Pertanyaan:
Dear Ibu Inggrid dan Bpk. Stef,
Baru2 ini banyak berita tentang umat Yahudi/ bangsa Israel menyerang bangsa Arab terutama Palestina. didalam benak aku timbul banyak pertanyaan diantaranya:
1. Kenapa sejak dahulu bangsa israel dan bangsa Arab tidak pernah rukun?padahal sama2 mahluk ciptaan Allah
2. banyak sekali orang yg mengatakan bahwa bangsa israel adalah bangsa yg kejam yg selalu menginginkan perang, knp?dan banyak dari umat muslim yg mengatakan seperti itu.
3. Bangsa Israel adalah Bangsa pilihan Allah tetapi kenapa banyak perbuatan yg tidak terpuji telah dilakukan?
4. Aku merasa sebagai umat yahudi, aku sungguh sangat tidak terima jika dikatakan sebagai umat yg kejam, jahat…..dll.
Aku sungguh sangat sedih sekali mendengarnya…aku ingin sekali antara umat nazrani dan umat muslim saling berdamai. tidak ada perselisihan.
Aku juga ingin bisa memberikan jawaban atas pertanyaan teman saya yg muslim bahwa semuanya itu tidak benar tentang berita bangsa israel adalah bangsa yg kejam.
Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga rasa bingung yg ada dipikiran saya bisa terjawab.
Terima Kasih,
Yuliana
Jawaban:
Shalom Yuliana,
Sebenarnya, kita sebagai umat Kristiani tidak dapat dikatakan sebagai umat Yahudi dalam arti harafiah, sebab memang kita bukan orang Yahudi. Namun memang benar kita adalah umat pilihan Allah, atau dapat dikatakan sebagai Israel yang baru “the New Israel”, karena telah percaya kepada Kristus yang adalah Putera Allah yang dilahirkan sebagai orang Yahudi sekitar 2000 tahun yang lalu. Dan karena Pembaptisan kita diangkat menjadi saudara-saudari angkat Yesus, maka di sinilah kita tergabung dengan Yesus dan Gereja, yang menjadi bangsa pilihan Allah yang baru (the New People of God). Ini adalah tanggapan saya untuk pertanyaan anda:
1) Kita patut prihatin dengan ketidak- rukunan antara bangsa Israel dan bangsa Arab. Ya, seharusnya, memang sebagai umat ciptaan Allah kita harus saling mengasihi. Namun tak bisa dipungkiri, ada banyak kejadian di sepanjang sejarah manusia yang saling berbalasan antara kedua bangsa tersebut. Justru kita, yang telah percaya kepada Kristus, seharusnya dapat menunjukkan kepada teman-teman kita yang muslim, bahwa bukan demikianlah yang diajarkan oleh Kristus. Sebab ajaran yang kita terima dari Kristus adalah yang hukum Kasih kepada Tuhan dan sesama, yang menyempurnakan kesepuluh perintah Allah. Jika kita membaca Perjanjian Lama, memang kita melihat bagaimana berulang-ulang bangsa Israel tidak mematuhi perintah Allah dan jatuh ke dalam dosa. St. Agustinus menerangkan hal ini dengan mengatakan, sebab hanya dengan mengetahui perintah Tuhan saja tidak cukup, kita harus menerima rahmat Roh Kudus dari Tuhan yang tercurah di dalam Kristus, baru kita dapat hidup yang sesuai dengan perintah Tuhan. Orang-orang Yahudi yang sekarang hidup di Tanah Suci, kebanyakan bukan pengikut Kristus. Prosentase umat Kristen di Tanah suci adalah sekitar 8 %, dan umat Katolik bahkan mungkin tidak sampai setengahnya. Kebanyakan dari mereka adalah penganut Yahudi yang tidak percaya bahwa Kristus adalah Sang Mesias.
2) Jika kita melihat film The Passion of the Christ, kita dapat melihat kekejaman orang-orang Yahudi yang menyalibkan Kristus. Kekejaman orang Yahudi itu sebenarnya mewakili kekejaman manusia, yang bisa terjadi dalam banyak hal. Bukan untuk membela diri, tetapi kita bisa melihat bahwa peperangan antara bangsa-bangsa non Yahudi juga merupakan kekejaman. Dan bangsa Arab sendiri bukannya tidak pernah membalas kekejaman itu dengan bentuk kekejaman yang lain. Beberapa kasus bom manusia dan bom mobil adalah salah satu contohnya. Ini sebetulnya harus menjadi bahan permenungan kita, bahwa memang kita tak cukup hanya berdoa bagi diri kita dan keluarga kita tetapi juga bagi dunia, bagi mereka yang belum mengenal Kristus atau bahkan mereka yang mengaku mengenal Kristus namun hidupnya tidak mencerminkan hal itu. Juga, kita perlu berdoa agar kesaksian hidup kita sesuai dengan ajaran Kristus, yaitu kasih.
3) Menurut rencana keselamatan Allah, memang bangsa Yahudi adalah bangsa pilihan, oleh karena itu, Yesus Kristus Putera Allah memilih untuk dilahirkan sebagai orang Yahudi. Namun demikian, bangsa Yahudi telah menolak Tuhannya, seperti yang dituliskan dalam kitab Yesaya, “Aku membesarkan anak-anak dan mengasuhnya, tetapi mereka [bangsa Israel] memberontak terhadap Aku. Lembu mengenal pemiliknya tetapi Israel tidak; keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya, tetapi umat-Ku tidak memahaminya.” (Yes 1:2-3). Alkitab berkali-kali menceritakan ketidaksetiaan bangsa Yahudi kepada Allah yang telah memilih mereka, dan ini memang merupakan misteri bagi kita. Mungkin Allah mengizinkan hal itu terjadi, untuk mengajarkan kepada kita akan besarnya kasih-Nya, yang tetap setia walaupun umat-Nya tidak setia. Dan ini mencapai puncaknya, dengan mengutus Kristus Putera-Nya, yang diizinkan-Nya untuk diserahkan ke tangan orang-orang Yahudi, disiksa sampai wafat di kayu salib, demi menghapus dosa manusia. Jadi perbuatan yang tidak terpuji dari bangsa Israel yang sekarang ini harusnya malah menjadi pendorong bagi kita, para pengikut Kristus agar menunjukkan bagaimana seharusnya kita hidup sebagai bangsa pilihan Allah yang baru (the New People of God/ the New Israel). Tuhan Yesus sendiri mengajarkan, agar kita tidak menuntut mata ganti mata dan gigi ganti gigi, melainkan, “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” (Mat 5:38-44). Jika Tuhan Yesus sendiri melaksanakan ayat ini, maka kitapun sebagai pengikut-Nya, selayaknya melaksanakannya.
4) Jika kita mendengar kecaman dari pihak non-Katolik yang mengatakan bahwa orang Yahudi itu kejam, kita mungkin perlu meluruskan terlebih dahulu, dari segi definisinya. Sebab orang Katolik atau orang Kristen bukanlah orang Yahudi/ Israel menurut daging, walaupun memang, dengan mengimani Kristus, kita menjadi keturunan Abraham, menjadi bagian dari bangsa pilihan Allah yang baru. Jadi memang mungkin perlu kita mengakui bahwa memang secara fakta, mereka [orang Yahudi yang berperang di Tanah Suci] itu kejam dengan segala taktik perang mereka, seperti kita juga mengakui bahwa bangsa Arab yang berperang dengan mereka juga sama-sama melakukan kekejaman. Ini adalah realitas yang selayaknya menggugah hati kita untuk terus berdoa bagi perdamaian dunia, dan mungkin dalam skala kecil, membina persahabatan yang tulus dengan teman-teman kita yang Muslim. Semoga dengan bersahabat dengan kita, mereka dapat mengetahui bahwa agama Kristen/ Katolik tidak pernah mengajarkan kekejaman, dan malah sebaliknya, mengajarkan kasih kepada semua orang. Selanjutnya, marilah juga jangan kita menyamaratakan bahwa semua orang Yahudi itu kejam, dan juga jangan mengatakan bahwa semua orang Arab itu kejam, hanya karena ada sebagian dari mereka yang melakukan kekejaman. Semoga kasih yang ada di dalam hati kita membuka mata hati kita untuk melihat hal yang positif di dalam setiap orang.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- https://katolisitas.org
Shyalom
terima kasih bu Ingrid atas tulisan nya..
saya baru tahu bahwa yahudi itu tidak percaya akan mesias..
8% umat protestan?
saya ga nyangka bangsa yang di pilih Tuhan , yang percaya sama dia malahan sedikit.
[Dari Katolisitas: Ya, memprihatinkan memang, sebab bahkan kalau menurut Wikipedia, prosentase agama Kristen hanya 2.1%. Bangsa yang dipilih Tuhan, namun malah tidak mengenali Tuhan Juru Selamatnya. Benarlah nubuat Nabi Yesaya, “Lembu mengenal pemiliknya, tetapi Israel tidak; keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya, tetapi umat-Ku tidak memahaminya.” (Yes 1:3)]
Kalo gak salah baca di atas di sebut 8% itu kristen dan katolik tidak mencapai setengahnya dari yg 8 % ini. Jadi yg 8% itu bukan protestan tapi kristen. Harap dibedakan protestan dng kristen karena katolik itu pun kristen. Cmiiw. Kalo dari sejarah awalnya adalah Jalan Tuhan Kis 9:2 ; 13:10 ; 18:25 dll. Pengikut Jalan Tuhan awalnya adalah org yahudi ingat semua rasul adalah org yahudi dan Bunda Maria pun org yahudi. Baru kemudian menyebar keluar dari Yerusalem ke segala arah dibawakan oleh Para Rasul. Antara tahun 40 sd 50 masehi pengikut Jalan Tuhan sudah banyak dan tersebar di banyak tempat. Salah satu pusat penyebaran adalah di Anthiokhia di perbatasan asia dan eropa. Di kota ini pengikut jalan Tuhan memiliki nama yaitu Kristen (Kis 11:26 ). Istilah Kristen berasal dari kata khristianos yg artinya pengikut Kristus. Itulah asal mula nama Kristen. Jadi istilah Kristen tidak ada sangkut pautnya dengan Protestan yg baru muncul abad ke 16 ( tahun 1520) di eropa utara
Syalom aleikhem
Tuhan beserta kita…
Salam Damai,…
Saya hanya ingin mengagumi hikmat kebijaksanaan yang diberikan Tuhan kepada Ibu Ingrid, saya berdoa semoga pelayanan ini menjadi berkat bagi banyak orang dan semoga Ibu Ingrid dan para cendekiawan yang mengelola situs ini semakin diberkati Tuhan Kristus Yesus,…
T’kasih, Salam….
Shalom Saringar,
Sebaiknya kekaguman kita arahkan kepada Tuhan yang adalah Sumber segala yang baik. Kita semua, anda dan saya hanyalah ‘alat’ Tuhan yang dapat dipergunakan oleh-Nya untuk menjadi perpanjangan tangan-Nya untuk menyampaikan kebaikan-Nya kepada sesama kita. Tuhanlah yang bijaksana, yang mengatur segala sesuatunya dengan baik, sesuai kehendak-Nya. Sedangkan kita manusia menerima segala sesuatu yang baik dari Tuhan, jadi bukan dari diri kita sendiri.
Terima kasih atas dukungan dan doa anda.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Tentang Yahudi dan Israel.
Romo, saya sangat bingung tentang kaum Yahudi di dunia ini. Apaka kaum Yahudi yang sekarang di Israel sama dengan Yahudi yg menyalibkan Tuhan ? Lalu Siapakah kaum Yahudi yg mengalami holocaust oleh Hitler, dan mengapa ? Juga siapakah kaum Khazar yang mengaku Yahudi dan sekarang diberitakan telah menguasai dunia, Amerika dll dan memiliki lebih dari 80% kekayaan dunia, yang dapat menciptakan perang antar negara, penguasaan kekayaan negara lain, mengontrol umat manusia di dunia ini, mengontrol media dll. Apakah agama Yahudi semuanya judaism, atau ada juga yang katolik atau ada juga yang lain ? Lalu bagaimana sebaiknya sikap saya karena saya sering diajak pindah ke agama protestan seperti bethany, yehova dll dan mereka menjelek2an agama katolik, dan saya sudah berjanji untuk menjadi katolik selamanya karena memang saya telah membaca buku dan website ini dan alkitab dan memang agama katolik adalah agama yang diberikan oleh Yesus sendiri kepada Paus pertama Petrus dan saya sangat bangga telah memilih agama yang benar, walau saya masih sering berdosa, dan masih sering melanggar ketentuan agama katolik.
Terima kasih, Romo. Dari, Budisan
Budisan Yth
Proficiat anda memilih jalan yang benar dengan tetap setia menjadi Katolik. Saya juga yakin akan hal itu setelah saya belajar banyak di Islam, Hindhu, Protestan dan lainnya. Katolik memiliki sejarah otentik dengan Tuhan Yesus karena itu tetap setia sekali Katolik selamanya Katolik. Tidak usah bingung dengan Yahudi. Yahudi dulu dan sekarang beda, mereka orang terpilih dan bangsa kesayangan Tuhan maka mereka pintar dan cerdas. Yahudi yang sekarang telah mengalami campuran berbagai macam bangsa jadi tidak asli, namun saya kira masih beberap kecil saja umat Yahudi yang memang dari nenek moyang ada di daerah Palestina. Anjuran saya mungkin baik bacalah buku tentang orang Yahudi dan Yerusalem banyak di Gramedia.
salam
Rm Wanta
terima kasih sebelumnya romo,
Saya juga sering baca buku2 tentang Yahudi di Gramedia, sehingga saya tau yahudi bangsa yang telah menguasai dunia dan amerika, mereka membuat perang , mengambil kekayaan bangsa kita dll. Tapi saya baca juga mereka itu bukan yahudi asli tapi bangsa khazar yang mengaku yahudi. Jadi bangsa yahudi aslinya kemana ? apa sudah mengalami genocide sama Hitler ? lalu kalau isarel sendiri apa yahudi yg asli atau bangsa khazar yang mengaku yahudi. Saya juga jadi tambah bingung. Maaf, kalu saya banyak bertanya.
Budisan
Shalom Budisan,
Berikut ini saya sertakan tanggapan dari Pembimbing Theologis website ini, Dr Lawrence Feingold, STD, untuk menanggapi pertanyaan anda:
"There is a lot of anti-semitic books around. One of the most frequent anti-semitic accusations concerns Jewish control of finance in the service of some vast conspiracy. This was a very common feature of Nazi anti-semitism in Germany in the 1930’s and earlier. It is not surprising that the same accusations are made in the Muslim world today, in which there is a very large component of anti-semitism. Jews certainly do not control international finance, although many are successful in financial matters, as they are in other fields like medicine and science.
The Jews in the United States, as elsewhere throughout the world, are certainly Jews and descendants of the Jews from the time of Jesus. Membership in the Jewish people is not strictly a racial or ethnic thing. One is a Jew by belonging to the Jewish people. This can be from birth or through the rite of conversion."
Terjemahannya:
"Terdapat banyak buku yang anti-Yahudi yang beredar. Salah satu tuduhan anti Yahudi yang paling sering adalah bahwa orang-orang Yahudi menguasai/ mengendalikan keuangan dalam bentuk persengkokolan yang besar. Ini adalah sikap umum dari Nazi yang anti Yahudi di Jerman di tahun 1930 dan sebelumnya. Tak mengejutkan bahwa tuduhan-tuduhan serupa dibuat oleh dunia muslim sekarang, di mana terdapat komponen besar anti-Yahudi. Orang-orang Yahudi tentu tidak mengontrol keuangan dunia, meskipun banyak di antara mereka memang sukses dalam hal keuangan, seperti halnya dalam bidang obat-obatan dan ilmu pengetahuan. Orang-orang Yahudi di Amerika dan di manapun di dunia, adalah tentu orang-orang Yahudi dan keturunan dari orang Yahudi pada jaman Kristus. Keanggotaan di dalam bangsa Yahudi bukan hanya terbatas pada hal rasial dan etnik. Seseorang adalah seorang Yahudi dengan menjadi bagian dari bangsa Yahudi. Ini dapat diperoleh dari kelahiran atau melalui ritus pertobatan/ conversion."
Saya ingin mengakhiri diskusi ini. Semoga anda tidak berkeberatan ya. Semoga anda dapat melihat objektivitas yang ada tentang bangsa Yahudi. Sejarah mencatat bahwa sentimen anti-Yahudi memang sudah lama ada, justru karena banyak dari mereka menjadi orang-orang yang sukses. Namun, sesungguhnya, kita tak selayaknya percaya begitu saja atas yang dituliskan dalam buku-buku itu, sebab kita tidak pernah mengetahui secara pasti motivasi penulisan buku itu. Bagi kita yang percaya kepada Kristus, mari kita melihat bangsa Yahudi ini tetap sebagai saudara kita, sama seperti jika kita melihat umat dari agama lain. Khusus tentang bangsa Yahudi, kita memang selayaknya mengakui bahwa karena memang mereka merupakan bangsa pilihan di mana Yesus sendiri memilih untuk dilahirkan sebagai seorang Yahudi. Namun, selayaknya kita tidak membenci mereka, walaupun dulu bangsa Yahudi menyalibkan Yesus, sebab Yesus sendiri tidak membenci mereka, dan bahkan mengampuni mereka (lih. Luk 23: 34)
Silakan menyikapi informasi yang anda terima dengan bijak, dan mari janganlah menjadi lekas terpengaruh atas tulisan-tulisan yang menyudutkan, tanpa melihat juga keseluruhan rencana keselamatan Allah, yang tetap memasukkan bangsa Yahudi walaupun dulu mereka pernah menolak Dia. Jangan lupa, bahwa sepanjang sejarah terdapat juga banyak orang Yahudi yang menjadi murid Kristus. Sebagai contoh tentu adalah Bunda Maria, para rasul dan para penerus mereka. Dan dewasa inipun, kita melihat pertobatan orang-orang Yahudi dan bergabungnya mereka ke dalam pangkuan Gereja. Jadi tidak benar bahwa semua orang Yahudi itu jahat seperti yang sering dikatakan dalam slogan anti- Yahudi. Mari kita melihat segala sesuatunya dengan kacamata iman dan kasih. Ada baiknya, anda membaca buku yang berjudul, Salvation Is from the Jews karangan by Roy Schoeman, untuk melihat hal bangsa Yahudi/ Israel ini dengan lebih berimbang.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati – http://www.katolisitas.org
Ini merupakan isi dari kitab talmud,kitab bagi bangsa yahudi,dan pernah di teliti oleh Kolonel E.N.Sanctuary dari Dinas Intelligensi Militer Amerika. Kolonel Sanctuary adalah seorang patriot dan Nasrani tanpa celaan.
Ia menerbitkan suatu ringkasan dalam bentuk buku dengan judul “Terbukalah kedok Talmud”(The Talmud Unmasked) berikut inti dari kitab talmud
“Hanya orang-orang Yahudi yang manusia, sedangkan orang-orang non Yahudi bukanlah manusia, melainkan binatang.” (Kerithuth 6b hal.78, Jebhammoth 61a)
“Orang-orang non-Yahudi diciptakan sebagai budak untuk melayani orang-orang Yahudi.” (Midrasch Talpioth 225)
“Angka kelahiran orang-orang non-Yahudi harus ditekan sekecil mungkin.” (Zohar II, 4b)
“Orang-orang non-Yahudi harus dijauhi, bahkan lebih daripada babi yang sakit.” (Orach Chaiim 57, 6a)
“Tuhan (Yahweh) tidak pernah marah kepada orang-orang Yahudi, melainkan hanya (marah) kepada orang-orang non-Yahudi.” (Talmud IV/8/4a)
“Di mana saja mereka (orang-orang Yahudi) datang, mereka akan menjadi pangeran raja-raja.” (Sanhedrin 104a)
“Terhadap seorang non Yahudi tidak menjadikan orang Yahudi berzina. Bisa terkena hukuman bagi orang Yahudi hanya bila berzina dengan Yahudi lainnya, yaitu isteri seorang Yahudi. Isteri non-Yahudi tidak termasuk.” (Talmud IV/4/52b)
“Tidak ada isteri bagi non-Yahudi, mereka sesungguhnya bukan isterinya.” (Talmud IV/4/81 dan 82ab)
“Orang-orang Yahudi harus selalu berusaha untuk menipudaya orang-orang non-Yahudi.” (Zohar I, 168a)
“Jika dua orang Yahudi menipu orang non-Yahudi, mereka harus membagi keuntungannya.” (Choschen Ham 183, 7)
“Tetaplah terus berjual beli dengan orang-orang non-Yahudi, jika mereka harus membayar uang untuk itu.” (Abhodah Zarah 2a T)
“Tanah orang non-Yahudi, kepunyaan orang Yahudi yang pertama kali menggunakannya.” (Babba Bathra 54b)
“Setiap orang Yahudi boleh menggunakan kebohongan dan sumpah palsu untuk membawa seorang non-Yahudi kepada kejatuhan.” (Babha Kama 113a)
“Kepemilikan orang non-Yahudi seperti padang pasir yang tidak dimiliki; dan semua orang (setiap Yahudi) yang merampasnya, berarti telah memilikinya.” (Talmud IV/3/54b)
“Orang Yahudi boleh mengeksploitasi kesalahan orang non-Yahudi dan menipunya.” (Talmud IV/1/113b)
“Orang Yahudi boleh mempraktekan riba terhadap orang non-Yahudi.” (Talmud IV/2/70b)
“Ketika Messiah (Raja Yahudi Terakhir atau Ratu Adil) datang, semuanya akan menjadi budak-budak orang-orang Yahudi.” (Erubin 43b)
Jadi masih percayakah umat nasrani terhadap kaum yahudi?
Shalom Andry,
Lepas dari benar tidaknya apa yang dikatakan di Talmud, umat Kristen tidak mengimani umat Yahudi, namun umat Kristen mengimani Yesus Kristus, yang adalah Tuhan. Umat Kristen bukanlah mengikuti Yahudi, namun mengikuti Yesus Kristus, yang kedatangan-Nya telah dinubuatkan terlebih dahulu dengan perantaraan para nabi. Jadi, terus terang saya tidak terlalu jelas dengan argumentasi yang diberikan antara Talmud dan agama Kristen, karena Talmud bukanlah Kitab Suci agama Kristen.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Terima kasih banyak sekali atas segala penjelasan nya semoga Tuhan memberkati. Saya mendoakan semoga saudara-saudari kita dapat berkunjung ke situs ini. dan saya juga sudah mengundang beberapa teman untuk mengunjungi situs ini. Terima kasih Tuhan.
Albert
Timor Leste
Dh,
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa yahudi adalah suku yang menyalibkan Yesus, lalu kita sering membaca bahwa israel adalah yahudi, amerika serikat adalah negara yang dikuasai dan dikontrol oleh yahudi. Yahudi adalah suku yang menguasai ekonomi dunia (mereka memegang lebih dari 80% kekayaan dunia). Lalu yang saya bingung, apa yahudi yang di Israel dan Amerika adalah sama dengan Yahudi yang menyalibkan Yesus, dan yahudi manakah yang mengalami holocaust oleh Hitler pada world war II ? Lalu saya pernah baca bahwa yahudi yang menguasai dunia sekarang, sebenarnya bukan yahudi asli, tapi mereka suku khasar yang mengaku yahudi. Tolong romo yang lebih mengetahui untuk menjelaskannya, soalnya saya sangat bingung pada sejarah ini.
Terima kasih, Hendry
Shalom Hendry,
Kita mengetahui dari Kitab Suci bahwa Bangsa Israel/ Yahudi adalah bangsa pilihan yang dipersiapkan oleh Allah, karena rencana keselamatan Allah bagi manusia dinyatakan pertama-tama melalui bangsa itu, sebelum akhirnya ditujukan kepada bangsa-bangsa lain. Setelah kejatuhan Adam dan Hawa dalam dosa, Tuhan selalu aktif mengusahakan perdamaian dengan manusia, yang berlanjut terus dari keturunan Adam dan Hawa, Nabi Nuh dan para Patriarkh, sampai kepada bangsa Yahudi dengan pimpinan Nabi Musa. Bangsa pilihan Allah pada PL ini menjadi gambaran dari Gereja pada PB.
Namun dalam selang perjalananan waktu, kita ketahui bahwa di dalam banyak sekali kesempatan, bangsa Israel tidak setia kepada Allah, dan bahkan menolak para nabi yang diutus-Nya. Puncak penolakan bangsa Yahudi terhadap Allah dinyatakan dengan menyalibkan Kristus, Putera Allah sendiri, yang menjadi "Pemilik" mereka dan telah memilih mereka sebagai bangsa pilihan (lih. Yes 1:3). Maka penolakan bangsa Yahudi yang memang telah diketahui oleh Allah sejak semula, malah membuka pintu keselamatan kepada segenap umat manusia, yang tidak terbatas pada orang Yahudi. Ada banyak sekali ayat-ayat dalam Alkitab yang menunjukkan rencana keselamatan Allah ini, yang pertama dimulai dari orang Yahudi, namun kemudian mengalir kepada bangsa-bangsa lain (Rom 1:16; 2:9,10; 9:24).
Sepanjang sejarah manusia, memang banyak terjadi semacam gerakan anti Yahudi. Mungkin karena banyak orang men-cap bangsa itu telah menyalibkan Yesus, atau karena alasan lain seperti semacam kecemburuan sosial karena kaum Yahudi memang secara obyektif merupakan orang-orang yang sangat pandai dan berbakat dalam banyak hal terutama dalam hal bisnis dan keuangan. Hal kampanye anti Yahudi ini terlihat jelas dalam regime Hiter dalam World War II. Hal ini, ditambah juga dengan pertentangan agama melahirkan pertikaian yang seolah tidak ada habisnya di Timur Tengah, sampai sekarang. Dengan menyebarnya kaum Yahudi ke seluruh dunia, maka dikatakan oleh banyak orang bahwa pengaruh kaum Yahudi ini begitu kuat, juga di Amerika Serikat. Tidak ada yang dapat menentukan dengan pasti apakah kaum keturunan Yahudi saat ini mempunyai hubungan yang tak terputus dengan generasi Yahudi yang menyalibkan Yesus. Sebab untuk membuktikan hal ini, maka silsilah keluarga menjadi sangat penting, dan harus diakui bahwa akan sulit bagi suatu keluarga untuk mengetahui/ menyimpan silsilah keluarga jika jangka waktunya 2000 tahun. Apalagi, dengan kehancuran bait Allah di Yerusalem pada tahun 70, dan selanjutnya, tidak ada lagi buku yang mencatat silsilah suku-suku bangsa Israel.
Maka, memang yang kita ketahui sekarang adalah keturunan Yahudi, yang mungkin juga sudah tercampur oleh bangsa-bangsa lain, namun yang tetap masih memelihara keterikatan dengan sesama kaum keturunan Yahudi. Jadi jika ditanya apakah sama, bangsa Yahudi sekarang dengan bangsa Yahudi yang menyalibkan Yesus, saya rasa dapat kita katakan secara obyektif berbeda, walaupun tak bisa dipungkiri adanya kemungkinan bangsa Yahudi yang sekarang merupakan keturunan yang kesekian dari generasi Yahudi pada jaman Tuhan Yesus, dan bahkan generasi Yahudi sebelum kelahiran Tuhan Yesus. Saya mengenal beberapa orang yang masih keturunan Yahudi di Amerika, dan memang di sini bahkan ada komunitasnya sendiri, demikian pula komunitas Yahudi yang telah menjadi Katolik. Mereka datang dari latar belakang Yahudi yang berbeda, tidak jarang memang bahwa sebelum menjadi Katolik mereka telah meninggalkan tradisi Yahudi mereka.
Gereja Katolik sendiri melihat bahwa bangsa Israel dan Gereja adalah dua realitas yang tidak dapat dipisahkan. Tidak dapat dikatakan bahwa Gereja sepenuhnya menggantikan Israel sebagai bangsa pilihan Allah, namun juga tidak dapat dikatakan bahwa terdapat dua jenis ‘perjanjian’/ covenant yang berbeda antara Tuhan dengan bangsa Israel dan Tuhan dengan Gereja. Perjanjian Baru menggantikan hukum seremonial pada Perjanjian Lama, dengan menghadirkan misteri Paska Kristus yang memberikan kehidupan ilahi. Misteri Paska Kristus ini hanya dapat ‘digambarkan’ dalam Perjanjian Lama, namun mencapai penggenapannya dalam Perjanjian Baru. Namun demikian, bangsa pilihan Allah yang baru (Gereja) ini tidak serta merta menggantikan Israel/ bangsa pilihan pada Perjanjian Lama, seolah-olah mereka itu telah ditolak oleh Tuhan! Jangan lupa, bahwa Kristus dilahirkan sebagai orang Yahudi, dan Gereja pertama pada hari Pentakosta juga terdiri dari kaum Yahudi. Juga, Allah adalah Tuhan yang setia terhadap janji dan panggilannya. Rasul Paulus berkata, "Mengenai Injil mereka adalah seteru Allah oleh karena kamu, tetapi mengenai pilihan mereka adalah kekasih Allah oleh karena nenek moyang. Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya." (Rom 11:28-29). Bangsa Yahudi tidak mungkin telah ditolak oleh Allah, karena mereka masih mempunyai peran dalam sejarah keselamatan, sebab mereka merupakan ‘ranting’ yang dipasang Allah dalam pohon zaitun-Nya, yang mengakibatkan pertobatan bangsa-bangsa lain, dan bahwa pertobatan kaum Yahudi sendiri membuka jalan bagi kedatangan Yesus yang kedua kali (‘parousia‘), seperti yang tertulis dalam kitab Roma 11.
Demikian yang dapat saya tuliskan tentang bangsa Yahudi, semoga bermanfaat.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org
Saya sudah 4 tahun berkarya di Banda Aceh khusus pelayanan bagi mereka yang cacat, miskin dan terlantar. pada umumnya beragama muslim ( Aceh masyarakatnya mayoritas muslim. selama saya berkarya mereka menerima dengan baik pelayanan ALMA Sisters. Namun sebagai katolik yang berbeda dengan Agama mereka masih merasa takut di kristenisasikan
1. Bagaimana caran menjelaskan mengkristenisasi apabila ada yang bertanya?
Shalom Sr. Rinchie, ALMA,
Sungguh suatu suka cita yang besar, kami boleh menerima kunjungan dari Suster. Karya suster mengabdi di Aceh merupakan kesaksian hidup akan karya kasih Kristus yang dinyatakan kepada semua orang. Saya juga turut bersyukur bahwa karya suster-suster ALMA diterima dengan baik di Aceh.
Mengenai isue Kristenisasi, saya rasa harus dikembalikan kepada definisinya. Sebab kita sebagai orang Katolik tidak pernah bermaksud memaksa orang lain untuk menjadi Kristen/ Katolik. Yang kita wartakan adalah Kebenaran dan Kasih Tuhan, yang kita yakini berada dalam Gereja Katolik. Jika melalui kesaksian hidup kita untuk mengasihi orang-orang yang tersingkir (miskin, cacat dan terlantar), lalu orang-orang menjadi tertarik untuk mempelajari iman Katolik, tentu kita bersyukur, namun, semua itu tidak atas dasar ‘paksaan’, yang sering berkonotasi dengan istilah ‘kristenisasi’/ menjadikan seseorang menjadi Kristen.
Namun juga, menurut hemat saya, jangan sampai dalam melaksanakan tugas mulia tersebut, hanya terlihat sebagai kerja sosial belaka. Sebab, dalam Injil, tujuan Kristus menyapa orang miskin bukan sekedar hanya ‘menyembuhkan’ penyakit jasmani, namun terlebih dari itu adalah menyembuhkan dari penyakit rohani, atau yang kita kenal dengan pertobatan.
Melihat contoh dari Ibu Teresa, mungkin kita semua dapat belajar banyak. Ia tidak pernah memaksa seorang menjadi Katolik, tetapi, ia juga tidak menyembunyikan identitas Kristus dan identitasnya sebagai pelayan Kristus, pada saat ia menolong para tersingkir di Calcutta. Sebab Ibu Teresa melakukan pelayanan kasih ini karena kasihnya kepada Kristus; demi melakukan perintah Kristus untuk mengasihi “yang terkecil dan terhina dari saudara-saudari kita, karena dengan demikian kita mengasihi Kristus Tuhan yang hadir di dalam mereka” (lihat Mat 25:40).
Semoga oleh kesaksian hidup suster-suster ALMA di Aceh, semakin banyak orang dapat mengenal Kristus dan mengalami kasih-Nya. Selanjutnya, kita serahkan kepada Tuhan, segala buah pelayanan mulia yang dilakukan oleh suster-suster ALMA di sana.
Teriring doa, dan salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org
Comments are closed.