Kitab Suci tidak menyebutkan secara eksplisit apakah Tuhan Yesus lahir di gua, atau di kandang. Yang disebutkan ialah bahwa Yesus lahir di kota Betlehem (lih. Luk 2:4; Mrk 2:6; Mi 5:1); dan setelah lahir Ia dibaringkan di dalam palungan, yaitu sebuah tempat makan hewan/ ternak; sehingga disimpulkan bahwa Tuhan Yesus lahir di kandang hewan, karena tidak ada tempat bagi Tuhan Yesus, Bunda Maria dan St. Yusuf, di rumah penginapan, “Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin dan ia melahirkan seorang anak laki-laki,…. dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.” (Luk 2:6-7)
Dengan keterangan yang tidak rinci tentang tempat kelahiran Yesus di Betlehem itu, maka berkembanglah beberapa hipotesa tentang keadaan tempat kelahiran Yesus, yaitu di gua tempat ternak berlindung, atau di kandang hewan, atau di ruang kandang di bawah rumah penginapan/ ruang tamu kerabat St. Yusuf di Betlehem. Dikatakan bahwa ‘rumah penginapan’ sebenarnya juga dapat berarti tempat tamu/ kataluma, namun tetaplah ini tidak menyangkal fakta bahwa jika hipotesa yang terakhir ini benar, kerabat St. Yusuf tidak menerima mereka (Yusuf, Maria dan Yesus dalam kandungannya) di bangunan rumah yang wajar untuk tempat tinggal orang. Jadi penekanannya bukan kepada katalumanya, tetapi pada kenyataan bahwa ‘tidak ada tempat buat mereka’, sehingga mereka harus menginap di tempat hewan, entah itu di kandang, di gua ataukah di ruangan untuk hewan di bawah lantai rumah/ kataluma tersebut. Konon, hanya orang yang miskin saja yang menerima tamu di kandang, dan itupun umumnya hanya laki-laki yang biasanya diterima di kandang itu. Jadi, tentu gua ataupun kandang bukan tempat umum untuk melahirkan, bahkan untuk kalangan miskin sekalipun. Kenyataan bahwa St. Yusuf dan Bunda Maria sampai harus tinggal di kandang, merupakan suatu bentuk ‘penolakan’ yang memang sudah dinubuatkan jauh hari oleh Nabi Yesaya, yaitu bahwa lembu dan keledai saja mengenal pemiliknya, namun Israel tidak mengenal Pemilik-Nya (yaitu Kristus),…. umat Allah tidak mengenal Penyelamat-Nya (lih. Yes 1:3). Dengan demikian, tradisi mengatakan, bahwa Kristus lahir di kandang, di mana ada lembu dan keledai. Namun demikian, sering juga dilukiskan bahwa Kristus lahir di kandang domba, yang kemungkinan dihubungkan dengan keadaan masyarakat di daerah tersebut (terdapat banyak penggembala domba) dan dihubungkan dengan analogi yang diajarkan tentang Kristus sendiri, sebagai Sang Gembala baik yang rela menyerahkan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya (lih. Yoh 10:11).