Pertanyaan:

selamat malam romo saya mau tanya
1. kis 10 : (43) Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya.”
dr ayat ini di gereja non katolik menyatakan bahwa kita tidak perlu mengaku dosa di hadapan iman,
2. kis 10 :(35) Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya.
ayat ini menyatakan jika kita ingin benar di hadapan Tuhan lihat ayat tersebut?
bagaimana tanggapan magisterium gereja atas2 ke dua ayat ini? relevan tidak dengan pernyataan tersebut dari sudut gereja katolik?
3. apakah yang dimaksud kebenaran itu adalah firman?
terima kasih, Ben

Jawaban:

Shalom Ben,
1) Kis 10:43, berkata: Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya.” Jadi, konteksnya di sini adalah bagaimana dari sejak dulu, para nabi telah menubuatkan bahwa suatu saat nanti keselamatan akan menjangkau semua bangsa, asalkan mereka percaya kepada Tuhan. Janji Tuhan ini akhirnya dipenuhi melalui Kristus, Putera Allah yang menjelma menjadi manusia, yang dengan wafat dan kebangkitan-Nya membuka jalan keselamatan bagi semua orang.
Dalam Perjanjian Lama, kita melihat tentang janji Allah yang ingin menjangkau segala bangsa atau siapapun juga yang percaya kepadanya, misalnya dalam Yes 49:6, Mal 1:1, Yun 3 dan 4, ayat-ayat Mazmur.
Selanjutnya, ayat Kis 10:43 merupakan bagian dari perikop yang mengisahkan Kornelius, seorang non-Yahudi yang percaya kepada Yesus dan dibaptis. Jadi, ayat tersebut merupakan penegasan pengajaran bahwa dari sejak dulu sebenarnya Allah ingin mendatangkan keselamatan bagi semua bangsa, [tak terbatas pada bangsa Yahudi saja], asalkan mereka percaya kepada Yesus. Hubungkanlah ayat Kis 10:43 ini dengan ayat Luk 24: 47: “…dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem.” Maka Gereja Katolik juga mengimani yang disebutkan dalam Kis 10:43 tersebut, bahwa pengampunan dosa hanya didapatkan dalam nama Yesus.
Namun ayat ini tidak untuk diartikan bahwa hanya dengan percaya saja, artinya segala dosa otomatis diampuni; karena konteks dari ayat tersebut bukan itu. Dalam hal inilah, maka Gereja Katolik sering mengingatkan umatnya agar berusaha memahami Alkitab dengan melihat konteksnya, dan jangan memisahkan ayat-ayat tanpa melihat hubungannya dengan ayat yang lain. Silakan membaca artikel ini untuk melihat lebih lanjut bagaimana cara yang dianjurkan Gereja Katolik untuk membaca Alkitab (silakan klik). Karena jelas dalam Injil Yohanes, Yesus memberikan kuasa kepada para rasul untuk mengampuni dosa dengan mengatakan, “Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.” (Yoh 20:22-23).
Dengan demikian, Gereja Katolik memegang ayat ini sebagai bagaimana seseorang yang sudah percaya kepada Yesus dapat diampuni dosanya. Ia harus mengaku dosanya di hadapan imam, sebagai penerus para rasul yang sudah diberi kuasa oleh Yesus sendiri.
Jangan kita lupa, bahwa hal mengaku dosa ini tidak hanya berlaku untuk kaum awam, tetapi juga kepada para imam. Para imam-pun tidak terlepas dari dosa, dan karenanya, juga perlu mengaku dosa kepada sesama imam. Hal ini yang sering tidak diketahui oelah saudara-saudari kita yang Kristen Protestan. Kebanyakan, orang tidak mau mengaku dosa, karena berpikir: buat apa mengaku dosa kepada manusia, lebih baik langsung kepada Tuhan. Memang diperlukan kerendahan hati untuk mengaku dosa di hadapan seorang imam, namun itulah yang menjadi pengajaran Tuhan Yesus. Selanjutnya, memang tergantung dari kita apakah kita mau mentaati semua perintah-Nya, ataukah kita mau memilih sendiri pengajaran-Nya sesuai dengan kehendak kita. Namun jika kita pilih-pilih, sebenarnya kita belum sungguh-sungguh percaya total kepada Tuhan Yesus.

Maka pengertian ‘percaya’ atau beriman kepada Tuhan menurut ajaran Gereja Katolik adalah bukan hanya semata percaya kepada Tuhan saja, tetapi harus juga percaya dan taat kepada semua pengajaran yang diwahyukan-Nya, yang secara penuh diajarkan dalam Gereja Katolik, demikian bunyinya dari Dei Verbum 5 (Konstitusi Dogmatik tentang Wahyu Ilahi, Vatikan II):
Kepada Allah yang menyampaikan wahyu manusia wajib menyatakan “ketaatan iman” (Rom16:26 ; lih. Rom1:5 ; 2Cor10:5-6). Demikianlah manusia dengan bebas menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah, dengan mempersembahkan “kepatuhan akalbudi serta kehendak yang sepenuhnya kepada Allah yang mewahyukan[4], dan dengan secara sukarela menerima sebagai kebenaran wahyu yang dikurniakan oleh-Nya. Supaya orang dapat beriman seperti itu, diperlukan rahmat Allah yang mendahului serta menolong, pun juga bantuan batin Roh Kudus, yang menggerakkan hati dan membalikkannya kepada Allah, membuka mata budi, dan menimbulkan “pada semua orang rasa manis dalam menyetujui dan mempercayai kebenaran”[5]. Supaya semakin mendalamlah pengertian akan wahyu, Roh Kudus itu juga senantiasa menyempurnakan iman melalui kurnia-kurnia-Nya.

Selanjutnya Dei Verbum 7- 10 menjelaskan tentang bagaimana Wahyu Ilahi tersebut diturunkan kepada kita, yaitu melalui Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium. Silakan klik di sini untuk membaca Dei Verbum.

2) Maka pengertian tentang keselamatan yang ditawarkan Tuhan kepada semua bangsa ini, sejalan dengan yang dikatakan dalam Kis 10 : 35 yang mengatakan, “Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya.”
Ayat ini, yang masih berkaitan dengan kisah Kornelius tersebut, mengajarkan bahwa keselamatan terbuka bagi semua bangsa.  Seseorang dapat dibenarkan oleh Tuhan melalui Kristus dan menerima karunia Allah, tanpa harus memenuhi hukum Taurat Musa, dalam hal ini sunat dan hukum seremonial lainnya.
Takut akan Tuhan, di sini maksudnya adalah, “membenci kejahatan” (Ams 8:13). Maka, ayat Kis 10:35 mau mengatakan bahwa dengan kita membenci kejahatan dan mengamalkan kebenaran (mohon lihat jawaban point 3 di bawah ini); maka Tuhan akan berkenan.

3) Apakah yang dimaksud dengan kebenaran adalah firman?
Kebenaran adalah firman, itu sesuai dengan ajaran Yesus sendiri, yang mengatakan, “Akulah jalan, dan kebenaran dan hidup.” (Yoh 14:6). Maka kebenaran adalah Yesus sendiri yang adalah Firman yang Hidup (lih. Yoh 1:1, 14). Kebenaran di sini memang bisa berarti firman yang diajarkan kepada kita melalui Alkitab, namun sebenarnya tak terbatas hanya itu. Sebab jika kita perhatikan, Kristus sendiri mengatakan, Ia sendirilah Sang Firman.
Oleh karena itu ibadah yang tertinggi dalam Gereja Katolik adalah Perayaan Ekaristi/ Misa kudus, dimana di situ kita memperoleh kepenuhan Kristus, Firman Allah yang hidup. Pada liturgi Sabda, kita mendengarkan dan meresapkan firman Tuhan, pada liturgi Ekaristi, kita menerima Kristus dalam rupa hosti. Maka jika ditanya apakah kebenaran itu, saya rasa jawabannya yang paling tepat adalah Kristus beserta dengan semua ajaran-ajaran-Nya. Maka, firman di sini tidak terbatas hanya dalam kata-kata firman yang ada dalam Alkitab, tetapi keseluruhan Kristus yang dapat kita terima melalui sakramen-sakramen dalam Gereja Katolik, terutama dalam Perayaan Ekaristi. Sebab dalam diri Kristuslah semua firman Allah digenapi. Semoga dengan mengambil bagian dalam Kristus, kita umat Katolik dapat hidup mengamalkan kebenaran, dan dengan demikian dapat berkenan di hadapan Tuhan.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- www.katolisitas.org

6 COMMENTS

  1. Terlepas dari kebenaran yang ada dlm sakramen pengakuan dosa, menurut saya, (secara psikologi) jika mengaku dosa cukup dengan Tuhan secara langsung, maka sangat mungkin orang akan dengan mudah melakukan dosa karena ia berpikir “kan mudah aja tinggal mohon ampun pd Tuhan” (di sini tidak perlu takut atau malu krn cukup dalam hati dan tdk dgn orang lain)
    jika mengaku dosa pada imam maka kondisinya akan lain.
    bayangkan kalau orang berzinah. betapa berat mengaku dosa pada imam.
    namun jika langsung dg Tuhan: “Tuhan Engkau tahu sendiri apa yang sudah aku lakukan. aku mohon ampun”. wah enak sekali dong cuma begitu.

    Karena Yesus tahu hati manusia, maka Ia memberikan kuasa mengikat/melepaskan dosa kepada Petrus dan pengikutnya.

  2. Salam Damai Sejahtera

    Didalam kitab Wahyu tertulis : dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.
    Apakah di Surga masih ada orang sakit ?

    dan raja-raja di bumi membawa kekayaan mereka kepadanya
    Siapakah yang dimaksud dengan raja-raja dibumi ini ?

    Salam
    Machmud

    • Shalom Machmud,

      Terima kasih atas pertanyaannya tentang kitab Wahyu. Di kitab Wahyu tertulis "Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa." (Rev 22:2). Di Sorga tidak ada penyakit apapun, baik fisik maupun spiritual, karena mereka yang berada di Sorga menikmati kebahagiaan abadi, Pertanyataan tersebut untuk menegaskan bahwa bangsa-bangsa termasuk bangsa kafir (pagan) juga akan berada di dalam Kerajaan Sorga, karena mereka telah disembuhkan. Di dalam Injil Yesus mengatakan " Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga," (Mt 8:11; Lk 13:29). Ini juga merujuk kepada penglihatan nabi Yehezkiel, dimana dia mengatakan "Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis; tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus itu. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat." (Yeh 47:12).

      Dikatakan di dalam kitab Wahyu "Dan bangsa-bangsa akan berjalan di dalam cahayanya dan raja-raja di bumi membawa kekayaan mereka kepadanya;" (Why 21:24). Raja-raja di bumi mengacu kepada semua orang yang masuk di dalam kerajaan Allah. Mereka yang masuk dalam kerajaan Allah adalah seumpama raja, dimana keadaannya jauh lebih tinggi daripada semua raja di dunia ini. Atau kita juga dapat melihat bahwa semua yang baik yang ada di dunia ini, perbuatan baik yang dilakukan, segala iman, pengharapan, dan kasih, akan dipersembahkan kepada Allah di Sorga. (lih Yes 60:3-14). kita juga dapat menghubungkan bahwa semua orang, di bumi dan di surga, baik orang biasa maupun raja, akan bersembah sujud di hadapan Allah (Rm 14:11; Fil 2:10).

      Semoga dapat membantu.
      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – http://www.katolisitas.org

  3. kalau boleh saya sarikan sbb:
    (a) hanya ada satu jalan saja bagi Tuhan untuk mengampuni dosa yatu dalam gereja Katolik
    (b) dengan cara sbb: [quote] Ia harus mengaku dosanya di hadapan imam, sebagai penerus para rasul yang sudah diberi kuasa oleh Yesus sendiri. [unquote]

    Apakah dengan demikian diyakini bahwa secara absolut diluar gereja Katolik tidak ada pengampunan dosa ?

    mohon tanggapan dan terima kasih

    • Shalom Skywalker,

      Terima kasih atas tanggapannya. Mungkin kalau mau disarikan adalah:

      a) Hanya ada satu jalan saja untuk keselamatan yang Gereja ketahui, yaitu melalui Sakramen Baptis.

      KGK 1257 – "Tuhan sendiri mengatakan bahwa Pembaptisan itu perlu untuk keselamatan (Bdk. Yoh 3:5.). Karena itu, Ia memberi perintah kepada para murid-Nya, untuk mewartakan Injil dan membaptis semua bangsa (Bdk. Mat 28:19-20; DS 1618; LG 14; AG 5.). Pembaptisan itu perlu untuk keselamatan orang-orang, kepada siapa Injil telah diwartakan dan yang mempunyai kemungkinan untuk memohon Sakramen ini (Bdk. Mrk 16:16.). Gereja tidak mengenal sarana lain dari Pembaptisan, untuk menjamin langkah masuk ke dalam kebahagiaan abadi. Karena itu, dengan rela hati ia mematuhi perintah yang diterimanya dari Tuhan, supaya membantu semua orang yang dapat dibaptis, untuk memperoleh "kelahiran kembali dari air dan Roh". Tuhan telah mengikatkan keselamatan pada Sakramen Pembaptisan, tetapi Ia sendiri tidak terikat pada Sakramen-sakramen-Nya."

      Ini berarti bagi orang yang ingin mendapatkan pengampunan dosa, ia harus dibaptis. Salah satu akibat dari Sakramen Baptis adalah seseorang dibersihkan dari dosa asal dan dosa pribadi yang dilakukan sebelum menerima Sakramen Baptis.

      b) Namun bagaimana kalau seseorang telah dibaptis dan melakukan dosa pribadi? Gereja mengatakan bahwa karena Kristus telah menginstitusikan Sakramen Pengampunan dosa, maka untuk dapat diampuni dari dosa berat, maka seseorang harus menerima Sakramen Tobat, atau pertobatan yang sempurna atau sesal karena kasih (silakan membaca artikel: Masih perlukah Sakramen Pengakuan Dosa – bagian 3 – silakan klik).

      c) Jadi kalau ditanya apakah di luar Gereja Katolik tidak ada pengampunan dosa? Maka sebenarnya dengan konsep "baptisan rindu" membuka kesempatan bagi orang-orang yang benar-benar mencari kebenaran dengan segenap hati, segenap pikiran, dan segenap kekuatan, untuk memperoleh keselamatan. Orang-orang yang benar-benar mencari kebenaran dan tidak tahu bahwa Gereja Katolik adalah Sakramen keselamatan, maka orang-orang tersebut adalah "menjadi bagian dari Gereja Katolik" walaupun mereka tidak berada di dalam Gereja Katolik. St. Agustinus menyebutkan sebagai "of the Church" but not "in the Church". 

      Lumen Gentium 16 mengatakan "..Penyelenggaraan ilahi juga tidak menolak memberi bantuan yang diperlukan untuk keselamatan kepada mereka, yang tanpa bersalah belum sampai kepada pengetahuan yang jelas tentang Allah, namun berkat rahmat ilahi berusaha menempuh hidup yang benar. Sebab apapun yang baik dan benar, yang terdapat pada mereka, oleh Gereja dipandang sebagai persiapan Injil, dan sebagai kurnia Dia, yang menerangi setiap orang, supaya akhirnya memperoleh kehidupan."

      Bagaimana dengan orang yang telah dibaptis, namun bukan Katolik dan melakukan dosa. Apakah mereka mendapatkan pengampunan dosa dari Tuhan, kalau sampai mereka meminta ampun secara pribadi? Kita kembalikan kepada konsep di atas, apakah mereka benar-benar tidak tahu bahwa Gereja Katolik adalah sakramen keselamatan dan apakah mereka tidak tahu benar-benar bahwa Yesus mendirikan Sakramen Pengampunan Dosa. Karena yang mengetahui hati mereka adalah Tuhan sendiri, maka kita serahkan semuanya kepada belas kasihan Tuhan. Namun satu hal yang pasti, bahwa mereka sebetulnya tidak mendapatkan berkat yang mengalir dari Sakramen Tobat.

      Semoga dapat memperjelas.
      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – http://www.katolisitas.org

  4. selamat malam romo saya mau tanya
    1. kis 10 : (43) Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya.”
    dr ayat ini di gereja non katolik menyatakan bahwa kita tidak perlu mengaku dosa di hadapan iman,
    2. kis 10 :(35) Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya.
    ayat ini menyatakan jika kita ingin benar di hadapan Tuhan lihat ayat tersebut?
    bagaimana tanggapan magisterium gereja atas2 ke dua ayat ini? relevan tidak dengan pernyataan tersebut dari sudut gereja katolik?
    3. apakah yang dimaksud kebenaran itu adalah firman?
    terima kasih
    [Dari Admin: Pertanyaan ini sudah dijawab di atas- silakan klik]

Comments are closed.