Apakah itu kebenaran, dan mengapa Yesus adalah Kebenaran?

St. Thomas Aquinas mendefinisikan kebenaran sebagai “kesesuaian antara pikiran (thought) dengan realitas sesuatu (thing)”.

St. Thomas Aquinas mendefinisikan kebenaran sebagai “kesesuaian antara pikiran (thought) dengan realitas sesuatu (thing)”.[1] Artinya, kebenaran terletak pada pikiran atau akal budi yang memahami dan pada sesuatu yang dipahami sesuai dengan akal budi. “Kebenaran ditemukan dalam akal budi, sesuai dengan bahwa ia memahami sesuatu sebagaimana adanya; dan dalam sesuatu, … bahwa sesuatu itu sesuai dengan akal budi. Dalam derajat tertinggi, kebenaran ditemukan di dalam Tuhan. Sebab ke-Tuhanan-Nya [His being] bukan saja sesuai dengan akal budi-Nya, tetapi justru adalah tindakan dari akal budi-Nya; dan tindakan-Nya dalam memahami menjadi ukuran dan sebab dari setiap makhluk dan setiap akal budi, dan Ia sendiri adalah keberadaan-Nya sendiri dan tindakan memahami. Karena itu, kebenaran bukan hanya ada di dalam Dia, tetapi Ia adalah Kebenaran itu sendiri, dan Sang Kebenaran yang pertama dan tertinggi.”[2] Bagi manusia, kebenaran diperoleh dari kebijaksanaan pikirannya, sedangkan pada Allah, kebenaran adalah kebijaksanaan-Nya, dan kebijaksanaan-Nya adalah kegiatan/ tindakan-Nya (lih. Keb 7:26). Juga dikatakan dalam Kitab Suci, “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi…” (Yoh 1:1-3). Firman Allah  adalah hikmat/ kebijaksanaan[3] dan pengetahuan [atau pikiran] Allah (bdk. Ams 8:12), sebab dengan kebijaksanaan, Allah mengetahui dan memahami segalanya (Keb 9:11), termasuk diri-Nya sendiri.

Itulah sebabnya, Kristus Putra Allah menyatakan Diri-Nya sebagai, “Jalan, Kebenaran dan Hidup” (Yoh 14:6). Dalam  Kristuslah, wahyu yang penuh tentang kebenaran ilahi diberikan. Sebab tidak seorang pun mengenal Bapa selain Putra-Nya (lih. Mat 11:27); dan Putra-Nya itulah yang menyatakan Allah Bapa (lih. Yoh 1:18); sebab dalam Kristus lah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allah-an” (Kol 2:9).[4]

Cara lain untuk memahaminya adalah demikian: Telah disebutkan, kebenaran adalah kesesuaian antara pikiran dengan kenyataan. Kebenaran yang mendasar bagi kita adalah: 1) Allah menciptakan alam semesta dan segala isinya, termasuk manusia. 2) Allah Pencipta ini mahakasih dan setia, sehingga Ia mengutus Yesus Putra-Nya untuk menyelamatkan umat manusia yang tidak setia, supaya manusia tidak binasa melainkan beroleh kehidupan kekal (lih. Yoh 3:16). 3) Kuasa kehidupan kekal dari Allah mengatasi kuasa dosa dan maut. 4) Penerapan kebenaran di dalam hidup adalah kesesuaian antara apa yang dilakukan dengan apa yang dikatakan.

Jadi Kebenaran tidak untuk dihubungkan dengan “apa” tetapi “Siapa”; bukan semata terletak pada sebuah kitab, tetapi pada Seorang Pribadi, yaitu: Yesus Kristus. 

Ketika hal tentang kebenaran ini dipenuhi dalam diri Yesus: 1) Yesus adalah Firman Allah yang dengan-Nya Allah menciptakan segala sesuatu (lih. Yoh 1: 1-2);  2) Firman ini menjadi manusia dan Ia menyatakan kasih yang terbesar dengan menyerahkan nyawa-Nya untuk sahabat-sahabat-Nya (Yoh 15:13) ketika mereka masih berdosa (lih. Rom 5:8); 3) Dengan sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya dari maut, Yesus mengalahkan kuasa dosa dan maut. 4) Yesus melakukan semua yang diajarkan-Nya; apa yang dikatakanNya, digenapiNya: Sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya sesuai dengan apa yang pernah dikatakanNya; Yesus mengampuni dan mendoakan orang-orang yang telah menyalibkanNya, sesuai dengan ajaran-Nya agar kita mengasihi semua orang, bahkan musuh. Penggenapan kebenaran ini secara sempurna dalam diri Yesus, menjelaskan mengapa Yesus disebut Kebenaran itu sendiri. Sebab dalam diri Yesus segala kebenaran itu dinyatakan.

Jadi Kebenaran tidak untuk dihubungkan dengan “apa” tetapi “Siapa”; bukan semata terletak pada sebuah kitab, tetapi pada Seorang Pribadi, yang bernama: Yesus Kristus. Dan Kristus itu kini terus berkarya sampai akhir zaman, melalui Gereja-Nya, yaitu Gereja Katolik.

 


[1]St. Thomas Aquinas, Summa Theologica (ST) I, q.16, a.1.

[2]Ibid. ST I, q.16, a.5.

[3]Firman Tuhan dihubungkan dengan kebijaksanaan: “….mereka telah menolak firman Tuhan, maka kebijaksanaan apakah yang masih ada pada mereka?” (Yer 8:9). Kristus adalah hikmat Allah (1 Kor 1:24).

[4]Lih. Dominus Iesus (DI), 5.

SEE ALL Add a note
YOU
Add your Comment
 

Doa St. Thomas Aquinas

Allah Pencipta segala sesuatu, Sumber terang dan kebijaksanaan yang sejati, asal mula segala makhluk, curahkanlah seberkas cahaya-Mu untuk menembus kegelapan akal budiku. Ambillah dariku kegelapan ganda yang menyelimutiku sejak lahir, suatu ketidak-mengertian karena dosa dan ketidak-tahuan. Berilah kepadaku, pengertian yang tajam dan ingatan yang kuat dan kemampuan untuk memahami segala sesuatu dengan benar dan mendasar. Karuniakanlah kepadaku talenta untuk menjelaskan dengan tepat dan kemampuan untuk mengutarakannya dengan saksama, luwes dan menarik. Tunjukkanlah bagaimana aku memulainya, arahkanlah perkembangannya dan bantulah sampai kepada penyelesaiannya. Kumohon ini demi Yesus Kristus Tuhan kami. Amin.

Review Kursus

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus.