[Minggu Biasa XXV: Amos 8:4-7; Mzm 113:1-8; Tim 2:1-8; Luk 16:1-13]
Dalam Injil hari ini Yesus berkata, “Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon” (Luk 16:13). Mamon sering diartikan sebagai dewa kekayaan. Pantaslah, kalau Tuhan tidak menghendaki kita mengabdi kepada Mamon. Tetapi yang menjadi pertanyaan ialah, mengapa di beberapa ayat berikutnya Yesus mengatakan, “Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur”? (ay. 9). Bukankah sepertinya kedua hal ini bertentangan: kita tidak boleh mengabdi kepada Mamon, tetapi kita diminta untuk mengikat persahabatan dengan mempergunakan Mamon? Apakah maksudnya? Sebenarnya Tuhan Yesus menghendaki agar kita para murid-Nya mengamati bagaimana orang-orang di dunia ini mencurahkan segenap pikiran dan hati, untuk secara kreatif mengarahkan seluruh kemampuan agar sukses. Yesus menghendaki agar usaha maksimal, yang kita lakukan untuk mencapai hal-hal duniawi, kita lakukan juga untuk mencapai hal-hal rohani, agar kita dapat mencapai Surga. Masuk Surga memang adalah karunia Allah, namun ada bagian yang harus kita lakukan agar kita dapat sampai ke sana.
Banyak orang rela membuang waktu untuk merawat diri, entah dengan aneka perawatan wajah atau melangsingkan perut, demi penampilan yang lebih menarik di mata dunia. Tapi berapa banyak orang yang memikirkan bagaimana penampilan hati di hadapan Tuhan? Banyak orang rela menggunakan waktu untuk mempelajari banyak keahlian di dunia ini: belajar aneka pelajaran di sekolah/ kuliah, memainkan musik, belajar fotografi, memasak, main golf dst, agar menjadi semakin ahli. Tapi sejauh mana kita rela menggunakan waktu untuk mempelajari sabda Tuhan dan merenungkannya? Banyak orang tak berkeberatan bangun lebih pagi agar tidak terlambat naik pesawat untuk liburan ataupun tugas pekerjaan, tetapi berapa banyak orang keberatan bangun sedikit lebih pagi untuk berdoa? Banyak orang rela membuang banyak uang untuk membeli barang-barang mewah agar menyerupai artis atau sang tokoh idola. Tapi berapakah orang yang dengan suka cita, berbagi dengan sesama yang lebih membutuhkan, agar semakin menyerupai teladan Kristus?
Sering kita melihat bahwa apa-apa yang dilakukan di paroki seolah-olah cukup dilakukan dengan seadanya. Sejumlah orang berpikir bahwa karya pewartaan adalah kegiatan yang dilakukan kalau ada waktu dan tak perlu usaha istimewa. Demikian pula program kerja paroki, wilayah maupun lingkungan, tak usah terlalu seriuslah. Atau ada sejumlah orang yang sudah merasa cukup dengan ke gereja seminggu sekali, mengaku dosa setahun sekali, dan berdoa sesempatnya saja. Dan masih banyak contoh lain, singkatnya, segala sesuatu yang berhubungan dengan iman dilakukan hanya sekedarnya saja, tak usah repot-repot! Sikap macam ini membuat hal-hal rohani sepertinya kalah langkah jika dibandingkan dengan hal-hal duniawi. Padahal seharusnya, yang terjadi adalah sebaliknya. Jika kita mau mengusahakan yang terbaik demi kesuksesan yang bersifat sementara, bukankah sudah sepantasnya kita juga melakukan yang terbaik untuk mencapai kesuksesan yang kekal untuk selamanya? Sudah saatnya kita arahkan hati dan pikiran kita kepada tujuan hidup kita yang sesungguhnya: yaitu memperoleh kebahagiaan kekal di Surga.
Jadi, menjadi sahabat Mamon namun tidak mengabdi kepadanya melainkan hanya mengabdi kepada Allah saja, maksudnya adalah: menggunakan segala hal duniawi untuk membantu kita mencapai kemuliaan Surga. Pertanyaannya adalah, sampai seberapa jauh kita telah menggunakan semua pemberian Allah untuk memuliakan Dia? Allah telah memberikan kita 3T: talent (talenta), time (waktu), treasure (harta). Apakah kita telah sungguh-sungguh mempersembahkan talenta atau bakat kita, untuk memuliakan Tuhan, baik di tingkat lingkungan, wilayah, paroki ataupun Gereja secara keseluruhan? Demikian juga, sudahkah kita memberikan waktu untuk Tuhan, baik dalam doa maupun karya? Akhirnya, sudahkah kita menggunakan harta yang kita terima sebagai berkat dari Tuhan, untuk menolong sesama dan mendukung kegiatan gerejawi serta karya-karya kerasulan yang lain?
Mari kita memberikan 3T -talent, time, treasure- demi kemuliaan nama Tuhan. Kapan? Kalau tidak sekarang, kapan lagi?
Pak Stef,
Awalnya saya tidak mencermati kalimat “Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan mamon yang tidak jujur!”
Dengan kata lain, karena tidak mencermatinya, maka saya mengartikan sebagai ‘ikatlah persahabatan dengan mamon yang tidak jujur!’. Dengan arti seperti itu saya bisa memahami penjelasan Pak stef.
Namun dari sisi kebahasaan, menurut saya tidak seperti itu (bukan ‘ikatlah persahabatan dengan mamon yang tidak jujur’).
Menurut saya “ikatlah persahabatan DENGAN MEMPERGUNAKAN mamon yang tidak jujur’ jelas berbeda dengan “ikatlah persahabatab DENGAN mamon yang tidak jujur”.
Sebagai pembanding: “ikatlah persahabatan DENGAN MEMPERGUNAKAN setan” jelas berbeda dengan “ikatlah persahabatan DENGAN setan”.
Jadi jika Yesus berkata: “ikatlah persahabatan DENGAN MEMPERGUNAKAN mamon yang tidak jujur”. apakah maksud Yesus?
Saya mengharapkan jawaban yang berbeda dari Pak Stef.
Jika tidak berbeda dari uraian di atas maka Bapak menyamakan kalimat “ikatlah persahabatan dengan mempergunakan mamon yang tidak jujur” dengan kalimat “ikatlah persahabatn dengan mamon yang tidak jujur. Padahal artinya jelas berbeda.
terima kasih
[dari katolisitas: Terima kasih atas kejelian Anda. Saya telah mengubah dari “Bukankah sepertinya kedua hal ini bertentangan: kita tidak boleh mengabdi kepada Mamon, tetapi kita diminta untuk mengikat persahabatan dengan Mamon?” ke “Bukankah sepertinya kedua hal ini bertentangan: kita tidak boleh mengabdi kepada Mamon, tetapi kita diminta untuk mengikat persahabatan dengan mempergunakan Mamon?”]
Salam
Trima kasi bu inggrid atas pnjelasan nya ^^
Apakah katolisitas jg ada rubrik ttg renungan harian sehari” yg ada bacaan nya n renungan harian,macam ziarah batin ato mutiara iman?
Klo blm ada sy usul diadakan yah hehehehhehe
Trima kasi dan Berkah Dalem
[Dari Katolisitas: Yang baru ada di situs ini ya renungan Minggu (Rubrik: Embun Minggu), tapi belum ada renungan harian. Silakan membaca renungan harian pada buku-buku lainnya, ya.]
Comments are closed.