Pertanyaan:
Salam Damai Kristus.
Ibu Ingrid, tolong kupaskan ayat pada (KIS 7:49.50), Langit adalah TahtahKU,dan bumi adalah tumpuan kaki-KU. Rumah apakah yang akan kau dirikan bagi KU, demikian firman Tuhan, tempat apakah yang akan menjadi perhentian-KU. Bukankah tangan-KU sendiri yang membuat semuanya ini?
Fransiskus Dany
Jawaban:
Shalom Fransiskus,
Kis 7:49-50 merupakan ayat yang mengutip ayat Perjanjian Lama, yaitu Yes 66:1-2:
“Beginilah firman TUHAN: Langit adalah takhta-Ku dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku; rumah apakah yang akan kamu dirikan bagi-Ku, dan tempat apakah yang akan menjadi perhentian-Ku? Bukankah tangan-Ku yang membuat semuanya ini, sehingga semuanya ini terjadi? demikianlah firman TUHAN. Tetapi kepada orang inilah Aku memandang: kepada orang yang tertindas dan patah semangatnya dan yang gentar kepada firman-Ku.”
Penjelasan dari A Catholic Commentary on Holy Scripture, Dom Orchard OSB, ed., adalah sebagai berikut:
Ayat ini merupakan nubuatan bahwa suatu saat bangunan bait Allah tidak akan ada lagi… Nabi Yesaya mengacu kepada kembalinya para tawanan … mereka memuji diri sendiri dengan ide untuk membangun bait Allah yang megah. Namun bukan itu yang diindahkan Allah, karena mereka mengikuti kehendak dan keangkuhan mereka sendiri. Allah berkenan kepada kesalehan para pelayan-Nya yang dapat ditunjukkan di manapun, walaupun bait Allah adalah tempat yang paling layak. Setelah Injil diwartakan para Rasul, maka persembahan korban sesuai dengan hukum Taurat tidak lagi disyaratkan [sebab telah digenapi secara sempurna dalam korban Kristus dalam perayaan Ekaristi].
Ayat Kis 7:49-50 juga mengingatkan kita akan keinginan dari Raja Daud untuk mendirikan rumah bagi Allah, namun akhirnya anak-nyalah, yaitu Raja Salomo, yang dipilih oleh Tuhan untuk mendirikan bait-Nya. Ini mengingatkan kita bahwa Tuhan yang empunya langit dan bumi, Ia-lah yang menentukan syarat- syarat pendirian rumah bagi Diri-Nya sendiri (lih 1 Taw 28:3-6). Bangunan rumah Tuhan memang merupakan tempat yang khusus untuk menyembah Tuhan, namun bangunan tersebut bukanlah yang terutama yang menjadi tempat kediaman-Nya, sebab Allah yang menciptakan langit dan bumi mengatasi semuanya itu. Allah berkenan tinggal dan hadir di tengah umat pilihan-Nya, yaitu di dalam setiap orang yang telah dikuduskan dengan Roh Kudus-Nya, sehingga tubuh mereka menjadi tempat kediaman-Nya (lih. 1 Kor 3:16; 1 Kor 6:19-20). Oleh karena itu, adalah penting untuk menjaga kekudusan tubuh kita demi penghormatan kita kepada Allah yang tinggal di dalamnya. Secara khusus, kita menerima Kristus sendiri dan menjadi tempat kediaman-Nya setiap kali kita menyambut Ekaristi/ Komuni kudus. Semoga penghayatan ini membuat kita semakin lebih lagi menghargai Ekaristi dan mempersiapkan diri dengan sungguh- sungguh untuk menerima-Nya.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Salam Damai Kristus. Ibu Ingrid, tolong kupaskan ayat pada (KIS 7:49.50), Langit adalah TahtahKU,dan bumi adalah tumpuan kaki-KU. Rumah apakah yang akan kau dirikan bagi KU, demikian firman Tuhan, tempat apakah yang akan menjadi perhentian-KU. Bukankah tangan-KU sendiri yang membuat semuanya ini?
[Dari Katolisitas: Pertanyaan ini sudah dijawab di sini, silakan klik]