Bacaan: Mat 28:18-20
Renungan:
Setiap anggota Gereja Kristus diberi tanggung jawab untuk melanjutkan misi Kristus. Seperti diajarkan oleh Konsili Vatikan II: “Para gembala umat mengetahui bahwa mereka sendiri tidak dimaksudkan oleh Kristus untuk mengemban sendiri keseluruhan misi keselamatan Gereja terhadap dunia. Sebaliknya, mereka memahami bahwa adalah tugas kehormatan bagi mereka untuk menggembalakan umat beriman dan mengakui pelayanan mereka dan karunia-karunia mereka sehingga sesuai dengan peran mereka yang sepantasnya, dapat bekerjasama di dalam pekerjaan bersama ini dengan satu hati. Sebab, kerasulan awam adalah sebuah pertisipasi di dalam misi keselamatan Gereja itu sendiri. Melalui Sakramen Pembaptisan dan Penguatan, semua orang ditugaskan kepada tugas kerasulan tersebut oleh Tuhan sendiri .”(Konstitusi tentang Gereja, Lumen Gentium, 30,33)
Adalah karunia Roh Kudus yang memampukan kita untuk melanjutkan misi Keselamatan Kristus. Sepanjang Perjanjian Baru kerjasama yang intim antara murid-murid Kristus dengan Roh Kudus jelas terlihat. Para rasul tidak memberikan kesaksian tentang Kristus dari diri mereka sendiri: “Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang mentaati Dia.” (Kis 5:32). Mereka sadar dengan sepenuhnya akan kenyataan bahwa mereka dipimpin oleh Roh Kudus di dalam keputusan-keputusan yang mereka buat untuk Gereja: “Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini.” (Kis 15:28). Rasul Paulus menulis tentang cara bagaimana para pengikut Kristus dibimbing oleh Roh Kudus secara lembut dan tegas, yang dengan spontan memanggil Tuhan sebagai “Bapa”. Begitu bersatulah kita dengan Roh Kudus, dalam seruan ini kepada Allah Bapa, sehingga dalam satu kesempatan Rasul Paulus berkata bahwa kitalah yang berseru, Abba (Rom 8:15) dan pada kesempatan lain, Roh Kuduslah yang berseru di dalam kita, Abba, di dalam hati kita (Gal 4:6)
Para pengikut Kristus diangkat di dalam misi Roh Kudus, dan dengan Dia melanjutkan misi Kristus. Di dalam terang ini, Gereja muncul sebagai persekongkolan (‘conspiracy‘) antara Roh Kudus dan para pengikut Kristus untuk melanjutkan misi Keselamatan Kristus sebagai Imam, Nabi dan Raja. Kata, ‘persekongkolan’ ini kedengarannya mengejutkan. Kita terbiasa menggunakannya untuk konotasi negatif, dengan konteks semacam rencana jahat rahasia yang ditujukan untuk menjatuhkan seseorang. Namun sebenarnya, arti terjemahan bebasnya adalah, “con-spiracy” atau “to breath together” yaitu bernafas bersama. Apakah ada istilah yang lebih baik untuk menyampaikan cara misterius di mana para umat beriman menjadi satu dengan Roh Kudus, di dalam melanjutkan misi Kristus?
Roh Kudus membagi-bagikan karunia-karunia kepada para anggota Gereja: “Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh…. Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan…. Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.” (1 Kor 12:4-11). Di antara karunia- karunia ini, karunia otoritas apostolik adalah yang sangat penting sebagai ukuran obyektif atau ukuran karunia-karunia yang lain. Keotentikan sebuah karunia Roh Kudus diukur dengan kehendak seseorang untuk menerima arahan dari gembala-gembala yang telah ditunjuk oleh Tuhan.
Pertanyaan:
- Dalam hal apa Gereja merupakan ‘persekongkolan’/ ‘con- spiracy‘?
- Apakah kita dapat melanjutkan misi Kristus dengan kekuatan dan usaha kita sendiri?
- Dapatkah kita hanya ‘duduk santai’ dan membiarkan Roh Kudus melanjutkan misi Kristus?
- Mengapa Tuhan menghendaki agar kita terlibat aktif di dalam melanjutkan misi Kristus?
- Apa yang menjadi cara yang sangat penting untuk membuktikan keotentikan cara seseorang dalam bekerjasama dengan Roh Kudus?
- Apakah yang menjadi panggilan hidupmu? Apa yang sudah Tuhan lakukan untuk memanggilmu untuk ‘bernafas bersama’ dengan Roh Kudus untuk melanjutkan misi Kristus?
Tambahan dari Katolisitas:
- Ceritakanlah pengalaman anda di mana anda mengalami Allah sebagai “Bapa”/ Abba, dan bagaimana anda didorong oleh Roh Kudus untuk mensyukurinya.
- Ceritakanlah pengalaman anda bagaimana Roh Kudus membimbing anda dalam membawa teman/ anggota keluarga kepada Kristus.
- Apa yang dapat kulakukan untuk membangun sesama anggota Gereja/Tubuh Kristus?
1. Gereja muncul sebagai sebuah ‘persekongkolan’ (‘conspiracy’) antara Roh Kudus dengan para pengikut Kristus demi menjalankan tugasnya untuk menlanjutkan misi Keselamatan Kristus sebagai Imam, Nabi dan Raja. Persekongkolan ini terjalin ketika para pengikut Kristus diangkat untuk ikut serta dalam misi Roh Kudus sehingga dengan bimbingan Roh Kudus, mereka melanjutkan misi Kristus.
2. Kita tidak bisa menggunakan kekuatan dan usaha kita sendiri dalam melanjutkan misi Kristus karena kita membutuhkan bimbingan dan pertolongan Roh Kudus untuk melakukan segala keputusan dan perbuatan dalam usaha kita melanjutkan misi Kristus.
3. Kita tidak bisa melepas tanggung jawab kita untuk melanjutkan misi Kristus karena kita berperan sebagai perantara bagi Roh Kudus untuk melanjutkan misi Kristus di dunia melalui perbuatan perbuatan kita.
4. Tuhan menginginkan agar kita ikut serta dalam misi keselamatan agar kita semakin dekat dengan-Nya dan juga agar kita semakin mencerminkan Kristus dalam perbuatan sehari-hari kita.
5. Keotentikan cara seseorang bekerja dengan Roh Kudus diukur melalui kehendak orang tersebut dalam menerima dan mengikuti arahan-arahan dari gembala-gembala yang telah ditunjuk oleh Tuhan yaitu pemimpin pemimpin Gereja.
6. Panggilan hidup berbeda bagi setiap orang. Akan tetapi, kami percaya bahwa Tuhan telah memanggil kami untuk ‘bernafas bersama’ dengan Roh Kudus setiap harinya. Kami percaya bahwa kita telah ‘bernafas bersama’ Roh Kudus dan melanjutkan misi Kristus melalui perbuatan kita sehari-hari seperti: membawa kasih Kristus kepada sesama dalam kehidupan sosial sehari-hari dan bekerja sesuai dengan ajaran Gereja.
Shalom Group Tangs,
Tambahan untuk point 3: Sebenarnya motivasi dasar kita untuk melanjutkan misi Kristus adalah karena kita mengasihi Kristus, yang telah terlebih dahulu mengasihi kita. Karena kita telah menerima kasih-Nya yang menyelamatkan, maka kitapun terdorong untuk membalas kasih-Nya dengan melanjutkan misi-Nya di dunia ini, bersama-sama dengan Roh Kudus. Seperti para rasul yang juga tidak hanya duduk diam saja setelah menerima kuasa Roh Kudus, maka kitapun sebagai murid Kristus tidak bisa duduk diam saja dan mengharapkan orang lain dapat mengenal Kristus. Kita harus menjadi ‘rekan sekerja Allah’ (1 Kor 3:9) dalam menyebarkan rencana keselamatan-Nya; dan dengan demikian kita sungguh-sungguh menjalankan peran kita sebagai anggota Tubuh Kristus dalam membangun Tubuh/Gereja-Nya itu.
Untuk point 6, bernafas bersama dengan Roh Kudus berarti juga untuk membawa serta Roh Kudus dalam segala pikiran, perkataan dan perbuatan kita. Ini sesungguhnya bukan hal yang mudah. Karena kita sebagai manusia cenderung untuk memikirkan keinginan sendiri. Justru, semakin kita dekat dengan Roh Kudus, semakin kita dapat melihat kekurangan dan kesalahan kita, karena tugas utama Roh Kudus itu adalah untuk menginsyafkan kita dari dosa kita, yang memisahkan kita dari Tuhan. Karena untuk bernafas bersama Dia, kita harus meninggalkan dosa dan kecenderungan untuk berbuat dosa, dan ini adalah perjuangan seumur hidup. Setelah kita melihat diri kita sendiri di hadapan Allah dengan jujur, maka barulah kita dapat menerapkan belas kasihan yang tulus sesama. Karena, kita telah diampuni, maka kitapun belajar mengampuni; kita diberi belas kasihan dan kemurahan hati oleh Allah, maka kitapun dapat berlaku demikian kepada sesama. Karena kita melihat diri kita sendiri tidak sempurna dalam banyak hal, maka kita dapat mentolerir kekurangan orang lain, dst.
Ya, selanjutnya, mari kita membawa kasih Kristus itu kepada sesama dalam kehidupan kita sehari- hari; kepada orang- orang di sekeliling kita dan mereka yang kita jumpai. Kita ini seperti pembawa lilin kecil, dan terang apinya adalah Terang Kristus. Semoga lilin kita tidak pernah padam, dan dapat menyinari sekeliling kita.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org
1. Gereja merupakan “persekongkolan” dalam hal persatuan antara Roh Kudus dan para pengikut Kristus untuk melanjutkan misi Keselamatan Kristus sebagai Imam, Nabi, dan Raja.
2. Kita tentu saja tidak bisa melanjutkan misi Kesalamatan ini dengan kekuatan kita sendiri. Kita membutuhkan Roh Kudus di dunia ini untuk membantu kita dalam melanjutkan misi ini.
3. Kita tidak bisa duduk santai. Kita harus ikut berusaha Roh Kudus itu lemah lembut kita juga harus belajar mendengarkan Roh Kudus dalam membinmbing kita melanjutkan misi keselamtan ini.
4. Tuhan menghendaki kita terlibat aktif dalam melanjutkan misi Kristus karena Tuhan mau kita menjadi semakin dekat denganNya.
5. Karunia otoritas apostolik adalah cara yang sangat penting untuk membuktikan keotentikan cara seseorang dalam bekerjasama dengan Roh Kudus.
6. Kami rasa dengan ikut small group dan saling menambah pengetahuan tentang kebaikan Tuhan, kami sudah dalam arah yang benar untuk melanjutkan misi Kristus walaupun ini hanyalah bagian kecil dari misi Kristus yang kami emban.
Pertanyaan:
Apakah bisa dijelaskan lebih dalam tentang karunia otoritas apostolik?
Terima kasih.
Shalom Grup Manja,
Tuhan menghendaki kita terlibat aktifdalam misi Kristus karena Ia menginginkan kita bertumbuh di dalam iman, pengharapan dan kasih. Dengan melanjutkan misi Kristus, kita dapat belajar hidup mengikuti teladan-Nya, dan bertumbuh dalam kekudusan.
Karunia otoritas apostolik berkaitan empat tanda Gereja yang sejati, yaitu: Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik, yaitu terutama tanda yang ke-empat, apostolik. Gereja Katolik dipimpin oleh para penerus rasul, yaitu Bapa Paus, para uskup dan para imam pembantu mereka. Maka hal ini harus kita syukuri dan kita pandang sebagai karunia Allah untuk mempersatukan Gereja. Maka apapun spiritualitas dan karunia roh yang kita terima, harus kita gunakan dalam kesatuan dengan otoritas apostolik dan sesuai dengan pengajaran otoritas apostolik. Karena tidak mungkin Roh Kudus yang kita terima sekarang, berlainan dengan Roh Kudus yang telah membimbing Gereja selama lebih dari 2000 tahun. Roh Kudusnya tetap satu dan sama, oleh sebab itu, kita semua harus bertumbuh bersama dalam satu kesatuan. Ketaatan seseorang akan bimbingan dari otoritas apostolik inilah yang menjadi tolok ukur keotentikan cara kerja seseorang dalam bekerjasama dengan Roh Kudus, sebab fokus utama di dalam hatinya adalah untuk membangun Gereja secara keseluruhan, dan bukannya untuk memenangkan pandangan/ pendapatnya sendiri sesuai dengan pengalaman pribadinya. Ketaatan ini adalah bukti yang paling nyata dari kerendahan hati, dan kerendahan hati adalah pondasi/ dasar dari spiritualitas Kristiani.
Kita mengetahui dalam kita melanjutkan misi Kristus, Ia dapat memberikan kepada kita karunia karismatik dari Roh Kudus seperti yang tercantum dalam 1 Kor 12, dan 1 Kor 14. Konsili Vatikan II Lumen Gentium 12 mengajarkan mengenai karunia- karunia karismatik ini:
“Karisma-karisma itu, entah yang amat menyolok, entah yang lebih sederhana dan tersebar lebih luas, sangat sesuai dan berguna untuk menanggapi kebutuhan-kebutuhan Gereja; maka hendaknya diterima dengan rasa syukur dan gembira. Namun kurnia-kurnia yang luar biasa janganlah dikejar-kejar begitu saja; jangan pula terlalu banyak hasil yang pasti diharapkan daripadanya untuk karya kerasulan. Adapun keputusan tentang tulennya karisma-karisma itu, begitu pula tentang pengalamannya secara teratur, termasuk wewenang mereka yang bertugas memimpin dalam Gereja. Terutama mereka itulah yang berfungsi, bukan untuk memadamkan Roh, melainkan untuk menguji segalanya dan mempertahankan apa yang baik (lih. 1Tes 5:12 dan 19-21).
Demikianlah semoga dalam pertumbuhan iman kita, kita selalu mengindahkan dan menaati apa yang menjadi ajaran dari pihak otoritas apostolik Gereja (Magisterium) sebab kepada merekalah Tuhan Yesus telah mempercayakan kepemimpinan Gereja-Nya.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org
Comments are closed.