Pertanyaan:

Salam damai sejahtera

Dear pengasuh Katolisitas

APA ARTINYA MENCARI TUHAN ?

Amos 5 : 4 Sebab beginilah Firman Tuhan kepada kaum Israel : Carilah AKU, maka kamu akan hidup (juga ayat 6).

Begitu sederhana dan indah janji Tuhan, tetapi apakah ini bisa betul-betul nyata dalam hidup kita ?

APA ARTINYA MENCARI TUHAN ?

Salam
Mac.

Jawaban:

Shalom Machmud,

Benar, sebagai umat beriman, tentu penting kita ketahui artinya mencari Tuhan, sebab memang hidup kita di dunia ini adalah suatu perjalanan iman untuk ‘mencari-Nya’ dan segala kehendak-Nya.

Mengapa kita mencari Tuhan?

Kita mencari Tuhan, pertama- tama karena kita mengetahui bahwa itulah kehendak Tuhan bagi kita yang dinyatakan dalam firman-Nya, yaitu agar kita memperoleh hidup di dalam-Nya:

Hatiku mengikuti firman-Mu: “Carilah wajah-Ku”; maka wajah-Mu kucari, ya TUHAN. (Mzm 27:8)

Sebab beginilah firman TUHAN kepada kaum Israel: “Carilah Aku, maka kamu akan hidup!” (Am 4:5)

Apa artinya mencari Tuhan?

Dari ayat- ayat di atas, kita mengetahui bahwa Allah memerintahkan kita untuk mencari Dia dan mencari wajah-Nya. Selanjutnya kita bertanya apa artinya mencari Allah? Kristus mengajarkan kepada kita, “Aku adalah jalan, kebenaran, dan hidup’ dan tidak seorangpun sampai kepada Allah Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yoh 14:6) Dengan demikian, kita mencari Allah dengan mencari Kristus. Kristuslah gambaran Allah yang tidak kelihatan (lih. Kol 1:15), sehingga dengan melihat kepada Yesus dan segala ajaran-Nya, kita dapat mengenal Allah.

Kristus adalah Sang Sabda yang menjadi manusia (Yoh 1:14), sehingga untuk mencari Kristus, kita dapat memulai dengan membaca Sabda Tuhan dan merenungkan-Nya. Namun kita tidak boleh berhenti pada ‘menyelidiki Kitab Suci’ saja tanpa mau datang kepada Yesus sendiri sebagai sumber hidup itu. Yesus pernah mengajar demikian,

“Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.” (Yoh 5:39-40)

Maka pembacaan dan permenungan Kitab Suci harus sampai menuntun kita kepada Kristus itu sendiri yang adalah Kerajaan Allah; oleh sebab itu Injil Kristus disebut sebagai Injil Kerajaan Allah (lih. Mat 4:23; 9:35; 24:14). Kedatangan Kristus sebagai ‘Kerajaan Allah’ itu diberitakan oleh Yohanes Pembaptis (Mat 3:2) dan Yesus sendiri mengajarkan bahwa Ia adalah Kerajaan Allah, melalui perumpamaan (lih. Mat 13:24, 37). Untuk dapat mencapai Kerajaan Allah itu, Yesus mengajarkan agar kita menerima Pembaptisan, yaitu dilahirkan kembali dalam air dan Roh kudus (lih. Yoh 3:5).

Selanjutnya, Tuhan Yesus menghendaki agar kita menyambut Diri-Nya sendiri agar kita beroleh hidup yang kekal. Tuhan Yesus mengajarkan bahwa motivasi kita mencari Tuhan seharusnya tidak terarah kepada kebutuhan duniawi semata, tetapi terarah kepada kehidupan yang kekal. Kehidupan yang kekal bersama Yesus inilah yang menjadi arti ‘kamu akan hidup’ (Am 4:5). Dan untuk menerima hidup kekal ini, Kristus mengatakan bahwa kita harus menyantap-Nya sebagai Roti Hidup yang turun dari sorga:

“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. Bekerjalah, bukan untuk makanan yang dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal…. Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah…. Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku ia tidak akan haus lagi…. Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. …. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman…. “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman…. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku…. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.” (Yoh 6:26-58)

Maka di sini kita mengetahui bahwa janji Yesus untuk memberikan hidup kepada mereka yang mencari Tuhan, dipenuhi oleh-Nya dengan menjadikan Diri-Nya sebagai santapan rohani bagi umat-Nya.

Bagaimana caranya kita mencari Tuhan?

Kitab suci mengajarkan kepada kita, bahwa untuk mencari Tuhan kita harus menanyakan Dia dengan segenap hati, mengarahkan hati dan dengan segala kerendahan hati berdoa dan bertobat dari segala dosa dan kesalahan kita.

“…. di sana engkau mencari TUHAN, Allahmu, dan menemukan-Nya, asal engkau menanyakan Dia dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu (Ul 4:29) …apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati” (Yer 29:13).

Maka sekarang, arahkanlah hati dan jiwamu untuk mencari TUHAN, Allahmu.” (1 Taw 22:19)

“…. dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.” (2 Taw 7:14)

Setelah kita bertobat dan mempunyai sikap batin yang baik, kita datang kepada Tuhan yang mengundang kita untuk mengambil bagian dalam perjamuan Ekaristi, yaitu di mana kita dapat menyambut-Nya sebagai Roti Hidup.

Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia…barangsiapa yang memakan Aku akan memperoleh hidup oleh Aku.” (Yoh 6:56, 57)

Selanjutnya, kita umat Katolik mengingat bahwa Allah selalu hadir di dalam setiap tabernakel dalam Gereja Katolik dan juga di dalam kapel- kapel Adorasi Sakramen Maha Kudus. Tabernakel Gereja Katolik sekarang merupakan tempat kediaman Tuhan yang hadir secara istimewa di tengah umat-Nya, seperti ketika dalam PL Allah hadir di tengah umat Israel dalam Kemah Pertemuan (lih. Kel 33:7). Tuhan adalah Allah yang sama, dahulu sekarang dan selamanya; dan bahwa Allah- lah yang pertama- tama mencari kita sehingga menempatkan kerinduan dalam hati kita untuk mencari-Nya. Dan Allah juga memberikan jalan kepada kita untuk menemukan Dia, sebab Ia sungguh hadir di tengah kita umat-Nya. Hanya dibutuhkan iman dan kerendahan hati dari pihak kita untuk menerima cara Tuhan untuk menyampaikan rahmat dan hidup ilahi-Nya kepada kita.

Wajah Tuhan juga dijumpai di dalam sesama yang kecil dan hina

Jangan lupa juga bahwa ‘mencari Tuhan’ juga tak bisa dilepaskan dengan memperhatikan dan mengasihi sesama, terutama yang kecil dan miskin. Sebab dalam diri mereka-lah kita dapat ‘melihat wajah Tuhan’:

“sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” (Mat 25:40)

Apa akibatnya bagi orang yang mencari Tuhan?

Tuhan akan mengampuni dosa/ kesalahan orang yang mencari Dia dan memulihkannya. Bagi umat Katolik ini sungguh nyata, terutama setelah kita menerima Sakramen Tobat, sebab pada saat itu rahmat pengampunan Tuhan mengalir untuk menyembuhkan dan memulihkan jiwa kita.

“…. dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.” (2 Taw 7:14)

Sabda Tuhan mengajarkan bahwa mereka yang mencari Tuhan akan bersuka cita.

Bermegahlah di dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari TUHAN! (1 Taw 16:10) Biarlah bergembira dan bersukacita karena Engkau semua orang yang mencari Engkau; biarlah mereka yang mencintai keselamatan dari pada-Mu tetap berkata: “TUHAN itu besar!” (Mzm 40:16)

Mereka yang mencari Tuhan akan selalu disertai oleh Tuhan, dan tidak akan kekurangan sesuatupun yang baik; mereka akan memperoleh pengertian akan segala sesuatu.

Orang yang mengenal nama-Mu percaya kepada-Mu, sebab tidak Kautinggalkan orang yang mencari Engkau, ya TUHAN (Mzm 9:10) Aku telah mencari TUHAN, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan aku dari segala kegentaranku…. tetapi orang-orang yang mencari TUHAN, tidak kekurangan sesuatupun yang baik. (Mzm 34:4, 10) …selama ia mencari TUHAN, Allah membuat segala usahanya berhasil (2 Taw 26:5).

Orang yang jahat tidak mengerti keadilan, tetapi orang yang mencari TUHAN mengerti segala sesuatu. (Ams 28:5)

Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Mat 6:33)

Kesimpulannya, kita mencari Tuhan dengan tiga cara, yaitu melalui: 1) doa dan pertobatan 2) Sabda-Nya: membaca dan merenungkan Sabda Tuhan, 3) menerima sakramen- sakramen, terutama Ekaristi. Selanjutnya, setelah kita mencari Tuhan, tentu kita harus berjuang untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan yang kita ketahui melalui ketiga cara tersebut, terutama dengan memberikan perhatian dan kasih kepada sesama kita yang membutuhkan pertolongan, karena pada merekalah kita melihat ‘wajah Tuhan’. Jika kita tekun mencari Tuhan, maka Tuhan akan selalu menyertai kita, mencukupkan kebutuhan kita, dan menghantar kita kepada hidup yang kekal.

Demikianlah yang dapat saya tuliskan untuk menjawab pertanyaan anda.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- www.katolisitas.org

5 COMMENTS

  1. Dear All,

    Kej 2:21 Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.

    Kej 2:23 -24 Lalu berkatalah manusia itu: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.” Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.

    Kej 6:3 : Berfirmanlah TUHAN: “Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja.”

    Ef 2:11 Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu–sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya “sunat”, yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, —

    Ef 5:31 Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.

    1Yoh 2:16 Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.

    appetitus rationi pareat,

    Sengaja saya mengutip beberapa ayat yang mengandung unsur kata “daging” untuk mengawali komentar saya . Daging yang dimaksud adalah tubuh, fisik, jasad… yang tampak oleh indra kita. Sedangkan Roh tidak.

    ada perempuan ada lelaki, yang menjalin ikatan dalam perkawinan (Ef 5:31).

    Perkawinan adalah karena cinta. [Mat 19:4 – 6 Jawab Yesus: “Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan? Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.]

    Salah satu persepsi saya tentang Allah, adalah Cinta. Cinta yang bukan hanya untuk “daging” tapi cinta untuk kehidupan “roh”.

    Dengan kata lain, mencari Tuhan ? maka kita akan menemukannya dalam Cinta.

    David Wilkerson: “Love is not only something you feel. It is something you do.”

    Yak 2:17 Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.

    Yak 2:26 Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.

    Jadi pada saat kita berbuat atas nama “cinta”, maka kita akan berbuat atas nama Tuhan, jadi kita menemukan Tuhan,

    Yak 2:8 Akan tetapi, jikalau kamu menjalankan hukum utama yang tertulis dalam Kitab Suci: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”, kamu berbuat baik.

    Semua perbuatan baik adalah perbuatan Tuhan, namun hati-hati dengan pemaknaan perbuatan baik karena sangat persepsional. Maka untuk berbuat baik, dengarkanlah suara hati [hati nurani] karena di situlah Roh Kudus bersemayam. Roh Kudus adalah Roh Tuhan, maka Roh Tuhan ada dalam kita.

    Cardinal Newman :
    I mean then by the Supreme Being, one who is simply self-dependent, and the only Being who is such; moreover, that He is without beginning or Eternal, and the only Eternal; that in consequence He has lived a whole eternity by Himself

    Have positive days!

  2. Dimanakan Allah yang sebenarnya …………………….!dalam diri kita masings atau ……harus kita cari-cari

    • Shalom Nanang S,

      Terima kasih atas pertanyaannya tentang keberadaan Allah. Pertama, dengan akal budi sebenarnya kita dapat mengenal Tuhan yang satu, baik, benar, indah, maha kuasa, maha adil, dll, seperti yang dibahas di dalam artikel ini (silakan klik). Jawaban singkat tentang keberadaan Tuhan adalah Dia ada di mana-mana. Secara prinsip, semua mahluk dalam derajatnya masing-masing: benda mati, tanaman, tumbuhan, manusia, malaikat berpartisipasi dalam kehidupan Tuhan, karena Tuhan yang menciptakan dan memelihara semuanya. Namun, Tuhan juga hadir secara khusus dalam jiwa manusia, yaitu dalam hati nurani manusia, tempat sakral di mana manusia dan Tuhan bertemu. Walaupun, tempat sakral ini sering menjadi kotor, karena perbuatan dosa. Pada saat tempat sakral ini menjadi kotor, maka hari nurani kita menjadi tumpul. Bagi umat yang telah dibaptis, maka Tuhan (Trinitas) hadir sebagai yang terkasih, karena melalui baptisan jiwa kita berkenan di hadapan Tuhan. Silakan melihat efek baptisan di artikel ini (silakan klik). Dan kalau anda umat dari Gereja Katolik, maka kita percaya bahwa Kristus yang adalah Tuhan hadir secara istimewa (tubuh, jiwa dan ke-Allahan) di dalam rupa roti dan anggur dalam setiap perayaan Ekaristi. Tuhan juga hadir dalam setiap perayaan Sakramen, di mana Gereja Katolik mengenal 7 sakramen. Tuhan juga hadir dalam Gereja, karena Roh Kudus adalah jiwa Gereja. Jadi, maka kita harus berakar dalam Gereja, dalam Sakramen, dan hati nurani kita, sehingga apa yang kita lakukan dapat menjadi cerminan kasih Tuhan. Dan dengan demikian, Tuhan juga dapat hadir melalui kita buat orang lain.

      Tentang Tuhan, Cardinal Newman di dalam bukunya “Idea of University” bab III, mengatakan demikian:

      I mean then by the Supreme Being, one who is simply self-dependent, and the only Being who is such; moreover, that He is without beginning or Eternal, and the only Eternal; that in consequence He has lived a whole eternity by Himself; and hence that He is all-sufficient, sufficient for His own blessedness, and all-blessed, and ever-blessed. Further, I mean a Being, who, having these prerogatives, has the Supreme Good, or rather is the Supreme Good, or has all the attributes of Good in infinite intenseness; all wisdom, all truth, all justice, all love, all holiness, all beautifulness; who is omnipotent, omniscient, omnipresent; ineffably one, absolutely perfect; and such, that what we do not know and cannot even imagine of Him, is far more wonderful than what we do and can. I mean One who is sovereign over His own will and actions, though always according to the eternal Rule of right and wrong, which is Himself. I mean, moreover, that He created all things out of nothing, and preserves them every moment, and could destroy them as easily as He made them; and that, in consequence, He is separated from them by an abyss, and is incommunicable in all His attributes. And further, He has stamped upon all things, in the hour of their creation, their respective natures, and has given them their work and mission and their length of days, greater or less, in their appointed place. I mean, too, that He is ever present with His works, one by one, and confronts every thing He has made by His particular and most loving Providence, and manifests Himself to each according to its needs; and has on rational beings imprinted the moral law, and given them power to obey it, imposing on them the duty of worship and service, searching and scanning them through and through with His omniscient eye, and putting before them a present trial and a judgment to come.

      Semoga keterangan di atas dapat menjawab pertanyaan anda. Mungkin ada baiknya pertanyaan tersebut disertai dengan aplikasi dari pertanyaan tersebut.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

  3. Salam damai sejahtera

    Dear pengasuh Katolisitas

    APA ARTINYA MENCARI TUHAN ?

    Amos 5 : 4 Sebab beginilah Firman Tuhan kepada kaum Israel : Carilah AKU, maka kamu akan hidup (juga ayat 6).
    Begitu sederhana dan indah janji Tuhan, tetapi apakah ini bisa betul-betul nyata dalam hidup kita ?

    Salam
    Mac.

    [Dari Katolisitas: pertanyaan ini sudah dijawab di atas, silakan klik]

    • Salam damai sejahtera

      Dear Ingrid

      Terima kasih atas uraiannya tentang mencari Tuhan

      Tuhan memberkati

      Salam
      Mac

Comments are closed.