Pertanyaan:

Maaf, Yang saya pernah tau dari berbegai majalah, Bible itu hanya 20% perkataan Yesus, sisanya kebanyakan adalah perkataan Paulus, saya sebagai muslim pernah membaca salah satu ayat bible yg ‘kerangka’nya mirip di salah satu ayat AlQuran,,, dan saya masuk islam, alasan kuatnya adalah, karena AlQuran dari zaman Nabi Muhammad sampe sekarang tidak berubah isinya setitikpun, karena kalau kebenaran mutlak itu pasti sifatnya akan statis, tidak akan berubah dan tetap, begitu pula Alquran,, klo bible kan tiap taun mengalami perubahan, bahkan ayat di bible yg mengharamkan babi, bisa jadi lenyap di dalam bible. Allah pernah berfirman dalam salah satu dalil Islam, bahwa DIa akan menjaga Alquran, itulah kebenarannya. Lalu apakah benar Yesus lahir tanggal 25 Desember? trus dari mana asal muasalnya Pohon Natal? Pohon Cemara? padahal di tempat kelahiran Yesus, sampe sekarang gak bisa ditemukan pohon cemara yg dapat tumbuh? ada yg bisa jawab? – Hamba Allah

Jawaban:

Salam damai HambaAllah,

Terima kasih atas pertanyaannya. Mari kita membahasnya satu-persatu.

I. Injil – Surat Rasul Paulus di Alkitab.

  1. Alkitab terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, dimana Perjanjian Baru adalah sekitar sepertiga dari seluruh Alkitab.
  2. Dalam Perjanjian Baru, seperti yang terlihat dalam daftar di bawah ini (sumber: wikipedia – silakan klik), kita melihat bahwa surat-surat rasul Paulus ditinjau dari jumlah ayat dan kata-kata adalah sekitar 30% total Perjanjian Baru. Sedangkan Injil yang terdiri dari Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes, yang menceritakan kehidupan Yesus terdiri dari sekitar 45%, seperti yang terlihat di tabel di bawah ini:
    Perjanjian BaruBabAyatKataBabAyatKata
    Injil (Mt, Mk, Lk, Yoh)893,77972,57334%47%45%
    Kisah Para Rasul281,00722,06611%13%14%
    Surat-surat rasul Paulus1002,33647,40538%29%29%
    Petrus, Yakobus, Yoh, Yudas214319,3328%5%6%
    Wahyu2240410,3968%5%6%
    Total2607,957161,772100%100%100%
  3. Tentu saja metode perhitungan bermacam-macam. Kalau kita menghitung prosentase Injil dengan berdasarkan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, maka prosentasinya akan menjadi lebih kecil. Kalaupun kita menganggap bahwa prosentase Injil adalah hanya merupakan prosentase yang kecil, maka hal tersebut juga tidak menjadi masalah, karena:
    • Perjanjian Lama, yang mencakup sekitar dua pertiga dari total Alkitab merupakan suatu persiapan akan kedatangan Kristus, dimana Ingrid dan saya pernah menjawabnya di dalam artikel Kristologi (1, 2, 3, 4).
    • Yesus adalah merupakan pemenuhan nubuat para nabi, seperti yang dinubuatkan di dalam Perjanjian Lama. Dan perbuatan dan perkataan, mukjijat, karya publik Yesus diceritakan di dalam Injil.
    • Semua kitab dari Kisah Para Rasul sampai Wahyu mempunyai satu karakteristik yang sama, yaitu merupakan wahyu Ilahi yang memperjelas tentang pribadi Kristus.
    • Dan dari semua kitab, baik di dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru tidak ada yang saling bertentangan, walaupun ditulis dalam kurun waktu sekitar 2,000 tahun atau lebih dari 20 generasi. Kenyataan ini adalah merupakan suatu mukjijat tersendiri.

II. Perkataan Yesus hanya 20% saja?

  1. Mari sekarang kita masuk dalam diskusi tentang perkataan Yesus hanya 20% saja, dimana gagasan ini berdasarkan akan The Jesus Seminar.
    The Jesus seminar beranggotakan beberapa ahli Alkitab dari beberapa gereja, dimana mereka menimbang dan menilai apakah perkataan Yesus di dalam ke- empat Injil dan injil Thomas (tidak termasuk dalam kanonikal) benar-benar merupakan perkataan Yesus, dan kemudian mereka memberikan tanda sebagai berikut:

    1. Merah, berarti Yesus mengatakannya, merah muda, berarti kemungkinan Yesus mengatakannya, abu-abu yang berarti Yesus tidak pernah mengatakannya namun merupakan refleksi dari ajaran Yesus, dan hitam yang berarti Yesus tidak pernah mengatakannya.
    2. Ada beberapa parameter untuk menentukan warna, dan kalau ada ketidaksetujuan, maka mereka melakukan pemungutan suara.
      Sebagai catatan: anggota awalnya ada sekitar 200 orang yang kemudian dengan berjalannya waktu menjadi sekitar 74 orang dan didominasi oleh orang-orang yang sangat liberal (36 orang lulus atau mengajar “Perjanjian Baru” di universitas Harvard, Claremont, Vanderbilt, yang termasuk liberal. Tidak ada perwakilan dari Eropa ataupun dari kelompok Orthodox.
      Ini berarti bahwa hasil pemungutan suara sudah dapat dipastikan hanya mewakili kelompok liberal.
  2. Dari beberapa hal di atas, maka The Jesus seminar tidak dapat dipercaya dengan beberapa alasan berikut ini:
    1. Keanggotaan dari The Jesus Seminar yang hampir semuanya termasuk dari golongan liberal, dapat dipastikan menghasilkan sesuatu yang terlepas dari tradisi yang berlangsung selama berabad-abad. Parameter voting yang tidak konsisten juga perlu dipertanyakan.
    2. Bagaimana para scholars pada saat ini dapat menentukan secara pasti mana perkataan Yesus dan mana yang bukan, sedangkan para Bapa Gereja dari masa-masa awal kekristenan menganggap bahwa Alkitab adalah benar-benar wahyu Tuhan dan Yesus benar-benar mengatakan apa yang ditulis di dalam Injil? Apakah kita beranggapan bahwa kita lebih tahu dari saksi-saksi di abad-abad awal?
      • Mungkin HambaAllah dapat membayangkan, kalau misalkan kita ingin tahu secara persis kehidupan kakek dari kakek HambaAllah. Maka kita akan lebih mempercayai perkataan dari para saksi di jaman kakek dari kakek anda daripada orang yang hidup di masa sekarang. Banyangkan kalau ini terjadi 2,000 tahun yang lalu – kita lebih percaya saksi-saksi awal atau para ahli yang sekarang?
    3. The Jesus Seminar berusaha untuk tidak memasukkan unsur-unsur supernatural. Ini adalah suatu pemisahan antara Yesus di dalam sejarah dan Yesus yang diimani. Ingrid telah membuat artikel tentang hal ini, yang intinya bahwa Yesus yang ada di dalam sejarah adalah sama dengan Yesus yang diimani oleh orang Kristiani (silakan klik).

III. Al Qur’an tidak berubah dari jaman nabi Muhammad sampai sekarang tidak berubah satu titikpun.

  1. Saya minta maaf terlebih dahulu bahwa, karena saya beragama Katolik, tentu saja kepercayaan saya berdasarkan Kristus, seperti yang diajarkan oleh Alkitab, Tradisi Suci, dan Kewenangan mengajar dari Gereja. Oleh karena hal ini, tentu saja pemahaman saya tentang Al Qur’an berbeda dengan pemahaman HambaAllah dan kaum Muslim pada umumnya.
  2. Saya terus terang tidak ahli dalam Agama Islam. Namun dari sumber di wikipedia (klik disinicatatan: saya tidak tahu sampai berapa persen artikel tentang topik ini dapat dipercaya), maka kita melihat ada suatu proses untuk menyeragamkan tulisan-tulisan Nabi Muhammad dari beberapa sumber, sehingga pada jaman Utsman Bin Affan terjadi keseragaman Al Qur’an seperti yang kita kenal saat ini. Hal ini memungkinkan, karena pengumpulan naskah secara relatif terjadi pada masa yang hampir sama. Bayangkan kalau pengumpulan naskah terjadi dalam kurun waktu 2,000 tahun. Mungkin yang terjadi akan sama, karena kemungkinan terjadinya variasi teks.
  3. Kalau dikatakan bahwa Allah pernah berfirman bahwa Allah sendiri yang akan menjaga kesucian Al Quran, yang menjadi masalah adalah bukti tentang keabsahan Al Qur’an adalah Al Qur’an sendiri yang ditulis pada generasi yang hampir sama. Inilah perbedaannya dengan Alkitab. Pada saat umat Kristen berkata bahwa Alkitab adalah benar, ini dapat ditelusuri dari beberapa buku di dalam Alkitab yang ditulis pada jaman yang berbeda-beda (lebih dari 20 generasi). Dan keterangan yang saling mendukung walaupun terpisah ratusan tahun membuat Alkitab menjadi sumber kebenaran, seperti nubuat tentang kedatangan Sang Penebus, yang terpenuhi dalam diri Yesus, baik kelahiran-Nya, karya publik-Nya, penderitaan-Nya, kematian-Nya.
  4. Dalam pembahasan point-point ini, saya tidak mempunyai tujuan untuk mengkritisi Al Qur’an karena memang jawaban ini bukanlah untuk menjawab atau mengkritik Kitab Suci agama lain. Namun ada beberapa hal yang menjadi tugas bagi seluruh umat beriman untuk senantiasa belajar lebih dalam lagi terhadap agamanya masing-masing. Jadi mungkin perlu dipelajari lagi apa yang diajarkan oleh Al Qur’an terhadap topik-topik seperti: keselamatan (baik untuk umat Muslim, Kristiani, dan agama lain), ajaran moral, hubungan antara iman dan akal budi, pengadilan terakhir, dll. Hal ini juga berlaku untuk saya sendiri, dimana saya berterima kasih terhadap pertanyaan-pertanyaan yang masuk ke website ini, yang memungkinkan saya untuk semakin mendalami iman Kekatolikan saya.

IV. Kebenaran adalah statis

  1. Saya setuju bahwa kebenaran adalah sesuatu yang sama, dulu, sekarang, dan yang akan datang. Namun kita perlu mendefinisikan kebenaran yang seperti apa. Saya pernah menjawab hal ini, yaitu bagaimana menghubungkan peraturan-peraturan di dalam Perjanjian Lama: (klik disini), dimana saya mengatakan: St. Thomas Aquinas (ST, I-II, q. 98-108) mengatakan bahwa ada 3 macam hukum di dalam Perjanjian Lama, yaitu:
    1. Moral Law: Moral Law atau hukum moral adalah menjadi bagian dari hukum kodrati, hukum yang menjadi bagian dari kodrat manusia, sehingga Rasul Paulus mengatakan “Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela” (Rom 2:15). Contoh dari hukum ini adalah yang tertulis di 10 perintah Allah, dimana terdiri dari dua loh batu, yang mencerminkan kasih kepada Allah (perintah 1-3) dan juga kasih kepada sesama (perintah 4-10). Hukum kodrati ini adalah hukum yang tetap mengikat (bahkan sampai sekarang) dan dipenuhi dengan kedatangan Kristus, karena hukum kodrati ini adalah merupakan partisipasi di dalam hukum Tuhan.
    2. Ceremonial law atau hukum seremonial: sebagai suatu ekpresi untuk memisahkan sesuatu yang sakral dari yang duniawi yang juga berdasarkan prinsip hukum kodrat, seperti: hukum persembahan, tentang kesakralan, proses penyucian untuk persembahan, tentang makanan, pakaian, sikap, dll. Hukum ini tidak lagi berlaku dengan kedatangan Kristus, karena Kristus sendiri adalah persembahan yang sempurna; sebab Kristus menjadi Anak Domba Allah yang dikurbankan demi menebus dosa-dosa dunia. Maka kurban sembelihan seperti yang disyaratkan di dalam Perjanjian Lama tidak lagi diperlukan, karena telah disempurnakan di dalam kurban Kristus di dalam Perjanjian Baru. Itulah sebabnya di Gereja Katolik sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Yesus dan juga para rasul (Petrus dan Paulus) tidak mempermasalahkan makanan-makanan persembahan, karena bukan yang masuk yang najis, namun yang keluar. Ulasan ini dapat melihat di jawaban ini (silakan klik ini).
    3. Judicial law: Ini adalah merupakan suatu ketentuan yang menetapkan hukuman (sangsi) sehingga peraturan dapat dijalankan dengan baik. Oleh karena itu, maka peraturan ini sangat rinci, terutama untuk mengatur hubungan dengan sesama, seperti: peraturan untuk penguasa, bagaimana memperlakukan orang asing, dll. Dalam Perjanjian Lama, Judicial law ini ditetapkan sesuai dengan tradisi bangsa Yahudi. Contoh dari judicial law: kalau mencuri domba harus dikembalikan empat kali lipat (Kel 22:1), hukum cambuk tidak boleh lebih dari empat puluh kali (Ul 25:3), memberikan persembahan persepuluhan (Mal 3:6-12). Setelah kedatangan Kristus di Perjanjian Baru, maka judicial law ini tidak berlaku lagi; sebab Kristus membuka pintu keselamatan bagi bangsa-bangsa lain, sehingga ketentuan hukuman (sangsi) diserahkan kepada pemerintahan bangsa-bangsa lain tersebut, dan di dalam konteks umat Kristiani, maka judicial law ditetapkan oleh Gereja Katolik yang memiliki anggota dari seluruh bangsa.
      Mari kita melihat peran ‘judicial law’ dalam kehidupan sehari-hari:

      1. Judicial law berdasarkan akan moral law. Kalau kita mengendarai mobil di Indonesia, maka kita harus mendahului mobil ke arah kanan, karena posisi setir ada di sebelah kanan. Namun kalau kita mengendarai mobil di Amerika yang posisi setirnya ada di sebelah kiri, maka kita harus mendahului dari sebelah kiri. Dari contoh ini, moral law-nya adalah tetap, yaitu “mengasihi sesama, dengan tidak menimbulkan kecelakaan”. Namun judicial law-nya berbeda antara Indonesia dan Amerika. Setiap negara perlu mendefinisikan peraturannya masing-masing agar setiap warganya dapat selamat.
      2. Kita tidak dapat mengatakan bahwa tidak ada kebenaran di Indonesia atau di Amerika dalam judicial law. Kebenaran secara umum adalah sama, yaitu untuk tidak menyakiti sesama, yang dilaksanakan dengan cara yang berbeda di tempat yang berbeda berdasarkan latar belakang budaya, aturan praktis yang berlaku di sana, dst.
  2. Dari sini jelas, bahwa Perjanjian Lama harus dibaca dalam terang Kristus dalam Perjanjian Baru, karena Kristus adalah pemenuhan Perjanjian Lama. Sebagai contoh:
    • Yesus berkata “27) Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. 28) Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.” (Mat 5:27-28).
      • Mt 5:27 merujuk kepada Kel 20:14; Ul 5:18.
      • Dan kemudian Mt 5:28 adalah suatu hukum yang lebih sempurna daripada yang lama. Hal ini dikarenakan karena Yesus menekankan disposisi hati.
    • Contoh yang lain, Yesus berkata “38) Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. 39) Tetapi Aku berkata kepadamu: “Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.” (Mt 5:38-39).
      • Mt 5:38 merujuk kepada Kel 21:24; Im 24:20; Ul 19:21
      • Mt 5:39 menjadi lebih sempurna, karena ini adalah penerapan hukum kasih yang lebih sempurna dibandingkan dengan yang tertulis di dalam Perjanjian Lama.
    • Kristus bukan hanya memberikan hukum-hukum, namun terutama Dia memberikan Diri-Nya sendiri, sehingga berkat Tuhan tercurah bagi umat manusia, sehingga manusia mempunyai kekuatan untuk berkata ‘tidak’ terhadap dosa, kalau manusia mau bekerja sama dengan rahmat Allah. Inilah yang dicontohkan oleh para orang kudus. Mungkin HambaAllah pernah mendengar tentang Ibu Teresa dari Kalkuta, di mana dia melayani sesama karena kasih-Nya kepada Yesus.

V. Alkitab terus mengalami perubahan.

  1. Gereja Katolik mengakui Alkitab yang terdiri dari 73 kitab, dimana terdiri dari 46 Perjanjian Lama dan 27 Perjanjian Baru.
  2. Pertama, mungkin perlu diluruskan bahwa Katolik mempercayai 73 buku di dalam Alkitab, sedangkan agama Kristen yang lain percaya bahwa Alkitab terdiri dari 66 buku. Mengapa hal ini terjadi, silakan melihat jawaban ini (silakan klik).
  3. Mungkin maksud HambaAllah tentang begitu banyak perubahan adalah terdapat begitu banyak versi dari Alkitab. Kita perlu mengetahui bahwa dalam menerjemahkan Al Qur’an, terjemahan yang dilakukan adalah “literal translation“, dan pada saat terjadi ketidakcocokan, maka seorang yang ingin mendalami Al Qur’an harus membaca bahasa aslinya. Dalam menerjemahkan Alkitab, maka dari berbagai versi terjemahan, ada dua grup besar, yaitu: 1) yang menerjemahkan berdasarkan terjemahan sehari-hari, sehingga lebih mudah dimengerti pada waktu membacanya, 2) yang menerjemahkan lebih pada “literal translation”, sehingga lebih mendekati bahasa aslinya (Ibrani dan Yunani). Grup kedua lebih cocok untuk mendalami Alkitab dan mendapatkan pengertian yang benar. Kemudian pada saat terjadi kebingungan untuk mengartikan suatu ayat, maka seorang ahli Kitab Suci dari Katolik akan mempertimbangkan beberapa hal, seperti:
    • Bagaimana ayat yang satu berhubungan dengan ayat yang lain, dan juga konteksnya. Bagaimana ayat yang lain dapat memberikan pengertian yang baik terhadap ayat tersebut. Apakah arti dalam bahasa aslinya?, Apakah pesan moral yang terkandung di dalamnya?, dll.
    • Bagaimana ayat tersebut diartikan oleh ahli-ahli Kitab Suci pada masa-masa awal dan terutama pengertian yang diberikan oleh Bapa Gereja. Disinilah pentingnya Tradisi Suci.
    • Apakah Gereja Katolik melalui Magisterium (Wewenang Mengajar) Gereja telah memberikan pengertian yang definitif tentang ayat atau perikop tertentu dalam Alkitab? Kalau sudah, maka umat Katolik harus mengikutinya. Kalau belum, maka umat Katolik dapat menafsirkannya, sejauh tidak bertentangan dengan doktrin yang sudah ditetapkan. Dengan cara ini, maka tidak ada doktrin atau ajaran yang saling bertentangan.

VI. Pertanyaan seputar hari Natal dan tradisinya.

Saya tidak memasukkan pertanyaan lain dari Hamba Allah tentang

  • Untuk pertanyaan tentang tanggal 25 Desember, saya pernah menjawabnya disini (silakan klik).
  • Untuk tradisi pohon natal:
    • Sejarah pohon natal mungkin ditelusuri sekitar abad ke-8, dimana St. Boniface (675-754), seorang uskup Inggris, yang menyebarkan iman Katolik di Jerman sekitar abad ke-8. Pada saat dia meninggalkan Jerman dan pergi ke Roma sekitar 15 tahun, maka jemaat yang dia tinggalkan kembali lagi kepada kebiasaan mereka untuk mempersembahkan kurban di bawah pohon Oak. Namun dengan berani St. Boniface menentang hal ini dan kemudian mengganti pohon Oak dengan pohon fir atau pine, dimana merupakan pohon yang senantiasa hijau sepanjang tahun. Dan karena bentuknya yang segitiga dan menjulang ke atas serta hijau sepanjang tahun, pohon ini dapat mengingatkan kita akan misteri Trinitas, Allah yang kekal untuk selama-lamanya, yang turun ke dunia dalam diri Kristus untuk menyelamatkan manusia.
      Lihat artikel di website “Catholic Culture” (silakan klik).

Semoga uraian di atas dapat menjawab pertanyaan dan keberatan Hamba Allah.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – www.katolisitas.org

16 COMMENTS

  1. Saya dilahirkan dalam keluarga katolik. Mungkin disebabkan oleh pengaruh media massa dan persekitaran timbul keraguan saya tentang agama saya. Sebenarnya pernah terdetik dalam hati saya untuk keluar dari iman katolik. Apalagi bila mereka mengatakan agama Islam adalah agama yang amat indah dan sempurna bila diikuti. Di samping saya mendalami katolik, saya juga cuba mengetahui tentang sejarah al-quran itu sendiri. Semasa bersekolah dahulu, kami telah belajar sejarah Islam dan dari situ memang dinyatakan pemusnahan al-quran kerana perbezaannya. Saya bersyukur kerana pertanyaan-pertanyaan berkenaan dengan agama katolik menjadikan saya semakin teguh dengan iman katolik saya. Terimakasih kepada team katolisitas, Tuhan memberkati.

  2. Benarkah ada sebuah Alkitab yang disimpan di Vatikan dalam keadaan terapung? Mengikut cerita Alkitab itu bersalut emas dan hanya boleh dilawat sekali setahun..

    [dari katolisitas: Terus terang kami belum pernah mendengar keberadaan Alkitab yang terapung tersebut.]

  3. Syalom Pak Stef,

    Saya mempunyai beberapa ‘ganjalan’ pertanyaan yang ‘konyol’ namun juga sering membuat hati saya ini tidak ‘sreg’. Tapi yah namanya pertanyaan, terkadang saya bingung mau mendiskusikan dengan siapa. Kalau di forum–forum umum malahan yang ada adalah menjelek–jelekkan iman yang lain. Siapa tahu Pak Stef bisa mengarahkan pikiran saya untuk berpikir secara logika, supaya logika saya ini bisa ‘dipuaskan’, karena saya suka cara Pak Stef mengarahkan iman melalui logika dengan data–data yang akurat. (Sekarang ini masalah Perjanjian Lama itu saya masih sulit percaya, karena saya orangnya suka bermain logika dan susah bagi saya untuk mempercayai Perjanjian Lama).

    1) Salinan kitab Perjanjian Lama yang PALING tua & PALING lengkap sekarang ini itu apa ( tentunya yang masih eksis ) ? Apakah Septuaginta ? Dari manakah Perjanjian Lama LENGKAP yang sekarang ini dimiliki oleh Gereja Katolik ? Dan keotentikannya bagaimana ? Setahu saya, keotentikan Perjanjian Lama itu harus dikonfirmasi oleh buku – buku di luar buku tersebut (Alquran yang menceritakan Perjanjian Lama kita), orang – orang yang berperan dalam buku tersebut dan Yesus sendiri yang mengakui).

    2) Saya pernah mendapatkan jawaban dari Pak Stef bahwa manuskrip–manuskrip Perjanjian Lama itu adalah sebagai berikut :

     PERJANJIAN LAMA :
     The Samaritan Pentateuch (430 SM)
     The Targums (450 SM) – Aram
     The Septuagint (300 SM – 200 SM)
     Aquila’s Version (120 M)
     Aquila’s Version (128 M)
     Theodotion’s Version (180 M)
     Symmachus’s Version (200 M)
     Origen’s Hexapha
     Sixfold Version (250 M)

     PERJANJIAN LAMA & PERJANJIAN BARU :
     Syriac (150 M)
     Old Latin (150 M)
     Italic (abad ke-4)
     Vulgate (383-405)
     Egyptian or Coptic (250)
     Ethipic (abad ke-4)
     Gothic (350)
     Armenian (400)
     Gerogian (570)
     Arabic (abad ke-8)
     Slavonic (870)
     Persian.

    Nah, apakah Perjanjian Lama yang dimiliki oleh Gereja Katolik itu merupakan gabungan dari semua kitab–kitab di atas ? Atau kitab–kitab di atas itu memuat Perjanjian Lama sendiri–sendiri yang saling melengkapi satu dengan yang lain ? Apakah ada copy aslinya kok sampe bisa diketahui umurnya (Seperti 450 SM) ?

    3) Pak Stef pernah bilang bahwa Alkitab Gereja Katolik itu terbentuk pada abad ke-3. Apakah maksud terbentuk ini termasuk Perjanjian Lama (lengkap) & Perjanjian Baru (lengkap) ?

    4) Apakah isi Codex Vaticanus & Codex Sinaiticus itu juga termasuk Perjanjian Lama (lengkap) & Perjanjian Baru (lengkap) ?

    5) Perjanjian Baru yang kita miliki ini kalau tidak salah dengar, salah satunya adalah memiliki 4000 salinan Vulgate / bahasa Yunani (maaf saya lupa). Nah yang ingin saya tanyakan disini apakah 4000 itu SALINAN LENGKAP / HAMPIR LENGKAP atau FRAGMENT – FRAGMENT ? Karena kalau hanya berupa Fragment maka susah sekali percaya pada Perjanjian Baru yang terdiri dari ‘serpihan – serpihan’ papyrus.

    6) Alkitab Perjanjian Baru itu ditulis dalam bahasa Yunani. Pada kitab Wahyu, terjadi penglihatan besar–besaran, berarti bisa disimpulkan bahwa Tuhan Yesus mewahyukan dirinya dengan berfirman dalam bahasa Yunani ? Sehingga muncul kata – kata Alfa & Omega, benarkah ini ?

    7) Saya selalu berusaha mempercayai Perjanjian Lama dengan mengutip firman Tuhan pada Lukas 24 : 27 = “Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari KITAB–KITAB MUSA dan segala kitab nabi-nabi.” Nah, apakah yang dimaksud dengan KITAB–KITAB MUSA ini adalah Panteteuch ( 5 kitab pertama dalam Alkitab ) ?

    8) Saya pernah mendengar ada puluhan ribu kutipan dari para Bapa Gereja tentang Perjanjian Lama untuk mengkonfirmasi kebenaran dari Perjanjian Lama, apakah itu betul ?

    9) Apakah setiap kata di dalam Perjanjian Lama itu kebenarannya absolut 100% ? Karena kalau definisi dari KGK bahwa Perjanjian Lama itu diilhami, kok rasanya seperti Yesus itu hanya memberi tema (bukan menuntun kata per kata melalui Roh Kudus-NYA), lalu orang itu mengembangkan tema tersebut berdasarkan informasi dari sekeliling yang dia terima, sehingga Perjanjian Lama ini seperti catatan sejarah (yah yang bisa terkandung 1 / 2 kata error dikit-dikitlah). Hal ini menyebabkan ada teman saya yang berpendapat bahwa dia HANYA mempercayai kata–kata yang dari Tuhan sendiri. Dan bukannya kata yang diucapkan oleh orang. Contoh :

     (Manusia) 2 Samuel 7 : 3 = Lalu berkatalah Natan kepada raja : “Baik, lakukanlah segala sesuatu yang dikandung hatimu, sebab TUHAN menyertai engkau.”

     (Tuhan) Yesaya 28 : 17 = Dan Aku akan membuat keadilan menjadi tali pengukur, dan kebenaran menjadi tali sipat; hujan batu akan menyapu bersih perlindungan bohong, dan air lebat akan menghanyutkan persembunyian.”

    Maaf kalau saya tanyanya agak detail tentang Kitab Suci, karena hati saya ini penuh rasa penasaran dan benar – benar ingin mengenal kredibilitas Alkitab yang kita miliki.

    Kalau jawabnya lama juga tidak apa–apa Pak Stef, saya sangat mengerti karena banyaknya pertanyaan yang masuk dan banyaknya pertanyaan saya dan disertai kesibukan Pak Stef dalam menyiapkan seminar–seminar. Semoga pertanyaan saya juga bisa menjadi berkat bagi umat yang lain. Dan semoga jawaban Pak Stef benar–benar dari Roh Kudus yang bisa memimpin saya pada kedamaian yang melampaui segala akal.

    Terima kasih banyak Pak Stef, terima kasih banyak.

    Tuhan Yesus memberkati & Bunda Maria selalu menuntun anda pada Putranya.

    • Shalom Budi Darmawan,

      Terima kasih atas pertanyaan anda. Setelah saya melihat, maka sebenarnya anda telah bertanya tentang manuskrip Kitab Suci di beberapa kesempatan. Inti dari permasalahan adalah anda meragukan Perjanjian Lama dan mungkin Perjanjian Baru, karena kita tidak mempunyai manuskrip asli dari Perjanjian Lama. Alkitab sendiri yang terdiri dari Perjanjian Lama dan Baru melibatkan sekitar 2000 tahun penyusunan. Sebelum penemuan penemuan Dead Sea Scroll (1947-1956), teks Perjanjian Lama yang tertua adalah teks Masoretik yang disusun sekitar tahun 800, sedangkan teks Septuagint (terjemahan Yunani dari Perjanjian Lama) dibuat sekitar abad ke-2 sebelum Masehi. Maka perbandingan antara teks-teks ini yang berselang antara 800-1000 tahun malah memberikan fakta yang sangat kuat, karena ternyata teks-teks tersebut 95% identik, dan hanya mempunyai variasi yang minor, dan hanya sedikit ketidakcocokan.

      Di samping bukti dari kekonsistenan Kitab Suci, kita juga jangan melupakan bahwa kekristenan bukanlah agama buku, namun agama yang mengikuti seseorang, yaitu Kristus Tuhan. Dan Kristus sendiri mendirikan Gereja, sehingga wariskan iman dapat diberikan dari generasi ke generasi secara murni. Jadi, selama kita tetap memegang warisan iman yang diteruskan oleh Gereja, maka kita mempunyai keyakinan akan kebenaran yang kita percayai. Berikut ini adalah jawaban singkat yang dapat saya berikan untuk pertanyaan anda, yang sebagian jawaban saya sarikan dari Catholic Bible Dictionary, hal: 901-903.

      1. Tentang salinan PL: Salinan paling tua dari Perjanjian Lama dalam bahasa Ibrani adalah Nash Papyrus yang ditemukan di Mesir dan kemudian dibeli oleh W.L. Nash di tahun 1898. Salinan ini adalah berupa empat bagian papyrus, yang setelah diteliti pada awalnya diperkirakan sekitar abad ke-2, namun setelah diteliti ulang, kemungkinan Nash Papyrus ini berasal dari tahun 150-100 SM. Namun, kalau ditanya salinan yang cukup lengkap dari Perjanjian Lama dalam bahasa Ibrani adalah sebagai berikut (disebut Masoretic Text/ MT): the Aleppo Codex (A) tahun 925, yang memuat seluruh Kitab Suci Ibrani, walaupun sebagian besar Kitab Taurat tidak ada; the Leningrad Codex (L) tahun 1008, yang memuat seluruh Kitab Suci Ibrani; the British Museum MS 4445 (B) tahun 925, yang memuat seluruh Kitab Musa; the Cairo Codex (C) tahun 896, yang memuat kitab-kitab para nabi. Dan penemuan yang terbaru adalah Dead Sea Scrolls (1947-1956). Semua manuskrip tersebut masih ada sampai sekarang. Beberapa bagian dari Dead Sea Scrolls sangat sesuai dengan translasi Septuagint (LXX) Perjanjian Lama.

      Dalam Catholic Bible Dictionary, disebutkan bahwa awal dari Septuagint mempunyai beberapa cerita. Pertama, dapat dilihat dari Letter of Aristeas pada abad ke-2, yang menyebutkan bahwa King Ptolemy II Philadelphus dari Mesir meminta salinan dari Kitab Suci Yahudi untuk ditempatkan di dalam perpustakaan di Alexandria. Karena tidak dapat membaca Kitab Suci dalam bahasa Ibrani, maka raja tersebut memerintahkan 72 atau 70 ahli dari Palestina untuk menterjemahkan Kitab Suci Yahudi ke dalam bahasa Yunani. Kemungkinan yang lain adalah karena banyak kaum Yahudi yang tinggal di daerah yang menggunakan bahasa Yunani, maka membaca tulisan Ibrani kuno menjadi sangat sulit. Untuk itu diperlukan terjemahan dari Kitab Suci dalam bahasa Ibrani ke Yunani. Septuagint ini juga masuk dalam Perjanjian Baru, yang dapat dibuktikan bahwa banyak kutipan dari Perjanjian Baru mengambil referensi dari Perjanjian Lama Septuagint. Bahkan banyak bapa Gereja, dalam tulisan-tulisan mereka juga mengambil kutipan dari Septuagint.

      2. Perjanjian Lama lengkap yang dimiliki oleh Gereja Katolik adalah Codex Vaticanus, yang memuat Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani. Keotentikannya adalah, seperti yang dijelaskan di atas, Septuagint dipakai dalam kutipan Perjanjian Lama, dikutip oleh para Bapa Gereja, dan Dead Sea Scrolls memperkuat keakuratan Septuagint. Dengan demikian, kita dapat melihat bahwa Septuagint sesungguhnya adalah manuskrip yang dapat dipercaya. Manuskrip-manuskrip yang pernah saya sebutkan tidak memuat seluruh Perjanjian Lama, melainkan hanya bagian-bagian dari PL. Dan untuk mengetahui umur dari manuskrip tersebut dipergunakan carbon-14 dating, yang menganalisa kandungan radioaktif karbon pada manuskrip tersebut.

      3. Tentang Perjanjian Lama: Anda mengatakan “Pak Stef pernah bilang bahwa Alkitab Gereja Katolik itu terbentuk pada abad ke-3. Apakah maksud terbentuk ini termasuk Perjanjian Lama (lengkap) & Perjanjian Baru (lengkap) ?” Pertanyaan ini perlu diperjelas. Kalau maksudnya manuskrip, maka ada manuskrip kuno yang berasal dari beberapa abad sebelum masehi. Namun, kalau maksudnya kanon, maka kita harus melihat Kanon Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, yang dapat anda lihat di link ini – silakan klik.

      4. Tentang Codex Siniaticus dan Codex Vaticanus: Codex Sinaiticus dan Codex Vaticanus adalah manuskrip Yunani tertua dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Codex Sinaiticus ditemukan di Gunung Sinai, di biara St. Catherine. Manuskrip ini hampir sama dengan Codex Vaticanus. Kedua-duanya diperkirakan ditulis abad ke-4. Codex Sinaiticus tersimpan di British Library dan Codex Vaticanus tersimpan di Vatican Library. Dead Sea Scroll adalah manusrip sebagian Perjanjian Lama dan beberapa manuskrip yang lain, yang ditulis dalam bahasa Ibrani, Aram dan Yunani. Manuskrip ini dipercaya ditulis sekitar tahun 150BC – 70AD.

      5. Tentang Perjanjian Baru: Sumber Perjanjian Baru yang masih ada adalah 3,000 dalam bahasa Yunani, 5,000 dalam bahasa Latin, sekitar 1,000 dalam bahasa Syriac, Coptic, Armenian, Gothic, dll, ditambah dengan 2,000 koleksi yang disimpan dalam beberapa lectionary kuno, serta begitu banyak para Bapa Gereja mengutip ayat-ayat Perjanjian Baru dalam tulisan-tulisan mereka. Manuskrip PB yang tertinggal adalah manuskrip dalam bahasa Yunani, yang dapat dibagi menjadi: the Papyri, the uncials dan the minuscules. The Papyri adalah bagian-bagian dari PB yang ditulis di papirus. Telah ditemukan sekitar 100 fragmen, yang setelah diteliti berasal dari abad 2-8. Sedangkan the uncials adalah manuskrip yang ditulis dengan huruf besar (rounded uppercase letters) dan dijilid pada satu sisinya seperti buku (codex). Ada sekitar 300, yang berasal dari abad 4 -10, seperti: Codex Siniaticus (א) dari abad ke-4 yang memuat seluruh Perjanjian Baru; Codex Vaticanus (B) dari abad ke-4 yang memuat semua PB kecuali surat-surat pastoral, Wahyu dan sebagian Ibrani); Codex Alexandrinus (A) dari abad ke-5 yang memuat semua PB kecuali bagian dari Matius, Yohanes dan 2 Korintus; Codex Bezae (D) abad ke-6 yang memuat seluruh Injil, Kisah para rasul, 3 Yohanes dalam Yunani dan Latin. The minuscules ada sekitar 2,800 yang ditulis dengan huruf kecil (lowercase cursive script) dari abad 9-14.

      6. Tentang Kitab Wahyu: Memang PB, termasuk kitab Wahyu ditulis dalam bahasa Yunani, kecuali Matius yang kemungkinan ditulis dalam bahasa Ibrani atau Aramaik. Tidak menjadi masalah bagaimana Tuhan mewahyukan diri kepada rasul Yohanes, namun yang jelas rasul Yohanes mengerti apa diwahyukan Allah dan kemudian menuliskannya dalam bahasa Yunani.

      7. Tentang Kitab Musa: Kitab Musa disebut juga Torah, yaitu terdiri dari kitab Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan.

      8. Tentang kutipan Bapa Gereja: Seperti yang telah saya tuliskan sebelumnya ada begitu banyak kutipan (PL dan PB) dari Bapa Gereja sebagai berikut (dari H.S. Miller dalam bukunya, General Biblical Introduction from God to us): Kutipan ini termasuk dari Clemen of Rome (96), Barnabas (100), Hermas (100), Ignatius (107-115), Polycarp (69-155), Papias (70-155), Didache  (100), Justin Martyr (100-165), Irenaeus (120-192), Clement of Alexandria (150-217), Hippolytus (235), Origen (185-254), Dionysius the Great (190-265), Eusebius (270-340), Athanasius (296-373), Cyril of Jerusalem (315-386), Basil the Great (329-379), Chrysostom (347-407), Tertullian (150-220), Cyprian (200-258), Hilary (305-366), Ambrose (340-397), Jerome (340-420), Augustine (354-430), Tatian (170), Aphraates (350), Ephraem Syrus (373).

      9. Kita harus mempercayai bahwa Kitab Suci (PL dan PB) adalah tanpa kesalahan. Namun, untuk menginterpretasikan ayat-ayat di dalam Perjanjian Lama, kita harus melihat gaya bahasa, latar belakang, serta kaitannya dengan Perjanjian Baru. Silakan membaca artikel tentang Bagaimana menginterpretasikan Kitab Suci di sini – silakan klik.

      Terus terang, saya tidak dapat memberikan jawaban secara mendetil terhadap pertanyaan anda, karena banyaknya pertanyaan anda dan juga banyak pertanyaan-pertanyaan lain yang masuk. Semoga dapat membantu.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

  4. Dear katoliksitas,
    Menurut buku Misquoting Jesus terbitan gramedia pustaka utama dikatakan bahwa kata-kata pertama dalam injil yohanes (pada mulanya adalah firman …………..dst) yang berbicara mengenai tritunggal itu sebenarnya tidak ada dalam naskah aslinya, kemudian dalam injil markus kata-kata terakhir yang dipakai untuk menutup injil tersebut juga tidak terdapat dalam naskah tertua, selain itu kisah tentang seorang PSK (Yoh 8:3) juga sepertinya merupakan kisah tambahan yang dituliskan oleh para penyalin pada abad berikutnya. Secara pribadi saya tidak mempermasalahkan hal ini karena sebagai seorang beriman saya percaya bahwa kitab suci itu bukan kata-kata Allah yang didekte lalu harus ditulis sama persis seperti ucapanNya melainkan tulisan para pengarang injil yang berada di bawah bimbingan Roh Kudus sebagaimana tertuang di dalam Dei Verbum , akan tetapi hal ini seringkali dipakai sebagai serangan terhadap keautentikan kitab suci kristiani yang dilakukan oleh penganut kepercayaan lain diaman mereka mengatakan bahwa kitab suci yang dipegang sekarang itu telah direkayasa, dimodivikasi , diedit dll. Bahkan ada seseorang yang dulunya beragama katolik kemudian ia berpindah-pindah ke beberapa sekte kristen termasuk saksi Yehova dan sepertinya kini penganut kristen tauhid yang menerbitkan buku “menjawab doktrin tritunggal” dimaa para penganut ajaran tritunggal sering mengacu pada injil Yohanes bab satu ayat satu sampai tiga akan tetapi orang ini membantah bahwa kata-kata itu hanya tambahan sebab tidak ada di dalam naskah tertua dalam hal ini ada perbedaan tulisan di setiapnaskah kuno seperti yang tertulis di dalam buku MJ , sehingga melalui argumen ini ia berusaha menyakinkan semua orang bahwa Allah tritunggal itu hanya rekayasa. Tidak menutup kemungkinan banyaah orang katolik yang ragu akan imannya bahkan pindah agama hanya gara-gara serangan kelompok semacam ini , bagaimana menurut pandnagan team katoliksitas terima kasih GBU

    • Shalom Dave,

      Pertama- tama harap dipahami terlebih dahulu bahwa ajaran tentang Trinitas itu tidak tergantung dari satu ataupun dua ayat dalam Kitab Suci, tetapi ada banyak ayat- ayat dalam Kitab Suci, dan diajarkan dalam Tradisi Suci. Bahwa istilah “Trinitas” memang tidak pernah ditulis secara eksplisit dalam Kitab Suci, itu memang benar, seperti halnya dengan kata ‘inkarnasi’, namun prinsipnya jelas diajarkan, dan bukan sekedar hanya ditambahkan. Silakan membaca lebih lanjut tentang Trinitas di sini, silakan klik.

      Ungkapan Allah Trinitas memang diajarkan dalam Mat 28:19-20, dan tentang keaslian teks Mat 28:19-20, sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.

      Sedangkan tentang keotentikan kisah perempuan yang berdosa di Yoh 8:1-11, sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.

      Akhirnya, Dave, janganlah risau akan adanya pendapat- pendapat yang negatif tentang keaslian Injil. Sebab fakta obyektif menunjukkan bahwa Kitab Suci merupakan tulisan yang paling akurat dan tidak mungkin dipalsukan seperti tuduhan sebagian orang. Hal ini juga sudah pernah dibahas di sini, silakan klik. Mari kita semakin mempelajari iman kita, agar kita dapat memberikan pertanggungan jawab akan iman dan pengharapan kita di dalam Kristus, namun dengan lemah lembut dan hormat, seperti ajaran Rasul Petrus (lih. 1 Pet 3:15).

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  5. Salam sejahtera
    Dalam seminar yesus di amerika thn 1993 di ikuti 76 ahli dari berbagai kalangan,seperti guru besar dari berbagai universitas terkenal dunia.para ahli ilmu teologi dari katolik dan protestan,ahli kitab suci dan ahli bahasa ibrani dll,yang tidak ada seorang pun beragama islam.Dari hasil seminar tersebut ternyata INJIL YOHANES ayat 1@ 14 di anggap tidak termasuk kategori bukan sabda atau ucapan yesus, ayat itu hanyalah ucapan yohanes saja dan dari hasil seminar dan penelitian 76 ahli dari berbagai kalangan menyatakan”delapan puluh dua persen di anggap berasal dari yesus di dalaam injil,tidaklah di anggap bener benar ucapan yesus menurut seminar yesus tersebut.
    Pernyataan 76 ahli dari berbagai kalangan dari seluruh dunia dalam seminar tentang yesus sungguh mengejutkan dunia khusus nya kalangan kaum kristen. sebab 82% isi Injil bukan benar bnar ucapan yesus
    berarti hanya 18% saja yang di anggap ucapan yesus.ternyata yoh : 1:1 & 14 yang menjadi acuan bahwa yesus 100% manusia dan 100% tuhan,menurut ke 76 ahli tersebut bukan ucapan YESUS,tetapi di anggap pendapat penulis saja,yaitu Yohanes.lebih ironis lagi,dari semua Injil-Injil yang di seminarkan tersebut,Injil Yohanes termasuk hampir 100% di anggap bukan ucapan Yesus. Kristiani dengan Islam di bedakan 2 kitab pertama dalam islam sabda atau perkataan nabi tertuang di kitab lain FIRMAN ALLAH dalam AL QUR’AN demikian juga dengan fatwa atau kesepakatan ulama.sedang kan dalam kristiani di buat di kitab yang sama,dan nas nas yg menjadi rujukan dalam kristianai sama sekali membingungkan karena ada 4 Injil.YOHANES MATIUS MARKUS LUKAS. siapakah yg menjadi rujukannya ? dalam islam nas nas Al Qur’an terjaga,terjmahan Al Qur’an,tidak sepenuhnya adalah arti dan maknanya di pahami oleh perjemahnya,,,
    salam sejahtera

    [dari katolisitas: silakan melihat jawaban di atas – silakan klik]

  6. Shalom,
    Terimakasih atas perhatian Bapak Stef membalas pertanyaan saya yang begitu panjang..
    Saya telah membacanya dan merenungkannya. Tanggapan:
    1. St. Agustinus memiliki kertendahan hati. Pertanyaan: jadi apakah mungkin St.Agustinus mengajarkan sesuatu yang bukan berasal dari Allah? Lalu jika ya, bagaimana kita/Gereja mengetahuinya? Bukankah pengajaran St.Agustinus yang sebagian besar menjadi dasar iman Katolik?

    2. Jika saya baca dari dekrit Paus St. Damasus I sampai Konsili Carthage IV, mengapa tidak disebutkan mengenai kitab barukh? Kitab Baruch baru disebut pada Konsili Frorence atau Basel?

    3. Saya setuju mengenai persatuan gereja yang mengusahakan hidup damai antarsesama hanya sebatas kulit. Namun, dosen berpendapat bahwa persatuan rohani justru sangat mungkin karena kita sama-sama dalam Kristus. Jika hanya berdasar “sama-sama dalam Kristus”, lalu kapan persatuan Gereja seutuhnya terjadi? Maka dari itu sya meyakini bahwa persatuan penuh ada dalam Gereja Katolik.

    4. Mungkinkah diadakan banyak konsili pada waktu itu yang tidak diakui Gereja Katolik? Wah, saya tidak dapat membayangkan bagaimana sulitnya masa tersebut, banyak terjadi kepalsuan dan kerancuan. Berdasar apakah suatu Konsili dikatakan diakui secra universal?

    5. Korespondensi seperti apakah yang dilakukan Erasmus dan Marthin Luther? Dikatakan ia menulis buku yang ternyata tidak sesuia dengan iman katolik?

    6. Banyak hal yang memang perlu diklarifikasi karena memang bukan seperti itu pandangan Gereja Katolik, untuk itu saya sangat berterimakasih untuk Pak Stef dan Ibu Inggrid yang selalu bersedia menjawab pertanyaan saya.

    Tuhan memberkati,
    Soli deo Gloriam,,

    • Shalom Lopre,

      Terima kasih atas pertanyaan susulan yang Lopre ajukan. Berikut ini adalah jawaban yang dapat saya berikan:

      1) Tentang St. Agustinus: Pada saat St. Agustinus mengatakan “Ya Tuhan Yang Maha Esa, Allah Tritunggal, apa saja dalam buku ini yang telah kukatakan dan yang berasal dari padaMu; semoga mereka mengenali apa yang berasal dari-Mu (et tui); dan kalau ada sesuatu yang berasal dari diriku sendiri, maka semoga diampuni, baik olehMu maupun oleh mereka yang berasal dari padaMu,” bukan berarti bahwa St. Agustinus mengajarkan sesuatu yang salah.

      Dosa bidah (heresy) dapat dibagi menjadi dua, yaitu “formal heresy” dan “material heresy“. Disebut formal heresy kalau seseorang tahu secara pasti bahwa dia mempercayai sesuatu yang bertentangan dengan pengajaran Gereja, dan orang tersebut tetap menolak pengajaran Gereja, walaupun telah diterangkan secara baik akan kebenaran yang telah dinyatakan oleh Gereja. Sebaliknya, material heresy dilakukan kalau seseorang secara tidak sengaja mempercayai suatu hal yang bertentangan dengan pengajaran Gereja. Namun, setelah orang tersebut tahu apa yang diajarkan oleh Gereja secara benar, maka dengan kerendahan hati dia mengubah apa yang dipercayainya sehingga sesuai dengan apa yang dipercayai oleh Gereja. Dari pengertian ini, formal heresy adalah berbahaya dan merupakan dosa berat, karena membuat seseorang tidak mempunyai iman yang bersifat supernatural, namun iman yang berdasarkan pada pertimbangan pribadi.

      Setiap teolog yang setia pada pengajaran Gereja Katolik dapat saja melakukan material heresy. Namun, teolog yang baik akan menyerahkan semua tulisannya kepada pengajaran resmi Gereja Katolik. Kalau sampai ada yang tidak sesuai dengan pengajaran dari Magisterium, dengan kerendahan hati, mereka akan menerimanya. Oleh karena itu, selain mempelajari tulisan dari Bapa Gereja, kita juga harus membandingkan dengan dokumen-dokumen resmi dari Gereja Katolik, baik yang diberikan oleh Paus, maupun lewat konsili-konsili. Namun, sepanjang pengetahuan saya, St. Agustinus memberikan pengajaran yang begitu seimbang, sehingga banyak dari tulisannya dipakai dalam dokumen-dokumen Gereja maupun dalam tulisan St. Thomas Aquinas – Summa Theology. Yang sulit adalah untuk mengerti keseluruhan filosofi dan teologi St. Agustinus, karena begitu banyak buku yang ditulisnya. Namun, sejauh yang saya tahu, tidak ada tulisan St. Agustinus – sejauh dalam moral dan iman – yang bertentangan dengan pengajaran Gereja Katolik.

      2) Tentang deuterokanonika: pada masa awal kitab Baruch, oleh beberapa Bapa Gereja, dianggap menjadi bagian dari kitab Yeremiah. Baruck sendiri adalah murid dari Yeremiah. . Bahkan menurut ahli alkitab, Carey A. Moore, dalam bukunya Anchor Bible vol. 44, p. 261ff, mengatakan bahwa Baruch dianggap sebagai bagian dari kitah Yeremiah menurut Irenaeus, Tertullian, Clement of Alexandria, Cyprian of Carthage, Athenagoras, and Origen. Lebih lanjut Lebih lanjut, Baruch sendiri masuk dalam Septuagint manuscripts Vaticanus dan Alexandrinus, yang dituliskan setelah kitab Yeremiah. Dan secara eksplisit, kitab Baruch juga dikatakan menjadi bagian dari kanonikal oleh Athanasius, Cyril of Jerusalem, Epiphanius, dan Nicephorus.

      3) Tentang persatuan: Memang idealnya persatuan hanya terjadi pada waktu semua Gereja mempunyai kesamaan pengajaran, dan harus mengakui otoritas yang sama. Selama otoritasnya tidak sama, maka tidak mungkin ada kesatuan, paling tidak persatuan yang terlihat. Dan kita bersama menyadari bahwa kesatuan hanya mungkin berada di dalam Gereja Katolik. Dan inilah yang ditawarkan oleh Paus Benediktus XVI kepada umat Anglikan. Kita berdoa, semoga akan banyak umat dari Gereja Anglikan yang dapat bersatu dengan Gereja Katolik.

      4) Tentang konsili: Dari dulu, ada banyak konsili local dan bersama. Konsili bersama mulai dari: Niceae 1, Constantinople 1, Ephesus 1, dan seterusnya…. Namun, kita tidak boleh mengesampingkan beberapa konsili lokal, karena mereka memberikan kontribusi yang besar dalam perkembangan gereja dan pengajaran.

      5) Erasmus dan Martin Luther memang melakukan korespondensi dan cukup banyak, yang sering juga dilakukan secara tidak langsung, dengan menuliskan surat kepada orang lain. Mungkin site ini dapat memberikan gambaran (silakan klik).

      Semoga keterangan tambahan ini dapat membantu. Tetap bersemangat untuk terus menyebarkan kebenaran Kristus dan Gereja Katolik.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – http://www.katolisitas.org

  7. Shalom…
    Saya telah membaca seluruh jawaban Bapak pada website ini beserta linknya. Terimakasih.

    Beberapa point yang saya dapat lagi adalah sbb:
    1. Saya membaca kembali buku Teologi Sistematika 1 yang ditulis oleh dr. Nico syukur Dister, OFM (terbitan Kanisius, 2004), kemudian pada bagian Kristologi saya mendapati pernyataan St. Agustinus (hal. 163) yang kurang lebih mirip dengan pernyataan dosen saya: “Ya Tuhan Yang Maha Esa, Allah Tritunggal, apa saja dalam buku ini yang telah kukatakan dan yang berasal dari padaMu; semoga juga diterima oleh mereka yang berasal dari padaMu; dan kalau ada sesuatu yang berasal dari diriku sendiri, maka semoga diampuni, baik olehMu maupun oleh mereka yang berasal dari padaMu”.
    Pada catatan kaki, pernyataan di atas dikutip dari Agustinus, Tentang Trinitas, XV, 28, 51, dlm: CChr, 50 A, 535, CChr adalah singkatan dari Corpus Christianorum seu nova partum collection, Turnhout Paris, 1953, dst.
    Mungkin Bapak mengetahui mengenai kutipan itu? Berdasar pada pernyataan di atas, konsep reformasi gereja tahun 1500-an telah dikenal dan diucapkan sendiri oleh Bapa Agustinus sendiri sebagai bapa gereja, yaitu setiap orang dapat menafsirkan Alkitab.
    Dosen saya memang tidak memberikan referensi sebagai dasar pernyataannya.

    2. Saya simpulkan berarti Gereja Katolik tidak mengakui konsili Jamnia. Dosen juga tidak mengetahui mengenai konsili Hippo.
    Beberapa penjelasan yang saya dapat:
    Deuterokanonika memang merupakan varian kanon dari Konsili Kartago.
    Dalam konsili Kartago,kanonisasi PL yang sah adalah seperti milik protestan hanya protokanonika, namun pada konsili tersebut dibicarakan juga varian-variannya (bukan saja kitab Deuterokanonika, banyak varian yang lain). Gereja secara universal (Gereja Timur-memiliki banyak persatuan gereja-gereja kala itu) mengakui dan menyetujui konsili Kartago tersebut yaitu PL protestan. Sementara Deuterokanonika dikatakan hanya diakui oleh gereja Barat (tidak universal/sah untuk kalangan sendiri). Apa memang ada pembicaraan varian kanon pada kala itu?

    3. Dosen menyebutkan memang sejak awal Deuterokanonika adalah buku bacaan rohani umat Kristen, namun baru ditetapkan kembali sejak tahun 1500 an pada reformasi gereja. Kata “penetapan kembali” adalah kata HINT yang sebenarnya Deuterokanonika sebelumnya sejak konsili Kartago belum dikanonkan (hanya dibicarakan sebagai varian kanon dan tidak diterima secara universal). Pada Konsili Trente, gereja Katolik kembali pada Tradisi Gereja, seolah mengulang kembali kisah kanonisasi Alkitab di abad awal. Tradisi memang penting dalam kanonisasi, namun setelah terbentuk, maka Alkitablah yang menjadi pegangan. Saya tahu itu tidak benar, namun saya mengalami kesulitan untuk mengklarifikasi karena keterbatasan pengetahuan saya juga.

    4. reformasi bukan merupakan peristiwa babel yang terulang namun lebih kepada peristiwa pantekosta dimana Alkitab mulai diterjemahkan ke berbagai bahasa.

    5. Seperti apakah tulisan-tulisan bapa gereja itu? Darimana saya bisa mendapatkan/mengetahui sumber-sumber tersebut untuk mendukung pembelajaran saya?

    6. Mengenai perpecahan gereja, beliau menceritakan banyak pecahan denominasi protestan. Kemudian beliau berkata bahwa Gereja Katolik bukan berarti di dalamnya baik-baik saja. Terakhir yang diketahui adalah munculnya gerakan Karismatik dan adanya ordo-ordo. Ada sebuah kemungkinan Karismatik akan menjadi sebuah ordo. Sepemahaman saya mengenai ordo adalah misinya yang berbeda. Namun dosen mengatakan secara teologipun ada variannya, namun tetap berada di bawah satu payung Kepausan Roma, dimana dasar-dasar pokok yang menjadi pegangannya. Wah, bapak bisa menjelaskan saya maksud dari ordo-ordo?

    7. Doa untuk persatuan Gereja sangat dianjurkan. Karena Gereja saling mengutuk dewasa ini. Apakah hanya berdoa? Tidak, namun mengusahakan kasih persaudaraan, menghindari pembicaraan varian kanon, karena gereja manapun mengakui paling tidak 50% hal yang sama.

    8. Dalam menanggapi manakah pengajaran Gereja mana yang benar, dianjurkan kembali menilik pada ke-7 konsili pada 7 abad pertama yang diadakan oleh Gereja Am-Barat dan Timur (yang saat itu membicarakan ajaran bidaah: monoteisme, triteisme, unitarianisme,dll).

    9. Erasmus sahabat Martin Luter mengapa tidak diekskomunikasi seperti M.Luter padahal Erasmus juga pernah menuliskan tulisan-tulisan yang tidak sesuai iman Katolik, namun Erasmus karena keinginannya untuk terus bersatu dengan Gereja katolik maka ia tidak dikenai ekskomunikasi.

    10. Mengenai sidang Raya terkadang ditemui bahwa bukan Petrus pemimpinnya, terkadang Yakobus. Sementara Katolik beranggapan bahwa Petrus adalah rasul yang memiliki keutamaan di banding rasul lainnya.

    11. Saya sangat setuju adalah pernyataan dosen mengenai perkataan Paus Benedictus XVI “belajar mengenai iman orang lain adalah semakin mengetahui iman kita sendiri.”

    12. Apakah Bapa Benedictus memang akhir-akhir ini mengeluarkan statement yang kontroversial sehingga gereja-gereja semakin menegang? Statement Bapa Suci kalau tidak salah: Gereja Katolik adalah gereja yang sah dan satu-satunya yang benar (walaupun memnag menurut iman saya begitu, apakah benar pernyataan tsb membuat suatu perdebatan kontroversial sehingga Paus meminta maaf pada dunia?)
    13. Skisma Gereja Barat dan Timur karena masalah politik sedikit banyak saya telah dengar dari dosen. Namun justru dikatakan hubungan gereja Roma dan protestan sangat erat (karena protestan adl pecahan gereja Barat) dibandingkan dengan gereja Timur…Apakah maksud bapak Stef mengenai gereja Ortodox memiliki ordinasi yang sah, dll? Apakah ia juga mengakui Maria sebagai bunda Allah?
    Mohon ditanggapi… Saya sangat membutuhkan klarifikasi. Maaf jika saya jadi merangkum pelajaran teologi saya.
    Tuhan memberkati.
    Soli deo Gloriam,,

    • Shalom Lopre,

      Terima kasih atas beberapa pertanyaan teologis yang diajukan. Berikut ini adalah jawaban yang dapat saya berikan:

      1) Tentang St. Agustinus: St. Agustinus menutup bukunya tentang Trinititas dengan doa. Dan doanya begitu indah. Saya ingin mengutip doa ini yang terdapat di buku Trinity, XV, 28, 51, sehingga semuanya juga dapat membacanya:

      a) "51. O Lord our God, we believe in You, the Father and the Son and the Holy Spirit. For the Truth would not say, Go, baptize all nations in the name of the Father and of the Son and of the Holy Spirit, unless You were a Trinity. Nor would you, O Lord God, bid us to be baptized in the name of Him who is not the Lord God. Nor would the divine voice have said, Hear, O Israel, the Lord your God is one God, unless You were so a Trinity as to be one Lord God. And if You, O God, were Yourself the Father, and were Yourself the Son, Your Word Jesus Christ, and the Holy Spirit your gift, we should not read in the book of truth, God sent His Son; nor would You, O Only-begotten, say of the Holy Spirit, Whom the Father will send in my name; and, Whom I will send to you from the Father. Directing my purpose by this rule of faith, so far as I have been able, so far as You have made me to be able, I have sought You, and have desired to see with my understanding what I believed; and I have argued and labored much. O Lord my God, my one hope, hearken to me, lest through weariness I be unwilling to seek You, but that I may always ardently seek Your face. Do Thou give strength to seek, who has made me find You, and has given the hope of finding You more and more. My strength and my infirmity are in Your sight: preserve the one, and heal the other. My knowledge and my ignorance are in Your sight; where You have opened to me, receive me as I enter; where You have closed, open to me as I knock. May I remember You, understand You, love You. Increase these things in me, until You renew me wholly. I know it is written, In the multitude of speech, you shall not escape sin. But O that I might speak only in preaching Your word, and in praising You! Not only should I so flee from sin, but I should earn good desert, however much I so spoke. For a man blessed of You would not enjoin a sin upon his own true son in the faith, to whom he wrote, Preach the word: be instant in season, out of season. Are we to say that he has not spoken much, who was not silent about Your word, O Lord, not only in season, but out of season? But therefore it was not much, because it was only what was necessary. Set me free, O God, from that multitude of speech which I suffer inwardly in my soul, wretched as it is in Your sight, and flying for refuge to Your mercy; for I am not silent in thoughts, even when silent in words. And if, indeed, I thought of nothing save what pleased You, certainly I would not ask You to set me free from such multitude of speech. But many are my thoughts, such as You know, thoughts of man, since they are vain. Grant to me not to consent to them; and if ever they delight me, nevertheless to condemn them, and not to dwell in them, as though I slumbered. Nor let them so prevail in me, as that anything in my acts should proceed from them; but at least let my opinions, let my conscience, be safe from them, under Your protection. When the wise man spoke of You in his book, which is now called by the special name of Ecclesiasticus, We speak, he said, much, and yet come short; and in sum of words, He is all. When, therefore, we shall have come to You, these very many things that we speak, and yet come short, will cease; and You, as One, wilt remain all in all. And we shall say one thing without end, in praising You in One, ourselves also made one in You. O Lord the one God, God the Trinity, whatever I have said in these books that is of Yours, may they acknowledge who [dari saya: dalam latin menggunakan "et tui" atau "and of You" atau "and Yours"] are Yours; if anything of my own, may it be pardoned both by You and by those who are Yours. Amen."

      b) Lopre mengatakan bahwa kalimat di atas diterjemahkan oleh Dr. Nico syukur Dister, OFM (terbitan Kanisius, 2004) sebagai berikut: “Ya Tuhan Yang Maha Esa, Allah Tritunggal, apa saja dalam buku ini yang telah kukatakan dan yang berasal dari padaMu; semoga juga diterima oleh mereka yang berasal dari padaMu; dan kalau ada sesuatu yang berasal dari diriku sendiri, maka semoga diampuni, baik olehMu maupun oleh mereka yang berasal dari padaMu”. Kita juga dapat menterjemahkan nya sebagai berikut "Ya Tuhan Yang Maha Esa, Allah Tritunggal, apa saja dalam buku ini yang telah kukatakan dan yang berasal dari padaMu; semoga mereka mengenali apa yang berasal dari-Mu (et tui); dan kalau ada sesuatu yang berasal dari diriku sendiri, maka semoga diampuni, baik olehMu maupun oleh mereka yang berasal dari padaMu"

      Kalimat ini sungguh berbeda dengan apa yang dikatakan oleh dosen Lopre, yang Lopre kutip sebelumnya: “Pengajaranku yang sesuai dengan Alkitab terimalah, jika tidak buanglah.” St. Augustine bukan mengatakan seperti yang dosen Lopre katakan, namun St. Augustine mengatakan bahwa kalau ada ajaran yang bukan berasal dari Allah (bukan Alkitab seperti yang disebutkan dosen Lopre) namun berasal dari dirinya sendiri (St. Agustinus), maka dia minta untuk diampuni. Ini adalah kebajikan kerendahan hati, yang dimiliki oleh santa-santo. Perkataan serupa juga dikatakan oleh St. Thomas Aquinas, sebelum dia menghembuskan nafasnya yang terakhir:

      "If in this world there be any knowledge of this sacrament stronger than that of faith, I wish now to use it in affirming that I firmly believe and know as certain that Jesus Christ, True God and True Man, Son of God and Son of the Virgin Mary, is in this Sacrament . . . I receive Thee, the price of my redemption, for Whose love I have watched, studied, and laboured. Thee have I preached; Thee have I taught. Never have I said anything against Thee: if anything was not well said, that is to be attributed to my ignorance. Neither do I wish to be obstinate in my opinions, but if I have written anything erroneous concerning this sacrament or other matters, I submit all to the judgment and correction of the Holy Roman Church, in whose obedience I now pass from this life."

      c) Saya telah mengutip perkataan St. Agustinus dalam jawaban saya sebelumnya, yaitu "If you should find someone who does not yet believe in the gospel, what would you [Mani] answer him when he says, ‘I do not believe’? Indeed, I would not believe in the gospel myself if the authority of the Catholic Church did not move me to do so" (Against the Letter of Mani Called ‘The Foundation’ 5:6). Dari perkataan ini, maka terlihat bahwa St. Agustinus begitu menghormati Gereja dan percaya akan keputusan dari Gereja Katolik.

      2) Tentang konsili Jamnia: Sebenarnya, kalau dipikir secara logis, semua orang Kristen, baik Katolik maupun non-Katolik tidak dapat mendasarkan kanon Alkitab pada konsili Jamnia. Konsili Jamnia yang terjadi tahun 90 dihadiri oleh rabi-rabi Yahudi dan bukan oleh orang-orang Kristen jemaat perdana. Mengapa kita harus mendasarkan kanon pada keputusan orang-orang yang tidak percaya bahwa Yesus adalah Tuhan? Apakah kalau ada konsili orang-orang Yahudi lagi dan kemudian mereka memutuskan bahwa Kitab Yesaya tidak termasuk dalam kanon, apakah kita akan menerima keputusan mereka?

      Penjelasan yang diberikan kepada Lopre tentang variasi kanon di konsili Carthage adalah tidak lengkap. Tentu saja mereka dapat mendiskusikan begitu banyak kitab-kitab, namun yang terpenting adalah keputusan dari konsili tersebut dan bukan diskusinya namun keputusannya, karena kesimpulan dan keputusan konsililah yang mengikat umat beriman. Berikut ini adalah beberapa keputusan dan konsili sehubungan dengan kanon Kitab Suci:

      a) Dekrit dari Paus St. Damasus I, Konsili di Rome, tahun 382.

      "It is likewise decreed: Now, indeed, we must treat of the divine Scriptures: what the universal Catholic Church accepts and what she must shun.
      The list of the Old Testament begins: Genesis, one book; Exodus, one book: Leviticus, one book; Numbers, one book; Deuteronomy, one book; Jesus Nave, one book; of Judges, one book; Ruth, one book; of Kings, four books; Paralipomenon, two books; One Hundred and Fifty Psalms, one book; of Solomon, three books: Proverbs, one book; Ecclesiastes, one book; Canticle of Canticles, one book; likewise, Wisdom, one book; Ecclesiasticus (Sirach), one book; Likewise, the list of the Prophets: Isaiah, one book; Jeremias, one book; along with Cinoth, that is, his Lamentations; Ezechiel, one book; Daniel, one book; Osee, one book; Amos, one book; Micheas, one book; Joel, one book; Abdias, one book; Jonas, one book; Nahum, one book; Habacuc, one book; Sophonias, one book; Aggeus, one book; Zacharias, one book; Malachias, one book. Likewise, the list of histories: Job, one book; Tobias, one book; Esdras, two books; Esther, one book; Judith, one book; of Maccabees, two books.
      Likewise, the list of the Scriptures of the New and Eternal Testament, which the holy and Catholic Church receives: of the Gospels, one book according to Matthew, one book according to Mark, one book according to Luke, one book according to John. The Epistles of the Apostle Paul, fourteen in number: one to the Romans, two to the Corinthians, one to the Ephesians, two to the Thessalonians, one to the Galatians, one to the Philippians, one to the Colossians, two to Timothy, one to Titus one to Philemon, one to the Hebrews. Likewise, one book of the Apocalypse of John. And the Acts of the Apostles, one book. Likewise, the canonical Epistles, seven in number: of the Apostle Peter, two Epistles; of the Apostle James, one Epistle; of the Apostle John, one Epistle; of the other John, a Presbyter, two Epistles; of the Apostle Jude the Zealot, one Epistle. Thus concludes the canon of the New Testament.
      Likewise it is decreed: After the announcement of all of these prophetic and evangelic or as well as apostolic writings which we have listed above as Scriptures, on which, by the grace of God, the Catholic Church is founded, we have considered that it ought to be announced that although all the Catholic Churches spread abroad through the world comprise but one bridal chamber of Christ, nevertheless, the holy Roman Church has been placed at the forefront not by the conciliar decisions of other Churches, but has received the primacy by the evangelic voice of our Lord and Savior, who says: "You are Peter, and upon this rock I will build My Church, and the gates of hell will not prevail against it; and I will give to you the keys of the kingdom of heaven, and whatever you shall have bound on earth will be bound in heaven, and whatever you shall have loosed on earth shall be loosed in heaven.
      "

      b) Konsili Hippo, tahun 393 mengkonfirmasikan kanon yang telah ditetapkan oleh Paus Damasus I.

      "It has been decided that besides the canonical Scriptures nothing be read in church under the name of divine Scripture.
      But the canonical Scriptures are as follows: Genesis, Exodus, Leviticus, Numbers, Deuteronomy, Joshua the Son of Nun, Judges, Ruth, the Kings, four books, the Chronicles, two books, Job, the Psalter, the five books of Solomon (included Wisdom and Ecclesiastes (Sirach)), the twelve books of the Prophets, Isaiah, Jeremiah, Daniel, Ezekiel, Tobit, Judith, Esther, Ezra, two books, Maccabees, two books.
      "
      (canon 36 A.D. 393).

      c) Konsili Carthage III, tahun 397 memberikan konfirmasi kembali tentang kanon yang telah ditetapkan oleh Paus Damasus I. Berikut ini adalah kanonnya:

      "It has been decided that nothing except the canonical Scriptures should be read in the Church under the name of the divine Scriptures. But the canonical Scriptures are: Genesis, Exodus, Leviticus, Numbers, Deuteronomy, Joshua, Judges, Ruth, four books of Kings, Paralipomenon, two books, Job, the Psalter of David, five books of Solomon (Proverbs, Ecclesiastes, Song of Songs, Wisdom, Sirach), twelve books of the Prophets, Isaiah, Jeremiah, Daniel, Ezekiel, Tobit, Judith, Esther, two books of Esdras, two books of the Maccabees." (canon 47).

      d) Konsili Carthage IV, tahun 419, kembali mengkonfirmasikan kanon-kanon yang telah ditetapkan di konsili-konsili sebelumnya. Inilah keputusan dari konsili ini:

      "That nothing be read in church besides the Canonical Scripture. ITEM, that besides the Canonical Scriptures nothing be read in church under the name of divine Scripture. But the Canonical Scriptures are as follows: * Genesis * Exodus * Leviticus * Numbers * Deuteronomy * Joshua the Son of Nun * The Judges * Ruth * The Kings (4 books) * The Chronicles (2 books) * Job * The Psalter * The Five books of Solomon (includes Wisdom and Sirach) * The Twelve Books of the Prophets * Isaiah * Jeremiah * Ezechiel * Daniel * Tobit * Judith * Esther * Ezra (2 books) * Maccabees (2books).
      The New Testament: * The Gospels (4 books) * The Acts of the Apostles (1 book) * The Epistles of Paul (14) * The Epistles of Peter, the Apostle (2) * The Epistles of John the Apostle (3) * The Epistles of James the Apostle (1) * The Epistle of Jude the Apostle (1) * The Revelation of John (1 book).
      Let this be sent to our brother and fellow bishop, [Pope] Boniface, and to the other bishops of those parts, that they may confirm this canon, for these are the things which we have received from our fathers to be read in church.
      " CANON XXIV. (Greek xxvii.)

      e) Konsili Frorence atau Basel, tahun 1431-1445, adalah konsili yang mengkonfirmasikan kembali kitab-kitab yang menjadi bagian dari PL dan PB.

      "We, therefore, to whom the Lord gave the task of feeding Christ’s sheep’, had abbot Andrew carefully examined by some outstanding men of this sacred council on the articles of the faith, the sacraments of the church and certain other matters pertaining to salvation. At length, after an exposition of the catholic faith to the abbot, as far as this seemed to be necessary, and his humble acceptance of it, we have delivered in the name of the Lord in this solemn session, with the approval of this sacred ecumenical council of Florence, the following true and necessary doctrine. Most firmly it believes, professes and preaches that the one true God, Father, Son and holy Spirit, is the creator of all things that are, visible and invisible, who, when he willed it, made from his own goodness all creatures, both spiritual and corporeal, good indeed because they are made by the supreme good, but mutable because they are made from nothing, and it asserts that there is no nature of evil because every nature, in so far as it is a nature, is good. It professes that one and the same God is the author of the old and the new Testament — that is, the law and the prophets, and the gospel — since the saints of both testaments spoke under the inspiration of the same Spirit.
      It accepts and venerates their books, whose titles are as follows. Five books of Moses, namely Genesis, Exodus, Leviticus, Numbers, Deuteronomy; Joshua, Judges, Ruth, four books of Kings, two of Paralipomenon, Esdras, Nehemiah, Tobit, Judith, Esther, Job, Psalms of David, Proverbs, Ecclesiastes, Song of Songs, Wisdom, Ecclesiasticus, Isaiah, Jeremiah, Baruch, Ezechiel, Daniel; the twelve minor prophets, namely Hosea, Joel, Amos, Obadiah, Jonah, Micah, Nahum, Habakuk, Zephaniah, Haggai, Zechariah, Malachi; two books of the Maccabees; the four gospels of Matthew, Mark, Luke and John; fourteen letters of Paul, to the Romans, two to the Corinthians, to the Galatians, to the Ephesians, to the Philippians, two to the Thessalonians, to the Colossians, two to Timothy, to Titus, to Philemon, to the Hebrews; two letters of Peter, three of John, one of James, one of Jude; Acts of the Apostles; Apocalypse of John.
      " (SESSION 11 4 February 1442)

      f) Konsili Trente, tahun 1546-1565.

      "And it has thought it meet that a list of the sacred books be inserted in this decree, lest a doubt may arise in any one’s mind, which are the books that are received by this Synod. They are as set down here below: of the Old Testament: the five books of Moses, to wit, Genesis, Exodus, Leviticus, Numbers, Deuteronomy; Josue, Judges, Ruth, four books of Kings, two of Paralipomenon, the first book of Esdras, and the second which is entitled Nehemias; Tobias, Judith, Esther, Job, the Davidical Psalter, consisting of a hundred and fifty psalms; the Proverbs, Ecclesiastes, the Canticle of Canticles, Wisdom, Ecclesiasticus, Isaias, Jeremias, with Baruch; Ezechiel, Daniel; the twelve minor prophets, to wit, Osee, Joel, Amos, Abdias, Jonas, Micheas, Nahum, Habacuc, Sophonias, Aggaeus, Zacharias, Malachias; two books of the Machabees, the first and the second.

      Of the New Testament: the four Gospels, according to Matthew, Mark, Luke, and John; the Acts of the Apostles written by Luke the Evangelist; fourteen epistles of Paul the apostle, (one) to the Romans, two to the Corinthians, (one) to the Galatians, to the Ephesians, to the Philippians, to the Colossians, two to the Thessalonians, two to Timothy, (one) to Titus, to Philemon, to the Hebrews; two of Peter the apostle, three of John the apostle, one of the apostle James, one of Jude the apostle, and the Apocalypse of John the apostle. But if any one receive not, as sacred and canonical, the said books entire with all their parts, as they have been used to be read in the Catholic Church, and as they are contained in the old Latin vulgate edition; and knowingly and deliberately contemn the traditions aforesaid; let him be anathema." (Session 4, concerning the canonical Scriptures).

      3) Tentang Deuterokanonika hanya sekedar bacaan rohani: Silakan membaca sendiri kanon-kanon dari Kitab Suci yang telah ditetapkan dalam beberapa konsili di atas. Kalau mereka tidak mau menerima konsili Trente, silakan membaca konsili-konsili sebelumnya – point (a) sampai (e) di atas atau mulai dekrit Damasus I (tahun 382) sampai Konsili Frorence atau Basel (1431-1445), yang semuanya mengatakan bahwa deuterokanonika adalah merupakan bagian dari Kitab Suci.

      4) Tentang reformasi adalah bukan peristiwa babel namun Pentakosta: Kalau reformasi adalah merupakan peristiwa Pentakosta, mungkin dapat ditanyakan, mengapa terjadi begitu banyak denominasi (sekitar 28,000) sampai saat ini? Bukankah Roh Kudus adalah roh pemersatu? Anggaplah peristiwa reformasi (revolusi) adalah berasal dari Tuhan dan menjadikan jemaat Kristen kembali pada kemurniaan Kitab Suci. Pertanyaannya, seharusnya setelah mereka kembali, maka mereka akan membentuk persatuan jemaat awal, yang terus bertekun dalam pengajaran para rasul, sehingga semuanya bersatu padu dan tak terceraikan. Namun bukankah hasilnya bertentangan, yaitu perpecahan.

      5) Tulisan dari Bapa Gereja dapat dibaca di beberapa site, seperti New Advent (klik ini).

      6) Mungkin dosen Lopre kurang mengerti akan konsep ordo di dalam Gereja Katolik. Di dalam Gereja Katolik dikenal adanya ordo-ordo (religious orders), yang dapat beranggotakan imam (yang telah menerima Sakramen Imamat) maupun awam. Masing-masing ordo mempunyai karisma sendiri-sendiri untuk membangun Gereja dari dalam. Sebagai contoh: ordo Fransiskan mengutumakan kaul kemiskinan, ordo Serikat Yesus pada pendirikan, ordo Redemptoris pada memberitakan Sabda Allah, ordo Karmel pada doa-doa, dll. Mereka diakui secara resmi oleh Vatikan dan mempunyai hirarki yang jelas. Karismatik mempunyai kategori tersendiri, yaitu ecclesial movement, yang dapat dibaca secara lebih lengkap di sini (silakan klik). Ordo-ordo bukanlah terpisah dari Gereja Katolik, namun saling melengkapi dan membangun Gereja dari dalam. Oleh karena itu, ordo-ordo berbeda sekali dengan denominasi Protestan, karena ordo-ordo di bawah hirarki Gereja Katolik, mengikuti ajaran yang sama, dan membangun Gereja dari dalam; sedangkan denominasi Protestan tidak berada di bawah hirarki Gereja Katolik dan mempunyai pengajaran yang berbeda dengan Gereja Katolik.

      7) Tentang persatuan Gereja: mengusahakan kegiatan kasih bersama adalah baik, namun hal-hal tersebut hanyalah persatuan sebatas kulit. Persatuan Gereja tidaklah mungkin kalau tidak ada persetujuan apa yang dipercayai, termasuk tentang kanon, sakramen, dll.

      8) Tentang pengajaran Gereja yang benar dengan ukuran pengajaran sampai abad 7: Gereja yang benar hanya ditilik dari 7 konsili pada abad 7 pertama adalah tidak mungkin. Dosen Lopre beranggapan bahwa Gereja hanya benar-benar murni pada sampai abad 7, dari konsili 1 – Nicea-1 (325) sampai konsili bersama VII – Nicea 2 (787-788). Catatan singkat tentang Nicea 2: mereka mengutuk Iconoclasm, yang percaya bahwa semua gambar/patung adalah berhala. Pertanyaanya, apakah semua konsili setelah Nicea 2 adalah salah dan baru pada jaman Martin Luther, kekristenan dipulihkan kepada yang benar? Apakah dasarnya?

      Taruhlah saya mengikuti pendapat ini, bukankah kita juga harus melihat apa yang dikatakan oleh para Bapa konsili dan Bapa Gereja sampai abad 8? Silakan melihat apa yang dikatakan oleh para Bapa Gereja sampai tahun konsili Nicea II, misalnya tentang: primacy of pope, pentingnya baptisan untuk keselamatan, dll.

      9) Tentang Erasmus yang tidak diekskomunikasi: Erasmus dari Rotterdam memang melakukan korespondensi dengan Martin Luther, namun tidak berarti dia menyetujui apa yang diajarkan oleh Martin Luther, bahkan dia pernah melakukan debat dengan Luther dengan topik "freedom of the will". Erasmus juga mempertahankan deuterokanonika sebagai bagian dari Alkitab, Tradisi Suci, 7 sakramen, Bunda Maria tetap perawan, dll. Mengapa dia tidak disebut sebagai heretic? St. Alphonsus Liquori dalam bukunya "History of Heresies and their Refutation" menjelaskan bahwa dia bukan seorang heretik karena dia menyerahkan semua tulisannya kepada pengajaran dari Gereja. Dia bukan heretik, karena dia masih terus berada di dalam Gereja Katolik, sedangkan Martin Luther tidak lagi berada dalam Gereja Katolik dan mendirikan gereja yang baru.

      10) Tenang supremasi Paus: Lihatlah dalam sejarah-sejarah konsili, misalkan Konsili Chalcedon, dimana Paus Leo sendiri tidak hadir dan setelah dibacanya "Tome of Leo", maka mereka yang berada di konsili tersebut mengatakan "Peter has spoken through Leo", dan jemaat perdana juga mengenali akan keutamaan uskup Roma. Lihatlah apa yang dikatakan oleh St. Clement of Alexandria "[T]he blessed Peter, the chosen, the preeminent, the first among the disciples, for whom alone with himself the Savior paid the tribute [Matt. 17:27], quickly grasped and understood their meaning. And what does he say? ‘Behold, we have left all and have followed you’ [Matt. 19:27; Mark 10:28]" (Who Is the Rich Man That Is Saved? 21:3–5 [A.D. 200]).

      Pada konsili pertama di Yerusalem (Kis 15), Petrus memegang peranan penting, dimana dalam Kis 15:7-11, diceritakan bagaimana dia berbicara dan kemudian di ayat 12 semua yang hadir diam. Keutamaan Petrus dan penerusnya terus terjadi di dalam sejarah Gereja, seperti yang ditulis oleh:

      Clement of Alexandria: "[T]he blessed Peter, the chosen, the preeminent, the first among the disciples, for whom alone with himself the Savior paid the tribute [Matt. 17:27], quickly g.asped and understood their meaning. And what does he say? ‘Behold, we have left all and have followed you’ [Matt. 19:27; Mark 10:28]" (Who Is the Rich Man That Is Saved? 21:3–5 [A.D. 200]).

      The Letter of Clement to James : "Be it known to you, my lord, that Simon [Peter], who, for the sake of the true faith, and the most sure foundation of his doctrine, was set apart to be the foundation of the Church, and for this end was by Jesus himself, with his truthful mouth, named Peter, the first fruits of our Lord, the first of the apostles; to whom first the Father revealed the Son; whom the Christ, with good reason, blessed; the called, and elect" (Letter of Clement to James 2 [A.D. 221]).

      Dan masih begitu banyak tulisan dari Bapa Gereja yang lain yang mendukung keutamaan penerus rasul Petrus.

      11) Tentang mempelajari iman orang lain untuk mengerti iman Katolik: Silakan memberikan referensi akan perkataan Paus Benediktus yang memberikan pernyataan seperti yang Lopre kutip "belajar mengenai iman orang lain adalah semakin mengetahui iman kita sendiri,” sehingga saya dapat melihat dokumen atau bukunya. Secara prinsip, kita harus tahu dulu apa yang kita percayai sebagai orang Katolik, baru kita dapat belajar tentang iman yang lain. Terlalu cepat untuk belajar iman orang lain tanpa fondasi iman Katolik yang baik, justru akan membawa kebingungan.

      12) Tentang Gereja Katolik sebagai True Church: Dokumen yang dimaksud oleh dosen Lopre mungkin ini: "Responses to some questions regarding certain aspects of the doctrine on the Church" oleh Congregation for the Doctrine of Faith (link: silakan klik). Dikatakan di dalam pertanyaan ke-dua:

      SECOND QUESTION
      What is the meaning of the affirmation that the Church of Christ subsists in the Catholic Church?

      RESPONSE
      Christ “established here on earth” only one Church and instituted it as a “visible and spiritual community”[5], that from its beginning and throughout the centuries has always existed and will always exist, and in which alone are found all the elements that Christ himself instituted.[6] “This one Church of Christ, which we confess in the Creed as one, holy, catholic and apostolic […]. This Church, constituted and organised in this world as a society, subsists in the Catholic Church, governed by the successor of Peter and the Bishops in communion with him”.[7]

      In number 8 of the Dogmatic Constitution Lumen gentium ‘subsistence’ means this perduring, historical continuity and the permanence of all the elements instituted by Christ in the Catholic Church[8], in which the Church of Christ is concretely found on this earth.

      It is possible, according to Catholic doctrine, to affirm correctly that the Church of Christ is present and operative in the churches and ecclesial Communities not yet fully in communion with the Catholic Church, on account of the elements of sanctification and truth that are present in them.[9] Nevertheless, the word “subsists” can only be attributed to the Catholic Church alone precisely because it refers to the mark of unity that we profess in the symbols of the faith (I believe… in the “one” Church); and this “one” Church subsists in the Catholic Church.[10]

      Ini bukanlah pernyataan yang mengejutkan, karena memang Gereja Katolik senantiasa percaya bahwa Gereja Katolik adalah Gereja yang didirikan oleh Kristus. Silakan melihat dokumen Dominus Iuesus (silakan klik).

      13. Tentang hubungan Gereja Katolik dan gereja Ortodoks dan Protestan: Gereja Katolik mempunyai hubungan lebih erat dengan Gereja Ortodoks dibandingkan dengan gereja Protestan. Silakan melihat "Responses to some questions regarding certain aspects of the doctrine on the Church" oleh Congregation for the Doctrine of Faith (link: silakan klik), pertanyaan empat dan lima, dimana dikatakan:

      FOURTH QUESTION
      Why does the Second Vatican Council use the term “Church” in reference to the oriental Churches separated from full communion with the Catholic Church?

      RESPONSE
      The Council wanted to adopt the traditional use of the term. “Because these Churches, although separated, have true sacraments and above all – because of the apostolic succession – the priesthood and the Eucharist, by means of which they remain linked to us by very close bonds”[13], they merit the title of “particular or local Churches”[14], and are called sister Churches of the particular Catholic Churches.[15]

      “It is through the celebration of the Eucharist of the Lord in each of these Churches that the Church of God is built up and grows in stature”.[16] However, since communion with the Catholic Church, the visible head of which is the Bishop of Rome and the Successor of Peter, is not some external complement to a particular Church but rather one of its internal constitutive principles, these venerable Christian communities lack something in their condition as particular churches.[17]

      On the other hand, because of the division between Christians, the fullness of universality, which is proper to the Church governed by the Successor of Peter and the Bishops in communion with him, is not fully realised in history.[18]

      FIFTH QUESTION
      Why do the texts of the Council and those of the Magisterium since the Council not use the title of “Church” with regard to those Christian Communities born out of the Reformation of the sixteenth century?

      RESPONSE
      According to Catholic doctrine, these Communities do not enjoy apostolic succession in the sacrament of Orders, and are, therefore, deprived of a constitutive element of the Church. These ecclesial Communities which, specifically because of the absence of the sacramental priesthood, have not preserved the genuine and integral substance of the Eucharistic Mystery[19] cannot, according to Catholic doctrine, be called “Churches” in the proper sense[20].

      Silakan dibaca, dan manakah yang lebih dekat dengan Gereja Katolik? Bukankah dokumen tersebut sangat jelas menyebutkan bahwa Gereja Ortodoks sangat dekat dengan Gereja Katolik? Dalam dokumen tersebut dikatakan bahwa Gereja Ortodoks disebut "particular or local churches", sedangkan gereja Protestan – karena tidak mempunyai apostolic succession yang memungkinkan mempunyai Sakramen Imamat tidak dapat disebut Gereja namun disebut "ecclesial conmmunities".

      Semoga keterangan ini dapat membantu.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – http://www.katolisitas.org

  8. Shalom,
    Saya ingin menanyakan kepada Ibu Inggrid/Bapak Stef mengenai beberapa hal yang saya dapat di kelas teologi Kristen protestan:
    1. Apakah benar Agustinus sebagai bapa gereja menyatakan di akhir seluruh pengajarannya, kurang lebih seperti ini “Pengajaranku yang sesuai dengan Alkitab terimalah, jika tidak buanglah.” Dengan menyatakan statement itu bukankah berarti mengindikasikan adanya suatu pengajaran yang salah/tidak disadari oleh St. Agustinus?
    2. Bagaimanakah proses dan kronologis kanonisasi Deuterokanonika? Mereka menyebutkan bahwa Deuterokanonika ditambahkan oleh Gereja Katolik Roma ketika Marthin Luther memprotes Gereja Katolik Roma saat itu untuk membenarkan teologi Roma Katolik sehingga Gereja Katolik Roma memiliki fondasi dan otoritas? Saya telah banyak membaca sumber buku-buku Katolik namun masih belum jelas mengenai konsili Jamnia, konsili Alexandria, konsili Hippo, konsili Kartago dll?
    3. Benarkah sebelum Konsili Vatikan II orang awam dilarang membaca Kitab Suci?
    4. Tradisi Gereja setara atau setingkat dengan Alkitab? Dosen saya menyebutkan bahwa Gereja Katolik memberikan pelevelan nomer dua terhadap otoritas Tradisi.
    5. Apakah Gereja Katolik memang pernah memiliki daftar hitam: membunuh orang yang tidak sepaham dengan Gereja (inkuisi)?
    6. Gereja Orthodox apakah juga mengakui Deuterokanonika? Apa penyebab skisma Gereja Barat dan Timur? Apa perbedaan teologi Katolik Roma dengan Gereja Orthodox?
    Maaf jika saya banyak bertanya. Kiranya bapak/ibu berkenan memberikan penjelasan. Hal ini saya tanyakan karena saya kurang memahami beberapa literatur yang telah saya baca.

    Tuhan memberkati….
    Soli deo Gloriam.

    • Shalom Lopre,

      Terima kasih atas pertanyaannya tentang beberapa hal berkaitan dengan kelas teologi dari Protestan yang Lopre ikuti. Memang menjadi masalah kalau umat Katolik harus bersekolah di sekolah Protestan, karena mau tidak mau, mereka akan mengajarkan apa yang mereka percayai, yang sering bertentangan dengan iman Katolik yang kita percayai. Berikut ini adalah jawaban yang dapat saya berikan:

      1) Lopre mengatakan "Apakah benar Agustinus sebagai bapa gereja menyatakan di akhir seluruh pengajarannya, kurang lebih seperti ini “Pengajaranku yang sesuai dengan Alkitab terimalah, jika tidak buanglah.” Dengan menyatakan statement itu bukankah berarti mengindikasikan adanya suatu pengajaran yang salah/tidak disadari oleh St. Agustinus?"

      a) Di dalam dunia akademis, kita tidak cukup untuk mengatakan bahwa "Pengajaranku yang sesuai dengan Alkitab terimalah, jika tidak buanglah" tanpa menyebutkan sumbernya. Tanyakanlah sumber dari tulisan tersebut. Orang-orang Protestan sering menggunakan tulisan St. Agustinus untuk memberikan justifikasi dari pengajaran mereka. Namun, untuk mengerti tulisan-tulisan St. Augustinus, seseorang tidak dapat membaca hanya satu buku dari tulisannya, namun harus melihat tulisannya secara keseluruhan, membandingkannya, melihat konteksnya, dll. Sebagai contoh, dalam tulisannya untuk melawan Pelagianism – yang senantiasa menomorsatukan kekuatan akal budi manusia – , maka St. Augustinus memberikan pengajaran tentang pentingnya rahmat Allah (lihat tulisan St. Augustine: The Spirit and the Letter, On Grace and Free Will; On Rebuke and Grace; On the Predestination of the Saints; To Simplician – On Various Questions). Dan untuk melawan Manichaeism, yang merendahkan akal budi, maka St. Agustine mempertahankan akal budi (lihat tulisan St. Augustine: Of the Morals of the Catholic Church; Letter CII: To Deogratias; On the Morals of the Manichaeans). Jadi, kalau orang hanya membaca tulisan St. Agustinus yang menentang Pelagianism, seolah-olah keinginan bebas (free will) tidak mempunyai peran dalam keselamatan, namun hal ini bukanlah pandangan St. Agustinus. Peran dari rahmat dan keinginan bebas manusia diberikan oleh St. Agustinus dengan perkataannya "He who created you without you does not justify you without you." (St. Augustine, Serm. 169,2,10.)

      b) Berikut ini adalah beberapa hal yang ditulis oleh St. Agustinus sehubungan dengan Gereja dan Kitab Suci:

      In the Catholic Church, they obtain the root of charity in the bond of peace and in the fellowship of unity: so that all the sacraments of truth which they hold serve not to condemn, but to deliver them. The branches ought not to boast, for if they do not live by union to the root, they shall be cast into the fire. But of some branches that were broken off, the apostle says that "God is able to graft them in again." (St. Augustine, letter 61, to Theodorus,2)

      For in the Catholic Church there are many things which most justly keep me in her bosom. The consent of peoples and nations keeps me in the Church; so does her authority, inaugurated by miracles, nourished by hope, enlarged by love, established by age. The succession of priests keeps me, beginning from the very seat of the Apostle Peter, to whom the Lord, after His resurrection, gave it in charge to feed His sheep, down to the present episcopate. And so,
      lastly, does the name itself of Catholic, which not without reason, amid so many heresies, the Church has thus retained, so that, though all heretics wish to be called Catholics, yet when a stranger asks where the Catholic Church meets, no heretic will venture to point to his own chapel or house Now if the truth is so clearly proved as to leave no possibility of doubt, it must be set before all the things that keep me in the Catholic Church
      " (St. Augustine of Hippo, Against the Epistle of Manicheus Called Fundamental, ch. 4)

      It is said, ‘I will give the nations for thy inheritance, and the limits of the earth for thy possession;’ and other innumerable testimonies which set for the Catholic Church. If then, thou know not these, thou has no part in Me, thou canst not make thyself My heir To Peter it was said, "My sheep;" to schismatics it is said, "thy goats" Recollect the right Hand and the left of our Judge; recollect where the goats shall stand, and where the sheep the fair and the deformed, that which is about to receive the kingdom, and that which is to find everlasting punishment." (St. Augustine, serm. 96)

      "The whole canon of the Scriptures, however, in which we say that consideration is to be applied, is contained in these books: the five of Moses . . . and one book of Joshua [Son of] Nave, one of Judges; one little book which is called Ruth . . . then the four of Kingdoms, and the two of Paralipomenon . . . . [T]here are also others too, of a different order . . . such as Job and Tobit and Esther and Judith and the two books of Maccabees, and the two of Esdras . . . . Then there are the Prophets, in which there is one book of the Psalms of David, and three of Solomon. . . . But as to those two books, one of which is entitled Wisdom and the other of which is entitled Ecclesiasticus and which are called `of Solomon’ because of a certain similarity to his books, it is held most certainly that they were written by Jesus Sirach. They must, however, be accounted among the prophetic books, because of the authority which is deservedly accredited to them" (Christian Instruction 2:8:13 [A.D. 397]).

      "We must hold to the Christian religion and to communication in her Church, which is Catholic and which is called Catholic not only by her own members but even by all her enemies. For when heretics or the adherents of schisms talk about her, not among themselves but with strangers, willy-nilly they call her nothing else but Catholic. For they will not be understood unless they distinguish her by this name which the whole world employs in her regard" (The True Religion 7:12 [A.D. 390]).

      "If you should find someone who does not yet believe in the gospel, what would you [Mani] answer him when he says, ‘I do not believe’? Indeed, I would not believe in the gospel myself if the authority of the Catholic Church did not move me to do so" (Against the Letter of Mani Called ‘The Foundation’ 5:6).

      Dan masih begitu banyak yang dikatakan oleh St. Agustinus yang menyatakan bahwa dia benar-benar mendukung pengajaran Gereja Katolik. Fakta ini sangat sederhana, karena St. Agustinus adalah seorang Katolik, seorang uskup Katolik.

      2) Tentang deuterokanonika: lihat link ini (silakan klik) dan juga ini (silakan klik).

      3) Orang awam dilarang membaca Kitab Suci: lihat link ini (silakan klik) – pada bagian Keputusan Council of Valencia.

      4) Apakah Tradisi dan Kitab Suci setara? Untuk menjawab pertanyaan ini, saya akan mengutip Katekismus Gereja Katolik. Kalau dosen Lopre mengatakan "Gereja Katolik memberikan pelevelan nomor dua terhadap otoritas Tradisi", silakan ditanya darimana sumbernya. Mari kita melihat apa yang dikatakan oleh Katekismus Gereja Katolik:

      KGK 80: "Tradisi Suci dan Kitab Suci berhubungan erat sekali dan terpadu. Sebab keduanya mengalir dari sumber ilahi yang sama, dan dengan cara tertentu bergabung menjadi satu dan menjurus ke arah tujuan yang sama" (DV 9). Kedua-duanya menghadirkan dan mendaya-gunakan misteri Kristus di dalam Gereja, yang menjanjikan akan tinggal bersama orang-orang-Nya "sampai akhir zaman" (Mat 28:20)."

      KGK, 81: "Kitab Suci adalah pembicaraan Allah sejauh itu termaktub dengan ilham Roh ilahi".
      "Oleh Tradisi Suci Sabda Allah, yang oleh Kristus Tuhan dan Roh Kudus dipercayakan kepada para Rasul, disalurkan seutuhnya kepada para pengganti mereka, supaya mereka ini dalam terang Roh kebenaran dengan pewartaan mereka, memelihara, menjelaskan, dan menyebarkannya dengan setia" (DV 9)."

      KGK, 82: "Dengan demikian maka Gereja", yang dipercayakan untuk meneruskan dan menjelaskan wahyu, "menimba kepastiannya tentang segala sesuatu yang diwahyukan bukan hanya melalui Kitab Suci. Maka dari itu keduanya [baik tradisi maupun Kitab Suci] harus diterima dan dihormati dengan cita rasa kesalehan dan hormat yang sama" (DV 9)."

      5) Daftar hitam Gereja Katolik – inkuisisi? Silakan melihat jawaban ini (silakan klik). Dan sebagai tambahan:

      a) Ada baiknya dilihat lagi dalam sejarah sekali lagi tentang inquisition, mulai dari pengaruh dari Albigensian / Cathars, yang mengajarkan dualism – mendasarkan ajarannya pada Manichees, yang mengatakan bahwa material adalah jahat, menolak Inkarnasi, dll. Dan ini berpengaruh juga pada masyarakat, karena paham ini menolak perkawinan legal dan menerima konsep bunuh diri. Jadi tugas dari Inquisition adalah untuk mempertahankan iman yang murni, dan memberikan hukuman eks-komunikasi pada orang-orang yang tidak mau bertobat. Setelah itu, mereka yang tidak mau bertobat diserahkan kepada pemerintah. Namun, memang ada kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh oknum-oknum di dalam inquisition. Mari kita melihat apa yang terjadi dalam inkuisisi yang dilakukan oleh Gereja dan yang dilakukan oleh pemerintah sekular pada abad 13-14, dan jumlah korban umat manusia di abad- abad berikutnya.

      Sebagai contohnya, di Touluose, dari 1308-1323 hanya 42 orang dari 930 yang diadili dinyatakan sebagai "umpenitent heretics" dan diserahkan kepada pihak pemerintah sekular.
      Spanish Inquisition, dalam 30 tahun pemerintahan ratu Isabel, ada sekitar 100,000 orang yang dikirim ke inkuisisi, dan 80,000 dinyatakan tidak bersalah. 15,000 dinyatakan bersalah, namun setelah mereka menyatakan iman secara publik, maka mereka dibebaskan kembali. Hanya ada sekitar 2,000 orang yang meninggal karena keputusan inkuisisi sepanjang pemerintahan Ratu Isabella, dan 3000 orang kemudian dari tahun 1550 – 1800. Sedangkan, sebagai perbandingan, hanya dalam waktu 20 hari, Revolusi Perancis (1794), yang dimotori oleh gerakan "Enlightenment", meng-eksekusi pria dan wanita sebanyak 16,000- 40,000. Jumlah korban ini, jauh lebih banyak daripada korban inkuisisi dalam 30 tahun pemerintahan Ratu Isabella.

      Menurut Raphael Molisend, seorang sejarahwan Protestan, Henry VIII membunuh 72,000 umat Katolik. Orang yang meninggal selama beberapa tahun pada masa pemerintahan Henry VIII dan anaknya Elizabeth I, jauh melebihi apa yang terjadi pada inkuisisi di Spanyol dan Roma selama 3 abad. (Bandingkan dengan Perang Dunia I dan II, yang membunuh 50 juta orang. 40 juta orang meninggal dalam masa pemerintahan Stalin di Rusia. 80 juta orang meninggal di Cina karena revolusi komunis dan 2 juta di Kamboja).

      b) Coba tanyakan kepada dosen Lopre, berapa banyak orang yang terbunuh dalam sejarah Protestanism.

      6) Gereja Orthodo juga mengakui deuterokanonika sebagai bagian dari Kitab Suci mereka. Skisma antara Gereja Barat dan Gereja Timur terjadi bukan hanya satu kejadian, namun melalui sejarah yang panjang, baik secara teologis maupun politik. Untuk membahas topik ini memerlukan waktu yang cukup panjang dan tidak dapat saya paparkan saat ini. Gereja Katolik dan Ortodoks mempunyai beberapa perbedaan teologis, seperti: kepausan, konsep Gereja, filioque, Maria dikandung tanpa noda dan Maria diangkat ke Sorga, Api Penyucian, dll. Namun kita perlu mengingat bahwa hubungan Gereja Katolik dan Gereja Ortodoks sangat erat, jauh lebih dekat dibandingkan dengan gereja-gereja Protestan, karena Gereja Ortodoks mempunyai ordinasi yang sah, sakramen-sakramen, percaya akan Tradisi Suci, menghormati Maria dan persekutuan orang kudus, liturgi yang indah, dll.

      Semoga keterangan di atas dapat membantu Lopre. Saya turut berdoa, agar Lopre diberikan kekuatan oleh Tuhan agar dapat terus berakar dalam iman Katolik.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – http://www.katolisitas.org

  9. Maaf, Yang saya pernah tau dari berbegai majalah, Bible itu hanya 20% perkataan Yesus, sisanya kebanyakan adalah perkataan Paulus, saya sebagai muslim pernah membaca salah satu ayat bible yg ‘kerangka’nya mirip di salah satu ayat AlQuran,,, dan saya masuk islam, alasan kuatnya adalah, karena AlQuran dari zaman Nabi Muhammad sampe sekarang tidak berubah isinya setitikpun, karena kalau kebenaran mutlak itu pasti sifatnya akan statis, tidak akan berubah dan tetap, begitu pula Alquran,, klo bible kan tiap taun mengalami perubahan, bahkan ayat di bible yg mengharamkan babi, bisa jadi lenyap di dalam bible. Allah pernah berfirman dalam salah satu dalil Islam, bahwa DIa akan menjaga Alquran, itulah kebenarannya. Lalu apakah benar Yesus lahir tanggal 25 Desember? trus dari mana asal muasalnya Pohon Natal? Pohon Cemara? padahal di tempat kelahiran Yesus, sampe sekarang gak bisa ditemukan pohon cemara yg dapat tumbuh? ada yg bisa jawab?

    [dari katolisitas: sudah dijawab – silakan klik]

    • Saudaraku Hamba Allah. Assalau’alaikum, Damai Sejahtera Tuhan bagimu. Saya pun tahu bahwa paham mengenai kitab suci antara Islam dan Katolik bahkan protestan berbeda-beda. Bagi saya yang Katolik, kitab suci saya (Perjanjian lama dan perjanjian baru) adalah tulisan buah refleksi dan inspirasi iman orang-orang beriman sejak zaman Israel kuno sampai awal abad masehi, akan iman mereka terhadap Allah yang punya rencana penyelamatan manusia berabad-abad dan yang dipuncaki pada Yesus Kristus. Jadi, ada peristiwa penyelamatan Allah dalam Yesus, lalu para penulis suci itu menuliskan refleksi pengalaman imannya. Orang-orang sebelum Yesus menguimpulkan kitab-kitab itu, lalu kitab-kitab itu disebut Perjanjian Lama. Orang-orang setelah Yesus (Gereja) mengumpulkan tulisan-tulisan itu yang lalu disebut Perjanjian Baru. Jadi, ada Gereja dulu (kelompok orang dengan kepemimpinan yg ditunjuk Kristus), barulah kemudian mereka menulis dan mengumpulkan tulisan suci Perjanjian Lama dan Baru itu. [dari admin: maaf saya menghapus pertanyaan tentang Islam, sehingga diskusi hanya akan terbatas pada penjelasan iman Katolik. Semoga dapat dimengerti].
      Wassalah: Isa Inigo

    • Seandainya saja Hamba Allah mau membuka sedikit saja hati untuk mempelajari sejarah Al Quran maka istilah tak berubah setitikpun tak akan ada.Bukankah penulisan tulisan arab yang sekarang ada, berbeda dengan penulisan yang dahulu? setahu saya huruf arab hampir sama dengan penulisan huruf ibrani yaitu konsonan saja, nah karena pemeluk islam yang bukan suku Qurais kesulitan maka penulisannya mengalami perkembangan yaitu ada vokalnya, kan berarti berubah kan? itu yang pertama.Bukankah musaf Al quran yang beda dengan musaf dinasti yang berkuasa dahulu dimusnahkan? nah itu berarti kan ada versi lain? Sebagai umat beragama memang kita Wajib menyakini kebenaran kitab suci kita, tetapi bukan mengadili iman orang lain dengan iman kita.Nah selamat belajar sejarah Al quran sehingga cara pandang anda semakin luas

Comments are closed.