Nabi umumnya diartikan sebagai seseorang yang berbicara atas nama Tuhan dan menyampaikan apa yang menjadi pesan Tuhan kepada manusia; entah pesan itu yang sudah lampau, saat itu atau masa yang akan datang. Maka umumnya nabi adalah seseorang yang diterangi/ dikaruniai Tuhan untuk memberikan nubuatan, berkhotbah menyampaikan pesan, petunjuk, perintah Tuhan dan kehendak-Nya kepada umat-Nya (lih. 1Kor 14:37, 1 Raj 22:7), secara khusus pesan nubuatan rencana kasih karunia keselamatan Allah (lih. 1Pet 1:10) di dalam Kristus. Selain menyampaikan nubuatan, para nabi juga menegur umat Tuhan jika mereka menyimpang dari kehendak Tuhan.

Katekismus Gereja Katolik menyebutkan demikian tentang para nabi:

KGK 64    Dengan perantaraan para nabi, Allah membina bangsa-Nya dalam harapan akan keselamatan, dalam menantikan satu perjanjian yang baru dan kekal, yang diperuntukkan bagi semua orang (Bdk. Yes 2:2-4) dan ditulis dalam hati mereka (Bdk. Yer 31:31-34; Ibr 10:16). Para nabi mewartakan pembebasan bangsa Allah secara radikal, penyucian dari segala kejahatannya Bdk. Yeh 36., keselamatan yang mencakup semua bangsa (Bdk. Yes 49:5- 6; 53:11). Terutama orang yang miskin dan rendah hati di hadapan Allah (Bdk. Zef 2:3). menjadi pembawa harapan ini. Wanita-wanita saleh seperti Sara, Ribka, Rahel, Miriam, Debora, Hana, Yudit, dan Ester tetap menghidupkan harapan akan keselamatan Israel itu; tokoh yang termurni di antara mereka adalah Maria (Bdk. Luk 1:38).

KGK 201    Tuhan sebagai Yang Esa mewahyukan Diri kepada Israel, bangsa yang dipilih-Nya: “Dengarlah, hai orang Israel. Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa! Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu” (Ul 6:4-5). Dengan perantaraan para nabi, Allah mengajak Israel dan semua bangsa supaya berpaling kepada-Nya, Allah yang satu-satunya: “Berpalinglah kepada-Ku, dan biarkanlah dirimu diselamatkan, hai ujung-ujung bumi. Sebab Akulah Allah dan tidak ada yang lain… semua orang akan bertekuk lutut di hadapan-Ku, dan akan bersumpah setia dalam segala bahasa, sambil berkata: Keadilan dan kekuatan hanya ada di dalam Tuhan” (Yes 45:22-24, Bdk. Flp 2:10-11).

KGK 522    Kedatangan Putera Allah ke dunia adalah satu kejadian yang sekian dahsyat, sehingga Allah hendak mempersiapkannya selama berabad-abad. Semua ritus dan kurban, bentuk dan lambang “perjanjian pertama” (Ibr 9:15) diarahkan-Nya kepada Yesus; Ia memberitahukan kedatangan-Nya melalui mulut para nabi, yang susul-menyusul di Israel. Sementara itu Ia menggerakkan dalam hati kaum kafir satu pengertian yang samar-samar mengenai kedatangan ini.

KGK 762    Persiapan jarak jauh dari pengumpulan Umat Allah, mulai dengan panggilan Abraham, kepada siapa Allah menjanjikan bahwa ia akan menjadi bapa suatu bangsa besar (Bdk. Kej 12:2: 15:5-6). Persiapan langsung mulai dengan pemilihan Israel sebagai Umat Allah (Bdk. Kel 19:5-6; Ul 7:6). Israel dipilih untuk menjadi tanda penghimpunan segala bangsa pada masa mendatang (Bdk. Yes 2:2-5; Mi 4:1-4). Tetapi para nabi menuduh Israel bahwa ia telah memutuskan perjanjian dan bertingkah bagaikan seorang pelacur (Bdk. misalnya Hos 1; Yes 1:2-4; Yer 2). Mereka mengumumkan satu perjanjian baru dan abadi (Bdk. Yer 31:31-34; Yes 55:3). “Kristus mendirikan perjanjian baru ini” (LG 9).

KGK 2581    Kenisah harus menjadi tempat latihan doa untuk Umat Allah. Ziarah, pesta–pesta dan kurban-kurban, kurban malam, kemenyan, dan “roti sajian” adalah tanda–tanda kekudusan dan kemuliaan Allah yang agung namun yang sangat dekat. Semuanya itu merupakan ajakan untuk doa dan jalan-jalan doa. Tetapi pelaksanaan lahiriah dari kegiatan religius sering kali menggoda umat untuk suatu ibadah yang hanya bersifat lahiriah. Ia membutuhkan pendidikan dalam iman dan pertobatan hati. Inilah tugas para nabi sebelum dan sesudah pembuangan.

KGK 2595    Para nabi menyerukan pertobatan hati dan mengajukan permohonan (doa syafaat) untuk umat, sedangkan mereka sendiri – sebagaimana Elia – dengan semangat berapi-api mencari wajah Allah.

Berdasarkan pengertian ini, terdapat dua kelompok:

1. Nabi- nabi pada Perjanjian Lama

Pertama-tama adalah Abraham, Bapa umat beriman (Kej 20:7).
Selanjutnya, nabi besar lainnya adalah Musa, pendiri dan yang memberikan hukum Taurat, pengantara pemberian Perjanjian Lama, yang tidak dapat disetarakan dengan siapapun sampai kedatangan Kristus (lih. Ul 34:10-)
Selanjutnya terdapat para nabi pada tingkatan berikutnya, seperti Harun dan Miriam, Eldad dan Medad, yang kepada mereka Tuhan menyatakan DiriNya dalam mimpi dan penglihatan, tetapi tidak dengan suara seperti yang dibuat-Nya terhadap Musa yang paling setia (Bil 12:7)
Lalu, pada jaman hakim- hakim ada juga Debora (Hak 4 -5) [yang menjadi ibu bagi umat Israel], demikian pula Samuel, Elia dan Elisa.

Sedangkan jika dilihat dari perannya menyampaikan pesan Allah secara tertulis, maka berikut ini adalah pengelompokan nabi yang menjadi penulis Kitab Suci yaitu para nabi besar (major prophets) dan para nabi kecil (minor prophets).

1. Nabi besar (major prophets) tersebut ada empat orang, yaitu: Yesaya, Yeremia, Yehezkiel dan Daniel
2. Sedangkan Nabi kecil (minor prophets) ada dua belas orang, yaitu: Hosea, Yoel, Amos, Obadiah, Yunus, Mikha, Nahum, Habakkuk, Zefanya, Hagai, Zakariah, Maleakhi.
3. Nabi perempuan. Kitab Perjanjian Lama memberikan karunia kenabian kepada beberapa perempuan: Nabi Miriam (saudara Nabi Musa), Debora, Hulda, (yang sejaman dengan Nabi Yeremia, seperti 2 Raj 22:14), dan juga kepada istri Nabi Yesaya.

2. Para Nabi Perjanjian Baru

Nabi- nabi pada Perjanjian Baru yang menyampaikan nubuatan rencana keselamatan Allah adalah Zakaria, Elisabet, Bunda Maria, Simeon, Hana, termasuk juga para nabi di Antiokhia (Kis 13: 1,8), Agabus, para anak perempuan dari Filipus.

Uraian selanjutnya tentang Nabi dan nubuat, silakan di link ini, silakan klik.

3. Misi sebagai nabi yang diberikan melalui Pembaptisan

Kita semua yang telah dibaptis mengambil bagian di dalam ketiga misi Kristus, yaitu sebagai nabi, imam dan raja. Sebagaimana disampaikan di atas, seorang nabi dapat didefinisikan sebagai seseorang yang mewartakan kebenaran dari Allah, yang menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan masa lalu, kini dan masa depan dan juga memberitakan kebenaran Allah lewat pengajaran. Hal ini dapat kita lihat bagaimana Tuhan berbicara dengan perantaraan para nabi untuk memberitakan kedatangan Sang Mesias. Maka kita sebagai anggota Gereja harus juga menjadi saksi untuk mewartakan kebenaran Kristus.

KGK 1268    Orang yang sudah dibaptis menjadi “batu hidup” yang dipergunakan untuk membangun “rumah rohani” dan “imamat kudus” (1 Ptr 2:5). Oleh Pembaptisan mereka mengambil bagian dalam imamat Kristus, dalam perutusan-Nya sebagai nabi dan raja. Mereka adalah “bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya [mereka] memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil [mereka] keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib” (1 Ptr 2:9). Pembaptisan memberi bagian dalam imamat bersama umat beriman.

KGK 785    “Umat Allah yang kudus mengambil bagian juga dalam tugas kenabian Kristus“, terutama karena cita rasa iman adikodrati yang dimiliki seluruh umat, awam dan hierarki. Karena cita rasa iman itu “umat berpegang teguh pada iman yang sekali telah diserahkan kepada para kudus” (Lumen Gentium 12), memahaminya semakin dalam dan menjadi saksi Kristus di tengah dunia ini.

 

15 COMMENTS

  1. Shaloom Tim Katolisitas

    Saya mau bertanya, dalam Kekristenan ada berapa nabi? apakah Daud,Salomo, dan raja-raja lain termasuk Nabi?

    Terima Kasih…

    [Dari Katolisitas: Silakan membaca terlebih dahulu, silakan klik. Walau di menurut sumber yang kami kutip di sana, Raja Daud dan Salomo tidak disebut sebagai Nabi, namun nampaknya keduanya adalah Nabi, jika mengingat definisi Nabi adalah seorang yang melaluinya Allah berbicara kepada umat-Nya. Penjelasan tentang mengapa Daud adalah Nabi, klik di sini, dan bahwa Salomo adalah Nabi, klik di sini, untuk melihat bahwa Raja Salomo dipilih Tuhan untuk berbicara kepada umat-Nya, melalui Sabda-Nya yang kemudian dituliskan menjadi kitab-kitab tertentu dalam Kitab Suci. Namun Raja-raja keturunan Daud/ Salomo lainnya, yang disebut namanya dalam kitab-kitab Perjanjian Lama, bukan nabi, sebab Allah tidak berbicara kepada umat-Nya melalui mereka.]

  2. Peribadi.

    Shalom,

    Apakah maksud: “Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya.”Bolehkah pendekatan ini digunakan dalam kes ini ;Seorang pemimpin umat Katolik dalam sebuah kampung, meninggalkan keluarganya ketika terjadi masalah yg menyebabkan perpecahan dan tinggal di rumah orang lain (saudara-mara tapi masih tinggal dalam satu kampung). Bukan sahaja dia pemimpin di chapel, dia juga seorang ibu, seorang kakak (perempuan) dan juga seorang anak kerana ibunya masih hidup. Ibunya tidak menganut agama, adiknya yang perempuan ada yang beragama Katolik dan ada yang belum beragama. Seorang telah berkahwin dgn seorang Islam (tetapi suami tidak tinggal bersama)

    Dia mengatakan , ketika terjadi masalah perpecahan dalam keluaranya, dia ada 3 pilihan;
    1. Mengusir ahli keluarga yang lain
    2. Minum racun sampai mati
    3. Meninggalkan rumah secara baik-baik
    Dia memilih yang ke-3 sebab ada kasih dan sifat mengalah. Dia mengatakan akibat dari keputusannya dia diumpat, dikeji dan dihina kerana tidak ada rumah.

    Dia juga meminta supaya membaca,merenungkan dan menghayati, apakah yang Yesus lakukan setiap kali menghadapi pergaduhan? Hati saya bertanya-tanya adakah Yesus pernah menghadapi pergaduhan? Kalau terjadi, bagaimana bentuk pergaduhan yang dihadapinya?

    • Shalom Rita,

      Ayat Yoh 4:44 mengacu kepada Kristus sendiri, yang ditolak oleh orang-orang di kampung halaman-Nya sendiri di daerah Kapernaum.

      Maka, nampaknya agak terlalu dipaksakan jika ayat itu mau dihubungkan dengan seorang wanita yang aktif dalam kegiatan gerejawi. Sebab orang tersebut tidak dapat disamakan dengan nabi, yang artinya pelayan Allah yang menyampaikan sabda Allah kepada umat-Nya. Apakah yang menyebabkan perselisihan dalam keluarganya? Apakah karena ada anggota keluarga yang menolaknya karena ia seorang Kristiani, ataukah ada alasan lain? Jika ada alasan lain yang berhubungan dengan kelemahan sebagai manusia, seperti kemarahan karena sesuatu hal, iri hati, kurang sabar, dst., maka keadaannya tidak dapat disamakan dengan penolakan karena ia adalah seorang murid Kristus.

      Setiap persoalan keluarga selayaknya diselesaikan dengan kasih. Pesan Anda sangat terbatas, sehingga tidak dapat dilihat di sini, apakah pilihan yang ada hanya ketiga hal itu. Sebab biar bagaimanapun, dialog dan musyawarah atas dasar kasih itu harus yang pertama-tama dilakukan, agar dicapai jalan keluar yang -harapannya- dapat diterima semua pihak. Keputusan apapun harus dilakukan setelah dialog ini sudah dilakukan. Sebab jika tidak, itu bukan penyelesaian yang ‘secara baik-baik’.

      Dalam menghadapi orang-orang yang menghujat Dia, Yesus tidak membalas. Namun Ia menunjukkan kasih-Nya dengan rela berkorban. Saya tidak tahu, apakah ini juga sudah dilakukan oleh orang itu.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  3. Shalom kalolisitas,

    Maaf, hanya penasaran saja. Apakah dalam kekristenan raja Daud & raja Salomo juga dianggap sebagai nabi? Maaf, hanya penasaran saja, soalnya sejauh saya tahu dalam keyakinan Islam mereka juga merupakan nabi.
    –> Daud/Dawud dg kitab Zabur (Mazmur?) dan Salomo/Sulaiman.

    Terima kasih.
    MGBU

    [Dari Katolisitas: Kami pernah menanggapi pertanyaan tentang siapakah para nabi dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, silakan klik di sini. Dan tanggapan terhadap pertanyaan yang serupa pertanyaan Anda, klik di sini.]

  4. saya mau bertanya siapakah nabi perintis itu?
    kenapa dikatakan nabi perintis?? terimaksih.

    [dari katolisitas: Mohon maaf, apakah ini pertanyaan untuk tugas? Kalau untuk tugas, kami tidak dapat menjawab terlalu detil ya. Silakan melihat Matius 3 dan Markus 1. Figur ini merintis jalan bagi Tuhan, yaitu Kristus.]

    • ini bukan tugas saya mau membedakan antara nabi yg ada di katolik sama dngn agama saudara kita Islam karena ada yg bertnya saya bingun menjawabnya

      [Dari Katolisitas: Telah kami sampaikan di artikel di atas, beberapa pengelompokan nabi menurut ajaran iman Kristiani, sebagaimana tertulis dalam Kitab Suci. Kami tidak dapat mengadakan perbandingannya dengan para nabi menurut ajaran agama lain, karena situs katolisitas tidak bertujuan untuk mengadakan perbandingan antar agama. Kami di katolisitas hanya memfokuskan untuk menyampaikan ajaran iman Katolik. Mohon pengertian Anda.]

  5. apakah daftar nabi pada Perjanjian Lama menurut Katolik sama dengan Yahudi? kalau berbeda, apa yang menyebabkan perbedaan itu?

    [dari katolisitas: Silakan Anda melihat di perbandingan list ini – silakan klik]

    • yang membedakan daftar nabi menurut Yahudi dan Kristen adalah bahwa Yahudi memiliki kriteria tersendiri dalam mendefinisikan seorang sebagai nabi, diluar yang disebutkan secara eksplisit di Alkitab, sedangkan nabi menurut Kristen adalah mereka yang disebut sebagai nabi di Alkitab, baik itu PL maupun PB.

      Adakah seseorang yang disebut nabi bagi orang Kristen yang tidak disebutkan secara eksplisit di Alkitab?
      Memangnya Adam adalah nabi bagi orang Kristen?
      Apakah daftar nabi ini sama untuk Katolik, Orthodox, dan Protestan (secara umum)?

      • Shalom Plastik,

        Sebagaimana telah diuraikan di atas, nabi adalah seseorang pilihan Allah, yang menjalankan peran sebagai perantara antara Allah dan umat pilihan-Nya. Dari pengertian ini, nabi umumnya menyampaikan pesan/ perkataan Allah kepada umat-Nya ataupun mewakili umat-Nya untuk menyembah, menyatakan syukur kepada Allah, berdoa syafaat untuk mereka di hadapan Allah. Adam tidak melaksanakan peran ini, sehingga, sepanjang pengetahuan saya, ia memang tidak disebut sebagai nabi dalam Perjanjian Lama.

        Karena perannya untuk menyampaikan ajaran/ pesan Allah kepada umat-Nya, maka para nabi yang dikenal bagi umat Kristen, adalah yang namanya tertulis di Kitab Suci, dengan kriteria sebagaimana telah disampaikan di artikel di atas.

        Kami di Katolisitas tidak memfokuskan diri untuk mengadakan perbandingan ajaran Katolik dan non-Katolik. Sebab sejujurnya, ada banyak sekali denominasi Protestan, dan dapat terjadi mereka tidak mempunyai pandangan yang sama tentang suatu ajaran. Bukan bagian kami di Katolisitas untuk mencari tahu ajaran manakah yang mewakili pandangan non-Katolik. Fokus kami adalah yang diajarkan oleh Gereja Katolik. Silakan Anda menanyakannya di situs-situs terkait, dan silakan Anda menyimpulkannya sendiri. Mohon pengertian Anda.

        Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
        Ingrid Listiati- katolisitas.org

  6. Adakah nabi yang berasal dari luar bangsa Israel?
    Kalau tidak ada, bagaimanakah nasib bangsa di luar bangsa Israel?

    • Shalom Anonymous,
      Kitab Suci mencatat bahwa Allah memang menyelamatkan umat manusia melalui bangsa pilihan-Nya. Bangsa pilihan ini dimulai dari bagaimana Allah memanggil Abraham dan janji bahwa ia akan menjadi bapa bangsa yang besar (lih. Kej 12:2; 15:5-6); dan oleh Abraham maka semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat (lih. Kej 12:3). Janji yang serupa diberikan juga kepada Ishak, anak Abraham (lih. Kej 26:4). Kemudian Allah memilih bangsa Israel sebagai umat pilihan-Nya (lih. Ul 28:10; Kel 19:6). Dengan pemilihannya ini maka Israel menjadi tanda bagi perhimpunan semua bangsa (lih. Kej 19:5-6; Ul 7:6; Yes 2:2-5; Mi 4:1-4).
      Maka melalui para nabi, Allah membentuk bangsa pilihan-Nya, untuk mengharapkan keselamatan, di dalam menantikan perjanjian yang kekal bagi seluruh umat manusia. Para nabi mewartakan penebusan umat pilihan Allah, pemurnian dari ketidaksetiaan mereka, dan keselamatan yang akan mencakup segala bangsa. Kitab Perjanjian Lama mencatat nabi- nabi yang dipilih Tuhan di kalangan bangsa Israel, namun demikian terdapat juga nabi dari bangsa lain yang juga dipakai Allah untuk memberkati bangsa Israel, yaitu Bileam (lih. Bil 22 dan Bil 23). Melalui kisah Bileam, seorang nabi orang Moab yang memberkati bangsa Israel, kita mengetahui bahwa kuasa Allah mengatasi batas bangsa.
      Namun kemudian bangsa Israel jatuh oleh karena pelanggaran mereka, tetapi oleh karena itu, keselamatan telah sampai kepada bangsa- bangsa lain (lih. Rom 11:11-12). Maka janji Allah “berlaku untuk semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab Abraham adalah bapa kita semua, – seperti ada tertulis: Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa….” (Rom 4:16-17)
      Dalam kitab Perjanjian Lama, dapat kita membaca bagaimana Allah telah memulai rencana keselamatan-Nya sejak kejatuhan Adam dan Hawa ke dalam dosa. Allah menyertai keturunan Adam sehingga Nabi Nuh dan keluarganya yang diselamatkan dari air bah. Selanjutnya Allah memilih Abraham untuk menjadi bapa bangsa, memberkati keturunannya; dan kemudian memilih para patriarkh, yaitu Ishak dan Yakub, yang disebut Israel, yang mempunyai anak-anak yang kelak menjadi kedua belas suku Israel. Kemudian Allah memilih Nabi Musa untuk memimpin bangsa Israel keluar dari penjajahan Mesir. Penyertaan Allah tetap berlangsung, walaupun setelah itu bangsa Israel kerap jatuh dalam dosa ketidaksetiaan kepada Allah. Allah menyertai kaum sisa Israel yang miskin dan rendah hati, dan dari kalangan merekalah lahir Kristus Tuhan yang menyelamatkan umat manusia, sebagai penggenapan janji Allah sebagaimana dinubuatkan oleh para nabi. Selanjutnya tentang topik ini, silakan klik di sini.
      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,Ingrid Listiati- katolisitas.org

        • Shalom Saya,

          Katekismus Gereja Katolik mengajarkan bahwa Tuhan mengirimkan nabi-nabi-Nya untuk mempersiapkan keadatangan Putera-Nya Yesus Kristus, kepada bangsa Israel; sebab saat penjelmaan-Nya menjadi manusia, Kristus dilahirkan sebagai anak bangsa Israel. Bahwa Tuhan juga menggerakkan bangsa-bangsa kafir terhadap suatu pengertian samar-samar akan kedatangan Kristus ini, namun tidak dikatakan bahwa Allah mengirimkan nabi-Nya kepada bangsa-bangsa tersebut. Iman Gereja mengartikan ‘para nabi’ sebagai orang-orang yang diilhami oleh Roh Kudus dalam penyusunan kitab-kitab Perjanjian Lama dan Baru, untuk menyampaikan sabda Allah mengenai Kristus:

          KGK 552    Kedatangan Putera Allah ke dunia adalah satu kejadian yang sekian dahsyat, sehingga Allah hendak mempersiapkannya selama berabad-abad. Semua ritus dan kurban, bentuk dan lambang “perjanjian pertama” (Ibr 9:15) diarahkan-Nya kepada Yesus; Ia memberitahukan kedatangan-Nya melalui mulut para nabi, yang susul-menyusul di Israel. Sementara itu Ia menggerakkan dalam hati kaum kafir satu pengertian yang samar-samar mengenai kedatangan ini.

          KGK 702    Sejak awal sampai “genap waktunya” (Gal 4:4) kedua utusan Bapa, yakni Sabda dan Roh tinggal tersembunyi, tetapi bekerja. Roh Allah mempersiapkan Mesias. Tanpa diwahyukan secara penuh, kedua-duanya sudah dijanjikan, supaya mereka dinantikan dan diterima pada waktu penampakan-Nya. Karena itu, kalau Gereja membaca Perjanjian Lama (Bdk. 2 Kor 3:14) ia mencari di dalamnya (Bdk. Yoh 5:39.46) apa yang Roh, “yang bersabda melalui para nabi”, hendak mengatakan kepada kita mengenai Kristus. Iman Gereja mengartikan “para nabi” di sini sebagai semua mereka yang Roh Kudus ilhami dalam penyusunan buku suci baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Tradisi Yahudi membedakan hukum (lima buku pertama, yang dinamakan Pentateukh), para nabi (buku-buku yang kita namakan buku sejarah dan profetis) dan kitab-kitab (terutama buku-buku kebijaksanaan dan teristimewa mazmur), Bdk. Luk 22:44).

          Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
          Ingrid Listiati- katolisitas.org

    • sdr anony, saya boleh nimrung, tdk pikirkan nabi siapa lagi, toh YESUS sdh berfirman; pergilah dan sebarkanlah KABAR GEMBIRA (INJIL) sampai ke ujung bumi? Karena bangsa Israel itu membunuh semua nabi, termasuk YESUS, karena menolak maka lebih baik disampaikan kepada bangsa2 lain….salom sdrku

  7. Syalom…admin…

    saya ingin bertanya, apa kriteria seseorang dapat di sebut sebagai nabi menurut alkitab???
    terima kasih atas jawabanya…GBU

    [Dari Katolisitas: Silakan membaca jawaban kami di atas, silakan klik]

Comments are closed.