Uskup Agung Gomez: Berdoa doa Bapa Kami yang diajarkan oleh Yesus

Di Injil Lukas, tercatat bahwa para murid bertanya kepada Yesus, “Tuhan, ajarilah kami berdoa.” Lalu Tuhan Yesus mengajarkan doa Bapa Kami. Di sepanjang zaman, bahkan di zaman kita, kita masih dapat datang kepada Yesus dan bertanya kepadaNya pertanyaan yang sama.

Ketika mengambil rupa manusia, Yesus berdoa. Injil mencatat, bahwa Ia berdoa pagi-pagi benar dan ketika larut malam, bahkan semalam-malaman. Ia berdoa sebelum membuat keputusan, seperti ketika akan memilih para rasul-Nya. Ia berdoa sebelum melakukan karya penyembuhan dan pengampunan dosa. Ia berdoa di waktu suka dan duka, di waktu sengsara-Nya. Ia berdoa dengan berlutut dan wajah-Nya tertunduk ke tanah. Ia mendoakan doa-doa ucapan syukur, pujian dan permohonan.

Yesus adalah teladan bagi kita untuk berdoa, dan bagaimana berdoa sebagai anak Allah. Menarik bahwa di Injil Matius, doa Bapa Kami ditulis di bagian akhir Khotbah di Bukit. Khotbah dimulai dengan memberikan Delapan Sabda Bahagia, yang memberi gambaran apakah artinya menjadi seorang Kristiani, dan bagaimana kita harus hidup sebagai anak Allah. Maka pantaslah bahwa Ia mengajarkan kita berdoa—sebab doa adalah bahasa tentang hubungan kita dengan Allah Bapa.

Doa Bapa Kami sering disebut doa yang sempurna dan ringkasan seluruh Injil. Di satu sisi, doa ini memberikan kepada kita “spiritualitas” Kristus pada saat kita berdoa. Ketika kita berdoa Bapa Kami, kita berdoa seperti Yesus berdoa—yaitu sebagai seorang anak Allah, dengan kasih dan keyakinan; dengan kehendak untuk taat dan melayani kehendak Allah Bapa. Betapa indahnya, jika kita merenungkan bahwa kata-kata yang kita daraskan saat ini, dahulu pun pernah diucapkan dari mulut Tuhan kita, meskipun tentu Ia berdoa dalam bahasa-Nya sendiri. Yesus memberikan kepada kita perkataan doa-Nya sendiri—tapi lebih daripada itu, Ia memberikan kepada kita karunia kedalaman doa-Nya kepada Allah Bapa. Kita berdiri di sampingNya sebagai saudara-saudara-Nya, dengan mengambil bagian dalam doa pribadi-Nya, yaitu penyerahan diri-Nya kepada Allah Bapa.

Kita perlu mengingat hal ini ketika kita berdoa. Doa Bapa Kami bukan sesuatu yang kita katakan secara otomatis atau sambil lalu. Yesus mengundang kita untuk masuk dalam doa-Nya sendiri. Kita perlu memiliki sudut pandang-Nya, untuk menaikkan pandangan mata kita kepada Bapa, sebagaimana yang dilakukan oleh Yesus.

Dikatakan di awal, “Bapa Kami.” Meskipun doa kita bersifat pribadi, Yesus menghendaki agar kita tahu bahwa kita tidak pernah sendiri ketika kita berdoa. Allah bukan Bapa-ku, [tetapi] Ia adalah Bapa kami. Sebab doa kita tidak pernah adalah doa dalam kesendirian. Kita bersama Yesus, tetapi kita tidak mengikutiNya sendirian. Kita percaya dalam kebersamaan dengan orang-orang lain yang juga percaya. Ketika kita berdoa Bapa Kami, kita membawa kepadaNya bukan hanya kebutuhan dan harapan kita, tetapi juga kebutuhan dan harapan para saudara-saudari kita.

Kita berdoa tak hanya untuk mereka yang Katolik atau Kristen. Ketika kita berdoa, kita berdoa sebagai  wakil keluarga seluruh umat manusia. Maka “kami” dalam doa ini mencakup bahkan mereka yang masih jauh dari Allah. Kita berdoa dengan kasih yang dimiliki oleh Yesus untuk setiap orang, yang kepadanya Yesus telah menyerahkan nyawa-Nya di kayu salib. Kita berdoa, terjadilah kehendak-Nya—dan kita tahu bahwa Allah menghendaki agar semua orang diselamatkan dan mengenali belas kasihan dan cinta kasih-Nya. Katekismus mengajarkan, “Kasih Allah tak mengenal batas, demikian pula seharusnya doa kita. Mendoakan Bapa Kami membuka dimensi kasih-Nya yang dinyatakan dalam Kristus: dengan mendoakan bersama dan untuk semua orang yang belum mengenal Dia, supaya Kristus dapat “mengumpulkan anak-anak Allah menjadi satu.”

Mari kita saling mendoakan, untuk saudara dan saudari kita di mana pun dan demi perdamaian bagi dunia yang penuh kesukaran ini. Dan semoga Bunda Maria yang terberkati mengajarkan kepada kita untuk sungguh menghidupi doa yang telah diajarkan oleh Puteranya ini.[1]

 


[1]Sumber: Archbishop José H. Gomez, “Praying the Our Father”, ref:
http://www.angelusnews.com/voices/archbishop-gomez/praying-the-our-father-10488/#.Vy_7rqh95aQ

SEE ALL Add a note
YOU
Add your Comment
 

Doa St. Thomas Aquinas

Allah Pencipta segala sesuatu, Sumber terang dan kebijaksanaan yang sejati, asal mula segala makhluk, curahkanlah seberkas cahaya-Mu untuk menembus kegelapan akal budiku. Ambillah dariku kegelapan ganda yang menyelimutiku sejak lahir, suatu ketidak-mengertian karena dosa dan ketidak-tahuan. Berilah kepadaku, pengertian yang tajam dan ingatan yang kuat dan kemampuan untuk memahami segala sesuatu dengan benar dan mendasar. Karuniakanlah kepadaku talenta untuk menjelaskan dengan tepat dan kemampuan untuk mengutarakannya dengan saksama, luwes dan menarik. Tunjukkanlah bagaimana aku memulainya, arahkanlah perkembangannya dan bantulah sampai kepada penyelesaiannya. Kumohon ini demi Yesus Kristus Tuhan kami. Amin.

Review Kursus

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus.Â