Bagian 1, Minggu 2

Sesungguhnya hanya dalam misteri Sabda yang menjelmalah misteri manusia benar-benar menjadi jelas. …. Kristus…. dalam perwahyuan misteri Bapa serta cinta kasih-Nya sendiri, sepenuhnya menampilkan manusia kepada manusia itu sendiri, dan membeberkan kepadanya penggilan manusia yang amat luhur…. Dialah “gambar Allah yang tidak kelihatan” (Kol 1:15). Dia pulalah manusia sempurna, yang mengembalikan kepada anak-anak Adam citra ilahi, yang telah ternodai sejak dosa pertama. (Vatikan II, Gaudium et Spes, 22).

Penerapan dari teks yang kaya ini akan dijabarkan melalui lima buah permenungan pada minggu ini. Pertama, Kristus adalah manusia yang sempurna. Ia memperlihatkan kepada kita potensi yang penuh dalam keberadaan manusia, arti hidup. Oleh karena itu, pencarian kita akan pemenuhan [diri sebagai manusia] dan kebahagiaan yang tertinggi mendorong kita kepada Kristus. (Hari Pertama) Tuhan telah menempatkan di dalam diri kita keinginan untuk sesuatu yang tak terbatas dan kekal, sebab kita diciptakan menurut gambaran-Nya. Seperti St. Agustinus pernah menulis, “Hati kita akan terus gelisah sampai mereka beristirahat di dalam Engkau.” Pemenuhan sebagai manusia, misteri kehidupan, tidak dapat dipisahkan dari misteri Tuhan. Adalah merupakan pencarian dari suatu gambaran tentang modelnya, keserupaan kita dengan Allah di dalam kita itulah yang mendorong kita untuk mencari Kristus dan bertanya siapakah Dia itu. Kedalaman samudera raya memanggil kedalaman deru samudera (lih. Mzm 42:7). Kedalaman Tuhan memanggil kedalaman hati manusia.

Kedua, hidup dialami sebagai sebuah miteri yang artinya hanya dapat ditemui di dalam Yesus Kristus. Tuhan telah menyatakan bahwa kehidupan adalah suatu misteri karena dosa. (Hari Kedua) Terasing dari Tuhan karena dosa, kita juga terasing dari diri kita sendiri, dari satu sama lain dan bahkan dari ciptaan lainnya. Ini adalah yang menyebabkan pencarian yang sungguh-sungguh akan arti [hidup], yang pada gilirannya membuka diri seseorang terhadap Yesus Kristus.

Ketiga, pencarian akan pemenuhan diri memimpin orang-orang untuk bertanya pertanyaan yang hanya dapat dijawab secara memadai oleh Tuhan. (Hari Ketiga) Pada satu waktu dan dengan satu cara atau cara lainnya, setiap orang menghadapi pertanyaan mengenai arti dan maksud yang tertinggi dari kehidupan. Siapakah aku? Kemana aku akan pergi? Apa yang harus aku lakukan supaya bahagia? Di dalam Kitab Suci pencarian dan pertanyaan yang mengalir dari hati manusia diekspresikan di dalam pertanyaan: “Apa yang harus kulakukan?” Jawaban Tuhan bukanlah sebuah filosofi kehidupan tetapi Seseorang- yaitu manusia Yesus, yang sungguh-sungguh hidup, dan menjanjikan kehidupan yang penuh kepada mereka yang mengikuti-Nya di dalam iman.

Untuk membantu kita menemukan jawaban Tuhan, Yesus mengajarkan kepada kita untuk menyusun kembali pertanyaan tentang arti dan maksud kehidupan. Ia mengubahnya sehingga menjadi: “Siapakah Yesus Kristus? Siapakah Engkau bagiku? (Hari Ke-empat) Jika pencarian manusia tidak sampai terbuka kepada Dia, dapat dipastikan pencarian tersebut tidak akan pernah berakhir. Sebab kita diciptakan menurut gambaran Allah, penemuan diri sendiri disertai oleh penemuan akan Tuhan di dalam Kristus dan begitu juga sebaliknya. Iman bukanlah hanya berupa rumus. Rumusan-rumusan iman memberi ekspresi kepada pengalaman iman. Iman adalah pengalaman menenukan jawaban terhadap misteri kehidupan di dalam Yesus Kristus. Kristus adalah tanggapan Tuhan terhadap ketiga jenis keterasingan yang telah disebutkan pada Hari Kedua. Sebagai Nabi, Imam dan Raja Ia membawa kebenaran yang menyelamatkan, mendamaikan kasih dan melepaskan belas kasihan. (Hari Kelima).