Pertanyaan:
Salam Kasih dalam Kristus
Saya seorang Katolik dan sedang mendapatkan “serangan” pertanyaan-pertanyaan yang sulit dari seorang muslim.
Pertanyaan-pertanyaan itu adalah sbb:
Saya udah banyak baca injil, dan saya enggak mau menjabarkan keraguan saya dengan egois. so, Tolong tanyakan ke pendeta/pastur kamu ya tentang pertanyaan saya yg berkaitan dengan injil ini…
1. Jika Yesus adalah Tuhan, mengapa ia tidak mampu meng-kristen-kan umat Israel dimana ia menjalankan misi dan tugas keagamaannya…???
2. Jika Yesus adalah Tuhan Semesta Alam, mengapa ia selama hidupnya hanya berkeliling di wilayah Israel saja, padahal manusia pada waktu itu sudah tersebar luas di seluruh penjuru bumi…???
3. Jika Yesus adalah Tuhan Semesta Alam, mengapa ia melarang kedua belas muridnya untuk berdakwah ke negeri lain selain negeri Israel…???
4. Jika Yesus adalah Tuhan, mengapa ia ketika tangan dan kakinya dipaku di tiang salib memohon pertolongan kepada Allah (Bapa)…???
5. Jika Yesus adalah Tuhan, mengapa ia ketika hendak membangkitkan Lazarus dari dalam kubur di depan umat Israel memohon pertolongan kepada Allah (Bapa)…???
6. Jika Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat, mengapa ia tidak mampu menyelamatkan dirinya dan kaumnya dari dominasi penjajah Romawi, tetapi malah ia diserahkan oleh penguasa Romawi (Pontius Pilatus) untuk disalibkan…???
7. Jika Yesus adalah Tuhan, mengapa ia tidak mengetahui kapan datangnya hari kiamat…???
8. Jika Yesus adalah Tuhan, mengapa ia sujud menyembah dan memohon perlindungan kepada Bapa…???
9. Jika Yesus adalah Tuhan oleh karena kejadiannya sebelum Abraham, mengapa Yeremia yang juga mengalami kehidupan sebelum manusia tidak menjadi Tuhan…???
10. Jika Yesus adalah Tuhan oleh karena ia lahir terlebih dahulu tanpa ayah, mengapa Adam yang lahir ke dunia tanpa ayah dan ibu tidak menjadi Tuhan…???
11. Jika Yesus adalah Tuhan oleh karena ia lahir atas bantuan penuh Roh Kudus dari seorang perawan muda (Maria), mengapa Yohanes Pembaptis yang juga lahir atas bantuan penuh Roh Kudus dari seorang perempuan mandul yang tua bangka (Elisabet) tidak menjadi Tuhan…???
12. Jika Yesus adalah Tuhan oleh karena ia memiliki mukjizat yang mampu menghilangkan berbagai penyakit dan mampu menghidupkan orang mati, mengapa Musa yang memiliki mukjizat jauh lebih dahsyat dari Yesus tidak menjadi Tuhan…???
13. Jika Yesus adalah Tuhan oleh karena ia seorang Kristus (Mesias), mengapa kristus-kristus lain tidak menjadi Tuhan…???
14. Jika Yesus adalah Tuhan bagi ajaran Paulus, mengapa Yesus memerintahkan untuk menegakkan hukum Musa yang notabene bertentangan dengan ajaran Paulus…???
15. Jika Yesus adalah Tuhan, mengapa ia tidak mampu mempengaruhi umat Israel untuk mengikuti ajarannya, padahal ia lahir, besar, dan mati di tanah Israel? (Bandingkan dengan ahli hipnotis Tommy Raphael yang mampu merubah mempengaruhi manusia dalam waktu sekejap…!!!)
16. Jika Yesus adalah Tuhan Semesta Alam, mengapa ia ketakutan menghadapi orang-orang Yahudi…??? (Bandingkan dengan firman Tuhan dalam Perjanjian Lama…!!!)
17. Jika Yesus adalah Tuhan, mengapa ia tidak pernah menyatakan dirinya sebagai Tuhan Semesta Alam di depan umat Israel…??? (Bandingkan dengan firman Tuhan dalam Perjanjian Lama…!!!)
18. Jika Yesus adalah Tuhan Semesta Alam, mengapa ia diperintahkan oleh Allah (Bapa)…???
19. Jika Yesus adalah Tuhan menurut ajaran Paulus, mengapa Melkisedek yang memiliki kesetaraan dengan Yesus tidak menjadi Tuhan? (Jika Yesus adalah Tuhan, maka Melkisedek pasti Tuhan. Sebaliknya, jika Melkisedek bukan Tuhan, maka Yesus pun pasti bukan Tuhan).
20. Jika Yesus adalah Tuhan bagi umat Kristen, mengapa ia tidak pernah menurunkan satu kitab pun kepada umat Kristen sebagai pedoman hidup…???
Mohon bantuan Pak Stefanus atau Ibu Ingrid untuk menjawab.
Terima kasih. GBU
Albertus
Jawaban:
Shalom Albertus,
Berikut ini saya mencoba menanggapi pertanyaan- pertanyaan yang Anda tanyakan:
1. Jika Yesus adalah Tuhan, mengapa ia tidak mampu meng-kristen-kan umat Israel dimana ia menjalankan misi dan tugas keagamaannya?
Tuhan Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan umat manusia, namun keselamatan yang ditawarkan Yesus ini memerlukan juga tanggapan dari pihak manusia. Tuhan menghormati kehendak bebas manusia untuk menerima ataupun menolak tawaran tersebut. Fakta bahwa banyak orang (termasuk umat Israel) yang menolak untuk percaya kepada Kristus, tidak membuktikan bahwa Yesus bukan Tuhan; sebab kenyataan tersebut hanya membuktikan kekerasan hati manusia yang tidak mau menerima Dia. Hal kekerasan hati umat Israel ini sudah dinubuatkan dalam kitab nabi Yesaya, “Lembu mengenal pemiliknya, tetapi Israel tidak; keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya, tetapi umat-Ku tidak memahaminya.” (Yes 1:4)
2. Jika Yesus adalah Tuhan Semesta Alam, mengapa ia selama hidupnya hanya berkeliling di wilayah Israel saja, padahal manusia pada waktu itu sudah tersebar luas di seluruh penjuru bumi?
Allah melaksanakan rencana keselamatan-Nya secara bertahap. Dimulai dari sepasang manusia Adam dan Hawa, dan kemudian bergenerasi kemudian, Allah membuat perjanjian dengan sebuah keluarga, yaitu Nabi Nuh dan keluarganya, lalu Allah membuat perjanjian dengan para Patriarkh (Abraham, Ishak, Yakub) yang menurunkan kedua belas suku Israel; lalu kepada Musa yang menjadi pemimpin bangsa Israel, yang dengan banyak generasi kemudian sampai kepada Yesus Kristus yang lahir sebagai seorang keturunan bangsa Israel, yaitu dalam garis keturunan Daud.
Yesus hidup di tengah- tengah umat Israel selama sekitar 33 tahun, dan memang mengajar di tanah Israel. Memang dalam masa hidup-Nya di dunia, fokusnya adalah kepada umat Israel (lih. Mat 15:24), karena Yesus merupakan penggenapan janji Allah kepada Abraham -bapa bangsa Israel- (Kej 17) di mana Allah telah berjanji akan mengangkat keturunannya, “Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat” (Kej 22:18). Oleh karena itu, memang Yesus datang sebagai Seorang dari bangsa Israel, untuk mengajar bangsa itu agar dapat melihat bahwa Ia-lah penggenapan janji Allah yang telah diberikan melalui perantaraan para nabi; dan bahwa melalui bangsa Israel inilah kemudian keselamatan akan sampai kepada segala bangsa.
3. Jika Yesus adalah Tuhan Semesta Alam, mengapa ia melarang kedua belas muridnya untuk berdakwah ke negeri lain selain negeri Israel?
Tuhan Yesus tidak melarang keduabelas murid-Nya untuk mengajar ke negeri lain. Pada awalnya sebelum Kristus menyelesaikan misi-Nya, memang perhatian utama diberikan kepada bangsa Israel, namun setelah Kristus menyelesaikan misinya di dunia dengan sengsara, wafat, kebangkitan dan kenaikan-Nya ke surga, maka Kristus justru memerintahkan para rasul-Nya untuk pergi mewartakan Injil ke seluruh dunia (lih. Mat 28:19-20, Kis 1:8).
4. Jika Yesus adalah Tuhan, mengapa ia ketika tangan dan kakinya dipaku di tiang salib memohon pertolongan kepada Allah (Bapa)?
Topik ini sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.
5. Jika Yesus adalah Tuhan, mengapa ia ketika hendak membangkitkan Lazarus dari dalam kubur di depan umat Israel memohon pertolongan kepada Allah (Bapa)?
Doa Yesus kepada Allah Bapa sesungguhnya bukan merupakan doa meminta pertolongan sebagaimana doa manusia biasa kepada Allahnya; namun sebagai pernyataan Yesus kepada Allah Bapa agar melalui peristiwa Lazarus ini, Bapa menyatakan kepada orang banyak bahwa Yesus sungguh datang dari Allah Bapa, dan karena itu Ia mempunyai kuasa atas hidup dan mati. Nyatanya Bapa berkenan menyatakanNya, dan Yesus sungguh membangkitkan Lazarus dari kematiannya (lih. Yoh 11).
6. Jika Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat, mengapa ia tidak mampu menyelamatkan dirinya dan kaumnya dari dominasi penjajah Romawi, tetapi malah ia diserahkan oleh penguasa Romawi (Pontius Pilatus) untuk disalibkan?
Yesus bukannya tidak mampu menyelamatkan diri-Nya dari hukuman salib; namun karena Ia sendiri memilih untuk menyerahkan nyawa-Nya untuk menyelamatkan umat manusia, dengan cara wafat disalibkan. Tentang hal ini sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.
7. Jika Yesus adalah Tuhan, mengapa ia tidak mengetahui kapan datangnya hari kiamat?
Tentang hal ini sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.
8. Jika Yesus adalah Tuhan, mengapa ia sujud menyembah dan memohon perlindungan kepada Bapa?
Tentang mengapa Yesus berdoa sudah dibahas di artikel ini, silakan klik, lihat point III.
9. Jika Yesus adalah Tuhan oleh karena kejadiannya sebelum Abraham, mengapa Yeremia yang juga mengalami kehidupan sebelum manusia tidak menjadi Tuhan?
Yesus memang sudah ada sebelum Abraham (lih. Yoh 8:58); dan ini merupakan salah satu pernyataan Kristus yang menyatakan keilahian-Nya. Namun sepanjang pengetahuan saya, tidak ada ayat yang menyatakan bahwa Yeremia sudah ada sebelum manusia.
10. Jika Yesus adalah Tuhan oleh karena ia lahir terlebih dahulu tanpa ayah, mengapa Adam yang lahir ke dunia tanpa ayah dan ibu tidak menjadi Tuhan?
Yesus adalah Tuhan bukan karena ia lahir sebagai manusia tanpa ayah. Namun sebaliknya, karena Ia Tuhan, maka pada saat Ia memutuskan untuk lahir sebagai manusia, maka Ia tidak membutuhkan benih ayah untuk menjadikan-Nya sebagai manusia. Sebelum lahir sebagai manusia, Yesus telah ada sebagai Sang Firman, yaitu Allah Putera, yang telah ada bersama- sama dengan Allah Bapa sejak awal mula dunia.
11. Jika Yesus adalah Tuhan oleh karena ia lahir atas bantuan penuh Roh Kudus dari seorang perawan muda (Maria), mengapa Yohanes Pembaptis yang juga lahir atas bantuan penuh Roh Kudus dari seorang perempuan mandul yang tua bangka (Elisabet) tidak menjadi Tuhan?
Kelahiran Yohanes Pembaptis melibatkan benih dari ayahnya yaitu Zakaria. Justru karena kenyataannya bahwa saat menerima kabar malaikat, Zakaria sudah tua, dan menurut pemikiran manusiawinya sudah tidak mungkin lagi dapat memperoleh keturunan, maka ia mempertanyakan hal itu kepada malaikat itu (lih. Luk 1:18). Kabar dari malaikat itu mengatakan bahwa istrinya Elisabet akan melahirkan anak laki-laki, dan haruslah ia menamai anaknya Yohanes; dan Yohanes ini akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari kandungan ibunya (lih. Luk 1: 13-15). Namun tidak dikatakan bahwa Yohanes ini akan lahir dari Roh Kudus, dan tidak dikatakan bahwa Yohanes ini akan disebut Anak Allah. Lain halnya dengan perkataan malaikat kepada Bunda Maria, ketika ia menanyakan bagaimana mungkin ia yang perawan (“I know not man/ saya tidak bersuami”) dapat melahirkan seorang anak laki-laki. Jawab melaikat itu, “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.” (Luk 1:35)
12. Jika Yesus adalah Tuhan oleh karena ia memiliki mukjizat yang mampu menghilangkan berbagai penyakit dan mampu menghidupkan orang mati, mengapa Musa yang memiliki mukjizat jauh lebih dahsyat dari Yesus tidak menjadi Tuhan?
Sebab bukan Nabi Musa sendiri yang berkuasa untuk melakukan mukjizat itu, namun ia melakukannya atas nama Allah. Tuhan Yesus lebih besar dari Musa, karena Yesus melakukan berbagai mukjizat atas nama-Nya sendiri; Ia berkuasa mengampuni dosa manusia dan membangkitkan orang-orang dari kematian, dan mukjizat Yesus yang terbesar adalah Ia bangkit dari kematian-Nya, dan ini adalah tanda bahwa ia bukan manusia biasa, namun Ia adalah Allah. Perbandingan antara mukjizat yang dilakukan melalui perantaraan Musa dan mukjizat yang dilakukan oleh Yesus, dijelaskan sendiri oleh Yesus dalam Yoh 6:32-51. Roti manna yang diberikan kepada nenek moyang bangsa Israel pada zaman Nabi Musa merupakan makanan yang sifatnya sementara, sebab mereka semua telah mati; namun Roti Hidup yang diberikan oleh Kristus (yaitu Tubuh-Nya sendiri), adalah santapan surgawi, dan barangsiapa yang memakannya akan memperoleh hidup yang kekal. Nabi Musa tidak pernah menjanjikan keselamatan melalui dirinya, sebab misinya adalah menghantar umat Israel ke Tanah Terjanji (Kanaan), sedangkan Kristus menjanjikan keselamatan melalui Diri-Nya (sebab Yesus mengatakan, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yoh 14:6)), dan misi-Nya adalah menghantar semua orang yang percaya kepada-Nya kepada Tanah Terjanji yang sesungguhnya yaitu Surga.
13. Jika Yesus adalah Tuhan oleh karena ia seorang Kristus (Mesias), mengapa kristus-kristus lain tidak menjadi Tuhan?
Yesus adalah Tuhan bukan saja karena ia disebut Kristus (yang artinya yang diurapi). Namun karena Ia adalah Sang Firman Allah yang sudah ada sejak awal mula dunia, yang telah ada sejak semula bersama-sama dengan Allah; dan karena Firman itu adalah Allah sendiri (lih. Yoh 1:1). Oleh kebijaksanaan Allah dan sesuai dengan rencana Allah, Sang Firman ini kemudian masuk ke dalam sejarah manusia, dengan menjelma menjadi manusia, walaupun tanpa berhenti sebagai Allah, sehingga selama hidup-Nya di dunia, Ia sungguh Allah dan sungguh manusia. Tidak ada satupun nabi atau manusia lain yang menyamai Kristus ini.
14. Jika Yesus adalah Tuhan bagi ajaran Paulus, mengapa Yesus memerintahkan untuk menegakkan hukum Musa yang notabene bertentangan dengan ajaran Paulus?
Yesus datang untuk menggenapi dan menyempurnakan hukum Taurat yang diajarkan oleh Nabi Musa. Oleh karena itu Yesus mengatakan bahwa Ia tidak meniadakan bahkan satu iota ataus atu titikpun dari hukum Musa (lih. Mat 5:18); namun ia tidak mengatakan bahwa semua hukum itu harus digenapi dengan cara yang sama seperti yang disyaratkan oleh hukum Musa. Itulah sebabnya Ia mengajarkan hukum yang terutama yang mendasari seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi, yaitu hukum kasih (lih. Mat 22:34-40, Mrk 12:28-34, Luk 10:25-28). Ia juga mengatakan bahwa Ia adalah Tuhan atas hari Sabat (lih. Mat 12:8; Mrk 2:28; Luk 6:5); sehingga hari yang dikhususkan bagi penyembahan kepada Tuhan itu kini digenapi pada hari peringatan akan kebangkitan-Nya dari maut; yang menjadi puncak penggenapan rencana keselamatan Allah bagi manusia. Rasul Paulus dan para rasul lainnya hanya menyampaikan ajaran yang mereka terima dari Kristus; dan mereka mengajarkan hal itu kepada para penerus mereka dan kepada jemaat (Gereja).
15. Jika Yesus adalah Tuhan, mengapa ia tidak mampu mempengaruhi umat Israel untuk mengikuti ajarannya, padahal ia lahir, besar, dan mati di tanah Israel? (Bandingkan dengan ahli hipnotis Tommy Raphael yang mampu merubah mempengaruhi manusia dalam waktu sekejap…!)
Karena cara Tuhan tidak sama dengan cara manusia. Tuhan menghendaki agar manusia mengambil bagian di dalam rencana keselamatan-Nya, yaitu dengan bekerjasama dengan rahmat Allah yang menyelamatkan itu. Tuhan tidak menciptakan manusia untuk menjadi boneka untuk dikuasai dan dikendalikan. Hipnotis hanya bersifat sementara dan untuk sesuatu hal yang sifatnya tidak kekal, sedangkan keselamatan Allah bersifat kekal dan karena itu Allah mensyaratkan partisipasi dari pihak manusia agar ia dapat memperolehnya.
16. Jika Yesus adalah Tuhan Semesta Alam, mengapa ia ketakutan menghadapi orang-orang Yahudi? (Bandingkan dengan firman Tuhan dalam Perjanjian Lama…!)
Sepanjang pengetahuan saya, Tuhan Yesus tidak pernah ketakutan menghadapi orang-orang Yahudi. Jika di beberapa kesempatan Ia menghindar dari kerumunan orang Yahudi, itu disebabkan karena Ia mengetahui bahwa belumlah genap waktunya bagi-Nya untuk diserahkan ke tangan orang-orang Yahudi. Namun ketika Kristus mengetahui bahwa waktunya sudah genap, maka Ia sendiri menyerahkan diri-Nya untuk ditangkap dan disalibkan (lih. Yoh 18:8), karena sudah menjadi kehendak-Nya untuk menggenapi apa yang menjadi kehendak Bapa (lih. Mat 26:42; Mrk 14:36; Luk 22:42).
Jika dikatakan bahwa Yesus ‘sangat ketakutan’ (Luk 22:44) sehingga mengeluarkan keringat seperti titik-titik darah, itu disebabkan karena kesedihan hati-Nya (lih. Mat 26:38; Mrk 14:34), karena saat itu Ia telah dapat melihat keadaan sengsara dan wafat-Nya yang akan dilaluinya keesokan hari-Nya, sementara hampir semua murid-murid-Nya meninggalkan Dia. Perasaan sedemikian adalah wajar dialami oleh manusia, jika ia dapat mengetahui saat dan bagaimana keadaan wafatnya. Yesus mempunyai perasaan dan pengetahuan tersebut, karena Ia adalah sungguh manusia dan sungguh Allah. Namun demikian, semua perasaan-Nya sebagai manusia tidak menghalangi kehendak-Nya untuk menggenapi rencana Allah Bapa, yaitu untuk menyelamatkan umat manusia dengan sengsara dan wafat-Nya di kayu salib. Permenungan tentang hal ini sudah pernah ditulis di sini, silakan klik.
17. Jika Yesus adalah Tuhan, mengapa ia tidak pernah menyatakan dirinya sebagai Tuhan Semesta Alam di depan umat Israel…??? (Bandingkan dengan firman Tuhan dalam Perjanjian Lama…!)
Tuhan Yesus dengan berbagai cara menyatakan diri-Nya bahwa Ia adalah Tuhan, hal ini sudah pernah dibahas di sini, Kristus yang kita imani= Yesus menurut sejarah, silakan klik dan Yesus sungguh Allah sungguh manusia, silakan klik.
Sedangkan tentang topik Mengapa Orang Kristen percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, silakan klik di sini.
18. Jika Yesus adalah Tuhan Semesta Alam, mengapa ia diperintahkan oleh Allah (Bapa)?
Yesus adalah Sang Firman dan Kebijaksanaan Allah Bapa, maka apa yang menjadi kehendak Allah Bapa adalah sama dengan kehendak Kristus. Jika dikatakan bahwa Yesus memenuhi kehendak Bapa, itu disebabkan karena di saat penjelmaan-Nya menjadi manusia, Kristus Yesus adalah sungguh manusia, selain juga sungguh Allah; dan dalam kemanusiaan-Nya, Kristus taat kepada Allah Bapa.
19. Jika Yesus adalah Tuhan menurut ajaran Paulus, mengapa Melkisedek yang memiliki kesetaraan dengan Yesus tidak menjadi Tuhan? (Jika Yesus adalah Tuhan, maka Melkisedek pasti Tuhan. Sebaliknya, jika Melkisedek bukan Tuhan, maka Yesus pun pasti bukan Tuhan).
Imam Agung Melkisedek dalam Perjanjian Lama merupakan gambaran samar- samar akan Kristus dalam Perjanjian Baru. Demikianlah Gereja membaca dan memahami Kitab Suci, yaitu bahwa apa yang dituliskan dalam Perjanjian Lama merupakan gambaran samar-samar akan apa yang akan digenapi dengan sempurna dalam Perjanjian Baru. Dengan demikian apa yang ditulis dalam Perjanjian Lama tidak sama persis ataupun setara dengan apa yang ada di dalam Perjanjian Baru. Oleh karena itu Melkisedek tidak setara dengan Kristus.
Imam Agung Melkisedek menjadi gambaran Kristus karena ia adalah Raja Salem (Salem artinya Damai sejahtera- Ibr 7:2) yang mempersembahkan roti dan anggur kepada Tuhan (lih. Kej 14:8); dan ini digenapi dan sempurna di dalam Kristus Sang Raja Damai yang mempersembahkan roti dan anggur yang kemudian diubah menjadi Tubuh dan Darah-Nya sendiri, demi menyelamatkan umat manusia. Imam Agung Melkisedek tidak melakukan yang terakhir ini yang dilakukan oleh Yesus, dan karena itu Ia bukan Tuhan yang menyelamatkan umat manusia.
20. Jika Yesus adalah Tuhan bagi umat Kristen, mengapa ia tidak pernah menurunkan satu kitab pun kepada umat Kristen sebagai pedoman hidup?
Justru karena Kristus adalah Tuhan maka Ia tidak menurunkan satu kitab-pun kepada umat-Nya. Para guru atau tokoh manusia menurunkan ilmu atau nasihatnya dalam sebuah/ beberapa kitab, namun Kristus bukanlah salah seorang dari antara mereka. Sebab Kristus sebagai Tuhan tidak terbatas dalam sebuah kitab atau beberapa kitab. Maka yang dipercayakan Kristus kepada Gereja (yaitu umat yang percaya kepada-Nya) adalah Diri-Nya sendiri sebagai Pribadi, termasuk ajaran-Nya yang tertulis dan lisan, dan segala yang dilakukan-Nya dan bahkan kehadiran-Nya sendiri, di dalam sakramen-sakramen Gereja. Semua inilah yang seluruhnya diturunkan kepada Gereja dan sampai sekarang dilestarikan terus oleh Gereja Katolik, untuk menjadi pedoman hidup dan bahkan sumber dan puncak kehidupan umat Kristiani.
Kitab Suci yang ditulis oleh banyak orang dari berbagai generasi selama ribuan tahun, yang secara khusus telah dipilih Allah untuk menuliskannya atas ilham Roh Kudus, namun semuanya mengarah kepada Kristus sebagai puncak penggenapan rencana keselamatan Allah, itu sendiri merupakan kesaksian yang hidup akan keotentikan Kitab Suci. Tentang kebenaran Kitab Suci sudah pernah ditulis di sini, silakan klik atau atas pertanyaan Apakah Kitab Suci dipalsukan Paulus, silakan klik di sini.
Selanjutnya tentang pertanyaan-pertanyaan lain yang senada, sudah pernah dibahas di artikel 9 Pertanyaan Kekristenan, silakan klik di sini.
Akhirnya, mari janganlah kita berpikir negatif bahwa mereka yang menanyakan hal-hal ini mau “menyerang” kita. Dapat terjadi mereka ini hanya bertanya, karena ingin mengetahui apa sesungguhnya jawaban pertanyaan-pertanyaan ini menurut ajaran iman kita.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Untuk Admin, bisa minta tolong di-isikan jawaban-jawaban untuk pertanyaan dibawah ini? :
Soal ke 1
Yesaya 43:10 “…jika Aku tetap Dia.Sebelum Aku tidak ada Allah dibentuk, & sesudah Aku tidak akan ada lagi.”
Apa arti dari ayat diatas?
a. Sebelum ALLAH tak ada Tuhan & Sesudah ALLAH tak kan ada Tuhan lagi
b. Sesudah ALLAH masih ada lagi lahir “Tuhan” baru iaitu “Tuhan” Jesus
c. Sesudah ALLAH masih ada lahir “Tuhan” baru iaitu “Tuhan” Jesus lalu ada lagi lahir “Tuhan” roh
Jawaban : ….
Soal ke 2
Yesaya 45:6 Supaya orang tahu dari terbit matahari sampai terbenamnya, jika tidak ada yang lain di luar Aku. Akulah TUHAN & tidak ada yang lain .
Apakah arti ayat di atas?
a. Tuhan itu hanya Allah, tidak ada Tuhan yang lain, sampai kapan pun
b. Tuhan itu ada dua tapi satu, satu tapi dua
c. Tuhan itu ada tiga tapi satu, satu tapi tiga
Jawaban : ….
Soal ke 3
Markus 12:29 Jawab Yesus: “Hukum TERUTAMA ialah: Dengar, hai orang israel, tuhan Allah KITA, Tuhan itu ESA.
Ulangan 6:4 Dengarlah, hai orang Israil: Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu ESA!
Apakah arti dua ayat diatas?
a. Maha ESA —-> Maha ESA bermakna Maha 1 tak dapat dibagi 2, apalagi 3, sedangkan Nabi Isa sama dengan Nabi Musa
b. Maha 3 dalam 1, atau Maha Trinitas
c. Bingung nih, 3 kok 1, 1 kok 3, kenapa ga 2 atau 4?
Jawaban : ….
Soal ke 4
Matius 4:10 Maka berkatalah Yesus kepadanya: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, ALLAHmu, dan hanya kepada DIA saja engkaulah berbakti!”
Apakah arti ayat yang bergaris bawah diatas?
a. Umat Christian harus menyembah hanya kepada ALLAH sahaja, bukan pada Jesus
b. Umat Christian harus menyembah Jesus
c. Umat Christian harus menyembah “Tuhan” bapa, ++ “Tuhan” anak, ++ “Tuhan” roh
Jawaban : ….
Soal ke 5
Lukas 4:8 Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, ALLAHmu, dan HANYA KEPADA DIA SAJALAH ENGKAU BERBAKTI !”
Apakah arti ayat yang berhuruf besar diatas?
a. Hanya pada Allah saja kita menyembah & berbakti, bukan pada Jesus
b. Menyembah pada selain Allah
c. Kok beda ya dengan ajaran gereja?
Jawaban : ….
Soal ke 6
Yohanes 14:28 …sebab Bapa lebih besar dari pada aku (Jesus).
Apakah arti ayat diatas?
a. Allah jauh lebih besar dari Jesus, berarti Jesus bukan Tuhan karena tidak sempurna
b. Allah & Jesus sama besar
c. Kok lain sih dengan ajaran gereja?
Jawaban: ….
Soal ke 7
Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa & semalam-malaman Ia berdoa pada Allah . Lukas 6:12
TUHAN itu jauh dari pada orang fasik, tetapi doa orang benar didengar-Nya. Amsal 15:29 & Mazmur 6:9
Apakah arti tiga ayat diatas?
a. Jesus berdoa pada Allah, berarti Jesus bukan Tuhan sebab Tuhan tidak berdoa tapi mengabulkan doa
b. Jesus bukan Tuhan karena tidak mungkin Tuhan berdoa pada Tuhan
c. A dan B benar
Jawaban : ….
Soal ke 8
Matius 37 Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu .
Haruskah kita gunakan akal dalam beriman pada ALLAH?
a. Harus gunakan segenap akal budi
b. Dengar kata paderi gereja saja, tak perlu pake akal
c. Pokoknya percaya, ga usah pake akal
Jawaban : ….
Soal ke 9
Yohanes 17:3 “Inilah hidup yang kekal itu , yaitu mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar , & mengenal Yesus Kristus yang telah engkau utus ”.
Apakah arti dari satu-satunya Allah yang benar dari ayat diatas?
a. Tuhan itu Cuma Allah saja, tidak ada Tuhan yang lain, Yesus adalah Rasulullah (Utusan Allah)
b. Tuhan itu ada 3 tapi satu, tapi yang satu mati, yang lain hidup
c. Bingung deh
Jawaban : ….
Soal ke 10
Amsal 7:18 Marilah kita MEMUASKAN BIRAHI hingga pagi hari, dan bersama-sama menikmati asmara.
7:19 Karena suamiku tidak di rumah, ia sedang dalam perjalanan jauh,
Manakah pernyataan dibawah ini yang benar?
a. Tidak mungkin Allah berfirman hal yang Tidak BERMORAL & BEJAT sedemikian rupa. Manusia tidak mungkin memiliki moral lebih baik dibanding Tuhan
b. Ayat ini sisipan dari manusia karena tidak mungkin binatang & jin memasukkannya dalam kitab suci
c. Semua benar
jawaban: ….
Untuk bantuannya di-ucapkan banyak2 terima kasih..
Salam..
Shalom Apa yang kau cari,
Soal tanya jawab yang diberikan di atas menunjukkan bahwa yang membuatnya tidak memahami ajaran Kristiani. Secara implisit dari soal tanya jawab tersebut sudah ada praduga bahwa karena Yesus yang lahir ke dunia nampaknya lahir ‘sesudah’ Allah, maka tidak mungkin Yesus adalah Tuhan/ Allah.
Pemahaman ini jelas sudah didasari oleh praduga terlebih dahulu tanpa mau memperhatikan apa yang sesungguhnya diwahyukan Allah sendiri tentang Diri-Nya. Oleh karena itu, ayat- ayat yang dikutip juga hanya sebagian saja, tanpa mau mengutip banyaknya ayat- ayat lainnya dalam Kitab Suci yang mendukung pewahyuan Allah yang esa tersebut sebagai Allah Trinitas/ Tritunggal (satu dalam tiga Pribadi).
Dalam kesatuan Allah Tritunggal (Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus) ini, benar jika dikatakan bahwa Allah Putera tidak lahir setelah Allah Bapa ataupun Allah Roh Kudus tidak lahir setelah Allah Bapa dan Putera. Sebab Allah sendiri tidak terikat oleh waktu, sehingga dalam kesatuan Allah Tritunggal tidak ada yang ada lebih dulu dan tidak ada yang baru ada kemudian. Ketiga Pribadi Allah ini sudah ada dalam kekekalan.
Bahwa kemudian Allah menciptakan ruang dan waktu dan segala sesuatu di dalamnya; dan di suatu saat di dalam sejarah manusia, Allah Bapa mengutus Putera-Nya untuk mengambil rupa manusia, itu tidak mengubah kenyataan bahwa Allah Putera [yaitu Sang Sabda] sudah ada sejak awal mula di dalam kekekalan bersama dengan Allah Bapa. Bahwa pada saat yang ditentukan Allah, Sang Putera menjelma menjadi manusia, tidak berarti bahwa baru pada saat itu Dia dijadikan. Kristus yang adalah sungguh Allah namun juga sekaligus sungguh manusia menunjukkan bahwa Yesus mempunyai dua jenis kelahiran, yaitu sebagai Allah, Yesus lahir dari Bapa sebelum segala abad di dalam kekekalan; namun sebagai manusia, Yesus lahir dari Perawan Maria.
Dengan prinsip di atas, saya menanggapi pertanyaan-pertanyaan tersebut menurut iman Katolik: (Sengaja saya tidak mengambil pilihan jawaban-jawaban yang ada (a-c), karena jawaban-jawaban tersebut bersifat tendensius, sebab sudah didasari konsepsi yang anti iman Kristiani)
1. Yes 43:10, “….Sebelum Aku tidak ada Allah dibentuk, dan sesudah Aku tidak akan ada lagi.”
Maksudnya:
Hanya ada satu Allah yang MahaKuasa, dan tidak ada allah-allah lain selain Dia. Tidak ada ‘allah- allah yunior’/ ‘allah-allah kelas dua.’
2. Yes 45:6, “Supaya orang tahu dari terbit matahari sampai terbenamnya, jika tidak ada yang lain di luar Aku. Akulah TUHAN & tidak ada yang lain.”
Maksudnya:
Hanya ada satu Allah, tidak ada allah yang lain.
Tuhan Yesus bukan allah lain, sebab Yesus adalah Putera Allah yang telah ada sejak awal mula, dalam kesatuan dengan Allah Bapa.
3. Mrk 12:29, “Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.”
Ul 6:4 Dengarlah, hai orang Israel: Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa!
Maksudnya:
Allah itu Maha esa.
Namun itu tidak menghalangi-Nya untuk menyatakan DiriNya bahwa di dalam ke-esa-an-Nya/ kesatuan-Nya itu ada Pribadi Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus, sebab Firman Tuhan berkata:
[Yesus menjawab mereka], “Aku dan Bapa adalah satu” (Yoh 10:30)
[Lalu Yesus berkata], “… Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita …. Dan bukan untuk mereka [para rasul] ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.” (Yoh 17:20-21)
“Sebab ada tiga yang memberi kesaksian (di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu…” (1Yoh 5:7)
4 & 5. Mat 4:10, “Maka berkatalah Yesus kepadanya: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia saja engkaulah berbakti!”
Luk 4:8, “Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah Engkau berbakti!”
Maksudnya:
Hanya kepada Allah saja kita berbakti: Allah yang kepada-Nya kita berbakti ini adalah Allah Bapa yang berada dalam kesatuan dengan Putera-Nya Yesus Kristus dan Roh Kudus, sebagaimana diwahyukan-Nya dalam Kitab Suci.
6. Yoh 14:28, “sebab Bapa lebih besar dari pada Aku [Yesus]”
Maksudnya:
Pernyataan ini benar sejauh dipahami bahwa Putera memang lahir dari Bapa, sedangkan Bapa tidak lahir dari Siapapun. Namun demikian, pernyataan ini tidak menyatakan adanya perbedaan hakekat pada kedua Pribadi Allah tersebut. Sebab hanya di beberapa ayat sebelumnya Yesus mengatakan kesetaraan-Nya dengan Bapa, “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa…” (Yoh 14:9)
Selanjutnya, sebagaimana dijelaskan oleh banyak Bapa Gereja, pada ayat itu, Yesus berbicara dalam keadaan-Nya sebagai Allah yang menjelma menjadi manusia, maka dalam keadaan ini memang Allah Bapa lebih besar daripada-Nya.
7. Luk 6:12, “Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa pada Allah.”
Ams 15:19 dan Mzm 6:9, yang menyatakan doa orang benar didengar-Nya.
Maksudnya:
Tuhan Yesus berdoa kepada Bapa-Nya untuk memberikan teladan kepada manusia bagaimana seharusnya berdoa dan membina hubungan yang pribadi dengan Allah. Tentang hal ini sudah dibahas di jawaban ini, silakan klik.
8. Mat 22:37, “Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.”
Maksudnya:
Kita memang harus mengasihi Tuhan dengan segenap akal budi, tetapi bukan berarti kita membatasi Allah dengan akal budi kita. Sebab Allah berhak menyatakan Diri-Nya sebagaimana adanya Dia, dan kitalah yang kemudian harus berusaha memahami-Nya dengan akal budi kita; dan bukan sebaliknya, kita memaksa Allah menyatakan Diri-Nya harus sesuai dengan apa yang mudah kita pahami sesuai dengan akal budi kita.
Maka, segenap akal budi di sini artinya juga penyerahan akal budi yang total terhadap apa yang diwahyukan Allah sendiri. Dan kalau Allah memutuskan untuk memberikan pewahyuan Diri-Nya di dalam Diri Kristus kepada Gereja-Nya, maka kita dengan segenap akal budi bersedia menerima pewahyuan itu tanpa mempertahankan pemahaman kita sendiri yang serba terbatas.
9. Yoh 17:3, “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah engkau utus.”
Maksudnya:
Hanya Allah Bapa-lah satu-satunya Allah yang benar, dan satu Allah yang benar ini mengutus Yesus Kristus yang adalah satu dengan-Nya (lih. Yoh 17:22). Dengan kesatuan antara Kristus yang diutus dengan Allah Bapa yang mengutus, maka keduanya itu adalah satu- satunya Allah yang benar.
10. Ams 7:18-19, “Marilah kita memuaskan berahi hingga pagi hari, dan bersama-sama menikmati asmara. Karena suamiku tidak di rumah, ia sedang dalam perjalanan jauh …”
Ayat-ayat ini hendaknya dipahami dalam konteks perikop kitab Amsal 7. Perikop itu, seperti halnya beberapa perikop lainnya dalam Kitab Suci, memberikan peringatan akan bahayanya jika seseorang terpedaya bujukan wanita yang tidak bermoral. Perikop tersebut menggambarkan perumpamaan tentang hal itu.
Disebutkan di ayat-ayat pertama bahwa seharusnya seorang pemuda berpegang kepada Sabda Tuhan, agar beroleh kebijaksanaan, pengendalian diri dan tidak jatuh dalam dosa. Namun jika ia bermain-main dengan godaan, ia akhirnya dapat jatuh ke dalam perangkapnya. Perangkap yang dimaksud di sini adalah godaan wanita, yang adalah istri yang tidak setia. Maka ayat 17 dan 18 merupakan perkataan bujuk rayu dari sang wanita tersebut, walau sebenarnya bukan cinta yang ditawarkannya namun nafsu belaka. Padahal meskipun suaminya tak ada di rumah, namun perbuatannya itu tidak akan luput dari penglihatan Allah yang Mahakuasa. Di akhir perikop itu akhirnya dinyatakan bahwa rumah wanita itu, tempat perbuatan dosa tersebut dilakukan, merupakan jalan menuju kebinasaan, dan sama sekali bukan tempat kebahagiaan. Maka perikop ini berisikan pengajaran agar jangan sampai pria jatuh ke dalam bujuk wanita yang tidak setia; dan demikian juga agar wanita tidak jatuh ke dalam dosa ketidaksetiaan, karena pada akhirnya keduanya harus menghadap pengadilan Tuhan, dan perbuatan yang menyimpang itu akan membawa mereka kepada kebinasaan.
Nah, rupanya orang yang membuat soal Tanya Jawab itu tidak paham akan maksud perikop ini, sehingga menuduh bahwa karena ayat- ayat tersebut ditulis dengan begitu gamblangnya, maka dikatakan bahwa ayat-ayat itu palsu, dan tidak pantas jika disebut sebagai ayat Kitab Suci. Namun ini adalah penilaiannya sendiri. Allah berhak menggunakan cara/ gaya bahasa apapun untuk menggambarkan betapa menjijikkannya dosa, dan bagaimana umumnya dosa itu terjadi. Sebab walau terdengar kasar, demikianlah sebenarnya apa yang ada di pikiran manusia- dan bahkan yang dapat diucapkan oleh seorang istri yang tidak setia, yang menggoda pemuda/ pria yang bermain- main api dengannya. Justru dengan menggunakan gaya bahasa yang terus terang ini, Allah ingin menegur manusia tanpa tedeng aling- aling, sebab Allah memahami setiap pikiran manusia, bahkan yang tidak berani dibicarakan ataupun dijabarkannya.
Maka, jika seseorang sejak awalnya memang sudah menaruh prasangka buruk terhadap Kitab Suci, sudah apriori tentang adanya Allah yang esa namun dalam tiga Pribadi, tidaklah mengherankan jika ia tidak akan dapat menerima kepenuhan kebenaran yang diwahyukan Allah. Kita tidak perlu memaksa, biarlah kita menyerahkan mereka ini ke tangan belas kasihan Allah, semoga suatu hari Tuhan sendiri membukakan hati mereka untuk menerima kepenuhan wahyu Allah.
Selanjutnya, silakan membaca beberapa artikel tentang Allah Trinitas dan tentang ke-Tuhanan Yesus, yang sudah ada di situs ini. Sebab sebenarnya pertanyaan-pertanyaan seperti di atas tidak perlu ditanyakan, jika seseorang sudah memahami dasar-dasar ajaran iman Kristiani tentang Allah Trinitas.
@ Sdr Apa yang kaucari
Saya juga ada pertanyaan² utk sdr:
1. Sdr mengimani Alkitab, baik Perjanjian Lama atau Perjanjian Baru sebagai Kitab Suci atau tidak?
2. Kalau mengimani, apakah Sdr menerima bahwa semua ayat di Alkitab mengatakan kebenaran?
3. Kalau tidak mengimani: utk maksud apa sdr mengutip ayat² Alkitab?
4. Kalau untuk menunjukkan bahwa ayat² itu salah dan mau membuktikan bahwa Alkitab bukan kitab suci, alias mau menunjukkan pendapat Anda yg benar, mengapa menggunakan sarana yang salah? Bukankah dengan demikian argumen anda menjadi salah juga?
5. Kalau utk menunjukkan ayat² yg anda kutip itu benar, mengapa anda tidak menerima kebenaran dari ayat² yang lain?
6. Kalau anda katakan bahwa di Alkitab ada sebagian ayat yg benar dan sebagian salah atau palsu, kriteria apa yg anda pakai utk menentukan hal itu? Dan bisakah Anda tunjukkan persisnya…? krn selama ini selalu dituduhkan begitu, tapi tak pernah disertai bukti yg memadai.
7. Itu saja; intinya kalau Anda tidak mengimani alkitab sebagai kitab suci, ayat² yg anda kutip dengan sendirinya tak berkekuatan sebagai argumen apapun utk membenarkan pendapat anda. tapi bila utk membenarkan pendapat anda, mustinya anda terima dulu sebagai benar.
8. Sebetulnya sudah terbukti selama ini serangan kepada Iman Katolik dengan menggunakan ayat² alkitab, hanya sia-sia saja. Bukan hal yg baru. Dan sama sekali takkan menggoyahkan iman katolik. Tapi baik juga bahwa pertanyaan² itu anda munculkan di sini, supaya paling tidak kami umat katolik makin diperkaya soal bagaimana selama ini Gereja berapologi terhadap berbagai serangan, baik dari para bidaah maupun dr luar, seperti anda.
9. Bu Ingrid sdh mencoba menjawab itu, kalau anda melanjutkan argumentasi dengan tetap mengambil ayat² alkitab, dengan sendirinya diskusi menjadi sia², apalagi krn anda sendiri tidak mengakuinya sbg KS.
Salam.
Shalom Katolisitas,
Shalom juga buat saudara/i yang terkasih…
Sudah sejak dahulu memang banyak pertentangan tentang pernyataan yang menyatakan bahwa YESUS KRISTUS adalah TUHAN.
Tapi bagi saya, terdapat hal sederhana tapi ilahi yang telah membuktikan bahwa memang Dia-lah (YESUS KRISTUS) adalah TUHAN.
Saya sebagai seorang Katolik muda yang masih jauh dari yang namanya pandai cuma ingin menyampaikan bahwa:
1. Setiap agama memiliki referensi yang merupakan tolak ajaran iman mereka. Sebagai contoh yang umum kita ketahui, setiap agama memiliki referensi Kitab Suci. Coba kita pikir sejenak, yang namanya Kitab Suci itu tidak mungkin dipalsukan sebab jika dipalsukan, maka bukan lagi Kitab Suci namanya. Bukan begitu?
Nah, kelebihan yang saya lihat dalam Katolik adalah selain Kitab Suci (Alkitab), umat Katolik meyakini bahwa dasar ajaran iman mereka juga berasal dari Tradisi Gereja dan Magisterium Gereja. Bahkan yang lebih hebatnya lagi..justru Alkitab itu sendiri berasal dari Tradisi dan Magisterium Gereja yang diwariskan turun temurun. Dengan kata lain, Alkitab merupakan ajaran Tradisi yang dibukukan. Sehingga menurut pemahaman saya, Alkitab tidak mungkin salah apalagi dipalsukan, Sebab koreksinya adalah ajaran yang diwariskan melalui Tradisi para nabi dan rasul sejak semula melalui ilham yang mereka peroleh dari Roh Allah (Roh Kudus yang adalah Allah sendiri).
2. Itu berarti sekarang bisa diterima bahwa Kitab Suci Alkitab adalah BENAR. Dan jika demikian, berarti kesaksian yang tertulis di dalamnya juga adalah BENAR.
3. Di dalam Alkitab, terdapat kesaksian yang dapat diterima secara logis, bahwa jika seseorang berdusta atau berdosa, tentu dia tidak akan dapat melakukan hal-hal yang luar biasa seperti melakukan mukjisat (membuat orang buta melihat, orang tuli mendengar, orang lumpuh berjalan, angin badai ditenangkan bahkan orang mati dihidupkan!), sebab orang yang dapat melakukan perkara-perkara yang ajaib tersebut tentulah hanya orang yang benar dan orang yang berkenan kepada Allah. (Bdk. Yohanes 9:31)
4. Nah, jika orang yang melakukan segala perkara ajaib tersebut (yang tidak mungkin berdusta) bersaksi dalam kalimat seperti yang ada tertulis dalam Alkitab:
“Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.” (Yohanes 13:13)
Dapatkah Ia dikatakan berdusta?
Sebab dusta tidak mungkin muncul dari Orang yang dapat melakukan Mukjisat!
YESUS KRISTUS adalah Tuhan Semesta Alam……^_^
Shalom Yanuanri, & team Katolisitas jg…
Sya setuju dgn argumen & pndapat anda ttng mreka yg sering mngambil kutipan2 KS utk mnyerang iman Katolik…
Namun ad yg m’jd msalah dlm argumen anda, anda mngata’n bhwa orng yg b’dusta tak mungkin mmpu m’lakukan mukjizat. Tp jgn kita lupa, kitab Wahyu tlah mnunjuk’n dgn jelas bgaimna d akhir zaman nnt (@ mungkin sdh b’laku skrang), akan ad nabi2 palsu yg b’hasil mnyesat’n orang dgn mukjizat2 yg dlakukannya… Nmun mugkin yg anda mksud’n adlah sumber mukjizat ini..?
Salam kasih dlm Kristus…
[dari katolisitas: Silakan melihat penjelasan dan pembuktian bahwa Yesus adalah Tuhan di artikel ini – silakan klik]
Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan roti-Ku, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku.
Aku mengatakannya kepadamu sekarang juga sebelum hal itu terjadi, supaya jika hal itu terjadi, kamu percaya, bahwa Akulah Dia.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku.” (Yoh 13: 18 – 20)
Shawlom,
apakah ada apologetika untuk nubuat nabi Yesaya mengenai pertobatan Mesir (Yes 19:16-25), bagaimana baiknya sebagai umat Katolik jika dihadapkan pertanyaan seperti ini? Trimakasih, “Ad Maiorem Dei Gloriam”
Shalom Oktavianus,
Berikut ini adalah jawaban yang saya peroleh dari Rm. Indra Sanjaya Pr.:
“Untuk teks Yes 19,16-25 saya kira kita tidak perlu menghubungkannya terlalu jauh sampai kepada zaman Islam, atau sampai pada zaman sekarang. Menurut saya tidak demikian. Dalam pandangan saya, sang nabi tidak mau menubuatkan sesuatu yang terlalu jauh sampai tidak ada lagi relevansinya untuk mereka. Seorang nabi selalu – paling tidak yang terdapat dalam PL – diutus Tuhan untuk menyampaikan Firman-Nya untuk sebuah masyarakat konkret dalam situasi konkret pula. Lepas dari itu relevansi seorang nabi tidak tampak lagi. Sebagai contoh: Nabi Yunus diutus ke Ninive karena ‘kejahatannya telah sampai kepada-Ku’ (Yun 1,1) dan oleh karena itu, Yunus mewartakan kepada orang Ninive, “Empat puluh hari lagi, maka Ninive akan ditunggangbalikkan” (Yun 3,5). Nubuat ancaman Yunus persis ditujukan kepada orang Ninive yang berbuat jahat. Seandainya Yunus tidak bilang 40 hari, tetapi misalnya 40 tahun…nubuatnya menjadi aneh karena tidak kena sasaran. Yang berdosa bapaknya, kok hukuman jatuh ke anaknya. Yeremia pernah berkata, “Pada waktu itu orang tidak akan berkata lagi: Ayah-ayah makan buah mentah, dan gigi anak-anaknya menjadi ngilu, melainkan: Setiap orang akan mati karena kesalahannya sendiri; setiap manusia yang makan buah mentah, giginya sendiri menjadi ngilu” (Yer 31,29-30). Dengan demikian, satu hal penting yang perlu diperhatikan adalah bahwa nubuat para nabi perlu dipahami dalam konteks sejarahnya, saat nubuat itu disampaikan.
Lepas dari penafsiran Yes 19:16-25, bahwa Mesir tadinya adalah daerah Kristen, saya kira jelas. Pada zamannya, Aleksandria adalah salah satu pusat kekristenan kuno, selain Yerusalem, Antiokhia serta Roma. Sebuah buku tulisan Philip Jenkins, The Lost History of Christianity: The Thousand-Year Golden Age of the Church in the Middle East, Africa, and Asia – And How it Died (2008) mungkin bagus untuk sumber informasi.
Sebuah dokumen dari Pontifical Biblical Commission berjudul The Jewish People and their Sacred Scriptures in the Christian Bible (2003) memberikan insight berguna (walau mungkin agak kontroversial) khususnya tentang relasi Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Bagi saya, bagaimana memahami sebuah nubuat merupakan hal yang penting.”
Berikut ini adalah sekilas tafsir perikop Yesaya 19 itu:
ay. 1-4: Tuhan menghukum bangsa Mesir -karena mereka telah jatuh dalam dosa penyembahan berhala- dengan menyerahkannya kepada perang dan penguasa yang kejam.
Bangsa Mesir adalah bangsa yang besar di zaman dahulu kala. Di banyak kesempatan bangsa Mesir telah menjadi musuh bangsa Israel, namun juga di banyak kesempatan bangsa itu menawarkan persekutuan dengan bangsa Israel dengan menawarkan kerjasama yang tidak sehat, dengan pengaruh bangsa itu untuk membawa bangsa Israel ke dalam penyembahan berhala terhadap banyak dewa- dewi dan segala jenis binatang. Di ayat- ayat ini disebutkan nubuatan terhadap bangsa Mesir, di mana Allah akan mengalahkan segala berhala ini.
Pada zaman kitab Keluaran, di saat bangsa Israel keluar dari Mesir, Allah menumbangkan berhala mereka. Tuhan menumbangkan para dewa sungai Nil, ketika mengubah air sungai itu menjadi darah; Ia menumbangkan dewi katak (Heqt) yang adalah dewi kesuburan dengan menjatuhkan tulah katak. Ia mengalahkan dewi ibu yang menyerupai sapi (Hathor), dengan menjatuhkan penyakit pada ternak; Ia mengalahkan dewa obat, dewa langit, dewa segala serangga. Allah juga mengalahkan Seth, dewa pelindung panen dengan mendatangkan belalang. Allah mengalahkan dewa matahari (Ra) dengan tulah kegelapan. Dan Allah menumpas Osiris, dewa kehidupan Mesir, dengan membunuh semua anak sulung bangsa Mesir. Semua dewa- dewi ini ditumpas oleh Allah, dan hal ini, menurut Nabi Yesaya, akan dilakukan oleh Allah lagi terhadap bangsa itu.
Bangsa Mesir yang terkenal dengan orang- orang bijak (1Raj 4:30) tidak akan bertahan di hadapan penghakiman Allah. Semua kebijaksanaan para pemimpin bangsa ini seolah akan dilenyapkan, dan mereka akan beralih dan mengandalkan para peramal.
ay. 5-10. Tuhan akan menghukum bangsa Mesir dengan mengeringkan air sungai Nil, dan dengan demikian menghancurkan pertanian dan perekonomian bangsa itu. Para petani, nelayan, pengrajin tenun akan meratap karenanya.
ay. 11-15. Tuhan akan menghukum bangsa Mesir dengan mengirimkan penasihat yang bodoh (yaitu para pembesar Zoan), di samping penguasa yang kejam.
ay. 16-17. Ketika Tuhan menghukum bangsa Mesir, akan terjadi kekacauan di antara bangsa itu. Saat itu kaum Yehuda akan menjadi lebih kuat daripada bangsa Mesir, dan membuat bangsa Mesir takut.
ay. 18-22. Bangsa Mesir akan berbalik kepada Tuhan.
Bangsa Mesir akan menyembah Tuhan, dengan membangun altar bagi Tuhan. Ketika bangsa itu ditindas, Tuhan akan mengirimkan seorang Penyelamat dan Ia akan membebaskan mereka.
Di zaman Makabe, imam agung Onias IV terpaksa menyingkir ke Mesir dan di sana ia membangun bait Allah yang mirip dengan yang ada di Yerusalem. Para ahli Kitab Suci menghubungkannya dengan ayat 19.
Dikatakan bahwa bangsa Mesir akan mengenali Tuhan. Ini tergenapi di zaman Yesus, di mana lebih dari sejuta orang Yahudi tinggal di Mesir. Di zaman jemaat kristen awal, terdapat Gereja yang kuat dan penting di Mesir selama sekitar 600 tahun.
Maka nubuat ini dapat saja tergenapi lagi di masa mendatang, namun jelas sudah tergenapi di dalam sejarah manusia. Di abad ke-4 St. Athanasius menulis: “Hal ini terjadi di depan mata kita, di sini, di Mesir; dan dengan demikian satu nubuat lagi tergenapi, sebab tidak pernah sebelumnya bangsa Mesir berhenti dari penyembahan mereka yang salah, kecuali ketika Tuhan …. telah turun menjelma menjadi manusia dan menumpas semua kesalahan berhala mereka, dan memenangkan jiwa semua orang kepada Ia sendiri, dan melalui-Nya, kepada Allah Bapa.” (St. Athansius, On the Incarnation)
Altar dan kurban tergenapi di masa kini, ketika kurban Kristus diperingati oleh Gereja di manapun di seluruh dunia, termasuk di Mesir. Maka Tuhan memang akan menghukum bangsa Mesir, namun juga akan memulihkannya setelah bangsa Mesir bertobat dan berbalik kepada Tuhan.
ay. 23-25. Akan terjadi damai di antara ketiga bangsa yang tadinya bermusuhan, antara bangsa Israel, Mesir dan Asyur. Tuhan akan memberkati ketiganya. Ini menunjukkan bahwa keselamatan Allah akan diberikan kepada bangsa-bangsa, tidak hanya terbatas kepada bangsa Israel saja. Bangsa Mesir disebut sebagai umat Tuhan; bahkan bangsa Asyur yang pernah terkenal karena kekejamannya, dapat diampuni oleh Tuhan setelah pertobatannya (lihat kisah nabi Yunus). Namun bangsa Israel tetap disebut sebagai ‘milik pusaka’ Tuhan.
Maka, melalui pertobatan bangsa Mesir, dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu bahwa rahmat Tuhan dapat diberikan kepada orang- orang, bahkan yang terjahat sekalipun. Oleh rahmat-Nya ini Tuhan mengutus Sang Penyelamat. Rahmat Tuhan mengajari bangsa- bangsa untuk menyembah Tuhan dan meninggalkan segala berhala, agar bangsa- bangsa mengusahakan perdamaian, dan mengubah segala bentuk kesulitan menjadi berkat.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Shalowm, terimakasih Bu Ingrid, salam jua tuk Rm. Indra Sanjaya Pr.
Pertanyaan-pertanyaan bagus yang sangat membantu kami sebagai umat Katolik untuk lebih mendalami iman kami. Kami harus jujur bahwa pengetahuan iman kami masih sangat cetek. Terima kasih kepada teman muslim yang bertanya karena dengan demikian membantu kami untuk berupaya mendalami iman kami sendiri. Kita harus percaya bahwa justru Yesus memakai teman muslim untuk mengajari dan menegur kami bahwa hai umat Katolik janganlah sombong menganggap dirimu sendiri sudah 100% Katolik kalau anda sendiri belum memahami sesungguhnya imanmu sendiri.
Salam Kasih dalam Kristus
Saya seorang Katolik dan sedang mendapatkan “serangan” pertanyaan-pertanyaan yang sulit dari seorang muslim.
Pertanyaan-pertanyaan itu adalah sbb:
Saya udah banyak baca injil, dan saya enggak mau menjabarkan keraguan saya dengan egois. so, Tolong tanyakan ke pendeta/pastur kamu ya tentang pertanyaan saya yg berkaitan dengan injil ini…
1. Jika Yesus adalah Tuhan, mengapa ia tidak mampu meng-kristen-kan umat Israel dimana ia menjalankan misi dan tugas keagamaannya…???
…….[dari Katolisitas: Pertanyaan ini selengkapnya dan tanggapan kami telah ditayangkan di atas, silakan klik]
Albertus
Syalom Albertus,
Sesungguhnya perbedaan sudut pandanglah yang membuat Kristen dan Muslim berbeda pemahamannya tentang siapa Yesus. Kita meyakini bahwa Yesus adalah Allah yang menjadi manusia (inkarnasi) sedangkan muslim mengganggap kita menuhankan manusia (Yesus). Perbedaan sudut pandang ini sangat terlihat dari pertanyaan-pertanyaan di atas (perhatikan pertanyaan2 : mengapa A/B/C tidak MENJADI Tuhan?).
Tentang siapa Yesus sudah dengan panjang lebar dijelaskan oleh baik Ibu Inggrid maupun Bpk Stef, namun saya lebih senang mengacu pada Mrk 5:7, dimana Yesus mengusir Legion dari orang yang dirasukinya. Iblis / Setan adalah ‘musuh bebuyutan’ Allah, sehingga dalam hal mengenal Allah setan lebih mengenal Allah daripada manusia, dia tahu mana manusia dan mana Allah, sehingga pada saat orang yang kerasukan Legion itu bertemu dengan Yesus, diapun berteriak: “Apa urusan-Mu dengan aku, hai YESUS, ANAK ALLAH YANG MAHATINGGI?…” Jadi dari peristiwa itu kita tahu bahwa Yesus adalah Allah.
Namun, jika berapologi dengan kaum muslim kita mengacu kepada Alkitab mereka akan berkata bahwa Alkitab sudah tidak murni lagi, sudah direkayasa. Disini yang penting adalah hikmat dan sikap terbuka jika memang mau berdiskusi / berapologi.
Salam dan doa
Abin
[Dari Katolisitas: Ayat yang Anda sebut memang dapat dijadikan sebagai salah satu ayat pendukung tentang ke-Allahan Yesus. Tetapi memang mereka yang berkeberatan dapat berkata, ‘ah itu kan perkataan Iblis maka tak dapat dijadikan patokan’. Maka kami memilih untuk mengambil ayat-ayat lain terutama dari kesaksian Allah Bapa dan Kristus sendiri dan para rasul yang menyatakan ke- Allahan Yesus]
Ibu Ingrid yang baik,
terima kasih atas tanggapannya. Memang apapun jawaban kita, akan tetap dapat ditolak oleh mereka. Justru karena saya sering menerima jawaban dari mereka (jika memakai ayat yang lain): “Ah, itu khan menurut murid / pengikut-Nya, ya jelas bela-in, khan ‘orang dalam’ sendiri masa mau jelek-jelekin ‘nabi’nya.”
Oleh karena itu saya ingin menunjukkan bahwa pernyataan bahwa Yesus adalah Allah bukan hanya dari para murid/pengikut-Nya atau Allah Bapa sendiri (“Inilah Anak-Ku yang Ku kasihi”), tetapi juga dari yang melawan Allah, yaitu Iblis.
Memang menjadi percuma dialog kita jika mereka tidak mau terbuka dan motivasinya sebenarnya adalah hanya untuk memaksakan keyakinan mereka untuk diterima oleh kita, bukan mencari kebenaran.
Jadi dalam hal dialog/diskusi kita perlu tahu dulu apa motivasi mereka, apakah mereka tidak tahu sehingga mencari tahu, atau sudah tahu tapi tidak mau tahu, atau sudah tahu dan mau memaksakan pendapat//keyakinannya agar kita menerima dan mereka lalu merasa menang dan macam-macam lagi. Dengan tahu motivasi mereka,kita menjadi bisa menentukan mana yang perlu ditanggapi dan mana yang tidak perlu ditanggapi. Tentunya dalam menanggapi mereka kita tetap dengan lembut dan rendah hati.
Terima kasih.
Shalom Abin,
Terima kasih atas masukan Anda. Ya, memang melalui dialog kita dapat mengetahui manakah yang mempunyai motivasi yang tulus, manakah yang tidak. Keduapuluh pertanyaan tersebut kami tanggapi, karena kemungkinan berguna bagi pembaca yang lain.
Tentang mengapa kami menitikberatkan kepada kesaksian Allah dan Kristus (walaupun mungkin pihak penanya tidak sependapat dengan kita) adalah karena secara prinsip kita percaya bahwa Allah tidak mungkin berdusta jika memberikan kesaksian tentang diri-Nya. Katekismus mengajarkan demikian:
KGK 217 Allah juga benar, ketika Ia mewahyukan Diri: Ajaran yang datang dari Tuhan, adalah “ajaran yang benar” (Mal 2:6). Ia mengutus Putera-Nya ke dunia, supaya Ia “memberikan kesaksian tentang kebenaran” (Yoh 18:37). “Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal [Allah] Yang Benar” (1 Yoh 5:20, Bdk. Yoh 17:3)
Namun demikian, tentu silakan saja, jika Anda mau mengacu kepada ayat Mrk 5:7.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Hi, saudaraku, di dlm Islam tdk ada pemaksaan, jk seorang Muslim memaksa non Islam utk menjadi seorang muslim, maka neraka tempatnya. Beda dgn kalian yg menghalalkan sgl cara.
[Dari Katolisitas: Nampaknya Anda salah paham, sebab ajaran iman Katolik juga tidak pernah memaksakan orang lain untuk menjadi Katolik, apalagi menghalalkan segala cara untuk membuat orang menjadi Katolik]
Tambahan dari katolisitas: Bapak Fauzi telah mengklarifikasi hal ini di diskusi di facebook bersama sama di sini – silakan klik.]
Sohid Bang Fauzi.Terima kasih banyak atas kesediaan anda ikut berdiskusi dengan kami, saudara sebangsa yang memilih iman Katolik dalam berusaha memuliakan Nama Tuhan Allah Maha Besar.
Secara prinsip, semua agama tidak boleh memaksakan manusia untuk memilih salah satu agama tertentu. Begitu pula, setiap pemeluk agama tetap diberi kebebasan untuk merefleksikan agama yang telah dianutnya dan untuk meninggalkan agamanya dan memilih agama lain.
Agama Katolik tdk pernah memaksakan kehendak kepada seseorang utk mengikuti agama Katholik,buktinya banyak org Islam terutama anak pejabat bersekolah di sekolah2 Katholik tanpa diwajibkan masuk Katholik dulu, kalau di sekolah Islam tdk ada org Katholik yg bersekolah di sana. Dan, dlm hal kawin campur,org Katholik boleh menikah secara sah di gereja Katolik tanpa mengwajibkan sesorg utk masuk Katolik,silahkan menjalankan ibadah masing2 dan saling menghormati, tp kalau mau menikah dengan org Islam dan dinikahkan secara Islam ,org harus masuk Islam dulu, walaupun mungkin hanya Islam ktp..karena mudahnya masuk agama Islam dp masuk agama Katolik, masuk Islam cukup ucapkan shahdatnya jadilah Islam, tp Katolik melalaui proses paling tdk harus satu tahun belajar agama Katolik, jk dlm perjalanan pelajaran tdk pas, silahkan mundur..tujuannya agar yg masuk agama Katolik itu betul2 menghayati iman Katholik, jadilah org Katholik yg berkwalitas Katholik, mudah2an sdr2 kami yg beragama Islam mengetahui sedikit ttg agama Katholik yg tdk pernah memaksa org utk masuk Katholik..dan org Katholik yg sdh Katholik mau meninggal Katholik, alias murtad, monggo, tdk akan pernah gereja Katholik mau menghunus pedang utk org yg murtad, karena iman Katholik berprinsip setiap orang berkehendak bebas, setiap org bertanggung jawab pada dirinya sendiri kepada Allah….semoga
Salam, Fauzi
Kami percaya bahwa setiap umat beragama, selain mewartakan kepercayaannya, juga diajarkan untuk wajib menghormati pilihan bebas umat beragama lainnya untuk mempercayai dan memilih agama sesuai hati nurani masing-masing.
Namun, memang tidak dapat dipungkiri bahwa selalu ada oknum dalam setiap agama yang kurang bijaksana dalam mewartakan kepercayaannya. Tanpa bermaksud menyinggung atau menuding, hal serupa juga dilakukan oleh beberapa pribadi muslim yang mungkin memiliki niat baik tapi melakukannya dengan cara yang salah. Secara pribadi, saya pernah mengalami hal negatif yang serupa melalui khotbah imam yang terdengar melalui corong masjid. Kejadian tersebut saya anggap lalu karena saya percaya imam tersebut sebenarnya tidak bermaksud demikian.
Oleh sebab itu, kami selaku pemeluk Kristiani meminta maaf apabila ada pengalaman yang kurang berkenan pada Fauzi dalam hal pewartaan yang terkesan memaksa dan dilakukan oleh beberapa pribadi seiman Kristiani. Dengan saling menghormati, kami percaya toleransi beragama akan terwujud sambil merefleksikan dan mencari kebenaran Ilahi yang benar.
Pacem,
Ioannes
Salam saudaraku Fauzi,
Seluruh jagat raya/dunia dan seisinya adalah ciptaan Tuhan yg satu dan Esa. Tidak boleh ada paksaan atau kebencian satu dengan yg lainnya. Bukankah jika kita memaksa ataupun membenci satu sama lain (walaupun berbeda keyakinan) berarti sama saja dengan kita membenci Tuhan yg Satu dan Esa itu sebab hanya Dia sang pencipta? Pengajaran itu yg saya dapati sebagai pemeluk agama Katolik baik itu dari alkitab/KGK atau romo/pastur/imam dll. Salam kasih Saudaraku Fauzi.
Salam Dalam kasih Kristus
Sonya Natalia
Comments are closed.