Apakah tanda-tanda akhir jaman?

Injil Matius (terutama Mat 24) dan juga kitab Wahyu menuliskan tentang akhir jaman. Kita perlu membaca ayat-ayat tersebut dengan cermat, sebab sebagian dari ayat-ayat Mat 24 telah terjadi sebelum kehancuran Bait Allah di Yerusalem pada tahun 70 AD, dan sebagian lagi dari ayat-ayat itu mengacu pada akhir jaman. Dan ada juga tanda-tanda yang mengacu pada keduanya. Mari kita melihat satu-persatu. ((Sumber: Spirago- Clark, The Catechism Explained, A Practical Manual, (Rockford, Illinois: Tan Books and Publishers, Inc, 1899, 1921, 1993) p. 273-274; Father Frank Chacon, Jim Burnham, Beginning Apologetics: The End of Time, (Farmington, NM: San Juan Catholic Seminars), p. 3-5. )):

1. Kerajaan seribu tahun/ Milennium (berdasarkan Why 20).

“[Seorang malaikat] menangkap naga, si ular itu, yaitu Iblis dan Setan, dan mengikatnya seribu tahun lamanya….. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus… hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun…. Dan setelah masa seribu tahun itu berakhir, Iblis akan dilepaskan dari penjaranya, dan ia akan pergi menyesatkan bangsa-bangsa…” (Why 20:1-8)

Gereja Katolik tidak secara khusus mendefinisikan Millennium ini, namun mengambil patokan dari pengajaran St. Agustinus, yang menginterpretasikan secara allegoris, yaitu mengartikan 1000 tahun ini sebagai simbol, sebagai ‘jangka waktu yang cukup lama’, sebagaimana teks angka ‘1000’ yang lain dalam Alkitab merupakan simbol dari jumlah yang banyak/ ribuan. ((Lihat Mzm 50:10 dan Dan 7:10: seribu dan beribu-ribu di sini maksudnya adalah banyak sekali)) Seribu tahun kejayaan ini di mana Iblis diikat dan para kudus memimpin bersama Kristus ini sebagai Gereja Katolik yang masuk ke dalam sejarah manusia untuk menebarkan nilai-nilai Injil. Jadi seribu tahun kejayaan ini mengacu pada era Kekristenan. Pengikatan Iblis selama 1000 tahun ini dikaitkan dengan perumpamaan yang diajarkan oleh Kristus tentang orang kaya yang diikat: …Bagaimanakah orang dapat memasuki rumah seorang yang kuat dan merampas harta bendanya apabila tidak diikatnya dahulu orang yang kuat itu? Sesudah diikatnya, barulah dapat ia merampok rumah itu.” ((Mat 12:29, lihat St. Augustine, City of God, book XX, chap. 8.)) Kristus telah mengikat Iblis dengan korban sengsara dan salib-Nya. Namun demikian, Iblis terus berusaha mempengaruhi banyak bangsa, walaupun akhirnya mereka berangsur ‘tunduk’ dengan menerima nilai-nilai Injil dan pertobatan.

Maka, ke 1000 tahun tersebut adalah untuk diartikan sebagai simbol, yang mengacu pada arti jangka waktu yang lama antara kedatangan Kristus yang pertama dan kedatangan Kristus yang kedua. Namun menjelang akhir jaman, terjadi pelepasan ikatan Iblis, yang dihubungkan dengan kejayaan singkat suatu kesesatan/apostasy yang besar yang memuncak pada kejayaan Anti-Kristus. Pada saat inilah Gereja akan mengalami pencobaan yang hebat (lihat Why 20:7-9, KGK 675).

Gereja Katolik menolak untuk mengajarkan pandangan mengartikan 1000 tahun itu sebagai sesuatu masa yang literal. Hal ini dinyatakan secara tegas pada pernyataan Congregation for the Doctrine of the Faith di Roma pada tahun 1944, bunyinya sebagai berikut:

In recent times, on several occasions this Supreme Sacred Congregation of the Holy Office has been asked what must be thought of the system of mitigated Millenarianism, which teaches for example, that Christ the Lord before the final judgment, whether or not preceded by the resurrection of the many just, will come visibly to rule over this world. The answer is: The system of mitigated Millenarianism cannot be taught safely.” ((Congregation for the Doctrine of the Faith, Decree of 19 July 1944, DS, 3839.))

Kelihatannya pernyataan ini sulit, tetapi maksudnya sebenarnya sederhana: sebagai orang Katolik, kita menolak doktrin yang mengajarkan bahwa sebelum kedatangan Kristus yang kedua, maka Kristus akan datang lagi sebagai manusia dalam sejarah manusia, untuk memimpin kerajaan-Nya di dunia.

2. Kebangkitan Antikristus (1Yoh 2:18-23, 2Tes 2:3-4, Why 13, KGK 675-676)

“Seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus…” (1 Yoh 2:18)

“Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan berbagai cara…Sebab sebelum Hari itu, haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa…. Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai dengan rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mukjizat-mikjizat palsu, dengan rupa-rupa tipu daya jahat…” (2Tes 2:3-10)

Antikris adalah seseorang yang menyebut dirinya sendiri sebagai Kristus, dan dengan bantuan Iblis akan melakukan banyak mukjizat untuk menarik banyak orang (lih. 2Tes 2:9-10) dan ia akan menganiaya Gereja (lih. KGK 675). Antikristus ini juga disebut oleh Rasul Paulus sebagai “manusia durhaka” atau yang disebut dalam kitab Wahyu sebagai “binatang yang keluar dari dalam laut” yang disembah sebagai nabi palsu.

3. Penyesatan secara besar-besaran (2Tes 2-3, Why 13:3, Mat 24:11-12 dan Luk 18:8).

“Akan tetapi jika Anak Manusia datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?” (Luk 18:8)

Alkitab mengajarkan bahwa sebelum kedatangan Kristus yang kedua akan terjadi banyak orang meninggalkan iman Kristiani. Banyak orang akan tertipu oleh nabi-nabi palsu, terutama nabi palsu yang terakhir, yaitu, Antikristus.

4. Pertobatan bangsa Yahudi (Rom 11)

“Aku mau kamu mengetahui rahasia ini: Sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk. Dengan jalan demikian, seluruh Israel akan diselamatkan…” (Rom 11:25-26)

Dengan demikian, kita dapat berharap bahwa bangsa Israel akan akhirnya menerima Yesus sebagai Sang Mesias.

5. Pemberitaan Injil sampai ke ujung dunia (Mat 24:14)

“Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.” (Mat 24:14)

Maksudnya, ini bukan hanya penyiaran Injil melalui mass-media dan internet, namun merupakan penanaman nilai-nilai Injil di setiap bangsa.

6. Tampaknya tanda Kristus [dimengerti sebagai tanda salib] di langit (Mat 24:30)

“Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit…” (Mat 24:30)

7. Tanda-tanda yang menakutkan di langit, bencana alam yang dashyat dan kerusakan hebat yang disebabkan oleh manusia (Mat 24: Luk 21:25-26).

“Segera sesudah siksaan pada masa itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit dan kuasa-kuasa langit akan goncang.” (Mat 24: 29)

“Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang. Dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelombang laut…” (Luk 21:25)

8. Kemenangan Kristus di dunia tidak terjadi oleh karena kemajuan yang terus menerus oleh kemenangan historis Gereja (lih. Why 3:18), tetapi oleh kemenangan Allah dalam perjuangan akhir melawan Si jahat (lih. Why 20:7-10).

Dapatkah kita mengetahui waktu kedatangan Yesus yang kedua kali?

Yesus mengatakan bahwa kita tidak dapat mengetahui waktu kedatangan-Nya yang kedua (Mat 24:42). Alkitab berkali-kali menyatakan bahwa kedatangan Yesus yang kedua ini sifatnya seperti pencuri, dan tak pernah dapat diketahui (lih. Mat 25: 13. Luk 17:22-35, 1 Tes 5:2 dan 2 Pet 3:10). Hal ini juga dinyatakan dengan jelas dalam KGK 673 dan KGK 1040), bahwa hanya Tuhan saja yang mengetahui kapan saatnya kedatangan Yesus yang kedua tersebut.

Jika kita teliti tanda-tanda yang diberikan itu tidak dengan jelas menunjukkan urutan-urutannya, juga periode/ interval yang ada tidak jelas disebutkan jangka waktunya, dan banyak dari tanda itu mempunyai banyak arti dan telah terpenuhi, dan kita tidak tahu persis apakah hal yang lebih besar akan terjadi sebagai pemenuhan tanda-tanda tersebut. Sejarah telah membuktikan bahwa banyak orang telah berusaha mengartikan tanda-tanda, menghitung tahun-tahun untuk meramalkan akhir jaman, namun hanya berakhir dengan sejumlah teori yang tidak menjadi kenyataan.

Jadi, apa gunanya diberitahukan tanda-tanda/ angka-angka tersebut?

  1. Jawabannya adalah sederhana: tidak banyak. St. Agustinus mengajarkan bahwa tanda, angka, simbol yang kurang jelas tersebut dimaksudkan untuk mengajar pada kita kerendahan hati, untuk tidak berkutat meneliti yang melebihi kemampuan kita. Bahwa, kita tidak dapat mengerti semuanya detail Alkitab, dan karenanya kita dibawa untuk menerima apa yang diajarkan oleh Magisterium Gereja. Sejarah telah membuktikan bahwa orang-orang yang mengiterpretasikan sendiri tentang akhir jaman ini, tidak ada yang berhasil.
  2. Tanda-tanda tersebut juga untuk mengajarkan pada kita bahwa hidup kita sangat rentan terhadap serangan kejahatan. Kita diingatkan akan bahaya ‘kesesatan’ yang mungkin akan kita hadapi, yang disebabkan oleh pengajaran nabi-nabi palsu.
  3. Untuk mengingatkan kita bahwa kita harus selalu berjaga-jaga, bijaksana menilai tanda-tanda itu dan waspada, sebab walaupun kita tidak mengalami akhir jaman sewaktu kita masih hidup, kita akan tetap mengalami ‘akhir dari jaman kita’ pada waktu kita meninggal dunia.
  4. Untuk mengingatkan kita bahwa pada akhirnya, meskipun Iblis kelihatan sangat hebat, namun kuasa Allah tetap lebih besar dan akan mengalahkan Iblis.

Apa yang terjadi pada Kedatangan Yesus yang kedua tersebut?

  1. Akhir dunia.
  2. Akhir dari waktu, sebab sesudah itu hanya ada keabadian.
  3. Akhir dari kematian, sebab semua yang masih hidup pada saat Yesus datang yang kedua ini tidak mengalami kematian, tetapi ‘diubah’ (lih 1Kor 15:51; 1Tes 14:17)
  4. Akhir dari Api Penyucian. Setelah kedatangan Yesus ini maka semua orang yang ada dalam Api Penyucian akan memasuki surga.
  5. Kebangkitan orang mati. Orang-orang mati akan dibangkitkan (Yoh 5:27-29; 11:23-24). Tubuh orang-orang yang jahat akan bersatu dengan jiwanya dan masuk dalam siksa abadi di neraka, sedangkan tubuh orang-orang benar akan bersatu dengan jiwanya dan akan memasuki kebahagiaan kekal di surga. Tubuh orang-orang benar akan bersinar seperti matahari (Mat 13:43) dan tak bisa lagi mengalami penderitaan, penyakit dan kematian (1 Kor 15:42).
  6. Penghakiman terakhir (Mat 25:31-46; Why 20:1-15). Seluruh umat manusia akan dikumpulkan di hadapan tribunal yang akan menyatakan keseluruhan sejarah manusia. Segala sesuatu yang diperbuat seseorang akan dinyatakan di hadapan segala mahluk, tak ada yang tersembunyi. Tuhan akan mengumumkan penghakiman/ hukuman final, atau penghargaan final yang melibatkan tubuh dan jiwa setiap manusia: ke neraka atau ke surga. Mereka yang wafat sebelum kedatangan Yesus yang kedua telah mengetahui tujuan akhir mereka pada saat penghakiman khusus, dan hal ini tidak berubah. Hanya pada Pengadilan Akhir, pengadilan mereka dinyatakan kembali dan diumumkan hasilnya pada segenap mahluk, dan jiwa mereka bersatu dengan tubuh mereka menuju ke tempat tujuan akhir: surga atau neraka sesuai dengan hasil Penghakiman tersebut. Lebih lanjut mengenai hal ini silakan klik tanya jawab ini.
    Katekismus Gereja Katolik mengajarkan demikian tentang Penghakiman Terakhir:
    KGK 1038 Sesudah kebangkitan semua orang mati “baik orang yang benar maupun yang tidak benar” (Kis 24:15), menyusullah pengadilan terakhir. Itulah saatnya, di mana “semua orang yang di dalam kubur akan mendengar suara-Nya. Dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum” (Yoh 5:28-29). Lalu, “Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia. … Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing. Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. … Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup kekal” (Mat 25:31.32-33.46).
    KGK 1039 Di depan Kristus, yang adalah kebenaran, akan nyata secara definitif hubungan setiap manusia dengan Allah yang sebenarnya (Bdk. Yoh 12:49). Pengadilan terakhir akan membuka sampai ke akibat-akibat yang paling jauh, kebaikan apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh setiap orang selama hidupnya di dunia ini….
    KGK 1040 Pengadilan terakhir akan berlangsung pada kedatangan kembali Kristus yang mulia. Hanya Bapa yang mengetahui hari dan jam, Ia sendiri menentukan, kapan itu akan terjadi. Lalu, melalui Putera-Nya Yesus Kristus Ia akan menilai secara definitif seluruh sejarah. Kita akan memahami arti yang terdalam dari seluruh karya ciptaan dan seluruh tata keselamatan dan akan mengerti jalan-jalan-Nya yang mengagumkan, yang di atasnya penyelenggaraan ilahi telah membawa segala sesuatu menuju tujuannya yang terakhir. Pengadilan terakhir akan membuktikan bahwa keadilan Allah akan menang atas segala ketidak-adilan yang dilakukan oleh makhluk ciptaan-Nya, dan bahwa cinta-Nya lebih besar dari kematian (Bdk. Kid 8:6).
    KGK 1041 Kabar mengenai pengadilan terakhir mengajak manusia supaya bertobat, selama Allah masih memberi kepada mereka “waktu rahmat”, satu “hari penyelamatan” (2 Kor 6:2). Kabar itu membangkitkan ketakutan suci akan Allah dan mewajibkan orang melakukan keadilan Kerajaan Allah. Ia mengumumkan “pengharapan yang penuh bahagia” (Tit 2:13) akan parusia (?) Tuhan yang akan datang, “untuk dimuliakan di antara orang kudus-Nya, dan untuk dikagumi oleh semua orang yang percaya” (2 Tes 1:10).
  7. Restorasi universal (Kis 3:21, 1 Kor 15:28, KGK 671, 769). Setelah Penghakiman Terakhir, maka Gereja akan disempurnakan dalam kemuliaannya, sebagai Yerusalem yang baru (Why 21). Gereja hanya akan terdiri dari orang-orang kudus, yaitu semua orang benar sejak Adam, dari Abel sampai ke orang pilihan terakhir (KGK 769). Para orang kudus akan berjaya bersama Kristus, dalam tubuh dan jiwa yang mulia, dan akan melihat Allah dengan pandangan yang membahagiakan, dimana Allah akan membuka Diri kepada orang-orang pilihan-Nya secara tidak terbatas dan akan menjadi sumber kebahagiaan, perdamaian dan persekutuan sempurna, tanpa akhir (lih. KGK 1044-1045). Unsur-unsur dunia akan hancur karena nyala api ilahi, dan Tuhan akan menciptakan langit dan bumi yang baru (2 Pet 3:12-13), kuasa jahat dikalahkan, dan segala sesuatu akan ditaklukkan di bawah-Nya, dan Allah menjadi semua di dalam semua (1 Kor 15:28).

Untuk akhir yang mulia inilah maka, kita tidak perlu gelisah dan takut menghadapi akhir jaman. Sebab jika kita setia beriman kepada Tuhan dan hidup sesuai dengan perintah-perintah-Nya, maka malah selayaknya bersuka-cita akan adanya akhir jaman ini, di mana Kristus akan kembali lagi sebagai Raja semesta alam.

Kesimpulan

Jadi apa yang harus kita lakukan jika akhir dunia itu datang esok hari? Mungkin ada baiknya kita mengingat kisah kuno yang sering dikaitkan dengan St. Fransiskus Assisi, walaupun mungkin ini hanya sekedar legenda. Ada orang yang bertanya kepadanya demikian, “Apa yang akan kamu lakukan kalau besok kiamat?” Pada waktu ia sedang mencabut alang-alang di kebunnya. Lalu ia menjawab dengan cepat, “Aku akan menyelesaikan mencabut alang-alang ini dari kebunku.” Ini adalah jawaban seseorang yang yakin bahwa ia telah berusaha melayani Tuhan, sehingga tidak takut menghadapi akhir dunia. Jika Tuhan Yesus datang kembali, ia hanya berharap akan mendengar Yesus berkata, “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia.” (Mat 25:21). Tentu, karena hidup St. Fransiskus yang selalu melaksanakan perbuatan yang ditugaskan kepadanya dengan setia, dengan mata hati terarah kepada Tuhan.

Sekarang memang masalahnya adalah, apakah kita dapat mengatakan demikian, jika pertanyaan itu ditujukan pada kita. Apakah kita sudah melakukan pekerjaan kita dengan setia sesuai dengan panggilan hidup kita? Apakah kita sudah berusaha melakukan kehendak Tuhan? Maka, belajar dari St. Fransiskus, maka mari kita melakukan hal yang serupa, yaitu mencabut alang-alang dalam kebun hati kita, yaitu mencabut ajaran-ajaran yang keliru tentang akhir jaman, dan mengisinya dengan biji kebajikan, iman, pengharapan dan kasih. Semoga dengan demikian, kita dapat melihat akhir jaman dalam perspektif iman, sebab kita percaya, bahwa akhir jaman akan membawa kita, orang-orang yang percaya, kepada kepenuhan janji Kristus, yaitu keselamatan kekal dan persatuan dengan Allah yang tak terbatas. Maranatha, datanglah, ya Tuhan Yesus!

75 COMMENTS

  1. The Demand for a Sign
    .
    The Pharisees and Sadducees came to Jesus and tested him by asking him to show them a sign from heaven.2 He replied, “When evening comes, you say, ‘It will be fair weather, for the sky is red,’ 3 and in the morning, ‘Today it will be stormy, for the sky is red and overcast.’ You know how to interpret the appearance of the sky, but you cannot interpret the SIGNS of the times (…“spiritual skies in poetic expressions from the Father’s heart or prophecies”…of the times). [a] 4 A wicked and adulterous generation looks for a SIGN…(Matthew 16: 1-4)
    When the seemingly unceasing “day and night will never cease” turns into “without daytime and without nighttime,” Prophet Zechariah prophetically articulated those apocalyptic Word as in Zechariah 14: 6-7
    6 On that day there will be neither sunlight nor cold, frosty darkness. 7 It will be a unique day—a day known only to the LORD—with no distinction between day and night. When evening comes, there will be light.6 On that day there will be neither sunlight nor cold, frosty darkness. 7 It will be a unique day—a day known only to the LORD—with no distinction between day and night. When EVENING (…the p.m. time for “seedtime & harvest”…) comes, there will be LIGHT(Christ’s return).
    .
    ………………………………………………………………………………….
    .
    It’s quite simple in knowing the Sign of the returning Son of Man in the sky by seeing Jesus Christ as an ordinary farmer who goes into the field (“ seedtime & harvest” ) in the morning, and then retiring from His labour at sunset. Prophet Zechariah says “When evening comes, there will be light.” He shall return from the field of “seedtime and harvest” when evening (sunset) comes. So, the clearest “Sign of the Son of Man” in the “sky” is simply interpreting & understanding the spiritual meaning of the“evening” sky. The last and the clearest Sign of times after the Pronouncement (Matthew 24: 29) is the Sign of the Son of Man in the “SKY”;…is “EVENING,” it is not the literal evening sky, but simply the spiritual prophetic language concerning the evening of the handiwork of the Spirit of God on earth or the end of the Divine Labour of “seedtime and harvest” on earth (…see Genesis 8: 22 versus Matthew 24: 29/Revelation 6: 12-13).

    [Dari Katolisitas: Para Bapa Gereja mengajarkan bahwa tanda Anak Manusia yang akan muncul di langit (Mat 24:30) adalah tanda salib Kristus, seperti contohnya yang diajarkan oleh Origen dan St. Yohanes Krisostomus:

    Origen: But as, at the dispensation of the Cross, the sun was eclipsed, and darkness was spread over the earth; so when the sign of the Son of Man appears in heaven, the light of the sun, moon, and stars, shall fail, as though waning before the might of that sign. This we understand to be the sign of the cross, that the Jews. may see, as Zacharias and John speak, “Him whom they have pierced,” [Zec_12:10, Joh_19:37] and the sign of victory.

    Chrys.: But because the sun will be darkened, the cross would not be seen, if it were not far brighter than the rays of the sun. That the disciples might not be ashamed, and grieve over the cross, He speaks of it as a sign, with a kind of distinction. The sign of the cross will appear to overthrow the shamelessness of the Jews, when Christ shall appear in the judgment, shewing not only His wounds, but His most ignominious death, “And then all the tribes of the earth shall mourn.” For when they shall see the cross, they shall bethink them how they have gained nought by His death, and that they have crucified Him whom they ought to have worshipped….]

  2. payah. Apa anda mengerti Doa Bapa Kami. “Terjadilah Kerajaan – Mu diatas Bumi seperti di dalam Surga” ?

    [Dari Katolisitas: Pembahasan tentang makna doa Bapa Kami, ada di artikel ini, silakan klik. Untuk lain kali silakan Anda menggunakan tutur kata/ tulisan yang santun, yang lebih mencerminkan bahwa Anda adalah seorang yang beriman.]

  3. Shalom.

    Saya telah membaca suatu artikel di situs http://senjatarohani.wordpress.com/2013/02/17/penglihatan-st-malachy-dan-nubuatan-alkitab-tentang-kehancuran-gereja-roma-katolik/#comment-569. Di sana dikutip ayat-ayat Alkitab yang dibuat seolah-olah sebenarnya Gereja Katolik adalah Kota Babel masa kini. Saya mohon penjelasan tentang masalah tersebut dari pihak Katolisitas.

    Terima Kasih.

    [Dari Katolisitas:

    Sejujurnya komentar senada dengan pandangan Anda sudah pernah dibahas dengan panjang lebar di situs ini.  Silakan membaca artikel-artikel berikut ini, jika Anda tertarik dengan topik ini:

    Apakah Gereja Katolik adalah the Whore of Babylon (Pelacur besar)?
    Apakah Paus = Vicarius Filii Dei?
    Satanisme di Gereja Katolik?
    Tanggapan terhadap nubuat St. Malachy dan World’s Last Chance

    .
    Silakan untuk membaca terlebih dahulu di sana sebelum melanjutkan dengan pertanyaan Anda]

  4. Shalom tim Katolisitas,

    Saya ingin bertanya mengenai ayat 2Tes 2:6-8
    2:6 Dan sekarang kamu tahu apa yang menahan dia, sehingga ia baru akan menyatakan diri pada waktu yang telah ditentukan baginya.
    2:7 Karena secara rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja, tetapi sekarang masih ada yang menahan. Kalau yang menahannya itu telah disingkirkan,
    2:8 pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulut-Nya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali.

    Apakah yg menahan dia (Anti-Kristus)? Sepertinya rasul Paulus telah memberi-tahukan apa yg menahan Anti-Kristus tsb kepada jemaat di Tesalonika, tetapi tidak tertulis di dalam Bible. Jika demikian apakah pengetahuan tsb termasuk di dalam Tradisi Suci? Apakah ada tulisan Bapa Gereja mengenai hal ini atau apakah pengetahuan ini telah hilang?

    Terima kasih sebelumnya.

    • Shalom Tony,

      Berikut ini adalah keterangan yang saya sarikan dari The Navarre Bible, tentang ayat 2Tes 2:6-8:

      Terdapat beberapa interpretasi tentang ayat-ayat ini, mengingat bahwa memang ayat-ayat ini tidak secara jelad menggambarkan maksud Rasul Paulus. Beberapa komentator Kitab Suci berpandangan bahwa rahasia kedurhakaan adalah perbuatan yang dilakukan oleh manusia durhaka (lih. ay.2), yang ditahan oleh hukum Romawi yang kaku. Ada para komentator yang berpandangan bahwa St. Mikael-lah yang menahan manusia durhaka itu, atas dasar ayat-ayat Kitab Suci (lih. Dan 12:1; Why 12:7-9; 20:1-3, 7) yang memperlihatkan ia memerangi setan, dan menahan dia ataupun melepaskan dia seturut kehendak Tuhan. Sejumlah komentator lainnya berpandangan bahwa yang menahan adalah umat Kristen di dunia, yang melalui Sabda Tuhan dan teladan mereka, membawa ajaran Kristus dan rahmat-Nya kepada banyak orang. Menurut interpretasi ini, jika umat Kristen membiarkan semangat mereka kendur, maka apa yang menahan kejahatan akan rubuh, sehingga pemberontakan/ kedurhakaan ini akan terjadi. Interpretasi lainnya adalah bahwa rahasia kedurhakaan ini adalah sesuatu yang masih akan dinyatakan, yang akan terjadi sebelum kedatangan Kristus yang kedua (Parousia). Parousia belum terjadi karena pemberontakan ini belum secara menyeluruh terjadi, dan sang manusia durhaka belum muncul.

      Apapun interpretasinya, Rasul Paulus saat itu bermaksud mengatakan bahwa Parousia tidak segera akan terjadi, sebab beberapa kejadian tertentu yang signifikan harus terjadi terlebih dahulu, sebelum Kristus datang yang kedua kalinya di akhir zaman.

      Meskipun dikatakan bahwa manusia durhaka sepertinya akan berkuasa, namun sesungguhnya tidak demikian, ketika Kristus menyatakan diri-Nya dalam kemuliaan-Nya dan Kristus akan mengalahkan si pendurhaka tersebut.

      Silakan membaca beberapa tanda-tanda akhir zaman, di artikel di atas, silakan klik.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  5. Dear katolisitas,

    Katolisitas menulis bahwa:
    Katekismus Gereja Katolik mengajarkan demikian tentang Penghakiman Terakhir:
    KGK 1038 Sesudah kebangkitan semua orang mati “baik orang yang benar maupun yang tidak benar” (Kis 24:15), menyusullah pengadilan terakhir. Itulah saatnya, di mana “semua orang yang di dalam kubur akan mendengar suara-Nya. Dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum” (Yoh 5:28-29). Lalu, “Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia. …

    kebingungan saya adalah:
    1. jika saat ini semua orang baik yang baik maupun yang jahat belum diadili (karena masih menunggu pengadilan terakhir), berarti saat ini belum ada penghuni neraka dan penghuni surga dong> mohon penjelasan.

    2. jika pernyataan saya no 1 di atas salah (artinya sudah ada penghuni surga dan neraka), lalu: a)apa gunanya pengadilan terakhir? b). berarti orang yang sudah ada ni neraka atau di surga tidak perlu diadili lagi dong.

    3. jika yang sudah di neraka atau di surga tidak perlu diadili lagi, lalu frase “semua orang akan diadili” menjadi tidak berlaku lagi dong. jika demikian maka rumusan KGK 1038 perlu ada revisi.

    mohon tanggapan karena ini masalah yang sangat serius alias mana yang benar. dan sebagai orang katolik saya ingin mendapatkan jawaban yang memuaskan agar saya tidak mengalami kebingungan. terima kasih. salam

    [dari katolisitas: Kuncinya adalah pengadilan umum dan pengadilan khusus – silakan klik]

    • Dear katolisitas,

      banyak terima kasih. saya sangat memahami sekarang. Dan sungguh ADIL Allah itu.

      pertanyaan lanjutan adalah: apakah kebangkitan badan (semua orang yang telah meninggal, dan menjadi tanah, bahkan ada yang tidak jelas lagi di mana keberadaan abu atau tanahnya karena tercerai berai di lautan luas) itu dalam arti sesungguhnya (menjadi manusia yang berdaging dan berroh lagi) atau makna kiasan?mohon penjelasan. salam

      [dari katolisitas: Pada saatnya, badan kita akan diubah dan menjadi tubuh yang dimuliakan. Tidak menjadi masalah walaupun tubuh telah terurai, karena Tuhan akan menjadikan tubuh yang baru, yaitu tubuh yang telah dimuliakan. Lihat diskusi ini – silakan klik, bagian kebangkitan badan.]

      • Dear Katolisitas,

        banyak terima kasih.
        Lalu bagaimana dapat dijelaskan kalimat dalam doa Aku Percaya, yaitu: ” dari situ Ia akan datang mengadili orang HIDUP dan mati”. Apa maksudnya mengadili orang hidup? apakah yang dimaksud di situ adalah pengadilan khusus, bagi orang yang baru saja mati dari kehidupan?

        Jika benar itu maksudnya, maka benarkah maksud dari megadili orang mati adalah pengadilan umum (mengadili semua orang yang sudah mati dan dibangktkan lagi?.

        Jika benar demikian maka berarti pengadilan khusus dan pengadilan umum itu sudah diakui dalam doa Aku Percaya. Dan itu sungguh indah dan hebat.

        mohon penjelasan
        salam

        • Shalom Yusuf,

          Dalam doa Aku Percaya, “Ia akan datang mengadili orang hidup dan mati” adalah mengacu kepada akhir zaman. Pada waktu itu, Kristus akan datang yang ke-dua kali dan pengadilan umum akan terjadi. Siapa yang “hidup” dan siapa yang “mati”? Kita dapat melihatnya dalam dua pengertian: (1) Yang mati adalah yang telah mati sebelum akhir zaman dan yang hidup adalah orang-orang yang masih hidup ketika akhir zaman terjadi; (2) Yang mati adalah orang-orang yang hidup dalam dosa dan masuk ke neraka, sedangkan yang hidup adalah orang-orang yang dibenarkan Allah dan mendapatkan kehidupan abadi di Sorga. Namun, keduanya mengacu bahwa Kristus sendiri yang akan mengadili seluruh umat manusia.

          Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
          stef – katolisitas.org

          • Pak Stef,
            banyak terima kasih atas penjelasan yang singkat padat dan jelas ini.
            Saya percaya penuh pada penjelasan itu. Tanpa bermaksud meragukan, dari manakah sumber jawaban ini? apakah ada dalam Magisterium (KGK)?
            GBU

          • Shalom Yusuf Sumarno,

            Berikut ini adalah beberapa sumber yang saya dapat berikan:

            KGK 678.    Seperti para nabi (Bdk. Ul 7:10. Yl 3-4; Mal 3:19. dan Yohanes Pembaptis Bdk. Mat 3:7-12.), Yesus pun mengumumkan pengadilan pada hari terakhir dalam khotbah-Nya. Di sana akan disingkapkan tingkah laku (Bdk. Mrk 12:38-40.) dan isi hati yang paling rahasia dari setiap orang (Bdk. Luk 12:1-3; Yoh 3:20-21; Rm 2:16; 1Kor 4:5.). Lalu ketidak-percayaan orang berdosa, yang telah menolak rahmat yang ditawarkan Allah, akan diadili (Bdk. Mat 11:20-24; 12:41-42.). Sikap terhadap sesama akan menunjukkan, apakah orang menerima atau menolak rahmat dan cinta Allah (Bdk. Mat 5:22; 7:1-5.). Yesus akan mengatakan: “Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” (Mat 25:40).

            KGK 679.    Kristus adalah Tuhan kehidupan abadi. Sebagai Penebus dunia, Kristus mempunyai hak penuh untuk mengadili pekerjaan dan hati manusia secara definitif. Ia telah “mendapatkan” hak ini oleh kematian-Nya di salib. Karena itu, Bapa “menyerahkan seluruh pengadilan kepada putera-Nya” (Yoh 5:22) (Bdk. Yoh 5:27; Mat 25:31; Kis 10:41; 17:31; 2 Tim 4:1.). Akan tetapi, Putera tidak datang untuk mengadili, tetapi untuk menyelamatkan (Bdk. Yoh 3:17.) dan untuk memberikan kehidupan yang ada pada-Nya (Bdk. Yoh 5:26.). Barang siapa menolak rahmat dalam kehidupan ini, telah mengadili dirinya sendiri (Bdk. Yoh 3:18; 12:48.): Setiap orang menerima ganjaran atau menderita kerugian sesuai dengan pekerjaannya (Bdk. 1 Kor 3:12-15.); ia malahan dapat mengadili dirinya sendiri untuk keabadian, kalau ia tidak mau tahu (Bdk. Mat 12:32; Ibr 6:4-6; 10:26-31.) tentang cinta.

            Baltimore Catechism 4:
            “The living and the dead.” We may take this in a double sense. As the general judgment will come suddenly and when not expected, all will be going on in the world as usual–some attending to business, others taking their ease as they do now, or as they were doing when the deluge came upon them. Just when the judgment is about to take place, God will destroy the earth; and then all those living in the world will perish with its destruction and then be judged. The “dead” means, therefore, all those who died before the destruction of the world, and the “living” all those who were on earth when the time of its destruction came. Or the “living” may mean also those in a state of grace, and the “dead” those in mortal sin; for God will judge both classes.
            (Kinkead, Thomas L. (2009-10-04). Baltimore Catechism No. 4 (of 4) An Explanation Of The Baltimore Catechism of Christian Doctrine (p. 22). Public Domain Books. Kindle Edition.)

            Semoga sumber-sumber tersebut dapat membantu.

            Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
            stef – katolisitas.org

          • Pak Stef,

            banyak terima kasih. sungguh luar biasa Gereja kita yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik. ini semakin meneguhkan bahwa 3 pilar Gereja itu sungguh saling melengkapi/melayani. Tuhan memberkati pak Stef dan keluarga.

            salam
            yusup

  6. Kiranya menjadi berkat.memang ada perbedaan dari sudut pandang akhir zaman dari berbagai tafsiran,dengan masing-masing mengambil dukungan suratan Paulus,wahyu dan kitab-kitab lainnya.Saya berpendapat kelak akan menjadi satu pandangan lebih jelas bagi para penafsir maupun pengungkap,jika Rohkudus akan mempersatukan ajaran yang benar dalam pemwahyuan langsung dari Tuhan.Sekarang kita semua salin mengisi dan melengkapi skema yang dibuat nabi Daniel dan pasal-pasal dalam kitab wahyu akan tertata dengan baik oleh Rohkudus dalam skema Daniel yaitu scatologi yang benar amin

    • Shalom Pendeta Rolly Rorong, S.Th,

      Selamat datang di situs ini dan terima kasih atas komentar anda. Dialog tentang akhir zaman telah dibahas cukup panjang di situs ini, di mana salah satunya dapat dibaca di sini – silakan klik. Menjadi bahwa permenungan bersama, kalau kita mau meluangkan waktu untuk membaca buku dari St. Hieronimus (St. Jerome) tentang intrepretasi dari Kitab Daniel. Dia memberikan pemaparan dari beberapa tulisan Bapa Gereja yang lain, seperti: Julius Africanus, Eusebius Pamphili, Hippolytus, Apollinarius of Laudicea, Clement of Alexandria, Origen, Tertullian, maupun St. Jerome sendiri. Interpretasi para tokoh Gereja ini mungkin dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi kita semua. Apapun pemahaman tentang akhir zaman, namun, saya yakin kita semua setuju tentang apa yang dikatakan oleh Yesus sendiri “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri.” (Mat 24:36) Sikap yang paling baik untuk menghadapi akhir zaman adalah dengan berjaga-jaga, seperti yang Yesus telah tekankan melalui beberapa pengajaran dan perumpamaan di Mat 24 dan 25. Mari, kita bersama-sama senantiasa berjaga-jaga.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

      • Syalom semoga menjadi pertimbangan.Ketika Yesus mengatakan bahwa hari tiu hanya Bapa yang tau malaekatpun tidak apalagi manusia.ada hal mungkin disimak yaitu ketika Yesus mengatakan hal itu,Dia belum disalib senghingga yang byk belum terungkap dan krtika Yesus menang di golguta,maka Bapa memberikan segala kuasa padaNya dan Wahyu 5 ada suatu upacara besar di Arasy yaitu upacara pembukaan segel yaitu sebuah buku yg di segel dan tdk ada yg berlayak hanya Anak Domba yg disembeli.Maka Anak Domba itu membuka ke 7 segel itu dgn rahasia dasyat yg akan terjadi terutama kedatanganNya, terbuka.berarti,bukan hanya Bapa yg tau tetapi SAnak juga dan pengantenNya ketahui kedatanganNya karena itu 5 penganten menanti dan mereka bertemu dgn penganten sedangkan 5 penganten bodoh tertinggal krn tdk ada persiapan(Wahyu 6.Mat 25.Sebagaimana dlm Tesalonika 5:1-10.tetapi kamu tdk hidup dlm kegelapan sehingga hari Tuhan itu datang seperti pencuri.maaf hanya untuk salin memberi pandangan Tuhan Berkati

        • Shalom Pdt. Rolly Rorong, S.Th,

          Terima kasih atas tanggapan anda. Memang dalam hal ini kita mempunyai pandangan yang berbeda. Bagi Gereja Katolik, Mat 24:36 dan Mrk 13:32 menunjukkan bahwa Yesus sebagai Allah sesungguhnya tahu tentang hari dan saatnya, namun Dia memilih untuk tidak mengungkapkannya kepada manusia. Yang ingin ditekankan oleh Yesus adalah sikap yang senantiasa berjaga-jaga. Pada abad ke-6 ada pandangan yang disebut Agnoetae, yang menolak kepenuhan pengetahuan Yesus sebagai manusia sebagai akibat dari persekutuan-Nya dengan Allah (sehubungan dengan akhir zaman Mrk 13:32). Berikut ini adalah tanggapan yang diberikan oleh Bapa Gereja:

          St. Paus Gregorius Agung (540-604):
          “Allah Putera yang Mahatahu mengatakan bahwa Ia tidak tahu harinya [akhir zaman, sehingga] Ia tidak menyatakannya, bukan disebabkan oleh sebab Ia sendiri tidak tahu, tetapi karena Ia tidak mengizinkan hal tersebut diketahui sama sekali…. Putera Tunggal Allah yang menjelma menjadi manusia yang sempurna untuk kita, pasti mengetahui hari dan saatnya Penghakiman Terakhir di dalam diriNya sebagai manusia, namun demikian Ia tidak mengetahui hal itu dari kapasitasnya sebagai manusia…. Sebab untuk maksud apa bahwa Ia yang menyatakan DiriNya sebagai Kebijaksanaan Allah yang menjelma, jika ada sesuatu yang tidak diketahui olehNya sebagai Kebijaksanaan Allah? … Juga tertulis bahwa, …. Allah Bapa menyerahkan segala sesuatu ke dalam tanganNya [Yesus Kristus di dalam Yoh 13:3]. Jika disebutkan segala sesuatu, tentu termasuk hari dan saat Penghakiman Terakhir. Siapa yang begitu naif untuk mengatakan bahwa Allah Putera menerima di dalam tangan-Nya sesuatu yang tidak diketahui olehNya?” (Pope St. Gregory the Great, Denz. 248)

          St. Maximus (580-662):
          Jika para nabi saja dapat mengetahui hal- hal di masa depan yang akan terjadi, betapa lebih lagi Kristus dapat mengetahui semua itu melalui kesatuan-Nya dengan Sang Sabda. (Lihat Quaestiones et dubia 66 (I, 67), PG 90: 840)

          Semoga pandangan dari dua Bapa Gereja di atas dapat membantu.

          Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
          stef – katolisitas.org

          • Thanks Tuhan berkati situs ini.atas karya-karya untuk kemuliaan nama Tuhan amin

            [dari katolisitas: Semoga Tuhan terus memampukan kita untuk mengasihi-Nya dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan kita.]

          • Salam buat Katolisitas

            Saya ingin sedikit menanggapi pernyataan sdr Stef tentang Mat 24 : 36 dan Mark 13 : 32.

            Didalam kedua ayat tersebut sudah jelas ditulis bahwa Yesus menyatakan TIDAK TAHU tentang hari dan saatnya, yang tahu cuma Bapa di Surga. Bagaimana sdr bisa mengatakan tahu seperti kutipan berikut ini :

            Bagi Gereja Katolik, Mat 24:36 dan Mrk 13:32 menunjukkan bahwa Yesus sebagai Allah sesungguhnya tahu tentang hari dan saatnya, namun Dia memilih untuk tidak mengungkapkannya kepada manusia. Yang ingin ditekankan oleh Yesus adalah sikap yang senantiasa berjaga-jaga.

            Bagaimana sdr dan gereja Katolik bisa membaca pikiran Yesus yang menyatakan bahwa Dia tahu hari dan saatnya. Apakah sdr lebih hebat dari Roh Kudus ?

            St. Paus Gregorius Agung (540-604):
            “Allah Putera yang Mahatahu mengatakan bahwa Ia tidak tahu harinya [akhir zaman, sehingga] Ia tidak menyatakannya, bukan disebabkan oleh sebab Ia sendiri tidak tahu, tetapi karena Ia tidak mengizinkan hal tersebut diketahui sama sekali…. Putera Tunggal Allah yang menjelma menjadi manusia yang sempurna untuk kita, pasti mengetahui hari dan saatnya Penghakiman Terakhir di dalam diriNya sebagai manusia, namun demikian Ia tidak mengetahui hal itu dari kapasitasnya sebagai manusia….

            Apakah karena St.Paus Gregorius Agung sudah menyatakan bahawa Yesus tahu tentang hari dan saatnya, maka sdr lebih mempercayai pendapat beliau dari pada perkataan Yesus sendiri ?
            Pada kalimat terakhirnya beliau katakan : namun demikian Ia tidak mengetahui hal itu dari kapasitasnya sebagai manusia…
            Jadi pada saat Yesus mengatakan tidak tahu ,Yesus dalam keadaan menjadi manusia dan tidak sedang menjadi Allah ?

            St. Maximus (580-662):Jika para nabi saja dapat mengetahui hal- hal di masa depan yang akan terjadi, betapa lebih lagi Kristus dapat mengetahui semua itu melalui kesatuan-Nya dengan Sang Sabda. (Lihat Quaestiones et dubia 66 (I, 67), PG 90: 840)

            Benarkah para nabi dapat mengetahui hal-hal di masa depan yang akan terjadi ?
            Bukankah Allah melalui Roh Kudus yang memberitahukan hal-hal yang akan terjadi pada masa depan kepada para Nabi tersebut?
            Mari kita lihat :
            Mengapa Elisa tidak bisa mengetahui maksud kedatangan perempuan Sunem itu (2Raja-raja 4 : 27 ….. “Biarkanlah dia, hatinya pedih ! Tuhan menyembunyikan hal ini dari padaku, tidak memberitahukannya kepadaku).
            Jadi kalau Tuhan tidak memberitahukan kepada Nabi tsb, maka Nabi tsb juga tidak tahu

            Jadi sebaiknya sdr Stef lebih percaya pada ucapan Yesus dari pada percaya ucapan manusia, walaupun mereka adalah Paus sendiri. Pendapat manusia banyak salahnya, tapi apa yang dikatakan Yesus tidak pernah salah. Kalau Yesus sudah mengatakan tidak tahu,
            yakinilah bahwa memang Dia tidak tahu, untuk apa Dia harus berdusta, dengan mengatakan tidak tahu pada hal sebenarnya Yesus tahu.
            Dan kita tidak perlu mereka-reka bahwa tidak mungkin Yesus tidak tahu

            Terima kasih, semoga dapat direnungkan baik-baik

            Atria Wati

            [dari katolisitas: Silakan melihat diskusi ini – silakan klik. Semoga diskusi ini juga dapat memberikan masukan kepada Anda.]

          • Salam Katolisitas,

            Saya baru saja selesai membaca diskusi yang sdr Stef tunjukkan.
            Dari apa yang telah saya baca saya berkesimpulan bahwa Gereja Katolik dan sdr Stef : LEBIH MEMPERCAYAI MULUTNYA SETAN dari pada apa yang ditulis dan di ucapkan oleh Yesus sendiri di dalam Mat 24 : 36 dan Mark 13 : 32.tersebut
            Sudah jelas ditulis dan diucapkan bahwa Yesus tidak tahu akan hari dan saatnya, tapi sdr Stef tetap berpendapat Yesus tahu tapi tidak mau mengatakannya. Kalau Yesus tahu tapi Yesus tidak mau mengatakanNya, lalu berkata TIDAK TAHU, apa itu bukan berarti suatu kebohongan besar ?

            Sdr Stef, sama seperti Hawa, Hawa sudah diberitahu oleh Allah bahwa buah pohon pengetahuan dan buah pohon kehidupan tidak boleh dimakan, tetapi ketika setan mengatakan bahwa jika Hawa makan buah tersebut maka Hawa akan menjadi seperti Allah, dan Hawa LEBIH MEMPERCAYAI MULUTNYA SETAN dari pada apa yang sudah dipesankan Allah kepadanya.
            Disini Yesus mengatakan tidak tahu, tapi setan membujuk sdr Stef, dan mengatakan Yesus tahu sebab Yesus itu Allah, dan ternyata sdr Stef lebih percaya pada setan dari pada percaya pada Yesus

            Mengapa sdr Stef lebih mempercayai bahwa Yesus tahu akan hari dan saatnya, sebab sdr Stef sangat berkeyakinan bahwa Yesus itu sungguh Allah sungguh manusia.
            Jadi kalau Allah tidak tahu akan hari dan saatnya berarti Yesus bukan Allah.
            Oleh sebab pengajaran inilah maka sdr Stef sangat yakin bahwa Yesus tahu akan hari dan saatnya.
            Sayangnya Yesus sendiri berkata Anakpun tidak tahu, yang tahu hanya Bapa di Surga.
            Kalau Yesus sudah berkata tidak tahu, maka pasti Yesus tidak tahu, mengapa kita harus menyangkalnya, ngotot mengatakan bahwa Yesus tahu akan hari dan saatnya.
            Bukankah itu sama saja artinya kita melawan Firman Tuhan.

            Terima kasih, semoga sdr Stef bisa menyadari akan hal ini

            Atria Wati

          • Shalom Atria Wati,
            Terima kasih atas komentar Anda. Menurut saya, diskusi akan lebih membangun, jika anda juga mencoba menjawab beberapa pertanyaan yang telah saya ajukan dalam diskusi tersebut, seperti: Apakah Anda percaya bahwa Yesus adalah Allah ketika Dia berada di dunia? Kalau tidak percaya, bagaimana mengartikan begitu banyak ayat yang membuktikan bahwa Dia adalah Allah – lihat artikel ini – silakan klik? Kalau Anda percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, mengapa Yesus tidak tahu tentang hari dan saatnya? Saya telah memberikan argumentasi bahwa dengan percaya bahwa Yesus adalah Allah, maka bukan berarti bahwa Yesus berbohong di Mat 24:36, karena Yesus tidak tahu dalam kodrat-Nya sebagai manusia. Namun, pengetahuan akan hari dan saatnya didapatkan-Nya dalam kodrat-Nya sebagai Allah. Jadi, mari bersama-sama merenungkan hal ini dan cobalah juga memberikan argumentasi yang baik dan bukan sekedar tuduhan yang sebenarnya tidak berguna dalam dialog seperti ini. Semoga dapat diterima.
            Salam kasih dalam Kristus Tuhan,stef – katolisitas.org

          • Sdr Stef,
            Yesus itu adalah Firman Yohanes 1: 1
            Kalau Allah Bapa belum berfirman, bagaimana Yesus / Anak / Firman itu bisa tahu ? Walaupun Dia / Yesus itu Tuhan .
            Oleh sebab itu Anak itu ,meskipun Dia Tuhan tetap tidak tahu akan hari dan saatnya.
            Dengan jujur Yesus berkata bahwa Dia benar-benar tidak tahu.

            Kalau sdr tetap menganggap Yesus tahu akan hari dan saatnya,sebab Dia Tuhan,maka saya menganggap sdr Stef telah tersesat oleh pengajaran yang salah.Cobalah renungkan hal ini baik-baik,semoga Rohkudus memberikan pemcerahan pada pola pikir anda selama ini. Tuhan Yesus memberkati,sampaikan salam saya buat istri anda sdri Inggrid.

            Atria Wati

          • Shalom Atria Wati,

            Anda bertanya “Kalau Allah Bapa belum berfirman, bagaimana Yesus / Anak / Firman itu bisa tahu ? Walaupun Dia / Yesus itu Tuhan” Dua pernyataan yang Anda buat sebenarnya bertentangan satu sama lain. Kalau Anda percaya bahwa Yesus Tuhan, maka Dia harus tahu tentang apapun, karena Tuhan adalah maha tahu dan Dia juga harus ada sebelum segala abad, karena Tuhan adalah kekal. Anda mengutip Yoh 1:1 untuk menyatakan bahwa Yesus adalah Firman, dan seolah berfikir bahwa pengetahuan Yesus sebagai Firman belum ada sebelum Bapa menyatakannya kepada Putera. Namun, kalau kita melihat Yoh 1:1, maka dikatakan “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” Dengan demikian, kita melihat bahwa Yesus adalah Firman. Dan Firman ini adalah kekal, karena Dia bersama-sama dengan Allah yang adalah kekal. Dan Firman ini mempunyai kodrat Allah (termasuk dengan kemahatahuan dan kekekalan), karena Dia adalah Allah. Untuk mengatakan bahwa Yesus tidak tahu tentang hari dan saatnya (Mat 24:36), maka justru bertentangan dengan Yoh 1:1, karena sama saja menyatakan bahwa Allah tidak tahu tentang hari dan saatnya.

            Firman adalah pengetahuan atau kebijaksanaan Tuhan. Tidak mungkin bahwa ada satu saat bahwa Tuhan tidak mempunyai pengetahuan atau kebijaksanaan. Kalau Yesus adalah pengetahuan itu sendiri atau Firman itu sendiri, maka justru Yesus yang adalah Allah harus tahu tentang segala sesuatu. Hal ini akan berbeda kalau Anda berpendapat ada satu saat di mana Allah tidak mempunyai kebijaksanaan. Jadi, silakan menjawab pertanyaan yang sebelumnya saya ajukan: Apakah Anda percaya bahwa Yesus adalah Allah ketika Dia berada di dunia? Kalau tidak percaya, bagaimana mengartikan begitu banyak ayat yang membuktikan bahwa Dia adalah Allah – lihat artikel ini – silakan klik? Kalau Anda percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, mengapa Yesus tidak tahu tentang hari dan saatnya?

            Terima kasih atas salam yang Anda berikan untuk isteri saya dan salam kembali. Dan sebelum mengatakan saya telah tersesat, maka silakan terlebih dahulu menjawab pertanyaan-pertanyaan saya di atas.

            Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
            stef – katolisitas.org

          • Sdr Stef,

            Sdr menulis :
            Kalau Anda percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, mengapa Yesus tidak tahu tentang hari dan saatnya?

            Suatu pertanyaan yang bodoh.
            Kalau Yesus berkata bahwa Dia TIDAK TAHU,maka sudah pasti Dia tidak tahu. Percaya saja dengan apa yang telah dikatakan sebab Yesus selalu berkata benar tidak ada kebohongan di dalam-Nya
            Yesus memang Allah, tetapi selama bertugas di dunia (kalau boleh dikatakan demikian) Dia menjelma menjadi manusia, maka Dia adalah manusia 100% yang mendapat pengurapan dari Allah Bapa dan Allah Roh Kudus, sehingga Dia bisa melakukan segala mujizat termasuk menghidupkan orang mati (meskipun ada juga Nabi sebelum Dia yang berbuat banyak mujizat dan menghidupkan orang mati),bahkan Yesus bisa mengampuni dosa manusia,sebab Allah Bapa dan Allah Roh Kudus ada di dalam dirinya. Oleh ketaatan-Nya, maka Dia melakukan segala kehendak Bapa-Nya dan apa yang dikatakan oleh Bapa-Nya dikerjakan walaupun Dia sendiri mengalami ketakutan yang luar biasa sebelum mati di kayu salib, Dia tidak berbuat menurut kehendak-Nya sendiri.Namun begitu kehendak-Nya adalah sama dengan kehendak Allah Bapa.

            Sdr menulis :
            Kalau Anda percaya bahwa Yesus Tuhan, maka DIA HARUS TAHU TENTANG APAPUN, karena Tuhan adalah maha tahu dan Dia juga harus ada sebelum segala abad, karena Tuhan adalah kekal.

            Memang sebagai Tuhan, seharusnya Yesus harus tahu tentang apapun,sayangnya di dalam Mat 24:36, Yesus sendiri yang mengatakan bahwa DIA TIDAK TAHU. Kalau Dia sudah mengatakan TIDAK TAHU, maka sebagai orang beriman mustinya sdr HARUS mempercayai apa yang telah dikatakan Yesus(masakan sebagai Rasul zaman modern saudara kembali menjadi orang dunia yang tidak mempercayai ucapan Yesus). Jika sdr tidak percaya dengan kata-kata Yesus, lalu kata-kata siapa yang sdr percayai. Jangan berandai-andai seperti (Yesus tahu, tapi tidak mau mengatakan, atau Yesus itu Tuhan, maka mustahil Dia tidak tahu. Itu semua adalah tipu muslihat dari setan).Apakah sdr Stef masih percaya pada mulutnya setan atau percaya dengan apa yang diucapkan oleh Tuhan Yesus.
            Saya tunggu komentar sdr.

            Atria Wati

          • Shalom Atria Wati,

            Ketika saya bertanya “Kalau Anda percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, mengapa Yesus tidak tahu tentang hari dan saatnya?”, maka Anda menjawab “Suatu pertanyaan yang bodoh.” Sayang, bahwa pertanyaan yang Anda anggap bodoh ini, justru tidak dapat Anda jawab dan Anda tidak dapat menerangkan kontradiksi bahwa kalau Yesus adalah Tuhan, mengapa Dia mengatakan bahwa Dia tidak tahu tentang hari dan saatnya di Mat 24:36. Argumentasi Anda secara tidak langsung hanya mengatakan pokoknya di teks tertulis seperti itu. 

            Menurut saya, Anda belum melihat bahwa di dalam Trinitas, yang adalah Satu Tuhan dalam kodrat (esensi), maka ke-tiga Pribadi menginginkan, mengetahui dan melakukan segala hal bersama-sama. Untuk mengatakan bahwa hanya Bapa yang tahu dan mengatakan bahwa Allah Putera tidak tahu adalah bertentangan dengan hakekat dari Trinitas. Apakah dengan demikian maka Roh Kudus juga tidak tahu tentang hari dan saatnya, karena di Mat 24:36 dikatakan bahwa hanya Bapa saja yang tahu?

            Sayang sekali, bahwa Anda tidak mau untuk merefleksikan pertanyaan yang saya ajukan lebih mendalam, dan bahkan menilai pertanyaan saya sebagai satu kebodohan. Padahal, kalau Anda mau membaca para Bapa Gereja, seperti St. Agustinus, St. Krisostomus, maka Anda mungkin dapat melihat dari sisi yang berbeda. Diskusi ini saya akhiri, karena dengan cara diskusi seperti ini, maka tidak akan membawa pada diskusi yang membangun dan mendalam. Semoga dapat dimengerti.

            Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
            stef – katolisitas.org

          • Itulah kelemahan sola scriptura / hanya kitab suci.
            bagi saya sola scriptura ibarat melihat sesuatu pake kaca mata kuda. Hanya melihat dari satu sisi (tulisan/arti harafiah/makna literar). Maka tidak mengherankan bila Sdri Wati bersikukuh bahwa kalau ditulis Yesus tidak tahu ya titik, artinya tidak tahu. Padahal banyak sudut pandang yang bisa dipakai untuk menafsirkan (makna Trinitas, pandangan Bapa Gereja). So saya setuju pada Bpk Stef untuk tidak lanjutkan diskusi dengan yang bersangkutan karena memang tidak membangun. Pastilah Yesus tahu (kapan saat itu tiba) sebagai Allah Putra. Yang meragukan bahwa Yesus tidak tahu, berarti ia masih meragukan keAllahan Yesus.

          • Itulah kelemahan sola scriptura / hanya kitab suci.bagi saya sola scriptura ibarat melihat sesuatu pake kaca mata kuda

            Pak Yusup Sumarno,
            Sebagai orang beriman mengapa anda meremehkan akan Kitab Suci, apakah itu artinya anda menganggap Alkitab tidak ada artinya ?
            Dari mana anda tahu bahwa Yesus itu Allah, kalau tidak dari Kitab Suci ?

            Tolong jangan hanya komentar, buktikan bahwa Kitab Suci tidak ada manfaatnya.

            Gery

            [dari katolisitas: Silakan membaca komentar lebih teliti, yaitu pada kata “HANYA”. Tidak ada yang mengatakan bahwa Kitab Suci tidak ada gunanya.]

          • Katolisitas

            Jadi bagaimana kesimpulan diskusi dgn sdri Atria Wati,apakah Katolisitas tetap yakin bahwa Yesus tahu akan hari dan saatnya,walaupun itu bertentangan dgn Firman Tuhan atau memang Yesus tidak tahu seperti yg tertulis dlm Matius 24 :36
            Tolong berikan jawaban yg pasti dan jangan berikan pertanyaan lagi yg mengambang.Jika memang Yesus tahu katakan tahu dan jika tidak tahu katakan tidak tahu.

            Terima kasih
            Gery

            Submitted on 2012/08/08 at 2:15 pm | In reply to yusup sumarno.

            Katolisitas

            Koq ngak ada kesimpulan dari diskusi antara sdri Atria Wati dan sdr Stef tentang Mat 24 : 36
            Apa mungkin benar bahwa Yesus tidak tahu akan hari dan saatnya ?
            dan sdr Stef sudah terlanjur menulis bahwa Yesus tahu akan hari dan saatnya, sehingga diputuskan untuk tidak menjawab saja supaya tidak ketahuan bahwa pemahamannya selama ini keliru dari pada nanti di ungkit-ungkit oleh banyak pembaca.

            Gery

            [dari katolisitas: Sebenarnya topik ini telah diulas cukup banyak. Silakan melihat beberapa link ini: silakan klik, klik ini, lihat juga diskusi dengan Yunita ini – silakan klik, diskusi dengan Machmud di sini – silakan klik.]

          • Shalom Aleichem, Atria Wati.

            Saya hanya mau menunjukan bahwa di dalam Alquran.

            Ada kata hari kiamat yang disampaikan oleh ISA (YESUS) tolonglah di baca jika anda benar-benar seorang muslim.

            “Wa innahu la’ilmul lis saa’ati la laa lamlarunna bihaa wa isbiuunl haadzaa shiraalhum mustaqiim.” (Qs. 43 Az Zukhruf 61).

            “Dan sesungguhnya Isa itu benar memberikan pengatahuan tentang hari kiamat karena itu Janganlah kamu ragu tentang hari kiamat itu dan ikutlah Aku. Inilah jalan yang lurus.”
            (Qs. 43 Az Zukhruf 61).

  7. Syalom Katolisitas

    Kita sudah mendengar ada salah satu presiden dari negara Timur Tengah di dalam pidatonya pernah mengatakan bahwa mereka berniat akan menghapuskan negara Isreal dari peta dunia. Mungkinkah hal ini akan terjadi ?
    Apakah ada ayat-ayat di dalam Alkitab yang menuliskan bahwa Israel akan dihapus keberadaannya ?

    Terima kasih
    Mac

    • Shalom Machmud,

      Salah satu tanda akhir jaman adalah pertobatan bangsa Israel, seperti yang dikatakan oleh Rasul Paulus, “Aku mau kamu mengetahui rahasia ini: Sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk. Dengan jalan demikian, seluruh Israel akan diselamatkan…” (Rom 11:25-26).

      Maka, nampaknya sampai akhir jaman, bangsa Israel akan tetap ada. Namun di sini Rasul Paulus tidak secara literal membicarakan negara Israel dengan batas- batas teritori tertentu. Yang disebutkannya adalah ‘bangsa Israel’, yang juga disertai dengan bangsa- bangsa lain, yang tergabung dengannya oleh iman akan Kristus, sebagai sama- sama keturunan Bapa Abraham (lih. Rom 4:16-25) yang diselamatkan-Nya.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  8. Salam damai dalam Kasih Kristus,

    Saya mau tanya, tapi tidak yakin apakah disini tempatnya. Kalau bukan, tolong beritahu saya dimana. Tapi kalau iya, mohon penjelasannya untuk pertanyaan saya sehubungan dengan Bunda Maria.
    1. Apakah di dalam Alkitab ada tertulis tetang Bunda Maria pada saat kedatangan Yesus yang kedua dan pada hari penghakiman? Apakah Beliau ikut datang ke dunia? Apa peran Beliau pada hari penghakiman?
    2. Saya pernah membaca buku tentang jiwa-jiwa di api pencucian dan disebutkan dalam buku itu bahwa Bunda Maria sering mengunjungi jiwa-jiwa di api pencucian untuk menghibur dan mendoakan mereka, sedangkan Yesus sendiri tidak pernah. Apakah hal itu benar menurut ajaran Gereja Katolik?
    Terima kasih sebelumnya untuk perjuangannya meneguhkan iman Katolik dan untuk jawabannya.
    Tuhan memberkati.

    Syalom,
    Fransisca Happy

    • Shalom Fransiska Happy,

      1. Bunda Maria saat kedatangan Kristus yang kedua

      Dalam perikop tentang Kedatangan Tuhan, 1 Tes 4:14, dikatakan:

      “Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia….”

      Demikian pula, Katekismus Gereja Katolik mengajarkan:

      KGK 1041     Kabar mengenai pengadilan terakhir mengajak manusia supaya bertobat, selama Allah masih memberi kepada mereka “waktu rahmat”, satu “hari penyelamatan” (2 Kor 6:2). Kabar itu membangkitkan ketakutan suci akan Allah dan mewajibkan orang melakukan keadilan Kerajaan Allah. Ia mengumumkan “pengharapan yang penuh bahagia” (Tit 2:13) akan parousia -Tuhan yang akan datang, “untuk dimuliakan di antara orang kudus-Nya, dan untuk dikagumi oleh semua orang yang percaya” (2 Tes 1:10).

      Maka pada kedatangan Yesus yang kedua, Bunda Maria dan semua orang kudus yang telah meninggal dalam Yesus akan datang bersama- sama dengan Tuhan Yesus. Namun demikian, Bunda Maria menempati tempat yang istimewa di antara para orang kudus itu; dan Bunda Maria akan mendampingi Kristus, karena perannya sebagai Bunda Tuhan Yesus. Konsili Vatikan II mengajarkan,

      “…. Berdasarkan rencana penyelenggaraan ilahi ia [Bunda Maria] di dunia ini menjadi Bunda Penebus ilahi yang mulia, dan mengatasi semua orang lain dan dengan cara yang istimewa menjadi sang pendamping yang istimewa dan hamba Tuhan yang rendah hati…” (Lumen Gentium 61).

      “… Sebab dalam misteri Gereja, yang tepat juga disebut Bunda dan perawan, Santa Perawan Maria mempunyai tempat utama, serta secara ulung dan istimewa memberi teladan perawan maupun ibu…” (Lumen Gentium 63)

      Dengan demikian Bunda Maria akan mendampingi Tuhan Yesus mengadili semua ciptaan-Nya, pada saat Pengadilan Terakhir. Hal ini secara indah digambarkan dalam lukisan The Last Jugment (1535–1541) karya Michael Angelo di langit- langit gereja Sistine Chapel (Cappella Sistina), Vatikan.

      2. Pernahkah Yesus mengunjungi jiwa- jiwa di Api Penyucian?

      Memang yang tertulis dalam Kitab Suci adalah, “Injil diberitakan juga kepada orang-orang mati supaya oleh roh, mereka dapat hidup menurut kehendak Allah” (1 Pet 4:6). Namun tidak dituliskan secara eksplisit siapakah yang memberitakan Injil kepada orang- orang mati tersebut, yang oleh roh dapat hidup menurut kehendak Allah. Jiwa- jiwa orang- orang mati di sini tidak berada di neraka, sebab di neraka tidak ada jiwa yang dapat hidup menurut kehendak Allah; namun jiwa- jiwa yang menerima pemberitaan Injil juga bukan jiwa- jiwa yang sudah berada di surga, sebab di surga para kudus sudah bersatu sempurna dengan Tuhan, dan tidak lagi memerlukan pemberitaan Injil.

      Mengenai kunjungan Yesus kepada jiwa- jiwa yang belum berada di surga, ditulis dalam Kitab Suci sebagai berikut, “Kristus telah mati untuk kita … Ia, yang yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan oleh Roh, dan di dalam Roh itu pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang ada di dalam penjara, yaitu roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah…” (1 Pet 3: 18-20). Maka roh-roh yang ada di dalam penjara ini adalah jiwa-jiwa yang masih terbelenggu di dalam ‘tempat’ sementara, yang juga dikenal dengan nama ‘limbo of the fathers‘ (‘limbo of the just‘); dan mereka yang di tempat penantian inilah yang dikunjungi oleh Yesus setelah wafat-Nya, dan baru setelah itu Kristus bangkit pada hari ketiga, dan membawa jiwa- jiwa tersebut bersama-Nya ke Surga.

      Nah, apakah sesudah itu Yesus juga mengunjungi jiwa- jiwa di Api Penyucian, memang tidak tertulis dalam Kitab Suci. Namun menurut hemat saya, nampaknya memang mungkin tidak, seperti yang dikatakan oleh Maria Simma menurut wahyu pribadinya- yaitu bahwa Bunda Marialah yang datang mengunjungi jiwa- jiwa itu untuk menghibur dan mendoakan mereka. Sebab jika jiwa- jiwa tersebut melihat Tuhan di Api Penyucian, maka Api Penyucian menjadi sama dengan Surga. Justru karena mereka belum dapat melihat Tuhan Yesus dalam keadaan-Nya yang sesungguhnya, maka jiwa- jiwa ini menderita, karena kerinduan mereka yang sangat untuk bersatu dengan Allah. Untuk merekalah kita mendoakan dalam doa rosario, “… Hantarkanlah jiwa- jiwa ke dalam Surga, terlebih jiwa yang sangat memerlukan kasih sayang-Mu.” Baru ketika jiwa- jiwa tersebut telah sempurna dikuduskan/ disucikan, maka mereka dapat masuk dalam Kerajaan Surga dan memandang Tuhan (lih. Ibr 12:14). Oleh karena itu, keadaan pengudusan oleh Api cinta kasih Allah tersebut dikenal sebagai Api Penyucian (bukan Api Pencucian).

      Selanjutnya, silakan anda membaca artikel, Bersyukurlah, ada Api Penyucian, silakan klik.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

       

      • Syalom Ingrid

        Kutipan :
        Nah, apakah sesudah itu Yesus juga mengunjungi jiwa- jiwa di Api Penyucian, memang tidak tertulis dalam Kitab Suci. Namun menurut hemat saya, nampaknya memang mungkin tidak, seperti yang dikatakan oleh Maria Simma menurut wahyu pribadinya – yaitu bahwa Bunda Marialah yang datang mengunjungi jiwa- jiwa itu untuk menghibur dan mendoakan mereka.

        Apakah wahyu pribadi dari Maria Simma ini sudah dipercayai kebenarannya oleh gereja Katolik, atau hanya keyakinan anda sendiri ?

        Terima kasih
        Mac

        • Shalom Machmud,

          Katekismus Gereja Katolik menjelaskan tentang Api Penyucian dalam paragraf no. 1030-1032, dan 1472. Memang secara eksplisit tidak disebutkan di sana apakah Yesus pernah mengunjungi jiwa- jiwa yang sedang dimurnikan dalam Api Penyucian atau tidak, tetapi yang jelas dikatakan adalah bahwa di Api Penyucian jiwa- jiwa mengalami pemurnian, agar setelah selesai dimurnikan dapat memandang Allah di surga.

          KGK 1032     Ajaran ini juga berdasarkan praktik doa untuk orang yang sudah meninggal tentangnya Kitab Suci sudah mengatakan: “Karena itu [Yudas Makabe] mengadakan kurban penyilihan untuk orang-orang mati, supaya mereka dibebaskan dari dosa-dosanya” (2 Mak 12:45). Sudah sejak zaman dahulu Gereja menghargai peringatan akan orang-orang mati dan membawakan doa dan terutama kurban Ekaristi (Bdk. DS 856) untuk mereka, supaya mereka disucikan dan dapat memandang Allah dalam kebahagiaan. Gereja juga menganjurkan amal, indulgensi, dan karya penitensi demi orang-orang mati.
          “Baiklah kita membantu mereka dan mengenangkan mereka. Kalau anak-anak Ayub saja telah disucikan oleh kurban yang dibawakan oleh bapanya (Bdk. Ayb 1:5), bagaimana kita dapat meragukan bahwa persembahan kita membawa hiburan untuk orang-orang mati? Jangan kita bimbang untuk membantu orang-orang mati dan mempersembahkan doa untuk mereka” (Yohanes Krisostomus, hom. in 1 Kor. 41,5).

          Jadi dari pernyataan ini memang nampaknya Yesus tidak mengunjungi jiwa- jiwa di Api Penyucian, sebab justru yang membedakan Api Penyucian dengan Surga adalah di Api Penyucian jiwa- jiwa belum dapat memandang Allah, dan dalam keadaan kerinduan mereka yang amat sangat untuk bersatu dengan Allah inilah mereka dimurnikan. Oleh sebab itu, wahyu pribadi Maria Simma yang mengatakan bahwa yang mengunjungi jiwa- jiwa itu adalah Bunda Maria (bukan Tuhan Yesus), dapat dikatakan sesuai dengan penjabaran KGK 1032 tersebut, yang memang menyebutkan bahwa jiwa- jiwa baru memandang Allah dalam kebahagiaan surgawi (beatific vision) setelah mereka disucikan, dalam hal ini, disucikan dalam Api Penyucian.

          Gereja Katolik tidak mengajar tentang Api Penyucian berdasarkan wahyu pribadi (seperti wahyu pribadi Maria Simma ini), namun apa yang disebutkan oleh Maria Simma tentang hal ini tidak bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh Gereja Katolik.

          Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
          Ingrid Listiati- katolisitas.org

  9. shallom,

    berkaitan dengan dosa yang mengakibatkan manusia nantinya diputuskan masuk ke sorga atau ke neraka atau bahkan ke api penyucian, ada hal yang ingin saya tanyakan sebagai berikut :
    1. bagaimana hubungan antara dosa yang mengakibatkan manusia masuk ke sorga sedangkan Yesus sendiri datang untuk orang-orang berdosa? apakah dengan demikian dari awal mulanya memang sudah ditetapkan ada orang-orang yang pada akhirnya akan masuk ke sorga atau ke neraka? bukankah dengan adanya para pendosa maka orang-orang benar dapat memberikan penjelasan kepada mereka? dan bukankah dengan adanya para pendosa maka pengampunan dosa menjadi berarti?
    2. bagaimana dengan arti sesungguhnya mengenai 144.000 orang yang akan diangkat ke sorga / yang sudah ditandai untuk menjadi pilihanNya? apakah hanya mereka yang akan diselamatkan?

    mohon bimbingannya agar iman dan pemikirian saya tidak salah arah, terima kasih

    • Shalom Johan,

      Terima kasih atas pertanyaannya. Tuhan memang menginginkan seluruh umat manusia diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran (lih. 1Tim 2:3-4) dan hal ini telah dibuktikan-Nya dengan mengirimkan Putera-Nya yang terkasih untuk menebus dosa manusia (lih. Yoh 3:16). Namun, walaupun keselamatan terbuka bagi semua orang, namun setiap orang harus secara bebas menjawab rahmat Allah dan untuk setia dalam perjalanan imannya sampai pada akhirnya. Dalam pertobatan pertama dan pertobatan yang terus-menerus rahmat Allah terus bekerja. Dengan demikian, keselamatan tidak mungkin dilepaskan dari rahmat Allah. Dosa adalah secara sadar menolak tawaran kasih Allah dan lebih memilih ciptaan daripada Pencipta. Dalam kondisi seperti ini, Yesus telah menginstitusikan Sakramen Tobat (lih. Mat 16:19; Yoh 20:21-23), sehingga rahmat pengampunan Allah dapat mengalir setiap kali umat Allah mengakukan dosanya di dalam Sakramen Tobat ini. Dengan dosa-dosa berat dapat diampuni, maka umat Allah dapat terbebas dari hukuman kekal di neraka. Tentang apakah Tuhan telah menetapkan jumlah orang-orang yang akan diselamatkan, anda dapat melihat diskusi ini – silakan klik. Jangan lupa juga melihat tanya jawab di bawah artikel tersebut.

      Tentang pengertian jumlah 144,000 orang yang masuk ke Sorga, anda dapat melihat bagian dari artikel tentang Saksi-saksi Yehuwa di sini – silakan klik. Semoga keterangan ini dapat membantu.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

  10. sekedar sharing informasi saja. sering saya menemukan iklan/banner/advertise yang berjudul “May 21 2011, The Judgment Day” di situs2 yang sering saya kunjungi, bahkan juga ada satu situs katolik yang juga memasang iklan tersebut. Karena tertarik, saya mencoba mengunjungi linknya dan membaca artikel2 ttg “May 21, The Judgment Day”. Setelah membacanya, saya mengetahui bahwa mereka adalah pengikut ajaran rapture dimana terjadi pengangkatan terlebih dahulu baru kemudian penghakiman. Yang menarik bagi saya adalah cara mereka menentukan tanggal 21 mei sebagai hari kiamat. Sungguh mereka sangat kreatif, meski saya sedikit pusing untuk memahaminya. Untungnya saya sudah membaca artikel di katolisitas.org ttg “akhir jaman menurut ajaran Gereja Katolik 1&2” sehingga artikel2 ttg hari kiamat seprti itu tidak lagi membuat saya cemas dan takut. Terima kasih katolisitas.org. God bless us.

  11. Shallom sdr2….. sy mau tanya pd rekan2 katolik apa yg menjadi dasar bahwa umat katolik percaya adanya api penyucian.

    [Dari Katolisitas: Tentang Api Penyucian sudah pernah dibahas di sini, silakan klik]

  12. Syalom.
    Sy mau tny dlm setiap agama (budha,hindu,katolik,islam,protestan) ajaran kiamatnya berbeda-beda? Bukannya kiamat itu terjadi cuma sekali?

    • Shalom Julius,
      Ya, akhir dunia hanya akan terjadi sekali saja. Sebagai umat Katolik, maka pengajaran yang kita pegang adalah yang diajarkan oleh Tuhan Yesus sendiri, seperti yang tertulis di dalam Kitab Suci, seperti sudah dijelaskan di artikel di atas. Jika ada orang dari agama lain yang mengajarkan hal yang lain, silakan saja, tetapi yang kita pegang sebagai umat Katolik adalah seperti yang diajarkan oleh Kristus. Kitab Suci menyebutkan ciri- ciri/ tanda- tanda akhir jaman, namun tentang hari dan saatnya, tidak ada manusia yang dapat mengetahuinya. (lih. Mat 25:13)

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  13. Sejak kecil saya sering mendengar kata “renkarnasi” dari pihak luar, dari teman, dari majalah, buku2, dll.
    Apakah benar renkarnasi sendiri diyakini di agama Katolik?
    Terimakasih sebelumnya
    Salam Damai
    n.n

    [Dari Katolisitas: Gereja Katolik tidak mengajarkan re-inkarnasi (anda menyebutnya renkarnasi). Tentang hal ini sudah pernah dibahas di sini, silakan klik]

  14. Syalom Ibu Ingrid……

    Terimakasih untuk semua tulisannya, banyak membantu saya untuk tenang menghadapi berita2 mengenai akhir zaman…meskipun rasa kuatir dan takut kadang-kadang suka menyerang, satu hal yang terus saya ingat adalah janji Tuhan Yesus yang mengatakan bahwa IA sendiri akan menyertai kita semua sampai akhir zaman, dan mudah mudahan kita semua di KuatkanNya sampai waktu kita tiba.Namun sebagai manusia saya merasa masih ada beberapa hal yang menganjal di hati, mohon bantuannya sbb. Kebetulan saya bekerja di sebuah sekolah protestan, dimana ada seorang atasan saya yang selalu mengingatkan saya mengenai akhir jaman ini, bahkan bencana-bencana yang terjadi belakangan ini seperti tsunami, gunung api meletus adalah hal yang selalu ia pakai untuk mengingatkan saya bahkan kedatangan Tuhan semakin dekat dan semakin dekat. Bahkan suatu ketika ia bercerita mengenai nubuatan pendetanya, yang mengatakan bahwa ia melihat cawan murka Tuhan mengenai bangsa Indonesia ini sudah hampir penuh, dan kalo orang-orang Indonesia tidak bertobat, maka bangsa ini sepenuhnya akan menjadi milik iblis. Dulu waktu heboh-hebohnya mengenai pembobolan atm, ia mengingatkan kami semua agar berhati-hati karena tidak ada yang aman lagi termasuk duit yang kita taruh di bank, dan nanti semua manusia akan di tanam chip di tangan atau di dahi sebagai penganti atm atau indentitas , dan sebagai alat transaksi yang aman. Chip ini ada manifestasi dari antikris atau 666, dan orang yang tidak memiliki tanda ini tidak akan bisa bertransaksi atau jual beli. bagaimana pandangan Gereja atau ajaran Katolik kita mengenai hal ini ? dan menurut ibu….sikap saya bagaimana terhadap beliau, mengingat beliau adalah atasan saya dan partner doa di tempat saya bekerja? karena kadangkala hal-hal yang beliau sampaikan ini membuat saya tidak damai.

    Terimakasih, GBU
    -Christina-

    • Shalom Christina,

      Bencana- bencana alam yang terjadi belakangan ini memang dapat merupakan salah satu tanda bahwa kita memasuki jaman akhir, hal ini juga dapat diterima oleh Gereja Katolik, sebab memang demikian juga yang tertulis dalam Kitab Suci. Namun Gereja Katolik tidak pernah berusaha memperkirakan tepatnya kapankah akhir jaman itu (hari dan waktunya), sebab Tuhan Yesus sendiri mengatakan bahwa kita manusia tidak akan dapat mengetahuinya. Sedangkan kita mengetahui belakangan ini timbul banyak pengajaran- pengajaran dari banyak gereja non- Katolik yang seolah berusaha memperkirakannya, menghitungnya, misalnya dengan mengambil patokan kalender Mayan. Pengajaran macam inilah yang tidak sesuai dengan ajaran Gereja Katolik.

      Jika pengajarannya adalah memperingatkan bahwa akhir jaman sudah dekat, dan oleh karena itu kita perlu bertobat, maka itu tidak bertentangan dengan ajaran Gereja Katolik. Sebab titik berat pengajaran Gereja Katolik tentang akhir jaman adalah agar kita berjaga- jaga untuk mempersiapkannya, terutama dengan pertobatan. Hal ini jugalah yang merupakan pesan Bunda Maria dalam penampakan- penampakannya di abad- abad terakhir ini.

      Tentang makna 666 dan antikristus sudah pernah dibahas di artikel ini dan tanya jawab di bawahnya, silakan klik. Namun tentang penanaman chip di tangan atau di dahi itu sesungguhnya merupakan interpretasi kalangan tertentu, dan bukan merupakan interpretasi Gereja Katolik. Peristiwa tidak amannya menaruh uang di bank sesungguhnya merupakan fenomena relatif, yang memang dapat terjadi, namun apakah ini berkaitan dengan Kitab suci, ini sekali lagi, menurut hemat saya, adalah interpretasi kalangan tertentu. Pelajaran yang secara umum dapat ditarik adalah, janganlah terlalu terikat dengan harta kekayaan dunia (termasuk uang), sebab yang lebih penting adalah kita memikirkan perkara- perkara yang di atas (Kol 3:1-2), yaitu tentang Kerajaan Surga dan bagaimana supaya kita dapat sampai ke sana. Maka berkat- berkat jasmani di dunia ini harus kita gunakan demi memuliakan Tuhan.

      Akhirnya, tentang sikap kepada atasan anda, menurut saya, adalah anda tetap menghormati dia, walaupun mungkin anda berbeda pendapat dengannya dalam hal ini. Rasa hormat di sini tidak berarti harus setuju dalam segala hal: sebab dalam hal yang menyangkut pekerjaan, memang logis jika anda mematuhi arahan beliau, tetapi jika itu menyangkut ajaran iman, maka anda berhak untuk berpegang kepada ajaran iman anda sendiri. Atasan anda berhak memberitahukan apa yang menjadi keyakinannya, namun anda juga berhak untuk menerima atau tidak menerimanya, sesuai dengan keyakinan iman anda. Jika ada kesempatannya, anda dapat pula mengemukakan apa yang diajarkan oleh Gereja Katolik, sehingga atasan anda itu dapat pula memahami, mengapa anda tidak sepaham dengan dia dalam hal ini. Namun tentu, lakukanlah hal ini dengan lemah lembut, tidak untuk menyalahkan ataupun menggurui. Mohonlah kepada Tuhan, agar Ia memberikan kepada anda karunia kebijaksanaan (prudence) agar anda dapat dengan bijak menyikapi hal ini, sehingga adanya perbedaan paham dalam hal akhir jaman ini tidak mempengaruhi kerjasama anda dengan atasan anda dalam pekerjaan anda sehari- hari. Sebab janganlah lupa, bahwa Tuhan menghendaki kita patuh kepada atasan kita, sebab dengan demikian kita melakukan kehendak Tuhan (lih. Ef 6:5-6).

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  15. Salam sejahtera…

    Pertama, saya ingin mengucapkan terima kasih untuk situs seperti ini. Situs ini benar-benar memberikan pencerahan ( bukan pembelaan ) kepada umat Kristiani di Gereja Katolik dan umat manusia lainnya. Mohon maaf sebelumnya jika tidak menampilkan nama saya, jika ingin memanggil saya, panggil saja dengan panggilan laki-laki atau terserah anda. Bagi saya itu tidak penting, yang terpenting adalah tanggapan anda.

    Sebelumnya, saya tidak mengerti mengapa anda menyapa dengan “Shalom”. Dulunya saya juga begitu, tetapi sekarang tidak. Bukankah Yesus mengatakan jika kita memberikan salam, salam itu harus bisa dapat diterima oleh semua orang? Lagipula salam itu diambil dari bahasa Ibrani, yang lebih tepatnya, “Shalom Aleichem”, bukankah Gereja Katolik bersifat universal? Lantas, mengapa anda menggunakan kata ‘Shalom’?

    Saya sudah lama sering berkunjung disini, dan sudah lumayan banyak membaca artikel disini. Tetapi satu hal, saya tidak menemukan jawaban dari pertanyaan yang ada di benak saya. Terutama tentang akhir zaman.

    Begini, apa tanggapan anda bahwa Anti Kristus itu adalah Islam? Sudah banyak yang menafsirkan hal ini, terutama dari fakta sejarah ( permanen / Al-quran dan aHadits ), fakta dunia ( keadaan dunia dibawah Islam ), dan beberapa ahli teologi ternama ( Saya lihat hal ini pertama kali disampaikan oleh Anis Shorosh dan ketika itu disusul oleh ahli-ahli lainnya, tidak hanya itu, melainkan juga oleh para Mantan Muslim ternama.

    Dunia sekarang dibawah tekanan Islam, Rusia sudah lebih dari 50 % penduduknya adalah Muslim. Kemungkinan tidak lama lagi, jika Rusia lebih pokus dengan komunisnya, Rusia bisa menjadi salah satu negara dengan penduduk Mayoritas muslim. Bahkan baru-baru ini teroris berusaha memprovokasi Rusia-USA. Beberapa hari yang lalu, pesawat Rusia hampir dibajak, untuk saja upaya ini gagal. Sedangkan di Iran, mereka sedang berupaya mengembangkan nuklir mereka. Kemungkinan akan ada perang yang sangat dashat. Ingatkah anda perkataan Yesus, “Bagaikan petir yang menyambar dari Timur ke Barat”. Bukankah ini Yesus menyampaikan tentang Invasi Islam. Dan hal ini akan terjadi lagi sama nantinya? Anehnya hanya di Rusia muslim dapat berkembang, sedangkan di belahan dunia lainnya, Tuhan bergerak memilih orang-orang pilihannya ( Muslim murtad ke Kristen ), sebelum akhir zaman, bukankah Tuhan akan memilih orang-orang pilihan sama seperti Tuhan memilih Nuh? Dan tanda bagi budak-budak Israel dulunya di bawah Firaun?. Ditambah lagi Israel akan membangun Bait Allah yang ke-3, bukankah ini akan menyebabkan Muslim menolak dan marah? Karena tanah yang dibutuhkan sangat besar, dan di atas tanah ini berdiri juga Masjidil Aqsa dan Dome of Rock?

    Satu lagi, apa tanggapan anda mengenai ini?
    [dari Katolisitas: link kami hapus]

    Sebelumnya saya ingin bertanya kesini, tetapi tidak tahu menaruh pertanyaan dimana, jadi saya taruh saja disini, jika anda ingin membuat halaman terpisah untuk ini, terserah anda. Terima kasih sebelumnya.

    Salam…

    • Shalom Tidak mau,
      1. Tentang penggunaan kata Shalom
      Kata “shalom” memang berasal dari bahasa Ibrani, yang artinya “damai”/ peace. Maka sesungguhnya tidak menjadi masalah jika kita menggunakannya, seperti halnya kita mengucapkan “Alleluia” yang juga berasal dari bahasa Ibrani. Jadi marilah kita tidak usah mempermasalahkan hal yang tidak menjadi masalah. Asalkan kita dengan bijak menggunakannya (maksudnya digunakan di forum dan kesempatan yang sesuai), tidak ada yang perlu dirisaukan, dan tidak ada kaitannya bahwa penggunaan kata ini mengganggu arti ke-katolikan Gereja Katolik.

      2. Tentang Akhir jaman
      Topik tentang Akhir Jaman telah banyak dibahas di situs Katolisitas, dan tidak perlu kami tuliskan ulang di sini. Silakan jika anda tertarik untuk membaca artikel- artikel dan Tanya Jawab tentang Akhir Jaman (dalam topik 4 Hal terakhir).
      Sedangkan untuk definisi antikristus, sudah pernah dibahas di sini, silakan klik. Di situs ini kami tidak dapat menyampaikan sesuatu yang merupakan hipotesa ataupun perkiraan- perkiraan. Gereja Katolik tidak menghubungkan AntiKristus ini dengan suatu agama atau golongan tertentu, namun kepada figur seseorang yang memang menolak Kristus dan menganggap dirinya sebagai Tuhan.

      Lalu tentang ramalan link yang anda berikan itu, yang menentukan tanggal persis akhir jaman: sesungguhnya upaya serupa untuk meramalkan kapan persisnya akhir jaman sudah berkali- kali dilakukan oleh banyak orang di sepanjang sejarah, dan kita mengetahui bahwa tak satupun dari ramalan itu yang benar, sebab dunia masih tetap eksis sampai sekarang. Maka tanggapan saya sederhana: ambil positifnya saja, bahwa tulisan- tulisan itu dapat mendorong kita untuk bertobat dan berjuang untuk hidup kudus untuk menyambut kedatangan Tuhan; namun kita mengetahui bahwa sesungguhnya tidak ada seorangpun yang dapat meramalkan hari dan waktunya, karena Tuhan Yesus sendiri mengatakan demikian (lih. Mat 25:13). Sekarang, terserah kepada kita masing- masing, mau percaya kepada perkataan Yesus, atau kepada ramalan manusia?

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

    • Greetings Sir,

      sebelumnya saya juga baru di web ini, dan topik tentang akhir jaman ini menarik sekali untuk diikuti. tapi dari beberapa sumber yang saya pernah saya baca dan ikuti, sebenarnya muslim dan umat nasrani bersama umat yahudi (jewish), sama-sama menyembah Allah yang sama. Namun karena era yang berbeda dan nabi yang berbeda, maka ketiga iman ini terlihat terpecah. Jews d era perjanjian lama menyebut Allah sebagai Yahwe dengan Nabi Musa sebagai nabi besarnya, dan Nasrani di era perjanjian baru menyebut Allah sebagai Allah dengan Yesus Kristus (Nabi Isa) sebagai nabi besarnya, dan terakhir Islam di era setelah perjanjian baru menyebut Allah sebagai Allah (Auloh) dengan Nabi Muhammad sebagai Nabi besarnya.

      Al-Quran mengakui keberadaan Mesias yaitu Nabi Isa. Dan kedatangannya yang kedua kali juga tertulis di dalam Al-Quran. di dalam Al Quran tersebut juga terdapat tentang perlunya umat Allah mewaspadai akan kedatangan dajjal / anti-Christ di masa-masa akhir jaman nanti.

      Jadi bukankah kita adalah saudara dengan Islam dan Jewish? mungkin secara teknis dalam menjalankan ajaran agama terlihat berbeda karena perbedaan era masa itu dan Nabi Besar yang membawanya. Tapi bukankah kita menyembah Allah yang sama? Saya bukan seorang muslim dan menurut saya, dajjal/anti-Christ sama sekali bukan Islam, ataupun agama lainnya. Para konspirator busuk yang menjadi anak buah iblis-lah yang mengadu domba kita sesama umat Allah, sehingga kita menjadi saling tuduh dan mencurigai.

      Anda mau tahu lebih tentang “konspirator busuk” yang saya sebutkan sebelumnya? silahkan Anda cari tahu lebih dalam tentang Illuminati, Zionisme, Luciferian, dan One World Order. atau lebih spesifik, Anda bisa mencari video You Tube dengan judul The Arrival. dan saya harap ketika Anda menggali lebih jauh tentang ini, Anda tetap berpegang teguh pada iman Anda dan tetap berpikir positif dan netral. karena pada dasarnya tidak ada agama yang buruk, semua agama mengajarkan yang baik dan benar. hanya umatnya lah yang membuat agama menjadi menyesatkan dan buruk.

      God Bless…

      • Shalom Yohat,

        Memang banyak sekali pandangan ataupun teori yang bertebaran sekarang ini di internet tentang akhir jaman. Tetapi sejujurnya, semua itu merupakan teori sekelompok orang, dan semuanya masih merupakan hipotesa. Jika diperhatikan teori- teori macam itupun berlainan antara teori suatu kelompok dengan kelompok lainnya.

        Hipotesa anda tentang ‘konspirasi busuk’ Illuminati, Zionisme, Luciferian ataupun New World Order tersebut juga masih memerlukan pembuktian. Sekilas Illuminati, pernah kami ulas di sini, silakan klik, New World Order, di sini, silakan klik. Sedangkan tentang the Arrival di U-Tube, sebagian juga merupakan cupilkan film- film fiksi, sehingga tidak cukup kuat untuk diambil sebagai bukti dari argumen anda.

        Akhirnya, walau baik agama Islam, Yahudi maupun Kristen mempunyai ajaran masing- masing tentang akhir jaman, tetapi tidak dapat dikatakan bahwa semua ajarannya sama. Agama Islam tidak mengakui Kristus sebagai Allah Putera, dan inilah yang membedakannya dengan ajaran Kristiani. Ajaran Kristiani tidak menganggap Kristus hanya sebegai Nabi yang besar, tetapi juga sebagai Tuhan dan Penyelamat dunia. Jadi adalah keliru jika ada pendapat yang mengatakan bahwa Kristus hanyalah dipandang sebagai Nabi besar dalam agama Kristen. Bahwa dalam mengemban tugas-Nya sebagai Penyelamat, Kristus menjalankan peran sebagai Nabi, Imam dan Raja itu benar, tetapi hanya membatasi Kristus sebagai Nabi yang besar itu adalah pandangan yang tidak benar.

        Jika kita berpegang teguh pada firman Tuhan dalam Kitab Suci dan ajaran Gereja Katolik, maka kita dapat tetap berpikiran positif menghadapi akhir jaman. Sebab Tuhan pasti memberikan kekuatan kepada umat-Nya, dan kasih setia-Nya akan selalu menyertai orang yang percaya kepada-Nya sampai pada kesudahannya.

        Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
        Ingrid Listiati- katolisitas.org

        • Shalom Ibu Ingrid,

          Link-link yang ibu sediakan, menarik sekali untuk dibaca dan menambah wawasan saya. Thanks for the info :).

          Dan perlu diketahui bahwa, saya tidak menulis keberadaan Tuhan Yesus hanya “sebatas” Nabi besar saja. Karena saya yakin bahwa umat percaya pasti tidak akan menganggap Tuhan Yesus hanya demikian, tapi jauh lebih dari itu. Jadi saya hanya menuliskan “nabi besar” just in term, not in literally meaning :).

          Saya juga tidak menuliskan bahwa ajaran ketiga agama besar (Kristen, Yahudi, dan Islam) itu sama. Saya menulis, ketiga agama tersebut menyembah Allah yang sama. teknis dan pengajarannya sudah pasti berbeda, namun basisnya tetap satu, yaitu Allah.

          Dan alasan saya mengemukakan oknum-oknum seperti illuminati dan teman-temanya adalah untuk mengoreksi pendapat dari Sdr Tidak Mau, yang secara jelas “memfitnah” agama lain (Islam) sebagai anti Christ. ada banyak spekulasi yang justru lahir dari kaum orang tidak percaya (illuminati, etc) dan lebih suspicious, mengapa kemudian harus mencurigai umat-umat percaya yang lain, yang juga adalah saudara kita (walaupun tidak seiman). singkatnya, kenapa harus judgemental dan mencurigai orang beriman, pdhal ada banyak yang tidak beriman dan lebih “jahat” di luar sana yang berusaha untuk menjauhkan kita dari Tuhan dengan menyediakan segala godaan duniawi dan menjatuhkan kita. Bukankah lebih baik kita sesama orang beriman justru bersatu “melawan” mereka yang jahat, bukannya saling baku hantam. hehe…

          God Bless…

          • Shalom Yohat,

            Katekismus Gereja Katolik mengajarkan:

            KGK 841 Hubungan Gereja dengan umat Islam. “Namun rencana keselamatan juga merangkum mereka, yang mengakui Sang Pencipta; di antara mereka terdapat terutama kaum Muslimin, yang menyatakan, bahwa mereka berpegang pada iman Abraham, dan bersama kita bersujud menyembah Allah yang tunggal dan maharahim, yang akan menghakimi manusia pada hari kiamat.” (Lumen Gentium 16) Bdk. Nostra Aetate 3.

            Di sini dikatakan bahwa kita bersama- sama dengan kaum Muslim bersama menyembah Allah yang satu/ tunggal. Paus Yohanes Paulus II dalam General Audience, Rabu 5 Mei 1999 menjelaskan KGK 841 ini demikian (selengkapnya dapat dibaca di link ini, silakan klik):

            “Kita percaya kepada Tuhan yang sama, yaitu Tuhan yang satu, Tuhan yang hidup, Tuhan yang menciptakan dunia dan membawa segala ciptaan-Nya kepada kesempurnaannya.” (Insegnamenti, VIII/2, [1985], p. 497)…. Yesus sendiri meneguhkan hal ini…, “Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa” (Mrk 12:29; lih. Ul 6:4-5). Keesaan Tuhan ini juga diteguhkan di dalam perkataan pujian yang keluar dari hati Rasul Paulus: “Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah yang kekal, yang tak nampak, yang esa!” (1 Tim 1:17)

            [Namun] kita mengetahui di dalam terang Wahyu yang sempurna di dalam Kristus, misteri keesaan Tuhan ini tidak dapat dibatasi dengan kesatuan numerik (angka). Misteri Kristiani memimpin kita untuk melihat ke dalam keesaan Tuhan yang substansial di dalam Pribadi Allah Bapa, dan Putera dan Roh Kudus: masing- masing mempunyai substansi keseluruhan dan tidak terbagi- bagi, tetapi masing- masing berbeda dari yang lain oleh karena hubungan yang timbal balik antara Pribadi- pribadi tersebut.”

            Dengan demikian, anda benar, sebaiknya memang sesama umat beragama kita tidak saling bertentangan, namun mengusahakan kerukunan, kasih, keadilan dan kesejahteraan. Sebab masih banyak orang- orang di dunia ini yang bahkan tidak percaya/ mengenal Allah yang malah harus kita ajak untuk mengenal Allah melalui kesaksian hidup kita.

            Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
            Ingrid Listiati- katolisitas.org

  16. di dalam beberapa agama yang terdapat di bumi ini semuanya punya cerita sendiri tentang akhir zaman.
    seperti hal nya agama jews, menurut mereka pada akhir zaman mereka percaya kehadiran messiah yang mereka nanti-nanti khan selama ini akan muncul. sehingga mereka membutuh khan tabut perjanjian sebagai ritual mereka dalam menyambut kehadiran messiah

    dan di dalam agama kristen itu sendiri percaya yesus akan di turun khan untuk kedua kali nya di muka bumi ini.
    dan di dalam islam juga percaya kalau pada akhir zaman nabi isa ataupun yesus akan turun di muka bumi ini. dan dalam versi ini pada akhir zaman juga akan lahir seorang yang jahat bernama Dajal yang kalau di kristen di sebut sebagai anti kristus.
    dan pada saat sang dajal/anti kristus keluar dari muka bumi, dia menyerupai al-masih ataupun memiliki tampang seperti yesus. dan dia menyampai khan kepada umat manusia bahwa ialah messiah yang di nanti-nanti khan dan ia lah yesus yang lahir untuk kedua kali nya. kekuatannya menyerupai Tuhan. dajal /al-masih kelak bisa menghidupi orang mati , menyembuh khan orang buta persis seperti yesus tatkala masih hidup.
    sehingga pada akhir zaman tersebut orang-orang merasa kebingungan yang besar. apakah percaya pada dajal yang menyerupai al-masih atau nabi isa yang asli yang untuk melurus khan umat agar tidak terjabak ajaran dajal yang menyebut dirinya sebagai al-masih alias yesus sebenarnya.

    seperti yang di kutip dalam artikel ini yang ada pada nomor 3 :

    3. Penyesatan secara besar-besaran (2 Tes 2-3, Why 13:3, Mat 24:11-12 dan Luk 18:8).

    “Akan tetapi jika Anak Manusia datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?” (Luk 18:8)

    Alkitab mengajarkan bahwa sebelum kedatangan Kristus yang kedua akan terjadi banyak orang meninggalkan iman Kristiani. Banyak orang akan tertipu oleh nabi-nabi palsu, terutama nabi palsu yang terakhir, yaitu, Antikristus

    di situ jelas kalau maksud dari nabi palsu terakhir adalah dajal/anti kristus yang menyerupai al-masih yang akhirnya banyak orang tertipu dan masuk kedalam ajarannya.
    dan saat ini umat yahudi sedang berusaha mencari tabut perjanjian untuk menanti kedatangan messiah dan messiah tersebut akan lahir dan akan menyebut dirinya sebagai Tuhan dan al-masih sehingga mereka pun percaya padahal sebaliknya messiah mereka itu adalah sang dajal. dan sulit membeda khan nya

    • Shalom Salomon,
      Gereja Katolik mengajarkan, seperti yang diajarkan dalam Kitab Suci, bahwa jika Yesus datang yang kedua kalinya, maka tak akan ada manusia yang tidak mengetahui-Nya.

      “Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit…” (Mat 24:30)”

      Jadi tidak perlu khawatir bahwa pada saat itu kita tidak mengenali Tuhan Yesus, sebab Ia akan datang kembali dengan kemuliaan-Nya, dan kita semua akan dapat mengenalinya. Ia tidak akan datang lagi sebagai manusia biasa seperti pada kedatangan-Nya yang pertama di Betlehem. Ia akan datang kembali dengan mulia dari langit (lih. Kis 1:11); dan bersamaan dengan kedatangan-Nya, langit dan bumi dan segala isinya akan berakhir. Maka kedatangan-Nya tidak sama dengan kedatangan Antikristus.
      Alkitab mengatakan, sebelum kedatang Kristus yang kedua tersebut, Antikristus akan datang dan akan ada penyesatan- penyesatan:

      “Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan berbagai cara…Sebab sebelum Hari itu, haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa…. Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai dengan rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mukjizat-mikjizat palsu, dengan rupa-rupa tipu daya jahat…” (2 Tes 2:3-10)

      Antikris adalah seseorang yang menyebut dirinya sendiri sebagai Kristus, dan dengan bantuan Iblis akan melakukan banyak mukjizat untuk menarik banyak orang (lih. 2Tes 2:9-10) dan ia akan menganiaya Gereja (lih. KGK 675). Antikristus ini juga disebut oleh Rasul Paulus sebagai “manusia durhaka” atau yang disebut dalam kitab Wahyu sebagai “binatang yang keluar dari dalam laut” yang disembah sebagai nabi palsu.
      Maka dalam hal ini umat Kristiani harus berjaga- jaga dan waspada terhadap bermacam tanda yang terjadi; agar jangan lekas ‘termakan’ oleh berbagai jenis tipu daya ajaran- ajaran yang sesat. Bagi umat Katolik, pegangannya sangat jelas, yaitu kami mempercayai ajaran Magisterium Gereja Katolik, yang diberi kuasa oleh Kristus sendiri untuk “mengikat dan melepaskan” (Mat 16:19; 18:18) yang artinya kuasa mengajar dalam hal iman dan moral [yang mengikat bagi umat]. Semua ini karena iman kita bahwa Kristus sendiri akan menjaga dan melindungi Gereja yang didirikan-Nya agar maut tidak akan menguasainya (Mat 16:18).

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  17. Salam sejahtera

    Saya sedikit bingung dengan kalimat terakhir ini, yang mengatakan “bahwa hanya Tuhan saja yang mengetahui kapan saatnya kedatangan Yesus yang kedua tersebut.”

    bukankah yesus sendiri itu tuhan.

    terimakasih

    Dapatkah kita mengetahui waktu kedatangan Yesus yang kedua kali?

    Yesus mengatakan bahwa kita tidak dapat mengetahui waktu kedatangan-Nya yang kedua (Mat 24:42). Alkitab berkali-kali menyatakan bahwa kedatangan Yesus yang kedua ini sifatnya seperti pencuri, dan tak pernah dapat diketahui (lih. Mat 25: 13. Luk 17:22-35, 1 Tes 5:2 dan 2 Pet 3:10). Hal ini juga dinyatakan dengan jelas dalam KGK 673 dan KGK 1040), bahwa hanya Tuhan saja yang mengetahui kapan saatnya kedatangan Yesus yang kedua tersebut.

    • Shalom Djapar,
      Pertanyaan anda sudah pernah dibahas di sini, silakan klik. Silakan anda membaca dahulu di sana, dan jika masih ada yang belum jelas, silakan bertanya kembali di sana.

      Maka ya, hanya Tuhan saja mengetahui saat kedatangan Kristus yang kedua, namun kita manusia tidak dapat mengetahui saat dan waktunya. Ya, saya setuju dengan apa yang anda katakan.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  18. aku adalah hamba allah,aku sangat prcaya pada ahir jaman{kiamat} saya beragama islam,tapi di islam ada persamaan dengan kitab injil contoh di ahir jaman akan bnyak nabi palsu dan akan datang nabi isa yg k2 kalinya,marilah sesama agama saling menhormati,menhargai karna tujuan 1 ya itu mnjuju kebaikan

  19. syalom,,,, bu ingrid, saya merupakan salah seorang yang peduli dan mau tahu terhadap akhir zaman dan kematian, saya ada beberapa soalan yang ingin saya sampaikan kepada bu ingrid, dari beberapa informasi yang saya dapatkan melalaui internet ataupun langsung dari ajaran katolik baik non katolik yaitu masalah akhir zaman yang sebenarnya kini sudah berlansung dengan adanya bencana2 alam yang dasyat,munculnya hal2 yang tidak wajar,yang semua hal ini merupakan tanda2 akhir zaman yang telah yesus katakan pada saat Ia membocorkan sedikit info tentang akhir zaman,kemudian ada lagi mengenai guru2 palsu,
    pertanyaan saya adalah :
    Di india ada yang bernama sai baba beliau adalah guru besar yang menyatakan reinkernasi dari sang kebenaran dan abadi beliau juga mampu menghidupkan orang mati,menciptakan emas di setiap sentuhannya,dapat berpindah tempat dlam sekejap,dan dapat mengeluarkan air dengan hentakan kakinya,ironisnya banyak kaum ulama maupun alhi gama lain yang tadinya hendak menentangnya jadi bebalik untuk mengikutinya,,serta salah satu agama terbesar didunia ini telah menyatakan bahwa ia adalah mahluk akhir zaman dan pemitnah besar dan hal ini sudah cukup heboh di jagad raya ini ,sejauh ini apa tanggapan gereja katolik terhadap hal ini????
    Kemudian, apakah orang2 yang kini sudah meninggal sedang dihakimi dan untuk sementara waktu menanti penghakiman akhir zaman nanti kemanakah jiwa mereka saat ini???
    Mohon di jawab bu ingrid mohon maaf apabila pertanyaan ini tidak masuk akal menurut ibu inggrid terimakasih syalom,,,Tuhan memberkati!

    • Shalom Krisman Manik,

      Terima kasih atas pertanyaannya tentang akhir zaman. Memang pertanyaan tentang akhir zaman tidak pernah berhenti dari masa ke masa, bahkan dapat ditelusuri dari permulaan abad. Anda dapat melihat daftarnya di sini (silakan klik). Bagi Gereja Katolik, yang terpenting adalah agar kita senantiasa mempersiapkan diri setiap saat. Berjaga-jagalah dan senantiasa berjuang untuk hidup kudus adalah persiapan yang terbaik dalam menghadapi akhir zaman, yang tidak ada seorangpun yang tahu kapan terjadinya.

      Tentang orang yang telah meninggal, Gereja Katolik mengajarkan bahwa mereka langsung diadili dalam pengadilan khusus, dan kemudian diputuskan untuk masuk 1) Sorga, 2) neraka, maupun 3) Api Penyucian. Dan pada saat terjadi akhir zaman, maka akan terjadi pengadilan umum. Pembahasan tentang hal ini dapat dibaca di sini (silakan klik). Semoga dapat membantu.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – http://www.katolisitas.org

      • syalom jg pak stefanus

        thanks buat jawabannya ,,,,tapi atas jawaban tersebut juga membuat saya jadi ingin bertanya lagi,,yaitu masalah api penyucian dan neraka,pertanyaan saya adalah”
        # apakah api penyucian tersebut tempat bagi orang yang berdosa ringan ?
        # sedangkan neraka adalah tempat bagi orang yang berdosa besar bukankah semua dosa itu sama saja tanpa melihat besar kecilnya….(lalu apa bedanya neraka dan api penyucian)
        # apakah orang2 yang di neraka tidak akan bisa lagi masuk sorga,,,,
        terimakasih,,,mohon di jawab!!!

        • Shalom Krisman,

          1. Api Penyucian itu adalah tempat/ keadaan bagi jiwa-jiwa yang meninggal dalam keadaan bertobat/ berdamai dengan Allah, namun masih harus dimurnikan untuk mencapai kekudusan yang diperlukan untuk memasuki kerajaan Surga (lih. KHK 1030)

          Silakan anda membaca artikel: Bersyukurlah, ada Api Penyucian, silakan klik, untuk membaca lebih lanjut tentang Api Penyucian.

          2. Gereja Katolik, berdasarkan Kitab Suci, mengajarkan terdapat dua jenis dosa yang dilakukan manusia: 1) dosa berat; 2) dosa ringan. Lebih lanjut tentang pengertian dosa berat dan dosa ringan, silakan klik di sini. Dosa berat menyebabkan keterpisahan jiwanya dengan Allah, sedangkan dosa ringan melemahkan kasih kepada Allah, tetapi tidak sepenuhnya memisahkan jiwanya dari Allah. Maka orang yang meninggal dalam keadaan berdosa berat dan tidak bertobat akan memasukkan dirinya sendiri ke dalam neraka; sedangkan orang yang meninggal dalam dosa ringan, dapat dimurnikan di dalam Api penyucian.

          Melihat pembedaan ini, maka tidak benar jika Api Penyucian sama dengan Neraka.

          3. Dengan demikian, orang-orang yang sudah berada di neraka tidak akan dapat masuk Surga. Sedangkan orang yang dimurnikan di Api Penyucian pasti akan masuk Surga, setelah masa pemurniannya tergenapi.

          Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
          Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org

  20. Salom Ingrid Listiati.

    Saya tertarik dengan Kebangkitan Antikristus (1 Yoh 2:18-23, 2 Tes 2:3-4, Why 13, KGK 675-676) “Seperti yang telah kamu dengar, seorang Antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus…” (1 Yoh 2:18) :

    1. Dalam Why 13:18 Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam”. Karena bilangan tersebut bilangan seorang manusia dapat diartikan secara literal sehingga dapat diartikan tahun 666.

    2. Antikris adalah seseorang yang menyebut dirinya sendiri sebagai Kristus, dan dengan bantuan Iblis akan melakukan banyak mukjizat untuk menarik banyak orang. Pada abad tersebut telah bangkit arius baru dimana ajarannya mengajarkan ajaran Kristus yang bohong. Iman Kristen banyak dimanipulasikan. “Satu khayalan religius yang bohong memberi kepada manusia satu penyelesaian semu untuk masalah-masalahnya sambil menyesatkan mereka dari kebenaran. Kebohongan religius yang paling buruk datang dari Anti-Kristus, artinya dari mesianisme palsu, di mana manusia memuliakan diri sendiri sebagai pengganti Allah dan mesias-Nya yang telah datang dalam daging” (KGK 675).

    Saya lebih puluhan kali membaca dan merenungkan https://katolisitas.org/2009/06/25/akhir-jaman-menurut-ajaran-gereja-katolik-bagian-ke-2/ , memang Gereja Katolik tidak menjelaskan secara khusus tentang kebangkitan antikristus yang dikaitkan dengan jaman sekarang.

    Tuhan Memberkati.
    Julius Santoso.

    • Shalom Julius,
      Memang Gerja Katolik tidak pernah mengajarkan secara eksplisit siapa-siapa yang layak disebut Antikristus. Yang diberikan adalah ciri-ciri dari Antikristus, yang dapat anda baca pada KGK 675 dan 676 tersebut.Pada intinya seorang Antikristus akan tampil menyerupai Kristus, hanya saja ajarannya bertentangan dengan ajaran Kristus. Alkitab PB mengatakan hal ini sebagai "nabi palsu yang menyesatkan banyak orang" (Mt 24:11), yang berkata, "Akulah Dia", sambil menyesatkan banyak orang (Mk 13:6). Antikristus akan mengaku sebagai mesias, dan tentu saja ia mesias palsu (Mk 13:21).
      Kita ketahui bahwa dalam kitab Wahyu, banyak digunakan simbol-simbol untuk menjabarkan makna. Maka, angka tujuh merupakan angka sempurna dalam Alkitab (misalnya, 7 hari penciptaan, 7 sakramen), maka angka 6 merupakan lambang ketidaksempurnaan. Hal ini ditambah lagi dengan pengulangan sebanyak tiga kali. Angka tiga juga mempunyai arti kegenapan/ kesempurnaan, (seperti dengan adanya Allah Trinitas, Yesus bangkit pada hari ke-3, dan banyak pengajaran penting di Alkitab yang diulangi sampai 3 kali). Maka artinya ketidak sempurnaan yang ditunjukkan sebanyak 3 kali, juga menunjukkan betapa Antikristus itu akan sangat menyerupai Kristus, namun sungguh pengajarannya sangat menyesatkan dan berlawanan dengan ajaran Kristus. Maka, jika kita melihat ciri-ciri ini, sudah selayaknya kita waspada, karena artinya, kita sungguh memasuki jaman akhir. Mari kita berdoa dan berjaga-jaga selalu dalam menyambut kedatangan Kristus yang kedua.
      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org

      • Shalom Bu Inggrid.

        Terima kasih ibu Inggrid yang selalu memberikan penjelasan dengan sabar dan penuh kasih. Antikristus akan tampil menyerupai Kristus, hanya saja ajarannya bertentangan dengan ajaran Kristus. Bolehkah kita mengartikan bahwa ajaran yang dibawa oleh antikristus adalah ajaran yang diberikan dimasuki ajaran-ajaran palsu yang mengambil nama-nama di PL-PB dan dikatakan bahwa ajaran tersebut dari Tuhan?. Dan mengatakan “Akulah Dia” (= Al Kitabnya) sambil menyesatkan banyak orang?.

        Terus terang nenek saya, kalau cucu dan anak-2nya ada yang membaca Al Kitab sangat marah besar. Dikatain bahwa Al Kitab telah dipalsukan, nanti kalau kamu mempelajari itu bisa gila dsb. Tetapi anehnya nenek saya dengan diam-2 juga membaca Al Kitab.

        Saya sependapat dengan apa yang telah dikatakan Ibu Inggrid :”Antikristus itu akan sangat menyerupai Kristus, namun sungguh pengajarannya sangat menyesatkan dan berlawanan dengan ajaran Kristus. Maka, jika kita melihat ciri-ciri ini, sudah selayaknya kita waspada, karena artinya, kita sungguh memasuki jaman akhir. Mari kita berdoa dan berjaga-jaga selalu dalam menyambut kedatangan Kristus yang kedua”. Antikristus akan mengaku sebagai mesias, dan tentu saja ia mesias palsu (Mk 13:21).

        Tuhan memberkati.
        Julius Santoso.

        • Shalom Julius,
          Menurut KGK 675, 676 ajaran dari Antikristus adalah yang mengacu kepada pengajaran yang memberikan solusi kepada manusia sekarang ini dengan memutarbalikkan kebenaran. Antikristus adalah seorang yang mengagungkan diri sendiri sebagai Mesias/ Penyelamat, dengan memberikan klaim bahwa pengharapan mesianis dapat terjadi di dalam sejarah manusia, padahal sesungguhnya hal itu baru dapat terjadi setelah penghakiman terakhir, dan dengan demikian terjadi di luar/ melampaui sejarah manusia. Yang termasuk di sini adalah pengajaran bentuk-bentuk yang keliru tentang millenarianism, dan terlebih bentuk politik messianisme sekular. Hal ini misalnya, pernah terjadi pada klaim komunisme, yang mengambil ayat-ayat Alkitab yang disalah-interpretasikan, sebagai dasar pengertian mereka akan kepemilikan kolektif.
          Selanjutnya, bukannya tidak mungkin, seseorang akan bangkit dan membuat klaim yang serupa dengan klaim komunisme, yang menjanjikan ‘penyelamatan’ dunia secara sekular, dan dengan demikian ia (sang Antikristus) menyatakan dirinya sendiri sebagai penyelamat/ mesias, namun tentu, ia mesias palsu.
          Demikian, semoga uraian mengenai Antikristus membuat kita waspada agar kita tidak mudah disesatkan oleh ajaran-ajaran yang tidak sesuai dengan ajaran Gereja Katolik.
          Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
          Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org

  21. setiap or yg prcya kpd’a.,,.
    akan d’angkt oleh dy,.,.
    amenn,..,.ya jesus is our my saviour,.,.

  22. SAlam Damai Sejahtera

    Ingrid,

    Jangan bosan yah,
    Saya kepingin tahu terlalu banyak dan tidak ada yang membimbing, sebab itu aku tanya ke katolisitas.org.

    Pertanyaannya sbb :
    Kitab Daniel melambangkan antikris sebagai 4 binatang sedangkan kitab Wahyu hanya satu binatang.
    Jadi apakah keduanya serupa tapi tak sama ataukah memang keduanya sama ?

    Lalu apa artinya tulang rusuk yang ada dimulut beruang tersebut ?
    Yang saya tahu tulang rusuk itu melambangkan wanita (istri), Hawa diciptakan dari tulang rusuknya Adam.
    Mengapa tulung rusuk kok ada di mulut beruang ?

    Mohon penjelasan

    Terima kasih
    Machmud

    • Shalom Machmud,

      Perikop yang anda tanyakan di kitab Daniel tersebut, memang mengandung makna simbolis yang tidak begitu saja mudah diartikan. Karena terdapat juga latar belakang historis yang turut berpengaruh dalam hal ini. Maka, menurut interpretasi St. Jerome,  maka ke-empat binatang yang disebutkan dalam Kitab Daniel 7: 1-28 dapat diartikan sebagai empat kerajaan di dunia yang berpengaruh yang pada waktu itu, yaitu:
      1. Binatang ke-1: singa, yang melambangkan kerajaan Babilonia, yang brutal dan kejam, namun yang penuh kemewahan dan hawa nafsu. Sayap elang menggambarkan keangkuhan kerajaannya yang perkasa.
      2. Binatang ke-2: beruang, yang melambangkan kerajaan Medo- Persia, yang keras dan cermat. Terdapat 3 interpretasi tentang ketiga tulang rusuk dalam mulut kerajaan Persia tersebut: 1) ketiga raja setelah kerajaan Persia terbagi menjadi 3 bagian yang dikisahkan dalam kisah Belshazzar dan Darius, 2) ketiga raja Persia yang meneruskan Raja Koresh, namun intepretasi ini tidak menyertakan ke-3 nama raja itu – sebab secara keseluruhan menurut sejarah ada 14 raja Persia. 3) dapat diinterpretasikan sebagai Kerajaan Babilonia- Khaldea, Media, dan Persia yang memang ketiganya pada masa itu sering dianggap sama.
      Maka di sini tulang rusuk tidak diartikan sama dengan tulang rusuk Adam (yang menjadi Hawa) namun diartikan sebagai ‘bagian yang menjadi kesatuan’, jadi mungkin hubungannya begini, seperti Hawa adalah bagian yang menjadi kesatuan dengan Adam, maka ketiga kerajaan ini Babilonia/ Khaldea, Media dan Persia merupakan tiga bagian kerajaan yang menjadi satu dalam kerajaan Medo Persia.
      3. Binatang ke-3: macan tutul dengan 4 kepala, yaitu melambangkan kerajaan Makedonia,  dengan jenderal pemimpinnya, yaitu: Ptolemy, Seleucus, Philip Arrhidaeus dan Antigonus.
      4. Binatang ke-4: melambangkan kerajaan Romawi yang sangat berkuasa, dan ke-sepuluh tanduknya melambangkan ke- 10 kerajaan atau kaisar yang muncul dari kerajaan Romawi, yang kemudian membagi daerah kekuasaan kerajaan tersebut. Tanduk ke-11 yaitu raja yang ke-11 melambangkan sang Antikristus. Raja ke-11 akan mengalahkan ketiga Raja yang dilambangkan oleh ketiga tanduk yang jatuh, dan interpretasi yang disebutkan adalah Raja Mesir, Raja Afrika Utara, dan Raja Ethiopia.

      Interpretasi lainnya adalah raja ke -11 mengacu pada Raja Antiokhus Epifanes. Namun demikian, Raja Antiokhus dengan segala perbuatannya yang jahat tidak sepenuhnya sesuai dengan deskripsi tanduk ke-11. Sebab kematian Raja Antiokhus tidak mengakhiri dominasi kerajaan Syria ataupun kerajaan yang berkuasa lainnya. Mempertimbangkan kesesuaian antara penjabaran sang Antikristus atau sang “manusia durhaka” seperti disebutkan oleh Rasul Paulus dalam 2Tes 2:3-12 dengan ‘tanduk yang ke-11’, maka kami beranggapan bahwa secara literal dan historis raja ke -11 ini mengacu kepada raja Antiokhus Epifanes, tetapi secara lebih penuh, gambaran ini mengacu kepada sang Antikristus di akhir zaman, di mana Raja Antiokhus hanyalah merupakan gambaran samar-samar tentangnya. Tanduk yang mempunyai mata dan mulut yang menyombong itu menggambarkan bagaimana sang Antikristus itu meninggikan dirinya sendiri sebagai ‘allah’ (lih 2 Tes 2:4).

      Jadi menurut St. Jerome, binatang-binatang ini melambangkan akan kerajaan-kerajaan di dunia yang dikenal dengan kekerasan, kekejaman dan kesombongannya. Lalu dikatakan bahwa binatang ini kemudian dibinasakan di hadapan Allah sebagai ‘Yang Lanjut Usianya’. (Dan 7:9-13) Jadi pesannya di sini adalah bahwa pada akhirnya, Allah akan mengalahkan kejahatan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa yang besar di dunia.

      Dalam kitab Wahyu juga disebutkan ke-empat binatang seperti dalam Why 4:2-11, namun maknanya berbeda dengan ke-empat binatang buas yang disebutkan dalam kitab Daniel 7 tersebut. Dalam Kitab Wahyu disebutkan ke-empat binatang itu malah menyembah dan memuji Tuhan bersama dengan 24 tua-tua yang ada di sekitar tahta Allah (ay. 4). Tua-tua inilah ‘orang-orang kudus milik yang Maha Tinggi’ (Dan 7:22). Keempat binatang yang disebutkan dalam Why 4:2-11menggambarkan sifat-sifat rohani yang sempurna dari para rasul, atau bahkandari keempat pengarang Injil/ evangelist, yaitu 1) singa, yang melambangkan keberanian dan kekuatan, 2) anak sapi melambangkan keuntungan bagi manusia, 3) binatang dengan muka seperti muka manusia, melambangkan akal budi dan kebijaksanaan; dan 4) burung nasar, sebagai lambang kemampuan untuk terbang tinggi dan cepat.

      Kisah yang kemungkinan diinterpretasikan sebagai figur Antikristus itu terdapat pada perikop Why 13. jika diperhatikan dikatakan bagian-bagian binatang ini juga menyerupai macan tutul, beruang dan singa, seperti penjabaran pada Kitab Daniel, hanya saja digabungkan. Maka ketujuh kepala dan kesepuluh tanduk menggambarkan keseluruhan penganiaya umat Tuhan, dari awal dunia sampai akhir jaman. Ketujuh kepala menggambarkan tujuh raja/ kerajaan yang menganiaya Gereja. Kesepuluh tanduk menggambarkan para penganiaya yang tingkatnya lebih rendah daripada ketujuh raja tersebut. Binatang lain yang keluar dari bumi (ay.11) adalah nabi palsu di jaman Antikristus yang melakukan mukjizat-mukjizat. Namun yang terpenting, binatang ini akhirnya dikalahkan oleh orang-orang kudus (Why 15:2) yang menuruti perintah Allah (Why 14:12).

      Penjelasan tentang interpretasi kitab Daniel dan Wahyu ini memang membuat kita tertegun; setidaknya bagi saya, permenungan ini membuat saya semakin menyadari bahwa memang tanpa bantuan dari para pakar Alkitab, dalam hal ini St. Jerome yang sudah diakui oleh Gereja, maka akan cukup sulit mengartikan lambang-lambang yang ada dalam Alkitab ini. Oleh bantuan mereka, kita mengetahui bahwa ‘singa’ dalam kitab Daniel (Dan 7:4), tidak sama artinya dengan ‘singa’ di kitab Wahyu 4:7, dan juga tidak sama dengan istilah "Singa" dari Yehuda yang menjadi salah satu istilah yang melambangkan Yesus (Why 5:5).

      Semoga Tuhan memberikan kepada kita semangat untuk mempelajari Alkitab, tetapi juga kerendahan hati untuk mengakui bahwa pada bagian-bagian tertentu, kita harus belajar banyak dari para pakar Alkitab yang telah diakui oleh Gereja.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org

      Sumber:
      1. Douay Rheims Holy Bible, Rev. George Leo Haydock, (Duarte, California: Catholic Treasures 1859, 2006)
      2. St Jerome’s Commentary on Daniel, translated by Geason L. Archer, Jr (Grand Rapids: Baker, 1958)
      3. A Catholic Commentary on Holy Scripture, gen ed. Dom Orchard (New York: Thomas Nelson and Sons, Ltd, 1953)

      • Salam damai sejahtera

        Dear Ingrid

        Terima kasih Ingrid atas uraiannya, saya coba untuk merenungkannya kembali, siapa tahu nanti Rohkudus memberikan saya jawaban.
        Kalau sekiranya nanti saya sudah dapatkan jawabannya akan saya sampaikan pada anda , apapun itu.
        Mudah2an jawabannya sama dengan keterangan Ingrid, sebab sampai sekarang saya masih belum tahu.

        Salam
        Mac

      • Salam damai sejahtera

        Dear Ingrid

        Setelah membaca dan merenungkan uraian Ingrid tentang Kitab Daniel bab 7 , saya berkesimpulan bahwa Ingrid hanya menjelaskan tentang arti historisnya saja. Sedangkan tentang simbolisnya (Antikrisnya) sendiri, seperti yang saya tanyakan bahkan tidak dijelaskan sama sekali .

        Kalau historisnya sudah pasti kita tidak akan mengalami, sebab memang zaman itu sudah lewat, tetapi simbolisnya kalau memang antikris itu ada, kita belum mengalaminya.
        Oleh sebab itu perlu bagi semua umat Kristiani untuk paling tidak mengetahui gambarannya atau tanda2nya, sebab ini menyangkut tentang akhir zaman.

        Barangkali Ingrid bisa membantu menerangkan yang mana dari ke-empat binatang yang ditulis dalam kitab Daniel bab 7 itu yang benar2 antikris. Atau ke-empatnya adalah antikris semua. Terima kasih

        Salam
        Machmud

        • Shalom Machmud,
          Menurut tradisi Yahudi maupun Kristiani yang sampai sekarang dipegang oleh para exegete Katolik, kitab Daniel dituliskan oleh Nabi Daniel sendiri, yaitu sekitar abad 6 sebelum masehi, yaitu pada masa pembuangan di Babilon (570-536 BC). Maka jika kita berpegang pada pengertian ini maka penulisan tentang ke-empat binatang yang melambangkan 4 kerajaan tersebut sesungguhnya juga merupakan nubuatan, karena belum semuanya terjadi pada saat kitab itu dituliskan.
          Namun memang pada sekitar abad ke-3, seorang Neoplatonist, bernama Porphyry menuliskan buku tentang "Against the Christians" yang ingin menjatuhkan prinsip-prinsip pengajaran Kristiani, dan di dalamnya ia menolak segala bentuk nubuatan. Dan karena di kitab Daniel menceritakan begitu akuratnya kejadian yang terjadi pada masa Yudas Makabe, maka ia berkesimpulan bahwa kitab Daniel itu mestinya ditulis pada jaman Makabe yaitu sekitar 175-164 BC, daripada pada di abad 6 BC. Ironisnya, pendapat ini [Kitab Daniel ditulis di abad ke 2 BC] kemudian juga dipegang oleh beberapa ahli Alkitab jaman sekarang.
          Maksud saya mengisahkan kisah ini, adalah supaya Machmud memahami latar belakang kitab Daniel. Bahwa, memang 4 binatang dalam Daniel 7 tersebut, telah digenapi pada jaman kitab Makabe. Tanduk ke -11 pada binatang ke-4 itu, yaitu tanduk yang mata dan mulut, memang sering diartikan sebagai Antikritus, dan figur ini dipenuhi oleh Raja Antiokhus Epiphanes yang kemudian menginjak-injak dan menghancurkan Bait Allah pada sekitar tahun 175-164 BC. Walaupun memang, tidak bisa dipungkiri bahwa dapat saja, nubuatan tersebut dapat digenapi lagi di akhir jaman, dengan figur Antikristus yang berbeda. Sebab, kita ketahui bahwa Alkitab memang memiliki arti yang luas dan tak terbatas, dan kadang dapat mempunyai lebih dari satu arti.
          Namun demikian, setahu saya Gereja Katolik tidak menginterpretasikan siapa-siapa yang dilambangkan oleh ke-4 binatang ini, walaupun saya juga membaca di internet beberapa interpretasi mengenai hal ini. Namun saya tidak melihat bahwa interpretasi tersebut diakui oleh Gereja Katolik, maka saya tidak akan menuliskannya di sini.
          Sedangkan ciri-ciri seorang Antikristus memang disebutkan dalam Katekismus Gereja Katolik, yaitu:
          KGK 675     Sebelum kedatangan Kristus, Gereja harus mengalami ujian terakhir yang akan menggoyahkan iman banyak orang Bdk. Luk 18:8. Mat 24:12.. Penghambatan, yang menyertai penziarahannya di atas bumi Bdk. Luk 21:12. Yoh 15:19-20., akan menyingkapkan "misteri kejahatan". Satu khayalan religius yang bohong memberi kepada manusia satu penyelesaian semu untuk masalah-masalahnya sambil menyesatkan mereka dari kebenaran. Kebohongan religius yang paling buruk datang dari Anti-Kristus, artinya dari mesianisme palsu, di mana manusia memuliakan diri sendiri sebagai pengganti Allah dan mesias-Nya yang telah datang dalam daging Bdk. 2 Tes 2:4-12; 1 Tes 5:2-3; 2Yoh 7; 1 Yoh 2:18.22..
          KGK 676     Kebohongan yang ditujukan kepada Kristus ini selalu muncul di dunia, apabila orang mengkhayalkan bahwa dalam sejarahnya mereka sudah memenuhi harapan mesianis, yang hanya dapat mencapai tujuannya sesudah sejarah melalui pengadilan eskatologis. Gereja telah menolak pemalsuan Kerajaan yang akan datang Bdk. DS 3839., juga dalam bentuknya yang halus, yang dinamakan "milenarisme", tetapi terutama bentuk politis dari mesianisme sekular yang secara mendalam bersifat salah Bdk. GS 20-21..
          Dengan dasar ini maka kita mengetahui, bahwa seorang Antikristus adalah seorang yang mengakui dirinya sebagai mesias, sebagai pengganti Allah di dunia. Sejarah manusia sesungguhnya mencatat beberapa orang yang mempunyai ciri-ciri demikian, seperti Raja Antiokhus Epifanes, Kaisar Nero, Hitler, Lenin, Stalin, Mao. Mereka menolak Tuhan dengan menanggap diri mereka sebagai Tuhan, dan mampu memenuhi harapan mesianis dunia. Jadi, Antikristus di sini sebenarnya mengacu pada figur yang mau mengarahkan dunia kepada situasi mesianis sekular, supaya orang tidak lagi mempunyai pengharapan mesianis yang baru dapat terpenuhi di akhir jaman, melainkan mempercayai bahwa keadaan tersebut dapat terpenuhi dalam sejarah manusia di dunia.
          Walaupun beberapa tokoh sejarah telah memiliki ciri-ciri ini, namun kita percaya bahwa menjelang akhir jaman akan muncul seorang Antikristus yang sungguh-sungguh membawa kesesatan dan menganiaya Gereja. Marilah berdoa agar jika kesesatan itu datang, iman kita tidak goncang.
          Demikian yang dapat saya tuliskan mengenai pertanyaan anda. Maaf ya, saya tidak dapat sepenuhnya menjawab pertanyaan anda, sebab memang setahu saya Gereja Katolik tidak memberikan interpretasi secara khusus tentang Daniel 7 [yaitu 4 binatang tersebut] yang dikaitkan dengan masa sekarang ini.
          Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
          Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org

  23. persiapkan diri terutama dalam keimanan, banyak saran tentang persiapan menghadapi akhir zaman secara phisik dengan menyediakan lilin terberkati. ini baik juga lilin berarti iman kita yang selalu menyala bagi Allah dan sesama.

    • Shalom Agustinus,
      Ya, benar, yang terpenting bagi kita adalah mempersiapkan hati untuk menyambut kedatangan Tuhan Yesus, dengan setia beriman kepadaNya, berbuat kasih dan kebaikan. Kedatangan Tuhan Yesus ini bagi kita secara pribadi dapat berarti kematian kita, ataupun jika kita masih hidup, pada kedatangan Yesus yang ke-dua. Memang sering kita dengar nubuat-nubuat pribadi, yang menyarankan kita menyediakan lilin-lilin yang terberkati untuk persiapan pada saat kegelapan datang. Gereja Katolik tidak secara resmi mengeluarkan pernyataan tentang hal ini, sehingga kita bebas untuk mengikutinya atau tidak. Namun yang terpenting adalah kita mempersiapkan diri secara rohani itu tadi. Sebab, kita meyakini, Kedatangan Tuhan Yesus, bagi kita orang yang percaya, seharusnya bukan menjadi sesuatu yang menakutkan, melainkan sesuatu yang akhirnya menghantar kita pada persatuan abadi dengan Allah, melalui Kristus yang kita imani.

      Ya, semoga kasih kita kepada Tuhan dan sesama terus berkobar, sampai saatnya Tuhan Yesus datang untuk yang kedua kalinya.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org

  24. Salam Dalam Kasih Kristus,

    Dari tulisan di atas, berarti Gereja Katolik menganut Amillenarianism, yang berarti bahwa, saat inilah Kerajaan Seribu Tahun itu, yaitu waktu di antara Kedatangan Yesus yang Pertama dan Yang Kedua.

    Yang jadi pertanyaan saya adalah, dalam Wahyu 20, yang menceritakan tentang Kerajaan 1000 tahun tersebut, Iblis diikat/dirantai. Apakah benar saat ini iblis diikat/atau dirantai? Komunisme, Perang Dunia I & II, terrorisme, dsb. rasanya tidak merupakan bukti bahwa Iblis saat ini diikat dan dilemparkan ke dalam jurang maut.

    GBU

    • Shalom Alba,

      Amillennialism adalah istilah yang dipakai oleh sebagian gereja Protestan untuk menjelaskan padangan mereka bahwa "jangka waktu seribu tahun" itu adalah simbol jangka waktu yang lama yang terjadi antara Kedatangan Yesus yang pertama dan Kedatangan Yesus yang kedua, Gereja Katolik sendiri memakai istilah "ecclesiological interpretation of the Millenium". Di sini seribu diartikan sebagai ungkapan simbolis untuk menggambarkan waktu yang lama, seperti makna ‘seribu’ dan ‘beribu-ribu’ dalam atay Alkitab lainnya yang mengacu pada jumlah yang banyak sekali (lihat Dan 7:10 dan Mzm 50:10).
      Memang dalam hal ini, pandangan Amillennialism adalah yang paling dekat dengan ajaran Gereja Katolik. Gereja Katolik juga tidak mendefinisikan masa seribu tahun ini sebagai "kerajaan ideal", karena walaupun dikatakan bahwa Kristus memimpin dunia bersama para Kudus-Nya di surga melalui Gereja-Nya di dunia; Gereja Katolik juga mengakui selalu adanya pergumulan melawan kuasa yang jahat dari Iblis yang selalu berjalan berkeliling [di dunia] seperti singa, dan mencari orang yang dapat ditelannya (lihat 1 Pet 5:8). Maka tidak dapat dipungkiri, bahwa pergumulan antara kebaikan melawan kejahatan memang selalu berlangsung di sepanjang sejarah manusia, namun karena kuasa Iblis tersebut ‘diikat’ oleh Kristus, maka biar bagaimanapun, maka Iblis tidak dapat menghambat penyebaran Injil ke seluruh dunia. Maka  pengikatan dan pelemparan ke dalam jurang maut (Why 20: 3) sebaiknya juga dilihat dalam konteks 1 Pet 5:8; bahwa ‘pengikatan’ Iblis tersebut bukan untuk diartikan bahwa Iblis akan seluruhnya dimusnahkan pada masa sekarang.  Keberadaan kejahatan, penderitaan, skandal akan  terus ada di dunia, sebagai akibat dari kejatuhan manusia pertama ke dalam dosa; dan ini akan berlangsung sampai Kedatangan Kristus yang kedua, Penghakiman terakhir dan penciptaan "Surga dan Dunia yang baru".

      Maka sebagai orang Katolik kita percaya, kuasa Iblis yaitu kuasa dosa dan maut telah dipatahkan oleh Kristus melalui wafat dan kebangkitan-Nya. Yesus menghapuskan ‘kematian jiwa/ rohani’ akibat dosa, dengan membukakan pintu surga bagi jiwa orang-orang benar. Sedangkan kemenangan atas ‘kematian badan’ tersebut dicapai saat akhir jaman, saat di mana semua orang yang sudah meninggal akan mengalami kebangkitan badan. Sementara menantikan saat akhir jaman, kuasa mengampuni dosa ini diberikan-Nya kepada Gereja-Nya, melalui para pengganti rasul (lih. Yoh 20:23), di dalam Sakramen Baptis dan Sakramen Pengampunan Dosa. Dengan seseorang diampuni dosanya, maka ia didamaikan dengan Tuhan dan pada saat itu Iblis tidak berkuasa atas dirinya/ Iblis ‘diikat’.

      Jadi, "pengikatan Iblis" seharusnya diinterpretasikan sebagai pembatasan dan pengikatan kuasa Iblis untuk menipu dunia, dengan adanya pengaruh Gereja dan nilai-nilai Injil yang masuk dalam kebudayaan manusia. Sebaliknya, jika kelompok manusia/ bangsa menolak nilai-nilai Injil tersebut, seperti yang kini terjadi pada negara-negara yang telah meninggalkan iman Kristiani, maka kuasa Iblis itu sepertinya dilepaskan kembali dan menipu bangsa-bangsa (lih. Why 20:7-8)

      Gereja Katolik sendiri melihat bahwa dalam masa Gereja (1000 tahun dalam arti simbolis) ini tidak dalam kacamata pesimistis. Memang Gereja mengakui adanya penderitaan, perang maupun penganiayaan Gereja, namun keadaan yang sulit ini malah mengakibatkan ajaran Gereja berkembang, dan bangsa-bangsa di dunia dapat menerima nilai-nilai Injil. Saya ingin mengutip apa yang dituliskan oleh Paus Yohanes Paulus II dalam Surat Apostoliknya, Tertio Millennio Adveniente pada saat mempersiapkan tahun Yubelium 2000, paragraf 57:

      "… Sejak masa para rasul, misi Gereja terus berkembang tanpa terputus di dalam keluarga besar manusia. Evangelisasi yang pertama terjadi di kawasan Mediterania. Pada abad pertama, misi [evangelisasi] berkembang dari Roma dan Konstantinopel, membawa Kristianitas ke seluruh benua Eropa. Pada saat yang sama, misi juga berkembang di Asia, yaitu di India dan China. Pada akhir abad 15, yang ditandai dengan penemuan benua Amerika, maka dimulailah evangelisasi di benua tersebut, di Utara maupun Selatan. Juga bersamaan dengan itu, ketika pantai Afrika sub- Sahara menerima terang Kristus, St. Fransiskus Asisi mencapai Jepang. Pada akhir abad ke 18, dan permulaan abad- 19, seorang awam bernama Andreas Kim membawa  Kristianitas ke Korea. Pada periode yang sama, pewartaan Injil mencapai daerah Indochina, bersamaan dengan Australia dan pulau-pulau Pasifik.
      Abad ke-19 merupakan abad kegiatan missionaris yang luas pada bangsa-bangsa Afrika. Semua usaha ini membawa hasil sampai pada saat ini…..Di masa mendatang Gereja harus terus menjadi missionaris: memang penyebaran missionaris merupakan bagian dari kodrat Gereja. Dengan kejatuhan sistem pemerintahan anti-Kristen di Eropa, yaitu pertama-tama Nazisme dan Komunisme, maka terdapat kebutuhan yang mendesak untuk sekali lagi membawa pesan Injil …..kepada [segenap] pria dan wanita di Eropa."

      Demikianlah jawaban saya, semoga bermanfaat.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org

Comments are closed.