Seorang bayi yang baru lahir terbaring di ruang ICU dengan tubuh penuh dengan selang. Matanya terpejam, yang menandakannya sedang tidur nyenyak. Orang tidak akan menyangka bahwa hidup bayi itu secara medis sudah dinyatakan tiada harapan. Bayi itu hidup karena mesin bantu yang dikenakannya pada tubuhnya. Orangtuanya tidak menyerah dengan keadaan bayinya. Mereka mengusahakan bayinya selamat di kala orang sudah angkat tangan. Orangtuanya mengatakan: “Kuasa Tuhan melebihi para dokter di dunia. Tuhan sanggup memulihkan anak kami ketika para ahli sudah tidak sanggup melakukannya. Kami percaya akan kuasa doa”.

Aku membaptisnya, pada tanggal 14 Maret 2014. Semua yang menyaksikan pembaptisannya itu tersentak. Ketika aku menuangkan sedikit air di dahinya, bayi itu membuka matanya dan mulutnya bergerak. Tanda-tanda kehidupan dari sang bayi ini mengingatkan aku akan perkataan Ayub kepada Tuhan: “Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal” (Ayub 42:2).

Bayi yang baru lahir itu kemudian harus berkali-kali menghadapi meja operasi. Ia lebih dari tiga bulan berada di rumah sakit. Biaya untuk perawatannya sudah tak terhitung banyaknya. Akan tetapi, bagi orang tuanya, biaya dan kelelahan tidak sebanding dengan pertumbuhan iman yang mereka dapatkan dari bayinya itu: “Tuhan mengirimkan kepada kami seorang dokter Katolik yang baik hati. Ia senantiasa mendampingi kami dan memotivasi kami bahwa senantiasa ada harapan bagi bayinya yang mungil. Ketika kami hampir kehabisan biaya bagi bayi kami, pihak rumah sakit senantiasa memberikan berbagai potongan sehingga meringankan kami. Kami mensyukuri setiap perkembangan yang baik dalam diri bayi kami sekecil apapun sebagai kebaikan Tuhan yang sungguh nyata”. Sabda Tuhan bahwa ia akan menolong umat-Nya diyakini dan telah dialami dari ibu itu: “Sebab TUHAN, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati” (Ulangan 31:8). Ungkapan iman yang mendalam itu akan mengagetkan banyak orang karena ibu dari bayi itu ternyata belum dibaptis.

Ibu dari bayi itu, pada tanggal 09 Mei 2014, memintaku untuk datang ke rumah sakit. Ia menginginkan aku mendoakan bayinya yang akan pulang ke rumah dalam keadaan sehat. Sesampainya di rumah sakit, aku menggendong bayi itu. Mata bayi itu memandangku dan mulutnya komat-kamit seakan-akan ingin berbicara kepadaku. Aku tatap bayi itu sambil berkata: “Nak, teruslah tersenyum untuk ayah dan ibumu. Doa mereka yang paling menyayangimu itu telah menyembuhkanmu”. Ibu dari bayi itu juga berkata dengan bangganya: “Nak warnailah dunia dengan keceriaanmu. Ceriamu adalah ceria ayah dan ibumu. Ceria kita adalah ceria Tuhan. Sejarah dunia telah engkau ubah dengan perjuangan dan kesembuhanmu”.

Bayi itu kini memang benar-benar telah sehat dan sangat lucu. Pancaran matanya memancing orang untuk mendekapnya karena semua kebaikan Tuhan terangkum di dalamnya. Imannya pada Tuhan akan bertumbuh dengan melihat bayi ini.

Pesan yang dapat kita renungkan dari peristiwa ini: Selimutilah saudara-saudari yang sakit dengan cinta dan iman sejati. Selimut cinta dan iman pasti akan mengalirkan kehangatan kasih Allah ke dalam hatinya. Kehangatan dari Sang Ilahi akan menegakkan semangat juang untuk hidup sampai Ia menghendakinya kembali ke dalam tangan-Nya yang suci. Karena itu, andalkanlah Tuhan dan taruhlan harapan kepadaNya ketika menghadapi penyakit, maka kita akan diberkati: “Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan” (Yeremia 17:7).

Tuhan Memberkati

Oleh Pastor Felix Supranto, SS.CC