Apakah arti “Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan”?

Orang yang murah hati adalah orang yang melakukan karya belas kasih, baik secara jasmani maupun rohani, yang membantu sesamanya, tidak dengan maksud manusiawi, tetapi dengan iman, yaitu karena mengasihi Allah.

Keadilan dan kemurahan hati adalah dua hal yang tak terpisahkan. Keadilan tanpa kemurahan hati adalah kekejaman, sedangkan kemurahan hati tanpa keadilan adalah pemborosan. Orang yang murah hati adalah orang yang melakukan karya belas kasih, baik secara jasmani maupun rohani, yang membantu sesamanya, tidak dengan maksud manusiawi, tetapi dengan iman, yaitu karena mengasihi Allah. Pada Penghakiman Terakhir, Kristus akan menerima orang-orang yang murah hati ini ke dalam Kerajaan-Nya (lih. Mat 25:35-35).

Orang yang murah hati adalah orang yang merasakan kesusahan orang lain, seolah itu adalah kesusahannya sendiri.

Karena itu, kemurahan hati ataupun belas kasih tidak hanya untuk dihubungkan dengan tindakan amal atau derma, tetapi juga dalam hal menanggung beban sesama demi kasih kepada Tuhan. St. Agustinus mengajarkan bahwa Tuhan Yesus menyebut berbahagia, mereka yang menolong orang-orang yang susah, sebab mereka melihat bahwa mereka sendiri pun beruntung telah dibebaskan dari kesusahan.[1] Maka orang yang murah hati adalah orang yang merasakan kesusahan orang lain, seolah itu adalah kesusahannya sendiri. Dengan demikian, ia akan mau mengampuni orang yang bersalah kepadanya, karena ia sadar bahwa ia pun memerlukan pengampunan dari Tuhan. Inilah inti dari perumpamaan tentang pengampunan (lih. Mat 18:21-35). Orang yang murah hati akan rela mengampuni orang yang bersalah kepadanya “sebanyak tujuh puluh kali tujuh kali,” yang maksudnya, tak terbatas. Dasarnya adalah, sebab ia pun telah banyak kali bersalah terhadap Tuhan. Dengan demikian kita melaksanakan apa yang setiap kali kita daraskan dalam doa Bapa Kami, “Ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami.”

Allah mengajarkan kepada kita, bahwa kemurahan hati Allah akan kita terima, asalkan kita pun bermurah hati kepada sesama.

Allah mengajarkan kepada kita, bahwa kemurahan hati Allah akan kita terima, asalkan kita pun bermurah hati kepada sesama. Demikianlah yang dialami oleh pencuri yang disalibkan di sebelah kanan Yesus. Ia tidak memikirkan dirinya sendiri, namun memikirkan keselamatan pencuri di sebelah kiri Yesus yang menghujat Dia. Dalam penderitaannya, sang pencuri yang bertobat itu mengajak rekannya berpikir tentang kesalahan mereka sendiri, dan mengakui bahwa Yesus tidak bersalah. Ia kemudian juga mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Raja, di saat hampir semua murid Yesus malah meninggalkan Dia. Kata pencuri yang bertobat itu, “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja” (Luk 23:42). Dan Yesus menanggapi kemurahan hatinya dengan kemurahan hati yang tak tertandingi, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus” (Luk 23:43).[2]

 


[1]St. Agustinus, seperti dikutip oleh St. Thomas Aquinas dalam Catena Aurea, Mat 5:7.

[2]Lih. Fulton J. Sheen, The Cross and the Beatitudes, (Missouri, USA: Liguori/ Triumph, 2000), p. 30.

SEE ALL Add a note
YOU
Add your Comment
 

Doa St. Thomas Aquinas

Allah Pencipta segala sesuatu, Sumber terang dan kebijaksanaan yang sejati, asal mula segala makhluk, curahkanlah seberkas cahaya-Mu untuk menembus kegelapan akal budiku. Ambillah dariku kegelapan ganda yang menyelimutiku sejak lahir, suatu ketidak-mengertian karena dosa dan ketidak-tahuan. Berilah kepadaku, pengertian yang tajam dan ingatan yang kuat dan kemampuan untuk memahami segala sesuatu dengan benar dan mendasar. Karuniakanlah kepadaku talenta untuk menjelaskan dengan tepat dan kemampuan untuk mengutarakannya dengan saksama, luwes dan menarik. Tunjukkanlah bagaimana aku memulainya, arahkanlah perkembangannya dan bantulah sampai kepada penyelesaiannya. Kumohon ini demi Yesus Kristus Tuhan kami. Amin.

Review Kursus

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus.