Apakah benar iblis jatuh sebelum penciptaan manusia? Walaupun tidak tertulis secara eksplisit dalam Kitab Kejadian, kita dapat menyimpulkannya demikian.
Pada kisah Penciptaan, dituliskan sebagai berikut: “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi” (Kej 1:1). Dalam bahasa Inggris (terjemahan dari Latin sebenarnya adalah, “In the beginning God created heaven, and earth.” (Gen 1:1). Maka “heaven”/ surga di sini termasuk segala penghuni surga, yaitu para malaikat. Sebagian dari para malaikat ini kemudian menolak Tuhan, yang dipelopori oleh Lucifer. Kita dapat melihat kisah penolakan ini di dalam Yes 14: 12-15:
“Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur (Lucifer), putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa! Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu:
Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi!
Sebaliknya, ke dalam dunia orang mati engkau diturunkan, ke tempat yang paling dalam di liang kubur.”
Walaupun pada perumpamaan ini Nabi Yesaya menggunakan ekspresi Lucifer (diterjemahkan sebagai Bintang Timur) untuk menggambarkan Raja Babilonia, namun para Bapa Gereja mengajarkan ayat ini juga untuk menjelaskan pemberontakan sejumlah malaikat terhadap Tuhan, yang dipimpin oleh Lucifer.
Maka dosa yang terbesar Lucifer adalah hasrat untuk menjadi tidak tergantung pada Allah dan ingin menjadi setara dengan Allah. Sehingga menurut St. Thomas Aquinas dosa pertama dari Iblis ini adalah kesombongan (the sin of pride). Malaikat juga diciptakan sempurna, sebagai makhluk yang murni spiritual (tanpa tubuh); dan setiap dari mereka juga diberi kesempatan oleh Tuhan untuk memilih atau menolak Tuhan. Karena kesempurnaan mereka sebagai mahluk spiritual, maka akibat dari pilihan mereka menolak Allah, membuat mereka demikian terpisah dari Allah, dan situasi keterpisahan inilah yang disebut neraka.
Paus Yohanes Paulus II, mengajarkan dalam http://www.vatican.va/holy_father/jo…071999_en.html demikian:
“Eternal damnation”, therefore, is not attributed to God’s initiative because in his merciful love he can only desire the salvation of the beings he created. In reality, it is the creature who closes himself to his love. Damnation consists precisely in definitive separation from God, freely chosen by the human person and confirmed with death that seals his choice for ever. God’s judgement ratifies this state.”
Baru setelah kejadian kejatuhan sebagian dari malaikat ini ke dalam neraka yang mereka pilih sendiri, terjadilah penciptaan alam semesta dan dunia. Di akhir penciptaan dunia, manusia pertama (Adam dan Hawa) diciptakan, yang diikuti oleh kejatuhan mereka ke dalam dosa pertama. Sama dengan dosa Lucifer dan para pengikutnya, dosa manusia yang pertama adalah kesombongan, ingin menjadi allah, menentukan sendiri hal yang baik dan jahat. Kemudian, tentang peristiwa kejatuhan malaikat, juga dikisahkan di kitab Wahyu (lih. Why 12:7-9).
Pertanyaan berikutnya adalah apakah benar Lucifer adalah penghulu malaikat yg tertinggi? Menurut bahasa yang digunakan dalam Yes 14 tadi dan Yeh 28, maka Lucifer memang digambarkan sebagai malaikat yang mempunyai tingkatan yang tinggi pada tingkatan para malaikat. Banyak teologian yang mengatakan bahwa sebelum kejatuhannya, Lucifer adalah yang tertinggi di antara para malaikat. Menurut Suarez, ini dapat diartikan bahwa tidak ada yang lebih tinggi daripada Lucifer, namun banyak malaikat yang setara dengan dia. Namun demikian, pandangan ini baru merupakan “pendapat” para ahli Kitab Suci, sebab menurut pandangan yang lain, Lucifer bahkan tidak termasuk dalam bilangan kawanan malaikat yang tertinggi Serafim, Kerubim dan Tahta Suci.
Apapun tingkatan Lucifer, kita dapat melihat bahwa Lucifer menempati tingkatan yang cukup tinggi, terlihat dari banyaknya malaikat lain yang mengikuti dia. Maka menurut para Bapa Gereja, Lucifer adalah bukan nama si Iblis, namun hanya menggambarkan keadaannya sebelum ia kejatuhannya. (Petavius, De Angelis, III, iii, 4) Sebab kita membaca, “Iblis dan malaikat- malaikatnya” (Mat 25:41), “naga dan malaikat-malaikatnya” (Why 12:7). St. Gregorius mengatakan bahwa Iblis merupakan kepala semua yang jahat, dan semua yang jahat adalah anggota-anggotanya. (Hom. 16, in Evangel.)
Untuk menghadapi segala kuasa jahat ini maka Rasul Paulus mengajarkan, “Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis….. Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah, dalam segala doa dan permohonan….” (Ef 6: 11, 14-18)
Tuhan menciptakan semua pada awalnya baik adanya. Lalu dari mana ada kejahatan yang dilakukan manusia?
Anggaplah kejahatan berasal dari kehendak bebas manusia. Lalu dari mana adanya kehendak bebas manusia yang jahat dan tidak sesuai dengan apa yang Tuhan inginkan?
Anggap saja kehendak bebas jahat manusia itu berasal dari iblis. Lalu darimana asalnya iblis itu?
Iblis berasal dari malaikat yang memiliki kehendak bebas juga. Lalu dari mana asal kehendak bebas jahat yang dimiliki iblis (yang dulunya adalah malaikat)?
Padahal kembali pada premis awal bahwa Tuhan menciptakan semua pada awalnya baik adanya.
Shalom Arnold,
Anda menuliskan “Anggaplah kejahatan berasal dari kehendak bebas manusia. Lalu dari mana adanya kehendak bebas manusia yang jahat dan tidak sesuai dengan apa yang Tuhan inginkan?” Untuk mengupas hal ini, silakan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini: Menurut Anda apakah definisi dari “kehendak bebas”? Apakah kehendak bebas adalah sesuatu yang baik atau tidak? Kalau baik apakah alasannya dan kalau tidak baik apakah alasannya? Apakah penyebab dari seseorang menyalahgunakan kehendak bebasnya? Semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat memberikan kedalaman diskusi.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Kehendak bebas adalah suatu pemberian dari Tuhan kepada manusia (dan malaikat-malaikat Nya) , di mana kita dapat secara bebas untuk melakukan apa saja , termasuk diantaranya mengikuti ataupun menolak Tuhan.
Kehendak bebas terlihat baik karena berarti Tuhan tidak memaksakan kehendak Nya pada manusia sehingga manusia tidak terprogram untuk selalu berkata “ya” pada kehendak Tuhan, sebagaimana robot pada penciptanya. Hal jelek dari kehendak bebas ialah kalau manusia akhirnya memilih untuk menentang Tuhan.
Penyebab orang menyalahgunakan kehendak bebas yaitu ketidaksempurnaan manusia sehingga sering terjerumus dalam godaan iblis. Dan kalau dilihat dari hasil akhirnya, dimana orang bisa masuk neraka karena kehendak bebasnya, mungkin bisa dikatakan bahwa Tuhan yang seharusnya sempurna itu ternyata melakukan kesalahan dalam memikirkan konsep kehendak bebas ini, karena ternyata ada unsur dimana ketidakbaikan berada di dalam kehendak bebas itu.
Berarti dapat dikatakan bahwa Tuhan tidak membuat semua baik pada awalnya, namun ada sedikit kesalahan di pengkonsepan kehendak bebas karena itu bisa digunakan untuk sesuatu yang tak baik. Mungkin seharusnya Tuhan memikirkan konsep lain yang sempurna, yang tentu saya sebagai “sesuatu” yang tidak sempurna tidak dapat memikirkannya.
Salam kasih juga :)
Shalom Arnold,
Terima kasih atas tanggapannya. Berikut ini adalah jawaban yang dapat saya berikan. Kami telah menjawab tentang apa itu kehendak bebas di sini.
[qa id=14369]
Dari penjelasan di atas, sesungguhnya kita dapat melihat bahwa kehendak bebas sesungguhnya adalah sesuatu yang baik. Itulah sebabnya, setelah menciptakan manusia, Allah mengatakan bahwa itu adalah sungguh amat baik (lih. Kej 1:31). Di satu sisi, kita bisa menerima bahwa Allah menciptakan manusia sungguh amat baik dengan akal budi dan kehendak, sehingga manusia mempunyai kehendak bebas. Namun, di satu sisi, karena kehendak bebas yang memungkinkan manusia dapat berkata “ya” dan “tidak”, kemudian kita menyalahkan Tuhan. Mungkin kalau Tuhan tidak menciptakan kita dengan kehendak bebas, maka kita juga akan menyalahkan Tuhan, dengan mengatakan bahwa mengapa Tuhan menciptakan kita seperti robot yang tidak mempunyai martabat.
Tuhan, di dalam kebijaksanaan dan kebaikan-Nya telah menciptakan manusia dengan sungguh amat baik. Manusia secara kodrat telah diciptakan oleh Allah sungguh amat baik. Dan yang luar biasa, walaupun manusia telah jatuh dalam dosa, Tuhan juga telah mempersiapkan penawarnya, yaitu Putera-Nya sendiri, yaitu Yesus Kristus. Dia, yang telah menciptakan segala sesuatu baik adanya, tentu mempunyai cara untuk mendatangkan kebaikan dari sesuatu yang terlihat tidak baik. Mari, kita berpegang dengan apa yang dikatakan oleh St. Teresa Avilla, bahwa semua yang baik datang dari Tuhan dan semua yang tidak baik adalah datang dari kita. Semoga dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
bagaimana tanggapan gereja katolik tentang testament of Lucifer?
http://www.amazon.com/Lucifers-Testament-Paul-Christopher/dp/3453432282/ref=sr_1_1?ie=UTF8&s=books&qid=1226496819&sr=8-1
Testament of Lucifer
Bagian Pertama
Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Berfirmanlah Allah: “Jadilah terang.” Lalu terang itu jadi. Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkanNyalah terang itu dari gelap. Dan terang itu adalah Lucifer, yang namanya berarti pembawa terang, sehingga dia juga dinamai dengan nama siang. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.
Itulah kisah asal mula Lucifer yang diciptakan Allah pada hari pertama. Makhluk Allah yang diciptakan pada awal mula, diberi tempat yang istimewa untuk menjadi pendamping kegelapan. Sebab pada mulanya adalah gelap gulita dan Allah berada dalam kegelapan yang kosong. Keberadaannya membuat alam semesta ini beraksi, setelah Allah memutuskan untuk menciptakannya. Namun dia tidak selalu bersama-sama dengan Allah. Dan dia bukanlah Allah. Dan ini adalah kata-katanya.
Aku, Lucifer, putera Fajar, terang yang telah memberi nuansa baru pada kegelapan. Sebagaimana tugasku menjadi pengawas bumi. Pekerjaanku sehari-hari adalah melakukan perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi. Sebagaimana Allah telah menciptakan manusia, baik laki-laki dan perempuan pada hari keenam , maka berkuasalah aku atas mereka. Akulah pemimpin mereka, sejak mula, sampai suatu hari, Allah berfirman kepada kami, para malaikat-malaikatNya: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Aku yang termasuk dalam malaikat-malaikat Allah bertanya: “Mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau”. Tuhan berfirman:”Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.
Aku, Lucifer, yang selama ini mendapat kepercayaan dari Allah, memang ada sedikit rasa kecewa. Setelah sekian lama aku selalu sungguh-sungguh bertasbih memuji Allah, namun kedudukanku akan diambil dan dialihkan kepada manusia. Allah berkehendak menggantikan tugasku di bumi dan menyerahkan kepada seorang manusia untuk menjadi khalifah di bumi. Allah berkehendak agar manusia dipimpin oleh manusia pula. Tapi biarlah, aku hanya berpegang kepada Allah bahwa Dia mengetahui segala-galanya.
Kemudian Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. Dan Allah menamainya Adam.
Aku, Lucifer, hadir waktu penciptaan manusia. Masih terngiang-ngiang di telingaku ketika Allah berfirman: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” Allah mengambil tanah dari bumi, dibentuknya manusia itu dan dihembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya. Dan dengan demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.
Sebetulnya aku kagum pada karya ciptaan Allahku ini, manusia yang baik bentuknya. Bukankah Allah menciptakan manusia itu menurut gambarNya, menurut gambar Allah sendiri? Dan betapa enaknya manusia itu, Allah juga menyediakan tempat yang nyaman baginya. Allah telah membuat taman di Eden, di sebelah timur; di situlah ditempatkanNya manusia yang dibentukNya itu. Kalau seandainya aku diperlakukan seperti itu, alangkah bersyukurnya aku.
Betapa Allah sungguh-sungguh mencintai manusia, makhluk ciptaan yang dibuat berdasarkan gambarNya, kadang membuat aku iri. Terus terang saja, tak pernah Allah sedemikian dekat dengan ciptaanNya yang lain. Allah kemudian menempatkan manusia itu ke dalam taman Eden agar dia mengusahakan dan memelihara taman itu.
Yang aku lihat bukanlah fatamorgana dan bukanlah ilusi. Ternyata tak beralasan bahwa kami dulu menyangsikan, bahwa manusia itu akan menjadi orang yang akan membuat kerusakan dan suka menumpahkan darah. Dan memang benar, Allah maha mengetahui.
Namun, dalam hati kecilku, masih terbersit satu perasaan ragu-ragu atas manusia itu. Bisakah ia menjadi seorang khalifah di bumi? Taman Eden ini bukanlah bumi yang sesungguhnya. Bumi yang sesungguhnya adalah bumi yang harus dikerjakan dengan susah payah. Mengenai bumi yang sesungguhnya ini aku tahu betul, karena aku sering menjelajahinya. Tapi semua perkara ini, aku pendam dalam hati.
Suatu hari, aku bersama malaikat yang lain berkumpul di taman itu. Roh Allah hadir di taman itu. Dan manusia itu sedang dalam kesendiriannya. Allah menjumpai Adam, manusia itu, dan Dia mengajarkan kepadanya nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika memang kamu orang yang benar!” Jawab kami:”Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Allah berfirman: “Hai Adam, beritahukan kepada mereka nama-nama benda ini”. Maka setelah diberitahukannya nama-nama benda itu, Allah berfirman: “Bukankah sudah Kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan” Lalu Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. DibawaNyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu. Dan Adam memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan.
Kami bisa merasakan, betapa Allah menyayangi manusia itu. Dan, Allah menciptakan penolong baginya yang sepadan dengan dia. Allah membuat manusia itu tidur nyenyak. Ketika ia tidur, Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil Allah dari manusia itu, dibangunNyalah seorang perempuan, lalu dibawaNya kepada manusia itu. Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup.
Kalau saja aku bisa ceritakan keindahan taman Eden itu secara rinci. Sebuah tempat yang begitu indah dan damai. Penuh dengan berbagai binatang dan semuanya yang berada dalam taman ini hidup dengan rukun. Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri. Serigala tinggal bersama domba dan macan tutul berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa makan rumput bersama-sama. Tidak ada yang berbuat jahat atau yang berlaku busuk di segenap taman itu. Dan aku, Lucifer, Putera Fajar, melihat semuanya itu dan bersama malaikat lain memuji-muji Allah.
Sungguh, seandainya engkau pernah berada di taman Eden. Tentu tak akan ingin pergi kemana-mana lagi. Memang, ada yang mengganjal dalam hatiku. Aku, Lucifer, yang selama ini selalu taat dan memuliakan Allah, ada rasa iri kepada manusia itu. Bukan saja karena dia akan menggantikan tugasku sebagai khalifah di bumi, tetapi belum apa-apa, sudah diberikan kenikmatan tiada tara kepadanya. Sementara aku, yang pertama kali diciptakan olehNya, tak
pernah diberi kenikmatan seperti ini.
Taman Eden, yaitu taman Allah penuh segala batu permata yang berharga: yaspis merah, krisolit dan yaspis hijau, permata pirus, krisopras dan nefrit, lazurit, batu darah dan malakit. Tempat tatahannya diperbuat dari emas dan disediakan pada hari penciptaanmu, wahai manusia.
Memang Allah pernah berfirman pula kepadaku: “Aku akan mendirikan bagi mereka suatu taman kebahagiaan, sehingga di tanah itu tidak seorangpun akan mati kelaparan dan mereka tidak lagi menanggung noda yang ditimbulkan bangsa-bangsa. Dan mereka akan mengetahui bahwa Aku, Allah mereka.” Aku sungguh melihat, betapa Allah menyayangi dan memanjakan manusia itu.
Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Di taman itu ada pohon-pohon aras, juga ada pohon sanobar dan pohon berangan. Waktu itu, segala pohon-pohon yang ada di taman Allah tiada yang dapat disamakan dengan pohon lain mengenai keelokannya.
Ada sebuah sungai yang mengalr dan membasahi taman itu. Kami menyebutnya sebagai sungai air kehidupan. Dan sungai yang ada di taman Eden itu mengalir terus ke bumi dan menjadi empat cabang. Sungai ini sendiri jernih bagaikan kristal, dan mengalir keluar dari takhta Allah. Sekali meminum air kehidupan dari sungai itu, maka tidak akan haus lagi.
Allah berfirman kepada manusia itu: “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya.”
Manusia itu berkata kepada Allah: “Engkaulah Tuhanku, tidak ada yang baik bagiku selain Engkau!” Memang, merekalah orang-orang kudus yang ada pertama kali di tanah ini, merekalah orang mulia yang selalu menjadi kesukaan Allah.
Allah melihat segala yang dijadikanNya itu, sungguh amat baik. Lalu Allah memberi perintah ini kepada manusia itu: “Hai Adam, diamilah taman ini oleh kamu dan isterimu, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai. Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kamu dekati pohon ini dan janganlah kaumakan buahnya, yang akan menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim. Dan Kutegaskan kepadamu, Kularang kamu memakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.”
Adam mendengar perintah Allah dengan penuh sujud. Tapi setelah itu, aku mendengar pembicaraan dia dengan istrinya, Hawa, soal mati itu. Mereka bertanya-tanya sendiri, apa yang dimaksudkan mati oleh Allah. Sebab mereka selama ini tidak mengenal arti kematian. Memang, Allah waktu itu belum pernah mengemukakan tentang kematian kepada mareka, bahwa semua makhluk ciptaan Allah pasti akan mati. Tidak terkecuali aku, Lucifer, malaikat terang ciptaan Allah yang pertama. Namun mereka enggan menanyakan langsung kepada Allah.
Sungguh, tak akan kekurangan apapun juga bila tinggal di taman itu. Di tempat yang damai ini orang tidak perlu lagi mengejar kekudusan, sebab tempat itu sudah kudus. Dan dengan kekudusan kita akan dapat melihat Allah.
Manusia itu memuji-muji Allah: “Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram; sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dalam kematian, dan tidak membiarkan kami melihat kebinasaan. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapanMu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kananMu ada nikmat senantiasa.”
Dari kejauhan aku, Lucifer, beringsut pergi. Ah, betapa senangnya manusia itu. Allah maha mengetahui apa yang akan terjadi. Bukankah Allah tahu apa yang terbaik? Kubentangkan kedua sayapku, terbang ke angkasa dan kembali menjelajahi bumi untuk melihat-lihat keadaan di sana. Dalam hatiku aku berkata, hai manusia lihatlah, inilah bakal tanah yang akan diserahkan kepadamu. Tanah yang permai dan kudus. Dan dalam diriku ada sedikit rasa sedih, suatu saat nanti harus rela menyerahkan semua ini kepada manusia itu.
Tapi, aku percaya, Allah maha mengetahui dan maha bijaksana.
[dari katolisitas: Saya pikir, kita tidak perlu menanggapi cerita fiksi]
Mungkin maksud sy lebih ke salah satu kemampuan mereka tsb yg dapat dengan mudah menarik umat katolik untuk meninggalkan gereja katolik dan beralih ke gereja kristen non katolik Romo.. Apakah hal tsb termasuk salah satu siasat setan dengan menggunakan nama Yesus sbg alat pemecah umat katolik?
Shalom Priscilla,
Nampaknya, kita perlu menerima bahwa tidak semua hal dapat kita ketahui. Hal motivasi yang mendorong seseorang sampai meninggalkan Gereja Katolik, tidak dapat kita ketahui dengan pasti. Yang mengetahui tentang hal itu sesungguhnya hanya Tuhan. Maka janganlah kita berspekulasi untuk menentukan siapakah yang bersalah dalam hal ini, atau mengatakan bahwa hal itu adalah ‘siasat setan’.
Hal perpecahan memang tidak sejalan dengan kasih, sebab kasih yang tulus selalu menghendaki persatuan. Demikianlah kita mengetahui bahwa Kristus menghendaki kesatuan bagi semua orang yang percaya kepada-Nya (lih. Yoh 17:20-21). Namun bahwa kenyataannya, ada perpecahan itu, dan Tuhan mengizinkan hal itu terjadi, maka kita juga harus percaya bahwa sekalipun ada pengaruh bujukan iblis untuk memecah belah umat beriman, namun setelah hal itu terjadi, Tuhan tetap dapat mengubah keadaan ini untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia (lih. Rm 8:28).
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Satu lagi rasa penasaran saya Romo..
Apakah kemampuan untuk menyembuhkan oleh saudara kita dalam Kristus yg berlainan gereja jg merupakan salah satu cara setan untuk mengalihkan kita dr Gereja yg didirikan Yesus sendiri?
Salam PJ,
Tidak selalu demikian, namun kesimpulan akan hal ini memerlukan pengujian. Dalam Injil Markus bab 9 ayat 38 – 40 jelas bahwa orang lain yang bukan murid Yesus pun bisa melakukannya dan Yesus menegaskan bahwa mereka itu bukan lawan kita melainkan di pihak kita.
Sedangkan pengujian yang saya maksud ialah seperti pengujian yang menjadi prosedur tetap dalam Gereja Katolik mengenai syarat-syarat bagi suatu kasus sehingga bisa dinyatakan kerasukan dan membutuhkan eksorsisme.
Salam
RD. Yohanes Dwi Harsanto
Terimakasih Romo atas penjelasannya..
Saya jd mengerti sekarang bahwa itu merupakan salah satu cara setan untuk menjauhkan kita dr Gereja yg didirikan Tuhan Yesus.
Tuhan Memberkati
Shalom Katolisitas..
Sy ingin bertanya kenapa tetangga kita bisa mengurung hantu di dalam botol pada saat pembersihan rumah dan kita dapat melihat bentuk hantu tsb? Apakah kita sbg orang katolik boleh percaya akan hal tsb?
Salam PJ,
Seperti telah kita bahas dalam tanya jawab dalam beberapa artikel, kita percaya bahwa setan berupaya keras dengan pelbagai cara agar berhasil mengalihkan perhatian manusia dari Allah, mengalihkan dengan bertahap-tahap manusia dari rencana penyelamatan-Nya melalui Kristus dalam Roh Kudus serta dari Gereja. Saya sendiri menilai bahwa peristiwa “hantu dalam botol” itu merupakan salah satu upaya pengalihan tersebut. Jangan sampai kita terpukau dengan sensasi peristiwa dan segala tipuan setan itu, sampai lupa urus diri sendiri untuk hidup yang makin sesuai dengan rencana Allah yang menyelamatkan. Seperti kita tahu, Gereja hanya mengajarkan berdoa, momohon agar setan terusir atau memohon agar kita terlindung dari bahaya, bukan malahan masuk perangkap memuja setan atau mengagumi antek-antek setan dalam rupa praktek kemampuan mengalihkan hantu dalam botol, dan semacamnya. Orang mengagumi hal-hal semacam itu, namun tanpa sadar, perhatian khalayak dialihkan dari masalah yang mendasar: dosa dan bagaimana kita bersikap kasih pada sesama yang menderita. Lihatlah bahwa di negeri kita, korban penyalahgunaan narkoba, korban kekerasan, korban ketidakadilan, korban perusakan lingkungan terus berjatuhan namun setan memalingkan masyarakat ke arah “hantu dalam botol”, daripada ke sikap yang tepat terhadap tetangga kita yang menderita. Marilah berpaling kembali ke arah Kristus dalam diri sesama, maka aneka tipu muslihat setan tidak berhasil.
Salam
RD. Yohanes Dwi Harsanto
Shalom Katolisitas..
Saya mau nanya dong.
Segala sesuatu yang berasal dari Allah adalah merupakan kebaikan. Allah juga menciptakan Para Malaikat dalam kebaikan. Pertanyaan saya adalah siapa yang menciptakan kejahatan, sehingga Malaikat Tuhan yang baik bisa jatuh pada kejahatan tersebut? Apakah Tuhan juga menciptakan kejahatan dalam diri Malaikatnya, sehingga MalaikatNya bisa memilih berbuat kebaikan atau berbuat kejahatan ? Siapakah yang menciptakan kesombongan dalam diri lucifer sehingga ia ingin menyamai Allah?
Terima kasih.
Mohon tanggapannya.
Kasih Allah menyertai kita. Amin
Shalom Donny,
Prinsip yang harus dipegang adalah semua yang datang dari Allah adalah baik, karena Allah adalah baik. Prinsip kedua, kejahatan bukanlah sesuatu yang positif namun ketidakadaan kebaikan. Dengan demikian, kalau sebagian malaikat memilih untuk melawan Allah, maka perlawanan justru ada dari diri malaikat itu sendiri yang memutuskan untuk tidak mau taat kepada Allah. Tuhan menciptakan kehendak bebas dalam diri malaikat dan ini adalah sesuatu yang baik. Namun, sebagian malaikat itu sendiri yang tidak menggunakan kehendak bebasnya dengan benar.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Maka “heaven”/ surga di sini termasuk segala penghuni surga, yaitu para malaikat. Sebagian dari para malaikat ini kemudian menolak Tuhan, yang dipelopori oleh Lucifer. Kita dapat melihat kisah penolakan ini di dalam Yes 14: 12-15:
Makhluk yang sudah berada di Sorga apakah telah memiliki kebebasan sejati? Ketika aku berdikusi ada yang mengatakan bahwa selama manusia masih berada di dunia maka kebebasan manusia belum sempurna, namun ketika telah berada di Sorga, manusia mempunyai kebebasan yang sempurna, dan tentu tidak bisa lagi berbuat dosa, karena kehendaknya selalu sempurna mengarah kepada Allah.
Pertanyaannya : Mengapa Malaikat sebelum jatuh dalam dosa; sepertinya kebebasannya tidak sempurna/sejati; dan masih bisa berbuat dosa? Kalau demikian, apakah para kudus yang telah masuk ke dalam Sorga kehendaknya bisa berbuat dosa lagi ? Kalau tidak, apa yg dimaksud dalam Gen 1:1 di atas, dimana Malaikat penghuni sorga bisa jatuh, yg akhirnya menjadi Iblis ? Mohon maaf banyak pertanyaannya, Pak Stef, Bu Ingrid dan Mo Santo
Sembah Nuwun
Shalom A Gentur,
Memang semua makhluk di Sorga – manusia dan malaikat – mendapatkan kehendak bebas yang sempurna dan tidak bisa berbuat dosa lagi. Yang perlu ditekankan di sini adalah kehendak bebas yang baik adalah bukanlah kebebasan untuk memilih yang tidak baik, namun memilih di antara baik dan baik. Pertanyaan Anda akan terjawab kalau kita mengerti bahwa pada awalnya, malaikat diciptakan oleh Tuhan bukan di dalam Kerajaan Sorga – di mana mereka melihat Allah muka dengan muka. Malaikat yang baik yang memutuskan untuk menyembah Allah masuk ke dalam Kerajaan Sorga, dan yang jahat terpisah dengan Allah. Semoga dapat menjawab pertanyaan Anda.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Dear Pak Stef,
Izinkan saya menyimpulkan jawaban dari Pak Stef sebelumnya mengenai keadaan malaikat sebelum jatuh dalam dosa.
Berarti Lucifer atau malaikat-malaikat yang lain tidak diciptakan Allah dalam Kerajaan Sorga sehingga dengan demikian mereka tidak bisa memandang rupa Allah dari muka ke muka. Jadi dengan kehendak bebasnya mereka memilih untuk menentang Allah yang menyebabkan mereka jatuh dalam dosa.
Pertanyaanya lalu dimana mereka berada pada saat Allah menciptakan alam semesta?
Lalu mengapa tidak ada pertobatan bagi Lucifer dan pengikutnya yang memberontak kepada Allah? apakah karena mereka murni makhluk rohani? yang memiliki tingkat intelektual dan spiritual yang sudah sempurna dan tidak mengalami perkembangan seperti manusia yang memiliki tubuh jasmani dan mengalami perkembangan baik fisik maupun spiritual? Sehingga kepada manusia diberikan kesempatan untuk bertobat dan untuk manusialah Tuhan Yesus datang untuk menebus dosa.
Demikian kesimpulan dan pertanyaan saya. Mohon koreksinya apabila ada kesalahan. Terima kasih banyak dan Tuhan Memberkati.
Shalom,
Stefan Purnama
Shalom Stefan,
Allah menciptakan malaikat tidak di Sorga dalam pengertian melihat Allah muka dengan muka. Kita jangan melupakan bahwa malaikat adalah hanya mempunyai jiwa, makhluk rohani, yang tidak membutuhkan tempat. Malaikat yang diciptakan dengan pengetahuan yang luar biasa sesungguhnya telah melihat konsekuensi dari dosa yang dilakukannya, perlawanan kepada Allah yang tetap, sehingga tidak ada penyesalan. Dengan kondisi ini, maka sekali melawan, maka mereka terpisah dengan Allah untuk selamanya. Manusia diberi kesempatan bertobat karena pengetahuan manusia tidaklah sesempurna malaikat. Dengan kata lain, pengetahuan manusia berkembang, yang memungkinkan manusia mampu untuk memperbaiki kesalahannya. Dan untuk manusia ini, Yesus datang ke dunia untuk menebus dosa, sehingga manusia dapat memperoleh keselamatan
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Pak Stef Ytk,
Oow aku pikir apa yang tertulis tentang “heaven”/sorga di sini :
Maka “heaven”/ surga di sini termasuk segala penghuni surga, yaitu para malaikat. Sebagian dari para malaikat ini kemudian menolak Tuhan, yang dipelopori oleh Lucifer. Kita dapat melihat kisah penolakan ini di dalam Yes 14: 12-15:
Sejak dari awal memang malaikat itu sudah berada dalam kebersamaan Allah di sorga, baru kemudian ada yang berontak. Ok matur nuwun Pak Stef
[dari katolitas: Heaven di dalam Kitab Suci tidak selalu berarti Sorga – melihat Allah muka dengan muka. Jadi, pada waktu penciptaan para malaikat, mereka belum berada di Sorga dalam pengertian melihat Allah muka dengan muka. Setelah sebagian malaikat memilih Allah, maka mereka masuk dalam Sorga yang sesungguhnya, yaitu melihat Allah muka dengan muka.]
Shalom pak Stef & bu Ingrid yg t’kasih…
Kita tahu bhwa Tuhan sering mnyampai’n rmalan & nubuat2 ttg msa depan (slalunya ttg akhir zaman) kpd para Nabi.
Soaln sya- mampukah Iblis jg mlakukan prkara ini? Blehkah iblis mnyampai’n rmalan2 ttg msa dpan kpd manusia? Apakh iblis mmpu mlihat msa dpan?
Mhon p’cerahan
Thanx in advance
God bless…
Shalom John,
Memang hanya Tuhan yang maha tahu. Dan Tuhan dapat menyampaikan apa yang Dia ketahui di masa depan melalui perantaraan para nabi, melalui mimpi atau inspirasi yang lain dan dengan jalan yang Dia pandang baik. Sebaliknya setan tidak tahu akan apa yang terjadi di masa depan. Hanya, perlu digarisbawahi bahwa setan adalah pribadi yang sungguh pintar, jauh melebihi manusia. Oleh karena itu, berdasarkan kemampuannya, dia dapat saja memprediksi apa yang terjadi di masa depan dan memperdaya manusia. Jadi, kita harus berhati-hati terhadap jebakan setan. Semoga membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
shalom pengelola Katolisitas,
mohon pencerahannya…
maaf kalau pertanyaannya sedikit konyol dan mungkin kurang berbobot.
yang saya mau tanyakan, apakah berdosa jika kita memakai baju yang bergambarkan lucifer/setan, apalagi jika kita memakai baju tersebut ditempat ibadah/gereja?
makasih sblmx….
hendro anpit
[Dari Katolisitas: Mohon dijawab dahulu, apakah maksud memakai baju bergambar setan itu? Apalagi memakainya untuk ke tempat ibadah?]]
sekadar tanggapan saja.
mungkin yang dimaksudkan oleh sdr. hendro anpit adalah t-shirt (biasanya berwarna hitam) yang lazim dikenakan oleh musisi/penggemar musik underground yang beraliran black-metal, death-metal, atau grindcore; dimana t-shirt tersebut seringkali bergambar salib terbalik, atau pentakel (pentagram?) terbalik yang (biasanya) di dalamnya ada kepala kambing (baphomet?), atau simbol-simbol satanik lainnya yang memang menjadi ciri khas dari logo band-band dari aliran musik tersebut.
tambahan pertanyaan dari saya (tidak berkaitan dengan tanggapan saya di atas): saya pernah melihat seorang umat yang mengikuti misa dengan mengenakan topi dan tak pernah mencopotnya sepanjang misa berlangsung. apakah hal tersebut diperkenankan? bila tidak, bolehkah saya meminta dia untuk melepas topinya?
terima kasih, Tuhan memberkati.
[Dari Katolisitas: Menurut pengetahuan kami, tidak ada ketentuan resmi soal pemakaian topi/ penutup kepala. Ada kalanya orang memakai topi karena alasan tertentu, misalnya seorang pasien kanker memakai topi untuk menutupi kepalanya karena rambutnya yang jarang. Atau sejumlah wanita menutupi kepalanya dengan penutup kepala, justru untuk menunjukkan penghormatannya kepada Tuhan. Atau seseorang memakai penutup kepala di gereja pada saat musim dingin. Oleh karena itu, mari, jangan memusatkan perhatian kepada penampilan orang lain, tetapi lebih kepada sikap batin kita sendiri, pada saat kita menghadap Tuhan.]
Allah menciptakan segalanya.
tapi kenapa Tuhan menciptakan para iblis (Lucifer)?
bukankah jika Tuhan hanya menciptakan para malaikat, Alam semesta ini akan damai dan semua manusia dapat masuk surga?
apakah Kerajaan Allah itu tidak cukup menampung semua umat manusia?
mohon penjelasan… newbe
[dari katolisitas: Semua yang Allah ciptakan adalah baik. Pada mulanya Allah menciptakan malaikat, namun sebagian dari malaikat memutuskan untuk melawan Allah. Malaikat yang melawan Allah inilah yang disebut iblis. Dengan kata lain, pada mulanya semua yang diciptakan oleh Allah adalah baik adanya, karena Allah yang kudus dan maha kasih tidak mungkin menciptakan sesuatu yang buruk.]
Menurut saya seperti ini, nama “Lucifer” itu tidak ada dalam bahasa asli Alkitab. Lucifer yang disebutkan dalam versi KJV itu adalah hasil terjemahan dari bhs ibrani (bukan sebuah nama tokoh), kalau diterjemahkan dalam bhsa indo artinya bintang timur/pembawa cahaya, sedangkan dalam bahasa asli Ibrani (kitab PL) diterjemahkan הילל HEYLEL, dari kata הלל HALAL “memuji”. Dalam kata itu tidak dijumpai kata iblis (ibrani : שטן ). Lucifer adalah hasil terjemahan dari Ibrani ke bahasa Latin, digunakan dalam Vulgata, Alkitab bahasa Latin yang dipakai di kalangan Katolik. Seperti versi terjemahan KJV pada Yesaya 14:12 yg secara jelas memakai kata Lucifer. Pada ayat itu kalo kita mau tahu rujukan tentang Lucifer ( הילל HEYLEL ) itu sebenarnya istilah kepada raja babel (Nebukadnezar), ada juga yang mengatakna bahwa raja Babel ada yang bernama Heylel bin Syakhar. Jika kita tinjau dalam terjemahan yunani φωσφορος – phôsphoros berarti cahaya pagi/pembawa cahaya. Sekali lagi itu bukanlah suatu nama atau tokoh iblis.
Jadi menurut saya “LUCIFER” sebagai dengan Iblis hanyalah produk dari tafsir, tepatnya tafsir yang berasal dari kalangan Kristen “barat”.”Tafsir” bisa saja berbeda-beda, tidak semuanya memandang “LUCIFER” dalam Yesaya 14:12 adalah nama Iblis. Dan dengan menimbang 2 Petrus 1:19 maupun Ayub 11:17, kata “LUCIFER” tidak bermakna sebagai malaikat yang jatuh atau “nama penghulu Setan/ Iblis”.
Orang Yahudi punya istilah sendiri tentang nama penghulu setan/iblis yaitu סמאל – SAMAEL (teman muslim bilangnya DAJJAL) ini dicatat dalam kitab mereka Talmud & Midrasy. Mereka tidak berpendirian pada Alkitab versi Latin Vulgata atau KJV dan “tafsirannya”.
Kesimpulan saya : Iblis yang bernama Lucifer itu tidak ada. Lucifer itu hanya di-“ada-ada”-kan saja dalam dogma klasik gereja, dan bertambah besar ketika KJV mempertahankan teks Vulgata untuk kata Lucifer ini. Atau dalam kata lain Lucifer ini ada ketika terjemahan alkitab dalam bahasa latin itu ada.
GBU . . .
Shalom Michael,
Sebagian besar dari yang Anda sampaikan itu, telah pernah dibahas di artikel ini, silakan klik.
Anda benar, bahwa kata lucifer itu bukan nama, namun adalah terjemahan Latin dari kata bintang timur/ bintang fajar/ bintang kejora. Oleh karena itu di ayat lainnya dalam Kitab Suci, kata Bintang timur tersebut mengacu kepada Kristus (2 Pet 1:19). Anda juga benar bahwa pada kitab Yesaya 14:12, kata Lucifer itu dapat dihubungkan dengan raja Babel.
Namun demikian, dalam Yes 14:12 dikatakan frasa yang juga diulangi oleh Yesus dalam Luk 10:18, sehingga banyak ahli Kitab Suci (bukan hanya dari kalangan Katolik), menghubungkan kedua ayat itu:
“Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang timur, putera Fajar (Lucifer), engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi….” (Yes 14:12)
“Lalu kata Yesus kepada mereka: “Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit.” (Luk 10:18)
Dengan menghubungkan kedua ayat ini, maka orang mnghubungkan kata ‘lucifer’ dengan iblis. Namun sejujurnya Gereja Katolik tidak pernah mengeluarkan dogma bahwa lucifer sama dengan iblis, ataupun bahwa kata lucifer itu hanya untuk dihubungkan dengan iblis.
Jadi kata lucifer itu bukan hasil ‘diada-adakan’ saja dalam dogma Gereja. Kata ‘lucifer’ itu adalah kata terjemahan dalam Kitab Suci Latin Vulgata, yang artinya bintang timur. Tidak ada dogma Gereja Katolik yang secara elsplisit mengatakan apa-apa tentang Lucifer sebagai nama Iblis. Silakan Anda membaca di sini tentang daftar dogma Gereja Katolik, silakan klik. Namun jika kata ‘lucifer’ kemudian dihubungkan dengan iblis, juga ada alasannya. Mari kita buktikan saja kelak jika kita memperoleh pengetahuan yang sempurna di surga, akan apakah istilah itu memang dapat mengacu kepada iblis atau tidak.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Romo Santo,
Saya ingin sekali Romo “melukiskan” logika atau jalan pikiran setan (dalam hal ini setan utama yang menggoda Judas Iskariot sehingga Judas menjual/mengkhianati Yesus).
Mengapa setan itu menggoda Judas agar mengkhianati Yesus? (pertanyaan ini tidak perlu dijawab)
Pertanyaan intinya adalah ini: Jika Yesus TIDAK dikhianati dan akhirnya TIDAK MATI di salib, apa ruginya setan itu?
Dengan kata lain, mengapa setan begitu bernafsu mengakhiri hidup Yesus sejak awal sampai akhir (dari pembantaian bayi oleh Herodes, godaan setan di padang gurun agar Yesus menjatuhkan diri, sampai pengkianatan Yudas)?
Benarkah logika saya ini, bahwa setan hanya ingin agar Yesus mati.
Bila Yesus mati, maka setan pikir ia sudah menang karena Yesus yang Allah itu sudah mati. Bila Yesus Allah sudah mati maka setan bisa menggantikan sebagai “Allah”?
Jika logika saya di atas benar, berarti benar bila saya katakan bahwa selama itu (sebelum Yesus bangkit) setan tidak/belum tahu bahwa Yesus akan/bisa bangkit atau hidup lagi.
Jika benar bahwa setan tidak tahu bahwa Yesus bisa hidup lagi, berarti setan kecolongan. Pertanyaan terakhir saya, mengapa setan bisa kecolongan? Bukankah setan itu awalnya adalah malaikat, namun karena membangkang jadi setan. Jika demikian berarti malaikat bisa kecolongan juga dong? (dengan lebih dahulu mohon ampun pada malaikat pelindung saya, karena saya sedang menggunakan logika manusia saya).
Mohon tanggapan Romo Santo atau tim katolisitas yang lain (Pak Stef atau Bu Ingrid). Terima kasih.
Salam Yusup Sumarno,
Setan hanya memiliki kebencian 100% akan Allah dan karya penyelamatan-Nya atas manusia. Mereka pun punya iri dan dendam serta kesombongan 100% pada manusia serta akan kenyataan mengapa Sabda Allah mau menjadi manusia. Dengan sumber dosa dari dalam dirinya yang tak pernah padam itu, maka mengalirlah semua upaya kasar maupun halus untuk menggagalkan rencana Allah bagi manusia. Mereka bahkan menggoda Yesus Kristus sendiri serta menggoda para murid, yang ditanggapi oleh Yudas Iskariot.
Kecolongannya setan disebabkan karena mereka tidak mempercayakan diri/mengandalkan dan bersandar pada kehendak Allah yang menyelamatkan. Sedangkan malaikat ialah makhluk rohani yang dengan kebebasannya sepenuhnya memilih mendengarkan perintah dan taat pada kehendak Allah. Pilihannya sama-sama total: Malaikat menyerahkan diri sepenuhnya pada kehendak Allah, sedangkan setan menolak kehendak penyelamatan Allah pada manusia itu sepenuhnya. Malaikat, karena sikapnya itu, bisa menerjemahkan kehendak Allah secara tepat. Hidup malaikat diabdikan sepenuhnya 100% sesuai kehendak-Nya. Maka di situlah bedanya bahwa malaikat selalu tidak pernah kecolongan sedangkan setan kecolongan/gagal membaca gerak atau “strategi” Allah dalam usaha menyelamatkan manusia. Namun juga selalu dalam Gereja-Nya yang satu, kudus, katolik, apostolik, setan mengincar dan membuat pertempuran di udara (pertempuran rohani) yang seru. Walaupun selalu kalah, namun setan selalu menunggu waktu yang tepat untuk menggagalkan rencana Allah yaitu keselamatan kita yang abadi.
Salam
RD. Yohanes Dwi Harsanto
Romo Santo,
Banyak terima kasih. Pesan utama dr jawaban Romo adalah agar saya selalu mengandalkan Tuhan biar tdk seperti setan atau tdk kesetanan. Sehat selalu buat Romo.
Dengan sumber dosa dari dalam dirinya yang tak pernah padam itu, maka mengalirlah semua upaya kasar maupun halus untuk menggagalkan rencana Allah bagi manusia.
#cut#
Bila demikian maka..
Menurut Romo, inkusisi termasuk upaya kasar atau halus ?
Hidup malaikat diabdikan sepenuhnya 100% sesuai kehendak-Nya
Bila demikian maka..
Apakah Keberdosaan Malaikat adalah parsial sepenuhnya 100% sesuai kehendak-Nya?
Salam Wardi,
Mengenai inkuisisi, Anda bisa membacanya di artikel “Tentang Inkuisisi”, silakan klik di sini, dan silakan menilai manakah inkuisisi yang diselenggarakan secara bertanggung jawab sesuai maksud diadakannya, dan inkuisisi yang melenceng dari maksud semula.
Siapapun makhluk yang memiliki rohani berarti juga memiliki kehendak bebas. Manusia dan malaikat ialah makhluk yang memiliki rohani. Manusia memiliki rohani sekaligus jasmani, sedangkan malaikat hanya memiliki rohani saja. Mereka bisa menolak maupun menerima kehendak Allah. Malaikat yang memilih memberontak menjadi setan, makhluk rohani yang jahat. Sedangkan malaikat yang tetap setia tetap menjadi malaikat. Kejatuhan malaikat dan manusia bukanlah kehendak Allah, melainkan kehendak si setan dan manusia itu sendiri.
Salam
RD. Yohanes Dwi Harsanto
slmt siang tim katolisitas..
saya mau bertanya sebenarnya bintang timur itu siapa ya? apakah Yesus atau lucifer?
terima kasih
Shalom Andi,
Lucifer adalah kata sebutan (transliserasi) yang artinya adalah Bintang Timur/ Bintang Fajar (“Star of the Morning/ Bright Morning Star“). Sebutan ini muncul sekali dalam Yes 14:12 sebagai sebutan bagi iblis, dan yang juga menggambarkan Raja Babilonia.
Namun dalam banyak ayat lainnya dalam Kitab Suci, “Bintang Timur” ini adalah sebutan bagi Yesus (lih. Why 22:16; Why 2:28; 2 Pet 1:19). Kristus adalah Sang Bintang Timur, sebagai Bintang yang telah lama dijanjikan Allah akan terbit (lih. Bil 24:17, Luk 1:76-79) untuk menerangi mereka yang hidup dalam kegelapan (Yes 9:2; Mat 4:16), sebab Kristus adalah Sang Terang Dunia (lih. Yoh 8:12).
Namun demikian, faktanya, Lucifer yang artinya Bintang Timur, juga kerap diasosiasikan dengan iblis. Bagaimana menjelaskan hal ini? Malaikat yang disebut Lucifer itu menjadi iblis karena ia jatuh ke dalam dosa. Maka sesungguhnya Lucifer adalah sebutan bagi malaikat sebelum ia menolak Allah, dan iblis adalah sebutan baginya setelah ia menolak Allah. Orang sering menjelaskannya dengan perbandingan ini, misalnya monster Frankenstein lebih sering diasosiasikan dengan sang monster daripada kepada Victor Frankenstein yang menciptakannya. Padahal seharusnya Frankenstein adalah nama sang penciptanya. Demikianlah nampaknya yang terjadi pada asosiasi istilah Lucifer (Bintang Timur) kepada sang malaikat ciptaan Allah itu, yang kemudian jatuh dalam dosa, yang kemudian disebut iblis.
Dapat pula dilihat bahwa sebagaimana antikristus mengklaim dirinya Kristus, demikianlah iblis menyebut dirinya Bintang Timur. Namun berbeda dengan Kristus, yang ditinggikan karena kerendahan hatinya (lih. Flp 2:5-11), iblis yang meninggikan diri sebagai Lucifer itu akan direndahkan. Sebab barang siapa yang meninggikan diri akan direndahkan, sedangkan yang merendahkan diri akan ditinggikan (lih. Mat 23:12).
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Dia malaikat hanya saja kecemburuan yg membuat segalanya berubah…..
[Dari Katolisitas: Ya, Lucifer adalah malaikat, yang telah jatuh dalam dosa kesombongan sehingga memilih untuk menolak untuk taat kepada Allah]
sebenarnya mana yg benar, Lucifer di hempaskan ke bumi sebelum manusia ada ataw Lucifer dihempaskan ke bumi setelah manusia diciptakan,,??
Shalom Bram,
Dalam bukunya Summa Theology (ST), St. Thomas mengajarkan bahwa penciptaan para malaikat terjadi sebelum penciptaan dunia dan segala isinya. Penciptaan malaikat tersebut terjadi di awal mula saat Allah menciptakan langit (heaven) dan segala isinya. Sesaat setelah penciptaan mereka tersebut, ada sejumlah malaikat yang menolak Allah, yang kemudian dikenal dengan sebutan setan (fallen angels/ devil) yang dipimpin oleh Lucifer.
Para malaikat diciptakan dalam kondisi rahmat (lih. ST I, q. 62, a.3). Para malaikat yang memilih untuk taat kepada Allah pada saat penciptaan mereka, menerima anugerah persatuan dengan Allah di surga /beatitude (lih. ST I, q.62, a.5). Sedangkan para malaikat yang menolak Allah (iblis yang dipimpin oleh Lucifer) akhirnya menerima konsekuensinya. Origen mengatakan, bahwa karena itu, ular yang melambangkan iblis berjalan dengan merayap dengan perutnya. Silakan membaca penjelasan St. Thomas Aquinas, di link ini, silakan klik.
Dengan demikian, kita mengetahui bahwa Lucifer (iblis) dihempaskan ke bumi sebelum manusia diciptakan. Penciptaan manusia sendiri mengambil tempat di taman Eden yaitu suatu tempat di bumi. Tentang hal ini telah pernah dibahas di sini, silakan klik.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
dear Bu Ingrid / Pak Stef,
mohon bertanya, manusia jatuh dalam dosa karena Adam-Hawa jatuh dalam dosa kesombongan. sedangkan Lucifer [ex malaikat] juga menolak Tuhan karena ingin menyamai Tuhan / dosa kesombongan juga. Malaikat dan manusia sama2 memiliki free will dan sama2 jatuh dalam dosa yang sama.
mengapa Allah hanya menebus dosa manusia lewat diri Yesus PuteraNya, sehingga manusia boleh kembali ke Surga. sedangkan dalam Kitab Suci tidak pernah disinggung2 mengenai niat / rencana Allah untuk menebus dosa iblis, namun berfirman bahwa keturunan iblis dan manusia akan bermusuhan selama2nya.
Apakah karena Iblis memang tidak mau bertobat dan dosa yang dilakukan itu adalah abadi, krn malaikat adalah makhluk immortal sedangkan manusia makhluk mortal, alias tidak ada maaf bagimu karena Iblis sendiri kelihatannya tidak berniat bertobat?
Apa istimewanya manusia, sehingga Allah begitu mengasihi manusia, lebih dari kasihNya kepada malaikat yang jatuh, padahal manusia dan malaikat adalah sama2 ciptaan Allah?
terima kasih ^^
tambahan pertanyaan,
kejatuhan lucifer terjadi sebelum penciptaan bumi dan manusia, mengapa malah Allah menciptakan manusia2 yang kemungkinan bisa digoda iblis dan jatuh dalam dosa? bukankah malah menambah kemungkinan iblis memperbanyak jiwa yang bisa disiksa, sukur2 bisa masuk ke dalam neraka.
Berkah Dalem
Shalom Indriani,
Para malaikat adalah mahluk rohani yang murni, maka akal budi mereka tidak seperti akal budi manusia yang terhalang oleh berbagai macam faktor yang membuat keruh proses berpikirnya. Maka pemahaman para malaikat akan Tuhan tidak dapat dibandingkan dengan pemahaman manusia. Ketika sebagian dari para malaikat itu memutuskan untuk melawan Tuhan, mereka -yang kemudian disebut sebagai ‘malaikat yang jatuh dalam dosa/ fallen angels/ setan’ telah mengetahui dengan jelas apa yang mereka lakukan. Dengan pengetahuan yang lengkap, namun mereka tetap memutuskan untuk tidak taat kepada Allah itulah, yang membuat dosa setan bersifat final, dan tidak dapat terampuni, sebab mereka dengan kehendak bebasnya memang tidak mau diampuni Tuhan.
Katekismus mengajarkan demikian:
KGK 391 Di balik keputusan nenek moyang [Adam dan Hawa] kita untuk membangkang terdengar satu suara penggoda yang bertentangan dengan Allah (Bdk. Kej 3:1-5), yang memasukkan mereka ke dalam maut karena iri hati (Bdk. Keb 2:24). Kitab Suci dan tradisi melihat dalam wujud ini seorang malaikat yang jatuh, yang dinamakan setan atau iblis (Bdk. Yoh 8:44; Why 12:9). Gereja mengajar bahwa ia pada mulanya adalah malaikat baik yang diciptakan Allah. “Setan dan roh-roh jahat lain menurut kodrat memang diciptakan baik oleh Allah, tetapi mereka menjadi jahat karena kesalahan sendiri” (Konsili Lateran IV, 1215: DS 800).
KGK 392 Kitab Suci berbicara mengenai satu dosa para malaikat yang jatuh (Bdk. 2 Ptr 2:4). “Jatuhnya mereka dalam dosa” merupakan keputusan bebas roh-roh yang tercipta ini, yang menolak Allah dan Kerajaan-Nya secara radikal dan tetap. Kita mendengar satu gema dari pemberontakan ini dalam apa yang setan katakan kepada nenek moyang kita: “Kamu akan menjadi seperti Allah” (Kej 3:5). Setan adalah “pendosa dari mulanya” (1 Yoh 3:8), “bapa segala dusta” (Yoh 8:44).
KGK 393 Karena sifat tetap keputusan mereka yang tidak dapat ditarik kembali dan bukan karena kekurangan belas kasihan ilahi yang tidak terbatas, maka dosa para malaikat itu tidak dapat diampuni. “Bagi mereka tidak ada penyesalan sesudah jatuh, sama seperti bagi manusia tak ada penyesalan sesudah kematian.” (Yohanes dari Damaskus, f.o. 2,4).
Hal pertanyaan mengapa Tuhan memilih manusia dan mengasihinya sedemikian rupa, tercatat dalam kitab Mazmur, yaitu Mzm 8:5; Mzm 144:3; Ibr 2:6. Dalam surat Ibrani bahkan tercatat demikian:, “Sebab sesungguhnya bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani.” (Ibr 2:16). Ini sesuai dengan misteri Tuhan yang memang selalu berbelas kasih dan berpihak kepada yang lemah. Kitab Suci selalu memberi kesaksian bahwa Allah membela fakir miskin, para janda dan orang asing. Pemilihannya atas bangsa Israel juga bukan karena bangsa itu kuat dan hebat, namun karena bangsa itu adalah bangsa yang terkecil (lih. Ul 7:7-9). Maka ini sesuai dengan prinsip kerja Allah yang memang bekerja melalui kelemahan ciptaan-Nya, untuk menyatakan kuasa-Nya (lih. 2 Kor 12:9). Maka adalah suatu kebijaksanaan Allah, bahwa Ia memilih untuk berbelas kasih dan menyelamatkan manusia, yang sebagai mahluk rohani, tingkatannya lebih rendah daripada malaikat.
Tentang mengapa Tuhan menciptakan manusia, sudah pernah sekilas dibahas di sini, silakan klik.
Di atas semua itu kita percaya oleh karena pengetahuan Allah yang tiada terbatas, Ia memang sudah mengetahui sejak semula bahwa dengan menciptakan malaikat dan manusia dengan akal budi dan kehendak bebas, akan dapat mengakibatkan sebagian dari mereka memutuskan untuk menolak Allah. Namun demikian, Allah juga telah mengetahui bahwa pada akhirnya Ia akan dapat mengalahkan mereka yang jahat dan menolak Dia, dan pada akhirnya Ia akan berjaya bersama dengan semua ciptaan yang mengasihi Dia, dalam langit dan bumi yang baru. Tentang hal ini, sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
ALL:
SEMUA DIHARAPKAN TOLONG BERI AYATNYA TERTULIS DIMANA ITU “YESUS MENDIRIKAN KATOLIK”…? JANGAN JADI PEMBOHONG YA…
SEBAB IBLIS ADALAH BAPA ORANG PENDUSTA
[dari katolisitas: Silakan melihat tanya jawab ini – silakan klik. Dan bagaimana Anda mengartikan ayat Mat 16:16-19?]
Dear Katolisitas…
Saya sedang membaca sebuah tulisan ttg Yesaya 14:12…
Dalam tulisan tersebut mengungkapkan perbedaan penggunaan Bintang Kejora (Terjemahan Lama) dengan Bintang Timur (Terjemahan baru) merupakan sebagai bagian yg membuat umat bingung utk menafsirkan Alkitab…
Apakah benar demikian ?
Sebenarnya dasar perubahan kata itu apa ya ? Knp terjemahan baru menggunakan bintang timur utk Lucifer ? Bukankah Yesus pun dsebut bintang timur juga ?
Apakah ini tidak berarti Lucifer sama dgn Yesus ??
Salam damai
Shalom Antonius,
Tentang Yesaya 14:12, tidak menjadi masalah kalau terjemahannya adalah bintang kejora atau bintang Timur. Bintang kejora adalah terjemahan dari morning star, yaitu “bintang” (walaupun mungkin sekarang orang mengenal sebagai planet venus) yang terang, dan muncul pada pagi hari di langit Timur, sehingga juga disebut bintang Timur. Dalam bahasa Inggris, kita juga melihat beberapa terjemahan, seperti “Lucifer” (artinya: shining one) (KJV, DRB); star of the morning (NASB); morning star (NIV). Saya tidak tahu persis alasan perubahan terjemahan ini, namun yang pasti tidak ada perubahan arti dari perubahan yang dilakukan.
Mungkin beberapa referensi yang merujuk Yesus berhubungan dengan morning star atau bintang Timur adalah 2Pet 1:19; Why 2:28; Why 22:16. Namun, tentu saja, tidak perlu ada kebingungan apapun, karena dalam membaca Kitab Suci kita melihat konteksnya. Dan siapapun yang membaca Kitab Suci beserta dengan konteksnya tidak akan mungkin menyimpulkan bahwa Lucifer adalah Yesus, karena kesamaan kata bintang Timur.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
trima kasih atas jawabanya setelah sekian lama menunggu bagaimana tanggapan gereja mengenai penemuan – penemuan yang telah mereka selesaikan. memang tidak ada hubunganya dengan gereja. permasalahanya ini juga menyangkut awal penciptaan manusia. perkembangan penemuan2 fosilpun juga terus mengalami perkembangan sain. saya bukan ahli bidang sain dll, saya seorang awam yang suka membaca,apapun saya baca sampai saya menemukan situs ini, sangat bagus juga untuk menambah pengetahuan tentang katolik. saya juga seorang katolik,keluarga juga katolik juga ada protestan juga ada yang islam, bahkan kejawen..saya pernah masuk biara selama 4th dan keluar. justru berada di biara itulah saya menjadi terbuka pikiran,…yang dulu saya sangat2 fanatik dengan katolik, pokoknya katolik paling benar yang lainya salah…ternyata saya yang salah. memang katolik sangat benar, tapi kitapun juga ternyata tidak hidup dengan orang katolik saja..kita ternyata makluk sosial….yang harus hidup bersama dengan yang lainya. saya pribadi sangat mengagumi paus yohanes paulus 2 luar biasanya beliau. Beliaulah paus pertama kali yang menginjakan kaki di masjid, yang pernah mencium alquran, beliaulah contoh pluralisme, beliaulah yang menjadi insiparasi tokoh2 dunia untuk perdamain…pertanyaan saya diatas bukan mengada ada tapi memang saya lagi kebetulan membaca jadi langsung saya pertanyakan disini. bahkan teori darwinpun juga sudah mulai dipertanyakan para ilmuwan,..seperti suku maya yang hilang dengan peninggalanya yang terkenal kalender suku maya. tapi ini tidak usah dijawab.saya memang banyak membaca artikel2 katolisitas, karena saya sudah banyak yang lupa studi saya dulu..dari sini pula saya juga banyak hal baru yang dulu juga belum saya dapatkan, karena sekarang saya di dunia luar yang hanya berkutat untuk sesuap nasi,..namun hidup harus seimbang, seperti kata st.benedictus yang dulu menjadi inspirasi para rahib yang terkenal dengan peraturan santo benedictus..yang menjadi bacaan pada waktu makan bersama di biara saya waktu dulu.ORA ET LABORA…saya sangat bangga dengan link ini. tanpa pamrih memberi pelayanan yang sangat berharga bagi yang ingin tahu atapun yang hanya sekedar mampir..karena bagaimanapun studi filsafat dan teologi juga mahal..saya kira saya tidak akan bertanya ataupun berdiskusi lebih lanjut…link ini sudah menjadi bacaan rohani saya setiap pagi sebelum memulai mencari sesuap nasi didunia yang hingar bingar penuh dengan kesremawutan,,bercucuran keringat untuk anak istri… saya ingat kata2 st.agustinus yang mungkin kalau diartikan….bagaimana kita bilang mencintai TUHAN yang tidak kelihatan kalau kita tidak bisa mencintai yang kelihatan lebih dulu…trima kasih tim katolisitas….salam ORA ET LABORA
[Dari Katolisitas: Nampaknya yang harus dihindari adalah sikap fanatik, yang menghilangkan sikap saling menghormati antar sesama pemeluk agama. Namun sebagai umat Katolik, kita tetap dapat meyakini bahwa kepenuhan kebenaran ada di dalam Gereja Katolik, tanpa memiliki sikap yang fanatik, dan kita tetap dapat hidup berdampingan dengan umat beragama lain sebab kepenuhan kebenaran itu malah menguatkan kasih yang menjadi dasar hubungan antar sesama kita. Gereja Katolik selalu terbuka terhadap ilmu pengetahuan, namun tentu, sepanjang ilmu pengetahuan tersebut dapat dibuktikan secara obyektif menurut standar sains. Namun tentang sains penciptaan ini, harus diakui bahwa buktinya tidak dapat dengan secara jelas dan mendetail menjelaskan kisah penciptaan alam semesta, sebab tidak pernah menjelaskan Penyebab terciptanya mahluk ciptaan, ataupun bagaimana prosesnya. Maka dibuatlah suatu teori, misalnya tentang Big Bang, ataupun evolusi makro, yang semuanya belum ada buktinya. Teori- teori tersebut disusun atas dasar asumsi, dan karena itu, tidak dapat dikatakan sebagai kebenaran apalagi dijadikan dasar untuk menilai kebenaran ajaran iman. Demikian pula dengan berbagai legenda Yunani ataupun mitos-mitos kuno, betapapun terlihat detail dan sepertinya memungkinkan.]
Shalom admin Katolisitas,
Mengutip pernyataan sdr Broto bahwa Paus Yohanes Paulus II pernah mencium alquran, maka sy ingin bertanya, apakah itu benar?
Klau benar, apa makna atau pesan yg tersirat dr tindakan Paus tersbt?
Bukankah Gereja Katolik tidak mengakui wahyu publik lg setelah rasul terakhir?
Tindakan Paus tersebut seolah mengakui bahwa alquran adalah wahyu Allah??
atau akan lebih banyak lg interpretasi dr setiap org dr tindakan Paus itu?
Mohon pencerahan?
Salam kasih,
Salu.
[Dari Katolisitas: Pertanyaan serupa sudah pernah ditanyakan dan ditanggapi di jawaban ini, silakan klik]
Bagi semua yg ada di forum ne, please crtakn ttg ksh LUCIFER mnjd IBLIS………..
[dari katolisitas: apakah anda telah membaca tanya jawab di atas – silakan klik]
ya saya tahu tentang itu
jadi pertanyaan saya di alkitap tidak tercantum/tertulis nama lucifer.
yang ad hanya perumpamaan(bintang timur)
jadi darimana kata lucifer orang tahu padahal tidak ad tertulis d alkitab
tolong d jawab secepatnya
terimakasih..
[dari katolisitas: Yes 14:12: Bintang Timur = Lucifer”. Lihat DRB Version “How art thou fallen from heaven, O Lucifer, who didst rise in the morning? how art thou fallen to the earth, that didst wound the nations? “]
Saya pernah mendengar juga, ada malaikat yang jatuh karena jatuh cinta dengan manusia sehingga ia diturunkan ke bumi dan menjadi pengawas.
Berikut cuplikan artikelnya:
“Grigori atau Para Pengawas (Yudeo-Kristen) : sekelompok dari malaikat yang jatuh karena kawin dengan manusia dan memperanakkan anak manusia yang disebut Nefilim. Para pemimpinnya adalah: Samyaza, Arakiel (Arakiba), Ramael (Azazel, Iblis, Satan, atau Lucifer), Kokabiel, Tamiel, Ramiel, Daniel, Chazaqiel (Ezeqiel), Baraqel, Asael, Armaros, Batariel, Ananiel, Zaqiel, Shamsiel (Samsapiel), Satariel, Turiel, Yomiel, Sariel, dan Bezaliel.”
Ada juga artikel yang menyebutkan bahwa ada malaikat pembawa pesan yang menjadi “fallen angel” karena sebab yang sama dan akhirnya diturunkan ke bumi.
Apakah hal ini dapat dibenarkan secara katolik, atau hanya isu yang simpang siur?
Terimakasih,
Salam Damai
n.n
Shalom n.n,
Sepengetahuan saya anggapan bahwa malaikat dapat jatuh cinta ataupun kawin dengan manusia bukan interpretasi yang diajarkan oleh Gereja Katolik.
Maka pandangan yang anda tuliskan itu tidak sesuai dengan ajaran Gereja Katolik. “Fallen angel” adalah para malaikat yang mengikuti jejak Lucifer, yaitu para malaikat yang memutuskan untuk tidak taat kepada Allah, sehingga dengan demikian mereka ‘terjatuh’ dari kondisi mereka yang baik pada saat diciptakan oleh Allah, menjadi kondisi yang terpuruk karena mereka mengikuti kehendak sendiri, karena pengaruh Lucifer.
Memang pada kitab Kejadian 6: 1-8, ada orang yang menginterpretasikan bahwa ‘anak- anak Allah’ yang mengambil istri anak- anak perempuan manusia itu adalah kisah bahwa ada malaikat- malaikat yang jatuh cinta dan menikahi manusia. Namun buku A Catholic Commentary on Holy Scripture, oleh Dom Orchard, hl. 189, mengatakan bahwa ‘anak- anak Allah’ yang dimaksud di sini bukan malaikat; walaupun kata ‘anak- anak Allah’ pada kitab Ayub mengacu kepada para malaikat (Ayb 1 dan 2). Interpretasi pada kitab Ayub ini, tidak dapat diterapkan pada Kitab Kejadian, karena berlainan konteksnya. Pada kitab Kejadian, ‘anak- anak Allah’ mengacu kepada keturunan Set, yang garis keturunannya sampai kepada Allah dari Adam, yang diciptakan Allah sesuai dengan gambaran-Nya, dan Adam juga disebut ‘anak Allah’ (lih. Luk 3:38). Dengan demikian keturunan Set disebut sebagai anak- anak Allah, dalam hubungannya dengan Adam sebagai manusia pertama yang diciptakan Allah.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
terimakasih bu Inggrid atas jawabannya
saya juga pernah membaca tentang malaikai Rafael yang diutus Allah untuk menyembuhkan Tobit di kitab tobit. Pada suatu saat malaikat rafael memperkenalkan diri dengan berkata
Aku ini Rafael, satu dari ketujuh malaikat yang melayani di hadapan Tuhan yang mulia. (Tob 12: 15)
yang ingin saya tanyakan
1. siapakah ketujuh malaikat tersebut?
2. apakah ketujuh malaikat itu sama dengan 3 tingkatan malaikat Allah yang disebutkan oleh ibu Inggrid?
salam kasih Kristus untuk para pengurus katolisitas.org
Shalom Paulus Ary,
Demikianlah keterangan yang saya peroleh dari Haydock’s Commentary tentang Tob 12:15:
“Kita mengetahui nama- nama Mikael dan Gabriel. Nama lainnya adalah apokrif, seperti, Uriel, Saltiel, Jeadriel, Barachiel, ada tujuh. Jumlah ini secara jelas disebutkan oleh Rasul Yohanes dalam Wahyu 1:4. Perayaan misa untuk menghormati mereka disetujui oleh Paus Pius IV. Nampaknya, ketujuh orang diakon di Gereja Roma dan Yerusalem ditentukan untuk mengikuti jumlah mereka [seperti halnya] para raja, Assuerus mempunyai tujuh pejabat tinggi, Est 1:10. (Calmet)….”
Seperti telah kami utarakan di atas, bahwa hal nama- nama maupun urutan tingkatan para malaikat ini bukanlah dogma, sehingga memang para Teolog masih dapat mempunyai pandangan sendiri- sendiri tentang hal ini, kerena memang tidak secara eksplisit disebutkan urutannya, dan namanya. Urutan yang saya sampaikan di atas adalah berdasarkan tulisan St. Thomas Aquinas, yang tidak memberikan secara rinci urutan nama- nama malaikat satu- persatu secara pribadi. Namun St. Thomas mengatakan pandangannya bahwa malaikat yang diutus kepada manusia adalah dari tingkatan yang terendah, yaitu angels dan arch-angels. Sehingga, jika pemikiran St. Thomas yang dijadikan patokan, maka Mikael, Gabriel dan Rafael termasuk tingkatan ini. Walaupun demikian ada juga para teolog lain yang menempatkan malaikat Mikael di tempat tertinggi/ tingkatan tertinggi, seperti telah dituliskan di jawaban saya sebelumnya. Dalam hal ini, saya tidak dalam posisi untuk menentukan pandangan mana yang benar, sebab Gereja sendiri memberi kebebasan kepada para Teolog untuk mempunyai pandangan berbeda dalam hal ini, karena ini bukan masalah prinsip yang berhubungan dengan hal dogmatik.
Semoga dapat dipahami.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
terimakasih bu Inggrid atas jawabannya
ketika saya memasukkan nama-nama malaikat yang bu Inggrid berikan d mesin pencari google, saya menemukan sedikit perbedaan yaitu Sealtiel dan Adriel. Bagaimana pendapat bu Inggrid?
Shalom Paulus Ary,
Nama- nama yang saya sebutkan itu saya peroleh dari penjelasan Douay Rheims Bible (berdasarkan Vulgate), Haydock Commentary. Seperti yang telah saya sebutkan di atas, tidak ada penjelasan yang pasti dan definitif tentang ketujuh nama malaikat itu. Kalau saya pribadi, saya akan memegang apa yang diajarkan dalam Douay Rheims Bible, Haydock Commentary, namun jika anda memperoleh nama yang lain, (apalagi bunyinyapun mirip) itu tidaklah menjadi masalah. Ini bukan dogma, jadi adanya perbedaan tidak perlu dipermasalahkan.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Susunan malaikat Praise of God dibagi menjadi 3 : Archangel, Angel, & Angelic Hierarcy
7 Archangel sendiri ialah : Ariel, Asrael, Metatron, Uriel, Raphael, Gabriel, Michael
Setiap malaikat (Archangel ) mempunyai kemampuan yang bergam dan variatif, dalam artian ke-7 Archangel ini mempunyai kelebihan secara spiritual yang sempurna dan saling melengkapi.
Masalah yang paling kuat / tingkatan diantara para Archangel tsb, Saya tidak tahu.
Semoga Pengetahuan ini memberi manfaat, dan menambah Ilmu kita. Thx
Berkah Dalem
[Dari Katolisitas: Tentang hal ini sudah pernah disinggung di jawaban ini, silakan klik]
damai sejahtera bagi kita semua
Ibu inggrid mengutip ajaran Menurut St Thomas Aquinas, berdasarkan tulisan St. Denis dari Aeropagus (De Coelesti Hierarchia), demikian: (lihat Summa Theologica I:108):
Malaikat-malaikat dibagi menjadi tiga tingkatan yang masing-masing terdiri dari tiga tingkatan. Kedekatan mereka dengan Allah adalah yang menjadi dasar dari pembagian ini:
1. Seraphim, Cherubim, Thrones, (Serafim, Kerubim, Singgasana/ Tahta suci)
2. Dominations, Virtues, Powers, (Pemerintah, Kebajikan, Penguasa)
3. Principalities, Archangels dan Angels (Kerajaan, Penghulu malaikat, Malaikat)
yang ingin saya tanyakan
1. apa tugas dari masing-masing malaikat-malaikat tersebut?
2. dapatkah ibu memberi gambar resmi gereja katolik tentang malaikat-malaikat tersebut?
3. dimana kedudukan lucifer, mikael, rafael, gabriel, dan malaikat pelindung dalam tingkatan tersebut?
terimakasih atas jawabannya
Semoga kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus beserta kita sekarang dan selama-lamanya
Shalom Paulus Ary,
Pertama- tama, hal pembagian tugas para malaikat ini tidak dapat dikatakan sebagai ajaran iman yang termasuk “the truth of Faith” setingkat dengan Dogma, melainkan masih ada dalam katagori ‘free theological opinion‘, sehingga para teolog masih dapat mempunyai pandangan yang berbeda tentang hal ini. Berikut ini adalah penjabaran yang mengambil sumber utama dari pengajaran St. Thomas Aquinas dalam Summa Theology.
1. Tugas malaikat
Menurut St. Thomas Aquinas, keempat tingkatan malaikat yang pertama merupakan tingkatan malaikat yang tidak diutus untuk menyampaikan pesan Allah, sedangkan kelima tingkat sesudahnya memiliki tugas untuk diutus ke luar /external ministry (lih. ST. I, q. 112, a.4). Ia mengutip St. Gregorius (Hom. xxxiv in Evang) dan Dionysius (Coel. Hier. xiii) yang mengatakan, “the higher ranks [of angels] fulfil no exterior service.” (Malaikat yang ada di tingkat yang lebih tinggi tidak menjalankan pelayanan keluar). Sehingga tugas para malaikat menurut tingkatannya, menurut St. Thomas Aquinas adalah:
1. Seraphim/ Serafim berasal dari kata Ibrani, saraph, artinya “untuk menghanguskan dengan api”. Para Bapa Gereja mengajarkan bahwa Serafim adalah para malaikat surgawi yang ada di sekitar tahta pengadilan Tuhan. Serafim ini sering dihubungkan dengan kelompok malaikat yang memuji- muji Allah dengan kidung surgawi di sekitar tahta Allah.
2. Cherubim/ Kerubim, berasal dari kata Assyria, kirubu, karabu, artinya “dekat”, maka diartikan sebagai malaikat yang dekat dengan Allah, yang ada di sekitar kemuliaan Tuhan, dan melayani Tuhan. Dengan demikian baik Serafim maupun Cherubim keduanya menempati hirarki tertinggi dalam tingkatan malaikat di surga.
3. Thrones/ Singgasana/ Tahta suci, tidak disebutkan secara khusus, namun dari namanya, dapat diperkirakan bahwa para malaikat pada tingkatan ini juga yang ada di daerah sekitar tahta Allah.
4. Dominations/ Pemerintah, (bersama dengan ketiga tingkatan malaikat di atasnya) membimbing para malaikat di bawahnya tentang misteri Allah (St. Thomas Aquinas, Summa Theology, I, q.112, a.3)
5. Virtues/ Kebajikan: para malaikat yang menjaga/ melindungi semua mahluk ciptaan corporeal; Virtues bertugas melakukan mukjizat dalam dunia material/ corporeal (ST, I, q.113, a.2).
6. Powers/ para malaikat yang bertugas mengatasi kuasa jahat/ demons (ST, I, q.113, a.2).
7. Principalities/ Kerajaan bertugas untuk menjaga semua jiwa- jiwa yang baik (ST, I, q.113, a.3).
8. Archangels/ penghulu malaikat dan angels/ malaikat (dan kemungkinan juga Principalities/ Kerajaan) bertugas untuk melindungi manusia (ST, I, q.113, a.3 dan 4). Hal ini disebutkan dalam Mazmur 90:11. Menurut St. Thomas para malaikat inilah yang sering disebut sebagai malaikat pelindung manusia.
2. Gambar resmi malaikat
Sepanjang pengetahuan saya, tidak ada gambar malaikat yang dapat dikatakan gambar ‘resmi’ Gereja Katolik tentang para malaikat ini. Silakan saja anda google dan umumnya ada gambar- gambar mereka, entah icon, atau lukisan lainnya, yang mengambil beberapa karakter/ sifat mereka, seperti yang disebutkan dalam Kitab Suci.
3. Kedudukan malaikat Mikael, Gabriel dan Rafael
Secara umum, menurut St. Thomas, para malaikat yang diutus kepada manusia (Mikael, Gabriel, Rafael) adalah tingkatan malaikat yang terendah/ dua terendah (ST Ia, 113.3).
Namun tentang tingkatan Malaikat Mikael, terdapat pandangan lain: St. Basil (dalam Hom. de angelis) dan Bapa Gereja Yunani seperti Salmeron dan Bellarminus menempatkan St. Mikael di atas semua para malaikat. St. Bonaventura mengatakan bahwa St. Mikael adalah pangeran dari Malaikat Serafim, yang pertama dari kesembilan tingkatan malaikat. Kemungkinan ini disebabkan karena pada Why 12:7 disebutkan bahwa Mikael dan para malaikatnya bertarung melawan Iblis (ular naga) tersebut.
Demikian juga terdapat pandangan yang berbeda tentang kedudukan Lucifer. Para Teolog ada yang menempatkan dia di tingkatan Serafim, namun juga ada yang menempatkan dia di tingkatan di bawahnya, di bawah tingkatan Serafim, Kerubim dan Tahta Suci, seperti yang sudah saya tuliskan di atas, silakan klik.
Demikian, semoga tulisan ini berguna bagi anda.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Mengenai gambar resmi malaikat, mungkin bisa dilihat di gambar Bunda Maria Guadalupe, di sana Bunda Maria berdiri di atas seorang Malaikat.
Mohon dikoreksi jika saya salah.
Trimakasih.
[Dari Katolisitas: menurut pengetahuan kami, Gereja tidak meresmikan gambar, yang dinyatakan sebagai sesuatu yang resmi dikeluarkan adalah suatu ajaran/ doktrin. Jadi gambar malaikat pada lukisan Maria Guadalupe itu juga tidak dapat dikatakan sebagai ‘resmi’ dikeluarkan Gereja]
Shalom,
saya tidak tahu dimana saya harus menulis pertanyaan baru. Jadi saya tulis disini dan minta tolong dipindah ke bagian yang sesuai.
Setahu saya dalam Alkitab hanya disebutkan 3 nama malaikat: Gabriel, Rafael dan Mikael. Dan dari banyak sumber yang saya pernah baca, malaikat2 itu ada tingkatannya dan yang tertinggi adalah Kerubim kalau tidak Seraphim. Atau kalau tidak ya yang lain tetapi Mikael, Rafael dan Gabriel bukan termasuk malaikat yang tertinggi.
Semakin tinggi tingkatannya, jumlahnya semakin sedikit. Jadi kalau Kerubim berada diatas Seraphim maka Kerubim hanya ada 12 dan Seraphim ada 24 (jumlah ini hanya pengandaian, intinya semakin keatas semakin sedikit). Yang paling bawah adalah malaikat yang melindungi manusia yang berjumlah miliaran atau mungkin triliunan karena setiap manusia sejak pertama kali dijadikan memiliki malaikat pelindungnya sendiri.
Malaikat itu sendiri berupa roh yang tidak terbatas oleh ruang tetapi tidak maha hadir. Memiliki kekuatan dahsyat yang sanggup menggerakkan gempa bumi.
Pertanyaan saya:
1. Benarkah hal-hal yang saya sebutkan diatas?
2. Dari tingkatan manakah Lucifer? Setahu saya (lagi), ia berada dalam tingkatan yang sama dengan Mikael, Gabriel dan Rafael sebelum kejatuhannya.
3. Bisakah kita memerintah malaikat?
Saya tidak ingat darimana sumber2 dari yang saya tulis diatas. Seingat saya dari buku2 dan internet. Namun menimbulkan rasa ingin tahu saya mengenai para malaikat.
Terima kasih banyak atas jawaban dan waktunya.
Shalom Agung,
Mengenai malaikat dan Lucifer, silakan anda membaca artikel di atas, silakan klik, dan juga tanya jawab di bawahnya. Tentang pengelompokan malaikat, dapat anda lihat dalam tanya jawab no.3.
Benar bahwa malaikat adalah mahluk ciptaan Tuhan yang murni mahluk rohani, tidak memiliki tubuh. Benar juga bahwa malaikat itu tidak maha hadir, dan jika sampai hadir di dunia, itu karena perintah dari Tuhan Allah. Dengan demikian kuasa/ kekuatan apapun yang ada pada mereka diperoleh dari Allah.
Mengingat secara rohani, malaikat adalah mahluk yang lebih sempurna dari manusia, maka secara hirarki, malaikat lebih tinggi tingkatannya dari manusia, seperti halnya manusia tingkatannya lebih tinggi dari hewan maupun tumbuhan. Berikut ini adalah pengajaran Gereja Katolik tentang penugasan Allah terhadap para malaikat yang baik/ yang taat (lihat Ludwig Ott, Fundamentals of Catholic Dogma, p. 120-121)
1. Tugas utama malaikat yang baik adalah untuk memuliakan Tuhan dan melayani Dia.
2. Tugas berikutnya adalah untuk melindungi manusia dan memperhatikan mereka agar mereka dapat memperoleh keselamatan.
3. Setiap orang beriman, sejak Pembaptisan, mempunyai malaikat pelindung.
Dengan demikian kita ketahui bahwa karena malaikat pelindung adalah malaikat yang ditugaskan Allah untuk melindungi kita dan membimbing kita agar dapat sampai pada keselamatan. Maka kita dapat memohon perlindungan mereka, seperti yang diajarkan St. Basilius. Hal ini pernah dituliskan di sini, silakan klik. Namun demikian, memohon bimbingan malaikat pelindung tidak sama dengan ‘memerintah’ malaikat. Jangan kita lupa bahwa para malaikat itu adalah utusan Allah, sehingga yang berhak memerintah mereka adalah Allah.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Salam damai Kristus Tuhan dan penyelamat kita,
Berbahagia sekali ketika saya menemukan situs ini yang mana dapat saya temukan jawaba2 atas permasalahan yang timbul dalam hidup ini, dalam usaha saya untuk mencari informasi tentang kejatuhan setan, dan kuasa kegelapan lewat mesin pencari google, saya menemukan beberapa situs yang memuat pertanyaan dari beberapa orang mengenai sebuah nama “LILITH” yang dijawab oleh beberapa orang lain bahwa menurut legenda LILITH ini adalah istri pertama ADAM yang kemudian lari meninggalkan ADAM karena ingin berada di atas (ingin menjadi dominan) dalam berhubungan sex, dan menjadi istri LUCIFER kemudian melahirkan anak – anak setan. Pertanyaan saya
1. Adakah cerita seperti ini dalam tradisi gereja katolik?
2. Berdosakah bila saya membaca situs2 dari saudara2 kita yang beragama lain yang menceritakan hal2 yang berlainan dengan dengan ajaran kita (misalnya kesaksian LUCIFER 1 – 7) http://indosummon.blogspot.com/2009/07/testament-o-lucifer
Mohon penjelasan, Salam damai Kristus
Shalom Azio,
1. Kisah Lilith seperti yang anda sebutkan tidak ada dalam tradisi Gereja Katolik. Gereja Katolik berpegang pada yang tertulis di Alkitab bahwa manusia pertama adalah Adam dan Hawa, dan dari merekalah seluruh manusia diturunkan. Prinsip ajaran ini dituliskan juga dalam surat ensiklik Paus Pius XII, Humani generis, 1950.
2. Jika anda bertanya pada saya, maka memang saya menyarankan agar anda menghindari membaca ajaran dari agama- agama lain jika anda belum dengan sungguh mempelajari iman anda sendiri terlebih dahulu. Karena ada resikonya, yaitu menjadi bingung, dan lekas goyah. Sedangkan untuk mempelajari iman anda sendiri saja, banyak sekali yang bisa anda baca, dan sampai seumur hidup-pun tidak akan habis. Dan ini akan jauh lebih berguna untuk pemahaman dan penghayatan iman anda, daripada anda membaca berbagai informasi lain, yang dapat melemahkan iman anda, ataupun meragukannya. Biar bagaimanapun, kita mengetahui bahwa sumber ajaran Gereja Katolik adalah Wahyu Ilahi (dari Allah sendiri) yang tertulis dalam Kitab Suci maupun juga Tradisi Suci, sehingga kredibilitasnya sangat baik. Sedangkan segala informasi lain tidak ada yang setara dengan Wahyu Ilahi tersebut. Maka, adalah bijak jika pertama-tama kita mempelajari Wahyu Ilahi tersebut yang secara murni dipelihara dan diturunkan di dalam ajaran Gereja Katolik.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org
Hallo Inggrid,
Terima kasih atas sharing and penjelasannya. Well said and agreed.
Saya sangat setuju, Allah sangat baik, Dia aza tidak akan pernah meninggalkan kita, apalagi membiarkan setan membinasakan/merusak kita. doesn’t sound like Him at all.
Aku sangat suka malaikat, terutama Mikael (ada pengalaman pribadi ttg itu). Aku ada baca sedikit banyak ttg histori malaikat2, and for me, itu cuma sebagai pengetahuan. And aku tidak terlalu fokus ke sana. Aku lebih fokus ke keselamatan yang telah Tuhan karuniakan ke aku, melalui malaikat Mikael. And for that, am forever grateful and worship Him.
Seperti yang Inggrid katakan, fokus ke keselamatan yang mau Tuhan sampaikan kepada kita melalui Kitab Suci.
Bagiku Kitab Suci secara keseluruhan berbicara ttg kasih Allah yang begitu besar: awal mula dari Kasih (penciptaan), pengkhianatan oleh adam dan hawa (kasih yang ditolak), lalu usaha Tuhan untuk memulihkan Kasih itu kembali dengan manusia, and pada akhirnya memberikan Putra-Nya sehingga Kasih-Nya bisa menjadi penuh kembali (kasih yang penuh, seperti awal mula, dipulihkan).
Semoga Tuhan Yesus semakin memberkati website ini, sehingga dgn website ini semakin banyak orang didekatkan dengan Tuhan, and semakin mempermuliakan nama Tuhan dengan pengetahuan2 yang disebarkan! Amin.
Cheers and God bless,
Julia
Bu Ingrid;
Kenapa KS “hanya” menyebut manusia yg diciptakan seturut citra ALLAH, padahal para malaikat juga mempunyai kehendak bebas seperti manusia. Jadi apakah beda antara malaikat dan manusia?
Apakah karena manusia punya spirit dan tubuh , sedangkan malaikat adalah “pure spirit” , maka hanya manusia yang seturut citra Allah?
Kalau tujuan akhir manusia adalah “surga” dimana berarti : hidup dalam persekutuan kasih dgn Allah Tritunggal, maka apa fungsi “tubuh” saat itu… apakah “tubuh” berguna dalam persekutuan kasih dgn Allah?
Apa pentingnya “kebangkitan badan” dalam credo, dilihat dari tujuan akhir manusia.
mohon pencerahan, terima kasih banyak.
Shalom Fxe,
Walaupun di Kitab Suci tidak disebutkan bahwa para malaikat diciptakan menurut citra/ gambaran Allah, namun kita tetap dapat mengatakan bahwa para malaikat-pun diciptakan menurut citra Allah, diciptakan dengan akal budi dan kehendak bebas, yang mampu mengenal dan mengasihi Penciptanya. Mereka bahkan dapat dikatakan lebih ‘menyerupai’ Allah, karena seperti Allah, mereka adalah ‘pure spirit’.
Maka yang membedakan manusia dengan malaikat adalah bahwa manusia memiliki tubuh, sedangkan malaikat tidak memiliki tubuh. Walaupun atas seijin Tuhan, maka ada kalanya malaikat menampakkan diri kepada manusia dalam rupa manusia, seperti dalam kasus malaikat Rafael (lih. Tob 5:13) , dan pada malaikat menampakkan diri memberitakan kebangkitan Yesus (Mrk 16:5-6; Luk 24:5-6)
Jadi, untuk menjawab apakah tubuh berguna dalam persekutuan dengan kasih Allah, maka jawabnya adalah “ya”. Paus Yohanes Paulus II dalam pengajarannya Theology of the Body, pada intinya mengajarkan bahwa Tuhan menciptakan manusia, tubuh dan jiwa, untuk maksud yang mulia. Sebab dengan memiliki tubuh, kita dapat memiliki kerinduan untuk bersekutu dengan sesama. Laki- laki dan perempuan dapat saling tertarik satu sama lain dan memiliki keinginan membentuk persekutuan seumur hidup, atas dasar saling memberikan diri satu sama lain secara total. Maka kasih suami dan istri adalah gambaran samar-samar akan kasih Allah kepada umat-Nya, yang secara sempurna terlihat dalam penyerahan diri Kristus kepada Gereja-Nya. Kristus memberikan Tubuh dan Darah-Nya kepada Mempelai-Nya yaitu Gereja-Nya dan dengan demikian memberikan hidup Ilahi-Nya kepadanya. Oleh kesatuan ini maka Yesus disebut sebagai Kepala, dan Gereja adalah Tubuh Mistik-Nya. Ini sama seperti gambaran suami yang setelah bersatu dengan istrinya, menjadi kepala istri (lih. Ef 5:22-33). Maka dalam hal ini hubungan seksual suami istri memiliki makna yang sangat dalam, karena merupakan gambaran dari penyerahan diri suami kepada istri dan istri kepada suami, dan melalui tindakan tersebut mereka meneguhkan kembali janji perkawinan mereka. Melalui tindakan tersebut mereka menggambarkan kasih dan citra Allah: yaitu seperti kasih persekutuan Allah Bapa dan Putera (Kristus) menghembuskan Roh Kudus; maka persekutuan suami dengan istri dapat menghadirkan kehidupan baru. Dengan hidup dalam relasi kasih ini, manusia didorong untuk semakin menghayati kasih Kristus kepada Gereja-Nya, dan agar kita menginginkan persekutuan dengan Kristus, sang Kepala kita.
Melihat keagungan makna perkawinan ini, kita akan semakin dapat memahami juga kedalaman makna kasih mereka yang mempersembahkan seluruh hidup mereka secara selibat demi kerajaan Allah. Sebab mereka mengorbankan keinginan luhur untuk bersekutu antara sesama manusia, namun mereka memberikan diri mereka seutuhnya kepada Tuhan. Dengan kesaksian hidup mereka sesungguhnya merupakan gambaran yang lebih nyata tentang makna kasih persekutuan Tuhan dengan umat-Nya. Sebab mereka, bahkan semasa hidupnya di dunia, telah menjadikan diri mereka sendiri sebagai “mempelai” Allah. Dan oleh kasih dan pengorbanan ini, mereka sangat berperan dalam melahirkan “anak-anak rohani” yang mereka bimbing untuk mengenal dan mengasihi Allah.
Karena tujuan akhir hidup manusia adalah bersatu dengan Tuhan dan sesama dalam “interpersonal communion”/ persekutuan antar pribadi; maka kebangkitan badan memegang peran yang penting. Walau kita tidak dapat menjabarkan secara persis bentuk persekutuan tersebut, namun kita mengetahui bahwa tubuh dan jiwa kita akan kembali bersatu, dan tiap-tiap kita (orang beriman) akan dipersatukan dengan Allah di dalam Kristus, dan karena Kristus adalah Kepala Tubuh dan kita semua adalah anggota-anggota-Nya, maka persatuan dengan Kristus ini akan mengakibatkan persatuan kita dengan sesama umat beriman sebagai anggota-anggota Tubuh Kristus.
Di sinilah pentingnya Ekaristi, sebab bahkan sejak di dunia, kita telah menerima hidup ilahi yang diberikan oleh Kristus melalui Tubuh, Darah, Jiwa dan ke-Allahan-Nya, sehingga dengan menyambut Ekaristi, kita sebenarnya mengalami persekutuan dengan Allah dan sesama, yang akan mencapai kesempurnaannya di surga kelak. Jika anda belum membaca, silakan membaca artikel ini, setelah selamat, lalu apa?, silakan klik. Semoga dapat menjawab pertanyaan anda.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org
Dear Bu Inggrid,
Bukankah Lucifer tinggal di surga , lalu mengapa Lucifer mampu berbuat dosa bahkan menolak Allah?
Saya pikir setelah di surga, sudah tidak bisa berdosa lagi karena sudah tinggal bersama Allah.
Dengan demikian apakah malaikat memiliki kehendak bebas juga?
Makasih.. GBU
Shalom Sananta,
Pada waktu Lucifer menggoda manusia pertama (Adam dan Hawa), ia dan juga Adam dan Hawa berada di taman Eden. Taman Eden ini tidak sama dengan surga. Maka benar kata anda bahwa di surga sudah tidak ada lagi cobaan maupun dosa. Silakan membaca di sini lebih lanjut tentang Taman Eden, silakan klik.
Ya, pada saat diciptakan oleh Tuhan, para malaikat diberi kehendak bebas juga untuk memilih Allah atau menolak Allah. Dan Lucifer ini (dan juga para malaikat pengikutnya) memilih untuk tidak taat kepada Allah, sehingga mereka memisahkan diri mereka sendiri dari Allah. Dan Allah mengizinkan hal ini terjadi, sebagai konsekuensi dari Ia menciptakan para malaikat ini dengan kehendak bebas mereka masing-masing.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org
dear katolisitas,
mengapa Allah tidak membinasakan lucifer dan para pengikutnya?
bukankah Kristus telah mengalahkan maut / setan? mengapa setas tetap ada dan dibiarkan Allah tetap ada? mohon tanggapan. terima kasih
[dari katolisitas: Begitu Allah menciptakan jiwa yang bersifat kekal – seperti malaikat, malaikat yang jahat, jiwa manusia – maka eksistensi dari apa yang kekal tetap akan bersifat kekal. Artinya, kalau mereka dihukum di neraka, maka juga akan bersifat kekal.]
Salam dalam Kasih Kristus.
Saya mau tanya mengenai malaikat. Dlm Kitab Suci malaikat yang disebutkan adalah Michael, Gabriel, Lucifer, Apolion/Abandon, sedangkan Raphael tidak ada. Atas dasar apa Gereja Katolik menetapkan Raphael sebagai malaikat?
Shalom Fendy,
Kisah Malaikat Raphael/ Rafael terdapat dalam kitab Tobit, yang termasuk dalam kitab Deuterokanonika. Malaikat Rafael diutus oleh Allah untuk mendatangkan kesembuhan bagi Tobit dan mempertemukan Tobia dengan Sara, sehingga mereka menikah. Dikatakan demikian,
“….. Pada saat itu juga kedua orang itu, yakni Tobit dan Sara, dikabulkan permohonannya di hadapan Tuhan. Diutusnyalah Rafael untuk menyembuhkan kedua-duanya, yaitu dengan menghapus bintik- bintik putih dari mata Tobit …… dan dengan memberikan Sara anak perempuan Raguel kepada Tobia bin Tobit sebagai istri dan dengan melepaskannya dari Asmodeus, setan yang jahat itu….” (Tob 3:16-17)
Rafael yang adalah malaikat (yang merupakan mahluk rohani tidak bertubuh) diijinkan oleh Allah untuk menampakkan diri dalam rupa manusia, dan ia memperkenalkan diri sebagai Azarya bin Ananias. [Kisah malaikat yang menampakkan diri sebagai manusia itu bukan hal yang aneh dalam Kitab Suci, karena hal ini serupa dengan kejadian kedua malaikat yang diutus untuk menyelamatkan Lot dari kehancuran kota Sodom (Kej 19:1-29), bergumul dengan Yakub (Kej 32:22–32), dan malaikat dalam kisah kebangkitan Yesus (lih. Mrk 16:5-7; Luk 24:5-7). Hanya memang mereka tidak memperkenalkan diri dan meyebutkan nama mereka.]
Mengenai hal nama, Rafael menyebutkan namanya sesuai dengan tugas yang diembannya saat diutus Tuhan pada saat itu, yaitu menjadi “Azarya”, yang dalam bahasa Ibrani artinya: pertolongan Tuhan, dan “Ananias”, yang artinya rahmat Tuhan. Kita ketahui bahwa malaikat Rafael diutus oleh Tuhan untuk menolong keluarga Tobit, yaitu membantu mengusir Iblis pada Sara yang akhirnya menikah dengan Tobia, dan kemudian menyembuhkan Tobit dari kebutaan. [Nama Azarya ini digunakan juga oleh malaikat yang diutus Tuhan untuk menyelamatkan Sadrakh, Mesakh dan Abednego dari hukuman di perapian yang dipasang atas perintah Raja Nebukadnezar (lih Dan 3, Tamb Dan 3:24-50)]. Maka nama dan Azarya mempunyai kemiripan dengan Rafael yang artinya God’s healing/ God the healer.
Demikian yang dapat saya sampaikan tentang malaikat Rafael/ Raphael.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org
Menurut sumber dari manakah yang mengatakan bahwa setan atau iblis bernama Lucifer?
Dalam Alkitab,tidak menyebutkan sama sekali bahwa Lucifer adalah nama yang dimiliki oleh iblis.
Harap dijelaskan mengenai asal mula nama Lucifer yang digunakan sebagai nama iblis atau malaikat yang jatuh ke Bumi.
Terima kasih,salam damai.
Shalom Yunus,
Nama Lucifer sebagai malaikat yang jatuh (fallen angel) diketahui dari kitab Vulgate, yang menyebutkan tentang kejatuhan malaikat ini seperti yang disebutkan dalam Yes 14:12-15. Pada ayat 12 dikatakan demikian:
Bahasa Latin: quomodo cecidisti de caelo lucifer qui mane oriebaris corruisti in terram qui vulnerabas gentes
Bahasa Inggris: How art thou fallen from heaven, O Lucifer, who didst rise in the morning? how art thou fallen to the earth, that didst wound the nations?
Bahasa Indonesia: Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!
Di Alkitab Bahasa Indonesia, memang Lucifer diterjemahkan sebagai Bintang Timur atau Bintang Fajar sebab memang itulah arti/ terjemahan kata “lucifer”. Para Bapa Gereja memang mengajarkan bahwa “lucifer” adalah ciri-ciri malaikat itu sebelum kejatuhannya.
Salam kasih dalam Kirstus Tuhan,
Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org
Saya bersyukur ada http://WWW.katolisitas.org dimana saya dapat menambah pengetahuan. terima kasih.
Tentang hal iblis dan lucifer, saya ingin tanya sedikit apakah ada urutan-urutan atau hirakhi dalam dunia / kerajaan iblis, pernah saya dengar katanya ada tujuh tingkatan hirakhi di kerajaan iblis. apakah dalam hal itu juga bisa mendapatkan penjelasan lebih lanjut.
misalnya ada malaikat utama yang antara lain Michael. Gabriel. Rafael.
ada pula kawanan malaikat yang tertinggi Serafim, Kerubim dan Tahta Suci.
apakah demikian juga di sepertiga bintang-bintang yang ikut lucifer.
apakah beazebul / penghulu setan. atau Mamon itu adalah bagian dari pengikut lucifer juga.
Jika disebut ada anak Allah; maka ada anak setan. karena dia merupakan cermin. dimana dulunya punya kuasa yang besar hingga bagai cermin ilahi.
demikian. Salam Bahagia dan Sejahtera.
atas keterangan yang akan diberikan saya mengucapkan terimakasih.
jakarta, 22 oktober 2009
hendro
Shalom Hendro,
Walaupun kita mengenal adanya urutan tingkatan malaikat dalam tradisi Gereja Katolik, namun ajaran tentang urutan ini tidak mengikat. Artinya Gereja Katolik tidak/ belum mengeluarkan ajaran yang harus kita pegang sebagai hirarki/ urutan malaikat.
Menurut St Thomas Aquinas, berdasarkan tulisan St. Denis dari Aeropagus (De Coelesti Hierarchia), demikian: (lihat Summa Theologica I:108):
Malaikat-malaikat dibagi menjadi tiga tingkatan yang masing-masing terdiri dari tiga tingkatan. Kedekatan mereka dengan Allah adalah yang menjadi dasar dari pembagian ini:
1. Seraphim, Cherubim, Thrones, (Serafim, Kerubim, Singgasana/ Tahta suci)
2. Dominations, Virtues, Powers, (Pemerintah, Kebajikan, Penguasa)
3. Principalities, Archangels dan Angels (Kerajaan, Penghulu malaikat, Malaikat)
Silakan anda membaca lebih lanjut di link ini, silakan klik
Alkitab tidak menyatakan sepertiga bintang yang ikut pemberontakan Lucifer termasuk dari golongan yang mana.
Sedangkan Mamon adalah kata Yunani, terjemahan dari kata Aram, mamona, adalah istilah lain dari kekayaan (lih Mat 6:24).
Mengenai Beelzebub, memang dikatakan sebagai kepala setan (Mat 10:25; 12:24, 27), maka terdapat interpretasi yang menyamakan Beelzebub dengan Lucifer setelah kejatuhannya, sebagai Iblis/ Setan.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org
Shalom Ibu Ingrid Listiati,
Terima Kasih atas jawabannya.
23 Oktober 2009
Salam Bahagia dan Sejahtera
hendro
Salam Kasih , saudariku :
1. Apakah benar Lucifer (sebelum berontak) adalah wakil Allah di Sorga, dan dengan tingkatannya itu dia lebih tinggi dari para malaikat agung lainnya, seperti Michael, Gabriel, Raphael, dll ???
2. Saya pernah dapat informasi, menurut kitab ibrani Kuno (Talmud, kalau tak salah) menceritakan lebih detil (dibanding kitab perjanjian lama) tentang pemberontakan Lucifer dan perang Surgawi ??? Dan menceritakan juga bagaimana awalnya malaikat Michael dan malaikat2 lainnya hampir kalah oleh pasukan Lucifer, sebelum Allah sendiri membantu…. Apakah benar ???
Shalom Tius,
1. Mengenai apakah Lucifer sebelum berontak merupakan malaikat yang tertinggi, itu memang di-interpretasikan berbeda- beda oleh para ahli Alkitab. Jika diartikan secara bebas, Lucifer itu artinya “brilliance”/ terang. Vulgate mengatakan bahwa Lucifer itu mengacu pada arti “terang pagi hari” (Ayb 11:17) sehingga sering diterjemahkan sebagai bintang fajar. Namun perihal bahwa sebelum berontak ia adalah wakil Allah itu merupakan suatu hipotesa/ variasi pendapat untuk mengartikan bintang fajar, demikian juga pendapat yang mengatakan bahwa Lucifer lebih tinggi dari Michael, Gabriel dan Raphael. Sebab terdapat pandangan lain yang mengatakan istilah kedudukannya yang tinggi juga bukan berarti ia yang tertinggi, sebab terdapat juga malaikat-malaikat lain yang setara dengan dia dalam kedudukan yang tinggi itu, namun karakter Lucifer ini sebelum kejatuhannya adalah keistimewaan terangnya. Apapun interpretasinya, yang terpenting bagi kita adalah, kita mengetahui bahwa sebelum kejatuhannya kedudukan Lucifer cukup tinggi, sehngga ia membawa malaikat-malaikat yang lain untuk mengikuti dia.
2. Kitab Talmud dapat menjadi masukan bagi kita, namun kitab itu tidak mengikat bagi kita, karena tingkatannya tidak sama dengan Kitab Suci kita. Seandainyapun yang dituliskan benar, itu tidak mengubah iman kita, bahwa memang Tuhan-lah yang berkuasa atas segala sesuatu, termasuk atas semua para malaikat-Nya. Pada akhirnya, Tuhanlah yang akan meraja di atas semua, dan segala kuasa jahat akan takluk di bawah kaki-Nya. Tuhan memiliki cara tersendiri untuk mewujudkan hal itu, yang berpuncak pada wafat dan kebangkitan Kristus Putera-Nya. Kemenangan Yesus atas dosa dan maut inilah yang akan juga mencapai kesempurnaan akhir pada akhir jaman; di mana Tuhan akan mengalahkan Iblis dan semua para pengikutnya, dan mempersatukan semua orang beriman di dalam Dia, sehingga Ia meraja di dalam semua (1 Kor 15:28)
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org
1.jadi benar iblis jatuh sebelum penciptaan manusia?
2.apa benar lucifer adalah penghulu malaikat yg tertinggi?
thx, Maison
[Dari Admin Katolisitas: Pertanyaan ini sudah dijawab di atas, silakan klik]
Salam damai sejahtera
Dear Ingrid
Apakah dengan demikian berarti penciptaan dunia terjadi dua kali, sebab penciptaan yang pertama sudah dirusakkan oleh iblis ?
Salam
mac
Shalom Machmud,
Gereja Katolik mengajarkan, sesuai dengan kitab Kejadian, bahwa Penciptaan dunia dilakukan satu kali. Memang di akhir penciptaan, Tuhan menciptakan manusia, yang kemudian jatuh ke dalam dosa. Namun demikian, mereka tidak serta merta menjadi ‘rusak’. Manusia diciptakan sesuai dengan gambaran Allah (Kej 1:26); dan ini tetap berlaku sampai sekarang, yaitu bahwa manusia diciptakan sebagai mahluk rohani, yang berakal budi dan berkehendak bebas, sehingga mampu mengenali dan mengasihi Pencipta-Nya. Dan untuk kenyataan ini, kita tidak dapat mengatakan bahwa manusia dan segala ciptaan-Nya sudah dirusakkan total oleh Iblis. Walaupun akibat dosa asal, manusia mempunyai kecenderungan untuk berbuat dosa, tetapi dengan kehendak bebasnya, manusia dapat memilih untuk tidak berbuat dosa dan menaati perintah Allah.
Demikian pula, alam semesta dan dunia tidak dapat dikatakan rusak total. Alam semesta/ dunia ciptaan Allah tetap dapat membuka mata manusia akan keagungan Sang Pencipta. Bahkan Rasul Paulus mengatakan dalam Rom 1:20, bahwa kekuatan Allah yang kekal dan keilahian-Nya dapat nampak/ ditangkap oleh akal budi manusia dari segala karya penciptaan-Nya, sehingga manusia tidak dapat berdalih atau menyangkal keberadaan Tuhan sebagai Sang Pencipta.
Bahkan di banyak ayat di kitab Mazmur, kita melihat alam ciptaan yang adalah dunia beserta isinya, dapat mendorong pemazmur untuk memuji Tuhan, dan mengenali kemahakuasa-Nya. Maka kita tidak dapat melihat segala sesuatu hanya dari sisi negatif dan mengatakan bahwa dunia sudah rusak sama sekali. Semoga kita masih dapat dengan kaca mata obyektif melihat kebaikan yang ada di dunia, terutama di dalam orang-orang yang percaya dan beriman kepada Tuhan Yesus.
Jika anda berpikir bahwa akan ada penciptaan lagi oleh di akhir dunia ini sebagai bagian dari kerajaan 1000 tahun, maka itu adalah paham milenarism, dan itu bukan ajaran Gereja Katolik. Saya rasa saya sudah pernah secara panjang lebar menuliskannya mengapa demikian, dan saya rasa saya tidak perlu mengulanginya lagi di sini, ya.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org
Salam damai sejahtera
Dear Ingrid
Bukan itu yang saya maksudkan
Pada Kitab :
Kej 1 : 1 Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
Kej 1 : 2 Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air
Kej 1 : 3 Berfirmanlah Allah: “Jadilah terang.” Lalu terang itu jadi.
Banyak orang yang menafsirkan Kitab Kej 1 : 1 & 2 ini sebagai penciptaan langit dan bumi yang pertama kali, tetapi kemudian dirusakkan oleh iblis.
Baru kemudian di ayat 3 dan selanjutnya Allah menciptakan ulang bumi dan semua dikatakan “baik”, itulah bumi kita yang sekarang ini.
Pertanyaan saya apakah benar demikian bumi diciptakan dua kali, mungkin Ingrid bisa memberikan penjelasan tentang pertanyaan saya ini.
Jadi pertanyaan saya ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan akhir zaman ataupun Kerajaan 1000 tahun damai.
Terima kasih / salam
mac
Shalom Machmud,
Sebenarnya teks Kej 1:1-3 tersebut tidak mengatakan apapun bahwa penciptaan langit dan bumi itu sudah dirusakkan oleh Iblis. Ayat-ayat itu dan juga ayat-ayat seterusnya dalam Kitab Kejadian bab1 menunjukkan bahwa Tuhan menciptakan langit dan bumi dan segala isinya secara bertahap. Interpretasi inilah yang diajarkan oleh Gereja Katolik, dan saya pikir ini sangat obyektif dan tidak memasukkan interpretasi lainnya yang merupakan hipotesa, yang tidak berdasarkan yang tertulis di dalam teks.
Alam semesta dan dunia yang ada sekarang diciptakan secara bertahap dalam 6 hari penciptaan. Hari-hari pertama, Tuhan menciptakan kerangkanya (dataran, lautan, cakrawala), dan benda-benda penerang (matahari, bintang, bulan) baru sesudahnya segala isinya baik tumbuhan maupun binatang- binatang, dan akhirnya manusia.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org
Salam damai sejahtera
Dear Ingrid
Memang Allah menciptakan langit dan bumi secara bertahap.
Hanya saja kalau kita menghubungkan dengan penciptaan setelah ayat 3 dstnya, selalu diakhiri dengan kata2 : maka semuanya itu baik.
Ayat 1 & 2 tidak ada kata2 seperti itu dan juga didalam setiap penciptaan hasilnya selalu sempurna.
Kalau kita perhatikan ayat 1 & 2 , terutama ayat 2 maka kita akan melihat hasil penciptaan itu tidak sempurna.
(Tidak mungkin Allah menciptakan yang tidak sempurna), namun dalam ayat 2 ditulis : Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya.
Apabila kita berasumsi penciptaan itu bertahap, maka pertanyaannya adalah : Apakah gelap itu ada pada awalnya ataukah Allah yang menciptakan gelap tsb ?
Kita tidak tahu kapan ayat 1 & 2 tsb dikerjakan oleh Allah , sebab Alkitab tidak menuliskannya, kita juga tidak tahu apakah antara ayat 1 dan ayat 2 ada jedah waktu.
Dengan melihat hasil penciptaan yang tidak sempurna inilah maka banyak orang berpendapat bahwa pada waktu selesai diciptakan maka langit dan bumi ada yang merusakkannya, sehingga menjadi tidak berbentuk dan ini dihubungkan dengan pemberontakan iblis.
Kita manusia hanya bisa me-reka2 saja apa yang terjadi pada waktu Allah menciptakan Langit & Bumi. Dan mungkin pertanyaan ini tidak akan bisa terjawab sampai kita menghadap kepadaNya.
Salam
mac
Shalom Machmud,
Di dalam membaca dan menginterpretasikan Kitab Suci, Gereja Katolik selalu melihat kaitan satu ayat dengan ayat lainnya, konteks yang mau disampaikan, kesesuaian dengan ayat-ayat yang lain dalam Alkitab, dan juga penjelasan dari para Bapa Gereja dan Magisterium. Untuk masalah penciptaan ini, Gereja Katolik mengajarkan hanya ada satu kali penciptaan di awal mula dunia, dan bukan dua kali. Dan ini sebenarnya cukup obyektif disampaikan di dalam teks. Maka ayat 1 dan 2 dalam Kejadian 1 harus dilihat dalam kesatuan dengan ayat yang ke-3. Yaitu: bahwa Allah menciptakan langit dan bumi secara bertahap (ay.1) dan sebelum diciptakan terang, keadaan yang ada adalah gelap gulita. Maka ungkapan gelap gulita tadi adalah untuk menceritakan keadaan sebelum diciptakannya terang oleh Tuhan (Kej 1:3). Dikatakan bahwa sebelumnya yang ada adalah kegelapan, untuk menyatakan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu dari ketiadaan atau istilah teologisnya, "ex nihilo". Jadi dari keadaan ketiadaan terang, Allah menciptakan terang. Maka bukannya Allah menciptakan hal yang tidak sempurna, ataupun setelah diciptakan Allah, ‘semua ciptaan dihancurkan oleh Iblis’ yang sama sekali tidak tertulis di dalam teks. Menurut hemat saya, interpretasi ini ‘terlalu kreatif’ dan sungguh rancu. Pengandaian bahwa Allah ‘membiarkan’ segala ciptaan-Nya dihancurkan oleh Iblis, sehingga seolah- olah menjadi ‘ciptaan yang gagal’- itu bertentangan dengan ayat Alkitab yang lain yang mengatakan,
"Betapa banyak perbuatan-Mu, ya Tuhan, sekaliannya Kaujadikan dengan kebijaksanaa, bumi pebuh dengan ciptaan-Mu." (Mzm 104:24), dan
"Tuhan itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya." (Mzm 144:9)
Memang, di ayat 1 dan 2 itu tidak ada pernyataan "Allah melihat bahwa itu baik" seperti pada ayat-ayat sesudahnya,namun ini tidak menjadi dasar bahwa terjadi ‘kerusakan total’ atau ketidak-sempurnaan dalam penciptaan Allah. Alasannya, seperti yang telah saya sebutkan di atas, yaitu:
– Karena pada saat permulaan itu tahap penciptaan bumi belum selesai.
– Karena ayat itu (ay.2) menunjukkan keadaan sebelum terang diciptakan. Maka gelap merupakan arti dari ketiadaan terang, sebelum penciptaan terang di ayat ke-3.
– Kita melihat bahwa tidak dalam setiap ayat Tuhan mengatakan ‘semua itu baik’. Perkataan ‘semua itu baik’ hanya ada di ayat- ayat tertentu, yaitu, ayat 4, 10, 12, 18, 21, 25, 31. Jadi jika di ayat 1 dan 2 tidak ada perkataan, ‘semua itu baik’, bukan berarti bahwa ciptaan Tuhan yang belum selesai itu buruk atau ‘dirusakkan oleh Iblis’.
Gereja Katolik mengajarkan interpretasi yang berdasarkan atas pesan keseluruhan Alkitab, bahwa alam semesta dan dunia diciptakan demi kemuliaan Tuhan (lihat Katekismus Gereja Katolik 294). Biar bagaimanapun, kemuliaan Tuhan ini tidak dapat dirusakkan oleh Iblis; bahkan setelah manusia jatuh dalam dosa sekalipun, manusia tetap dapat dikatakan "diciptakan merupakan gambaran Allah", yang mampu mengenali dan mengasihi Pencipta-Nya. Jadi jika mau dibuat urutannya yang terjadi adalah: Penciptaan alam semesta dan dunia beserta segala isinya, manusia pertama jatuh dalam dosa dan janji keselamatan yang diberikan Tuhan (lihat. KGK 289).
Memang kita tidak dapat mengetahui secara persis keadaan penciptaan dunia sedetail- detailnya, tetapi menginterpretasikan dengan pengertian yang seolah merendahkan kemahakuasaan Tuhan atas segala ciptaan-Nya (karena Allah membiarkan ciptaan-Nya dihancurkan seluruhnya oleh Iblis) adalah suatu interpretasi yang sangat ‘menyedihkan’! Saya rasa, saya telah cukup menjelaskan hal interpretasi ayat Kej 1:1-2 ini menurut ajaran Gereja Katolik, sehingga saya ingin menutup diskusi ini.
Bagi saudara-saudariku umat Katolik, mari kita bersyukur kepada Tuhan atas bimbingan yang diberikan kepada kita melalui pengajaran Magisterium, karena terutama untuk ayat-ayat yang demikianlah, Gereja dapat memberikan penjelasan yang berdasarkan pengertian yang benar, yang selain sesuai dengan akal sehat, juga sesuai dengan pengajaran Alkitab secara keseluruhan.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org
Salam damai sejahtera
Terima kasih Ingrid
Kita kan hanya diskusi , juga tentang salah atau benar pendapat kita, kita juga tidak tahu dengan pasti.
Kalau saya katakan setelah langit dan bumi selesai diciptakan oleh Allah kemudian dirusakkan oleh iblis , apakah itu tidak mungkin ?
Manusia saja bisa koq untuk merusakkan bumi ciptaan Allah.
Ok, kita akhiri saja diskusi ini dan kita akan diskusikan hal2 yang lain mengenai kehidupan
Salam
Mac
Shalom Machmud,
Saya berpendapat jika kita mau membaca Alkitab secara keseluruhan, kita tidak perlu mempunyai terlalu banyak pertanyaan yang tidak terjawab dengan pasti. Walaupun memang benar bahwa kebenaran secara sempurna-nya baru kita ketahui pada waktu kita sampai ke surga, namun untuk hal yang terpenting yaitu tentang kemahakuasaan Allah dan rencana keselamatan-Nya itu adalah sesuatu yang mendasar dan secara prinsip dapat kita ketahui dengan pasti, meskipun kita belum sampai ke surga. Untuk inilah saya kembali menanggapi pernyataan anda, walaupun tadinya saya sudah mengakhiri diskusi ini. Tanggapan saya ini akan menjadi tenggapan terakhir, dan tanggapan apapun yang saya terima sesudah ini tidak akan saya masukkan lagi ke dalam topik ini, untuk mencegah diskusi yang berlarut-larut.
Memang benar perkataan anda, bahwa manusia dapat merusak bumi ciptaan Allah. Namun jangan lupa, bahwa meskipun sampai terjadi pengrusakan, itu tetap terjadi dalam pengetahuan Tuhan, dan hanya atas izin Tuhan. Kadang seturut kebijaksanaan Tuhan, Ia mengijinkan pengrusakan terjadi, untuk mengajar manusia juga; dan bahwa pada akhirnya manusia juga yang harus menanggung akibatnya. Lagipula perusakan bumi oleh manusia sebenarnya juga relatif kecil dibandingkan dengan keseluruhan tata surya dan alam semesta yang diciptakan Tuhan. Apabila seluruh bumi hancur sekalipun, hanya menjadi kehancuran “titik kecil” dalam keseluruhan alam semesta. Maka seandainya manusia dapat berperan merusak seluruh bumi sekalipun, kalau memang bukan rencana Tuhan, bukanlah akhir dari segala ciptaan Tuhan.
Namun memang ajaibnya, “titik kecil”/ bumi dan segala isinya itu dikasihi Tuhan. Dan inilah pesan yang tertulis secara umum di dalam Kitab Suci: manusia yang adalah mahluk kecil jika dibandingkan dengan bintang dan bulan (Mzm 8:5) dikasihi-Nya dan diselamatkan-Nya, meskipun “harga yang harus dibayar-Nya” adalah mengirimkan Yesus Kristus Putera-Nya sendiri untuk disalibkan.
Jika anda berpikir bahwa langit dan bumi beserta isinya telah selesai diciptakan dan lalu dibiarkan oleh Tuhan untuk dihancurkan oleh Iblis, itu sungguh tidak cocok dengan keseluruhan ajaran Kitab Suci, dan ini adalah interpretasi yang sangat menyimpang. Karena seolah-olah ada saat di mana Tuhan tidak peduli kepada ciptaan-Nya, dan membiarkan manusia dihancurkan begitu saja oleh Iblis. Biar bagaimanapun juga, Tuhan mengasihi dunia ini dan segala isinya, sehingga dikaruniakan-Nya Anak-Nya yang Tunggal, sehingga barang siapa yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan dapat memperoleh hidup yang kekal. (lih. Yoh 3:16). Lalu juga, “Tuhan itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya (Mzm 144:9). Maka pengandaian bahwa Tuhan membiarkan manusia binasa bahkan sebelum masuk dalam rencana janji penyelamatan Allah oleh Kristus, itu adalah suatu asumsi yang merendahkan kasih Allah. Orang- orang yang mati sebelum mengenal Kristus dalam Perjanjian Lama, tidak dapat dikatakan sebagai ‘dihancurkan oleh Iblis’, sebab mereka telah masuk ke dalam rencana keselamatan Allah yang dijanjikan oleh Allah sejak kejatuhan Adam dan Hawa. Keadilan Tuhan akan menentukan ke manakah jiwa-jiwa ini akan sampai di akhir hidup mereka. Namun yang pasti mereka tidak dengan begitu saja dibiarkan oleh Tuhan dihancurkan oleh Iblis.
Maka penafsiran “penghancuran penciptaan tahap pertama oleh Iblis” ini sungguh merupakan kesimpulan yang tergesa-gesa atas dasar asumsi yang tidak memperhitungkan pesan keseluruhan Alkitab. Namun, terutama karena di dalam teks tersebut tidak ada sedikitpun perkataan yang mengindikasikan adalanya pengrusakan oleh Iblis. Tidak ada kata “Iblis merusak atau menghancurkan” apalagi bahwa Tuhan mengizinkan tindakan pengrusakan itu terjadi. Dengan akal sehat saja kita dapat menerima bahwa jika benar pengrusakan itu terjadi, bukankah itu harus dituliskan, karena itu adalah peristiwa sangat besar? Bayangkan semua yang harusnya diciptakan secara bertahap sampai 6 hari, sudah hancur, dan harus dibuat ulang. Jika memang terjadi demikian, mengapa tidak dituliskan supaya jelas? Mengapa tidak ada satu rasul atau Bapa Gereja-pun yang mengajarkan demikian? Menurut pandangan saya, jawabannya sangat jelas, karena memang bukan demikianlah yang terjadi. Tidak adanya perkataan “semuanya itu baik” itu disebabkan karena memang pada saat itu belum selesailah hari pertama penciptaan, dan Tuhan masih dalam proses mencipta pada hari yang pertama.
Maka benarlah apa yang diajarkan Magisterium Gereja Katolik, “Tuhan dengan Penyelenggaraan-Nya, melindungi semua yang diciptakan-Nya”, yang artinya, menjaganya dari kehancuran menjadi ketiadaan. (D 1784. Ludwig Ott, Fundamental of Catholic Dogma p.87). Jika sampai ada ciptaan yang mati, itu selalu ada dalam rencana dan pengetahuan Tuhan. Kematian tumbuhan atau hewan dalam ekosistem juga dimaksudkan untuk mendukung kehidupan generasi yang mendatang. Apalagi jika kita bicara tentang manusia yang diciptakan sesuai dengan gambaran dan rupa Allah (Kej 1: 26), maka kita tidak bisa mengandaikan bahwa Tuhan membiarkan manusia begitu saja dihancurkan oleh Iblis, seperti yang anda katakan. Saya percaya, jika anda merenungkan besarnya kasih Allah kepada semua yang diciptakan-Nya, maka anda akan sampai pada pengertian bahwa Allah tidak akan membiarkan semua ciptaan-Nya binasa begitu saja oleh Iblis.
Ya, saya juga ingin mengakhiri diskusi ini, dan saya sungguh berharap para pembaca dapat melihat kebenaran yang saya sampaikan. Semoga kita semua dapat terbuka kepada tuntunan Roh Kudus yang menuntun kita pada seluruh kebenaran.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org
maaf mungkin ini agak melenceng dengan kitab suci..bagaimana pandangan gereja mengenai peraadaban yang musnah, seperti yang pernah di singgung plato,.Dalam catatannya, Plato menulis bahwa Atlantis terhampar “di seberang pilar-pilar Herkules”, dan memiliki angkatan laut yang menaklukan Eropa Barat dan Afrika 9.000 tahun sebelum waktu Solon, atau sekitar tahun 9500 SM. Setelah gagal menyerang Yunani, Atlantis tenggelam ke dalam samudra “hanya dalam waktu satu hari satu malam”.
Atlantis umumnya dianggap sebagai mitos yang dibuat oleh Plato untuk mengilustrasikan teori politik. Meskipun fungsi cerita Atlantis terlihat jelas oleh kebanyakan ahli, mereka memperdebatkan apakah dan seberapa banyak catatan Plato diilhami oleh tradisi yang lebih tua. Beberapa ahli mengatakan bahwa Plato menggambarkan kejadian yang telah berlalu, seperti letusan Thera atau perang Troya, sementara lainnya menyatakan bahwa ia terinspirasi dari peristiwa kontemporer seperti hancurnya Helike tahun 373 SM atau gagalnya invasi Athena ke Sisilia tahun 415-413 SM.
Masyarakat sering membicarakan keberadaan Atlantis selama Era Klasik, namun umumnya tidak mempercayainya dan kadang-kadang menjadikannya bahan lelucon. Kisah Atlantis kurang diketahui pada Abad Pertengahan, namun, pada era modern, cerita mengenai Atlantis ditemukan kembali. Deskripsi Plato menginspirasikan karya-karya penulis zaman Renaissance, seperti “New Atlantis” karya Francis Bacon. Atlantis juga memengaruhi literatur modern, dari fiksi ilmiah hingga buku komik dan film. Namanya telah menjadi pameo untuk semua peradaban prasejarah yang maju (dan hilang)..sumber wikipedia. dan ditambah lagi dos santos. Atlantis, The Lost Continent Finally Found
Atlantis The Lost Continent Finally Found adalah sebuah buku arkeologi prasejarah terdiri dari empat bagian serta enambelas bab yang ditulis oleh Prof. Arysio Nunes dos Santos, Ph.D seorang fisikawan nuklir dan ahli geologi mengenai realitas Atlantis sejak pertama kali diungkapkan oleh filsuf besar Plato, dalam dua setengah milenium lalu dengan membandingkan serta membantah secara ilmiah mungkin untuk pertama kalinya berbagai teori yang ada di lokasi Atlantis dan realitas, penulis menguraikan sebuah teori yang menempatkan secara definitif bahwa Atlantis tersebut berada di wilayah Indonesia. memang sih tdk ada hubunganya dengan kitab suci tapi ini juga tentang jagat raya yang kita percaya ciptaan allah…dahulupun kalau kita melihat sejarah gereja yang kelam waktu dulu, yang menghukum galileo seorang ilmuwan. tapi kebenaran ada pada gallileo. yang saya pertanyakan bagaimana pendapat gereja, tentang teori teori para ilmuwan itu ilmiahnya mereka jelaskan secara fakta dan bukti yang kongkrit. misalnya bumi terbentuk ratusan milyartan tahun yang lalu..dan pernah mengalami penghapusan makluk hidup berkali kali terakir kita ini,.yang sebelumnya sudah ada. terus pertanyaan lagi bagaimana dengan manusia pertama adam,..karena menurut para ilmuwan itu sebelum ada adam sudah ada peradaban yang sangat maju.
Shalom Broto,
Situs Katolisitas adalah situs yang mempunyai fokus menyampaikan ajaran Gereja Katolik, dan karena itu mohon maaf saya tidak dapat menanggapi legenda, teori, ataupun hipotesa yang tidak ada hubungannya dengan ajaran iman Katolik. Mohon maaf dan mohon pengertian Anda.
Tentang penciptaan dunia, dan Bagaimana hubungannya antara teori evolusi dengan iman?, sudah pernah ditulis di sini, silakan klik. Tentang sains penciptaan, klik di sini. Mengenai apakah ada manusia sebelum Adam, tentu saja jika kita percaya bahwa Adam adalah manusia pertama, maka tidak mungkin ada manusia lain sebelum Adam, apalagi dengan peradaban yang sangat maju. Hipotesa macam ini sendiri yang harus menyediakan buktinya, mengingat kita mengetahui fakta temuan arkeologis dan historis yang ada, tidak menunjukkan demikian.
Sedangkan tentang Galileo, apakah benar ia dibunuh oleh Gereja Katolik, klik di sini. Silakan pula membaca tanya jawab di bawah artikel tersebut, sebab di sana banyak dibahas seputar topik Galileo ini, mengapa sampai dia dihadapkan ke tim investigasi Gereja, klik di sini, dan seterusnya. Demikian pula Anda dapat membaca apakah Copernicus pernah dikutuk Gereja Katolik, silakan klik di sini. Gereja Katolik tidak pernah mengecam ilmu pengetahuan yang diperoleh dari akal budi, untuk dipertentangkan dengan iman. Sebaliknya, Gereja mengajarkan bahwa akal budi dan iman sebagai dua sayap yang sama-sama dapat menghantar manusia kepada kontemplasi akan kebenaran.
Di dalam pembukaan surat ensiklikal Paus Yohanes Paulus II, yang berjudul Fides et Ratio (Faith and Reason), ia berseru, “Iman dan akal budi adalah seperti dua sayap yang mengangkat roh manusia untuk mencapai kontemplasi kebenaran; dan Tuhan telah menempatkan di dalam hati manusia keinginan untuk mengetahui kebenaran- yaitu untuk mengenal dirinya sendiri- sehingga dengan mengenal dan mengasihi Allah- semua orang, pria dan wanita -dapat juga sampai pada kepenuhan kebenaran tentang diri mereka sendiri (bdk Kel 33:18; Mzm 27:8-9; 63:2-3; Yoh 14:8; 1Yoh 3:2).
Saya mengundang Anda untuk membaca terlebih dahulu artikel-artikel/ tanya jawab dalam link-link yang sudah saya sebutkan di atas, dan baru jika ada argumen baru yang ingin ditanyakan/ didiskusikan sehubungan dengan iman Katolik, silakan dituliskan.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Comments are closed.