Berikut ini adalah kesaksian salah satu keluarga pengunjung katolisitas.org. Kami turut bersyukur dan memuji Tuhan atas pengalaman yang sangat luar biasa ini. Kesaksian ini membuktikan kasih setia Tuhan yang tiada batasnya, terutama di saat kita mengalami kesusahan. Sungguh, tiada yang mustahil bagi Tuhan! Semoga kesaksian ini membuka mata hati kita untuk terus menaruh kepercayaan dan pengharapan di dalam Tuhan Yesus yang selalu memberi kekuatan kepada kita. Sebab Ia akan membuka jalan bagi kita untuk melewati segala pergumulan hidup ini. “Terima kasih, Tuhan Yesus! Terpujilah Engkau, ya Tuhan, untuk segala penyertaan-Mu dan kebaikan-Mu yang Engkau nyatakan dalam hidup kami!”

Bagi para pengunjung katolisitas.org yang juga terpanggil untuk membagikan kisah pengalaman iman demi memuliakan nama Tuhan kita, silakan mengirimkannya kepada kami melalui e-mail: katolisitas[at]gmail[dot]com
(Catatan: Katolisitas.org berhak untuk menampilkan, tidak menampilkan, maupun mengedit semua artikel yang masuk ke meja redaksi).

do not give up Berjuang Melawan Kanker

Kami tidak pernah menyangka ataupun siap menerima ketika harus menghadapi masalah ini. Dede (nama panggilan/kesayangan), anak kedua kami, yang periang, lucu, dan aktif, ternyata mengidap penyakit berbahaya dalam tubuhnya. Vonis dokter tentang penyakit Dede kami terima saat berumur 5 tahun, dan betapa hancur hati kami saat kami mendengarnya…

Kira-kira awal tahun 2006, kaki Dede sering sekali memar, kami berfikir bahwa itu disebabkan karena terbentur sesuatu. Memang Dede adalah anak yang tak bisa diam, aktif sekali. Maka, setiap kali dia memar kami beri diaThrombopop gel. Namun belum satu memar hilang dari kakinya, sudah ada memar baru lagi. Di samping itu, setiap kali dia muntah, di mukanya akan muncul bintik-bintik merah seperti pembuluh darah yang pecah. Bintik merah itu muncul pertama kali pada saat dia pingsan karena tersedak makanan. Peristiwa itu terjadi satu minggu sebelum Natal 2004. Dia muntah dan ada potongan daging ayam yang menyangkut di lehernya dan tersedak. Mukanya membiru dan badannya telah lemas. Puji Tuhan, saya masih bisa memberikan pertolongan secepatnya meskipun dalam kepanikan yang amat sangat saat itu. Sejak saat itu setiap kali dia muntah muncul bintik-bintik merah lagi di muka atau badannya.

Setelah kami memeriksakan kondisi tersebut, dokter menyarankan agar Dede diperiksa darahnya. Dan hasil pemeriksaan mengejutkan kami karena menunjukkan bahwa ada kemungkinan Dede mengidap leukemia, namun untuk kepastiannya harus diperiksa sumsum tulang belakangnya. Kami masih tidak percaya dengan hasil itu sehingga kami berusaha mencari second dan third opinions. Semuanya mengatakan harus dilakukan biopsy, yaitu Dede harus di-test sumsum tulang belakangnya. Setelah berkonsultasi dengan dokter, akhirnya kami memutuskan untuk membawa Dede berobat ke Singapore. Pada saat itu trombositnya hanya 14.000 (normalnya adalah 150.000)! Dokter mengatakan untuk dijaga agar tidak kecapaian dan pendarahan, namun kami harus segera bawa dia ke Singapore. Hati kami galau dan stress, namun kami dikuatkan dengan dukungan teman-teman kami untuk segera membawanya ke Singapore.

Segera, Minggu 30 April 2006, kami berangkat ke Singapore tanpa ada perjanjian dengan dokter di Singapore. Saat itu, kami berkeyakinan bahwa Dede tidak sakit leukemia. Bahkan kami tidak memberitahu dia sehingga dia tidak tahu bahwa kepergian kami ke Singapore adalah untuk memeriksakan dia ke dokter. Dia masih sempat menanyakan kenapa kakaknya tidak ikut dan minta kakaknya nanti menyusul dia…. Kami hanya mengatakan mau ke Singapore pergi ke dokter seperti biasa kalau dia sedang terkena flu atau sakit ringan.

Kami berdoa agar bisa bertemu dengan dokter yang bagus dan tepat untuk menangani sakit anak kami. Puji Tuhan, Tuhan mendengarkan doa kami. Prof. Tan, dokter kepala bagian haematology/oncology mau menerima kami meskipun tidak ada appointment sebelumnya. Beliaupun mengatakan bahwa Dede harus menjalani pemeriksaan sumsum tulang (Bone Marrow Aspiration-BMA), dan dirawat.

Hati dan mental yang telah kami siapkan, ternyata tak kuasa menahan kesedihan, setelah mendengar hasil BMA. Dokter memberitahukan bahwa Dede menderita leukemia jenis AML (Acute Myeloid Leukemia) – an aggressive leukemia, dan harus dirawat di Singapore paling tidak selama 6 bulan! Biaya pengobatannya pun sangat mahal, dan semua itu belum termasuk biaya transplantasi, jika diperlukan.

Tangis kami tak terbendung setelah dokter pergi meninggalkan kami. Saya masih sempat menguatkan istri saya untuk tetap berpegang kepada Yesus, iman kita jangan goyah, dan jangan menangis di depan anak kita. Dengan seluruh keyakinan, iman dan harapan kepada Kristus, akhirnya kami menguatkan diri dan hanya berserah diri seutuhnya kepada-Nya dan berjuang melalui cobaan ini.

Pada hari ketiga di rumah sakit Dede dioperasi kecil untuk ditanamkan port a-cath di dalam dada kanannya. Dengan port a-cath tersebut, pemberian obat, termasuk chemotherapy dan pengambilan darah bisa dilakukan. Obat tersebut akan langsung masuk ke jantung dan tidak beredar dulu ke tubuh, sehingga mengurangi penderitaan Dede, seperti kulit yang gosong akibat terbakar obat chemo, serta efek negatif lainnya.

Meskipun efek chemo seperti penurunan immune system, sehingga mudah terinfeksi kuman, demam, diare, maupun kerontokan rambut menyiksa Dede, namun ia tetap tegar dan semangat untuk sembuh, keceriaannya telah kembali, sebelumnya dia selalu menangis minta pulang dan hati kami rasanya teriris memdengarnya. Kami selalu memberi semangat kepada Dede untuk selalu beriman dan berserah total kepada Yesus, dan kami ceritakan kisah-kisah dari Kitab Suci terutama menjelang tidur.

Tuhan Yesus Cinta Kami

Setelah chemo yang pertama, yang ternyata memaksa kami untuk tinggal di rumah sakit selama satu bulan karena ada demam setelah chemo, Dede diizinkan pulang ke apartment teman kami.

Ketika saya dan Dede tengah mengobrol berdua di ruang TV, tiba-tiba dia berjalan menuju lukisan Perjamuan Terakhir Yesus dengan murid-muridNya dan menyentuh gambar Yesus itu, dan lalu kembali kepada saya. Lalu dia berkata, “Papah, Dede sudah sembuh karena sudah sentuh jubah Yesus.” Saya terkejut mendengarnya! Begitu besar iman dia, begitu besar harapan dia kepada Yesus. Memang saya pernah menceriterakan kepadanya cerita dari Kitab Suci di mana seorang perempuan yang sakit pendarahan namun memiliki iman yang besar dan berkata, ”Asal bisa kujamah jubahNya saja maka aku akan sembuh”. Dan ternyata cerita itu membekas di hatinya dan dia simpan cerita itu di hati dan dia mengimaninya. Maka saat dia melihat lukisan Yesus di ruang itu, dia sentuh Yesus! Luar biasa! Ternyata benar apa kata Tuhan kita, “Firman-Ku tak akan pernah kembali dengan sia-sia” Jadi janganlah kita bosan menyampaikan firman Tuhan, ceritakanlah kisah-kisah Injil kepada anak-anak kita.

Hal yang menyentuh hati juga terjadi saat kami mau pulang ke apartment setelah selesai chemo yang ketiga. Saya ajak dia ke Gereja Novena. Kami berdoa di sana dan pada saat berjalan pulang saya tanya apa doanya. Diapun menjawab, “ Dede minta supaya darah Dede diganti dengan darah Tuhan Yesus, biar Dede sembuh”. Oh, my God, begitu indah doanya. Saya hampir tak percaya bahwa anak seumur dia dapat berdoa dengan begitu indahnya!

Hampir enam bulan kami menemani dia berobat di Singapore. Terkadang kami pun merasa lelah dengan beratnya beban ini. Kami merasa dihajar bertubi-tubi, tidak hanya fisik, financial, mental, maupun rohani. Namun saya berusaha untuk tidak protes dan memohon kekuatan kepada-Nya.

Puji Syukur kepada Tuhan, Ia menjawab semua doa kami. Dari segi finansial Tuhan secara ajaib menyediakannya. Kami mendapatkan bantuan dari berbagai pihak dan mobil Stream kamipun terjual dengan harga yang cukup fair. Tuhan memberikan kami teman-teman yang luar biasa yang senantiasa mendoakan kami sehingga memberikan kekuatan kepada kami untuk menjalani semuanya ini. Mukjizatpun banyak terjadi untuk Dede. Sel leukemia yang awalnya 54%, dapat turun secara drastis menjadi 3% dari treatment chemo yang pertama! Luar biasa! Lalu turun lagi menjadi 1% dan terakhir 0%. Kami bersyukur, Dede tidak perlu sampai harus ditransplantasi sumsum tulangnya. Cukup dengan 4 kali chemo, ia sudah boleh pulang ke Indonesia, namun ia tetap harus rutin check up. Dan dia bisa melanjutkan sekolahnya lagi di TK semester II –nya.

 

Cobaan Itu Masih Ada

Liburan telah tiba! kedua anak kami, Dede dan kakaknya mendapatkan nilai rapor yang cukup baik, dan hadiah liburan kami sesuaikan dengan jadwal check-up Dede.

Setiap bulan kami selalu memonitor kondisi darah Dede, dan bulan Mei lalu (sebelum liburan) hasil test darah menunjukkan hasil yang bagus, semua komponen darah ada di standard range. Tapi betapa terkejutnya kami, ketika Prof. Tan mengatakan kepada kami kalau Dede mengalami relapse. Ada blast cell lagi di darahnya sebanyak 44%, dan trombositnya hanya 93.000. Bagaimana mungkin, bulan lalu hasil test darahnya masih ok? Apa yang menyebabkan relapse? “No one knows, that’s cancer. It’s difficult to predict”, Prof. Tan menjelaskan dan kali ini harus ditransplantasi! Kami benar-benar shock kembali dan tak percaya! “Oh, Tuhan, mengapa ini harus terjadi lagi? Berlebihankah permintaan kami apabila kami mohon Dede sehat selamanya? Terlalu mulukkah? Tuhan berapa lama kami harus di jalan ini? Oh, Tuhan kuatkanlah kami semua untuk menghadapi ini kembali. Buatlah kami mengerti akan kehendak-Mu….” Pergumulan berkecamuk di hati kami dan kami berjuang berat antara protes, bingung dan mencoba berpasrah diri …….. sampai akhirnya kami mencoba untuk berserah kepada Yesus, apapun yang terjadi Dia tahu yang terbaik untuk kami. Kami masih tetap berharap dan berdoa bahwa hasil pemeriksaan darah yang kemarin adalah salah dan BMA akan menunjukkan hasil yang berbeda.

Sementara menunggu hasil BMA kami diizinkan untuk pulang Indonesia terlebih dahulu. Kami pun sempat mencari alternatif tempat pengobatan untuk Dede di rumah sakit Amsterdam, Belanda, karena dulu teman kami di Amsterdam mempunyai anak juga leukemia tetapi tidak perlu ditransplantasi. Namun dengan beberapa pertimbangan (biaya, jarak dan ternyata prosedur transfer medisnya tidak mudah, dll), akhirnya kami mengambil keputusan untuk tetap membawa kembali Dede ke Singapore. Melihat kami begitu sibuknya, dia menanyakan kepada kami, ”Kenapa Pah, emang Dede sakit lagi? Dede khan udah sembuh!’ Kami begitu trenyuh dan kamipun menjelaskan kepadanya dengan hati-hati….Dan kami berpesan kepadanya untuk ‘Never Give Up!’’

Sebelum berangkat kami meminta pastur untuk memberikan sakramen pengurapan orang sakit untuk kesembuhan dan kekuatannya dalam menghadapi cobaan ini.

Tuhan Yesus Luar Biasa!

Sejak Dede dinyatakan relapse, rumah sakit Singapore telah melakukan pencarian donor yang cocok untuk Dede. Pertama kami mendapatkan berita bahwa ada stem cell yang berasal dari plasenta, meskipun tidak 100% cocok namun masih bisa diterima. Kami berdoa kepada Tuhan Yesus untuk bisa mendapatkan donor yang 100% cocok untuknya karena tidaklah mudah untuk mendapatkan donor yang 100% cocok (menurut statistik peluang untuk mendapatkan donor yangcocok adalah1:100.000). Dan Tuhan Yesus menjawab, tidak hanya 1 donor sumsum tulang belakang (bukan stem cell plasenta) yang cocok namun Yesus memberikan 4 donor cocok! Luar biasa!

Kami selalu memberi semangat kepada Dede untuk tidak menyerah, dan setiap malam kami menina-bobokan dengan lagu ”Don’t Give Up” dari Josh Groban, dan lagu itu menjadi favouritenya.

Satu keajaiban lagi terjadi, saat donor ditanya kapan dia siap untuk mendonorkan sumsum tulang belakangnya, pendonor menjawab 17 Oktober, tepat ulang tahun Dede! Sehingga tepat saat Dede merayakan ulang tahun yang ke tujuh di ruang isolasi untuk transplantasi, pendonor sumsum tulang belakang tersebut mendonorkan sumsumnya di sebuah rumah sakit di Amerika. Meskipun harus melewati ulang tahun di ruang BMT yang hanya ditemani oleh saya, karena mama dan kakaknya tidak diijinkan masuk ke ruang isolasi, karena hanya 1 orang yang diijinkan menemaninya dan tidak boleh keluar dari ruang tersebut selama 40 hari! dan dibatasi oleh double pintu kaca, namun Dede terlihat amat bahagia.

Tanggal 19 Oktober 2007, adalah the big day bagi kami semua, Dede menerima sumsum tulang belakang dari donor. Dia menerima semuanya dengan kepasrahan yang besar dan kami (dan teman-teman lingkungan kami di rumah kami) berdoa tak putus-putusnya untuknya. Transplantasi itu mulai dari tengah hari sampai sore hari dan tiap saat dimonitor terus.

Setelah menjalani transplantasi, Dede masih harus menjalani beberapa test darah. Hampir tiap hari harus ditransfusi darah merah dan trombosit karena berkurang terus sebagai proses dari transplantasi ini. Namun pada hari D+16 mulai terlihat adanya peningkatan (engravement), artinya sumsum dari donor mulai menunjukkan hasil dan menggantikan sumsum yang lama! 40 hari lamanya kami di ruang isolasi, sama sekali tidak boleh keluar untuk menghindari infeksi dan ruangan tersebut juga didisain dengan one way flow untuk arah udaranya sehingga kuman tidak bisa masuk ke ruang tersebut, begitu juga air dan udaranya yang masuk disterilkan terlebih dahulu.

Dan pada hari ke 40 (D+28) kami diizinkan keluar dari ruang tersebut dan kembali ke apartment. Sebelum keluar dilakukan test BMA dan VNTR untuk mengetahui berapa persen sumsum dari donor telah menggantikan sumsumnya. Saya katakan kepadanya, ‘Dede, kamu seperti Tuhan Yesus yang berpuasa dan menyendiri selama 40 hari sebelum Dia berkarya, jadi Dede akan berkarya (bersaksi) seperti Yesus juga dan kamu telah lahir kembali dengan darah Tuhan Yesus di dalam badanmu…

Syukur kepada Allah! Hasil test menunjukkan 100% sumsum donor telah mengantikan sumsum tulang Dede. Puji Tuhan! Terima kasih ya Yesus, Engkau begitu baik kepada kami!

Pasca transplantasi masih ada treatment sampai akhirnya pada tanggal 24 Februari kami diijinkan pulang ke Indonesia. Bulan Maret Dede kembali ke Singapore, untuk check-up. Ia ditemani oleh mamanya dan hasilnya menunjukkan hasil yang bagus.

Tidak lama setelah kembali ke Indonesia, Dede pernah mengeluh sakit perut. Kami membawanya ke dokter namun tidak ada perubahan. Maka segera istri saya (karena paspor saya harus diperpanjang) membawanya berobat ke Singapore. Esok harinya di rumah sakit Dede sempat kejang-kejang! Oh, Tuhan! Kami tidak tahu apa penyebabnya, karena menahan sakit perutnya atau ada sesuatu di sistem syarafnya. Istriku yang biasanya tabah sampai tidak tega untuk melihatnya dan hampir putus asa….. Dokterpun menscan otaknya dan perutnya, dan hasilnya tidak menunjukkan adanya masalah. Namun ternyata pada hari itu juga muncul bintik-bintik merah seperti cacar air. Ternyata dia kena cacar air, mungkin sakit perutnya karena ada virus cacar air di situ.

Saya bertanya kepadanya, bagaimana rasanya waktu dia kejang. Dede bercerita bahwa dia melihat Tuhan Yesus bersama dengan 11 murid-Nya (bukan 12) datang kepadanya dan Tuhan Yesus memegang kepalanya dan berkata, “Sembuhlah engkau!”. Oh, Tuhan! Sungguh luar biasa pengalaman dia. Tuhan sendiri yang menyembuhkan anakku Dede! Lalu saya tanya lagi, “Pada saat Dede lihat Tuhan Yesus jelas atau seperti banyak awan/kabut?” “Banyak awan”, jawabnya.

Sepuluh hari menjalani perawatan, tanggal 24 April 2008, kami pun akhirnya kembali ke Indonesia. Ketika sampai di bandara, kami dijemput oleh teman kami, DAAI TV, dan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Yayasan kemanusiaan tersebut telah ikut membantu biaya pengobatan Dede. Karya mereka benar-benar nyata, membantu dengan ringan tangan, dan bukan atas nama agama, namun betul-betul karena dasar kemanusiaan.

Mereka menyambut kami di bandara. Tidak hanya itu, mereka juga melakukan interview kepada Dede. Dan ketika ditanya cita-citanya, Dede menjawab. ”Mau menjadi Romo.” “Mengapa mau jadi Romo?”, tanya mereka. “Biar dekat sama Tuhan” jawabnya.

Kini telah lewat dari satu tahun setelah transplantasi dan dia semakin baik kondisinya dan bisa mengikuti sekolahnya lagi meskipun harus mengulang di kelas 1 karena dianggapnya cuti 1 tahun sewaktu dia sakit. Kami, sebagai orangtuanya banyak belajar dari dia karena imannya begitu besar kepada Yesus!

Banyak sekali pelajaran iman yang kami petik dari peristiwa ini. Kami semakin dikuatkan, iman kami ditumbuhkan dan kami bisa lebih menyerahkan segalanya kepada kehendak-Nya. Sebelum kejadian ini banyak doa kami yang tidak terkabulkan, tetapi kini Tuhan mendengarkan dan mengabulkan doa-doa kami.

Kami berdoa dengan iman dan pengharapan yang besar kepada-Nya dan tak lupa kami pun berpuasa, seperti yang dikatakan Yesus dalam Mat 17:19-21. Kemudian murid-murid Yesus datang dan ketika mereka sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: “Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu? Ia berkata kepada mereka: “Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: “Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana – maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu (Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa dan berpuasa)”.

Jadi jika kita menghadapi masalah yang demikian berat, berdoalah dengan penuh iman dan ucapan syukur dan berpuasalah, dan terlebih dahulu mengaku dosa agar karya dan berkat Tuhan dapat bekerja pada diri kita tanpa halangan dan sandungan dosa yang ada dalam diri dan jiwa kita.

Kami percaya sakit leukemia Dede adalah untuk kemuliaan nama-Nya, seperti dikatakan di Yoh. 9:1-3 Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orangtuanya, sehingga ia dilahirkan buta?” Jawab Yesus: “Bukan dia dan bukan juga orangtuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia”.

Jika kita berdoa dengan iman, bukan hanya di bibir, pasti doa itu didengarkan dan dikabulkan Tuhan karena Yesus yang bersabda sendiri:

Mat 7:7-8 “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.

Mat 21:22 Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya”.

Yak 1:6 Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian kemari oleh angin.

Yoh 15:7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.

Yoh 16:23-24 Dan pada hari itu kamu tidak akan menanyakan apa-apa kepada-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam Nama-Ku. Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.

Mrk 11:24 Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.

Mat 18:19-20 Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang darimu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. Sebab dimana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada ditengah-tengah mereka”.

Dalam menghadapi cobaan ini kami selalu berpegang pada Fil 4:13 “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku”, sehingga kami bisa berjalan tegak bersama Yesus selalu.

Dan kami percaya dengan sabda dan janji Yesus karena Ia-pun bersabda “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu (Mrk 13:31)”.

Kita punya Allah yang ajaib, Allah Tritunggal yang Mahabaik dan Maha Kuasa. Penyakit leukemia adalah masalah kecil bagi-Nya, dan tak dapat dibandingkan dengan kuasa-Nya dan Kasih-Nya kepada kita. Alleluya, Puji Tuhan di tempat yang Maha tingi, selamanya!

32 COMMENTS

  1. Hari ini kami kembali bersyukur karena untuk kesekian kalinya Tuhan Yesus menunjukkan kasih-Nya dan kuasa-Nya karena hasil VNTR test Dede kembali 100%!!! Terima kasih Tuhan! Terima kasih juga kepada semuanya yang selalu mendoakan Dede, termasuk juga moderator/pemilik website ini.

    Link: Don’t Give Up – http://www.jango.com/music/Josh+Groban?l=0

    [Dari Katolisitas: Terpujilah Tuhan untuk segala kebaikan-Nya bagi Dede sekeluarga]

  2. Dear Dede and parents,

    Tersentuh mendengar kesaksian ini, seorang anak kecil yang demikian beriman dan percaya akan Kuasa dan KasihNYA. Dede, tetaplah semangat… apa yang Dede alami adalah berkat Tuhan yang indah dan kesempatan yang Tuhan beri untuk mengubah penderitaan menjadi saluran berkat bagi orang lain, jalani dengan ikhlas dan terus berharap dan sandar padaNYA, bersyukur meski ditengah penderitaan, itu akan mengecutkan si Iblis. Berkat Tuhan tidaklah selalu berupa hadiah yang indah dan peristiwa yang baik, namun inipun adalah berkat Tuhan yang menginginkan yang terbaik bagi Dede dan keluarga agar lebih dekat pada Tuhan dan terus memandang padaNya. Di dalam Dede ada TUHAN YESUS yang senantiasa siap memberi kekuatan kapanpun kita membutuhkannya, pegang terus tanganNya, SANDAR terus padaNya, PERCAYA IA BERI YANG TERBAIK, manusia terbatas hikmat dan pengetahuannya, namun ALLAH kita tidak terbatas Hikmat dan KuasaNYA. AMIN. GBU ALL…

    • Evy, terima kasih atas doanya. Kamu memang sahabat yg baik. Ditengah pergumulan dan perjuanganmu kamu masih mendoakan orang lain. Kenapa kamu tidak pernah cerita… tapi kami percaya kamu sudah bahagia di rumah Bapa…Selamat jalan Evy….

  3. Sebagai orang tua dr dua orang anak yang masih berumur 9 th dan 5 th, saya dapat merasakan betapa kaget, khawatir apabila anak yg kita cintai,sayangi menderita sakit yg sangat “menakutkan” utk didengar, apalagi dirasakan. Tetapi Tuhan sungguh sangat baik, Dia tidak akan pernah lupa dan lalai akan firmaNya. Dia jamin semua firmanNya. Tuhan kita memang sungguh ajaib. Saya juga sangat salut akan ketegaran hati kedua orang tua dari Dede dalam menghadapi cobaan yg harus mereka tanggung. Karena kepercayaan yg begitu besarlah, maka firman Tuhan sungguh2 bekerja dalam doa dan permohonan mereka. Ini adalah pengalaman iman yg luar biasa. Untuk Dede semoga ia tumbuh menjadi seorang Kristiani yg sejati. Tuhan berkati selalu.

    • Terima kasih Soenggo atas comment-nya. Tuhan Yesus memang luar biasa, kami hanya menjalaninya dan Dia selalu mendampingi kami, sehingga kami bisa melaluinya. Tanpa-Nya kami tidak bisa berbuat apa-apa dan tidak kuat. Kami bersyukur telah melewatinya selama tiga tahun ini, tepatnya tgl. 19 Okt yang lalu. Dia beri kami mukjizat dan hari ini beri lebih banyak mukjizat lagi. Semoga Dede tetap sehat dan Tuhan Yesus terus menjaganya dan semoga dia bisa menjadi saksi Kristus. GBU, too.

  4. Shalom, satu mujizat lagi telah ada.
    Saya pernah sakit kejang2 dan kondisi saya kritis umur 5
    Tiba2 saya sembuh total. Saya baru mengerti sekarang : Karena Kasih TUHANlah saya ini sembuh

    GBU, JLU!

  5. shalom……

    saya turut terharu dan sangat2 gembira kerana kesaksian dr keluarga DEde memberi inspirasi kepada saya sendri…. dan dede benar2 seorang anak yang punyai iman yg besar..moga2 saja dia bisa mencapai cita-cita nya yg luhur…. saya sungguh terkejut anak seusia seperti dede mempunyai iman seperti itu…saya sepatutnya mencontohi dede yg mengenal kasih YESUS dan tabah… semoga TUHAN selalu memberkati keluarga Dede…

    ketika saya membaca artikel ini, saya ingin penjelasan lebih mengenai petikan ini (dari artikel ) :

    “Jadi jika kita menghadapi masalah yang demikian berat, berdoalah dengan penuh iman dan ucapan syukur dan berpuasalah, dan terlebih dahulu mengaku dosa agar karya dan berkat Tuhan dapat bekerja pada diri kita tanpa halangan dan sandungan dosa yang ada dalam diri dan jiwa kita.”

    bagaimana yang dimaksudkan dengan BERPUASA? ada tidak, yg bisa menjelaskan pada sya,agar saya juga bisa mempelajari dengan lebih dalam dalam iman…

    • Shalom PoNy,
      Berpuasa bagi kita orang Katolik terutama adalah untuk 1) merenungkan penderitaan Kristus yang menyerahkan nyawa-Nya bagi kita, 2) menyatukan hati dengan penderitaan-Nya di jalan salib-Nya, 3) demi memohon ampun atas dosa-dosa kita dan demi mendoakan keselamatan bagi kita umat beriman. Selanjutnya tentang berpuasa ini, silakan klik di sini. Jika masih ada yang kurang jelas, silakan bertanya di bawah artikel itu.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org

    • Shalom poNy,
      Terima kasih atas komentarnya dan juga doanya untuk keluarga kami.

      Menambahkan jawaban dari ibu Ingrid untuk pertanyaan poNy:

      Silakan baca secara lengkap terlebih dahulu ayat sebelumnya yaitu Mat. 17:14-21. Disitu diceriterakan penyembuhan orang yang sakit ayan/dirasuki setan, namun murid-murid Yesus tidak bisa menyembuhkannya sehingga setelah Yesus menyembuhkan orang tersebut, murid-murid-Nya menanyakan kepada Yesus mengapa mereka tidak bisa menyembuhkannya. Dan jawaban Yesus adalah seperti di ayat 20-21, yaitu pentingnya iman, doa dan puasa dalam menghadapi ‘gunung”.

      Kami melihat bahwa “gunung” yang harus kami lawan adalah sesuatu yang mustahil dilakukan oleh manusia, kecuali dengan berdoa dan berpuasa (ayat 21). Jadi ‘gunung’ kami bukan masalah yang kecil, sehingga kami merasa perlu berdoa dan berpuasa. Lalu kami melakukan pertobatan, mengaku dosa, karena tidak mau menjadi batu sandungan untuk anak kami. Salah satu bentuk pertobatan kami adalah dengan puasa, terutama saat anak kami mendapatkan kemoterapi, ada infeksi atau saat transplantasi. Kami ingin ikut berjuang bersama anak kami yang sedang menderita. Puasa kami dari bangun tidur hanya minum 1 gelas air putih, setelah itu berpuasa tidak makan dan minum sama sekali hingga pukul 15:00, kemudian pada saat pukul 15:00 itu kami lakukan doa kerahiman/koronka bersama dengan Dede, baru setelah itu kami makan dan minum. Jika kemoterapi itu berlangsung selama 5 hari, maka kamipun berpuasa selama 5 hari atau kadang lebih.

      Sebenarnya pada waktu itu, kami juga seperti dibisikkan oleh Yesus untuk berpegang pada Efe 6:11-18. Kejadiannya adalah pada suatu malam saya sedang berfikir dan bertanya kepada diri sendiri, mengapa Dede berulang kali terancam nyawanya, sepertinya ada kuasa gelap yang ingin mencelakakan dia terus, dari kasus tersedak yang membuatnya sulit bernafas dan kemudian sakit leukemia? Jika pada saat tersedak kami terlambat sedikit saja melakukan pertolongan, dia bisa lewat dan kemudian sakit berat mendera dia. Pada saat itu juga saya seperti dibisikkan oleh Yesus, “kenakanlah seluruh persenjataan Allah”, kemudian saya cari di Alkitab dan menemukannya di Efe 6:11-18 dan kemudian setelah itu saya juga bulat untuk ‘berperang’ menghadapi cobaan itu dengan perlengkapan senjata Allah dan Yesuspun disamping kami, memegang tangan kami! Alleluya!

  6. Terima kasih utk semuanya (@ Weko, Jusup, Ady Cahyadi, Sigrit, Rudolfus Adrianus, Donny, Sally Kurnia) atas doanya dan kami turut berbahagia jika kesaksian ini memberikan manfaat. Berkat doa semua pengunjung dan juga pemilik (dan tim-nya) website ini Dede semakin baik kondisinya. Minggu lalu Dede check-up lagi ke dokter dan hasil test VNTR-nya juga 100% lagi! Puji Tuhan! (VNTR adalah test utk mengetahui berapa persen sumsum tulang belakang/sel dari donor yang ditransplantasikan telah menggantikan sumsum/sel yang lama). Semoga dia bisa mewujudkan keinginannya menjadi Romo dan kami semakin rendah hati karena hanya Tuhan Yesuslah yang ajaib! Semoga berkat Tuhan selalu menyertai kita semua.

  7. Satu kesaksian yang menyentuh hati saya..sungguh luar biasa kuasa TUHAN kita..
    saat pertama kali saya membaca kisah dede,saya begitu terharu,begitu tersentuh..
    Trima kasih Tuhan, Engkau tidak pernah lupa dengan doa-doa dede dan semua keluarganya..

  8. Sungguh luar biasa Iman yang dimiliki Dede dan orang tuanya,Pada saat saya membaca cerita ini saya sungguh terharu dan kagum,SO AMAZING,
    Kesaksian ini sangat memberi inspirasi bagi saya,yang pada saat ini pun saya sedang mangalami suatu masalah,tetapi masalah saya, jauh lebih ringan dibandingkan masalah yang dialami Dede dan keluarganya
    tetapi Dede dan keluarganya begitu kuat dan pantang menyerah,dan yang lebih penting mempunyai Iman yang besar kepada Yesus Kristus.
    Kesaksiaan ini sungguh memberi saya motivasi untuk lebih mempunyai Iman yang besar dan berserah sepenuhnya kepada Yesus Kristus Sang Juruselamat kita.
    Terima kasih Yesus dan terima kasih juga Dede dan keluarga yang sudah memberi inspirasi yang luar biasa kepada saya dalam perjalanan iman saya.Saya yakin suatu saat nanti Dede pasti akan menjadi Romo yang luar biasa dipakai Tuhan Yesus untuk kemulian Nya.
    Amin….

  9. Salam dalam kasih Kristus
    Kesaksian yang makin meneguhkan iman saya akan Yesus Kristus, dan contoh yang sunggung sempurna dari seorang Dede (yang masih anak-anak) akan keteguhan imannya kepada Yesus Kristus di dalam penderitaannya, disitulah terlihat artinya beriman.
    Kejar panggilnmu untuk menjadi Romo….. Saya ikut mendoakannya.
    Kasih Kristus selalu menyertai Dede dan keluarga
    Terima kasih

  10. Saya salut dengan Dede. Anak adalah berkat yang luar biasa untuk orang tua.Sungguh kesaksian yang meneguhkan. Salam sehat selalu untuk Dede & keluarga.

    With God nothing will be impossible!

  11. terus terang walaupun aku bukan umat khatolik,,, karena aku percaya, tuhan yesus tidak melihat latar belakang agama? tetapi dia datang dan menyatakan kemulyaan kepada siapa saja yg memiliki iman,,, percaya pada tuhan yesus,,,dan disini terus terang saya kagum akan iman yg dimiliki oleh dede, apalagi ketika mendengar doa yg ia panjatkan ketika ia dalam keadaan kritis,pun iman dia tidak goyah sedikitpun,,ia tidak bersedih hati dengan kondisi yg diterpa dengan berbagai penyakit,,ia tidak pernah mengeluh bahkan protes kepada tuhan. pantas lah jika tuhan langsung diiringi oleh murid-muridnya yg menjamah dede,,,,,, karna iman yg dimilikinya begitu besar,,, dan aku yakin kelak dede menjadi romo yg menyelamatkan banyak jiwa,, karna ada roh kudus dalam dirinya sejak tuhan yesus menjamah dia…….

  12. Ko… bagus sekali kesaksiannya.. sangat menguatkan bagi saya dan keluarga… Terima kasih.. Semoga Tuhan Yesus memberkati dan menjaga Dede’s parent sekeluarga…

  13. Terkesan dengan apa yg dialami dede sekaligus menguatkan ,terimakasih atas kesaksian ini.

  14. Ytk. Orang tua Dede….

    Kesaksian yg luar biasa! Jujur, aku menangis membacanya. Roh Kudus sungguh berkarya atas diri Dede. Anak sekecil itu tp beriman seluas samudera. Kasih Tuhan memang luar biasa!

    Semoga cita2 Dede yg bgtu mulia mau menjadi seorang romo didengar dan dijawabNya.

    Semoga Dede 100% sdh sehat!
    Tuhan memberkati Dede dan kel.

    • Terima kasih Margaret atas doanya, semoga dia selalu sehat dan bisa berkarya untuk kemulian nama Tuhan Yesus.
      Salam dan doa,
      Dede’s parent

  15. Yth. Bapak Ibu orang tua Dede dan Keluarga Semang
    Dua kesaksian yang sangat menyentuh, dan mungkin masih banyak kesaksian yang tidak terungkap disini, saya sangat setuju dengan pendapat Bapak dan ibu semua bahwa Tuhan akan memberikan yang terbaik bagi umatnya yang berpasrah diri, ada yang telah menerima kesembuhan jasmani dan ada yang menerima kesembuhan rochani. Ada teman yang telah divonis menderita kanker testis stadium ke 4, namun Tuhan memberikan yang terbaik beliau tetap sehat dan malahan bisa berkeja kembali seperti sedia kala, adik bungsu saya yang mempunyai postur tubuh atletis, selalu riang dan merdua suaranya, yang selalu menghibur kami semua kakak-2 nya, selalu optimis, menderita kanker nasopharing selama 2 tahun dan hampir 1 tahun terbaring di RS setelah menerima pengobatan chemo, radiasi, sekian kali, suara emas hilang, kemudian mengalami patah tulang belakang, operasi tulang belakang, patah tulang paha, namun selalu riang gembira ditemani kakak, ponakan, isteri dan anaknya, Romo Ruky SJ, Romo Markus SVD , suster-2 yang selalu bernyanyi bersama juga romo Martin SJ yang rutin menyambanginya bernyanyi bersama dengan perahu layarnya Ki Narto Sabdo, namun kesembuhan total akhirnya menyertainya, Tuhan memanggilnya, kami terpekur, pas 40 hari setelah kehilangan adik, isteri sayapun yang juga selalu mendampingi adik saat terbaring sakit, juga menyusulnya tidak sangka bahwa kanker lymphe mengantarnya pulang kerumah Bapa,setelah 18 hari terbaring di RS. Sungguh indah rencana Tuhan, kami semua berserah diri.

    • Shalom P. Widdi,
      Ternyata memang setiap orang mempunyai salib masing-masing ya… Kamipun kagum kepada P. Widdi yang bisa berserah total kepada Tuhan. Kita manusia yang terbatas tidak sanggup untuk mengerti sepenuhnya misteri ini, ibaratnya memasukkan seluruh air laut ke dalam sebuah gelas. Namun yang pasti Tuhan kita selalu memberikan yang terbaik kepada kita dan semuanya akan indah pada waktunya.
      Salam dan doa,
      Dede’s parents

  16. Salam Dalam Kristus,
    Sungguh luar biasa kesaksian iman keluarga Dede, betapa Tuhan Yesus selalu ada dalam setiap langkah hidup kita, dalam sehat maupun sakit. “Segala sesuatu pasti indah pada waktunya”.
    Don’t Give Up, itulah kata yang paling tepat untuk kita semua. Begitu juga saya sendiri. terkadang ada rasa putus asa menghampiri namun saya berusaha membuangnya jauh2 walau itu sulit.
    Terima kasih banyak untuk keluarga Dede karena sudah memberikan kekuatan iman kepada saya dan suami saya, walaupun hampir 4 tahun menikah namum kami belum dikaruniai seorang anak. Don’t Give Up coz Tuhan Yesus selalu menepati janjiNya. Dan kami pun percaya bahwa Dalam Nama Yesus semuanya akan terjadi.
    Terima kasih juga untuk Dede yang ternyata lebih tegar dari anak2 seusianya. Kadang memang kita harus belajar dari anak-anak.
    Mohon doa dari para pengunjung http://www.katolisitas.org untuk saya dan suami saya agar selalu dikuatkan imannya dan suatu saat nanti pasti mempunyai keturunan.

    Salam dan Doa
    Ambrosia

    • Shalom Ambrosia,
      Terima kasih atas tanggapan artikel kami. Tetaplah terus berdoa dan berharap kepada Tuhan kita Yesus Kristus. Dan juga janganlah bosan untuk terus berjuang dan berusaha, karena selain doa Tuhan juga ingin kita aktif, bukan hanya menunggu pasif dari-Nya. Segala macam upaya (secara manusia) kita patut coba sepanjang itu layak dan sesuai dengan ajaran-Nya.
      Kami juga akan turut berdoa untuk Ambrosia dan suami.
      Tuhan memberkati,
      Dede’s parents

  17. satu kesaksian iman yang menyentuh rasa,jujur saya katakan bahawa air mata saya mengalir bila membaca artikel ini.Pertama kerana tersentuh rasa dengan kekuatan iman yang dimiliki oleh Dede dan juga orang tuanya sebab yang kedua adalah kerana ‘niece’saya pada umur 12 tahun(2005)meninggal kerana leukemia juga.Saya masih ingat sebelum dia meninggal dunia saya sempat bercanda dengan dia bahawa dia suka2 sakit/demam kerana malas pergi sekolah kerana mengikut MA(medical assistant)di klinik desa yang mula2 merawat dia bahawa dia hanya selsema/demam biasa sahaja tetapi kedua orang tuanya tidak berpuas hati lalu mereka merujuk anak mereka ini ke hospital dan barulah mereka tahu bahawa anak mereka mengidap leukemia tau2 seminggu selepas itu dia meninggal dunia.Betapa terkejutnya saya.Dia sangat rapat dengan saya dan juga seorang remaja yang aktif dalam aktiviti2 gereja.Sekarang hanya ‘kenangan indah’ bersama dia sahaja yang menjadi teman.Ya saya bersetuju dengan semua petikan bible yang terkandung dalam kesaksian iman/artikel ini.Terima kasih.

    • Shalom Semang,
      Terima kasih atas komentar yang diberikan untuk artikel kami.
      Maafkan kami jika artikel tersebut mengingatkan kepada niece Semang yang sudah pulang ke Bapa. Namun seperti Stef & Ingrid di web ini mengatakan bahwa kesembuhan itu ada dua yaitu kesembuhan jasmani dan kesembuhan rohani. Dan kesembuhan rohani adalah lebih penting karena dapat bersatu dengan Bapa di Surga. Saya percaya niece Semang telah bersama dengan Bapa di Surga. Kitalah yang masih harus berjuang! Kami masih tetap harus menjaga Dede karena segala kemungkinan masih bisa terjadi. Kami masih sering khawatir jika melihat lagi ada memar di kaki atau badannya, padahal itu karena terbentuk sesuatu karena dia memang anak yang aktif. Bukannya kami tidak percaya kepada Yesus bahwa Dia telah menyembuhkannya tetapi kami sebagai manusia biasa masih sering dihinggapi rasa was-was, seperti ‘trauma’ kami jika melihat memar di kaki / badannya.

      Semoga kita tetap rendah hati dan bisa mengikuti teladan Bunda Maria yang setia dan berserah total kepada kehendak Bapa tanpa sepotong kata protes keluar dari mulutnya. Philip Yancey dalam bukunya “Where is God, When It Hurts?”, juga menuliskan, “Jelas, bahwa reaksi penerimaan yang baik atas penderitaan akan juga menghasilkan penyembuhan secara batiniah: sikap sukacita dan rasa syukur akan mengurangi stress, membuat urat syaraf lega, mengusir rasa takut dan membantu sistem perlawanan tubuh terhadap penyakit.
      Apakah akan membantu jika kita mengetahui mengapa Tuhan mengizinkan penderitaan itu terjadi? Kesadaran akan hal ini bisa jadi malah akan menimbulkan kepahitan. Tetapi akan sangat membantu jika kita datang kepada-Nya dengan iman. Itu akan mengubah penderitaan kepada kualitas nilai jati diri yang bersifat kekal”.
      Terima kasih, Tuhan memberkati.

      • Salut….buat kedua orang tua dede atas perhatian, tanggung jawab, ketegaran kalian. Semoga apa yg telah kalian perbuat atas anakmu dapat dicontoh oleh kami. Buat Dede cepat sembuh yach…We love you..

        • Ytk Dede’s Parent, sy sgt terharu membaca kesaksian yg bgt indah & menyentuh. Sy jg merasa kagum dgn iman yg demikian besar dari Dede. Semoga Dede sehat selalu & semoga cita2nya yg begitu luhur & mulia tercapai.
          Pengasuh web katolisitas.org ytk, apakah sy bisa mendapatkan info di mana gerangan wadah utk komunitas bagi org2 yg pernah menikah, kemudian berpisah. Namun mrk gak boleh menikah lagi(krn pernikahannya udah diberkati di Grj)? Namun org2 ini ingin berkumpul & saling menguatkan satu sama lain dgn membentuk suatu wadah/kelompok. Trims atas kesediaan pengasuh katolisitas menjawab pertanyaan sy. GBU

          • Shalom Silviana,
            Terima kasih atas komentarnya. Saya pikir Dede’s parent dan keluarga pasti merasa terdukung dan dikuatkan dengan begitu banyak komentar. Saya minta maaf, bahwa saya tidak tahu wadah orang-orang yang telah bercerai dan tidak dapat menikah lagi karena perkawinan yang dilakukan adalah sah kanonik, sehingga tidak dapat menikah lagi. Kalau ada wadah seperti ini, sangat bagus sekali, sehingga dapat saling menguatkan. Apakah ada pembaca katolisitas.org yang tahu tentang perkumpulan ini?…
            Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
            stef – http://www.katolisitas.org

          • saya ikut terenyuh setelah membaca kesaksian ini terutama kata2 Dede yang menyatakan darahnya minta diganti dengan darah Yesus . JBU

          • Saya terharu sekali membaca kesaksian kalian, betapa beratnya Tuhan menguji iman dan kesabaran kalian. Jangan putus asa, Tuhan mempunyai rencana yang besar dan indah. hanya kadang Tuhan pengen tahu seberapa besar kesetiaan kita padaNya. Dede cepat sembuh ya, kita semua akan bantu doa. GBU

          • Untuk Antonius H.L., Silviana, Peng gian, Lydia, terima kasih atas komentar dan doa kalian. Semoga Tuhan Yesus selalu membalas kebaikan kalian semua.
            Salam dan doa,
            Dede’s parent

Comments are closed.