Pagi habis hujan dan urat-urat tubuh masih merenggang dalam kedinginan.

Langit  masih diam dan wajahnya muram.

Aku bersama mobil tuaku melenggang menuju Gereja Santo Barnabas Pamulang.

Pikiranku menyempurnakan bait-bait puisi pelayanan yang akan aku hidangkan dalam rekoleksi para Legioner Kuria Maria Regina Missionum yang berasal dari empat paroki dengan tiga belas presidium (enam puluh dua peserta) tanggal 13 Juli 2013.

Wajah-wajah sumringah dan penuh harapan para legioner yang berasal dari berbagai usia dan keadaan menandakan sukacita mereka sebagai pelayan Tuhan.

Sukacita mereka adalah sukacita yang dibentuk dari Doa Tessera (doa wajib para legioner) dan dari pergumulan dalam mewartakan cinta Tuhan bagi sesama.

Semua pengalaman kegembiraan dan kekecewaan terolah menjadi jalan menuju kesempurnaan “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna” (Matius 5:48)” seperti yang terungkap dalam sharing rasa.

Kehadiran seorang wanita dengan tinggi tubuh di bawah rata-rata dalam usia tigapuluh  delapan tahun menyingkapkan makna pelayanan yang benar.

Ia diam  dan tenang  sampai rekoleksi  purna.

Keterbatasan fisiknya mencuatkan pesan yang mendalam : “Aku punya cinta yang tak seorangpun mampu menilainya”.

Dunia hanya dapat ditaklukkan dengan cinta dan bukan dengan uang ataupun strategi-strategi pelayanan yang membuat pusing kepala.

Kesederhanaan hidup mereka dalam membagikan cinta telah menyentuh banyak  jiwa :

“Di dalam kegaluan jiwamu, aku hadir untuk menghiburmu,

Di dalam kesepianmu, aku datang untuk menemaniku. Perkenankanlah aku berarti bagimu”.

Semangat  melayani Tuhan semakin dikobarkan.

Godaan “pensiun “ dalam pelayanan dipatahkan dengan Sabda Tuhan : “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan” (Rom 12:11 ).

Karena itu,  biarkanlah cinta hadir, tumbuh, dan bersemi  di dalam hati.

Keindahan cinta dapat dinikmati bagaikan melodi yang dihayati dengan hati.

Semua ungkapan cinta yang suci akan menjadi berkat bagi yang membuka diri.

Tuhan Memberkati

Oleh Pastor Felix Supranto, SS.CC