Bacaan: Mat 16: 13-21

Renungan:

Yesus sendiri mengajukan pertanyaan tentang identitas diri-Nya, dengan demikian mengajarkan kepada para murid-Nya untuk memberikan pengungkapan yang lain dari, Apakah yang harus kulakukan? Mengapa penting bahwa pertanyaan tersebut diubah? Sebab kalau pencarian dan pertanyaan manusia tidak membuka ke arah Yesus, maka tidak akan ada jawaban yang definitif dan sempurna. Konsili Vatikan II mengajarkan:

“Adapun kepada Gereja dipercayakan untuk menyiarkan misteri Allah, yang merupakan tujuan terakhir manusia. Maka Gereja sekaligus menyingkapkan kepada manusia makna keberadaannya sendiri, dengan kata lain, kebenaran yang paling mendalam tentang manusia. Sesungguhnya Gereja menyadari, bahwa hanya Allah yang diabdinyalah, yang dapat memenuhi keinginan-keinginan hati manusia yang terdalam, dan tidak akan pernah mencapai kepuasan sepenuhnya dengan apa saja yang disajikan oleh dunia. … Sebab manusia selalu akan ingin mengetahui, setidak-tidaknya secara samar-samar, manakah arti hidupnya, kegiatannya dan kematiannya. Kehadiran Gereja sendiri mengingatkan akan masalah-masalah itu. Akan tetapi hanya Allah, yang menciptakan manusia menurut gambar-Nya, dan menebusnya dari dosalah, yang memberi jawaban paripurna kepada soal-soal itu, yakni melalui perwahyuan dalam Kristus Putera-Nya yang telah menjadi manusia. Barang siapa mengikuti Kristus Manusia sempurna, juga akan menjadi manusia yang lebih utuh.” (Gaudium et Spes, Gereja dalam dunia modern, 41)

Yesus Kristus mengetahui bahwa terdapat banyak versi tentang siapa Diri-Nya, dan Petrus juga menyadari adanya beberapa pendapat. Tetapi Yesus ingin mengetahui: Menurutmu, siapakah Aku? Pertanyaannya adalah: Siapakah Aku bagimu? Yesus menarik setiap orang kepada Diri-Nya. Pertanyaan ini tidak dapat dihindari.

Petrus mengakui bahwa Yesus adalah Putera Allah dan Mesias yang dikirimkan untuk menyelamatkan umat Tuhan. Tanggapannya merupakan teladan bagi kita. Kita dapat yakin bahwa kita menanggapi pertanyaan ini dengan tepat kalau kita memberikan jawaban yang sama dengan jawaban Petrus. Apakah ini membuat iman dan hubungan dengan Kristus sebagai sesuatu yang sama bagi semua umat beriman? Ya dan tidak. Ya, sebab Ia adalah Tuhan yang sama yang memberikan misteri yang sama di dalam setiap kita. Tidak, karena setiap individual mengalami iman secara berbeda. Iman bersifat pribadi dalam arti bahwa hanya seorang yang telah secara pribadi mengalami misteri kehidupan yang dapat terarahkan untuk bertanya tentang identitas Kristus. Namun demikian, iman juga merupakan penemuan kembali bahwa jawaban Tuhan terhadap pertanyaan-pertanyaanku adalah juga jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan orang lain, sebab pertanyaan-pertanyaan ini mengalir dari hati manusia yang diciptakan sesuai dengan gambaran Tuhan.

Yesus berkata kepada Petrus bahwa penemuan akan identitas Diri-Nya bukanlah semata-mata usaha manusia. Tuhan Allah Bapa menyatakannya kepadanya. Di bagian lain dalam Injil Yesus mengatakan, “Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku” (Yoh 6:44). Adalah rahmat Tuhan yang telah bekerja di dalam hati, yang mendorong seseorang untuk melontarkan pertanyaan ini. Adalah karunia Tuhan bagi seseorang jika ia mencari di dalam Yesus Kristus jawaban bagi permasalahan- permasalahan kehidupan. Dan adalah suatu karunia iman, jika ia dapat melihat di dalam Kristus jawaban Tuhan terhadap misteri-misteri kehidupan. Menanggapi iman Petrus, Yesus memberinya sebuah identitas yang baru, sebuah panggilan. Di dalam iman, Petrus menemukan identitasnya di dalam Kristus. Semua orang tidak dipanggil untuk menjadi seorang rasul seperti Petrus, tetapi setiap dari kita akan menerima sebuah panggilan, ketika kita datang kepada-Nya di dalam iman.

Pertanyaan:

  1. Bayangkanlah anda ditanya oleh Yesus, Menurutmu, siapakah Aku? dan bayangkanlah apa yang menjadi jawaban-jawaban yang populer namun tidak tepat yang mungkin diutarakan pada jaman sekarang. Sebutkanlah beberapa kesalahpahaman/ ‘misconception‘ tentang identitas Yesus.
  2. Di dalam keadaan-keadaan apa di dalam hidupmu, Yesus mengajukan pertanyaan tentang identitas Diri-Nya? Apakah Ia terus menanyakan hal ini?
  3. Apakah ada beberapa orang yang menanyakan, Apakah yang harus kulakukan? tetapi tidak menanyakan kepada Yesus, Siapakah Engkau? Apa yang dapat dilakukan untuk membantu mereka mengubah pertanyaan ini dengan perkataan yang berbeda? Apakah pentingnya mengubah pertanyaan ini?
  4. Bayangkanlah anda menanggapi di posisi Petrus. Apakah yang menjadi tanggapan Yesus kepadamu? Apakah panggilanmu? Apakah anda merasa dipanggil, atau menerima sebuah panggilan, sebuah identitas, dari Tuhan?
  5. Bagaimana Gereja menyatakan kepada manusia arti dari keberadaan dirinya sendiri?
  6. Bagaimana anda dapat menjelaskan bahwa tanggapn Tuhan adalah sama bagi semua orang?

5 COMMENTS

  1. Yesus adalah Tuhanku, penebus ku, penolongku, sahabatku yang paling rapat… Yesuslah harapku, dan aku sungguh-sungguh bersandar kepadaNya.

  2. Yesus adalah orang yang suka membantu, menolong, menginspirasi, melindungi, murah hati, menghibur, dan rela wafat di kayu salib demi menebus dosa manusia..

  3. Yesus adalah Tuhan .
    Yesus adalah Allah itu sendiri yg turun ke dunia untuk menebus dosa manusia.
    Yesus adalah manusia sempurna yang menjadi contoh bagi kita semua untuk menjadi seperti Dia.

  4. selaku guru agama saya sungguh banyak terbantu untuk memperdalam ajaran Katolik dan mengajak para siswa untuk belajar tentang iman katolik.

Comments are closed.