Serat-serat lampu menembus deretan umat yang sedang berdiri untuk menerima berkat ulang tahun kelahiran dan perkawinan dalam Misa pesta nama Lingkungan Santo Barnabas, Paroki Santa Odilia, Tangerang, pada tanggal 11 Juni 2013.
Aku terperanjat dengan kehadiran seorang pria gagah yang didampingi istrinya tercinta yang penuh khidmat menimba berkat atas ulang tahun pernikahan mereka.
Andito, namanya tertulis dalam ingatanku karena peristiwa yang menyentaknya, keluarganya, dan teman-temannya dalam waktu singkat.
Aku pernah memberikan Sakramen Perminyakan Suci kepadanya di sebuah rumah sakit di Semanggi, pada pukul 02.00 dini hari ketika nyawanya sudah berada di ujung tanduk akibat terdapat pembuluh darah di otaknya yang menggelembung dan sudah bocor.
Pada waktu itu, ia masih muda, berusia tiga puluh tujuh tahun.
Kejadian itu justru terjadi ketika ia sedang menjalankan tugas dari Tuhan menjadi bendahara panitia Natal paroki.
Operasi kateterisasi (angiography) pemasangan semacam koil di pembuluh darah yang telah bocor telah dilaksanakan dengan resiko kena stroke.
Setelah operasi, ia tak sadarkan diri.
Istrinya sudah tidak bisa berharap kepada kekuatan apapun di dunia selain memohon keajaiban Tuhan melalui doa novena terus menerus yang dibungkus dengan tumpahan air matanya dan bersama-sama umat lingkungannya.
Ketika istrinya mendatanginya, begitu banyak alat yang menempel di tubuhnya.
Ia tiba-tiba menggerakkan kakinya dan membuka matanya.
Ia sadar jauh lebih cepat daripada yang diperkirakan karena mungkin aura kedatangan istrinya tercinta memulihkannya segera.
Evaluasi medis menunjukkan bahwa kondisi pembuluh darahnya bagus dan bisa pulang ke rumah walaupun dengan kondisi setengah lumpuh akibat stroke.
Dengan dukungan istrinya, ia bertekun melatih diri untuk menyembuhkannya dari kelumpuhannya.
Puji Tuhan kondisinya sekarang sudah membaik, bisa bekerja dan beraktivitas seperti sedia kala.
Istrinya memaknai peristiwa yang menimpa suaminya yang dapat aku istilahkan dengan tiga kata “Terpana dalam Gulita”.
Banyak mukjizat didapatkannya.
Semua jalan terbuka dengan mudahnya.
Kepanikan dapat diatasinya sehingga pertolongan pertama dapat dilakukannya.
Tim dokter yang hebat disediakannya.
Biaya besar dapat diatasinya.
Pemulihan suaminya sungguh merupakan anugerah Tuhan yang luar biasa.
Ia mensyukurinya dengan berdoa dan mencium salib di ruang doa pastoran karena Ia wafat dan bangkit untuk memulihkan kehidupannya.
Pesan sukacita iman yang perlu disyukuri : “Tangan Tuhan memeluk dan menjaga kita setiap detik”.
Ketika ada sesuatu yang kurang beres dalam hidup kita, kita membawanya kepada Bengkel Kehidupan, yaitu Tuhan Allah yang menciptakan kita.
Karena Dia menciptakan kita, Dia tahu seluk beluk dalam diri kita.
Dia akan membereskan kehidupan kita secara tepat dan jitu.
Kita akhirnya lebih dari pemenang karena Tuhan telah mengasihi kita : “tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita” (Roma 8:37).
Tuhan Memberkati
Oleh Pastor Felix Supranto, SS.CC