KB Alamiah: salah satu bukti nyata kita melaksanakan ajaran iman Katolik

Saya pernah berbincang-bincang dengan banyak teman wanita yang telah menikah, dan dari sharing tersebut, cukup banyak yang mengatakan salah satu ajaran Gereja yang paling sulit diterapkan adalah KB Alamiah. Sungguh ini suatu tantangan iman bagi kita semua pasangan yang sudah menikah; justru karena jika kita ingin taat melaksanakan iman Katolik, maka itu melibatkan komitmen dari kedua belah pihak, baik istri maupun suami. Perkawinan bagi pasangan Katolik memang memiliki nilai luhur, karena tak semata-mata menyangkut hubungan kasih antara suami istri secara jasmani, tetapi juga karena melalui hubungan tersebut, terbuka kemungkinan campur tangan Tuhan untuk penciptaan kehidupan manusia yang baru. Justru karena menyangkut kemungkinan hadirnya kehidupan baru yang adalah hak Tuhan inilah, maka pasangan Katolik tidak selayaknya menganggap hubungan suami istri adalah semata-mata demi kesenangan badan. Ada tanggung jawab yang menyertainya, sehingga setiap pasangan harus mengembangkan rasa saling pengertian dan pengendalian diri jika ingin menggunakan hubungan suami istri ini sesuai dengan kehendak Tuhan. Dan, percaya atau tidak, semua itu harus berawal dari pengenalan akan siklus kesuburan tubuh istri. Selanjutnya, suami dapat membuktikan kasih yang tulus kepada istrinya jika ia dapat menghormati/ menjaga tubuh istrinya seperti ia menjaga tubuhnya sendiri (lih. Ef 5:28-29).

Hai para wanita: Kenalilah siklus kesuburan tubuhmu

Wanita adalah suatu misteri. Ini tidak hanya perkataan puitis yang kosong, karena secara fakta memang demikian. Tidak hanya secara emosional, namun juga secara fisik, dan secara khusus siklus kesuburannya. Banyak wanita yang mungkin sampai usia tua tidak mengenal siklus kesuburan dan ketidaksuburannya, atau tepatnya, tidak tahu secara persis. Apalagi bagi mereka yang siklusnya tak beraturan setiap bulan. Padahal pengetahuan tentang hal ini sangat penting dalam sebuah keluarga, supaya pasangan suami istri tersebut dapat merencanakan keluarganya untuk masa depan. Bagaimanapun juga kita mengetahui bahwa Gereja Katolik menolak penggunaan alat kontrasepsi, karena itu bertentangan dengan makna luhur kasih persatuan suami istri di dalam perkawinan. Selanjutnya tentang ini sudah dibahas di dalam artikel Humanae Vitae itu benar! silakan klik, yang berdasarkan atas makna Sakramen Perkawinan Katolik, silakan klik.

Kita patut bersyukur kepada Tuhan, karena adanya para peneliti Katolik yang mempelajari tentang misteri siklus kesuburan dan ketidaksuburan wanita ini. Berdasarkan Metoda Ovulasi Billings, maka Model Creighton (MCr) memberikan suatu alternatif kepada pasangan untuk menerapkan KB Alamiah yang lebih akurat daripada sistem kalender, yang akurasinya memang relatif kurang baik, terutama jika siklus wanitanya tidak menentu. Hanya ada sedikit ‘pengorbanan’ untuk melakukan metoda ini, yaitu sedikit ‘repot’ di pihak istri, dengan pengamatan yang harus sering dilakukan dengan kertas tisue dan pencatatan akan hasil-hasilnya. Pada awalnya memang ‘repot’, tetapi jika sudah biasa, maka itu sudah menjadi bagian dari diri. Metode ini sangatlah aman dan tidak menimbulkan efek samping, dan di atas semua itu, sejalan dengan prinsip KB Alamiah.

Model Creighton (MCr)

Model  Creighton adalah cara yang dapat dilakukan oleh pasangan untuk mengetahui fase natural dari kesuburan dan ketidaksuburan yang terjadi di dalam tubuh wanita. Dengan pemahaman ini maka pasangan suami istri dapat mengetahui bagaimana untuk mencapai kehamilan maupun untuk menghindari kehamilan. Jadi ini sama sekali berbeda sengan alat kontrasepsi, dan juga metoda ini bukan alat kontrasepsi alamiah. Karena kontrasepsi fokusnya adalah penghancuran kemampuan procreation, sedangkan dasar metoda MCr ini adalah penghargaan terhadap keseluruhan pribadi manusia, yang diawali dengan pemahaman siklus yang terjadi di dalam tubuh istri. Jadi di dalam metoda ini, kesuburan dianggap sebagai bagian dari kesehatan, dan bukan sebagai “penyakit” yang harus dihancurkan, seperti dalam konsep kontrasepsi.

Dalam MCr, seorang wanita dan suaminya mempelajari tanda-tanda biologis dari siklus tubuhnya yang menunjukkan tentang kesuburan dan ketidaksuburannya. Dengan mempelajari tanda- tanda ini, dan ketentuan-ketentuannya, maka dapat diperoleh dialog yang lebih baik antara istri dan suami, saling menghormati, pembagian tanggung jawab dan pengendalian diri. Dengan menghormati tubuh pasangan, maka kasih yang diungkapkan antara suami istri dapat bertumbuh menjadi kasih yang tulus, tanpa mementingkan diri sendiri, tanpa menolak berkat kesuburan yang diberikan Tuhan. Kasih semacam ini mengantar jiwa yang terdalam dari seksualitas manusia.

Yang diadakan dalam MCr adalah melakukan observasi/ pengamatan lendir yang dikeluarkan oleh istri. Observasi ini diikuti oleh pengenalan akan artinya, dan pencatatannya, agar dapat dibandingkan dari hari ke hari di dalam satu siklus bulan itu, agar diperoleh pengertian dan disikapi sesuai dengan rencana pasangan suami istri tersebut.

Metoda Observasi MCr secara umum

Agar akurat, metoda Observasi MCr ini harus dilakukan rutin selama berkali- kali dalam setiap hari, untuk menjamin bahwa lendir yang dikeluarkan dapat diamati artinya. Untuk pengamatan diperlukan kertas tissue (toilet paper). Terdapat tiga langkah/ cara dalam setiap kali pengamatan, yaitu:

1. Pengelapan vagina dengan kertas tissue dengan memperhatikan apa yang dirasakan pada saat pengelapan ini.
2. Pengamatan pada apa yang ada di kertas tissue.
3. Jika ada cairan/ lendir yang keluar, maka pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan jari yaitu jempol dan jari penunjuk.

Maka untuk mengingat ketiga step ini, ingatlah kata kuncinya yaitu: SOFT

S: Sensasi (Apa yang dirasakan)
O: Observation (Pengamatan)
F: Finger –
T: Test (Pemeriksaan dengan jari)

Tahap pertama: mengenal sensasi/ apa yang dirasakan adalah penting, sebelum melihat apa yang terlihat di kertas tissue. Tahap kedua: melihat yang ada di tissue adalah untuk melihat apakah ada cairan lendir atau tidak. Jika ada, dilakukan tahap ketiga, yaitu pemeriksaan dengan jari cairan yang ada di permukaan tissue itu. Cairan/ lendir yang ada di kertas tissue itu harus semuanya ditest.

Setiap pengamatan ini dapat dituliskan di kertas, namun pada akhir hari (15 belas menit sebelum tidur malam), yang dicatat di tabel adalah data yang tersubur pada hari itu, untuk dibandingkan dengan hari-hari sebelum dan sesudahnya.

Bagaimana mengamati cairan/ lendir

Ada beberapa ketentuan untuk pengamatan metoda MCr ini yaitu:

1. Gunakan kertas tissue yang dilipat dengan rata.
2. Jangan menggunakan kertas tissue yang koyak/ lecek/ ‘crumpled‘, karena menjadi tidak akurat.
3. Arah pengelapan dari arah depan ke belakang.
4. Pengelapan dari arah muka vagina (labia) sampai ke belakang vagina (perineal body di dekat anus). Keputusan akan sensasi yang dirasakan, adalah sesuai dengan apa yang dirasakan setelah tissue ini selesai mengelap sampai ke bagian belakang (perineal body).
5. Pengelapan ini dilakukan sampai cairan/lendirnya habis.
6. Jangan melakukan pemeriksaan internal.
7. Jangan melakukan pemeriksaan dengan jari langsung di vagina.
8. Jangan mengamati dari apa yang terlihat di permukaan pakaian dalam.
9. Gunakan kertas tissue tanpa aroma, dan gunakan bahan pakaian dalam dari katun.

Kapan mengamati lendir ini?

1. Setiap kali anda ke kamar kecil. Ini harus menjadi bagian dari ‘ritme’ anda. Sebab adakalanya cairan hanya keluar sekali dalam sehari, dan jika tidak sering diperiksa, maka bisa saja ‘terlewat’.

2. Setiap kali sebelum buang air kecil dan sesudah buang air kecil. Karena lendir bisa keluar sebelum atau sesudah buang air kecil.

3. Setiap kali sebelum dan sesudah buang air besar.

4. Setiap sebelum dan sesudah mandi, atau juga setiap sebelum dan sesudah berenang.

5. Setiap sebelum tidur.

6. Sebelum tidur malam hari, sekitar 15 menit sebelum tidur malam. Anda perlu ‘mengejan’/ “bear down“, seperti seandainya anda mau buang air besar, supaya semua lendir (jika anda) dapat keluar dan dapat diamati. Sesudah itu hasilnya dicatat di tabel, untuk dibandingkan dengan seluruh catatan data pengambilan lendir hari itu. Data yang tersubur-lah yang dituliskan di tabel, untuk dibandingkan dengan hari-hari sebelum dan sesudahnya.

7. Setiap bangun di tengah malam untuk buang air kecil.

8. Buatlah keputusan definitif pada setiap pengamatan. Hasilnya anda catat di kertas (namun yang dimasukkan di tabel pada akhir hari hanyalah satu hasil dalam hari itu yang menunjukkan tanda ter-subur).

9. Jangan pernah berhenti mengamati. Sekali berhenti (terlompat satu hari) membuat pengamatan kurang efektif.

10. Jangan pernah merasa ‘sudah paham’ sebelum mengamati, karena siklus anda dapat berubah- ubah, demikian juga tanda yang diamati.

Walaupun kelihatanya begitu sering pengamatan diadakan, tetapi pada kenyataannya menurut observasi, lebih dari 90 % wanita dapat mengadakan pengamatan ini tanpa mengambil waktu lebih lama dari 30 detik.

Tujuan penerapan pengamatan MCr

Di bawah ini adalah beberapa hal yang menunjukkan pengamatan cairan yang keluar dari vagina istri. Sekilas memang terlihat rumit dan panjang; namun sebenarnya sederhana saja maksudnya. Yaitu pengamatan dilakukan untuk mengetahui saat-saat subur dan tidak subur dari siklus seorang istri. Pengamatan setiap hari dimulai saat hari pertama menstruasi sampai menstruasi selesai, diikuti oleh hari-hari berikutnya sampai pada menstruasi berikutnya.

Pada umumnya siklus seorang wanita terdiri dari:

1. Masa Menstruasi:
– Hari pertama menstruasi dikatakan sebagai hari #1.
– Masa menstruasi dapat berkisar antara 4-6 hari. Cairan yang keluar dapat dimulai dari banyak/ heavy flow (H) sampai dengan sedikit/ very light flow (VL).
– Masa heavy flow (H) dan medium flow (M) dianggap termasuk masa subur.

2. Masa Kering setelah menstruasi:
– Umumnya hanya berkisar 2-3 hari.

3. Masa Lendir/ Masa Subur
– Diawali dengan lendir keruh dan lengket, namun kemudian berangsur menjadi jernih dan ;entur, lalu menjadi berair atau encer.
– Tipe Lendir Puncak adalah jenis lendir yang mempunyai SALAH SATU dari ciri-ciri ini: jernih, lentur dan lubrikatif:

– Jernih artinya transparan/ tembus pandang.
– Lentur artinya dapat dilenturkan di jari sampai mencapai 1 inci/ 2,5 cm atau lebih.
– Lubrikatif artinya perasaan basah pada vagina, yang dirasakan pada saat pengelapan, sehingga harus dilap lebih dari sekali.

– Hari terakhir dikeluarkannya lendir tipe puncak ini dianggap sebagai Hari Puncak (Peak Day).
– Selama tiga hari setelah Hari Puncak terhitung sebagai hari-hari subur.

4. Masa Kering
– Masa hari ke-4 setelah hari Puncak sampai menstruasi berikutnya.

Catatan:
Pasangan yang mengusahakan kehamilan dianjurkan untuk melakukan hubungan suami istri pada saat hari-hari subur, terutama hari keluarnya lendir tipe Puncak, yaitu pada Hari Puncak dan selama tiga hari sesudahnya. Sedangkan pasangan yang berusaha mencegah kehamilan dianjurkan untuk berpantang hubungan suami istri pada hari- hari subur, yaitu pada masa menstruasi (H dan M), dan pada masa lendir. Karena masa kering setelah menstruasi juga dapat berubah-ubah [disebabkan karena menyusui, stress, capai/ lelah, sehabis keguguran, dst] maka bagi pasangan yang sungguh ingin mencegah kehamilan, maka hubungan suami istri pada masa tersebut juga sebaiknya dihindari.

Penjelasan Pengamatan MCr

Berikut ini adalah sistem pengamatan yang didasari atas cairan yang keluar dari vagina:

1. Keterangan pada saat menstruasi:

H= Heavy flow/ banyak
M= Medium/ sedang
L= Light flow/ sedikit
VL= Very light flow/ sangat sedikit, berupa flek
B= Brown or black bleeding/ coklat atau darah kehitaman

Catatan:

Untuk pasangan yang menghindari kehamilan:
– Saat H dan M adalah saat subur, maka jangan melakukan hubungan seksual.
– Pada saat L dan VL, (sedikit atau sangat sedikit cairan menstruasi yang keluar) hubungan seksual dapat dilakukan asalkan pada saat itu keadaan benar- benar kering/ tidak ada lendir yang keluar. Harap diamati, karena lendir dapat bercampur dengan darah coklat, dan jika ini yang terjadi, maka kondisi dapat dikatakan subur, dan jika dilakukan hubungan, maka dapat mengakibatkan kehamilan.

2. Keterangan untuk mengidentifikasikan Masa Kering dan Masa Lendir:

Berikut ini adalah kodenya, namun untuk keterangan selanjutnya, lihat sub- judul: Beberapa definisi kunci:

– Masa Kering:
0= Kering/Dry
2= Lembab/ Damp (di tissue), tanpa lubrikasi
2W= Basah/ Wet (di tissue), tanpa lubrikasi
4= Mengkilat/ Shiny (di tissue, tapi tidak lentur), tanpa lubrikasi

– Masa Lendir Subur
6= Lengket/Sticky (lendir dapat lentur sampai 0,5 cm atau 1/4″)
8= Agak lentur/ Tacky (lendir dapat lentur dari 0,5 cm s/d 2 cm atau 1/2″ s/d 3/4″)
10= Lentur/ Stretchy (lendir dapat lentur dari 2,5 cm atau lebih)

– Masa Lendir Sangat Subur
10 DL= Lembab/ Damp (di tissue), dengan lubrikasi
10 SL= Mengkilat/ Shiny (di tissue), dengan lubrikasi
10 WL= Basah/ Wet (di tissue), dengan lubrikasi

Catatan:

Masa Kering/Dry:
– Pada saat dilap, tidak ada lendir. Kertas tissuenya kering, tidak ada yang bisa diperiksa dengan jari di permukaan tissue. Tissue mudah koyak.
– Seandainya-pun setelah dilap, di permukaan tissue terdapat daerah yang lembab, dengan sedikit daerah di tengah yang mengkilat, namun tidak ada lendir yang dapat diambil dari tissue untuk diamati.

Masa Lendir Subur:
– Ketika dilap, keluar cairan/ lendir, yang dapat diambil dengan jari tangan.
– Kelenturan berkisar  antara 0,5 cm sampai 2,5 cm.

Masa Lendir Sangat Subur:
– Ketika dilap, keluar cairan/ lendir, yang dapat diambil dengan jari tangan.
– Kelenturan sekitar 2,5 cm atau lebih.
– Keadaan lembab/ basah dengan lubrikasi adalah Lendir puncak (Peak-type mucus)

3. Keterangan untuk mengidentifikasikan warna:

B= Brown/ Black/ Bleeding = coklat/ kehitaman
C= Cloudy (white)= warna putih, tidak tembus pandang.
C/K= Cloudy/ Clear= sebagian putih, sebagian jernih/ tembus pandang
G= Gummy= lendir yang kental seperti lem
P= Pasty= putih seperti pasta gigi, tapi tidak lentur.
K= Clear= Tembus pandang
Y= Yellow =kuning/ kuning pucat
R= Red= darah segar
L= Lubricative= perasaan “basah” pada vagina

Catatan: Pada saat pemeriksaan, terutama untuk menentukan sifatnya jernih/ tembus pandang atau tidak, maka lendir itu harus dilihat oleh mata (sedapat mungkin sejajar dengan pandangan ke arah lampu/ sumber terang), agar menjadi lebih jelas.

4. Keterangan untuk mengidentifikasikan tanda kesuburan
Jangan lupa untuk mencatat berapa banyak anda melihat tanda yang paling menunjukkan kesuburan  di sepanjang hari itu:

x1= terlihat hanya sekali
x2= terlihat dua kali
x3= terlihat tiga kali
AD= All day/ sepanjang hari (4 kali atau lebih)

Frekuensi ini dicatat di akhir hari, (15 menit sebelum tidur) untuk dibandingkan dengan hari sebelumnya dan sesudahnya.

Beberapa definisi kunci

1. Lendir tipe puncak kesuburan/ Peak Type Mucus
Jernih, lentur atau lubrikatif. SALAH SATU saja dari tipe ini atau kombinasi dari dua ciri-ciri ini sudah termasuk lendir tipe subur.

2. Lendir tipe tidak subur/ Non- Peak Type Mucus:
Tidak jernih, tidak lentur, atau tidak lubrikatif. KETIGA ciri-ciri ini harus ada bersamaan, baru lendir dapat dikatagorikan sebagai tidak subur.

3. Hari Puncak (the Peak Day):
Hari terakhir di mana lendir menunjukkan ciri-ciri jernih, lentur atau lubrikatif.

Hari Puncak ini baru bisa ditentukan pada satu hari atau dua hari sesudah hari Puncak ini terjadi. Faktor penting yang terjadi untuk mengidentifikasikan Hari Puncak ini adalah adanya perubahan dramatik/ tiba-tiba dari pola lendir yang terjadi pada hari sesudahnya. Perubahan ini terjadi karena pengaruh perubahan hormon di tubuh anda.

Maka Hari Puncak tidak ditentukan oleh banyaknya lendir. Hari Puncak adalah hari terakhir dari lendir yang bersifat salah satu dari ini: jernih, lentur atau lubrikatif, atau kombinasinya. Pada tabel Hari Puncak ini ditandai dengan huruf “P.”

4. Hari sebelum Hari Puncak (the Pre -Peak Day):
Fase dari hari pertama menstruasi sampai kepada Hari Puncak.

5. Hari setelah Hari Puncak (the Post -Peak Day):
Fase siklus dari hari setelah Hari Puncak sampai hari terakhir sebelum permulaan menstruasi berikutnya.

6. Akhir Hari (end of the day):
Pada saat akhir di mana anda akan tidur (15 menit sebelum tidur)

7. Kontak genital:
Kontak fisik antara organ genital suami dan istri. Termasuk di sini hubungan yang penuh (complete) ataupun yang tidak (incomplete), kontak yang dekat antara organ genital tanpa hubungan seksual, eyakulasi di daerah organ genital istri, ataupun persentuhan dengan tangan pada organ genital. Semua kontak genital harus dihindari jika pasangan bermaksud menghindari kehamilan.

8. Hubungan seksual:
Kontak/ hubungan dari keseluruhan pribadi suami dan istri, melebihi dari sekedar kontak genital. Hubungan seksual melibatkan komunikasi seksual antara suami istri, mencakup fisik, emosi, pikiran, rohani, dan terbuka bagi kemungkinan kelahiran.

Pencatatan dalam tabel

Tabel akan dibagi menjadi 35 lajur, untuk mewakili 35 hari dalam siklus. Silakan melihat tabel berikut ini:

Tabel Pengamatan Metode Creighton

Silakan anda membubuhkan stiker/ tanda ataupun mewarnai kolom pada tabel dan menyertakan kode-kode identifikasi pada akhir/ malam hari (setiap hari), termasuk pada hari menstruasi. Silakan mencatat hasil setiap kali pengamatan, namun hanya memindahkan ke tabel (pada malam hari) tanda yang PALING menunjukkan kesuburan.

Perubahan sifat lendir ini lama-lama dapat menunjukkan pola tertentu.

Stiker/ simbol warna yang dipergunakan:
Stiker warna merah= untuk hari-hari anda mengeluarkan darah
Stiker warna hijau= untuk hari- hari kering
Stiker putih dengan gambar bayi= untuk hari-hari lendir dikeluarkan
Stiker hijau muda dengan gambar bayi= untuk hari- hari kering yang masih termasuk dalam ketiga hari subur setelah Hari Puncak (dalam hitungan 1,2,3 hari)

P= Hari Puncak (Peak Day) diletakkan pada stiker putih dengan gambar bayi.
1,2,3 (stiker hijau muda dengan gambar bayi)= ditempatkan pada tiga hari (1,2,3) setelah hari puncak
I= intercourse/ hubungan seksual suami istri

Contoh- contoh kode pengamatan dan artinya:
0 AD= Kering, sepanjang hari (All day)
2 AD= Lembab, tanpa lubrikasi, sepanjang hari
10 KL AD= Lentur, jernih, lubrikatif, sepanjang hari
6 C x1= lengket, keruh/ cloudy, terlihat hanya sekali sehari
8 GY x2= lentur, kental, kuning, terlihat 2 kali sehari

Instruksi dasar yang harus dilakukan

1. Selalu lakukan pengamatan dengan rutin, dengan mematuhi cara-cara yang disampaikan 100 %.
Kemampuan untuk menentukan masa subur dan masa tidak subur tergantung dari kesetiaan melakukan pengamatan.

2. Isilah tabel pada AKHIR HARI, SETIAP HARI, dan tuliskanlah/ cantumkan tanda yang PALING menunjukkan kesuburan (the most fertile sign) pada hari itu. Sebelum menuliskan pada tabel di akhir hari, istri harus mengejan/’bear down’/ ‘push’, seperti seolah mau ke buang air besar, dan lakukan ini 3 kali, supaya semua cairan/ lendir dapat keluar dan diamati. ‘Bear down’ ini juga sebaiknya dilakukan setiap kali selesai berhubungan seksual, agar esok harinya tidak ada cairan yang mengacaukan pengamatan lendir istri yang sesungguhnya.

3. Silakan meletakkan tabel di tempat yang diketahui baik oleh istri maupun suami. Yang perlu ditulis di tabel pada akhir hari adalah tanda yang paling subur, sedangkan hasil tiap-tiap pengamatan, tidak perlu dimasukkan dalam tabel.

4. Jika ingin cepat menguasai metoda ini, maka pada bulan pertama pengamatan (selama 1 siklus), jangan melakukan kontak genital ataupun berhubungan seksual, sehingga pengamatan lendir tidak dikacaukan dengan cairan air mani (seminal fluid).

5. Ingatlah RUMUS ini: Jika pengamatan menunjukkan adanya lendir/ mucus, maka hari itu terhitung subur. Jika hubungan seksual dilakukan pada masa ini, maka kemungkinan besar terjadi kehamilan. (Mucus —> prospective baby!)

Hari-hari subur

Keterangan berikut perlu diperhatikan pada pasangan yang menggunakan Metoda Creighton untuk mengusahakan kehamilan. Maka hubungan suami istri dilakukan pada masa subur.

1. Hari- hari menstruasi
Hari- hari menstruasi dikatakan sebagai hari subur, terutama pada hari H dan M. Seorang wanita dapat mengalami ovulasi dini dalam masa reproduksinya. Jika ini terjadi maka lendir dapat keluar pada hari-hari akhir menstruasi, dan ovulasi terjadi segera sesudahnya. Maka hari-hari menstruasi adakalanya merupakan masa subur. Alasan kedua, adakalanya seorang wanita mengalami perdarahan pada saat ovulasi, sehingga jika ini yang terjadi, hari tersebut dikatakan sebagai hari subur.

2. Dari permulaan keluarnya lendir sampai tiga hari setelah Hari Puncak.
Kesuburan terjadi pada permulaan keluarnya lendir dan terus berlangsung sampai mencapai hari Puncak, dan tiga hari sesudah hari Puncak. (Hari tidak subur baru dimulai pada AKHIR hari ke-empat setelah Hari Puncak).

3. Satu atau dua hari dari lendir tipe tidak subur/ Non- peak mucus, sebelum Hari Puncak.
Metoda ini merupakan metoda yang sifatnya memperkirakan waktu kesuburan sesuai dengan pengamatan siklus pada bulan itu, jadi tidak tergantung dari bulan sebelumnya. Jika satu atau dua hari terdapat lendir yang tidak subur (non-peak) dapat berarti itu merupakan permulaan dari masa kesuburan yang akan terus meningkat sampai Hari Puncak.

4. Pada Hari Puncak, dan ketiga hari berikutnya.
Ketika lendir yang dihasilkan bertipe Puncak (jernih, lentur atau lubrikatif), maka dihitung sampai tiga hari berikutnya, dikatakan bahwa itu adalah masa subur.

5. Jika dialami perdarahan yang tidak umum (bukan masa menstruasi), ini terhitung subur, sampai tiga hari berikutnya.
Perdarahan yang terjadi tidak dalam masa menstruasi dihitung sebagai masa subur Puncak, dan tambahan selama tiga hari dihitung mulai pada hari terakhir perdarahan tersebut. Alasannya, karena adakalanya perdarahan ini adalah tanda ovulasi.

Hari-hari tidak subur

Keterangan berikut perlu diperhatikan pada pasangan yang menggunakan Metoda Creighton untuk mencegah kehamilan. Maka hubungan suami istri dilakukan pada masa tidak subur.

1. Hari-hari kering, sebelum Hari Puncak (pre- Peak).
Namun hari-hari kering ini adalah selalu berdasarkan pengamatan di akhir hari (15 menit sebelum tidur malam). Penting bagi istri untuk mengadakan pengamatan sepanjang hari, untuk mempunyai keyakinan akan kondisi tidak subur/ infertile-nya pada akhir hari. Pada masa- masa awal pasangan mempelajari metoda ini, maka dianjurkan agar tidak melakukan hubungan seksual setiap hari pada masa pre- Peak, sampai keduanya mempunyai keyakinan untuk mengidentifikasikan lendir istri.

2. Hari ke-empat setelah Hari Puncak, dan selalu pada akhir hari.
Masa ketidaksuburan dimulai pada hari ke-empat setelah Hari Puncak, dan selalu pada akhir hari (15 menit sebelum tidur malam).

3. Hari-hari kering, sesudah Hari Puncak + 3.
Masa tidak subur juga terdapat pada hari-hari kering sesudah hari Puncak dan tiga hari berikutnya, sampai menstruasi berikutnya.

4. Hari- hari kering pada hari-hari akhir menstruasi, pada saat darah yang keluar sedikit dan sangat sedikit- dan kondisi ini dilihat pada akhir hari.
Pada saat sang istri dapat mengidentifikasikan dengan yakin hari-hari kering/ tidak adanya lendir pada hari- hari akhir menstruasi, baru ini dapat dikatakan sebagai hari-hari kering. Namun ada kalanya meskipun pada hari-hari menstruasi, lendir yang transparan dan lentur dapat keluar, dan jika ini yang terjadi artinya hari tersebut terhitung subur. Hanya jika dapat dipastikan hari tersebut termasuk hari-hari kering, maka pasangan dapat melakukan hubungan suami istri, pada akhir hari, jika pasangan bermaksud menghindari kehamilan. Untuk menjamin akurasi, instruksi ini hanya berlaku setelah istri telah melewati setidaknya 3 kali siklus dan telah dapat merekam sistem pengamatan lendir ini dengan yakin dan akurat.

5. Ketika anda ragu-ragu, pertimbangkan hari itu sebagai hari Puncak dan hitung tiga hari setelah hari tersebut.
Misalkan saja pasangan ragu-ragu akan sistem ini, atau pengamatan terlewati, atau terjadi perubahan yang drastis yang menimbulkan kebingungan; maka dalam kondisi ini, pada akhir hari, catatlah sebagai hari Puncak, dan hitunglah tiga hari sesudahnya (setelah hari Puncak) sebagai masa subur, dan baru sesudahnya dapat dikatakan sebagai masa tidak subur.

Contoh- contoh (lihat tabel Figure B-1)

Figure – B1

Berikut ini adalah penjelasan siklus A, B, D dan E, yang ada pada Figure B-1.

A. Umumnya, wanita mengalami siklus seperti pada pola A, yaitu:

Menstruasi:
Hari #1 dan #2 : banyak/heavy flow/ H;
Hari #3 dan #4: medium/ M;
Hari #5: light/ L, 0 AD= dry All day (kering sepanjang hari)

Pre peak dan Peak Day/ Hari Puncak + 3
Hari #6: 2 x1, artinya lembab tapi tanpa lubrikasi, terlihat satu kali dalam sehari;
Hari #7,8,9: 0 AD=dry all day/ kering sepanjang hari
Hari #10 mulai keluar lendir sampai hari #17; di mana hari #14 adalah (hari Puncak), diikuti hitungan 1,2,3. Catatan, hari Puncak baru diketahui pada hari #15, di mana terjadi perubahan kelenturan lendir dan warnanya menjadi keruh. Dengan adanya perubahan drastis ini, maka diketahui bahwa hari terakhir masa subur adalah hari kemarinnya, yaitu hari #14, dan ditambahkan hitungan 1,2,3, baru pada hitungan hari ke-4 yaitu hari #18, pada akhir hari, dapat dikatakan hari tidak subur.

Post Peak:
Hari #18 – 28: 0 AD=hari-hari kering sepanjang hari.

B. Namun ada kemungkinan terjadi variasi, seperti:

Menstruasi:
Hari #1: banyak/heavy flow/ H;
Hari #2 dan 3: medium/ M;
Hari #4: sedikit/light/ L 0 AD= dry All day (kering sepanjang hari),
Hari #5: sedikit sekali/ very light/VL / , 2 x1= lembab tanpa lubrikasi, sekali dalam sehari.

Pre-peak dan Peak (Hari Puncak) + 3:
Hari #6 dan #7: 0 AD= kering sepanjang hari.
Hari #8: 6 C, x1= lendir lengket (kelenturan s/d 0,5 cm) warna putih tidak tembus pandang, terlihat satu kali dalam pengamatan hari itu. Karena keluar lendir, maka diberi tanda/ sticker bayi.
Hari #9: 6 C, x2= lendir lengket (kelenturan s/d 0,5 cm) warna putih tidak tembus pandang, terlihat dua kali dalam pengamatan hari itu.

Hari #10-12: 0 AD= kering sepanjang hari.
Hari #13: 8 C, x1= lendir agak lentur (kelenturan s/d 2 cm) warna putih tidak tembus pandang, terlihat satu kali dalam pengamatan hari itu.
Hari #14: 0 AD= kering sepanjang hari.
Hari #15-23: hari keluarnya lendir, bermula dari lendir yang lengket, berangsur lentur dan transparan/ jernih, pada hari #20. Pada hari #21 kelenturan lendir menurun dan warna menjadi tidak jernih lagi. Sehingga diketahui hari Puncak adalah hari ke #20. Lalu di tambah hitungan hari 1,2,3. Walaupun pada hari #23, pengamatan menunjukkan kering sepanjang hari, tetapi karena masih masuk hitungan ketiga sesudah hari Puncak, maka hari #23 masih terhitung subur.

Hari #24-33: 0 AD= kering sepanjang hari. Masa tidak subur.

D. Contoh Ovulasi dini

Menstruasi:
Hari #1: L= sedikit/ light/ 0AD= kering sepanjang hari.
Hari #2: M= sedang/ medium
Hari #3: H= banyak/ heavy
Hari #4: L, 8 C x1= sedikit/ light, terdapat lendir yang agak lentur (s/d 2cm), warnanya putih tidak transparan, terlihat sekali dalam sehari.

Pre-Peak sampai Peak/ Puncak + 3:
Hari #5: menstruasi sudah tidak ada lagi, 8 C x2: terdapat lendir yang agak lentur (s/d 2cm), warnanya putih tidak transparan, terlihat 2 kali sehari.
Hari #6:  10 C x1= terdapat lendir yang lentur (kelenturan lebih dari 2,5 cm), tidak transparan, terlihat sekali sehari.
Hari #7: 10 K x2= terdapat lendir yang lentur (kelenturan lebih dari 2,5 cm), transparan, terlihat dua kali sehari.
Hari #8: 10 KL AD= terdapat lendir yang lentur (kelenturan lebih dari 2,5 cm), transparan, lubrikatif, sepanjang hari.
Hari #9: 10 C x1= terdapat lendir yang lentur (kelenturan lebih dari 2,5 cm), tidak transparan, terlihat sekali sehari.
Hari #10: 6 C, x1= lendir lengket (kelenturan s/d 0,5 cm) tidak tembus pandang, terlihat satu kali dalam pengamatan hari itu. Karena terdapat perubahan mendadak akan kelenturan dan warna, maka diketahui bahwa hari kemarinnya yaitu hari 9 adalah Hari Puncak.
Hari #11: 8 C x2= terdapat lendir yang agak lentur (s/d 2 cm), tidak transparan, terlihat dua kali dalam sehari.
Hari #12: 0AD= hari kering sepanjang hari, tetapi ini masih terhitung SUBUR, karena masih dalam hitungan ke tiga setelah hari Puncak.

Post-Peak:
Hari #13-22: 0 AD Hari- hari kering sepanjang hari. Masa tidak subur.

E. Contoh dua kali Ovulasi.

Menstruasi:
Hari #1: L= sedikit/ light, 0AD= kering sepanjang hari.
Hari #2: H= banyak/ heavy
Hari #3: M= sedang/ medium
Hari #4: L= sedikit/ light, 2 x2= lembab tanpa lubrikasi, terlihat 2 kali dalam sehari.

Pre-Peak sampai Peak/ Puncak + 3 (Masa Puncak yang pertama):
Hari #5 dan #6: 0 AD= kering sepanjang hari.
Hari #7: 10 C  x1= terdapat lendir yang lentur (kelenturan lebih dari 2,5 cm), tidak transparan, terlihat sekali sehari.
Hari #8,9, 10: 0 AD= kering sepanjang hari. Pada hari ketujuh terjadi perubahan drastis, karena hari itu kering/ tidak ada lendir, maka dapat dikatakan hari ke #7 adalah hari Puncak (yang pertama) dan ketiga hari sesudahnya yaitu hari #7,8,9, termasuk hari subur, walaupun pada hari-hari itu tidak ada lendir.

Pre-Peak sampai Peak/ Puncak + 3 (Masa Puncak yang kedua):
Hari #11-13: 0 AD= kering sepanjang hari.
Hari #14: 8 C x1= terdapat lendir yang agak lentur (s/d 2cm), tidak transparan, terlihat sekali dalam sehari.
Hari #15: 8 K x2= terdapat lendir yang agak lentur (s/d 2cm), jernih/ transparan, terlihat dua kali dalam sehari.
Hari #16: 10 KL x2= terdapat lendir yang lentur (kelenturan lebih dari 2,5 cm), transparan, lubrikatif, dua kali sehari.
Hari #17: 10 C x1= terdapat lendir yang lentur (kelenturan lebih dari 2,5 cm), tidak transparan, terlihat sekali sehari. Karena terjadi perubahan warna dari transparan/ jernih, ke warna keruh, maka diketahui bahwa hari kemarinnya yaitu hari #16 adalah hari Puncak (kedua). Jika ada dua kali hari Puncak, maka ovulasi terjadi pada hari Puncak yang kedua.

Hari #18, 19, 20= termasuk hitungan tiga hari setelah ovulasi, maka terhitung sebagai hari SUBUR. Maka walaupun pada hari #20, pengamatan menunjukkan 0 AD/ kering sepanjang hari, namun karena masih termasuk di hari ketiga setelah hari Puncak, maka jika ingin menghindari kehamilan, maka pada hari ini sekalipun sudah “kering”, tetapi tetap tidak dapat diadakan hubungan seksual.

Hari #21- 29= 0 AD= kering sepanjang hari. Masa tidak subur.

Bagaimana mengisi hari-hari subur, jika pasangan ingin menghindari kehamilan

Banyak orang menganggap bahwa dorongan untuk berhubungan seksual merupakan sesuatu yang tidak dapat dikendalikan, dan ini sungguh keliru. Kita sebagai umat Kristiani dipanggil untuk belajar mengendalikan diri kita dalam banyak hal, termasuk juga dalam mengendalikan dorongan seksual. Memang jika maksud pasangan adalah untuk menghindari kehamilan, maka yang dilakukan adalah tidak melakukan kontak genital pada masa-masa subur. Namun demikian, tidak berarti bahwa komunikasi yang non-seksual itu diabaikan. Malah sebaliknya, harus diusahakan komunikasi tersebut. Jenis komunikasi yang demikian malah dapat meningkatkan rasa saling percaya, saling pengertian dan saling menghormati, yang dapat memperdalam hubungan kasih suami istri.

Jadi pada masa-masa tersebut, gunakanlah kesempatan untuk pertama-tama, berdoa bersama sebagai suami istri (lih. 1 Kor 7:5), dan dengan demikian pasangan suami istri dapat mengalami bahwa kasih suami istri bersumber pada kasih Allah, dan harus diwujudkan sesuai dengan kehendak Allah. Kedua, nyatakanlah perhatian dan kasih dengan kata-kata sederhana seperti, “Aku sayang kamu” ataupun dengan sentuhan-sentuhan lain, pelukan, ciuman yang tidak menjurus kepada kontak genital. Ketiga, gunakanlah waktu untuk membaca atau untuk mendiskusikan hal-hal bersama, misal tentang masa depan, anak-anak, dst. Ke-empat, gunakan waktu untuk melakukan hal tertentu bersama-sama, misalnya merapikan/ membersihkan rumah bersama-sama, pergi mengunjungi teman/ saudara, memasak bersama, atau berekreasi ke luar rumah dll. Kelima, gunakan waktu untuk bicara dari hati ke hati, agar pasangan dapat semakin memahami satu sama lain. Tumbuhkan pula suasana humor, agar dalam suasana apapun selalu ada suka cita di antara suami dan istri.

Kesimpulan

KB Alamiah Metoda Creighton merupakan cara KB alamiah yang tanpa efek samping (no side effects). Memang penerapan metoda ini memerlukan usaha yang sungguh-sungguh dan kerja sama dari kedua belah pihak, baik suami maupun istri, namun jika diterapkan dapat meningkatkan komunikasi antara suami dan istri. Diperlukan usaha bersama untuk membuat tabel dan mengisinya. Diperlukan ketekunan dari pihak istri untuk mengamati tanda-tanda biologis dari tubuhnya, dan dianjurkan agar para suami-lah yang mencatatkan data yang paling subur di akhir hari, pada setiap hari. Juga diperlukan kesungguhan dan komitmen dari pihak suami untuk mendukung hasil pengamatan itu. Jika maksud yang diinginkan adalah menghindari kehamilan, maka ini akan melibatkan pengendalian diri dari kedua belah pihak. Jika yang diinginkan adalah kehamilan, maka dapat diketahui saat-saat yang menunjukkan kemungkinan yang lebih besar untuk tercapainya maksud tersebut. Terlepas dari apapun maksudnya, metoda Creighton hanyalah sekedar cara yang dapat dicoba, karena menurut pengalaman dari pasangan-pasangan yang menerapkannya dengan setia, maka tingkat akurasinya sungguh sangat baik. Kabar baiknya adalah, dengan menerapkan metoda ini, hubungan suami istri menjadi lebih dekat, tidak hanya menekankan ke arah jasmani saja, karena  penerapan metoda ini mendorong suami dan istri untuk dengan kreatif mengembangkan hubungan mereka ke berbagai dimensi lainnya, yaitu rohani, psikologis, intelektual, komunikasi dan emosi. Pada akhirnya, kebahagiaan perkawinan tidak semata- mata tergantung pada hubungan seksual suami istri. Ada banyak hal lain yang dapat mempersatukan suami dan istri, dan setiap pasangan suami istri selayaknya dapat menemukan sendiri hal- hal yang mempersatukan mereka. Maka jika Gereja Katolik menganjurkan KB Alamiah, itu juga didasari atas maksud ini, yaitu agar perkawinan tertuju pada kesejahteraan suami istri, dan dengan demikian suami dan istri dapat membentuk keluarga yang bahagia dalam membesarkan dan mendidik anak-anak yang Tuhan percayakan kepada mereka.

60 COMMENTS

  1. Dear pengasuh,

    Pengalaman istri saya, pada waktu menyusui anak pertama, menstruasi belum terjadi s.d akhir bulan ke-7. Hal ini, jika terjadi lagi, tentu sangat mengganggu kehidupan seksualitas kami. Adapun keterangan tambahan kondisi istri waktu itu adalah:

    1) Setelah lahir scr caesar April 2011, si anak tidak bisa langsung disusui, karena harus diberi selang nafas dan selang susu, lalu difototerapi. Sehingga seminggu si anak tidak menerima kombinasi ASI (yang dipompa) dan susu formula.

    2) Setelah kembali ke rumah, bayi disusui ASI dan juga formula soya, karena jumlah ASI sangat tdk mencukupi.

    3) Setelah 3 bulan, istri kembali bekerja, sehingga ASI dipompa dan diberikan via dot.

    4) Sampai 7 bulan pertama, istri benar2 tidak menstruasi.

    Dari kenyataan di atas, alangkah sulitnya mengetahui masa kesuburan istri.

    Mohon pendapat dan saran dari pengasuh. trims

    • Shalom C. Sembiring,

      Umumnya bagi kondisi ibu yang menyusui, yang terjadi adalah:

      1. Jika ibu menyusui secara penuh (100% ASI, tanpa tambahan susu formula atau lainnya), tiga bulan setelah melahirkan adalah masa infertil/ tidak subur.

      2. Namun demikian, ketika bayi mulai makan dari sumber lain selain ASI, maka siklus kesuburan ibu akan mulai ada kembali. Bahkan ketika sang ibu tidak mengalami menstruasi, siklus kesuburan telah mulai kembali. Maka ini adalah periode yang perlu diamati, dan cara mengamatinya adalah hanya dari situasi lendir. Sang ibu itu harus memperhatikan sifat-sifat lendirnya dengan seksama. Kalau ia tidak segera menginginkan kehamilan berikutnya, maka ia dan suaminya harus pantang berhubungan sepanjang adanya lendir. Maka ia harus mencatat pengamatannya dalam tabel.

      Jika dalam suatu hari, timbul sedikit lendir, maka kondisi itu sudah harus diperhitungkan sebagai kondisi subur, dan dengan demikian metoda Creighton langsung dapat diterapkan. Silakan menandai hari-hari tersebut sebagai hari subur, dan pada hari terakhir ia melihat lendir, itu adalah hari ‘puncak’. Maka tambahkan 3 hari setelah itu (yaitu hari puncak P + 1+2+3), lalu hari ke-4 setelah hari puncak (atau P+4) pada akhir hari, dihitung sebagai hari ‘kering’. Jika dalam hari P+4, lendir keluar lagi, maka hari itu harus dianggap sebagai hari puncak lagi, sehingga perhitungan akan dimulai kembali dari awal, yaitu P +1+2+3, dan seterusnya.

      Maka setiap kali sang ibu itu ke kamar kecil, ia harus memeriksa lendir dengan tissue, sebelum buang air. Jangan melakukan yang sebaliknya, atau jangan memeriksa lendir setelah membilas dengan air. Dapat juga lendir nampak di pakaian dalam (atau menjadi kering setelah sepanjang hari), dan hal ini juga termasuk sebagai lendir yang harus diperhitungkan.

      3. Akhirnya, menstruasi akan kembali. Terdapat variasi untuk setiap wanita, bisa 4 bulan sampai 8 bulan, dapat pula kurang atau lebih. Ketika menstruasi sudah datang kembali, maka cara pembuatan tabel dan indikasi akan kembali seperti keadaan normal.

      Semoga membantu.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Maria Brownell- katolisitas.org

  2. Salam Katolisitas
    Buat Tim Katolisitas yang baik, bisakah saya mengcopy bahan tentang KB alami Metoda Creighton ini
    Sebelumnya saya ucapkan terima kasih
    syalom
    Richard Tarigan

    [Dari Katolisitas: Silakan saja. Hanya, jika Anda membagikan bahan ini kepada orang lain, mohon mencantumkan di bawahnya, dicopy dari situs http://www.katolisitas.org. Terima kasih.]

  3. Shalom tim Katolisitas.. salam kenal.. saya mau bertanya dimanakah atau adakah buku khusus tentang creighton methode ini secara detail dan juga buku ttg Theology of the body…saya seorang dokter baru tamat dan sangat tertarik dengan topik ini….saya berharap dapat mengaplikasikannya buat diri sendiri dan pasien saya kelak.

    • Shalom Armand,

      Untuk mengetahui lebih lanjut tentang Creighton Model, silakan membaca situs mereka, silakan klik. Sedangkan untuk buku Theology of the Body silakan memesannya di Amazon.com. Anda dapat membaca buku Theology of the Body, yang merupakan rangkaian seri homili dari Paus Yohanes Paulus II, atau Anda membaca buku yang lain, tentang ulasan Theology of the Body, dengan penjelasan yang cukup baik oleh Christopher West. Sedangkan di Indonesia, bagi umat Katolik yang ingin memahami/ mendalami Theology of the Body, dapat bergabung dengan TOBIT (Theology of the Body Insight). Klik di sini untuk membaca lebih lanjut tentang TOBIT ini.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  4. Dear katolisitas,

    Saya sudah terbiasa dengan metode billing. Pertanyaan saya, apakah fungsi utama penggunaan tisu dalam metode Creighton ini? Ini saya tanyakan mengingat di atas dikatakan bahwa jika pada tisu ada lendir maka langkah berikutnya adalah mengamati dengan menggunakan jari jempol dan telunjuk. Seperti kita tahu dlm metode Billings, pengamatan dengan jempol dan telunjuk ini juga dilakukan sebagai langkah pertama. Dengan kata lain, mengapa harus menggunakan tisu? Apakah ada sifat sifat tisu yang memudahkan pengamatan? (jika ya, bukankah setelah itu juga masih harus diamati dengan jempol dan telunjuk?)

    Mohon penjelasan yang dapat meyakinkan saya bahwa memang ada perbedaan yang signifikan atas penggunaan tisu tersebut. Terima kasih.

    • Shalom Yusup Sumarno,

      Benar, pemakaian tisu bertujuan supaya prosedur pengamatan lendir menjadi lebih baik dan lebih mudah untuk dilakukan, yaitu dalam tahapan SOFT yang kedua (Observation). Tisu akan menampung dengan baik semua lendir yang keluar, yang kadar kekentalannya tentu berbeda-beda dari hari ke hari. Lendir yang lebih encer dan lembut yang baru keluar mungkin tidak cukup baik terdeteksi (dan terambil seluruhnya) oleh kepekaan jari tangan kita. Lebih jauh, tisu itu berperan seperti alat perekam (pengawet bukti), karena berkas lendir akan tertampung dalam jangka waktu yang cukup, tidak ada kemungkinan jatuh dan hilang seperti kalau diambil dengan jari saja. Tisu memungkinkan lendir itu ada jejaknya (atau ada sisanya) untuk diamati sebaik-baiknya dengan dengan langkah berikutnya dari SOFT (langkah keempat) yaitu Test, yang dilakukan dengan jari (jempol dan telunjuk). Semoga penjelasan ini membantu. Selamat melanjutkan berKBA, semoga Tuhan Yesus selalu memberkati dan kasihNya selalu menguatkan dan menyemangati.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Triastuti – katolisitas.org

      • Bu Triastuti,

        saya semakin paham. Namun bukankah ada risiko bahwa lendir itu (bila masih sedikit) justru terserap oleh tisu dan akhirnya jari tidak bisa mengambil untuk mengamati.

        Ataukah memang ada karakteristik dari lendir tanda kesuburan dari servic ini yang lain/beda dengan karakteristik cairan lain dari vagina (urine/keputihan/lubrikan atau pelumas saat terangsang). Maksud saya apakah lendir kesuburan ini punya sifat utama yaitu tidak bisa diserap oleh tisu, meskipun kuantitasnya masih sedikit? Jika ya demikian maka ini bagus dan saya akan beralih pake tisu sebagai langkah pertama.

        salam damai Kristus

        • Shalom Yusup Sumarno,

          Nampaknya justru sebaliknya, sebab yang diserap oleh kertas tissue adalah cairan/ airnya, sedang lendirnya (jika ada) akan tertinggal di permukaan tissue. Dengan demikian pengamatan lendir dapat lebih mudah dilakukan. Kalau pengamatan dengan jari tanpa tissue, ada kemungkinan jatuh karena dengan air yang juga keluar, lendir tak dapat melekat di permukaan jari untuk diamati. Dengan tissue, maka jika lendirnya sedikit maka akan melekat di tissue/ tak dapat diambil dengan jari, artinya masa tidak subur. Jika lendir sudah dapat diambil dengan jari dengan kelenturan 0.5-2.5 cm maka itu tanda subur, sedangkan lebih dari 2.5 cm, sangat subur.

          Salam kasih dalam Kristus Tuhan
          Ingrid Listiati – katolisitas.org

  5. Dear katolisitas,

    Terima kasih atas artikel menariknya. Mungkin bisa menjadi bahan Kursus Persiapan Perkawinan. Pertanyaan saya,

    1. Apa beda metode ini dengan Metode Ovulasi Billings?
    2. Apakah kami bisa berkonsultasi dengan katolisitas, khususnya Ibu Maria Brownell, soal metode ini nantinya? Apakah melalui katolisitas atau langsung ke Ibu Maria?

    Sekian dan terima kasih?

    [Dari Katolisitas: Metoda Crighton sebenarnya mengambil dasar Metoda ovulasi Billings, hanya metoda ini juga menyampaikan juga cara pengamatannya agar menjadi lebih akurat. Jika Anda ingin berkonsultasi dengan ibu Maria Brownell, silakan mengirimkan pertanyaan Anda ke Katolisitas.]

  6. Dear Ibu Admin,
    shalom.

    Sekedar sharing di sini, saya sudah berkeluarga dengan 3 anak, dengan jarak antar kelahiran masing-masing 2 tahun. Sungguh saat itu, kami tidak pernah menggunakan apapun dalam menjaga jarak kelahiran maupun perencanaan kelahiran. Semua kami lakukan saat kami benar-benar “enjoy” menjalankannya. Kami percaya itu Karya Tuhan.

    Namun setelah anak ke-3, kami “mundur”, dililit rasa khawatir, sehingga akhirnya menggunakan IUD. Setelah saya telusuri dokumen GK beserta penjelasan di web ini, kami berarti keliru/salah menggunakan IUD tersebut, dan jauh sebelum saya menemukan hal ini, IUD tersebut telah dilepas.

    Saat ini kami merencanakan akan menggunakan vasektomi, namun berdasarkan yang saya pahami dari web ini, hal tersebut juga bertentangan dengan ajaran Gereja Katolik. Maka, metoda ini tidak akan kami pilih.

    Cara KBA saya temukan di sini. Saya berterima kasih atas pencerahan di sini, sungguh luar biasa. Mumet membacanya, memerlukan waktu khusus untuk mempelajarinya, namun saya percaya, saya dituntun Bapa untuk menjalankan kehendak-Nya di dalam Gereja Katolik yang Kudus ini.

    Di sisi lain, saya pernah melihat iklan “alat pemeriksaan kesuburan” dan belum pernah menggunakannya. Apakah diperkenankan menggunakan alat tersebut?

    Mohon pencerahannya, terima kasih.

    • Shalom Endi,

      Sepengetahuan saya, alat pemeriksa kesuburan (alat test ovulasi), adalah alat yang baik digunakan bagi pasangan yang menghendaki kehamilan, dan bukannya pasangan yang ingin menghindari kehamilan. Maka yang diamati pada alat itu adalah kapan saatnya sang istri mengalami masa paling subur dalam siklusnya.

      Walaupun alat tersebut dapat membantu pasangan mengetahui masa paling subur (dalam artikel di atas adalah masa puncak/ ‘peak’), namun jika hanya menggunakan alat itu saja, maka penghitungan dapat menjadi kurang akurat. Sebagai contoh pada siklus 28 hari, pada alat itu hanya dianjurkan untuk memulai pengamatan pada hari ke 11 setelah hari pertama menstruasi. Padahal jika dalam pengamatan metoda Creighton, dapat terjadi pada hari-hari sebelum hari ke 11, dapat terjadi keluarnya lendir (misalnya karena istri terlalu lelah, atau jika siklusnya bergeser, atau sebab lainnya), dan jika dilakukan hubungan pada saat itu (meskipun sebelum hari ke-11) dapat terjadi kehamilan. Kita mengetahui bahwa sperma dapat bertahan hidup selama 3 hari, jika lingkungannya memungkinkan, yaitu adanya lendir.

      Jadi jika ingin disederhanakan dari metoda Creighton tersebut adalah, jika sudah keluar adanya lendir (apapun bentuknya), maka pasangan suami istri tidak melakukan hubungan, jika tidak diinginkan kehamilan. Sebab walau nampaknya keluar hanya sedikit lendir dan pekat (misalnya pada hari antara hari terakhir haid sampai hari ke 11) namun pada hari-hari berikutnya lendir ini dapat berubah menjadi lendir yang subur, dan jika dilakukan hubungan pada hari-hari tersebut, ada kemungkinan sperma masih hidup dan dapat bertahan sampai 3 hari berikutnya, maka dapat terjadi pembuahan.

      Demikianlah, menurut hemat kami, metoda Creighton tetaplah cara yang lebih akurat untuk melakukan KB Alamiah, entah bagi pasangan suami istri yang menghendaki kehamilan ataupun yang ingin menghindarinya.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

       

    • dear katolisitas,

      Saya baca sekilas, metode Creighton ini cuma “copypaste” dari metode ovulasi Billings, dengan sedikit tambahan pada caranya mengelap lendir dengan tisu (hanya itu). menurut saya tidak ada yang istimewa. saya menggunakan metode ovulasi Billings sudah akurat. jadi menurut saya Creighton (jika penemunya adalah Creighton) cuma mau numpang terkenal pada pasangan Billings.

      mohon maaf kalau saya keliru.

      • Shalom Yusup,

        Kalau Anda sudah dapat menerapkan metoda Billings dan berhasil, silakan diteruskan. Metoda Creighton ini memang mengambil dasar dari metoda Billings, namun penekanannya adalah cara pengamatannya, dan analisanya berdasarkan tabel pengamatan yang dibuat. Di Amerika ada komunitas tertentu yang mengajarkan kepada pasangan-pasangan untuk secara intensif melaksanakan cara metoda KB alamiah ini, dan juga konseling pasangan sehubungan dengan metoda ini, dan inilah sebenarnya yang membedakan dengan metoda Billings. Mari kita menghargai juga jerih payah yang sudah dilakukan oleh sesama putera-puteri Gereja yang berjuang untuk melaksanakan ajaran Gereja, dengan mengajarkan cara-cara pengamatan dan penerapan metoda Billings ini dengan lebih akurat.

        Selain itu, Creighton model ini memang bukan hanya membantu pasangan yang ingin menghindari kehamilan dengan menerapkan KB alamiah. Pengamatan dengan Creighton model ini juga membantu pasangan yang menghendaki kehamilan, yang dikenal dengan NaPro Technology. Maka keliru kalau Anda menyangka bahwa Creighton model hanya berkaitan dengan pengamatan dengan kertas tisue. Silakan klik di link ini untuk membaca lebih lanjut tentang Creighton Model dan NaPro Technology.

        Maka, saya rasa tidak perlu mengatakan seseorang numpang terkenal atau sejenisnya, sebab komentar macam ini bersifat tendensius, dan tidak membangun. Jika Anda tidak mengalami kesulitan menerapkan metoda Billings, bersyukurlah. Tetapi memang ada pasangan yang menjumpai kesulitan untuk mengamatinya, dan untuk membantu pasangan yang sedemikian, metoda Creighton dapat membantu.

        Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
        Ingrid Listiati- katolisitas.org

        • Bu Ingrid,

          terima kasih banyak atas tanggapan Ibu. saya senang dengan jawaban yang lengkap. saya juga senang dengan sikap asertif Ibu.

          Kami sudah punya anak 3 dan selama ini sukses dengan kb alamiah billings. karena istri sudah kecapean urus anak, ditambah susahnya cari pengasuh anak, maka istri memutuskan untuk pakai pil (karena tidak mau kecolongan dg kb alamiah, karena ia “malas” setiap saat adakan pengamatan lendir). Saya bisa memahami “kemalasannya” karena sudah capek urusan kantor ditambah urusan rumah. saya maunya tetap pakai kb alamiah, namun saya bisa memahami kemauan istri yang tdak mau repot adakan pengamatan (lebih enak tiap malam cuma minum pil, katanya). apakah kami berdosa dengan metode pil? mohon tanggapan Ibu. terima kasih

          • Shalom Yusup Sumarno,

            Penggunaan pil KB yang adalah salah satu alat kontrasepsi, tidak dapat dibenarkan secara moral oleh Gereja Katolik. Jika Anda dan istri sudah memahami adanya larangan kontrasepsi ini namun tetap memakainya, maka ya, ini adalah perbuatan dosa. Mengapa demikian, silakan membaca lebih lanjut dalam artikel- artikel berikut ini:

            Humanae Vitae itu benar, silakan klik
            Kemurnian dalam Perkawinan, silakan klik
            Perkawinan Katolik vs Perkawinan dunia, terutama point 5, silakan klik

            Sesungguhnya, jika istri Anda mengetahui efek samping yang membahayakan kesehatan tubuhnya di waktu mendatang jika ia terus mengkonsumsi pil KB, tentu ia sendiri juga tidak mau menggunakan pil KB itu lagi. Silakan membaca artikel ini

             Apa efek-efek negatif penggunaan alat kontrasepsi, silakan klik.

            Harus diakui pelaksanaan metoda KB Alamiah mensyaratkan ketelatenan, namun jika sudah biasa dilakukan lama kelamaan dapat menjadi suatu kegiatan rutin yang tidak lagi membebani. Ingatlah bahwa dengan melakukannya, Anda berdua sendiri yang akan menikmati buahnya, yaitu hubungan kasih antara Anda berdua semakin dimurnikan dan resiko efek negatif terhadap kesehatan istri dikurangi atau bahkan dieliminasi.

            Mohonlah rahmat Tuhan agar Anda berdua dapat melihat dengan mata hati yang lebih jernih, bahwa larangan kontrasepsi sesungguhnya bukan merupakan ketentuan yang bertujuan untuk membebani Anda, tetapi justru untuk mendatangkan kebaikan bagi relasi kasih Anda sebagai suami istri dan bagi kesehatan istri Anda sendiri.

            Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
            Ingrid Listiati- katolisitas.org

          • Bu Ingrid,

            Banyak terima kasih atas tanggapan Ibu ini. Mohon maaf baru balas karena tidak tahu bahwa Ibu sudah balas. Untung saja saya cari sebelum saya mengatakan bahwa katolisitas belum balas (he he). Saya akan printout artikel dan jawaban Ibu ini untuk saya tunjukkan pada istri, dengan harapan ia dapat memahami maksud Gereja dan dapat berhenti minum pil.

            Banyak salam dari papua.

  7. Halo katolisitas,
    Saya dan pasangan bermaksud mengadakan pernikahan, namun dengan alasan mengejar karier, ingin menunda kehamilan. Terkejut mengetahui adanya Metode Creighton dari rubrik Katolisitas. Mungkin pertanyaan saya ini sudah ditanyakan oleh pembaca lainnya, karena saya tidak mampu men-screening semua isi komentar yang ada, mohon dimaklumi.
    Pertanyaan/ kebingungan saya adalah:

    Apakah saya cukup mengecek selama satu bulan penuh dan bulan selanjutnya dapat ditentukan dari runtutan bulan pertama?
    Ataukah hubungan seksual harus dilakukan/ tidak dilakukan berdasarkan hasil pengecekan yang didapat pada hari itu? (tanpa bermaksud menyinggung) Akan terasa paranoia, bila setiap hari, sepanjang harinya dari pagi sampai malam kita melakukan pengecekan, baru malamnya kita mendapat keputusan untuk melakukan hubungan seksual atau tidak. Bila hal ini salah tanggap, mohon dijelaskan.. (Apakah misalnya bulan2 berikutnya tidak perlu melakukan pengecekan lagi…)

    Bagaimana dengan siklus menstruasi yang tidak teratur harinya.. Bisa lebih dari 1 minggu perbedaan dengan ritme bulan sebelumnya?

    Terima kasih atas jawaban yang sungguh membantu, dan salam dalam kasih Kristus Tuhan.

    • Shalom Maria Angela,

      Jawaban pertanyaan pertama: Pengecekan sebaiknya harus dilakukan setiap bulan / setiap hari. Terutama karena keadaan kandungan (reproduksi) wanita yang satu dengan yang lain berbeda. Jadi sebaiknya anda dan istri mencoba mempelajari bagaimana siklus kesuburan /kandungan istri anda. Ada wanita yang siklusnya teratur, ada juga wanita yang siklusnya tidak beraturan. Karenanya harus dipelajari keadaan kandungan istri anda secara pribadi.

      Jawaban pertanyaan kedua: Benar apa yang anda pahami, bahwa anda/istri harus melihat keadaan kesuburan pada hari tersebut, untuk memutuskan apakah hari tersebut dianggap sebagai hari masa kering, atau hari masa subur. Pengecekan biasanya dilakukan setiap wanita pergi ke kamar kecil (toilet).
      Pengecualian dapat dilakukan di mana dengan pasti keadaan kandungan dalam masa kering. Dalam masa kering, hubungan suami istri bisa dilakukan kapan saja sepanjang hari.
      Untuk siklus yang tidak beraturan, pentingnya dilakukan pengecekan yang teratur dan seksama. Apabila terlihat lendir kesuburan di hari tertentu, hubungan suami/istri harus dihindari (kalau ingin mencegah kehamilan).

      Semoga informasi ini membantu. Kalau anda ada pertanyaan lagi sehubungan dengan tehnik penganalisaan metode Creighton ini, jangan ragu-ragu menanyakannya ke Katolisitas. Cobalah dibaca lagi metode ini dengan seksama, karena metode ini yang dianjurkan oleh Gereja Katolik.

      Semoga Tuhan berkati,
      Lia – katolisitas.org

  8. salam

    bagaimana dg umat Katolik yg tdk mampu yg pas2an ato ekonomi rendah yg merasa keberatan hrs beli tisu dibanding pake suntik KB yg murah cm 3ribu di puskemas per 3bln ato seseorg di pedlman atau seseorg yg jauh dr pusat perbelanjaan yg menyediakan segala mcm tisu sedang di warung cm ada tisu mkn ato tisu sapu tgn yg beraroma ato seseorg dg pendidikan rendah yg tdk mengerti/paham, kesulitan mengikuti ttg metode tsb?
    terima kasih

    • Shalom Maria,

      Terbatasnya ketersediaan tisu bisa diatasi dengan pemakaian saputangan atau kain yang bersih, yang setelah dicuci, tentunya bisa dipakai lagi berulang kali.

      Kendala yang mungkin terjadi di dalam penyampaian metode KB alamiah kepada masyarakat yang berpendidikan rendah bisa diantisipasi dengan pengajaran yang sederhana, menggunakan bahasa sehari-hari mereka, serta disajikan dalam kerendahan hati dan kesabaran. Ibu Teresa dari Kalkuta juga mengajarkan teori mengenai lendir kesuburan ini kepada para wanita yang sangat miskin di Kalkuta dan beliau berhasil. Yang terpenting, pengajaran itu pertama-tama memberikan kesadaran mengenai kesuburan seorang wanita, yang ditandai dengan sekresi lendir dari tubuhnya, di mana keadaan itu adalah keadaan yang paling memungkinkan untuk terjadinya kehamilan bila dilakukan hubungan suami istri.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Triastuti – katolisitas.org

      • salam

        terima kasih atas jawabannya, bisa sy tau ttg Mother Theresa yg mengarahkan ato mengajari kaum miskin di Kalkuta perihal metode tsb sehingga mampu dipahami oleh mereka, ato mungkin katolisitas bisa menulis ulang metode KB alamiah scr sederhana sprti Ibu Theresa? Krn sy yakin umat Katolik di Indonesia yg miskin tdk sedikit dn ingin menjlnkn ajaran Katolik sebisa mungkin tp dg bhs yg mereka pahami dn tentu sj dg budget yg sesuai dg kemampuan mereka
        terima kasih

        • Shalom Maria,

          Sebenarnya, yang diajarkan oleh Mother Teresa dan Missionary of Charity di Kalkuta adalah mengajarkan kepada para pasangan suami istri untuk mengenali siklus kesuburan istri dan membuat grafik-nya. Jika pasangan sudah mengetahui siklus tersebut, yaitu menentukan hari- hari subur istri dan hari- hari tidak subur istri, maka langkah selanjutnya adalah bagaimana untuk menanggapinya, yaitu dengan melakukan pantang berhubungan pada hari- hari subur, jika mereka tidak ingin menambah jumlah anak.

          Hal mengenali siklus kesuburan istri itulah yang diajarkan oleh metoda Billings maupun Creighton, yang dapat dikenali dengan adanya lendir subur, yang sifatnya jernih, lentur dan lubrikatif. Nah jika salah satu syarat ini sudah dipenuhi, maka pantang berhubungan dilakukan, jika maksudnya adalah membatasi jumlah anak. Pada akhirnya, kuncinya adalah pengendalian diri, sebab jika metoda diterapkan terdapat cukup banyak hari dalam sebulan di mana pasangan suami istri tidak melakukan hubungan suami istri. Pada masa- masa ini suami dan istri mengisinya dengan aktivitas lainnya yang dapat menumbuhkan kasih yang tulus; dan ungkapan kasih ini juga tidak kalah pentingnya untuk mempererat kasih suami istri.

          Silakan Anda membaca tentang sekilas karya para biarawati Missionary of Charity tentang KBA (Natural Family Planning) di link ini, silakan klik. Memang tidak dikatakan secara persis caranya, tetapi yang jelas diberitahukan pentingnya suami istri secara periodik berpantang hubungan suami istri sesuai dengan grafik/ tabel kesuburan yang diperoleh dari hasil pengamatan. Di daerah miskin Kalkuta, pasangan suami istri dapat berpantang hubungan cukup lama dan tidak menajdi masalah bagi mereka. Artikel di sana menyebutkan bahwa menurut pengalaman para biarawati di sana, adalah lebih mudah untuk mendidik pasangan suami istri miskin untuk berpantang hubungan seksual daripada pasangan suami istri yang kaya/ berada dan terpelajar. Mengapa? Mungkin karena mereka yang kaya dan terpelajar lebih cenderung untuk menikmati segala yang enak dalam hidup. (Many people wonder how poor couples can exercise self-control for more than one week. Yes, they do it; it is possible. It is, after all, their own choice. Some abstain for twenty days a month; others for one, two, and even three months. From our experience we find that it is more difficult for an educated couple to abstain than for a poor and illiterate couple. Why? Perhaps because the wealthy and educated couples have more comforts, and are more inclined to enjoy the good things of life.)

          Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
          Ingrid Listiati- katolisitas.org

          • salam

            terima kasih atas jwbnnya tp bagaimana dg org yg buta huruf ato yg benar2 buta scr fisik?apa jg hrs pke tabel?apa ada cara alternatif lain?
            terima kasih

            [dari katolisitas: Mungkin ide seperti huruf Braille dapat membantu atau dapat menggunakan jumlah biji / kelereng.]

  9. Shalom Tim Katolisitas,

    Membaca pertanyaan-pertanyaan sdri. Kristie G., saya tertarik untuk bertanya karena situasi ini mirip dengan apa yang dialami saya & istri. Istri saya juga menggunakan IUD selama kira-kira 3 tahun terakhir ini dan sekarang ia hendak melepasnya.
    Bila dalam 1-3 bulan setelah ia melepas IUD, selama menunggu kembalinya siklus kesuburan untuk kembali normal, bila kami mempergunakan kondom dalam berhubungan, apakah akan mempengaruhi pengamatan metode Creighton atau mempengaruhi siklusnya?

    Terima kasih sebelumnya.
    Salam.

    • Shalom Andrie,
      Gereja Katolik melarang penggunaan alat kontrasepsi, seperti kondom, karena secara prinsip melanggar prinsip prokreasi, di samping juga tidak menggambarkan persatuan suami dan istri secara total. Silakan membaca selanjutnya di jawaban ini, silakan klik.
      Jadi nampaknya bukan apakah dengan menggunakan kondom pengamatan metoda Crighton menjadi terpengaruh; tetapi karena secara moral penggunaan kondom itu tidak dibenarkan oleh Gereja Katolik; sehingga seharusnya tidak dilakukan. Silakan menggunakan waktu menunggu kembalinya siklus normal istri Anda dengan lebih banyak berdoa bersama dan saling mengungkapkan kasih tidak dengan hubungan seksual.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  10. Dear Bpk. Stef, & Ibu Ingrid,

    Saya sudah 2,5 thn menikah & punya anak usia 11 bulan. Begitu masa nifas selesai, saya & suami sepakat menggunakan KB alami. Hanya saja perhitungan yang saya pakai tidak seperti metode Creighton, kami pake sistem kalender. Untuk memudahkan, kami menghitung siklus rata2 haid saya, yaitu 24-28 hari, saya ambil rata2 26 hari. Kemudian 26 hari ini kami bagi dua, dapet hari ke 13. Untuk menentukan masa subur, saya kurangi 4 dari hari ke 13, & nambah 4 dari hari ke 13 ini. Jadi masa subur saya terhitung hari ke-9 dari haid pertama & terakhir hari ke 17. So far kami belum gagal dalam menerapkan metode ini, hanya saja kami menemukan kalau seorang teman kami akhirnya kebobolan menggunakan metode ini. Kalau saya kombinasikan dengan metode Creighton, saat masa subur, lendir yg keluar sesuai dengan tabel yg ibu informasikan di atas, hanya saja saya ngga terlalu mendetail meneliti lendir ini. Mohon saran, bu, apakah hitungan saya ini benar?
    Tolong dibalas via email saya juga, bu..

    Terimakasih & GBU

    • Hallo Dea,

      Terima kasih atas pertanyaannya.

      Menurut saya, metode Creighton adalah metode yang paling akurat dalam meneliti keadaan kesuburan kandungan seorang wanita. Hal ini dikarenakan, kondisi kandungan wanita sering berubah-ubah. Sifatnya tidak selalu menetap. Kadangkala dalam waktu- waktu tertentu, lendir yang keluar sifatnya bisa berbeda Misalnya, kalau lagi stress atau kurang tidur, lendir yang keluar bisa lebih banyak daripada biasanya. Dari bulan yang satu ke bulan yang lain, bisa juga terjadi perbedaan.

      Pada prinsipnya, keadaan kandungan seorang wanita tidak bisa dipastikan secara matematika. Karena hal demikianlah, sistem kalendar bisa menjadi kurang akurat. Sistem kalendar sifatnya terlalu mengandalkan matematika yang pasti, seperti menggunakan rumus matematika. Dalam kenyataannya, keadaan kesuburan kandungan tidak bisa dipastikan secara matematik. Sistem kalendar bisa dipakai hanya untuk mengira-ngira saja; tetapi kalau ingin memastikan apakah kandungan wanita itu subur atau tidak dalam waktu tertentu, harus diteliti dengan teori lendir (Creighton model). Dengan teori Creighton, bila terjadi perbedaan dari bulan yang satu ke bulan yang lain, lendir yang keluar akan dipantau dengan seksama. Dengan demikian, keadaan kesuburan bisa dipastikan dengan jelas.

      Semoga penjelasan saya bisa membantu.

      Tuhan berkati,
      Lia Brownell

  11. Syalom,
    saya melakukan pengamatan dengan Metoda Creighton selama bln Juni dan Juli, dan hasilnya sebagai berikut:

    Bulan Juni:
    Hari #1 L
    Hari #2 L
    Hari #3 L
    Hari #4 L
    Hari #5 H
    Hari #6 H
    Hari #7 H
    Hari #8 H
    Hari #9 M
    Hari #10 L
    Hari #11 4C AD
    Hari #12 4C x2
    Hari #13 4C x1
    Hari #14 4C x2
    Hari #15 8Y x1
    Hari #16 4C
    Hari #17 6GC x3
    Hari #18 8GK x1
    Hari #19 0AD
    Hari #20 8Y x1
    Hari #21 6Y x1
    Hari #22 0AD
    Hari #23 6C x1
    Hari #24 8C x1
    Hari #25 2GY x1
    Hari #26 2GY x1
    Hari #27 2GY x1
    Hari #28 0AD

    Bulan Juli:
    Hari #1 L
    Hari #2 M
    Hari #3 M
    Hari #4 M
    Hari #5 H
    Hari #6 H
    Hari #7 H
    Hari #8 L
    Hari #9 L
    Hari #10 VL
    Hari #11 0AD
    Hari #12 6Y x1
    Hari #13 4AD
    Hari #14 4AD
    Hari #15 4AD
    Hari #16 0AD
    Hari #17 0AD
    Hari #18 4AD
    Hari #19 0AD
    Hari #20 8GY x1
    Hari #21 6GY x1
    Hari #22 0AD
    Hari #23 0AD
    Hari #24 6GY x1
    Hari #25 8GY x1
    Hari #26 8GY x1
    Hari #27 6GY
    Hari #28 2GY

    Pertanyaan:

    1. Saat saya melakukan pengamatan di atas ini saya memakai alat kontrasepsi IUD, apakah hasil pengamatan tersebut akurat? Atau apakah IUD harus dilepas dulu, baru pengamatan bisa akurat? (Sebelum menggunakan IUD, lama menstruasi saya sekitar 6-8 hari per bulan, tapi setelah menggunakan IUD, lama menstruasi saya sekitar 9-10 hari per bulan).
    2. Bila pengamatan di atas akurat, hari Puncak saya bulan Juni hari #15, #18 atau #19 ? Karena di ketiga hari tsb terjadi perubahan drastis.
    3. Pada bln Juni, di hari #19 pada malam hari dan hari #20 pada pagi hari, saya merasakan semacam kram perut bawah. Apakah ini berarti sedang terjadi ovulasi?
    4. Pada bln Juni,di hari #20, #21, #23, dan #24 meski lendir berwarna putih susu atau kuning keruh, namun lendir yang menempel di tissue dapat saya ambil dan dapat mulur sekitar 0,5 hingga 1 cm, apakah ini berarti saya masuk masa subur lagi padahal Puncak + 3 hari sudah terlewati?
    5. Dalam artikel Anda, dikatakan bahwa hari ke-4 setelah hari Puncak sampai hari ke-1 menstruasi berikutnya, adalah masa tidak subur. Berarti sebetulnya kita tidak perlu melakukan pengamatan dengan tissue lagi semenjak hari ke-4 setelah hari Puncak ya?
    6. Berdasarkan pengamatan, hari puncak saya di bln Juli jatuh pada hari #20. Tapi seperti juga terjadi di bln Juni, pada hari #24, #25, dan #26 di mana seharusnya sdh memasuki masa tdk subur, ternyata masih terdapat lendir yang lentur kira-kira 0,5 cm dengan warna kuning keruh. Bila ini berarti saya masuk masa subur lagi, mungkinkah seseorang memang tidak memiliki masa tidak subur?
    7. Melihat hasil pengamatan saya di atas, bila saya ingin lebih menegaskan hasil pengamatan saya dengan cara menggunakan Ovutest (alat kedokteran untuk mendeteksi masa subur / tdk subur yang dapat saya beli di apotek), pada hari keberapa sajakah sebaiknya Ovutest itu dipakai?
    8. Saya telah menyatakan keinginan saya kepada suami untuk melepas alat KB berupa IUD yang saat ini saya gunakan, juga saya memberikan postingan-postingan dari internet (terutama dari Katolisitas ini) yang berkaitan dengan Humanae Vitae untuk dibacanya, namun sampai saat ini ia belum setuju. Kami telah memiliki 2 orang anak dan ia tidak ingin memiliki anak lagi. Ia bersedia ber-KB alamiah dengan syarat saya mesti betul-betul memahami cara Metoda Creighton ini agar keberhasilannya bisa 99%, sedangkan saya sendiri terus terang masih banyak bingung dalam mengenali masa subur & tidak subur saya seperti tampak dalam pertanyaan-pertanyaan saya di atas. Haruskah saya terus-menerus memaksakan hal ini (saya khawatir malah akan memicu pertengkaran) atau saya harus tunduk pada ketidaksetujuan suami?
    9. Karena saya mengetahui bahwa sebetulnya menggunakan alat kontrasepsi itu tidak dibenarkan tapi saya tetap menggunakannya, berarti saya dalam keadaan berdosa berat? Apakah saya masih dibenarkan untuk menyambut komuni setiap minggunya dalam keadaan saya sekarang ini? Bila saya tidak boleh menyambut komuni karena dalam keadaan berdosa berat, apakah saya harus menunggu hingga suami setuju saya melepas KB IUD baru saya boleh menyambut komuni lagi? Bagaimana status “dosa” saya kalau suami tidak kunjung setuju?
    10. Mohon tim Katolisitas memberikan link-link yang berisi informasi tentang efek-efek negatif pemakaian KB buatan terutama IUD.
    11. Saya tinggal di daerah Jawa Barat. Apakah ada orang/ tempat/ lembaga khusus yang melayani “pendampingan” dan konsultasi bagi pasutri Katolik yang ingin belajar Metoda Creighton ini secara akurat? Bisakah saya mendapatkan alamat, no telp, dan contact person-nya?

    Mohon maaf sebelumnya atas pertanyaan saya yang banyak sekali, semoga tim Katolisitas dapat membantu saya menjawab pertanyaan-pertanyaan tsb. Terima kasih.

    • Shalom Kristie,

      1. Dapatkah pengamatan dengan metoda Creighton dilaksanakan sambil menggunakan IUD?

      Pertama-tama saya mau mengatakan bahwa, saya sangat menghargai usaha dan keinginan anda dalam menggunakan metode Creighton untuk pengamatan siklus anda. Metode Creighton adalah metoda yang sangat baik dan akurat, kalau digunakan dengan semaksimalnya. Metode ini juga metode yang paling aman untuk kesehatan wanita, dan disetujui oleh Gereja Katolik. Namun metode Creighton ini baru bisa menghasilkan hasil yang akurat, kalau dipakai secara 100%. Maksudnya, tidak boleh disambil dengan menggunakan IUD. IUD harus dilepas dahulu selama beberapa waktu (sampai siklus anda kembali normal dan teratur), sebelum metoda Creigton bisa dipakai.

      IUD benar-benar memberikan dampak yang besar terhadap siklus kesuburan wanita. Siklusnya menjadi tidak beraturan. Dari bulan yang satu, ke bulan yang lainnya tidak sama. Hal ini terbukti dengan siklus kesuburan Kristie yang tidak teratur dari bulan Juni dan Juli. Di bulan Juni, setelah masa menstruasi berakhir, lendir kesuburan langsung keluar sampai masa menstruasi berikutnya. Bisa dibilang, tidak ada masa kering terjadi di bulan Juni. Lain halnya dengan bulan Juli, setelah masa menstruasi, masa kering berjalan selama +/- 10 hari, dan diikuti dengan masa subur. Perbedaan yang besar di antara bulan Juni dan Juli ini menandakan bahwa IUD benar-benar membuat siklus kesuburan anda menjadi tidak beraturan.

      Siklus kesuburan yang umum (tanpa IUD, untuk daur 28 hari), biasanya adalah: masa mestruasi selama +/- 4-7 hari, dilanjutkan dengan masa kering selama 1-2 hari, lalu masa subur (masa keluarnya lendir) selama +/- 10 hari, lalu diakhiri dengan masa kering selama +/- 8-10 hari.

      2. Bila pengamatan di atas akurat, hari Puncak saya bulan Juni hari #15, #18 atau #19 ?

      Hari puncak (P) ditentukan dengan hari terakhir terlihatnya tanda kesuburan : 1) keluarnya lendir jernih 2) perasaan basah 3) keluarnya lendir lentur ; ditambah 3 hari. Total: P + 3 hari
      Karena siklus Kristie tidak beraturan, sangat sulit melihat di mana terjadinya hari puncak. Saya anjurkan, untuk Kristie melepaskan IUD nya dulu, sebelum bisa benar-benar menganalisa siklus anda secara benar.

      3. Apakah kram perut bawah pertanda ovulasi?

      Benar, biasanya tanda kram ini adalah tanda ovulasi. Tapi tanda ovulasi tidak boleh disamakan dengan
      tanda hari puncak (P). Malah kadangkala hari puncak terjadi 1 sampai 3 hari setelah hari ovulasi.
      Di masa setelah ovulasi sampai hari Puncak, akan terjadi pergantian di kandung rahim, dari masa
      subur ke masa kering. Lendir yang keluar menjadi semakin sedikit, dan mengencer. Di hari ke-4 setelah hari Puncak (P + 4) dan di malam hari, akan dimulainya masa kering.

      4. Meski lendir berwarna putih susu atau kuning keruh, namun lendir itu mulur sekitar 0,5 hingga 1 cm, apakah ini berarti saya masuk masa subur lagi padahal Puncak + 3 hari sudah terlewati?

      Benar. Ini adalah hasil dari ketidakteraturannya siklus anda, dikarenakan oleh IUD. Seharusnya,
      setelah P + 4, masa kering akan dimulai. Tetapi karena adanya IUD, lendir kembali keluar.
      Dan selama adanya lendir, kalau menurut Creighton model, akan dianggap subur kembali.

      5. Dikatakan bahwa hari ke-4 setelah hari Puncak sampai hari ke-1 menstruasi berikutnya, adalah masa tidak subur. Berarti sebetulnya kita tidak perlu melakukan pengamatan dengan tissue lagi semenjak hari ke-4 setelah hari Puncak ya?

      Kalau masa kering sudah dimulai (P + 4), dan tidak ada lendir yang keluar, sudah dianggap masa tidak subur. Ini terjadi kalau semuanya berjalan normal, maksudnya, tidak ada intervensi dari obat, alat kontrasepsi, birth control, suntikan hormon, atau hal- hal lain yang bisa mengacaukan siklus kesuburan wanita.

      6. Berdasarkan pengamatan, hari puncak saya di bulan Juli jatuh pada hari #20. Tapi seperti juga terjadi di bulan Juni, pada hari #24, #25, dan #26 di mana seharusnya sudah memasuki masa tidak subur, ternyata masih terdapat lendir yang lentur kira-kira 0,5 cm dengan warna kuning keruh. Bila ini berarti saya masuk masa subur lagi, mungkinkah seseorang memang tidak memiliki masa tidak subur?

      Setiap siklus wanita pasti terjadi masa kering, kalau tidak ada intervensi dengan obat, alat kontrasepsi, birth control, suntikan hormon, atau hal-hal lain yang bisa mengacaukan siklus kesuburan wanita.

      7. Melihat hasil pengamatan saya di atas, bila saya ingin lebih menegaskan hasil pengamatan saya dengan cara menggunakan Ovutest (alat kedokteran untuk mendeteksi masa subur / tidak subur yang dapat saya beli di apotek), pada hari ke berapa sajakah sebaiknya Ovutest itu dipakai?

      Ovutest bisa dipakai di waktu-waktu subur sampai ke masa Puncak + 3

      8. Saya telah menyatakan keinginan saya kepada suami untuk melepas alat KB berupa IUD yang saat ini saya gunakan, juga saya memberikan postingan-postingan dari internet (terutama dari Katolisitas ini) yang berkaitan dengan Humanae Vitae untuk dibacanya, namun sampai saat ini ia belum setuju. Kami telah memiliki 2 orang anak dan ia tidak ingin memiliki anak lagi. Ia bersedia ber-KB alamiah dengan syarat saya mesti betul-betul memahami cara Metoda Creighton ini agar keberhasilannya bisa 99%, sedangkan saya sendiri terus terang masih banyak bingung dalam mengenali masa subur & tidak subur saya seperti tampak dalam pertanyaan-pertanyaan saya di atas. Haruskah saya terus-menerus memaksakan hal ini (saya khawatir malah akan memicu pertengkaran) atau saya harus tunduk pada ketidaksetujuan suami?

      Kristie, saya sangat terharu akan kebesaran hati Kristie dan kemauan Kristie untuk mencoba menjalani kehendak Tuhan yang ditetapkan melalui Gereja Katolik. Hal ini bukanlah hal yang mudah. Saya anjurkan untuk Kristie dan suami Kristie untuk berdoa bersama, supaya Tuhan membukakan hati suami Kristie, untuk mengikuti kehendak Tuhan. Hal ini bisa memakan waktu beberapa lama. Jangan menyerah dan jangan putus semangat. Saya percaya kalau Kristie dan suami Kristie mau merendahkan hati, Tuhan pasti bisa mengubah hati suami Kristie untuk berani mencoba. Pemakaian metode Creighton harus membutuhkan pengorbanan kedua pasangan suami-istri, dan harus keduanya sama-sama setuju dan berusaha dengan sebaik- baiknya (supaya memberikan hasil yang akurat).

      Apabila kalian berdua setuju untuk mengeluarkan IUD, saya anjurkan untuk pantang berhubungan dulu sampai siklus Kristie kembali normal dan konsisten (beraturan) dari bulan yang pertama ke bulan yang kedua. Setelah terjadinya siklus normal, baru hubungan suami-istri bisa dilanjutkan kembali.

      Siklus normal adalah siklus yang kurang lebih seperti ini (untuk daur menstruasi 28 hari):

      Masa menstruasi (4-7 hari) —masa kering (1-2 hari)—masa subur (8 – 10 hari) – masa kering (8-10 hari)

      Apabila Kristie dan suami benar-benar berusaha untuk tidak mempunyai anak lagi, hubungan suami-istri bisa dilakukan di hari ke 4-7 (sampai hari pertama keluarnya lendir kesuburan) dan di masa kering.

      Setelah IUD dilepas, pengamatan Creighton harus dilakukan dengan sebaik- baiknya. Apabila Kristie dan suami Kristie setuju untuk melepas IUD, saya percaya bahwa tim Katolisitas akan terus mendampingi dan membantu Kristie supaya metode ini bisa dilakukan dengan sebaik-baiknya.

      Jawaban no 9- 11 akan dijawab oleh Ingrid di bawah ini.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Maria Brownell – katolisitas.org

      Tambahan dari Ingrid:

      Shalom Kristie,

      Berikut ini tambahan jawaban pertanyaan anda, menyambung jawaban dari Maria Brownell:

      9. Karena saya mengetahui bahwa sebetulnya menggunakan alat kontrasepsi itu tidak dibenarkan tapi saya tetap menggunakannya, berarti saya dalam keadaan berdosa berat? Apakah saya masih dibenarkan untuk menyambut komuni setiap minggunya dalam keadaan saya sekarang ini? Bila saya tidak boleh menyambut komuni karena dalam keadaan berdosa berat, apakah saya harus menunggu hingga suami setuju saya melepas KB IUD baru saya boleh menyambut komuni lagi? Bagaimana status “dosa” saya kalau suami tidak kunjung setuju?

      Jika anda tahu dan paham bahwa menggunakan alat kontrasepsi itu berdosa, namun anda tetap melakukannya juga, itu termasuk pelanggaran/ dosa berat. Maka sesungguhnya anda perlu mengaku dosa sebelum menerima komuni kudus, seperti yang tertulis dalam Katekismus Gereja Katolik no 1385, ….”Siapa yang sadar akan sebuah dosa besar, harus menerima Sakramen Pengakuan sebelum ia menerima komuni.” Dalam hal dosa, yang menentukan dosa atau tidaknya adalah Tuhan, yang selain mengajar lewat Gereja-Nya juga berbicara melalui hati nurani anda. Memang mungkin posisi anda sulit dalam hal ini, dan justru karena itu anda perlu berdialog dengan baik- baik dengan suami anda tentang hal ini. Sebab jika sungguh ia tulus mengasihi anda, sesungguhnya ia tidak akan berkeberatan untuk mengabulkan permohonan anda, karena hal itu demi kebaikan anda sendiri dan juga kebaikannya sebagai suaminya, jika anda dapat hidup lebih sehat.

      10. Apa efek-efek negatif pemakaian KB buatan terutama IUD?

      Efek-efek negatif dari penggunaan alat kontrasepsi dapat dibaca di artikel ini, silahkan klik
       

      11. Adakah pakar Metoda Creighton yang melayani pendampingan bagi pasutri Katolik di sekitar Jawa Barat?

      Terus terang kami tidak mengetahui jika ada pasutri Katolik yang berdomisili di Bandung/ Jawa Barat yang dapat melayani pendampingan bagi anda dan suami mengenai metoda Creighton. Metoda Creighton ini sendiri termasuk baru, bahkan di Amerika sendiri, sehingga memang mungkin belum ada pakarnya di Indonesia [walaupun demikian, metoda ovulasi Billings yang menjadi dasar dari metoda Creighton ini, sudah relatif dikenal di Indonesia]. Untuk itu kami bersedia menghubungkan anda dengan Maria Brownell salah satu kontributor Katolisitas yang mendalami metoda Creighton ini, jika anda mempunyai pertanyaan sehubungan dengan pengamatan menurut metoda ini.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

      • Terima kasih atas jawaban dari tim Katolisitas. Saya masih mempunyai pertanyaan;
        1. Dikatakan bahwa pengamatan jangan memperhatikan apa yg terlihat di pakaian dalam, tapi perhatikan apa yang tampak di tissue. Namun apabila saat hendak melakukan pengamatan, tampak di pakaian dalam adanya sejumlah lendir yang cukup banyak dan bahkan dapat diambil oleh jari, apakah ini juga termasuk lendir yg mesti dicatat hasil pengamatannya? Karena hal ini sering saya alami, bahkan lendir yang ada di pakaian dalam seringkali menunjukkan ciri-ciri subur (lentur / mulur)

        2. Sifat lubrikatif itu, apakah yang dirasakan saat pengambilan sampel oleh tissue, atau yang dirasakan sepanjang hari? Kadang saat pengambilan sampel tidak terasa lubrikatif, tapi di pakaian dalam meninggalkan banyak bekas kekuningan dan sepanjang hari terasa lembab. Kadang terjadi sebaliknya, saya merasa kering tetapi saat pengamatan memakai tissue ternyata perlu pengelapan 2x yang berarti lubrikatif.

        3. Disebutkan di jawaban di atas, bahwa bila saya melepas IUD maka siklus saya tidak otomatis langsung normal, tapi pasti membutuhkan waktu tertentu. Berapa lamakah kira-kira waktu tersebut? Apakah akan berbulan-bulan? Kalau ya, berarti dalam jangka waktu itu saya dan suami harus berpantang dan ini tentunya harus saya komunikasikan karena membutuhkan pengertian suami.

        Terima kasih sebelumnya, semoga Tuhan selalu memberkati pelayanan tim Katolisitas.

        • Shalom Kristie,

          Saya menuliskan jawaban saya dengan huruf miring di bawah setiap pertanyaan Kristie:

          Terima kasih atas jawaban dari tim Katolisitas. Saya masih mempunyai pertanyaan;
          1. Dikatakan bahwa pengamatan jangan memperhatikan apa yang terlihat di pakaian dalam, tapi perhatikan apa yang tampak di tissue. Namun apabila saat hendak melakukan pengamatan, tampak di pakaian dalam adanya sejumlah lendir yang cukup banyak dan bahkan dapat diambil oleh jari, apakah ini juga termasuk lendir yg mesti dicatat hasil pengamatannya? Karena hal ini sering saya alami, bahkan lendir yang ada di pakaian dalam seringkali menunjukkan ciri-ciri subur (lentur / mulur)

          Pengamatan yang terbaik adalah pengamatan yang selengkap mungkin. Pengamatan ini termasuk pengamatan di tissue dan di pakaian dalam. Hal ini dikarenakan seringkali lendir keluar dengan
          sendirinya, sebelum kita sempat mengamatinya dengan tissue. Begitu ada sedikit lendir yang keluar, harus sudah dianggap masa subur. Begitu juga kalau sudah ada perasaan basah, juga harus dianggap masa subur.

          2. Sifat lubrikatif itu, apakah yang dirasakan saat pengambilan sampel oleh tissue, atau yang dirasakan sepanjang hari? Kadang saat pengambilan sampel tidak terasa lubrikatif, tapi di pakaian dalam meninggalkan banyak bekas kekuningan dan sepanjang hari terasa lembab. Kadang terjadi sebaliknya, saya merasa kering tetapi saat pengamatan memakai tissue ternyata perlu pengelapan dua kali yang berarti lubrikatif.

          Masa lubrikatif biasanya dapat ditentukan dengan 2 hal:
          1. Perasaan basah sepanjang hari / selama beberapa kali selama 1-2 hari
          2. Lendir yang keluar biasanya cukup banyak, sampai harus dihapus lebih dari 1 kali. Lendir bisa
          terlihat di pakaian dalam, atau di tissue.

          3. Disebutkan di jawaban di atas, bahwa bila saya melepas IUD maka siklus saya tidak otomatis langsung normal, tapi pasti membutuhkan waktu tertentu. Berapa lamakah kira-kira waktu tersebut? Apakah akan berbulan-bulan? Kalau ya, berarti dalam jangka waktu itu saya dan suami harus berpantang dan ini tentunya harus saya komunikasikan karena membutuhkan pengertian suami.

          Memang betul, setelah IUD dilepaskan, akan dibutuhkan beberapa waktu supaya siklus kesuburan kembali normal. Masa adaptasi setiap orang akan berbeda-beda. Saya pikir, selama 1-3 bulan, sampai terjadinya rutinitas yang konsisten, dari satu siklus kesuburan ke siklus kesuburan di bulan berikutnya. Memang dibutuhkan kesabaran, pengertian dan pengorbanan yang cukup besar dari kedua belah pihak suami dan istri. Selama menunggu, bisa dilakukan beberapa pengamatan yang pasti tentang terjadinya masa kering. Tergantung siklus menstruasi terjadi setiap berapa hari (misalnya 28 hari), biasanya hari ke 4-6 (bila tidak ada lendir yang keluar) bisa dianggap masa kering. Lalu, 7 – 10 hari sebelum menstruasi, bila tidak ada lendir keluar juga bisa dianggap masa kering. Selama masa kering, bila tidak mau terjadi kehamilan, hubungan suami-istri bisa dilakukan. Kalau memang Kristie dan suami sudah memutuskan untuk melepaskan IUD, saya percaya bahwa tim katolisitas akan berusaha sedapat mungkin membantu mendampingi Kristie, sehingga masa pengamatan bisa dilakukan dengan seteliti mungkin.

          Terima kasih untuk pertanyaannya dan usaha yang sudah Kristie lakukan untuk menerapkan Creighton model ini.

          Semoga Tuhan berkati,

          Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
          Lia Brownell – katolisitas.org

  12. Dear katolisitas,

    Istri saya mencoba pakai metoda Creighton ini, cuma anehnya stelah diamati dengan intensif pun lendir yang didapat sangat jarang dan sedikit. Sebagai contoh kalau di artikel ini khan biasa sebelum lendir super subur khan didahului dengan lendir subur, nah yang kami dapatkan justru hanya lendir super suburnya saja.

    Apakah kami perlu metoda tambahan ? seperti monitoring suhu basal ?

    Berikut hasil pencatatan terakhir kami
    1-2 L
    3-4 VL
    5 4×1
    6-7 0 AD
    8 10Cx1
    9-11 0 AD (masa subur)
    12-13 0 AD
    14 4Sx1
    15 dan seterusnya 0 AD

    • Shalom Andre,

      Terima kasih untuk pertanyaannya mengenai Creigton model.

      Sebelum menganalisa keadaan lendir istri anda, pertama-tama saya mau menanyakan dahulu hal ini kepada anda/istri anda:

      Apakah cara menggunakan tissue untuk menganalisa lendir sudah dilakukan dengan benar? Penggunaan tissue harus dilakukan langsung setelah membuang air kecil. Tidak boleh sebelumnya disiram dengan air. Membersihkan dengan air (cebok) harus dilakukan setelah penggunaan tissue. Tujuannya adalah supaya lendirnya tidak hilang/tersiram dengan air.
      Pengecekan dengan tissue harus dilakukan setiap buang air kecil, sepanjang hari. Malah kalau bisa sebelum dan sesudah mandi, tanpa sebelumnya membersihkan dengan air.
      Kalau penggunakan tissue sudah dilakukan dengan benar, baru kita bisa benar2 menganalisa keadaan lendir yang sebenarnya. Keadaan lendir yang dicatat adalah keadaan lendir yang paling subur selama hari tersebut.
      Kalau memang lendirnya keluarnya sedikit, maka yang bisa disimpulkan adalah: Masa paling subur (masa puncak) adalah hari terakhir terlihatnya tanda2 kesuburan seperti ini: lendir yang jernih, lengket, atau lubrikatif (terasa basah). Apabila salah satu saja dari keadaan lendir ini terlihat, maka sudah bisa dianggap hari itu adalah masa subur.
      Setelah hari puncak kesuburan ditentukan, istri anda harus menghitung 3 hari berikutnya termasuk masa paling subur (Puncak + 1, _Puncak +2, Puncak +3). Setelah itu, hari ke-4 di akhir hari baru dimulainya masa kering.
      Selama masa puncak + 1 /+ 2/+3 biasanya tidak ada lendir lagi, atau lendir yang terlihat sedikit sekali. Namun demikian, masa ini masih dianggap masa paling subur.

      Kalau dari data yang anda berikan, kelihatannya hari ke-8 adalah hari puncak, dan hari ke 9, 10 , 11 adalah masa puncak + 3 hari (masa subur).

      Tetapi biasanya, sebelum masa puncak juga terlihat lendir selama beberapa hari. Biasanya lendir itu datangnya sedikit- sedikit, dan makin lama makin terlihat lebih jernih, lengket dan lubrikatif.

      Kalau saya bisa mengusulkan cobalah menerapkan sekali lagi penggunaan tissue yang lebih seksama. Tidak boleh membersihkan dengan air, sebelum penggunaan tissue dilakukan. Penggunaan tissue harus dilakukan setiap kali membuang air kecil, tidak boleh hanya sekali- sekali saja.

      Setelah dicoba lagi, anda boleh melampirkan datanya ke katolisitas lagi, nanti kita analisa sekali lagi.
      Semoga jawaban ini membantu.

      Semoga Tuhan memberkati,
      Maria Brownell- katolisitas.org

      • Terima kasih bu Maria untuk jawabannya, saya sudah menunjukan jawaban ibu ke istri saya dan dia confirmed kl metoda pengamatan sudah cocok. Dan ia sudah mengamati dari sebelum kami menikah, selama itu hanya sesekali saja

        Berikut saya share dokumen hasil pencatatan kami
        http://goo.gl/tYZ9K
        Warna Merah berarti sedang mens, hijau masa tidak subur, kl kosong berarti 0 AD, abu2 itu masa subur.

        Saat ini istri saya sedang hamil anak pertama kami ^^, ntah karena hubungan seksual yang dilakukan di hari ke 7 malam (8 jam sblm munculnya lendir subur) atau di hari ke 4 pagi stelah masa puncak.

        • Shalom Andre,

          Terima kasih untuk pertanyaannya mengenai metode Creighton model.

          Pertama- tama saya ucapkan “Selamat ya…” untuk hamilnya istri Andre.
          Senang dong dengan kesempatan untuk menjadi orangtua yang pertama kali…
          Semoga Tuhan memberkati Andre dan istri selama 9 bulan yang mendatang.

          Setelah membaca chart yang Andre berikan, saya mau bertanya dulu sebelum
          memberi komentar:
          1. Sudah berapa lama istri Andre hamil?
          2. Kalau saya boleh menduga, sepertinya kehamilannya sudah dimulai di bulan Juni ?
          Karena kalau saya perhatikan, darah yang keluar di bulan Juli jauh lebih sedikit daripada di bulan2 sebelumnya. Juga karena bulan Juni cycle nya cepat sekali (hanya 24 hari), sebelum darah terlihat kembali.

          Selama masa hamil seperti ini, setiap hari adalah masa kering. Biasanya tidak akan ada lendir yang keluar. Kalau adapun, jumlahnya sangat sedikit. Jika diinginkan, hubungan suami-istri bisa dilakukan kapan saja, tidak ada larangan waktu atau pantangan.

          Mengenai kapan terjadinya kehamilan, masa- masa yang paling kritikal dan sering tidak beraturan adalah masa- masa
          setelah menstruasi, sebelum keluarnya lendir hari pertama. Seringkali kehamilan yang tidak direncanakan terjadi dalam masa- masa ini. Untuk mencegah terjadinya kehamilan di masa ini, istri anda harus benar disiplin dalam mengamati lendir yang keluar. Apalagi kalau lendir yang keluar tidak banyak. Begitu terlihat sedikit saja lendir jernih, masa subur sudah dimulai. Tanda- tanda masa subur adalah apabila lendir yang keluar jernih, lentur (bisa ditarik dengan kedua jari) dan perasaan basah. Begitu satu saja sifat ini terlihat, harus langsung pantang.

          Kalau masa setelah hari puncak (P+ 3), sifatnya lebih bisa dipastikan dan ditentukan. Kalau hubungan suami-istri tidak dilakukan sampai hari ke-4 malam hari, bisa dikatakan tidak akan terjadi kehamilan.

          Di chart yang mendatang, hari di mana dilakukan hubungan suami-istri harus juga dituliskan di dalamnya.

          Saya sangat kagum dengan kesungguhan hati anda dan istri anda dalam melaksanakan Creighton model ini. Chart yang dibuat sangat canggih sekali. Dengan usaha yang sedemikian rupa, kalau memang masih hamil juga, maka saya rasa ini adalah rencana Tuhan. Kadangkala manusia merencanakan, tetapi Tuhan menentukan. Dan kita harus percaya bahwa Tuhan mengetahui yang terbaik bagi kita semua, dan Dia akan setia mendampingi kita.

          Saat ini, harus disyukuri dengan berkat anak yang diberikan. “Anak adalah berkat dari Tuhan ”
          Harus kita syukuri.
          Semoga Tuhan memberkati,

          Salam kasih dalam Kristus Tuhan
          Lia Brownell- katolisitas.org

  13. Syalom Katolisitas,
    Dari penjelasan di atas, ada beberapa hal yang saya kurang mengerti, mohon pencerahannya.
    Dibilang di atas bahwa pada saat menstruasi, jika darah yang keluar banyak (heavy), maka bisa dipastikan itu adalah masa subur? Dikatakan untuk yang menghindari kehamilan untuk berpantang berhubungan pada hari2 itu.
    Bagaimana dengan yang ingin mendapatkan kehamilan? Bolehkah berhubungan pada masa itu, mengingat darah masih terus keluar?
    Terima kasih sebelumnya atas jawaban yang akan diberikan.

    • Shalom Diana,
      Prinsip utamanya adalah, hari- hari subur ditandai dengan keluarnya lendir kesuburan. Nah, seringkali pada masa menstruasi, keluar juga lendir tanda kesuburan ini, yang sifatnya lentur dan bening. Jika ini yang terjadi, maka masa menstruasi itu juga termasuk masa subur. Jika diinginkan kehamilan, dapat diadakan hubungan, dan sebaliknya, tidak berhubungan jika yang diinginkan adalah mencegah kehamilan.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  14. Mohon tanya,

    saya masih bingung dengan teknis pelaksanaan Model Creighton ini. Ada beberapa pertanyaan yang ingin saya ajukan:

    1. Sewaktu mengikuti kursus perkawinan, kami para peserta diberi buku Metode Ovulasi Billings. Apakah Model Creighton = Metode Ovulasi Billings ?

    2. Kebiasaan kaum wanita sehabis buang air kecil: membersihkan (menyiram) bagian intim dengan air, baru mengelapnya dengan tissue. Apakah kebiasaan ini masih bisa dilakukan bila hendak melakukan pengamatan sesuai Metode Creighton, ataukah harus langsung di-lap dengan tissue untuk pengamatan, sebelum bagian intim dibersihkan dengan air ?

    3. Selama ini saya mengira semua lendir yang saya alami adalah (maaf) keputihan, karena seringkali meninggalkan bekas kekuningan di pakaian dalam. Sebelum menikah, saya juga memang sering mengalami keluarnya lendir, kadang banyak, kadang sedikit, yang menurut saya merupakan keputihan. Setelah membaca semua uraian Metode Creighton di atas, saya ragu apakah yang saya alami adalah keputihan atau sesungguhnya hanya lendir alami yang memang dialami semua wanita. Bila saya hendak menjalani KB Alami dengan Metode Creighton, bagaimana saya bisa tahu apakah yang hendak saya amati itu memang lendir serviks dan bukan keputihan ?

    Demikian pertanyaan saya, mohon maaf bila ada kata-kata yang salah.
    Salam.

    • Shalom Kristie,

      1. Metoda Creighton memang mengambil dasarnya dari metoda Ovulasi Billings, karena sama seperti metoda ovulasi Billings, metoda Creighton juga mengamati lendir. Kekhususan dalam metoda Creighton adalah menjabarkan cara pengamatan lendirnya dengan lebih mendetail dan akurat, dan mengidentifikasikan ciri- ciri lendir dan maknanya juga dengan lebih mendetail.

      2. Untuk pengamatan dengan metoda Creighton, pengelapan dengan kertas tissue harus dilakukan setelah buang air kecil (sebelum menyiram dengan air).

      3. Silakan anda mengkonsultasikannya dengan dokter ginekolog anda, untuk mengetahui apakah anda keputihan atau tidak. Namun nampaknya mengeluarkan lendir adalah sesuatu yang normal bagi seorang wanita, dan itulah yang diamati dalam metoda Billings dan Creighton.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  15. Shaloom…Salam Sejahtera, Tuhan beserta kita… Saya mau tanya, yang pertama, mengingat di KATOLIK tidak diperbolehkan KB, lalu apakah berdosa apabila saya menunda kehamilan dengan cara alami seperti mengkonsumsi buah nanas ? Yang kedua saya minta bantuan untuk mencarikan nama anak laki-laki dan perempuan apabila saya punya anak nanti. Yang pasti dengan harapan anak tersebut akan menjadi anak yang taat kepada Allah dan patuh pada orang tua. Terima kasih sebelumnya. Allah Memberkati.

    • Shalom Theresia Niken,

      1. Agaknya pertama- tama anda perlu jujur terhadap diri sendiri, apakah motivasi anda untuk makan nenas, dan anda makan nenas dalam ‘dosis’ yang normal. Sebab tentu jika motivasi untuk sekadar makan buah yang mengandung vitamin C, dan anda makan dengan dosis yang normal, maka tidak ada salahnya makan nanas.

      Namun ceritanya berbeda, jika anda tahu bahwa tubuh anda sensitif terhadap nenas, dan hanya dengan makan sedikit nenas, apalagi jika lebih banyak nenas, maka efeknya dapat menimbulkan keguguran seperti halnya efek morning pill atau jamu peluntur, maka ada hal yang salah di sini.

      St. Thomas Aquinas mengajarkan bahwa untuk menilai suatu tindakan apakah dapat diterima secara moral, ada tiga hal yang harus diperhatikan: 1) obyek moralnya 2) intensi 3) keadaan. Jika ketiganya baik, maka tindakan itu dapat diterima secara moral, jika ada salah satu yang tidak baik, maka tindakan tersebut tidak dapat dibenarkan/ dosa. Nah untuk kasus anda, moral obyeknya: makan nenas, memang nampaknya tidak salah, juga jika dimakan pada waktu yang wajar, misal setelah makan nasi, ini juga tidak salah. Tetapi perlu dipertanyakan jika makan nenas terlalu berlebihan, ataupun dengan intensi/ maksud anda memakan nenas untuk menunda kehamilan, yang notabene adalah mencegah pembuahan atau sebenarnya merupakan pengguguran. Sebab jika demikian, ada yang salah di sini, sehingga tindakan tersebut tidak dapat dibenarkan secara moral.

      Jika anda mempunyai alasan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk menunda kelahiran anak, maka cara yang diijinkan oleh Gereja Katolik adalah KB alamiah, karena cara tersebut tidak memisahkan tujuan hubungan suami istri yaitu untuk mempersatukan suami istri (union) dan membuka kemungkinan kelahiran anak (pro-creation). Sekarang ini metoda KBA juga sudah semakin akurat dan dapat dipelajari, seperti dengan metoda Creighton, silakan klik. Dengan demikian, setiap wanita yang sudah menikah dapat menerapkannya, tanpa perlu makan nenas secara tidak wajar, dengan intensi untuk mencegah kehamilan.

      2. Tentang pencarian nama anak, silakan anda mencari di situs lain, atau silakan melalui pencarian google. Jika anda ingin memilih nama Santa/o, ada baiknya anda membaca dulu riwayat hidup mereka, sehingga kelak dapat anda bagikan kisahnya kepada anak anda. Silakan klik di sini sebagai contohnya, untuk nama Santa/o.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

       

  16. Syalom Tim Katolisitas,

    Sebenarnya ketika membaca artikel ini langsung kepala saya minum Panadol, karena pusing dan tidak mengerti. Tapi di sisi lain saya tetap berusaha menaati pengajaran Gereja Katolik yang tidak boleh menggunakan KB.
    Kebetulan saya juga sudah menikah. Yang ingin saya tanyakan bagaimana melakukan hubungan intim tanpa menghasilkan seorang anak ? Nah metode yang saya lakukan, saya hanya melakukan penghitungan 14 hari sejak istri saya datang bulan. Apakah ini akurat ? kebetulan datang bulan istri saya tiap 3 minggu. Jadi seperti ini :

    ( Dianggap datang bulannya tanggal 1 mulai dan selama 7 hari dia datang bulan serta sperma dapat bertahan selama 3 hari ).

    Berarti saya bisa melakukan hubungan intim hanya tanggal 8,9,10 dan 11 saja. Apakah ini akurat ?

    Kenapa hanya tanggal 11 ? karena kalau 11 + 3 ( masa sperma bisa hidup di kandungan’kan 3 hari, ) = 14, jadi kalau saya melakukan senggama pada tanggal 11, berarti sperma bertahan sampai tanggal 14 & tanggal 15 sudah memasuki masa subur. Apakah betul perhitungan saya ini ?

    Terima kasih atas tanggapannya

    TUHAN YESUS MEMBERKATI & BUNDA MARIA selalu menuntun anda pada putraNYA

    TUHAN YESUS MEMBERKATI & Bunda Maria selalu menuntun anda pada putraNYA

    • Kepada Budi Darmawan,

      Pertama-tama, saya mau bersyukur akan kerendahan hati saudara untuk mencoba mengikuti kehendak Gereja Katolik dalam urusan suami-istri ini. Terus terang, hal ini bukan sesuatu yang mudah.

      Sebagai orang Katolik, kita percaya bahwa Tuhan berbicara melalui GerejaNya. Karenanya, apa yang menjadi hukum Gereja perlu kita terima dengan rendah hati sebagai kehendak Tuhan untuk umatNya. Walaupun kadang kala sulit untuk diterapkan, bukan berarti tidak mungkin. Malahan, kalau kita berusaha menerapkannya dengan segenap hati, anugerah yang kita terima sangat berlimpah. Bukan hanya akan membantu menguatkan perkawinan, tetapi juga mendekatkan kita kepada Tuhan. Dengan kata lain, Metode Alamiah melalui Creighton Model ini akan membantu pasangan suami-istri untuk hidup dalam kekudusan dan cinta kasih yang sejati. Sang suami bisa lebih mengerti keadaan tubuh istrinya dengan seksama, komunikasi/pengertian/rasa saling menghormati di antara suami-istri akan sangat ditingkatkan.

      Sebelum saya menjawab pertanyaan anda, saya akan mencoba menjelaskan sekali lagi Creighton Model ini dengan sesingkat-singkatnya. Walaupun kelihatannya kompleks, sebenarnya pedomannya singkat saja: “Untuk menghindari kehamilan, jangan melakukan hubungan di saat subur, artinya: saat di mana lendir mulai terlihat, sampai 3 hari setelah hari puncak”.

      Sebelum saya membicarakan segi tehnik dari Creighton Model, ada beberapa kondisi yang harus dilakukan supaya penerapan Creighton Model ini bisa sukses dan memberikan hasil seperti yang diharapkan:

      1. Penerapan Creighton Model ini adalah upaya suami-istri sepenuhnya. Kedua belah pihak harus setuju akan tujuan dan pelaksanaannya. Sang istri harus rajin mengamati dan mencatat hasil penilaian setiap hari; sang suami harus mau menghormati, mendengarkan istrinya dan benar2 mengikuti hasil analisa setiap hari.

        2. Pencatatan harus dilakukan dengan serajin mungkin, setiap hari.
        Setiap kali sang istri buang air kecil, dia harus menganalisa dengan kertas tisiu. Hasil pengamatan yang dicatat ditabel adalah keadaan yang paling subur dari pengamatan sepanjang hari, sampai waktu terakhir sebelum tidur.

        3. Tabel pengamatan terdiri dari dua kolom: hari dan keadaan lendir. Hari pertama adalah hari pertama datang bulan (hari di mana darah merah keluar banyak). Umumnya, siklus datang bulan berulang setiap 26-28 hari. Tentu saja siklus ini berbeda untuk setiap wanita, dari bulan ke bulan.

        4. Jenis lendir kesuburan yang PALING SUBUR dan sangat berpotensi untuk menyebabkan kehamilan adalah:

        a. Bening, seperti putih telur. Label: ‘C’ (-Clear)

        b. Lengket, lendir bisa ditarik di antara jari telunjuk dan jempol sampai +/- 2.3 cm. Label: ‘10’ (-Stretchy, minimum 2.3 cm)

        c. Basah, berlendir banyak sampai harus dihapus dengan tisiu minimum 2x.
        Label: ‘L’ (-Lubricative)
        Dalam pengamatan, apabila salah satu keadaan kesuburan ini terpenuhi, JANGAN dilakukan hubungan suami-istri, supaya tidak terjadi kehamilan.
        Anda harus juga mencatat berapa kali lendir ini terlihat sepanjang hari, misalnya: 1X, 2X, 3X, atau AD (artinya ‘All Day’- 4X atau lebih).

        5. Hubungan sebaiknya dilakukan di malam hari sebelum tidur, supaya memastikan keadaan lendir sepanjang hari dipantau dengan seksama. Hubungan di pagi/siang hari bisa dilakukan kalau memang pasti sedang dalam masa kering.

        6. Setelah melakukan hubungan, sang istri sebisanya harus mengeluarkan semua sperma dengan mengedan (seperti kalau mau buang air besar) selama 3X di toilet. Hal ini dilakukan supaya cairan sperma tidak salah diartikan dengan cairan lendir biasa.

        7. Creighton Model benar2 berdasarkan pada pengamatan lendir. Kadang2 keadaan lendir bulan yang satu bisa lain dengan bulan berikutnya; tergantung keadaan wanita tersebut, misalnya: stress, kurang tidur, dsb. Karenanya tidak ada rumusan matematika yang bisa memastikan keadaan kesuburan, masa puncak, dlsb. Misalnya: untuk siklus datang bulan 28 hari, TIDAK BISA dipastikan bahwa hari-14 adalah masa puncak. Anda harus benar-benar mengamati keadaan lendir dengan seksama untuk bisa mengetahui kepastiannya.

        8. Harus diperhatikan bahwa, kadang-kadang lendir sudah mulai keluar di saat darah menstruasi masih keluar. Ini artinya masa subur sudah dimulai.

        9. Walaupun sepertinya awalnya kompleks, tetapi setelah dijalani menjadi kebiasaan yang rutin dan cukup mudah untuk diterapkan.

          Secara garis besar, berikut adalah cara untuk menganalisa lendir dengan cara Creighton Model untuk MENGHINDARI KEHAMILAN:

          1. Masa Selagi Datang Bulan

            a. Dari hari pertama datang bulan (artinya hari pertama darah merah banyak keluar; label: ‘H’-heavy) sampai dengan hari dimana darah keluar medium jumlahnya (label: ‘M’-medium) >>> JANGAN berhubungan.

            b. Hari dimana sedikit darah keluar (label: ‘L’-light; atau ‘VL’-very light)
            >>> BOLEH berhubungan; sampai hari pertama keluar lendir. Lendir ini biasanya dimulai dengan yang warnanya kuning/putih dan berubah menjadi bening, lengket, dan lubrikatif. Kalau anda mau mencegah kehamilan, saat pertama lendir keluar, walaupun sifatnya belum terlalu subur (bukan termasuk kategori lendir subur sekali seperti 4a,b,c di atas), JANGAN berhubungan.
            Contohnya: Untuk wanita dengan siklus 28 hari, dan datang bulan selama 6 hari, biasanya hari ke-4 sudah termasuk ‘L’ atau ‘VL’. Lendir biasanya mulai keluar sekitar hari ke 6-8.

            2. Masa Keluarnya Lendir (Masa Subur)

              Untuk menghindari kehamilan, selama masa keluar lendir, JANGAN berhubungan. Perlu diperhatikan, bahwa kadang-kadang lendir bisa keluar di saat masa menstruasi masih berjalan (biasanya di akhir masa menstruasi)>> Hari itu sudah dimulailah masa subur.

              3. Hari Puncak

                Hari terakhir di mana (minimum) salah satu dari tanda-tanda lendir kesuburan yang paling subur seperti di atas (4a, b, c) terlihat. Label hari puncak: ‘P’. >>JANGAN berhubungan.

                4. Hari Puncak +1, 2, 3

                  Ini artinya 3 hari setelah hari puncak. Walaupun lendir tidak terlihat, ini masih termasuk masa subur. Label: ‘1’, ‘2’, ‘3’. >> JANGAN berhubungan.

                  5. Masa Kering

                    Hari ke-4 setelah hari puncak (di AKHIR HARI), sampai datang bulan berikutnya .>> BOLEH berhubungan.

                    Pertanyaan yang harus dijawab untuk menerapkan Creighton Model:

                    1. Berapa lama siklus menstruasi anda?

                    2. Selama masa menstruasi, hari keberapa dimana darah yang keluar hanya sedikit saja? Untuk mencegah kehamilan, hari-hari di mana sedikit darah keluar >> BOLEH berhubungan.

                    3. Hari keberapa di mana lendir mulai terlihat? Maksudnya: lendir dengan keadaan apapun juga. Untuk mencegah kehamilan, MULAI PANTANG >> JANGAN berhubungan.

                    4. Kapankah hari TERAKHIR di mana terlihat minimum salah satu dari tanda lendir kesuburan yang paling subur? Maksudnya: HARI PUNCAK. Untuk mencegah kehamilan, TETAP PANTANG >> JANGAN berhubungan.

                    5. HARI PUNCAK + 3 HARI berikutnya, jatuh pada hari ke berapa? Untuk mencegah kehamilan, TETAP PANTANG >> JANGAN berhubungan.

                    6. Kapankah mulai masa kering? Maksudnya: AKHIR hari ke-4 setelah masa puncak) >>>> BOLEH BERHUBUNGAN sampai hari ke-1 siklus menstruasi bulan berikutnya.

                      Pertanyaan anda:

                      Nah metode yang saya lakukan, saya hanya melakukan penghitungan 14 hari sejak istri saya datang bulan. Apakah ini akurat ? kebetulan datang bulan istri saya tiap 3 minggu. Jadi seperti ini :

                      ( Dianggap datang bulannya tanggal 1 mulai dan selama 7 hari dia datang bulan serta sperma dapat bertahan selama 3 hari ).

                      Berarti saya bisa melakukan hubungan intim hanya tanggal 8,9,10 dan 11 saja. Apakah ini akurat ?

                      Kenapa hanya tanggal 11 ? karena kalau 11 + 3 ( masa sperma bisa hidup di kandungan’kan 3 hari, ) = 14, jadi kalau saya melakukan senggama pada tanggal 11, berarti sperma bertahan sampai tanggal 14 & tanggal 15 sudah memasuki masa subur. Apakah betul perhitungan saya ini ?

                      Jawaban saya:

                      Perhitungan 14 hari seperti yang anda jelaskan ini, sifatnya riski sekali dan menurut saya tidak akurat. Creighton Model ini benar-benar mengamati kondisi lendir rahim seorang wanita. Sifatnya tidak bisa dirumuskan dengan rumus matematika. Untuk menerapkannya dengan akurat, kita harus benar2 mengamati dan mempelajari kondisi lendir rahim wanita itu sendiri. Wanita yang satu sifatnya berbeda dengan wanita yang lain, tidak bisa disamakan atau dirumuskan.

                      Anda menuliskan bahwa siklus istri anda hanya 21 hari. Ini sepertinya singkat sekali. Apakah selalu konsisten 21 hari setiap bulan?

                      Anda juga menuliskan bahwa istri anda datang bulannya selama 8 hari, ini sepertinya lama sekali dengan siklus 21 hari. Hari-hari keberapa di mana darah yang keluar hanya sedikit saja? Hari-hari ini anda sudah boleh berhubungan, apabila tidak ada lendir yang keluar. Ingatlah, bahwa setelah berhubungan, istri anda harus berusaha sedapat mungkin mengeluarkan semua sperma, dengan mengedan selama +/- 3 kali.

                      Kapankah lendir rahim mulai keluar? Hari ini mulai masa pantang, jangan berhubungan sampai 3 hari setelah hari Puncak.

                      Di akhir hari ke-4 setelah hari Puncak, mulailah masa kering. Hubungan suami-istri bisa dimulai kembali, sampai hari ke-1 menstruasi di bulan berikutnya.

                      Harus diperhatikan bahwa, kadang-kadang lendir sudah mulai keluar di saat darah menstruasi masih keluar. Ini artinya masa subur sudah dimulai. Jangan berhubungan, apabila anda ingin menghindari kehamilan.

                      Semoga saran saya bisa membantu anda dan istri anda dalam menerapkan Creighton model ini dengan lebih baik. Terima kasih untuk pertanyaannya.

                      Semoga Tuhan memberkati,
                      Lia Brownell

                  1. saya ada pertanyaan lagi

                    saya baru ngeh kalo ada kriteria lubrikatif dan lentur. Tapi kalo saya baca, dibilang lentur kalo bisa mulur minimal 0.5 cm nah dalam hal ini apa bukan semua lendir itu lentur ? kalau semua lendir itu lentur berarti semua lendir itu subur. kalau betul logika saya maka kalau tujuannya itu kontraseptif cukup mengamati ada tidaknya lendir dan baru mengamati detailnya waktu menginginkan kehamilan.

                    • Shalom Anonymous,
                      Jika anda pernah menggunakan metoda Creighton untuk mengamati lendir, maka anda akan mengetahui bahwa memang terdapat perbedaan fisik antara cairan yang encer, lendir yang licin ataupun yang sangat lengket pada kertas tissue, sehingga tidak memungkinkan untuk diambil dengan jari; namun ada pula lendir yang dapat mulur sampai lebih dari 0.5 cm. Kondisi lendir pertamayang lengket itu tidak subur, sedangkan lendir yang mulur itu subur. Ya, prinsipnya, jika untuk alasan yang dapat dipertanggungjawabkan pasangan tidak menginginkan kehamilan, maka dapat dihindari hubungan seksual pada masa subur; sedangkan jika diinginkan kehamilan, silakan diperhatikan masa suburnya.

                      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
                      Ingrid Listiati- katolisitas.org

                      • ada teman yang mengamati dan hasilnya sebagai berikut:
                        #1 H
                        #2 M
                        #3-4 L
                        (ada kekosongan selama bbrp hari karena kesibukan sehingga tidak sempat mengamati)
                        #17 10Cx2
                        #18 10Cx4
                        #19 4Sx1
                        #20 0 AD
                        #21-23 4S (ada yg sekali atau 2x) [menurut dia ini lendir sama sekali tidak lentur, warnanya mengkilat]

                        Nah pertanyaan saya, apa ini normal ? masa puncak berarti pada hari ke 18 bukan dan mulai hari ke 22 malam sudah masuk masa tidak subur khan, tapi kok masih ada lendir mengkilatnya ya ? dan bukan kering sepanjang hari. (pengamatan itu untuk bulan ini, jadi masih berjalan)

                        • Dear Anonymous,

                          Kalau dari yang saya pelajari, lendir mengkilat di hari ke 21-23 yang tidak lentur sama sekali itu, sepertinya lendir yang tidak bisa diambil dengan jari. Ini berarti termasuk masa kering. Kadang-kadang lendir mengkilat seperti ini bisa terlihat di masa kering.

                          Semoga membantu,
                          Maria Brownell

                  2. Bu Inggrid yth,

                    Saya seorang suami usia 30 th, saya memiliki profesi sebagai konsultan sistem informasi untuk bisnis sekaligus sebagai konsultan teknik bangunan. Istri saya berusia 30 tahun juga dan berprofesi sebagai dokter yang bekerja di sebuah rumah sakit katholik. Terus terang pekerjaan saya tidak mempunyai waktu yang tetap. Begitu pula istri saya malah dalam satu minggu bisa bekerja hingga 70 jam! Kami sekarang mempunyai 3 orang anak. Dan memang mengasuhnya pun sudah merupakan kerepotan tersendiri. Dalam ikatan perkawinan, ‘jadwal’ hubungan suami istri praktis sangat sulit ditetapkan jika mengikuti irama tubuh istri (dalam hal ini siklus kesuburannya) seperti telah diuraikan di atas. Lantas kami memutuskan menggunakan salah satu alat kontrasepsi eksternal (kondom). Dulu pernah istri saya menggunakan IUD, tapi setelah kelahiran anak kedua hingga ketiga saat ini tidak memakai IUD lagi.

                    Pertanyaan saya, dari konsep berkeluarga berdasarkan atas iman Katholik, apa yang menjadi kekurangan antara saya dan istri? Apakah kami bersalah dengan metode kontrasepsi ini, ataukah karena pekerjaan salah satu diantara kami yang keliru?

                    Sebagai catatan, sebenarnya dengan istri tidak bekerja pun, penghasilan rumah tangga sudah dapat mandiri dan berkecukupan. Akan tetapi karena istri saya berprofesi sebagai dokter, dia juga ingin mengembangkan kemampuan dan beraktualisasi dalam pekerjaannya.

                    Atas saran dan tanggapan Ibu saya ucapkan terima kasih.
                    Salam dalam damai Kristus.

                    • Shalom Antonius,

                      Ya, saya memahami bahwa mengasuh 3 orang anak, terutama jika masih kecil-kecil, merupakan kerepotan tersendiri. Suatu kerepotan yang sesungguhnya menguduskan dan memurnikan hubungan suami istri, karena anda berdua semakin dibawa kepada penghayatan kepada panggilan hidup berkeluarga, yang memang melibatkan kasih yang rela berkorban satu sama lain, dan berkorban juga bagi buah hati anda, sebagaimana Allah telah berkorban bagi kita anak- anak-Nya.

                      Kasih sejati yang total antara Allah kepada anak-anak-Nya, atau kasih Kristus kepada Gereja-Nya inilah yang harusnya digambarkan oleh setiap pasangan suami istri.Oleh karena itu Gereja Katolik -berdasarkan Kitab Suci dan Tradisi Suci- tidak membenarkan apapun bentuk penggunaan kontrasepsi, yang merupakan bentuk ‘pengkondisian’ kasih, sehingga kasih persatuan suami istri tidak lagi total namun terhalang ataupun terbuang. Silakan anda membaca artikel Humenae Vitae itu benar!, silakan klik, untuk melihat dasarnya mengapa Gereja Katolik mengajarkan demikian.

                      Kembali ke masalah anda, maka apapun kondisinya, penggunaan alat kontrasepsi tidaklah dibenarkan menurut ajaran Gereja Katolik. Untuk hal ini memang diperlukan keterbukaan dan ketulusan hati anda berdua sebagai pasangan untuk mendiskusikannya, bagaimana anda berdua melaksanakan kehendak Tuhan dalam menjalani kehidupan perkawinan, secara khusus yang berkenaan dengan hubungan seksual. Selain itu, hal yang tidak kalah penting adalah, bagaimana anda sebagai orang tua melaksanakan tugas yang dipercayakan oleh Tuhan kepada anda berdua, seperti yang dituliskan di Katekismus ini:

                      KGK 2221 Kesuburan cinta kasih suami isteri tidak hanya terbatas pada kelahiran anak-anak; ia juga harus mencakup pendidikan kesusilaan dan pembentukan rohaninya. Pendidikan oleh orang-tua "begitu penting, sehingga menjadi hampir tidak mungkin untuk digantikan" (Gravissimum Educationis 3). Hak maupun kewajiban orang-tua untuk mendidik bersifat hakiki (Bdk. Familiaris Consortio 36).

                      KGK 2225 Oleh rahmat Sakramen Perkawinan, orang-tua mendapat kewajiban dan kehormatan untuk menyampaikan Injil kepada anak-anaknya. Mereka sebagai "pewarta iman pertama" (Lumen Gentium 11) harus secepat mungkin mengantar anak-anaknya masuk ke dalam misteri iman, dan sudah membiasakan mereka sejak usia anak-anak kepada kehidupan Gereja. Cara hidup di dalam keluarga, dapat membentuk sikap mental, yang selama hidupnya di kemudian hari menjadi prasyarat dan penopang bagi iman yang hidup.

                      KGK 2226 Pendidikan iman oleh orang-tua sudah harus mulai sejak usia anak-anak. Ia mulai dengan kebiasaan, bahwa anggota-anggota keluarga saling membantu, supaya dapat tumbuh di dalam iman melalui kesaksian hidup yang sesuai dengan Injil. Katekese keluarga mendahului semua bentuk pelajaran iman yang lain, menyertainya dan memperkayanya. Orang-tua menerima perutusan untuk mengajar anak-anaknya berdoa dan mengajak mereka menemukan panggilan mereka sebagai anak-anak Allah (Bdk. Lumen Gentium 11). …

                      Saya mengajak anda mendiskusikannya dengan istri anda, tentang penugasan di atas yang anda terima dari Tuhan, pada saat anda mengucapkan janji perkawinan di hadapan-Nya. Memang harus diakui di banyak keluarga di tanah air, terdapat keadaan yang tidak memungkinkan dari segi ekonomi, sehingga ibu terpaksa harus turut bekerja. Namun jika kondisi anda tidak demikian, seharusnya keputusan ada di tangan anda berdua. Anda perlu memikirkan, bagaimana anda melaksanakan tugas kewajiban anda untuk mendidik anak-anak ini, jika anda berdua sibuk dengan pekerjaan anda sendiri. Sedangkan anak- anak membutuhkan bimbingan dan pendidikan dari anda, terutama yang berhubungan dengan rohani dan iman. Peran ini tidak dapat digantikan oleh oma dan opa, apalagi oleh pembantu rumah tangga. Hal mendidik dalam hal iman dan kerohanian, serta pembentukan karakter, adalah tugas orang tua. Selayaknya anda mendiskusikannya dengan sungguh-sungguh bersama istri anda agar anda berdua dapat lebih mempunyai komitmen untuk melaksanakan hal ini, demi kasih anda kepada Tuhan yang telah lebih dahulu mengasihi dan memberkati anda berdua.

                      Maka silakan anda berdua mengusahakan untuk sedapat mungkin meluangkan waktu untuk anak-anak secara rutin, untuk mengajari mereka berdoa, membacakan cerita Injil/ kisah Kitab Suci, untuk membina hubungan yang baik dan akrab dengan anak-anak dan juga untuk mendidik dan mengkoreksi mereka jika mereka membuat kesalahan. Jika anda berdua telah memiliki komitmen yang lebih besar untuk meluangkan waktu bagi keluarga dan anak-anak setiap harinya, maka segala hal yang lain, termasuk mengatur "jadwal" hubungan suami istri, akan terjadi dengan lebih natural, sehingga tidaklah diperlukan lagi alat- alat kontrasepsi yang memang secara hakiki tidak menunjukkan bentuk kasih yang saling memberi dengan total dan tulus.

                      Semoga Tuhan Yesus semakin menguduskan cinta kasih anda berdua sebagai suami istri.

                      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
                      Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org

                       

                  3. Berarti kalau kering belum tentu nggak subur ya ?
                    Dan berarti secara kedokteran, fase yang tidak subut itu adalah fase Luteal, apa betul begitu ?
                    Bagaimana dengan keadaan istri sedang menyusui ?

                    Lalu saya sempat baca2 soal ovulasi, apa benar periode ovulasi itu pada masa puncak ? kalau betul kenapa pada masa H, M bahkan masa kering pun subur ya ?

                    • Kepada Anonymous,

                      Berikut adalah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan anda.

                      Pertanyaan 1: Berarti kalau kering belum tentu nggak subur ya ?

                      Pengertian anda benar bahwa masa kering belum berarti masa tidak subur.
                      Dengan kata lain, masa kering bisa berarti subur, bahkan subur sekali.
                      Semuanya tergantung dari KAPAN masa kering itu terjadi.
                      Secara garis besar di dalam siklus menstruasi normal/regular, masa kering dapat terbagi dalam 3 kategori:
                      Masa kering sesaat setelah haid/menstruasi
                      Biasanya hanya sekedar 1 -3 hari setelah tidak ada darah keluar
                      (sekitar hari ke 5-7, setelah hari pertama darah merah keluar)
                      Ini adalah masa TIDAK SUBUR

                      Masa kering sesaat setelah hari puncak (peak/P day)
                      Total 3 hari setelah ‘P’ hari. 3 hari ini dinamakan P + 1,2,3
                      3 hari ini dihitung sebagai masa SUBUR SEKALI. Seringkali yang keluar bukan berupa mukus (karenanya sering disalahartikan dengan masa kering), melainkan berupa cairan encer jernih. Cairan jernih ini adalah tanpa kesuburan pada puncaknya.

                      Masa kering sesaat setelah P+1,2,3, dimulai di MALAM hari ke-4 setelah hari puncak (Peak/P day) sampai siklus menstruasi berikutnya.
                      Ini adalah masa TIDAK SUBUR

                      Definisi ‘kering’ itu sendiri adalah apabila menggunakan tissue untuk me-lap:
                      Tidak ada mukus yang bisa diambil dengan jari dari tissue.
                      Tidak ada mukus yang tersisa di tissue atau celana dalam.
                      Tidak lubrikatif (terasa ‘perat’ kalau di-lap / bukan licin, sehingga tidak usah di-lap untuk kedua kalinya).

                      Pertanyaan 2: Fase Luteal?

                      Fase luteal adalah masa/ hari-hari setelah terjadinya ovulasi, sampai pada periode mestruasi berikutnya. Biasanya ini terjadi sekitar 14 hari, namun bisa berbeda- beda antara satu wanita dengan wanita yang lain. Melihat keterangan di atas, maka benar. Bahwa masa luteal tidak sama dengan masa tidak subur. Sebab 1-3 hari sesudah ovulasi, baru terjadi hari puncak, dan sesudahnya masih harus ditambah 3 hari lagi (P +1,2,3), dan baru pada malam hari ke-4 dimulai masa tidak subur sampai periode menstruasi berikutnya.

                      Pertanyaan 3: Bagaimana dengan keadaan istri sedang menyusui ?

                      Teori ‘Creighton’ ini juga berlaku untuk wanita yang sedang menyusui. Secara garis besar, tidak ada perbedaan penerapan teori ini di antara wanita yang menyusui atau tidak, selama siklus menstruasi sudah kembali berjalan secara teratur.

                      Walaupun demikian, ada beberapa hal khusus yang dialami oleh wanita yang menyusui. Hal ini adalah masa di antara melahirkan sampai saat kembalinya siklus menstruasi yang regular.
                      Saya akan membagi penjelasan lebih lanjut ke dalam dua(2) kategori:

                      1. Untuk wanita yang menyusui bayinya 100% di 3 bulan pertama
                      Apabila wanita menyusui bayinya 100% tanpa bantuan susu botol/makanan bayi lain sedikitpun, siklus menstruasi biasanya akan kembali SESUDAH 3 bulan pertama. Masa 3 bulan pertama ini adalah masa TIDAK SUBUR, dan kering (tanpa mukus sedikitpun).
                      Setelah 3 bulan pertama sampai kembalinya siklus menstruasi adalah masa yang sangat kritis. Ini adalah masa transformasi dari masa tidak subur dan kering, ke siklus menstruasi yang regular. Kadangkala menstruasi dapat langsung kembali di akhir bulan ke-3, tetapi kadangkala tidak kembali sampai bulan ke-5 atau lebih. Hal ini dikarenakan oleh adanya faktor menyusui, dimana hormon progesteron dan estrogen bekerja keras untuk memproduksi susu bayi. Karenanya, seringkali terjadi ketidaktentuan akan tanda-tanda kesuburan yang biasanya ada di siklus menstruasi regular. Misalnya, selama siklus menstruasi belum datang kembali, ovulasi dapat saja sudah mulai berjalan. Dengan kata lain, ovulasi bisa mulai berjalan di akhir bulan ke-3, tetapi tidak ada darah yang keluar. Mukus pun tidak selalu keluar. Masa kering bisa tetap berlanjut, tetapi bukan berarti tidak subur (karena ovulasi sudah mulai berjalan). Karenanya, apabila hubungan suami-istri dilakukan di saat masa transformasi ini, bisa saja terjadi kehamilan kembali.
                      Saya anjurkan, apabila ‘menghindari kehamilan’ adalah yang direncanakan; sebaiknya suami dan istri ‘abstain’/’pantang’ dan tidak melakukan hubungan suami-istri selama masa transformasi ini. Jangan menganggap bahwa masa kering pada waktu transformasi ini adalah masa tidak subur.
                      Biasanya, tidak lama setelah bayi mulai makan makanan yang lain (tidak hanya 100% tergantung dari susu ibu saja), ovulasi pun akan mulai berjalan kembali; yang kemudian diikuti oleh siklus menstruasi yang regular.

                      2. Untuk wanita yang TIDAK menyusui bayinya 100% di 3 bulan pertama
                      Apabila wanita tidak sepenuhnya menyusui (100%), masa ovulasi biasanya akan kembali SEBELUM 3 bulan pertama. Dengan demikian, menstruasi pun akan kembali regular jauh lebih awal daripada dibandingkan dengan wanita yang menyusui bayinya 100%.

                      Apabila anda menginginkan saya untuk menjawab pertanyaan anda dengan lebih spesifik lagi, saya harus mengetahui beberapa keterangan lebih lanjut sehubungan dengan keadaan istri anda:
                      Berapa umur bayi anda?
                      Kalau umur bayi anda kurang dari 3 bulan, apakah istri anda menyusui sepenuhnya (100%) atau ditambah dengan susu botol?
                      Apakah bayi anda memakai dot/empeng untuk menenangkan diri (misalnya kalau sedang menangis, dll) ?
                      Apakah bayi anda makan makanan lainnya, seperti makanan bayi, atau semuanya dari air susu ibu?
                      Apakah siklus menstruasi sudah berjalan kembali? Apakah darah yang keluar jumlahnya kurang lebih sama dengan darah yang keluar di menstruasi biasa?

                      Pertanyaan 4: Apa benar periode ovulasi itu pada masa puncak ?

                      Tepat hari di mana ovulasi terjadi BELUM TENTU SAMA dengan hari puncak (Peak/P day). Seringkali ovulasi terjadi sekitar 1-3 hari sebelum hari puncak. Berapa wanita mengalami sakit di perut bawah bagian kiri atau kanan pada saat ovulasi, selama 1-2 hari. Namun jika sakit ini terjadi, bukan berarti itu adalah hari puncak, karena hari puncak terjadinya 1-3 hari setelah ovulasi (hari terakhir mengalami sakit/ pegal di perut bagian bawah tersebut).

                      Hari puncak adalah HARI TERAKHIR di mana adanya tanda ‘tipe mukus yang subur’ (Peak-type mucus). Tipe mukus yang subur adalah jenis mukus yang
                      1. jernih (clear)
                      2. lentur (2.5 cm atau lebih) atau
                      3. banyak/lengket/licin (lubricative). Cirinya adalah: diperlukan untuk me-lap dengan tissue lebih dari satu(1) kali, sampai mukus benar-benar bersih.

                      Apabila mukus yang keluar memenuhi persyaratan satu(1) saja di antara tiga(3) tanda tersebut, mukus ini sudah dianggap ‘tipe mukus yang subur’.

                      Perhitungan masa puncak adalah perhitungan hari puncak (Peak/P day) ditambah 3 hari berikutnya (P+1,2,3). Selanjutnya, masa TIDAK SUBUR dihitung di MALAM hari ke-4, sampai menstruasi berikutnya.

                      Masa H dan M dapat menjadi masa subur, karena adakalanya pada saat itu terdapat mukus juga (walaupun mungkin tercampur dengan darah, sehingga agak sulit diamati), dan keberadaan mucus inilah yang dapat memfasilitasi kehidupan sperma, sehingga dapat terjadi kehamilan, jika hubungan dilakukan pada masa tersebut. Demikian pula pada masa kering, seringkali wanita ‘merasa’ kering, karena mukusnya terlalu encer, namun ini bukan tanda bahwa tidak subur, seperti yang telah dijelaskan pada jawaban pertanyaan no. 1.

                      Semoga jawaban-jawaban saya cukup membantu saudara. Apabila ada hal-hal yang kurang jelas, boleh ditanyakan kembali. Semoga Tuhan memberkati.

                      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
                      Maria (Lia) Brownell – http://www.katolisitas.org

                      • Dear katolisitas,

                        Anak saya sekarang berumur 2 bulan, minumnya kombinasi ASI dan susu formula karena produksi istri saya masih belum mencukupi, kami nggak ngasih empeng ke anak kami tapi dia inisiatif gigit tangannya sendiri. Bagaimana penerapan metoda ini di kondisi tersebut ?

                        • Hallo Andre,

                          Terima kasih untuk pertanyaan dan komitmennya dalam mengikuti metode Creighton.

                          Sehubungan dengan menyusui, sebenarnya yang paling ideal adalah kalau istri anda menyusui total (100% ASI) selama 3-4 bulan pertama. Mengenai masalah kurang air susunya, sepengetahuan saya (berdasarkan pengalaman sendiri dan banyak orang) suplai air susu ibu itu sifatnya seperti ‘supply dan demand’ di hukum ekonomi. Keadaan banyaknya air susu tergantung dari seringnya bayi menyusui. Semakin seringnya bayi mencoba menyusui, semakin banyaknya jumlah air susu yang tersedia. Tentu saja faktor luar seperti banyak minum, dan istirahat, sangat membantu dalam persediaan air susu.

                          Dalam hubungannya dengan Creighton model, apabila ibu menyusui 100% selama 3 bulan pertama, maka 56 hari setelah kelahiran bisa dianggap masa kering. Biasanya masa ini tidak ada lendir yang keluar sedikitpun. Segala hormon wanita yang ada semuanya sedang bekerja sepenuhnya untuk memproduksi susu. Dengan demikian, hubungan suami-istri yang dilakukan selama 56 hari pertama ini tidak akan menyebabkan kehamilan lagi.

                          Setelah 56 hari, apabila anda ingin mencegah kehamilan, pasangan dianjurkan untuk abstain (pantang) sampai siklus menstruasi datang kembali. Biasanya menstruasi akan datang kembali setelah 3 atau 4 bulan. Kalau menstruasi belum datang, bukan berarti bisa dianggap masa kering (kecuali di masa 56 hari pertama).

                          Dalam keadaan istri anda yang tidak 100% menyusui, kalau anda ingin menghindari kehamilan, saya usulkan untuk abstain (pantang), sampai siklus menstruasi datang kembali. Biasanya untuk wanita yang menggunakan kombinasi ASI dan susu formula, siklus menstruasi akan datang lebih cepat. Setelah menstruasi kembali berjalan, peraturan Creighton yang seperti biasanya bisa dilakukan kembali.

                          Semoga jawaban ini bisa membantu Andre dan istri Andre.

                          Semoga Tuhan memberkati,
                          Lia Brownell – katolisitas.org

                  4. Pengasuh situs katolisitas yg terkasih, sy mau menanyakan ttg. metode keluarga berencana alami (KBA) sbg satu-satunya cara pencegahan kehamilan / pengaturan jumlah anak yg diperbolehkan oleh gereja katolik. Sy punya teman yg masih katekumen,udah berkeluarga dan punya bbrp anak,masih muda usia,menjelang 30,ia gak mau punya anak lagi,dokter menyarankan sterilisasi,tp kan tindakan tsb dilarangkan? Tolong dijelaskan secara rinci ttg cara-cara KBA agar dapat sy teruskan ke ybs. TQ atas kesediaan pengasuh untuk menjawab pertanyaan sy. GBU

                  5. [Dari Admin Katolisitas: Pertanyaan ini dipindahkan dari artikel lain ke artikel di atas, sehubungan dengan topik KB Alamiah]

                    Bpk. Stef, Ibu Ingrid, dan pengurus situs katolisitas yang baik.

                    Saya seorang Katolik, umur 46 tahun. Istri seorang Protestant.
                    Sebelumnya kami mempraktekkan KB alami. Dan inilah cerita lucu kami.
                    Tadi nya kami merencanakan 2 atau 3 anak saja tapi kenyataannya anak kami sudah 5 orang.
                    Anak ke 3 dan ke 4 bisa lahir karena salah hitung masa subur. Anak ke 5 bisa lahir, karena haid istri tidak teratur.

                    Sejak anak kelima lahir 3 tahun yal, istri sudah kapok untuk hamil lagi. Karena alasan haid tidak teratur, istri mewajibkan pakai kondom. Kalau tidak pakai kondom, istri tidak mau berhubungan.

                    Dari pembahasan topik disini, saya berkesimpulan bahwa :
                    KB alamiah digunakan untuk membatasi kelahiran anak, tetapi masih membuka peluang kepada Tuhan berkarya untuk kelahiran anak.
                    Kalau KB kontrasepsi, sudah menghalangi Tuhan untuk kelahiran anak.

                    Dalam kasus saya, dengan alasan haid istri tidak teratur dan kami memang sudah tidak mau punya anak lagi, maka KB kontrasepsi yang kami jalankan.

                    Apakah bu Ingrid ada saran atau pendapat lain ?

                    Terima kasih sebelumnya.

                    • Shalom Dharma,
                      Gereja Katolik melalui Humanae Vitae memang tidak membenarkan pemakaian alat kontrasepsi. Silakan anda membaca terlebih dahulu artikel di atas, silakan klik, karena sesungguhnya metoda Creighton dapat anda terapkan pada kasus istri anda yang mempunyai siklus tidak teratur. Dengan demikian, anda dapat menjalankan kehidupan perkawinan yang lebih sesuai dengan ajaran Gereja Katolik. Selamat menerapkan metoda Creighton ini dan semoga ikatan kasih anda dan istri semakin dikuatkan.

                      Selamat Tahun Baru untuk anda dan seluruh keluarga.

                      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
                      Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org

                  Comments are closed.