[Dari Katolisitas: Pertanyaan ini sebenarnya diletakkan di bawah artikel, “Mengapa memilih Gereja Katolik?”, silakan klik, namun karena komentar ini mengemukakan topik baru (meskipun topik serupa sudah pernah dibahas di beberapa jawaban di situs ini), maka kami pisahkan menjadi topik tersendiri]
Pertanyaan:
Shalom Katolisitas, sebuah penjelasan yang bagus tetapi ijinkan saya mengutip apa yang saya baca tentang gereja Katolik dibawah ini:
Kalau kekatolikan dimaksud agama GRK maka menurut apa yang saya baca didalam sejarah kesimpulannya kalau tidak ada ajaran kekatolikan GRK tsb maka Maria tidak akan mengalami distorsi pengajaran.
Saya mencoba menyumbangkan apa yang saya baca mengenai sejarah sinkretisme dengan paganisme memang dimulai sejak Raja Constantine berkuasa di Roma.
Sejak Constantine berkuasa tahun 312 M di Roma Barat bersama iparnya Licinus yang menguasai Roma Timur mereka berdua mengeluarkan “Edik Milano” tahun 313 dimana ditetapkan bahwa gereja mendapat kebebasan sepenuh-penuhnya untuk beribadah. Sejak saat itulah gereja berhenti dianiaya.
Gereja mulai berdamai dengan negara dan lama kelamaan kedudukan gereja meningkat dan kedudukannya semakin kokoh serta banyak mendapat fasilitas bantuan dari negara.
Setelah Constantine mengalahkan Licinus dan menguasai seluruh Roma tahun 324 Constantine mulai berusaha menyatukan kuasa agama dan negara ditangan satu orang yaitu dirinya sendiri. Tetapi barulah tahun 380 Gereja diresmikan menjadi ‘Gereja Negara’ oleh kaisar Theodosius.
Sejak berkuasa penuh Constantine membasmi semua gereja gereja sekte diluar gereja yang mulai disebut sebagai Gereja Roma Katolik (GRK). Dari sebelumnya gereja teraniaya sekarang gereja yang menganiaya gereja sekte lainnya seperti Marcion,Montanus,Novatinus dll.
Sebenarnya dari segi kemurnian ajaran maka perpaduan antara kuasa agama dan politik ini sangat merugikan gereja,gereja menjadi lebih diduniawikan dan mulai terjadi sinkretisme dengan agama atau lebih tepat disebut kebudayaan Romawi yaitu menyembah berbagai dewa dewi.
Bahwa gereja berada dibawah perlindungan kaisar membuat pemimpin gereja sungkan dan takluk kepada kehendak kaisar sehingga benih benih penyembahan berhala tidak kuasa dibendung lagi masuk kedalam ajaran gereja.
Karena Kekristenan menjadi agama resmi negara maka motivasi orang orang untuk masuk menjadi angggota gereja sudah terkontaminasi bukan saja karena iman tetapi juga gengsi dan kehormatan diri.
Inilah masa dimulainya proses sekularisasi dan sinkretisme gereja dimana tradisi paganisme mulai mewarnai gereja seperti upacara kebaktian yang megah,jubah jubah mewah,lilin,kemenyan,gedung gereja yang besar dan megah,dll.
Secara lahiriah Gereja masih disebut Kristen tetapi kesalehan para pengurusnya bercorak kafir karena mulai menggunakan berbagai perangkat penyembahan patung patung dan relikwi,menghormati orang kudus,malaikat,dan Maria.
Orang orang kafir masuk Kristen kehilangan dewa dewi mereka yang dapat memberikan pertolongan selama ini dalam rupa rupa kesulitan sekarang pengganti mereka diangkatlah orang orang kudus. Hari raya dewa dewa diganti menjadi hari raya Gereja untuk memuja orang kudus. Ibadah pada dewa dewi dijadikan ibadah kepada Maria selaku ‘Bunda Allah’ yang memelihara dan melindungi segala orang percaya.
Demikianlah sekilas asal mula GRK.
Sumber : Sejarah Gereja (Dr.Berkhof ; Dr.L.H.Enklaar).
Jawaban:
Shalom David,
1. Gereja Katolik baru lahir di zaman Raja Konstantin?
Gereja Katolik sudah ada sebelum Kaisar Konstantin. Sebutan “Katolik” untuk Gereja sudah mulai dikenal di zaman abad- abad awal, jadi bukan baru ada pada abad ke-4 di zaman Kaisar Konstantin. Untuk mengetahui kebenaran tentang hal ini, seseorang perlu mengetahui terlebih dahulu sejak kapan istilah “katolik” itu mulai dipakai dalam kesatuan dengan istilah Gereja.
Istilah ‘katolik’ bukan istilah baru, karena sudah dikenal sejak zaman Santo Polycarpus (murid Rasul Yohanes) untuk menggambarkan iman Kristiani, bahkan pada jaman para rasul. Kis 9:31 menuliskan asal mula kata Gereja Katolik (katholikos) yang berasal dari kata “Ekklesia Katha Holos“. Ayatnya berbunyi, “Selama beberapa waktu jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus; Di sini kata “Katha holos atau katholikos; dalam bahasa Indonesia adalah jemaat/ umat Seluruh/ Universal atau Gereja Katolik, sehingga kalau ingin diterjemahkan secara konsisten, maka Kis 9:31, bunyinya adalah, “Selama beberapa waktu Gereja Katolik di Yudea, Galilea, dan Samaria berada dalam keadaan damai.
Namun istilah ‘Gereja Katolik’ resmi dikenal dan digunakan sebagai nama/ sebutan Gereja pada awal abad ke-2 (tahun 107), ketika Santo Ignatius dari Antiokhia menjelaskan dalam suratnya kepada jemaat di Smyrna 8, untuk menyatakan Gereja Katolik sebagai Gereja satu-satunya yang didirikan Yesus, untuk membedakan umat Kristen dari para heretik pada saat itu yang menolak bahwa Yesus adalah Allah yang sungguh-sungguh menjelma menjadi manusia, yaitu heresi/ bidaah Docetism dan Gnosticism. Dengan surat ini St. Ignatius mengajarkan tentang hirarki Gereja, imam, dan Ekaristi yang bertujuan untuk menunjukkan kesatuan Gereja dan kesetiaan Gereja kepada ajaran yang diajarkan oleh Kristus. . Demikian kutipannya:
“…Di mana uskup berada, maka di sana pula umat berada, sama seperti di mana ada Yesus Kristus, maka di sana juga ada Gereja Katolik.” (St. Ignatius of Antioch, Letter to Smyrnaeans, 8)
Sejak saat itu Gereja Katolik memiliki arti yang kurang lebih sama dengan yang kita ketahui sekarang, yaitu bahwa Gereja Katolik adalah Gereja universal di bawah pimpinan para uskup yang mengajarkan doktrin yang lengkap, sesuai dengan yang diajarkan Kristus; namun sebenarnya asal usul Gereja Katolik tetaplah adalah Gereja yang satu dan sama, yang didirikan Kristus di atas Rasul Petrus yang resmi dilahirkan di hari Pentakosta sekitar tahun 30.
Kata ‘Katolik’ sendiri berasal dari bahasa Yunani, katholikos, yang artinya “keseluruhan/ universal; atau “lengkap “. Jadi dalam hal ini kata katolik mempunyai dua arti: bahwa Gereja yang didirikan Yesus ini bukan hanya milik suku tertentu atau kelompok eksklusif yang terbatas; melainkan mencakup ‘keseluruhan‘ keluarga Tuhan yang ada di ‘seluruh dunia‘, yang merangkul semua, dari setiap suku, bangsa, kaum dan bahasa (Why 7:9). Kata ‘katolik’ juga berarti bahwa Gereja tidak dapat memilih-milih doktrin yang tertentu asal cocok sesuai dengan selera/ pendapat kita, tetapi harus doktrin yang setia kepada ‘seluruh‘ kebenaran. Rasul Paulus mengatakan bahwa hakekatnya seorang rasul adalah untuk menjadi pengajar yang ‘katolik’ artinya yang “meneruskan firman-Nya (Allah) dengan sepenuhnya…. tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus.” (Kol 1:25, 28). Maka, Gereja Kristus disebut sebagai katolik (= universal) sebab ia dikurniakan kepada segala bangsa, oleh karena Allah Bapa adalah Pencipta segala bangsa. Jadi Gereja Katolik adalah Gereja universal di bawah pimpinan para uskup yang mengajarkan doktrin yang lengkap, sesuai dengan yang diajarkan Kristus.
Jadi nampaknya sumber yang Anda kutip itu tidak melihat/ mengutip bukti sejarah yang menuliskan bahwa istilah “Gereja Katolik” sudah ada sebelum zaman Konstantin. Untuk memahami suatu kebenaran sejarah Gereja, seseorang perlu mengacu kepada fakta- fakta sejarah abad- abad awal, yaitu tulisan para Bapa Gereja dan tidak boleh membatasi diri hanya kepada konsepnya sendiri bahwa ‘karena Gereja Katolik mulai berkembang di abad ke-4 maka mestinya Gereja Katolik baru lahir di abad ke-4’. Konsepsi ini tidak benar.
Ajaran Marcion berkembang tahun 110 (abad ke-2) demikian pula Montanism, sedangkan Docetism dan Gnosticism berkembang sejak abad ke-1; mereka sudah disebut oleh Rasul Paulus sebagai orang- orang yang mengajarkan “injil yang lain” daripada injil yang diajarkan oleh para rasul (2 Kor 11:4, Gal 1:6). Para rasul mengingatkan agar jemaat tidak terpengaruh oleh ajaran mereka, dan timbullah istilah Gereja Katolik, untuk membedakan antara Gereja yang berlandaskan ajaran Kristus dan para rasul dengan gereja-gereja yang didirikan oleh orang (orang- orang) yang tidak mempunyai kesatuan dengan para rasul, walaupun mereka mengaku sebagai pengikut Kristus. Jadi istilah “Gereja Katolik” itu bukan baru timbul sesudah abad ke-4 oleh Kaisar Konstantin, tetapi sudah ada sejak abad awal (abad 1 dan 2).
2. Ajaran Gereja Katolik tercemar oleh ajaran bangsa pagan dengan adanya ajaran tentang ‘orang- orang kudus’ ?
Ajaran tentang persekutuan orang kudus dan penghormatan kepada orang- orang kudus ini sudah ada sejak abad- abad awal. Silakan membaca di sini tentang hal itu, silakan klik, yaitu point ke-2.
Penghormatan orang kudus berawal dari penghormatan jemaat perdana kepada para martir, yaitu mereka yang bersedia menyerahkan nyawanya demi mempertahankan iman akan Kristus. Kebiasaan ini mempunyai dasar pemahaman bahwa persatuan umat beriman di dalam Kristus tidak terceraikan oleh apapun, bahkan oleh maut (lih. Rom 8:38-39). Para orang kudus dan martir yang telah mendahului kita telah menjadi orang- orang yang telah dibenarkan Tuhan sehingga doa- doa mereka besar kuasanya (lih. Yak 5:16). Gereja tidak menyembah orang- orang kudus, namun menghormati mereka dan memohon dukungan doa mereka, silakan membaca lebih lanjut dasarnya di sini, silakan klik
Sedangkan penghormatan terhadap Bunda Maria dan tentang istilah Maria sebagai Bunda Allah, itu sumbernya adalah dari Kitab Suci, yang sudah ada di abad pertama, jauh sebelum jaman Kaisar Konstantin. Silakan membaca di sini untuk topik tersebut:
Mengapa Maria disebut Bunda Allah?
Mengapa umat Katolik menghomati Bunda Maria?
Selanjutnya silakan membaca tentang topik-topik tentang Bunda Maria di situs ini, yang semuanya mempunyai dasar dari Kitab Suci dan Tradisi Suci para rasul.
Memang sebagian dari informasi yang Anda tuliskan itu benar, yaitu tentang Edict Milan (Edik Milano 313), yang cukup berperan dalam perkembangan Gereja, karena sejak saat itu anggota- anggota Gereja tidak lagi dianiaya dan dikejar- kejar untuk dihukum mati. Lalu adalah juga benar bahwa bangsa Romawi itu dulu memuja/ menyembah banyak dewa dewi, kita bahkan masih dapat melihat hal ini dari bukti arkeologis yang ditemukan di sana. Juga adalah benar, bahwa Gereja pada abad itu menghormati para orang kudus. Tetapi adalah keliru kalau penghormatan orang kudus itu dihubungkan dengan kebiasaan bangsa Romawi untuk memuja dewa- dewi. Juga keliru kalau dikatakan bahwa pemimpin Gereja sungkan dengan Kaisar sehingga mengikuti kebiasaannya. Hal ‘sungkan’ ini merupakan hipotesa sang penulis kisah sejarah yang Anda kutip, namun tidak cocok dengan tulisan para Bapa Gereja sejak abad awal, yang tentu lebih dapat dipercaya, karena mereka merupakan para penerus Rasul. Para Bapa Gereja tersebut menuliskan bagaimana jemaat sejak awal telah memberikan penghormatan kepada para martir/ para kudus yang mendahului mereka. Lagipula, Gereja Katolik tidak pernah mengajarkan pemujaan/ penyembahan kepada para orang kudus, namun hanya menghormatinya saja, dan menjadikan mereka sebagai teladan iman. Silakan membaca di sini silakan klik tentang perbedaan antara penyembahan (Latria) yang hanya diberikan kepada Allah dan penghormatan (Dulia) yang diberikan kepada orang-orang kudus.
3. Tentang hal- hal lain
a. Jubah keagamaan dan bahkan warna- warnanya yang dipakai oleh para Uskup dan Paus mengacu kepada apa yang dituliskan untuk pakaian para imam Lewi dalam kitab Perjanjian Lama (lih. Kel 28:1-43; Kel 39:1-31) pada saat memimpin jemaat Allah; demikian pula jubah disebutkan dalam Kitab Wahyu sebagai pakaian bagi para orang kudus yang melayani Allah siang dan malam (lih. Why 7:14-15). Maka jubah dan warna- warnanya adalah pilihan Allah sendiri bagi imam-Nya sebagai para pelayan jemaat-Nya. Jadi kalau Gereja Katolik memakai warna- warna tersebut, itu adalah karena Allah sendiri menghendakinya, sebagaimana tertulis dalam Kitab Suci.
b. Penggunaan kemenyan juga memiliki dasar Kitab Suci (lih. Mzm 141:1-2; Why 8:3-4; Kel 30:34-37), demikian pula air untuk pemurnian (lih. Ibr 10:22; Yeh 36:25), dan minyak untuk pengurapan (lih. 1 Sam 16:13; Yak 5:14).
c. Penyalaan lilin pada saat ibadah, juga tidak dapat dilepaskan dengan dua hal, pertama akan pesan Kristus Sang Terang dunia (lih. Yoh 8:12), agar kita sebagai murid- murid-Nya juga dapat menjadi terang bagi dunia (lih. Mat 5:14), dengan memancarkan terang kita terima dari Kristus. Kedua, jika kita melihat ke dalam sejarah Gereja, kebiasaan menyalakan lilin di altar juga berhubungan dengan perayaan Ekaristi di gereja- gereja katakomba (bawah tanah) ataupun di tempat- tempat tersembunyi yang gelap, menghindari penangkapan dari pihak penguasa di abad- abad awal. Maka di sini penyalaan lilin mempunyai makna simbolis, namun juga fungsional, dan tidak ada kaitannya dengan filsafat kafir.
Selanjutnya tentang keberatan- keberatan lain sudah pernah dibahas di topik ini, silakan klik.
Demikianlah David, tanggapan kami atas komentar Anda, semoga menjadi masukan bagi Anda.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Shalom,
Sering kali teman saya dari gereja Advent mengatakan bahwa Natal itu Paganisme, bagaimana sejarah umak Kristiani merayakan Natal itu sendiri? dan mengapa umat Advent tidak merayakannya?
[dari katolisitas: Silakan melihat tanya jawab ini – silakan klik]
Juga tentang penutup kepala uskup (Mitra), tongkat gembala, lambang ikan, dll, juga disebut Paganisme oleh umat Kristen non Katolik..
[dari katolisitas: Silakan melihat tanya jawab ini – silakan klik]
Dan satu hal lagi, apakah benar Tuhan Yesus datang ke dunia bukan untuk membuat agama Kristen? karena banyak org Kristen berpendapat seperti itu, maka mereka tidak peduli tentang ke gereja, dsb. karena yg penting imannya terhadap Yesus.
Benarkah itu?
[dari katolisitas: Silakan melihat tanya jawab ini – silakan klik]
Terima kasih Katolisitas, mohon pencerahannya..
Shalom,
Saya pernah membaca mengenai hal dibawah ini :
Yahshua tidak pernah menyatakan bahwa diri-Nya membawa agama baru yang disebut Kristen
Rasul Paul menyebutnya “Jalan Elohim” [Kis 24:14], sementara oraang-orang Yahudi menyebutnya “Sekte Nazarene” [Kis 24:5]. Dan dia Anthiokia murid-murid Mesias non Yahudi dijuluki “Christianoi” [Kis 11:26].
Kitab Kisah Para Rasul [Maasim ha Shelikim] memberikan informasi bahwa pengikut Mesias diberi nama yang beragam al. “Pengikut Jalan Tuhan” [Kis 9:2; 13:10; 18:25; 19:9; 22:4-5; 24:14,22], “Pengikut Jalan Elohim” [Mat 22:16, Luk 20:21, Kis 18:26], “Jalan Kebenaran” [2 Petr 2:2,21].“Sekte Netsarim” [Kis 24:5,14, dalam naskah Greek: ton Nazoraion Aireseos”] serta “Christianoi” [Kis 11:26]
Dari uraian tsb diatas, dapatkah dikatakan bahwa Katolik, dulunyapun disebut Christianoi?
Salam,
[Dari Katolisitas: Silakan membaca artikel ini, silakan klik. Memang Tuhan Yesus tidak pernah mengatakan akan mendirikan agama Kristen, tetapi yang dikatakannya adalah Ia akan mendirikan jemaat-Nya/ Gereja-Nya di atas Rasul Petrus (Lih. Mat 16:18). Gereja yang didirikan Kristus di atas Rasul Petrus ini adalah Gereja Katolik, sebagaimana dijabarkan di artikel tersebut.]
David Yth,
Itu semua adalah HASIL dari Janji Tuhan kpd umat Yahudi (bangsa Israel) untuk membebaskan/mengeluarkan mereka dari ketertindasan.
Dengan kedatangan Yesus sbg penyelamat yg diturunkan tugas pewartaanNya kpd Rasul Petrus, Katolik mjd agama negara Kerajaan Romawi shgga dgn begitu Yahudi akhirnya terbebas dari penjajahan Kerajaan Romawi.
Untuk orang Kudus; sperti yg telah dijelaskan oleh Katolisitas.org, bahwa semua itu berproses dari penghormatan kpd Martir yg mmg dekat dgn masyarakatnya di situ, bukan lgsg seakan2 diciptakan kebijakan utk menghormati.
[Dari Katolisitas: kami edit] Karena pada kenyataannya, orang Katolik ttp hanya menghormati saja, tidak menyembah.
[Dari Katolisitas: kami edit]
Terima kasih.
Thnx,
The Sinner – Antonius W
Shalom katolisitas, berikut tanggapan saya …
Gereja Roma Katolik walau menggunakan istilah katolik tidaklah otomatis berarti gereja yang bersifat universal melainkan hanya gereja yang berpusat di Roma saja.
Hanya ‘Invisible Church” atau tubuh KRISTUS yang tidak kelihatan adalah benar benar gereja ‘am’ yang sesungguhnya.
Gereja mula mula namanya gereja Kristen yang dimulai disebut demikian di Anthiokia,inilah akar semua gereja……
[Dari Katolisitas: Pertanyaan selengkapnya dan jawabannya telah ditayangkan di sini, silakan klik]
Sering sekali orang-orang di luar Gereja Katolik menyerang dengan sumber-sumber yang tidak jelas darimana dan kebenarannya masih dipertanyakan, salut kepada Katolisitas. Tuhan Memberkati.
Shalom Katolisitas, sebuah penjelasan yang bagus tetapi ijinkan saya mengutip apa yang saya baca tentang gereja Katolik dibawah ini:
Kalau kekatolikan dimaksud agama GRK maka menurut apa yang saya baca didalam sejarah kesimpulannya kalau tidak ada ajaran kekatolikan GRK tsb maka Maria tidak akan mengalami distorsi pengajaran.
Saya mencoba menyumbangkan apa yang saya baca mengenai sejarah sinkretisme dengan paganisme memang dimulai sejak Raja Constantine berkuasa di Roma. ….
[Dari Katolisitas: Pernyataan selengkapnya sudah disampaikan dan ditanggapi di atas, silakan klik]
Comments are closed.