudah sejak awal dilaksanakan oleh para rasul dan para murid Kristus. Tentang hal ini, silakan klik di sini.
Jika Anda tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang ajaran Kristiani, silakan membaca link-link yang telah kami sampaikan di atas.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Saudara yang dikasihi Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang,
Cara pandang yang berbeda pasti hasilnya berbeda, saudara Muslim pasti berdasarkan Alquran dan hadis (yang sering kami dengar), sedangkan umat kristen juga katolik berdasarkan Alkitab, dan tegasnya untuk mengakui atau menyebut Allah Yahwe itu ” Bapa” saja kalau tidak mendapatkan Roh Kudus tidak mungkin mampu dan mau memanggil Allah Pencipta itu Bapa, kalau saya yang percaya Yesus sebagai Tuhan dan juga yang disebut Dia itu:Alfa dan Omega, maka dengan Salib Kristus, saya belajar berpositif thinking (+), oleh sebab itu saya bisa memahami agama-agama lain yang tidak jarang kami jumpai sangat beda dengan apa yang kami imani, bahkan sesama umat katolik juga bisa ditemukan cara pandang yang belum sama , ini perlu proses iman yang tentu perlu waktu ada juga sebagai ujian, tapi sebagian manusia bisa merasakan bahwa Allah itu Kasih (kita perlu Allah bukan sebaliknya, maka Allah itu selalu memberi, bukan menghukum dalam arti bahwa segala ketidak taatan kita itu yang membawa kita kependeritaan). Silahkan saudara, sesama manusia meng imani sesuai dengan ajarannya masing-masing, yang penting kita saling mengasihi (memberi yang terbaik) sebab yang baik itu berasal dari Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.Semoga Rahmat dan Damai Sejahtera dari Allah Sang Maha Cinta memberikan pencerahan kepada kita semua.amin
SHALOM To: Inggrid & Stef
Penjelasan tentang mengapa Yesus berdo’a? saya kurang jelas!!!di dalam MATIUS 26:39 Yesus sujud dan berdo’a! tidaklah yesus sedang mengajar berdo’a tetapi ini adalah do’a yang sungguh sungguh! pertanyaannya:
1. Apabila Yesus adalah sungguh tuhan dan sungguh manusia maka sujud dan berdo’a kepada dirinya sendiri adalah tidak wajar??
2. Apabila yesus adalah bagian dari tuhan (fisik) maka bersujud dan berdo’a kepada bagian tuhan yang lain(roh) adalah tidak wajar??? karena itu perbuatan sia sia???
MOHON di jawab dengan tegas dan lugas, silahkan gunakan ayat ayat yang benar benar menjawab, terimakasih GBU
Shalom Racoplax,
1. Yesus sujud berdoa?
Memang dalam Mat 26:39 ditulis bahwa Yesus “sujud dan berdoa, kata-Nya: Ya, Bapa-Ku….”. Bagi kami umat Kristiani, tidak ada yang aneh dari ayat ini. Sebab kami percaya Yesus adalah sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia, sehingga dalam kodrat-Nya sebagai manusia Dia berdoa, dan doa-Nya ini ditujukan kepada Allah Bapa-Nya. Maka dari ayat ini mengajarkan kepada kita yang mengimani Kristus, bahwa: 1) Kristus adalah sungguh manusia, maka Ia berdoa kepada Allah; 2) bahwa ada Pribadi lain dalam diri Allah selain Allah Putera (Kristus sendiri) yaitu Allah Bapa yang kepada-Nya Kristus menunjukkan ketaatan-Nya (lih. Mat 26:39, Ibr 10:7); 3) bahwa hubungan sebagai anak dan bapa antara Kristus dan Allah Bapa ini harus menjadi teladan bagi hubungan Gereja dengan Allah, sebagaimana telah diajarkan Kristus sebelumnya kepada para murid-Nya, untuk menyapa Allah dengan sebutan “Bapa” kami (lih. Mat 6:9-13).
Maka memang dalam Mat 26:39 tidak dikatakan bahwa Yesus sedang mengajar, tetapi Yesus mengetahui bahwa segala perbuatan-Nya itu merupakan teladan iman bagi para murid-Nya, yang kemudian akan dituliskan menjadi Kitab Suci. Kami umat Kristiani percaya bahwa Kitab Suci ditulis atas ilham Allah, yang memang berguna untuk mengajar: “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.” (2 Tim 3:16). Dengan demikian, di Taman Getsemani, Tuhan Yesus memang sujud dan berdoa, namun dari perbuatan-Nya itu Ia mengajarkan kepada para murid-Nya, dan kini semua yang mengimani Dia, agar mengikuti teladan-Nya itu: yaitu sujud dan berdoa memohon kekuatan dari Allah. Terutama dalam saat-saat yang paling sulit dalam hidup ini, kita perlu menggantungkan harapan kepada Tuhan dan bukan kepada kekuatan yang lain.
2. Yesus berdoa kepada bagian Tuhan?
Tidak. Tuhan itu Roh (Yoh 4:24) maka tidak terdiri dari bagian-bagian, seperti pada tubuh manusia. Ayat ini tidak untuk menyatakan ada bagian-bagian dalam Tuhan, sebab dalam ayat itu tidak ada pernyataan apapun yang menyatakan bagian Tuhan. Yang dapat disimpulkan dari ayat Mat 26:39 adalah adanya perbedaan antara Pribadi Kristus dan Pribadi Allah Bapa, oleh sebab itu Kristus berdoa kepada Bapa-Nya. Hakekat Allah tetap satu, namun dalam kesatuan itu terdapat Pribadi Allah Bapa, dan Putera (Kristus).
Selanjutnya tentang Allah Trinitas, silakan klik di sini.
Mohon maaf jika karena keterbatasan kami Anda merasa tidak jelas. Jika Anda sungguh ingin mengetahui dan memahami ajaran ini, baiklah jika pertama-tama Anda memohon rahmat Tuhan, agar Tuhan sendiri menjelaskan hakekat Diri-Nya sendiri kepada Anda. Baru dengan sikap keterbukaan menerima pewahyuan Allah ini, kita dapat berharap bahwa kita akan dimampukan untuk menerima kebenaran Allah itu, yang walaupun melampaui segala akal, namun tetap dapat dijelaskan dan diterima dengan akal sehat.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Shaloom. Jika Yesus dari kodratnya memiliki 2 keinginan, maka manakah keinginan yang Ia anut? Keinginannya sebagai allah atau sebagai manusia?
trims jawabannya.
[Dari Katolisitas: Kedua keinginan tersebut (keinginan dari kodrat-Nya sebagai Allah dan keinginan dari kodrat-Nya sebagai manusia adalah dua keinginan yang dimiliki oleh Kristus. Keduanya selaras, yang membuat Yesus memutuskan untuk menyerahkan nyawa-Nya demi menyelamatkan umat manusia dari belenggu dosa.]
Terima kasih
Setelah sy membaca artikel d atas,pengasuh mengatakan doa org berpengharapan,,menurut tata bahasanya d mazmur itu lebih dekat pada awalnya pengeluhan,,terus bujukan agar di kabulkan pengeluhannya.
Yesus berdoa kodratnya sebagai manusia,,manusia apa sebenarnya yesus ini??krna manusia ada yg baik dan buruk kelakuannya,,,terus doanya kepda siapa?karna bnyk doa yesus yg di tujukan kpda bapa,,tdk akan smpai manusia kpda bapa tanpa melalui aku,,knpa sampai kpda bapa,,sepertinya ada jarak anak dgn bapa,,atau yesus tunduk sama bapanya
Ya bapa ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yg mereka perbuat (lih.LK 23:34) bapa lg yg di mintai tlg knpa tdk mnta tlg sama yesus saja,,,apa mereka ada eksistensi sendiri2 ?? Klo mereka satu kenapa ada nama2 lain
Sy paham maksud pengasuh,,tapi rasa lebih dlm lg,,jauh lebih dlm,,kendatipun pendengaran kita pendengaranNya,pandangan mata kita pandangan mataNya,langkah kaki kita langkah kakiNya,perbuatan kita perbuatanNya,pasti eksistensi kita beda denganNya,,,akan tetap terasa siapa kita dan siapa Dia.siapa anak siapa bapa
Maaf sebelumnya terima kasih.
Shalom Adong,
Terima kasih atas komentarnya. Tidak menjadi masalah kalau dalam Mazmur 22 pada awalnya dituliskan doa dari seseorang yang menderita dan mengadukan penderitaannya kepada Allah. Namun, pada akhirnya kita dapat melihat doa tersebut terlihat adanya pengharapan yang teguh bahwa Tuhan sungguh maha adil, yang senantiasa akan memperhatikan hamba-Nya. Menjadi Hamba yang menderita inilah yang dijalani oleh Kristus. Bukan untuk diri-Nya sendiri, namun untuk menebus dosa manusia. Inilah yang menyebabkan umat Kristen mengetahui dan percaya bahwa Allah bukan hanya maha besar, namun juga maha kasih – yang bukan hanya sebatas kata namun sungguh dibuktikan dalam pengorbanan.
Karena yang mengambil rupa manusia adalah Kristus – Pribadi kedua dalam Trinitas – maka dalam nama Kristuslah ada keselamatan (lih. Yoh 20:31). Kristus yang mengambil rupa manusia menjadi pengantara satu-satunya antara manusia dengan Allah Bapa. Kalau Kristus berdoa selama di dunia ini, maka Dia memberikan contoh kepada manusia bagaimana untuk senantiasa berdoa dan karena Dia mempunyai kodrat manusia, maka sudah selayaknya Dia berdoa. Dalam kapasitas-Nya sebagai manusia tentu saja Dia berdoa kepada Allah Bapa, namun Allah Bapa ini senantiasa berada dalam kesatuan dengan Allah Putera dan Allah Roh Kudus. Yesus senantiasa menjalankan kehendak Bapa-Nya, namun kehendak Bapa-Nya adalah juga kehendak dari Pribadi ke-2 dan Pribadi ke-3 dari Trinitas.
Pada akhirnya, semua pertanyaan-pertanyaan yang Anda ajukan akan dapat dimengerti dengan baik kalau Anda mencoba mengerti perbedaan antara “substansi/hakekat” dan “pribadi”, sehingga Anda akan dapat lebih mengerti mengapa umat Kristen percaya akan satu Allah dalam tiga Pribadi. Silakan membaca artikel Trinitas ini – silakan klik. Yang menjadi perbedaan dalam diskusi ini adalah Anda menganggap bahwa Yesus adalah sama seperti kita tanpa ada perbedaan apapun dengan kita. Sedangkan umat Katolik percaya bahwa Yesus sama seperti kita kecuali dalam hal dosa, namun juga berbeda karena Yesus mempunyai kodrat Allah sedangkan kita tidak mempunyai kodrat Allah.
Shalom katolisitas, maaf bila saya salah menanyakan di topik ini. Tapi pertanyaan saya masih sekitar prosesi penebusan dalam injil Lukas 23:26-32 khususnya ayat 29, 30 dan 31.
Pertanyaannya:
1 Apa yang dimaksud a. Berbahagialah perempuan yang mandul dan yang rahimnya tidak pernah melahirkan, dan susunya tidak pernah menyusui. b. Maka orang akan mulai berkata kepada gunung-gunung: Runtuhlah menimpa kami! dan kepada bukit-bukit : Timbunilah kami! Sebab jika orang berbuat demikian dengan kayu hidup, apakah yang akan terjadi dengan kayu kering?
2. Apa hubungannya / kaitannya dengan peristwa sengsara itu?
Trimakasih salam damai dalam Yesus Kristus.
Shalom Frans,
Perempuan yang mengikuti Yesus yang memikul salib, menangisi dan meratapi Dia. Kepada perempuan-perempuan ini, Yesus berpaling dan berkata “Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu! Sebab lihat, akan tiba masanya orang berkata: Berbahagialah perempuan mandul dan yang rahimnya tidak pernah melahirkan, dan yang susunya tidak pernah menyusui. Maka orang akan mulai berkata kepada gunung-gunung: Runtuhlah menimpa kami! dan kepada bukit-bukit: Timbunilah kami!” (Luk 23:28-30) Dalam ayat ini, secara tidak langsung, Yesus memberikan nubuat tentang kehancuran Yerusalem. Pada waktu itu, orang-orang Roma yang telah membunuh-Nya juga akan melakukan hal yang sama kepada mereka dan anak-anak mereka. Ketika itu, akan terdengar ratap tangis, terutama dari perempuan-perempuan yang melihat anak-anak mereka dibunuh, sehingga mereka berkata adalah lebih baik untuk tidak mempunyai anak. Dan dalam keputusasaan ini, mereka mengatakan agar gunung-gunung menimpa mereka. Semoga jawaban ini dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Pak Stef,
selanjutnya, apakah arti dari kalimat: “Sebab jika orang berbuat demikian dengan kayu hidup, apakah yang akan terjadi dengan kayu kering?”.
apakah itu artinya kira kira begini?: Jika terhadap Yesus (kayu hidup) prajurit Roma bisa berbuat keji (membunuhNya), maka terhadap orang orang Yahudi (kayu mati) mereka juga akan membunuhnya.
Jika arti itu benar, mengapa orang yahudi disebut kayu mati?
[Dari Katolisitas: Menurut penjelasan The Navarre Bible, Luk 23:31, “Kayu hidup” mengacu kepada orang-orang benar dan tidak bersalah, sedangkan “kayu kering”, mengacu kepada orang-orang berdosa, yang bersalah. Yesus, Putera Allah, adalah Seorang yang sungguh-sungguh benar dan tak bersalah… (namun diperlakukan sedemikian keji oleh para prajurit itu. Bagaimana kemudian mereka memperlakukan orang-orang yang bersalah?)]
terima kasih
Sungguh pertanyaan yang indah bagi Kami untuk makin memuji-muji Tuhan Yang Maha Cinta. Firman Tuhan dalam sabda bahagia di Injil Matius 5 tentu ada yang janggal bila perspektifnya hal-hal duniawi, berbahagia orang mandul dalam kontek proses penyaliban tentu hak Tuhan Dan saya yakin Tuhan Yesus menunjukkan hal-hal spiritual yang tinggi, misal perempuan yang hidupnya kudus (suci), selalu berpikir positif (+) bagi kemuliaan Tuhan pasti kita semua dalam perjalanan hidup ini ke kebenaran hakiki Dan hidup illahi yang kekal (tidak mati).
Kayu kering Dan kayu hidup itu bisa Kami yakinin bahwa Musa membawa tongkat kayu kering Musa akhirnya mati, sedang Yesus itu kayu hidup, tongkat jalan, kebenaran dan hidup dari Allah Bapa itu sendiri, [Dari Katolisitas: Sesungguhnya dari ayat-ayat tersebut tidak memberi indikasi langsung bahwa kayu kering itu adalah tongkat Musa. Beberapa interpretasi yang ada misalnya adalah Yesus sebagai kayu hidup, artinya bahwa Ia -yang adalah Putera Allah yang tidak berdosa, yang hidup-Nya kudus dan berbuah- saja diperlakukan demikian, apalagi kayu kering, yaitu orang lain, yaitu manusia biasa yang berdosa. Jika Musa mau dihubungkan di sini, maka ya, ia memang manusia biasa, sebagaimana para nabi lainnya dan semua manusia lain yang berdosa, dapat diumpamakan sebagai ‘kayu kering’]
artinya dalam proses penyaliban Yesus sebagai kayu hidup saja orang yang dirasuki kekuatan jahat saja bisa terjadi walaupun akhirnya terbukti bahwa kubur kosong dan Dia bangkit mulia dan naik kesurga dan saat ini kita semua menanti Roh Kudus dalam penanggalan liturgi.
[dari Katolisitas: nampaknya pernyataan ini agak kurang jelas, apakah maksudnya? Siapakah yang dirasuki kekuatan jahat?]
Ingat wahai manusia bahwa upah dosa itu maut dan Yesus menderita itu akibat dosa saya dan kita semua. Inti dari semuanya itu bahwa Allah Bapa ingin agar kita semua selamat dengan selalu bergantung segala hidup kita ini pada Allah Bapa Sang Maha Pencipta. Doa Bapa Kami jelas kita harus memuji Tuhan Allah , mempersilahkan Tuhan merajai kehidupan kita, menjadikan segala sesuatu itu terjadi oleh karena kehendak Nya, maka hasil segeranya dibumi ini saja bagaikan disurga, amin. Berkah Dalem,
dalam teori menjawab.. apabila sulit untuk membuat jawaban tau memang tidak mampu menjelaskan, maka buat si penanya bingung dengan jawabannya. sehingga tidak bertanya lagi. kelihatannya itu yg dilakukan pengasuh admin ini. jawabannya membingungkan, berbelit belit dan muter – muter…
[dari katolisitas: Silakan menunjukkan jawaban yang dianggap berputar-putar. Semoga kami dapat menjelaskannya dengan lebih jelas.]
@ Mustiko Aji: dalam diskusi sering terjadi ada lawan diskusi yg menuntut pihak lainnya menjelaskan seturut kemampuannya mencerna. Tidak salah memang, asal jelas menunjukkan ketidakjelasannya di mana. Namun kalau kemudian dia malah membuat klaim-klaim penilaian seolah-olah itu usaha licik pihak lawan diskusi, ini justru menjebak yang bersangkutan sendiri terlihat tidak bisa mengikuti diskusi dengan baik.
Jadi problem bukan pada argumen yang tampaknya berbelit-belit, tapi pada ketidakmampuannya menangkap argumen orang lain. Kalau tahu berbelit-belit dan muter-muter, mustinya juga tahu kesalahannya, sehingga kalau memang dia paham atau punya kemampuan berargumentasi yang baik, dia akan tetap bisa menjawab dan melanjutkan diskusi.
Yang terjadi di sini banyak pengunjung yang bukan hanya tidak bisa melanjutkan diskusi, namun bahkan juga tidak bisa bertanya lagi. Karena faktanya memang tidak ada pertanyaan yang tidak bisa dijawab. Atau fakta lainnya: kalau memang benar bahwa katolisitas “salah”, mustinya ada yang bisa bertahan untuk membuktikan kesalahannya.
Nah, seperti tanggapan pihak katolisitas di atas, pernyataan anda itu akan menjadi “sah”/benar kalau anda bisa menunjukkan di mana berbelit-belitnya penjelasan katolisitas itu. Kalau tidak, itu hanya akan menjadi kesimpulan/tuduhan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan, atau seperti saya katakan, problem sebenarnya ada di pikiran anda sendiri.
Salam.
Benal sahabat Kristus kalau kita setel / tune up radio yang ingin kita tangkap, tentu kita sesuaikan bahkan tepatkan frekwensi radio tersebug bahkan antena nya harus terarah kepada pemancar, filsafat cina mengatakan bahwa memahami orang lain itu bijak, tapi bila sanggup memahami diri sendiri itu proses penyerahan (tubuh kita itu bait Allah 1Kor.6:16), saya meyakini bahwa manusia itu selalu mencari kebenaran yang boleh saya bagi tiga: kebenaran pribadi, kebenaran kelompok, kebenaran Tuhan Allah, dan kami berdoa mohon kepada Tuhan Allah sumber kebenaran yang sebenarnya / sempurna agar kita dibawa kejalan yang benar tersebut
[Dari Katolisitas: Namun sekalipun dibagi dalam kelompok-kelompok, ‘kebenaran’ itu tidaklah bertentangan satu sama lain. Sebab tidak mungkin, bahwa hal yang bertentangan itu keduanya sama-sama benar. Maka adalah tugas kita semua untuk sampai kepada pemahaman akan kepenuhan kebenaran, yang dapat menjawab segala pertanyaan kehidupan dan iman, dan jawaban-jawaban tersebut sinkron dan tidak bertentangan satu sama lain.]
saya rasa ada banyak faktor mengapa lawan bicara tidak kembali melanjutkan diskusi selain karena pertanyaannya sudah dijawab. salah satu faktor lainnya tersebut adalah faktor waktu. saya rasa admin kurang responsif dalam membalas pertanyaan pembaca. sering kali pertanyaan dari pembaca baru dibalas setelah lebih dari 2 minggu atau bahkan lebih dari sebulan. hal seperti ini memberi peluang tidak tercapainya diskusi yang sehat karena bisa saja lawan diskusi sudah tidak mengikuti lagi perkembangan jawaban dari admin.
saya juga skeptis dengan sistem berkomentar pada situs ini dimana suatu komentar baru akan muncul setelah disetujui oleh pihak admin. dalam pemikiran saya, bisa saja ada respon balik dari lawan diskusi yang secara sengaja tidak ditampilkan oleh admin karena pihak pengurus situs tidak sanggup menanggapinya. wajar, toh, kalau saya berpikir demikian?
permintaan saya; tolong, dong, admin lebih cepat dan tanggap lagi dalam menjawab pertanyaan2 pembaca. saya sendiri juga sudah memberi pertanyaan sejak beberapa hari yg lalu dan ingin sekali pertanyaan saya dijawab secepatnya. terima kasih.
Shalom Bogoro,
Mohon maaf jika kami tidak bisa segera membalas pertanyaan yang masuk ke redaksi Katolisitas. Sebab sejujurnya, kegiatan kami tidak hanya menjawab pertanyaan-pertanyaan di situs ini. Kami memang sudah mengusahakannya semampu kami untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan secepat mungkin, namun kami energi kami terbatas, dan pertanyaan yang masuk sungguh semakin banyak. Lagipula ada banyak pertanyaan yang menuntut kami melakukan studi terlebih dahulu sebelum kami dapat menjawabnya, sebab sudah menjadi komitmen kami untuk tidak asal menjawab dengan cepat, tetapi belum tentu benar. Komitmen kami adalah sedapat mungkin sebelum menjawab kami mengacu kepada dasar yang kuat, supaya kamipun dapat mempertanggungjawabkan pernyataan kami. Sejauh ini diskusi berjalan dengan baik, jika pembaca juga mempunyai niat baik untuk berdiskusi. Jika diskusi macet, silakan dilihat, kebanyakan karena memang sudah tidak ada argumen yang disampaikan, atau argumen yang disampaikan itu-itu lagi (hanya pengulangan), atau pembaca menanggapi dengan tanggapan yang sangat kasar, sehingga tidak kondusif untuk ditayangkan, sebab tidak adil buat pembaca yang lain, yang memiliki waktu terbatas, untuk membaca pernyataan-pernyataan sedemikian.
Sedangkan kebijakan untuk memoderasi setiap pertanyaan/ pernyataan yang masuk itu juga adalah kebijaksanaan kami. Kami dulu pernah mencoba untuk langsung menayangkan namun melihat bahwa yang terjadi adalah pembaca saling menuliskan komentar yang selain kurang santun, juga keliru/ tidak sesuai dengan ajaran iman Katolik, dan membuat kami semakin sulit untuk menjawabnya, karena baik pengirim yang terdahulu maupun yang kemudian sama-sama keliru dan diskusi sudah masuk terlalu dalam dan berpotensi membingungkan bagi pembaca yang lain. Mohon pengertian Anda dan mohon Anda menghormati keputusan kami.
Jika Anda kurang puas dengan kami, kami mohon maaf. Jika Anda mau memperoleh jawaban yang lebih cepat, silakan Anda mengunjungi situs Katolik lainnya dan bertanya di sana, semoga Anda lebih cepat dapat memperoleh jawaban pertanyaan Anda.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
terima kasih atas tanggapannya. saya menghargai komitmen dan keputusan kalian dan sangat setuju bahwa setiap pertanyaan memang harus dijawab dengan dasar yang kuat. mohon maaf karena sebelumnya kurang mengerti keadaan kalian.
apabila pertanyaan-pertanyaan lainnya dari saya memang membutuhkan studi lebih lanjut, tak usah buru-buru memberikan jawaban. saya akan lebih bersabar menunggu karena saya ingin mengetahui kebenaran ilmiah dan tidak ada bermaksud merendahkan iman kristiani seperti kebanyakan kritikus indonesia lainnya.
terima kasih banyak kepada admin sudah bersedia mengurus situs semacam ini.
saya gak percaya akan adanya trinitas..klo Allah beranak berarti allah jg beribu dan bernenek…untuk isa sebagai putra tunggal allah.. klo maria mengandung anak kembar jd sudah bukan trinitas lagi
[dari katolisitas: Silakan membaca terlebih dahulu artikel ini – silakan klik]
Kang Iwan, bila memang anda memiliki niat baik untuk mengetahui tentang apa yang anda tanyakan, tentunya anda akan dengan senang hati mengikuti saran Ingrid dan Stef karena memang jawaban pertanyaan anda ada dalam judul judul itu. Tentang kesan anda jawaban itu berbelit-belit dan sulit sangat tergantung pada persepsi anda. Saya tetap berprasangka baik terhadap niat anda. Trimakasih Tuhan selalu menyertai anda.
Saya Ibaratkan seorang atasan yang pernah menjadi bawahan akan lebih memahai kesulitan dan dinamika pekerjaan dibandingkan seseorang yang menjadi atasan secara instan,karena ia hanya akan menetahui dinamika pekerjaan secara teori saja. Yesus yang adalah Allah mengambil rupa sebagai manusia biasa (rakyat jelata) yang lemah seperti kita, itu supaya semua Sabda yang Ia Ucap benar-benar relevan dengan kehidupan manusia. Karena ya itu tadi Ia pernah menjadi manusia seperti kita.
Mohon koreksi bila ada salah kata.
Berkah Dalem
[dari katolisitas: Lihat juga artikel ini – silakan klik dan klik ini]
tapi kebanyakan mereka mendustai yesus, kenapa kita berdoa kepada yesus, sedangkan dia sebagai kodrat manusia memohon kepada allah
Submitted on 2012/09/21 at 1:37 am
kalau memahami sebagai kodrat manusia yesus mengajarkan untuk berdoa kepada siapa itu sudah jelas, artinya kita mesti berdoa kepada allah saja bukan kepada yesus…bukan???
seperti hakikat. seorang anak meminta hak kepada orang tua,
jadi allah lah yang pantas kita berdoa dan memohon bukan kepada yesus
[dari katolisitas: Karena selain mempunyai kodrat manusia, Yesus juga mempunyai kodrat Allah]
Apakah Yesus menpunyai kodrat Allah ? bukankah tidak ada sifat ketuhanna dalam diri Yesus:
seperti:
1. Yesus dibaptis artinya disucikan
2. Yesus dicobai Iblis apakah iblis tidak tahu bahwa Yesus adalah Yahwe
3. Yesus disuruh menyembah iblis
4. dalam kesempatan lain Yesus menyesal,
5. Yesus ditegor oleh muridnya
6. Yesus ketakutan saat akan dibunuh
7. Yesus berdoa kepada Allah
jawaban bisa dialamatkan ke [dari Katolisitas: kami edit]
Shalom Kang Iwan,
Kebingungan tidak perlu ada, jika dipahami ajaran Gereja, berdasarkan Kitab Suci, yaitu bahwa dalam penjelmaan-Nya di dunia, Yesus adalah sungguh-sungguh Allah dan sungguh manusia.
Maka, dalam kodrat-Nya sebagai manusia, memang Yesus dapat dicobai oleh Iblis, dapat merasa lapar, haus dan takut, sebagaimana layaknya sebagai seorang manusia. Namun dalam kodrat-Nya sebagai Allah, Yesus dapat melakukan berbagai mukjizat dengan kuasa Allah, mengampuni dosa, mengajar dengan kuasa ilahi, dst. Tentang Yesus yang sungguh Allah dan sungguh manusia ini sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.
Berikut ini adalah tanggapan saya atas pernyataan Anda:
1. Tentang mengapa Yesus dibaptis
Di dalam Summa Theology, St. Thomas Aquinas memberikan empat alasan mengapa Kristus dibaptis (ST, III, q.38, a.1), yaitu: (1) Agar Kristus dapat menguduskan baptisan, karena Kristus telah menguduskan air sebagai materi baptisan; (2) Menjadi cara Kristus untuk menyatakan Diri-Nya. Rasul Yohanes menuliskan perkataan Yohanes Pembaptis, “Dan aku sendiripun mula-mula tidak mengenal Dia, tetapi untuk itulah aku datang dan membaptis dengan air, supaya Ia dinyatakan kepada Israel.” (Yoh 1:31); (3) Dengan baptisan ini, maka orang-orang akan tahu bahwa ini adalah cara yang digunakan oleh Kristus untuk menguduskan umat Allah; (4) Menunjukkan bahwa pertobatan seperti yang ditunjukkan oleh Yohanes Pembaptis adalah penting sebelum seseorang nantinya secara layak menerima baptisan Kristus. Dengan membiarkan diri-Nya dibaptis, maka Kristus menunjukkan kepada semua orang untuk mengikuti langkah-Nya, yaitu memberikan diri dibaptis – bukan menurut baptisan Yohanes Pembaptis namun baptisan Kristus – sehingga manusia dapat diselamatkan (lih. Mrk 16:16). Juga ditunjukkan bahwa dengan dibaptis, maka kita menjadi anak-anak Allah, seperti yang terjadi dalam baptisan Kristus, saat Allah Bapa bersabda, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” (Mat 3:17)
2 & 3. Tentang mengapa Yesus dicobai Iblis
Tentang mengapa Yesus dicobai Iblis, klik di sini
4. Yesus menyesal?
Terus terang, saya belum menemukan ayat yang mengatakan bahwa Yesus menyesal. Apakah maksud Anda adalah ketika Yesus mengeluhkan Yerusalem? (lih. Mat 23:37; Luk 13:34).
Namun sekalipun ada ayat yang seolah menyatakan demikian, silakan Anda lihat konteksnya, sebab pastilah hal ‘menyesal’ itu tidak ada hubungannya dengan dosa yang dilakukan, sebab Yesus tidak berdosa (sehingga tidak perlu menyesal). Bahwa dalam kitab Perjanjian Lama ditulis bahwa Allah ‘menyesal’ (lih. Yun 3:9; 4:2), itu juga bukan untuk diartikan bahwa Allah berdosa sehingga menyesal. Hal ini disebabkan karena dalam penulisan Kitab Suci, pengarang Kitab menggunakan gaya bahasa manusia, dalam hal ini adalah gaya bahasa personifikasi/ antropomorfis, yang menggambarkan sifat Tuhan dengan sifat-sifat manusia. Itulah sebabnya dalam Kitab Suci dikenal ungkapan, ‘wajah Tuhan’ atau ‘tangan Tuhan’ (Kel 33: 20-23), meskipun kita mengetahui bahwa Tuhan adalah Allah adalah Roh (Yoh 4:24) sehingga tidak terdiri dari bagian-bagian tertentu. Demikian juga dikatakan bahwa Tuhan ‘menyesal’ (Yun 3:9; 4:2) dalam artian bahwa kemudian Allah berbelas kasihan dan mengurungkan niat-Nya untuk menghukum kota Niniweh.
5. Yesus ditegur oleh murid-Nya?
Kitab Suci mencatat bahwa Rasul Petrus pernah menegur Yesus, tepatnya demikian kejadiannya: Setelah Petrus membuat pengakuan bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah (lih. Mat 16:16), dan Yesus menyatakan bahwa Allah Bapa-lah yang menyatakan hal tersebut kepada Petrus; Yesus kemudian menjelaskan kepada murid-murid-Nya bahwa sebagai Mesias, Ia harus pergi ke Yerusalem, untuk menanggung banyak penderitaan, dibunuh dan kemudian bangkit pada hari ketiga (lih. Mat 16:21). Rasul Petrus tidak dapat menerima penjelasan Yesus tentang apa yang harus dilalui-Nya tersebut, sebab pandangannya akan Mesias berbeda dengan rencana Allah. Injil mencatatnya demikian:
Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.” Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: “Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.” (Mat 16:22-23)
Maka di sini terlihat bahwa memang Rasul Petrus menegor Yesus, namun hal itu bukan disebabkan karena kesalahan dari pihak Yesus, tetapi adalah kesalahan Rasul Petrus yang tidak memiliki pemikiran yang sama dengan pemikiran Allah tentang Mesias. Menanggapi ‘teguran’ Petrus, Yesus malah balik menegurnya dengan mengatakan perkataan yang cukup keras dan kontras jika dibandingkan dengan perikop sebelumnya saat Yesus memuji pernyataan iman Petrus, yang karenanya ia disebut Batu karang, dan bahwa di atasnya Kristus akan mendirikan Gereja-Nya (lih. Mat 16:18).
Maka hal teguran Petrus ini tidak membuktikan apapun yang merendahkan Yesus, melainkan menunjukkan kelemahan Petrus sendiri yang tidak memahami rencana Allah.
6. Yesus ketakutan?
Karena selain sungguh Allah, Yesus juga sungguh manusia, maka sebagai manusia Yesus dapat merasa sedih dan takut. Tidak ada yang aneh dari hal ini, jika kita menerima akan adanya dua kodrat dalam Diri Yesus, yaitu kodrat Allah dan kodrat manusia, yang masing-masing menjalankan perannya.
Puncak rasa sedih dan gentar yang dialami Yesus terjadi saat Ia merenungkan di Taman Getsemani, segala yang akan dilalui-Nya dalam Jalan Salib-Nya, segala dosa yang diperbuat manusia sepanjang sejarah, segala kasih-Nya yang dibalas manusia dengan penghinaan dan aniaya. Tentang hal ini pernah diulas di sini, silakan klik, dan klik di sini.
7. Yesus berdoa kepada Allah?
Telah disampaikan di artikel di atas, bahwa Yesus berdoa karena:
1) dalam kodratnya sebagai manusia, Yesus menyampaikan keinginan-Nya kepada Allah Bapa.
2) Yesus ingin mengajar manusia bagaimana kita manusia harus berdoa.
Selebihnya penjelasan tentang mengapa Yesus berdoa, sudah disampaikan dalam artikel di atas, sehingga tidak perlu diulangi di sini.
Hal kedua kodrat dalam diri Yesus merupakan salah satu ajaran dasar dalam iman Kristiani. Paus Leo Agung pernah menjelaskannya dalam Tome of Leo, yang dapat dibaca di sini, silakan klik. Harus diakui, bahwa sepanjang sejarah telah ada banyak orang yang ingin menyederhanakan ajaran ini, namun akhirnya malah mengajarkan ajaran-ajaran yang menyimpang dari ajaran para Rasul. Gereja Katolik berpegang pada Tradisi para Rasul mengajarkan adanya dua kodrat dalam diri Yesus (kodrat Allah dan kodrat manusia), yaitu bahwa dalam penjelmaan-Nya sebagai manusia, Yesus adalah sungguh Allah, dan sungguh manusia. Tanpa pemahaman akan adanya dua kodrat dalam diri Yesus ini, akan sulitlah bagi seseorang untuk memahami teks-teks Kitab Suci, atau sebaliknya, seseorang akan mengambil kesimpulan yang keliru/ tidak sesuai dengan pengajaran Kristus dan para Rasul.
Demikian tanggapan saya, semoga berguna.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Maaf ibu inggrid yth, saya bertanya adakah sifat ke tuhannan yesus , kalau hanya mukzizat bukankah banyak para nabi sebelumnya yang jauh lebih hebat mukIzatnya, tapi merekA tdk disebut tuhan, dan bukan kah mukzizat itu artinya kelebihan atau keajaiban yg diberikan tuhan kepada nabi untuk mendukung kenabian bukan tanda kekuasaan tuhan, mohon ada penjelasan,
Salam hormat
Kang Iwan
Shalom Kang Iwan,
Umat Kristiani percaya bahwa Yesus itu Tuhan tidak hanya karena mukjizat-mukjizat yang dilakukan-Nya, tetapi karena banyak hal lainnya yang dinyatakan dalam Wahyu Allah, yang menunjukkan bahwa Yesus itu Tuhan. Kedatangan Yesus sebagai Penyelamat sudah dinubuatkan para nabi sejak berabad-abad sebelumnya, maka Ia tidak sama dengan para nabi lainnya. Pengajaran-Nya, kuasa-Nya mengampuni dosa, pernyataan Allah sendiri tentang Yesus, juga menunjukkan ke-Allahan-Nya. Selain itu mukjizat bahwa ia dapat bangkit dari mati, dan kemudian terus menyertai Gereja-Nya sejak awal hingga sekarang, juga adalah suatu fakta yang menunjukkan karya-Nya sebagai Allah. Silakan membaca terlebih dahulu artikel-artikel berikut ini, karena sudah banyak dijabarkan di sana:
Mengapa Orang Kristen Percaya bahwa Yesus Tuhan?
Kristus yang kita imani = Yesus menurut sejarah
Yesus Tuhan yang dinubuatkan oleh para Nabi
Aku Percaya akan Yesus Kristus, Putera Allah yang Tunggal
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Bu Inggrid Yth, tks untuk balasannya
1.Ibu ber kata salah satu tanda ketuhanan Yesus adalah bangkit dari kematian ,namun didalam injil ada kisah Matius 27:52 dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit.
Apakah mereka juga disebut tuhan ?
2. Ibu berkata tanda ketuhanan Yesus adalah sebagai penyelamat yang sudah dinubuatkan oleh para nabi sebelumnya, namun Didalam injil ada kisah para rosul 7:35 Musa ini, yang telah mereka tolak, dengan mengatakan: Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim? –Musa ini juga telah diutus oleh Allah sebagai pemimpin dan penyelamat oleh malaikat, yang telah menampakkan diri kepadanya di semak duri itu.
kenpa musa tidak disebut Tuhan juga ?
Itu dulu ibu mohon ada jawabannya
Salam hormat
Kang Iwan
Shalom Kang Iwan,
1. Kebangkitan Yesus
Ya, salah satu tanda ke-Tuhanan Yesus adalah karena Ia bangkit dari kematian, dan bahwa Yesus adalah “yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu. Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia…” (Kol 1:18-19). Kristus adalah yang pertama bangkit dari kematian, dan yang pertama membuka pintu surga bagi seluruh umat manusia, sebab Kristus berkata, melalui-Nya manusia sampai kepada Allah Bapa. Yesus berkata, “Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku (Yoh 14:6). Maka kebangkitan Yesus ini adalah kebangkitan selamanya dari kematian, dan kebangkitan-Nya membuka pintu kehidupan kekal bagi mereka yang percaya kepada-Nya. Yesus berkata, “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati…” (Yoh 11:25).
Nah, maka kebangkitan Yesus berbeda dengan kebangkitan manusia lainnya, yang dicatat dalam Kitab Suci. Memang ada orang-orang lain yang dibangkitkan Yesus dari kematian, misalnya anak perempuan Yairus (lih. Mrk 5:41-42), anak muda dari Nain (Luk 7:14-15), Lazarus (Yoh 11:43-44), namun pada akhirnya mereka juga akan wafat kembali dan seperti umat manusia yang lain, mengalami kebangkitan badan di akhir zaman. Demikianlah juga orang-orang yang dibangkitkan dari kubur sebagaimana dikisahkan dalam Mat 27:52. Para Bapa Gereja, seperti St. Hieronimus (demikian pula St. Agustinus dan St. Thomas Aquinas), menjelaskan tentang ayat Mat 27:52, “Sebagaimana Lazarus dibangkitkan dari kematian, demikian juga banyak orang-orang benar yang sudah wafat yang juga dibangkitkan di sekitar waktu kebangkitan Yesus. Namun meskipun kubur-kubur mereka terbuka, mereka tidak dibangkitkan sebelum Tuhan Yesus bangkit, sebab dikatakan bahwa Kristus adalah yang sulung yang pertama bangkit dari orang mati….” (lih. St. Thomas Aquinas, Catena, Mat 27:52)
Maka orang-orang benar yang dibangkitkan dari kematian dalam Mat 27:52 tersebut tetaplah orang biasa, mereka bukan Tuhan. Namun Yesus, yang pertama bangkit dari orang mati, adalah Allah, karena seluruh kepenuhan Allah diam di dalam Dia; oleh karena itu Ia dapat bangkit dari kematian, dan membuka pintu surga bagi semua orang yang percaya kepada-Nya.
2. Tentang Kis 7:35
Memang Musa adalah nabi utusan Allah yang menjadi pemimpin bangsa Israel untuk menyelamatkan bangsa itu dari belenggu penjajahan Mesir. Namun Allah tidak pernah mengatakan Nabi Musa sebagai Anak-Nya, melainkan sebagai hamba-Nya (lih. Bil 12:7-8, 2 Raj 21:8). Sedangkan tentang Kristus, walaupun dalam penjelmaan-Nya sebagai manusia Ia mengambil rupa seorang hamba (lih. Flp 2: 7), namun Allah Bapa menyatakan bahwa Yesus Kristus adalah Anak-Nya, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, dengarkanlah Dia” (lih. Mat 17:5, Mrk 9:7). Pernyataan Allah Bapa tentang Anak-Nya ini memang hanya ditujukan kepada Yesus Kristus. Bahwa orang-orang yang percaya di dalam Kristus kemudian diangkat menjadi anak-anak-Nya, dan dapat menyebut Allah sebagai Bapa (Gal 4:16, Rom 8:15), itu tidak menjadikan umat Kristen setara ataupun sama dengan Kristus yang adalah Tuhan, sebab Kristus adalah Anak Allah, sedangkan umat yang mengimani Dia adalah anak-anak angkat Allah di dalam Kristus (lih. Gal 3:26; Ef 1:5).
Maka Musa memang seorang Nabi, tetapi ia bukan Anak Allah ataupun sehakekat dengan Allah seperti Kristus. Nabi Musa menuntun bangsa Israel untuk menerima kebenaran, namun Nabi Musa bukan Sang Kebenaran itu sendiri, sebagaimana Kristus adalah Kebenaran (Yoh 14:6). Kitab Suci mengatakan, “… sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus” (Yoh 1: 17). Maka jika dikatakan bahwa Nabi Musa adalah penyelamat, konteksnya adalah karena Nabi Musalah yang dipilih Allah untuk menyelamatkan bangsa Israel dari penjajahan bangsa Mesir, untuk memimpin bangsa Israel menuju Kanaan sebagai Tanah Terjanji, dengan memberikan hukum Taurat kepada bangsa Israel sebagaimana dikehendaki Allah. Namun pada Kristuslah digenapi rencana penyelamatan manusia, sebab melalui wafat dan kebangkitan-Nya, Kristus menyelamatkan umat manusia dari penjajahan dosa yang memisahkan manusia dari Allah, agar manusia dapat masuk ke Tanah Terjanji yang sesungguhnya yaitu Surga. Untuk masuk dalam kerajaan Surga itulah, Kristus memberikan hukum yang terutama, yaitu hukum Kasih yang menyempurnakan hukum Taurat, yaitu hukum yang diawali oleh kasih Allah kepada manusia yang mensyaratkan tanggapan iman manusia terhadap kasih Allah itu: yaitu agar dengan mengasihi Allah dan sesama -demi kasih kepada Allah- manusia dapat diselamatkan. Dengan demikian, hukum Taurat yang diberikan oleh Nabi Musa merupakan persiapan bagi penggenapannya di dalam Kristus. “Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman. Sekarang iman itu telah datang, karena itu kita tidak berada lagi di bawah pengawasan penuntun…. (Gal 3:24-25).
Dengan demikian Musa merupakan figur samar-samar akan Kristus, namun ia bukanlah Sang Kristus itu sendiri. Hanya di dalam nama Yesus Kristuslah manusia dapat diselamatkan (bukan di dalam nama para nabi lainnya), sebab dikatakan dalam Kitab Suci, “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Kis 4:12).
Jika hanya Allah-lah yang dapat menyelamatkan manusia, maka kita mengetahui bahwa Yesus Kristus itu adalah Allah sendiri, sebab firman Tuhan menyatakan bahwa tidak ada keselamatan di dalam siapapun juga selain di dalam nama Yesus Kristus, “… dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa!” (Flp 2:11). Ayat ini menjelaskan ayat serupa yang tertulis dalam Kitab Yesaya, yaitu bahwa semua orang akan bertekuk lutut di dalam Tuhan (lih. Yes 45:23), yang menyatakan diri-Nya di dalam Kristus Yesus.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Definisi Tuhan ; adalah zat ada pertama kali, yg menciptakan bumi, matahari, bulan, bintang, manusia & yg ada di alam semesta ini.
yesus lahir di abad 1 masehi, padahal sudah berlalu ribuan abad sebelum yesus ada.
Apakah mungkin Tuhan itu adanya belakangan, setelah ada alam semesta ini ? yesus lahir sudah ada pohon kurma, air, domba, matahari, bulan, bintang, punya ibu dll.
lalu siapa yg menciptakan itu ?
masak ada Tuhan yg adanya belakangan setelah alam semesta ini tercipta ?
lantas… siapa Tuhan sebenarnya sebelum yesus itu Ada ?
misalkan Tuhannya Adam, Tuhannya Moses, Tuhannya Daud,Tuhannya Abraham & Tuhannnya manusia & alam semesta lainnya ?
Yesus itu diciptakan oleh Siapa ?
Jadi yg menciptakan Yesus adalah Tuhan yg sebenarnya…
Siapa Tuhannya Ibunda maria ? Ibunya Yesus…
[Dari Katolisitas: Tuhannya Bunda Maria, ya Tuhan Allah (lih. Luk 1:46-49).]
Shalom Adam,
Sungguh baik kalau Anda dapat membaca terlebih dahulu link-link yang telah diberikan, sehingga Anda dapat lebih mengerti apa yang sebenarnya dipercayai oleh umat Kristen. Yesus, Allah yang menjadi manusia memasuki ruang dan waktu memang lahir pada waktu tertentu. Namun, keberadaan Yesus bukan dimulai dari kelahiran-Nya di dunia ini, melainkan Dia telah berada di dalam kekekalan bersama dengan Allah Bapa dan Allah Roh Kudus. Itulah sebabnya, Injil Yohanes dibuka dengan perkataan “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” dan Yesus sendiri mengatakan “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.” (Yoh 5:58) Semoga dapat menjawab keberatan Anda.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
kalau sebagai Yesus kodrat Allah. mengapa dia berdo’a kepada dirinya sendiri ?
1. sebagai kodrat manusia ;
yesus berdo’a kepada Allah
( kalau kita sebagai kodrat manusia tentunya kita semua mengikuti Yesus
dong dalam berdo’a yaitu meminta kepada Allah,
yesus sendiri berdo’a hanya kepada Allah,
mestinya ummatnya mengikuti dia, dengan berdo’a kepada Allah.
masak sebagai ummatnya berdo’a, meminta & menyembah Yesus kepada Yesus.
YESUS sendiri bersujud kepada Allah (jelas2 ini ada di al-kitab)
kenapa ummatnya yg setia kepada Yesus tidak meniru Yesus ?
2. yesus sebagai kodrat Allah :
sebagai kodrat Allah, apakah masuk akal & logika bahwa Allah itu berdo’a & meminta kepada dirinya sendiri.
[dari katolisitas: Apakah Anda telah membaca artikel di atas – silakan klik]
Mengapa dengan di salib yesus menebus dosa kita bukankah tuhan dapat melakukan dengan cara lain
[Dari Katolisitas: Silakan membaca terlebih dahulu artikel-artikel berikut ini (silakan klik di judul berikut ini):
Mengapa Yesus memilih salib untuk menebus dosa manusia?
Kematian Yesus di salib adalah kemenangan
Salib Tanda kasih Kristus ]
kalau yesus mau menebus dosa manusia memilih disalib ?
padahal saat Yesus mau disalib, dia lari ketakutan dan menyeru kepada Allah : Elli…Elli lamma sabakhtini ..
ini menunjukkan bahwa ia tidak rela untuk disalib.
bagaimana dosa2 manusia sebelum yesus ada..
misalnya dosa2 manusia pada jaman sebelum yesus ada, spt. jaman adam, daud, noah, moses, abraham, ismael, ishak.
kan pada jaman itu yesus belum ada & belum disalib ..
siapa yg mengampuni dosa2 mereka ?
Shalom Adam,
Pada waktu Yesus berseru Eli, Eli, Lama Sabakthani (lih. Mat 27:46), sesungguhnya Dia tidak lari ketakutan, karena Dia sedang tergantung di kayu salib dan tidak dapat lari. Apakah Dia rela disalib? Secara sekilas, mungkin kita melihat bahwa kaum Yahudi dan penguasa Romawi memaksa Yesus untuk mati di kayu salib. Namun, kalau kita menelusuri Perjanjian Baru, maka kita akan melihat bahwa ada banyak ayat yang membuktikan bahwa Yesus secara sukarela memberikan Diri-Nya sebagai penebus dosa. Ditegaskan bahwa Tujuan Yesus datang ke dunia adalah untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang (lih. Mat 20:28; Mrk 10:45; bdk. 1Tim 2:6; Yes 53:10). Bagaimana Dia memberikan diri-Nya? Sebagai gembala yang baik, maka Dia rela memberikan nyawa bagi domba-domba-nya (lih. Yoh 10:11) dan hal ini dipenuhi-Nya dalam kematian-Nya di kayu salib. Yesus sendiri menegaskan bahwa tidak ada seorangpun yang dapat mengambil dari Yesus, namun Dia sendiri berkuasa memberikan menurut kehendak-Nya sendiri (lih. Yoh 10:18). Justru, karena Kristus yang adalah Allah, rela menderita dan mati, yang didasari oleh kasih-Nya kepada manusia dan Allah Bapa, maka penderitaan dan kematian-Nya mempunyai efek yang sungguh luar biasa, yaitu dapat menebus umat manusia, baik sebelum kematian-Nya maupun setelah kematian-Nya.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Yth tim katoliksitas
melihat keterangan di atas yaitu :
Jadi dari keterangan di atas, Yesus berdoa karena 1) kodratnya sebagai Tuhan dan juga sebagai manusia yang mempunyai dua keinginan, 2) untuk kepentingan manusia, sehingga manusia dapat meniru apa yang telah dilakukan-Nya. Mungkin akan sulit untuk menerima argumentasi di atas tanpa percaya terlebih dahulu bahwa Yesus adalah Tuhan yang menjelma menjadi manusia, karena apapun yang dilakukan oleh Yesus senantiasa bersumber pada kodrat-Nya sebagai persatuan (hypostatic union) antara kodrat Tuhan dan kodrat manusia.
dan juga ayat
Yohanes 4:24
Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.”
pertanyaan :
1. Apakah saya salah jika mengambil kesimpulan kenapa Yesus disebut Allah/Tuhan
Karena ROH yg ada pada Yesus adalah Allah mengingat yoh 4.24
dan sebut manusia karena Raga, Jiwanya manusia
Shalom Dimas Kelly,
Dalam berdiskusi harus ada tahapan. Kalau memang sulit menerima alasan di atas, maka kita harus mengajak teman diskusi kita untuk mundur sedikit dan berdiskusi tentang apakah Kristus sungguh-sungguh Allah. Kalau berdasarkan Yoh 4:24 dan kemudian memberikan kesimpulan bahwa Kristus Allah karena Roh yang ada di dalam Yesus adalah Allah, sebenarnya kurang tepat. Pendapat ini sebenarnya hampir sama dengan bidat Nestorius. Pribadi Allah yang ke-2 adalah Pribadi Kristus, yang mempunyai kodrat manusia dan juga kodrat Allah, yang terikat dalam persatuan yang tak terpisahkan, atau dikenal dengan hypostatic union. St. Yohanes Krisostomus memberikan penjelasan akan “menyembah dalam Roh dan kebenaran” di Yoh 4:24 bahwa Allah adalah murni spiritual, sehingga untuk menyembah-Nya, tidak bisa dengan tubuh, namun dengan hati dan pikiran yang bersih. Dengan kata lain, Roh di sini menyatakan untuk menyembah Tuhan dengan iman, pengharapan dan kasih, devosi, penyesalan dan kebajikan-kebajikan yang lain.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
P stef
Boleh tanya lagi ya
I. “Eli, Eli, lama sabakhtani?” Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Mt 27:46; Mk 15:34; Lk 23:46).
Dan Yesuspun wafat, saya sering mendapatkan pertanyaan
1. Mosok Tuhan Meninggal
2. Bagaimana dengan dunia ini
terima kasih
[dari katolisitas: Silakan melihat artikel ini – silakan klik]
Kepada yth Tim Katolisitas,
Pertama-tama saya mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya akan adanya website Katolisitas. Melalui website ini, saya dapat lebih mengerti dan mendalami iman saya sebagai seorang Kristen Katolik.
Saya mempunyai satu pertanyaan yang agak mengganjal dalam benak saya mengenai ayat berikut ini, terutama karena ada umat Muslim yang secara tidak langsung menganggap bahwa ayat ini menunjukkan bahwa Yesus tidak mempunyai kodrat ilahi:
Matius 26:39 Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.”
Saya memahami ayat ini sebagai cermin yang menunjukkan bahwa Yesus, dalam kodrat-Nya yang juga sebagai manusia sempurna, menyerahkan diri dan patuh sepenuhnya kepada kehendak Bapa-Nya. Ia mencerminkan persatuan yang sejati antara Allah dan manusia. Saya tidak yakin bagaimana saya dapat menginterpretasikan ayat ini untuk meluruskan bahwa Yesus tidak kehilangan kodrat Ilahi-Nya karena Ia berdoa kepada Bapa-Nya di Surga.
Untuk ini, saya mohon penjelasannya dari tim Katolisitas. Sekian terima kasih, dan semoga Tuhan memberkati pekerjaan anda selalu.
Dalam Kasih Kristus,
Kevin Lie
Shalom Kevin,
Anda benar, bahwa Yesus berdoa, karena saat penjelmaan-Nya itu, Yesus, walaupun ia sungguh Allah, Ia juga adalah sungguh manusia (mengambil kodrat manusia). Maka jika Ia berdoa (lih. Mat 26:39), ini sesuai dengan kodrat-Nya sebagai manusia, yang menyerahkan kehendak-Nya sepenuhnya kepada kehendak Allah. Namun juga, Yesus berdoa, dalam kodrat-Nya sebagai Allah, untuk mengajarkan kepada manusia bagaimana sesungguhnya cara berdoa, sebagaimana diajarkan-Nya juga kepada para murid-Nya di banyak kesempatan yang lain (lih. Mt 16:23; Mk 14:32; Lk 3:21; 6:12;Lk 9:18, 28; Lk 11:1-2; Lk 18:1).
Selanjutnya, silakan membaca jawaban di atas ini, silakan klik, untuk pertanyaan serupa yang sudah pernah ditanyakan dan kami tanggapi.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Orang yg berdoa, menunjukkan bahwa orang yg melakukan do’a & yyg dimintai Do’a adalah dua pribadi yg berbeda.
apakaih Logis : seorang yg berdoa kepada dirinya sendiri..
suatu contoh :
Anda sedang meminta sesuatu kepada atasan anda / orang lain..
Disini jelas kalau orang meminta pasti ada dua pribadi / lebih dalam melakukan hal yg diminta ;
1. yg meminta
2. yg dimintai
antar yg meminta dengan yg dimintai pasti berbeda (jelas bukan 1 pribadi yg sama)
masak ada kamu meminta kepada dirimu sendiri ?
masuk akal apa tidak Logika di atas ?
Jadi kalau di sini Yesus berdoa/meminta & bersujud kepada Allah..
sudah sangat jelas bahwa yesus & Allah itu berbeda (bukan satu kesatuan)
Shalom Adam,
Menjadi logis, karena Kristus, yang memang sungguh manusia juga berdoa. Dan menjadi logis karena doa-Nya ditujukan kepada Allah Bapa dalam persatuan dengan Allah Putera bersama Allah Roh Kudus. Memang Allah Putera sungguh Pribadi yang berbeda dengan Allah Bapa dan Allah Roh Kudus. Dengan kata lain, Yesus berdoa memang membuktikan bahwa Dia sungguh manusia, namun pada saat yang bersamaan Dia ingin memberikan contoh kepada manusia bahwa doa sesungguhnya menjadi sesuatu yang sungguh penting dalam kehidupan ini. Itulah sebabnya, umat Kristen percaya bahwa Yesus sungguh manusia. Di satu sisi, ada banyak ayat yang membuktikan bahwa Yesus sungguh Allah. Itulah sebabnya umat Kristen juga percaya bahwa Kristus adalah sungguh Allah. Kesimpulannya, Yesus adalah satu Pribadi yang mempunyai kodrat manusia dan kodrat Allah.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef- katolisitas.org
Alkitab ditulis berdasarkan keadaan/situasi dan waktu jaman dulu jadi pemahaman bisa berbeda kalau kita tidak mengetahui situasi dan keadaan saat itu terjadi. Sama seperti kitab2 lain kejadian kadang bertentangan antara injil yg satu dgn lainnya. Karena situasi saat ditulis berbeda
Shalom Nathan,
Sesuatu disebut bertentangan jika dilakukan dengan cara yang sama dan pada waktu yang sama namun pada saat yang bersamaan menghasilkan kesimpulan “ya” dan “tidak”. Dengan demikian, tidak ada pertentangan di dalam Kitab Suci, karena ada banyak hal tidak terjadi pada saat yang sama dan dengan cara yang sama, sehingga dapat menghasilkan dua hal yang berbeda. Yang perlu dilakukan adalah menganalisa ayat-ayat yang terlihat bertentangan satu-persatu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Mohon maaf ada pertanyaan :
Dari manakah Orang nasrani menyebut Yesus tuhan padahaldidalam injil tidak pernah Yesus disebut Tuhan tetapi penerjemahan dari kata LORD yang berarti tuan yang agung, kenapa yesus tidak pernah disebut GOD ? apakah ada perbedaan antara GOD dan LORD ?
[Dari Katolisitas: Silakan untuk terlebih dahulu membaca artikel ini, silakan klik]
Mohon maaf juga Kang Iwan,
Injil apa yang Anda baca?
Rasul Thomas sewaktu diminta mencucukan jarinya ke dalam luka – luka Yesus karena dia tidak percaya Yesus yang mati itu sudah bangkit, dia tersungkur, menangis dan berkata, “Ya Tuhanku dan Allahku!” Bahasa Inggrisnya My Lord and My God. Bukankah sudah selayaknya Allah menjadi Tuan atau bahasa kerennya Bos dalam hidup kita? Bukankah sudah sepantasnya apa yang kita perbuat menyenangkan hati Bos kita? Allah/Tuhan juga tidak keberatan kalau disapa dengan Bos atau Jenderal atau Komandan. Yang penting niatnya bukan untuk melecehkan dan itu hanya sapaan saja yang penting hati kita. Jangan cuma memuliakan di mulut saja.
Mohon maaf sekali lagi.
Salam Damai dari Tuhan Yesus untuk Kang Iwan.
Edwin ST
Pak Edwin , Ketika Yesus disebut Tuhan dan Allah apakah ada perbedaan antara Tuhan / Lord dengan Allah Atau God ?
Dan Apakah Yesus separuh Allhah Separuh Manusia ?
Atau Kah 100% Allaha dan 100 % Manusia ?
Apa bukti bahwa Yesus 100% Allah ?
Apakah ketuhanan Yesus dapat dibuktikan dari selama kehidupannya ?
Ketika Yesus Mati dikayu salib untuk menebus Dosa , Dosa siapa ?
Apakah Dosa manusia atau Dosa Orang Kristen ?
kalau didalam injil menyebutkan menebus dosa manusia , berarti semua yang merasa manusia sudah ditebus dosanya , dan tidak perlu lagi ada agama karena tidak berguna lagi,
Mana yang utama Yesus sebagai Allah, Penebusan dosa Yesus atau Ajaran Yesus ?
karena Yesus Turun ke dunia bukan ingin diakui sebagai tuhan
Karena Orang nasrani sudah tidak melaksanakan ajaran Yesus
karena Dosa sudah terhapus semua orang masuk sorga
Salam Hormat
Kang Iwan
[dari katolisitas: Sebenarnya komentar seperti di atas telah sering diajukan dan telah dijawab dalam berbagai tulisan di katolisitas, seperti: Yesus Kristus yang sungguh Allah dan sungguh manusia – silakan klik dan klik di sini; Apa yang ditebus oleh Yesus – silakan klik; siapa saja yang diselamatkan – silakan klik; dan sebenarnya masih banyak lagi link yang ada. Jadi, kalau Anda benar-benar serius berdiskusi, cobalah untuk berfokus pada satu topik bahasan – misal: keAllahan Kristus – dengan memberikan argumentasi untuk menyanggah artikel. Dengan demikian diskusi dapat dilakukan dengan terstruktur dan lebih mendalam. Semoga dapat diterima.]
Saya harap ada jawaban disini karena terlalu ribet dengan artikel yang sangat panjang dan muter muter sehingga sulit dipahami, saya mohon ada jawaban yang simple poin demi poin,
Salam hormt
Kang Iwan
[dari katolisitas: Cobalah untuk membaca artikel tersebut dan menanggapi, sebagai satu upaya yang serius untuk berdiskusi.]
Kepada Bapak / Ibu dan para pembaca mohon untuk membantu para pengasuh Katolisitas untuk menjawab peetanyaan saya diatas
[Dari Katolisitas: Silakan Anda membaca terlebih dahulu artikel pada link-link yang kami berikan di atas, karena pertanyaan Anda sudah dibahas di sana. Kalau Anda tidak mau membaca di sana, dan bertanya lagi pertanyaan serupa, mohon maaf kami tidak dapat menanggapi lagi, karena itu hanya merupakan pengulangan dari apa yang sudah sering dituliskan. Mohon pengertian Anda. Jika Anda tidak setuju, tidak ada yang memaksa Anda, namun jika Anda mau berdialog dengan kami, silakan terlebih dahulu membaca apa yang sudah kami sampaikan, agar tidak ditanyakan suatu pertanyaan yang sudah sering ditanyakan dan kami tanggapi di situs ini. Terima kasih]
Kang Iwan,
Saya mencoba menjawab dengan bahasa sederhana dan sesuai yang saya pahami sekarang, sekiranya nanti ada koreksi dari katolisitas maka argumen saya harus diabaikan.
Kang Iwan coba baca salah satu kitab yang dinyatakan sebagai Injil oleh Gereja Katolik, Matius, Markus, Lukas atau Yohanes agar kita mempunyai starting point yang sama. Akan sangat sulit kalau sembarang kitab yang diklaim sebagai Injil oleh pihak lain dijadikan sebagai acuan.
Pengikut awal Yesus mempunyai pemahaman yang berkembang mengenai Yesus mulai dari seorang Guru agama, nabi, dan kemudian Yesus sebagai Tuhan Allah. Hal ini bukan suatu inkonsistensi. Sama seperti kita skrg yg cuma kenal lwt bhs tulisan dan tahu nama, kemudian nanti kalau lewat telpon tahu oh ini suaranya kang Iwan. Lalu ketemu muka, oh seperti ini wajahnya, badannya, kelakuannya. Lalu mungkin outbound bareng, oo kang Iwan suka makan ini tapi ga suka itu. Jadi ada hubungan yang semakin akrab setiap harinya antara murid Yesus dan Yesus. Kita bisa tangkap beberapa tanda2nya, seperti sewaktu Yesus mengubah air menjadi anggur di Kana dikatakan itu tanda pertama yang diberikan Yesus dan murid2nya baru percaya sama dia. Wihh guru ku SAKTI, kira2 begitu pikir mereka ya. Lalu saat Yesus menenangkan badai, murid2 heran dan gosip satu sama lain,”ini orang sapa seh koq angin ama laut nurut ama Dia?”
Selain pengajaran umum, para Rasul juga dapat pengajaran privat dari Yesus. Kan ga lucu ya kalau asisten dosen kalah pinter sama murid biasa. Karenanya para Rasul tahu lebih banyak mengenai ajaran Yesus daripada orang kebanyakan, karena itu 4 Injil yang saya sebutkan tadi harus jelas yang menulis itu ada garis pemuridan dari para Rasul. Dalam Injil juga di tulis ga mungkin semua yang Yesus ajarin di tulis. Sama kiranya kalau Anda harus mencatat semua yang Anda katakan dalam kurun waktu 3 tahun.
Walaupun demikian para Rasul ini terkadang tidak paham dengan yang Yesus katakan, maksudnya A yang ditangkap B. Berkali-kali Yesus menegur mereka, “koq kalian ga paham2 seh???” Contoh yang ekstreme mungkin waktu Yesus menyatakan bahwa dirinya harus menderita untuk menanggung dosa seluruh umat MANUSIA. Yahudi maupun non Yahudi. Belum ada Kristen jaman itu. Petrus bilang ke Yesus, “Selama ada saya, ga ada yang bisa siksa kamu bos!” Yesus pun marah dan menghardik Petrus, “Enyahlah kau Iblis, karena pikiran mu ga sejalan ama Allah”. Jadi dalam diri kita terkadang ada bisikan2 setan..itu yang harus dienyahkan bukan orangnya.
Kejadian macam ini ada banyak, waktu Yesus wafat di kayu salib mereka pun belum paham. Yang ada malah ketakutan dan sembunyi karena takut mati juga. Waktu Yesus bangkit, baru mereka NGEH sedikit. Waktu mereka ketemu Yesus yang bangkit dari kubur, mereka tambah yakin gurunya bukan sekedar nabi dan mereka melihat semua yang dikatakan soal penderitaannya terbukti. Tapi mereka mendapat pemahaman yang utuh saat Roh Kudus turun atas mereka (baca Kisah Para Rasul), lalu mereka bisa bicara dengan aneka bahasa. Dari penerangan Roh Kudus lah tabir misteri dibuka untuk mereka.
Anda masih tidak percaya? Tidak masalah kang. Butuh waktu untuk paham soal Allah. Orang belajar kimia aja bertahun-tahun belum tentu paham. Apalagi soal Allah. Tetapi Allah bilang kuncinya itu rendah hati dan mencintai kebenaran. Dimana2 kalau orang mau belajar harus rendah hati, saya tidak tahu apa2 karena itu saya mau minta petunjuk. Kalau orang datang ke perguruan karate tapi sudah punya dasar taekwondo, maka sulit untuk paham konsep karate. Lebih mudah orang yang tidak paham bela diri belajar karate. Saya punya banyak teman yang ingin masuk Katolik karena mereka dengan rendah hati mencari kebenaran bukan mencari agama mana yang paling sesuai dengan saya.
Pertanyaan terakhir Anda, “Mana yang utama Yesus sebagai Allah, Penebusan dosa Yesus atau Ajaran Yesus ?” Semua hal itu adalah satu.
Gantinya coba Kang Iwan jawab pertanyaan saya, “Dapatkah Allah Yang Maha Kuasa membuat suatu batu yang sedemikian beratnya sehingga Allah tidak dapat mengangkatnya?”
Salam,
Edwin ST
jawaban anda sungguh membingungkan dan tidak ada ujung nya ,, saya ingin anda menjawab dsini bukan suruh klik2 yg ga jelas ……….. apakah yesus pernah beribadah digereja ???? apakah yesus lahir tgl 25des ??? apakah foto yesus itu benar ,, kalau benar knp berbeda2 dan siapa yg pertama kali memfoto dan memajangnya ??? tolong jawab dsini ,, terimakasih :)
[dari katolisitas: Silakan melihat jawaban ini- silakan klik. Link tersebut telah menjawab semua pertanyaan Anda.]
Salam kasih buat sandyra.
Sebelum saya mengomentari pertanyaan saudara lewat katolisitas ini, saya mohon maaf atas pendapat saya yang mungkin kurang berkenan di hati saudara. Mengenai pertanyaan saudara di katolisitas ini, telah dapat di jawab oleh pengurus katolisitas walaupun saudara diminta untuk mengklik link yang berhubungn dengan pertanyaan saudara. Apapun jawaban yang diberikan oleh katolisitas untuk menjawab pertanyaan anda, itu adalah jawaban yang di percaya umat kristen pada umumnya, karena kepercayaan datang dari hati setiap orang. Sebagai contoh : seseorang percaya bahwa air di sustu tempat adalah air suci. Jika sesorang percaya bahwa air itu suci apapun kata orang dia tetap berpegang kepada apa yang dia percaya. Jadi menurut saya sebelum kita ingin bertanya tentang keoercayaan orang lain marilah pertama tama membuka hati dengan damai dan bertanya di dalam hati maksud dan tujuan dari pertanyaan yang akan di tanyakan. Apapun jawaban yang akan di berikan kalau tidak sesuai dengn maksud dan tujuan yang dikehendaki pasti pertanyaan itu tidak akan memuaskan kita karena setiap jawaban kalau di percaya benar maka benarlah jawaban itu dan jika jawaban itu tidak dipercaya tidak benar maka tidak benarlah jawaban itu ; Karena jawaban yang benar itu tergantung kepada maksud dan tujuan pertanyaan itu. Bagi saya apa yang saya percayai adalah kepercayaan saya walaupun orang lain tidak percaya karena kepercayaan itu akan saya pertanggung jawabkan di akhir hidup saya nanti; begitu juga dengan orang lain yang akan mempertanggung jawabkan kepercayaannya sendiri. Saya percaya YESUS KRISTUS adalah PUTRA ALLAH yang hidup dan yang telah menebus dosa dosa saya dan seluruh umat manusia lewat jalan salib yang YESUS terima. Semoga dapat di mengerti pendapat saya ini dan sekali lagi mohon maaf jika ada kata yang salah. TUHAN YESUS memberkati kita semua.
Ada yang bisa kasih tau ngak ya, kalo di Injil tuh pernah ada tertulis.. AKULAH YESUS, TUHAN-MU.. MAKA SEMBAHLAH AKU..?? kalo nyata2 Yesus itu adalah TUHAN?? pasti Harus ada dong di AlKitab dia me-wahyukan ayat seperti ituh?? TAPI nyatanya TIDAK SATU ayatpun di Injil yg bisa ditemuin, dia ber-wahyu seperti itu!
BAHKAN dalam Wahyu-nya sendiri Yesus jelas2 menyatakan kalo dia itu hanyalah seorang Utusan Allah (Rasulullah), lihat di : Yohanes 17:3 “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu mereka Mengenal Engkau, satu-satunya ALLAH yang BENAR & Mengenal YESUS KRISTUS Yang TELAH KAU UTUS!”.. Disini Yesus jelas2 menyakan kalo dia itu adalah seorang Utusan Allah! & Bukan Tuhan!! Lukas 6:12 “Pada waktu itu pergilah YESUS ke bukit untuk BERDO’A & Semalam-malaman Ia berdoa pada ALLAH” ..lohhh Katanya TUHAN tapi koq Berdo’anya Kepada ALLAH?? Katanya TUHAN tapi Berdo’anya Kepada TUHAN yang LAIN..?? ANEH NGAK SIH..??? -sekian dan terima kasih-
[dari katolisitas: Tentang pertanyaan “Akulah Tuhan, sembahlah Aku saja” silakan melihat jawaban di sini – silakan klik dan tentang Yesus berdoa, apakah anda telah membaca jawaban di atas – silakan klik?]
Memang yesus tidak pernah berkata dari bibir beliau bahwa dia adalah Tuhan. .
Karna jika ia mengaku bahwa Dia adalah Tuhan ia akan d’kira menghujat Allah. . [dari katolisitas: Yesus mengatakan bahwa Dia sungguh Allah dan dianggap menghujat Allah, sehingga kaum Farisi hendak membunuh Dia]
Karna d’jaman Yesus kodrat dia adalah manusia. . .
Tapi dia tlah bernubuat dlam beberapa ayat alkitab yang menyatakan bhwa Dia adalah Tuhan.
1. Pada mulanya adalah firman,dan firman(YESUS) adalah Allah,dan firman itu adalah Allah. .
2. Aku lah jalan dan kbenaran tidak ada seorang pun yg dapat datang kepada bapa kecuali melalui aku.
3.murid Yesus pernah berkata kpada Yesus katanya :”guru tunjukkan lah kepada kami Tuhan it” jawab Yesus “sudah skian lama aku bersama-sama dngan engkau tapi kamu belum mengenal aku”
terimakasih. . .
Smoga bermanfaat. . .
Apakah Yesus tahu di dalam dirinya ada Bapak?, (seandainya Maria masih hidup saya merasa yakin beliau juga gak tahu bahwa dlm diri Yesus ada Bapak) karena yang tahu cuma umat Kristen pada saat konsili nicea setelah sekian ratus tahun Yesus tiada. Saya bertambah bingung kalau ditanya sejak kapan Bapak meraga sukma ke dalam Yesus….salam ikhlas
Shalom Inu,
Karena pada saat penjelmaan-Nya menjadi manusia Yesus juga tetap Allah, maka Ia selalu berada dalam kesatuan dengan Allah Bapa. Lalu tentang apakah Bunda Maria mengetahui bahwa Yesus adalah Allah (Anda mengatakan bahwa ada Allah Bapa di dalam Yesus), tentu saja Maria mengetahuinya, sebab hal itu dikatakan oleh Malaikat kepadanya, “Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan…. Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.” (Luk 1:31-35). Namun tentu penghayatan Maria tentang apa yang diimaninya ini terus bertambah sampai akhir hidupnya di dunia.
Adalah keliru anggapan yang menyangka bahwa Yesus baru dianggap sebagai Tuhan pada saat Konsili Nicea di tahun 325. Hal ke-Tuhanan Yesus telah diimani oleh para rasul, terutama sejak wafat dan kebangkitan-Nya dari kematian, dan sejak saat itu sudah diajarkan oleh Gereja. Silakan membaca di sini tulisan- tulisan ajaran para Bapa Gereja sebelum tahun 325 tentang ke-Allahan Yesus, silakan klik. Bahwa di tahun 325 kemudian ditegaskan secara definitif, itu disebabkan karena saat itu berkembang ajaran sesat Arianisme, sehingga Gereja perlu merumuskan ajarannya dengan lebih jelas. Jika Anda tertarik untuk mengetahui tentang topik Allah Trinitas ini, silakan klik di sini.
Ke-Tuhanan Yesus sudah diajarkan oleh Kristus sendiri, melalui segala ajaran dan perbuatan-Nya. Silakan, jika Anda tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang hal ini, untuk membaca artikel- artikel berikut ini:
Mengapa orang Kristen percaya bahwa Yesus itu Tuhan?
Kristus yang kita imani = Yesus menurut sejarah
Yesus Tuhan yang dinubuatkan oleh Para Nabi
Maka jika ditanya sejak kapan ada Allah Bapa di dalam Allah Putera? Jawabnya adalah sejak kekekalan, bahkan sebelum awal mula dunia. Sebab Kristus Sang Allah Putera adalan Sang Firman selalu ada bersama- sama dengan Allah Bapa. Kitab Suci mengajarkan,
“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.” (Yoh 1:1-3)
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
”,,,,,Dan Allah akan mengkaruniakan kepdaNya tahta,,,,”ada yg memberi ada yg menerima,,berarti ada 2 pihak
[dari katolisitas: Itulah sebabnya Umat Katolik mempercayai tiga Pribadi dalam Trinitas, namun satu kodrat. Silakan membaca artikel tentang Trinitas untuk mengetahui “kodrat” dan “pribadi”.]
Redaksi Yth.
Masalah Trinitas menjadi akar masalah menimbulkan polemik, apakah kita tidak terlalu untuk mengambil satu ayat yang hanya ada di Yohannes untuk memproklamirkan Konsep Trinitas ? Konsep yang sepertinya begitu besar, begitu agung, begitu dahsyat hanya diproklamirkan di Yohanes dan itu pun perlu interprestasi atau tafsir yang menimbulkan banyak tafsir, tafsir katolik beda, Mormon beda, saksi Yehuwa beda, dan masing-masing punya alasan yang kuat, kenapa begitu ???? Kenapa manusia dan nabi-nabi pada zaman PL tidak begitu antusias dengan masalah ketuhanan Trinitas ini ? Kenapa ajaran PL ini seolah ada yang kadaluarsa ? Padahal Allah itu sama dari dulu sampai selama-lamanya? Tentu ajarannya juga tidak akan berubah ??
Yesus kalau berdoa kenapa harus sendiri, kenapa tidak mengajak murid-muridNya untuk memberi teladan bahwa lebih dari dua orang meminta kepadaNya akan lebih didengar (berjamaah di Islam ?)
Ada satu lagi di pikiran saya, Yesus adalah Tuhan, ketika dia hendak menjalankan takdirnya dia berkata Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki.
yang saya lihat : Yesus sebagai Tuhan dan manusia tentu sudah tau walau derita apa yang dihadapinya dalam prosesi penyaliban adalah demi terlaksananya Rancangan Agung, kenapa harus mau mengelak dari tugas ? Yesus itu walau manusia tapi manusianya adalah manusia pilihan yang lebih dari manusia yang lain karena lahir dari Roh Kudus, dari perawan Maria, sedangkan Ishak yang dikurbankan adalah manusia biasa saja hendak dikurbankan ayahnya tidak berontak atau memohon supaya jangan dikurbankan, dia menerima pasrah dan banyak lagi manusia martir lainnya karena keyakinannya tidak takut menghadapi penderitaan dan maut termasuk Man Bomb (manusia bom bunuh diri) yang karena keyakinannya tersenyum menghadapi maut, apakah Yesus lebih lemah dari mereka manusia biasa ?
Shalom Frist Marbun,
Terima kasih atas pertanyaan anda sekitar Trinitas dan kristologi. Walaupun kata Trinitas sendiri tidak ada di dalam Kitab Suci, namun ada banyak ayat-ayat yang mendukungnya dan tidak hanya dari kitab Yohanes seperti yang anda sebutkan. Anda dapat melihat diskusi dan artikel tentang Trinitas di sini – silakan klik. Bahwa ada banyak diskusi tentang hal ini dan masing-masing pihak mempunyai pendapat yang berbeda-beda bukanlah hal yang aneh, karena memang Trinitas adalah pribadi Allah yang paling sulit dimengerti oleh manusia. Namun, bagi umat Katolik, kami dapat melihat apa pengertian Trinitas yang sesungguhnya dari Magisterium Gereja. Di satu sisi, kita tidak dapat menyimpulkan bahwa sesuatu tidak benar karena sulit untuk diterangkan atau banyak orang mempunyai perbedaan pendapat. Bukankah kita mempercayai “cinta” walaupun sulit diterangkan dan banyak ahli juga mempunyai pendapat yang berbeda-beda?
Para nabi di dalam Perjanjian Lama memang belum membicarakan Trinitas secara jelas, karena memang Trinitas hanya dapat dengan jelas diterangkan dengan melihat kepenuhan rancangan keselamatan Allah dalam diri Yesus, yang sungguh Allah, sungguh manusia. Namun, bukan berarti sama sekali tidak ada ayat-ayat yang mendukung konsep Trinitas dalam PL. Allah memang dari dulu, sekarang dan akan datang adalah sama untuk selama-lamanya. Namun, kita mengakui bahwa Allah yang sama, mewahyukan Diri dan mengajar manusia secara bertahap sampai mencapai puncaknya dengan misteri Inkarnasi. Jadi, tidak ada ajaran yang berubah, melainkan ajaran yang sama diwahyukan secara bertahap dan lebih jelas.
Anda bertanya bahwa kalau Yesus berdoa, kenapa harus sendiri? Kalau kita membaca Kitab Suci, tentu saja kita tahu bahwa pernyataan ini tidak seluruhnya benar. Memang benar bahwa dalam beberapa kesempatan, Yesus berdoa sendiri. Namun, sama benarnya bahwa Yesus juga mengajarkan para murid untuk berdoa bersama, terutama pada saat Perjamuan Terakhir. Dari sini, kita dapat belajar bahwa doa pribadi adalah penting, namun doa bersama yang diwujudkan dalam Sakramen Ekaristi adalah begitu penting.
Tentang doa Yesus di taman Getsemani, maka kita melihat bahwa Yesus adalah sungguh Allah dan sungguh manusia. Dalam kemanusiaan-Nya, Yesus berdoa agar jika memungkinkan piala tersebut berlalu, karena sebelum penderitaan-Nya, Kristus telah melihat secara jelas apa yang akan terjadi, – bukan hanya karena penderitaan yang akan dialaminya, namun terlebih karena penolakan manusia terhadap Allah. Bahkan sesungguhnya, penderitaan Kristus yang terberat adalah di taman Getsemani, yaitu pada saat Dia merenungkan penolakan manusia akan kasih Allah. Bayangkan betapa orang tua akan sungguh menderita kalau dia melihat anaknya tersesat, hidup jahat dan kemudian akan membawanya ke neraka. Sekarang bayangkan bahwa Yesus (dengan beatific vision) dapat merenungkan berapa banyak manusia yang menolak-Nya, mulai dari manusia pertama sampai manusia terakhir. Di tengah pemberian kasih-Nya, Dia melihat manusia secara sadar menolak pemberian-Nya, sehingga mereka masuk ke dalam Api Neraka. Anda dapat melihat pembahasan ini di sini – silakan klik.
Namun, keinginan Yesus ini akan senantiasa sejalan dengan keinginan Bapa, karena untuk itulah Dia datang ke dunia. Dan hal ini terbukti dengan perkataan-Nya “Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!” (Mat 26:42) Kita akan dapat menangkap kodrat Kristus yang sesungguhnya, kalau kita menerima semua ayat yang menunjukkan bahwa Dia mempunyai kodrat manusia maupun yang menunjukkan bahwa Kristus juga mempunyai kodrat Allah. Menampik salah satu kodrat ini dapat membawa pada pengertian yang salah tentang kristologi. Semoga penjelasan ini dapat berguna.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Salam dalam Kasih Yesus Kristus,
Salam damai bagi semuanya,
Bolehkah saya bertanya, Apakah isi Cawan yang diminum Yesus itu?
Apakah Gereja Katolik mengetahuinya dengan pasti apa sebenarnya isi Cawan itu, karena saya mendapatkan jawaban yang kadarnya sangat berat dari sumber tertentu, sehingga saya ingin tahu jawabannya dari Katolisitas.
Terima kasih,
Salam
Shalom Fx. Slamet,
Dalam Injil tercatat bahwa isi cawan yang diminum oleh Yesus pada saat Perjamuan Terakhir adalah anggur (lih Mat 26:26-29; Mrk 14:22-25; Luk 22: 17-20) yang melalui perkataan sabda-Nya, “…Inilah darah-Ku” (Mat 26:28, Mrk 14:24) diubah menjadi darah-Nya.
Memang dewasa ini ada orang-orang tertentu yang mempunyai berbagai teori tentang isi cawan ini, yang umum dihubungkan dengan istilah “the holy grail“, sebagaimana dapat dibaca di link ini, silakan klik. Gereja Katolik tidak dapat menerima kisah-kisah legenda macam itu, karena kisah-kisah tersebut baru muncul di abad-abad pertengahan dan di banyak hal berbeda dengan kebenaran sejarah. Berikut ini adalah kesimpulan yang kami kutip dari bagian terakhir artikel yang terdapat di New Advent Catholic Encyclopedia tentang The Holy Grail tersebut:
“A word as to the attitude of the Church towards the legend. It would seem that a legend so distinctively Christian would find favour with the Church. Yet this was not the case. Excepting Helinandus, clerical writers do not mention the Grail, and the Church ignored the legend completely. After all, the legend contained the elements of which the Church could not approve. Its sources are in apocryphal, not in canonical, scripture, and the claims of sanctity made for the Grail were refuted by their very extravagance. Moreover, the legend claimed for the Church in Britain an origin well nigh as illustrious as that of the Church of Rome, and independent of Rome. It was thus calculated to encourage and to foster any separatist tendencies that might exist in Britain. As we have seen, the whole tradition concerning the Grail is of late origin and on many points at variance with historical truth.”
Mari berpegang kepada kebenaran yang diajarkan oleh para Rasul dan para penerus mereka, daripada kisah-kisah legenda ataupun mitos yang ditulis berabad-abad kemudian, tidak dapat dipastikan baik sumber maupun kebenarannya.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Apa pernah YESUS berdoa KEPADA DIRINYA SENDIRI? Lihatlah gambar YESUS di dinding rumah kalian, DIA BERDOA MENGHADAP KEPADA SIAPA?
Kenapa anda TIDAK MENGIKUTI AJARANNYA?
Contoh saat2 Yesus berdoa:
Mat. 14:23 Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ.
Mat. 26:36 Maka sampailah Yesus bersama-sama murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: “Duduklah di sini, sementara Aku pergi ke sana untuk berdoa.”
Mrk. 14:32 Lalu sampailah Yesus dan murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Kata Yesus kepada murid-murid-Nya: “Duduklah di sini, sementara Aku berdoa.”
Luk. 6:12 Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman IA BERDOA KPD ALLAH.
Luk. 9:28 Kira-kira delapan hari sesudah segala pengajaran itu, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa.
TUHAN TIDAKLAH PERLU BERDOA, JIKA BERKEHENDAK CUKUP: JADI, MAKA TERJADILAH!!
Imanilah ajaran Yesus, resapi dan amalkan.
[dari katolisitas: Saya telah memberikan argumentasi mengapa umat Kristen percaya bahwa Yesus adalah Tuhan walaupun Dia berdoa di tanya jawab di atas – silakan klik. Kalau anda tidak setuju, maka silakan memberikan argumentasi.]
knp mesti yesus disalib untuk menebus dosa2 manusia? ini sangat tidak logis dgn kemaha an allah itu sendiri,,,
1-mana lbh maha nya allah dgn mengampuni langsung hambanya atas segala salah,sebagaimana yg telah dperbuat adam dan hawa dan hamba2 lain nya,tanpa ada penyaliban,,
++++ atw ++++
2-mengampuni hambanya menyalibkan dirinya sendiri inkarnasi menjadi manusia??
[dari katolisitas: silakan melihat artikel ini – silakan klik dan ini – klik ini]
Terima kasih kepada katolitas org.
semoga Roh Kudus berserta kalian.
topik yang dibincangkan di atas tepat pada masanya.
sebenarnya saya skrg amat bingung akan kata-kata “Tuhan, Tuhan mengapa engkau meninggalkan aku”. kadang-kadang iman menjadi tergugat dan ada keraguan dalam iman… namun sekarang semuanya sudah jelas…. saya sangat terharu dgn (MZ 22). sesungguhnya alkitab itu menerangkan sebaik-baik kejadian.
jwab pke logika anda dgn baik2 krna tdk ada gunax tuhan menciptakan logika klu tdk dipakai
1. Kenapa tuhan minta tolong, apalagi ada kata meninggalkanku apa mungkin yesus meninggalkan dirinya sendiri?
2. Tuhan maha kuasa mana yang hrus berdoa?
Shalom Ady,
Terima kasih atas tanggapannya. Alangkah baiknya kalau anda dapat membaca tanya jawab yang saya berikan di atas – silakan klik, yang menuliskan alasan Yesus berdoa adalah 1) kodratnya sebagai Tuhan dan juga sebagai manusia yang mempunyai dua keinginan, 2) untuk kepentingan manusia, sehingga manusia dapat meniru apa yang telah dilakukan-Nya. Jadi, menjawab pertanyaan anda:
1. “Kenapa tuhan minta tolong, apalagi ada kata meninggalkanku apa mungkin yesus meninggalkan dirinya sendiri?” Jawabannya adalah karena selain Yesus mempunyai kodrat Tuhan, Dia juga mempunyai kodrat manusia. Dan kata “meninggalkanku” adalah merupakan kutipan dari mazmur 22, yang dibuka dengan meninggalkan, namun ditutup dengan pujian kepada Tuhan. Doa Yesus ini juga menjadi pelajaran buat manusia, agar senantiasa berdoa dalam kondisi apapun.
2. “Tuhan maha kuasa mana yang hrus berdoa?” Jawabannya adalah Tuhan yang selain maha besar juga Immanuel, yaitu Allah yang beserta manusia, yang turun ke dunia dan mengambil kodrat manusia, sehingga Dia dapat menunjukkan jalan yang seharusnya ditempuh oleh manusia. Inilah pernyataan kasih terbesar dari Tuhan kepada manusia, sehingga Dia rela untuk menjadi manusia, menderita, dan mati untuk manusia yang dikasihi-Nya, sehingga manusia mempunyai kesempatan untuk dapat masuk dalam Kerajaan Sorga. Anda dapat membaca artikel tentang kesempurnaan rancangan keselamatan Allah di sini – silakan klik.
Semoga penjelasan di atas dapat diterima.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Salam damai…
Tentang ke-Tuhan-an Yesus,dg segenap keterbatasan akal sy sbg manusia,sy pny gambaran begini:
Allah punya kasih yg sangaaat besar,shg kmd Dia menciptakan manusia (berikut alam semesta) sbg tempat dmana Dia dpt melampiaskan kasih-Nya yg tak trbatas.Stlh manusia dciptakan,lama2 Allah melihat kok manusia begitu mudah jatuh dlm dosa.kenapa ya?? Maka Allah pun memutuskan utk mengambil rupa sbg manusia (yaitu yg dpanggil manusia dg nama ‘Yesus’ itu).Tujuan Allah mjd Yesus adl utk merasakan,seperti apa sih sbnrnya mjd manusia ciptaanNya?Sbg Yesus itulah,Allah ikut merasakan ‘sulit’nya mjd manusia.Ia sengaja membuat skenario (Allah kan Sutradara kehidupan,hehe..)shg Ia mengalami dcaci maki,dsiksa n dsalib smpai mati.saking menghayatinya Allah wkt brperan jd manusia,Allah dlm diri Yesus ikut merasakan apa yg drasakan manusia,yaitu rasa takut,rasa sakit,sedih dll (trwujud dlm seruan Eli,Eli lama sabakhtani,dll).Dg penderitaan tiada tara,dsiksa dan mengalami kematian,maka Allah (dlm rupa Yesus) telah sempurna merasakan penderitaan manusia.Lalu Ia bangkit,kembali ktahta surga dg brpesan pd manusia yg kasarannya begini: manusia,ini lho Aku sdh merasakan jd kamu.Aku sdh tahu beratnya jd kamu,krn Aku sdh sengaja membuat diriku menderita hbs2an smpai mati.Jd,klo kamu hdp didunia menderita,jgn mengeluh.Aku,penciptamu aja sdh turun tangan lgsg mengalami lbh berat darimu.hrsnya km semangat,n percaya pd Ku,maka kamu jg akan selamat,bangkit dr mati,n hdp dsurga sama Aku..seperti yg uda Aku alami waktu jd Yesus itu loh..
Hehe..itulah gambaran saya utk mengimani bhw Yesus itu SUNGGUH ALLAH (dg kapasitas otak kerdil sy sbg manusia tentunya)
[dari katolisitas: penjelasan lengkap tentang hal ini dapat dilihat di artikel: Kesempurnaan rancangan keselamatan Allah – silakan klik]
gambaran yg sangat lucu tanpa dasar yg kuat,..justru melemahkan keimanan,..
allah kepingin tau gimana jd manusia yg notabene ciptaannya sendiri,..
Shalom Arius,
Terima kasih atas beberapa komentar yang anda tuliskan. Saya tidak akan menjawab semua komentar-komentar anda, karena telah begitu banyak diskusi tentang hal ini. Kalau memang anda tidak setuju dengan penjabaran di atas, maka anda dapat memberikan argumentasi yang lebih baik dari komentar yang anda tuliskan. Kalau anda ingin berdiskusi tentang ke-Allahan Yesus, saya mohon agar anda dapat membaca beberapa artikel kristologi di bawah ini:
Iman Katolik bersumber pada Allah Tritunggal dan berpusat pada Kristus, Allah yang menjelma menjadi manusia untuk menyelamatkan kita. Inkarnasi, Allah menjadi manusia, adalah perbuatan Tuhan yang terbesar, yang menunjukkan segala kesempurnaanNya: KebesaranNya, namun juga KasihNya yang menyertai kita. Penjelmaan Allah ini telah dinubuatkan oleh para nabi. Yesus Kristus yang kita imani sekarang adalah sungguh Yesus Tuhan yang ber-inkarnasi dan masuk ke dalam sejarah manusia, karena Yesus sungguh Allah dan sungguh manusia.
Cobalah untuk membaca beberapa link yang saya berikan, dan setelah itu, anda dapat memberikan argumentasi lebih lanjut. Semoga dapat diterima.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
didlm injil yesus sendiri brkata bahwa dirinya hnylh utusan bkn tuhan,hny injil yohanes yg mnytkn bhw yesus itu tuhan dmn ada ayat yg brbunyi ‘aku dan bapa adalah satu’ tapi stlh dikoreksi ayat ini trnyt ganjil,injil matius’bukan dia yg berseru kepadaku tuan tuhan akan masuk kdlm sorga mlainkan dia yg mngikuti kehendak bapaku yg disorga,nah bgm itu???msh bnyk sbnrx prnyataan yesus yg mnytkn bhw dirinya bknlh tuhan,yg menuhankan yesus adalah paulus n pengikutnya,maaf klo prtnyaan sy trllu keras tapi inilah kenyataan yg sy tahu slm ini,trims
Shalom Joni,
Di dalam Injil Yohanes, Yesus memang mengatakan berkali-kali bahwa “Bapa mengutus Aku” (Yoh 5:36,37; 6:44,57; 8:18; 12:49; 14:24; 17:21,25; 20:21). Namun di Injil Yohanes yang sama, juga disebutkan bahwa walaupun diutus oleh Bapa, Yesus bukan sekedar utusan; namun Ia adalah Allah sendiri, yaitu Sang Firman yang menjadi manusia.
Demikian kutipannya:
“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan…. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.” (Yoh 1:1-3, 14)
…. Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya. (Yoh 1:16-18)
Ayat- ayat di atas jelas mengatakan bahwa Firman Allah yang adalah Allah sendiri, yang menjadi manusia. Sang Firman ini adalah Yesus Kristus Allah Putera yang datang dari Allah Bapa, untuk menyatakan Allah Bapa kepada manusia. Itulah sebabnya Yesus mengatakan, “Aku dan Bapa adalah satu” (Yoh 10:30).
Ayat- ayat di atas hanya salah satu dasar yang menyebabkan umat Kristiani percaya bahwa Yesus adalah Allah, karena Allah melalui Sabda-Nya menyatakan demikian. Pada saat penjelmaan-Nya di dunia, Yesus yang adalah Allah Putera, mengambil rupa sebagai manusia, sehingga melalui Inkarnasi tersebut Yesus disebut sebagai sungguh Allah, namun juga sungguh manusia. Jadi pada saat Yesus mengatakan bahwa Bapa lebih besar dariNya (Yoh 14:28), itu karena Ia mengacu kepada kodrat-Nya sebagai manusia; namun pada saat Ia mengatakan Ia dan Bapa adalah satu (Yoh 10:30) itu karena Ia mengacu kepada kodrat-Nya sebagai Allah Putera. Hal ini memang tidak dapat dipahami sepenuhnya, jika kita hanya mengandalkan logika manusia. Namun jika kita mempunyai iman untuk mempercayai apa yang diwahyukan Allah tentang Diri-Nya, maka kita dapat menerima hal ini sebagai kebenaran, yang ternyata juga dapat diterima secara logika.
Silakan jika anda tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang mengapa umat Kristiani percaya bahwa Kristus adalah Tuhan, untuk membaca beberapa artikel berikut ini, silakan klik di judulnya:
Mengapa Orang Kristen Percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan?
Kristus yang kita imani= Yesus menurut sejarah
Yesus, Tuhan yang dinubuatkan oleh para nabi
Inkarnasi adalah Immanuel, Allah yang beserta kita
Yesus, sungguh Allah sungguh manusia
Trinitas, Satu Tuhan dalam Tiga Pribadi
Apakah Yesus hanya sekedar utusan
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
logika adalah pemberian dari sang pencipta…
oleh karena itu logika sangat penting untuk digunakan…
saya mengambil text anda
“Jadi pada saat Yesus mengatakan bahwa Bapa lebih besar dariNya (Yoh 14:28), itu karena Ia mengacu kepada kodrat-Nya sebagai manusia; namun pada saat Ia mengatakan Ia dan Bapa adalah satu (Yoh 10:30) itu karena Ia mengacu kepada kodrat-Nya sebagai Allah Putera.”
pernyataan : Ini penjelasan yang tidak bisa di terima akal, Kesannya kalimat ini terlalu memaksakan supaya mendapatkan arti yang mengarah kalau yesus adalah tuhan. Padahal sudah jelas Bapa lebih besar dari aku. jadi anda seakan memaksakan kalau Yesus itu adalah Tuhan, pada hal dia sendiri tidak mau dianggap lebih besar dari pada bapa nya.
tapi saya tidak tahu, apakah karena saya hanya seorang mahasiswa makanya pendalaman saya belum matang, atau memang sudah banyak orang yang di butakan zaman sekarang ini. Pada hal kalimatnya mudah di cerna..
Shalom Senyum,
Terima kasih atas komentarnya. Mengapa penjelasan tersebut tidak dapat diterima akal? Bahwa Yesus sungguh manusia dan sungguh Allah memang dijelaskan di dalam Alkitab. Kalau Yesus mengatakan bahwa Bapa lebih besar dari Yesus, karena memang Yesus mempunyai kodrat manusia. Namun, di satu sisi, Alkitab juga memberikan begitu banyak bukti bahwa Dia adalah Allah, seperti: mengampuni dosa, Dia adalah Firman yang bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah, Dia tidak menolak penghormatan rasul Tomas yang mengatakan “ya Tuhanku dan Allahku”. Kami menerima dua kodrat Yesus ini, karena itulah yang diwahyukan oleh Allah sendiri. Untuk menerima kemanusiaan Yesus, namun menolak ke-Allahan Yesus adalah tidak menerima wahyu Allah secara lengkap. Silakan membaca beberapa artikel Kristologi di bawah ini, yang membuktikan bahwa Kristus adalah Tuhan:
Iman Katolik bersumber pada Allah Tritunggal dan berpusat pada Kristus, Allah yang menjelma menjadi manusia untuk menyelamatkan kita. Inkarnasi, Allah menjadi manusia, adalah perbuatan Tuhan yang terbesar, yang menunjukkan segala kesempurnaanNya: KebesaranNya, namun juga KasihNya yang menyertai kita. Penjelmaan Allah ini telah dinubuatkan oleh para nabi. Yesus Kristus yang kita imani sekarang adalah sungguh Yesus Tuhan yang ber-inkarnasi dan masuk ke dalam sejarah manusia, karena Yesus sungguh Allah dan sungguh manusia.
Semoga jawaban ini dapat diterima.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Shalom Katolitas, mohon pencerahan point berikut:
PENCIPTAAN MANUSIA MENURUT BAYANGAN ATAU ‘GAMBAR RUPA SANG PENCIPTA’ ITU SENDIRI.
– Menurut Kitab Kejadian Yahudi & Kristen. Tetapi sedihnya menurut Quran Islam… manusia langsung TIDAK menyerupai bayangan rupa (gambar Allah). Makanya itu; islam terus menerus lari dari landasan pengetahuan ttg rencana penyelamatan Allah dan orang islam bingung atau sumbang dalam karya penyelamatan oleh Allah..
– Adam dan Hawa = manusia rupa Allah yg jatuh ke dalam dosa. ALLAH BERTANGGUNGJAWAB DAN MENYELESAIKAN HAL INI menurut kitab Yahudi & Kristen saja. Manusia harus ditebus. Islam menolak rencana penebusan.
– Manusia harus bersatu dengan korban Yesus supaya menjadi satu tubuh dengan Yesus (Allah & manusia).
NUBUAT PENYELAMATAN – KEHADIRAN YESUS KRISTUS.
– Perjanjian demi perjanjian antara Allah dan Manusia melalui Nabi-Nabi.
– Menurut sejarah pihak manusia saja yang memungkiri. (rujuk sejarah dalam Alkitab. Sebab Quran tidak mencatat peristiwa ini). Maka itu….
ALLAH SENDIRI HARUS TURUN BERTANGGUNGJAWAB TERHADAP PERJANJIAN DAN MENGGENAPI FIRMANNYA MELALUI YESUS KRISTUS.
– Kehadiran Yesus Kristus dan memperbaharui perjanjian lama menjadi Perjanjian Baru.
KASIH ALLAH ITU NYATA.
– Firman Allah menjadi manusia.
* Kini doa-doa kita sangat berasas dan berfakta mengatakan Allah yang maha rahim kerana nampak perbuatan Nya sejak Adam dan sempurna dalam rencana penyelamatan Allah sehingga salib.
KESIMPULAN
* Kesempurnaan rencana penyelamatan Allah dilihat melalui tindakan Yesus Kristus.
Terima kasih.
[dari katolisitas: artikel tentang kesempurnaan rancangan keselamatan Allah mungkin dapat membantu – silakan klik.]
Saya menangkap ayat itu sebagai berikut sesungguhnya Allah Putra benar-benar mengalami penderitaan, saat dsalib, bukan saja secara fisik tetapi jg secara rohaniah, batin. Bahwa Allah pernah hadir dalam sejarah manusia dan juga ikut merasakan penderitaan sebagaimana manusia rasakan, ikut merasa kesepian dan ditinggalkan itu adalah FAKTA. Salib Yesus adalah tanda itu!
Dulu ketika sedang sedih, kecewa terhadap TUHAN karena berkali2 gagal, saya pernah berpikir jika suatu saat saya mati, saya akan menantang dan menggugat TUHAN di Takhta-Nya yg Kudus saya akan katakan demikian: ” Engkau hanya tahu minta disembah, dan tidak mengerti bagaimana rasayanya menderita seperti aku di dunia, Engkau kira enak jadi manusia? Gampang apa? !”
Tiba2 saya menjadi tersadar, seperti ada suara yg berkata dalam diri saya sendiri ” BUKANKAH AKU TELAH MENJADI MANUSIA DAN MENJALANI SEMUA PENDERITAAN DEMI ENKAU?”
Seketika itu saya menjadi sadar dan menangis sejadi-jadinya dan memohon ampun kepada-Nya atas kelancangan saya!
Jika saja TUHAN tidak pernah menjadi manusia seperti yg diyakini oleh umat agam lain, saya tidak takut akan mendakwa TUHAN, tetapi Sungguh kita tidak bisa mendakwa TUHAN karena ia telah hadir dalam sejarah umat manusia 2000 tahun lalu, Imanuel Tuhan beserta kita.
Salam
kalo menurut saya Yesus itu bukan Tuhan dan Yesus itu sendiri tidak ikhlas ketika disalib. buktinya dia berkata Eli, Eli, lama sabakhtani yang artinya : tuhanku tuhanku kenapa kau meninggalkanku?
Andaikan ikhlas tentunya berkata “tuhanku aku rela disalib demi mu.”
kalimat di atas jelas sekali menandakan ketidakpahaman yesus karena tuhan meninggalkannya?
Kalimat di atas juga menunjukkan bahwa Yesus ternyata juga punya Tuhan. Tuhan kok punya tuhan ?
[dari katolisitas: silakan melihat jawaban di atas – silakan klik. Anda dapat menanggapi setelah anda membaca jawaban di atas]
Salam sejahtera Saudara2 ku,
Seorang manusia menjadi baik atau jahat, hal tsbt tergantung dari keadaan serta cara dalam mengunakan “Akal” mereka masing2..
Jika manusia sdh Dewasa, mrk telah bisa mengunakan :”Akal” mrk dgn baik ( tdk termasuk org gila atau dibawah umur atau manula sdh pikun )…Maka pergunakan lah Akal mu tsbt dgn sebaik2 nya…Lalu berpikirlah dgn jernih serta pergunakan lah hati ( ahlak) mu dlm mengambil keputusan atau melakukan sesuatu di dunia ini.
Dosa atau kesalahan dari setiap masing2 manusia tsbt, adalah dosa atau kesalahan yg telah mereka lakukan / sebabkan secara sendiri….Dosa atau kesalahan seseorang tidak lah dibebankan atau disebabkan thdp org lain.
Jika mmg Engkau sdh dewasa…Belajarlah…Cari serta kejarlah….atas semua sumber dan Ilmu di dunia ini…Ketahuilah serta pelajarilah sebaik2 nya engkau bs pelajari…atas semua hal dgn seksama dan sebaik2nya….Pergunakanlah “Akal sehat” mu….Ambilah keputusan serta tindakan mu dengan mengunakan pikiran serta hati (ahlak) mu…karena “Akal” yg ada dlm diri manusia adalah berkah dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Who’s create this World ?…
Why we are in this world ?..
Yesus is God ?…
Allah is Father ?..
Knp pd saat tsbt Yesus mesti berkorban utk menebus dosa2 manusia ( yg hidup pd jaman tsbt) ?…sedangkan dosa tsbt bkn dilakukan oleh beliau ?…
Apakah manusia dijaman sekarang (setelah Yesus wafat), jk mereka telah melakukan dosa dgn sendirinya, dosa mereka akan ditebus oleh Yesus ?…padahal dosa tsbt diakibatkan serta dilakukan oleh diri mereka sendiri ?..
Kemana Akal kita akan kita pergunakan ?…Apa yang mesti kita lakukan ?…
Hanya Akal serta Hati nurani kita yg bisa menjawab hal tersebut diatas.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membimbing serta memberi kita jalan yang terbaik bagi kita semua.
Salam,
Shalom Manusia,
Terima kasih atas tanggapannya dan usulannya untuk menggunakan akal. Memang manusia diberikan akal budi, sehingga manusia mempunyai kemampuan untuk mengetahui dan mengasihi Penciptanya. Kalau anda ingin berdiskusi tentang ke-Allahan Yesus, silakan untuk membaca beberapa artikel tentang Kristologi berikut ini, dimana beberapa artikel mempergunakan filosofi – sesuai dengan usulan anda.
Iman Katolik bersumber pada Allah Tritunggal dan berpusat pada Kristus, Allah yang menjelma menjadi manusia untuk menyelamatkan kita. Inkarnasi, Allah menjadi manusia, adalah perbuatan Tuhan yang terbesar, yang menunjukkan segala kesempurnaanNya: KebesaranNya, namun juga KasihNya yang menyertai kita. Penjelmaan Allah ini telah dinubuatkan oleh para nabi. Yesus Kristus yang kita imani sekarang adalah sungguh Yesus Tuhan yang ber-inkarnasi dan masuk ke dalam sejarah manusia, karena Yesus sungguh Allah dan sungguh manusia.
Dan iman kepada Yesus sebagai Allah dan karya penebusan-Nya bukanlah sesuatu yang tidak masuk diakal. Anda dapat membaca tentang rancangan keselamatan Allah di sini – silakan klik. Berikut ini adalah beberapa prinsip untuk menjawab keberatan anda:
1. Allah adalah kudus dan kekudusan adalah berlawanan dengan dosa. Dengan demikian, yang memisahkan manusia dengan Allah adalah dosa. Manusia adalah berdosa, baik dosa asal (dosa turunan – lihat diskusi ini di sini – silakan klik), maupun dosa pribadi (dosa yang dilakukan setelah manusia dapat membedakan baik dan jahat).
2. Manusia mempunyai dosa asal dan dosa pribadi. Dosa-dosa ini membuat hubungan Allah dan manusia terputus dan manusia terpuruk dalam kubangan dosa dan tidak mungkin melepaskan dari kubangan ini. Untuk itulah Yesus, yang sungguh Allah dan sungguh manusia datang untuk melepaskan manusia dari kubangan dosa ini, sehingga hubungan yang telah terputus dengan Allah dapat tersambung kembali, dengan pengorbanan Yesus di kayu salib.
3. Dan rahmat yang mengalir dari kayu salib menjadi rahmat pembaptisan. Dengan demikian, manusia yang dibaptis dihapuskan dari dosa asal dan dosa pribadi yang dilakukan sebelum dibaptis. Dosa-dosa yang dilakukan manusia setelah baptisan harus dipertanggungjawabkannya secara pribadi di hadapan Allah. Namun, Allah telah memberikan Roh Kudus pada waktu seseorang dibaptis, yang memampukannya untuk hidup kudus, kalau orang tersebut terus bekerjasama dengan rahmat Allah.
Semoga dengan link-link yang saya berikan dan jawaban singkat di atas, minimal anda dapat melihat bahwa iman Katolik adalah iman yang masuk akal dan dapat dipertanggungjawabkan. Jawaban pertanyaan anda yang menyangkut Trinitas dapat dibaca di sini – silakan klik.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Yesus pada saat digantung di kayu salib, memang Dia berkata : Mengapa Allah meninggalkannya.
Hal itu tidaklain supaya para saksi hidup dan semua orang yang membaca kisah penyaliban dapat mengambil kesimpulan, bahwa Dia saat masih menapakkan kakinya dibumi (belum disalib) menunjukkan jelas “Roh Allah” dalam diriNya.
Jadi dengan kata lain membuktikan memang Dia manusia Illahi, contoh kasar: apabila ada orang yang kerasukan roh syaitan maka yang keluar dari mulut orang tersebut suara syaitan, jadi jelas karena Yesus waktu hidup sebagai manusia dimana “Roh Allah” bediam di dalam diriNya maka yang keluar dari mulut Yesus suara Allah, oleh karena itu Dia Yesus Kristus disebut “Kalam Hidup”, atau penjabaran sederhana yaitu : “Yesus adalah Kalimat Allah karena Roh dari padaNYA”.
Kalau mau menguji pikiran / akal bagi semua orang, coba baca sekedar untuk mengetahui misteri terselubung dari ayat-ayat Injil dan Alquran, hal inilah yang tidak mau dipahami oleh semua pihak sehingga selalu terjadi perselisihan :
[dari katolisitas: dua link saya hapus]
Shalom Fikar,
Terima kasih atas tanggapannya. Secara prinsip memang benar bahwa Roh Allah ada dalam diri Yesus. Namun, agar tidak menimbulkan kesalahpahaman, maka saya juga ingin menegaskan bahwa Roh Allah bukan hanya ada pada diri Yesus, namun Yesus itu sendiri adalah Allah, sang Sabda yang menjadi manusia. Semoga dapat memperjelas.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – http://www.katolisitas.org
Damai sejahtera
bapak Stef saya senang dengan adanya situs ini, yang memberikan pengetahuan tentang khususnya agama katolik,semoga bapak selalu diberikan berkat dan rahmat Nya.
Dear katolisitas,
Dalam ajaran Katholik kita tidak mengenal adanya reinkarnasi, melainkan hanya inkarnasi dimana Allah menjelma menjadi manusia melalui Yesus Kristus.
Tetapi dalam kenyataan, banyak umat Katolik khususnya yg mempercayai adanya reinkarnasi, dimana seseorang bisa hidup dalam 2 masa, yaitu masa lalu (bahkan ada yg menyatakan pernah hidup sblm masa Yesus) dan juga masa sekarang. Mereka meyakini begitu dalam, meskipun dalam praktek kehidupan sehari-hari tidak ada yang aneh, hanya mereka percaya bahwa mereka pernah hidup mengisi masa lalu.
Bgmn tanggapan dan penjelasan tentang hal ini.
Shalom,
Ade A.
Shalom Ade,
Kepercayaan tentang reinkarnasi jelas bertentangan dengan ajaran Alkitab dan ajaran Gereja Katolik.
Katekismus mengajarkan berdasarkan ayat Alkitab, demikian:
KGK 1013 Kematian adalah titik akhir penziarahan manusia di dunia, titik akhir dari masa rahmat dan belas kasihan, yang Allah berikan kepadanya, supaya melewati kehidupan dunia ini sesuai dengan rencana Allah dan dengan demikian menentukan nasibnya yang terakhir. "Apabila jalan hidup duniawi kita yang satu-satunya sudah berakhir" (LG 48), kita tidak kembali lagi, untuk hidup beberapa kali lagi di dunia. "Manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja dan sesudah itu dihakimi" (Ibr 9:27). Sesudah kematian tidak ada "reinkarnasi".
Jadi sebenarnya, seseorang yang Katolik harusnya tidak percaya kepada re-inkarnasi.
Klaim orang yang katanya pernah hidup di jaman yang lain juga sebenarnya setelah diselidiki secara obyektif ternyata tidak terbukti. Mungkin kasus yang dikenal orang salah satunya adalah klaim dari Virginia Tighe, yang dalam hipnoterapi menceritakan tentang masa kehidupan lalunya. Namun setelah ditelusuri dan diselidiki, ternyata ini tidak benar. Silakan anda membaca di link ini, untuk membaca lebih lanjut.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org
Salam damai sejahtera selalu…
Terima kasih atas kutipan di bawah ini…
Agar kami melihat terang, Engkau membuat diriMu buta.
Agar kami dapat disatukan, Engkau mengalami perpisahan dari Bapa
Agar kami dapat memiliki hikmat, engkau menjadi bodoh
Agar kami dapat kembali mengenakan pakain kemurnian, Engkau menjadi “berdosa”
Agar kami memiliki pengharapan,Engkau hampir “Putus asa”
Agar Allah dapat berada dalam diri kami, engkau mengalami kejauhanNya
Dengan tetesan air mata, aku ingin mengatakan berulang-ulang ” sungguh Tuhan aku tidak berarti tanpaMu…”
Amien….. amien…..
Buat pak Stef n team, kami berdoa agar saudara semua dilindungi dan tetap dikuatkan oleh Bapa, sebab makin kita mengerti, godaan kita semakin besar, dan kadang kita didorong oleh iblis untuk berbuat baik supaya menjadi sombong dan congkak hati.
” Ya Tuhan Yesus, janganlah Engkau biarkan kami Khilaf… ”
Tuhan Yesus memberkati…
Georgius dan keluarga
Shalom
Ijinkan saya menambahkan tentang doa Yesus tersebut, yang saya kutip dari hasil permenungan FX Kardinal Nguyen Van Thuan saat mengisi kursus latihan Rohani bagi alm Paus Yohanes Paulus II dan Kuria Roma tahun 2000, yang ditulis dalama buku Kesaksian Pengharapan.
Bab 10: AllahKu, AllahKu mengapa Engkau meninggalkan Aku
Beliau menutip kata-kata Yohanes Paulus II:
“Seseorang dapat mengatakan bahwa kata-kata yang mengungkapkan perasaan ditinggalkan ini terlahir dari suatu tingkat persatuan yang mendalam dan tidak terpisahkan antara Putera dengan Bapa dan terlahir karena Bapa “meletakkan padaNya kejahatan kita semua”. Kata-kata itu juga yang melatarbelakangi perkataan St Paulus,”Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatnya menjadi dosa karena kita”.Bersama beban yang mengerikan ini, tercakup semua kejahatan akibat berpaling dari Allah yang melahirkan dosa, dan Kristus melalui kedalaman Ilahi dari persatuan KeputranNya dengan Bapa, menerima penderitaan ini dengan suatu cara yang dapat dinyatakan secara manusiawi sebagai pemisahan,penolakan oleh Bapa, dan keterasingan dari Allah”
Dalam doanya yang khususk, Chira Lubich berkata
“Agar kami melihat terang, Engkau membuat diriMu buta.
Agar kami dapat disatukan, Engkau mengalami perpisahan dari Bapa
Agar kami dapat memiliki hikmat, engkau menjadi bodoh
Agar kami dapat kembali mengenakan pakain kemurnian, Engkau menjadi “berdosa”
Agar kami memiliki pengharapan,Engkau hampir “Putus asa”
Agar Allah dapat berada dalam diri kami, engkau mengalami kejauhanNya
…….
Dari pengajaran ini, kita dapat merenungkan, karena dosa-dosa kitalah , Yesus yang tidak berdosa, menanggung semua dosa kita, dan menjadi “berdosa”, dalam keadaan “berdosa”, inilah Ia mengalami perpisahanNya dengan Bapa, karena Allah adalah terang, dan didalam Dia tidak ada kegelapan/dosa (bdk 1yoh1).
Semoga ini menjadi refleksi bagi kita, karena persatuan Kristus dengan Bapa yang sungguh sempurna, keterpisahan Nya dengan Bapa, menjadi peristiwa yang sangat menyakitkan, seperti yang dikatakan St Yohanes dari Salib “Inilah pengalaman ditinggalkan yang paling menyedihkan yang Ia pernah alami dalam hidupNya di dunia…”
Tuhan memberkati
misteri TRINITAS MAHA KUDUS memang menjadi materi yg rumit saat di paparkan,dan sy juga sering di tanya,koq Tuhan berdoa dengan Tuhan?
mungkin sedikit uraian bahwa dalam memahami TRINITAS paling tepat kita jangan memakai konsep umum karena bila demikian,kita akan kesulitan bila ada pertanyaan tembakan..Bagaimana Allah yg berinkarnasi menjadi manusia dalam diri Yesus mampu mengendalikan semesta alam saat masih bayi??
sehingga,sy lebih cenderung memakai konsep Trinitas versi Yesus spt yg tertulis dlm Injil Yohanes 14:10-11,secara tersamar konsep Tritunggal itu muncul antara Yesus di dalam Bapa dan sebaliknya Bapa di dalam Yesus,kemudian saat Yesus memninta setidaknya para murid percaya pada pekerjaan-pekerjaan/karya karya Yesus yg di yakini terjadi karna kuasa Roh Kudus.
sedikit pemahaman bahwa Trinitas dari konsep di atas bukanlah terpisah terpisah dan bukan juga terbagi bagi berdasarkan job description,namun sebuah misteri agung yg memberi jalan bagi kita u dapat memahami arti Tuhan.
Sebenarnya tdk ada yg rumit klo kita mampu memilah,,ilmu ketuhanan itu ilmu rasa,,,rasa bisa padu tp wujud tetap beda,,rasa buah durian bisa padu dgn kita tp tetap wujud buah durian dgn kita tdk sama,,barang siapa tdk kenal tuhannya dia tdk akan kenal dirinya,,org tahu blm tentu kenal tp org kenal pasti tahu siapa kita,,siapa dia,,dan siap diriNya
Shalom Adong,
Terima kasih atas komentar Anda. Sekarang saya akan mencoba untuk memperlihatkan kepada Anda tentang sosok Yesus dalam Kitab Suci. Silakan memberikan kesimpulan dari beberapa fakta yang dituliskan dalam Kitab Suci sebagai berikut:
Tidak ada yang menyangkal bahwa Kitab Suci membuktikan bahwa Yesus adalah manusia, sehingga Gereja Katolik mengajarkan bahwa Yesus adalah sungguh manusia. Namun, Kitab Suci yang sama juga membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan, sehingga Gereja Katolik juga mengajarkan bahwa Kristus mempunyai kodrat Allah. Ke-Allahan-Nya dapat dibuktikan dengan kedatangan-Nya yang dinubuatkan oleh para nabi dari generasi ke generasi: Kelahiran-Nya (lih. Mik 5:2), kehidupan-Nya yang membuat banyak mukjizat (lih. Yes 29:18, 35:5-6, 61:1; bdk. Mat 11:5; Luk 4:18; Mat 15:30), penderitaan dan kematian-Nya (lih. Yes 42, 49, 50, 53). Yesus memberikan hukum dalam namanya sendiri, dengan berkata “Aku berkata kepadamu…” (lih. Mat 5-6), sehingga Dia dapat mengatakan kalau seseorang mau sempurna, maka dia harus mengikuti Yesus yang adalah Tuhan (lih. Mat 19:21). Hal ini juga ditunjang dengan begitu banyak mukjizat yang dilakukannya seperti: Yesus menghentikan badai (Mat 8: 26; Mrk 4:39-41), menyembuhkan penyakit (Mat 8:1-16, 9:18-38, 14:36, 15: 29-31), memperbanyak roti untuk ribuan orang (Mat 14: 13-20; Mrk 6:30-44; Luk 9: 10-17; Yoh 6:1-13), mengusir setan (Mat 8:28-34), dan membangkitkan orang mati (Luk 7:14; Yoh 11:39-44). Di atas semuanya itu, mukjizat-Nya yang terbesar adalah: Kebangkitan-Nya sendiri dari mati (Mat 28:9-10; Luk 24:5-7,34,36; Mrk 16:9; Yoh 20:11-29; 21:1-19). Beberapa hal yang tidak dapat disangkal bahwa Yesus sungguh Allah karena Yesus berkuasa untuk mengampuni dosa (lih. Mat 9:2-8; Mrk 2:3-12; Luk 5:24, Luk 7:48). Kristus juga mengatakan bahwa Dia mampu memberikan hidup yang kekal (lih. Yoh 10:28) dan bahwa Ia dan Bapa adalah satu (lih. Yoh 10:30). Dengan cara-Nya sendiri Yesus menyatakan diri-Nya adalah Sang Yahweh, terutama dengan mengatakan bahwa diri-Nya, “Aku adalah Aku/ I am who am“, yang adalah sinonim/ arti kata ‘Yahweh’ itu sendiri. Karena klaim ke-Allahan inilah, maka Yesus hendak dibunuh dan dilempari batu oleh orang-orang Yahudi (lih. Yoh 10:33). Lebih lanjut, Yesus sendiri tidak menolak ketika Rasul Tomas mengatakan “Ya Tuhanku dan Allahku” (Yoh 20:28) dan tidak menolak ketika Dia disembah oleh para murid (lih. Mat 28:16-17). Dan akhirnya dalam Kitab Wahyu digambarkan bahwa Yesus bertahta dalam kemuliaan dan seluruh ciptaan menyembah-Nya (lih. Why 5:13-14).
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Terimakasih banyak atas segala penjelasan di atas yang membuat saya terharu. Saya hampir mau menagis dengan penjelasanya bapak. Saya kira penjelasan bapak disertai dengan kuasa Roh Kudus sehingga saya hampir menangis, Amen.
Memang manusia selau bertanya mengapa, mengapa, mengapa? manusia bertanya dan bertanya terus sepanjang hidup, manusia adalah satu-satunya makhluk yang tidak habis-habisnya bertanya tentang peristiwa-peristiwa seperti ini.
Tetapi kata saudara kita dari protestan Martin Luther berkata, “There are no why in the heart of the true believer” ; tidak ada kata “mengapa” di dalam hati orang-orang yang sungguh beriman kepada Tuhan. Karena iman yang sejati sudah mencakup penerimaan dan pengertian bahwa Allah tidak mungkin berbuat salah.
Begitu pula kata Yesus dalam (Yoh.8:41-44) “Seringkali Aku tidak dipahami oleh mereka yang tidak mengenal Aku”
“Aku tidak berada di tempat jauh dan murka, tetapi Aku adalah kasih yang sempurna … (1 Yoh. 4:16) Dan adalah kerinduan-Ku untuk mengaruniakan Kasih-Ku untukmu “… (1 Yoh. 3:1)
Semog Tuhan memberkati.
Praise God.
Albert
Timor Leste
Maaf, saya mau bertanya, kenapa waktu Yesus disalib, Yesus berkata : “Tuhan, jangan tinggalkan aku!”,,, klo Yesus Tuhan, bagaimana mungkin dia memohon kepada diriNya sendiri??
Salam damai HambaAllah,
Silakan melihat jawaban di atas
Salam kasih dari https://katolisitas.org
stef
Comments are closed.