Mengapa kita berdoa?

“Prayer is the raising of one’s mind and heart to God or the requesting of good things from God.” But when we pray, do we speak from the height of our pride and will, or “out of the depths” of a humble and contrite heart? He who humbles himself will be exalted; humility is the foundation of prayer. Only when we humbly acknowledge that “we do not know how to pray as we ought,” are we ready to receive freely the gift of prayer. “Man is a beggar before God.” (CCC, 2559)

KGK 2559 “Doa adalah pengangkatan jiwa kepada Tuhan, atau satu permohonan kepada Tuhan demi hal-hal yang baik”. Dari mana kita berbicara, kalau kita berdoa? Dari ketinggian kesombongan dan kehendak kita ke bawah atau “dari jurang” (Mzm 130:1) hati yang rendah dan penuh sesal? Siapa yang merendahkan diri akan ditinggikan (Bdk. Luk 18:9-14). Kerendahan hati adalah dasar doa, karena “kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa” (Rm 8:26). Supaya mendapat anugerah doa, kita harus bersikap rendah hati: Di depan Allah, manusia adalah seorang pengemis.

Itulah sebuah pemahaman tentang arti doa dari ajaran Gereja Katolik. Berdoa adalah getaran hati suara nurani yang menyapa Allah. Suatu permohonan dan syukur kepada Allah. Oleh karena itu tidaklah dapat dipungkiri bahwa berdoa merupakan suatu bagian penting bagi orang beriman. Tanpa doa iman kita akan lemah tanpa daya, kering dan tidak berbobot, tapi dengan berdoa iman kita dikuatkan, diteguhkan, ditopang hingga kokoh kuat tak tergoyahkan. Maka kebiasaan berdoa bagi umat Katolik sangatlah penting mulai dari anak-anak hingga orang tua dan kakek nenek tak terkecuali wajib berdoa. Namun berdoa macam mana yang benar secara Katolik? Itulah yang menjadi pokok persoalan kita. Kemarin pada tgl 7 Desember 2010 ketika terjadi pertemuan darat tim katolisitas.org dengan para pengunjung umat katolik di Jakarta, saya menyinggung perihal berdoa secara benar dan katolik. Sudah banyak kali saya mendengarkan orang Katolik berdoa tidak sesuai dengan iman Katolik. Doanya mengambang, intensi tidak berisi dan kesulitan dalam mengakhiri doanya. Lalu bagaimana berdoa secara benar dan Katolik? Menurut pengalaman rohani dari St Theresa dari Lisieux doa adalah:

“For me, prayer is a surge of the heart; it is a simple look turned toward heaven, it is a cry of recognition and of love, embracing both trial and joy” (suatu gelora, sentakan dalam hati, sebuah penglihatan kembali untuk ke depan menuju tahta surgawi, sebuah jeritan pengetahuan akalbudi dan cinta yang memeluk keduanya dalam suatu cobaan dan sukacita (bdk. St. Therese of Lisieux, Manuscrits autobiographiques, C 25r.).

Berdoalah menurut pola ”Doa Bapa Kami”.

Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. [Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.] (Matius 6:9-13). Dalam doa Bapa Kami ada 3 pokok penting yang mendapat perhatian saat kita hendak doa: 1). Menyebut nama Allah dengan atributnya (kemahakuasaan Allah). Menyapa Allah sebagai Bapa yang sungguh dekat di hati manusia. Dia yang tidak jauh namun ada dan tinggal di anatara kita sebagai Bapa kita. Memohon datangnya kerajaan-Nya di dunia. 2). Intensi (permohonan) kita kepada Allah Bapa yakni rezeki setiap hari, kesehatan jiwa dan badan. 3) Menutup doa dengan memohon agar dikuatkan iman kita sehingga tidak jatuh dalam pencobaan. Terakhir setiap doa yang benar dan katolik ditutup dengan rumusan panjang lengkap bersifat trinitaris Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus, atau rumusan pendek kristologis, yaitu “…. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami.” Pola doa Bapa Kami juga memberikan contoh kepada kita untuk berdoa secara benar dan sungguh Katolik (di bawah artikel ini diberikan contoh yang benar).

Sifat-sifat yang menyertai doa yang benar:

a) Berdoalah dengan tekun.

Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. (Matius 7:7). Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. Kata-Nya: “Dalam sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun. Dan di kota itu ada seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata: Belalah hakku terhadap lawanku. Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun, namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku.” Kata Tuhan: “Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu! Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? (Lukas 18:1-7). Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama,… (Kisah Para Rasul 1:14)

b) Berdoalah secara tersembunyi dengan rendah hati.

Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. (Matius 6:6). Tempat tersembunyi yang dimaksudkan dalam sabda Tuhan ini adalah di dalam hati. Hati adalah tempat kita berjumpa dengan Tuhan. Kerendahan hati adalah dasar dari doa yang benar. Berdoalah dengan rendah hati dan dengan pertobatan. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: “Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.” (Lukas 18:13).

c) Berdoalah dengan tidak bertele-tele.

Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan (Matius 6:7). Ia berkata kepada mereka: “Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan” (Lukas22:40).

d) Berdoalah dalam pribadi Tuhan Yesus.

Dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.” (Yohanes 14:13-14). Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya (Yohanes 15:7). Berdoalah dengan iman dan keyakinan bahwa doamu sedang dikabulkan. Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu (Markus.11:24).

e) Berdoalah dengan kuasa dari Roh Kudus.

”Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya.” (Lukas 11:13). ”Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi.” (Lukas 24:49). ”Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” (Kisah 1:8)

f) Berdoa itu mempersatukan umat beriman dengan Allah Bapa.

Hal ini ditekankan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus 3:18-21: “Aku berdoa supaya kamu bersama-sama dengan semua orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu yang melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa supaya kamu dipenuhi dalam seluruh kepenuhan Allah. Bagi Dia  yang dapt melakukan jauh lebih banyak daripada yang kita doakan atau pikirkan seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita. Bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun temurun sampai selama-lamanya”. Teks dari “Catechism of the Catholic Church”  (Katekismus Gereja Katolik) di bawah ini menambah pemahaman kita tentang berdoa.

“In the New Covenant, prayer is the living relationship of the children of God with their Father who is good beyond measure, with his Son Jesus Christ and with the Holy Spirit. The grace of the Kingdom is “the union of the entire holy and royal Trinity….with the whole human spirit.” Thus, the life of prayer is the habit of being in the presence of the thrice-holy God and in communion with him. This communion of life is always possible because, through Baptism, we have already been united with Christ. Prayer is Christian insofar as it is communion with Christ and extends throughout the Church, which is his Body. Its dimensions are those of Christ’s love” (CCC, 2565).

KGK 2565      Dalam Perjanjian Baru, doa adalah hubungan yang hidup anak-anak Allah dengan Bapanya yang tidak terhingga baiknya, bersama Putera-Nya Yesus Kristus dan dengan Roh Kudus. Rahmat Kerajaan Allah adalah “persatuan seluruh Tritunggal Mahakudus dengan seluruh jiwa” manusia (Gregorius dari Nasiansa, or. 16,9). Dengan demikian, kehidupan doa berarti bahwa kita selalu berada dalam hadirat Allah yang tiga kali kudus dan dalam persekutuan dengan Dia. Persekutuan hidup ini memang selalu mungkin, karena melalui Pembaptisan kita sudah menjadi satu dengan Kristus (Bdk. Rm 6:5). Doa itu Kristen, sejauh ia merupakan persekutuan dengan Kristus dan menyebar luas di dalam Gereja, Tubuh Kristus. Ia merangkum segala sesuatu, sama seperti cinta kasih Kristus (Bdk. Ef 3:18-2).

 

Contoh doa pribadi yang benar dan Katolik.

Allah Bapa kami yang mahabaik, kami bersyukur untuk hari baru ini yang telah Kau anugerahkan bagi kami. Engkau telah melindungi kami selama semalam yang telah berlalu dan memberikan begitu banyak rezeki hingga saat ini. Kami mohon berikanlah kami hati yang sanggup bersyukur dan hati yang selalu memberi kepada orang lain dari anugerah yang telah kami terima daripada-Mu. Semoga kami sanggup melakukan itu dengan menolong sesama yang berkekurangan. Doa ini kami sampaikan kepadamu dengan pengantaraan Yesus Kristus Tuhan dan pengantara kami yang hidup bersama Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin. (Penutup doa bersifat trinitaris: Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus)

Tuhan Yesus Kristus, kami bersyukur atas penyertaanmu sepanjang hari ini. Kami menyadari bahwa banyak kesalahan dan kekurangan telah kami lakukan sepanjang hari ini. Kami mohon pengampunan darimu dan berilah kami kekuatan untuk bangkit dari kesalahan kami. Semoga besok kami mampu menjadi murid-Mu yang sejati. Karena Engkaulah Tuhan dan Pengantara kami yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin. (Penutup doa bersifat kristologis di mana Kristus menjadi pengantara kita satu-satunya dan bersifat universal kepada Allah Bapa).

145 COMMENTS

  1. Selamat malam tim Katolisitas.
    Saya Cindy, ingin bertanya, bagaimana cara-cara untuk bisa konsentrasi dalam berdoa? Karena jujur saja saya sering memikirkan hal-hal lain yang bersifat duniawi yang tidak berhubungan dengan doa saya, Sering terjadi juga saat berada di Gereja dalam Perayaan Ekaristi. Mohon bantuannya, Terima Kasih.

    • Shalom Cindy,
      Terima kasih atas keterbukaan dan kejujuran Anda, yang sebenarnya membawa saya dan mungkin juga semua pembaca yang lain, untuk memeriksa kehidupan doa kita masing-masing. Memang sejujurnya, apa yang Anda alami serupa dengan pengalaman setiap orang yang masih berziarah di dunia ini. Katekismus berdasarkan Kitab Suci menggambarkan doa sebagai pergumulan/ pergulatan, yang seperti pada kisah pergulatan Yakub dengan malaikat. Maka doa adalah pergumulan iman, yang ditandai dengan kepercayaan akan kasih setia Tuhan dan keyakinan akan kemenangan yang dijanjikan jika kita melakukannya dengan ketekunan (lih. KGK 2573, 2592). Dengan demikian, kita memang akan bergumul dengan segala pikiran dan kelemahan kita, juga pada saat kita berdoa. Apa yang paling mengganggu kita pada saat kita berdoa, sering menunjukkan kepada kita, keterikatan kita kepada suatu hal ataupun dosa tertentu. Ini mengingatkan kita akan kelemahan kita sebagai manusia, dan harusnya malah membuka pintu pertobatan bagi kita.

      Karena itu, di saat kita mulai berdoa, pentinglah jika pertama-tama kita memohon Tuhan untuk memurnikan hati kita, dan kita menunjukkan kemauan kita untuk bertobat dan mengarahkan hati kita kepada-Nya. Bukankah hal ini yang setiap kali kita lakukan dalam perayaan Ekaristi, saat di awal doa kita memohon kepadanya, “Tuhan, kasihanilah kami”. Maka kitapun dapat mengambil pola ini dalam doa-doa pribadi kita setiap hari, “Tuhan kasihanilah kami, yang tidak mampu berdoa ini…” Kristus mengajarkan, bahwa jika kita datang kepada-Nya dengan kerendahan hati, dan mengakui bahwa kita tidak tahu bagaimana kita harus berdoa, malah di situlah kita memiliki sikap batin yang siap untuk menerima karunia doa (lih. KGK 2559).

      Untuk sejumlah orang, memandang gambar, lukisan ataupun patung Tuhan Yesus dapat membantu mereka untuk mengarahkan hati kepada Tuhan. Maka Andapun dapat mencobanya di rumah. Buatlah semacam pojok doa di kamar Anda. Pasanglah gambar Tuhan Yesus di sana, nyalakanlah lilin lambang doa permohonan Anda, dan berdoalah dengan sikap tunduk dan hormat pada Tuhan, baik dengan berlutut ataupun dengan duduk bersimpuh. Jika gambaran akan Tuhan ini telah ada di dalam hati Anda, maka kita dapat kembali ke dalam hati kita, setiap kali berbagai godaan pikiran itu datang.

      Jadi, Cindy, mari berjuang bersama untuk berdoa. Tuhan yang mengasihi kita, lebih dahulu rindu dan haus, agar kitapun haus akan Dia (lih. KGK 2560). Semoga kita dapat dengan tekun berusaha, walau jatuh bangun, untuk tetap setia dalam kehidupan doa kita. Sebab kita percaya jika kita setia sampai akhir, maka kita yang kini memandang-Nya dalam keadaaan yang samar-samar dan tidak sempurna, kelak akan memandang-Nya dalam keadaan yang sempurna, ‘dalam keadaan-Nya yang sebenarnya’ di dalam Yesus Kristus Tuhan kita (1 Yoh 3:2).

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  2. Syaloom, dalam kasih Tuhan Yesus menyertai tim Katolisitas.
    saya belum Katolik, namun
    saya selalu doa Rosario, Koronka, dan 15 Bapa kami ,Salam Maria, 2 (bapa kami,salam maria, kemuliaan) setiap hari.
    Pertanyaan saya,
    Apa saya dapat terus berdoa mengikuti tata cara Katolik?
    Apa ada doa yang perlu diperlengkapi lagi dalam doa-doa saya tiap hari?
    Apa Tuhan mau mendengarkan doa saya? mengingat saya belum katolik?
    Saya sering bingung kepada siapa saya berdoa, apakah Maria atau Yesus?

    Saya hanya suka beroa setiap hari,. Mohon Tuntunannya, TUHAN memberkati tim Katolisitas :)

    • Shalom Christia,

      Tentu saja boleh, jika Anda memang terpanggil untuk berdoa secara Katolik. Sebab Tuhan dapat memberikan rahmat-Nya kepada semua orang, tanpa kecuali. Namun jika Anda terdorong oleh rahmat Tuhan untuk menjadi Katolik, memang pertanyaannya adalah apakah Anda bersedia menanggapinya. Sebab jika Anda bersedia, tentu rahmat Allah itu akan ditambahkan lagi oleh Allah kepada Anda.

      Jika Anda dibaptis dan menjadi Katolik, maka artinya Anda memperoleh pengampunan dosa, digabungkan dengan Kristus, memperoleh hidup ilahi di dalam Dia. Anda menjadi tempat kediaman Roh Kudus-Nya. Dengan demikian, Anda sungguh menghidupi makna perkataan doa ‘di dalam nama Yesus’, sebab Roh-Nya berdiam di dalam Anda.

      Tuhan memang akan mendengarkan setiap doa kita. Tuhan berjanji akan mengabulkan doa yang dimohonkan dalam nama-Nya, agar nama Allah Bapa dimuliakan di dalam Yesus (lih. Yoh 14:13). Maka di dalam setiap permohonan kita, kita memohonnya demi kemuliaan nama Tuhan. Doa yang sedemikian, dan yang dimohonkan di dalam nama Yesus, akan dikabulkan oleh Tuhan, pada waktu-Nya.

      Gereja Katolik mengajarkan agar kita berdoa kepada Allah Bapa di dalam Yesus. Sebab Sebab di dalam Yesus-lah kita dapat menyebut Allah sebagai Bapa.

      Selanjutnya tentang makna doa Bapa Kami, klik di sini.

      Sedangkan jika dikatakan kita berdoa kepada Bunda Maria, maksudnya adalah kita memohon agar ia mendoakan kita, atau agar ia menyampaikan doa-doa kita kepada Yesus Puteranya.

      Selanjutnya tentang apakah itu Devosi kepada Bunda Maria, silakan klik di sini.
      Dan Mengapa Umat Katolik Menghormati Bunda Maria, klik di sini.

      Adalah sesuatu yang baik jika Anda mengalami kerinduan untuk berdoa. Percayalah itu adalah suatu dorongan dari Allah sendiri, agar Anda dapat menjadi semakin lebih dekat kepada-Nya. Semoga Tuhan memampukan Anda juga untuk menanggapi dan bekerja sama dengan dorongan rahmat-Nya itu.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  3. Selamat siang tim katolisitas.
    Saya mau bertanya, sebenarnya kalau kita berdoa itu, kita berdoa kepada siapa? Allah Bapa ataukah Yesus?
    Kata Bapak saya, kita itu berdoa kepada Allah Bapa dengan perantaraan Yesus. Tapi sampai sekarang saya belum memahami maksud kalimat tersebut dengan baik. Saya belum tahu apa sapaan yg tepat dalam doa saya, kepada Allah atau kepada Yesus. Karena selama ini saya berdoa dengan menyapa Yesus. Apakah itu salah? Mohon pencerahannya kepada saya yg kebingungan ini. Terima kasih.

    [Dari Katolisitas: Silakan membaca artikel di atas, silakan klik. Bapak Anda benar, Andapun benar.]

  4. Saya mau bertanya.. sepengetahuan saya kata amin adalah kata untuk mengakhiri/ menutup doa. Tetapi kenapa kalo dikatolik doa pembukaan justru dalam nama bapa dan putra dan roh kudus amin lalu berdoa …… dan terakhir melakukan pengulangan lagi dalam nama bapa dan putra dan roh kudus amin… kenapa dlm doa pembuka harus berkata dalam nama bapa dan putra dan roh kudus amin… bukankah sebaiknya .contoh: ya Tuhan saya mengucap syukur atas hari ini atas kesehatan, rezeki, perlindugan, yang telah kau berikan kepada kami. Dan saya juga memohon ampun atas segala dosa yang telah saya perbuat. Ya Tuhan saya juga mohon agar engkau terus mejaga aku agar aku tetap dijalanmu. Dalam nama bapa dan putra dan roh kudus amin. Mohon pencerahannya sekian dan terima kasih

    [dari katolisitas: Tanda salib begitu dalam maknanya. Silakan membaca dalamnya makna tanda salib – silakan klik]

    • sebenarnya yang saya pertanyakan adalah kata amin itu bukan tanda salibnya… jadi biar lebih jelas saya ingin mengetahui terlebih dahulu apa arti amin itu sendiri??

      • Shalom Michael,

        Penggunaan kata Amin dapat kita temukan baik di dalam Kitab Suci PL dan PB, juga dalam liturgi dan doa-doa. Dari sisi etimologi kata amin berarti dengan sungguh, ungkapan konfirmasi dan persetujuan akan satu satu ungkapan religius.

        Dengan kata lain, kalau kita kembalikan kepada diskusi kita, maka kita tetap dapat menggunakan kata Amin baik di bagian agak awal, tengah, maupun akhir, karena kata amin tidak hanya digunakan sebagai penutup. Kitab Wahyu menuliskan “Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: “Ya, Aku datang segera!” Amin, datanglah, Tuhan Yesus!” (Why 22:20). Kalau kita membuat tanda salib di awal doa, maka kita mau memberikan persetujuan iman kita, yaitu dalam Tritunggal Maha Kudus, sehingga setelah tanda salib dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus, kita katakan Amin. Kemudian kita berdoa, dan akhirnya kita dapat mengatakan Amin juga, sebagai persetujuan akan pertobatan, permohonan, pujian dan penyembahan kita dalam doa. Dan kita tutup dalam ungkapan iman kita dengan tanda salib, dan kita memberikan konfirmasi kembali dengan mengatakan Amin. Semoga dapat memperjelas.

        Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
        stef – katolisitas.org

  5. Aku mohon untuk didoakan study saya, krn sya lagi mau menyusun tugas akhir di perkuliahan, biar berjalan dengan lancar tanpa hambatan dari setan dan cobaan.
    Dan biar aku diberi kelimpahan dan kesanggupan untuk membiayai perkuliahan ku, krn aku biaya sendiri.
    amin

  6. syaloom tim katolisitas
    saya evelyn.
    saya ingin membuat buku doa untuk mengenang ibunda saya yang telah meninggal dan untuk rasa syukur saya krn telah dirawat. Dan buku ini akan dibagikan gratis, mgkn dlm jumlah terbatas. Yang saya ingin tanyakan, doa2 apa yang sebaiknya ada di dlm buku? Karena saya tidak ingin menyebarkan doa2 yg ternyata bertentangan dengan cinta kasih.
    Terima kasih atas perhatiannya.

    evelyn

    • Shalom Evelyn,

      Umumnya teks doa tidak bertentangan dengan cinta kasih. Namun yang mungkin perlu diperiksa apakah teks tersebut sesuai dengan ajaran iman Katolik. Silakan Anda mencari di internet tentang doa-doa yang umum bagi umat Katolik. Salah satunya adalah yang tercantum di situs EWTN, silakan klik; atau jika Anda ingin memperoleh lebih banyak contoh doa, silakan membaca di situs ini yang memuat sekitar 3500-an contoh doa, klik di link ini.

      Atau, jika Anda ingin mengutip doa dalam bahasa Indonesia, silakan mengutip banyak doa yang tercantum di buku Puji Syukur, maupun banyak buku doa lainnya yang dikeluarkan oleh para religius dari Ordo tertentu, sebab umumnya buku-buku doa itu telah dilengkapi dengan nihil obstat dan imprimatur, artinya, pengakuan dari pihak otoritas Gereja Katolik bahwa teksnya tidak ada yang bertentangan dengan ajaran iman Katolik dan karena itu dapat dicetak/ diprint. Anda dapat mengutip teks doa tersebut dan memasukkannya dalam buku kecil yang ingin Anda bagikan kepada kerabat/ sahabat-sahabat Anda.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  7. Berusahalah untuk menjadi “Hamba Tuhan” yang tidak MUNAFIK !!!, Semua orang pintar berbicara dan bersiasat, tetapi sulit untuk menjadi manusia yang mau bebuat tulus untuk kebaikan. Selama manusia masih mencari keduniawian semata jangan pernah mengajarkan kebajikkan tentang “IMAN” dan beragama. Sebab beriman artinya percaya bahwa manusia itu sendirilah yang tahu akan kebajikan utk dapat diterima atau tidak oleh “Tuhannya / Allahnya”

    [dari katolisitas: Terima kasih atas masukannya. Menjadi hamba Tuhan yang baik memang tantangan bagi kita semua. Mari kita bersama-sama berjuang untuk menjadi hamba Tuhan yang baik.]

  8. apakah ada perbedaan fungsi antara doa spontan dan doa yang sudah tertulis atau suda ada, seperti dalam bentuk buku-buku doa lalu di doakan?

    [Dari Katolisitas: Doa adalah komunikasi kita dengan Allah, maka doa yang baik adalah doa yang keluar dari hati. Doa spontan atau doa-doa yang sudah tercetak di buku, tetap dapat didoakan dengan sungguh-sungguh dan keluar dari hati. Dapat pula doa dinyatakan tanpa kata-kata -yaitu doa hening- dengan kita mengarahkan hati dan pikiran kepada Tuhan, dan menikmati hadirat-Nya. Itu juga adalah doa yang baik. Namun bentuk doa syukur yang tertinggi adalah Ekaristi, saat kita bersama-sama dengan Kristus dan Gereja-Nya memperingati Misteri Penebusan kita, yang dicapai melalui sengsara, wafat, kebangkitan dan kenaikan Kristus ke Surga.]

  9. Bagaimanakah cara berdoa yang benar? disatu kesempatan saya mendengarkan sebuah ceramah tentang doa, apakah harus kita doa dengan menuntut seperti terjadi di dalam alkitab? apakah itu benar?? atau saya yang salah menangkap?? lalu apakah kita harus selalu meminta pertanda setiap kita mengambil keputusan?? bagaimanakah kita tau kalau pertanda itu benar apabila benar??

    [Dari Katolisitas: Silakan membaca artikel di atas. Jangan lupa doa yang diajarkan oleh Kristus sendiri, yaitu Doa Bapa Kami. Jika kita berdoa dengan sikap kerendahan hati, maka kita tidak akan menuntut Tuhan untuk melakukan ini dan itu menurut kehendak kita, tetapi kita akan bersyukur dan memohon kepada-Nya dengan sikap percaya yang penuh, bahwa Tuhan akan memberikan yang terbaik kepada kita. Maka sikap yang terbaik adalah seperti yang ditunjukkan oleh Kristus dan Bunda Maria pada saat berdoa, “Terjadilah padaku menurut kehendak-Mu, ya Tuhan”, “Bukan kehendakku tetapi kehendak-Mulah yang terjadi.”]

  10. salam Katolisitas.
    Bagaimana caranya kita doa agar jadi seorang hamba Tuhan yang jadi pemantau?

    [Dari Katolisitas: Mohon diperjelas dahulu, apakah maksudnya menjadi ‘pemantau’?]

  11. Yth. Bapak, Ibu Pimpinan Redaksi Katolisitas.org

    Salom, Tuhan Memberkati

    Pada kesempatan ini saya mau bertanya, kepada Katolisitas.org
    1. Mengapa kita orang katolik banyak berdoa dengan membaca, kenapa tidak dengan spontanitas. Karena saya sering disuruh berdoa tanpa persiapan jadinya gugup.
    2. Bagaimana supaya kita bisa berdoa spontanitas yang baik, tanpa membaca doa yang sudah tertulis dibuku doa.

    Mohon penjelasannya !!!!! Terima kasih Tuhan menyertai

    [Dari Katolisitas: Silakan membaca artikel di atas, dan juga tanggapan kami di jawaban ini, silakan klik]

  12. Dear all…
    Salam kenal, dan salam damai untuk semua umat.

    Saya lahir di keluarga Katolik dan dibaptis secara Katolik. Tapi saya juga sering mengikuti kebaktian di gereja Protestan terutama di tempat saya tinggal saat ini, karena lokasi gereja Katolik jauh dari rumah. Ada sedikit pertanyaan dalam hati saya (belum pernah saya diskusikan sebelumnya dan belum pernah mencari tahu). “Mengapa ada perbedaan kata-kata/kalimat dalam Doa Bapa Kami yang digunakan oleh kita orang Katolik dengan yang tertulis dalam (Matius 6:9-13)?”. sementara saudara2 di gereja Protestan menggunakan kata/kalimat yang sesuai(Matius 6:9-13)itu?.

    (Matius 6:9-13)Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. [Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.]

    yang biasa orang Katolik gunakan: Bapa kami yang ada di sorga, DIMULIAKANLAH nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendakmu di atas bumi seperti di dalam sorga. Berilah kami REJEKI PADA HARI INI dan ampunilah ……….dst.

    [dari katolisitas: Kalau boleh saya memberikan usulan, maka sungguh baik dan sudah seharusnya kalau Anda dapat beribadah di dalam Gereja Katolik. Apapun bentuk doanya, maka tidak ada yang dapat menggantikan Ekaristi, karena Ekaristi adalah sumber dan puncak kehidupan Kristiani. Silakan melihat beberapa artikel tentang Ekaristi ini – silakan klik. Tentang rezeki dan makanan dalam doa Bapa Kami, silakan melihatnya di sini – silakan klik.]

  13. Saya tertarik sekali dengan ulasan dan diskusi-diskusi yang menginspirasi. Saya ingin tau bagaimana dengan doa harian yang diambil dari doa brefir. Apakah itu bisa kita doakan secara pribadi? Saya justru berpikir jika berdoa seperti contoh di atas maka menjadi sangat singkat sekali. Bagaimana kalau saya akan lebih banyak menggunakan doa-doa rumusan seperti dari dalam buku-buku atau menggunakan buku ibadat harian gereja (brefiier)?

    [dari katolisitas: Gereja sangat menganjurkan umatnya untuk turut berdoa harian / brevier. Jadi, sungguh baik sekali kalau Anda dapat juga turut berdoa brevier]

  14. Romo apa yang harus dilakukan bila saya merasa doa-doa saya seperti hambar
    dan bagaimana supaya selalu bertekun dengan doa. Terima kasih

    • Salam Tatcianna,

      Saran dari St Ignatius Loyola ialah:
      Dalam keadaan desolasi (kekeringan, kesepian, kehampaan rohani), kita diharapkan tetap tekun dan setia dalam melakukan hal-hal yang baik, termasuk doa. Saat desolasi ialah saat menyadari diri akan kerendahan kita. Suatu saat pasti Tuhan akan memberikan masa konsolasi (penghiburan rohani). Saat kita mengalami konsolasi, kita tetap harus bertekun dalam hal-hal baik dan bersyukur dengan rendah hati, bahwa kita yang tak pantas ini diperkenankan menerima anugerah Allah dalam doa.

      Salam
      RD. Yohanes Dwi Harsanto

  15. Dear Katolisitas,

    Berikut saya mau menanyakan perihal Doa Yabes, yang beberapa tahun lalu sempat populer di kalangan Protestan. Doa yang sempat nge-trend dan bahkan dari kalangan Katolik pun sempat seperti “latah” dan ikut-ikutan doa ini.

    Yang mau saya tanyakan adalah;
    1. apa latar belakang Doa Yabes ini dalam kitab suci dan konteks biblikal maupun sejarah dan konteks kekinian, karena di dalam Kitab Suci sendiri kurang banyak informasi yang dapat digali.

    2. Apakah rumusan doa Yabes ini benar dan dapat digunakan oleh kita yang Katolik.

    3. Bagaimana penjelasan Doa Yabes dalam perspektif ajaran Katolik? apakah ada dokumen atau pengajaran ataupun bimbingan pastoral dari pihak Gereja Katolik dalam menanggapi Doa Yabes ini?

    Demikian pertanyaan saya, semoga tim Katolisitas berkenan menjawab dan memberi pencerahan. Apabila pertanyaan yang sama pernah ditayangkan dan dibahas, mohon untuk diberikan link-nya. Terima kasih banyak.

    Salam dalam Kristus Tuhan,

    Stefan Purnama

    • Shalom Stefan,

      Doa Yabes tertulis dalam Kitab Suci, dan isinya baik, maka, silakan, jika Anda sebagai umat Katolik ingin mendoakan doa Yabes. Namun Gereja Katolik tidak menempatkan doa Yabes sebagai doa yang “terbaik” untuk memohon berkat Tuhan, yang harus didoakan setiap hari, seolah lebih manjur daripada doa-doa lainnya, atau bahkan lebih ‘manjur’ daripada doa Bapa Kami. Doa Bapa Kami yang diajarkan Yesus, tetaplah adalah doa yang sempurna, yang perlu terus kita hayati dan resapkan dalam keseharian kita.
      Silakan Anda membaca artikel yang membahas tentang doa Yabes ini, di link ini, silakan klik.
      Mohon maaf, karena keterbatasan waktu dan tenaga, kami belum dapat menerjemahkannya.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  16. Menarik ketika membaca ‘Contoh doa pribadi yang benar dan Katolik’ dan akhirnya banyak timbul pertanyaan oranng-orang apakah selama ini doa saya salah?? maaf bagi saya berdoa tidak pernah ada yang salah dalam hal doa (konteks isi) selama mengikuti tata cara agama masing-masing. Bagi saya doa adalah cara saya berkomunikasi dengan Tuhan, kapapun dimanapun saya bisa bercerita dengan Tuhan tanpa harus dibatasi konteks yang baik dan benar secara Katolik.
    Banyak orang mengetahui benar tata cara yang baik dalam berdoa secara katolik, tapi sayang sekali pasalnya, mereka lupa meninjau kembali konsep doa. Kita sah2 saja memandang doa sebagai mantra magis untuk mengendalikan alam semesta, namun Tuhan tidak bisa dilihat sebagai kekuatan gaib yang harus tunduk pada seluruh kemauan kita. Dan jikapun anda diberi, bukan berarti Tuhan tunduk kepada anda. Jika demikian anda memandang doa, maka doa anda mirip lampu aladin, dan Tuhan menjadi “jin”. Ketika kita berdoa, Tuhan harus keluar untuk bersimpuh di depan kita, “Tuan, katakan kehendak tuan”. Karena itu, ketika Tuhan tidak memenuhi kehendak kita, kita marah kepada-Nya. Kita kecewa dan segera membuang lampu Aladin itu. Alangkah rendahnya kita di mata Tuhan, bila memperlakukan Dia hanya sebagai jin dalam lampu Aladin…
    “Bila anda ingin tahu posisi anda di sisi Tuhan, lihatlah di mana posisi Tuhan di hati anda.”

    • Shalom Anya,

      Memang doa pada dasarnya adalah komunikasi dengan Tuhan. Artikel di atas ditulis bukan untuk membatasi makna doa, tetapi agar umat Katolik sadar bagaimana seharusnya berdoa sesuai dengan iman Katolik. Jika Anda bukan Katolik, maka mungkin Anda tidak dapat menerima pengertian ini, dan itu adalah hak Anda. Tetapi adalah baik bagi umat Katolik, untuk mengetahui bagaimana berdoa yang benar secara Katolik, agar ia dapat semakin menghayatinya dan jika ia ditugasi untuk memimpin doa di hadapan umat, ia dapat juga melakukannya dengan baik dan membangun iman umat yang lain.

      Selanjutnya Anda benar, bahwa kita manusia tidak selayaknya menganggap Tuhan sebagai “Pribadi yang harus memenuhi segala keinginan kita”, macam jin bagi Aladin. Dalam doa, kita selayaknya datang dengan sikap kerendahan hati, kita menyadari bahwa Allah yang mengatasi segalanya mengetahui apa yang terbaik bagi kita. Maka, kita bersyukur dan memohon kepada-Nya dengan penuh iman bahwa Allah akan mengabulkan sesuai dengan kehendak-Nya yang terbaik itu.

      Silakan jika Anda tertarik, untuk membaca tentang doa, menurut ajaran iman Katolik, dalam artikel seri berikut ini:

      Apakah berdoa itu percuma -bagian 1
      Apakah berdoa itu percuma -bagian 2
      Apakah berdoa itu percuma -bagian 3
      Apakah berdoa itu percuma -bagian 4

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  17. Doa diawali dulu dng memuliakan Tuhan, Allah Bapa kita dan disetai dng kerendahan hati , serta mohon kekuatan utk keteguhan iman kita , lalu permohonan kesehatan, rejeki secukup nya dan penyerahan pada rencana Nya dan semua itu melalui Putra Ny , Yesus Kristus. Begitulah bila saya berdoa. Jangan berdoa hanya mengutamakan kedagingan saja, titiknberatkan pada kuasa Roh yg ada pada diri kita.

    [Dari Katolisitas: Ya, Tuhan Yesus telah memberikan kepada kita contoh doa yang baik dan benar, melalui doa Bapa Kami, di sana terdapat doa pujian untuk memuliakan Tuhan, penyerahan kepada Tuhan, permohonan, pertobatan. Maka memang Kristus tidak pernah mengajarkan agar kita berdoa dengan mengutamakan kedagingan. Kita berdoa karena kita percaya akan kuasa Roh Allah yang akan membimbing dan menolong kita.]

  18. Mat sore romo. Bagaimana kha cara doa sebelum tidur da bagaimna kha doa yg bnr dlm memimpin suatu ibadah dlm komunitas basis ‘sya prnah pimpin tpi tpi stiap kali saya pimpin ada rasa tkt gemetar dan saya tidak ada rasa percaya diri ,itu karna apa romo .

    [Dari Katolisitas: Contoh Doa Malam, silakan klik di sini. Selanjutnya bagi yang belum terbiasa, maka untuk memimpin doa spontan, memang memerlukan latihan, agar menjadi semakin terbiasa. Latihan itu bisa dimulai dari belajar mengucapkan doa spontan itu sendiri dalam doa-doa pribadi, atau membiasakan diri mengadakan percakapan dengan Tuhan, walaupun pendek dan sederhana, dalam hati, sepanjang hari. Tentang hal ini, dapat Anda baca tipsnya di sini, silakan klik. Semoga dengan hati yang senantiasa terarah pada Tuhan, Anda akan dapat berdoa dengan lebih baik, dan tidak lagi kurang percaya diri jika diminta memimpin doa.]

  19. Salam Romo,
    Saya mau tanya, gimana caranya bisa mengungkapkan doa di forum dengan baik? Karena setiap kali saya dapat tugas untuk berdoa yang keluar dari mulut saya cuma gumaman gak jelas dengan suara gemetar kadang blank gak tau apa yang mau diungkapkan…

    • Salam Tunggal,

      Silahkan berlatih selalu. Hanya dengan selalu berlatih kita menjadi terbiasa dan terlatih. Tuliskanlah doa, dan bacakan dengan bersuara bagi orang lain, atau direkam. Untuk bisa didengar oleh telinga orang lain, Anda mesti berbicara jelas dengan volume suara yang pas, tidak berteriak, tidak pula bergumam. Ini teknik “public speaking” yang biasa. Vokal “a-i-u-e-o” mesti jelas, dan konsonan mesti jelas pula. Silahkan berlatih dengan membaca bersuara, doa-doa yang ada di “Puji Syukur” atau di Kitab Suci, pada Mazmur.

      Lagi pula, hati yang tenang dan penuh syukur serta hati yang berdoa akan sangat membantu. Anda tidak hanya membacakan doa, namun berdoa, mengajak orang lain berdoa.

      Salam
      RD. Yohanes Dwi Harsanto

  20. memang manusia tidak setara dengan Allah di hadapan Allah manusia bukanlah PENGEMIS tapi adalah anakNYA.

  21. shalom..
    apa maksudnya doa yang bertele-tele, bagaimana dengan berdoa rosari..tidakkah ianya tergolong dalam doa yg berulang-ulang, pendek kata bertele-tele..

    [dari Katolisitas: doa Rosario bukan doa yang bertele-tele, silakan membaca penjelasannya di artikel “Apakah Doa Rosario adalah doa pengulangan yang dilarang oleh Alkitab”, silakan klik, dan “Apakah doa berulang seperti doa Rosario adalah salah”, silakan klik]

  22. Doa yang bertele-tele yang disebut di sini itu yang contoh nyatanya seperti apa? Kadang dalam doa saya mengulang suatu permohonan, apa itu bertele-tele?
    Terimakasih

    [Dari Katolisitas: Yang dimaksud dengan doa yang bertele-tele adalah doa dengan pengulangan yang sia-sia (vain repetition), yaitu kata-kata yang diulang tanpa penghayatan. Selanjutnya penjelasan tentang hal ini, silakan klik di sini]

  23. memang benar kadang sy dlm berdoa selalu mengharap TUHAN segera mengabulkannya semua permintaan doa saya. tetapikini saya mengerti bahwa setiap doa saya selalu terjawab , hanya waktunya belum sampai. dan kadang2 tanpa saya sadari , ternyata saya sudah mengalami apa yang saya minta dalam doa. dari semua itu makin lama saya semakin memahami. bahwa berdoa itu berdialog dengan TUHAN. dan dengan perantaraan Bunda Maria saya senantiasa memohon agar doa saya dibantu / diteruskan / disampaikan kepada TUHAN YESUS KRISTUS. ini pengalaman DAN KESAKSIAN SAYA :
    pada waktu isteri saya hrs operasi tulang belakang, sy benar2 kesulitan keuangan. malam saya berdoa , selesai doa koq saya bisa angkat tlp. keadik saya dan terjawab. dan dibantu pinjaman dana.tetapi ternyata kurang sebab harus dipasang pasak dari bahan logam seharga rp. 30 jtan.. saya bingung mau minta bantuan kemana lagi …. tetapi sy berdoa dikantor dan saya tiba2 ada keberanian untuk menemui owner saya , dan saya diberi pinjaman . pas sampai dirumah sakit ternyata telah menunggu penagih dari distributor penjual alat tsb. …yang langsung terbayar…..padahal owner saya selalu bersikap tidak suka kepada pegawai yang pinjam uang. tetapi kepada sy ternyata beliau bersikap lain….BUKANKAH INI JALAN DAN PIMPINAN ROH KUDUS ????? demikian kesaksian saya ; TUHAN PUNYA RENCANA ATAS HIDUP DAN PERSOALAN KITA…. BERSERAHLAH HANYA KEPADANYA….DAN MASIH BANYAK HAL2 YANG LAIN YANG SAYA ALAMI….BETAPA BAIKNYA TUHAN KITA…

  24. Dear Katolisitas,
    Setiap kali saya berdoa (khususnya malam/dini hari, dalam kamar tertutup tanpa cahaya) selalu ada cahaya putih mendampingi saya, ada di sebelah kiri atau kadang di kanan..dan sering disertai dengan hawa sejuk. Seorang pastor di paroki saya pernah mengatakan bahwa cara berdoa saya salah, seharusnya tidak ada cahaya apa2 ataupun hawa dingin di sekitar saya, tapi romo tersebut tidak menjelaskan kesalahan dalam cara berdoa saya secara spesifik. Karena penjelasan tersebut, saya memutuskan untuk tidak menceritakan beberapa pengalaman saya yang lain. Apakah cara saya berdoa salah?
    Mungkinkah ada rekan yang memiliki pengalaman yg sama dengan saya dan berkenan sharing? Terima kasih atas bantuannya.
    Semoga kita dapat mempersembahkan hati yang penuh belas kasih dan selalu setia menjadi milikNya sepanjang waktu..Amin.

    • Salam Prasetyo,

      Setiap kali kita ada dalam kegelapan yang seketika setelah terang, maka secara spontan di mata kita akan terpampang berbagai refleksi tangkapan syaraf mata karena dari terang menjadi gelap. Seperti pendar-pendar cahaya bisa beraneka warna, bisa pula berupa cahaya putih Hal ini wajar secara fisiologi syaraf bola mata. Maka harus dicermati apakah cahaya putih itu dari subjektif mata Anda saja atau memang dari sesuatu yang objektif. Mengenai hawa dingin, mesti diperiksa pula karena apakah ada aliran udara dingin? Mungkin saja pastor tersebut meminta penjelasan dari Anda, mengapa harus dimatikan lampunya untuk berdoa atau mengapa berdoa dalam kegelapan. Atau menanyakan motivasi dan tujuan doa Anda. Silakan mendalami dalam diskusi bersama pastor paroki Anda itu. Bukan untuk mencari benar salahnya metode doa, namun untuk membantu Anda berdoa. mana metode yang paling cocok, akan ditemukan dan dimantapkan. Tetap berdoa, merupakan keutamaan. Anda akan menjadi pendoa yang baik. Pendoa yang baik, mestinya juga menjadi pelaksana kasih yang baik.

      Yang penting dalam berdoa ialah kesadaran atau konsentrasi di hadapan Allah. Metode doa pribadi misalnya rosario ataupun membaca teks doa ataupun merenungkan satu perikop Kitab Suci juga selalu baik, maupun cara lain yang lazim, selalu baik.

      Intensi doa bisa untuk orang lain, bisa pula untuk diri sendiri, namun sasaran doa tetaplah Allah Tritunggal Mahakudus.

      Pengalaman apapun selama berdoa, dihayati sebagai rahmat, dengan kesadaran diri sebagai manusia di hadapan Allah. Makin berdoa, makin kita mengenal diri sendiri di hadapan Allah, dan mengenal Allah yang mengasihi. Semoga membantu.

      Salam
      RD. Yohanes Dwi Harsanto

      • Berkah Dalem, pak Dwi Harsanto

        Saya setuju dengan penjelasan logis terkait dengan kondisi fisiologis mata. Saya memang lebih senang berdoa dalam kamar tertutup dan gelap..Hanya memang selama mencari penjelasan atas apa yang saya alami, akhirnya saya sampai pada kesimpulan bahwa pengalaman berdoa atau pengalaman spiritual seseorang adalah pengalaman pribadi dengan yang Tersuci, begitu pula dengan pengalaman di setiap langkah perjalanan hidup..Tidak akan mudah untuk bisa dijelaskan, karena yang Tersuci berperan dalam setiap “ujian” yang bertujuan untuk mempererat hubungan kasih karena belas kasihNya dan memperkuat rasa takut karena kebesaran kuasa atas seluruh milikNya.

        Untuk saat ini saya menikmati kehadiran “fenomena” yang saya alami seperti “anak kecil yang memiliki mainan baru”.. Sepertinya lebih sering berdoa/berbicara secara pribadi dengan yang Tersuci membuat hidup lebih indah..menikmati turunnya air hujan, melihat hijaunya gunung berpayung awan dan birunya langit sepertinya lebih indah dari sebelumnya…
        Efeknya, semakin besar rasa takut karena besar kuasaNya…karena toh Dia yang memiliki segalanya. Tapi seperti bermain game…semakin besar “ujian”, semakin besar (ndak masuk akal) rewardnya.. :)

        Terima kasih atas penjelasannya, pak Dwi Harsanto

        pras

        [dari Katolisitas: Dwi Harsanto yang menjawab pertanyaan Anda adalah seorang Imam Diocesan (RD) Keuskupan Semarang, yang akrab dikenal sebagai Romo Santo.]

        • Salam Damai Kristus pak Prasetyo,

          Untuk pengalaman yg anda alami biarkanlah menjadi menjadi pengalaman spiritual untuk perkembangan hidup spiritual anda, dan salah satu sikap yg baik adalah bersyukur akan segala yg anda dapatkan ketika berdoa. Janganlah terlena akan segala yg anda alami sadarilah itu sebagai bunga bunga yg akan membimbing anda menemukan Kristus yg sejati.

          Setiap pengalaman pribadi memang kadang2 tak dapat dijelaskan secara logika, berdoa adalah suatu perjalanan panjang tanpa jawaban, hingga akhirnya jawaban ada di akhir perjalanan anda.

          Biarkanlah kasih Allah yg menjadi dasar dan tujuan dari doa anda,,
          Semoga Kristus membimbing anda.
          Salam
          Juno

  25. Shalom,

    Berkaitan dengan doa yang bertele-tele, kalau misalnya kita ingin mencurahkan segala isi hati kita kepada Tuhan (mis: segala pengalaman yang kita alami pada hari ini), itu memang bertele-tele, tetapi apakah bisa digolongkan tetap menjadi doa yang baik? Terima Kasih

    [dari katolisitas: Mencurahkan segala isi hati kita kepada Tuhan bukanlah bertele-tele, bahkan komunikasi dengan Yesus akan apa yang kita alami sehari-hari adalah hal yang sangat baik.]

  26. shalom pak dan bu ingrid,

    setiap hari selepas balik dari kerja, saya pasti akan mendengar siaran radio secara online di http://www.rmindonesia.blogspot.com/ . Dan saya sangat tertarik dengan siaran radio ini, sebab mmg ssuai dengan pegangan katolik saya, menurut pak dan bu ingrid, apakah siaran ini adalah siaran katolik? dan saya selalunya suka ikut bacaan doa seperti doa kerahiman ilahi dan jalan salib pada jam 3 petang( tetapi perbedaan waktu di malaysia dan indonesia, saya kira di indonesia lewat 1 jam, sebab ketika doa kerahiman ilahi di doakan mlalui siaran radio ini, di malaysia suda menunjukkan jam 4 petang dan menurut saya bagi di indonesia ianya jam 3 petang).jadi apakah ianya doa yg benar saya mengikut doa di radio itu, walaupun jam malaysia jam 4 petang? sebab saya sangat suka berdoa beramai-ramai, lebih baik dan lebih menjiwai, lagi pula saya kongsi tinggal dengan seorang rakan kerja muslim sahaja, tidak punya teman katolik lain yang boleh di bawah berdoa bersama. dan saya juga suka ikut doa rosary di radio ini, mereka berdoa beramai2…hanya pertanyaan saya, apakah ikut berdoa di radio itu benar atau tidak?

    • Shalom Fonny,
      Tidak ada salahnya berdoa dengan bantuan kaset ataupun radio. Silakan tetap melakukannya, jika itu membantu Anda. Saya membaca sekilas link yang Anda berikan, dan nampaknya memang itu adalah siaran radio Katolik. Baik jika Anda mengikuti doa Kerahiman Ilahi bersama siaran radio tersebut, tak apa jika berbeda satu jam. Memang umumnya doa Kerahiman Ilahi dilakukan jam 3 siang, tetapi jika Anda lebih dapat berdoa dengan lebih baik kalau mendaraskannya bersama-sama dengan siaran radio tersebut, silakan dilakukan.
      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,Ingrid Listiati- katolisitas.org

      • shalom Bu,

        Terima kasih atas pandangan bu…saya akan mengikuti doa Kerahiman/Jalan Salib serta doa Rosario mengikut siaran itu, walaupun berbeda waktu tapi saya yakin, bukan kerana perbedaan yang perlu dilihat tapi doa yg benar2 berniat mempersembahkan kpd TUHAN kan..saya senang mengikuti doa dan pengisian dari siaran radio Katolik Indonesia..

        salam damai Bu..

        [Dari Katolisitas: Salam damai kembali dari sesama saudara/i Katolik di Indonesia]

  27. Pengasuh rubrik yg terkasih, salam kenal aja,
    saya mau bertanya, bagaimanakah cara berdoa yg tepat sesuai dgn iman Katolik? Salahkah kita berdoa ketika kita baru saja melakukan dosa, yg dengan sadar kita melakukannya? Terimakasih atas kesediaannya menjawab pertanyaan saya, Tuhan memberkati.

    • Shalom Luhut,

      Silakan membaca artikel mengenai “Berdoa dengan benar secara Katolik”, klik di sini. Tidak ada yang salah jika kita berdoa sesaat setelah kita sadar bahwa kita telah melakukan kesalahan/ dosa. Tentu doanya pada saat tersebut adalah doa memohon ampun kepada Tuhan. Rasul Petrus juga nampaknya melakukan hal yang sama, sesaat setelah ia menyangkal Tuhan Yesus sebanyak 3 kali (lih. Mat 26:75; Mrk 14:72; Luk 22:62). Namun demikian, yang terpenting setelah itu adalah mengakukan dosa tersebut di hadapan Tuhan dalam sakramen Pengakuan Dosa, sebagai bukti bahwa kita sungguh bertobat dan berkehendak untuk menerima rahmat pengampunan Allah. Baru setelah itu, kita dapat menerima Kristus dalam Komuni Kudus, karena jika kita sedang dalam keadaan berdosa berat, sesungguhnya kita tidak dapat menerima Komuni kudus, jika kita tidak mengaku dosa dalam Sakramen Tobat terlebih dahulu.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati – katolisitas.org

  28. Dear Katolisitas,
    Ada teman saya yg bertanya,apa yg seharusnya dilakukan oleh seseorang agar doanya dapat diterima dan dikabulkan Tuhan.
    Trimakasi.

    • Shalom Mery Gultom,

      Sebagai jawaban singkat, agar doa seseorang diterima dan dikabulkan Tuhan, maka berdoalah dengan iman, pengharapan dan kasih. Iman memungkinkan kita untuk mempercayai Tuhan yang memberikan segala sesuatu dan menyadarkan kita bahwa kita tidak berarti apa-apa dan tidak mungkin melakukan segala sesuatu yang baik (yang bersifat adi kodrati) tanpa rahmat Allah. Harapan akan Allah memberikan kita keyakinan bahwa Tuhan akan memberikan yang terbaik bagi kita dan mengantar kita pada keselamatan kekal. Kasih memberikan kesadaran kepada kita bahwa seluruh doa kita didasari oleh kasih kepada Tuhan, sehingga pada akhirnya kita dapat mengasihi sesama. Semua hal-hal yang bersifat material dapat dikabulkan Tuhan sejauh hal tersebut dapat membawa kita kepada keselamatan kekal dan membantu orang lain untuk sampai pada keselamatan kekal. Dengan pengertian ini, maka kita dapat menyelaraskan keinginan dan doa kita dengan keinginan Tuhan. Lebih lanjut, pembahasan tentang doa dapat dilihat di sini:

      Doa menjadi bagian yang terpisahkan dari kehidupan seorang Kristen. Namun ada tiga kesalahan persepsi tentang doa yang dinyatakan oleh St. Thomas Aquinas. Tiga kesalahan tersebut dapat dilihat pada tulisan berikut ini: 1) Tuhan tidak campur tangan, 2) Tuhan sudah menakdirkan segalanya sehingga doa tidak diperlukan, 3) Kita dapat merubah keputusan Tuhan dalam doa. Kemudian sebagai kesimpulan dijelaskan 4) konsep doa dengan mengambil definisi doa menurut St. Teresia kanak-kanak Yesus.

      Semoga dapat membantu.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

    • seperti yg dikatakan oleh romo ,bahwa,berdoalah dgn IMAN,PENGAHARAPN DAN KASIH,,,,Namun kita juga harus menyadari,bahwa kita tdk memaksa TUHAN utk mengabulkan setiap permohonan….semau keputusan berada pd TUHAN…TUHAN dpt mengabulkan doa dgn cepat,,,tp tdk selalu apa yg diminta ,akan dikabulkan persis dgn apa yg kita pinta,,,TUHAN tau apa kebutuhan kita,,tanpa dimintapun TUHAN akan memberikan apa yg kit aperlukan,,,yg terpenting bagi kita ialah,dekatlah dgn TUHAN/ JGN PERNAH JAUH dr TUHAN dlm doa,,,dimana saja berada berdoa,,,tdk harus selalu masuk kamar,tutup pintu dan berdoa….lakukanlah semua perintah TUHAN ,baik dlm kata ,perbutan dan pikiran,,,,dlm INJIL: disana TUHAN YESUS mengajarkan utk: beramal.berpuasa,berdoa…..jika 3 hal ini saja kita lakukan dlm kehidupan sehari2,,,apapun yg diminta kepada TUHAN sesuai dgn kehendakNYA, AKAN DIKABULKAN…..jika 3 hal kita lakukan dgn tulus,,anda akan merasakan keajaiban2 yg tdk pernah anda pikirkan,rencanakan,atau tdk pernah diminta……

  29. kita perlu mendoakan apa yang kita lakukan dan melakukan apa yang kita lakukan

    [Dari Katolisitas: Mungkin maksud Anda: kita perlu mendoakan apa yang kita lakukan dan melakukan apa yang kita doa-kan?]

  30. Yth Tim Katolisitas, saya mau bertanya tentang berdoa. Apakah bisa dalam berdoa kita mengajukan bermacam- macam permohonan? Karena kadang permasalahan datang bertubi-tubi dalam satu waktu.
    Bagaimana cara berdoa yang baik?

    Terima kasih
    Maria

    • Shalom Maria,

      Romo Wanta pernah menulis artikel tentang Berdoa dengan benar secara Katolik, silakan klik. Selanjutnya, silakan juga membaca artikel Doa Bapa Kami, doa yang sempurna, silakan klik.

      Ya, pada dasarnya kita dapat menaikkan kepada Tuhan, segala permohonan kita, namun kita menaikkannya dalam ucapan syukur (lih. Flp 4:6). Artinya jangan sampai kita lupa berterima kasih terlebih dahulu atas segala kasih, pertolongan dan pemeliharaan-Nya yang sudah kita terima, baru selanjutnya kita memohon agar pertolongan dan permeliharaan-Nya itu boleh terus kita alami di hari esok. Namun untuk hal pengabulan doa tersebut, kita sepenuhnya menyerahkan kepada kebijaksanaan Allah, dengan mengakui bahwa Allah yang Maha Pengasih mengetahui segala yang terbaik yang kita perlukan.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  31. Dear team Katolisitas,

    Terima kasih atas penjelasan diatas. Kiranya Tuhan Yesus Kristus mengampuni dosa – dosa saya selama ini.

    Rgds,
    Andrew Simbolon

  32. salam katolisitas…
    terkadang saya rajin berdoa, tapi kadang saya malas-malasan untuk berdoa. saya ingin bertanya bagaimana cara menumbuhkan semangat agar kita selalu ingin berdoa?

    • Shalom Valentina,
      Naik turun dalam kehidupan rohani itu dapat terjadi pada semua orang. Namun adalah sesuatu yang baik jika Anda berkehendak untuk mengusahakan agar Anda dapat selalu dekat dengan Tuhan, dengan rajin berdoa. Dikatakan bahwa keinginan untuk berdoa itu sendiri sudah merupakan doa. Jika kita belajar dari teladan para Santo/ Santa, maka kita ketahui bahwa yang mereka menumbuhkan semangat bagi mereka untuk berdoa adalah jika mereka mengingat dan merenungkan akan kasih Tuhan kepada kita. Tuhan sungguh mengasihi semua orang, tetapi pada saat kita dapat merasakan bahwa “Tuhan Yesus sungguh-sungguh mengasihi saya”, maka hati kita akan terdorong untuk membalas kasih-Nya.
      Ada banyak tips yang dapat kita lakukan untuk menumbuhkan kesadaran akan kehadiran Allah yang mengasihi kita itu dalam kehidupan sehari-hari. Tentang hal ini sudah pernah dituliskan di sini, silakan klik.

      Mari kita berjuang agar tetap setia mengucap syukur kepada Tuhan, sebab Allah telah sungguh setia mengasihi kita.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  33. Salam untuk teman-teman katolisitas,

    Beberapa waktu lalu – Sabtu pagi hari – kami berjalan kaki dari sebuah hotel di salah satu kawasan wisata tengah kota Bandung yang cukup dikenal menuju stasiun perhentian kendaraan umum dan bertemu dengan bapak pengemudi becak yang cukup berumur. Beliau tengah mendorong becak di jalan yang menanjak tanpa penumpang dan berhenti di depan kami sambil menunjukan uang 2 ribu Rupiah di tangannya meminta sekedar tambahan uang untuk membeli sarapan bubur beras. Sesaat saya dan istri agak terdiam namun secara tidak sadar kami mengeluarkan uang lima ribu rupiah – nominal yang relatif kecil untuk kawasan dimana kami menginap karena sebagian besar terdiri dari hotel dan kawasan wisata belanja dengan biaya hidup relatif tinggi, termasuk dibandingkan dengan kota Jakarta.

    Uang yang setara dengan tips untuk room service tersebut diterima bapak pengemudi becak dan beliau mengungkapkan rasa terima kasihnya dengan menanyakan ke mana kami menuju untuk dia antar – meski kami tolak karena memang tinggal beberapa menit berjalan kaki menuju stasiun.

    Kejadian tersebut membuat situasi kami serba rikuh karena selama 3 hari tinggal di kawasan wisata, uang 100 ribu rupiah bisa dengan mudah dihabiskan untuk satu kali makan malam. Jika menerus mengingat hal tersebut, ada kegundahan bahwa kebaikan hati terkadang menjadi salah satu cara pemuasan diri atas rasa bersalah terhadap ketidak-seimbangan yang ada di masyarakat dan tentu lambat laun akan mendorong seseorang menjadi filantropis atas nama diri sendiri.

    Sebagai sarana untuk menjaga hati tetap tertuju kepada pusat pemerintahan surgawi, apakah teman-teman katolisitas memiliki doa yang diajarkan para kudus terdahulu untuk menjaga kemurnian hati – sehingga bagi para awam seperti kami yang sehari-hari bekerja dalam lingkungan kerja yang serba “kering” dan harus menang dalam segala hal di dunia ini, dapat menjaga keseimbangan hidup sesuai dengan hukum Tuhan yang disampaikan melalui gereja ?

    Terima kasih sebelumnya atas bantuannya.

    [Dari Katolisitas: Ya, ketimpangan sosial yang terjadi di sekitar kita seharusnya mendorong kita untuk menjadi lebih peka akan kebutuhan sesama. Semoga kita diberi kebijaksanaan dan kebajikan kemurahan hati untuk menyikapinya.

    Selanjutnya, silakan membaca doa-doa dari para Santo -klik di judul berikut ini:

    Doa untuk Kemurnian Hati, oleh St. Thomas Aquinas
    Doa di Saat Kekeringan Rohani, oleh St. Anselmus
    Doa untuk Mencari Tuhan tanpa Henti, oleh St. Agustinus]


  34. Adakah anda menerima pertanyaan dari bahasa malaysia….sebab setahu saya kita adalah serumpun….apa-apa pun terima kasih atas jawapan atas pertanyaan yang membuatkan saya tahu lebih mendalam tentang iman katolik yang saya imani selama 25 tahun…….
    sebelum itu saya adalah peminat katolisitas dari Kuala Lumpur…
    saya ingin bertanyakan beberapa soalan……. ketika berdoa keraguan saya muncul, kerna kepada siapakah harus saya memohon…sehingga satu masa saya akan memohon kepada ketiga peribadi tritunggal (trinitas)…ini wujudkan keraguan dalam hati saya ketika berdoa, dan sering menyalahkan jika doa saya tidak d dengari…….soalan kedua….kerajaan Malaysia telah melarang umat kristian (semua dominasi) untuk menggunakan perkataan “ALLAH” konon nya boleh merosakan akidah umat islam di negara saya, persoalan nya…siapakah yg dahulu menggunkan perkataan ini? dan perkataan “ALLAH” ini berasal dari mana?…..sememang nya injil asal menggunakan nya?……pertanyaan saya selanjutnya mengenai kitab kejadian, apa benar kitab kejadian adalah kitab terakhir sekali dibuat,…apa pandangan umat katolik mengenai sains, alam dinosaur, adakah nabi adam dan hawa manusia pertama? sebab saya pernah mendengar dari beberapa sumber bahawa ketika itu (zaman nabi adam dan hawa) bukan mereka sahaja manusia yang ada tp mereka adalah orang yang dipilih tuhan dalam kalangan manusia zaman itu..saya berpendapat bahawa sememangnya fakta ini adalah betul kerana anak adam dan hawa adalah lelaki sahaja….

    sekian terima kasih…..

    • Shalom Derf,

      Tidak menjadi masalah pertanyaan dari Bahasa Malaysia, karena memang ada banyak kemiripan antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia. Tentang doa: Doa yang kita panjatkan kita tujukan kepada Allah Bapa dengan perantaraan Yesus Kristus bersama dengan Roh Kudus. Dengan demikian, doa mempunyai dimensi Trinitas. Namun, tentu saja kita dapat berdoa kepada Yesus Kristus maupun Roh Kudus, dengan pengertian bahwa doa yang kita tujukan kepada salah satu Pribadi dari Trinitas juga berada dalam kesatuan Pribadi yang lain. Tentang perkataan Allah, Tuhan dan Yahweh, silakan melihat pembahasan ini – silakan klik. Karena anda dari Malaysia, maka mungkin menjadi relevan, kalau anda juga membaca tulisan dari Marina Mahathir ini – silakan klik. Tentang Kitab Kejadian: Kitab Kejadian adalah memang yang ditulis pertama kali, diperkirakan sekitar 1500SM. Tentang yang lain: Tentang ilmu pengetahuan dan hubungannya dengan Kitab Kejadian- klik ini, manusia pertama (hubungan teori evolusi dengan iman) – silakan klik. Tentang sains Penciptaan, klik di sini. Anak Adam dan Hawa bukan hanya laki-laki, namun juga anak-anak perempuan, seperti dalam ayat ini “Umur Adam, setelah memperanakkan Set, delapan ratus tahun, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan.” (Kej 5:4).Saya mengusulkan agar anda dapat berfokus pada satu pertanyaan, sehingga jawaban juga dapat terfokus. Sebelum bertanya, gunakan fasilitas pencarian dengan kata kunci yang anda inginkan. Semoga dapat membantu.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

  35. Dear Katolisitas, saya mohon pencerahan.
    Begini persoalan saya, kebanyakan saya berdoa Bapak Kami Salam Maria, Kemulian kepada Bapa Putra dan Roh Kudus serta Aku Percaya dan selebihnya doa saya lebih banyak merupakan doa spontan bukan doa baku seperti yang di ajarkan dalam katekismu Katolik.

    yang menjadi pertanyaan beban pikiran saya apakah saya berdosa disebab karena banyak doa dalam katekismu yang tidak saya hafalkan (terkecuali doa Tobat ini saya gunakan untuk pengakuan dosa).

    sebelumya terima kasih atas artikel katolik yang banyak ini. Yesus Kristu Memberkati

    • Shalom Igang,

      Beberapa doa standar dalam Gereja Katolik – seperti: Bapa Kami, Salam Maria, Kemuliaan – sebenarnya adalah bersumber dari Kitab Suci. Dengan demikian, sungguh sangat baik kalau kita dapat menghafalkannya dan kemudian mendoakannya bukan sebagai rutinitas, namun menjadi doa yang dapat kita resapi maknanya dan keluar dari hati kita. Katekismus Gereja Katolik menegaskan bahwa hati kitalah yang berdoa (KGK, 2562). Dengan demikian, kita dapat melakukan doa spontan bahkan doa hening, dengan membawa seluruh keberadaan kita kepada Allah. Jangan memikirkan bahwa kalau tidak hafal doa-doa baku maka kita berdosa, tapi pertimbangkan bahwa doa-doa baku yang utama sebenarnya dapat membantu kita untuk semakin dekat kepada Allah. Semoga dapat membantu.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

      • Terima kasih Pak Stef, jawaban anda semakin menguatkan iman saya. sebelumnya saya sempat ragu bahwa karena tidak menghafal doa-doa dalam Katekismu adalah dosa tapi kini saya memahaminya bahwa inti dari doa adalah setiap kata yang di resapi dari hati dan di ucapkan dengan memaknainya. Teruslah Berferman karena banyak domba yang masih tersesat.

        Best
        Igang

  36. Tuhan mengajarkan kita untuk selalu mendengar firman Tuhan.
    Tapi zaman sekarang ini semakin banyak pengajar sesat mangatasnamakan ajaran Tuhan. Termaksud pengakuan pengakuan dan kesaksian2 yang sifatnya seperti ingin menunjukkan betapa besar kuasa Tuhan.
    Tapi saya melihat pengakuan/kesaksian sekarang dibuat di depan kalayak ramai seperti di tempat umum atau kadang kadang di mall atau pusat perbelanjaan, dan kadang2 sampai datang kerumah2. Dan saya menganggap hal tersebut seperti orang falistin dulu yang berdoa di depan orang banyak dan di simpang2 jalan yang Tuhan tidak menyetujui hal tersebut.
    Bagaimana tanggapan gereja mengenai hal tersebut??? Dan apakah hal tersebut boleh kami ikuti kegiatan yang dilakukan??? Bagaimana kami dapat membedakan ajaran sesat dan ajaran yg benar??? Bagaimana tanggapan dengan beribadah di mall/pusat perbelanjaan???

    Tolong diberikan penjelasan yang mudah saya mengerti/pahami

    thx
    Tuhan Yesus memberkati.

    • Shalom Enri,

      Tidak ada yang salah dengan mengabarkan tentang betapa besar kuasa Tuhan. Kita semua boleh, bahkan harus melakukannya. Namun tentu caranya harus bijaksana, menghormati orang lain dan tidak boleh memaksa. Tentang pewartaan/ kesaksian di Mall/ pusat perbelanjaan nampaknya harus dilihat terlebih dahulu, apakah sudah ada izin dari pihak pengelola tempat dan pihak otoritas Gereja. Menurut pengetahuan saya, sepertinya di Indonesia tidak umum ibadah komunitas/ Gereja Katolik dilakukan di Mall/ pusat perbelanjaan. Kalau di Filipina, misalnya di Makati/ Manila (saya tidak tahu persis apakah sekarang masih dilakukan) nampaknya hal itu terpaksa dilakukan, untuk menjangkau banyak umat, yang kemungkinan bekerja sebagai pegawai di Mall tersebut yang harus bekerja pada hari Minggu. Sedangkan sepertinya lebih umum, bahwa kebaktian/ ibadah saudara- saudari kita yang non- Katolik dilakukan di Mall, di salah satu bagian/ ruangan yang mereka sewa setiap Minggunya.

      Bagi Gereja Katolik, sebenarnya ketentuan tempat untuk perayaan Ekaristi, jelas disebut dalam Redemptoris Sacramentum, yaitu:

      108. “Perayaan Ekaristi hendaknya dilakukan di tempat suci, kecuali dalam kasus tertentu bila keadaan memaksa lain; dalam hal demikian perayaan harus berlangsung di tempat yang layak.” Uskup diocesan akan mengambil keputusan untuk setiap kasus.

      Nah, kemudian Anda bertanya: “Tapi saya melihat pengakuan/kesaksian sekarang dibuat di depan kalayak ramai seperti di tempat umum atau kadang kadang di mall atau pusat perbelanjaan, dan kadang2 sampai datang kerumah2. Dan saya menganggap hal tersebut seperti orang falistin dulu yang berdoa di depan orang banyak dan di simpang2 jalan yang Tuhan tidak menyetujui hal tersebut.”

      Setahu saya, acara yang melibatkan kesaksian iman yang dibuat di hadapan khalayak ramai itu membutuhkan izin dari pihak pengelola dan diketahui oleh pihak otoritas Gereja yang bersangkutan. Jika telah memperoleh izin, maka yang dilakukan tidaklah menyalahi aturan. Sedang datang ke rumah- rumah, itu adalah hak dari orang yang ingin bertamu, namun juga adalah hak dari pemilik rumah, jika tidak berkenan menerima mereka.

      Berikutnya Anda menyamakan doa mereka dengan doa orang Falistin? Mungkin maksud Anda orang Farisi? Tetapi yang dikecam oleh Yesus adalah maksud hati orang-orang Farisi itu yang berdoa bukan pertama-tama untuk memuji Tuhan, tetapi agar dilihat orang (lih. Mat 6:1,5). Maka doa sedemikian tidak sesuai dengan makna doa sebagaimana diajarkan Gereja, yaitu sebagai ‘pengangkatan jiwa kepada Tuhan’ yang memerlukan sikap kerendahan hati, bukan sikap kesombongan agar terlihat baik dan dipuji orang.

      Selanjutnya Anda bertanya: “Bagaimana tanggapan gereja mengenai hal tersebut? Dan apakah hal tersebut boleh kami ikuti kegiatan yang dilakukan? Bagaimana kami dapat membedakan ajaran sesat dan ajaran yg benar? Bagaimana tanggapan dengan beribadah di mall/pusat perbelanjaan?”

      Maka pertanyaannya sekarang bagi Anda adalah, ibadah apa yang hendak Anda ikuti? Jika Anda Katolik, maka silakan menghadiri ibadah secara Katolik, yaitu perayaan Ekaristi kudus, atau dapat pula Anda menghadiri Persekutuan Doa Katolik ataupun Kebangunan Rohani Katolik, namun kedua hal ini tidak dapat menggantikan kewajiban Anda mengikuti perayaan Ekaristi pada hari Minggu dan hari Raya. Jika di Mall diadakan ibadah yang non- Katolik, maka kita tidak perlu menghadirinya.

      Bagi umat Katolik, cukup mudah untuk membedakan ajaran yang sesat ataupun yang benar, yaitu, apakah hal yang diajarkan itu sesuai atau tidak dengan ajaran iman Katolik, sebagaimana diajarkan dalam Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja? Jika tidak sesuai, maka tidak perlu diikuti.

      Soal ibadah di Mall/ pusat perbelanjaan, silakan Anda tanyakan saja kepada pihak penyelenggara, sudahkah mendapat izin dari pihak pengelola ataupun dari pihak otoritas Gereja Katolik? Jika sudah, Anda dapat mengikutinya, jika belum/ tidak, janganlah diikuti.

      Demikian, semoga berguna.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

       

  37. Yth bu Ingrid,
    Mohon maaf, saya agak kurang ngerti, di artikel ini adalah membahas Cara Berdoa secara Katolik yang benar, namun dalam bahasan : Berdoalah menurut pola ”Doa Bapa Kami” dan dituliskan begini:
    Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. [Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.]
    Setahu saya doa Bapa Kami yang bunyinya seperti itu, adalah yang sering dipakai oleh kawan-kawan kita yang beragama Kristen (Protestan), sedangkan yang kami tahu kalau di gereja Katolik itu bunyinya demikian:
    Bapa kami yang ada di sorga, dimuliakanlah nama-MU, datanglah kerajaan-MU, jadilah kehendak-Mu, di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rejeki pada hari ini, dan ampunilah kesalahan kami, seperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami. Dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.[Karena Engkaulah Raja, Yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya, Amien]
    Mohon pendapat ibu tentang hal tersebut, guna pencerahan. Apakah pendapat saya salah? Apakah itu sama saja? Atau berbeda?
    Bahkan ada juga perbedaan yang cukup mencolok di ‘Sahadat’ mungkin ibu sudah tahu (kalau di Katolik ada aku percaya akan Roh Kudus, Gereja Katolik yang kudus dst , kalo di Kristen tidak begitu) mohon pendapatnya apakah orang Katolik boleh menggunakan doa yang dipakai oleh gereja Protestan? Atau sebaliknya?
    terima kasih atas bantuannya.
    Berkat Dalem

    • Shalom Vincensius,

      Tentang perbedaan teks Bapa Kami, antara ‘rezeki’ dan ‘makanan’, silakan klik di sini.
      Sedangkan, tentang syahadat, silakan klik di sini.

      Tentang doa Bapa Kami kita lihat masalahnya adalah perbedaan terjemahan, namun sebenarnya sumber teksnya sama. Sedangkan untuk syahadat, walaupun sumbernya sama dari syahadat para rasul, namun ada perbedaan terjemahan dan ada beberapa istilah yang tidak dipahami dengan pengertian yang sama. Namun demikian, dari pengakuan iman Kristiani tersebut, terdapat persamaan yang sangat besar dan berarti, yaitu bahwa umumnya semua gereja mengimani Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat umat manusia.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

       

       

  38. salam
    di pagi hari saya selalu berdoa rosario dilanjutkan doa novena lalu doa pribadi, apakah itu termasuk doa yang bertele-tele? karena saya mendoakannya secara berkesinambungan
    saat kita menginginkan sesuatu, kita pasti memohon kepada Tuhan dalam doa, dan saat saya memohon terkadang terkesan seperti daftar permintaan.
    bagamaina sebaiknya saya berdoa?

    • Shalom Adven,

      Sebenarnya doa yang disebut bertele-tele di sini adalah “vain/ meaningless repetition“/ pengulangan yang sia-sia (battologéō dalam bahasa Yunani). Jadi yang dimaksud di sini adalah pengulangan kata- kata doa yang tidak dihayati, yang hanya semacam pengulangan di bibir yang tidak keluar dari hati. Namun kalau doa yang diulang namun keluar dari hati, seperti doa “Yesus, Yesus….” “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan….” adalah doa yang baik.

      Maka kebiasaan Anda menyampaikan doa permohonan setelah doa rosario, asalkan keluar dari hati, tidak termasuk doa yang bertele- tele. Doa Rosario bukan doa yang bertele- tele, ini sudah dibahas di sini, silakan klik. Doa Rosario bahkan adalah Doa yang sangat Alkitabiah, silakan klik di sini untuk membacanya.

      Sebagaimana telah disebutkan dalam Katekismus, maka doa yang benar adalah doa yang keluar dari hati. Contoh doa yang terbaik adalah doa Bapa Kami (karena diajarkan oleh Kristus sendiri), silakan klik di sini; namun kita juga dapat mendoakan doa- doa sederhana yang singkat yang keluar dari hati sepanjang hari. Ini disebut unceasing prayers atau ejaculative prayers. Contohnya, “Tuhan Yesus, aku bersyukur kepada-Mu.” atau, Tuhan Yesus, kasihanilah aku….” atau “Tuhan Yesus aku mengasihi Engkau”, atau “Tuhan Yesus, kumohon selamatkanlah kami…. (atau jika kita sedang mendoakan seseorang, “kumohon selamatkanlah (….) kita sebut namanya di sini)”.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

       

  39. Pak Stef, saya juga mau nanya, kalau kita makan di restoran nih atau dalam perjalanan menggunakan kendaraan umum cara doanya bagaimana Pak? Karena menurut Injil Matius 6 : 6 “Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”

    • Shalom Alwi,

      Untuk memahami makna ayat Mat 6:6, kita perlu memahami konteksnya, yaitu bahwa Yesus mengajarkan agar kita berdoa tidak untuk maksud dilihat orang, atau agar kita dianggap suci/ dipuji orang. Dalam perikop tersebut, perikop sebelum dan sesudahnya Kristus mengajarkan kita bahwa jika kita berbuat kebaikan (memberi sedekah, berdoa dan berpuasa), janganlah bermaksud agar perbuatan itu dilihat oleh orang lain, namun tujukanlah perbuatan tersebut kepada Allah Bapa yang ada di tempat tersembunyi.

      Maka, hal berdoa di perjalanan ataupun sebelum makan di restoran, jika ditujukan kepada Bapa, dan bukan untuk maksud dilihat orang dan agar kita memperoleh pujian, itu tetaplah merupakan “doa yang ditujukan kepada Allah Bapa yang ada di tempat tersembunyi”. Itulah sebabnya, Kristus-pun memberikan teladan, bahwa Ia juga turut berdoa di bait Allah dan mengikuti perayaan-perayaan religius Yahudi, yang artinya Ia tidak berdoa hanya di dalam kamar/ di tempat tersembunyi saja. Maka, mari kita pahami prinsipnya, yaitu jika kita berdoa, pertama- tama maksudnya adalah kita mengungkapkan rasa syukur dan hormat kita kepada Tuhan, dan bukan untuk maksud agar dilihat orang ataupun dipuji orang. Jika kita memegang prinsip ini, kita telah melaksanakan salah satu ketentuan tentang doa. Jika kita diberi sesuatu oleh sesama manusia saja kita berterima kasih, apalagi jika kita telah banyak diberi oleh Tuhan. Sudah sepantasnyalah, kita bersyukur kepada Tuhan yang selalu memelihara dan menjaga kita; dan inilah yang kita nyatakan dengan doa, yang dimulai dan ditutup dengan tanda kemenangan kita: yaitu Tanda Salib Kristus. Jika kita tidak malu mengakui-Nya di dunia ini, maka Tuhan Yesuspun tak akan malu mengakui kita saat kedatangan-Nya kelak. Sebab Kristus bersabda: “Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusiapun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus.” (Mrk 8:38).

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  40. Dear Katolisitas,

    Saya seorang anggota persekutuan doa dan di dalam persekutuan ini saya mempunyai seorang teman (yang lebih muda) yang memiliki sedikit perbedaan. Perbedaannya adalah ia seringkali memaksakan untuk mengganti kata Allah, …-Nya, Dia, Bapa, Engkau, (dan kata ganti lainnya yang sejenis untuk menunjuk kepada Tuhan) dengan kata Yesus. Dan yang sejauh saya tahu ia hanya menggunakan sebutan ‘Yesus’ kepada Tuhan dan tidak mau menggunakan gelar yang lainnya. Saya bukan anti terhadap Nama ‘Yesus’, hanya saja dalam beberapa kesempatan – seperti dalam lagu pujian, koor, dan doa – hal tersebut dirasa cukup menggangu bagi anggota yang lain.

    Pertanyaan saya;
    1. Apakah hal tersebut (memaksakan nama Yesus) adalah sebuah kesalahan atau bukan ?
    2. Bila hal tersebut adalah kesalahan, bagaimana saya seharusnya menegor ?(karena sebelumnya pernah terjadi dengan orang yang berbeda dan ia akhirnya mengundurkan diri dari Gereja)

    Terima kasih, Tuhan Memberkati

    Matheus

    • Shalom Matheus,

      Terima kasih atas pertanyaan anda tentang mengganti nama ilahi dengan Yesus. Sebenarnya, hal ini terjadi karena kesalahpahaman tentang Trinitas, tiga Pribadi dalam satu hakekat. Dalam doa yang bersifat Trinitarian, maka kita menyampaikan doa kita kepada Allah Bapa, dengan pengantaraan Allah Putera dan dalam kesatuan dengan Allah Roh Kudus. Namun, doa kita juga dapat bersifat Kristologis. Kita dapat menyampaikan doa kepada Yesus, karena menyadari bahwa Dialah satu-satunya pengantara umat manusia dengan Bapa, sehingga bersama dengan Roh Kudus, Dia akan menyampaikan doa-doa kita kepada Bapa. Bandingkan dengan doa konsekrasi kepada Kristus Raja, doa dari St. Thomas Aquinas: sebelum dan setelah menerima Komuni Kudus.

      Namun, tentu saja rumusan pertama lebih menampilkan sisi Tritunggal Maha Kudus secara lebih eksplisit. Dalam direktorium kesalehan umat dan liturgi, art. 80 point 1 menuliskan “Kaum beriman harus diberi pengajaran tentang ciri khas doa Kristiani, yakni: dialamatkan kepada Bapa, lewat pengantaraan Putra, dalam kuasa Roh Kudus.” Dalam doxologi, kita mendengar imam mendoakan “Dengan pengantaraan Kristus, bersama Dia dan dalam Dia, dalam persekutuan dengan Roh Kudus, bagi-Mu, Allah Bapa yang mahakuasa, segala hormat dan kemuliaan, sepanjang segala masa.”

      Dengan demikian, kalau seseorang berdoa dan mengganti nama Allah Bapa dengan Yesus, maka perlu dipertanyakan pengertiannya tentang Trinitas. Dengan mengganti semua nama ilahi dengan Yesus, maka dapat terjadi kerancuan akan pokok iman kita, yaitu Trinitas. Dengan demikian, cobalah diskusikan hal ini dengan teman anda dalam suasana kasih. Cobalah mengerti alasan dari tindakannya. Cobalah berdiskusi bahwa baptisan yang kita terima adalah dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus. Rasul Paulus juga menekankan dimensi Trinitas, sehingga menuliskan “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian.” (2Kor 13:13) Semoga anda dapat menyampaikan hal ini dengan baik dan jangan lupa untuk berdoa sebelum berdialog.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

      • Shalom Katolisitas,

        Terima kasih untuk penjelasan dan sarannya. Semoga Katolisitas semakin maju dan semakin menerangi iman kristiani di manapun berada.

        Tuhan memberkati…

      • Shalom, Mr. Stefanus Tay
        Ini cerita apa lagi ? (Dengan demikian, kalau seseorang berdoa dan mengganti nama Allah Bapa dengan Yesus, maka perlu dipertanyakan pengertiannya tentang Trinitas. Dengan mengganti semua nama ilahi dengan Yesus, maka dapat terjadi kerancuan akan pokok iman kita, yaitu Trinitas. Dengan demikian, cobalah diskusikan hal ini dengan teman anda dalam suasana kasih. Cobalah mengerti alasan dari tindakannya. Cobalah berdiskusi bahwa baptisan yang kita terima adalah dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus. Rasul Paulus juga menekankan dimensi Trinitas, sehingga menuliskan “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian.” (2Kor 13:13) Semoga anda dapat menyampaikan hal ini dengan baik dan jangan lupa untuk berdoa sebelum berdialog). Selama saya menjadi orang yang beriman katolik sejak lahir sampai sekarang saya mengimani dan mengakui ALLAH BAPA, ALAH PUTRA DAN ALLAH ROH KUDUS adalah satu ZAT yang ESA. Baca dong bung Tay Yoh.8:25-29 disitu jelas Yesus berfirman “bahwa Akulah Dia” dan di tulis dengan huruf besar Aku = Dia dan Dia (Allah Bapa) = Aku (Yesus Kristus). Justru akhirnya saya meragukan keimanan anda sebagai orang kristen, di mana anda menyatakan (anada baca kembali lah tulisan anda di atas …???????), nah sekarang siapa yang tidak mengerti tentang “TRINITAS” ………!!!!!!!!????????????.
        Wah !!! ini bahaya kalau orang yang sehebat STEFANUS TAY dalam memberikan pencerahan iman melalui tulisan di situs ini tidak mengakui Yesus Kristus adalah ALLAH.

        [dari katolisitas: Coba anda membaca lagi dengan teliti apa yang telah saya tulis. Silakan menunjukkan yang salah dan menurut anda tidak sesuai dengan iman Katolik.]

        • Shalom, Mr. Stefanus Tay
          Ini cerita apa lagi?… (Dengan demikian, kalau seseorang berdoa dan mengganti nama Allah Bapa dengan Yesus, maka perlu dipertanyakan pengertiannya tentang Trinitas. Dengan mengganti semua nama ilahi dengan Yesus, maka dapat terjadi kerancuan akan pokok iman kita, yaitu Trinitas. Dengan demikian, cobalah diskusikan hal ini dengan teman anda dalam suasana kasih. Cobalah mengerti alasan dari tindakannya. Cobalah berdiskusi bahwa baptisan yang kita terima adalah dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus. Rasul Paulus juga menekankan dimensi Trinitas, sehingga menuliskan “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian.” (2Kor 13:13) Semoga anda dapat menyampaikan hal ini dengan baik dan jangan lupa untuk berdoa sebelum berdialog).
          Selama saya menjadi orang yang beriman katolik sejak lahir sampai sekarang saya mengimani dan mengakui ALLAH BAPA, ALAH PUTRA DAN ALLAH ROH KUDUS adalah satu ZAT yang ESA. Baca dong bung Tay Yoh.8:25-29 disitu jelas Yesus berfirman “bahwa Akulah Dia” dan di tulis dengan huruf besar, Aku = Dia dan Dia (Allah Bapa) = Aku (Yesus Kristus). Justru akhirnya saya meragukan keimanan anda sebagai orang kristen, di mana anda menyatakan (anda baca kembalilah tulisan anda sendiri di atas …???????), nah sekarang siapa yang tidak mengerti tentang “TRINITAS” ………!!!!!!!!????????????.
          Wah !!! ini bahaya kalau orang yang sehebat STEFANUS TAY dalam memberikan pencerahan iman melalui tulisan di situs ini tidak mengakui Yesus Kristus adalah ALLAH.

          [dari katolisitas: Saya tidak tahu apa yang ingin anda diskusikan dan apa yang ingin coba anda sampaikan. Minimal, cobalah untuk berdiskusi terlebih dahulu sebelum memberikan tuduhan yang tidak perlu. Kalau anda ingin mengingatkan saya untuk percaya Trinitas dan Kristus adalah Allah, maka itulah yang saya imani dan terima kasih untuk mengingatkan saya akan pondasi pokok iman Gereja Katolik.]

          • Shalom Mr. Tay,
            “kalau seseorang berdoa dan mengganti nama Allah Bapa dengan Yesus, maka perlu dipertanyakan pengertiannya tentang Trinitas. Dengan mengganti semua nama ilahi dengan Yesus, maka dapat terjadi kerancuan akan pokok iman kita, yaitu Trinitas.” inilah pernyataan anda kepada saudara Matheus pada alenia ke dua dimana anda tidak menempatakan Yesus sebagai Allah dan seandainya saya bisa menggaris bawahi komentar anda tsb, pasti saya akan garis bawahi yaitu mengenai “Mengganti nama Allah dengan Yesus” dan anda mengatakan “pengertian TRINITAS dipertanyakan. lalu “mengganti semua nama Ilahi dengan Yesus” membuat kerancuan pada pengertian TRINITAS.

          • Shalom Dionisius,

            Nah, diskusi seperti ini akan lebih dewasa dan membangun daripada memberikan tuduhan yang sebenarnya tidak perlu. Usahakan dalam diskusi, kita juga mencoba mengerti argumentasi yang coba diberikan oleh orang lain, sehingga kita tidak cepat memberikan tuduhan-tuduhan. Ini masukan dari saya, dan tentu saja terserah kepada anda bagaimana menyikapinya. Konteks dari jawaban saya adalah orang sering mengaburkan pribadi dalam Trinitas: Allah Bapa, Allah Putera dan Allah Roh Kudus dengan hanya satu pribadi yaitu Yesus Kristus, seperti yang ditanyakan oleh penanya. Jadi, konteks dari jawaban saya pada waktu saya menuliskan “nama ilahi” adalah dua pribadi yang lain, yaitu Allah Bapa dan Allah Roh Kudus. Walaupun ketiga Pribadi ini terikat dalam satu hakekat yang satu, namun memang ketiga Pribadi ini berbeda satu sama lain. Dengan demikian, menyatukan semua pribadi tanpa mengetahui perbedaan Pribadi yang satu dengan yang lain, dapat mengaburkan pengertian Trinitas itu sendiri. Tentu saja saya tahu apa saja sebutan Yesus Kristus, seperti yang telah saya tuliskan di artikel tentang Yesus Kristus yang sungguh Allah dan sungguh manusia di sini – silakan klik. Semoga keterangan tambahan ini dapat mengklarifikasi pernyataan saya sebelumnya.

            Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
            stef – katolisitas.org

    • Sahabatku MATHEUS, perkenalkan nama saya Dionisius Ganesha. Salam Damai
      Seharusnya anda tidak membedakan atau mempermasalahkan Yesus dengan gelar ke Kristusan-Nya atau tidak. Didalam Alkitab nama Yesus dapat disebut juga 1. Mesias, 2. Anak Allah, 3. Anak Manusia, 4. Kerajaan Allah, 5. Firman Allah, 6. Anak Domba Allah, 7. Kristus, dan masih banyak lagi sebutan untuk Yesus Sang Sabda.
      Mulai saat ini beranilah anda untuk mengakui bahwa Yesus adalah ALLAH dan Allah dalah Yesus yang menjelma sebagai manusia dan masuk kedalam rahim seorang wanita yang bernama MARIA dalam bentuk cahaya yang tidak bisa dilihat dengan kasat mata (ROH KUDUS), Maka Trinitas yang dapat saya ungkapkan disini adalah “ALLAH BAPA,ALLAH PUTRA,dan ALLAH ROH KUDUS. Jadi bila ada seseorang berdoa dengan menyebut Yesus sebagai pengganti Allah Bapa menurut iman saya adalah tidak dapat disalahkan, karena kita sebagai orang yang beriman tidak boleh mudah menyalahkan apa yang sudah diimani oleh orang tersebut selama tidak mengganggu, merusak dan menghujat ke ESAAN ALLAH. Dan juga kita sebagai orang yang beriman jangan mudah menilai seseorang berdosa, sesat, dan kafir dan bacalah Yoh. 4:6-26 dan bacalah juga Yoh. 8:2-11. Nah! akan lebih jelas lagi siapa Yesus sebenarnya, lanjutkanlah bacaan anda ke Yoh. 8:12-19 dan 23-28 disitu jelas tertulis “Akulah Dia…” dan kat-kata itu diucapkan oleh YESUS dua kali yakni pada ayat 24 dan ayat 28. Jadi jelas sekarang bahwa siapakah YESUS KRISTUS itu sesungguhnya menurut anda dan juga Hai Mr. Stefanus Tay …..?????
      Semoga Kasih ALLAH melalui Tuhan Kita YESUS KRISTUS beserta kita. AMIN

      [dari katolisitas: Trinitas adalah satu Allah dalam tiga Pribadi. Kita tidak dapat memisahkan tiga Pribadi sehingga seolah-olah ada tiga Allah maupun kita tidak dapat menyatukan tiga Pribadi tersebut sehingga menghilangkan dimensi Pribadi. Oleh karena itu, silakan membaca terlebih dahulu artikel Trinitas di sini – silakan klik. Dari artikel ini, anda akan melihat perbedaan hakekat/esensi dengan pribadi. Dengan membedakan dua hal tersebut, maka kita akan menangkap konsep Trinitas dengan lebih jelas.]

      • Shalom Mr. Tay
        Iman Katolik saya tidak pernah dan bahkan tidak akan mengatakan bahwa “ALLAH ADA TIGA” dari sini saja anda sudah tendensius menanggapi komentar saya seakan-akan anda lebih mengerti tentang “TRINITAS”. Sekarang seandainya saya berdoa dengan memulai kata-kata seperti ini ” Ya Yesus Penguasa langit dan bumi,Engkaulah sumber kehidupan bagi umat manusia, Curahkanlah ROH KUDUS-MU kedalam hati dan pikiran kami agar dapat menerangi pola hidup kami untuk berbuat baik dan benar. Amin”
        Bagaimana pendapat anda ….???

        [dari katolisitas: Saya minta maaf, bahwa saya tidak dapat melanjutkan diskusi seperti ini lebih lanjut, karena sebenarnya tidak ada yang dipermasalahkan.]

        • sdr. Dionisius Ganesha
          bagaimana kalau kita menutup doa kita dengan rumusan “Demi Yesus Kristus, PuteraMu dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dalam persekutuan Roh kudus, sepanjang segala masa. Amin.” atau dalam doa kita mengucapkan “Allah yang maha rahim, engkau telah berkenan mengutus Putra-Mu kedunia” atau “Tuhan Yesus, utuslah Roh KudusMu kedalam hati kami” gimana jadinya jika penempatan Bapa, -Mu, bahkan Roh Kudus sekalipun di paksakan di ganti dengan Yesus (Allah Putra/anak) dengan mengabaikan tiga pribadi (Allah Bapa; Allah Putra dan Allah Roh Kudus) sesuai dengan penempatannya dalam kesaksian iman kita…

          • Salam, Dionisius Ganesha

            Saya percaya bahwa anda memiliki kecintaan mendalam terhadap Yesus dan hal tersebut sungguh patut kita syukuri. Mungkin, saya boleh berbagi tanggapan saya terhadap diskusi antara Matheus, Dion, dan Pak Stef.

            Matheus mengangkat masalah dimana salah satu rekannya selalu memaksa mengganti nama Pribadi Allah yang lain dengan Yesus. Memang Pak Stef hanya dapat menduga berdasarkan pernyataan Matheus, namun ada kemungkinan yang masuk akal bahwa rekan Matheus berusaha menyamakan antara Allah Bapa, Allah Putra, dan Allah Roh Kudus sebagai satu Pribadi saja.

            Tritunggal memang tidak dapat kita pahami sepenuhnya, kecuali hingga kita nanti, dengan rahmat Allah dan kerjasama kita, ternyata layak untuk bertemu dengan Allah di surga. Akan tetapi, tidak berarti pengetahuan kita tentang Allah adalah nol. Tritunggal adalah pewahyuan identitas Allah sendiri melalui Yesus dan pewahyuan ini diajarkan dengan setia oleh penerus Kuasa Mengajar Gereja, baik oleh Bapa-bapa Gereja, Para Paus, Uskup-uskup, dan imam dari dahulu hingga saat ini. Ketika kita melihat sejarah, banyak gangguan terhadap kepenuhan pewahyuan mengenai Tritunggal, entah berusaha mencampurkan ketigaNya, ataupun memisahkan total ketigaNya.

            Yang kita bisa lakukan mengenai ajaran Tritunggal di zaman ini adalah membuktikan bahwa ajaran tersebut konsisten, mengimaninya, dan menjaganya agar tidak berubah. Salah satu penjelasan Bapa Gereja yang cukup komprehensif mengenai Tritunggal tertuang dalam Kredo Athanasius. Selain itu, link dan artikel mengenai Tritunggal dalam situs ini juga cukup jelas dan disertai bukti teologis dan historis. Semoga dengan demikian, Tritunggal menerangi kita untuk mengimaniNya sebagaimana adaNya.

            Pacem,
            Ioannes

          • Ytk, Sdr. Handoyo
            Saya sebagai orang yang beriman katolik tidak akan pernah melihat Tuhan kita Yesus Kristus hanya dari satu sisi saja, dan saya selalu mengimani-Nya sebagai Allah yang menjelma menjadi Manusia yang sudah sepantasnya dan layak disembah dan dipuji. Apabila sebagai orang kristen yang beriman katolik tidak mempercayai Yesus sebagai Allah sama artinya tidak mengakui “ALLAH MAHA KUASA DAN MAHA BESAR” Cobalah anda baca INJIL Yohanes dengan iman dan logika keimanan karena INJIL Yohanes adalah injil yang sangat berbeda dari ketiga Penginjil lainnya yakni Matius, Markus dan Lukas. Didalam Injil Yohanes kita sering menjumpai kalimat-kalimat yang harus diartikan dengan ungkapan Iman….. Amin

          • @Dionisius Ganesha

            Dari beberapa kali posting komentar Anda di atas: saya malah bingung dengan maksud Anda berkaitan dengan iman akan Trinitas Mahakudus. Tapi bila maksud baik Anda adalah utk berdialog tentang kebenaran iman ini, maka saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan terlebih dahulu:

            1. Ketika Anda mengatakan bahwa artikel dari Pak Stef tentang Trinitas di situs ini salah dan bertentangan dengan iman katolik Anda? Sebetulnya letak persis salahnya di mana?

            2. Dari beberapa pernyataan Anda di atas, saya temukan ada beberapa pertentangan, mungkin Anda bisa jelaskan. Pertama: konteks diskusi di sini adalah tentang Trinitas: Satu Allah, Tiga Pribadi, dan Anda juga mengimani Trinitas. Saya kira tak ada penjelasan Pak Stef yang salah dalam hal ini, karena bahasannya adalah bagaimana memahami iman akan Trinitas. Tapi ketika Pak Stef mencoba meluruskan, kog malah Anda salahkan? Saya kira tidak ada yg mempertentangkan antara iman kita pada Allah Tritunggal dengan Allah yang mahakuasa dan mahaesa. Karena bagi iman kita Allah yang mahakuasa dan Esa itu kita imani sebagai Tritunggal Mahakudus.

            Kedua, saya kira Pak Stef, sdr Handoyo dan sdr Matheus justru mengikuti ajaran Trinitas sebagaimana diajarkan oleh Gereja Katolik. Maka tampaknya memang ada kebingungan dlm memahami maksud Anda di sini. Kalau Anda mengimani Trinitas secara ajaran Katolik, kog sepertinya malah tidak menerima penjelasan² dari artikel maupun penjelasan di atas?

            Ketiga, ini saya kutip dari komen Anda di atas, yg berusaha membantah argumen Pak Stef..

            “Nah! akan lebih jelas lagi siapa Yesus sebenarnya, lanjutkanlah bacaan anda ke Yoh. 8:12-19 dan 23-28 disitu jelas tertulis “Akulah Dia…” dan kat-kata itu diucapkan oleh YESUS dua kali yakni pada ayat 24 dan ayat 28. Jadi jelas sekarang bahwa siapakah YESUS KRISTUS itu sesungguhnya menurut anda dan juga Hai Mr. Stefanus Tay …..?????
            Semoga Kasih ALLAH melalui Tuhan Kita YESUS KRISTUS beserta kita. AMIN”

            Saya tanya: argumen Pak Stef yg mana, yang Anda ingin bantah dengan pernyataan Anda ini? Lalu kalimat terakhir Anda “Semoga Kasih ALLAH melalui Tuhan Kita YESUS KRISTUS beserta kita. AMIN”… Allah di sini maksudnya siapa? Allah Bapa kan? Jadi Kasih Allah Bapa, melalui Tuhan Kita Yesus Kristus kan? Tapi kalau maksudnya sebetulnya tidak ada yg dibantah, seperti dugaan Pak Stef, sehingga tidak perlu dilanjutkan diskusinya, saya duga Anda hanya merasa tidak ingin digurui saja oleh Pak Stef. Tapi klo Anda merasa pemahaman Anda berbeda dengan isi pengajaran Trinitas dalam situs ini, dan Anda merasa itu lebih benar, saya kira perlu didialogkan di sini dan Anda musti membuat argumentasi²nya dengan jelas. Jujur, saya juga tak menangkap sebetulnya apa persisnya argumen Anda.

            Salam.

          • Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?
            Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu.
            Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.”
            (Matius 7 : 3 – 5)

            Berkah Dalem..

            Fiat Voluntas Tua^^

            [Dari Katolisitas: Ayat-ayat di atas sesungguhnya ditujukan kepada setiap kita, yaitu agar kita lebih cepat memeriksa diri sendiri terlebih dahulu sebelum memberi komentar kepada orang lain]

        • Saya punya keyakinan bahwa saudara Dionisiun ini, meskipun mengatakan orang katolik, namun saya yakin bukan orang katolik. Itu terlihat dari gayanya “menyerang”.

          Sdr Dionisius di mata saya tidak memahami Trinitas. Katolik tidak memandang Trinitas sebagai “tiga Allah” tetapi 1 hakikat yaitu SATU ALLAH namun tiga pribadi.

          Bagi saya kedok Anda (yang katakan anda Katolik) sudah terbuka. Pilihan kata kata anda sangat tipikal nonkatolik. Saya setuju pak Stef tidak perlu melayani orang seperti sdr Dionisius ini yang motifnya memang tidak mencari kebenaran, namun mau debat kusir alias waton suloyo (asal berselisih paham). Hidup katolisitas. Hidup pak Stef dan bu Ingrid.

          [dari katolisitas: Kita tidak dapat menilai motif dari orang yang memberikan tanggapan, yang dapat kita nilai adalah argumentasinya.]

          • Dear Katolisitas,

            mohon maaf, saya salah karena seolah tahu motif seseorang. Saya hanya kesel karena jawaban pak Stef yang sangat bagus dan berdasar namun tetap disanggah dengan tuduhan (bukannya dengan argumentasi yang logis). dan lebih kesel lagi bahwa pak Stef tidak katakan bahwa ada tiga Allah, namun Dionisius menafsirkan bahwa ada tiga Allah. itu namanya tidak diskusi namun waton suloyo (asal beda pendapat).

            Kalau kita tidak (perlu) memahami Trinitas dengan benar (menyebut ketiganya dengan Yesus saja), lalu untuk apa setiap kali kita berdoa kita membuat tanda salib dan mengatakan “Dalam nama Bapa, Putera, dan Roh Kudus. amin”?

            Kalau menurut logika Dionisius berarti kita tidak perlu membuat tanda salib dengan kata kata tersebut. Karenanya saya meragukan kalau dionisius mengatakan bahwa dia Katolik. Saya yakin dia bukan katolik. Kalupun dia Katolik, berarti dia belum memahami Trinitas. dan kalau dia belum memahami Trinitas harusnya dia rendah hati dan mau memahami penjelasan pak stef. bukan sebaliknya malah menuduh tanpa dasar. Kalau benar dia belum katolik semoga kelak ia menjadi katolik.

            per mariam ad yesum

          • Kiranya bukan rasa kesal yang kita tunjukan ketika kita menghadapi saudara kita yang kurang tahu..

            kalau kita belajar dari teladan yang sudah diberikan Tuhan Yesus yaitu tentang “ke-Rendah-an Hati”, maka rasa kesal akan berubah menjadi Kasih.. ^^

            mari kita semakin menjadi Rendah hati..
            sama seperti Tuhan Yesus yang sungguh rendah hati walau menerima penderitaan yang memilukan..

            Berkah Dalem Gusti..

            Fiat Voluntas tua^^

            ____________________________________________________

            TERHADAP TUBUH SESAMA

            1. Memberi makan kepada yang lapar
            2. Memberi minum kepada yang haus
            3. Memberi pakaian kepada yang tidak berpakaian
            4. Memberi tumpangan kepada musafir
            5. Mengunjungi orang sakit
            6. Menjenguk orang tahanan
            7. Menguburkan orang yang meninggal dunia.

            TERHADAP JIWA SESAMA
            1. Menegur orang yang berbuat dosa
            2. Mengajar orang yang tidak mengerti
            3. Menasihati orang yang bimbang
            4. Menghibur orang sakit
            5. Menanggung rugi dengan sabar
            6. Mengampuni dengan tulus
            7. Berdoa untuk orang yang hidup dan yang mati

            (Buku Harian St. Faustina)

  41. Dear Bu Ingrid

    Setiap saya ikut misa dan pada waktu doa Bapa Kami dinyanyikan, tidak terasa air mata mengalir, kadang2 saya malu dengan umat di sebelah saya. Kenapa ya bu ? Mohon penjelasannya, terima kasih.
    Tuhan memberkati

    [Dari Katolisitas: Silakan membaca jawaban ini, silakan klik.]

  42. Dear bu Ingrid, apakah wajib melakukan doa utk pembawa firman (bukan romo/suster) sebelum mereka membawakan renungan dalam doa2 di lingkungan? Thanks

    • Shalom Santi,
      Menurut pengetahuan saya, memang tidak menjadi suatu yang wajib dan baku tentang hal mendoakan seorang pembawa firman, walaupun hal itu dapat saja dilakukan. Jika mau diadakan, silakan saja, mengingat pertemuan lingkungan bukanlah merupakan suatu liturgi yang baku seperti pada Perayaan Ekaristi. Atau hal mendoakan kelancaran acara secara khusus, termasuk doa untuk para pembawa firman/ pemimpin sharing dalam pertemuan lingkungan, dapat diadakan oleh para pengurus lingkungan sebelum pertemuan lingkungan dimulai. Namun sebenarnya, seringkali hal kelancaran acara dan mohon tuntunan Roh Kudus sudah termasuk dalam doa pembukaan (bersama dengan umat yang hadir di awal pertemuan), sehingga sesungguhnya doa khusus untuk pembawa firman menjadi sesuatu yang tidak mutlak, karena sudah termasuk di dalam doa pembukaan. Para pembawa firman/ pemimpin sharing sendiri sudah selayaknya berdoa memohon pimpinan Roh Kudus sejak saat mempersiapkan sharing pertemuan lingkungan tersebut.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

      • Thanks bu Ingrid, sebagian umat melakukan doa sebelum renungan karena terbiasa dgn kegiatan Karismatik ; tapi yg lain berpendapat kalau doa ini dilakukan lebih ke arah kebiasaan gereja non Katolik; kalau memang bukan aturan yang baku saya jadi lebih jelas. GBU

    • Shalom Ceu,

      Tidak usah resah, jika anda cenderung menangis pada waktu berdoa. Sebab air mata yang keluar pada saat berdoa umumnya adalah ungkapan tobat. Adakalanya, jiwa kita menangis di hadapan Tuhan, saat kita merenungkan betapa besar kasih Tuhan pada kita, sedangkan kita seringkali tidak menanggapinya dengan sungguh. Atau jiwa kita menangis mengingat dosa dan kesalahan kita yang pernah kita perbuat. Atau jiwa kita menangis karena terharu, melihat betapa ajaibnya perlindungan dan pertolongan Tuhan pada kita sampai saat ini. Jadi jika dikaitkan dengan doa, maka air mata tidak otomatis berarti cengeng dan berkonotasi negatif. Sebab jika anda masuk ke dalam permenungan yang lebih dalam, anda dapat menemukan mengapa anda menangis di hadapan Tuhan, dan bersyukur atas karunia air mata itu. Ingatlah akan Sabda-Nya, “Berbahagialah mereka yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.” (Mat 5:4) Dan penghiburan itu akan datang dari Tuhan, yang menciptakan langit dan bumi, dan yang memahami isi hati kita bahkan yang terdalam sekalipun.

      Banyak kesaksian para pendoa, bahwa mereka yang kerap mencurahkan air mata pada saat berdoa mempunyai karunia doa, artinya dapat pula menjadi pendoa syafaat bagai banyak orang. Sebab pada saat anda berdoa sambil menangis bagi orang lain, anda “menangis dengan orang yang menangis” (Rom 12:15) dengan membawa intensi doa bagi mereka ke hadapan Tuhan.

      Maka tak perlu risau jika anda menangis pada waktu berdoa. Asalkan saja masih dalam batas- batas yang wajar, dan anda dapat mengendalikannya, maka hal itu adalah suatu pengalaman rohani yang dapat membawa anda menuju hubungan yang lebih dekat dengan Tuhan. Sebab dengan demikian, anda mengambil bagian dalam doa syafaat-Nya bagi pertobatan dunia, termasuk pertobatan anda sendiri. Dan kita semua mengetahui bahwa pertobatan artinya adalah meninggalkan dosa, sementara dosa adalah satu- satunya penghalang bagi kita untuk bersatu dengan Tuhan. Jadi, sikapilah dengan positif karunia air mata yang anda terima, sebab hal itu dapat menjadi pintu bagi anda untuk menjadi lebih akrab dengan Dia.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

      • salam

        Memang benar yang dikatakan bu Ingrid. Kadang saya juga menangis saat berdoa apalagi saat mengenang atau ingat sengsara Yesus yang pedih demi penebusan dan pemulihan dosa manusia termasuk dosa saya. Saya menangis karena saya telah melukai Hati Kudus Yesus dengan ketidaktaatan saya dan membuat saya jadi merasa rendah dan tidak pantas di hadapan Yesus. Kadang saya juga berusaha untuk menahan agar tidak menangis, karena saya anggap saya cengeng tapi sulit kalau ingat pengorbanan Yesus di kayu salib. Ternyata saya tidak sendiri dalam menangis saat berdoa (he..he..)
        Terima kasih bu Ingrid

      • Selamat siang ibu Ingrid. Terimakasih atas penjelasannya. Sekarang saya mengerti dan tidak merasa risau lagi. Selamat berkarya bagiNya dan salam kasih dalam Kristus.

  43. Shalom pengasuh Katolisitas,

    belum lama ini saya mengikuti komunitas Katolik, terus salah satu anggota kita ada yg bertanya, katanya pernah ditegur sama romo, kalo kamu ga usah bawa, baca kitab suci kemana-mana yg perlu hanya kasih. Terus saya bilang setahu saya kasih tanpa iman jg sia2, karna kasih itu kan diperoleh dr Tuhan, terus timbul perdebatan ada yg bilang orang2 India tdk kenal Tuhan tp perbuatan kasih mereka luar biasa, mereka bilang malah salut, wah saya jd bingung bagaimana menanggapi perdebatan ini. Saya minta tolong u penjelasan ini.

    Trima kasih, salam kasih,
    christine

    [Dari Katolisitas: Silakan membaca artikel berikut ini:

    Apakah dengan berbuat baik saja kita dapat masuk surga, silakan klik
    Paus Benediktus XVI dan Sola Fide, silakan klik

    Membawa Kitab Suci, membaca dan merenungkannya adalah sesuatu yang baik, namun memang kelanjutannya adalah melaksanakannya. Jadi nampaknya tidak salah membawa Kitab Suci kemana- mana, asalkan maksudnya bukan untuk dikagumi orang lain, dan asalkan kita tidak lupa untuk melaksanakan apa yang diajarkan di dalamnya]

  44. dear tim katolisitas

    sy berusaha tiap hari setiap jm 3 siang sy berdoa kerahiman kmd diikuti doa2 yg mengenang ato doa2 utk menghormati sengsara yesus ditu2p doa koronka tp krn kesibukan ato krn pekerjaan yg tdk dpt ditinggalkn sy tdk bs doa kerahiman tpt jm 3 siang,baru setngh ato 1 jm kmd sy br bs kmd sy ingn doa kerahiman ato koronka tp sy ragu apakah diperbolehkn hal tsb.stlh sy liat tny jwb ttg doa hal tsb tdk ap2 krn klo seumpama terlewatkn doa tsb sy spti merasa bersalah krn lebih mementingkn pekerjaan sy.sy jg ad yg ingin sy tnykn ke tim katolisitas.setiap sy ad mslh ato ingin mnta pertolongan dr yesus ato bunda maria,sy merasa sungkan krn terll merepotkn dg masalah2 sy dn jg prnh seseorg berbicara kpd sy dg dasar injil,sy tdk seharusnya berdoa mnta sesuatu kpd yesus krn seblm meminta yesus sdh tau kebutuhan sy,sy diharuskn berdoa bersyukur kpd yesus.krn hal tsb sy klo ad masalah bingung utk mengutarakannya atopun sekedar curhat dlm doa sy tp klo sy bnr2 bth pertolongan yesus,sy akhirnya berdoa jg kpd yesus tp seblmnya sy mnta ampunan krn tlh merepotkn yesus dg masalah2 sy walaupun sy akhirnya mendptkn setdknya kelegaan stlh sy ‘mengadukan’ masalah sy dlm doa kpd yesus.mohon bantuannya pak stef,bu inggrid.
    terima kasih

    • Shalom Maria,

      Menurut Mother Angelica, pendiri stasiun TV Katolik EWTN, jika oleh sesuatu hal kita tidak dapat berdoa Koronka tepat pada jam 3 siang, tidak menjadi masalah, karena di saat apapun kita dapat mendoakan doa Koronka. Ingatlah bahwa bumi itu bulat, sehingga pada saat apapun ada bagian di bumi ini yang sedang menjalani pukul 3 siang. Silakan menyatukan hati bersama dengan para anggota Tubuh Kristus (Gereja-Nya) yang pada saat itu berdoa kerahiman Ilahi pada pukul 3 siang– mungkin di belahan dunia yang lain-, dan tetaplah berdoa Kerahiman Ilahi seperti biasa.

      Jika anda sedang bekerja melakukan suatu pekerjaan yang tak dapat ditinggalkan karena merupakan tanggung jawab anda, sehingga anda tidak dapat mendoakan doa Koronka tepat pada jam 3 siang, maka hal itu bukanlah dosa. Sebab melakukan pekerjaan dengan penuh tanggungjawab itu juga adalah kehendak Tuhan bagi kita. Yang terpenting adalah sedapat mungkin kita tetap mengikutsertakan Tuhan dalam setiap tugas kewajiban kita; dan tetap menyediakan waktu yang cukup untuk berdoa dan merenungkan firman Tuhan. Tentang waktu doa, dapat kita tentukan sendiri, menurut kebijaksanaan kita, agar jangan sampai menelantarkan tugas dan tanggungjawab kita; namun tentu, komitmen untuk berdoa pada waktu- waktu tertentu merupakan bentuk devosi yang baik.

      Sekarang tentang apakah kita boleh meminta pertolongan atau mencurahkan isi hati kepada Tuhan. Kitab Suci mengajarkan, “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” (Flp 4:6). Maka menurut hemat saya, tidak ada salahnya mencurahkan isi hati dan keinginan kita kepada Tuhan, namun jangan lupa tetap bersyukur kepada-Nya, atas segala rahmat-Nya pada kita. Selanjutnya diperlukan pertimbangan akal sehat dan usaha sedemikian, sehingga jika kita jatuh sakit, kita tidak hanya berdoa, tetapi juga meminum obat- obat yang diperlukan, atau pergi berobat ke dokter. Sebab semua itu juga dapat menjadi perpanjangan tangan akan pertolongan Allah pada kita. Atau jika kita menghadapi ujian di sekolah, kitapun perlu belajar, tidak hanya berdoa saja.

      Maka jangan merasa bersalah jika kita mohon pertolongan Tuhan, apalagi merasa telah merepotkan Tuhan. Tuhan Yesus sendiri mengajarkan, “Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” (Luk 11:9). Jika Tuhan tidak ingin ‘direpotkan’, tentu Ia tidak akan mengajarkan demikian. Memang benar bahwa sebelum kita meminta, Tuhan sudah terlebih dahulu mengetahuinya, karena Tuhan Maha Tahu, dan Ia mengetahui semua isi hati kita. Namun Tuhan tetap mengajarkan kepada kita untuk memohon/ meminta pertolongan-Nya, karena dengan demikian, kita merendahkan hati dan mengakui keterbatasan/ kemiskinan kita di hadapan Allah; dan pada saat yang sama, mengakui kemahakuasaan-Nya. Kepada orang- orang yang rendah hati inilah Tuhan berkenan (lih. Mat 5:3; 1 Pet 5:5; Ams 3:34), dan karena itu Tuhan mengajarkan kepada kita agar kita bersikap demikian.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

       

  45. Shalom Romo & Ibu Inggrid,

    saya mau tanya, beberapa kali ini saya berdoa dan saya merasakan badan saya bergoyang terus, itu kenapa ya?sy pikir itu cm perasaan saja, bahkan waktu ikut krk, saat saya berdiri saya merasakan badan saya bergoyang mebentuk lingkaran, saya takut itu menjadi sesuatu yg berlebihan, sy hanya ingin berdoa n masuk semakin dalam & ingin merasakan Hadirat Tuhan hadir di tengah2 saya tp saya jg bingung kenapa badan menjadi bergoyang begitu?mohon penjelasannya ya.

    Thx
    Tuhan Memberkati

    • Shalom Paula,

      Yang pertama- tama harus kita ketahui adalah jika kita diberi karunia karismatik tertentu dari Roh Kudus, maka seharusnya juga disertai dengan buah- buah Roh Kudus, seperti yang disebutkan dalam Gal 5:22-23, yaitu kasih, suka cita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan hati, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan pengendalian diri. Maka anda harus dapat mengendalikan diri anda sendiri untuk ‘mengatur’ karunia itu, jika memang itu dari Tuhan. Jika anda diberi karunia berdoa dalam bahasa roh, anda harus dapat menghentikannya, jika anda mau menghentikannya; demikian juga halnya dengan goyangan badan itu. Silakan anda berdoa memohon kepada Tuhan, untuk dapat tenang,  agar juga tidak mengganggu konsentrasi orang lain yang juga sedang berdoa di sekitar anda. Roh Kudus adalah Roh yang mengajarkan kita kelemahlembutan dan pengendalian diri, sehingga jika anda memperoleh karunia Roh Kudus, anda akan dibantu untuk menguasai diri anda sendiri, baik di dalam doa maupun dalam kehidupan sehari- hari.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

      • terima kasih Ibu Ingrid atas jawabannya, memang saat saya merasakan badan saya semakin bergoyang, saya bisa mengendalikannya (seolah2 saya berbicara dalam hati) agar hal tersebut tidaklah berlebihan.
        Sekali lagi Terima Kasih ya Ibu Ingrid
        Tuhan Memberkati

  46. Shalom Romo… Saya mau tanya tentang doa, bagaimana dengan doa novena? Apakah Doa Novena salah bila dilakukan hanya untuk kepentingan sendiri? Terima Kasih… Semoga Allah memberkati Romo..

    • Shalom Theresia Niken,
      Sesungguhnya doa yang keluar dari hati, tidak ada yang salah. Walaupun memang, doa yang baik adalah doa yang pertama- tama terarah kepada Tuhan dulu (pujian, ucapan syukur, penyembahan), dan baru kemudian kepada kebutuhan kita (mohon ampun, mohon pertolongan, dst); seperti yang Tuhan ajarkan dalam doa Bapa Kami.
      Maka doa novena itu tidak salah. Umumnya doa novena juga menyampaikan pujian dan syukur kepada Tuhan, walau kemudian juga disertai permohonan tentang ujud- ujud pribadi atau ujud bersama. Jika didoakan pribadi, tentu dapat disertai permohonan ujud pribadi; jika didoakan bersama (misalnya dalam keluarga), tentu dapat diisi dengan ujud bersama. Alangkah baiknya juga pada saat kita berdoa, kita berdoa syafaat untuk mendoakan orang- orang lain juga. Sebab seringkali justru dengan berdoa syafaat bagi orang lain, kita juga dibawa untuk lebih dekat kepada Tuhan.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

      • Salam
        Secara teori saya sudah tahu cara doa Katolik yang benar. Pada prakteknya saya kesukaran dalam hal kata-kata apalagi bila doa itu dibacakan secara bersuara. Memang doa itu ditujukan kepada Tuhan dan bagiNYA, Bapa Yang Maha Kuasa, saya percaya tak masalah. Masalahnya saat doa jadi terhenti karena mencari kata-kata yang baik. Mungkin ada tip mensiasati saat terhenti itu yang kadang agak lama, membuat grogi jadinya.

        • Shalom Vinsensia,

          Menurut hemat saya, cara yang terbaik adalah melatih diri untuk berdoa spontan. Sebab semakin sering kita berdoa dengan cara ini, maka kata- kata akan keluar dengan sendirinya. Cara yang lain adalah membiasakan diri untuk membaca Kitab Mazmur dan renungkanlah, karena ayat- ayatnya di sana merupakan ungkapan doa yang sangat indah, yang jika kita resapkan tiap hari akan tertanam di dalam ingatan kita sehingga membantu kita untuk berdoa spontan. Namun di atas semua itu, mohonlah karunia doa dari Tuhan sendiri, sebab memang dikatakan dalam Kitab Suci bahwa Roh Kudus akan membantu kita berdoa (Rom 8:26-27).

          Jangan lupa bahwa walaupun doa spontan/ doa vokal adalah baik, namun ada pula bentuk doa lainnya, yang tidak perlu disuarakan. Kita mengenalnya dengan doa batin, dan jika dihayati sungguh, malah doa batin ini akan semakin mendekatkan dan mempersatukan kita dengan Tuhan, sebab kita dilatih oleh Tuhan sendiri untuk mempunyai “pikiran dan perasaan seperti yang terdapat juga dalam Kristus”. (Flp 2:5) Tentang meditasi dan kontemplasi/doa batin ini dapat dibaca di dalam Katekismus 2705-2719. Sekilas bisa dibaca di sini, silakan klik.

          Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
          Ingrid Listiati- katolisitas.org

  47. Syahlom pengasuh katolisitas,
    Saya sudah 2 kali bertanya tentang Doa Bapa Kami yang kita doakan/nyanyikan dalam puji syukur. mengapa tidak persis sekali seperti dalam ayat berikut ini Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. [Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.] (Matius 6:9-13).
    yang biasa kita doakan/nyayikan Bapa kami yang ada di surga dimuliakanlah namaMU datanglah kerajaanMU jadilah kehendakMU diatas bumi seperti didalam surga berilah kami rejeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami seperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami dan janganlah masukan kami kealam percobaan tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Amin
    Tolong di jelaskan mengapa ada perbedaan, terima kasih.

    • Shalom Leksius,

      Secara umum, memang dalam penerjemahan teks dapat terjadi adanya beberapa kata padanan yang artinya sama, namun ada kalanya tidak ada kata terjemahan yang persis sama artinya dengan kata bahasa aslinya. Inilah sebenarnya dasar alasan mengapa ada ‘perbedaan’ teks seperti yang ada di Kitab Suci terjemahan Indonesia (LAI) dengan teks Bapa kami yang dipergunakan oleh Gereja Katolik.

      1. Tentang adanya perbedaan teks Bapa Kami versi Matius dan Lukas, sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.

      2. Tentang ‘Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya’ dan ‘Berilah kami rejeki hari ini’, sudah pernah ditanyakan dan ditanggapi di sini, silakan klik.

      Mohon anda membaca kedua link tersebut, semoga tulisan di link- link tersebut sudah menjawab pertanyaan anda.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  48. aku mau tanya romo, maksud berdoa dengan roh dan kebenaran tu yang seperti apa?apa dengan meditasi ato ada cara lain? makasih

    [Dari Katolisitas: Pertanyaan serupa sudah pernah dibahas di sini, silakan klik]

  49. Salam Damai,
    Apakah katolisitas org mempunyai materi untuk rekoleksi lektor dan pemazmur? Paroki saya belum pernah mengadakan acara semacam itu dan berencana untuk mengadakannya. Terimakasih.

    • Shalom Detrianti,

      Khusus tentang topik untuk rekoleksi lektor dan pemazmur, memang kami belum punya, namun ada beberapa artikel di Katolisitas yang mungkin dapat dibahas dalam kesempatan tersebut, seperti:

      Bagaimana menginterpretasikan Kitab Suci menurut pengajaran Gereja Katolik?
      Lectio Divina
      Apa yang harus kuketahui tentang Liturgi?
      Ekaristi Sumber dan Puncak Kehidupan Kristiani
      Cara mempersiapakan diri menyambut Ekaristi

      Prinsipnya, para lektor dan pemazmur tidak hanya bertugas membaca atau menyanyi di dalam perayaan Ekaristi. Kehidupan mereka sendiri harusnya bersumber pada doa, Sabda Tuhan dan Ekaristi. Mereka harus didorong untuk mempunyai relasi yang pribadi dengan Tuhan Yesus, melaksanakan saat teduh bersama Tuhan setiap hari, untuk berdoa dan merenungkan Sabda Tuhan. Sedapat mungkin juga ajaklah mereka untuk mengikuti perayaan Ekaristi harian, dan secara rutin mengaku dosa dalam Sakramen Pengakuan Dosa, misalnya sebulan sekali. Barulah, dengan kehidupan rohani yang bertumbuh semacam ini, mereka dapat sungguh- sungguh melayani Tuhan dengan sikap batin yang baik, jadi tidak sekedar membaca dan menyanyi dengan suara mereka, tetapi sungguh memuji Tuhan dengan segenap hati dan jiwa. Penghayatan yang sedemikianlah, yang harapannya dapat membawa umat untuk turut serta mengangkat hati dan aktif berpartisipasi dalam mendengarkan, merenungkan, menghormati, dan menanggapi Sabda Tuhan yang mereka baca/ nyanyikan.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  50. Mbak Ingrid/mas Stephanus, saya mau tanya nih, saya sering mendoakan doa Malaikat Tuhan setiap pagi, siang dan sore. Yang ingin saya tanyakan, terkadang saya lupa berdoa tepat pada waktunya (seharusnya siang jam 12.00 dan sore 18.00) dan saya sering mendoakannya malah jam 13.00 dan 19.00. (sering kelupaan he5x) apakah itu tidah masalah?

    • Shalom Y.B Chandra Nugraha,

      Menurut pengetahuan saya, sebenarnya maksud utama doa Malaikat Tuhan tersebut dilantunkan jam 6 pagi, 12 siang dan 6 sore adalah agar sebelum kita mulai beraktivitas, di tengah- tengah kita beraktivitas dan di akhir kita beraktivitas, kita mengingat misteri keselamatan Allah yang diwujud-nyatakan lewat penjelmaan Kristus ke dunia, melalui Bunda Maria, yang menerima kabar gembira dari Malaikat Tuhan.

      Nah, maka jika anda mendoakannya sedikit meleset, walaupun tidak ideal, namun bukannya itu tidak ada artinya/ gunanya. Doa tersebut tetap berguna bagi anda dan baik di mata Tuhan. Mother Angelica, pendiri stasiun televisi Katolik terbesar di dunia EWTN (Eternal Word Television Network), dalam suatu tanya jawab dengan pemirsa pernah ditanya pertanyaan serupa tentang devosi Kerahiman Ilahi yang umumnya didoakan jam 3 siang, memperingati saat wafatnya Tuhan Yesus. Pemirsa mengatakan bagaimana kalau ia tidak dapat mendoakannya jam 3 siang, apakah dengan demikian maka ia tidak dapat berdoa Koronka? Maka, jawaban Mother Angelica adalah, Tuhan kita adalah Allah yang Maharahim, sehingga jika untuk alasan yang valid, kita tidak dapat mendoakan pada jam tertentu, maka doa tersebut tetap dapat didoakan pada jam- jam lainnya. Bumi ini bulat, sehingga anda dapat menaikkan doa anda dalam kesatuan dengan mereka di belahan bumi yang lain, yang pada saat anda berdoa mengalami jam 3 siang. Semoga jawaban dari Mother Angelica ini melegakan anda, dan silakan anda mengusahakan untuk mendoakan doa malaikat Tuhan ini pada jam- jam sesuai ketentuan, namun jika tidak bisa, tidak mengecilkan hati anda, sebab doa tersebut tetap berguna dalam menghantar anda dalam kekudusan, dan doa itu tetap baik di mata Tuhan.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  51. salam…

    pengasuh katolisitas yth,

    pada waktu saya misa imlek kemarin, di gereja (di dekat air suci biasa untuk meletakkan amplop, teks misa dll…) ada selebaran, isinya doa novena pada hati kudus Yesus.. namun kata pengantarnya kira2 seperti ini: “bagi yg mempunyai masalah berat yg terasa tidak ada penyelesaian” dan di akhirnya yg membuat saya bertanya2 adalah.. ada sebuah jaminan bunyinya begini: ” doa ini tidak pernah gagal!” lalu ada himbauan untuk menyebarkan lembaran itu dengan memfotokopi dan meletakkannya kembali di gereja.

    yg ingin saya tanyakan:

    sebagai orang katolik, saya sangat mengimani Magisterium Gereja, namun saya merasa tidak sreg dengan hal tersebut.. jadi, apakah itu ajaran resmi gereja? atau setidak2nya direstui Gereja?

    saya tau novena itu adalah doa yg baik.. dibuat gereja dengan rumusan yg sempurna.. , namun apakah dibenarkan dengan “spirit” seperti itu dalam berdoa

    “doa ini tidak pernah gagal!” seperti penganut teologi kemakmuran saja..

    saya sudah beberapa kali menemukan selebaran seperti itu diGereja, di beberapa daerah, selain itu SMS senada juga sering saya terima.. tak jarang dibawahnya mengatasnamakan romo “A”, “B”

    menurut saya itu doa yang baik namun sayang diperlakukan seperti mantra..

    saya mohon pencerahan terkait fenomena tersebut..

    sebelumnya saya ucapkan terimakasih..

    • Shalom Endro,

      Menurut hemat saya, pihak Magisterium Gereja sangat berhati- hati jika memberikan ijin pengedaran suatu teks doa di kalangan umat. Sebab umumnya, buku doa yang diijinkan pihak otoritas Gereja, mempunyai tanda, yaitu: ada Nihil Obstat (tidak ada yang bertentangan dengan ajaran Gereja) dan Imprimatur (dapat dicetak/ let it be printed)

      Sebagai contohnya, pihak otoritas Gereja hanya menyetujui teks doa- doa St. Birgitta, namun tidak menyetujui janji- janji yang menyertai doa- doa tersebut, atau tepatnya pihak Vatikan (seperti dinyatakan oleh the Supreme Holy Congregation of the Holy Office) mengeluarkan peringatan (warning) tentang janji- janji pada doa St. Birgitta, karena asal usul secara adikodratinya tidak jelas. Demikian bunyi teksnya, silakan klik.

      Dengan demikian, jika kita melihat suatu teks doa diedarkan, silakan periksa apakah ada pernyataan nihil obstat dan imprimatur? Jika tidak maka itu bukan doa yang resmi disetujui oleh pihak otoritas Gereja Katolik. Dengan pandangan yang sama kita menilai suatu pesan SMS yang mengatas namakan Romo tertentu. Silakan jika memungkinkan anda melakukan check kepada Romo yang bersangkutan, karena bisa terjadi Romo yang bersangkutan malah tidak mengetahui namanya dipakai di dalam SMS.

      Saya setuju, bahwa semua doa yang didoakan dari hati yang tulus adalah doa yang baik. Namun demikian, kita tidak boleh menganggap bahwa doa itu adalah suatu jaminan pasti bahwa akan dikabulkan sesuai dengan kehendak kita. Sebab Yesus sendiri mengajarkan agar kita berdoa demikian, “Bapa kami yang ada di Surga, dimuliakanlah nama-Mu, jadilah kehendak-Mu….”. Dengan demikian sikap seperti inilah yang Tuhan kehendaki ada pada kita, yaitu sikap percaya bahwa Allah adalah Bapa kita yang Maha Pengasih, sehingga Ia tahu apa yang terbaik bagi kita. Kita berdoa untuk menyerahkan diri kita ke dalam tangan-Nya. Kita boleh memohon dan meminta, namun demi kasih kita kepada-Nya, kita mau memasrahkan jawabannya kepada Allah yang pasti memberikan yang terbaik bagi kita (kita tidak selayaknya memaksa ataupun ‘menyuruh- nyuruh’ Tuhan). Agaknya sikap kerendahan hati menjadi kuncinya di sini, bahwa kita menyadari bahwa Allahlah yang berkuasa mengabulkan permohonan kita. Kita boleh memohon, namun Tuhanlah yang memutuskan, sebab Ia mengetahui yang terbaik demi keselamatan jiwa kita.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  52. Mbak Ingrid/mas Stephanus, saya mempunyai kebiasaan kalau sedang nyetir sendiri, berdoa Bapa Kami, Salam Maria dan Kemuliaan yang saya doakan berulang-ulang sampai ketempat tujuan. Apakah kebiasaan berdoa ini akan diterima Bapa karena seperti sambil nyetir, tetapi ternyata saya bisa lebih konsentrasi nyetirnya, aneh ya. Kebiasaan yang lain, setiap jam 3 sore saya berdoa Koroncha, kalau pas jam 3 sore saya tidak di rumah misalnya sedang di jalan, di mall ngantar istri, sambil jalan dengan memakai jari-jari saya langsung berdoa Koroncha diam-diam supaya tidak menjadi perhatian orang lain.
    Pertanyaan saya, apakah kebiasaan saya ini pantas saya lakukan, berdoa sembarang tempat ?
    Terimakasih, Tuhan memberkati, Sugiarto.

    • Shalom Aloysius,

      Terima kasih atas pertanyaannya tentang doa. Doa seperti yang anda lakukan adalah sangat baik, karena anda berdoa terus dalam berbagai kesempatan. Dengan cara yang anda lakukan, maka Tuhan mewarnai aktifitas anda. Semoga akan semakin banyak umat Katolik melakukan “ejaculation prayer“, yaitu doa-doa yang dilakukan sesering mungkin sepanjang hari, dengan kalimat-kalimat sederhana, seperti: Aku mengasihi-Mu Yesus; Yesus; Yesus kasihanilah aku, dll. Jadi, berbahagialah dan bersyukurlah atas rahmat Tuhan yang dicurahkan kepada anda, sehingga anda dapat terus setia dalam doa-doa yang dilakukan sepanjang hari.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

  53. setuju sekali….. kita umat katolik tidak perlu berdoa panjang panjang dan bertele -tele… biarkan roh yang berdoa pada Bapa Disurga…..dan yang tepenting bagaimana kita memahami dan menerima bibit yang ditaburkan Tuhan… Apakah tanah hati kita sudah kita pupuk dengan perbuatan baik kepada sesama dan siap menerima firman yang ditaburkan Tuhan…. agar tumbuh dan berkembang….
    Salam kasih dari Tuhan dan Bunda Maria..
    Tuhan Yesus akan selalu melindungi dan Bunda maria Selalu mendoakan kita, bila kita selalu taat dan percaya kepadaNYA.

    • Shalom Laviano,

      Kita perlu membedakan antara doa yang bertele-tele dan doa panjang. Doa panjang belum tentu bertele-tele, dan sebaliknya doa pendek juga dapat menjadi doa yang bertele-tele. Yesus menegaskan “janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah” (Mt 6:7) Dengan demikian, doa bertele-tele bukanlah doa yang panjang, namun doa seperti yang dilakukan orang yang tidak mengenal Allah, di mana mereka ketakutan kalau tidak mendoakan dengan formula tertentu, takut tidak menyebut tuhan-tuhan mereka, berdoa dengan mantra-mantra, dll. Dengan demikian, baik panjang maupun pendek, kita harus melakukan doa dengan dasar kerendahan hati dan dengan tiga kebajikan ilahi: iman, pengharapan dan kasih.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

      • Syalom Pak Stef

        Bisa dibantu untuk memberikan contoh :

        *Doa panjang yang tidak bertele – tele
        *Doa pendek yang bertele – tele

        Karena saya sendiri bingung menemukan contohnya.

        Terima kasih

        • Shalom Budi,

          Terima kasih atas pertanyaannya tentang doa. Doa panjang yang tidak bertele-tele adalah doa rosario, doa koronka, doa brevier, dll yang dipanjatkan dengan disposisi hati yang benar, yaitu dengan kerendahan hati dan tiga kebajikan ilahi: iman, pengharapan dan kasih. Doa-doa panjang yang lain, maupun doa-doa spontan panjang yang lain juga tidaklah salah, selama dipanjatkan dengan disposisi hati yang benar. Kita melihat bahwa Yesus berdoa sepanjang malam. (lih. Lk 6:12)

          Doa singkat yang bertele-tele adalah doa seperti membacakan mantra, doa yang tidak sesuai dengan Tuhan: mendoakan seseorang yang tidak kita sukai untuk dapat kecelakaan, kekuasaan, kekayaan materi yang terlalu berlimpah, dll.

          Inilah sebabnya Gereja Katolik menganjurkan agar umatnya dapat menerapkan ejaculation prayer, yaitu doa spontan dengan kalimat-kalimat pendek, yang dilakukan sepanjang hari. Dengan demikian, doa dapat mewarnai hari-hari kita.

          Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
          stef – katolisitas.org

  54. Saya sekarang lagi punya masalah.dan setiap hari saya doa Novena2 yang saya ambil dari buku doa Santa dan Santo…Pertanyaannya,apakah setiap kali disuruh sebutkan ujudnya..apakah saya sebutkan semua disetiap doa novena tadi..Terima kasih.Salam damai…

    • Shalom Ratna,
      Memang umumnya di teks doa novena ada bagian di mana kita dapat menyebutkan ujud permohonan, karena biasanya orang mendoakan novena karena ingin memohon sesuatu kepada Tuhan. Tetapi tentu saja, jika anda mendoakan doa novena setiap hari, maka itu menjadi bagian dari doa- doa harian anda. Maka anda dapat saja mengajukan ujud permohonan, atau jika tidak ada ujud permohonan secara khusus naikkanlah ucapan syukur sebagai gantinyaa. Lagipula, sesungguhnya itu yang benar di hadapan Allah, yaitu menaikkan doa permohonan dengan ucapan syukur (lih. Flp 4:6). Maka Allah yang memahami segala yang anda perlukan akan menjawab permohonan anda itu, bahkan sebelum anda mengatakannya, jika memang itu sesuai dengan kehendak-Nya.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  55. Bgaimana supaya kita percaya pd doa-doa yg kta panjatkan,jujur,walaupun sy sering berdoa,ntan knapa sy sering tdk percaya dgn doa-doa sy tsb,trimakasih atas jawaban nya

    • Shalom Luhut,

      Terima kasih atas pertanyaannya tentang doa. Doa harus didasari kerendahan hati dan tiga kebajikan ilahi: iman, pengharapan dan kasih. Kerendahan hati memungkinkan kita untuk datang kepada Allah dan mengakui bahwa kita tidak dapat berbuat apa-apa tanpa rahmat dari Allah. Iman membuat kita meyakini bahwa Allah mendengarkan doa-doa kita, karena Dia adalah Allah yang perduli dengan kehidupan kita. Pengharapan membuat kita terhindar dari keputusasaan dan membuat kita tidak pernah kehilangan harapan, karena Allah kita adalah yang penuh kuasa. Kasih membuat doa-doa kita sejalan dengan apa yang dimaui oleh Allah, karena Allah adalah kasih. Kasih ini adalah kasih yang bersifat supernatural/adi kodrati, yaitu mengasihi Allah dan mengasihi manusia atas dasar kasih kepada Allah. Hal-hal yang dapat membantu doa seseorang adalah seperti: berdoa dengan menggunakan dasar Alkitab. Anda dapat membaca bacaan harian dan kemudian renungkan bacaan tersebut di dalam doa. Bacalah juga kehidupan para kudus, dan kemudian cobalah merenungkan di dalam doa. Renungkan bagaimana orang-orang kudus yang sama seperti kita dapat mengasihi Allah dan sesama secara luar biasa. Hal lain yang dapat dilakukan adalah melakukan ejaculation prayer atau doa-doa spontan yang sederhana sesering mungkin dalam aktifitas sehari-hari, seperti: Yesus; Yesus, kasihanilah aku; Yesus, aku mengasihi-Mu, dll. Dan pada akhirnya, yang terpenting adalah berpartisipasi dalam Sakramen Ekaristi – bukan hanya seminggu sekali namun usahakan untuk menghadiri Misa harian. Ini adalah bentuk penyembahan tertinggi dalam kehidupan kristiani. Akhirnya, kita harus minta rahmat Tuhan, agar kita dapat setia dalam kehidupan doa kita. Mari kita saling mendoakan.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

  56. Jadi ingat, setiap kali saya berdoa, saya selalu mengatakan apa adanya pada Tuhan. Suatu kali, pada suatu bincang2 antara saya, dan dua orang karismatik, salah satunya bertanya kepada saya,”mbak…, kalo berdoa gimana?” Terus seroang karismatik yagn lain langsung memotong dengan nada dan muka nyinyir dan ngenyek,”to the point.” Suatu kali, saya dan orang yang nyinyir ini keliling rumah sakit dan saya akhirnya memanjang2kan doa terus selesai kunjungan, dia mencela saya di depan orang yang ikut dalam kunjungan itu,”lain kali berdoa jangan lama-lama, bosan!”…(padahal, dia sendiri setiap kali selesai berdoa selalu ngobrol sama yang dikunjungi sampai lama, apalagi kalau terlihat orang kaya…)…
    Suatu kali, ada romo (maaf, nih, tapi ini kejadian benar) yang yaaah, kurang lebihnya mengenyek.

    Saya kemudian tidak bergaul lagi dengan orang tersebut dan saya merenung. Saya akhirnya mendapat kesimpulan,”rasanya, dengan doa saya yang sederhana dan dienyek to the point itu, Tuhan mendengarkan juga. Saya tidak butuh kata-kata indah, saya tidak butuh doa ‘pemanggil’ bahasa roh atau karunia2 khusus. Saya tahu, saat saya ‘ngoceh’ alias berdoa, Tuhan itu mendengarkan tepat di depan saya dan dengan suatu cara tertentu yang Dia tentukan bagi saya, kami bisa berkomunikasi, entah saat itu juga atau dalam kehidupan sehari2.”

    Rasanya doa doa novena yang saya pernah doakan pun semuanya to the point. Bukankah, doa Salam Maria adalah doa yang pendek? Pendek tapi sangat efektif waktu saya mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan. hehe…

    Saya tidak tahu apa ada yang pernah punya pengalaman seperti saya atau tidak tapi mudah-mudahan pengalaman saya ini dapat memberi semangat orang-orang yang merasa doanya kecil. TIDAK ADA DOA YANG KECIL di mata TUHAN. Doa adalah doa…aneh juga mengatakan doa yang ‘indah’ atau ‘puitis’ karena bagi saya, ya, itu: doa adalah doa…Tidak bisa bilang indah atau pun puitis karena bukan itu esensi doa.

    Ada cara-cara berdoa tertentu mengenai sikap doa yang mungkin dapat menjadi masukan yang baik tapi bagaimana kata-kata kita berucap kepada Tuhan, saya rasa, kita berhak untuk mengungkapkan dengan kata-kata kita sendiri meskipun tidak terdengar puitis. Lagipula, rasanya terlalu palsu bagi saya kalau harus mengikuti ‘cara’ orang lain dengan berpuitis2. Senang memang kalau saya mendengar doa yang ‘indah’…tapi kalau saya mengucapkan sesuatu sama sese’Orang’ yang sudah saya anggap dekat, rasanya aneh sekali kalau saya berpuitis.

    • Shalom Dini,

      Kalau doa adalah “ayunan hati” menurut St. Teresia kanak-kanak Yesus (lih. KGK, 2558-2559), maka doa yang baik adalah doa yang mempunyai disposisi hati yang baik, yang dilandasi kerendahan hati, dan tiga kebajikan ilahi: iman, pengharapan dan kasih. Doa yang mengalir dari hati dan dilakukan dengan iman, pengharapan dan kasih akan senantiasa terdengar indah bagi Tuhan. Dengan demikian, janganlah kuatir dengan keindahan kata-kata dari doa kita. Mari kita berfokus ke dalam hati kita, sehingga kita juga dapat bertemu dengan Tuhan sendiri di dalam hati kita. Doa sederhana seperti kata-kata – Yesus, Tuhan aku mengasihi-Mu, Yesus ampunilah aku – kalau dilakukan dengan sungguh-sungguh, maka sungguh luar biasa kuasanya.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

  57. Shalom,

    Pada saat kerja di kantor, bolehkan berdoa didepan komputer (karena teks doa yang panjang ada dalam komputer saya, seperti doa jalan salib dll)

    Apabila sedang berdoa, tiba2 ada yang mengganggu apakah itu anak, telepon yang harus diangkat atau gangguan lain, bolehkah kita meneruskannya kembali pada saat gangguan pergi ataukah kita harus mengulanginya lagi dari awal?

    Mohon penjelasannya, terimakasih sebelumnya dan salam damai dalam Kristus Tuhan.

    • Shalom Hendri,

      Sebenarnya secara prinsip, tidak ada yang salah dengan berdoa di depan komputer ataupun pada saat sedang melakukan aktivitas lainnya. Karena firman Tuhan mengajarkan kita, “Tetaplah berdoa.” (1 Tes 5:17). Di Kitab Suci bahasa Inggris tertulis, “Pray without ceasing”, atau terjemahan bebasnya: berdoalah tanpa henti. Maka berdoa di depan komputer, asalkan hati kita tertuju kepada Allah, tentu boleh dilakukan.

      Lalu jika ketika berdoa ada interupsi dari anak atau ada telpon yang masuk, sehingga terpaksa terhenti sementara, maka setelah selesai interupsi tersebut, silakan doanya dilanjutkan. Jika doa itu sedang ‘tanggung’/ terputus di tengah, misal pada butiran kedua pada peristiwa ketiga dalam doa Rosario, misalnya, silakan anda ulangi kembali permenungan peristiwa ketiga dari awal, butiran pertama. Memang tidak ada aturan tertulis dalam hal ini, sehingga ini hanyalah merupakan pandangan saya pribadi, dan tidak mewakili ajaran Gereja Katolik. Di atas semua itu, saya percaya anda sendiri dapat memutuskan yang terbaik untuk menyelesaikan doa anda.

      Selanjutnya, jika saya boleh menyarankan, walaupun doa di depan komputer bukan hal yang salah, namun ada baiknya anda tetap mempunyai saat doa lainnya, yang lebih khusus bagi Tuhan, yang tidak berkonotasi sama dengan pekerjaan kantor. Menurut anjuran para kudus, adalah baik jika kita menyediakan waktu khusus, minimal di pagi hari dan malam hari untuk berdoa dan merenungkan firman Tuhan dalam Kitab Suci. Silakan menyediakan waktu secara khusus bagi Tuhan, misalnya setengah jam sampai dengan satu jam sehari, dan jika dirasakan kurang, silakan anda tambahkan sendiri, misalnya dengan doa hening ataupun doa tanpa henti yang sering dikenal dengan ejaculative prayer. Doa eyakulatif ini maksudnya adalah doa spontan sederhana yang keluar dari hati, yang dapat kita ucapkan setiap saat, seperti, “Tuhan Yesus, kasihanilah aku”, atau “Tuhan Yesus, aku mengasihi Engkau, bantulah aku untuk hidup kudus.” Atau, “Tuhan Yesus, selamatkanlah jiwa kami dan seluruh dunia” Atau doa- doa singkat lainnya.

      Mari kita bertumbuh di dalam kehidupan rohani kita, untuk dapat semakin mengalami kehadiran Tuhan di dalam hidup kita ini.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  58. Siang Pak Stef dan Bu Inggrid

    saya masih penasaran sebenarnya doa yang saya lakukan apakah tergolong bertele2 jika saya ingin ambil doa dari puji syukur sebagai berikut

    1. DOa pagi
    2. Doa Kasih
    3. Doa Tobat
    4. Doa Sebelum bekerja
    5. Doa Kerendahan hati
    6. Doa Kesabaran
    7. DOa untuk orang tua
    8. Doa penyerahan kepada bunda Maria
    9. Doa Penyerahan
    10 . DOa angelus

    doa ini dilakukan di pagi hari dan memakan waktu kurang lebih 15 menit, peertanyaannya apakah saya tergolong bertele2?

    • Shalom Benedict,

      Terima kasih atas pertanyaannya tentang doa. Secara prinsip, maksud dari doa yang bertele-tele bukanlah diukur dari panjangnya suatu doa. Doa menjadi bertele-tele kalau doa menjadi pengulangam yang sia-sia, seperti yang orang-orang yang mengucapkan mantra-mantra atau doa yang dilakukan oleh seorang farisi, yang fokus doanya adalah diri sendiri dengan dasar kesombongan.
      Selama doa yang kita daraskan – baik panjang atau pendek, baik spontan maupun formal – berdasarkan iman, pengharapan, dan kasih kepada Tuhan dan kasih kepada sesama, serta berlandaskan kerendahan hati, maka doa tersebut adalah doa yang baik, yang berkenan di hadapan Allah.

      Dengan demikian, silakan melanjutkan format doa yang biasa anda lakukan. Kalau anda mau mencoba, maka anda dapat melakukan doa pendek yang dilakukan sesering mungkin sepanjang hari (ejaculation prayer), seperti: Tuhan kasihanilah aku, Tuhan aku mengasihi-Mu, dll. Dengan demikian, kita dapat terus berdoa sepanjang hari. Mari kita bersama-sama berjuang dalam kehidupan doa kita, sehingga rahmat Allah dapat terus mengalir dalam kehidupan kita.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Stef – katolisitas.org

  59. Terimakasih untuk semua pengetahuannya,banyak hal yang saya dapat dari web.ini,semoga semua pengasuhnya senantiasa diberkati oleh sang junjungan kita Yesus Kristus.

  60. Terima Kasih tim katolisitas,
    saya bangga menjadi seorang katolik, dan semakin sadar akan keberadaan kita di dunia ini…
    Semoga Tuhan beserta kita…amin

  61. Saya paling suka berdoa, dan tiap kali berdoa saya mengawalinya dengan Bapa Kami, dan diikuti doa Salam Maria. Entah kenapa saya suka berdoa dengan mengucapkan satu kali doa Bapa Kami dan 5 kali Doa Salam Maria.. Benarkah juga berdoa dengan cara seperti itu?
    Dan mengenai doa dengan cara tersembunyi dan rendah hati, saya belum terlalu mengerti maksudnya. Apakah berdoa cuma di dalam hati , atau berdoa di tempat yang sunyi?
    Dan satu lagi, ^_^, saya selalu gelisah kalau berdoa, maklumlah tempat saya berada di tengah-tengah keramaian…
    Terimakasih kalau pesan saya ditanggapi..
    Tuhan Memberkati Kita….

    • Shalom David Richardo,
      Baik sekali bahwa anda paling suka berdoa, dan mengawali doa anda dengan doa yang diajarkan oleh Kristus sendiri, yaitu Doa Bapa Kami. Doa Salam Maria juga adalah doa yang baik, karena doa itu adalah doa yang Alkitabiah. Doa yang benar adalah doa yang keluar dari hati, maka jika anda mendoakan Bapa Kami dan Salam Maria tersebut sebagai ungkapan hati yang mengasihi Allah, maka tentu cara berdoa sedemikian benar adanya.

      Cara berdoa yang tersembunyi dan rendah hati, mengacu kepada cara berdoa yang tidak mengundang perhatian orang ataupun untuk dipuji orang. Oleh sebab itu, Kristus mengajarkan agar jika kita berdoa, kita masuk ke kamar dan menutup pintu (Mat 6:6), agar kita tidak berdoa seperti orang munafik yang berdoa dengan maksud untuk dilihat orang. Selanjutnya kerendahan hati dalam berdoa, ditunjukkan dengan sikap mengagungkan Tuhan dan mengakui keberadaan kita sebagai manusia yang lemah dan berdosa. Ini juga diajarkan oleh Yesus dalam perumpamaan dua orang yang berdoa, yaitu seorang Farisi yang menyombongkan diri di hadapan Allah, sedangkan seorang yang lain adalah pemungut cukai yang merendahkan diri di hadapan Tuhan dan mengakui segala kesalahannya. Tuhan Yesus mengatakan bahwa cara berdoa yang kedua adalah yang berkenan di hadapan Allah (lih. Luk 18:13).

      Berdoa di dalam hati ataupun berdoa di tempat yang sunyi dapat menjadi cara bagi anda untuk memusatkan hati kepada Tuhan yang hadir di dalam hati anda, namun yang terpenting adalah doa merupakan ungkapan kasih [kepada Allah] yang keluar dari hati anda, dan bukan hanya perkataan semata- mata. Jika mata hati kita tertuju kepada Allah, maka kita tetap dapat berdoa meskipun berada di tengah- tengah keramaian. Namun ini bukan berarti kita tidak perlu mengkhususkan waktu untuk berdoa dalam keheningan. Yesus memberikan teladan kepada kita untuk mengkhususkan waktu untuk berdoa (Luk 5:16; Mrk 1:35).

      Mengenai perasaan gelisah pada saat berdoa, mungkin harus anda perjelas. Sebab jika maksudnya adalah pada saat anda berdoa, ada banyak pikiran yang melintas, itu dialami oleh semua orang, termasuk para Santa dan Santo. Maka yang terpenting adalah terus mengarahkan hati kepada Tuhan, dan percayalah Tuhan akan membantu kita semua untuk mendekat kepada-Nya dalam kehidupan doa kita. Perjuangan untuk bersatu dengan Tuhan dalam doa memang merupakan proses dalam kehidupan rohani kita, dan kita membutuhkan rahmat Allah untuk hal ini.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

      • Wah..akhirnya pesan saya dijawab. Sudah lama saya nanti-nanti soalnya. ^_^
        Yah, ketika berdoa,untuk melakukan fokus/konsentrasi itu susahnya bukan main. Bermacam-macam pikiran/khayalan itu selalu saja mengganggu doa saya. Bagaimana saya bisa mengatasi hal seperti itu?
        Em..satu hal lagi yang mengganggu saya tentang berdoa itu, kenapa ya, kalau saya semakin rajin berdoa, tantangan/cobaan/godaan saya itu semakin banyak. Kalau saya tak rutin berdoa, perasaan, saya merasa lebih baik atau ‘aman-aman’ saja.uh..
        Sekalian perkenalan, saya seorang pemuda Katolik berusia 23 tahun, dan sedang menjalani kuliah.^_^

      • Syalom Ricardo,

        Memang betul bahwa Iblis tidak akan suka kalau anak TUHAN mulai dekat dengan JESUS melalui doa – doa, justru kalo kita tidak doa, maka iblis akan membiarkan kita dan tidak menganggu kita, itulah kita kenapa merasa damai.

        Tuhan Yesus memberkati & Bunda Maria selalu menuntun anda pada putraNYA

  62. Shaloom…. Saya hanya mau menegaskan, doa yang panjang tidak sama dengan doa bertele – tele. Doa panjang yang penuh pujian dan penyembahan kepada Tuhan disertai kerendahan hati sangat berkenan kepada Tuhan. Tul ndak Romo ?

    [Dari Katolisitas: Ya, doa yang panjang yang keluar dari hati dan merupakan ungkapan kasih kepada Tuhan, tidak sama dengan doa yang bertele- tele].

  63. Bagaimana caranya kita berdoa di saat menghadapi kesusahan dalam hidup seperti masalah kewangan,mencari pekerjaan dan masalah dalam kesehatan.Mohon tunjuk ajarkan. Terima kasih

    • Shalom Andrew,

      Sebenarnya doa yang baik adalah doa yang disusun dengan pola doa Bapa Kami, yaitu dimulai dengan pujian dan ucapan syukur kepada Tuhan dan juga disertai dengan penyerahan diri yang tulus kepada penyelenggaraan tangan-Nya. Kita harus percaya bahwa Allah adalah Bapa kita di surga yang begitu mengasihi kita anak- anak-Nya, sehingga Ia mampu menolong kita dan membukakan jalan bagi kita yang sedang menghadapi kesusahan.

      Tidak ada rumusan yang baku tentang bagaimana doa pada saat kesusahan, dalam mencari pekerjaan dan masalah keuangan ataupun kesehatan. Dalam doa pribadi anda, anda dapat menyusun permohonan doa anda sesuai dengan isi/ jeritan hati anda, namun jangan lupa, sertailah juga dengan ucapan syukur. Sebagai contohnya anda dapat membaca Puji Syukur no. 129- 154. [Di sana ada contoh doa dalam kegagalan, kebimbangan, kesepian, doa pada waktu sakit/ menderita, doa mohon kesabaran, ketabahan, ketaatan, penerangan Roh Kudus, dst]. Yang terpenting di sini adalah sikap penyerahan diri anda dan kasih anda kepada Allah, yang kepada-Nya anda beriman dan menaruh harap. Dengan sikap batin seperti ini, maka doa akan mengalir dengan sendirinya dari hati anda kepada Allah.

      “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapansyukur” (Flp 4:6)

      Percayalah bahwa Tuhan selalu menyertai anda dan akan menjadikan segala sesuatunya indah pada waktunya. Sebab Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia (Rom 8:28)

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  64. Dengan berdoa hati terasa tenang dan damai.
    Doa juga mampu membuat kt optimis akan tujuan hidup kita.

  65. Sesering mungkin bedoa akan mengubah segala-galanya…Tuhan selalu beserta kita,amin

  66. Shalom…
    Bagaimanakah cara menyusun pembuka doa, isi doa, penutup doa yang baik menurut ajaran katolik?
    dan apa saja macam2nya dan ciri khas doa katolik (pembuka, isi, maupun penutupnya)?

    Karena ingin saya gunakan untuk memberikan bimbingan kepada saudara2/i orang muda katolik di tempat kuliah saya…

    Terimakasih..
    Semoga Tuhan Selalu Memberkati Team katolisitas…

    [dari katolisitas: silakan melihat artikel tentang doa di atas – silakan klik]

    • Syalom Romo Wanta

      Bagaimana kalau ditambah dengan doa dalam roh dan kebenaran
      Apakah doa ini tidak termasuk dalam doa kita sebagai orang katolik

      Laras

      • Laras Yth

        Berdoa dengan roh dan kebenaran itu baik, tapi bukan doanya saja, namun semangatnya. Doa dalam roh dan kebenaran itu sifatnya termasuk dalam ciri doa katolik. Semoga dipahami.

        salam
        Rm Wanta

Comments are closed.