Pendahuluan

Pertama saya mendengar teori tentang rapture ini adalah ketika saya pernah berbincang-bincang dengan teman saya yang beragama Protestan di sekitar tahun 1997. Terus terang, pada saat itu, saya tidak tahu banyak tentang hal ini, sehingga saya lebih banyak diam dan mendengarkan. Tentu hal ini membuat hati saya bertanya-tanya, namun saya bersyukur, bahwa setelah saya mempelajari lebih lanjut tentang ajaran Gereja Katolik tentang akhir jaman, pertanyaan saya ini terjawab. Saya bersyukur akan rahmat yang Tuhan berikan melalui pengajaran Magisterium yang diteruskan oleh para ahli kitab suci dan tokoh apologetik Katolik yang mampu menyampaikan ajaran ini dengan jelas dan rinci. Dalam hal ini saya bersyukur atas keterangan yang diberikan oleh Fr. Frank Chacon dan Jim Burham, melalui buku mereka Beginning Apologetics 8, The End Times, sumber utama yang saya ambil untuk menjelaskan topik yang penting ini. ((Lihat Father Frank Chacon & Jim Burnham, Beginning Apologetics 8: The End Times, (Farmington, NM: San Juan Catholic Seminary, 2005), esp. pp.10-17.))

Teori “secret rapture” adalah bagian dari ajaran Dispensationalism, yang pertama diajarkan oleh John Nelson Darby (1859-1874) dan dipopulerkan di Schofield Study Bible pada tahun 1909, serta belum lama ini menjadi ‘hit’ melalui buku seri Left Behind. Kita sebagai umat Katolik memang perlu waspada akan pengajaran “rapture” ini, sebab selain memperkenalkan interpretasi yang asing tentang Kedatangan Kristus yang kedua, teori ini juga mengajarkan hal yang keliru tentang pengertian Gereja. Maka mari kita lihat dulu pandangan Gereja Katolik baru kemudian pandangan Protestan dalam hal “rapture” ini.

Pandangan Katolik tentang “rapture”

Kata “rapture” berasal dari bahasa Latin yang artinya “to be caught up/ taken up” atau “diangkat”. Kata ini terdapat pada perikop 1 Tes 4:17:

“Sesudah itu kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka [para kudus] dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.”

Orang Katolik percaya bahwa mereka yang masih hidup pada saat kedatangan Kristus yang kedua tidak akan mengalami kematian yang membuat tubuh terurai di kubur, melainkan akan diubah dalam kemuliaan dan menyongsong (dengan ‘diangkat’) para kudus yang sudah bersama-sama dengan Kristus. Maka penyambutan Kristus di awan-awan tidak saja melibatkan para beriman yang masih hidup, namun juga para beriman yang telah meninggal. Interpretasi ini juga diimani oleh gereja Orthodox, dan sejumlah besar umat Protestan.

Pandangan Protestan Fundamentalis tentang “secret rapture”

Pada abad ke 19, di Amerika berkembang banyak aliran yang memusatkan perhatian pada keadatangan Yesus yang kedua. Salah satunya yang terkenal adalah yang dikenal dengan Dispensationalism. Dispensationalism, adalah pengajaran yang dipelopori oleh John Nelson Darby (1859-1874), pemimpin sekte Kristen di Inggris, yang bernama Plymouth Brethern. Dinamakan ‘dispensationalism’ karena ia membagi sejarah manusia menjadi 7 masa dispensasi/ tahap dimana Tuhan menyatakan wahyu-Nya kepada manusia. Namun di setiap tahap, manusia gagal dalam ujian, sehingga penghakiman terjadi di akhir setiap tahap, dan tahap baru akan menyusul sesudahnya.

Kita hanya akan membahas 2 aspek saja dalam tulisannya yang berkaitan dengan rapture, yaitu: 1) pandangannya tentang kedatangan Kristus; 2) pandangannya tentang Gereja. Menurut Darby terdapat perbedaan tak terseberangi antara bangsa Israel dan Gereja, sehingga ia membagi misalnya, bahwa nubuat Perjanjian Lama hanya diperuntukkan bagi bangsa Israel, dan tak ada satupun untuk Gereja. Menurut para dispensationalists, karena bangsa Israel menolak pembentukan Kerajaan Mesias di dunia dengan menolak Kristus, maka Tuhan menunda pembentukan Kerajaan tersebut, dan berpaling pada bangsa-bangsa non-Yahudi. Karena itu, jam/ lonceng nubuatan Yahudi berhenti berdetak ketika Yesus wafat; dan karena itu, semua nubuatan Perjanjian Lama bagi bangsa Israel ditunda.

Setelah waktu pemenuhan bangsa-bangsa non Yahudi (Luk 21:24), menurut Darby, Yesus akan kembali dengan rahasia untuk mengangkat Gereja yang terdiri dari orang-orang beriman non-Yahudi- ke surga. Mereka akan diangkat untuk bertemu dengan Yesus di surga. Setelah kedatangan Yesus ini, dimulailah masa tujuh tahun penderitaan/ tribulation dan pengrusakan dunia, di mana Antikristus akan berjaya. Setelah tujuh tahun penderitaan, baru Yesus akan datang secara publik dan mengalahkan Antikristus.

Selanjutnya, orang-orang Yahudi akan menerima Kristus sebagai Penyelamat mereka. Kristus akan memimpin dunia selama 1000 tahun (Millennium menurut Why 20:4) yang memerintah atas bangsa Israel yang telah dipulihkan. Pada masa ini nubuatan Perjanjian Lama akan bangsa Israel akan dipenuhi. Jam nubuatan bagi Israel kembali berdetak. Israel akan kembali membentuk agama yang sesuai dengan ritual dan kurban-kurban sesuai dengan Perjanjian Lama. Inilah kerajaan yang diajarkan oleh Yesus di Injil. Israel akan menjadi bangsa pilihan Allah lagi. Maka Gereja hanya menjadi solusi sementara, ‘pengisi masa kekosongan’ sampai Israel kembali kepada Tuhan. Setelah 1000 tahun, maka setan akan dilepaskan dan segera dikalahkan, dan dunia akan sampai pada akhirnya.

Dengan ide seperti ini, maka tak heran, bahwa orang-orang Kristen Fundamentalis memiliki pandangan yang rendah tentang Gereja, sebab hanya dianggap sebagai pengisi kekosongan masa saja. Dengan berpegang pada ide di atas, maka banyak dari mereka menganggap bahwa pendirian negara Israel pada tahun 1948 adalah sebagai sesuatu yang sangat penting. Mereka berpendapat bahwa saat itulah maka jam nubuatan Israel kembali berdetak lagi. Israel akan kembali menjadi bangsa pilihan, “rapture” akan segera terjadi, dan para beriman yang tergabung dalam Gereja akan segera ‘diangkat’.

Beberapa Masalah dari teori Dispensationalism tentang Rapture

1. Kesalahpahaman pandangan tentang Gereja.

Terdapat dua kekeliruan di sini: 1) Pandangan yang menganggap bahwa Gereja hanya mengisi kekosongan demi kepentingan bangsa non- Yahudi 2) Kerajaan Allah yang dikhotbahkan Yesus adalah berkenaan dengan bangsa Israel di masa mendatang yang telah dipulihkan.

Kenapa? Karena pada Mat 4:17 Yesus berkata, “Kerajaan Allah sudah dekat.” Dan juga dalam Mat 16: 13-20 ketika Yesus mengatakan akan “mendirikan Gereja-Nya atas batu karang” (Rasul Petrus), Ia berkata, “Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga.”

Alkitab mengatakan bahwa Gereja adalah Tubuh Kristus (Ef 5:23; Kol 1:24), Yerusalem yang baru (Why 21:2), kota yang beranggotakan orang-orang Kudus yang diangkat menjadi keluarga Allah, dan kota yang dibangun atas dasar para rasul dan para nabi (lihat Why 21:14 dan Ef 2:19-22), Kerajaan Surga (Mat 13), Mempelai Kristus pada akhir jaman (Why 21:9). Dan Yesus juga mengatakan akan menyertai Gereja-Nya sampai pada akhir jaman (Mat 28:20).

Maka ide bahwa Gereja hanya sebagai ‘fase yang terlewati’ sampai bangsa Israel dipulihkan sebenarnya tidak ditemukan di dalam Alkitab. Terlebih lagi, pandangan ini tidak sesuai dengan bukti biblikal yang menyatakan bahwa Kerajaan Allah adalah Gereja. Bahkan yang lebih menyedihkan, beberapa pendukung ajaran ini malah mengatakan bahwa Gereja Katolik adalah agama yang sesat dan yang akan menjadi Antikristus- kota Babel (the Whore of Babylon) pada Why 18!

2. Kekurangpahaman akan makna sakramen, pengubahan diri kita di dalam hidup Kristus sebagai aspek penting untuk memperoleh keselamatan, dan karya Roh Kudus dalam Magisterium Gereja.

Karena pandangan yang keliru tentang Gereja, maka dengan sendirinya, para rapturist menolak sakramen-sakramen yang diberikan oleh Gereja sebagai tanda yang menyampaikan rahmat Tuhan. Dengan menolak sakramen, mereka memusatkan perhatian kepada Alkitab saja, dan terutama ayat untuk mengakui Yesus sebagai Tuhan dengan mulut (Rom 10:10). Tak heran, biasanya tujuan dari khotbah akhir jaman, adalah supaya seseorang dapat menerima Yesus Kristus sebagai Juru Selamat pribadi, dan dengan demikian Tuhan membenarkan dia, dan menyelamatkannya. Supaya dengan kondisi ini, ia dapat memiliki kepastian, bahwa ia ‘pasti’ diangkat dalam “secret rapture”, jika Yesus datang kembali. Maka di sini yang digarisbawahi hanya iman.

Padahal menurut ajaran Gereja Katolik yang berpegang pada ajaran Yesus dalam Yoh 3:5, untuk diselamatkan seseorang tidak hanya harus percaya kepada Yesus dan mengaku dengan mulut, namun juga seseorang harus lahir kembali dalam air dan Roh, yaitu dengan dibaptis dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus, (Mat 28:19), dan selanjutnya hidupnya harus berubah sesuai dengan perintah Tuhan, yaitu: dengan melakukan perbuatan-perbuatan baik (lih. Yak 2:24) dan mengambil bagian dalam hidup ilahi (Rom 8: 10-11), yang kita terima melalui sakramen-sakramen, terutama Ekaristi.

Penolakan akan pengajaran ini menunjukkan betapa para rapturist itu tidak mengakui bahwa Roh Kudus bekerja dalam Magisterium Gereja Katolik. Namun penolakan terhadap ajaran Magisterium mengakibatkan mereka tidak memiliki keseragaman dalam pemahaman tentang rapture ini, sebab mereka hanya mengandalkan khotbah dari berbagai tokoh rapture, yang dapat mengajarkan pengajaran yang berbeda-beda.

3. Kesalahpahaman pandangan tentang Israel

Perjanjian Lama (PL) digenapi di Perjanjian Baru (PB). Peran Imamat dalam PL telah dipenuhi dalam Kristus sebagai Imam Agung yang lebih tinggi dari Harun –imam dalam PL (lihat Ibr 7:11-28). Maka segala kurban dalam PL telah digenapi di dalam kurban salib Yesus di Golgota, yang kemudian dihadirkan kembali di sepanjang segala abad dalam Sakramen Ekaristi. Maka, bangsa Israel dalam PL telah digenapi oleh Gereja dalam PB, yang disebut sebagai bangsa Israel yang baru (Gal 6:16). Nubuatan- nubuatan PL tentang Israel menemukan pemenuhannya di dalam Gereja. Jadi, tidak mungkin ada titik balik menuju bangsa Israel seperti dalam PL, sebab Gereja dalam PB adalah merupakan bangsa pilihan Allah yang baru dan kekal.

Maka pengakuan bangsa Israel secara sekular pada tahun 1948 oleh PBB yang adalah institusi non-Kristen tidak ada hubungannya dengan perjanjian bangsa Israel dengan Allah seperti pada Perjanjian Lama. Perjanjian bangsa Israel dengan Allah dalam PL terbentuk melalui perjanjian yang diberikan kepada Nabi Musa di Gunung Sinai. Oleh karena itu, Bangsa Israel adalah bangsa perjanjian. Sedangkan pembentukan Negara Israel secara sekular tidak mempunyai nilai religius yang penting bagi umat Kristen. Namun demikian, kita percaya bahwa bangsa Israel tetap ada dalam rencana Tuhan, seperti yang diajarkan oleh rasul Paulus dalam Rom 11. Suatu hari nanti mereka akan bergabung dengan Gereja dan menjadi bagian dari PB: bangsa pilihan Allah yang baru.

4. Kekeliruan dalam mengartikan 1 Tes 4

Tak ada dalam ayat 1 Tes 4 yang menyatakan kedatangan Kristus secara rahasia. Pada perikop ini yang diajarkan oleh Rasul Paulus adalah tentang kebangkitan orang mati yang terjadi pada waktu kedatangan Yesus yang kedua. Umat di Tesalonika waktu itu berduka dan cemas memikirkan keadaan umat Kristen yang meninggal sebelum kedatangan Kristus yang kedua: akankah mereka turut mengambil bagian dalam kemuliaan Kristus. Maka Rasul Paulus mengajarkan bahwa mereka yang telah wafat dalam Kristus akan bangkit terlebih dahulu. Baru kemudian, umat Kristen yang masih hidup akan bergabung dengan mereka yang telah bangkit, dan “bersama-sama dengan mereka, akan bertemu dengan Tuhan di angkasa” Dengan demikian, “kita akan selalu bersama-sama dengan Tuhan.” (a.17)

Jadi perhatian Rasul Paulus yang utama adalah untuk menghibur umat di Tesalonika dengan ajaran kebenaran bahwa pada akhirnya, kita akan berjumpa dengan Yesus pada kedatangan-Nya yang kedua. Tidak satupun orang, termasuk yang sudah mati akan ditinggalkan, sebab semua orang mati akan dibangkitkan. Maka para beriman yang masih hidup juga akan bergabung bersama mereka yang telah mendahului kita dan bersama dengan mereka akan mengambil bagian dalam kemuliaan Kristus yang turun dari Surga ke dunia.

Rasul Paulus mengajarkan tentang satu kali kedatangan Kristus (‘coming’ not ‘comings’). Silakan lihat tabel berikut ini untuk melihat hubungan perikop 1 Tes 4:13-17 ini dengan 3 perikop yang lain, yang menunjukkan bahwa yang dijabarkan mengacu pada kejadian yang sama. Kedatangan Kristus akan diumumkan dengan seruan malaikat dan suara sangkakala, dan ini bukan “secret rapture”/ masa pengangkatan ataupun kedatangan yang rahasia. Dalam perikop ini tidak dikatakan bahwa Yesus akan datang secara rahasia untuk mengangkat orang-orang Kristen ke surga untuk menghindari mereka dari masa penderitaan selama 7 tahun.

Empat perikop yang menjabarkan tentang Kedatangan Kristus yang kedua.

1 Tes 4:13-17

Mat 24:29-31

2 Tes 2:1,3,8

1 Kor 15

“kedatangan Tuhan” (a.14)

“Anak Manusia itu datang” (a.30)

“kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus” (a.1)

_

“penghulu malaikat berseru” (a.16)

“malaikat-malaikat-Nya dengan meniup sangkakala” (a.31)

_

_

“sangkakala Allah berbunyi” (a.16)

“sangkakala yang dahsyat bunyinya” (a.31)

_

“nafiri akan berbunyi” /“nafiri terakhir” (a.52,51)

“mereka yang mati dalam Kristus akan bangkit” (a.16)

_

_

“orang-orang mati akan dibangkitkan (a.52)

“diangkat bersama-sama… menyongsong Tuhan di angkasa” (a.17)

“mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya” (a.31)

“terhimpunnya kita dengan Dia” (a.1)

“dalam awan” (a.17)

“di atas awan-awan” (a.30)

_

[Kapankah peristiwa ini terjadi?]

“Segera sesudah siksaan pada masa itu” (a.29)

“Sebab sebelum hari itu haruslah datang dulu murtad dan harus dinyatakan dahulu manusia durhaka (Antikristus)” (a.3)

“pada waktu bunyi nafiri yang terakhir” (a.51)

Juga, tak kalah pentingnya, tak ada sebutan bahwa Yesus akan merubah haluan. Perhatikanlah bahwa, Yesus “akan turun dari surga.” Ia akan turun dari surga ke dunia. Tidak dikatakan bahwa Yesus akan membuat jalan putar balik (U-turn) setelah umat Kristen bertemu dengan-Nya di angkasa, lalu Ia akan kembali ke surga. Melainkan, ayat ini menjabarkan kembalinya Kristus dengan mulia ke dunia, dan kebangkitan orang mati akan terjadi bersamaan dengan hal ini. (Mengenai penjelasan U-turn ini silakan lihat Appendix- 1 di bawah artikel ini).

Dalam 1 Kor 15: 50-58, Rasul Paulus juga membahas hal yang sama. Ia mengatakan bahwa suara sangkakala di sini merupakan bunyi nafiri yang terakhir. Maka kematian akan berakhir, ”yang dapat binasa mengenakan yang tidak dapat binasa… Maut telah ditelan dalam kemenangan.” (1Kor 15:54). Jelaslah di sini bahwa Rasul Paulus mengajarkan tentang kedatangan Yesus yang kedua pada akhir jaman, di mana pada saat itu tidak ada kematian lagi.

Mat 24: 29-31 juga menjabarkan peristiwa yang sama dengan 1 Tes 4. Kedua perikop menceritakan kedatangan Kristus dalam awan-awan, dengan para malaikat dan suara sangkakala, dan pengumpulan orang-orang pilihan-Nya. [Namun para dispensationalists membedakan kedua peristiwa itu; 1 Tes 4 adalah pada waktu Yesus datang secara rahasia, dan pada Mat 24:29-31 adalah pada kedatangannya yang terakhir].

Mat 24:29-31: “Segera sesudah siksaan pada masa itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit dan kuasa langit akan goncang. Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi…”

Maka karena ayat ini membahas kedatangan Yesus di akhir jaman seperti yang juga disetujui oleh para rapturist, dan karena 1 Tes 4:13-18 juga membicarakan peristiwa yang sama, maka sesungguhnya “rapture”/ pengangkatan tidak mungkin terjadi sebelum siksaan/ tribulation, tetapi segera sesudah siksaan pada saat kedatangan Yesus yang kedua.

2 Tes 2:1,3,8, juga meneguhkan bahwa “rapture” tidak terjadi sebelum siksaan tetapi sebaliknya, yaitu sesudah terjadi kesesatan/ pemberontakan dan pernyataan Antikritus/ manusia durhaka. Jadi, pengangkatan para beriman untuk bertemu dengan Kristus tidak terjadi sebelum 7 tahun siksaan/ tribulation dan kedatangan Yesus yang kedua. Sebaliknya, terjadi bersamaan dengan kedatangan Yesus yang kedua pada akhir jaman.

2 Tes 2:1,3,8: “Tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya kita dengan Dia kami minta kepadamu, ….Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagimanapun juga! Sebab sebelum Hari ini haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka… tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulutNya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali.”

Jadi “rapture” tidak datang sebelum siksaan/ tribulation, tetapi sesudah siksaan, pemberontakan, dan Antikristus. “Rapture” itu terjadi saat sangkakala dibunyikan pada kedatangan Yesus kembali di akhir jaman.

5. Kesalahan interpretasi Mat 24:38-41

Mat 24: 38-41: “Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah….mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikianlah pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Pada waktu itu kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain ditinggalkan; kalau ada dua orang perempuan sedang memutar batu kilangan, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.”

Para penganut paham secret rapture mengajarkan bahwa ayat-ayat ini mengisahkan adanya pengangkatan umat beriman secara rahasia. Tetapi sebenarnya, ayat-ayat ini tidak mengatakan secara jelas akan adanya pengangkatan rahasia itu. Yang jelas, Yesus mengambil contoh tersebut untuk menekankan betapa tiba-tiba dan tidak diketahui-nya kedatangan-Nya yang kedua. Nampaknya, ide ‘pengangkatan rahasia’ telah dimasukkan ke dalamnya; dan bukannya diperoleh langsung dari teks tersebut.

Di perikop  paralelnya dalam Luk 17:22-37, Yesus juga menggunakan contoh air bah untuk menjelaskan kedatangan-Nya kembali yang tiba-tiba. Ia menambahkan contoh lain tentang kehancuran Sodom. Kedua contoh menggambarkan satu ciri: kedatangan-Nya yang tiba-tiba dan tidak disangka-sangka.

Jadi tidak ada pengajaran tentang ‘pengangkatan secara rahasia’ menurut ayat-ayat Kitab Suci. Tuhan Yesus memulai perikop dengan mengatakan bahwa Hari kedatangan-Nya akan terlihat jelas: “Sama seperti kilat memancar dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain, demikian pulalah kelak halnya Anak Manusia pada hari kedatangan-Nya” (Luk 17:24). Kita tahu, tak ada yang rahasia tentang kilat yang menyambar di langit. Yesus menyatakan bahwa seperti penghakiman di zaman Nabi Nuh dan Lot yang terjadi tanpa peringatan terlebih dahulu, “Demikianlah halnya kelak pada hari, di mana Anak Manusia menyatakan Diri-Nya” (Luk 17:30). Menyatakan diri adalah lawan kata dari menyembunyikan atau merahasiakan diri. ‘Hari ini’ mengacu pada kedatangan Yesus yang diketahui secara publik, dan tiba-tiba pada akhir zaman. Kedatangan-Nya akan jelas kelihatan seperti banjir air bah, jelas seperti kehancuran kota Sodom, dan jelas seperti kilat di langit.

Penganut paham ‘pengangkatan rahasia/ secret rapture’ memakai contoh air bah di zaman Nabi Nuh dan kehancuran Sodom untuk mendukung teori bahwa orang-orang benar lah yang akan diangkat, dan orang-orang yang jahat ditinggalkan. Tetapi dalam kedua contoh itu, yang terjadi malah sebaliknya: mereka yang diangkat/ dilenyapkan adalah yang jahat. Malah yang tinggal di dunia adalah orang-orang yang benar. Ini malah bertentangan dengan teori ‘pengangkatan rahasia’ tersebut.

6. Kesalahpahaman berpikir bahwa misi Yesus di dunia belum selesai

Sekitar 2000 tahun yang lalu, Yesus menyelesaikan Penyelamatan kita dalam tiga tahun pelayanan-Nya kepada publik. Di Golgota, Yesus “tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai”, sehingga kata terakhir sebelum Ia wafat adalah, “Sudah selesai” (Yoh 19:28-30). Maka mengapa kemudian [seperti anggapan para dispensationalist] secara literal Ia akan kembali untuk suatu pelayanan publik yang lain selama 1000 tahun? Apakah ada sesuatu yang belum selesai? Bukankah Yesus berkata bahwa “Aku telah mengalahkan dunia.” (Yoh 16:33). Maka masuk akal jika pada tahun 1944, Magisterium Gereja Katolik mengeluarkan pernyataan menolak ajaran millenniarism seperti ini. Hal ini diulangi dalam KGK 676. ((KGK 676: Kebohongan yang ditujukan kepada Kristus ini selalu muncul di dunia, apabila orang mengkhayalkan bahwa dalam sejarahnya mereka sudah memenuhi harapan mesianis, yang hanya dapat mencapai tujuannya sesudah sejarah melalui pengadilan eskatologis. Gereja telah menolak pemalsuan Kerajaan yang akan datang, juga dalam bentuknya yang halus, yang dinamakan “milenarisme”, tetapi terutama bentuk politis dari mesianisme sekular yang secara mendalam bersifat salah.))

7. Kesalahan untuk tidak melihat pernyataan kitab Wahyu 13

Para rapturist mengajarkan bahwa orang-orang kudus akan diangkat sebelum Antikristus datang dan siksaan/ tribulation terjadi. Tetapi dalam Why 13:7-8, dikatakan bahwa Antikritus (binatang buas/ the Beast) malah memerangi para kudus tersebut di dunia!

8. Kesalahpahaman dalam memandang hal penderitaan

Para rapturist mengajarkan bahwa orang beriman akan diangkat untuk dibebaskan dari siksaan dan penderitaan yang besar. Mereka gagal untuk memahami bahwa Alkitab mengajarkan bahwa penderitaan dan ujian hidup adalah suatu hak istimewa bagi para pengikut Kristus (lihat Kol 1:24, Rom 8:17-18, Yak 1:2-4). Yesus mengatakan bahwa para pengikut-Nya akan memikul salib (Mat 16:24) dan bahwa kita akan menderita di dunia (Yoh 16:33). Dalam Kis 14:22 kita diajarkan, “untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara.” Maka Alkitab sangat jelas mengajarkan bahwa untuk mengikuti Yesus berarti kita juga harus mengambil bagian di dalam sengsara-Nya.

Pengajaran yang mengatakan bahwa para orang beriman akan dibebaskan dari siksaan besar/ the great tribulation, adalah pemikian yang tidak berdasarkan Alkitab. Ini hanya semacam keinginan sebagian orang yang menolak salib dan nilai –nilai luhur dari penderitaan. Lebih lanjut mengenai hal ini silakan baca dalam tulisan ini silakan klik

9. Ketidak-adaan bukti dalam sejarah

Jika teori “rapture” para beriman ini benar, kita layak mengharapkan bahwa teori ini diajarkan secara eksplisit dalam Alkitab dan para Bapa Gereja; tapi ternyata, hal ini tidak secara jelas diajarkan di Alkitab. Alkitab tidak pernah mengajarkan bahwa kedatangan Yesus yang kedua terjadi lebih dari satu kali. Kedatangan Yesus yang kedua ini selalu disebut dalam bentuk singular “Second coming” [bukan “comings”] dan mengacu pada kedatangan-Nya di akhir jaman. Juga, para Bapa Gereja mengajarkan bahwa kedatangan Yesus kembali hanya terjadi satu kali di akhir jaman.

Kesimpulan

Melalui tulisan di atas, semoga kita dapat mengambil kesimpulan bahwa teori Dispensationalist dan “secret rapture” merupakan ajaran yang tidak didasarkan atas pemahaman Alkitab, yang bahkan merendahkan peran Gereja. Teori ini tidak pernah terdengar sampai tahun 1830; dan juga ditolak oleh mayoritas orang Protestan sendiri. Ini adalah mirip seperti ajaran Saksi Yehova yang mengatakan bahwa orang yang masuk surga adalah 144,000 orang, atau ajaran Mormon yang mengajarkan pembaptisan orang mati.

Perlu kita ketahui di sini, bahwa Teologi berbeda dengan Ilmu Pengetahuan empiris, sebab dalam Teologi, teori yang betul-betul baru malah perlu dicurigai, justru karena keterlepasannya dari Tradisi para rasul yang jelas-jelas telah diinspirasikan oleh Roh Kudus. Perkembangan doktrin haruslah merupakan perkembangan organik, yang merupakan buah perkembangan dari biji/ akar yang sudah ada dari semula, dan bukannya merupakan ‘buah’ yang tidak ada asal-usulnya. Marilah kita berdoa agar kita diberi rahmat discernment oleh Tuhan untuk melihat manakah pengajaran yang benar berasal dari Tuhan, dan mana yang tidak, agar kita dapat dengan bijaksana menyikapi ajaran- ajaran yang berkembang di jaman modern ini. Salah satunya, tentang akhir jaman ini.

Appendix 1

Siapa yang membuat U- turn (jalan balik arah)?

Kata “bertemu/ menemui” dalam bahasa Yunani adalah apantesis. (( Apantesis dipergunakan dalam papyri [karya tulis Yunani]… sepertinya kata itu berarti sebagai penyambutan resmi dari orang terkemuka yang baru datang. (Moulton, Greek Test. Gram Vol I, 14) W.E. Vine, Vine’s Complete Expository Dictionary of Old and New Testament Words (Nashville: TN: Thomas Nelson Publishers, 1996), p.402.

“The word seems to have been a kind of technical term for the official of a newly arrived dignitary- a usage which accords excellently with its NT usage.” J.H. Moulton and G. Milligan, Vocabulary of the Greek New Testament (Peabody, MA: Hendrickson Publishers, 1997), p. 53.

“The use of apanthesis in 1 Tes 4:17 is noteworthy. The ancient expression for the civic welcome of an important visitor or the triumphant entry of a new ruler into the capital city and thus to his reign is applied to Christ.” Colin Brown, ed. New International Dictionary of New Testament Theology (Grand Rapids, MI: Zondervan, 1986), p.235.

Also see Barbara R. Rossing, The Rapture Exposed: The Message of Hope in the Book of Revelation (Boulder, CO: Westview Press, 2004),p. 174-177.)) Kata ini mengacu pada praktek masyarakat kuno, di mana para warga yang berkedudukan penting keluar untuk menyambut kedatangan raja atau orang terkemuka, dan menjemput beliau kembali ke kota. Dengan demikian, para warga itu mengambil bagian dalam kemuliaan kedatangan Tamu mereka itu. Perhatikanlah, bahwa di sini yang terjadi adalah: para warga meninggalkan kota, bertemu dengan orang terkemuka, dan kemudian kembali bersamanya ke kota. Yang berganti haluan adalah para warga, sedangkan orang yang terkemuka itu tidak. Ia terus menuju tempat tujuannya. Inilah arti kata apantesis yang digunakan di perikop-perikop lain di Alkitab.

Pada Mat 25: 6, dikisahkan lima perempuan yang bijaksana yang pergi keluar untuk menemui [apantesis] mempelai pria dan lalu menemaninya kembali ke pesta perkawinan. Lihatlah bahwa di sini para perempuan itulah yang kembali berbalik arah setelah pergi keluar menemui mempelai laki-laki. Pengantin laki-lakinya tidak membuat U-turn/ berbalik arah; ia terus menuju ke tempat tujuannya.

Kis 28:15, menceritakan bagaimana saudara-saudara Kristen, setalah mendengar bahwa Rasul Paulus mendekati Roma, mereka pergi ke luar kota untuk menemui [apantesis] Paulus, dan menghantarnya kembali ke Roma. Lagi-lagi, saudara-saudara Kristen itu yang membuat langkah balik setelah bertemu dengan Rasul Paulus. Rasul Paulus tidak membuat U-turn, ia tetap terus menuju tujuannya. Maka apantesis di sini seperti menjemput seseorang di airport/ stasiun kereta api. Artinya, untuk “menemui dan kembali bersama” orang yang dijemput, dan bukan untuk menemui dan “pergi meninggalkan [tempat asalnya] bersama.”

Jadi ketika 1 Tes 4:17 mengatakan bahwa semua orang Kristen akan bangkit menemui [apantesis] Kristus di awan-awan, maka bukan berarti bahwa kemudian secara tiba-tiba Yesus mengubah haluan/ berbalik kembali ke surga. Apantesis di sini artinya, bahwa kitalah yang akan mengubah haluan setelah menemui Kristus, dan menjemput Raja kita itu, saat Ia terus menuju tempat tujuan kedatangan-Nya yaitu ke dunia. Jadi 1 Tes 4:17 tidak menceritakan kisah yang mengerikan tentang mereka yang tertinggal dan tidak diangkat dalam “secret rapture”. Melainkan, ayat itu menceritakan partisipasi kita yang mulia pada kedatangan Yesus yang kedua. Kita akan bertemu dengan Tuhan kita di angkasa dan mengambil bagian dalam kedatangan-Nya yang mulia, saat Ia mengambil semua milik-Nya di dunia dan mengakhiri sejarah manusia.

52 COMMENTS

  1. Gagasan ‘Pengangkatan oleh Tuhan Yesus’ (Raptured) merupakan gagasan eskatologis beberapa denominasi Kristen yang didasarkan terutama pada 1Tes 4,16-17. Perlu disadari bahwa gagasan ini bukan ajaran Gereja Katolik. Di antara saudara-saudara protestan sendiri, penafsiran atas 1Tes 4,16-17 juga berbagai macam.

    Ajaran yang sehat dan seimbang serta benar mengenai akhir zaman ada di buku “Katekismus Gereja Katolik” no. 988-1050. Dalam versi yang lebih singkat padat ada di buku “Kompendium Katekismus Gereja Katolik” no. 207-216.

    Mari kita menyadari juga bahwa St. Paulus pernah mengingatkan: “akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng. Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!” (2Tim 4,3-5).

    Paus Benediktus XVI mencanangkan “Tahun Iman” (11 Oktober 2012 – 24 Nopember 2013) yang menekankan Evangelisasi Baru dan Re-Katekisasi. Semoga “Tahun Iman” menjadi kesempatan baik bagi kita untuk semakin mendalami pengetahuan iman Katolik sehingga kita tidak “diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala” (Ef 4,14-15). Kita harus juga memegang peringatan St Petrus : “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya” (1Ptr 5,8)

  2. Shalom pak Stef,

    Menurut saya, Yesus Kristus ingin menguji kita, umat manusia, tentang kedatangan-Nya yang kedua kali pada akhir zaman, Apakah kita setia dan menerapkan semua ajaran-Nya ? Sehingga kita dapat memperoleh hidup yang kekal. Dengan “waktu hidup” yang tersisa di dunia ini, marilah kita masing-masing mempersiapkan diri dengan baik (berbuat baik kepada sesama dan senantiasa memuliakan Tuhan) agar memperoleh keselamatan yang daripada-Nya. Amin.

  3. “6. Kesalahpahaman berpikir bahwa misi Yesus di dunia belum selesai

    Sekitar 2000 tahun yang lalu, Yesus menyelesaikan Penyelamatan kita dalam tiga tahun pelayanan-Nya kepada publik. Di Golgota, Yesus “tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai”, sehingga kata terakhir sebelum Ia wafat adalah, “Sudah selesai” (Yoh 19:28-30). Maka mengapa kemudian [seperti anggapan para dispensationalist] secara literal Ia akan kembali untuk suatu pelayanan publik yang lain selama 1000 tahun? Apakah ada sesuatu yang belum selesai? Bukankah Yesus berkata bahwa “Aku telah mengalahkan dunia.” (Yoh 16:33). Maka masuk akal jika pada tahun 1944, Magisterium Gereja Katolik mengeluarkan pernyataan menolak ajaran millenniarism seperti ini. Hal ini diulangi dalam KGK 676.[2]”

    Ini poin yang sangat aneh kalau dikuarkan oleh Katolik, karena bertentangan dengan Ekaristi/Transubstantiation.

    • Shalom DK12,

      Tidak ada yang ‘aneh’ dengan pernyataan di atas, sebab pernyatan itu (bahwa misi penyelamatan Yesus sudah selesai) tidak bertentangan dengan doktrin Transubstansiasi. Sebab demikianlah ajaran Gereja Katolik memaknai kedua hal tersebut.

      Misi Penyelamatan Yesus di dunia dalam tiga tahun pelayanan-Nya memang sudah selesai, sehingga Ia mengatakan sesaat sebelum wafatnya, “Sudah selesai” (Yoh 19:28-30). Namun Kristus tidak terbatas atas ruang dan waktu, dan sudah menjadi kehendak-Nya agar para murid-Nya mengenangkan kurban-Nya (lih. Luk 22: 19) yang satu dan sama itu (lih. Ibr 9:28) sepanjang segala abad sampai kedatangan-Nya yang kedua kalinya nanti di akhir zaman (lih. 1 Kor 11:26). Maka kurban salib-Nya dan kebangkitan-Nya selalu dapat dihadirkan kembali oleh kuasa Roh Kudus, di tengah- tengah umat-Nya. Katekismus Gereja Katolik mengajarkan demikian:

      KGK 1364    Dalam Perjanjian Baru kenangan itu mendapat arti baru. Apabila Gereja merayakan Ekaristi, ia mengenangkan Paska Kristus; Paska ini dihadirkan. Kurban yang dibawakan Kristus di salib satu kali untuk selama-lamanya, selalu tetap hadir/ tinggal berhasil guna (Bdk. Ibr 7:25-27): “Setiap kali korban salib yang di dalamnya dipersembahkan Kristus, Anak Domba Paska, dirayakan di altar, terlaksanalah karya penebusan kita” (LG 3).

      KGK 1365    Ekaristi juga satu kurban, karena ia suatu kenangan akan Paska Kristus. Sifat kurban ini sudah nyata dalam kata-kata Tuhan: “Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu”, dan “cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu” (Luk 22:19-20). Dalam Ekaristi, Kristus mengaruniakan tubuh ini, yang telah Ia serahkan di kayu salib untuk kita, dan darah ini, “yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa” (Mat 26:28).

      KGK 1366    Jadi, Ekaristi adalah satu kurban, karena ia meragakan kurban salib (dan karena itu menghadirkannya), Ekaristi adalah kenangan akan kurban itu dan memberikan buah-buahnya:
      Kristus “memang hendak mengurbankan diri kepada Allah Bapa, satu kali untuk selama-lamanya di altar salib melalui kematian yang datang menjemput-Nya (Bdk. Ibr 7:27), untuk memperoleh penebusan abadi bagi mereka [manusia]; tetapi karena imamat-Nya tidak dihapuskan oleh kematian-Nya (Bdk. Ibr 7:24), maka dalam perjamuan malam terakhir, pada malam waktu Ia diserahkan (1 Kor 11:23), Ia meninggalkan bagi mempelai kekasih-Nya, Gereja, satu kurban yang kelihatan (seperti yang dibutuhkan kodrat manusia), yang olehnya, [kurban] berdarah itu, yang dibawakan di salib satu kali untuk selama-lamanya, dikenang sampai akhir zaman dan kekuatannya yang menyelamatkan dipergunakan untuk pengampunan dosa, yang kita lakukan setiap hari.” (Konsili Trente: DS 1740).

      KGK 1367    Kurban Kristus dan kurban Ekaristi hanya satu kurban: “karena kurbannya adalah satu dan sama; kurban yang dulu mengurbankan diri di salib, sekarang mengurbankan diri-Nya melalui pelayanan imam; hanya cara pengurbanannya yang berbeda“. “Dalam kurban ilahi ini, yang dilaksanakan di dalam misa, Kristus yang sama, yang mempersembahkan diri-Nya satu kali untuk selama- lamanya dengan cara yang berdarah di altar salib, [kini] hadir dan dikurbankan secara tidak berdarah… korban ini adalah sungguh mendamaikan (Konsili Trente: DS 1743).

      Penghadiran kembali kurban Yesus yang satu dan sama itu terjadi oleh karena kuasa Roh Kudus dalam konsekrasi. Yang dimaksud dengan konsekrasi adalah Sabda Tuhan yang mengatakan, “Inilah Tubuhku …. Inilah Darahku” yang diucapkan oleh imam yang ditahbiskan secara sah.

      KGK 1412    Tanda-tanda hakiki Sakramen Ekaristi adalah roti dari gandum dan anggur dari buah anggur. Berkat Roh Kudus dimohonkan ke atasnya dan imam mengucapkan kata-kata konsekrasi, yang Yesus ucapkan dalam perjamuan malam terakhir “Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagimu…. Inilah piala darah-Ku. …” [Mat 26:26-28; Mrk14:22-24]

      KGK 1413    Oleh konsekrasi terjadilah perubahan [transsubstansiasi] roti dan anggur ke dalam tubuh dan darah Kristus. Di dalam rupa roti dan anggur yang telah dikonsekrir itu Kristus sendiri, Dia yang hidup dan dimuliakan, hadir sungguh, nyata, dan secara substansial dengan tubuh-Nya, darah-Nya, jiwa-Nya, dan kodrat ilahi-Nya (Bdk. Konsili Trente: DS 1640; 1651).

      Maka jika dipahami sesuai dengan ajaran Gereja Katolik, tidak ada pertentangan antara fakta bahwa Misi keselamatan Kristus telah diselesaikan di kayu salib, dengan ajaran tentang Transubstansiasi. Sebab Transubstansiasi memang menghadirkan kembali Misteri Paska Kristus yang satu dan sama itu di sepanjang sejarah Gereja; dan ini dimungkinkan karena Tuhan tidak terbatas oleh ruang dan waktu; dan karena itu bebas menentukan dengan cara-Nya sendiri agar dapat terus hadir di tengah umat-Nya [sebagaimana telah diajarkan-Nya kepada para rasul, dan telah dilaksanakan oleh para rasul sejak Gereja awal] sampai akhir zaman.

      Selanjutnya tentang Misteri Paska Kristus yang dirayakan di dalam liturgi, telah dibahas di sini, silakan klik.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  4. Shallom Ibu,
    saya memilih untuk percaya kedatangan Tuhan Yesus di awan-awan dan tidak adanya U-turn karena arahnya ketika Israel berseru dan mengakui Yesus sebagai Mesias maka Beliau akan turun ke bumi menyelamatkan. [dari editor: pernyataan di bawah ini digabungkan:]
    Saya percaya akan secret rapture seperti dari ayat ini. Dan dalam secret rapture juga tidak ada konteks mengenai U-turn karena semua menanti di awan-awan selama genap masa 7 tahun. Dan ketika Israel menjadi sadar dan berseru bahwa Yesuslah Mesias maka Tuhan Yesus dengan bala tentaranya akan turun ke bumi menyelamatkan orang Israel.

    Memang ada pengajaran yang diulaskan oleh Ibu Ingrid n team. Ketika seseorang dengan kukuh memegang pengajarannya, maka tidak bisa diubahkan oleh siapapun kecuali Roh Kudus sendiri. Namun bila semua orang mengakui bahwa ia dipimpin oleh Roh Kudus, maka kebenaranpun akan rancu juga.
    Iman adalah bukti dari segala sesuatu yang belum terjadi dan tidak kita lihat.
    Target saya adalah bebas dari masa great tabulation. Karena sungguh2 mengerikan masa itu. Barangkali kita ( bila masih single ) bisa tahan uji, tapi dengan anak2 yang menjadi tanggung jawab kita? Karena di masa itu orang tidak bisa membeli atau menjual bila tidak ada “tanda” di tangan atau dahinya. Dapat susu, beras, roti, lauk dari mana? Bolehlah mati kelaparan secara pelan-pelan – lebih mudah bila sendiri kali ya. Tapi bila ada anak-anak dan bersama-sama dengan orang2 lain? Apa tidak ada keinginan kanibalisme ? Barangkali mati dikejar-kejar dan disiksa seperti jaman para Rasul lebih ringan daripada hal ini. Namun bila menyerah dan mau diberi “tanda” itu ( keterangan lebih lanjut…) maka berarti menyatakan sebagai pengikut antikristus dan namanya akan dihapus dari Kitab Kehidupan.
    Jadi kami memilih untuk percaya dan berharap akan adanya secret rapture karena Tuhan Yesus sendiri mengerti betapa beratnya hal ini dan Beliau memberikan pengharapan kepada kita yang sungguh2.
    Masa Great Tabulation adalah masa pemurnian bagi orang percaya yang belum bersungguh-sungguh seperti diumpamakan sebagai masa penampian besar. Yang tersisa tentu orang-orang yang “berisi”. Namun saat ini adalah masa anugerah besar di mana Dia masih bisa kita temui kapan saja dalam Roh Kudus-Nya yang menyertai kita dengan iman dan pengharapan Dia akan mengangkat dan melepaskan kita dari masa kesusahan besar itu.
    Semoga damai sejahtera Allah menyertai kita.

    • Shalom Rebecca,

      Nampaknya anda berpandangan adanya secret rapture karena pengajaran yang sudah anda terima begitu membentuk pandangan anda. Di sini kami hanya memaparkan suatu kenyataan bahwa secret rapture sendiri tidak mempunyai dasar Kitab Suci, karena tidak ada ayat- ayat yang secara eksplisit mengatakan bahwa akan ada pengangkatan secara rahasia sebelum kedatangan Kristus di akhir jaman, dan karenanya Kristus akan datang secara bertahap (sedikitnya dua kali) di akhir jaman.Tentang hal ini sudah pernah dibahas di dua artikel ini:

      1) Tanggapan Katolik tentang dua tahap Kedatangan Kristus di akhir jaman, silakan klik
      2) 2nd Coming: sekali, dua tahap, untuk menghindarkan umat dari penderitaan?, silakan klik

      Secara prinsip, Gereja Katolik memang mengajarkan kedatangan Kristus hanya terjadi satu kali, tiba-tiba, dapat diketahui oleh publik (tidak rahasia), dan saatnya tidak dapat diramalkan/ diketahui terlebih dahulu. Dan pengajaran ini mengambil dasar dari Kitab Suci dan pengajaran Para Bapa Gereja, seperti pernah diuraikan di sini, silakan klik. Mengenai ajaran ‘Secret Rapture‘ (pengangkatan orang-orang beriman yang terjadi secara rahasia) memang sebenarnya tetap mengajarkan prinsip yang berbeda dengan ajaran Gereja Katolik, walaupun kita memakai dasar Alkitab yang sama, dalam hal ini 1 Tes 4:16-17.

      Silakan anda membaca terlebih dahulu kedua artikel di atas, yang menunjukkan dasar ajaran Gereja Katolik. Jika anda tidak dapat menerimanya, kami tidak dapat memaksa anda, namun demikian juga anda tidak dapat memaksa anda agar kami setuju dengan pandangan anda. Sebab sebagai informasi saja bagi anda, ada banyak sekali teori tentang akhir jaman ini yang berbeda- beda yang diajarkan oleh gereja- gereja non Katolik, yang bahkan bertentangan satu sama lain, dan semua mengklaim mendapat tuntunan Roh Kudus. Silakan anda membaca di sini, silakan klik; juga tentang banyaknya prediksi tentang akhir jaman yang keliru, silakan klik di sini

      Gereja Katolik memegang prinsip yang satu dan sama sejak awal mula mengenai ajaran tentang akhir jaman ini, dan kami percaya pandangan yang satu dan sama ini sejak awal inilah yang merupakan pengajaran dari Roh Kudus.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

      • Ibu Ingrid yang dikasihi Tuhan

        Saya ingin menanggapi sedikit pertanyaan Ibu berikut ini :

        Di sini kami hanya memaparkan suatu kenyataan bahwa secret rapture sendiri tidak mempunyai dasar Kitab Suci, karena tidak ada ayat- ayat yang secara eksplisit mengatakan bahwa akan ada pengangkatan secara rahasia sebelum kedatangan Kristus di akhir jaman,

        Benarkah secret rapure tidak ada ayat ayat nya yang tertulis di Kitab Suci ?
        Bagaimana dengan ayat ayat ini :
        Lukas 17 : 34 Aku berkata kepadamu: Pada malam itu ada dua orang di atas satu tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan;
        35 Ada dua orang perempuan bersama-sama mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.” –
        36 Kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkandan Mat 24 : 40 Pada waktu itu kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan;
        41 kalau ada dua orang perempuan sedang memutar batu kilangan, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.
        Wah 3 : 3 Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu.
        Wah 16 : 15 “Lihatlah, Aku datang seperti pencuri. Berbahagialah dia, yang berjaga-jaga dan yang memperhatikan pakaiannya, supaya ia jangan berjalan dengan telanjang dan jangan kelihatan kemaluannya.”
        Yeremia 49 : 9 Jika pemetik buah anggur datang kepadamu, mereka tidak akan meninggalkan sisa-sisa pemetikannya! Jika malam-malam pencuri datang kepadamu, mereka akan merusakkan sepuas-puasnya
        Obaja 5 Jika malam-malam pencuri atau perampok datang kepadamu–betapa engkau dibinasakannya–bukankah mereka akan mencuri seberapa yang diperlukannya? Jika pemetik buah anggur datang kepadamu, bukankah mereka akan meninggalkan sisa-sisa pemetikannya?
        APAKAH AYAT AYAT TSB TIDAK CUKUP UNTUK MENUNJUKKAN BAHWA KEDATANGANNYA SECARA TERSEMBUNYI ?

        Ibu Ingrid hanya mengutip ayat ayat berikut ini untuk membuktikan bahwa kedatangan Tuhan diketahui semua orang .
        Wahyu 1 : 7 Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin.
        Mat 24 : 30 Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.

        Selanjutnya Ibu Ingrid menulis :
        Gereja Katolik memang mengajarkan kedatangan Kristus hanya terjadi satu kali, tiba-tiba, dapat diketahui oleh publik (tidak rahasia)

        Kalau boleh saya bertanya tentang ayat ayat berikut ini bagaimana ibu Ingrid mengartikannya ? :

        Markus 8:38 Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusiapun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus.
        Matius 16:27 Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.
        Lukas 9 : 26 Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku, Anak Manusia juga akan malu karena orang itu, apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan-Nya dan dalam kemuliaan Bapa dan malaikat-malaikat kudus.
        TUHAN DATANG DENGAN MALAIKAT MALAIKAT NYA.

        Yudas 1 : 14 Juga tentang mereka Henokh, keturunan ketujuh dari Adam, telah bernubuat, katanya: “Sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudus-Nya,
        Zakaria 14 : 5 Maka tertutuplah lembah gunung-gunung-Ku, sebab lembah gunung itu akan menyentuh sisinya; dan kamu akan melarikan diri seperti kamu pernah melarikan diri oleh karena gempa bumi pada zaman Uzia, raja Yehuda. Lalu TUHAN, Allahku, akan datang, dan semua orang kudus bersama-sama Dia.
        TUHAN DATANG DENGAN ORANG ORANG KUDUS NYA

        Pertanyaannya :
        1. Apakah kedatangan Tuhan bersama dengan para malaikat dan kedatangan Tuhan bersama para orang orang suci Nya ini terjadi bersamaan ?
        2. Apabila kedatanganNya tidak bersamaan, kapankah rapture itu terjadi ?
        Pada waktu datang bersama dengan para malaikat atau pada waktu datang bersama dengan orang orang suci ?

        Bukankah ayat ayat tsb telah menunjukkan bahwa pada waktu Tuhan datang dengan para malaikat, maka pada waktu itu terjadi rapture, dan setelah berselang waktu selama 3,5 tahun Tuhan datang bersama dengan orang orang kudus yang telah mengalami pengangkatan (rapture) dan menikmati pesta pernikahan anak domba Tuhan datang kembali untuk membinasakan antikris dan para pengikutnya sampai musnah.
        Apabila ibu Ingrid mengajarkan bahwa repture terjadi bersamaan dengan kedatangan Tuhan yang kedua, maka akan timbul pertanyaan : Kapan pesta pernikahan Anak Domba itu terjadi ? Lalu apa bedanya antara Tuhan datang bersama malaikat dan Tuhan datang bersama orang suci ?

        Gery

        • Shalom Gery,

          1. Secret Rapture/ pengangkatan secara rahasia?
          Ayat- ayat yang Anda berikan itu tentu kami imani juga sebagai pesan dari Tuhan, namun tidak untuk diinterpretasikan sebagai dasar bagi adanya pengangkatan yang rahasia (secret rapture).

          Berikut ini keterangan interpretasi ayat- ayat tersebut, menurut buku A Catholic Commentary on Holy Scripture, Dom Orchard, OSB, ed. (New York: Thomas Nelson and Sons, 1952), p. 960:

          Luk 17:26-35: “Kedatangan Kristus yang kedua akan terjadi dengan tiba- tiba. Janganlah membuang waktu dengan berusaha mencari tahu kapan terjadinya, ataupun menjadi tidak peduli akan penghakiman Tuhan, yang akan terjadi sebagaimana digambarkan di dalam ayat 26-29: banyak orang akan ditemukan terkejut dan tidak siap di samping segala usahanya untuk mempertahankan diri (lih. Mat 24:37-41; 10:39). Dengan memberikan contoh istri Lot, Tuhan kita kembali memberikan pengajaran tentang ketidakterikatan yang total akan kesenangan terhadap hal- hal duniawi, bahkan terhadap hidup itu sendiri, ketika kebaikan jiwa menjadi taruhannya. Ia tidak melarang pemikiran/ pekerjaan yang wajar tentang kebutuhan- kebutuhan sehari- hari di dalam hidup: bukan kepemilikan dan penggunaan benda- benda yang menentukan penghakiman Tuhan, tetapi sikap jiwa terhadap benda- benda itu (lih. 1 Kor 7:25-35). Sehingga, dua orang mungkin mengerjakan hal yang sama [di contoh di atas disebutkan dua orang sama- sama tidur atau bekerja di ladang, atau sedang memutar batu kilangan]; dan tidak akan kelihatan dari luar mengapa Tuhan menerima yang seorang namun menolak yang lainnya (ay. 34-35). ‘Hari Tuhan’ disebutkan sebagai ‘pada malam itu’ karena terjadi kemungkinan pengadilan, bencana, kegelapan, [yang memang sering dihubungkan dengan keadaan datangnya Tuhan, entah di saat kematian maupun di saat menjelang penghakiman Tuhan] (lih. Luk 12:20, 35-36; 1 Tes 5:2; 2 Pet 3:10).”

          Dari ayat- ayat di atas, tidak secara eksplisit dikatakan bahwa Tuhan akan mengangkat orang- orang secara rahasia, namun hanya mengisahkan bahwa pada saat kedatangan-Nya, Tuhan akan memisahkan orang- orang yang berkenan kepada-Nya dan yang tidak, tergantung dari kesiapan hati mereka; sejauh mana mereka berjaga- jaga menantikan kedatangan-Nya itu. Disebutkan bahwa kedatangan-Nya pada waktu malam, bukan untuk mengatakan bahwa hal itu terjadi secara rahasia, tetapi untuk menggambarkan kemiripannya dengan kedatangan pencuri, yang umumnya terjadi secara tiba- tiba pada malam hari (lih. Why 3:3; 16:15)

          Sedangkan ayat Yer 49:9 dan Obj 5, konteksnya adalah mengisahkan pencuri dan perampok pada bangsa Edom, sehingga sesungguhnya tidak dapat dihubungkan dengan kedatangan Kristus, karena Ia bukan pencuri yang akan merusak sepuas- puasnya, seperti yang disebutkan dalam ayat- ayat tersebut.

          Saya mengundang Anda untuk merenungkan kembali interpretasi Anda, sebab nampaknya di sini yang terjadi adalah sudah diyakini dahulu terjadi adanya secret rapture (pengangkatan rahasia), baru kemudian dicari ayat- ayat yang sekiranya mendukung pandangan itu; dan bukannya sebaliknya, dengan jujur ( tanpa punya prekonsepsi) membaca teks dan berusaha memahami apakah sebenarnya yang ingin disampaikan oleh sang pengarang teks itu, dengan memperhatikan keterkaitannya dengan ayat- ayat lainnya dalam Kitab Suci.

          Maka jika ada teks yang seolah mengatakan kedatangan-Nya terjadi pada waktu malam (1 Tes 5:2; 2 Pet 3:10), tetapi lalu ada ayat lain yang mengatakan bahwa Ia akan datang dengan awan- awan dan setiap mata akan melihat Dia (lih. Why 1:7; Mat 24:10) kita harus melihat kedua macam penjabaran ini bukan sebagai pertentangan untuk dipilih salah satu saja yang sesuai dengan asumsi kita; tetapi untuk dilihat apakah prinsipnya yang bisa diambil agar kedua gambaran ini sama- sama benar. Maka prinsip yang diajarkan oleh Gereja Katolik adalah bahwa kedatangan Kristus yang kedua adalah secara tiba- tiba seperti pencuri di malam hari (dengan demikian, benarlah ayat- ayat 1 Tes 5:2; 2 Pet 3:10, Luk 17:26-35, Why 3:3; 16:15) namun pada saat kedatangan-Nya itu, semua orang dapat melihat Dia, jadi tidak bersifat rahasia (dengan demikian ayat- ayat 1 Tes 4:16-17, Why 1:7, dan Mat 24:30, juga benar).

          2. Kedatangan Yesus yang kedua: sekali saja atau dua kali?
          Berikutnya adalah interpretasi ayat- ayat lain yang menurut Anda mendukung pandangan terjadinya dua kali kedatangan Kristus yang kedua (jadi, apakah maksudnya kedatangan Yesus yang kedua dan ketiga?)

          Benar bahwa di Mrk 8:38, Mat 16:27, Luk 26 memang menyatakan Kristus akan datang diiringi oleh malaikat- malaikat kudus-Nya. Dan Yud 1:14 dan Zak 14:5 mengatakan bahwa Tuhan datang bersama dengan orang- orang kudus-Nya. Namun demikian kita tidak dapat langsung menyimpulkan bahwa kedua kesempatan itu terjadi secara terpisah (jadi ada dua kali kedatangan Yesus di akhir zaman), karena pada ayat yang lain jelas dikatakan demikian:

          “….Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya. Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi, demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.” (Ibr 9:26-28)

          Jika Anda mengatakan bahwa di akhir zaman nanti Yesus akan datang dua kali, bagaimana Anda mendamaikan interpretasi Anda itu dengan ayat- ayat ini? Apakah jika Yesus datang dengan malaikat- malaikat-Nya itu artinya Dia belum menyatakan diri-Nya, dan baru kalau datang dengan para orang kudus-Nya Ia menyatakan Diri-Nya, ataukah sebaliknya? Bukankah pemahaman ini menjadi suatu asumsi yang kurang jelas dasarnya?

          Sebab Di Injil dikatakan pada saat Yesus datang diiringi oleh para malaikat-Nya, Ia akan menghakimi setiap orang menurut perbuatan-Nya (lih. Mat 16:27, Luk 9:26), dan di sini Ia menyatakan Diri-Nya sebagai Tuhan yang menghakimi setiap orang. Demikian pula pada Yud 1:14-15 dikatakan, “Juga tentang mereka Henokh, keturunan ketujuh dari Adam, telah bernubuat, katanya: “Sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudus-Nya, hendak menghakimi semua orang dan menjatuhkan hukuman atas orang-orang fasik karena semua perbuatan fasik, yang mereka lakukan dan karena semua kata-kata nista, yang diucapkan orang-orang berdosa yang fasik itu terhadap Tuhan.” Demikian juga pada perikop Zak 14, yang berjudul “Kemenangan terakhir: Tuhan menjadi Raja di Yerusalem”; yang memberikan gambaran secara figuratif akan bagaimana Tuhan menyatakan diri-Nya sebagai Raja di akhir zaman nanti. Jadi baik di saat Tuhan Yesus datang bersama- sama dengan para kudus-Nya ataupun bersama- sama dengan orang- orang kudus-Nya, Ia menyatakan Diri-Nya sebagai Raja dan Tuhan. Melihat kenyataan ini maka kejadian Yesus datang dengan malaikat-malaikat-Nya dan datang dengan para kudus-Nya adalah satu peristiwa, yaitu di saat Ia menyatakan diri-Nya sekali lagi untuk menganugerahkan keselamatan kepada orang- orang yang menantikan Dia (lih. Ibr 9:28). Hal ini tidaklah mengherankan karena di dalam ayat- ayat yang lain di dalam Kitab Suci memang dikatakan bahwa Allah meraja dikelilingi oleh para malaikat-Nya dan para orang- orang kudus-Nya (lih. Dan 7:9-14, Why 5:11-13, Why 7, Why 8).

          Dengan demikian, kejadiaan datang-Nya Yesus dengan para malaikat dan orang kudus-Nya terjadi kurang lebih bersamaan, sebagaimana disebutkan dalam surat Rasul Paulus:

          “Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia. Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal. Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.” (1 Tes 4:14-17)

          Berpegang pada ayat ini maka walaupun tidak disebut urutannya secara mendetail namun dapat kita ketahui bahwa pada akhir zaman nanti Kristus akan datang diiringi sangkakala yang ditiupkan oleh para malaikat-Nya, dan bersamaan dengan itu terjadi kebangkitan badan dari semua orang yang telah meninggal (orang yang baik dan yang jahat), di mana tubuh mereka dari kuburnya akan bangkit dan bersatu dengan jiwa mereka. Kejadian ini akan berlangsung dalam sekejap mata (lih. 1 Kor 15:51-52). Saat itu juga orang- orang beriman yang masih hidup akan diangkat dan menyongsong Tuhan di angkasa sebelum bersama- sama dengan Kristus turun ke bumi, saat Ia mengakhiri sejarah manusia, dan mengadakan Pengadilan Terakhir yaitu mengadili setiap mahluk berdasarkan atas perbuatannya (Mat 16:27; 1 Pet 1:17; 2 Tim 4:14) di hadapan semua mahluk ciptaan-Nya yang lain. Di akhir zaman inilah Tuhan akan menjadikan langit dan bumi yang baru /new Heaven and earth, yaitu Yerusalem Surgawi, di mana terjadi perjamuan kawin Anak Domba- yaitu antara Kristus dan Gereja-Nya (lih. Why 19:6-10, Ef 5:32) dan Allah akan meraja di dalam semua (lih. 1 Kor 15:28) yang menjadi milik-Nya.

          Demikian tanggapan saya, semoga dapat menjadi masukan buat Anda.

          Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
          Ingrid Listiati- katolisitas.org

          • Ibu Ingrid yang dikasihi Tuhan

            Ibu menulis Kedatangan Kristus yang kedua akan terjadi dengan tiba-tiba, janganlah membuang waktu dengan berusaha mencari tahu kapan terjadinya.
            Ibu Ingrid , jika kita tahu kapan tsunami itu akan datang, bukankah itu lebih baik, supaya kira bisa berusaha menghindar dan menyelamatkan diri. Apalagi kalau kita tahu kapan Tuhan datang maka akan menjadi lebih baik lagi sebab kita sudah siap sedia. Jadi menurut saya tidak salah kalau kita bisa mengetahui kapan Tuhan akan datang.

            Selanjutnya Ibu menulis : Sebab di injil dikatakan pada saat Yesus datang diiringi oleh para malaikat-Nya, Ia akan menghakimi setiap orang menurut perbuatannya (lih. Mat 16 : 17, Luk 9 : 26), dan disini Ia menyatakan Diri-Nya sebagai Tuhan yang menghakimi setiap orang
            Sayang Ibu mencantumkan ayat yang salah (Mat 16 : 17 itu tentang pembicaraan antara Yesus dengan Simon Petrus) jadi tidak ada hubungannya dengan kedatangan Tuhan. Didalam Luk 9 : 26 juga tidak menyatakan tentang penghakiman

            Selanjutnya Ibu menulis : Dengan demikian, kejadian datangNya Yesus dengan para malaikat dan orang kudusNya terjadi kurang lebih bersamaan, sebagaimana disebutkan dalam surat Rasul Paulus : 1Tes 4 : 14-17 (Maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa.)
            Saya tidak sependapat dengan Ibu Ingrid, sebab pada waktu Tuhan datang bersama dengan para malaikat Tuhan tidak turun kebumi tetapi ada di awan-awan (hadirat Tuhan) seperti ayat diatas yang Ibu berikan dan kita yang masih hidup diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan (hadirat Tuhan) menyongsong Tuhan di angkasa. Jadi di dalam ayat ini Tuhan turun dari Sorga, tetapi tidak turun kebumi.

            Selanjutnya Ibu Ingrid menulis : Di akhir zaman inilah Tuhan akan menjadikan langit dan bumi yang baru / new Heaven and earth, yaitu Yerusalem Surgawi, dimana terjadi perjamuan kawin Anak Domba yaitu antara Kristus dan GerejaNya
            Perjamuan Kawin Anak Domba (Wah 19 : 7 – 8 )
            Kapan terjadi pesta Kawin itu ?
            Lukas 17 : 34-36 —> Wah 12 : 14 —> Pesta Burung Nazar Luk 17 : 37 / Ayub 39 : 32-33
            Ini seperti Ayub 39 : 30-33. Burung-burung Nazar (perempuan dalam Wahyu 12 itu memakai sayap burung nazar) itu berpesta di tempat-tempat yang tidak terhampiri. Ini terjadi sesudah seorang dibawa dan seorang ditinggalkan jadi “sesudah pengangkatan” Luk 17 : 34-37. Pada saat inilah perempuan itu berada di padang gurun. Dipelihara oleh Allah sendiri selama 3,5 masa,itulah saatnya pesta kawin Anak Domba di dalam Kerajaan Sorga ! Sementara itu Iblis, Setan, Antikris dan semua roh-roh jahat juga berpesta di dunia, yaitu dengan menyiksa orang-orang yang tetinggal dan orang-orang dunia. Yang ada di dunia dan satu-satunya yang dapat melawan Antikris adalah 2 Saksi. Tetapi 2 Saksi ini tidak ditugaskan untuk menjaga dan melindungi perempuan ini. Allah sendiri tidak merencanakan untuk melindungi perempuan ini di bumi, tetapi membawanya pergi jauh dari mata ular, yaitu di dalam Kerajaan Surga
            Mengapa Alkitab tidak menyebut Padang Gurun langsung sebagai Sorga ?
            Sebab :
            1. Ini bahasa nubuatan, ada rahasia di dalamnya misalnya : anak domba,laut kaca,binatang, dsb. 2. Termeterai, baru kemudian terbuka.
            3.Ada maksud Tuhan yaitu : ini fase peralihan, sesudah ini ada Kerajaan Seribu Tahun dan dilanjutkan dengan Sorga Bumi Baru yang lebih indah dan permanen.
            Dalam Wah 17 : 3 perempuan sundal Babil, pengantin Antikris juga ada di padang gurun.(Kalau sama-sama) di Padang Gurun di bumi, berarti dapat ketemu dengan perempuan Wah 12 ? Tidak mungkin). Padang Gurun adalah fase peralihan, persiapan untuk meningkat dalam keadaan yang lebih tinggi, baik dalam kesucian atau juga dalam kenajisan,. Ini bukan suatu tempat di dunia, tetapi suatu tempat rohani, suatu fase peralihan. (Bagi perempuan sundal Babil yang tinggal di Padang Gurun juga Wah 17 : 3, baginya ini juga bukan suatu tempat tertentu di dunia, dan lagi ia tidak bersembunyi, tetapi suatu fase dan keadaan secara rohani yang keji, jahat, hina, penuh kekeringan dan binatang2 buas). Dalam keadaan seperti ini perempuan sundak Babil ini duduk diatas binatang Antikris itu dan penuh dengan perzinahannya (Demikian sedikit keterangan tentang “padang gurun”). Jadi Pesta Pernikahan Anak Domba tidak terjadi di zaman Langit Bumi Baru seperti yang Ibu tuliskan.

            Selanjutnya Ibu Ingrid bertanya :
            Jika Anda mengatakan bahwa di akhir zaman nanti Yesus akan datang dua kali, bagaimana Anda mendamaikan interpretasi Anda itu dengan ayat- ayat ini? Apakah jika Yesus datang dengan malaikat- malaikat-Nya itu artinya Dia belum menyatakan diri-Nya, dan baru kalau datang dengan para orang kudus-Nya Ia menyatakan Diri-Nya, ataukah sebaliknya? Bukankah pemahaman ini menjadi suatu asumsi yang kurang jelas dasarnya?

            Gery : Pada waktu datang bersama para malaikatNya tidak semua orang bisa melihat, hanya orang-orang yang akan terangkat saja yang bisa melihatnya oleh sebab itu Kitab Suci mengatakan Yesus datang secara sembunyi (tersembunyi/seperti pencuri) sebab tidak semua mata melihatnya.
            Baru ketika Yesus datang bersama orang kudusNya semua mata bisa melihat (tidak tersembunyi). Dasar dari pemahaman ini sangat jelas (bukankah sudah ada ayat-ayatnya).
            Jadi kedatanganNya bersama dengan para malaikat tidak bersamaan dengan kedatanganNya bersama para orang kudus ada perbedaan waktu 3,5 tahun.
            Jika kita menganggap keduanya bersamaan pada akhirnya kita tidak menemukan urut-urutan yang sesuai dengan apa yang ditulis di Kitab Suci. Belum lagi urut-urutan tentang Meterai 1 – 7 / Sangkakala 1 – 7/ Bokor 1 – 7 .Pelajaran tentang akhir zaman ini memang sangat mengasyikkan dan mendebarkan hati, dari Kitab Suci kita bisa mengetahui rencana besar Allah yang pasti akan terjadi. Oleh sebab itu saya menghimbau kepada semua pembaca situs ini untuk mau meluangkan waktu untuk membaca serta merenungkannya baik-baik, sebab semuanya itu akan kita jalani (kalau kita masih diberi waktu untuk mengalami). Tuhan memberkati kita semua

            Gery Mudaya

          • Shalom Gery,

            1. Perlukah berusaha mengetahui kapan waktu terjadinya akhir zaman?

            Hal ini sudah dibahas panjang lebar di artikel ini, silakan klik.

            Jawabannya singkatnya, tidak perlu, sebab Sabda Tuhan mengatakan tidak akan ada orang yang tahu. Sudah ada banyak orang memperkirakannya (sejak abad 17 sudah lebih dari sepuluh kali prediksi tentang hari akhir zaman) dan semua prediksi keliru, dengan kenyataan dunia masih eksis sampai sekarang. Walaupun demikian, baik jika kita hidup dengan terus mempersiapkan diri karena akhir zaman itu akan datang segera, sebab hal itu membuat kita dapat lebih termotivasi untuk mengejar kekudusan. Maka yang terpenting adalah berjaga- jaga dan bukannya sibuk meramal ataupun mengira- ngira kapankah akhir zaman akan terjadi.

            2. Tuhan akan menghakimi setiap orang menurut perbuatannya

            Pada saat Yesus datang diiringi oleh para malaikat-Nya, Tuhan akan menghakimi orang menurut perbuatannya ini disebutkan dalam Mat 16:27 (bukan Mat 16:17, mohon maaf saya salah ketik di satu kalimat- sekarang sudah saya perbaiki, tetapi di kalimat- kalimat yang lain yang mengacu kepada ayat tersebut, saya tidak salah ketik), berikut ini saya sebutkan ayatnya:

            “Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.” (Mat 16:27)

            Jadi di ayat itu disebutkan bahwa kedatangan Yesus yang diiringi oleh para malaikat-Nya akan diikuti dengan pengadilan setiap orang. Sedangkan pada Luk 9:26 (dalam perikop paralel dari Mat 16:21-28) menyatakan bahwa jika pada saat pengadilan itu seseorang menolak Dia maka Iapun akan menolak orang itu: “Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku, Anak Manusia juga akan malu karena orang itu, apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan-Nya dan dalam kemuliaan Bapa dan malaikat-malaikat kudus.” (Luk 9:26)

            Hal bahwa Allah akan membalas/ mengadili setiap orang menurut perbuatannya, diajarkan juga di ayat- ayat lainnya dalam Kitab Suci yaitu Rom 2:6, 1 Pet 1:17, 2 Kor 5:10, Ams 24:29, Why 20:13, Why 22:12

            3. Menurut 1 Tes 4:14-17: Yesus hanya datang di awan- awan dan tidak turun ke bumi?

            Ayat 1 Tes 4:14-17 tidak berdiri sendiri, tetapi berkaitan dengan ayat- ayat lain dalam Kitab Suci yang juga mengisahkan tentang Kristus yang datang di awan- awan, dan menurut ayat- ayat tersebut, Yesus datang di awan- awan dengan diiringi oleh para malaikatnya untuk kemudian mengadakan Pengadilan Terakhir untuk semua manusia. Dalam Pengadilan ini Kristus akan memisahkan semua orang, sebagaimana gembala memisahkan domba dari kambing.

            Mat 24:30-31 Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain.

            Mat 25:31-33 Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.

            Selanjutnya, tentang apakah Pengadilan Terakhir itu terjadi di bumi/ di dunia atau tidak, memang tidak diketahui dengan pasti, tetapi ada yang menyimpulkan demikian, sebab dikatakan bahwa Allah “menghakimi dunia” (Kis 17:31; Mzm 9:8; 97:13). Ada pula yang menghubungkannya dengan kitab Yoel yang mengatakan bahwa penghakiman itu akan diadakan di lembah Yosafat (lih. Yl 3:2, 12), yang diidentifikasikan sebagai lembah Kidron (oleh Eusebius dan St. Jerome/ Hieronimus), walaupun hal ini dapat juga diartikan secara simbolis, sebab Yosafat artinya “Yahweh (Allah) menghakimi.”

            Maaf kalau saya bertanya kembali, sebab nampaknya pertanyaan saya yang lalu belum Anda jawab: Jika Anda mengatakan bahwa di akhir zaman nanti Yesus akan datang dua kali, bagaimana Anda mendamaikan interpretasi Anda itu dengan Ibr 9:26-28? (Sebab di sana dikatakan, “Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi”) Apakah jika Yesus datang dengan malaikat- malaikat-Nya itu artinya Dia belum menyatakan diri-Nya, dan baru kalau datang dengan para orang kudus-Nya Ia menyatakan Diri-Nya, ataukah sebaliknya? Bukankah pemahaman ini menjadi suatu asumsi yang kurang jelas dasarnya? 

            4. Kapan terjadinya perjamuan kawin Anak Domba?

            Terus terang saja, argumen yang Anda jadikan acuan tidaklah kuat karena berdasarkan asumsi yang menghubungkan burung nazar dengan perjamuan Anak Domba, karena secara eksplisit tidak disebutkan demikian. Artinya, memang disebutkan ada burung nasar (Why 12:14) dan ada nyanyian kemenangan oleh darah Anak Domba (Why 12:11) tetapi dari perikop tersebut tidak dapat langsung disimpulkan bahwa di masa ada burung- burung nazar itu terjadi perjamuan kawin Anak Domba. Sebab perkawinan Anak Domba baru disebut secara eksplisit di Why 19:7, yaitu perjamuan surgawi yang dihadiri oleh mereka yang hidup menghindari/ mengalahkan segala dosa- dosa duniawi (yang dilambangkan dengan jatuhnya kota Babel).

            Tentang arti padang gurun di Why 12 menurut interpretasi Gereja Katolik, sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.

            5. Tentang apakah kedatangan Yesus dengan para malaikatnya tidak dapat dilihat oleh semua orang?

            Anda mengatakan: “Pada waktu datang bersama para malaikatNya tidak semua orang bisa melihat, hanya orang-orang yang akan terangkat saja yang bisa melihatnya oleh sebab itu Kitab Suci mengatakan Yesus datang secara sembunyi (tersembunyi/seperti pencuri) sebab tidak semua mata melihatnya.
            Baru ketika Yesus datang bersama orang kudusNya semua mata bisa melihat (tidak tersembunyi). Dasar dari pemahaman ini sangat jelas (bukankah sudah ada ayat-ayatnya).”

            Terus terang, ini pernyataan yang bias, sebab Kitab Suci tidak pernah mengatakan bahwa Yesus datang dengan para malaikat-Nya secara sembunyi- sembunyi. Tidak ada ayat dalam Kitab Suci yang secara jelas mengatakan seperti yang Anda katakan di atas, “Pada waktu datang bersama para malaikatNya tidak semua orang bisa melihat, hanya orang-orang yang akan terangkat saja yang bisa melihatnya….” Yang dikatakan dalam Kitab Suci adalah bahwa kedatangan Yesus yang kedua adalah seperti pencuri, dan ayat tersebut menjelaskan alasannya, yaitu karena kedatangan-Nya itu tiba- tiba dan tidak disangka- sangka. Ayatnya berbunyi demikian: “Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri” (2 Pet 3:10, lih. Why 3:3; 16:15) Jika dikatakan ‘seperti pencuri pada malam’, itu berkaitan dengan peringatan agar jemaat tidak hidup dalam kegelapan dosa sebagaimana disebutkan secara eksplisit di ayat tersebut, “… karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam. Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman, maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin mereka pasti tidak akan luput. Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri, karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan. Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar.” (1 Tes 5:2-6)

            Jadi di ayat ini disebutkan bahwa kedatangan Yesus seperti “pencuri pada malam” adalah untuk diartikankan bahwa kedatangan-Nya terjadi secara tidak terduga, dan bagi orang- orang yang hidup dalam kegelapan, kedatangan-Nya menjadi seperti pencuri di malam hari. Tetapi ayat ini tidak mengatakan bahwa kedatangan-Nya yang kedua adalah tidak terlihat oleh semua orang, atau hanya nampak pada sebagian orang yang diangkat. Sebab jika mau dianalogikan sebagai pencuri, maka terdapat kemungkinan bahwa pencuri itu juga tidak terlihat/ ketahuan oleh siapapun. Apakah jika dengan demikian kedatangan Yesus menjadi tidak kelihatan oleh siapapun? Kan tidak, sebab jika demikian pasti dikatakan secara jelas dalam Kitab Suci. Nampaknya harus diakui bahwa memang ada keterbatasan dalam hal perumpamaan, yaitu perumpamaan tidak dapat dijadikan patokan dengan persis untuk menjelaskan segala sesuatunya. Oleh karena itu, kita perlu membaca ayat-ayat lainnya dalam Kitab Suci sehubungan dengan ayat tersebut untuk mengetahui apakah inti yang ingin disampaikan melalui perumpamaan itu. Misalnya ketika Yesus mengatakan bahwa Ia adalah pintu (Yoh 10:9), maka bukan berarti Ia adalah papan kayu dengan tuas pembuka, tetapi untuk menunjukkan bahwa melalui-Nya semua orang percaya dapat selamat sampai kepada kehidupan kekal. Jadi sama seperti tidak semua ciri pintu harus diterapkan kepada Yesus, demikian pula tidak semua ciri pencuri itu harus dijabarkan sebagai ciri hari Tuhan. Yang terpenting adalah memahami intinya saja sebagaimana disampaikan oleh teks, yaitu kedatangan Hari Tuhan/ Kristus yang kedua itu akan terjadi tiba- tiba, tidak diduga, dan dapat mengejutkan bagi mereka yang hidup dalam kegelapan. Sedangkan untuk mengetahui ciri lainnya dari hari Tuhan, kita melihat kepada ayat- ayat yang lain di mana dikatakan bahwa:

            “Segera sesudah siksaan pada masa itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit dan kuasa-kuasa langit akan goncang. Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain.” (Mat 24:29-31)

            “Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.” (Mat 25:31-33)

            Jika anda mengatakan bahwa ketika Yesus datang tahap pertama dengan malaikat- malaikat-Nya dengan rahasia untuk mengangkat sebagian orang saja, dan baru kemudian Ia datang lagi dengan para kudusnya setelah tiga setengah masa, maka di manakah kesesuaiannya dengan ayat – ayat di atas?  Sebab jelas disebutkan di dalam ayat- ayat tersebut bahwa pada saat Yesus datang di awan- awan bersama para malaikat-Nya yang meniup sangkakala, maka semua bangsa di bumi akan melihat-Nya. Kedatangan Yesus di awan- awan bersama dengan para malaikatnya ini akan diikuti oleh Pengadilan Terakhir yang memisahkan seorang dari yang lain sesuai dengan perbuatannya. Dari teks ini tidak dapat disimpulkan bahwa ada jeda 3,5 tahun antara kedatangan Yesus dengan para malaikat-Nya dan kedatangan Yesus dengan para orang kudus-Nya.

            Jika Anda mengatakan bahwa ada dua tahap kedatangan Kristus, maka kapankah diadakan Pengadilan terakhir bagi segala bangsa tersebut? Pada tahap yang pertama saat Yesus datang di awan- awan bersama para malaikat-Nya atau pada saat Yesus datang dengan para orang kudus-Nya yang terakhir?

            Maka, apa yang anda simpulkan bahwa kedatangan Yesus di awan- awan bersama para malaikat-Nya ‘tidak dapat dilihat oleh semua orang namun hanya oleh orang- orang tertentu yang diangkat‘ merupakan asumsi, karena Anda menghubungkan pemahaman itu dengan ciri kedatangan pencuri di waktu malam, tanpa Anda melihat konteks yang jelas tertulis di ayat tersebut. Asumsi ini bahkan tidak sesuai dengan apa yang secara literal disampaikan di dalam ayat- ayat lain dalam Kitab Suci. Memang Kristus akan datang di akhir masa penganiayaan yang akan dialami oleh Gereja (yang kiasannya disebut sebagai tiga setengah masa (lih. Why 12:14, Dan 7:25; 12:7, Dan 12:7) tetapi tidak ada ayat di dalam Kitab Suci yang menyatakan bahwa sebelum tiga setengah masa tersebut Yesus datang untuk mengangkat orang- orang tertentu saja secara rahasia. Pemahaman ini merupakan asumsi/ interpretasi yang tidak dapat disimpulkan langsung dari teks. Dengan demikian, anggapan bahwa waktu kedatangan Kristus bersama para malaikat-Nya tidak bersamaan dengan waktu kedatangan-Nya bersama para orang kudus-Nya, juga merupakan asumsi, sebab secara eksplisit tidak dikatakan demikian dalam Kitab Suci. 

            Sebagai informasi, teori tentang pengangkatan rahasia ini (umum dikenal sebagai dispensationalism/ pre-milleniarism) saja tidak secara umum/ luas dikenal ataupun disetujui oleh semua gereja non- Katolik. Silakan Anda membaca di sumber- sumber yang netral (bukan dari sumber Katolik) dan Anda akan mengetahui bahwa teori pengangkatan rahasia baru lahir di awal abad ke-19, diprakarsai oleh John Nelson Darby, dan tidak berasal dari pengajaran para rasul.

            Tanggapan Gereja Katolik tentang paham adanya dua tahap kedatangan Kristus demi menghindarkan umat pilihan-Nya dari penderitaan (sebagaimana diajarkan oleh paham dispensationalism ini), sudah pernah diulas di sini, silakan klik.

            Atau Tanggapan secara umum akan dua tahap kedatangan Kristus, silakan klik di sini.

            6. Tentang Why 6-11

            Selanjutnya tentang urutan meterai 1-7, sangkakala 1-7,  yang ada di kitab Wahyu (lih. Why 6-7), tidak mengacu kepada masa antara antara tahap pertama dan tahap kedua kedatangan Yesus, melainkan untuk melukiskan saat- saat menjelang kedatangan Yesus yang kedua di akhir zaman.

            Berikut ini adalah interpretasi yang saya sarikan dari keterangan the Navarre Bible, penjelasan kitab Wahyu/ Revelation:

            Bab ke-6-11 Kitab Wahyu ini menyusul penjabaran penglihatan bagaimana Kristus yang bangkit menyatakan rencana Tuhan (lih. Why 4-5). Enam meterai pertama menandai hari murka Tuhan (lih. Why 6:17) yang diawali dengan bencana dan kerusuhan bangsa- bangsa di dunia. Kemudian sang penulis Kitab menggambarkan keadaan mereka yang telah diselamatkan di surga (bab 7), untuk menempatkan sejarah manusia di tempat yang layak, yaitu segala tragedi merupakan peringatan akan penghukuman yang telah menunggu bagi mereka yang berbuat kejahatan. Penglihatan kemudian menggambarkan bencana seperti yang terjadi di Mesir, yang didahului oleh bunyi sangkakala. Semua bencana ini direncanakan Allah untuk membuat manusia bertobat, namun karena semua ini tidak berpengaruh, maka Tuhan murka dan akan mengadili semua orang dengan adil (lih. Why 9:20-21; 11:18).

            Di akhir bagian ini, penulis kitab menekankan karakter nubuat: meskipun nampaknya kejahatan menang (ditandai dengan kematian dua orang saksi, 11:1-13) namun ini hanya kelihatannya saja, sebab Kristus yang telah menang dengan kebangkitan-Nya dari maut, akan jaya di saat kedatangan-Nya yang kedua.

            7. Akhir zaman pasti terjadi

            Ya, kami setuju dengan pernyataan Anda ini. Bagi kami Gereja Katolik, penekanannya memang kepada pesan untuk senantiasa berjaga- jaga, dan bukan kepada memperkirakan kapan persisnya terjadi akhir zaman.

            Bagi setiap orang secara pribadi, sesungguhnya kedatangan Kristus akan terjadi pada saat kematian, dan kapan waktunya kematian kitapun tidak dapat kita perkirakan terlebih dahulu, namun hal itu pasti terjadi, sehingga kita harus mempersiapkannya dengan hidup berjaga- jaga, yaitu dengan melaksanakan perintah dan kehendak Tuhan. Gereja Katolik mengajarkan adanya dua macam penghakiman/ pengadilan yaitu Pengadilan khusus yang terjadi sesaat setelah kematian dan Pengadilan Umum/ Terakhir di akhir zaman. Tentang kedua hal ini sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.

            Demikianlah tanggapan saya atas komentar Anda, semoga berguna. Jika Anda ingin melanjutkan diskusi ini, silakan menjawab pertanyaan- pertanyaan saya yang dicetak dengan warna merah. Warna merah bukan karena marah, tetapi hanya supaya jelas berbeda dengan perkataan saya (hitam), dan komentar Anda terdahulu (biru).

            Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
            Ingrid Listiati- katolisitas.org

          • Ibu Ingrid yang dikasihi Tuhan

            Terima kasih karena cepat merespon tanggapan saya.

            Saya hanya akan menjawab pertanyaan ibu yang berwarna merah saja supaya tidak berkepanjangan

            Ibu Ingrid :
            Maaf kalau saya bertanya kembali, sebab nampaknya pertanyaan saya yang lalu belum Anda jawab: Jika Anda mengatakan bahwa di akhir zaman nanti Yesus akan datang dua kali, bagaimana Anda mendamaikan interpretasi Anda itu dengan Ibr 9: 26-28? (Sebab di sana dikatakan, “Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi”) Apakah jika Yesus datang dengan malaikat- malaikat-Nya itu artinya Dia belum menyatakan diri-Nya, dan baru kalau datang dengan para orang kudus-Nya Ia menyatakan Diri-Nya, ataukah sebaliknya? Bukankah pemahaman ini menjadi suatu asumsi yang kurang jelas dasarnya?

            Gery :
            Ibrani 9 : 26 – 28 menyatakan bahwa memang benar Tuhan akan datang sekali lagi pada akhir zaman, setelah kedatanganya yang pertama sebagai bayi di Betlehem.
            Oleh sebab itu ayat tsb menyebutkan “Ia akan menyatakan diriNya sekali lagi” artinya dahulu Tuhan sudah pernah menyatakan diri-Nya (selama 33,5 tahun) dan di akhir zaman Tuhan akan menyatakan diri-Nya sekali lagi.
            Jadi yang saya maksud dengan Tuhan datang dua kali adalah sbb :
            Datang bersama dengan para Malaikat dan kemudian datang bersama dengan orang-orang suci.(keduanya dalam lingkup kedatangan Tuhan yang kedua kali)
            Pada waktu Tuhan datang bersama malaikatnya maka terjadilah seperti yang tertulis dalam Matius 24 : 40 – 41 // Lukas 17 : 34 – 36 .
            Disini Tuhan menyatakan diri-Nya hanya pada orang-orang pilihan-Nya (yang ikut dalam pengangkatan), jadi tidak semua orang bisa melihatnya.
            Pada waktu Tuhan datang dengan para orang suci Tuhan memerangi dan membinasakan antikris beserta semua pengikut-2nya.
            Disini Tuhan menyatakan dirinya pada semua orang yang tertinggal dan antikris serta pengikutnya (sebab itu mereka merasa sangat ketakutan).
            Tuhan berperang bersama dengan orang suci-Nya melawan antikris
            (Wah 17 : 14 Tetapi Anak Domba akan mengalahkan mereka , karena Ia adalah Tuan diatas segala tuan dan Raja diatas segala raja. Mereka yang ber-sama2 dengan Dia juga menang ,YAITU MEREKA YANG TERPANGGIL , YANG TELAH DIPILIH DAN YANG SETIA)
            Apakah asumsi saya tidak jelas dasarnya ?

            Ibu Ingrid :
            Jika anda mengatakan bahwa ketika Yesus datang tahap pertama dengan malaikat- malaikat-Nya dengan rahasia untuk mengangkat sebagian orang saja, dan baru kemudian Ia datang lagi dengan para kudusnya setelah tiga setengah masa, maka di manakah kesesuaiannya dengan ayat – ayat di atas? (Maksudnya Mat 25 : 31- 33)

            Gery :
            Ibu Ingrid ayat yang tertulis di dalam Matius 25 : 31 – 33 itu TENTANG PENGHAKIMAN TERAKHIR , bukan tentang kedatangan Tuhan yang kedua, jadi memang tidak ada kesesuaiannya . Tolong dibaca sekali lagi ayat-ayat tersebut.

            Ibu Ingrid :
            Jika Anda mengatakan bahwa ada dua tahap kedatangan Kristus, maka kapankah diadakan Pengadilan terakhir bagi segala bangsa tersebut? Pada tahap yang pertama saat Yesus datang di awan- awan bersama para malaikat-Nya atau pada saat Yesus datang dengan para orang kudus-Nya yang terakhir?

            Gery :
            Pengadilan terakhir bagi segala bangsa tidak terjadi pada saat kedatangan Tuhan bersama para malaikat ataupun pada saat kedatangan Tuhan bersama orang-orang suci.
            Tetapi setelah selesainya Kerajaan Seribu Tahun (yang tidak ada dalam pengajaran katolik), saat dimulainya Surga dan Bumi baru.
            Itu ayat-ayatnya bisa dibaca di Wahyu 20 : 11 – 15.
            Kedatangan Tuhan bersama para malaikat untuk mengangkat umat pilihan-Nya termasuk Ibu Ingrid dan saya, sedangkan Kedatangan Tuhan bersama para orang sucinya untuk memerangi dan membinasakan antikris dan para pengikutnya.
            Jadi Pengadilan terakhir tidak terjadi pada masa ini.
            Dan juga pengadilan terakhir tidak terjadi di bumi atau di dunia , tetapi di dalam hadirat Allah, sebab surga dan bumi yang lama sudah lenyap.

            Senang berdiskusi tentang akhir zaman dengan Ibu Ingrid, kita bisa saling sharing.
            Saya tunggu responnya

            Terima kasih
            Gery

          • Shalom Gery,

            1. Kedatangan Yesus yang kedua kali terdiri dari dua tahap?

            Anda berkata: Pada waktu Tuhan datang bersama malaikatnya maka terjadilah seperti yang tertulis dalam Matius 24 : 40 – 41 // Lukas 17 : 34 – 36. Disini Tuhan menyatakan diri-Nya hanya pada orang-orang pilihan-Nya (yang ikut dalam pengangkatan), jadi tidak semua orang bisa melihatnya.

            Tanggapan saya:
            Perikop Mat 24: 37-44 yang menyebutkan ayat yang Anda sebut itu tidak menyebutkan sama sekali bahwa pada saat itu Tuhan datang bersama malaikat-Nya dan bahwa Ia akan menyatakan diri-Nya hanya kepada orang- orang pilihan-Nya. Perikop itu, yang berjudul “Nasihat supaya berjaga- jaga”, menyampaikan kisah keadaan bahwa pada saat kedatangan-Nya, Tuhan Yesus akan memisahkan orang yang baik dan yang jahat dengan tiba- tiba, dan bahwa kedatangannya itu tidak terduga seperti kedatangan pencuri. Tetapi tidak ada di perikop itu menyebutkan Yesus akan datang dengan para malaikatnya secara sembunyi- sembunyi, ini adalah kesimpulan Anda sendiri, namun teks tidak eksplisit mengatakan demikian.

            Sedangkan, kedatangan Yesus [Anak Manusia] dengan para malaikatNya disebutkan secara eksplisit di perikop sebelumnya, yaitu Mat 24:29-36, yang menyebutkan tentang “Kedatangan Anak Manusia”, di ayat Mat 24:30-31: “Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain.”

            Dikatakan di sana secara eksplisit bahwa pada saat kedatangan-Nya, semua bangsa di bumi akan melihat-Nya. Malaikat- malaikat-Nya akan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya. Jadi kedatangan-Nya ini tidak rahasia atau hanya diketahui oleh sebagian orang tertentu saja.

            Sedangkan di perikop Luk 17: 20-36 yang memuat ayat yang Anda sebut itu (ay. 34-36), juga tidak mengatakan secara eksplisit bahwa Tuhan Yesus akan datang dengan para malaikat-Nya yang hanya diketahui oleh orang- orang tertentu. Yesus memang mengatakan kepada murid- murid-Nya, “Akan datang waktunya kamu ingin melihat satu dari pada hari-hari Anak Manusia itu dan kamu tidak akan melihatnya.” (ay. 22). Ayat ini berhubungan dengan ayat sebelumnya (ay.21) tentang Kerajaan Allah. Melalui perkataan di ay.21-22 ini Yesus mengatakan bahwa akan tiba saatnya Ia tidak akan nampak/ kelihatan secara lahiriah di tengah- tengah mereka. Yesus berkali- kali mengidentikkan kehadiran-Nya dengan kehadiran Kerajaan Allah (ay. 21), sebab memang Kristus adalah Kerajaan Allah yang menjelma menjadi manusia. Selanjutnya, perikop itu tidak mengatakan kedatangan-Nya secara tersembunyi, melainkan, “Sebab sama seperti kilat memancar dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain, demikian pulalah kelak halnya Anak Manusia pada hari kedatangan-Nya.” (Luk 17:24).

            Selanjutnya Why 17:14 tidak dapat diinterpretasikan terlepas dari perikop Why 17. Why 17 mengisahkan tentang penghakiman atas Babel yaitu kota Roma kuno. Ketujuh kepala binatang itu mengacu kepada tujuh raja. Berikut ini adalah penjelasan Wahyu 17, yang saya ringkas dari A Catholic Commentary on Holy Scripture, ed. by Dom Orchard, p. 1205- 1206:

            Seekor binatang yang keluar dari dalam laut dengan 7 kepala dan 10 tanduk adalah Kerajaan Kota Roma. Tujuh kepala di sini bermakna ganda: 1) 7 gunung di Roma 2) 7 raja-raja Romawi, mulai dari Kaisar Agustus, Tiberius, Gaius, Claudius dan Nero(n), dilanjutkan oleh Vespasian dan Titus. Domitian adalah yang ke-8, ialah yang hidup pada jaman Rasul Yohanes menuliskan kitab Wahyu, dan ialah yang dikenal sebagai “Kaisar Nero yang hidup kembali” karena kekejamannya yang menyerupai Nero.
            Kesepuluh tanduk di sini (seperti yang juga disebutkan dalam Dan 7:7) adalah kerajaan-kerajaan sekutu Roma.

            Tentang ke-10 tanduk: sepuluh tanduk ini adalah kerajaan yang tergabung di bawah kekuasaan kerajaan Roma, yang menentang Gereja dan yang akhirnya juga melawan kerajaan Roma dan menghancurkannya. Kesepuluh kerajaan ini menerima kuasa dalam waktu yang singkat, namun kemudian mereka menentang binatang itu [yang melambangkan Kaisar], dan kerajaan-kerajaan tersebut hancur terpecah belah dan dikalahkan oleh Anak Domba Allah. (lih. ay. 14). Demikianlah di dalam sejarah, berakhirnya kerajaan Huns, Vandals, Visigoths, Ostrogoths dan lainnya. Menjelang akhir zaman nanti akan terjadi juga kerajaan/ negara yang anti-Tuhan; sehingga pertarungan akan terjadi pula di akhir nanti, yang juga akan dimenangkan oleh Sang Anak Domba [Kristus].

            2. Penghakiman Terakhir tidak ada kesesuaiannya/ hubungannya dengan Kedatangan Tuhan Yesus yang kedua?

            Anda berkata, “…ayat yang tertulis di dalam Matius 25 : 31 – 33 itu TENTANG PENGHAKIMAN TERAKHIR , bukan tentang kedatangan Tuhan yang kedua, jadi memang tidak ada kesesuaiannya. Tolong dibaca sekali lagi ayat-ayat tersebut.

            Tanggapan saya:
            Memang perikop itu mengisahkan tentang Penghakiman Terakhir, namun hal itu terjadi setelah kedatangan Tuhan yang kedua, yaitu setelah kedatangan Kristus dalam kemuliaannya bersama dengan para malaikat-Nya. Dengan demikian kedua hal tersebut (kedatangan Yesus yang kedua dan Penghakiman terakhir) berhubungan/ tidak dapat dipisahkan. Ayat Mat 25:31-33 mengatakan:

            “Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.”

            Jadi hal Penghakiman terakhir ini memang berhubungan dengan kedatangan Yesus yang kedua. Ayat ini jelas mengatakan demikian. Kristus akan datang dengan kemuliaan-Nya bersama dengan para malaikat-Nya, lalu Dia akan menghakimi semua umat manusia. Sedangkan pandangan membagi kedatangan Yesus menjadi dua tahap, akan sulit menempatkan kapankah  terjadinya penghakiman terakhir itu: apakah setelah tahap yang pertama, ataukah setelah tahap kedua. Padahal Injil jelas mengatakan, Anak Manusia datang dengan kemuliaan bersama para malaikat-Nya, lalu diikuti dengan penghakiman. Di sini tidak dinyatakan apakah penghakiman itu terjadi di tahap satu atau di tahap dua pada kedatangan-Nya yang kedua.

            3. Penghakiman terakhir terjadi pada saat selesainya Kerajaan Seribu Tahun?

            Anda mengatakan: “Pengadilan terakhir bagi segala bangsa tidak terjadi pada saat kedatangan Tuhan bersama para malaikat ataupun pada saat kedatangan Tuhan bersama orang-orang suci. Tetapi setelah selesainya Kerajaan Seribu Tahun (yang tidak ada dalam pengajaran katolik), saat dimulainya Surga dan Bumi baru…. Wahyu 20 : 11 – 15.”

            Tanggapan saya:
            Pandangan ini tidak sesuai dengan teks Injil. Sebab jelas dalam Mat 25:31-33 disebutkan, “Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang…..”

            Mengapa Anda mengabaikan pernyataan eksplisit yang sudah jelas disampaikan dalam ayat ini, tetapi malah mengacu kepada perikop di kitab Wahyu yang penuh perumpamaan dan ungkapan simbolis? Gereja Katolik menginterpretasikan ‘seribu tahun’ ini sebagai angka simbolis yang menggambarkan masa yang panjang di mana Gereja eksis di dunia. Tentang Mengapa Gereja Katolik tidak mengajarkan adanya Kerajaan literal 1000 tahun, sudah pernah dibahas secara panjang lebar di sini, silakan klik. Silakan Anda membaca terlebih dahulu di sana.

            Gerry, mohon maaf, saya tidak dapat melanjutkan diskusi dengan Anda, karena saya akan menyampaikan pengulangan dari tanggapan yang sudah pernah saya tuliskan dalam pertanyaan terdahulu (yang sudah pernah ditanyakan oleh pembaca sebelum Anda) yang sangat mirip dengan pertanyaan Anda, sedangkan argumen yang Anda sampaikan juga sebenarnya bukan argumen yang baru. Maka saya sarankan Anda membaca terlebih dahulu di situs ini artikel/ Tanya Jawab tentang topik-topik Akhir Zaman, silakan cari di rubrik ARSIP, atau ketik kata kunci dari topik yang ingin Anda ketahui, menurut ajaran Gereja Katolik.

            Jika Anda tertarik, silakan membaca juga di sini:

            Tanggapan Katolik tentang dua tahap Kedatangan Kristus di Akhir Zaman
            2nd Coming: sekali, dua tahap, utk menghindarkan umat dari penderitaan?
            Apa arti 70 minggu dalam Kitab Daniel, apakah kedatangan Yesus yg kedua terjadi 2 tahap?

            Perlukah kita mengetahui kapan terjadinya akhir zaman?
            Akhir Jaman menurut Ajaran Gereja Katolik (bagian ke-1)
            Akhir Jaman menurut Ajaran Gereja Katolik (bagian ke-2)

            Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
            Ingrid Listiati- katolisitas.org

          • Ibu Ingrid yang dikasihi Tuhan

            Terima kasih atas tanggapan yang disampaikan, memang antara gereja katolik dan yang bukan katolik ada perbedaan yang sangat mendasar.
            Jadi biar bagaimanapun tidak akan ada titik temu diantaranya.
            Sebagai sesama umat kristiani kita hanya bisa berharap semoga pada akhirnya kita semua akan bisa bertemu di dalam KerajaanNya dalam suatu suasana yang penuh kebahagiaan.
            Jika nanti kami umat bukan Katolik diangkat duluan untuk menikmati pesta perjamuan Anak Domba (sebagai lima gadis yang bijaksana) kami tetap akan mendoakan umat Katolik yang sedang menderita dianiaya oleh antikris di dunia , semoga umat katolik bisa bertahan dan akhirnya mati ditangan antikris dan menerima hanya jubah putih (tanpa mahkota) untuk bisa masuk bersama kami di dalam KerajaanNya.(Sebab gereja katolik mengajarkan bahwa untuk mengikut Yesus harus menanggung banyak sengsara). Memang benar, tapi itu bukan sengsara antikris.
            Mengapa gereja kami mengajarkan bahwa pengangkatan dan hari kedatangan Tuhan Yang Kedua tidak dalam satu paket, sebab kami meyakini Tuhan tidak menghendaki GerejaNya (Mempelainya) masuk dalam aniaya akhir zaman.Sebab aniaya tsb sungguh sangat berat, seperti yang ditulis : jika waktunya tidak dipersingkat, maka tidak akan ada yang bisa selamat. Juga aniaya ini belum pernah ada dan tidak pernah akan ada lagi. (NGERI).
            Mana ada didunia ini seorang calon suami membiarkan calon mempelainya dianiaya, apalagi Tuhan yang penuh dengan kasih.
            Namun karena pengajaran katolik tidak pernah salah , ya dinikmati saja aniaya antikris yang sudah dinubuatkan itu terjadi bagi umatnya.
            Terima kasih Ibu Ingrid , sampai jumpa pada diskusi selanjutnya

            Gery

          • Shalom Gerry,

            Sesungguhnya dalam Kitab Suci tidak dikatakan bahwa Gereja akan dibebaskan dari sengsara menjelang akhir zaman. Yang mengatakan demikian adalah beberapa orang atas dasar interpretasinya, dimulai dari beberapa tokoh di abad ke 18-19, salah satunya oleh John Nelson Darby.

            Bahkan Martin Luther dan Calvin sendiri mengajarkan bahwa Gereja akan mengalami penderitaan di masa akhir:

            1. Martin Luther, mengomentari kitab Wahyu, mengatakan bahwa kitab itu merupakan penjabaran tentang “penderitaan dan bencana yang akan terjadi pada dunia Kristen sepanjang sejarah.” (Martin Luther, Preface to the Revelation of St. John, II; and Sermon on John 16:13)
            2. John Calvin mengatakan, bahwa Antikristus akan menyelesaikan “penceraiberaian Gereja secara publik”. Namun akhirnya, Kristus akan mengalahkannya “dengan nafas mulut-Nya dan akan memusnahkannya [dengan segala kesesatannya], pada saat Ia datang kembali.” (lih. 2Tes 2:8). Calvin yakin bahwa kejadian 1 Kor 15:20-28 dan 1 Tes 4:13 adalah satu kejadian menuju ke penghakiman terakhir. Ia mengatakan, perihal bunyi sangkakala terakhir,….”I prefer to understand the expression as metaphorical. In 1 Tes 4:16, …connects together the voice of the archangel and the trumpet of God. As therefore a commander, with the sound of a trumpet, summons his army to battle, so Christ, by His far- sounding proclamation, which will be heard throughout the whole world, will summon all the dead… to the tribunal of God.” (John Calvin, Commentary on First Corinthians, 52). Pernyataan ini tidak memisahkan kedatangan Yesus dengan para malaikatnya (secara rahasia) yang terpisah seribu tahun dengan penghakiman terkahir.

            Maka pertanyaannya adalah mengapa sekarang para pengikutnya (gereja- gereja Kristen non- Katolik) tidak meyakini hal yang sama dengan yang diajarkan oleh para pendiri mereka.

            Kitab Wahyu 13:7 mengatakan bahwa binatang yang keluar dari laut itu (yang melambangkan sang antikristus) “diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka; dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa.” Jadi pada akhir zaman memang terdapat orang- orang kudus yang berperang melawan antikristus, walaupun mereka akhirnya kalah (menurut mata manusia), namun bukan ini yang terpenting di mata Tuhan, sebab dikatakan di sana, “Yang penting di sini ialah ketabahan dan iman orang-orang kudus.” (Why 13:10).

            Maka silakan saja jika Anda tetap berpegang kepada pandangan yang diajarkan oleh aliran pre-tribulation- premillenialism, yang berasal dari abad ke -19 tersebut.  Gereja Katolik memilih untuk berpegang kepada pengajaran yang disampaikan oleh keseluruhan ayat Kitab Suci yang memang tidak menyatakan secara eksplisit bahwa Gereja akan dibebaskan dari aniaya menjelang akhir zaman. Kenyataan ini memang pahit, namun Gereja Katolik tidak memilih- milih ayat yang ‘enak’ saja untuk diajarkan, sedangkan ayat yang sulit tidak diajarkan, ataupun mengadakan penyesuaian terhadap ayat- ayat tersebut sesuai dengan pemahaman sendiri tentang apa yang seharusnya dilakukan Allah jika Ia sungguh mengasihi manusia. Sebab pemikiran kita tidak sama dengan pemikiran Allah.

            Jika Allah Bapa sendiri tidak membebaskan Putera-Nya Yesus dari aniaya/ penderitaan di salib, maka kita murid- murid-Nyapun tidak akan dibebaskan dari penderitaan, sebab “seorang hamba tidak lebih tinggi dari tuannya” (Yoh 15:20). Dengan penderitaan itu justru iman kita diuji dan dimurnikan. Namun demikian kita mempunyai pengharapan yang pasti, sebab iman yang sedemikian akan menghantar kita kepada keselamatan kekal (Rom 5:2-11).

            Tak apa jika Anda tidak sepaham dengan kami, kami juga tidak memaksa Anda. Nanti kan juga di akhir zaman segalanya akan menjadi nyata, pemahaman mana yang benar di hadapan Allah.

            Dengan ini saya menutup diskusi dengan Anda sehubungan dengan topik ini. Saya percaya pembaca sendiri akan menilai dan menentukan sikap mereka sesuai dengan hati nuraninya.

            Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
            Ingrid Listiati- katolisitas.org

             

          • Ibu Ingrid yang dikasihi Tuhan

            Masih ada tersisa satu pertanyaan yang ingin saya sampaikan dan saya berharap Ibu Ingrid masih mau untuk menanggapinya. Berikut pertanyaannya :

            PENGANGKATAN TIDAK TERPISAH DENGAN KEDATANGAN TUHAN YANG KEDUA , BENARKAH ?.

            1.Tes 4 : 16 Sebab pada waktu tanda diberi,yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit.

            Kita tahu bahwa Allah Bapa selalu ikut bekerja bersama-sama, sebab memang ketiga pribadi Allah itu selalu bersama-sama sejak permulaan dalam menciptakan, kemudian mengolah manusia sepanjang zaman sampai menjadi sempurna.
            Bahkan Bapalah yang menentukan waktunya untuk hari kedatangan Tuhan (Mat 24 : 36).
            Sangkakala ini disebut sangkakala terakhir seperti yang tertulis dalam :

            1Kor 15 : 52 dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah.

            Banyak orang menganggap ini adalah sangkakala VII dari 7 hukuman Sangkakala Allah. Sangkakala terakhir ini tidak sama dengan sangkakala VII tersebut.
            Ini adalah sangkakala terakhir untuk orang-orang beriman, untuk umat Allah selagi di dunia, bukan untuk orang-orang dunia dan ini bukan sangkakala pehukuman.
            Ini merupakan bukti bahwa pengangkatan terjadi sebelum zaman antikris, bukan sesudahnya.
            Kalau pengangkatan terjadi pada sangkakala VII, itu berarti pengangkatan terjadi sesudah zaman antikris
            Kalau sangkakala terakhir (dimana terjadi pengangkatan) tidak sama dengan sangkakala VII, itu berarti pengangkatan tidak terjadi pada akhir zaman antikris

            ADA 5 CIRI-CIRI SANGKAKALA TERAKHIR YANG MEMBUKTIKAN HAL INI, YAITU :

            1. Sangkakala terakhir ini khusus untuk orang beriman, dan ini mengubahkan mereka (diangkat) dalam sekejab, pada hal orang berdosa tidak mengalaminya; jadi sama sekali bukan untuk orang berdosa.
            Orang berdosa tidak mendengarnya dan tidak terpengaruh olehnya.

            2. Sesudah ini tidak ada lagi sangkakala untuk umat Tuhan di atas bumi (sebab Gereja juga sudah diangkat, kecuali yang tertinggal)
            Orang-orang berdosa masih tinggal di atas bumi dan masih mengalami beberapa sangkakala, misalnya sangkakala dalam Mat 24 : 31 ; Wah 9 : 1 – 21 (dalam ayat ini orang pilihan adalah orang Israel yang disucikan dalam zaman aniaya antikris
            Malaikat-malaikat memisahkan kambing dan domba, sebab ini terutama untuk orang Israel dan orang-orang kafir / duniawi

            3. Sangkakala terakhir ini adalah suatu pengharapan yang indah.
            Titus 2 : 13 Dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia (pada saat pengangkatan / sangkakala terakhir) dan pernyataan kemuliaan Allah yang Maha Besar dan Juruselamat kita Yesus Kristus.
            Sangkakala VII adalah suatu celaka yang dahsyat.

            Wahyu 11 : 14 Celaka yang kedua sudah lewat : lihatlah, celaka yang ketiga ( = sangkakala VII) segera menyusul

            Sangkakala I — VII adalah sangkakala pehukuman untuk dunia, bukan untuk Gereja.

            4. Isinya berbeda.
            Pada waktu sangkakala VII berbunyi Kerajaan 1000 tahun dimulai (Wah 11 : 15). Pada waktu sangkakala Allah yang terakhir berbunyi, orang-orang beriman mengalami pengangkatan, tetapi Kerajaan 1000 tahun belum mulai. Jadi isinya tidak sama

            5. Setiap kali Allah (atau Tuhan) berkata-kata, itu bunyinya seperti sangkakala (Wah 1 : 10 ; Wah 4 : 1)

            Jadi sangkakala terakhir bukan sangkakala VII dan pengangkatan tidak terjadi sesudah zaman antikris, tetapi sebelumnya.
            Allah membunyikan sangkakalaNya, lalu pengangkatan yang ditunggu-tunggu terjadi.

            Gery

          • Shalom Gery Mudaya,

            Ini adalah tanggapan saya yang terakhir untuk pertanyaan Anda tentang topik ini yang sudah banyak dibahas di tulisan- tulisan yang sudah ada di situs ini tentang Akhir Zaman menurut ajaran Gereja Katolik.

            Menurut hemat saya, apa yang Anda sebut sebagai bukti ciri- ciri sangkakala terakhir adalah interpretasi yang sudah disesuaikan terlebih dahulu tentang kesimpulan bahwa kedatangan Yesus yang kedua terjadi dalam dua tahap, dan bukan didasari atas membaca teks dengan jujur tanpa menghubungkannya dengan pre-konsepsi yang sudah ada di pikiran terlebih dahulu. Gereja Katolik tidak mengajarkan bahwa kedatangan Yesus terjadi dua kali untuk meluputkan Gereja dari penderitaan, dan ini sudah pernah diulas di sini, silakan klik; atau tentang Tanggapan Katolik tentang Dua Tahap Kedatangan Kristus di Akhir Zaman, klik di sini.

            1. Sabda Tuhan memang mengajarkan kepada kita, bahwa yang tubuh yang diangkat dan bersatu dengan jiwa untuk memuji Tuhan selamanya, terjadi pada orang-orang yang dibenarkan Allah dan bukan orang- orang yang menolak Allah. Orang yang menolak Allah, sudah memilih akhir hidupnya sendiri dalam keterpisahan dengan Tuhan. Tentang kebangkitan badan, sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.

            2. Ciri kedua yang anda sebutkan ini yang saya katakan sudah disertai pre-konsepsi, sebab tidak ada di ayat-ayat itu yang menyatakan ‘Gereja sudah diangkat, kecuali yang tertinggal’ baik pada Mat 24:31 ataupun Why 9:1-21 itu.

            Mat 24:31 merupakan ayat yang berhubungan dengan Penghakiman Terakhir sebagaimana disebutkan dalam Mat 25:31-46; dan karena disebut terakhir, maksudnya adalah paling akhir, dan tidak ada lagi penghakiman lagi sesudahnya. Artinya, kedatangan Yesus yang kedua hanya terjadi satu kali, terakhir kali, yaitu pada saat kebangkitan badan yang diikuti oleh Penghakiman Terakhir sebagaimana disebutkan dalam Injil tersebut.

            3. Sangkakala terakhir adalah pengharapan?
            Jika kita mengartikan bahwa sangkakala terakhir merupakan sangkakala yang dibunyikan menyambut kedatangan Kristus dan pernyataan kemuliaan-Nya, maka kita memang dapat mengatakan bahwa sangkakala terakhir adalah pengharapan.

            Yang disampaikan dalam gambaran penganiayaan di kitab Wahyu mengingatkan akan tulah-tulah yang pada zaman penjajahan Mesir di Perjanjian Lama. Namun tidak disebutkan secara eksplisit di kitab Wahyu tersebut, bahwa sebelum terjadinya tulah-tulah itu, Gereja diangkat.

            4. Tentang Kerajaan 1000 tahun
            Tentang Mengapa Gereja Katolik tidak Mengajarkan Kerajaan Literal 1000 tahun, silakan klik di sini.

            5. Kembali dalam ciri kelima ini, pandangan sudah didasari prekonsepsi tentang pengangkatan yang terjadi sebelum zaman Antikristus. Sangkakala memang dapat diartikan sebagai bunyi yang mewartakan kedatangan/ kemuliaan Allah. Namun sekali lagi, tidak dikatakan dalam sebelum sangkakala ketujuh dibunyikan, Gereja diangkat.

            Demikian, Gery, mohon maaf, saya tidak dapat melanjutkan diskusi dengan Anda tentang topik kedatangan Yesus yang kedua yang menurut Anda terjadi dua tahap atau dua kali. Topik ini sudah panjang lebar dibahas di situs ini, silakan Anda masuk ke rubrik Arsip, tentang TJ 4 Hal Terakhir, dan temukan pembahasan- pembahasannya di sana. Mohon dipahami bahwa situs Katolisitas adalah situs Katolik, sehingga yang kami ulas di sini adalah merupakan ajaran Gereja Katolik. Gereja Katolik tidak mengajarkan tentang dua tahap Kedatangan Kristus, [atas dasar yang sudah kami ulas di artikel-artikel tersebut], karena di dalam Kitab Suci tidak ada pernyataan yang menyatakan demikian.

            Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
            Ingrid Listiati- katolisitas.org

          • Ibu Ingrid yang dikasihi Tuhan

            Ibu Ingrid selalu bertanya seperti ini :
            Maka pertanyaannya adalah mengapa sekarang para pengikutnya (gereja- gereja Kristen non- Katolik) tidak meyakini hal yang sama dengan yang diajarkan oleh para pendiri mereka.

            INI JAWABANNYA :
            Sebab mereka bertumbuh dalam pengertian yang benar (UP GRADEABLE) .
            Banyak kebenaran-kebenaran akhir zaman yang masih termeterai, sehingga tidak dapat dimengerti oleh siapapun misalnya (Daniel 12 : 4 / Lukas 18 : 34).
            Meterai-meterai ini akan dibukakan Allah pada saatnya untuk mempersiapkan dan menyempurnakan GerejaNya.
            Jika kita-kita hanya berpegang dengan apa yang sudah pernah diajarkan oleh Martin Luther atau John Calvin maka kita -kita akan ketinggalkan akan informasi tentang kedatangan Tuhan yang ke II, yang semakin hari dibukakan semakin jelas saja.
            Sekarang ini sudah ada beberapa kebenaran-kebenaran akhir zaman yang mulai terbuka. Tuhan akan terus menambahi GerejaNya dengan pengertian-pengertian baru, supaya pengertian kita ditambah, dilengkapi dan disempurnakan (UP GRADEABLE) untuk itu kita perlu memperhatikan beberapa hal :
            a. Pengertian kita harus didasarkan ayat-ayat Kitab Suci (Mat 4 : 4 ; 7 ; 10 / Kis 17 : 11) bukan berdasar logika, fakta atau peristiwa-peristiwa belaka..
            Orang yang memegang kebenaran-kebenaran akhir zaman secara tradisi, bukan secara Alkitabiah (bukan berdasar ayat-ayat Kitab Suci) akan membela keyakinannya dengan membabi buta, dan akan mudah bingung sebab tidak mempunyai pegangan Firman Tuhan yang kuat.
            Dan meskipun kebenaran-kebenaran itu sudah dibukakan Tuhan, mereka akan tetap sulit untuk mengerti, sebab dasarnya tidak Alkitabiah, tetapi tradisi.

            b. Terus hidup dipimpin Roh (Roma 8 : 14 / Gal 5 : 16 / Kej 6 : 9) sebab orang seperti ini akan suka berdoa, tekun menyelidiki Firman Tuhan dan mereka akan dipimpin Roh kepada segala kebenaran Allah.

            c. Perlu bersekutu dengan orang-orang yang sama-sama dipimpin Roh di dalam kesucian dan sesuai dengan Firman Tuhan.

            Dalam persekutuan tubuh Kristus (bahkan persekutuan global) kita akan cepat tumbuh dalam pengertian-pengertian yang lengkap.
            Sebab Tuhan tidak memberi segala pembukaan FirmanNya hanya pada satu gereja atau satu orang tetapi biasanya pada banyak hamba-hambaNya di seluruh dunia.
            Meskipun mengerti sedikit demi sedikit tetapi UP GRADEABLE.

            Jadi kalau dahulu Martin Luther atau John Calvin hanya mendapat karunia untuk mengerti sampai disitu maka sekarang orang-orang kristen yang bukan katolik mendapat anugerah untuk mengerti lebih banyak sebab Roh Kudus memberikan pengertian lebih jelas lagi dan nanti pada akhirnya , menjelang hari H nya Roh Kudus akan menyatakan pada para nabi-nabinya, itu yang sudah dijanjikan Tuhan dan tertulis di Kitab Suci buat kita. Percayalah

            Gery

          • Shalom Gery Mudaya,

            Terima kasih atas jawaban anda. Menjadi satu fakta bahwa ada begitu banyak teori tentang akhir zaman, dan seringkali pengajaran tersebut bertentangan satu sama lain. Menjadi satu fakta bahwa semua pengajaran yang saling bertentangan senantiasa mengklaim bahwa pengajarannya berasal dari Kitab Suci. Inilah sebabnya argumentasi anda bahwa kebenaran “upgradable” sebenarnya perlu dipertanyakan, karena dalam teologi, pengajaran yang berkembang bukanlah pengajaran yang saling bertentangan, dari yang sebelumnya mengatakan “ya” kemudian berubah menjadi “tidak”, maupun sebaliknya. Silakan membaca tentang the Development of Christian Doctrine oleh Cardinal Newman. Dengan mengeluarkan teori-teori tentang akhir zaman yang bertentangan satu sama lain, yang dilakukan sepanjang sejarah, maka sebenarnya dapat menyesatkan umat beriman. Kalau anda mau, silakan membaca terlebih dahulu diskusi saya dengan salah satu pembaca yang sebenarnya sudah panjang sekali mulai dari sini – silakan klik. Terus terang, kami tidak mau mengulangi diskusi yang sama karena keterbatasan waktu. Semoga dapat dimengerti.

            Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
            stef – katolisitas.org

  5. dan berikut salah satu contoh ajaran rapture yang baru saja tidak terbukti dan menyebabkan kegoncangan yang amat dalam diri individu – individu yang mengikutinya….. :)
    http://berita.liputan6.com/read/335670/ramalan_kiamat_meleset_pengikut_rapture_bingung

    [dari katolisitas: seandainya orang dengan rendah hati mengakui bahwa tentang hari dan saatnya, tidak ada seorangpun yang tahu (lih. Mat 24:36). Jalan yang terbaik untuk mempersiapkan akhir dunia adalah dengan terus waspada dan bersiap-siap. Berjuang dan terus bertumbuh dalam kekudusan adalah persiapan yang terbaik dan tidak mungkin salah.]

    • Itu hanya sebuah kelompok gereja / jemaat yang memiliki pimpinan yg sesat… ngga perlu diulas.

      Sudah seharusnya baik gereja katolik maupun Kristen tidak akan pernah mengetahui kapan pastinya, tanggal, bulan dan tahun YESUS datang kembali (wong YESUSnya sendiri aja juga ngga tau kan… makanya baca tuh Firman), maka berjaga2 lah (seperti tertulis di Alkitab) dan jangan cuma berjaga2 saja, tapi sudahkah kita menggunakan talenta kita yang diberikan oleh “TUAN” kita atau kita cuma menyimpannya seperti dalam cerita hamba yang jahat ? atau sudahkah kita sebagai pimpinan baik “GEREJA” KATOLIK MAUPUN KRISTEN sudah memberitakan Injil dan menjadikan umat sebagai murid Kristus dengan benar, bukan hanya berdasarkan “DOGMA” tetapi juga berdasarkan “FIRMAN”. Dan yang paling penting, nanti kalau Tuhan Yesus datang ke 2 kali ngga akan ditanya kok, km katolik atau km kristen…. tetapi apa yang sudah kamu kerjakan selama di dunia ini… yaitu melayani fakir miskin, atau menginjili sesama dan memuridkan orang2 yang tidak percaya akan namaNya… Dan yang pasti kalau semua pekerjaan kita didunia dipimpin oleh ROH KUDUS buahnya akan kelihatan kok.

      • Shalom Ardi,

        Ya Anda benar, tentang “rapture” secara rahasia tidak diajarkan di dalam Kitab Suci.

        1. Tentang hari dan saat akhir zaman

        Yesus memang mengatakan bahwa tentang hari dan saat akhir zaman hanya Bapa yang tahu (lih. Mat 24:36), sehingga dengan ayat ini Ia mengajarkan bahwa tidak ada manusia yang tahu tentang hari dan saat akhir zaman.

        Namun dari ayat itu, tidak berarti Yesus tidak tahu akan hari dan saat akhir zaman. Sebab dari kodrat-Nya sebagai Allah yang selalu dalam kesatuan dengan Allah Bapa, Ia mengetahui segala sesuatu (karena Allah Maha tahu) termasuk tentang hari dan saat akhir zaman. Hanya saja, pengetahuan itu tidak diperoleh Kristus dari kodrat-Nya sebagai manusia. Tentang hal ini sudah pernah dibahas di artikel ini, silakan klik.

        2. Sudahkah berjaga-jaga dan menggunakan talenta untuk memberitakan Injil?

        Anda benar, bahwa pesan utama dari ajaran tentang akhir zaman adalah agar kita berjaga-jaga menyambut kedatangan Tuhan dengan hidup menjalankan perintah-perintah-Nya, terutama perintah untuk mengasihi Tuhan dan sesama, dan perintah untuk mewartakan Injil (Kabar Gembira). Kitab Suci mengajarkan bahwa Injil yang adalah Firman Tuhan ini disampaikan kepada Gereja dengan dua cara, yaitu secara tertulis (yaitu dalam Kitab Suci) maupun secara lisan (yaitu dalam Tradisi Suci para Rasul) sebagaimana diajarkan oleh Rasul Paulus dalam 2 Tes 2:15.

        3. Bukan hanya berdasarkan dogma tetapi berdasarkan Firman?

        Nampaknya ada kesalahan paham di sini, sehingga sepertinya Anda memisahkan dogma dengan Firman. Semua Dogma yang diajarkan oleh Gereja Katolik mengambil dasar dari Firman Tuhan. Dalam pewartaannya, Gereja Katolik selalu mengajarkan Firman Tuhan, hal ini terlihat nyata dalam Katekismus Gereja Katolik dan pengajaran Konsili, seperti halnya Konsili Vatikan II, yang mengambil banyak ayat Kitab Suci sebagai dasarnya, yang kemudian dijelaskan dengan lebih rinci.

        4. Apa yang ditanya Yesus ketika Pengadilan Terakhir?

        Firman Tuhan mengajarkan bahwa pada saat Penghakiman, kita akan diadili menurut perbuatan kita (lih. Mat 16:27). Itulah sebabnya kita diajarkan untuk selalu berbuat baik, sesuai dengan ajaran iman kita, seperti mengasihi sesama, terutama yang miskin, yang sakit dan terlupakan, demi kasih kita kepada Tuhan. Kasih yang total kepada Tuhan inilah yang menjadi motivasi kita untuk mengasihi sesama, dan menaati semua perintah dan kehendak-Nya. Menjadi Katolik termasuk dalam hal yang terakhir ini. Karena Yesus mendirikan hanya satu Gereja, yang didirikan-Nya di atas Rasul Petrus (lih. Mat 16:18) dan bahwa Ia menghendaki agar semua pengikut-Nya bersatu (lih. Yoh 17:20-21), maka kenyataan inilah yang mestinya mendorong semua orang yang mengimani Dia untuk bersatu dalam satu kawanan dalam Gereja Katolik, sebagai Gereja yang didirikan Kristus di atas Rasul Petrus, dan yang sepanjang sejarah sampai saat ini dipimpin oleh para penerus Rasul Petrus. Pesan kesatuan Gereja merupakan bukti pelaksanaan ajaran kasih, sebagaimana dikatakan oleh Kristus, agar dunia dapat percaya bahwa Ia datang dari Allah Bapa. Agaknya hal ini merupakan hal yang juga perlu kita doakan dan usahakan, jika kita sungguh-sungguh mengasihi Kristus dan menghendaki apa yang juga menjadi kehendak-Nya. Semoga dengan kasih yang didasari iman ini kita dapat menghadap Allah Bapa, dan dengan demikian dapat diperhitungkan di dalam bilangan orang-orang yang dibenarkan oleh-Nya.

        Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
        Ingrid Listiati- katolisitas.org

         

  6. Shalom Bu Inggrid,
    Gereja Katolik punya tradisi2/ spiritualitas/ mistik (utamanya terjadi di Biara) yang sy pikir sangat2 luar biasa( tidak kalah sama agama lain).Pengalaman sy (bu Inggrid boleh gk percaya/ boleh anggap saya gila) ada romo yg mampu Out of Body, menembus alam mimpi,bisa moksa,bertransformasi jadi semacam kabut dan kemampuan 2 spiritual fantastis lainnya.Saya dan orang tua pernah dekat dengan Biara CDD/Serikat Murid Tuhan( Dekat kolose santo yusup.blimbing malang) tpi hanya bapak sy yg boleh datang ke sana.Kita minta bantuan doa dari romo biara karena saking kerasnya ilmu santet mengganggu keluarga kami.Puji Tuhan Yesus semua santet musnah.Selama beberapa tahun kami berhubungan dengan romo-romo.biara. Hingga kami berpisah, karena beberapa romo pindah, ada yg ke Taiwan. Krena hubungan itulah ,kami mengerti sedikit rahasia biara.Pertanyaan saya.Begini bu Inggrid, kenapa ya hal2 demikian (rahasia mistik dibiara2 katolik ) jarang di ulas di forum terbuka sperti forum yang bu inggrid asuh ini ?…..Saya percaya beberapa romo memang bisa mencapai spiritualitas sedemikian tinggi (gak kalah sama yogi 2 Tibet ), karena usaha mereka yang keras.disamping rahmat dan bimbingan tuhan tentunya.Sayang tidak semua orang kristen atau romo percaya kalau sya cerita demikian.Begini bu inggrid,( menurut fantasi saya sendiri) saya pikir romo2 yang sudh mencapai tingkatan spiritualitas tinggi tersebut , tidak bingung ato takut sehubungan adanya masa tribulasi yang akan terjadi,mereka bisa rapture dengan sendirinya.Mudah2an suatu saat “Ilmu2” demikian bisa di terangkan ke umat katolik awam. Sedikit pengalaman sy… untuk menghadapi ilmu hitam / santet ,saya berdoa litani hati kudus Yesus serta berdoa menyebut para kudus/martyr kudus dan berdoa Salam Maria.Ini saya alami tahun 1993, Saya berdoa mulai jam 12 malam atau 1 sam pai jam 4 pagi.Selama kira2 17/18 hari , saya tidak puasa tapi tidak tidur selama masa doa tersebut ( bahasa jawa:melek ) (juga tiap hari jam 5 pagi melakukan misa pagi).Demikian unek2 , pandangan dan pengalaman saya.Maaf alur cerita saya kalau kacau. Mohon tanggapan dari bu Inggrid.Trima kasih

    • Shalom Sugeng Pratiknyo,

      1. Tentang pengangkatan/ levitasi

      Jika kita mempelajari kisah riwayat hidup orang- orang kudus, maka kita akan mengetahui bahwa ada beberapa santo/a yang diberi karunia semacam ini, yang memang tidak umum dimiliki semua orang. Karunia yang dimiliki oleh para mistik Katolik ini antara lain adalah karunia bilocation (dapat hadir di dua tempat yang berbeda secara pada waktu yang sama), memancarkan aroma kekudusan (odor of sanctity), ataupun yang disebut levitation yaitu karunia ‘terangkat’ pada saat berdoa. Mereka yang dikenal mengalami levitasi ini antara lain adalah St. Joannicus Agung, St. Yosef Cupertino, St. Teresa Avila, St. Catherina dari Siena, St. Filipus Neri, St. Ignatius Loyola, St. Martin de Porres, dan St. Padre Pio.

      Walaupun demikian, pengertian levitasi ini tidak persis sama dengan pengangkatan/ rapture dalam konteks akhir jaman. Karena pada saat akhir jaman, pengangkatan maksudnya adalah bahwa kita menyongsong Kristus di angkasa, yang datang ke bumi untuk kedua kalinya, dan menghakimi semua ciptaan-Nya. Sedangkan levitasi yang dialami oleh para mistik ini adalah suatu pengalaman rohani tentang persatuan mereka dengan Tuhan, umumnya dialami pada saat berdoa.

      Menurut henat saya, levitasi ini bukanlah suatu ilmu untuk dipelajari. Sebab yang terutama adalah belajar untuk menyerahkan diri kepada Tuhan, pada saat kita berdoa, sehingga kita dapat memusatkan hati dan pikiran hanya kepada Tuhan. Ini adalah perjuangan, dan jika kita dengan disiplin dan terus menerus melakukannya, maka harapannya adalah akan menjadi semakin mudah bagi kita untuk sungguh ‘berdoa’ dengan hati tertuju sepenuhnya kepada Tuhan. Pengalaman- pengalaman rohani seperti levitasi tersebut hendaknya jangan dicari- cari, sebab jika itu yang menjadi fokusnya, malah hati tidak lagi terpusat kepada Tuhan. Jika kita mempelajari pengajaran para Santa/o yang diberi karunia levitasi tersebut, mereka tidak menekankan kepada pengalaman pengangkatan tersebut tetapi kepada pengalaman mereka bersatu dengan Tuhan, yang sering dikenal dengan sebutan spiritual ecstasy. Mereka memulainya dengan latihan sederhana untuk memusatkan hati kepada Tuhan, entah dengan membayangkan Tuhan yang hadir di pusat hati kita, dengan meditasi- kontemplasi, atau bahkan dengan cara yang lebih sederhana, yaitu dengan meresapkan makna doa Bapa Kami, yang diulang- ulang dan diresapkan dalam hati.

      2. Doa pribadi melawan kuasa kegelapan

      Doa pribadi melawan kuasa kegelapan [Sumber: De Exorcismis et supplicationibus quibusdam, Vatican, 1999] sudah ditayangkan di sini, silakan klik

      Memang doa melawan kuasa kegelapan ini pada prinsipnya merupakan doa permohonan kepada Tuhan Allah Trinitas, atas kuasa Tuhan Yesus, dan dengan dukungan doa dari para orang kudusnya (dengan litani), terutama Bunda Maria. Menurut kesaksian banyak orang, doa rosario juga sangat berkuasa untuk melawan kuasa kegelapan.

      Maka jika anda sudah melakukan hal ini, tentu baik. Doa yang didukung oleh puasa juga sangat baik untuk melawan kuasa kegelapan, dan hal ini diajarkan oleh Kristus sendiri (lih. Mat 17:21).

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  7. Syalom Katolisitas

    RAPTURE

    Setelah membaca diskusi antara Katolisitas dan pembaca, maka aku berkesimpulan bahwa Katolisitas kurang memahami akan ayat-ayat yang bersangkutan dengan rapture, contohnya :

    1. Tidak perlu untuk mengetahui kapan rapture itu akan terjadi, yang penting selalu tetap berjaga-jaga.
    Apa benar demikian ?
    Kalau para pedagang diberitahu bahwa “SEMINGGU” lagi harga cabai akan naik bahkan akan menembus angka Rp.100.000, apakah mereka tidak akan menginfestasikan modalnya untuk memborong cabai ? Atau mereka tetap tenang-tenang saja dan berjaga-jaga pasti tidak. Semua modalnya akan dihabiskan untuk memborong cabai, sebab tahu kalau seminggu lagi harga cabai akan melambung dan mereka akan mendapat untung besar.
    Demikian juga kalau kita diberitahu bahwa misalnya tahun depan Tuhan akan datang, tapi kita tidak percaya (hanya berjaga-jaga) sebab berpatokan pada ayat ini : Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya.
    Uraian yang diberikan Machmud sudah sangat lengkap tapi Katolisitas tetap ngeyel memakai pedoman satu ayat Mat 24 : 36.(Memang tepat apa yang Kitab Suci katakan : kepadamu diberikan anugerah untuk mengerti, tetapi kepada yang lain tidak); jadi karena tidak mengerti maka tidak perlu untuk mengetahui kapan Tuhan datang kembali, cukup ber-jaga2 saja toh Firman Tuhan berkata seperti itu).
    Tidak salah kalau dikatakan gereja Katolik itu kuno, sebab berkeyakinan ajaran gereja Katolik tidak pernah salah. Mungkin benar demikian, namun perkembangan perkembangan zaman tidak memberikan tambahan pengajaran yang memadai. Contohnya tentang api penyucian, sampai sekarangpun masih berpegang teguh bahwa orang mati yang berada di alam api penyucian, jika didoakan akan pindah masuk ke dalam sorga.Tapi dari penjelasan-penjelasan lain yang diberikan setelah kebangkitan Kristus,maka orang benar yang mati bisa langsung masuk sorga. Jadi api penyucian itu masih ada atau tidak, masih berlaku atau tidak ?
    Kita tidak pernah tahu tentang segala sesuatu setelah kematian, sebab tidak ada orang hidup lagi setelah mati dan yang bisa menceritakan keadaannya setelah mati. Rasul Paulus yang pernah mengalami kematian , hanya menceritakan sepotong saja pengalamannya.Jadi bagaimana kita bisa tahu api penyucian itu ada atau tidak (sedang Alkitab juga tidak mencatatnya)

    2. Tentang Mat 24 : 38 Sebab SEBAGAIMANA halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya KELAK pada kedatangan Anak Manusia. Bagaimana koq bisa-bisanya Katolisitas memasukkan Mat 24 : 40-41 tentang secret capture dalam kontek zaman Nuh.
    Sebagaimana zaman Kompeni Belanda , demikian juga zaman ini pajak sangat mencekik rakyat.
    Jadi artinya zaman sekarang ini sama seperti zaman kompeni dahulu,tapi bukan zaman Kompeni.
    Demikian juga sebagaimana zaman Nuh, jadi ayat ini tidak menerangkan tentang zaman Nuh, apalagi ada tambahan kelak., justru ayat ini menerangkan akan zaman yang akan datang (akhir zaman), yang sekarang sedang kita jalani. Dimana akan ada pengangkatan sebelum Tuhan datang .

    ING : Pada konteks akhir dunia, maka hal itu dapat diartikan bahwa di antara dua orang, satu dapat diangkat/ diterima oleh Tuhan, sedangkan yang lain ditinggalkan/ tidak diterima oleh Tuhan.

    Kapan itu terjadi sesudah TYK datang kedua kali kebumi atau sebelumnya ?
    Coba simak Mat 24 : 30 ,disana tertulis : Anak Manusia itu datang DI ATAS AWAN-AWAN DILANGIT dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Dengan jelas ditulis datang di atas awan-awan dilangit, bukan datang di bumi. Kemudian selanjutnya : sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan MENYONGSONG TUHAN DI ANGKASA. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan. (1Tes 4 :17). Kita akan menyongsong Tuhan diangkasa bukan dibumi. Kedua ayat tsb mengatakan Tuhan ada diatas awan-awan di langit (di angkasa) bukan dibumi. Atau dengan kata lain Tuhan belum turun kebumi.
    Jika anda ingin mengetahui dimana Tuhan akan turun ke bumi nanti baca Zak 14 : 4

    ING : Maka, berdasarkan ayat-ayat tersebut, Gereja Katolik mengajarkan bahwa penderitaan harus kita hadapi dengan sabar, dengan iman dan pengharapan, sebab dengan demikian maka iman kita dimurnikan, sehingga kita dapat beroleh kebangkitan bersama Yesus. Gereja Katolik tidak mengajarkan bahwa Allah akan “mengangkat” umat beriman untuk membebaskan mereka dari penderitaan, karena jika demikian, malah tidak konsisten dengan ajaran Kristus dan ajaran para rasul, yang mengajarkan sebaliknya. Kebangkitan tak mungkin ada tanpa salib

    Anda mungkin salah menangkap pesan yang disampaikan dalam pengajaran Gereja Katolik.
    Memang semua gereja tidak mengajarkan umatnya untuk terbebas dari penderitaan hidup, sebab penderitaan itu sudah dialami manusia sejak dilahirkan di dunia. Tapi tentang pengangkatan , Tuhan tidak menginginkan umatnya binasa dalam penderitaan di zaman antikris. Oleh sebab itu sebelum Tuhan datang kedua kalinya ke dunia umat pilihannya diselamatkan, dibebaskan dari penderitaan zaman antikris.karena jika tidak , tidak akan ada seorangpun yang bisa tahan. Alkitab menulis : BELUM PERNAH ADA SIKSAAN SEPERTI ITU SEJAK DUNIA DIJADIKAN.

    3. ING : Kelihatannya pernyataan ini sulit, tetapi maksudnya sebenarnya sederhana: sebagai orang Katolik, kita menolak doktrin yang mengajarkan bahwa sebelum kedatangan Kristus yang kedua, maka Kristus akan datang lagi sebagai manusia dalam sejarah manusia, untuk memimpin kerajaan-Nya di dunia.

    Kristus menjadi raja dibumi (di dalam Kerajaan 1000 tahun) itu terjadi setelah Kristus datang kedua kalinya. Anda mendapatkan doktrin dari mana yang mengatakan Tuhan akan datang lagi sebagai manusia dalam sejarah manusia, untuk memimpin kerajaan-Nya di dunia ? Barangkali itu karangan anda sendiri.
    Jika anda tidak mempercayai adanya Kerajaan 100 tahun dan menganggap itu hanya suatu simbol saja untuk menyatakan tentang sesuatu masa yang lama, maka bagaimana anda mengartikan ayat-ayat berikut ini : , dimana Serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya.Lembu dan beruang akan sama-sama makan rumput dan anaknya akan sama-sama berbaring, sedang singa akan makan jerami seperti lembu.Anak yang menyusu akan bermain-main dekat liang ular tedung dan anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak.
    Apakah ayat-ayat ini hanya simbol juga, ataukah ayat-ayat ini menceritakan tentang keadaan di dalam Sorga, coba berikan argumen anda .
    Mengapa Allah perlu menciptakan Kerajaan 1000 tahun ? Sebab untuk membuktikan bahwa orang fasik itu meskipun dimasukkan dalam suatu negeri yang se-mata2 suci pada akhirnya tetap saja akan memberontak terhadap Allah.

    Akhirnya coba terangkan ayat-ayat berikut ini : Mat 24 : 3 Ketika Yesus duduk di atas Bukit Zaitun, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya untuk bercakap-cakap sendirian dengan Dia. Kata mereka: “Katakanlah kepada kami, BILAMANAKAH itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?” Dan dijawab oleh Tuhan dalam : Mat 24 : 28 Di mana ada bangkai, di situ burung nazar berkerumun

    Suatu jawaban yang kelihatannya tidak terfokus pada pertanyaannya, namun ternyata itulah jawabannya yang benar. Bagaimana anda mengartikan ayat 28 ini ?

    Laras

    • Shalom Yunita/ Laras,

      1. Tentang perlukah kita mengetahui hari dan saatnya akhir jaman.

      Kami memang mengatakan bahwa tidak perlu kita berusaha mengetahui kapan kedatangan Kristus yang kedua, yang terpenting adalah berjaga- jaga. Mengapa? Karena hal itulah yang diajarkan oleh Yesus. Tuhan Yesus mengatakan bahwa tidak akan ada seorangpun yang mengetahui kapan saat akhir dunia itu terjadi: “Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya.” (Mat 25:13)

      Jadi, Tuhan Yesus sendiri tidak pernah menekankan agar kita berusaha mengetahui kapan (hari dan saatnya) kedatangan-Nya yang kedua, namun agar kita berjaga- jaga, sebab saatnya itu pasti tiba. Jika bukan pada akhir dunia, saat itu akan tiba bagi kita secara pribadi pada saat kematian kita.

      Anda mengatakan kami kurang memahami Alkitab, silakan saja. Namun hal kedatangan Yesus tidaklah sama dengan kenaikan harga cabai, seperti perumpamaan yang anda sebutkan. Sebab dalam hal kenaikan harga cabai, kita sudah dapat memprediksikannya dengan pasti. Misalnya, menjelang hari lebaran, pasti harga naik; atau tahun baru imlek, harga naik. Atau kalau panen gagal, harga naik, karena barang sedikit, permintaan banyak. Ini semua dapat diperkirakan secara pasti dengan nalar manusia. Namun hal kedatangan Yesus tidak sama dengan kedatangan hari Natal, Lebaran atau hari perayaan lainnya, yang sudah dapat kita ketahui sebelumnya, sehingga dapat kita antisipasi sebelumnya.

      Pembahasan tentang perlukah kita mengetahui akhir jaman, ada di sini, silakan klik.

      Jika kami mengatakan bahwa kita tidak perlu berusaha menghitung/ memperkirakan akhir jaman, itu bukannya berarti kita harus hidup enak- enakan. Malah sebaliknya, kita harus bersiap setiap saat, dan jika dihayati ini sungguh bukan main- main, sebab di pikiran dan hati kita, kita harus siap menghadap Tuhan dan pengadilan-Nya kapan saja, bahkan malam ini, hari ini, dan saat ini! Sudahkah kita bertobat dari segala dosa, mengasihi Tuhan dengan segenap hati, pikiran dan kekuatan kita, dan mengasihi sesama, itu harus menjadi pokok permenungan kita setiap hari.

      Jika anda menganggap kami ngeyel dengan mengutip ayat Mat 24:36, tidak apa- apa. Tetapi kami tidak dapat mengatakan pengajaran yang menitikberatkan kepada pemahaman pribadi, dan bukannya bersandar pada apa yang secara literal tertulis dalam Kitab Suci.

      2. Ajaran Gereja Katolik itu kuno?

      Anda mengatakan bahwa Ajaran Gereja Katolik itu kuno, dan anda mengambil contoh ajaran tentang Api Penyucian. Nampaknya anda membandingkan ajaran Gereja Katolik dengan ajaran ilmu pengetahuan yang memang dapat berubah-ubah tergantung penemuan- penemuan terakhir. Namun sebenarnya ini tidak tepat, sebab penemuan- penemuan ilmu pengetahuan itu sumbernya adalah pengetahuan manusia, sedangkan ajaran Gereja Katolik bersumber kepada Wahyu Allah yang dinyatakan kepada Kristus dan Gereja. Nah, maka secara prinsip apa yang pernah diwahyukan Allah, tidak mungkin berubah. Yang dapat dilakukan oleh Gereja, sepanjang sejarah manusia adalah membuat pengajaran tersebut menjadi semakin jelas, agar semakin dapat dipahami; dan bukan untuk diubah, misalnya dari yang dulu dinyatakan benar, lalu kemudian dinyatakan salah.

      Ajaran tentang Api Penyucian, sudah berakar lama dalam Gereja, dan prinsipnya sudah diajarkan di dalam Kitab Suci. Jadi keliru anggapan yang mengatakan ajaran tentang Api Penyucian tidak diajarkan dalam Kitab Suci. Memang secara eksplisit kata ‘Api Penyucian’ tidak pernah disebut dalam Kitab Suci, -sama seperti kata ‘Trinitas’, ‘inkarnasi’, ‘bible’, juga demikian- namun pada prinsipnya semua itu diajarkan dalam Kitab Suci. Tentang Api Penyucian dan dasar- dasarnya, sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.

      Maka dari dulu sampai sekarang memang ada apa yang disebut Api Penyucian itu. Bahwa dikatakan bahwa setelah kebangkitan-Nya Yesus menjemput jiwa- jiwa orang benar yang wafat sejak dari jaman Abel sampai saat kebangkitan-Nya itu, itu maksudnya Yesus menjemput jiwa- jiwa orang benar yang berada di pangkuan Abraham/ “the bossom of Abraham” (lih Luk 16:19-31), yang menanti Kristus yang dapat membawa mereka ke surga. Setelah dijemput oleh Kristus, jiwa- jiwa tersebut memang masuk surga, dan karenanya ‘pangkuan Abraham’/ the bossom of Abraham tersebut tidak ada lagi. Perikop Luk 16:19-31 tersebut memang tidak dimaksudkan Tuhan Yesus untuk menunjukkan adanya Api penyucian, karena yang ingin ditampilkan di sana adalah keadaan kontras antara jiwa- jiwa orang- orang benar yang mengikuti perintah Allah dan jiwa- jiwa orang- orang jahat yang mengikuti keinginan sendiri dan menolak Allah. Untuk pengajaran tentang hal Api Penyucian kita mengacu kepada ayat- ayat yang lain, seperti yang dijabarkan pada link artikel yang disebut di atas.

      Maka, setelah Yesus bangkit dan membuka pintu surga bagi orang- orang percaya, maka terdapat tiga pilihan bagi orang- orang yang meninggal: 1) Surga (bukan lagi ‘pangkuan Abraham’) bagi orang- orang yang benar/ sempurna, 2) Api Penyucian bagi orang percaya yang wafat dalam keadaan belum sempurna 3) Neraka bagi mereka yang menolak Tuhan. Sedangkan setelah kedatangan Yesus yang kedua, tidak ada lagi Api Penyucian, hanya tinggal Surga dan neraka.

      Rasul Paulus tidak pernah mengalami kematian lalu bangkit hidup kembali. Yang dikisahkan dalam 2 Kor 12:2-6 adalah pengalaman rohaninya ‘diangkat ke Firdaus/ tingkat ketiga dari sorga’. Rasul Paulus sendiri tidak secara eksplisit mengatakan bahwa orang yang dikisahkan itu adalah dirinya, walaupun para Bapa Gereja tidak meragukan bahwa yang dibicarakan itu adalah rasul Paulus sendiri. Dalam perikop itupun, dikisahkannya bukan ia ‘bangkit dari mati’, sebab yang dikatakan adalah keadaannya diangkat- ‘entah di dalam tubuh entah di luar tubuh’- Rasul Paulus sendiri tidak tahu persis. Tentang hal ini pernah dibahas di sini, silakan klik.

      3. Tentang Mat 24:38-39

      Anda mempertanyakan “koq bisa-bisanya Katolisitas memasukkan Mat 24 : 40-41 tentang secret rapture dalam konteks zaman Nuh.” Kami menjawab: karena kami umat Katolik percaya bahwa rapture/ pengangkatan itu terjadi bersama- sama dengan saat kedatangan Yesus yang kedua. Rapture yang dimaksud di sini bukan terjadi rahasia/ ‘secret rapture‘ – yang terjadi terpisah dari kedatangan Yesus yang kedua, seperti yang anda yakini, terjadi di saat ini. Kami umat Katolik percaya bahwa rapture yang dimaksud dalam Kitab Suci tidaklah terpisah dari kedatangan Tuhan yang kedua/ ‘parousia‘. Dengan demikian rapture itu adalah pengangkatan orang- orang benar yang masih hidup pada saat kedatangan Yesus yang kedua tersebut, untuk menyongsong kedatangan Tuhan di angkasa. Hal ini disebutkan secara eksplisit dalam 1 Tes 4:17, “….sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka [yaitu orang- orang yang telah lebih dahulu meninggal dalam Kristus] dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.”

      Dengan mengacu kepada Mat 24:38-39, kami tidak mengatakan bahwa hal kedatangan Yesus sama persis seperti pada zaman Nabi Nuh. Maka kami juga setuju dengan perkataan anda, bahwa jika dikatakan ‘seperti’ itu berarti tidak sama persis, namun ada kemiripannya. Kami mengacu kepada ayat itu, bukan karena itu ide kami sendiri, tetapi karena Tuhan Yesus sendiri mengajarkan adanya kemiripan antara jaman nabi Nuh dan kedatangan-Nya yang kedua. Ayat 38-39 tersebut mengatakan,

      “Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.”

      Selanjutnya, anda mengkaitkan Mat 24:30 dengan 1 Tes 4:17. Kedua ayat itu memang menggambarkan tentang kedatangan Yesus ke dunia, yang memang didahului dengan kedatangan Yesus di awan- awan, sebelum Ia sampai ke bumi.

      4. Tuhan tidak menginginkan umatnya binasa dalam penderitaan?

      Sebenarnya, ada ambiguitas dapam pernyataan ini. Sebab memang benar bahwa Allah tidak menginginkan kita umatnya binasa, dalam arti masuk neraka. Namun hal penderitaan tidak selalu membuat orang binasa. Ada banyak contoh, yang paling jelas adalah yang dialami para rasul, orang kudus dan para martir, di mana mereka menjalani penganiayaan dan penderitaan karena iman mereka, namun mereka jelas tidak binasa. Mereka memang menderita dan wafat, tetapi mereka tidak binasa. Apakah jika demikian Tuhan Yesus ingkar janji atau pilih kasih, karena kepada para rasul-Nya sendiri Ia tidak membebaskan mereka dari penderitaan ataupun tidak mengangkat mereka dari penderitaan? Tentu tidak bukan. Sebab bagi Tuhan yang terpenting adalah membebaskan mereka dari penderitaan rohani, yaitu neraka; sedangkan penderitaan jasmani dan penganiayaan oleh dunia, jika dijalani bersama Yesus malah akan mendatangkan upah yang besar di surga; karena demikianlah yang dijanjikan Yesus dalam delapan Sabda Bahagia:

      “Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.” (Mat 5:10-12)

      Maka boleh saja kita (termasuk anda dan saya) berharap agar Tuhan meluputkan kita dari jaman antikristus yang menganiaya umat beriman; namun pada akhirnya Tuhan sendiri yang memutuskan. Walaupun demikian, kita mempunyai pengharapan yang teguh, bahwa seandainyapun kita mengalaminya, seperti juga pada jaman penganiayaan Gereja awal, maka Tuhan akan menolong kita untuk menjaga iman kita agar tidak goyah sampai pada akhirnya. Semoga sampai pada akhirnya kita mengingat pesan Yesus ini:

      “Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.” (Mat 10:28)

      “Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?…. Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Rom 8:35, 38-39)

      Sejak awal Gereja Katolik mengajarkan demikian, dan menurut hemat saya, saya tidak salah dalam menangkap pesan pengajaran Gereja Katolik. Jika anda menganggap saya salah, silakan anda menunjukkan sumber dari ajaran resmi Gereja Katolik, yang menyatakan sebaliknya. Sebab jika ada, sayapun akan merevisi tulisan saya di situs ini tentang topik ini.

      5. Tentang kerajaan 1000 tahun

      Silakan anda klik di sini tentang topik Kerajaan 1000 tahun dan klik di sini untuk topik Mengapa Gereja Katolik tidak mengajarkan Kerjaaan literal 1000 tahun, dan secara khusus, klik di sini tentang interpretasi ayat Yes 11:6-9.

      6. Tentang ayat Mat 24:3 dan Mat 24:28

      Pada Mat 24:3 para murid bertanya kepada Yesus tentang kapankah dan apakah tanda kedatangan-Nya yang kedua. Lalu Yesus menjawabnya dengan memberitahukan kepada mereka tanda- tandanya, yaitu akan datangnya banyak nabi/ Mesias palsu yang menyesatkan banyak orang (ay. 4-5, 10, 24), terjadinya perang, antar bangsa yang satu dengan yang lain (ay.6), kelaparan, gempa bumi (ay.7), penganiayaan terhadap Gereja (ay.9), banyak orang murtad (ay.10), kedurhakaan meningkat, tidak ada kasih (ay.11), dan Injil akan diberitakan di seluruh dunia (ay.14), Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, penggenapan nubuat nabi Daniel (ay.15), matahari akan menjadi gelap dan bintang- bintang berjatuhan (ay.29).

      Sedangkan untuk interpretasi ayat 28, yang mengatakan, “Di mana ada bangkai, di situ burung nazar berkerumun” atau bahasa Inggrisnya, ‘Wheresoever the body shall be, there shall the eagles also be gathered together,” adalah sebagai berikut: (sumber: Douay Rheims Edition of the Holy Bible with Catholic Commentary, compiled by Rev. George Leo Haydock, p. 1301)

      Wheresoever the body,[3] &c. This seems to have been a proverb or common saying among the Jews. Several of the ancient interpreters, by this body, understand Christ himself, who died for us; and they tell us, that at his second coming the angels and saints, like eagles, with incredible swiftness, will join him at the place of judgment. (Witham) — When he shall come to judgment, all, as it were by a natural instinct, shall fly to meet him, and receive their judgment. St. Hilary understands this literally; that where his body shall hang upon the cross, there will he appear in judgment, i.e. near the valley of Josaphat; in which place the prophet Joel (chap. iii. ver. 2,) declares, that the general judgment shall take place. (Tirinus)

      Terjemahannya:

      “Di mana ada tubuh/ bangkai…. Ini nampaknya adalah pepatah atau peribahasa yang umum di antara kaum Yahudi. Beberapa penafsir kuno memahami ‘tubuh’ ini sebagai Kristus sendiri yang wafat bagi kita, dan mereka mengatakan kepada kita, bahwa pada kedatangan-Nya yang kedua, para malaikat dan para orang kudus, seperti halnya burung elang, dengan kecepatan yang mengagumkan, akan bergabung dengan-Nya di tempat Penghakiman (Witham) — Ketika Ia datang untuk mengadili, semua mahluk, seperti oleh dorongan alami, akan terbang untuk menemui Dia, dan menerima pengakiman mereka. St. Hilarius memahami hal ini secara literal; bahwa di mana tubuh-Nya tergantung di salib, di sanalah Ia akan tampil dalam Penghakiman [Pengadilan Terakhir], yaitu di dekat lembah Yosafat; di tempat di mana nabi Yoel (Yl 3:2) menyatakan, bahwa pengadilan umum akan digelar (Tirinus)”

      Maka dengan interpretasi di atas, dapat saja diartikan, Tuhan Yesus datang kedua kalinya di bumi dan mengadili semua manusia. Namun setelah itu, tidak ada kerajaan 1000 tahun di bumi, melainkan, Tuhan Yesus akan menyempurnakan bumi dan mengadakan pemulihan segala sesuatu (Kis 3:21, 1 Kor 15:28, KGK 671, 769). Surga dan bumi akan bersatu di dalam Kristus. Katekismus mengajarkan demikian,

      KGK 1043 Kitab Suci melukiskan pembaharuan yang penuh rahasia itu, yang akan mengubah umat manusia dan dunia, sebagai “langit yang baru dan bumi yang baru” (2 Ptr 3:13, Bdk. Why 21:1). Pada waktu itu keputusan Allah, untuk “mempersatukan di dalam Kristus sebagai kepala segala sesuatu, baik yang di surga maupun yang di bumi” (Ef 1:10), akan dilaksanakan secara definitif.

      Setelah Penghakiman Terakhir, maka Gereja akan disempurnakan dalam kemuliaannya, sebagai Yerusalem yang baru (Why 21). Gereja hanya akan terdiri dari orang-orang kudus, yaitu semua orang benar sejak Adam, dari Abel sampai ke orang pilihan terakhir (KGK 769). Para orang kudus akan berjaya bersama Kristus, dalam tubuh dan jiwa yang mulia, dan akan melihat Allah dengan pandangan yang membahagiakan, dimana Allah akan membuka Diri kepada orang-orang pilihan-Nya secara tidak terbatas dan akan menjadi sumber kebahagiaan, perdamaian dan persekutuan sempurna, tanpa akhir (lih. KGK 1044-1045). Unsur-unsur dunia akan hancur karena nyala api ilahi, dan Tuhan akan menciptakan langit dan bumi yang baru (2 Pet 3:12-13), kuasa jahat dikalahkan, dan segala sesuatu akan ditaklukkan di bawah-Nya, dan Allah menjadi semua di dalam semua (1 Kor 15:28).

      Demikian yang dapat saya sampaikan untuk pertanyaan dan komentar anda, semoga dapat menjadi masukan bagi anda.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  8. Terimakasih atas artikel-artikel seputar akhir zaman yang sangat menarik, khususnya tentang rapture.
    Topik mengenai rapture ini sebenarnya pernah kami bahas dalam sebuah seminar kecil bersama teman2 mahasiswa di Fakultas Teologi USD beberapa waktu lalu dengan beranjak pada refleksi atas 1 Tes 4:17 sebagaimana sudah diangkat juga dalam artikel di atas.
    Sayangnya, waktu itu saya belum menemukan website ini sehingga belum tahu tentang adanya artikel yang sangat menarik ini.

    Dalam seminar tersebut, salah satu teman saya mengetengahkan gambar yang muncul di beberapa website tanpa ada keterangan apapun tentang cara membacanya. DI sini kami menemukan kesulitan dalam membahasnya.
    Gambar bisa dilihat dalam http://daylight.8k.com/Indonesian/

    Mungkin dari redaksi bisa menjelaskan tentang keberadaan gambar/bagan tersebut, tentang bagaimana cara penghitungannya sehingga didapatkan tanggal dan tahun seperti itu.

    Ini tanggapan sekaligus permohonan agar dijelaskan seputar bagan yang saya maksudkan.
    Terimakasih.

    • Shalom Sigit Pranoto,

      Terima kasih atas pertanyaannya. Menjadi diskusi yang sia-sia untuk mencoba memperhitungkan hari, tanggal dan tahun kedatangan Kristus yang kedua, karena Yesus sendiri mengatakan “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri.” (Mt 24:36) Jadi, Yesus mengingatkan segenap umat Allah untuk berjaga-jaga, yang artinya sedia setiap saat, karena kedatangan Anak Manusia adalah seperti pencuri – yang artinya tidak ada yang tahu waktunya (lih. Mt 24:42). Kalau anda ingin mengikuti diskusi panjang tentang topik ini, silakan membacanya di sini – silakan klik. Lihat juga diskusi di bagian bawah artikel mulai di sini – klik ini. Jadi, mari sebagai umat Katolik, kita tidak perlu dibingungkan dengan bagan dan gambar yang mencoba menjelaskan hari tanggal dan tahun kedatangan Anak Manusia. Yang terpenting bagi kita adalah mengikuti perintah Kristus, yaitu berjaga senantiasa. Dengan demikian, marilah kita berjaga-jaga dengan senantiasa berjuang dalam kekudusan.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

  9. sebetulnya, apa sih Kristen Fundamentalis itu?

    “berpegang pada ide di atas, maka banyak dari mereka menganggap bahwa pendirian negara Israel pada tahun 1948 adalah sebagai sesuatu yang sangat penting”

    Bisakah kita mengatakan begini….? Pembentukan negara Israel pada tahun 1948, salah satunya disebabkan oleh adanya pandangan Dispensationalism?

    • Shalom Alexander Pontoh,

      Kristen Fundamentalis adalah sebuah gerakan yang timbul di antara umat Protestan konservatif- evangelis di akhir abad 19 – awal abad 20, di Inggris dan Amerika, yang menekankan pada hal- hal yang mereka anggap ‘fundamental’ terhadap iman Kristiani. Hal- hal ini adalah [menurut mereka]: Sola Scriptura, Kitab Suci tidak mungkin salah, kelahiran Yesus yang ajaib (the virgin birth of Christ), substitutionary atonement/ penal substitution, kebangkitan badan Yesus, dan kedatangan Yesus yang kedua yang sudah di ambang pintu.

      Gerakan ini dimulai oleh beberapa orang, di antaranya Dwight L. Moody (1837- 1899) dan John Nelson Darby (1800-1882) yang mengajarkan tentang faham Dispensationalism. Silakan anda membaca lebih lanjut di Wikipedia atau sumber- sumber lainnya di internet tentang Kristen Fundamentalis, jika anda tertarik untuk mempelajarinya.

      Paham dispensationalism ini salah satunya menghubungkan nubuatan 70 Minggu di Kitab Daniel dengan akhir jaman, yang melibatkan adanya “lonceng” nubuatan yang terhenti setelah kematian Yesus di kayu salib, dan lonceng nubuatan itu kembali berdetak menjelang akhir jaman, yang kemungkinan ditandainya dengan berjayanya kembali bangsa Israel. Silakan anda membaca salah satu contoh teori dispensationalism ini, seperti yang dituliskan oleh salah seorang penanya dan tanggapan saya tentang teorinya tersebut, silakan klik.

      Teori dispensationalism melihat kembalinya bangsa Israel ini menjadi sesuatu yang penting, maka saat bangsa Israel merdeka/ menang dalam perang melawan Arab di tahun 1948, ada sebagian dari mereka menghubungkan kejadian tersebut dengan nubuatan akhir jaman, dan mulai menghitung- hitung dan memperkirakan kapan akhir jaman itu terjadi, yang menurut mereka terjadi dalam dua tahapan. Mengenai dua tahapan kedatangan Kristus menurut faham dispensationalism juga sudah pernah dibahas di sini, silakan klik, dan di sini, silakan klik

      Maka jika kita mempelajari tentang pembentukan negara Israel dan gerakan Kristen Fundamentalisme tersebut, kita akan melihat bahwa keduanya adalah fakta yang sebenarnya tidak berhubungan. Israel merdeka bukan karena gerakan fundamentalisme atau dispensationalisme. Israel merdeka karena pada tahun 1948, pada saat itu negara Inggris melepaskan pengaruhnya atas daerah Palestina, sehingga terjadi perang antara negara-negara Arab yang berakhir dengan kemenangan di pihak Israel, dalam artian diakuinya kedaulatan Israel, walaupun hal ini tidak menghentikan konflik-konflik berikutnya antara Israel dan negara-negara Arab.

      Mungkin dalam masa Prapaska ini kita dapat berdoa bagi perdamaian dunia, termasuk juga di daerah Palestina, di mana konflik tersebut masih berlangsung sampai sekarang.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org

      • Shalom Bu Ingrid,

        Mohon ijin untuk menyampaikan pertanyaan dan sedikit pernyataan dari apa yg saya ketahui, sbb:

        – Mengenai kesalahan interpretasi Mat 24:38-41 ??

        Mat 24: 38-41: “Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah….mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikianlah pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Pada waktu itu kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain ditinggalkan; kalau ada dua orang perempuan sedang memutar batu kilangan, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.”

        Saya ingin bertanya bu, orang2 yg ditinggalkan berarti masih tetap tinggal di bumi ini, benar begitu bu Ingrid ? Lalu kemanakah orang2 yg dibawa itu pergi ? apakah tetap di bumi ini juga ataukah dibawa ke tempat lain ? ( misalnya sorga ). Bukankah kalimat itu menunjukkan ada pemisahan tempat antara orang2 yang dibawa dan orang2 yg ditinggalkan ? Pada saat apakah hal tsb terjadi ? mengapa ada pemisahan antara orang2 yg dibawa dan ditinggalkan ? Dimanakah Tuhan Yesus berada saat itu ? apakah bersama dgn orang2 yg dibawa pergi ataukah bersama dgn orang2 yg ditinggalkan ?
        Semoga Ibu menangkap apa yg saya maksudkan dgn pertanyaan2 ini ( bukan mengada-ada ).

        – Mengenai kesalahpahaman dalam memandang hal penderitaan ??

        Bu Ingrid menuliskan bahwa “Pengajaran yang mengatakan bahwa para orang beriman akan dibebaskan dari siksaan besar/ the great tribulation, adalah pemikian yang tidak berdasarkan Alkitab.”
        Saya hanya ingin mengingatkan bu Ingrid akan satu ayat dalam kitab Wahyu 3:10 yang tertulis demikian :

        Wahyu 3:10 Karena engkau menuruti firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka Akupun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi.

        Secara pribadi saya sangat berharap pada janji dalam perkataan Tuhan Yesus seperti yg tercantum pada ayat tsb di atas, supaya saya dilindungi dari hari pencobaan tsb. Bagaimana dgn bu Ingrid ? Semoga terjadi sesuai iman kita .

        Mohon kesediaan bu Ingrid utk memberikan jawaban / tanggapan atas pertanyaan / pernyataan saya di atas,
        apabila memungkinkan menjawab dalam beberapa kalimat saja tanpa mengalihkan ke link yang lain supaya tidak bias. Terimakasih dan semoga Tuhan Yesus memberkati bu Ingrid & team senantiasa dan menjadikan alat untuk menyatakan kebenaran Firman Tuhan dan meluputkan dari segala penyesatan yang membinasakan. Amien.

        Bu Ingrid, saya menulis ini karena saya peduli dgn Ibu & team dan semua yg membaca tulisan ini.
        GBU,

        Santo.

        • Shalom Santo,

          1. Tentang ‘pengangkatan’ seperti dalam Mat 24:38-41

          Memang tentang hal ada orang yang ‘diangkat’ dan ‘ditinggalkan’, itu tergantung dari konteksnya. Pada konteks akhir dunia, maka hal itu dapat diartikan bahwa di antara dua orang, satu dapat diangkat/ diterima oleh Tuhan, sedangkan yang lain ditinggalkan/ tidak diterima oleh Tuhan. Sedangkan pada konteks kehancuran Yerusalem (yang telah terjadi tahun 70 AD) maka yang diangkat malah adalah mereka yang tersapu oleh bencana alam, sedangkan yang tertinggal adalah yang diselamatkan, seperti pada kasus air bah Nabi Nuh (lih. Kej 7:23), untuk membentuk ‘kelompok sisa para orang terpilih’ (the chosen remnant).

          Jadi Gereja Katolik juga tidak menyangkal bahwa pada akhir dunia kelak, saat Kristus datang kedua kali, akan ada semacam ‘pemilihan’ antara dua orang, yaitu akan ada yang dipilih Tuhan dan yang lain ditolak. Namun hal ini tidak terjadi secara rahasia. Sebab seperti disebutkan di dalam Alkitab, orang- orang yang masih hidup dan tinggal di dunia pada saat kedatangan-Nya akan diangkat bersama- sama dengan mereka yang telah mendahului mereka, dan akan menyongsong Tuhan Yesus di angkasa (2 Tes 4:17). Maka ‘pengangkatan’ ini terjadi bersamaan dengan kedatangan Yesus yang kedua, dan ini bukan sesuatu yang rahasia, tetapi sesuatu yang diketahui oleh semua orang di bumi (lih. Mat 24:30) sebab didahului oleh seruan malaikat dan sangkakala Allah (lih. 2 Tes 4:16, Mat 24:31).

          2. Mengenai penderitaan.

          Anda mengutip Why 3:10, yang berbunyi, “Karena engkau menuruti firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka Akupun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi.”

          Ayat ini adalah sebagian kutipan dari surat yang ditujukan kepada jemaat di Filadelfia. Maka surat itu mau menyatakan bahwa penganiayaan akan terjadi di mana- mana, namun jika jemaat di Filadelfia tetap berpegang teguh kepada firman Tuhan dan terus bertekun, maka mereka akan dilindungi dari hari pencobaan. Nah, apakah ayat ini dapat berlaku bagi semua orang pada akhir jaman? Ya tentu kita boleh berharap demikian, tetapi sesungguhnya, hanya Tuhan yang akhirnya menentukan. Kita tidak dapat hanya berpegang kepada satu ayat saja dalam hal ini. Sebab pada ayat- ayat lainnya, Kitab Suci mengajarkan:

          1 Pet 1:6-7, “Bergembiralah akan hal itu [dalam menantikan keselamatan yang dinyatakan pada jaman akhir], sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berduka cita oleh berbagai-bagai pencobaaan. Maksud semuanya itu adalah untuk membuktikan kemurnian imanmu ….sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya…..

          1Pet 4:13-14:Bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaanNya. Berbahagialah kamu jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh Kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.”

          Rom 5: 3-5: “Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji, dan tahan uji menimbulkan pengharapan, dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oelh Roh Kudus….”

          Yak 1:2-4: “Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap iman-mu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.”

          Ibr 12:6, 10: “…. karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak…. Tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya. Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacitam tetapi dukacita, tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.”

          Yak 5:7: Rasul Yakobus menasehatkan agar kita bersabar dalam penderitaan, “Karena itu, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan!”

          Fil 3:10: Rasul Paulus mengajarkan demikian, “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.” Penderitaan kita di dunia merupakan partisipasi di dalam Salib Tuhan, dan hanya jika kita menderita bersama Dia, maka kita akan dibangkitkan bersama Dia.

          Mat 5: 11-12: “Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacitalah dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikianlah juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.”

          Mat 16:24: Yesus sendiri mengajarkan, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikuti Aku.” Maka jika Yesus sendiri mengajarkan demikian, bahkan dengan teladan-Nya, Ia menggenapinya dengan korban Salib-Nya, maka seharusnya kita melihat makna yang luhur dari setiap salib dan penderitaan kita. Termasuk jika itu penderitaan di masa menjelang akhir jaman. Karena justru di saat itulah iman kita diuji, untuk membuktikan kesetiaan kita kepada Kristus, dan menolak Antikristus.

          Yoh 15: 20: “Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu …..” Yesus mengingatkan kepada kita bahwa, kita tidak akan lebih besar daripada Dia. Jika dunia membenci dan menganiaya Dia maka kitapun akan mengalami hal yang sama. Mungkinkah seseorang berpendapat bahwa ia tak akan melalui penganiayaan, jika Yesus sendiri mengatakan bahwa kita semua akan mengalaminya? Mungkin kuncinya adalah ayat berikut ini, yaitu bahwa kita harus kuat dalam iman, karena percaya bahwa Tuhan telah mengalahkan dunia, sehingga Ia akan menuntun kita melalui segala rintangan untuk menuju kemenangan!

          Yoh 16:33: “… Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.”

          Ibr 2:10: “Allah yang membawa banyak orang kepada kemuliaan, juga menyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka kepada keselamatan, dengan penderitaan.

          Maka, berdasarkan ayat-ayat tersebut, Gereja Katolik mengajarkan bahwa penderitaan harus kita hadapi dengan sabar, dengan iman dan pengharapan, sebab dengan demikian maka iman kita dimurnikan, sehingga kita dapat beroleh kebangkitan bersama Yesus. Gereja Katolik tidak mengajarkan bahwa Allah akan “mengangkat” umat beriman untuk membebaskan mereka dari penderitaan, karena jika demikian, malah tidak konsisten dengan ajaran Kristus dan ajaran para rasul, yang mengajarkan sebaliknya. Kebangkitan tak mungkin ada tanpa salib, dan karenanya Rasul Paulus berkata, “Aku memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan.” (1 Kor 2:2). Rasul Paulus sungguh mengimani hal ini, bahwa Yesus yang disalibkan adalah sumber pewartaan-Nya, karena kebangkitan Yesus hanya dapat terjadi, setelah Kristus mengalami penderitaan dan kematian di kayu salib.

          Maka kita para pengikutNya, akan juga mengalami hal serupa, bahwa kita semua yang hidup di dunia akan mengalami berbagai penderitaan, walaupun tak akan mungkin melebihi kekuatan kita (lih. 1 Kor 10:13) dan jika kita teguh beriman dalam menghadapinya, maka kita akan beroleh mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah (Yak 1:12). Inilah yang dialami oleh Bunda Maria dan para rasul, para orang kudus dan martir di sepanjang sejarah Gereja. Maka Gereja Katolik tidak mengajarkan bahwa generasi akhir jaman akan terbebas dari penderitaan ini. Jika para nabi tidak dilepaskan dari penderitaan, Yesus juga tidak, Bunda Maria dan para rasul juga tidak, banyak umat Kristen di sepanjang sejarah juga tidak, maka setiap kita juga tidak dilepaskan dari penderitaan. Namun, satu hal yang pasti, jika dihadapi bersama Kristus, maka penderitaan kita ini malah akan membawa kita kepada kebangkitan dan kemuliaan di surga kelak. Kita cukup melihat di sekeliling kita untuk melihat, bahwa banyak orang kembali kepada Tuhan, setelah mengalami berbagai pencobaan dan penderitaan. Maka penderitaan malah dipakai Tuhan untuk membawa orang kepada keselamatan. Kita memang dapat memohon pada Tuhan, “janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan”, seperti yang kita ucapkan dalam doa Bapa Kami, namun jika oleh kebijaksanaan-Nya Ia mengizinkan pencobaan itu terjadi dalam hidup kita, kita harus menerima dan menjalaninya dengan iman, dan tetap dapat berdoa: “…..Dimuliakanlah nama-Mu, jadilah kehendak-Mu.” Semua, karena justru kita percaya kepada Allah Bapa yang sangat mengasihi kita, sehingga pasti merencanakan yang terbaik di atas segala sesuatu, demi keselamatan kita.

          Demikian semoga ulasan di atas dapat menjadi masukan bagi anda. Terima kasih atas kepedulian anda kepada kami, baik kami di dapur Katolisitas maupun kepada para pembaca Katolisitas. Kami di sini berusaha untuk menyampaikan ajaran Gereja Katolik, sesuai dengan Kitab Suci dan Tradisi Suci para rasul, dan kami mohon doa anda agar kami dapat tetap melaksanakan karya kerasulan ini di bawah bimbingan Roh Kudus.

          Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
          Ingrid Listiati- katolisitas.org

          • Terima kasih atas jawaban / tanggapan bu Inggrid.
            Bu Inggrid menuliskan cukup banyak ayat mengenai penderitaan / kesengsaraan di atas.
            Seandainya saya harus mengalami kesengsaraan saya harus siap, namun tetap imanku untuk berpegang teguh pada janji Tuhan Yesus untuk melindungi umat yg tekun menanti-nantikan Tuhan dari pencobaan yg akan datang atas seluruh bumi.
            Ijinkanlah saya untuk sedikit mengutip ayat-ayat tentang perlindungan Tuhan:

            Ams 14:26
            Dalam takut akan TUHAN ada ketenteraman yang besar, bahkan ada perlindungan bagi anak-anak-Nya.

            Mzm 27:5
            Sebab Ia melindungi aku dalam pondok-Nya pada waktu bahaya; Ia menyembunyikan aku dalam persembunyian di kemah-Nya, Ia mengangkat aku ke atas gunung batu.

            Ams 29:25
            Takut kepada orang mendatangkan jerat, tetapi siapa percaya kepada TUHAN, dilindungi.

            Mzm 57:2
            Kasihanilah aku, ya Allah, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah jiwaku berlindung; dalam naungan sayap-Mu aku akan berlindung, sampai berlalu penghancuran itu.

            Mzm 36:7
            (36-8) Betapa berharganya kasih setia-Mu, ya Allah! Anak-anak manusia berlindung dalam naungan sayap-Mu.

            Ams 1:33
            Tetapi siapa mendengarkan aku, ia akan tinggal dengan aman, terlindung dari pada kedahsyatan malapetaka. ”

            Mzm 18:2
            (18-3) Ya TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku , Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku!

            Yes 33:16
            dialah seperti orang yang tinggal aman di tempat-tempat tinggi, bentengnya ialah kubu di atas bukit batu; rotinya disediakan air minumnya terjamin.

            Shalom n GBU,

            Santo.

          • Shalom Santo,

            Terima kasih atas tanggapan anda. Kalau kita cermati, maka sebenarnya tidak ada yang mengingkari bahwa Tuhan akan memberikan perlindungan kepada umat-Nya. Jadi, semua ayat-ayat yang anda sebutkan, kami juga mengiyakan dan mengaminkan. Namun, yang membedakan apa yang kita percayai adalah tentang konsep akhir zaman dan pengangkatan. Gereja Katolik mempercayai pengangkatan yang tidak terpisah dari kedatangan Kristus yang ke-dua. Anda dapat melihat beberapa artikel tentang akhir zaman dan rapture di sini:

            Rapture menurut sudut pandang ajaran Gereja Katolik
            Akhir Jaman menurut Ajaran Gereja Katolik (bagian ke-2)
            Akhir Jaman menurut Ajaran Gereja Katolik (bagian ke-1)

            Mungkin setelah membaca artikel-artikel tersebut, anda dapat lebih memahami pengajaran Gereja Katolik tentang akhir zaman. Kita tahu bahwa akhir zaman adalah sesuatu yang pasti akan terjadi. Dan sikap yang paling benar adalah seperti apa yang dianjurkan oleh Kristus sendiri: “Berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.” (Mt 24:42). Berjaga-jagalah adalah sikap yang senantiasa siap dalam menghadapi apapun, termasuk penderitaan, penganiayaan, dll. Dan tentu saja, Kristus tidak akan pernah membiarkan umat-Nya menghadapi penderitaan sendirian. Inilah sebabnya, sebagai umat Allah, kita harus terus-menerus bekerja sama dengan rahmat Allah, sehingga kita senantiasa dapat bertumbuh dalam kekudusan dalam kondisi apapun, sampai kematian memisahkan kita dari dunia ini – baik melalui kematian pribadi maupun mengalami kedatangan Kristus yang ke-dua. Diskusi panjang tentang akhir zaman dapat anda lihat di sini – silakan klik. Anda dapat bergabung dalam diskusi tersebut.

            Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
            stef – katolisitas.org

  10. Shalom….
    Bolehkah saya berandai-andai seperti ini tentang rapture:
    Saya sudah membaca alkitab tentang akhir zaman, akan datang penguasa yang bernama antikris, Dia akan menguasai dunia ini dan akan menyiksa seluruh manusia yang tidak mau menyembah dia. Bahkan siksaan yang dia buat belum pernah terjadi sebelumnya. Jadi saya sudah membayangkan bahwa sisksaan yang dia lakukan kepada umat Tuhan akan sangat berat dan akan mempengaruhi iman percaya kita kepada Tuhan.
    Sejak saya mengerti tentang akhir zaman, maka saya berusaha untuk hidup kudus dan berdoa serta baca alkitab setiap hari. Dan saya berdoa dan meminta kepada Tuhan Yesus supaya saya bisa “disingkirkan / rapture” sebelum masa antikris berkuasa. Walaupun masih banyak yang mengatakan bahwa rapture itu terjadi setelah masa penyiksaan antikris. Andaikata rapture itu terjadi setelah antikris berkuasa, maka saya minta Tuhan Yesus menguatkan iman saya kepadaNya andaikata penyiksaan itu terjadi.
    Jadi intinya karena semua itu masih rahasia Tuhan Yesus kapan terjadinya “penyingkiran / rapture” (apakah di sebelum atau sesudah aniaya si antikris), saya tetap meminta sama Tuhan, kalau saya tidak mau masuk dalam masa aniaya antikris (saya mau disingkirkan sebelum masa antikris). Tapi kalau toh tidak ada kejadian penyingkiran di masa sebelum antikris dan semua umat Tuhan harus mengalami siksaan, saya minta kekuatan Tuhan. Jadi saya minta yang paling enak dulu lah sama Tuhan daripada disiksa, walaupun masa itu masih jadi rahasia banyak orang.
    Demikian pemikiran saya tentan rapture, Terima kasih banyak Tuhan Yesus memberkati.

    • Shalom Immanuel,

      Bagi umat Katolik, maka sebenarnya tidak perlu berandai-andai tentang Rapture ini. Sebab pengajaran Magisterium Gereja Katolik sudah sangat jelas, bahwa “rapture” hanya ada di akhir jaman saat Yesus datang yang kedua kali (dan terakhir) ke dunia. Umat beriman pada saat itu akan menyongsong Tuhan Yesus di angkasa (mengalami “rapture”) dan menyertai Kristus yang datang ke dunia untuk membangkitkan semua orang mati, dan mengambil semua milik-Nya.

      Teori pengangkatan (rapture) rahasia, merupakan ajaran yang dipelopori oleh John Nelson Darby (1859-1874) merupakan pemahaman pribadi, yang banyak didasari oleh asumsi-asumsi yang tidak Alkitabiah. Misalnya, asumsi bahwa kitab Perjanjian Lama hanya untuk bangsa Israel , jam nubuatan Yahudi berhenti ketika Yesus wafat, ataupun pandangan Gereja di dunia hanya mengisi ‘kekosongan’ sampai bangsa Israel kembali kepada Tuhan, atau orang beriman dibebaskan dari penderitaan. Seseorang yang membaca kitab suci dengan sungguh- sungguh akan melihat dasar pengajaran tentang ‘rapture’ ini tidaklah sesuai dengan pesan Alkitab secara keseluruhan. Karena biar bagaimanapun Alkitab Perjanjian Baru harus dibaca sebagai pemenuhan Perjanjian Lama, dan PL dibaca dalam terang PB. Maka keduanya, PL dan PB tidak terpisahkan. Lalu asumsi jam nubuatan yang berhenti, itu sama sekali tidak tertulis dimanapun di alkitab. Gereja mengisi ‘kekosongan’ juga tidak benar, sebab untuk Gereja-lah Yesus telah menyerahkan nyawa-Nya, untuk menguduskan-Nya (lih Ef 5: 23-33) sehingga tidak mungkin Gereja hanya ‘mengisi kekosongan’. Apalagi pendapat bahwa Tuhan pasti membebaskan umat-Nya dari penderitaan, ini juga tidak sesuai dengan Alkitab. Silakan membaca lebih lanjut di sini, silakan klik.

      Maka bagi umat Katolik, menurut saya, yang paling tepat adalah menangkap intinya dari pengajaran tentang akhir jaman ini, yang diajarkan oleh Yesus sendiri, dan yang sesungguhnya mungkin sudah anda lakukan: yaitu hidup berjaga-jaga (Mat 24:42; 35:13; Mrk 13:33). Bertumbuhlah di dalam iman, dengan doa, membaca dan merenungkan sabda Tuhan, dan menerima rahmat Allah melalui sakramen-sakramen, bertumbuh dalam kekudusan, dalam mengasihi Tuhan dan sesama. Kita memang dapat meminta kepada Tuhan untuk dibebaskan dari yang jahat, dan itu termasuk di dalam doa Bapa Kami, setiap kali kita mengucapkannya. Tetapi Tuhan yang akhirnya memutuskan apakah Ia akan mengizinkan kita mengalami penderitaan jaman antikristus atau tidak. Lagipula, kita juga tidak tahu, apakah kita masih hidup saat antikristus berkuasa. Jika ya, maka seperti anda katakan, kita dapat mohon kekuatan daripada-Nya. Namun Tuhan dapat saja memanggil kita ‘pulang’, (kita meninggal dunia) sebelum masa antikristus itu. Semuanya tergantung kepada kebijaksanaan Tuhan. Apapun kejadiannya, sebagai umat beriman, kita percaya Tuhan tidak akan memberikan pencobaan yang melebihi kekuatan kita (lih. 1 Kor 10:13), dan Tuhan pasti memberikan yang terbaik bagi kita orang-orang yang percaya dan mengasihi Dia.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org

    • Shalom Selvia,
      Terima kasih atas pesannya. Kami telah membaca dan terus mendalami Alkitab, termasuk juga kitab Wahyu. Namun, kami juga menyadari, bahwa tidak ada batas dalam mendalami Alkitab, karena siapakah kita yang dapat mengerti secara penuh akan Tuhan. Oleh karena itu, kami menyerahkan semua apa yang kami ketahui dan kami tulis berdasarkan apa yang diajarkan oleh Gereja Katolik. Karena Gereja Katolik yang mementukan kitab-kitab mana yang menjadi bagian dari Alkitab, maka Gereja Katoliklah yang memberikan pengertian yang benar terhadap kitab-kitab tersebut.
      Mari, bersama-sama kita mendalami Alkitab.
      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef & ingrid – http://www.katolisitas.org

  11. berbicara tentang rapture dan menghubungkan dari sisi agama dan pengetahuan sangatlah kontradiksi.karena manusia hanya melihat semua itu dan memikirkan tentang itu menurut logika kita sendiri.menurut saya kita ga usah terlalu ambil pusing menghubungkan rapture dengan teori agama dan pengetahuan. intinya kalau kita mo diangkat/ rapture dan tidak mau mengalami penyiksaan antikris slama 7thn maka yang harus kita lakukan adalah hidup intim dengan Tuhan. kl hidup intim dan kudus serta tidak bercela dihadapannya maka Tuhan akan menunjukan/mengungkapkan apa yg tidak kita pernah tahu atau kita pikirkan slama ini kepada kita. so jadikan Yesus sebagai sahabat dalam hidup mu dan selalu berharap padaNya..

    Jbu Guys

    • Shalom Selvia,

      Terima kasih atas tanggapannya tentang rapture. Sebenarnya kalau kita melihat orang-orang yang mempercayai teori rapture mendasarkan kepercayaannya dari Alkitab. Oleh karena itu, saya kurang mengerti akan kalimat yang disampaikan oleh Selvia, yang mengatakan “berbicara tentang rapture dan menghubungkan dari sisi agama dan pengetahuan sangatlah kontradiksi. karena manusia hanya melihat semua itu dan memikirkan tentang itu menurut logika kita sendiri“. Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah Alkitab benar-benar mengajarkan tentang rapture yang terpisah dari kedatangan Kristus yang ke-dua. Dan Gereja Katolik tidak mengajarkan hal ini.

      Kemudian, kalimat “intinya kalau kita mo diangkat/ rapture dan tidak mau mengalami penyiksaan antikris slama 7thn maka yang harus kita lakukan adalah hidup intim dengan Tuhan” mempunyai konotasi bahwa Selvia percaya akan teori rapture. Dan apakah dasar dari kepercayaan ini? Dalam hal ini, kita mempunyai perbedaan pandangan. Namun, saya setuju dengan kalimat terakhir, yang menghimbau untuk hidup kudus, sehingga pada akhirnya kita dapat memperoleh keselamatan.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – http://www.katolisitas.org

  12. Penjelasan diatas sangat logis sekali kalau kita mendalami alkitab secara lebih mendalam. Oleh karena itu tidak ada kemustahilan dalam Alkitab. Yesus hanya memberikan kuasa dan menyerahkan kunci kerajaan surga dan Dunia hanya kepada Petrus saja, bukan kepada rasul lain. Jadi Petrus setelah Yesus naik ke surga mempunyai kuasa dan memimpin para rasul lain untuk mewartakan ajaran Yesus kepada seluruh penjuru dunia. Oleh karena itu gereja mempunyai 4 sifat, yaitu: satu, kudus, katolik dan apostolik. dan golongan lain yang tidak setuju dengan para apostolik itu lalu mendirikan gereja baru yang sponsori oleh Martin Luther dari Jerman dan yang lain. Tapi mereka itu semula adalah orang katolik. dan menyatakan diri mereka menjadi kaum reformis. Yesus tidak menyerahkan kunci kepada Martin Luther dan yang lain. Itulah yang para kaum kristen lain harus mengerti. Yesus hanya memberi kuasa kepada Petrus untuk meneruskan ajaranNya ke pada seluruh dunia. Oleh karena itu, Gereja yang diilhami oleh Roh kudus lewat pentakosta itu,  secara mata rantai tidak terputuskan. Sehingga Gereja katolik tetap percaya kepada Petrus dan secara mata rantai tak terputus itu yang kita sebut Paus sebagai pengganti Petrus.

    • Shalom Aquilino,
      Berdasarkan Mat 16:19, maka kita mengetahui bahwa yang diberikan kepada Petrus adalah kunci kerajaan Surga. Pemberian kunci ini merupakan pemberian wewenang seperti yang ada pada Eliakim sebagai penjaga rumah tangga kerajaan Daud (Yes 22:22).
      Selanjutnya, kuasa lain yang diberikan oleh Yesus adalah untuk membebaskan ikatan dalam hal spiritual di dunia, yaitu "Apa yang kau ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga." Termasuk di sini adalah memberikan peraturan-peraturan tentang hal-hal yang dilarang maupun diperbolehkan dalam hal spiritual.
      Gereja Katolik memang mempunyai garis kepemimpinan yang tak terputuskan yang terhubung dengan kepemimpinan Petrus. Memang sangat disayangkan terjadi perpecahan yang dipelopori oleh Martin Luther, di abad ke- 16, yang kemudian diikuti oleh beberapa orang yang kemudian menjadi pemimpin gereja Protestan lainnya. Kita memang perlu berdoa bagi persatuan Gereja, dan di atas semua itu, dengan tetap mengutamakan kasih.
      Sebagai tambahan, mungkin anda tergesa-gesa, tetapi saya yakin maksud anda di kalimat terakhir adalah Gereja Katolik tetap percaya kepada Yesus, yang memberi kuasa-Nya kepada Petrus, yang kemudian diteruskan secara tak terputus oleh para Paus.
      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org

    • terpecahnya gereja itu dulu adalah karena kesalahan manusia. Tetapi saya kok yakin nantinya suatu saat kita dan mereka yang telah memisahkan diri akan bersatu kembali oleh kuasa Tuhan. Bukankah sudah lama dimulai gerakan Ekumene?

      [Dari Katolisitas: Ya, mari kita berdoa untuk persatuan Gereja, seperti yang juga didoakan oleh Kristus sendiri dalam Yoh 17:20-21]

  13. Lagipula matius 24 ayat 13 dinyatakan oleh kristus sendiri bahawa yang bertahan sampai pada kesudahannya yang akan selamat. Semoga lebih jelas.

  14. Mau tanya..
    Menurut teman2 apa Paus itu tidak mengambil posisi Tuhan Yesus?
    karena seperti disembah dan diagungkan….

    Mengenai rapture:
    tolong dijelaskan maksud dari Lukas 17
    Aku berkata kepadamu: Pada malam itu ada dua orang di atas satu tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. Ada dua orang perempuan bersama-sama mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.” (Kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.)

    thanks
    JBU

    • Shalom Pearl,
      1. Bagi umat Katolik, Paus merupakan seseorang yang layak dihormati sebagai penerus Rasul Petrus. Dari Alkitab, kita mengetahui janji Yesus bahwa Ia akan menyertai Gereja-Nya sampai akhir jaman:
      Mat 16:18 :"Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya."
      Mat 28:20: "Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
      Maka penghormatan umat kepada Paus, yang adalah penerus Rasul Petrus, adalah karena kita menghormati Yesus yang telah menepati janji-Nya dan menyertai Gereja-Nya. Penyertaan ini sungguh terbukti dengan campur tangan Yesus dalam menjaga kesatuan Gereja, yang ada di bawah pimpinan Paus. Paus adalah seseorang yang menggabungkan generasi kita dengan generasi Apostolik, karena ia adalah penerus Petrus yang menjadi pemimpin para Rasul/ murid Kristus. Maka ia layak dihormati seperti dahulu jemaat awal juga menghormati Petrus. Namun jelas di sini, penghormatan kepada Paus tidak sama dengan penghormatan kepada Tuhan.

      2. Perikop Luk 17:20-37 yang isinya paralel dengan perikop Mat 24:37-42 menceritakan tentang kedatangan Kristus yang kedua di akhir jaman. Ayat yang Pearl kutip adalah ayat 34-36:
      "Aku berkata kepadamu: Pada malam itu ada dua orang di atas satu tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. Ada dua orang perempuan bersama-sama mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan." (Kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.)
      Ayat-ayat ini seharusnya dibaca dalam konteks ayat sebelumnya, yaitu ayat 26, "Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari kedatangan Anak Manusia…. "  Yesus memberikan contoh-contoh yang disebutkan pada ayat 34-36, untuk dikaitkan dengan konteks musibah banjir air bah pada jaman Nabi Nuh, agar kita dapat mengetahui gambaran kira-kira tentang Kedatangan-Nya yang kedua. Maka, kita mengetahui bahwa, Kedatangan Yesus yang kedua itu:
      – datang secara tidak disangka-sangka/ diduga
      – datang pada saat sehari- hari pada orang-orang melakukan kegiatannya seperti biasa (tidur, mengilang/ menggiling atau bekerja di ladang).
      – pemisahan Tuhan atas yang diselamatkan dan yang tidak, tidak memperhitungkan hubungan kedekatan antara manusia yang satu dengan yang lain.

      Maka, menurut interpretasi yang disetujui oleh Gereja Katolik, ayat-ayat 34-36 ini tidak untuk diinterpretasikan sebagai "pengangkatan rahasia", karena ayat-ayat ini tidak untuk diartikan terlepas dari konteksnya, yaitu air bah zaman Nabi Nuh, yang disebutkan oleh Yesus di awal ajaran tentang akhir jaman ini. Pada jaman Nabi Nuh, bencana air bah dapat diketahui/ dialami oleh publik, jadi bukan sesuatu kejadian yang terjadi secara rahasia, dan pada saat itu malah yang diselamatkan adalah orang-orang yang tertinggal di bumi (yaitu Nuh dan keluarganya, sebanyak 8 orang) sedangkan orang-orang yang ‘dilenyapkan’ adalah orang-orang yang jahat. Ini malah terbalik dengan arti yang ingin disampaikan oleh para rapturist. Namun demikian, meskipun diartikan bahwa yang diangkat adalah orang-orang yang benar, dalam ayat itu tidak dikatakan bahwa Yesus akan datang secara ‘rahasia’ untuk mengadakan pengangkatan umat pilihan-Nya.
      Demikian yang bisa saya sampaikan mengenai interpretasi ayat Luk 17:34-36 tersebut, menurut ajaran Gereja Katolik. Jika Pearl ingin mengetahui lebih lanjut tentang hal ini,
      silakan membaca artikel ini: Akhir jaman menurut Gereja Katolik, bagian 1 (silakan klik) dan bagian 2 (silakan klik)
      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org

  15. Ibu Inggrid..
    terima kasih untuk jawabannya…pemaparan ibu mengenai second coming, rapture, dsb sangat membukakan pengetahuan dan iman saya mengenai ajaran iman Katolik (jujur saya baru tahu). Selama ini, saya hanya meraba-raba, atau bahkan bingung mengenai hal tersebut. Ingin mengetahui namun ternyata terkadang menemukan orang yang kurang tepat untk menjelaskan mengenai ini. Benar yang dikatakan ibu Inggrid, banyak versi mengenai pandangan rapture ini. Sementara Gereja Katolik sendiri jarang (sampai sekarang saya belum pernah mendengar) mengenai ajaran rapture ini. Barulah melalui situs ini saya dapat mengetahui bagaimana ajaran iman Katolik mengenai rapture dan second coming. Saya doakan selalu untuk kemajuan web ini. Saya juga mnggu artikel-artikel yang lain. Tuhan memberkati. Soli deo glori…

  16. Salam damai sejahtera

    Dear Ingrid

    Misi Yesus dalam penyelamatan umat manusia memang sudah selesai, sewaktu wafat di kayu salib, tetapi penamatan dunia belum berakhir.

    Bukankah Yesus berkata : BapaKu sampai sekarang masih bekerja.

    Kalau Bapa masih bekerja pastilah Anak Manusia juga masih harus bekerja , sebab masih belum masuk ke dalam sabat perhentian Allah.

    Salam
    Machmud

    • Shalom Machmud,
      Ya benar, rencana keselamatan Allah belum selesai, sebab terpenuhinya baru pada saat akhir jaman nanti. Namun perkataan terakhir Yesus di kayu salib, “Sudah selesai” (Yoh 19:30) mengacu pada pemenuhan misi keselamatan yang dilakukan oleh Yesus di dunia. Oleh karena itu, para Bapa Gereja dan Gereja Katolik tidak melihat kemungkinan adanya Yesus perlu kembali ke dunia dan memimpin kerajaan 1000 tahun.

      Setelah Yesus wafat, bangkit dan naik ke surga, Ia mengutus Roh Kudus kepada para Rasul pada hari Pentakosta, yang diyakini sebagai hari kelahiran Gereja. Maka, karya keselamatan Allah dilanjutkan oleh Gereja melalui sakramen-sakramen oleh karena Roh Kudus yang telah dicurahkan kepada Gereja. Maka benar, dalam pengertian ini, Allah Bapa dan Allah Putera tidak berhenti bekerja.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org

  17. Shalom,,
    saya ingin menanyakan:
    apakah memang orang yang diselamatkan sudah ditentukan sejak awal mula sebelum dilahirkan ke dunia?
    bagaimana tanggapan Bpk Stef atau Ibu Ingrid mengenai film Knowing, dimana ketika kiamat, orang pilihan akan diberi langit dan bumi baru dan orang bukan pilihan tetap di bumi dan mengalami kiamat?(kata teman ada ayatnya di wahyu). Apakah memang film tersebut fiksi tidak berelasi dengan kepercayaan umat Kristen, layaknya film da vinci code?

    • Shalom Lopre,
      Pertanyaan anda sebetulnya mengarah kepada apakah Tuhan pada awal mula dunia sudah menentukan sebagian manusia ciptaan-Nya ke surga dan sebagian ke neraka? Paham ini lebih dikenal dengan prinsip "Double Predestination" yang diajarkan oleh John Calvin. Mengenai topik ini kami bermaksud akan membuat artikel terpisah.

      Pada prinsipnya Gereja Katolik mengajarkan "predestination", tetapi tidak "double predestination". Maksudnya, adalah demikian:
      1. Allah menghendaki semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran (1 Tim 2:4). Namun, Allah tidak memaksakan kehendak-Nya kepada manusia. Karena kasih-Nya yang besar,  Ia memberikan kebebasan kepada manusia, apakah manusia mau mengikuti panggilan-Nya atau menolak-Nya. Stef pernah menjawabnya di sini, silakan klik , terutama pada point 3. Allah adalah Kasih dan Keadilan. Nah, Allah yang Maha Kasih ini memberikan kepada semua orang, rahmat yang cukup untuk dapat mengenali-Nya sebagai Sang Kebenaran. Namun memang selanjutnya manusia mempunyai kehendak bebas untuk taat kepada-Nya atau tidak.
      2. Karena Allah Maha Tahu, maka sudah sejak dari awal mula penciptaan, Dia mengetahui siapa-siapa saja yang setelah menerima rahmat-Nya akan bekerja sama dengan Dia, dan siapa-siapa saja yang menerima rahmat-Nya namun tidak bekerja sama dengannya dengan mengikuti kehendak/ pengertiannya sendiri. Sebab bagi Tuhan yang tak terbatas oleh waktu, segala yang sudah lampau, yang terjadi saat ini maupun yang akan terjadi di saat yang akan datang, akan terpampang dihadapan-Nya sebagai saat ini. Maka dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa sudah dari sejak awal mula, Allah mengetahui siapa-siapa yang akan masuk Surga, dan siapa-siapa yang akan masuk ke neraka. Maka sebelum seseorang dilahirkan, Tuhan sudah tahu nantinya orang itu masuk ke surga atau tidak. Namun demikian, Allah tidak dengan secara aktif menentukan/ menjebloskan seseorang ke neraka.

      Saya belum pernah menonton film Knowing, sehingga saya tidak dapat berkomentar lebih jauh. Namun sekilas dari yang anda sampaikan sepertinya itu berkaitan dengan doktrin gereja Protestan mengenai "secret Rapture" di akhir jaman. Silakan membaca topik ini dalam artikel seri akhir jaman bagian 1 (silakan klik) dan bagian 2 (silakan klik), artikel mengenai Rapture (silakan klik), dan juga jawaban pertanyaan tentang Rapture ini (silakan klik).
      Jika masih ada pertanyaan, silakan bertanya di bawah artikel tersebut.

      Film Da Vinci Code dapat dikatakan fiksi karena memang tidak ada kaitannya dengan doktrin Gereja dan mengambil data historis yang distortif. Namun, sebenarnya jika film Knowing ini berhubungan dengan teori secret rapture, dan double predestination, sepertinya film ini juga fiktif, sebab pandangan ini tidak berakar dari pengajaran para rasul dan tidak sesuai dengan ajaran Gereja Katolik.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org

      • Syalom Ibu Ingrid

        Masa penderitaan atau zaman antikris itu berapa lama ?
        Ada yang bilang 3,5 tahun ada juga yang mengatakan 7 tahun.
        Menurut ajaran Gereja kita yang benar itu 3,5 tahun atau 7 tahun ?
        Jika 3,5 tahun berdasarkan apa dan jika 7 tahun darimana kita bisa tahu hal itu.
        Mohon pencerahan.

        Laras

        • Shalom Laras,

          Kemungkinan mereka yang memperkirakan bahwa masa antiKristus adalah tiga setengah tahun, mengambil ayat Why 12:14, “Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.”

          Lalu yang memperkirakan tujuh tahun, kemungkinan mengambil dasar dari Kitab Daniel yang menubuatkan tujuh puluh tujuh kali tujuh masa yang diinterpretasikan sebagai masa selang antara pembangunan kembali bait Allah di Yerusalem sampai kedatangan Kristus yang pertama, sampai pada kejatuhan Yerusalem. Namun, tak dapat dipungkiri, ada orang- orang yang menginterpretasikan perikop ini untuk memperkirakan kedatangan Kristus yang ke dua. Ay.27, yang menyebutkan ‘satu kali tujuh masa’ tersebut diinterpretasikan oleh sekelompok orang sebagai tujuh tahun masa antiKristus, sebelum akhir dunia.

          Menurut pengetahuan saya, Gereja Katolik tidak berusaha untuk menginterpretasikannya secara definitif tentang perincian tujuh puluh kali tujuh masa ini. Interpretasi tentang topik ini yang dikompilasikan oleh St. Jerome lebih menekankan kepada pentingnya keseluruhan tujuh puluh tujuh kali tujuh masa, ketimbang perinciannya yang dapat diartikan berbeda- beda, disesuaikan dengan penggunaan idiomatik dari perkiraan angka-angka dalam tradisi Ibrani. Dalam kompilasinya, St. Jerome mengutip banyak interpretasi tentang tujuh puluh tujuh kali masa tersebut, dari banyak Bapa Gereja, yang tidak sama satu dengan lainnya. St. Jerome sendiri mengutip interpretasi Yahudi memperkirakan keseluruhan tujuh puluh tujuh kali masa tersebut sebagai masa yang dimulai dari tahun pertama Raja Darius, sampai pada kehancuran Yerusalem di abad pertama. Pada akhir ke enampuluh dua masa, Kristus wafat. Bangsa yang menolak-Nya akan binasa, dan ini terpenuhi pada jaman Kaisar Vespasian, yang membuat perjanjian damai dengan umat Yahudi selama tiga setengah tahun, namun ketika Kaisar Hadrian menggantikannya selama tiga setengah tahun berikutnya, Yerusalem hancur seluruhnya.

          Demikian, hal nubuatan tentang akhir jaman ini seharusnya membuat kita semakin rendah hati untuk mengakui keterbatasan kita sebagai manusia untuk memahami segala sesuatu yang tertulis dalam Kitab Suci. Maka yang terpenting adalah kita berjaga- jaga dan mempersiapkan diri akan Saat itu, tanpa perlu dipusingkan untuk berusaha menghitung kapankah saatnya, karena Kristus sudah mengatakan kepada kita bahwa tentang hari dan saatnya, tak ada seorangpun yang dapat mengetahuinya (lih. Mat 25:13).

          Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
          Ingrid Listiati- katolisitas.org

Comments are closed.