Apakah peran iman dalam spiritualitas?

Dalam hal persatuan dengan Tuhan melalui misteri Keselamatan, iman mengambil peranan penting. Iman bukan berarti kepercayaan subjektif bahwa pasti kita diampuni sehingga kita tidak perlu melakukan apa pun, melainkan iman yang objektif, yang diawali dengan pertobatan sejati dan diikuti dengan proses memperbaiki diri, yaitu suatu perjuangan untuk menjadikan diri kita semakin mirip dengan Tuhan yang menciptakan kita. Katekismus mengajarkan:

“Iman adalah suatu anugerah Allah, satu kebajikan adikodrati yang dicurahkan oleh-Nya… diperlukan rahmat Allah yang mendahului serta menolong, pun juga bantuan batin Roh Kudus, yang menggerakkan hati dan membalikkannya kepada Allah, membuka mata budi, dan menimbulkan ‘pada semua orang rasa manis dan menyetujui dan memercayai kebenaran’.”[1]

Dalam hal ini, iman yang dimaksud adalah ketaatan iman (Rm 16:26; 1:5) yang diberikan kepada Allah yaitu dengan cara mempersembahkan ketaatan kita secara penuh yang mencakup kehendak dan akal budi, dan dengan mematuhi dan menyetujui segala kebenaran yang dinyatakan oleh Tuhan kepada kita.[2] Kebenaran yang dinyatakan oleh Kristus dilanjutkan oleh Gereja-Nya, Gereja Katolik, sehingga ketaatan total kepada Tuhan membawa kita kepada ketaatan kepada Gereja. Karena itu, ketaatan tidak saja mencakup taat kepada Firman Tuhan yang tertera pada Kitab Suci, tetapi juga kepada Gereja-Nya, karena keduanya sejalan dan tidak dapat dipisahkan.

Ketaatan iman membantu spiritualitas, karena iman yang sedemikian mengarahkan kita kepada Allah yang telah menyatakan kehendak-Nya melalui Gereja-Nya. Spiritualitas berkenaan dengan persatuan dengan Allah; dan persatuan ini tidak dapat dicapai tanpa kebenaran tentang Allah. Ajaran/ dogma iman menjadi dasar bagi spiritualitas sebab ajaran tersebut membangkitkan kesadaran religius yang dapat mengarahkan seseorang kepada tujuan akhir hidupnya, yaitu persatuan dengan Allah. “Jika dogma adalah bentuk sempurna dari semua kehidupan spiritual, itu hanya karena kehidupan spiritual yang otentik adalah dogma yang dilaksanakan (dogma in actu)…. Tak ada spiritualitas otentik yang tidak menerapkan dogma ke dalam perbuatan.”[3]

 


[1]KGK 153, mengutip Dei Verbum, 5.

[2]Dei Verbum, Dokumen Vatikan II, Konstitusi Dogmatis tentang Wahyu Ilahi 5, “Kepada Allah yang menyampaikan wahyu manusia wajib menyatakan “ketaatan iman” (Rm 16:26; lih. Rm 1:5; 2Kor 10:5-6). Demikianlah manusia dengan bebas menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah, dengan mempersembahkan “kepatuhan akal budi serta kehendak yang sepenuhnya kepada Allah yang mewahyukan”, dan dengan secara sukarela menerima sebagai kebenaran wahyu yang dikurniakan olehNya.”

[3]Henry De Lubac, quoted in In the Fullness of Faith, by Hans Urs von Balthasar. (San Francisco: Ignatius Press, 1988), p. 56.De Lubac, Theological Fragments, (San Francisco: Ignatius Press, 1989), p. 118.

SEE ALL Add a note
YOU
Add your Comment
 

Doa St. Thomas Aquinas

Allah Pencipta segala sesuatu, Sumber terang dan kebijaksanaan yang sejati, asal mula segala makhluk, curahkanlah seberkas cahaya-Mu untuk menembus kegelapan akal budiku. Ambillah dariku kegelapan ganda yang menyelimutiku sejak lahir, suatu ketidak-mengertian karena dosa dan ketidak-tahuan. Berilah kepadaku, pengertian yang tajam dan ingatan yang kuat dan kemampuan untuk memahami segala sesuatu dengan benar dan mendasar. Karuniakanlah kepadaku talenta untuk menjelaskan dengan tepat dan kemampuan untuk mengutarakannya dengan saksama, luwes dan menarik. Tunjukkanlah bagaimana aku memulainya, arahkanlah perkembangannya dan bantulah sampai kepada penyelesaiannya. Kumohon ini demi Yesus Kristus Tuhan kami. Amin.

Review Kursus

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus.