Memang secara umum sampai sekitar 100 tahun yang lalu, Alkitab berbahasa Inggris yang dipakai umat Protestan adalah versi King James, sedangkan Alkitab yang dipakai oleh umat Katolik adalah Alkitab versi Douay- Rheims yang merupakan terjemahan dari Alkitab Latin Vulgate. Alkitab King James Version (KJV) yang kita kenal sekarang memang tidak memasukkan kitab-kitab Deuterokanonika, dan catatan kaki dan commentary/ penjelasan-nya tidak sesuai dengan ajaran Gereja Katolik. Alkitab KJV ini juga dikenal sebagai Authorized Version (AV) yang dibuat atas perintah Raja/ King James di tahun 1611.

Menjelang abad 17 memang sudah terdapat banyak terjemahan Alkitab dalam Bahasa Inggris, yaitu Tyndale’s Bible (1525); Coverdale’s Bible (1535); Matthews’ Bible (1537); Cromwell’s, or the “Great Bible” (1539), the Geneva Bible (1557-60); and the Bishop’s Bible (1568). Terjemahan ini memang tidak mengambil Vulgate sebagai dasarnya, namun langsung kepada bahasa aslinya yaitu Ibrani dan Yunani. Versi terjemahan Alkitab ini terus bertambah sampai sekarang. Sebenarnya kita perlu mengagumi kerja keras dan niat para penerjemah ini, namun sayangnya banyak dari hasil terjemahannya yang memuat juga agenda-agenda tertentu yang tidak sesuai dengan ajaran Gereja Katolik. Sebab biar bagaimanapun juga, terjemahan literal dari bahasa asalnya tetap memerlukan pemahaman konteksnya agar makna ayat Alkitab dapat dipahami sebagaimana mestinya. Di sinilah kita melihat adanya ketidak sesuaian antara pengajaran Gereja Katolik dan Protestan, misalnya:

1. Pertama diterbitkan, Alkitab KJV ini sebenarnya memuat kitab-kitab Deuterokanonika, walaupun seiring dengan berjalannya waktu, terdapat usulan-usulan dari pihak gereja-gereja Protestan untuk mencoretnya.  Baru pada abad ke 19 kitab-kitab Deuterokanonika tersebut benar-benar dicoret dari Aklitab KJV. Dengan dicoretnya kitab Deuterokanonika dari KJV, maka secara objektif versi KJV yang ada sekarang berbeda dengan kanon Kitab Suci yang telah ditetapkan oleh Gereja Katolik sejak abad ke-4 yaitu oleh Paus Damasus di Sinode Roma (382), dan Konsili Hippo (393) dan Konsili Carthage (397). Silakan anda membaca lebih lanjut mengenai sejarah kanon Kitab Suci di sini, silakan klik, untuk melihat secara obyektif bahwa bukan Gereja Katolik yang ‘menambah Alkitab’ dengan kitab Deuterokanonika, tetapi gereja Protestan yang mencoretnya dari kanon Kitab Suci.

2. Terdapat terjemahan ayat- ayat yang tidak sesuai dengan interpretasi Gereja Katolik. Contoh yang paling jelas adalah misalnya pada ayat Luk 1: 28. Menurut KJV dan banyak versi Protestan sekarang, sapaan malaikat kepada Maria adalah, “Highly favoured” sedangkan menurut Douay- Rheims, sesuai dengan Vugate adalah “full of grace.” Ungkapan ini sangat penting, sebab bagi para Bapa Gereja, ucapan inilah yang mendasari pengajaran mereka bahwa karena kepenuhan rahmat Allah di dalam diri Maria (yang tidak pernah diberikan kepada ciptaan lainnya), maka ia dibebaskan dari dosa asal. Maka, walaupun kata “kecharitomene” yang digunakan berkaitan dengan kata Yunani “charis” / kharisma yang mengundang ‘favor’; sehingga dapat bermakna ganda, “favor” atau “grace”, namun yang lebih tepat terjemahannya di sini adalah ‘grace’. Sebab jika diartikan “favor” maka yang dipentingkan adalah kharisma Maria, seolah Maria berbuat sesuatu terlebih dahulu baru dipilih Tuhan, dan ini malah mirip prinsip ajaran sesat Pelagianism yang percaya pada keselamatan diperoleh karena usaha perbuatan manusia. Maka yang lebih tepat sebenarnya adalah “full of grace/ gratiae plena”;  seperti yang diajarkan oleh para Bapa Gereja, juga St. Jerome yang menerjemahkan Vulgate, dan beberapa terjemahan awal-awal Alkitab Protestan. Berikut ini adalah contohnya:

Wyclif’s Version [1380] said “Full of Grace”
Tyndale’s Version [1534] said “Full of Grace”
Cranmer’s Version [1539] said “Full of Grace”
Geneva [1599] said in the Margin Notes “might be rendered, ‘full of favour and grace, ” [ The Link is to a Scan from a 1608 Printing of the Geneva Bible]
Authorized Version or KJV [1611] said in the Margin notes “Much Graced”
Polyglott Bible [1838]  said in the Margin notes “or Much Graced”
Revised Version [1885] said in the Margin Notes: “Endowed with Grace”.
American Standard Version [1901] said in the Margin Notes: “or Endowed with Grace”.
Scofield Edition [1909, revised in 1914] said in the Margin Notes “or Endued with Grace”
New Standard Reference Bible [1934]  said in the Margin notes “Much Graced”
The Amplified [1958] in the verse (In brackets) “endowed with grace” with a foot note that says “literal translation”

Seorang ahli bahasa Yunani dari gereja Protestan, sebenarnya mengakui bahwa terjemahan yang lebih tepat adalah “endowed with grace…..full of grace…”/penuh rahmat. ((Lihat Robertson, Archibald T., Word Pictures in the New Testament, Nashville: Broadman Press, 1930, 6 volumes, vol. 2, p.13))

Sedangkan KJV sendiri dalam sekitar 129 kali menterjemahkan kata “kecharitomene” sebagai “grace”/ rahmat, dari 150 kata tersebut yang ada di Alkitab. Maka suatu permenungan adalah, mengapa pada peristiwa kabar gembira malaikat kepada Maria, terjemahan KJV yang digunakan sekarang adalah “highly favor”, dan  bukannya “full of grace”?

Terutama pada kasus-kasus ayat semacam inilah, maka ada baiknya kita membaca lebih dari satu jenis terjemahan dan sebaiknya terjemahan yang disetujui oleh Gereja Katolik, sehingga kita dapat lebih memahami maksud sesungguhnya dari ungkapan dalam Kitab Suci tersebut.

3. Alkitab KJV sendiri mengalami berkali-kali revisi dari saat diterbitkannya tahun 1611 sampai sekarang. Tidak dapat dipungkiri, bahwa ada terjemahan-terjemahan tertentu yang dapat di-interpretasikan secara berbeda-beda, sehingga dari dasar variasi versi KJV, dapat lahir sekte Mormon dan Saksi Yehova yang mempunyai Teologi yang berbeda dengan pengajaran para rasul.

Dengan melihat fakta di atas, maka sebaiknya umat Katolik membaca Alkitab yang memuat terjemahan dan ajaran yang sesuai dengan ajaran Magisterium Gereja Katolik.  Atau jika kita mau membaca KJV sekalipun,  tetaplah kita berpegang pada pengajaran Magisterium Gereja Katolik untuk memahami ayat -ayat yang dimaksud. Sekarang ini memang terdapat banyak sekali versi terjemahan Kitab Suci dalam bahasa Inggris. Namun yang dianjurkan oleh Gereja Katolik untuk Alkitab bahasa Inggris adalah sebagai berikut:

1. The Douay- Rheims
Versi ini adalah terjemahan Alkitab Latin Vulgate. Commentary yang terkenal baik adalah Haydock Study Bible, atau yang dikeluarkan oleh TAN, yaitu A Practical Commentary on Holy Scripture. Kelemahan dari versi ini adalah, karena ini ditulis  lebih dari seabad yang lalu, maka bahasa yang dihunakan adalah bahasa kuno/ Old English, jadi banyak menggunakan istilah “doth, hath” yang kurang familiar di telinga kita sekarang.

2. The Revised Standard Version- Catholic Edition (RSV- CE)
3. The New American Bible (NAB)
4. The Jerusalem Bible
5. Untuk studi yang lebih mendalam, commentary yang dapat digunakan adalah the Navarre Bible, yang memuat pengajaran dari para Bapa Gereja dan Pujangga Gereja. Selanjutnya, A Catholic Commentary on Holy Scripture yang diedit oleh Dom Bernard Orchard OSB.

Sedangkan untuk Alkitab bahasa Indonesia, yang disetujui oleh MAWI adalah yang dikeluarkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia.

Maka kembali ke pertanyaan anda, Gereja Katolik memang tidak pernah mengeluarkan pernyataan tertulis yang melarang umat Katolik membaca Kitab Suci KJV, namun sebaiknya kita secara bijak memilih versi Alkitab yang disetujui/ sesuai dengan pengajaran Magisterium Gereja Katolik. Ini semua adalah demi perkembangan iman kita sendiri sebagai umat Katolik, agar kita mendapatkan pengajaran dan interpretasi yang murni seperti yang diajarkan oleh para rasul dan para Bapa Gereja, sejak dari jemaat awal, dan terus dijaga oleh Magisterium Gereja Katolik sampai sekarang.

31 COMMENTS

  1. Syalom ibu Inggrid dan pak Stef.

    Saya mau tanya apakah injil itu masih ada naskah aslinya,yaitu tulisan dari pengarangnya masing masing. Apa naskah naskah yang sudah ditemukan selama ini merupakan tulisan asli para pengarang ataukah salinannya?
    Terima kasih atas pencerahannya.

    [Dari Katolisitas: Silakan membaca link ini, tentang manuskrip Kitab Suci, silakan klik. Mohon maaf karena keterbatasan waktu dan tenaga, kami belum dapat menerjemahkannya.]

  2. Shalom pak Stef & bu Ingrid yg t’kasih…

    Siapakah itu King James? & bgaimnakah pula peranan bliau dlm m’authorised’kan alkitab?

    Bleh trang’n serba-sdikit sjarahnya, bgaimna bleh mncul alkitab versi King James ni?

    Would be much appreciated. Thanx in advance…
    God bless…

    [dari katolisitas: Silakan melihat artikel di atas – silakan klik]

  3. Dear Ibu Ingrid Listiati,

    Sejauh pengetahuan Ibu tentang isi Alkitab (PL&PB), adakah ayat-ayat yang saling bertentangan satu dengan lainnya? Jika ada, mengapa demikian?

    Terima kasih.

    Salam dalam Kristus Tuhan.

    [dari katolisitas: Pertentangan adalah “menjadi dan tidak menjadi pada saat yang sama dan dengan cara yang sama”. Dengan demikian, mungkin saja ada ayat-ayat yang “terlihat” saling bertentangan, namun sebenarnya tidak ada pertentangan, karena kadang disampaikan dengan cara yang berbeda dan pada saat yang berlainan dan dengan maksud yang berbeda. Silakan melihat beberapa contoh ayat-ayat yang terlihat bertentangan seperti yang dijelaskan di atas – silakan klik]

  4. Halo Katolisitas.org

    Skrg ini bnyk isu atau mgkn fakta bhw Kitab Suci perjanjian baru “new american bible” katolik amerika sedang direvisi (lagi) oleh para uskup amerika yg dpimpin kardinal Donald W. Wuerl di washington dc.

    Yg ingin dtnykan,
    1) sbrpa jauh revisi2 yg dilakukan/ bag. apa saja,
    2) setiap brpa periode revisinya,
    3) tujuan-nya apa ?

    Kalau dilihat kyaknya ini upaya penyatuan katolik & kr. protestan. Tapi mnrut sy justru ini jd bumerang buat Gereja, dikrnkan adanya upaya dr pihak2 non kristen utk mjatuhkan kredibilitas/ kebenaran & keakuratan Allkitab itu sndri di khalayak umum.

    Sy pikir alangkah baiknya pihak2 tsb mlkukan klarifikasi (yg shrusnya seiring pgumuman prtma), turut mmbrikan informasi kejelasan sejauh mana revisi itu ke media, agar umat2 yg msh lemah imannya tdk terprovokasi.

    Trims.

    [Dari Katolisitas: Tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan adanya variasi versi terjemahan Kitab Suci, jika itu sudah disetujui oleh pihak otoritas Gereja Katolik. Adanya variasi terjemahan tidak mengubah keseluruhan kebenaran yang disampaikan oleh Kitab Suci. Salah satu cara yang baik untuk memahami ayat-ayat dalam Kitab Suci adalah dengan memperbandingkan versi terjemahan yang satu dengan yang lainnya (asalkan terjemahan tersebut sudah disetujui oleh pihak otoritas Gereja), agar kita dapat memperoleh pengertian yang lebih luas akan maknanya, sebab variasi terjemahan itu dapat memperkaya pemahaman kita. Maka tidak ada yang perlu merasa diprovokasi atau apapun dengan adanya variasi terjemahan, karena hal itu tidak mengubah inti ajaran Kristiani].

  5. Shalom,
    Dimanakah sy dpt unduh aplikasi android untuk Alkitab Deuterokanika?

    [dari katolisitas: Apakah pembaca katolisitas ada yang tahu?]

  6. Sekedar informasi untuk yang mencari Alkitab online pada gadget yang didalamnya ada deuterokanonika , mungkin bisa mencoba laudate (iphone dan android). dalam aplikasi ini terdapat Alkitab versi Douay- Rheims dan New American Bible.

    semoga bermanfaat.

  7. “Sedangkan untuk Alkitab bahasa Indonesia, yang disetujui oleh MAWI adalah yang dikeluarkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia.”

    Bukankah versi Alkitab yang dikeluarkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia sendiri diterjemahkan dari King James Version?

    Terimakasih.

    • Shalom Tarcisius,
      Berikut ini adalah jawaban yang saya peroleh dari Rm. Indra Sanjaya Pr.,:

      Tidak benar.
      Untuk Perjanjian Lama, LAI memanfaatkan BHS 4th edition (Biblia Hebraica Stuttgartensia th 1990) sementara untuk Perjanjian Baru LAI memanfaatkan GNT 4th Revised Edition (The Greek New Testament th 1997).

      Salam kasih dalam Kristus,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  8. Jika memang mau menjaga kemurnian Firman Tuhan, mengapa begitu banyak praktek-praktek yang tidak murni dalam “gereja katolik”.

    mengapa juga disebut “gereja katolik”? bukankah di alkitab gereja disebut oleh nama kota dimana sekumpulan orang yang percaya kepada Tuhan (jemaat) “Gereja di korintus”, “gereja di efesus” “gereja di korintus”, dsb. inilah yang disebut gereja yang universal. bukan saling jelek2in antara Katolik maupun protestan. di alkitab tidak pernah ada “gereja katolik, maupuk gereja HKBP, atau gereja dengan nama2 yang lain.

    lalu mengapa ada patung2, dan kamu sujud menyembah di depannya?? Tuhan kan uda bilang jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun. “apapun”..means.. ya apapun itu ga boleh dibuat. apalagi dipasang2..

    masih banyak lagi, perbuatan manusia ini yang membuat Tuhan sedih, terus aja saling jelek2in .. tidak menjaga kemurnian Firman Tuhan.

    sama ada comment di atas. yang dimaksud Luther “kita diselamatkan oleh iman” itu benar2.. tau ga, iman itu datang dari Tuhan. Iman adalah menerima apa yang dikerjakan Tuhan. contoh: Tuhan mati untuk kita, kita harus berkata “amin”. itulah iman. bukan berdebat2 yang aneh2.. , kalau anda ngomong “iman tanpa perbuatan adalah sia2” itu memang benar, tapi perbuatan yang bagaimana? yaitu perbuatan yang didasari oleh iman ini. bukan atas sesuatu yang kita anggap benar, melainkan kebenaran yang sejati yaitu Firman Tuhan.
    kita liat contohnya Abraham, dia Bapa orang beriman. mengapa? karena dia percaya pada apa yang dikatakan Tuhan dan melakukannya tanpa ditambah2 atau dikurang2. hari ini kita sebagai anak Tuhan, harus terus mempertahankan iman ini, yaitu kebenaran yang pasti “Firman Tuhan sendiri”
    mengenai PL dan PB. sudah jelas, PL itu adalah bagian dari rencana Tuhan, yaitu nubuat yang digenapi oleh PB. mengenai kurang atau ditambah, dicoret. sekarang saya juga mau mempertanyakan anda, ada 1 … aja bagian alkitab yang anda bisa ceritakan, hafal, secara jelas dan tepat tanpa dikurangi atau tanpa ditambah?

    • Shalom Oi,

      Terima kasih atas maksud baik anda untuk berdiskusi tentang iman Katolik. Semua keberatan anda sebenarnya telah didiskusikan sebelumnya.

      1. Tentang nama Katolik, dapat dilihat di sini – silakan klik. Silakan membaca artikel tersebut dan kemudian anda dapat memberikan tanggapan lebih lanjut. Saya ingin mengklarifikasi bahwa website katolisitas.org adalah website Katolik, yang mendasarkan semua jawaban berdasarkan apa yang diajarkan oleh Gereja Katolik. Jadi, adalah hal yang wajar kalau kami memberikan jawaban menurut iman Katolik kalau ada saudara/i dari gereja non-Katolik yang mempertanyakan iman Katolik. Silakan anda melihat diskusi mengapa berpindah dari Gereja Katolik ke gereja lain – klik ini – dan silakan anda memberikan penilaian tentang diskusi tersebut. Jadi, mari kita berdiskusi dengan dasar kasih tanpa menghilangkan kebenaran yang kita percayai.

      2. Diskusi tentang patung dapat anda lihat di sini – silakan klik, klik ini dan artikel ini – klik ini. Silakan membaca link-link tersebut dan anda dapat ikut dalam diskusi yang telah ada. Saya harap kita tidak memulai diskusi ini dari awal untuk menghindari pengulangan.

      3. Tentang iman dan perbuatan, anda dapat melihat diskusi ini – silakan klik. Kalau anda ingin melihat kaitan iman dan baptisan, silakan melihat diskusi ini – silakan klik. Dan kalau anda ingin berdiskusi tentang sola Scriptura, silakan membaca diskusi panjang ini – silakan klik.

      Saran saya, cobalah berfokus pada satu topik diskusi sehingga anda dapat memberikan argumentasi yang baik dan terstruktur. Anda juga dapat memberikan argumentasi yang baru sehingga diskusi yang ada dapat dibahas secara lebih mendalam. Saya yakin bahwa anda mempunyai niat baik untuk berdiskusi. Oleh karena itu, mari bersama-sama, kita tunjukkan bahwa sebagai umat yang telah mengenal Kristus, kita dapat mempertanggungjawabkan iman kita dengan hormat dan lemah lembut (lih. 1Pet 3:15). Semoga hal ini dapat diterima.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

  9. Ytk Ibu Inggrid,

    Saya mau bertanya, apakah Ibu punya informasi toko yang menjual Alkitab berbahasa Inggris? Tentu yang ada Deuterkanonika.
    Terimakasih dan Berkah Dalem

    Thomas Budi

    • Shalom Budi,
      Silakan anda menanyakannya kepada Toko Buku Katolik “Obor” di Gunung Sahari, Jakarta Pusat. Mohon maaf saya dan Stef tidak mengetahuinya secara persis. Apakah ada pembaca yang mengetahui tentang hal ini (toko buku yang menjual Alkitab berbahasa Inggris dengan Deuterokanonika)?

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  10. Shalom bu Ingrid,
    Apakah ibu tau toko buku di jakarta yang menjual buku2 (bible dan commentary) tersebut diatas?

    Terima kasih atas informasinya
    GBU

    • Shalom Antherus,
      Ya, sayangnya setahu saya buku-buku tersebut tidak dijual di Jakarta. Namun saya dengar ada Alkitab yang disetujui oleh Uskup Filipina, yaitu Christian Community Bible, yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Saya memiliki Alkitab itu (Christian Community Bible) dalam edisi bahasa Inggris-nya, dan di sana catatan kaki-nya cukup baik dalam menjelaskan ayat-ayat, dalam hubungannya dengan pandangan Gereja Katolik. Maka saya menganjurkan jika anda ingin mendalami Alkitab, untuk memiliki Alkitab tersebut.
      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org

  11. Hai Bu Ingrid,

    Dalam New American Bible Luke 1:28 kok Bunda Maria malah disebut “favored one”. Bukan “full of grace”

    28
    And coming to her, he said, “Hail, favored one! The Lord is with you.”

    Apakah Douay Rheims dan New American Bible sama-sama diterjemahkan dari Vulgata? Mengapa terjemahan para Uskup Katolik di Amerika malah merendahkan Bunda Maria?

    Terima kasih.

    • Shalom Andreas,
      Alkitab New American Bible tidak diterjemahkan dari Vulgate. Alkitab terjemahan dari Vulgate adalah Douay Rheims. Menurut saya pribadi, ya, sangat disayangkan mengapa terjemahan Luke 1:28 yang dicantumkan di New American Bible itu “favored one” dan bukan “full of grace”. Namun apapun tulisannya di sana saya pikir, bukan berarti bahwa Uskup Katolik di Amerika merendahkan Bunda Maria. Sebab walaupun “favoured one” itu tidak sama artinya dengan “full of grace”, namun artinya tidak bertentangan. Kemungkinan yang ingin dicapai adalah 1) terjemahan dengan bahasa yang lebih mudah dimengerti (walaupun menurut saya pribadi, full of grace juga bukannya kata yang sulit dimengerti); 2) agar alkitab ini dapat digunakan oleh semua orang Kristen, tidak hanya Katolik.

      Berikut ini saya mengutip sebagian dari kata pengantar alkitab the New American Bible, oleh USCCB:

      “The first English Catholic version of the Bible, the Douay-Rheims (1582-1609/10), and its revision by Bishop Challoner (1750) were based on the Latin Vulgate. In view of the relative certainties more recently attained by textual and higher criticism, it has become increasingly desirable that contemporary translations of the sacred books into English be prepared in which due reverence for the text and strict observance of the rules of criticism would be combined.

      The New American Bible has accomplished this in response to the need of the church in America today. It is the achievement of some fifty biblical scholars, the greater number of whom, though not all, are Catholics. In particular, the editors-in-chief have devoted twenty-five years to this work. The collaboration of scholars who are not Catholic fulfills the directive of the Second Vatican Council, not only that “correct translations be made into different languages especially from the original texts of the sacred books,” but that, “with the approval of the church authority, these translations be produced in cooperation with separated brothers” so that “all Christians may be able to use them…..”

      Saya sendiri, di samping menggunakan Alkitab bahasa Indonesia (LAI) , saya menggunakan Alkitab bahasa Inggris RSV (Revised Standard Version)- Catholic Edition, (di samping Douay Rheims), dan di sana terjemahan Luk 1:28, adalah “full of grace” sesuai dengan terjemahan Vulgate.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org

  12. Shalom Bu Ingrid,

    Kitab PL aslinya ditulis dalam bahasa Ibrani yang kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Yunani dan Latin (Septuagint) lalu bagaimana dengan Kitab PB? ditulis dalam bahasa apa?
    Mohon penjelasannya. GBU.

    Simon

    • Shalom Simon,
      Semua kitab Perjanjian Baru dituliskan dalam bahasa Yunani. Hal ini mungkin tidak terlepas dari kenyataan: 1) bahasa Yunani adalah bahasa yang umum/ universal dipakai pada jaman itu, bahkan pada jaman Yesus (Yesus dan para murid-Nya menggunakan bahasa Aramaik, namun bukannya tidak mungkin merekapun mengenal bahasa Yunani sebagai 2nd language); 2) keinginan untuk menyebarluaskan Injil kepada bangsa-bangsa non- Yahudi, seperti yang dikatakan oleh Rasul Paulus. 3) Mayoritas bukti- bukti penemuan sejarah pada abad itu menggunakan bahasa Yunani.
      Kitab Perjanjian Baru yang pertama kali dituliskan dalam bahasa Aramaik adalah Injil Matius (berdasarkan kesaksian tulisan para Bapa Gereja), namun kemudian Injil Matius inipun diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani, sehingga yang kemudian diturunkan adalah teks yang dalam bahasa Yunani.
      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org

  13. 1. Pertama diterbitkan, Alkitab KJV ini sebenarnya memuat kitab-kitab Deuterokanonika, walaupun seiring dengan berjalannya waktu, terdapat usulan-usulan dari pihak gereja-gereja Protestan untuk mencoretnya. Baru pada abad ke 19 kitab-kitab Deuterokanonika tersebut benar-benar dicoret dari Aklitab KJV. Dengan dicoretnya kitab Deuterokanonika dari KJV, maka secara objektif versi KJV yang ada sekarang berbeda dengan kanon Kitab Suci yang telah ditetapkan oleh Gereja Katolik sejak abad ke-4 yaitu oleh Paus Damasus di Sinode Roma (382), dan Konsili Hippo (393) dan Konsili Carthage (397). Silakan anda membaca lebih lanjut mengenai sejarah kanon Kitab Suci di sini, silakan klik, untuk melihat secara obyektif bahwa bukan Gereja Katolik yang ‘menambah Alkitab’ dengan kitab Deuterokanonika, tetapi gereja Protestan yang mencoretnya dari kanon Kitab Suci.

    Komentar: wah….bisa begitu ya….? selanjutnya kitab mana lagi yang menyusul akan di coret? Saya pernah dengar kitab Yudas,Wahyu,Yohanes pun dulu pernah mau dikeluarkan dari KS oleh luther,Betulkah demikian?jangan2 protestan bukan hanya mau mencoret beberapa bagian dari alkitab tapi bisa saja mencoret suluruh alkitab alias menjadi atheis…..

    coba liat tulisan sdr Adri di artikel yang lain “Tentang Maria diangkat ke Sorga dan Maria adalah Ratu Sorga” disini saya akan copikan:

    Dan ada yg bisa menjelaskan ketidak benaran ayat2 yg Saya kasih, sy akn mencoretnya
    Dari alkitab saya.
    Minta Tuhan utk membukakan pintu rohani kita semua, kemulian hanya bagi
    Tuhan Yesus.
    [dari katolisitas: silakan melihat jawaban di atas – silakan klik]

    Mengapa ya manusia begitu sombong?…….sombong terhadap kebenaran Firman Tuhan yang diterjemahkan oleh magisterium gereja dan terpelihara dalam Tradisi Suci. Semoga Tuhan mengampuni kesombongan kita umatNya.

    • Shalom Johanes,
      Memang jika kita mempelajari sejarah Gereja, kita dapat menjadi turut prihatin mengapa terjadi hal ‘pencoretan’ kitab-kitab tertentu (dalam hal ini Deuterokanonika) dari kanon Alkitab.
      Dari fakta sejarah, maka kita mengetahui bahwa Martin Luther memang kurang menyukai beberapa kitab dalam Alkitab. Misalnya, ia berkata, “I hate Esther and 2 Maccabees so much that I wish they did not exist; they contain too much Judaism and no little heathen vice.” Maka terhadap pernyataan ini F.F. Bruce berkomentar: pantaslah dicatat bahwa Luther menyatakan pertimbangan pribadinya dengan menyetarakan kitab Esther yang jelas termasuk dalam kanon Alkitab dengan ketidak sukaannya terhadap kitab 2 Makabe. ((F.F. Bruce, The Canon of Scripture, p.101)). Alasan Luther tidak menyukai kitab 2 Makabe ini antara lain karena di dalamnya terdapat dasar pengajaran Gereja Katolik untuk mendoakan arwah orang yang sudah meninggal, dengan mempersembahkan ujud Misa Kudus. Hal mendoakan sedemikian dipandang oleh Luther sebagai “works/ perbuatan”, sedangkan ia meyakini “sola fide”/ hanya iman saja yang menyelamatkan, maka perbuatan apapun tidak termasuk di dalamnya. Luther tidak melihat bahwa sebenarnya perbuatan mendoakan jiwa orang yang sudah meninggalpun sebenarnya berakar dari iman kepada Allah dan kasih-Nya yang besar, sehingga kitapun dengan penuh kasih mendoakan saudara-saudari kita yang telah mendahului kita.

      Lalu mengenai kitab-kitab di Perjanjian Baru, memang Luther memasukkan beberapa kitab ke dalam apa yang disebutnya sebagai “Disputed Books”, yaitu surat kepada jemaat Ibrani, Yakobus, 2 Petrus, 2 dan 3 Yohanes dan Kitab Wahyu. Selengkapnya, silakan klik di sini. Luther juga menyebut Kitab Yakobus sebagai “epistle of straw” (surat jerami), walaupun kita tak pernah mengetahui sebab persisnya mengapa ia berkata demikian. Para Teolog Katolik banyak yang berpendapat, itu disebabkan karena di dalam surat Yakobus ada pengajaran yang mengatakan pentingnya perbuatan yang harus menyertai iman sehingga ini tidak sesuai dengan prinsip “sola fide”; sebab Rasul Yakobus mengajarkan, “Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.” (Yak 2:17, 26). Sedangkan Teolog Protestan mengatakan bahwa maksud Luther menyebutkan demikian adalah surat tersebut hanya ‘jerami’ jika dibandingkan dengan surat-surat Rasul Paulus maupun kitab Injil lainnya. Apapun maksud Luther, secara obyektif kita dapat melihat, bahwa ia memang memberi penilaian pribadi tentang kitab-kitab dalam Kitab suci. Sedangkan memang sebagai umat Katolik, kita tidak ‘dilatih’ untuk menilai/ memberi ranking kepada kitab-kitab tertentu dalam Kitab Suci. Kita sebagai umat Katolik percaya bahwa segala yang tertulis dalam Kitab Suci merupakan “segala tulisan yang diilhamkan Allah untuk mengajar untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran” (2 Tim 3:16) agar kita yang menjadi umat-Nya diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik. Maka kita tidak selayaknya menilai atau mencoret wahyu Allah tersebut, yang sudah disampaikan kepada kita melalui para rasul dan Gereja-Nya.

      Ya, mari kita berdoa memohon kepada Tuhan, agar kita diberi rahmat kerendahan hati, sehingga kita tidak menomorsatukan pengertian kita sendiri di atas apa yang diwahyukan oleh Tuhan.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org

      • dear Inggrid, thanks atas jawabannya…Tapi masih ada pertanyaan saya(semoga tak bosan):
        1.Bagaimana dengan sola gratia? apakah “nasibnya” sama juga dengan sola fide dan sola scriptura yang runtuh justru dari kata-kata alkitab sendiri?Mohon pernjelasannya?Krn kita tahu tiga pilar protestanism nya Martin Luther yakni sola scriptura, sola fide, dan sola gracia. (menurut saya pengertian dan penggunaan kata “sola” nya saja sudah salah krn ada 3 kog sola(hanya satu)…..mestinya pake trisola kali ya…he.hee..(kalau ini pendapat pribadi sy) seperti istilah Trinity…).Kalau 2 pilar yang saya ketahui itu sudah runtuh atas kata2 alkitab sendiri (sy menanyakan nasib pilar ke 3 nya tadi..-sola gratia.); bagaimana bangunan protestan itu bisa tetap beridiri dengan mantap?Ini mungkin jawaban atas timbulnya 38.000 lebih denominasi(….) ya?. dari 3 pilar ini saya melihat ketidakkonsistennya Protestan dalam memandang dan mengartikan Kitab Suci…Betulkah?

        2.Berhubungan dgn kitab suci, mengapa Katolik masih menerima dan mengakui Kitab Suci terjemahan LAI(Lembaga Alkitab Indonesia)? kita tahu bahwa banyak kata yang diterjemahkan tidak dalam konteks aslinya seperti kata gereja dan jemaat,saudara2 Yesus,dll. Bukankah ini menyebabkan kebingungan di umat katolik sendiri? mengapa Lembaga Biblika Indonesia (LAI nya Katolik) kurang berperan dalam mencetak KS versi Katolik? Kalau di survei mungkin sebagian besar umat Katolik memakai KS LAI. Setahu saya dulu sekali ada versi LBI, tapi sekarang sudah tidak pernah saya lihat….Mungkin ini sekaligus input buat LBI kita ya?
        Many Thanks and GBU, Johanes

        • Shalom Johanes,

          1. Mengenai Sola Gratia.
          Terus terang saya setuju dengan anda bahwa perkataan “sola” yang demikian jadi rancu sebab pengajaran di Alkitab sebenarnya tidak memisahkan kasih karunia (grace/ gratia) dengan iman (faith/ fide) di dalam Yesus Kristus. Sebab yang dikatakan dalam Kitab Suci adalah, “…Oleh kasih karunia kamu diselamatkan dan di dalam Yesus Kristus Ia telah membangkitakan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di surga…. Sebab oleh kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman….” (Ef 2:5-8). Maka di sini kasih karunia Allah tidak terpisahkan dari iman di dalam Yesus Kristus. Dan selanjutnya, iman di dalam Kristus ini juga tidak terpisahkan dari perbuatan kasih yang merupakan bukti dari iman itu (lih. Yak 2:24, 26), sebab iman di dalam Kristus ini harus bekerja oleh perbuatan kasih (lih. Gal 5:6).

          Dengan demikian, sebenarnya kita tidak bisa memisah-misahkan antara kasih karunia, iman dan perbuatan kasih; sebab ketiga-tiganya menghantar kita kepada keselamatan. Memang yang terutama tentu kasih karunia, yang diberikan oleh Allah sendiri, sebab tanpa kasih karunia-Nya, kita tidak mungkin dapat mempunyai iman kepada Yesus Putera-Nya. Namun kemudian iman itu harus nyata dalam perbuatan dan tak bisa dipisahkan dari perbuatan kasih.

          Mengenai ada banyaknya jumlah denominasi gereja Protestan (yang ada di ensiklopedia katanya sekitar 20,000 s/d 28,000), menurut hemat saya adanya kecenderungan untuk mengutamakan interpretasi pribadi dalam menginterpretasikan Kitab Suci. Ini sebenarnya adalah konsekuensi logis dari Sola Scriptura tersebut, sebab tanpa peran otoritas Magisterium, maka tiap pribadi dapat merasa diilhami oleh Roh Kudus dan memegang pendapatnya sebagai kebenaran. Dan kalau ada banyak orang yang berpikir demikian, lalu mendirikan gereja baru, maka tak mengherankan jika jumlah denominasi menjadi sangat banyak. Sesungguhnya kenyataan ini harus membuat umat Katolik semakin bersyukur atas peran Magisterium; dan menyadari akan pentingnya peran mereka yang memang telah diberi tugas oleh Kristus untuk memimpin dan mempersatukan Gereja-Nya. Persatuan ini terutama dilandasi oleh kesatuan doktrin/ ajaran yang dijaga kemurniaannya di sepanjang segala abad.

          2. Mengenai terjemahan Kitab Suci yang digunakan di Indonesia. Ya memang jika kita membaca Kitab Suci berbahasa Inggris yang terjemahan Vulgate (versi Douay Rheims) atau versi RSV-CE maka kita akan melihat ada terjemahan-terjemahan ke dalam bahasa Indonesia yang terasa kurang pas di cetakan LAI tersebut. Namun mungkin untuk mencetak edisi lain yang lebih sesuai dengan Vulgate ini juga tidak sederhana, dan mungkin memakan biaya besar (saya kurang paham dalam hal ini). Maka mari kita serahkan saja ke pada pihak yang lebih berwewenang dan memahami masalah ini. Terima kasih atas masukan anda.

          Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
          Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org

Comments are closed.