Pertanyaan:
Apa yang dimaksud : ex-cathedra? – Mei
Jawaban:
Terimakasih atas dukungannya terhadap katolisitas.org. Mari kita lihat beberapa pertanyaan yang Mei ajukan:
Ex Catedra:
1) Ex-Cathedra dalam arti harafiahnya adalah “dari tahta”, namun dalam teologi hal ini merupakan suatu dokrin atau ajaran oleh Paus. Dan kata ini mulai didefinisikan dalam Konsili Vatican I, Sess, IV, Const. de Ecclesia Christi, c.iv, yang intinya mengatakan bahwa adalah merupakan suatu dogma yang diwahyukan oleh Tuhan bahwa penerus Rasul Petrus, dalam hal ini adalah Paus, kalau Paus berbicara “ex cathedra”, maka tidak akan pernah salah. Hal ini sering disalahartikan oleh orang-orang yang mungkin tidak tahu secara persis pengajaran ini dan kemudian mengatakan bahwa bagaimana mungkin seorang Paus, yang juga manusia tidak pernah salah. Maka mari kita melihatkeberatan-keberatan ini:
2) Dokrin ex catedra ini berdasarkan akan janji Yesus sendiri di Mat 16:16-20 “Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!”Kata Yesus kepadanya: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.” Penerus dari Petrus adalah Paus, dan dengan janji yang sama maka kunci kerajaan surga juga diteruskan oleh penerus Rasul Petrus, yaitu para paus. Oleh karena kita percaya bahwa janji Yesus adalah YA dan AMIN, kita juga harus menyakini bahwa pada saat seorang Paus berbicara ex cathedra, maka Tuhan sendiri yang akan melindunginya dari kesalahan.
3) Namun apakah persyaratannya? Ada 3 persyaratan: 1) Seorang Paus berbicara di atas kursi Peter, atau dalam kapasitasnya sebagai seorang Paus. Jadi kalau seorang Paus berbicara dalam kapasitas pribadi, dia tidak berbicara ex cathedra. 2) Kalau Paus berbicara dalam masalah iman dan moral. Jadi seorang Paus dapat salah kalau dia berbicara tentang science, art, dll. 3) Kalau Paus memberikan doktrin yang berlaku universal atau untuk umat Katolik di seluruh dunia. Jadi kalau Paus hanya memberikan pengajaran di keuskupan atau negara tertentu, maka dia tidak berbicara ex cathedra. (Lihat: Katekismus Gereja Katolik/KGK, 891, Lumen Gentium/LG, 25).
4) Suatu saat kita akan membuat topik ini dalam artikel khusus, sehingga pembahasannya dapat lebih menyeluruh.
Semoga dapat menjawab pertanyaan Mei.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – www.katolisitas.org
Syaloom Pengurus Katolisitas,
Saya mao tanya Paus ketika melancarkan Perang Salib itu dia berbicara dalam Paham sebagai Penerus Petrus atau tidak ya?
Kalau iy apakah itu Ex-Cathedra?
[dari katolisitas: Perang Salib bukanlah contoh ex-Cathedra, karena hanya memberikan indulgensi penuh bagi yang berpartisipasi.]
Terima Kasih
Pak Stef,
Terima kasih Pak Stef atas jawabannya.
Karena saya sering baca katolisitas beberapa keterangannya sebetulnya sudah saya coba jawab. Hanya pernyataan bahwa semua KB dulu tidak boleh memang cukup mengecoh saya sehingga saya sempat mikir.
Saya masih ada uneg-eneg yang saya tidak tahu apakah pantas diutarakan terbuka disini. Tapi yang jelas ya, dia jelas beragama katolik, mantan dewan paroki, sering jadi moderator kalau ada seminar dari Romo tertentu. Mempunyai talenta guru menurut saya, cara bertutur kata yang baik dan banyak membaca dokumen-dokumen Gereja. Di lingkungan komunitas kami dia termasuk yang terpandang.
Diskusi yang kami lakukan, mungkin juga lebih tepat perdebatan dilakukan dalam chat bbm (blackberry). orang-orang dalam grup ikut membaca perdebatan kami. Dimulai dari comment saya mengenai buku “Sejarah Gelap Para Paus” yang pernah saya tanya ke katolisitas, yang saya bilang buku itu tidak recommended setidaknya tidak berimbang dalam berita mengenai Paus Pius XII tentang holocaust. Perdebatannya cukup panjang yang sebagian saya utarakan di pertanyaan sebelumnya, dan memang cukup mengagetkan termasuk komentar mengenai Petrus sebagai Paus pertama.
Persis seperti pertanyaan pak Stef, saya juga berkomentar bahwa argumennya khas protestan, dan ini terus terang mengagetkan saya mengingat posisi dia. Tapi saya masih penasaran bahwa mungkin saja sebetulnya argumen beliau itu jangan-jangan karena kurang suka bahwa saya memojokkannya dalam chating terbuka. Mungkin siapa sih kamu? Dari 19 anggota grup hanya beberapa yang komen, dan ada mengucapkan terima kasih atas penjelasannya mengenai Petrus vs Paulus. Ada juga yang mengomentari bahwa perdebatan yang tidak perlu. Yang saya kuatir bahwa tidak ada yang mempertanyakan posisinya yang menyerang Gereja dalam dogma infabilitas Paus dan dia juga rencananya akan memberi pembinaan kepada komunitas kami jika ada di Jakarta, beliau sering keluar kota karena urusan pekerjaan.
Setelah perdebatan itu saya memang belum bertemu dengan dia. Tapi bahwa dia sebagai pembina dan dihormati tetaplah begitu adanya. Tidak ada maksud apa-apa dari saya, hanya saja dengan posisi seperti itu saya tetap akan berbeban. Saya tidak mau mengungkit lagi karena kuatir tidak ada pendukung. Bukan suatu yang mudah misalnya mengamini Humanae Vitae misalnya. Oh ya, dia juga pernah mengajar discerment dan mungkin akan mengajar lagi. Dulu saya mengaguminya dalam hal discerment, sedikit-sedikit discerment. Tapi setelah perdebatan itu, discermentnya saya pertanyakan?
Saya berencana untuk tetap tenang saja, tapi menurut bapak bagimana sebaiknya saya bersikap?
Terima kasih.
Shalom Teddy,
Terima kasih atas balasannya. Anda dapat terus berdiskusi dengan dia, namun dapat dilakukan secara tertutup dan jangan di dalam grup. Namun, kalau dia mendiskusikannya dalam grup, maka minimal anda dapat memberikan pertanyaan dan juga beberapa link dari katolisitas. Kalau memang diperlukan, anda dapat mempergunakan sumber tulisan dari katolisitas. Dan bahkan kalau dia bersedia, maka dia juga dapat berdiskusi di katolisitas.org. Menyampaikan ajaran Katolik adalah satu hal, namun untuk menyampaikan kebenaran dengan bijaksana kita harus benar-benar memohon pertolongan Roh Kudus. Oleh karena itu, berdoalah dan mohon karunia pengertian serta kebijaksanaan, sehingga anda dapat menyampaikan pengajaran iman Katolik dengan baik.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Pak stef, terima kasih lagi. Saya akan mencobanya. Btw sebetulnya beberapa bulan lalu benihnya sudah dimulai. Sy sempat mengirim email tentang ketidaksetujuan saya dgn menyebut sumber katolisitas. Waktu i tu emailnya tidak dibalas.
GBU
Dear Katolisitas,
Mohon maaf saya tidak tahu mau ditaruh dimana, ada beberapa pertanyaan yang pada dasarnya menyangkut infabilitas Paus. Saat ini saya sedang berdiskusi dengan senior saya, beliau sering juga mengajar ajaran-ajaran Gereja Katolik juga. Walaupun tidak tegas ia katakan, karena pertanyaan saya tidak langsung dijawab tapi memberi contoh2 bahwa Ia meragukan doktrin infabilitas Paus.
Beberapa argumen yang dikemukakan antara lain: (mungkin sudah pernah dijawab)
1. KB, dulu semua tidak boleh tapi akhirnya metoda kalender boleh.
2. Kremasi dulu tidak boleh, sekarang boleh dengan catatan.
Untuk kedua masalah diatas, ia membedakan ajaran iman dan moral, dan kedua diatas masuk moral bukan iman, walaupun menurut saya iman.
3. Galileo, bagaimanapun dulu tidak dibedakan ajaran iman dan ilmu pengetahuan sebelum Galileo, dan Gereja sudah mengakui itu suatu kekeliruan.
4. Memberi contoh bahwa petrus pun keliru ketika mengatakan bahwa ajaran Kristus adalah untuk bangsa Yahudi saja, sampai diluruskan oleh Paulus.
Bagaimana menanggapi hal ini? Yang saya pernah tahu bahwa ia juga termasuk yang tidak setuju dengan Humanae Vitae. Dengan seiring zaman ia katakan bahwa Roh Kudus akan meluruskan setiap ajaran yang tidak sesuai dengan perkembangan zaman.
Mohon penjelasan, terima kasih.
Terima kasih.
Shalom Teddy,
Terima kasih atas pertanyaannya. Saya tidak tahu apakah senior anda beragama Kristen Katolik atau Kristen non-Katolik sehingga dia mempunyai posisi untuk mengajar ajaran-ajaran Gereja Katolik. Kalau dia beragama Katolik dan menolak dogma infabilitas Paus, maka pertanyaannya adalah apakah yang dia percayai sebagai pilar kebenaran? Bagaimana dia menentukan mana dogma yang benar dan dia percaya dan mana dogma dan ajaran yang tidak benar dan tidak perlu dia percaya? Namun, kalau dia beragama Kristen non-Katolik, maka itu adalah pertanyaan yang wajar dan sering ditanyakan. Berikut ini adalah jawaban singkat yang dapat saya berikan:
1. Tentang KB: Dapatkah dia menunjukkan dari dokumen Gereja bahwa KB Alamiah adalah tidak boleh? Bagaimana menerangkan ayat 1Kor 7:5? Silakan melihat artikel dan diskusi tentang hal ini di sini – silakan klik.
2. Tentang Kremasi: Alasan yang membuat Gereja Katolik melarang kremasi di masa awal adalah karena praktek kremasi adalah digunakan oleh orang-orang “kafir” dan “freemasons” yang ingin melawan ajaran Gereja tentang kebangkitan badan. Namun, kalau seseorang melakukannya karena alasan yang dapat dipertanggungjawabkan serta bukan bertujuan untuk menunjukkan ketidakpercayaan mereka akan ajaran kebangkitan badan dari Gereja Katolik, maka Gereja dapat mengijinkannya. Silakan melihat diskusi ini – silakan klik.
3. Tentang Galileo Galilei: Silakan melihat diskusi tentang topik ini di sini – silakan klik.
4. Tentang Petrus: Kapankah rasul Petrus mengatakan bahwa ajaran Kristus hanya untuk bangsa Yahudi saja. Bagaimana dengan kejadian Petrus membaptis Kornelius dan seiisi rumahnya? Bagaimana kita mengartikan ayat-ayat berikut ini dari Kis 15:7-11?
Demikian jawaban singkat dan pertanyaan-pertanyaan yang dapat membantu dalam diskusi. Kalau dikatakan bahwa Roh Kudus akan meluruskan ajaran yang tidak sesuai dengan perkembangan zaman, maka pertanyaannya adalah: Bagaimana kita tahu mana ajaran yang sesuai dengan pengajaran dari Roh Kudus? Apakah parameternya? Apakah Roh Kudus dapat mempertentangkan Diri-Nya, di mana di satu masa setelah kedatangan Kristus, Dia mengajarkan “tidak” dan di masa yang lain, Dia mengajarkan “boleh”? Semoga dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Terima kasih atas penjelasannya y Bu. Apakah ada milis yg membahas masalah ataupun tg ajaran2 Gereja Katolik spt ini? Bila ada, bagaimana utk menjadi anggota milis tsb? Tuhan memberkati.
[dari katolisitas: kami belum mempunyai milis. Kalau anda mau, anda dapat menggunakan fasilitas RSS (di kiri atas yang ada tulisan “berlangganan”). Beberapa situs Katolik menyediakan forum, seperti ekaristi.org.]
3) Namun apakah persyaratannya? Ada 3 persyaratan: 1) Seorang Paus berbicara di atas kursi Peter, atau dalam kapasitasnya sebagai seorang Paus. Jadi kalau seorang Paus berbicara dalam kapasitas pribadi, dia tidak berbicara ex cathedra. 2) Kalau Paus berbicara dalam masalah iman dan moral. Jadi seorang Paus dapat salah kalau dia berbicara tentang science, art, dll. 3) Kalau Paus memberikan doktrin yang berlaku universal atau untuk umat Katolik di seluruh dunia. Jadi kalau Paus hanya memberikan pengajaran di keuskupan atau negara tertentu, maka dia tidak berbicara ex cathedra. (Lihat: Katekismus Gereja Katolik/KGK, 891, Lumen Gentium/LG, 2
pertanyaan saya:
1. Paus sering berbicara sebagai (kapasitas) Paus
2. Paus juga sering berbicara mengenai iman
3. Paus memberi doktrin yg mengikat gereja katolik sedunia
apakah ada pernyataan paus yg memenuhi kriteria diatas, tapi bukan ex cathedra? apa saja contoh yg sudah menjadi ex cathedra?
bagaiman proses penentuan ex cathedra itu? apakah Paus sendiri menyatakan saat itu juga? / gereja yg menyelidikinya selama bertahun2 seperti kanonisasi santo-santa?
trimakasih ya pak/bu atas kesediaan menjawabnya…
Tuhan Sertamu… :)
Shalom Endro,
Pengajaran yang bersifat ex-cathedra, itu adalah pernyataan definitif dalam hal iman dan moral, sehingga di sini Paus tidak saja hanya “bicara” tetapi ajaran tersebut secara definitif dituliskan dalam suatu dokumen Gereja. Jika Paus berbicara dalam kapasitasnya sebagai Penerus Rasul Petrus, maka Paus akan mengatakan dengan jelas, seperti demikian: “Kami, atas nama Rasul Petrus, menyatakan bahwa ……”.
Contohnya, adalah dalam ajaran The Immaculate Conception (Ineffabilis Deus)/ Maria yang dikandung tidak bernoda. Mari kita lihat salah satu contoh pengajaran ex-cathedra, dari Bapa Pius IX yang dikeluarkan tanggal 8 Desember 1854:
Demikian, maka harap dipahami, bahwa setiap pengajaran definitif tentang iman dan moral yang mengikat Gereja Katolik sedunia itu, tidak hanya “dibicarakan” tetapi dituliskan dengan jelas, dan disebutkan dasar- dasarnya, baik dari Kitab Suci maupun Tradisi Suci. Pengajaran Paus yang mengikat dan tidak mungkin salah ini adalah pengajaran Magisterium yang mensyaratkan iman yang menyeluruh dari semua umat Katolik di dunia. Pengajaran ini diberikan dan dirumuskan berdasarkan Tradisi Suci para rasul dan tulisan para Bapa Gereja selama berabad- abad, sehingga bukan semata- mata keputusan sesaat dari Bapa Paus secara pribadi. Silakan jika anda tertarik untuk membaca contohnya yaitu Konstitusi Apostolik Ineffabilis Deus, silakan klik, dan juga dokumen pengajaran Magisterium lainnya seperti dokumen- dokumen Konsili Vatikan II, yang dapat anda baca di situs ini.
Tentang daftar Dogma Gereja Katolik yang memuat pokok-pokok iman Katolik yang harus diimani oleh semua umat Katolik, silakan klik di sini. Dalam menentukan ajaran yang sifatnya mengikat bagi seluruh dunia ini, Bapa Paus selalu mengacu kepada ajaran- ajaran para pendahulunya, mempertimbangkan masukan dari para uskup dan ia sendiri memohon bimbingan Roh Kudus, berpuasa, sebelum merumuskan secara definitif ajaran tersebut.
Jadi kita tidak perlu ragu, sebab kita percaya Roh Kudus yang turun atas para Rasul adalah Roh Kudus yang sama yang selalu menuntun Gereja-Nya sampai saat ini.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Comments are closed.