Pertanyaan:
salam sejahtera,
saya ingin menanyakan mengenai Maria Magdalena yang berani menyentuh kaki Yesus dan menciuminya? Bukankah dalam adat Yahudi hanya seorang istri yang boleh mencium kaki seorang pria Yahudi. Kemudian mengapa Natal identik dengan pohon cemara? bukankah di negeri asal Yesus tidak terdapat cemara? justru kurma malah ada? terima kasih, Kandil Sasmita
Jawaban:
Shalom Kandil Sasmita,
1) Tentang makna ciuman dari Maria Magdalena
Jika anda mendengar komentar seseorang seperti ini, silakan anda menanyakan dari mana sumbernya, atau apa dasarnya orang itu mengatakannya. Karena menurut sumber yang saya ketahui, arti “mencium kaki” menurut tradisi Yahudi adalah untuk menyatakan terima kasih yang tak terhingga, seperti pada kasus “seseorang yang dilepaskan dari hukuman mati di pengadilan akan mencium kaki orang yang membantunya berhasil membela diri.” (Sumber: The Parables: Jewish Tradition and Christian Interpretation, oleh Brad H. Young, (Massachusetts: Hendrickson Publishers, Inc, 1998) p. 162). Maka Maria Magdalena mencium kaki Yesus karena ia bersyukur atas pengampunan Yesus yang membebaskan dia dari belenggu dosa. Mk 16:9 menyebutkan ia adalah wanita yang dari padanya Yesus telah mengusir 7 roh jahat. Maka sudah selayaknya Maria Magdalena bersyukur tak terhingga, sebab Yesus telah melepaskannya dari kuasa jahat ini. Ia bagai seseorang yang telah dilepaskan dari hukuman mati di pengadilan, karena semua orang mendakwanya, namun Yesus mengampuni dan membebaskannya dari roh jahat.
Sedangkan menurut interpretasi yang diakui oleh Gereja Katolik, arti “mencium kaki” ini adalah tanda pertobatan dan ekspresi kasih yang diartikan oleh Yesus sendiri sebagai antisipasi pengurapan pada saat hari penguburan-Nya (lih. Yoh 12:7) (Sumber: The Navarre Bible, Gospels and Acts, (Princeton: Scepter Publisher, 2002) p. 639).
2) Mengenai pohon cemara/ pohon Natal:
Sejarah pohon natal mungkin ditelusuri sekitar abad ke-8, dimana St. Bonifasius (675-754), seorang uskup Inggris, yang menyebarkan iman Katolik di Jerman sekitar abad ke-8. Pada saat dia meninggalkan Jerman dan pergi ke Roma sekitar 15 tahun, maka jemaat yang dia tinggalkan kembali lagi kepada kebiasaan mereka untuk mempersembahkan kurban berhala di bawah pohon Oak. Namun dengan berani St. Bonifasius menentang hal ini dan kemudian menebang pohon Oak tersebut.
Jemaat kemudian bertanya bagaimana caranya mereka dapat merayakan Natal. Maka St. Bonifasius kemudian menunjuk kepada pohon fir atau pine, dimana merupakan pohon itu melambangkan damai dan kekekalan karena senantiasa hijau sepanjang tahun. Juga karena bentuknya meruncing ke atas, maka itu mengingatkan akan surga. Bentuk pohon yang berupa segitiga dan menjulang ke atas serta hijau sepanjang tahun, inilah mengingatkan kita akan misteri Trinitas, Allah yang kekal untuk selama-lamanya, yang turun ke dunia dalam diri Kristus untuk menyelamatkan manusia.
Lihat artikel di website “Catholic Culture” (silakan klik).
Maka walaupun memang tradisi pohon cemara tidak diperoleh dari jaman dan tempat asal Yesus, penggunaan pohon cemara tidak bertentangan dengan pengajaran Alkitab. Dalam hal ini, yang dipentingkan adalah maknanya: yaitu untuk mengingatkan umat Kristiani agar mengingat misteri kasih Allah Trinitas yang kekal selamanya, yang dinyatakan dengan kelahiran Yesus Sang Putera ke dunia demi menebus dosa manusia.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- www.katolisitas.org
salam sejahtera,
saya ingin menanyakan mengenai Maria Magdalena yang berani menyentuh kaki Yesus dan menciuminya? Bukankah dalam adat Yahudi hanya seorang istri yang boleh mencium kaki seorang pria Yahudi. Kemudian mengapa Natal identik dengan pohon cemara? bukankah di negeri asal Yesus tidak terdapat cemara? justru kurma malah ada? terima kasih, Kandil Sasmita
[Dari Admin Katolisitas: pertanyaan ini sudah dijawab di atas, silakan klik]
Bu Ingrid yth,
Saya terkesan dengan banyak tulisan Ibu di situs ini yang tentunya akan sangat banyak membantu kita kaum awam yang banyak belum / tidak tahu, bingung atau sedang mencari tahu. Bravo untuk Ibu & Team!
Saya baru-baru ini menonton video produksi BBC tentang Maria Magdalena yang intinya mencoba meluruskan persepsi kita tentang beliau; tentang cerita seorang wanita yang kerasukan setan, lalu dianggap sebagai pendosa oleh masyarakatnya. Dalam perkembangannya, citra sebagai pendosa oleh dunia Barat disamakan dengan seorang pelacur. Dan kita menerima anggapan ini. Namun, adakah teks Alkitab yang menyebutnya sebagai seorang pelacur? Yang mengherankan ialah bagaimana Maria Magdelena, meskipun menjadi saksi kesengsaraan dan kebangkitan Yesus dan mengenal dengan baik ajaran-ajaranNya, toh tidak dimasukkan sebagai “rasul”. Maria Magdalena digambarkan juga sebagai tokoh sentral gereja awal, selain murid-murid Yesus yang lain. Karena kultur yang maskulin maka beliau tidak terlalu banyak ditonjolkan.
Mohon tanggapan Ibu tentang benar / tidaknya video tersebut. Ini penting mengingat kita sudah kadung menghakiminya sebagai pelacur. Tulisan Ibu pasti akan membuat hal ini jadi gamblang.
Salam and GBU,
Agus
[Dari Admin Katolisitas: Pertanyaan ini sudah dijawab di atas, silakan klik]
Comments are closed.