Pertanyaan:
1) Kalau boleh tau dalam kitab suci mengapa Rasul rasul spt : Matius, markus, Lukas, yohanes Paulus, Petrus, dll yang hidup pada zaman itu tidak mengajarkan tentang bunda Maria? karena yang pasti ajarannya adalah pada Matius 28 : 19-20. Dan kalaupun bunda Maria adalah bunda gereja spt yang telah ditetapkan, seharusnya para rasul yang hidup pada waktu itu juga mengajarkan hal tersebut di dalam kitab2 yang ditulisnya kepada jemaat2nya spt saat Paulus di korintus, filipi, roma, galatia, Efesus, ibrani dll
2) Mengapa jika ada pengakuan bunda maria adalah bunda gereja maka seharusnya Jusuf juga sebagai bapak Gereja karena tindakan mulia yang diambil Jusuf ( matius 1: 18-20)
Jesus dilahirkan dari benih Roh Kudus yang dikandung oleh seorang “hamba Tuhan” yang bernama Maria, dan Jusuf adalah suami sah dari Maria, yang berarti ayah ” tiri ” Jesus. ( Lukas 1 :38)
Jadi Jusuf juga berperan penting dalam kehidupan Jesus, karena dari Jusuf lah silsilah Jesus ada.
( Matius 1 :1-17) Bisa dipastikan bahwa Jusuf juga seorang perjaka tulen yang saleh sama seperti perawan Maria saat ditemui Malaikat . dan Allah sangat tahu alasan mengapa dipilihnya Jusuf dari antara para lelaki saat itu. sebagai suami Maria dan bukan hanya supaya Jesus memliki silsilah keturunan saja.Mengapa silsilah Jesus diambil dari Jusuf bukan dari bunda Maria? karena dalam tradisi yahudi pada saat itu adalah : seorang putra akan mewarisi silsilah ayahnya. dan silsilah dari Jusuf inilah Abraham dll ( Matius 1 :1-17) berada.
Dalam Luk 2:7: …dan ia (Maria) melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin… Penjelasan anak sulung ini mempunyai arti luas, bisa juga diartikan seperti Kejadian 4:4.
Jika diperhatikan kedua ayat ini maka sangatlah jelas kemiripan persembahan yang diterima oleh Allah Bapa yi: keduanya sama sama sulung dari antara yang lain.
3) Intinya semua hamba Tuhan itu kudus, baik Maria, Jusuf , Abraham ( Bp Orang beriman ), yakub, Ishak, Rasul2, Paulus, dll ( nama2 silsilah Jesus) tidak ada tingkatan lebih tinggi atau lebih rendah. karena Tuhan juga tidak memberikan tingkatan dari mereka itu.
Bukan berarti Bunda Maria lebih tinggi kedudukanya dari Bp Abraham atau sebaliknya atau yg lain. (
Bandingkan (Kejadian 22-16-18) & (lukas 1 : 26-38) Manakah yang lebih tinggi pangkatnya….. tidak ada, semua sama tingginya.Karena ketaataan Bunda maria kepada Allah Bapa sama seperti ketaatan Bp Abraham,Yakub, Daud, Ayub, , Rut, Ester, Paulus, Petrus, dll
Karena hanya ada 1 yang lebih tinggi dari semuanya itu The One and only One yi: Filipi 2: 5 -11 dan Yohanes 14 :6
Thx, Jimmy
Jawaban:
Shalom Jimmy,
Saya percaya maksud Jimmy menuliskan pertanyaan ini adalah untuk mengetahui dasar pengajaran dari Gereja Katolik tentang peran Bunda Maria dalam rencana keselamatan Allah. Untuk itu, saya mencoba menuliskannya.
Namun pertama-tama, mari kita sadari bersama bahwa Gereja Katolik, sama dengan gereja Kristen Protestan, tidak pernah menganggap Bunda Maria sama, atau bahkan lebih tinggi dari Tuhan Yesus. Maka ayat Filipi 2:5-11 dan Yohanes 14:6 itu sungguh-sungguh menjadi pegangan kita bersama. Hanya Kristuslah Jalan, kebenaran dan Hidup.
Berikut ini adalah tanggapan saya tentang keberatan Jimmy:
1) Mengapa ajaran tentang Bunda Maria tidak ada dalam Alkitab? Apakah pengajaran tentang Maria sebagai Bunda Gereja ada di Alkitab, sebab nampaknya tidak disebutkan dalam pengajaran para rasul Matius, Markus, Lukas, Yohanes, Paulus, Petrus?
Jawab: Tentu pengajaran tentang Bunda Maria sebagai Bunda Allah dan Bunda Gereja ada dan bersumber dari Alkitab. Berikut ini saya sertakan ayat-ayatnya. Memang Maria tidak disebutkan banyak dalam Alkitab, karena fokus dari Alkitab adalah Tuhan Yesus; tetapi dari sedikit yang yang dijabarkan sudah cukup untuk menjadi dasar pengajaran Bunda Maria sebagai Bunda Allah dan Bunda Gereja.
Bunda Maria adalah Bunda Allah menurut Alkitab:
Lukas 1:43, Elisabeth menyebut Bunda Maria sebagai “ibu Tuhanku.”
Matius 1:23, “Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki dan mereka akan menamakan Dia Immanuel, yang berarti, “Allah menyertai kita.” Maka, Bunda Maria adalah ibu dari Allah yang beserta kita.
Lukas 1:35: Kata malaikat itu, “….sebab anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, anak Allah.”
Galatia 4:4: “tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat.”
Bunda Maria adalah Bunda Gereja menurut Alkitab:
Yohanes 19: 26-27. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya disampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya, “Ibu, inilah anakmu” kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya, “Inilah ibumu!”/ Behold, your mother! Dan sejak itu murid itu [Yohanes] menerima dia [Maria] di dalam rumahnya.” Kita ketahui Yesus hanya berkata 7 kali sebelum wafatNya dan pastilah itu merupakan pengajaran yang penting. Gereja Katolik selalu memahami ucapan tersebut, sebagai Yesus yang mempercayakan Ibu-Nya kepada kita semua, yang diwakili oleh Rasul Yohanes. Sama seperti Yohanes Pembaptis menyebutkan sesuatu yang penting tentang Yesus dengan berkata, “Lihatlah Anak Domba Allah”/ Behold, the Lamb of God (Yoh 1:29); maka Tuhan Yesus juga menyebutkan hal yang penting tentang Maria, dengan berkata kepada para murid-Nya, “Inilah ibumu!”/ Behold, your mother!
1 Korintus 12. Dalam perikop ini kita diajarkan oleh Rasul Paulus bahwa kita merupakan anggota dari Tubuh Kristus, walaupun bukan secara literal merupakan anggota Tubuh fisik Kristus. Nah, menurut pengajaran Rasul Paulus, oleh rahmat Allah kita dipersatukan dengan Kristus secara rohani, maka hubungannya adalah, kalau Bunda Maria adalah ibu literal dari Yesus, dan kalau anggota-anggota Gereja adalah anggota-anggota Tubuh Kristus (secara rohani) maka Bunda Maria adalah ibu spiritual/rohani kita juga.
Ibrani 2:11. Rasul Paulus juga mengajarkan, bahwa jika Tuhan Yesus tidak malu menyebut kita sebagai saudara-Nya, maka sepantasnya kita tidak malu untuk menyebut ibu-Nya sebagai ibu kita. Sebab kita juga memanggil Bapa-Nya, yaitu Allah Bapa, sebagai Bapa kita.
Wahyu 12. Di sini dikisahkan tentang seorang perempuan yang berselubungkan matahari. Orang-orang Kristen setuju bahwa anak dari perempuan ini adalah Kristus, maka ibu dari anak ini adalah Bunda Maria. Memang secara simbolis, dapat saja diartikan bahwa perempuan ini adalah Gereja ataupun bangsa Israel. Namun secara literal, perempuan ini adalah Bunda Maria. Pada Wahyu 12:17, dikatakan bahwa perempuan itu memiliki “keturunan yang lain yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.” Dari sini kita ketahui bahwa Bunda Maria merupakan ibu literal dari Yesus, dan ibu spiritual dari Gereja/ umat beriman.
Demikianlah kutipan-kutipan ayat dari Perjanjian Baru yang menjadi dasar interpretasi Gereja Katolik tentang Bunda Maria adalah Bunda Gereja. Dalam hal ini Gereja Katolik memang memegang interpretasi yang diajarkan oleh para Bapa Gereja, sejak Gereja awal, seperti yang diajarkan oleh St. Ignatius dari Antiokhia (110) dan St. Irenaeus dari Lyon (180-199).
Para pendiri Gereja Protestan juga mengajarkan bahwa Bunda Maria adalah Bunda Allah:
Martin Luther (Weimer, The Works of Luther, English translation by Pelikan, Concordia, St. Louis, Vol.7, p. 572): “Dalam karya ini, di mana ia [Bunda Maria] dijadikan Bunda Allah, terdapat banyak sekali karunia yang diberikan kepadanya sehingga tak seorangpun dapat memahaminya…. Tak hanya bahwa Bunda Maria adalah ibu dari Dia yang lahir [di Betlehem], tetapi juga ibu Tuhan Yesus, yang berasal dari Allah Bapa, Ibudari seorang yang terbatas oleh waktu dan pada saat yang sama manusia dan Allah.”
John Calvin (Calvini Opera, Corpus Reformatorum, Braunschweig-Berlin, 1863- 1900 vol.45, p. 348, 335):
“Tidak dapat dipungkiri bahwa Allah dengan memilih Bunda Maria sebagai Ibu dari Putera-Nya, memberikan penghormatan tertinggi kepadanya…. Elisabeth memanggil Maria sebagai Ibu Tuhan, sebab kesatuan dalam Pribadi Yesus antara kedua kodrat Kristus [Allah dan manusia] adalah sedemikian sehingga dapat dikatakan bahwa manusia fana yang dikandung dalam rahim Maria adalah pada saat yang sama Tuhan yang ilahi.”
Ulrich Zwingli (Zwingli Opera, Corpus Reformatorum, Berlin, 1905, in Evang Luc., Op. Comp., vol.6, I, p. 639): “Adalah diberikan kepadanya apa yang tidak dipunyai oleh ciptaan yang lain, bahwa dalam dagingnya, ia [Maria] melahirkan Putera Allah.”
Dari sumber-sumber di atas, dapat diketahui bahwa pengajaran Gereja Katolik bahwa Maria adalah Bunda Allah dan Bunda Gereja sesungguhnya bersumber dari Alkitab. Para pendiri gereja Protestan-pun mengakui Bunda Maria sebagai Bunda Allah; hanya saja mereka tidak mempunyai pandangan yang sama tentang Bunda Maria sebagai Bunda Gereja, yang disebabkan karena mereka memiliki pandangan yang berbeda dengan ajaran Gereja Katolik tentang hakekat Gereja.
2) Mengapa ada perlakuan berbeda dengan St. Yusuf, sebab jika Maria Bunda Gereja maka Yusuf juga bapa Gereja?
Walaupun kita percaya bahwa St. Yusuf juga seorang yang suci, benar dan tulus hati di hadapan Allah (Mat 1:17), namun tidak bisa dipungkiri, perannya dalam rencana keselamatan terbatas sebagai bapa angkat Yesus. Sebab Yesus tidak dilahirkan dari hasil benih St. Yusuf. Namun Yesus lahir dari rahim Maria: tubuh-Nya sebagai manusia ‘mengambil’ tubuh dari Maria sebagai ibu-Nya. Maka peran St. Yusuf tidak akan pernah sama dengan Bunda Maria. Yusuf tidak bisa dikatakan sebagai Bapa Gereja. [Sebab jika analogi ini digunakan maka Kristus menjadi Anak/ Putera Gereja].
Jika kita melihat pengajaran dari Para Bapa Gereja, terutama St. Irenaeus, murid Rasul Yohanes(180), yang mengatakan bahwa Bunda Maria adalah “Hawa yang Baru” (the New Eve), maka kita akan memahami mengapa Maria disebut sebagai Bunda Gereja. Perbandingan antara Hawa yang lama dan baru adalah sebagai berikut:
– Kepada malaikat yang sesat (Iblis), Hawa yang lama menyatakan ketidaktaatannya kepada Tuhan, sedangkan kepada malaikat Tuhan (Gabriel) Hawa yang baru [Maria] menyatakan ketaatannya kepada Tuhan.
-Hawa yang lama bekerjasama dengan Adam mendatangkan dosa kepada seluruh umat manusia, sedangkan Hawa yang baru [Maria] bekerjasama dengan Kristus mendatangkan keselamatan bagi umat manusia.
Maria hadir selalu dalam sejarah perkembangan Gereja. Ia adalah umat beriman yang pertama, saat ia mengatakan “YA” kepada malaikat Gabriel (Luk 1:38), saat Gereja terbentuk dari air dan darah yang keluar dari lambung Kristus di kayu salib [ini seperti halnya Hawa terbentuk dari rusuk Adam] (Yoh 19:25,34) dan pada saat manifestasi kelahiran Gereja pada hari Pentakosta (Kis 1:14). Maria pula yang hadir mempersatukan perbedaan antara Rasul Petrus dan Paulus, seperti diketahui dari gambar-gambar di katakombe. Maria selalu menyertai para murid, karena sejak Yesus wafat, Rasul Yohanes mengambilnya sebagai ibunya. Dan setelah Bunda Maria wafat dan diangkat ke surga, ia masih menyertai Gereja dengan doa-doanya.
Kita ketahui bahwa St. Yusuf tidak memiliki keterikatan sedemikian dengan Gereja. Ia bahkan telah wafat sebelum terbentuknya Gereja. Maka kita tidak menyebutnya sebagai Bapa Gereja. Ia memang sangat berjasa sebagai bapa angkat Yesus, dan oleh dia maka Yesus disebut sebagai keturunan Daud; namun ia tidak disebut sebagai Bapa Gereja, sebab memang peran yang dijalankannya dalam rencana keselamatan Allah bukan sebagai Bapa Gereja. Yang kemudian disebut sebagai Para Bapa Gereja, adalah para penerus murid-murid Yesus yang berperan besar dalam menjelaskan ajaran-ajaran Gereja, sesuai dengan pengajaran yang mereka terima dari para Rasul.
3) Menurut Alkitab, Kita semua mengakui bahwa “Karena Allah itu esa, dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus.” (1 Tim 2:5). Namun memang harus diakui bahwa terdapat perbedaan pandangan tentang ke-esaan pengantaraan Yesus ini. Bagi umat Kristen Protestan, pengantaraan ini terbatas pada Yesus saja, sedangkan menurut ajaran Gereja Katolik, pengantaraan ini melibatkan juga para orang kudus-Nya, dengan derajat yang berbeda-beda, karena mereka tergabung dalam Tubuh Kristus. Maka dengan prinsip ini diketahui bahwa pengantaraan anggota-anggota Tubuh yang lain itu hanya dimungkinkan oleh Kristus sang Kepala. Prinsip yang sama berlaku dengan pengantaraan Bunda Maria. Segala yang dilakukannya bagi Gereja adalah karena kuasa Yesus dan hanya karena kuasa Yesus. Jadi memang Gereja Katolik memegang ajaran ini bahwa “Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh…. Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang Satu dan sama yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya” (1 Kor 12:4, 11).
Maka walaupun di dalam Alkitab tidak disebutkan urutan tingkatan para nabi dan tokoh-tokoh Alkitab, tetapi kita secara objektif dapat mengakui bahwa misalnya ada nabi yang utama (major prophets) dan nabi yangminor (minor prophets). Pembedaan ini berlaku dalam studi Alkitab, baik oleh Protestan maupun Katolik. Misal, Nabi Musa, adalah ‘major’, sedangkan Nabi Amos ‘minor’. Namun pembedaan ini tidak untuk mengecilkan yang satu terhadap yang lain seperti dalam tubuh, jantung tidak dapat berkata kepada jari tangan, “Aku tidak butuh kamu.”Hal ini dijelaskan sangat baik oleh Rasul Paulus dalam 1 Kor 12. Maka, sebagai umat beriman kita selayaknya juga mempunyai pengertian demikian. Memang ada bermacam-macam karunia, dan dibagikan kepada tiap-tiap orang tidak sama rata, namun maksudnya adalah agar yang memiliki lebih banyak karunia dapat membagikan dan membangun anggota-anggota yang lainnya. Bukankah pesan ini yang sering kali muncul dalam Akitab? Lihat perumpamaan talenta (Mt 25: 14-30), Luk 12:48, dan Rom 15:1. Di antara segala ciptaan Tuhan, Bunda Maria memang diberi lebih banyak karunia oleh Tuhan [ia disebut sebagai ‘penuh rahmat’ lih. Luk 1:28], karena daripadanya Tuhan mempercayakan tugas yang sangat besar: yaitu melahirkan dan membesarkan Kristus Sang Putera, dan agar menjadi teladan iman bagi para pengikut Kristus. Maka marilah kita dengan rendah hati mengakui peran Bunda Maria yang istimewa ini, bukan untuk memuja Maria sebagai Tuhan, tetapi untuk memuja Tuhan yang telah memberikan karunia yang istimewa ini kepada Bunda Maria, sehingga oleh ketaatannya kita semua memperoleh Kristus.
Pengasuh Katolisitas
Mohon tanya siapa yang dimaksud dengan raja2 dibumi dalam kitab Wahyu 21 : 24
Terima kasih
H.Mudaya
Shalom Harun,
Dikatakan di dalam kitab Wahyu “Dan bangsa-bangsa akan berjalan di dalam cahayanya dan raja-raja di bumi membawa kekayaan mereka kepadanya;” (Why 21:24). Raja-raja di bumi mengacu kepada semua orang yang masuk di dalam kerajaan Allah. Mereka yang masuk dalam kerajaan Allah adalah seumpama raja, dimana keadaannya jauh lebih tinggi daripada semua raja di dunia ini. Atau kita juga dapat melihat bahwa semua yang baik yang ada di dunia ini, perbuatan baik yang dilakukan, segala iman, pengharapan, dan kasih, akan dipersembahkan kepada Allah di Sorga. (lih Yes 60:3-14). kita juga dapat menghubungkan bahwa semua orang, di bumi dan di surga, baik orang biasa maupun raja, akan bersembah sujud di hadapan Allah (Rm 14:11; Fil 2:10).
Semoga dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – https://katolisitas.org
Penjelasan bu Ingrid dan pa Stef sangat komplit. Semuanya berdasarkan Kitab Suci. Masalahnya apakah saudara-saudara Kristen langsung akan berubah pandangan tentang Bunda Maria. “Sola scriptura” begitu kental dalam hidup mereka, seolah Bunda Maria menjadi bantu sandungan dalam hidup mereka. Kita mengenal Yesus kan melalui Bunda Maria. Dalam lingkungan hidup keluarga, apakah kehadiran ibu tidak perlu ditampilkan dalam urusan hidup ini. Bukankah ada pepatah “surga itu berada di telapak kaki ibu”. Pasti pepatah itu tidak mengenal siapa itu Bunda Maria. Tapi dari lubuk yang paling dalam, Bunda Maria sangat berperan di dalam sejarah keselamatan umat manusia. Maju terus Ibu Ingrid dan pa Stef. Tuhan berkati
Salam dari Jus (Kuasa Doa).
[quote] Lukas 1:1:43, Elisabeth menyebut Bunda Maria sebagai “ibu Tuhanku.” [unquote]
mohon koreksi – tetapi saya mendengar bahwa dalam edisi Indonesia kata Tuhan dalam Injil juga digunakan manakala menerjemahkan kata Inggris “Lord” – dan setahu saya Lord tidak spesifik berarti ALLAH {God} – mungkn saja seperti kata kasus bahasa Jawa “Gusti” yang multi makna (digunakan untuk Gusti ALLAH tetapi juga Gusti Pangeran manusia)
mohon advis
Shalom Skywalker,
Ayat Luk 1: 43 tersebut dalam bahasa Latinnya [menurut Vulgate] adalah, “et unde hoc mihi ut veniat mater Domini mei ad me.” Dan Domini di sini berasal dari kata dasar Dominus, yang memang diartikan Tuhan dan bukan tuan atau gusti. Maka di sini kita melihat bahwa sebelum kedatangan Bunda Maria, Elizabeth memang telah menerima pewahyuan dari Roh Kudus, sehingga ia mengenali Maria sebagai ibu yang akan melahirkan sang Mesias yaitu Yesus Kristus.
Lebih lanjut tentang ini silakan klik di jawaban ini.
Salam kasih dalam Kristus Yesus,
Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org
cukup jelas – terima kasih
Dear Ingrid
Anda menulis sbb :
Orang-orang Kristen setuju bahwa anak dari perempuan ini adalah Kristus, maka ibu dari anak ini adalah Bunda Maria.
Boleh enggak orang awam seperti saya tidak setuju atas pendapat tsb ?
Alasannya sbb :
Wah 12 : 5
Akhirnya perempuan (gereja akhir zaman) berhasil melahirkan anak laki2 (orang sempurna) yang langsung diangkat naik ke Tahta Allah dan ia akan memerintah dengan tongkat besi.
Bayi ini (orang2 yang sempurna) ini akan memerintah ber-sama2 Kristus dalam kerajaan 1000 tahun atas orang Israel dan orang kafir.
Wah 12 : 6
Perempuan ini lari ke Padang Belantara, sebab ia di-kejar2 naga.
Mengapa ia tidak diangkat seperti anaknya ?
Apakah Tuhan pilih kasih ? Tidak.
Anak ini adalah orang2 sempurna yang dihasilkan Gereja akhir zaman.
Dalam ukuran waktu orang2 sempurna ini seperti bayi, sebab baru lahir sempurna, tetapi dalam tingkatnya, mereka sempurna, orang2 terbaik yang dihasilkan oleh Gereja akhir zaman.
Anak dan ibunya sama2 dibawa ke Surga, tetapi si anak ke takhta Allah dan perempuan ini ke Padang Gurun , yaitu tempat yang disediakan oleh Allah dan Allah memeliharakan perempuan itu di situ seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.
Dengan demikian maka saya berpendapat bahwa anak perempuan tsb bukan Kristus dan perempuan itupun juga bukan Bunda Maria.
Bagaimana menurut anda ?
Terima kasih
Machmud
Shalom Machmud,
Sebenarnya dalam menginterpretasikan Alkitab, Gereja Katolik selalu berpegang bahwa dimungkinkan bahwa dalam ayat Alkitab dapat dapat mempunyai arti lebih dari satu. Empat prinsip untuk menginterpretasikan Alkitab yang dipegang oleh Gereja Katolik itu pernah saya tuliskan dalam artikel ini, silakan klik. Jadi, prinsip dasarnya, pertama-tama adalah arti literal dahulu, baru kemudian arti yang lain yaitu alegoris, moral dan anagogis. Selanjutnya, Gereja Katolik selalu membaca Alkitab Perjanjian Lama dalam terang Perjanjian Baru, dan melihat Perjanjian Baru sebagai pemenuhan Perjanjian Lama (lihat KGK 129), sebab kedua kitab Perjanjian tersebut merupakan kesatuan. Nah, dengan prinsip ini, maka memang, arti ayat Wahyu 12 tersebut, Gereja Katolik mengenal beberapa interpretasi, yang menunjukkan kekayaan makna pengajaran Alkitab: (Menurut A Catholic Commentary on Holy Scripture, gen ed. Dom Orchard, p.1202)
1. Arti Literal, yaitu karena dikatakan dengan jelas, "Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah telapak kakinya…"(ay. 1) yang berhadapan dengan "naga besar itu, si ular tua (‘primeval Serpent’), yang disebut Iblis atau Setan (ay. 9). Maka gambaran ini mau mengacu juga kepada Kitab Kejadian, di mana Hawa berhadapan dengan ular (‘primeval Serpent’) yang adalah Iblis. Di sana Tuhan mengutuk ular itu, dan berjanji kepadanya akan mengadakan "permusuhan antara engkau dengan perempuan ini [seharusnya diterjemahkan dengan "perempuan itu" sebab dalam teks bahasa Inggrisnya sebenarnya "the woman"] dan antara keturunanmu dan keturunannya" (Kej 3:15). Selanjutnya dikatakan, "Maka ia [perempuan itu] melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi…"(ay. 5). Maka jika Anak ini adalah Yesus, maka perempuan itu adalah Bunda Maria. Hal inilah yang diajarkan oleh St. Yustinus Martir, pada tahun 160, dalam tulisannya, "Dialogue with Trypho". Dialog ini merupakan pembicaraan St. Yustinus dengan seorang rabi pada tahun 135 di Efesus. Selanjutnya pengajaran Bunda Maria sebagai Hawa yang baru juga diajarkan oleh St. Irenaeus (180) yang membandingkan Perawan Maria dengan Hawa. Oleh Hawa, umat manusia jatuh dalam dosa dan maut, sedangkan oleh Perawan Maria umat manusia memperoleh Penyelamat mereka. Maka di sini ia mengajarkan bahwa Bunda Maria tidak saja menjadi ibu Yesus tetapi juga menjadi ibu semua umat Kristiani.
2. Arti Alegoris dan Anagogis. Dalam ayat ini simbol-simbol-nya mengacu pada akhir jaman, sehingga memang arti alegoris dan anagogisnya dapat dikatakan mirip. Sang perempuan tersebut dapat berarti "Yerusalem sorgawi, perempuan yang merdeka, ialah ibu kita" (Gal 4:26). Yerusalem ini mewakili semua bangsa pilihan Allah, Mempelai Allah (lihat Why 19:7; 21:10) yang digambarkan sebagai seorang wanita. Maka di sini "sang wanita" tersebut adalah Gereja/ umat Allah. Hal ini tidak bertentangan dengan arti literal, sebab Bunda Maria juga adalah Bunda Gereja, anggota Gereja yang pertama. – Viktorinus (wafat tahun 303) seorang komentator Kitab Wahyu mengatakan bahwa "seorang wanita" ini adalah Gereja yang terdiri dari kaum Patriarkh, para nabi, para orang kudus dan para rasul. – St. Agustinus mengajarkan, "This Woman is the ancient people of God". Wanita ini adalah bangsa/ umat Allah. – Bede (735) Perempuan ini adalah Gereja, yang walaupun bertarung dengan sang Naga/ Iblis, namun [tetap] melahirkan Kristus’. Di sini adalah kaitannya dengan Sakramen Ekaristi, di mana Kristus sungguh-sungguh hadir dalam rupa hosti. (Menurut Douay Rheims Edition of the Holy Catholic Bible with a Comprehensive Catholic Commentary, by Rev. Fr. Geo. Leo Haydock, p. 1641) Why 12:1, Wanita ini adalah Gereja Kristus, yang bersinar dengan terang iman, dengan dilindungi oleh Kristus, matahari keadilan… Wanita ini dapat pula berarti Bunda Maria. Matahari yang menerangi Gereja adalah Kristus, bulan yang ada di kakinya adalah hal-hal duniawi yang dapat berubah-ubah, dan kedua belas bintang adalah kedua belas rasul. Ia [Gereja] itu menderita dalam sakit ketika melahirkan anak-anaknya, dan Kristus di antara mereka di tengah penganiayaan… yaitu usaha dari Iblis untuk merendahkan Gereja. Ke dua belas-bintang di atas kepalanya, menggambarkan doktrin yang diajarkan oleh kedua belas rasul dan para penerus mereka. Why 12: 2, dengan Anak… menandakan bahwa Gereja, meskipun dianiaya, tetap melahirkan anak-anak demi Kristus. Anak-anak ini adalah para umat beriman. Penganiayaan ini berkaitan dengan kesulitan/ rintangan untuk menyebarkan ajaran Kristiani. Why 12: 3, Naga, diartikan sebagai Iblis, dengan tujuh kepala dan tujuh tanduk menggambarkan para pemimpin negara/ raja yang menganiaya Gereja. Why 12: 4, ‘sepertiga bintang- bintang’, dapat berati sejumlah besar umat manusia, tetapi juga dapat berkaitan dengan kejatuhan Lucifer yang diikuti oleh malaikat-malaikat pengikutnya yang diusir oleh St. Mikael. Naga itu berdiri di hadapan perempuan itu, yaitu Iblis selalu siap, sepanjang dizinkan oleh Allah, untuk memerangi Gereja dan pelayan-pelayannya yang setia. Permpuan ini, yang adalah Gereja, melahirkan seorang anak laki-laki, yaitu sesungguhnya banyak anak-anak yang setia dalam iman, yang mengatasi penganiayaan dalam bangsa-bangsa, berkat rahmat dan kuasa dari Yesus Kristus Pelindung mereka, yang memerintah semua bangsa dengan gada besi. Why 12:5, Anak laki-laki adalah umat Kristiani yang setia dalam iman mereka, yang menang dalam pertempuran oleh jasa Kristus. Why 12:6, Perempuan itu lari ke padang gurun: Gereja ketika dianiaya, harus melayani Tuhan dengan cara yang pribadi ("a private manner"). Penganiayaan itu tidak dalam waktu singkat, ditandai dengan 1260 hari (sama dengan arti ayat 14, satu masa, dua masa dan setengah masa/ satu tahun, dua tahun dan setengah tahun). Orang-orang Kristen terbiasa untuk lari ke padang gurun pada masa penganiayaan. Inilah yang dilakukan oleh para orang kudus yang besar, seperti yang dikatakan oleh St. Jerom, yang mengilhami kehidupan para rahib/ pendoa.
Maka dari uraian di atas, diperoleh beberapa makna dari Why 12 (Perempuan dan Naga) tersebut. Beberapa point di atas adalah interpretasi yang diakui oleh Gereja Katolik. Jadi menurut Gereja Katolik, Perempuan itu dapat diinterpretasikan sebagai Bunda Maria atau Gereja. Namun Gereja di sini tidak dibatasi hanya sebagai Gereja akhir zaman. Gereja di sini adalah Gereja yang satu, yang didirikan oleh Kristus, yang oleh rahmat-Nya dapat melahirkan ‘anak-anak’ yang beriman, yaitu melalui Sakramen Pembaptisan. Machmud, saya telah berusaha menjelaskan pengajaran Gereja Katolik. Saya mengerti bahwa memang ada interpretasi lain yang mungkin anda dengar dari tetangga anda yang non-Katolik. Saya menyerahkan semua kepada penilaian anda. Saya tidak bermaksud memaksa anda menerima interpretasi ini, namun harus diakui bahwa interpretasi ini adalah yang sudah berlaku dari Gereja awal, terbukti dari tulisan dari para Bapa Gereja yang mengulasnya. Sedangkan interpretasi yang anda sampaikan itu sebenarnya bersumber pada pengajaran gereja Protestan terutama di Amerika pada abad ke- 19, yang kemudian dikaitkan dengan doktrin akhir jaman, seperti yang tertulis dalam "Left Behind" series, karangan LaHaye dan Jenkins. Bagi saya, jika kita ingin mengetahui makna tulisan Rasul Yohanes dalam Kitab Wahyu, tentulah lebih tepat jika mempelajari tulisan para Bapa Gereja, terutama para murid Rasul Yohanes, atau setidaknya yang belajar dari murid Rasul Yohanes tersebut, daripada belajar dari tulisan orang-orang yang hidup 19 abad berikutnya.
Lebih lanjut tentang ajaran Gereja Katolik tentang akhir jaman akan saya tuliskan dalam artikel terpisah.
Demikian keterangan dari saya.
Salam kasih dalam Kristus Yesus,
Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org
Dear Ingrid
Ingrid menulis :
Why 12:1, Wanita ini adalah Gereja Kristus, yang bersinar dengan terang iman, dengan dilindungi oleh Kristus, matahari keadilan… Wanita ini dapat pula berarti Bunda Maria. Matahari yang menerangi Gereja adalah Kristus, bulan yang ada di kakinya adalah hal-hal duniawi yang dapat berubah-ubah, dan kedua belas bintang adalah kedua belas rasul.
Bukankah Wahyu 12 : 1 Perempuan ini gambaran dari Gereja akhir zaman yang sempurna, dimana Kemuliaan Allah Bapa ada padanya yang dilambangkan dengan Matahari , dan yang berdiri diatas kebenaran Firman Allah (Yesus Kristus) yang dilambangkan sebagai Bulan dan pengurapan yang penuh dengan Roh Kudus yang dilambangkan dengan 12 Bintang ? Jadi artinya disini adalah gambaran dari Gereja yang sempurna yang ada 3 pribadi Allah di dalamnya.
Itu bisa saja gereja Katholik,Protestan ataupun Pentakosta atau gereja yang lainnya yang sempurna.
Saya kira hal-hal duniawi apalagi yang dapat berubah-rubah tidak perlu untuk dicatat dalam suatu peristiwa yang sangat penting ini, mohon Ingrid memeriksa kembali, sebab tulisan yang ditampilkan dikatholisitas.org ini dibaca oleh banyak orang termasuk umat Katholik.
Tetapi kalau pendapat saya yang salah , tolong diluruskan supaya saya tidak tersesat. Terima kasih
Bagaimana tanggapan Ingrid
Salam
Machmud
Shalom Machmud,
Yang saya tuliskan adalah bukan interpretasi saya sendiri, tetapi adalah interpretasi yang saya kutip dari Douay Rheims Holy Bible, yang dikompilasi oleh Rev. Fr. George Leo Haydock, yang didukung oleh 39 Uskup, diterbitkan oleh Catholic Treasures, pertama tahun 1859, dan dicetak ulang tahun 2006, pada halaman 1641. Maka, menurut interpretasi ini, bulan yang ada dibawah kaki perempuan ini bukanlah untuk diartikan sebagai "pondasi", [sehingga artinya Firman Allah, seperti yang dituliskan Machmud], tetapi artinya yang ‘ditaklukkan di bawah kakinya’, sehingga diartikan sebagai hal-hal duniawi. Sedangkan yang di kepala Perempuan itu adalah mahkota dengan kedua belas bintang, yang memang melambangkan pengajaran yang diberikan oleh ke dua belas Rasul dan para penerus mereka, yang dipimpin oleh Roh Kudus. Jadi hal-hal duniawi di sini bukannya tidak penting, tetapi malah penting untuk menunjukkan bahwa dunia ditaklukkan oleh Gereja yang dipimpin oleh pengajaran para rasul dan para penerus mereka yang berasal dari Roh Kudus. Demikian yang bisa saya sampaikan menurut interpretasi yang diakui oleh Gereja Katolik.
Salam kasih dalam Kristus,
Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org
Kalau boleh tau dalam kitab suci mengapa Rasul rasul spt : Matius, markus, Lukas, yohanes Paulus, Petrus, dll yang hidup pada zaman itu tidak mengajarkan tentang bunda Maria? karena yang pasti ajarannya adalah pada Matius 28 : 19-20
Dan kalaupun bunda Maria adalah bunda gereja spt yang telah ditetapkan, seharusnya para rasul yang hidup pada waktu itu juga mengajarkan hal tersebut di dalam kitab2 yang ditulisnya kepada jemaat2nya spt saat Paulus di korintus, filipi, roma, galatia, Efesus, ibrani dll
Mengapa jika ada pengakuan bunda maria adalah bunda gereja maka seharusnya Jusuf juga sebagai bapak Gereja karena tindakan mulia yang diambil Jusuf ( matius 1: 18-20)
Jesus dilahirkan dari benih Roh Kudus yang dikandung oleh seorang “hamba Tuhan” yang bernama Maria, dan Jusuf adalah suami sah dari Maria, yang berarti ayah ” tiri ” Jesus. ( Lukas 1 :38)
Jadi Jusuf juga berperan penting dalam kehidupan Jesus, karena dari Jusuf lah silsilah Jesus ada.
( Matius 1 :1-17) Bisa dipastikan bahwa Jusuf juga seorang perjaka tulen yang saleh sama seperti perawan Maria saat ditemui Malaikat . dan Allah sangat tahu alasan mengapa dipilihnya Jusuf dari antara para lelaki saat itu. sebagai suami Maria dan bukan hanya supaya Jesus memliki silsilah keturunan saja.
Mengapa silsilah Jesus diambil dari Jusuf bukan dari bunda Maria? karena dalam tradisi yahudi pada saat itu adalah : seorang putra akan mewarisi silsilah ayahnya. dan silsilah dari Jusuf inilah Abraham dll ( Matius 1 :1-17) berada.
Dalam Luk 2:7: …dan ia (Maria) melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin… Penjelasan anak sulung ini mempunyai arti luas, bisa juga diartikan seperti Kejadian 4:4.
Jika diperhatikan kedua ayat ini maka sangatlah jelas kemiripan persembahan yang diterima oleh Allah Bapa yi: keduanya sama sama sulung dari antara yang lain.
Intinya semua hamba Tuhan itu kudus, baik Maria, Jusuf , Abraham ( Bp Orang beriman ), yakub, Ishak, Rasul2, Paulus, dll ( nama2 silsilah Jesus) tidak ada tingkatan lebih tinggi atau lebih rendah. karena Tuhan juga tidak memberikan tingkatan dari mereka itu.
Bukan berarti Bunda Maria lebih tinggi kedudukanya dari Bp Abraham atau sebaliknya atau yg lain. (
Bandingkan (Kejadian 22-16-18) & (lukas 1 : 26-38) Manakah yang lebih tinggi pangkatnya….. tidak ada, semua sama tingginya.Karena ketaataan Bunda maria kepada Allah Bapa sama seperti ketaatan Bp Abraham,Yakub, Daud, Ayub, , Rut, Ester, Paulus, Petrus, dll
Karena hanya ada 1 yang lebih tinggi dari semuanya itu The One and only One yi:
Filipi 2: 5 -11 dan Yohanes 14 :6
Thx, Jimmy
[dari Katolisitas: pertanyaan ini sudah dijawab oleh Ingrid, di atas]
Comments are closed.