Sharing pelayanan oleh Pst Felix Supranto, SS.CC

Aku, tanggal 29 November 2015, tiba lebih awal di Gereja Laurensius-Alam Sutera, untuk merayakan Misa Kharismatik dan Adorasi bersama Pastor Hadi Suryono dan Pastor Chris Purba, SJ. Misa dan Adorasi tersebut diadakan dalam rangka ulang tahun ke-3 PDPKK St. Laurensius.

Saat itu hujan rintik-rintik. Aku melihat seorang ibu berteduh di pos satpam. Aku mendatanginya. Tangan ibu itu menggegam rosario. Ibu tersebut menanggung sakit kanker. Ia ingin menimba kekuatan dari Tuhan melalui Misa dan Adorasi tersebut. Aku bertanya kepadanya: “Bu, hujan begini, ibu nekat datang ke sini, nanti sakit”. Jawabnya: “Puji Tuhan, kalau aku sakit. Dengan sakit, aku mendapatkan berkat, yaitu kesempatan untuk bersaksi atas kuasa-Nya”. Aku bertanya lagi kepadanya: “Bu, bagaimana kalau hujan sampai sore?”. Jawabnya kepadaku: “Puji Tuhan kalau hujan sampai sore. Dengan hujan sampai sore, aku memperoleh berkat lagi, yaitu kesempatan untuk berdoa lebih lama”. Aku memberanikan diri mengajukan pertanyaan lebih dalam kepada ibu itu: “Ibu pasti sudah lelah dalam mengatasi penyakit ibu dan tentu sudah banyak mengeluarkan biaya untuk berobat. Bagaimana kalau Tuhan tidak memberikan kesembuhan kepada ibu?”. Ibu itu menjawabku dengan tersenyum: “Puji Tuhan kalau aku tidak sembuh. Dengan tidak sembuh, aku mendapatkan berkat lagi, yaitu bersabar. Hidupku tergantung kepadaNya. Aku harus mensyukuri berkat Tuhan itu apa pun bentuknya”. Aku terdiam karena terkagum-kagum dengan iman ibu itu. Setelah memberikan pin Blackberry kepadanya, aku menghantarnya ke dalam gereja. Di dalam gereja, ibu itu berdoa dengan sangat kusyuk.

Aku terkejut karena ibu tersebut menulis BBM jam 21.39 pada hari itu: “Malam Pastor Felix, trimakasih atas persembahan Misa Kharismatik dan Adorasi Sakramen Mahakudus. Saya sungguh merasakan hadirat Tuhan Yesus dan Allah Bapa yang menaungi anak-anak-Nya yang bersatu dalam Pujian dan Penyembahan. Pastor Felix trimakasih atas sukacita dan senyum Pastor yang menguatkan kita, umat Allah, untuk terus bersukacita dalam kesesakan penyakit, dan terus mengandalkan Tuhan Yesus, Sang Sumber Kehidupan, Tabib, dan Sahabat sejati anak-anak-Nya yang sedang luka dan sakit. Hanya dalam Dialah saya sanggup menjalani derita penyakit. Trimakasih Pastor atas doa-doanya. Salam dan doa saya untuk Pastor dalam pelayanan pada yang lemah, sakit, terasing, lansia, anak-anak yang kurang kasih sayang…Amien. Mohon doanya ya Pastor besok saya mau periksa darah. Semoga saya tidak terindikasi kanker indung telur dalam rahim”. Aku sangat terharu karena di tengah penderitaannya ibu itu meneguhkan dan memotivasiku untuk menjadi pastor yang lebih baik dalam pelayanan. Aku berkata dalam hatiku: “Bu, semoga aku dapat mewujudkan harapanmu”.

Pesan yang dapat kita timba dari pengalaman ibu itu: “Berkat Tuhan bukan hanya materi dan kesehatan. Berkat Tuhan yang terindah adalah bersyukur, beribadat, dan bersabar: “Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya” (Mazmur 118:29). Ketika masalah datang, Tuhan tidak meminta kita untuk terus memikirkan jalan keluar karena itu akan membuat kita kelelahan. Tuhan hanya meminta kita bersabar dan berdoa. Bagi Tuhan tiada masalah yang tak dapat diatasiNya. Tuhan jauh lebih besar daripada masalah yang menimpa kita. Dia tidak membiarkan kita menghadapi masalah sendirian. Kekuatan kita yang terbesar berasal dari kebergantungan kita kepada Tuhan yang kuat: “Sungguh, Allah itu keselamatanku; aku percaya dengan tidak gementar, sebab TUHAN ALLAH itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku” (Yesaya 12:2).

Tuhan Memberkati