Hai, salam Katolisitas! Aku Xenia
Guys, kita tau kalau selingkuh saat menikah itu dosa. Sebab ketika berselingkuh, seseorang tidak lagi menghargai martabat perkawinannya. Tapi, kalo masi pacaran, trus selingkuh, itu dosa ga ya?
Dosa dong! Tapi dosanya bukan adultery (note: adultery = sudah menikah, fornication = belum menikah) . Trus dosanya apa dong?
Ketika kita berpacaran, kita berjanji untuk berkomitmen mengasihi secara ekslusif. Eksklusif berarti khusus untuk kekasih kita saja kita memberikan bentuk cinta yang spesial. Lebih perhatian, lebih banyak menghabiskan waktu bersama, dan menyayangi dengan kasih yang lebih daripada dengan teman-teman yang lain.
Ketika seseorang memberikan kasih yang lebih itu pada orang lain yang bukan pasangannya, maka ia tidak memenuhi janji itu. Nah dosanya terletak di sini, di mana seseorang berbohong pada kekasihnya kalau ia hanya mengasihi kekasihnya secara eksklusif, padahal ada laki-laki atau perempuan lain yang juga ia kasihin dengan cara yang sama. Sang kekasih pun akan tersakiti hatinya karena dibohongi. Dan ketika seseorang menyakiti pasangannya, ia tidak menginginkan yang baik bagi pasangannya. Ini kebalikannya cinta, di mana seseorang menginginkan yang baik untuk orang lain. Nggak ada orang senang diselingkuhi, maka kita jangan melakukannya kepada orang lain, ini kan prinsip keadilan yang diajarkan dalam Mat 7:12.
Emangnya kenapa cuma boleh 1 pasangan aja? Kan masih pacaran. Punya cabang boleh kali ~ Teman-teman, ketika berpacaran juga kita akan berdiskresi mengenai panggilan untuk menikah. Menikah kan sama 1 orang, bukan rame-rame! Ingat, perkawinan Katolik itu monogami! Pacaran itu seperti masa “persiapan” yang melatih kita untuk setia terhadap 1 pasangan. Nah kalau di masa pacaran itu saja orang tidak bisa setia, bagaimana nanti kalau dalam perkawinan? Tapi memang, karena dalam masa pacaran belum ada komitmen untuk seumur hidup, maka kita masih bisa mempertimbangkan, apakah kita akan melanjutkan hubungan ke tahap yang lebih serius atau tidak. Pacaran itu adalah masa untuk menjajaki apakah pacar kita itu benar-benar orang yang tepat untuk menjadi pasangan hidup kita atau bukan.
Dalam proses diskresi itu, hubungan pacaran tersebut dapat dievaluasi terus. Apakah aku dan kekasihku bahagia? Apakah nilai-nilai kami sejalan? Apakah kami saling menguduskan? Penting loh! Sebab ketika menikah nanti, goal perkawinan adalah membawa kalian menjadi orang kudus! Jadi meski hal selingkuh di masa pacaran enggak dibahas di Katekismus, tapi secara prinsip kita tahu bahwa itu tidak boleh dilakukan, karena melawan prinsip kejujuran dan keadilan.
Ingat ya teman-teman! ketika berpacaran, kita mencintai kekasih kita dengan menginginkan yang baik untuknya. Kalau ada masalah, ya jangan selingkuh! Berkomunikasilah dengan baik dan penuh kasih. Kalau dalam dialog untuk mencari solusi itu benar-benar buntu sehingga keduanya harus berpisah, janganlah terlalu sedih! Perpisahan itu wajar dalam berpacaran. God still loves you and He also provides for the broken-hearted! Percayalah, Tuhan akan membukakan jalan lebih baik buat kamu!