Ya, kita diangkat menjadi putra dan putri angkat Allah melalui Pembaptisan. Katekismus berdasarkan Kitab Suci mengajarkan:

KGK 1265 Pembaptisan tidak hanya membersihkan dari semua dosa, tetapi serentak menjadikan orang yang baru dibaptis suatu “ciptaan baru” (2 Kor 5:17), seorang anak angkat Allah (Bdk. Gal 4:5-7); ia “mengambil bagian dalam kodrat ilahi” (2 Ptr 1:4), adalah anggota Kristus (Bdk. 1 Kor 6:15; 12:27), “ahli waris” bersama Dia (Rm 8:17) dan kenisah Roh Kudus (Bdk. 1 Kor 6:19).

Maksudnya, melalui Baptisan kita memperoleh pengampunan dosa yang memisahkan kita dari Allah dan oleh karena itu kita menjadi putra dan putri angkat Allah di dalam Kristus, yaitu kita mengambil bagian dalam kodrat ilahi di dalam Kristus, sehingga kita dapat beroleh hidup yang kekal. Kita ketahui bahwa pada awal mula, Allah menciptakan manusia menurut gambaran-Nya, dan karena itu secara kodrati, manusia sering disebut anak- anak Allah, karena berasal dari Allah yang sama. Namun gambaran Allah dalam diri manusia ini dirusak oleh dosa, yang diturunkan dari Adam dan Hawa, sehingga manusia kehilangan rahmat pengudusan dan terpisah dari Allah. Melalui Baptisan kita memperoleh kembali rahmat pengudusan yang mengembalikan martabat kita sebagai anak- anak Allah seperti yang direncanakan Allah dari semula. Rahmat Allah kemudian kita terima kembali secara khusus dalam sakramen- sakramen, terutama Ekaristi dan Pengampunan dosa. Selanjutnya perlu diketahui bahwa kita disebut ‘anak- anak angkat Allah’, karena memang kita menjadi anak- anak Allah karena diangkat (adopted) oleh-Nya, karena kita manusia tidak sehakekat dengan Allah. Maka status kita tidak sama dengan Kristus, yang adalah Putera Allah yang Tunggal, yang sehakekat dengan Allah Bapa. Di dalam Kristus dan melalui iman akan Kristuslah kita dapat mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan sampai pada keselamatan kekal. Hal ini ditegaskan juga dalam Katekismus Gereja Katolik:

KGK 460.    Sabda menjadi manusia, supaya kita “mengambil bagian dalam kodrat ilahi” (2 Ptr 1:4): “Untuk itulah Sabda Allah menjadi manusia, dan Anak Allah menjadi anak manusia, supaya manusia menerima Sabda dalam dirinya, dan sebagai anak angkat, menjadi anak Allah” (Ireneus, haer. 3,19,1). Sabda Allah “menjadi manusia, supaya kita di-ilahi-kan” (Atanasius, inc. 54,3). “Karena Putera Allah yang tunggal hendak memberi kepada kita bagian dalam ke-Allah-an-Nya, Ia menerima kodrat kita, menjadi manusia, supaya mengilahikan manusia” (Tomas Aqu., opusc. 57 in festo Corp. Chr. 1).

7 COMMENTS

  1. Dear Katolisitas,

    Saya terpaksa bertanya melalui buku tamu. Mohon maaf sebelumnya :)

    Saya agak “terganggu” dengan “become God” di katekismus gereja katolik artikel 460. Mohon penjelasannya karena menjadi batu sandungan dlm apologetic.

    Terima kasih

    • Shalom Marcel,

      Terima kasih atas pertanyaannya. Di dalam Katekismus Gereja Katolik dikatakan demikian:

      KGK 460.    Sabda menjadi manusia, supaya kita “mengambil bagian dalam kodrat ilahi” (2 Ptr 1:4): “Untuk itulah Sabda Allah menjadi manusia, dan Anak Allah menjadi anak manusia, supaya manusia menerima Sabda dalam dirinya, dan sebagai anak angkat, menjadi anak Allah” (Ireneus, haer. 3,19,1). Sabda Allah “menjadi manusia, supaya kita di-ilahi-kan” (Atanasius, inc. 54,3). “Karena Putera Allah yang tunggal hendak memberi kepada kita bagian dalam ke-Allah-an-Nya, Ia menerima kodrat kita, menjadi manusia, supaya mengilahikan manusia” (Tomas Aqu., opusc. 57 in festo Corp. Chr. 1).

      KGK 460 The Word became flesh to make us “partakers of the divine nature”:”For this is why the Word became man, and the Son of God became the Son of man: so that man, by entering into communion with the Word and thus receiving divine sonship, might become a son of God.” “For the Son of God became man so that we might become God.” “The only-begotten Son of God, wanting to make us sharers in his divinity, assumed our nature, so that he, made man, might make men gods.”

      Kalau kita membaca secara keseluruhan, maka kita melihat bahwa maksud dari paragraf tersebut adalah ingin mengatakan bahwa Kristus menjadi manusia, supaya kita dapat mengambil bagian dalam kehidupan ilahi. Kehidupan ilahi inilah yang dituliskan oleh beberapa Santo sebagai: anak-Allah, menjadi Tuhan. Jadi dalam berapologetik, kita dapat memberikan paragraf lengkap tersebut dengan melihat konteksnya, yaitu bukan menjadikan manusia Tuhan namun berpartisipasi dalam kehidupan ilahi. Partisipasi dalam kehidupan ilahi hanya mungkin kalau Allah sendiri yang mengangkat derajat manusia dalam tingkatan rahmat dan memampukan manusia sehingga manusia dapat masuk dalam kehidupan Tritunggal Maha Kudus atau memampukan manusia untuk dapat melihat Allah muka dengan muka, sebagaimana adanya Dia.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

  2. Bu Inggrid/Pak Stef Mohon Penjelasan tantang “Anak-anak Allah” di Kitab Kejadian 6 : 2, karena sulit saya cerna. Terimakasih.

    • Shalom Dominicus,

      Berikut ini adalah penjelasan yang saya kutip dari keterangan di The Navarre Bible, Pentateuch, p. 65:

      “…. Tradisi Yahudi dan beberapa tulisan kuno para penulis Kristen mengatakan bahwa [anak- anak Allah] ini maksudnya adalah  ‘fallen angels‘; tetapi penjelasan ini tidak sesuai dengan kodrat malaikat yang adalah hanya mahluk rohani [yang tidak mempunyai tubuh]. Maka ‘anak- anak Allah’ ini telah diinterpretasikan sebagai orang- orang yang baik yang adalah keturunan Seth yang kemudian tanpa pandang bulu mengambil keturunan Kain, yang di sini disebut sebagai “anak-anak perempuan manusia’. Ini adalah penjelasan yang diberikan oleh St. Agustinus (De civitate Dei, 15,23), St. Yohanes Krisostomus (Homiliae in Genesim, 22,4), St. Cyril dari Alexandria (Glaphyra in Genesim, 2,2) dan para Bapa Gereja lainnya. Penurunan moral pada manusia karena kesombongan dan penyalahgunaan perkawinan membuka jalan bagi bencana air bah [pada jaman Nabi Nuh].”

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

       

  3. Salam Bu Ingrid and Pak Stef,

    Saya sedang membaca Alkitab PL, Kitab kejadian, Keturunan Abram
    tahu sedikit tentang keturunan Abram yaitu Ismail dan Isak.
    Menurutu Alkitab, bahwa Abram menikah dengan Sarai, namun belum memiliki keturunan.
    karena Sarai sangat kasihan pada keadaan itu, maka Sarai memohon kepada Abram, Suaminya
    untuk menikahi budak mereka, Hagar, orang Mesir;….. hagar mengandung dan malaikat Tuhan berbicara dengan dia, janganlah cemas dan kembalilah kepada Tuanmu, karena Allah telah mendengarkan penderitaanmu dan engkau akan melahirkan seorang anak laki-laki dan engaku akan menamai dia Ismael; karena laki-laki yang lakunya seperti keledai liar…. dia akan melawan saudarnya sendiri di daereha sendiri….. mohon dilengkapi karena saya tidak bawa Alkitab.

    Apabila saya kaitkan ayat tersebut dengan konteks yang ada sekarang di Timor Tengah, maka isi ayat itu betul juga, dimana peperangan terjadi dimana mana (Irak, Mesir, Afganistan, Pakistan, Palestina,…) Apakah kejadian itu ( Terorisme) akan menjadi penggenapan ayat tersebut dimana Keturunannya akan melawan bangsanya dan saudaranya sendiri? seperti terjadi pada Islam di timor-tengah? baigaman tanggapan ibu? kalau menurut saya itu memang demikian, karena alkitab telah menjelaskan demikian. dan percaya itu. Tetapi untuk mengoreksi dan meluruskan pemahaman saya, maka saya tampilkan ayat ini di web ini.
    Mohon pecerahan dari Bu Inggrid dan pak Step.

    makasih
    semoga Tuhan Yesus memberkati perjuangan kita dengan Kuasa Roh Kudus.
    dan semoga Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolic itu selalu diilhami oleh Roh kudus untuk berkarya di dunia sampai kesudahannya.

    Aquilino Amaral

  4. slamat siang semuanya. selamat berhari minggu buat pak stef dan ibu serta semua pembaca situs kesayangan kita ini………saya ada pertanyaan, mohon maaf jika pertanyaan sudah pernah ditanyakan………. ini adalh pertanyaan saya = jika kita adalah putra-putri angkat Allah , kapan kita diangkatnya, ?
    apakah saat pembaptisan ? jika begitu, apakah orang-orang yang belum dibaptis (yang bukan Katolik) adalah putera-puteri angkat Allah juga ?
    demikianlah pertanyaan saya, terimakasih buat pengelolah situs ini, pak stef dan ibu serta para romo yang telah memberikan kami umat awam pengetahuan tentang kebenaran ini…….

    [Dari Katolisitas: pertanyaan ini sudah dijawab di atas, silakan klik]

    • terimakasih Ibu, atas jawabannya……….. (ini akan saya berikan kepada teman saya yang sebelumnya Katolik dan sekarang masuk ke hindu, dan dia sering menanyakan hal-hal seperti ini kepada saya)……………semoga teman saya yang menanyakan tentang hal ini dapat puas dengan jawaban ini …. saya sering mengambil tulisan-tulisan di situs ini untuk meyakinkan dia (sekalian minta ijin ya bu). ………..juga, saya sudah menyarankan dia untuk bertanya langsung kepada situs ini, tetapi karena dia tidak mengindahkan, maka semoga dengan jawaban ini dia dapat puas. ) sekali lagi terimakasih bu, dan semoga Tuhan memberkati ibu sekeluarga selalu ………..Amin

Comments are closed.