Pertanyaan:
Abraham mempunyai 2 anak, yaitu Ismael dan Ishak.
Keturunan Ishak nanti menjadi bangsa Israel.
Apa benar keturunan Ismael nanti menjadi bangsa Arab?
Apa benar bahwa agama Islam berasal dari Ismael anak Abraham?
Jika ya, Kenapa agama Islam berbeda dengan agama Yahudi? bukankah mereka (Ismael dan Ishak) berasal dari satu ayah. Apakah Abraham mengajarkan agama yang berbeda kepada anaknya (Ismael dan Ishak)?
[Dari Katolisitas: pesan ini digabungkan, karena satu topik]:
maaf… saya tidak tahu apa benar saya harus bertanya ini ke katolisitas. karena saya rasa ini bukan pertanyaan yang berhubungan dengan iman Katolik. tapi saya coba saja tanya ke Katolisitas, siapa tahu Katolisitas bisa menjawab.
Jawaban:
Shalom Alexander,
Untuk menanggapi pertanyaan anda, saya mengacu kepada artikel karangan Sam Shamoun, yang menurut hemat saya sangat baik dalam menjabarkan secara obyektif tentang topik ini. Silakan anda membacanya sendiri selengkapnya, di link ini, silakan klik.
Umat Islam dan Kristiani sama- sama menghormati Bapa Abraham, namun keduanya berbeda pandangan tentang siapa anak yang dikurbankan oleh Abraham. Umat Islam menganggap bahwa yang dikurbankan adalah Ismael, sedangkan umat Kristiani menganggap Ishak-lah anak yang dikorbankan.
Umat Islam umumnya mendasari pandangan mereka atas ayat Kej 22:2; Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.” Mereka beranggapan karena Ismael adalah anak tunggal Abraham selama 13 tahun sebelum Ishak lahir, maka anak yang disebut dalam Kej 22:2 ini adalah Ismael. Namun sebenarnya, ayat- ayat Al Qur’an sendiri tidak ada yang menyebutkan secara eksplisit siapakah nama anak Abraham yang dikorbankan ini.
Sedangkan Kitab Suci jelas menyebutkan secara eksplisit bahwa anak yang dikorbankan ini adalah Ishak, demikian:
“Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal…” (Ibr 11:17)
“Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah?” (Yak 2:21)
Kita ketahui bahwa umat muslim beranggapan bahwa Kitab Suci telah ‘diselewengkan’ (terutama oleh Rasul Paulus) sehingga yang harusnya Ismael, kemudian dituliskan sebagai Ishak. Namun anggapan ini tidak benar, sebab jika kita membaca Kitab Suci, bahkan dari Perjanjian Lama itu sendiri kita ketahui bahwa anak perjanjian itu adalah Ishak:
1. Ishaklah yang menjadi anak satu- satunya yang dijanjikan Allah, sebab Allah berjanji bahwa anak perjanjian itu akan lahir dari Sarah- bukan wanita yang lain (lih. Kej 17:15-21). Hal ini juga tercantum dalam Qur’an (Surah 11:69-73, 37:112-113, 51:24-30). Ismael tidak pernah disebut sebagai anak perjanjian.
2. Ishak dikandung secara mukjizat atas ibu yang sudah tua dan mandul dan ayah yang juga sudah tua, dan inipun disebut dalam kitab Qur’an (lih. Kej 17:15-17, 18:9-15, 21:1-7; Gal 4:28-29; Surah 11:69-73, 51:24-30). Ismael dikandung tanpa melibatkan mukjizat dari Tuhan.
3. Tuhan berjanji bahwa keturunan Ishaklah yang akan mewarisi tanah yang dijanjikan kepada Abraham (Kej 13:14-18; 15:18-21; 28:13-14). Ismael tidak mempunyai bagian di dalam tanah perjanjian yang dijanjikan kepada Abraham.
Untuk alasan- alasan inilah Ishak disebut sebagai anak tunggal Abraham sebab Allah menganggap Ishak sebagai anak satu- satunya yang dijanjikan Allah kepada Abraham.
Selanjutnya silakan anda membaca langsung di artikel karangan San Shamoun tersebut, bagaimana beberapa scholar dari kalangan muslim sendiri mempunyai pandangan berbeda- beda tentang hal ini. Muhammad H. Haykal dalam bukunya The Life of Muhammad, menulis dalam perikop, Siapakah anak yang dikorbankan? [tentang Ishak dan Ismail], demikian, “Qur’an sendiri tidak menyebut nama anak yang dikorbankan, sehingga para ahli sejarah di kalangan muslim berbeda pendapat dalam hal ini….” (Muhammad H. Haykal, The Life of Muhammad, trans. Isma’il Raji al-Faruqi [Islamic Book Trust Kuala Lumpur/American Trust Publishers, 1976], pp. 24-25; cf. online edition)
Atau seorang Muslim scholar bernama, Shaykh Hamza Yusuf dari Zaytuna Istitute, menyatakan:
“Ini adalah anak yang diberikan kepada Abraham, dan terdapat perbedaan pendapat tentang siapakah anak ini. Mayoritas scholar di abad- abad terakhir mengatakan bahwa ia adalah Ismail, namun banyak dari scholar di abad- abad terdahulu mengatakan ia adalah Ishak…. Hal ini seharusnya tidak menjadi bahan perdebatan antara umat beriman, itu bukan inti dari ceritanya. Keduanya adalah pendapat yang valid/ sah. (Shaykh Yusuf, There is No Calamity if there is Certainty; audio source)
Menarik untuk disimak adalah hasil studi dari salah seorang ahli sejarah Muslim yang bernama Al-Tabari, yang mengumpulkan data tentang siapakah anak yang dikorbankan ini menurut para ahli sejarah. Ia mengutip pandangan banyak ahli sejarah dari kalangan muslim yang juga menyebutkan bahwa anak tersebut adalah Ishak (silakan membaca selengkapnya di link artikel karangan Sam Shamoun tersebut). Akhirnya Tabari mengambil kesimpulan demikian:
“As for the above-mentioned proof from the Quran that it really was Isaac, it is God’s word which informs us about the prayer of His friend Abraham when he left his people to migrate to Syria with Sarah. Abraham prayed, ‘I am going to my Lord who will guide me. My Lord! Grant me a righteous child.’ This was before he knew Hagar, who was to be the mother of Ishmael. After mentioning this prayer, God goes on to describe the prayer and mentions that he foretold to Abraham that he would have a gentle son. God also mentions Abraham’s vision of himself sacrificing that son when he was old enough to walk with him. The Book does not mention any tidings of a male child given to Abraham except in the instance where it refers to Isaac, in which God said, ‘And his wife, standing by laughed when we gave her tidings of Isaac, and after Isaac, Jacob’, and ‘Then he became fearful of them’. They said. ‘Fear not!’ and gave him tidings of a wise son. Then his wife approached, moaning, and smote her face, and cried, ‘A barren old woman’. Thus, wherever the Quran mentions God giving tidings of the birth of a son to Abraham, it refers to Sarah (and thus to Isaac) and the same must be true of God’s words ‘So we gave him tidings of a gentle son’, as it is true of all such references in the Quran.” (Al-Tabari, The History of al-Tabari, Vol. II, Prophets and Patriarchs (trans. William M. Brenner), ( State University of New York Press, Albany 1987), p. 89).
Melihat adanya fakta tersebut di atas, maka tepatlah jika kita meyakini kebenaran yang tertulis dalam Kitab Suci bahwa anak perjanjian yang dikurbankan oleh Abraham adalah Ishak. Memang umat muslim mempunyai alasan tersendiri mengapa mereka beranggapan bahwa akan yang dikurbankan adalah Ismail. Namun kita umat Kristiani percaya bahwa yang dikurbankan adalah Ishak karena memang itulah yang secara eksplisit tertulis dalam Kitab Suci. Selanjutnya, memang banyak ahli berpendapat bahwa keturunan Ismael melahirkan bangsa Arab; dan Ishak menurunkan bangsa Israel. Tetapi apakah agama Islam lahir dari Ismael itu sebenarnya membutuhkan studi lebih lanjut, mengingat bahwa agama Islam sendiri baru lahir pada sekitar abad ke-7.
Demikian, Alexander, yang dapat saya tuliskan menanggapi pertanyaan anda. Semoga berguna.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Salam,
Lagi cari2 dan artikel yang bisa menambah pengetahuan, saya liat artikel ini pertanyaan saya yang kebetulan saya dapatkan dari seorang ustad utk bisa di share keturunan siapakah umat katolik dan protestan apakah ishak atau ismael? menurut ustad Ini byk org kristen tidak tahu.
[Dari Katolisitas: Mohon maaf, kami di situs Katolisitas hanya berfokus menyampaikan ajaran iman Katolik, menurut Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Sebagai umat Kristiani, kita tidak mengambil sumber ajaran dari mereka yang tidak mengimani Kristus. Kita sebagai umat Kristen adalah keturunan Abraham, yang hidup dari iman Abraham (lih. Rm 4:1-25, khususnya ay. 16-17). Mohon pengertian Anda.]
Maaf kalo saya kurang penjelasan ustad yang saya maksud adalah orang yang percaya Yesus dan sdh melakukan pelayan langsung ke pesantren2 jadi ini bukan pengajaran di luar iman kristen tapi bener kebenaran yang byk org percaya Yesus tidak tahu, makanya saya ingin tahu dari pihak pengasuh tahu ngak? Karena byk pengajar di protestan pun baru tahu dan baru mengerti.
[dari katolisitas: Situs ini adalah situs Katolik, maka kami tidak dapat menyampaikan pengajaran apapun yang tidak sesuai dengan ajaran iman Kristiani sebagaimana yang disampaikan oleh Gereja Katolik. Bagi umat Katolik, kami berpegang pada pengajaran Magisterium Gereja Katolik, sehingga kami tidak mudah terombang ambing oleh aneka pengajaran yang dapat saja bertentangan ataupun tidak sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Gereja.]
Kalau memang umat katolik dan gk kuat dalam Yesus seharusnya tidak perlu khawatir sedikit pun nanti dipertanyakan baik klo berkenan saya bagikan sedikit saja
Setiap orang kristen dan katolik di tanya kalian ini keturunan siapa? Ishak apa ismael kebanyakan dari mereka mengatakan ishak tapi yang katolik menjawab ngak tahu bingung tetapi kalau direnungkan lagi keturunan ishak adalah hanya bangsa Israel serta keturunannya sedangkan di luar bangsa Israel adalah keturunan ismael, Allah menjanjikan bangsa yang besar kepada keturunan ishak dan punya janji yang mengikat utk setiap keturunan israel dengan Allah karena abraham tetapi ismael juga diberkati keturunannya akan menjadi bangsa yang besar tetapi bukan janji yang sama yang akan diterima oleh ishak jadi kita ini adalah keturunan ismael tetapi karena anugrah dari Allah maka dengan kematian Yesus di salib dan kita mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan dan juruselamat maka janji Allah kepada Abraham itu kita terima makanya kita disebut israel rohani, diterima atau tidak pernyataan ini tidak masalah karena tujuan saya hanya sharing.
Shalom Kayro,
Kitab Suci mengajarkan kita bahwa kita yang mengimani Kristus adalah juga keturunan Abraham secara rohani, sebab kita hidup dari iman Abraham (lih Rm 4:16-17). Namun keturunan Abraham secara rohani tidak harus disamakan bahwa kita pasti adalah keturunan Ismail. Mengapa? Karena pada zaman Abraham, sudah ada banyak bangsa-bangsa lain selain bangsa Israel. Lagipula, Abraham adalah keturunan Sem, salah satu anak nabi Nuh. Tetapi kan masih ada Ham dan Yafet, dan keturunan mereka masing-masing. Dan segala keturunan nabi Nuh ini kemudian berpencar membentuk bangsa-bangsa di bumi. Maka tidak dapat dipastikan bahwa semua bangsa non-Yahudi pasti adalah keturunan Ismail. Juga tidak dapat dikatakan bahwa umat non-Yahudi adalah keturunan Ishak (sebab secara jasmani Ishak menurunkan Yakub, yang kemudian disebut Israel).
Yang jelas kita ketahui dari Kitab Suci adalah bahwa kita yang mengimani Kristus, hidup dari iman Abraham, sebab Kristus yang kita imani lahir sebagai keturunan Abraham, dan juga karena kita meneladan iman Abraham.
Maka sejujurnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Jika di situs ini tidak dibahas secara mendetail tentang hal ini, itu disebabkan karena Kitab Suci tidak juga menjabarkan secara jelas dan rinci, keturunan siapakah kita, yaitu bangsa-bangsa lain yang kemudian mengimani Kristus. Hal keturunan secara jasmani ini tidaklah prinsip dalam hal ajaran iman, maka tidak penting untuk dipersoalkan.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Shalowm,
sy setuju dgn pencerahan dari Ibu Ingrid, kita adalah keturunan Bapa Abraham dalam iman.
Ijin turut berbagi.
Di Alkitab, Yesus mengajarkan kpd kita utk menyapa Allah dgn panggilan “Bapa” (Mat 6:9; Luk 11: 2).
Kita dapat menganggap Maria sebagai “Ibu” (Yoh 19:27).
Dan, Yesus akan menerima kita sebagai “sahabat” (Yoh 15:15), bahkan sebagai “saudara” (Mar 3:35), *syarat & ketentuan berlaku :)
Sungguh ini adalah relasi yg lebih dekat & erat, bila dibandingkan dgn garis keturunan jasmani yg tdk tercatat. Dan pasti sah, krn hal ini tertulis dlm Injil.
Semoga dpt menjadi berkat di dalam Kristus Yesus.
Shalom Kayro & pngasuh Katolisitas yg t’kasih…
Nampaknya ad kekeliruan ttng ap yg dmaksud dgn keturunan Abraham ini. Samada anda yg keliru @ ustad tersebut yg keliru. Kalau dtanyakan keturunan ttng umat Kristian secara lahiriah berasal dr keturunan Abraham, ya itu msh mmerlukan kajian yg lbih lanjut. Namun yg dmaksudkan dgn keturunan Abraham dlm Kitab Suci ialah mereka yg mengimani iman Abraham tersebut ( monotheist, wahyu dsbg…). Ya inilah yg dmaksudkan bila umat Kristian mnyatakan mreka berasal dr kturunan Isyak.
Seperti jg ustad tersebut, adakah dia benar2 dr keturunan Ismail? Tentu sj bukan @ mmng msh dperlukan kajian lanjut. Cuma yg dpegang adalah iman dr Ismail tersebut. Kalau mau dbanding secara lahiriah, ya majoriti muslim d seluruh dunia jg bukan keturunan Ismail, kan? Kerana keturunan Ismail dikatakan ialah orng2 Arab ( & inipun msh dlm kajian historis, belum diputuskan sahih )…
Mohon saudara Kayro jgn mudah percaya pd ap yg dkatakan oleh ahli2 dr agama seberang ttg keKristianan…
[Dari Katolisitas: Adalah lebih bijaksana, jika kita mempelajari Kitab Suci kita sendiri, dan menyimak apa yang diajarkan oleh Gereja, daripada mengambil patokan dari pemahaman pribadi, ataupun dari pemahaman dari kelompok non-Kristiani, yang telah sejak awalnya tidak menerima Kristus.]
Thanx & God Bless…
Syalom Pak Stef dan Bu Ingrid,
Saya ingin menanyakan dua hal sebagai berikut:
Pertama, waktu hari raya Idul Adha, saya menonton acara di TV yang menyebutkan bahwa pesan hari raya ini kurang lebih adalah manusia tidak boleh dikurbankan untuk Allah, hewanlah yang boleh dikurbankan. Apakah pada zaman Abraham banyak praktek pengurbanan manusia untuk dewa-dewa?
Kedua, kisah-kisah di Perjanjian Lama banyak yang merupakan gambaran samar-samar atau kisah paralel atas sesuatu yang terjadi di Injil. Sebagai contoh pengurbanan Ishak pasangannya di Injil adalah pengurbanan Yesus di salib. Apa tujuan adanya kisah-kisah yang merupakan gambaran samar-samar tersebut bagi umat Perjanjian Lama? Gambaran samar-samar yang sudah mulai ada di Kitab Kejadian baru tergenapi di Injil setelah rentang waktu yang lama sekali, dimana mereka tidak mengalami Perjanjian Baru. Apakah ini bertujuan agar kita sekarang mengerti bahwa Tuhan sudah merencanakan penyelamatan manusia sejak Adam jatuh kedalam dosa, inikah pesan yang mau disampaikan Kitab Suci kepada kita?
Banyak terima kasih.
Shalom Anto,
Kitab Perjanjian Lama mencatat bahwa pada saat itu memang terdapat kebiasaan bangsa-bangsa bukan Israel yang mempersembahkan anak-anak mereka untuk penyembahan terhadap dewa-dewa (lih. Im 18:21; Ul 12:31). Allah sungguh tidak berkenan atas perbuatan ini.
Wahyu Ilahi menyatakan gambaran samar-samar pada Perjanjian Lama yang digenapi dengan sempurna dalam Perjanjian Baru. Ini memang membuat kita semakin menyadari bahwa Allah telah merencanakan keselamatan manusia sejak awal mula, yang akan mencapai puncaknya pada Kristus. Katekismus Gereja Katolik mengajarkan demikian tentang kesatuan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru:
KGK 128 Sudah sejak zaman para Rasul (Bdk. 1Kor 10:6,11; Ibr 10:1; 1Ptr 3:21). dan juga dalam seluruh tradisi, kesatuan rencana ilahi dalam kedua Perjanjian itu dijelaskan oleh Gereja melalui tipologi. Penafsiran macam ini menemukan dalam karya Tuhan dalam Perjanjian Lama “Prabentuk” (tipologi) dari apa yang dilaksanakan Tuhan dalam kepenuhan waktu dalam pribadi Sabda-Nya yang menjadi manusia.
KGK 129 Jadi umat Kristen membaca Perjanjian Lama dalam terang Kristus yang telah wafat dan bangkit. Pembacaan tipologis ini menyingkapkan kekayaan Perjanjian Lama yang tidak terbatas. Tetapi tidak boleh dilupakan, bahwa Perjanjian Lama memiliki nilai wahyu tersendiri yang Tuhan kita sendiri telah nyatakan tentangnya (Bdk. Mrk 12:29-31). Selain itu Perjanjian Baru juga perlu dibaca dalam cahaya Perjanjian Lama. Katekese perdana Kristen selalu menggunakan Perjanjian Lama (Bdk. 1 Kor 5:6- 8; 10:1-11). Sesuai dengan sebuah semboyan lama Perjanjian Baru terselubung dalam Perjanjian Lama, sedangkan Perjanjian Lama tersingkap dalam Perjanjian Baru: “Novum in Vetere latet et in Novo Vetus patet” (Agustinus, Hept. 2,73, Bdk. DV 16).
KGK 130 Tipologi berarti adanya perkembangan rencana ilahi ke arah pemenuhannya, sampai akhirnya “Allah menjadi semua di dalam semua” (1 Kor 15:28). Umpamanya panggilan para bapa bangsa dan keluaran dari Mesir tidak kehilangan nilai sendiri dalam rencana Allah, karena mereka juga merupakan tahap-tahap sementara di dalam rencana itu.
KGK 134 “Seluruh Kitab Suci adalah satu buku saja dan buku yang satu ini adalah Kristus, karena seluruh Kitab ilahi ini berbicara tentang Kristus, dan seluruh Kitab ilahi terpenuhi dalam Kristus. “(Hugo dari San Viktor, Noe 2,8).
KGK 140 Kesatuan kedua Perjanjian mengalir dari kesatuan rencana dan wahyu Allah. Perjanjian Lama mempersiapkan yang Baru, sedangkan yang Baru menyempurnakan yang Lama. Kedua-duanya saling menjelaskan. Kedua-duanya adalah Sabda Allah yang benar.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
@Budi Darmawan
Liat sendiri di link ini tentang Dead sea scroll
http://id.wikipedia.org/wiki/Naskah_Laut_Mati
bahwa Dead sea scroll/ naskah laut mati,itu mengenai sejarah dari pihak Kristen bukan islam,mungkin bila buku ini di rak buku agama islam, mungkin karyawanya salah menaruh buku, sebaik kita sama-sama rukun… yang kristen saling memperkuat keimanan, begitu juga yang lain….. dan berkomentarlah untuk menyelesaikan masalah bukan menambah masalah dan kebencian
salam LOVE & LIGHT
di dalam kitab taurat dan injil kan ada kabar bahwa akan ada nabi terakhir yg datang yaitu Muhamad, tapi kenapa baik yahudi ataupun nashrani mengingkari kabar tersebut ???? karena dalam kitab injil yg ditemukan di turki pun jelas tertera disana.
[Dari Katolisitas: Di Kitab Taurat maupun Injil tidak tertulis tentang Nabi Muhamad. Pandangan itu adalah interpretasi sejumlah orang yang menghubungkan penggambaran simbol dalam ayat-ayat tertentu dalam Kitab suci Kristiani, yang dihubungkan dengan pengertian mereka sendiri. Kitab injil yang konon menuliskan tentang Nabi Muhamad adalah injil Barnabas. Namun kitab ini tidak asli/ otentik, karena baru ditulis sekitar abad ke-16. Tentang hal ini sudah pernah ditulis di sini, silakan klik.]
Bacalah lebih teliti tentang janji Allah pada Abraham.Allah bersabda Abraham akan berketurunan dari bangsanya sendiri(Kana’an)yaitu Sarah , sedangkan Hagar dari Mesir ( bukan Kana’an), bukan yang dijanjikan Allah. Dari PENGERTIAN INI tentunya jelas tak perlu keterangan lain. Ishak adalah Anak yg. dijanjikan Allah.
“Ambillah anakmu yang tunggal itu,..”
Kita abaikan dulu nama ishak dibelakang ayat ini. Dalam logika saya tunggal berarti satu, sedang kita tahu bahwa anak abraham adalah 2 ismail dan ishak. Sehingga ayat ini memiliki 2 kemungkinan penafsiran, ishak blm lahir, atau ismail sudah meninggal sehingga bs dikatakan anak tunggal. Sepertinya ayat ini turun saat ismail blm meninggal, atau dengan kata lain ishak blm lahir, jadi kalau menurut fikiran kritis saya harusnya nama dibelakang ayat itu adalah ismail, bukan ishak..
[dari katolisitas: Semua orang boleh menginterpretasikan apa saja, namun belum tentu benar. Lepas dari apapun interpretasinya, kitab Kejadian menyebutkan bahwa yang dikorbankan adalah Ishak. Kejadian 22:2 menuliskan” Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.”]
Mungkin ayat-ayat di bawah ini juga bisa menjelaskan jawaban atas pertanyaan anda karena ayat ini ada di bab 21 berarti secara kronologis terjadi sebelum kisah yang anda sebutkan itu (Kej 22:2 btw kenapa anda tdk menyebutkan bab dan ayatnya ya ?). Terlihat bahwa saat perintah itu diturunkan maka posisi Ismael sdh tidak bersama Abraham. Jadi memang hanya tinggal Ishak saat itu. (Naskah laut mati yg umurnya > 2000 tahun juga konsisten menyebutkan nama ini dan bahkan ada fragment yg berisi cerita alasan Abraham mengorbankan anaknya yg tunggal Ishak yg mana cerita ini blm dikenal sebelumnya. Tapi hal ini menegaskan bhw memang saat itu sdh diyakini secara umum bhw Ishak lah yg dikorbankan).
Tertulis demikian :
Kej 21:9-14
21:9. Pada waktu itu Sara melihat, bahwa anak yang dilahirkan Hagar, perempuan Mesiritu bagi Abraham, sedang main dengan Ishak, anaknya sendiri.
21:10 Berkatalah Sara kepada Abraham: “Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba ini tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anakku Ishak.”
21:11 Hal ini sangat menyebalkan Abraham oleh karena anaknya itu.
21:12 Tetapi Allah berfirman kepada Abraham: “Janganlah sebal hatimu karena hal anak dan budakmu itu; dalam segala yang dikatakan Sara kepadamu, haruslah engkau mendengarkannya, sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak.
21:13 Tetapi keturunan dari hambamu itu juga akan Kubuat menjadi suatu bangsa, karena iapun anakmu.”
21:14. Keesokan harinya pagi-pagi Abraham mengambil roti serta sekirbat air dan memberikannya kepada Hagar. Ia meletakkan itu beserta anaknya di atas bahu Hagar, kemudian disuruhnyalah perempuan itu pergi. Maka pergilah Hagar dan mengembara di padang gurun Bersyeba.
..::: INILAH YANG DIMAKSUD ANAK TUNGGAL DALAM AYAT TERSEBUT:
Kejadian 21:12
Tetapi Allah berfirman kepada Abraham: “Janganlah sebal hatimu karena hal anak dan budakmu itu (Ismael dan Hagar ibunya Ismael); dalam segala yang dikatakan Sara kepadamu, haruslah engkau mendengarkannya, sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak.”
1. Ishaklah yang menjadi anak satu- satunya yang dijanjikan Allah, sebab Allah berjanji bahwa anak perjanjian itu akan lahir dari Sarah- bukan wanita yang lain (lih. Kej 17:15-21). Hal ini juga tercantum dalam Qur’an (Surah 11:69-73, 37:112-113, 51:24-30). Ismael tidak pernah disebut sebagai anak perjanjian.
2. Ishak dikandung secara mukjizat atas ibu yang sudah tua dan mandul dan ayah yang juga sudah tua, dan inipun disebut dalam kitab Qur’an (lih. Kej 17:15-17, 18:9-15, 21:1-7; Gal 4:28-29; Surah 11:69-73, 51:24-30). Ismael dikandung tanpa melibatkan mukjizat dari Tuhan.
3. Tuhan berjanji bahwa keturunan Ishaklah yang akan mewarisi tanah yang dijanjikan kepada Abraham (Kej 13:14-18; 15:18-21; 28:13-14). Ismael tidak mempunyai bagian di dalam tanah perjanjian yang dijanjikan kepada Abraham.
Untuk alasan- alasan inilah Ishak disebut sebagai anak tunggal Abraham sebab Allah menganggap Ishak sebagai anak satu- satunya yang dijanjikan Allah kepada Abraham. ::.
shallom pada pendapat saya… yang mana satu dikorbankan kita harus merujuk kepada Kitab Taurat.. atau kepercayaan agama Yahudi akan siapa yang dikorbankan sama Ishak atau Ismael.. ini kerana kejadian Kitab Taurat adalah Kitab yang paling dekat dengan kejadian… jika Kristian dan Islam mengakui kitab Taurat maka yang harus dituruti adalah seperti yang tercatat di kitab Taurat. Dengan mengkaji kitab taurat orang Yahudi dapat membuktikan bahawa Al kitab tidak diusik kebenarannya.. dan sesungguhnya Injil adalah kesinambungan Perjanjian lama. Ini kerana tidak mungkin Orang Yahudi memalsukan Kitab mereka.. dan membuka jalan kewujudan Kristian.. melainkan itu satu Kebenaran.
laizenly
Selamat pagi,
sebenarnya tdk perlu diperdebatkan siapakah yg di dikurbankan Abraham: Ishak atau Ismael?
Karena Alkitab mencatat : Kejadian 22:13 Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya.
Jadi yg dikurbankan sebenarnya “Domba jantan”
[dari katolisitas: jawaban anda benar, namun bukan itu inti dari diskusi ini.]
Salam.
Saya Muslim, dan mengikuti situs ini, untuk tahu pandangan-pandangan dari Katolik. Saya hanya mau berkomentar tentang ayat Al Quran yg tidak menyebutkan Ismail (Ishmael) sebagai yg dikurban. Sebenarnya untuk menunjuk seseorang, dalam Al Quran tidak selalu menyebut nama orang yang ditunjuk, tapi bisa dengan menyebut gelar/panggilan/predikat.
Dalam kisah Ibrahim dan keluarganya, anak Ibrahim yang akan dikurban itu disebut dengan “orang yang sabar” (QS 37:102). Dan ternyata penyebutan “orang yang sabar” dalam semua ayat Al Quran hanya untuk Ismail, contohnya pada ayat QS 29:27. Pada ayat itu disebut nama Ismail yang orang sabar. Sedangkan Ishak juga punya gelar tersendiri yaitu “orang yang saleh”. Dan pada ayat al Quran lain pun gelar “orang yang saleh” diberikan pada Ishak.
Bukti lainnya adalah bahwa kisah pengurbanan oleh Ibrahim dalam Al Quran disebutkan pada surat 37 ayat 102, sedangkan kelahiran Ishak disebutkan dalam surat yang sama ayat 112. Jadi pengurbanan telah selesai ketika Ishak lahir.
Saya hanya ingin meluruskan bahwa dalam Al Quran memang Ismail lah yang dikurbankan sebagaimana Al Kitab yang menyebut Ishak yang dikurbankan. Dan tidak ada kebingungan bagi umat Muslim dalam hal ini. Saya menghormati pandangan agama lain. Dan paling tidak antara Islam, Yahudi, dan Kristen masih ada kaitannya karena sama-sama agama Abrahamik.
Terima kasih.
[dari katolisitas: Terima kasih atas tanggapan dan klarifikasi yang anda berikan. Kami memang menyadari bahwa agama Islam mempunyai dasar dari Al Quran untuk mempercayai bahwa yang dikurbankan oleh Ibrahim adalah Ismael. Namun, kami juga ingin menunjukkan bahwa dalam Kitab Suci, juga disebutkan bahwa yang dikurbankan adalah Ishak. Dan memang kita harus menerima adanya perbedaan ini karena memang dasar yang dipakai adalah berbeda. Pada saat yang bersamaan, kita juga menyadari bahwa melalui Abraham terjadi tiga agama besar: Islam, Yahudi dan Kristen.]
MENURUT BIBLE Nabi Ibrahim dan Istrinya Sarah adalah dari bangsa yang sama, Sarah mempunyai budak bernama Hajar dari Mesir. Dalam pernikahannya dengan Sarah nabi Ibrahim belum dikaruniai anak padahal umur mereka sudah mencapai sekitar 80 tahun. Akhirnya Sarah memutuskan agar Ibrahim menikahi budaknya yaitu Hajar. Adapun Sarai, isteri Abram itu, tidak beranak. Ia mempunyai seorang hamba perempuan, orang Mesir, Hagar namanya. Berkatalah Sarai kepada Abram: “Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak.” Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai. Jadi Sarai, isteri Abram itu, mengambil Hagar, hamba-nya, orang Mesir itu, — yakni ketika Abram telah sepuluh tahun tinggal di tanah Kanaan –, lalu memberikannya kepada Abram, suaminya, untuk menjadi isteri-nya. Kejadian 16:1-3 Bersama Hajar nabi Ibrahim mempunyai anak yang kemudian dinamainya Ismail, ketika itu nabi Ibrahim berumur 86 tahun : Abram berumur delapan puluh enam tahun, ketika Hagar melahirkan Ismael baginya. Kejadian 16:16 Dan ketika nabi Ibrahim berumur 99 tahun, Allah SWT menjanjikan seorang anak lagi namun dari pihak Sarah : Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN menampakkan diri kepada Abram ?K.. Kejadian 17:1 Aku akan memberkatinya, dan dari padanya juga Aku akan memberikan kepadamu seorang anak laki-laki, bahkan Aku akan memberkatinya, sehingga ia menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja bangsa-bangsa akan lahir dari padanya.” Kejadian 17:16 Dan setahun kemudian lahirlah anak dari Sarah yang diberi nama Ishaq, dua tahun ke-mudian nabi Ibrahim mengadakan perjamuan besar untuk menyapih Ishak, sehingga ketika Ishaq berumur 2 tahun Ismail berumur 16 tahun, namun Sarab berubah pikiran setelah mempunyai anak, ia menyuruh nabi Ibrahim untuk mengusir Hajar dan Ismail dari rumah-nya, maka Hajar dan Ismail meninggalkan rumah Sarah. Setelah itu Allah berfirman kepada nabi Ibrahim : Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishaq, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.” Kejadian 22:2 Dalam ayat tersebut dikisahkan secara jelas dan gamblang bahwa Bible mengisahkan Ishaqlah yang dikorbankan untuk disembelih bukan Ismail. BENARKAH KISAH BIBLE Satu-satunya dasar bagi orang-orang Yahudi dan Kristen mengimani Ishaq yang dikorbankan adalah penyebutan nama Ishaq dalam kitab mereka yaitu dalam kejadian 22:2. “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishaq . Kejadian 22:2 Setelah dikaji, kalimat yakni Ishaq dalam ayat tersebut mempunyai kejanggalan yang teramat serius, alasannya : Pertama : kalimat yakni Ishaq pada susunan tersebut adalah mubazir, karena kalimat tersebut telah sempurna justru bila tanpa yakni Ishaq Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, Dengan susunan tersebut tentu nabi Ibrahim sudah paham siapa yang disebut sebagai anak tunggal yang dikasihinya. Kedua : Kalimat yakni Ishaq kontradiksi dengan kalimat sebelumnya yang menyatakan : Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi Karena ketika itu, Ismail telah lebih dahulu lahir sebagai anak nabi Ibrahim, penyebutan Ishaq sebagai anak tunggal dalam ayat tersebut tidak sesuai dengan sejarah dan itu berarti mengingkari Ismail sebagai anak sah Ibrahim. Inilah keturunan Ismael, anak Abraham, yang telah dilahirkan baginya oleh Hagar, perempuan Mesir, hamba Sara itu Kejadian 25:12 Tentu saja menyebut Ishaq sebagai anak tunggal berarti mengingkari Ismail sebagai anak Ibrahim, mengingkari Ismail sebagai anak Ibrahim berarti mengingkari ayat-ayat dalam Bible itu sendiri. ISHAQ ANAK TUNGGAL ? Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasih? Kejadian 22:2 Siapakah anak tunggal yang dimaksud dalam ayat tersebut bila bukan Ishaq ? Ibrahim hanya mempunyai dua orang anak, yaitu Ismail dan Ishaq, Ishaq bisa disebut sebagai anak tunggal bila Ismail sebagai anak per-tama telah meninggal, tetapi kenyataannya Is-mail belum meninggal. Ismail bisa disebut se-bagai anak tunggal bila Ishaq belum lahir, keadaan yang kedua inilah yang paling mungkin.
Shalom Tonwsh,
Umat Kristiani berpegang kepada apa yang tertulis secara eksplisit dalam Kitab Suci, bahwa ‘anakmu yang tunggal’ yang rencananya akan dikurbankan oleh Abraham saat kepercayaannya diuji oleh Allah adalah Ishak. Dasarnya bukan hanya pada ayat Kej 22:2, namun juga ayat-ayat pada keseluruhan perikop tentang janji Allah kepada Nabi Abraham sampai saat imannya diuji, dari Kej 12 sampai dengan Kej 22.
Secara garis besar demikian:
Pada saat pertama kali Tuhan memanggil nabi Abraham dan berjanji kepadanya bahwa Allah akan membuatnya menjadi bangsa yang besar, itu adalah saat Abraham (sebelumnya disebut Abram) berumur tujuh puluh lima tahun (lih. Kej 12:1-4). Namun setelah sekitar sepuluh tahun Abraham belum memperoleh keturunan, maka istrinya Sarai mengusulkan kepada Abraham, agar ia menghampiri hambanya Hagar, agar melaluinya Abraham dapat memperoleh keturunan (lih. Kel 16:2). Usulan ini diterima oleh Abraham, sehingga akhirnya Abraham mempunyai anak dari Hagar, yang kemudian diberi nama Ismael (lih Kel 16:15). Ismael lahir ketika Abraham berumur 86 tahun (lih. Kel 16:16).
Namun pada saat memberikan janji bahwa Abraham akan menjadi bangsa yang besar, sesungguhnya Allah bermaksud memberikan keturunan kepada Abraham dari istrinya sendiri. Sehingga pada waktu Abraham berusia 99 tahun, Tuhan menampakkan diri dan mengulangi janji-Nya tersebut kepadanya (lih. Kej 17:1-8). Sebab bukan melalui anak Hagar, Allah akan memenuhi janji-Nya; namun melalui anak dari Sara, yaitu anak yang kelahirannya menyatakan kuasa Tuhan- sebab ia dilahirkan di saat Sara sudah lanjut usia, saat rahimnya telah tertutup (lih. Rom 4:19), suatu yang nampak mustahil di mata manusia. Maka Sara mempunyai keterlibatan yang langsung terhadap pemenuhan janji Allah, dan karena itu, ia-pun diberi nama yang baru oleh Allah -menjadi Sara, sebelumnya adalah Sarai. Pemberian nama yang baru kepada Sara ini -yang tidak terjadi pada Hagar- menunjukkan bahwa 1) kepada Sara-lah Allah memenuhi janji-Nya, dan 2) Sara mempunyai kepribadian yang baru yang diperolehnya dengan mengambil bagian secara langsung dalam rencana keselamatan Allah, melalui peran keibuannya.
Dikisahkan dalam perikop tersebut, bahwa Abraham tertawa -demikian juga Sara pada bab berikutnya di Kej 18:12-14- yang menggambarkan keheranan mereka terhadap pemakluman janji Tuhan ini. [Demikianlah, kemudian anak itu dinamai Ishak, yang secara etimologis berarti “ia mulai tertawa (she began to laugh)”, yang kemudian diinterpretasikan sebagai, “Tuhan telah membuatku tertawa/ bahagia.”] Namun demikian, pada saat menerima janji tersebut, Abraham masih berpikir bahwa yang dibicarakan Allah adalah Ismael (lih. Kej 17:18). Allah mengkoreksi pikiran Abraham ini dengan berfirman, “Tidak, melainkan isterimu Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya. Tentang Ismael, Aku telah mendengarkan permintaanmu; ia akan Kuberkati, Kubuat beranak cucu dan sangat banyak; ia akan memperanakkan dua belas raja, dan Aku akan membuatnya menjadi bangsa yang besar. Tetapi perjanjian-Ku akan Kuadakan dengan Ishak, yang akan dilahirkan Sara bagimu tahun yang akan datang pada waktu seperti ini juga.” (Kej 17:19-21). Dari firman Tuhan ini, kita ketahui bahwa walaupun Ismael tetap akan diberkati oleh Tuhan sehingga dapat menjadi bapa bagi kaum Ishmaelite, namun Allah tetap pada rencana-Nya untuk memberikan keturunan kepada Abraham melalui istrinya Sara, yang akan dinamai Ishak. Ishaklah anak yang menandai perjanjian Allah dengan Abraham, dan karena itu Allah menyebut Ishak sebagai “anak tunggal” Abraham (lih. Kej 22:2), meskipun Allah mengetahui bahwa sebelum Ishak telah lahir Ismael, yaitu anak Abraham dari hambanya, Hagar.
Dengan demikian, Kitab Suci dengan jelas menunjukkan bahwa Ishaklah anak tunggal yang dimaksud dalam Kej 22:2, karena Ishak adalah satu-satunya anak yang menjadi anak perjanjian, sebagaimana yang dimaksudkan oleh Allah pada saat memberikan janji kepada Abraham bahwa ia akan menjadi bangsa yang besar. Abraham dan Sara tidak berhasil menangkap maksud Allah itu, sehingga mereka memutuskan untuk melibatkan Hagar (yang kemudian melahirkan Ismael). Namun Allah tetap pada perjanjian-Nya, dengan memberikan kepada Abraham dan Sara seorang anak laki-laki, yaitu Ishak, yang kelahirannya nampak mustahil di mata manusia, sehingga menampakkan campur tangan kuasa Allah, Sang Pemberi Perjanjian tersebut.
Demikianlah yang disampaikan oleh Kitab Suci tentang Abraham, Sara dan Ishak. Yang membuat kami umat Kristiani percaya bahwa Ishak-lah anak tunggal yang diminta oleh Allah agar dipersembahkan bagi-Nya (dalam perikop Kej 22), adalah pernyataan Allah sendiri, sebagaimana telah diuraikan di atas. Kami tidak menginterpretasikan yang lain, sebab interpretasi yang lain akan malah bertentangan dengan ayat-ayat yang lain dalam Kitab Suci, yang sudah secara eksplisit dan jelas menyatakan hal tersebut. Di atas semua itu, baiklah jika kita menyadari fakta bahwa pada akhirnya, tidak ada anak Abraham yang dikorbankan, sebab Allah telah menggantikannya dengan seekor domba jantan, dan baik Ismael maupun Ishak, keduanya diberkati oleh Tuhan.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Ibu Ingrid
Berkaitan dengan “Keturunan Israel”.
saat ini sepengetahuan saya, orang israel menganggap mereka adalah eksklusif, karena mereka keturunan Israel yang telah menang bergulat dengan Allah dan Manusia.
Tetapi secara biologis, seharusnya tidak semua orang Israel adalah keturunan secara darah dari israel, dengan melihat fakta sejarah bahwa dari Zaman Abraham, pembuangan ke mesir & babel dst. orang Israel merupakan kumpulan jumlah besar dari “Kelompok orang israel”, baik itu keturunan darah maupun bukan keturunan darah.
Apakah Kitab suci mencatat secara eksplisit bahwa semua orang isralel yang sekarang adalah benar secara darah merupakan keturunan Israel ?
Trims
Shalom Nate,
Sejauh pengetahuan saya, di Kitab Suci tidak dicatat secara eksplisit bahwa semua orang Israel sekarang adalah menurut darah keturunan Israel. Namun di Kitab Suci jelas tertulis akan adanya “sisa Israel” (Anawim). Anawim ini dapat diartikan secara literal maupun juga secara allegoris. Secara literal, kaum sisa Israel ini adalah kaum Israel yang survive setelah penjajahan bangsa asing (Assyria, Babilon) dan kejatuhan Yerusalem. Kaum sisa Israel inilah yang menjadi kaum yang menerima penggenapan janji Allah pada kaum Israel. Bunda Maria dan Santo Yusuf, Elizabet, Zakaria dan Yohanes Pembaptis, termasuk di dalam golongan kaum sisa Israel. Kitab Suci juga mengatakan bahwa kaum sisa Israel tercerai berai di negara- negara di dunia, dan akan kemudian dikumpulkan kembali oleh Tuhan (lih. Yes 11:11,16; Yer 23:3; Mi 2:12; Zak 8:6-). Oleh sebab itu, banyak orang menginterpretasikan bahwa salah satu tanda sebelum akhir dunia, adalah bahwa kaum Israel akan dikumpulkan kembali di tanah Israel.
Namun demikian, anawim juga mempunyai arti spiritual yaitu ‘mereka yang miskin dan rendah’ (Mzm 149:4). Paus Yohanes Paulus II mengajarkan dalam General Audience, Rabu 23 Mei 2001, tentang Anawim ini demikian:
“5. There is a second term which we use to define those who pray in the Psalm: they are the anawim, “the poor and lowly ones” (v. 4). The expression turns up often in the Psalter. It indicates not just the oppressed, the miserable, the persecuted for justice, but also those who, with fidelity to the moral teaching of the Alliance with God, are marginalized by those who prefer to use violence, riches and power. In this light one understands that the category of the “poor” is not just a social category but a spiritual choice. It is what the famous first Beatitude means: “Blessed are the poor in spirit, for theirs is the Kingdom of heaven” (Mt 5,3). The prophet Zephaniah spoke to the anawim as special persons: “Seek the Lord, all you humble of the land, who do his commands; seek righteousness, seek humility; perhaps you may be hidden on the day of wrath of the Lord” (Zep 2,3).”
Sedangkan Paus Benediktus XVI juga mengajarkan bahwa kaum anawin adalah mereka yang miskin dan tidak terikat dengan berhala kekayaan dan kekuasaan, melainkan terbuka terhadap rahmat kasih karunia Allah yang menyelamatkan. Paus Benediktus dalam General Audience, Rabu 15 Februari 2006 mengatakan:
“It is a canticle that reveals in filigree the spirituality of the biblical anawim, that is, of those faithful who not only recognize themselves as “poor” in the detachment from all idolatry of riches and power, but also in the profound humility of a heart emptied of the temptation to pride and open to the bursting in of the divine saving grace. Indeed, the whole Magnificat, …., is marked by this “humility”, in Greek tapeinosis, which indicates a situation of material humility and poverty.”
Demikian sekilas tentang makna “sisa Israel”/ Anawim.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan, Ingrid Listiati- katolisitas.org
2. Ishak dikandung secara mukjizat atas ibu yang sudah tua dan mandul dan ayah yang juga sudah tua, dan inipun disebut dalam kitab Qur’an (lih. Kej 17:15-17, 18:9-15, 21:1-7; Gal 4:28-29; Surah 11:69-73, 51:24-30). Ismael dikandung tanpa melibatkan mukjizat dari Tuhan.
Pertanyaannya :
Apakah Ishak dikandung tanpa hubungan suami istri?
Jika Ya, apa berarti Yesus seperti Ishak?
Apa ini ada hubungannya dengan membaca alkitab (kalau tidak salah) secara tipologi?
[dari katolisitas: Ishak dikandung tetap dengan hubungan suami istri sebagaimana layaknya manusia biasa.]
Syalom Alexander Pontoh,
Memang aku dulu juga pernah mempertanyakan hal ini dengan mencari buku – buku islam. Nyatanya saya menemukan buku tentang Dead Sea Scroll ( yang ditulis sebelum masehi ), yang menuliskan bahwa anak yang dikurbankan itu adalah ISHAK ( padahal buku ini ada di rak-nya buku – buku agama islam ). Dan hal ini jauh lebih otentik daripada Al-Qur’an. Semoga bisa menjadi berkat. ( By the way aku punya bukunya ).
TUHAN YESUS MEMBERKATI & BUNDA MARIA selalu menuntun anda pada putra-NYA
To Pak Budi Darmawan
Tolong tanya buku tentang dead sea scroll itu judulnya apa? Dalam bahasa Indonesia atau bhs asing?
Thanks
Albert
Abraham mempunyai 2 anak, yaitu Ismael dan Ishak.
Keturunan Ishak nanti menjadi bangsa Israel.
Apa benar keturunan Ismael nanti menjadi bangsa Arab?
Apa benar bahwa agama Islam berasal dari Ismael anak Abraham?
Jika ya, Kenapa agama Islam berbeda dengan agama Yahudi? bukankah mereka (Ismael dan Ishak) berasal dari satu ayah. Apakah Abraham mengajarkan agama yang berbeda kepada anaknya (Ismael dan Ishak)?
[Dari Katolisitas: pesan ini digabungkan, karena satu topik]:
maaf… saya tidak tahu apa benar saya harus bertanya ini ke katolisitas. karena saya rasa ini bukan pertanyaan yang berhubungan dengan iman Katolik. tapi saya coba saja tanya ke Katolisitas, siapa tahu Katolisitas bisa menjawab.
[Dari Katolisitas: pertanyaan ini sudah dijawab di atas, silakan klik]
Comments are closed.