Ketika mengunjungi Roma di tahun 1983, Ibu Teresa mengalami serangan jantung sehingga dirawat di rumah sakit setempat. Selama berada di rumah sakit, beliau menuliskan jawaban pribadinya untuk pertanyaan Yesus dalam Mat 16:15,”Siapakah Aku menurut engkau?” Beliau memulai dengan kalimat Kredo,”Engkau adalah Allah, Engkau adalah Allah dari Allah, Engkau dilahirkan bukan dijadikan..” Ia lalu melanjutkan dengan jawaban yang lebih pribadi,”.. Yesus adalah yang telanjang-untuk diberi pakaian.. Yesus adalah yang ditolak-untuk diingini.. Yesus adalah yang terkecil-untuk dipeluk.. Yesus adalah pelacur-untuk dijauhkan dari bahaya dan ditemani.. Yesus adalah tahanan-untuk dikunjungi.. Yesus adalah seorang tua-untuk dilayani”. (Meditation in the Hospital in Rome, 1983).
Beliau mengingatkanku akan hari Minggu kemarin, ketika para alumni baptis parokiku mengadakan bakti sosial di sana. Kami mengunjungi sebuah lembaga penampungan gelandangan, pengemis, dan lansia. Lembaga tersebut menampung sekitar 1200 orang, dari anak kecil hingga orang tua. Kebanyakan dari mereka “bocor halus” atau mengalami gangguan mental.
Kami membawakan acara hiburan bersama beberapa orang penghuni. Menyanyi dan menari bersama. Makan bersama. Mereka cukup merespon, karena memang yang dikumpulkan untuk sesi interaksi adalah mereka dengan gangguan mental yang tergolong ringan. Kegiatan berikutnya terasa lebih menantang : membagikan nasi bungkus dan susu pada penghuni dengan gangguan mental berat. Jengg jenggg jreennggg…
Pertama kalinya melangkahkan kaki ke barak, sudah ada halangan yang cukup berat : bau yang menusuk. Karena gangguan mental mereka berat, mereka buang hajat di mana pun mereka mau. Pembersihan rutin dari petugas lembaga ternyata masih belum cukup. Entah bagaimana, aku dimampukan untuk beradaptasi. Puji Tuhan. Sambil membagikan makanan, kuperhatikan mereka satu per satu. Kebanyakan dari mereka adalah lansia. Beberapa menunjukkan reaksi. Tapi, sebagian besar menatap kosong. Aku berusaha tersenyum pada mereka sambil melanjutkan aktivitasku.
Tiba di barak paling dalam, banyak lansia yang sudah sulit bergerak. Mereka hanya duduk atau terbaring di atas dipan-dipan kayu dalam beberapa ruangan. Lantai yang tergenang pipis membuat aku masuk sambil berjinjit. Tiba-tiba, salah seorang dari lansia itu menyeletuk,”Lhoo, adhekku teko rek! (Lho, adikku datang)”. Entah kenapa, saat itu saya teringat bahwa Yesus sebenarnya hadir padaku melalui mereka. Senyumku pada mereka belum aku hayati sebagai senyumku pada Yesus dalam mereka. Aku lalu mulai mencoba menemukan Yesus dalam diri mereka. Cukup sulit, karena dalam benak selalu muncul pikiran bahwa mereka orang gila. Menganggap orang waras sebagai “sesama” saja kadang sangat sulit, apalagi orang gila. Tapi, Yesus sungguh hadir dalam mereka.
Aku pikir, tanpa mampu melihat Yesus dalam diri orang di sekelilingku, hidupku tidak akan penuh. Dengan menemukan Yesus, karya bakti sosial tersebut berubah menjadi suatu karya religius. Dengan menemukan Yesus dalam hidup, hidupku baru bisa berubah menjadi gulali yang manis. Sama manisnya dengan senyum para penghuni lembaga penampungan tersebut saat melihat kami datang. Lhoo, adhekku teko rek! Iya, Yesus, ini aku.
“Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” – Jesus (Mat 25:40).
Mohon maaf kpd kawan2 lain, saya hanya ingin memperbarui Iman kepercayaan kita, mengingatkan kembali salah satu sandaran kita orang Kristen yaitu Kitab Suci dimana TUHAN YESUS telah bersabda :
“Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum.
Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala”. (Matius 5:21-22)
“Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi.
Tetapi Aku berkata kepadamu, janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.
Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu.
Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.
Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam daripadamu”. (Matius 5:38-42)
“Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia, dan bencilah musuhmu.
Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.
Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik, dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.
Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian ?”
Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya daripada perbuatan orang lain ? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian ?”. (Matius 5:43-47)
“Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga.
Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu”. (Matius 6 : 14-15)
“Sedangkan barang siapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga”.
……..
Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku ? Sampai tujuh kali ?”
Yesus berkata kepadanya: “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali”.
………
“Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonnya kepadaku.
Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau ?”. (Matius 18:4, 21-22, 32-33)
“Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”. (Matius 22:39)
“Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku”. (Matius 25:40).
“Tidaklah demikian diantara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar diantara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka diantara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya.
Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang”. (Markus 10:43-45)
“Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapa-Mu adalah murah hati”.
“Janganlah kamu menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah maka kamu akan diampuni”. (Lukas 6:35-37)
“Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barang siapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan”. (Lukas 14:11)
“Siapakah diantara kamu yang memiliki seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor diantaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya ?”
…….
“Atau perempuan manakah yang mempunyai 10 dirham, dan jika ia kehilangan satu diantaranya, tidak menyalakan pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat sampai ia menemukannya ?”
…….
“Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. Kata anak itu kepada bapanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa.
Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa kemari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelilah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukacita”. (Lukas 15:4, 8, 21-24)
Yesus berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya. (Lukas 23:34)
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, maka Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”. (Yohanes 3:16)
“Akulah Gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya … ” (Yohanes 10:11)
“Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu; … “. (Yohanes 13:14)
“Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi”. (Yohanes 13:34)
“Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.”
“Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku daripada kamu”.
(Yohanes 15:17-18)
Terima kasih.
Pax Christi +
Kasihilah sesama manusia, sekalipun yang paling hina, yang paling keji, yang paling dianggap menjijikkan.. Sekalipun kepada teroris, yang berpenyakitan, dan sebagainya. Sebab di situlah Tuhan hadir menyapa kita. Mari kita mencoba mengampuni mereka seperti Tuhan mengampuni dan mengasihi manusia.
masak dinterpretasikan seperti itu ??
kalo gitu jadi orang sakit jiwa saja biar jadi Yesus.
Ekaristi gak diperlukan lagi karena bisa ketemu dan berbicara langsung dengan Yesus yg menjelma menjadi orang sakit jiwa.
[Dari Katolisitas: Pertanyaan ini disatukan karena masih satu topik dan ditanyakan oleh pembaca yang sama]:
Bagaimana dengan para teroris dan bandar narkoba yang dipenjara ? Apakah bisa menemukan Yesus di dalam diri mereka ?
[dari katolisitas: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” (Mat 25:40)]
siapakah sesama kita??? apakah yang seiman?? apakah sesama manusia? ataukah hanya orang yang berlaku baik? dan bagaimana menumbuhkan rasa kepedulian dalam diri kita untuk melayani ?? terimaksih
[Dari Katolisitas: Tentang “Siapakah sesama kita”, sudah pernah dibahas di artikel ini, silakan klik. Sedangkan untuk menumbuhkan kepedulian kepada sesama, kita perlu menyadari bahwa Tuhan Yesus ada di dalam diri sesama kita, terutama yang hina, miskin, sakit, dan terpinggirkan, sebagaimana dikatakan sendiri oleh Tuhan Yesus (lih. Mat 25:40). Jika kita menyadari betapa Allah telah mengasihi kita, dan kita sungguh mau mengasihi Allah, maka kasih kepada Allah inilah yang menjadi pendorong kita untuk mengasihi sesama, terutama yang sedang membutuhkan pertolongan, sebab di dalam diri merekalah, Tuhan hadir dan menyapa kita.]
Comments are closed.