Arti memanggul salib & apakah Komuni boleh dikunyah?

Pertanyaan:

Hallo bu Inggrid, kita sering dengan istilah “Apakah kita sudah memanggul Salib” . Apakah arti yang mendalam dari kalimat tersebut ? . Dan satu lagi , kalau kita terima komuni apakah di kulum atau boleh di kunyah ( di gigit ) ? terima kasih.
Harsen

Jawaban:

Shalom Harsen,

1. Arti ‘memanggul salib’

Memanggul/ memikul salib di sini disebutkan antara lain dalam Mat 10:38, dan Mat 16:24, yang keduanya mengacu kepada perintah Kristus kepada kita murid- murid-Nya untuk mengikuti jejak-Nya, yaitu mencapai kebangkitan dengan melalui kematian. Dalam hal ini, seperti ajaran Rasul Paulus dalam Rom 6: 5-11, kita diajak untuk mati terhadap dosa, untuk bangkit dan hidup baru bersama Kristus.

St. Augustinus, seperti dikutip dalam Haydock’s Commentary on Holy Scriptures, mengajarkan demikian:

“Ada dua jenis salib yang oleh Kristus kita diperintahkan untuk memikulnya: yang satu adalah bersifat jasmani dan yang lainnya bersifat rohani. Dengan salib yang berkenaan dengan hal jasmani, Kristus memerintahkan kita untuk mengendalikan segala keinginan jasmani yang berkaitan dengan indera perasa, peraba, pelihat, dst. Dengan salib yang rohani, yang jauh lebih penting kita perhatikan adalah, Kristus mengajarkan kita untuk mengatur afeksi pikiran kita, dan mengendalikan segala alur pikiran kita yang tidak teratur, yaitu dengan kerendahan hati, ketenangan jiwa, kesederhanaan, damai sejahtera, dst. Sungguh sangat berharga di mata Tuhan dan demikian mulialah salib itu, yang mengatur dan menghasilkan keteratuan yang layak bagi semua gerakan pikiran yang tidak menentu.”

2. Komuni, bolehkah dikunyah?

Menurut pengetahuan saya, tidak ada dokumen Gereja yang menyebutkan secara eksplisit tentang bagaimana seharusnya kita ‘memakan’ Ekaristi/ Komuni Kudus. Namun prinsipnya jelas diajarkan, bahwa karena Kristus benar- benar hadir dalam rupa Hosti tersebut (lihat KGK 1364, 1366, 1382, 1085), maka kita yang menerima-Nya harus memperlakukan-Nya dengan hormat. Jadi sebaiknya, hosti dibiarkan hancur sendiri di dalam mulut kita, atau jika perlu mengunyah, lakukan seperlunya, dan bukan untuk dikunyah seperti mengunyah biskuit atau kacang.

Kehadiran Kristus di dalam Ekaristi bermula pada waktu konsekrasi dan berlangsung selama rupa roti dan anggur masih ada (lihat Katekismus, KGK 1377). Maksudnya pada saat hosti dicerna di dalam tubuh kita dan sudah tidak lagi berbentuk hosti, maka itu sudah bukan Yesus. Jadi kira-kira Yesus bertahan dalam diri kita [dalam rupa hosti] selama 15 menit. Sudah selayaknya kita menggunakan waktu itu untuk berdoa menyembah-Nya dengan ucapan syukur.

Maka hal dikunyah atau dikulum, sesungguhnya menjadi secondary, sebab yang terpenting adalah kita menerima Komuni dengan hormat dan syukur. Karena jika kita telah menerima-Nya dengan sikap batin sedemikian, maka umumnya kita akan dapat memperlakukan Kristus yang masuk dalam tubuh kita dengan sikap yang layak.

Paus Yohanes Paulus II pada tanggal 17 April 1980, mengajarkan:

“Umat beriman dianjurkan untuk tidak lupa mengucap syukur yang layak [kepada Tuhan] setelah Komuni. Mereka dapat melakukan hal ini sepanjang perayaan dengan periode hening, dengan menyanyikan lagu pujian, mazmur, atau madah syukur lainnya, atau juga setelah perayaan, jika memungkinkan dengan tinggal di gereja untuk berdoa selama waktu yang pantas.” (Inaestimabile Donum, 17)

Demikian semoga ulasan di atas berguna bagi kita semua.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org

5 1 vote
Article Rating
30 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Anastasia Rosary Hurint
Anastasia Rosary Hurint
11 years ago

pasal persoalan tentang mengunyah hosti tu..pada pendapat saya,,memang patut dikunyah sebab Yesus berkata ”terimalah dan makan la..ini lah tubuhku yg dikorbankan bagimu..” makan sudah semestinya ”mengunyah”.

[dari katolisitas: Tidak menjadi masalah mau dikunyak atau tidak. Yang penting adalah menerima dengan penuh syukur dan cinta serta mengalami persatuan dengan Kristus.]

lolita widjaja
lolita widjaja
11 years ago

Shalom, Kepada Yth Bu Inggrid dan Pak Stef, mohon penjelasan mengenai situasi yga saya alami, pada saat misa pemberkatan rumah umat katolik, misa tersebut juga dihadiri oleh keluarga yg non katolik. Pada saat pembagian komuni Romo sdh mengumumkan bahwa yg berhak menerima komuni adalah yg sdh dibaptis secara katolik dan sudah menerima komuni pertama.Ternyata ada anggota keluarga yg bukan katolik ikut menerima komuni dan terlanjur memakannya. Apa yg seharusnya saya lakukan? Terimakasih [dari Katolisitas: silakan membaca diskusi serupa di link ini, dan juga tanya jawab sebelumnya di sini, serta di artikel yang memang membahas mengenai hal itu, yaitu “Mengapa umat… Read more »

Monica
Monica
12 years ago

Shalom,

Keadaan bagaimana yang membuat kita tidak layak menerima komuni? Keadaan bagaimana yang layak?

Terima Kasih

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Monica
12 years ago

Shalom Monica,

Katekismus Gereja Katolik menjelaskan tentang kondisi untuk menerima komuni demikian:

KGK, 1415.    Siapa yang hendak menerima Kristus dalam komuni Ekaristi, harus berada dalam keadaan rahmat. Kalau seorang sadar bahwa ia melakukan dosa berat, ia tidak boleh menerima Ekaristi tanpa sebelumnya menerima pengampunan di dalam Sakramen Pengakuan.

Dengan demikian, kalau seseorang menyadari bahwa dia melakukan dosa berat, maka dia harus mengaku dosa terlebih dahulu sebelum menyambut Ekaristi. Silakan melihat tanya jawab ini tentang dosa berat – silakan klik. Semoga dapat membantu.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org

Monica
Monica
12 years ago

Shalom,

Apakah misalnya jika kita menggadaikan liontin emas berbentuk salib yang sudah diberkati karena membutuhkan uang kita berdosa sakrilegi juga?

Terima Kasih…

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Monica
12 years ago

Shalom Monica, Kalau sampai seseorang menggadaikan liontin emas berbentuk salib yang telah diberkati karena membutuhkan uang, maka perlu ditelaah lebih dahulu apakah hal ini termasuk dosa sakrilegi atau bukan. Katekismus Gereja Katolik menjelaskan tentang dosa sakrilegi sebagai berikut: KGK, 2120.    Sakrilegi dilakukan seorang yang menajiskan atau tidak menghormati Sakramen-sakramen atau tindakan liturgi yang lain, pribadi, benda, atau tempat yang telah ditahbiskan kepada Allah. Sakrilegi itu lalu merupakan dosa berat khusus, apabila itu ditujukan kepada Ekaristi, karena di dalam Sakramen ini, Tubuh Kristus hadir secara substansial (Bdk. CIC, cann. 1367; 1376.) Dalam kasus tersebut, kalau anda memang benar-benar terpaksa dan tidak… Read more »

Dionysius Topo Mardiyono
Dionysius Topo Mardiyono
13 years ago

Salam bu Inggrid. Apakah saya diam saja bila ada orang yang menganiaya saya atau mengebiri aktivitas keagamaan misal tidak boleh latihan koor pada jam belajar karena ada warga yang terganggu, bila kita mengacu pada ayat Mat:5:39. terima kasih.

dia
dia
13 years ago

Bagaimana jika seseorang yang berdosa berat terlanjur menerima Hosti dalam waktu lama karena belum memahami secara lebih mendalam bahwa harus mengakui dosa berat itu dulu baru boleh menerima Hosti?? Masih bisakah di ampuni saat mengaku dosa?? Terima kasih sebelumnya

Stefanus Tay
Admin
Reply to  dia
13 years ago

Shalom Dia, Kalau seseorang berdosa berat dan terlanjur menerima Tubuh Kristus, maka yang harus dilakukan adalah secepatnya menerima Sakramen Tobat. Ceritakan kepada pastor dosa berat anda dan juga dosa dalam kondisi tidak layak (dosa berat) telah menerima Tubuh Kristus, dan dilakukan dalam tempo yang cukup lama. Nanti Romo akan memberikan penitensi dan nasehat yang berguna bagi kehidupan spiritual anda. Yang terpenting adalah benar-benar menyesali dosa tersebut dan berjanji dengan bantuan rahmat Tuhan untuk tidak mengulangi dosa berat tersebut. Semoga anda dapat mempersiapkan diri dengan baik dan yakinlah akan belas kasih Allah yang mengalir dari Sakramen Tobat. Salam kasih dalam Kristus… Read more »

dia
dia
Reply to  dia
13 years ago

Terima kasih masukkannya. Tuhan Yesus Memberkati

Leonard
Leonard
13 years ago

Shalom,

Ketika saya memperhatikan misa di Amerika sewaktu komuni mereka memakan hosti dan ada yang menyodori mereka sibori untuk diminum darah Kristus satu per satu orang sehabis itu. mengapa di tempat kita tidak ada yang menyodori sibori untuk meminum darah Kristus seperti tata cara mereka?

Terima kasih

anton gunar
anton gunar
13 years ago

Salam Dalam Kristus

Saya ingin bertanya,
apakah saat kita berdosa kita pantas menerima Kristus dalam Komuni ?
perlukah kita mengaku dosa terlebih dulu sebelum kita menerima Komuni ?
apa pengertian mencemarkan Hosti ?

Stefanus Tay
Admin
Reply to  anton gunar
13 years ago

Shalom Anton, Terima kasih atas pertanyaannya tentang dosa dan Komuni. Gereja mengajarkan bahwa dalam kondisi dosa berat maka umat beriman tidak dapat menerima Komuni. Hal ini berdasarkan pengajaran dari Rasul Paulus di 1Kor 11:27-29. Katekismus Gereja Katolik (KGK) mengajarkan: 1385. Untuk menjawab undangan ini, kita harus mempersiapkan diri untuk saat yang begitu agung dan kudus. Santo Paulus mengajak supaya mengadakan pemeriksaan batin: “barang siapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan. Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari… Read more »

Anton Gunar
Anton Gunar
Reply to  Stefanus Tay
13 years ago

Salam Damai Kristus. Terima kasih atas penjelasannya pak Stefanus, Ya, saya akui kadang saya merasa tidak enak (merasa bersalah) jika dalam keadaan berdosa saya menyambut Komuni dalam Ekaristi, tetapi saya juga merasa tidak enak kepada Yesus Kristus jika saya tidak menyambut TubuhNya pada saat perjamuan Ekaristi, karena berarti saya terlalu sombong dan angkuh serta tidak mempercaya bahwa Tuhan Yesus menerima saya apa adanya dengan segala dosa, kelemahan dan kekurangan. Pak Stefanus, sering saya mendapat giliran menjadi tatib (pertugas tata tertib) pada saat Misa di gereja, pada saat Komuni saya selalu mendampingi Romo atau Suster atau Diakon saat mereka membagi Hosti… Read more »

Anton Gunar
Anton Gunar
Reply to  Ingrid Listiati
13 years ago

Salam Damai Kristus Terima kasih bu Inggrid atas penelasannya…. sekarang saya tidak heran jika terjadi banyak mujizat berkaitan dg Hosti Suci Kristus, karena bagaikan emas, sekalipun dia dibuang ke tempat sampah, emas tetaplah emas. Dan secara pribadi saya akui, walaupun saya hanya orang biasa dan banyak dosa, tetapi Hosti Suci memberikan suka-cita, damai dan perasaan aman dan nyaman kepada saya, sehingga selalu ada kerinduan utk kembali menyambut Hosti yang sama dilain kesempatan, dan buah kehadiran Kristus dalam diri saya melalui Hosti Suci yg saya santap juga terasa bagi orang disekitar saya, walaupun mereka tdk mengungkapkannya tetapi dari pandangan mata mereka… Read more »

Mike
Mike
13 years ago

Masih ber kaitan dengan komuni, saya mau tanya mengapa anggur yang di gunakan untuk komuni adalah anggur yang cendrung minuman keras ? Berbeda dengan yang di pakai umat protestan yang memakai juice anggur yang bisa di dapat di mall2 ? Terimakasih Bu Inggrid Tuhan memberkati.

Alexander Pontoh
Alexander Pontoh
Reply to  Ingrid Listiati
13 years ago

Bu Inggrid… saya ada pertanyaan… hanya saja saya merasa pertanyaan saya kali ini agak konyol… tapi ini cukup membuat saya bertanya-tanya

boleh kah kita melakukan ini?

kita duduk bersama. kemudian kita makan roti sambil minum jus anggur. untuk mengenang perjamuan terakhir.

karena seingat saya… ada yg bilang kalo kita hanya boleh mengenang perjamuan terakhir yaitu di Misa.

kalau Bu Inggrid merasa ini pertanyaan ini bisa berguna… silahkan ditampilkan.

Budi Darmawan Kusumo
Budi Darmawan Kusumo
Reply to  Ingrid Listiati
13 years ago

Syalom Tim Katolisitas,

Menurutku, kayaknya pada zaman dahulu belum ada JUICE ANGGUR. dan kalaupun tidak mau pake anggur ya itu terserah YESUS, misalnya YESUS mau memakai juice apokat. itu terserah YESUS. Karena darahnya tidak terbatas oleh makanan duniawi yang sangat fana ini.

Tuhan Yesus Memberkati & Bunda Maria selalu menuntun anda pada putraNYA

[Dari Katolisitas: Jaman dulu, sebelum membuatnya menjadi wine, anggurnya juga diperas, jadi itu semacam jus anggur juga, hanya saja setelah itu ada proses fermentasi yang dikondisikan. Kenyataan bahwa Yesus memakai anggur tentu ada alasannya, dan lebih baik kita tidak usah mengandaikannya dengan alpukat atau buah yang lain.]

Latoya Bridges
13 years ago

Shalom katolisitas.org,Saya ingin bertanya, apabila Kristus hanya bertahan selama beberapa menit dalam tubuh kita, bagaimana dengan dampak dari memakan tubuh Kristus tersebut? Apakah dampaknya, dan apakah juga hanya bertahan sementara saja? Terima Kasih. Tuhan memberkati.

[Dari Katolisitas: Pertanyaan serupa sudah pernah dijawab di sini, silakan klik]

Martinus Aloysius Andry
Martinus Aloysius Andry
13 years ago

Ada yang mengatakan bahwa “TubuhKu adalah benar-benar makanan” , lalu berpegang pada perkataan Yesus tersebut orang berpikiran bahwa ‘makanan itu ya dikunyah’. Yang perlu diperhatikan dari hal ini adalah kemungkinan hosti akan terselip di gigi ketika dikunyah dan setelah itu berusaha dikeluarkan dengan tidak sopannya… Tidak pantas rasanya memperlakukan Tubuh Kristus seperti itu. Tidak bermaksud melarang atau apapun,tapi mohon berhati-hati saja.

Pax Christe Vobiscum

Yohanes Yudi Purnomo
Yohanes Yudi Purnomo
13 years ago

BU Inggrid terkasih,
Sungguh katekese yang sangat baik… tetapi sayang jarang sekali katekese seperti ini disampaikan kepada umat agar mencapai kedalaman misteri iman… khususnya di beberapa paroki yang pernah saya tinggal.
Semoga hal ini diserukan oleh Kepausan/KWI agar kami dapat merasakan betapa cinta Tuhan dalam Ekaristi Kudus.
Semoga Bunda Maria menolong kita semua.

Yohanes
Yohanes
13 years ago

Shalom katolisitas.org,

Saya ingin bertanya, apabila Kristus hanya bertahan selama beberapa menit dalam tubuh kita, bagaimana dengan dampak dari memakan tubuh Kristus tersebut? Apakah dampaknya, dan apakah juga hanya bertahan sementara saja?

Terima Kasih.
Tuhan memberkati.

hartono
hartono
13 years ago

Terima kasih atas penjelasannya

harsen
harsen
13 years ago

Hallo bu Inggrid, kita sering dengan istilah “Apakah kita sudah memanggul Salib” . Apakah arti yang mendalam dari kalimat tersebut ? . Dan satu lagi , kalau kita terima komuni apakah di kulum atau boleh di kunyah ( di gigit ) ? terima kasih.
Harsen

[Dari Katolisitas: Pertanyaan ini sudah dijawab di atas, silakan klik]

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
30
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x