Teologi kemakmuran: ajaran gampang tapi salah!

Berikan sumbangan, maka engkau akan menerima kembali berlipat ganda.

Seruan untuk memberikan sumbangan finansial kepada misi evangelisasi dengan iming-iming untuk mendapatkan kembali apa yang diberikan secara berlipat ganda, seperti yang sering didengungkan oleh para televangelists yaitu para evangelis yang melakukan pewartaan melalui media televisi. Di satu sisi, mendukung misi evangelisasi adalah baik, namun kalau dilakukan dengan motivasi untuk mendapatkan kembali berlipat ganda apa yang akan diberikan, maka motivasi ini keliru. Dalam hal ini, seolah-olah sumbangan dilakukan bukan dengan alasan kasih, namun menjadi suatu urusan bisnis, yang dilihat dari segi untung dan rugi. Pemikiran seperti ini adalah suatu gambaran akan maraknya teologi kemakmuran.

Dalam artikel ini, kita akan melihat latar belakang dari teologi kemakmuran, pengaruh materialisme pada teologi kemakmuran. Lebih lanjut kita akan menelaah bahwa teologi seperti ini justru bertentangan dengan: 1) Alkitab, 2) jemaat perdana, 3) kehidupan para santa-santo, 4) akal sehat, 5) dimensi eskatologi. Dan pada akhirnya, kita akan melihat tentang apakah sebenarnya yang dimaksud dengan “hidup berkelimpahan“, yang sering didengung-dengungkan oleh banyak orang, terutama oleh penganut teologi kemakmuran. Dengan memahami makna  “hidup berkelimpahan” secara benar, maka kita dapat menempatkan nilai-nilai kekristenan dan semangat Injil di tempat yang semestinya. Yaitu,  hidup berkelimpahan ini terutama menyangkut hal spiritual dan mengarah pada tujuan akhir manusia, yaitu persatuan abadi dengan Allah di dalam Kerajaan Sorga, tanpa melihat apakah orang tersebut kaya maupun miskin secara jasmani.

I. Definisi dan sejarah teologi kemakmuran

1. Latar belakang teologi kemakmuran.

Teologi kemakmuran mulai dipopulerkan di Amerika pada waktu belakangan ini, terutama dengan menjamurnya televangelist yang cukup populer, dengan gaya penginjilan yang khas dan berapi-api. Secara prinsip, teologi kemakmuran mengajarkan bahwa Tuhan tidak hanya memberikan berkat spiritual, namun terutama adalah berkat kesehatan dan kekayaan. Dan kerap kali kesehatan dan kekayaan dapat diterima sebagai akibat dari tindakan menabur (seeding), yaitu dengan memberikan perpuluhan. Bahkan dikatakan bahwa kekayaan adalah suatu tanda bahwa akan kasih Tuhan kepada umat-Nya.

Kita dapat melihat akan beberapa pernyataan dari beberapa televangelist maupun pendeta-pendeta terkenal, salah satunya adalah Joel Osteen yang mengatakan di salah satu kotbahnya:

Bagaimana untuk hidup dalam kemenangan total? Yesus yang mati, telah bangkit pada hari ke-tiga. Yesus berkata “karena saya hidup, maka engkau juga akan memperoleh kehidupan.” Diinterpretasikan bahwa Yesus menginginkan kita semua untuk mendapatkan hidup yang berkelimpahan: hidup yang bukan dipenuhi dengan kebiasaan buruk, bukan hidup yang biasa-biasa saja. Bukan kemenangan setengah-setengah, di mana kita mempunyai keluarga yang baik, kesehatan yang baik, namun senantiasa mempunyai masalah dengan masalah keuangan. Ini bukanlah kemenangan yang total. Kalau Tuhan melakukan sesuatu di satu area, Dia akan melakukan juga di area yang lain. Orang yang mengalami masalah kesehatan dan menerimanya sebagai sebuah salib, adalah tidak benar, karena Yesus telah membayar semuanya, sehingga kita dapat bebas secara total – yang berarti bebas dari kebiasaan buruk maupun kecanduan, bebas dari ketakutan dan kekuatiran, bebas dari kemiskinan dan kekurangan, bebas dari kerendahan diri. Karena Yesus telah membayar harga agar kita bebas, maka kita harus bebas secara total. Untuk dapat bebas, maka kita harus tahu siapa diri kita, yang adalah anak-anak Allah, yang bukan orang-orang yang biasa, telah direncanakan oleh Allah sebagai pemenang, yang mempunyai kesehatan yang baik, dan juga banyak uang untuk membayar tagihan-tagihan, …

Kalimat-kalimat di atas adalah merupakan gambaran tentang teologi kemakmuran, yang ingin mengedepankan kesuksesan dan kemakmuran di dunia ini, seperti: relasi sesama yang baik, keluarga yang baik, punya harga diri yang baik, kesehatan yang baik, dan juga mempunyai kekayaan – sebagai manifestasi dari kebebasan yang total, yang seolah-olah ditawarkan oleh Yesus, karena Yesus telah membayar lunas seluruhnya. Dikatakan, dengan pengorbanan Kristus, maka seluruh umat Allah harus hidup dalam kelimpahan, termasuk dalam urusan kesehatan dan kekayaan. Namun, apakah benar bahwa pesan ini adalah sesuai dengan semangat Injil?

2. Pengaruh materialisme terhadap teologi kemakmuran.

Kalau kita melihat secara lebih cermat, maka kita dapat melihat bahwa materialisme yang melanda dunia ini mempengaruhi teologi kemakmuran. Dunia yang dilanda materialisme – paham di mana kesuksesan, kehormatan dan kemampuan seseorang menjadi parameter apakah seseorang menjadi berharga atau tidak, masuk ke dalam teologi kemakmuran. Hal ini dapat dibuktikan dengan perkembangan teologi kemakmuran yang baru marak di abad ke-20 ini, di mana materialisme melanda dunia dalam segala bidang.

Materialisme – paham yang percaya bahwa yang benar-benar ada adalah sesuatu yang bersifat materi – memberikan pengaruh kepada teologi kemakmuran. Rahmat Allah yang terbesar – yaitu janji akan kebahagiaan Sorgawi – direduksi menjadi kebahagiaan yang bersifat duniawi dan bersifat material, seperti rumah, kesehatan, kekayaan. Dengan demikian, efek dari pengorbanan Kristus di kayu salib direduksi menjadi kebahagian semu yang ada di dunia ini. Alasan untuk mendapatkan kebahagiaan material yang dibayar dengan pengorbanan Kristus, rasanya menjadi terlalu murah dan terlihat menjadi kesia-siaan, karena memang Kristus bukan datang ke dunia untuk memberikan kebahagiaan duniawi namun kebahagiaan sorgawi. Mari kita membandingkan teologi kemakmuran dengan prinsip-prinsip Alkitab.

II. Teologi kemakmuran salah dalam menangkap pesan Alkitab dan tidak didukung oleh kesaksian jemaat perdana.

1. Teologi kemakmuran bertentangan dengan Alkitab.

a. Memang ada bagian di Alkitab yang menyatakan bahwa Tuhan akan memberikan kemakmuran bagi orang-orang pilihan-Nya. Dikatakan “Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini.” (Ul 8:18). Kita juga melihat bagaimana kitab Amsal mengatakan “Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya.” (Ams 10:22).

b. Namun di satu sisi, Alkitab juga mengatakan bahwa penderitaan – kurangnya kekayaan dan kesehatan – bukan sebagai bukti bahwa Allah tidak mengasihi umat-Nya. Kita melihat di kitab Ayub, di mana diceritakan bahwa Ayub yang saleh dan jujur serta takut akan Tuhan (lih. Ay. 1:1), tertimpa bencana. Dia kehilangan semua yang dimilikinya, termasuk kekayaannya, ternaknya, termasuk keluarganya, dan juga kesehatannya. Dan teman-teman Ayub mempergunakan teologi kemakmuran, dengan mengatakan “7 Camkanlah ini: siapa binasa dengan tidak bersalah dan di manakah orang yang jujur dipunahkan? 8  Yang telah kulihat ialah bahwa orang yang membajak kejahatan dan menabur kesusahan, ia menuainya juga.” (Ay. 4:7-8). Teman-teman Ayub melihat bahwa kesengsaraan Ayub adalah sebagai akibat dari dosa-dosanya, karena dalam pemikiran mereka, Allah akan memberikan kelimpahan materi, kesehatan yang baik, serta kehidupan keluarga yang baik, bagi orang-orang yang menjalankan perintah Allah. Namun, pemikiran ini tidak dibenarkan oleh Allah (lih. Ay 42:7). Dari kitab Ayub ini, kita sebetulnya melihat dimensi lain dari penderitaan, yang bukan sebagai hukuman atas dosa, namun sebagai penderitaan yang innocent, yang selayaknya diterima sebagai suatu misteri. ((Paus Yohanes Paulus II, Salvifici Doloris, 11)) Paus Yohanes Paulus II dalam ensiklik Salvific Doloris, menyingkapkan penderitaan sebagai kesempatan untuk pertobatan, yang membangun kebaikan dari orang yang mengalaminya. ((ibid, 13)) Dengan demikian, pengajaran teologi kemakmuran, yang melihat bahwa penderitaan fisik (jasmani maupun kemiskinan) sebagai sesuatu yang salah, seolah menutup adanya rahmat Allah yang dapat bekerja secara istimewa kepada orang-orang yang sedang mengalami penderitaan fisik.

Walaupun Kristus mengatakan “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” (Mt 6:33), yang sering menjadi ayat andalan dari teologi kemakmuran, namun di ayat-ayat yang lain, Kristus juga memperingatkan para murid untuk berhati-hati terhadap bujukan mamon. Dikatakan “Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” (Mt 6:24). Bahkan ditegaskan sekali lagi “Sebab lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.” (Lk 18:25). Dengan demikian, penekanan bahwa Tuhan pasti akan memberikan berkat-berkat material sebagai tanda kasih-Nya kepada umat manusia, tidaklah menyampaikan kebenaran penuh akan pesan Kristus. Hal ini  bahkan dapat menyesatkan, terutama jika Kristus kemudian seolah digambarkan sebagai tokoh semacam ‘sinterklas’ yang membagi- bagi hadiah.

2. Teologi kemakmuran bertentangan dengan kehidupan jemaat perdana.

Kalau kita menganalisa sejarah kekristenan, maka kita akan dapat melihat bahwa pada masa awal kekristenan, bukan kekayaan materi dan kesehatan yang baik, yang mereka dapatkan, namun justru dikejar-kejar oleh penguasa. Kita dapat melihat contoh mulai dari Yesus yang akhirnya meninggal di kayu salib, para rasul yang juga menderita dan mati dalam penganiayaan, para jemaat perdana yang juga menderita dan banyak yang meninggal dalam mempertahankan iman mereka. Tubuh mereka bukannya mendapat kesehatan yang baik, namun sering berakhir pada perut singa-singa yang buas. Mereka inilah yang dengan setia memegang dan menjalankan pengajaran Kristus sampai pada titik mengorbankan diri mereka. Mereka mencintai kebenaran yang diwartakan oleh Kristus lebih daripada harta kekayaan mereka, melebihi tubuh mereka dan melebihi nyawa mereka. Bahkan dikatakan bahwa Gereja dibangun di atas darah para martir.

3. Teologi kemakmuran bertentangan dengan kehidupan para santa-santo.

Kalau kita mempelajari kehidupan para santa-santo, maka kita melihat bahwa mereka adalah orang-orang yang dipakai oleh Tuhan dengan begitu luar biasa. Mereka senantiasa bekerjasama dengan rahmat Tuhan, sehingga menghasilkan buah-buah yang limpah, dalam membawa banyak orang kepada Tuhan, melalui doa- doa dan  karya kerasulan mereka. Namun, apakah mereka mempunyai kesehatan yang baik serta kekayaan yang berlimpah? Mayoritas dari kehidupan para santa-santo diwarnai dengan begitu banyak penderitaan. Namun demikian mereka tetap memiliki keberanian untuk mengasihi Kristus dalam kondisi tersulit apapun. Kita melihat Santo Fransiskus dari Asisi, yang meninggalkan kekayaannya demi untuk mengikuti Kristus secara lebih total. Dia menjadi santo yang besar dalam sejarah Gereja, bukan karena kekayaannya, namun karena keberaniannya dalam mengikuti Kristus, termasuk dalam hal kemiskinan, kemurnian dan ketaatan. Lihatlah kehidupan Santo Thomas Moore dari Inggris, yang memilih kehilangan keluarga, kekayaan dan jiwanya untuk tetap setia pada Kristus dengan setia terhadap pengajaran Gereja Katolik.

4. Teologi kemakmuran bertentangan dengan akal sehat.

Kalau kasih Kristus kepada umat-Nya diukur dari seberapa banyak umat-Nya menerima berkat finansial, maka sungguh sangat disayangkan, dan bahkan tidak sesuai dengan akal sehat. Bayangkan nasib dari begitu banyak penduduk miskin di dunia. Menurut data tahun 2001, ada 1,1 milyar orang masuk dalam garis kemiskinan yang ekstrim dan 2,7 milyar masuk dalam garis kemiskinan, yang hidup kurang dari US$ 2 (Rp 18,000) per hari. Ini berarti ada sekitar 40% dari populasi dunia berada di bawah garis kemiskinan. Bahkan dikatakan bahwa 6 juta anak-anak meninggal setiap tahun atau sekitar 17,000 meninggal setiap hari. Kalau kekayaan material adalah identik dengan kasih Tuhan, maka bagaimana mungkin, kita dapat mengatakan bahwa Tuhan tidak mengasihi orang-orang miskin dan anak-anak yang meninggal setiap hari karena kemiskinan? Bagaimana mungkin bahwa Tuhan pilih kasih dan memberikan hukuman kepada mereka yang hidup dalam kemiskinan, dan sebagian bukanlah akibat kesalahan mereka sendiri…

5. Teologi kemakmuran menghilangkan dimensi eskatologi.

Dengan memberikan penekanan pada kemakmuran material di dunia ini, maka teologi kemakmuran secara tidak langsung mengaburkan dimensi eskatologi – yaitu yang berhubungan dengan akhir zaman. Penekanan yang terlalu banyak akan kebahagiaan material dari teologi kemakmuran membuat seseorang berfokus pada apa yang terjadi di dunia ini dan mengaburkan apa yang menjadi tujuan akhir dari seorang Kristen, yaitu berkumpul bersama dengan Allah untuk selamanya di dalam Kerajaan Sorga.

Kita tahu bahwa seorang Kristen hidup di dunia ini, namun bukan dari dunia ini. Seorang Kristen harus mempunyai kesadaran bahwa apa yang dialami di dunia ini hanyalah bersifat sementara, karena pada saatnya nanti ketika kemah kita di dunia ini dibongkar, maka Allah telah menyediakan tempat kediaman abadi di Sorga (lih. 2Kor 5:1). Seorang Kristen harus tahu bahwa kebahagiaan sejati bukanlah kebahagiaan material, namun kebahagiaan spiritual, yang akan diterima dan dialami secara penuh pada saat kita masuk dalam Kerajaan Sorga.

III. Arti yang sesungguhnya dari “hidup berkelimpahan“.

Kalau teologi kemakmuran menekankan kemakmuran material, maka sebenarnya tidak ada yang salah dengan kata “kemakmuran“, namun yang menjadi masalah adalah penekanan kemakmuran pada hal-hal yang bersifat material. Berjuang untuk memperbaiki taraf hidup, tentu merupakan sesuatu yang baik. Namun tentang hasilnya, apakah kita menjadi kelimpahan atau tidak secara duniawi, bukanlah yang menjadi fokus utama dalam kehidupan umat beriman. Sebab bukan itu yang menjadi janji Tuhan yang terutama. Kalau Tuhan memberi rejeki duniawi berkelimpahan, puji Tuhan. Kalau tidak, juga tetap puji Tuhan! Tuhan mengetahui yang terbaik bagi kita. Tuhan memang tidak melarang, bahkan mengajarkan kita untuk memohon rejeki/ makanan secukupnya setiap hari, dan ini kita ucapkan dalam Doa Bapa Kami. Janji inilah yang ditepati-Nya pada orang-orang yang percaya kepada-Nya. Namun Tuhan tidak menjanjikan kelimpahan materi kepada setiap orang. Memang Yesus mengatakan “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” (Yoh 10:10). Rasul Paulus juga menekankan hidup yang berkelimpahan, namun bukan berkelimpahan dari sisi material, namun berkelimpahan dalam kasih karunia (lih. Rm 5:20; Ef 2:7) dan oleh kekuatan Roh Kudus, kita dapat hidup berlimpah-limpah dalam pengharapan (lih. Rm 15:13), serta kelimpahan akan iman, kebajikan, penguasaan diri, ketekunan, kesalehan, kasih (lih. 2Pet 1:6-8).

Dengan demikian, kita melihat bahwa kasih karunia Allah dicurahkan secara melimpah kepada umat yang terus bekerjasama dengan rahmat Allah. Namun, Yesus sendiri tidak pernah menjanjikan kelimpahan material, walaupun Dia juga akan memberikan rejeki kepada orang-orang yang mencari Kerajaan Allah dan bertanggung jawab terhadap panggilan hidupnya. Dia mengatakan kepada para murid yang telah meninggalkan segala sesuatu untuk mengikuti Yesus “Dan setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal.” (Mt 19:29). Apakah “seratus kali lipat” adalah merupakan janji untuk mendapatkan sesuatu yang bersifat material (harta, kedudukan, kesehatan, dll) ataukah sesuatu yang bersifat spiritual? Untuk melihat ini, maka kita dapat melihat apa yang terjadi pada para rasul. Apakah para rasul mendapatkan kekayaan? Tidak sama sekali. Bahkan, semua rasul mendapatkan penderitaan dan kematian karena mengikuti dan mengajarkan kebenaran Kristus. Namun, di tengah-tengah penderitaan mereka, mereka tetap menerima rahmat yang berkelimpahan, yaitu rahmat spiritual – kegembiraan dalam menghadapi penderitaan dan rahmat pengharapan yang tak pernah surut, karena percaya akan janji Kristus.

Dengan demikian, makna dari hidup berkelimpahan sebagai rahmat yang mengalir sebagai orang yang percaya dan senantiasa bekerjasama dengan rahmat Allah adalah senantiasa bermakna spiritual, entah orang tersebut kaya maupun miskin. Atau kita harus menyetujui bahwa rahmat spiritual adalah lebih penting daripada rahmat material, karena spiritual adalah lebih utama dan kekal daripada material yang bersifat hanya sementara. Dengan demikian, hidup berkelimpahan terbuka bagi siapa saja, baik bagi yang kaya maupun yang miskin, yang berarti Tuhan memberikan kesempatan yang sama bagi semua orang. Bahkan orang-orang yang miskin mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk mendapatkan hidup yang berkelimpahan, karena mereka adalah orang-orang yang senantiasa mengandalkan belas kasih Tuhan. Dikatakan “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.” (Mt 5:3) Dengan memberikan penekanan bahwa keutamaan hidup berkelimpahan adalah sesuatu yang bersifat spiritual, maka umat Allah akan senantiasa berfokus pada sesuatu yang spiritual dan mengarahkan pandangan pada tujuan akhir, yaitu persatuan abadi dengan Allah di dalam Kerajaan Sorga tanpa juga melupakan kebaikan badan yang harus dipenuhi selama kita berada di dunia ini.

Kesimpulan:

Dari pemaparan di atas, maka terlihat bahwa teologi kemakmuran adalah teologi yang berfokus pada sesuatu yang bersifat material dan sementara, yang bertentangan dengan pesan Kristus sendiri – yang senantiasa mengutamakan rahmat spiritual dan tujuan akhir dari manusia, yaitu persekutuan abadi dengan Allah di dalam Kerajaan Sorga. Dengan demikian, teologi kemakmuran terlalu menyederhanakan – mungkin lebih tepatnya membelokkan – pesan Injil. Teologi kemakmuran menjadi sangat berbahaya di tengah-tengah kehidupan yang didominasi oleh materialisme, karena seolah-olah mereka mendapatkan pembenaran dari orientasi mereka ke hal-hal yang bersifat material.

Para Bapa Gereja dan jemaat Kristen awal, tidak pernah mengajarkan tentang penekanan terhadap kemakmuran jasmani. Sebaliknya, yang diajarkan mereka adalah untuk menunjukkan kasih kita kepada Tuhan sampai ke titik darah penghabisan: menyebarkan Injil meski di dalam keadaan kekurangan dan penganiayaan, dan bahkan berani menyerahkan nyawa demi mempertahankan iman.

Sesuatu yang perlu direnungkan adalah buah- buah dari pengajaran Teologi sukses itu. Apakah umat jadi mau prihatin dan lebih berbelas kasih kepada sesama, atau malah cenderung menjadi sombong, dan menganggap bahwa orang miskin itu ‘layak’ miskin karena dosa mereka, sehingga mereka tidak diberkati? Bukankah ini namanya menghakimi? Hubungannya dengan Tuhan bisa seperti hubungan ‘dagang’, seolah mau memberi sekian persen penghasilan dengan harapan menerima berlipat ganda dari Tuhan, semacam investasi saja. Belum lagi kalau Teologi ini membuat umat menjadi terikat dengan kenikmatan materi, dan ini sudah pasti tidak sesuai dengan ajaran Kitab Suci, sebab malah dikatakan bahwa cinta uang adalah akar dari segala kejahatan (1 Tim 6:10); atau bahkan Tuhan Yesus mengajarkan agar menjadi sempurna seseorang dipanggil untuk memberikan semua harta miliknya kepada orang miskin dan kemudian mengikuti Dia (Mat 19:21).

Selayaknya kita mengingat bahwa Tuhan Yesus sendiri memilih untuk lahir sebagai orang miskin, untuk mengajarkan kepada kita untuk hidup ‘miskin di hadapan Allah’ (Mat 5:3). Semoga kita sebagai murid- murid Kristus dapat diberi kebijaksanaan untuk menilai mana ajaran yang berasal dari Tuhan, dan mana yang bukan. Dan agar jangan sampai kita memilih- milih ajaran, yang mudah dan enak didengar kita terima, tetapi yang sulit kita tolak. Kita harus berdoa agar kita dimampukan oleh Tuhan untuk melaksanakan “segala sesuatu yang diperintahkan oleh-Nya” (lih, Mat 28:20) dan bukan untuk memilih- milih ajaran sesuai dengan kehendak sendiri.

4.5 4 votes
Article Rating
81 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
pardohar
pardohar
11 years ago

Syalom … Sering saya mendengar kata “perkenanan Allah” atau favor God’s. Dan ada sebuah gereja yang berpedoman dengan prinsip tsb dalam kehidupannya bergereja. Menurut mereka hubungan gereja sebagai anggota tubuh Kristus dan Kristus sebagai kepala adalah hubungan yang dekat/ intim seperti hubungan suami istri. Apakah gereja yang berkenan di hadapan Allah dan di hadapan manusia itu sudah pasti akan melahirkan kebaikan, yang tentunya kebaikan tersebut dapat diterima oleh semua pihak. Jika ada gereja yang ditolak oleh warga sekitarnya, apakah hal tersebut dikarenakan ada anggota gereja tsb yang tidak berkenan. Atau memang kabar baik yang diwartakan oleh gereja tersebut yang ditolak.… Read more »

pardohar
pardohar
Reply to  Stefanus Tay
11 years ago

Syalom Bpk. Stef

Terimakasih atas penjelasanya, semoga motif yang benar dalam pelayanan di gereja dapat menular kepada jemaatnya, dan menciptakan rumah tangga yang rukun dan damai seperti yang diharapkan kita bersama.

Terimakasih salam damai Kristus.

michale
michale
Reply to  pardohar
10 years ago

Salam Damai Sejahtera tanggapan sy dr semua diskusi di sni 1.Tuhan tidak m’benci org kaya,namun Tuhan tidak berkenan pada org kaya yg m’gantungkan hidup sepenuh nya pd harta nya,m’gantikan Tuhan dng harta x_x 2.Harta kekayaan bukan lah ukuran untuk rahmat ato berkat Tuhan 3.Teologi kemakmuran mmg suatu p’ajaran yg menyimpang dr ajaran Kasih Yesus,m’ukur ato m’batasi kasih Allah pd manusia sebatas harta,sungguh mnyedihkan…bagi kami ato kita org Katolik dn p’ikut Kristus lain selayak nya menyadari bahwa tujuan kita m’ikut ajaran Yesus adl keselamatan dn hidup kekal..jng sampai seperti org kaya,dlm crita Lazarus(bacaan minggu 29’sept’13) 4.Pd forum ini tidak ada p’hakiman,melainkan… Read more »

loren
loren
12 years ago

Matius 21:12-13 Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dan berkata kepada mereka: /”Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun. Kutipan ayat ini sempat jadi bahan diskusi kami dalam sebuah forum. Benarkan Yesus marah ? Mungkin saja benar. Tapi ..benarkah Bait Allah dijadikan tempat berdagang ? Ini masih tanda tanya. Sebab Bait Allah tempat yang amat suci dan tidak mungkin ada manusia yang melakukan perbuatan kotor disana karena itu sama dengan menghina Allah. Dan imam-imam kepala… Read more »

Liem Watuseke
Liem Watuseke
12 years ago

Syaloom….salam dari manado…nimbrung yach Saya percaya bahwa Teologi Kemakmuran atau apa pun namanya adalah salah satu yang perlu kita refleksikan sebagai Gereja yang satu, kudus, katolik n apostolik. Masalah sebenarnya adalah bukan mencari siapa yang salah atau yang benar. Tapi saya lebih percaya ‘seandainya ini dari Roh Kudus maka pemahaman ini tidak dapat dibendung’. kalau seandainya, Tuhan mau agar kita memahami seperti para teolog kemakmuran memahami hidup yang berkelimpahan…ya monggo…tapi seandainya kita percaya bahwa Allah yang mengasihi siapapun kita tanpa membedakan status ekonomi kita….ya monggo juga….satu hal yang kupercaya bahwa Allah yang maha adil akan menghakimi para nabi-nabi palsu dan… Read more »

Liem Watuseke
Liem Watuseke
Reply to  Stefanus Tay
12 years ago

Bener….bener….tapi saya hanya merasa kebenaran yang sedang kita diskusikan membawa kita pada pemikiran bahwa kitalah seolah-olah menjadi allah. Jangan sampai bahwa Allah juga memang memakai cara-cara yang diamini dan diamini oleh para teolog dan mereka yang percaya kepada ‘injil kemakmuran’….:D

[dari katolisitas: Pada akhirnya, sebagai umat Katolik kita dihadapkan pada dua pilihan: mempercayai apa yang kita pikir benar atau mempercayai apa yang Gereja Katolik ajarkan. Kalau kita mengatakan bahwa Gereja Katolik dapat salah, maka pendapat kita pribadi dapat lebih salah.]

anton
anton
12 years ago

Ulasan yg bagus tentang teologi kemakmuran Secara pribadi memang menjadi hak tiap individu untuk mengimani teologi kemakmuran atau tidak. Tapi saya ingin berbagi sedikit pengalaman saya di akhri Tahun 2011 Saya mendapatkan ini melalui seorang pembicara Perkatakan yg baik serap setiap berkah yg Tuhan berikan,percaya berkat akan turun 100x lipat 1000xlipat.doa yg harus diperkatakan setiap hari,ketika saya lakukan dan perkatakan tiap hari yg ada bukan nya kemakmuran tapi sebuah kemrosotan ekonomi cukup membuat iman saya down,karena di satu sisi pengajaran ini tanpa disadari mengajak kita utk mengukur kasih Allah dr segi materi,ketika unsur materi ini tak tercapai secara manusia respon… Read more »

leonard
leonard
12 years ago

Syaloom,, Mao tanya.Saya jg lg bergumul. Kalau orang ga mau atau ga berani menjual semua dan tingallin harta,keluarga,pekerjaannya untuk melayani Tuhan itu salah? Apakah melayani Tuhan itu kita musti susah setiap hari jadi Tuhan berkenan kepada kita? Saya sempat di suruh ama Guru agama saya untuk belajar alkitab di Malang. Karena saya ketinggalan banyak. Waktu itu saya baru selesai operasi tumor otak. Saya kaget wkt itu karena ga ada kepikiran untuk jadi pendeta. tp saya ttp bilang ama kluarga mgkn mao ke malang karena janji ama guru agama saya. tp saya ttp ga yakin. Tiba2 penyakit saya kambuh lg. dan… Read more »

leonard
leonard
Reply to  Stefanus Tay
12 years ago

Syaloom Pak Stefanus Terima kasih atas jawabannya. Saya membuat kaul itu beberapa bulan yang lalu ketika saya benar2 putus asa karena sakit parah, (kata teman saya, saya sedang melacurkan diri kepada Tuhan). Apakah itu terhitung sebagai nazar? Saya juga ingin bertanya pada kesempatan ini. Saya ingin belajar Katakumen, dan ingin memulai dari dasar. Karena itu saya menolak kesempatan ikut SHBDR, karena saya ingin dasar kuat dulu. Apakah ini salah? Apakah saya tidak mengandalkan kekuatan Tuhan? Karena di SHBDR ada pencurahan Roh Kudus kalau saya tidak salah. Tapi saya pikir (padahal belum tentu saya mendapat karunia Roh) melompat dalam iman seperti… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  leonard
12 years ago

Shalom Leonard, Tentang kaul/ nazar, Katekismus Gereja Katolik mengajarkan: KGK 2102    “Kaul, yakni janji kepada Allah yang dibuat dengan tekad bulat dan bebas mengenai sesuatu yang mungkin dan lebih baik, harus dipenuhi demi keutamaan agama” (KHK, Kan. 1191 ? 1). Kaul adalah satu tindakan penyerahan diri, yang dengannya warga Kristen menyerahkan diri kepada Allah atau menjanjikan satu perbuatan baik kepada-Nya. Dengan memenuhi kaulnya, ia mempersembahkan kepada Allah, apa yang telah ia janjikan atau ikrarkan. Santo Paulus misalnya, sebagaimana disampaikan Kisah para Rasul, sangat memperhatikan supaya memenuhi kaulnya (Bdk. Kis 18:18; 21:23-24). Dengan demikian, jika anda pernah membuat suatu janji kepada… Read more »

leonard
leonard
Reply to  Ingrid Listiati
12 years ago

Syaloom Ibu Inggrid

Ketika saya membuat kaul itu sepertinya saya hanya memikirkan diri saya tidak utk perbuatan baik pada-Nya. Tetapi saya akan memikirkan kaul saya kembali. Karena sudah terucap. Walau tidak bisa persis seperti yang saya ucapkan. Karena saya berjanji “tidak akan ragu2 ke Malang utk belajar Agama (saya nangkap nya ketika saya di suruh ama guru agama saya ke sana untuk jadi pendeta)

1. Kalau saya belajar di Jakarta? Apakah itu menyalahi kaul saya?
2. Terima kasih buat nasehatnya, tp karena saya dibilang tidak apa2 untuk SHBDR walaupun tidak dibaptis atau sudah ikut katekumen. Jadi saya daftar.

Maria
Maria
12 years ago

Apakah di dalam agama Katolik terdapat hukum tanam-tuai; dalam arti apabila kita berbuat baik, kita akan mendapat buah yang baik (seperti dalam hukum karma dalam agama Budha)? Apakah yang dimaksudkan dalam 2Kor9:6? Terima kasih sebelumnya.

budi sur
budi sur
13 years ago

terimakasih atas pencerahan yang luar biasa..
yang membikin kita semakin rendah hati , tidak mengandalkan materi tetapi memuliakan Tuhan di segala kondisi, dan mengingatkan kita supaya tidak menghakimi orang dengan istilah diberkati dan tidak diberkati berdasarkan materi dan kesehatannya.

prast
prast
13 years ago

wah..wah..kenapa website ini gak muncul 20 tahun lalu ya? just kidding. saya sangat terharu membaca artikel ini. semoga makin banyak umat Katholik yang membacanya, dan semoga makin banyak imam yang membahasnya di misa. dunia kita makin materialistis. suara kebenaran mesti makin sering didengungkan. tks.

widiatmo
widiatmo
Reply to  prast
13 years ago

Saya seorang penyandang cacat tubuh, 40 tahun yang lalu guru agama saya seorang pastor SY, menguatkan saya bahwa cacat saya bukan hukuman dari Tuhan, Tuhan hanya ingin saya ikut memanggul salibnya seperti Simon dari Kirene, ini menguatkan saya. Dengan keahlian/tugas saya, saya telah menjelajah Eropa, puji Tuhan. Tetapi bukan itu masalahnya, tetapi saya merasa tetap bersyukur, kecacatan saya/ salib, saya panggul dengan pasrah, bukan merupakan penghalang karier.

Kris
Kris
Reply to  widiatmo
13 years ago

Pak Widiatmo,

Kalau boleh apakah bisa dishare pengalaman hidup bapak di katolisitas. Sharing pengalaman hidup bapak tentu bisa menambah kekayaan rohani pembaca katolisitas.

Salam

widiatmo
widiatmo
Reply to  Kris
13 years ago

Background saya seorang engineer, tak fasih bicara. Tetapi walau hanya satu kalimat, ungkapan dari pastor sangat mengurangi beban/ rasa rendah diri saya. Saat itu buku Injil adalah barang langka, saya bingung atas ucapannya. Ketika mengajar di kelas beliau khusus bercerita tentang Simon dari Kirene, tanpa menyinggung dialog saya dengan beliau, tetapi saya merasa pelajaran ini ditujukan untuk saya. Ada pertanyaan saya : Adakah para Penggembala saat ini ( yang notabene terlalu sibuk ) sempat menyentuh kebutuhan pribadi umatnya yang berkebutuhan khusus ? Satu kalimat saja, siapa tahu menggugah semangat, membangkitkan rasa harga diri. Bantuan materi mungkin perlu, tetapi bantuan semangat… Read more »

Kris
Kris
Reply to  widiatmo
13 years ago

Terimakasih pak Widiatmo, atas sharingnya,

Tuhan memberkati Anda dan keluarga.

Bernardus Aan
Bernardus Aan
Reply to  widiatmo
13 years ago

Syukur kepada Allah Bp. Widiatmo…..meskipun singkat tulisan anda telah tetapi telah menginspirasi dan memberkati saya untuk benar-benar secara tulus bersyukur kepada Tuhan.

Terimakasih dan Tuhan memberkati anda.

Shaloom…

Robert
Robert
13 years ago

Saya sangat setuju pengertian yang salah ini dipublikasikan , supaya semua umat Katolik yang sudah kena masuk angin dan berpindah ke gereja-gereja semacam ini , untuk kembali lagi ke Gereja yang Kudus, Katholik dan Apostolik. Gerejanya Para Rasul yang didirikan oleh Tuhan Yesus sendiri. Bukan gereja yang dibentuk oleh orang jaman modern sekarang yang banyak bertentangan dengan semangat gereja perdana. Hal ini penting untuk segera dipublikasikan karena banyak Umat Katholik yang belum mengerti menjadi sasaran atau target gereja semacam ini …..kalo perlu dimasukan dalam siaran tv….karena gereja Katholik udah diserang melulu , tapi kita diam saja, akhirnya umat kita banyak… Read more »

Robert
Robert
13 years ago

Saya sangat setuju memang Teologi Kemakmuran membodohi umat Kristiani, banyak umat kristiani yang dibodohi dengan khotbah yang berapi api untuk cuma ditarikin duitnya. Umat yang sudah susah masih harus membayar perpuluhan hanya untuk menambah kehidupan mewah para pendetanya. Terus pendetanya bilang “Tuhan memberkati saya”. Ini gawat memang….saya lebih menyebutnya gereja Religious Entertainment….dengan sound system yang hebat2, panggung yang hebat, penyanyi dan musik yang profesional, yang dibawakan secara berapi api persis kayak pertemuan MLM. Makanya gereja ini umumnya berkembang dengan metode Franchise. Padahal Tuhan Yesus telah berkata “Jangan jadikan Rumah Bapaku Sarang Penyamun” Penyamun itu identik dengan kata Pencuri yang kerjanya… Read more »

kusuma
kusuma
13 years ago

mungkin kata yang terbaik dalam mempelajari teologi kemakmuran adalah……..” SUDAH CUKUP ”
itu saja dan direnungkan serta di terima dgn hati terbuka….. pasti kita akan merasakan……

[dari katolisitas: mohon untuk memperjelas pesan, sehingga tidak menimbulkan arti ganda]

budiaryotejo
budiaryotejo
13 years ago

WAH..WAH INI BARU LUAR BIASA PENJELASAN BU INGRID & PAK STEF…..
BAGAIMANA KALO SAYA BERKEINGINAN UNTUK MENGEXPOSE TOPIK INI DALAM ACARA TELEVISI…..

SAYA YAKIN DAN AKHUL YAKIN PASTI PARA PROTESTANT AKAN MENYADARI BETAPA OTAK MEREKA SUDAH DI BRAINWASH AMA PARA PENDETA2 YANG SANGAT BANYAK PUNYA PAHAM TEOLOGI KEMAKMURAN SEMACAN INI.

COBA LIHAT KOTBAH [edit: nama pendeta dihapus] ….!

TOPIK INI PERLU DISOSIALISASIKAN DI SELURUH GEREJA KATOLIK DI INDONESIA AGAR KITA SEMUA BENAR2 MEMMAHAMINYA. BISA MELALUI SELEBARAN,MAJALAH2 KATHOLIK,MEDIA MASA RELIGI DSB.

SAYA SANGAT MENDUKUNG.

budiaryotejo
budiaryotejo
Reply to  Stefanus Tay
13 years ago

Saya setuju pak…..
Maaf klo saya gunakan huruf besar krn ketidaktahuan saya, next time sy ikuti guidance.

Tuhan Yesus memberkati………

budiaryotejo
budiaryotejo
Reply to  Stefanus Tay
13 years ago

Buat Pak Martinus,

Ada lho waktu saya di Semarang dikoran lokal Suara Merdeka mungkin setahun yang lalu kalo tidak salah ,gereja itu beriklan dengan berhadiah Mercy terbaru…….wow hebat juga tuh greja.
Bikin greja non katholik lainnya pada syuuuurprise………………………dan bikin gereja kaholik ngelus dada…….abis malu ah ………mosok agama dibikin kaya iklan kacang,perment,tahapan bca n lain2.

Kita doakan Smoga mereka segera sadar………..

Martinus
Martinus
13 years ago

Bahkan ada pula gereja yang menawarkan hadiah demi menarik umat datang beribadat… dalam iklannya,tulisan hadiah/doorprize dipampang paling jelas. Ternyata memang jika tidak ada,ibadat menjadi sepi

Isa Inigo
Isa Inigo
13 years ago

Katolisitas YTH. Sekedar komentar. Saya sebagai orang Katolik merasa asing dengan ajaran teologi kemakmuran. Saya melihat kehidupan orang Katolik lebih low-profile dibandingkan dengan saudara-saudara Protestan, apalagi Evangelist. Kadang-kadang Katolik dikritik kurang berani mewartakan Injil. Namun mereka tetap low-profile, seolah tanpa beban. Menurut seorang imam, Teologi Katolik ialah teologi salib. Bersolider dengan sesama yang menderita dan menjadi bagian dari kesusahan dunia yang merindukan keselamatan kekal ini. Bukankah Yesus itu menjadi yang pribadi yang dolider pada orang miskin. Ia telah menjadi miskin. Berbahagialah yang miskin, kata Yesus. Tentu saja Ia akan memberi bekal harta secukupnya, tetapi tentu tidak ingin manusia umatNya menjadi… Read more »

chianx
chianx
13 years ago

Salam,
Bu Ingrid, bisakah dijelaskan awal mula teologi kemakmuran memasuki beberapa denominasi Protestan ini? Karena orang Protestan ada juga yang menghayati kemiskinan sebagai rahmat, contohnya bruder Roger dari Taize.
Trima kasih sebelumnya.

Ingrid Listiati
Reply to  chianx
13 years ago

Shalom Chianx, Teologi kemakmuran atau Prosperity Theology memang baru marak dikenal di abad terkahir ini (abad 20), dan sering dikaitkan dengan berdirinya gerakan Pentekostal dan karismatik dalam gereja Protestan. Kebanyakan, dasar ayat yang dipakai adalah Mal 3:10, Ul 8:18, Mrk 11:24, Yoh 10:10, dan 3 Yoh 2-4. Para pendukung teologi kemakmuran ini misalnya adalah Joel Osteen -pendeta Lakewood church, Paul dan Jan Crouch dengan Trinity Broadcasting Network yang mereka kelola, Joyce Meyer dan Benny Hinn yang juga sudah dikenal di Indonesia. Namun di dalam tubuh gereja Protestan sendiri, teologi kemakmuran ini juga dikecam oleh banyak tokoh, seperti Rick Warren, pendeta… Read more »

Heinriz
Heinriz
13 years ago

Salam kasih Bu Inggrid,

Barangkali Ibu ingat kisah Zakheus yang disambut Yesus. seperti itulah kedekatan yang saya maksud.

Lagipula, jika Tuhan memberikan berkat extra materi pd seseorang, apakah itu harus dimengerti orang itu dikutuk Tuhan?
Tentu tidak bukan?
bisa saja Tuhan punya maksud.

Harta benda itu baik, karena itu ia bisa jadi persembahan, tapi menempatkan secara tidak wajarlah yg salah.

Ingrid Listiati
Reply to  Heinriz
13 years ago

Shalom Heinriz, 1. O, jika itu yang dimaksud, nampaknya anda perlu memperjelas maksud anda. Sebab kedekatan Yesus dengan Zakheus, bukan disebabkan karena ia orang kaya, tetapi karena ia orang berdosa (Luk 19:7). Nah, orang yang berdosa ini (termasuk anda dan saya), bisa saja kaya atau miskin, semua dekat di hati Yesus, karena Dia datang untuk menyelamatkan orang berdosa, yang disebut dalam kata kiasannya sebagai domba yang hilang (Luk 19:10; Luk 15:1-7). 2. Benar pandangan anda, jika Tuhan memberikan extra materi pada seseorang, bukan berarti orang itu dikutuk oleh Tuhan. Saya juga tidak mengatakan demikian. Hanya Tuhan mengajarkan bahwa Ia tidak… Read more »

Heinriz
Heinriz
Reply to  Ingrid Listiati
13 years ago

Salam Bu Inggrid, Maaf baru sempat menanggapi lagi. Kalau begitu saya kira pandangan kita sudah sama, hanya saja mungkin ada kata-kata saya yang kurang informatif sebelumnya. Memang sayapun tidak bermaksud mengatakan kekayaan adalah ukuran orang itu dekat dengan Tuhan. Disayangkan bahwa ada jemaat Kristen tertentu yang bahkan mengatakan bahwa orang-orang kaya adalah orang yang dekat dengan Tuhan, sementara orang miskin dianggap sedang dikutuk Tuhan. Sebenarnya intinya saya hanya hendak mengatakan bahwa: 1. Kekayaan itu berasal dari Tuhan, dalam hal inilah saya katakan Tuhan dekat dengan orang Kaya seperti yang dinyatakan dalam Ayub 1:21, namun tidak bisa dimengerti bahwa orang kaya… Read more »

Heinriz
Heinriz
13 years ago

saya percaya bahwa Tuhan dekat dan amat memberkati orang-orang kaya.
namun, terhadap orang miskinlah Ia menyamakan diri-Nya (Mat 25:40)

Ingrid Listiati
Reply to  Heinriz
13 years ago

Shalom Heinriz, Kitab Suci tidak mengajarkan, “Tuhan dekat dan amat memberkati orang- orang kaya“, seperti yang anda katakan. Yang dikatakan dalam Kitab Suci adalah: “TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.” (Mzm 34:18) “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.” (Mat 5:3) “Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa” (Luk 1:53) Kepada orang kaya yang bodoh, yang hanya mengumpulkan harta untuk dirinya sendiri, malah Allah tidak berkenan (lih. Luk 12:13-21). Yesus berkata, “Sekali lagi Aku… Read more »

Mercy
Mercy
13 years ago

Salam Pak Stef/bu Inggrid,

Apakah “hidup yg berkelimpahan” dalam Yoh 10: 10 itu dapat diartikan KEHIDUPAN KEKAL? Tuhan Yesus datang untuk memberikan Nyawa-Nya, spy kita memperoleh Hidup yang Kekal. Tks a lot katolisitas.

Pax!
Mercy

Yunita
Yunita
Reply to  Stefanus Tay
13 years ago

Bro, Masak iya sih hidup berkelimpahan hanya ada dalam Yesus ?

Bagaimana dengan ayat ini :
Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya,dan berkata kepada-Nya: “Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku.”

Iblis juga bisa memberikan hidup yang berkelimpahan dengan syarat menyembah dia.Dan itu banyak dilakukan oleh orang-orang yang tidak mengenal kebenaran sebab mereka dan dunia ini milik iblis.

Ingrid Listiati
Reply to  Yunita
13 years ago

Shalom Yunita, Hidup berkelimpahan yang dimaksud di sini adalah hidup berkelimpahan yang sejati, yang bermuara dalam hidup ilahi dalam Allah. Sebab jika kita hidup dan tinggal di dalam Tuhan, maka kita akan dapat mengalami kebahagiaan sejati yang tidak dapat diberikan oleh dunia ini. Inilah yang dijanjikan oleh Yesus, dan ini tidak dapat diberikan oleh siapapun yang lain. Adalah kebijaksanaan Tuhan, perihal Ia akan memberkati seseorang secara jasmani di samping secara rohani, namun yang jelas, hanya Tuhanlah yang dapat memberikan kelimpahan berkat dan rahmat dalam hidup seseorang, yang puncaknya adalah kehidupan kekal di surga. Salam kasih dalam Kristus Tuhan, Ingrid Listiati-… Read more »

Yunita
Yunita
Reply to  Ingrid Listiati
13 years ago

Bro kalian berdua jangan hanya bisa menyalakan segala sesuatu yang tidak sesuai dengan ajaran Katolik.se-akan2 hanya gereja Katolik saja yang paling benar (sebab kalian membanggakan gereja Katolik adalah gereja yang didirikan oleh Kristus). Aku tidak melihat ada yang salah dalam teologi kemakmuran, dari tulisan2 diatas kita tahu bahwa kekayaan itu asalnya bisa dari Yesus, tapi juga bisa dari iblis, tergantung kemana kita mengharapkannya. Jadi sekalipun sampeyan berdua memberikan / mempersembahkan harta kekayaan sampeyan seluruhnya pada Tuhan, kalau Tuhan tidak memberkati, jangan harap akan keberkatan. Bagi mereka yang meyakini ajaran teologi kemakmuran ,memang tampaknya dengan keyakinan mereka akan kebenarannya, mereka diberkati… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  Yunita
13 years ago

Shalom Yunita, Jika kami mengatakan bahwa ajaran teologi kemakmuran itu salah, itu karena ajaran tersebut tidak menyampaikan kebenaran Firman Tuhan secara keseluruhan. Kitab Suci sendiri memang menyampaikan bahwa segala berkat datang dari Tuhan, dan tentu kami sebagai umat Katolik juga mengimani demikian. Namun Kitab Suci yang sama juga mengajarkan agar kita tidak terikat dengan segala berkat jasmani/ materi, karena kecintaan kita akan kemakmuran materi ini malah menjadi akar dosa (1 Tim 6:10) yang dapat memisahkan kita dari Tuhan. Ada banyak pengajaran Tuhan Yesus yang mengatakan agar seseorang tidak mengagungkan kemakmuran materi, seperti telah dijabarkan di artikel dan jawaban- jawaban di… Read more »

Yunita
Yunita
Reply to  Ingrid Listiati
13 years ago

Syalom Katolisitas ING : Maka jika seseorang mau dengan obyektif mempelajari keseluruhan Kitab Suci, dan bukan hanya memilih sebagian ayat- ayatnya saja. YUN : bukankah anda juga memilih sebagian ayat-ayat saja, yang sesuai dengan topik yang sedang dibicarakan ? ING : Yesus sendiri di masa hidup-Nya di dunia hidup sebagai orang miskin secara materi. Orang- orang yang PALING DIKASIHI oleh Yesus yaitu Bunda Maria, Santo Yosef dan para Rasul, semuanya adalah orang- orang yang miskin secara materi. YUN : Tapi Yesus juga MENGASIHI Zakheus (seorang pemungut cukai, tapi yang tidak seperti GAYUS) yang notabene orang kaya. mengutip tulisan Ibu Larasati… Read more »

Isa inigo
Isa inigo
Reply to  Yunita
13 years ago

Sdri Yunita, mesti sadar bahwa kita hidup di era yang tidak adil. Orang kaya raya seperti Anda harusnya memperjuangkan keadilan. Bukan malahan merasa benar. Coba bacalah Mat 25: 31 – 45. Siapa menurut Yunita yang akan masuk hidup yang kekal? Maaf menurutku, fundamentalisme itulah yang membuat ketidakadilan di bumi. Dengan membangun gereja-gereja yang besar dan megah di pelosok tanah air, justru mayoritas penduduk Moslem merasakan ketidakadilan dari kaum Anda. Dan karena mereka tak tahu perbedaan bethany dan gereja-gereja protestan apalagi Katolik, maka semua gereja jadi dimusuhi oleh kaum moslem terutama fundamentalis. Maka jika Katolik mewartakan kebenaran, akan tahulah kaum moslem… Read more »

Budi Darmawan Kusumo
Budi Darmawan Kusumo
Reply to  Yunita
13 years ago

Syalom saudariku Yunita, Saya akan mencoba menanggapi beberapa pernyataan anda : YUN : bukankah anda juga memilih sebagian ayat-ayat saja, yang sesuai dengan topik yang sedang dibicarakan ? Tanggapan 1 : Masalahnya ayat – ayat yang diambil “sebagian” itu berkaitan dengan KESELURUHAN PENGAJARAN PADA KITAB SUCI. Jadi bukan mengambil ayat – ayat YANG MENDUKUNG PENDAPAT ANDA sendiri. Tapi kalau saya melihat tanggapan anda, kayaknya anda masih kurang mengerti pernyataan dari Ibu Ingrid. Yang berbahaya didalam teologi kemakmuran itu adalah banyaknya orang berpikir dan meyakini bahwa KAYA = DIBERKATI TUHAN / DISAYANG TUHAN, MISKIN = DIBENCI TUHAN. Nah, inilah yang dikatakan… Read more »

Antonius H
Antonius H
Reply to  Yunita
13 years ago

Salam Ibu Yunita, boleh saya ikut komentar? Saya awam, pelaku bisnis yg setiap hari bergumul dgn usaha mencari peluang dan uang, tapi saya bukan penganut teologi kemakmuran dan sukses. Masalahnya juga kita mendefinisikan berkat itu apa? bagi saya kira2 begini ; berkat adalah segala sesuatu yang membawa saya mendekat dan mengenal Allah, didalamnya (mungkin) termasuk jalan kegagalan dan penderitaan, membawa saya pada keselamatan jiwa. Lalu sebaliknya apa yg saya pahami ttg yg disebut Kutuk? yaitu segala sesuatu yg membawa saya menjauh dan semakin tidak mengenal Allah. kekayaan/harta/sukses dalam konteks tertentu adalah termasuk disini. Saya baru saja selesai membaca salahsatu buku… Read more »

Yunita
Yunita
Reply to  Antonius H
13 years ago

Syalom Bpk Antonius H BERKAT bukan segala sesuatu yang membawa kita mendekat dan mengenal Allah, tapi Firman-Nya dan pimpinan Roh Kudus yang membawa kita mengenal Allah dengan benar. BERKAT juga tidak membawa kita kepada keselamatan, tapi hanya KRISTUS yang membawa kita kepada keselamatan. Kita harus bisa membedakan setiap berkat yang kita terima, sebab tidak semua berkat itu berasal dari Allah. iblis juga bisa memberi berkat. Sayang saya kurang suka membaca buku-buku yang lain, jadi saya tidak bisa mengikuti anjuran anda , sebab hanya Alkitab yang menjadi kesukaan saya dimana saya bisa menikmati segala kasih karunia ilahi dan tenggelam didalamnya. Terima… Read more »

regi
regi
Reply to  Yunita
10 years ago

kalo alkitab yang menjadi kesukaan ibu…tetapi kenapa ibu hanya mampu menginterpretasikan teologi kemakmuran dari salah stu ayat saja ???
kita tidak bisa menjelaskan stu hal dari satu ayat saja…harus dari keseluruhan alkitab !!!
[edit]

johanes
johanes
Reply to  Yunita
13 years ago

to Yunita:
Saya meragukan sdr: jangan jangan kelimpahan sdr itu berasal bukan dari Yesus, sebab anda sendiri mengatakan iblis juga bisa memberikan kelimpahan. Bagaimana sdr membedakan kelimpahan sdr dari Yesus atau dari iblis? Jangan jangan……Ajaran yang cukup aneh kalau mengatakan pusat segala kelimpahan bukan hanya pada Yesus. [edit] jangan jangan …..ANEH??

johanes
johanes
Reply to  Yunita
13 years ago

Yunita berkata:…….walaupun aku diberikan kelimpahan aku tidak jatuh sebab hati aku hanya ada pada Tuhan tidak pada harta yang berlimpah

Ini salah satu produk teologi kemakmuran: KESOMBONGAN IMAN! Waspadalah…….Waspadalah…Waspadalah…….. Siapakah saudara? Malaikat? Bukan !Nabi? Bukan!. Malaikat dan nabi saja bisa jatuh dalam dosa. Siapakah engkau? Kiranya Tuhan mengampunimu dan menunjukkan jalan terangnya buat mu dan membuka semua akal budimu dengan menerima Roh Kudus yang sesungguhnya. [edit]

regi
regi
Reply to  johanes
10 years ago

saya setuju dengan sdr Johanes…..
mantaapp!!! bukalah matamu dan telingamu…

Julianti Sugiman
Julianti Sugiman
Reply to  Ingrid Listiati
13 years ago

Hallo Katolisitas, Thanks again atas Temu Darat Katolisitas 7 Dec yg lalu. Saya sangat menyukainya. Julia ada pengalaman sedikit ttg Yoh 10:10. Ketika Yesus mengatakan “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.“ Mungkin ada hubungannya, mungkin tidak, just want to share it to you. Suatu hari (2008), setelah 2-3 hari setelah retret di Lembah Karmel, Julia bernyanyi lagu rohani sepanjang pagi, dari rumah – busway – kantor. Setelah hampir sampai di gedung kantor, Julia menyanyikan sebuah lagu ttg kasih berlimpah dari Tuhan Yesus. Lalu di dlm imaginasi iman, terbayang sebuah wadah berbentuk hati, yang dituangi dengan… Read more »

Yulius Yudi
Yulius Yudi
13 years ago

saya mau comment sedikit mengenai artikel ini. artikel ini sangat…sangat Baik. untuk direnungkan.

Marcellus Rudy
Marcellus Rudy
13 years ago

web yang Luar biasa!!!! jangan lelah dan tetaplah sabar dan sopan dalam menjawab pertanyaan2 ‘menyakitkan’ ya pak stef dan Bu Inggrid.. Anda mempergunakan talenta yang Tuhan sudah beri dan akhirnya membuat kami2 ini tergugah untuk lebih mendalami Katholik… btw, Pak dan Bu saya punya pertanyaan: bagaimana dengan ajaran kemakmuran/berkat yang didengungkan oleh gereja protestan ataupun evangelis dan pantekosta? saya kok kurang setuju tho menyamakan berkat Tuhan dengan kemakmuran, walaupun memang berkat Tuhan bisa bermacam2 termasuk berkat duniawi..tetapi dengan kata2 indah dan berbalut ‘karunia roh kudus’ menurut mereka itulah yang banyak menyedot perhatian para kaum muda .. Cuma dalam hati saya… Read more »

Larasati Shinta Lukito
Larasati Shinta Lukito
Reply to  Marcellus Rudy
13 years ago

Syalom Ibu Ingrid Kalau menurut saya teologi kemakmuran yang banyak di dengungkan oleh teman-teman Protestan tidak ada yang salah, diluar apa teologi itu alkitabiah atau tidak. Kalau Tuhan tidak menurunkan berkatnya bagi umatnya, biarpun mereka memberikan perpuluhan atau 90 presen dari penghasilannya , mereka akan tetap seperti keadaannya yang semula jadi. Dan kalau mereka setelah mendengar khotbah tentang teologi kemakmuran kemudian mempersembahkan perpuluhan atau sebagian dari miliknya dan …………… akhirnya ditambahi berkatnya oleh Tuhan . Bukankah itu berarti Tuhan berkenan kepadanya ? Kita tidak bisa membanding-bandingkan kehidupan para rasul atau para santo/santa yang hidup sederhana dan menjadikan itu sebagai pedoman… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  Larasati Shinta Lukito
13 years ago

Shalom Laras, Agaknya di sini kita harus membedakan, antara prinsip bahwa Tuhan memberkati umat-Nya (baik jasmani maupun rohani), dan prinsip ajaran teologi kemakmuran. Sebab memang benar, Allah dapat saja menurunkan berkat- berkat-Nya secara jasmani/finansial kepada umat-Nya (tidak hanya berkat rohani saja), jika dipandang-Nya baik. Namun masalahnya di sini adalah jika orang yang menerimanya menganggap bahwa berkat tersebut merupakan tanda bahwa ia dibenarkan oleh Tuhan, sedangkan orang lain yang tidak diberkati merupakan orang yang belum sepenuhnya dibenarkan/ belum sepenuhnya mengalami kasih Tuhan. Di sinilah letak kesalahannya, sebab berkat finansial dan berkat jasmani bukan yang menjadi tolok ukur ‘hidup berkelimpahan’ yang dijanjikan… Read more »

Antonius H
Antonius H
Reply to  Larasati Shinta Lukito
13 years ago

Shalom ibu Laras,
Saya memiliki keluarga dan teman2 terdekat yg beragama kristen protestan. Saya tdk terlalu mendalami ajaran/doktrin mereka, namun yg saya amat sering dengar sbb : 1. Sebagian dari saudara2 saya tersebut justru AMAT KERAS menentang ajaran teologi sukses dan kemakmuran. Respon mereka jauh lebih keras dan tegas dibanding respon ibu Inggrid tadi. 2. Mereka menolak teologi kemakmuran dan sukses sebagai bagian dari kekristenan reformasi (atau protestan). Yang radikal bahkan menolak menganggap itu kristen.
Utk membuktikan pengalaman saya tersebut silakan ibu mencari sumber2 pandangan dari teman kristen protestan sendiri dan membandingkannya.
Mudah2an masukan saya ada gunanya.
GBU,
Antonius H

Larasati Shinta Lukito
Larasati Shinta Lukito
Reply to  Antonius H
13 years ago

Syalom Ibu Ingrid dan Bapak Antonius H

Saya sangat bersyukur atas ajaran gereja katolik yang saya hayati selama ini
Terima kasih atas pencerahannya

Laras

sandy
sandy
Reply to  Larasati Shinta Lukito
12 years ago

Steff & Inggrid Saya heran sekali ini anda berdua mengulas teologi kemakmuran dengan lugasnya namun terlihat menghakimi saudara kita dari Protestan. Yunita kelihatannya dari kalangan Protestan, tentu saja berusaha membela keyakinan imannya. Juga teman-teman lainnya sebagian besar memojokkan pemahaman Yunita yang notabone sepertinya mewakili pro teologi kemakmuran. ya Tuhan, di dunia ini manusia semakin hari semakin terpecah-pecah dan terkotak-kotak … semua mengatakan ini kebenaran yang ENGKAU ajarkan. Saya jadi teringat dengan kisah 3 orang buta yang ngotot satu dengan lainnya memperdebatkan seperti apa bentuk seekor gajah. (jika anda sudah pernah mendengar kisahnya, tentu tahu apa yang ingin saya sampaikan). Orang… Read more »

Purwono SW
Purwono SW
Reply to  Stefanus Tay
11 years ago

Salam sejahtera Pak Stef, Saya mendukung upaya pewartaan Pak Stef dan Bu Inggrid. Saya menilai yang dilakukan Pak Stef/Bu Inggrid/saudara2 seiman di Tim katolisitas.org dibimbing dan diberkati Roh Kudus. Dan juga saya yakin, Pak Stef/Bu Inggrid/Tim katolisitas betul2 mengikuti teladan Tuhan Yesus. Tuhan Yesus mengasihi orang miskin, orang sakit, orang teraniaya, dan sekaligus juga mengasihi orang berdosa yang mau bertobat. Tapi sebaliknya juga, Tuhan Yesus marah dan mengecam orang-orang yang tegar hati seperti para ahli taurat dan orang-orang farisi. Saya rasa katolisitas.org telah dapat memberikan ulasan yang obyektif atas dasar kasih. Salam sejantera dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus. Purwono S.… Read more »

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
81
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x