Lampu—lampu berkelip di perumahan Citra Dua – Cengkareng mengingatkan akan keindahan surga yang menjadi tujuan kehidupan makhluk yang bertuhan. Saat itu, tanggal 05 November 2013, umat Lingkungan Yohanes Pembaptis mengadakan Misa untuk mendoakan arwah-arwah orang-orang tercinta.
Ketika aku memandang sepasang suami dan istri, yaitu Andreas Faizal Tjokro dan Pita, bersama anak-anaknya, aku kaget. Aku sangat mengenalnya karena beliau adalah wakil koordinator PDKK Paroki Trinitas – Cengkareng dan juga ketua wilayah 28 Paroki tersebut. Badannya kurus dan wajahnya menghitam. Dia baru saja menyelesaikan proses radiotherapy dan kemotherapy. Aku ingat bahwa sebelum menjalani pengobatan kankernya, istrinya meminta aku mendoakan suaminya itu. Bapak Faizal mengatakan : “Romo, aku datang karena ingin bertemu Romo. Aku ingin memberikan kesaksian akan kebaikan Tuhan yang tak terhingga”. Wajahnya nampak tidak down, bahkan tetap menunjukkan sukacita iman walaupun kanker pernah menderanya dan penanganan telah dijalaninya. Kata-katanya yang indah : “Di dalam sakitnya, justru mukjizat Tuhan sangat terasakan. Kuncinya adalah tetap setia melayani Dia walaupun penyakit mengancam jiwanya”.
Mukjizat Tuhan diimani sejak ia merasakan kepalanya sakit luar biasa pada bulan Februari 2013. Dokter syaraf menyarankan untuk melakukan MRI dan cek darah untuk mengetahui penyebabnya. Ia memutuskan hanya meminta obat anti sakit saja dahulu karena pada tanggal 28 Februari 2013 ia bersama istrinya, Pita, dengan teman-teman Shekinah mengadakan ziarah ke tanah suci, Holly Land, dalam rangka pesta perak SEP Shekinah. Obat itu membantunya ketika sakitnya kambuh. Pada hari kedua ziarah, ia mengalami mukjizat Tuhan semakin nyata setelah didoakan dalam Kebangunan Rohani Katolik (KRK). Ia tidak mengalami kesakitan lagi sampai ziarah selesai.
Setelah pulang dari ziarah, ia memutuskan melakukan biopsi di Pinang –Malaysia seperti anjuran dokter karena pembengkakan di leher tetap masih besar walaupun ia tidak merasakan sakit lagi. Hasil dari biopsi yang ia terima pada awal bulan April mengagetkannya. Ia divonis mengidap kanker rongga mulut (nasopharynx carcinoma) stadium empat. Ia sempat shock dan tidak lagi mampu berdoa seperti biasa. Dukungan doa dari teman-teman sekomunitas, guru-guru SEP Shekinah, uskup, para pastor, dan teman-teman sekolahnya memberikan kepadanya kelegaan. Ia mengalami kekuatan dan urapan baru. Kekuatan Roh Kudus melingkupinya. Ketika berdoa malam, ia sungguh bisa menerima keadaannya dan berserah kepada Tuhan Yesus. Ia berbicara kepada Tuhan: “Tuhan, aku tidak tahu harus melakukan apa untuk menghadapi kanker ini. Aku mohon kepadaMu, Tuhan, untuk memberikan petunjuk melalui suara Roh Kudus-Mu agar aku boleh mengambil segala keputusan sesuai dengan rencana-Mu. Aku berserah kepadamu. Aku percaya ini boleh aku alami agar aku dapat lebih dekat lagi dengan Engkau”. Penyerahan kepada Tuhan membuahkan hasil yang mengagumkan. Hasil PET Scan menunjukkan bahwa kanker hanya ada di sekitar dinding tenggorokan dan belum menyebar sama sekali. Stadiumnya pun menurun menjadi stadium tiga.
Petunjuk Tuhan lebih lanjut diberikan kepadanya melalui orang-orang yang ia layani sambil menunggu pengobatan radiotherapy sebanyak tiga puluh tiga kali dan kemotherapy sebanyak enam kali pada tanggal 13 Mei 2013. Setiap minggu ia tetap menghantar komuni tiga orang oma. Ia memberikan kekuatan dan peneguhan dengan Firman Tuhan kepada seorang oma yang berusia enam puluh tahun yang kena kanker payudara dan baru saja menjalani kemotherapy yang pertama serta keadaannya lemah : “Ibu hendaknya untuk senantiasa berdoa, cukup dengan memanggil Yesus… Yesus… Yesus…. ketika merasa tidak berdaya”. Hal ini tidak mudah baginya karena ia juga akan menjalani hal yang sama. Ia sangat merasakan pelukan Tuhan Yesus yang memberikan kekuatan kepadanya untuk menjalani radiotherapy dan kemotherapy ketika seorang Bapak memeluknya sambil mengeluarkan air mata deras pada saat ia mendoakannya pada acara pencurahan Roh Kudus dalam retret pengutusan KEP Trinitas pada tanggal 11 Mei 2013. Peristiwa dan pelayanan ini memberikan kekuatan baginya ketika ia menjalani pengobatan. Katanya: “Tuhan Yesus memberikan apa yang aku butuhkan ketika aku tetap setia melayani Dia”.
Setelah menerima Sakramen Perminyakan Suci, ia didampingi istrinya tercinta dan mamanya pergi ke Singapore untuk menjalani radiotherapy dan kemotherapy selama dua bulan. Iman akan penyembuhan Tuhan menjadi kekuatannya. Ia dapat menyelesaikan semua proses radiotherapy dan kemotherapy yang begitu berat pada tanggal 25 September 2013. Walaupun berat badannya turun sampai 15 kg dan rambutnya rontok, ia tetap bahagia karena mengalami mukjizat Tuhan itu nyata. Setelah dilakukan pengecekan MRI, Ia dinyatakan telah bersih dari kanker. Puji Tuhan.
Ia merasakan berkat Tuhan dari penyakit ini. Pertama: relasi dengan istrinya semakin mantap. Kedua: pemulihan terjadi dalam keluarga. Ketiga: Mamanya tercinta mau untuk masuk Katolik setelah merasakan bagaimana perjuangannya bersama Tuhan Yesus melawan kanker. Ia sedang menjalani katekumen lansia dan akan dibaptis pada tanggal 7 Desember 2013 nanti. Ia mensyukuri berkat Tuhan di balik penyakit yang harus ia lalui: “Tuhan bukan hanya memberikan kesembuhan bagiku, tetapi menganugerahkan keselamatan bagi mamaku”. Ia menyimpulkan pengalaman imannya dalam sebuah kalimat: “Tuhan akan mengubah masalah yang mendera kita menjadi berkat istimewa ketika kita menyerahkannya kepada Tuhan, menanggungnya bersamaNya, dan tetap melayaniNya”.
Setelah sharing atas pengalaman iman dalam melalui penyakitnya, aku memberkati keluarganya sebagai ungkapan syukur atas kebaikan Tuhan bagi keluargnya. Ia menutup sharingnya dengan sebuah doa yang indah:
“Terima kasih Tuhan Yesus.
Aku sangat bersyukur boleh mengalami penyakit ini karena imanku semakin bertumbuh.
Aku akan terus menjadi saksi-Mu ke mana pun Engkau utus”.
Pesan dari sharing indah tesimpul dalam Mazmur 30:3: “TUHAN, Allahku, kepadaMu aku berteriak minta tolong, dan Engkau telah menyembuhkan aku”. Aku pun memuji Tuhan atas karya-Nya yang ajaib.
Tuhan Memberkati
Oleh Pastor Felix Supranto, SS.CC