Pendahuluan
Dalam diskusi antara umat Katolik dan non- Katolik perihal Kitab Suci, sering timbul perkataan demikian, “Mari setuju dulu bahwa Kitab Suci adalah pegangan satu-satunya dalam iman kita”. Seharusnya, jika kita mendengar pernyataan sedemikian, kita harus menjawab, “Tidak”. Sebab Kitab Suci sendiri tidak mengajarkan demikian. Pandangan yang mengutamakan “hanya Kitab Suci saja” (Sola Scriptura) atau Kitab Suci sebagai satu-satunya pedoman iman, adalah pandangan yang menolak Tradisi Suci dan otoritas Gereja, dan hal ini tidak sesuai dengan pengajaran Kristus dan para rasul.
Apa itu Sola Scriptura?
Sola Scriptura adalah doktrin Protestan yang mengatakan bahwa Kitab Suci adalah “sumber otoritas yang terutama dan absolut, keputusan akhir dalam menentukan, untuk semua doktrin dan praktek (iman dan moral)” dan bahwa “Kitab suci, tidak lebih dan tidak kurang, dan tidak ada lagi yang lain- yang diperlukan untuk iman dan moral.” ((diterjemahkan dari Geisler, Norman L. dan MacKenzie, Ralph E., Roman Catholics and Evangelicals: Agreements and Differences (Grand Rapids: Baker, 1995) ))
Apakah yang ajaran Gereja Katolik dalam hal ini?
Gereja Katolik mengajarkan bahwa Wahyu Ilahi tidak saja disampaikan kepada kita dengan cara tertulis sebagai pembicaraan Allah (speech of God) dalam Kitab Suci, tetapi juga dalam bentuk Sabda Allah yang disampaikan secara lisan dari Kristus dan Roh Kudus kepada para rasul. ((lih. Katekismus Gereja Katolik no. 81, Dei Verbum 9))Pengajaran yang bersumber dari ajaran lisan ini disebut sebagai Tradisi Suci, kemudian juga dituliskan dan diturunkan kepada para penerus Rasul. Maka karena sumbernya sama, maka keduanya berhubungan erat sekali, terpadu, tidak mungkin bertentangan, karena mengalir dari sumber yang sama dan mengarah ke tujuan yang sama yaitu Tuhan sendiri. ((lih. Katekismus Gereja Katolik no. 80, 81, Dei Verbum 9)).
Selanjutnya dikatakan dalam Katekismus Gereja Katolik demikian:
KGK 82 Dengan demikian maka Gereja yang dipercayakan untuk meneruskan dan menjelaskan wahyu, “menimba kepastiannya tentang segala sesuatu yang diwahyukan bukan hanya melalui Kitab Suci. Maka dari itu keduanya [baik Tradisi maupun Kitab Suci] harus diterima dan dihormati dengan cita rasa kesalehan dan hormat yang sama.” (Konsili Vatikan II, Dei Verbum 9).
Dengan demikian, kita ketahui Gereja Katolik tidak mengatakan bahwa Kitab Suci “lebih tinggi/ lebih penting” dari Tradisi Suci, melainkan menekankan kesatuan antara keduanya, yaitu Kitab Suci dan Tradisi Suci pada tingkat yang sama, karena keduanya berasal dari Tuhan dan mengarahkan umat beriman kembali kepada Tuhan. Gereja Katolik tidak “merendahkan” Kitab Suci dalam hal ini, melainkan hanya menyampaikan bahwa Kitab Suci bukan satu-satunya pedoman iman karena memang Tuhan menyampaikan Sabda-Nya tidak hanya melalui Kitab Suci.
Sola Scriptura tidak sesuai dengan ajaran Kitab Suci
Jika “Sola Scriptura” adalah doktrin yang benar, tentunya Kitab Suci harus secara eksplisit mengatakannya, namun tidak demikian yang kita baca dari Kitab Suci:
1. Kitab Suci memberitahukan kepada kita pentingnya pengajaran lisan para rasul.
Jemaat mula-mula “bertekun dalam pengajaran rasul-rasul… ” (Kis 2:42, lih. 2 Tim 1:14), dan ini sudah terjadi sebelum kitab Perjanjian Baru ditulis, dan berabad- abad sebelum kanon Perjanjian Baru ditetapkan.
Kitab Suci juga mengatakan bahwa pengajaran para rasul disampaikan secara lisan, “Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain.” (2 Tim 2:2); dan bahwa pengajaran para rasul tersebut disampaikan “baik secara lisan, maupun secara tertulis.” (2 Tes 2:15; lihat juga 1 Kor 11:2)
2. Kitab Suci mengatakan bahwa tidak semua ajaran Kristus terekam dalam Kitab Suci.
“Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu.” (Yoh 21:25)
Kitab Perjanjian Baru sendiri mengacu kepada Tradisi suci, yaitu pada saat mengutip perkataan Yesus yang tidak terekam pada Injil, yaitu pada Kis 20:35.
3. Kitab Suci sendiri mengatakan bahwa Kitab Suci memerlukan pihak yang mempunyai otoritas untuk menginterpretasikannya (lih. Kis 8:30-31; 2 Pet 1:20-21; 2 Pet 3:15-16). Rasul Petrus mengatakan bahwa ada hal-hal di dalam Alkitab yang memang sulit untuk dicerna, dan ketidakhati-hatian dalam penafsiran akan mendatangkan kesalahan yang fatal. Berapa banyak kita mendengar dari agama lain, yang menggunakan Alkitab untuk menyanggah kebenaran iman Kristen, seperti tentang ajaran Tritunggal Maha Kudus, ataupun bahwa Yesus adalah sungguh- sungguh Tuhan.
4. Kristus memberikan otoritas kepada Gereja yang dimulai dari para rasul-Nya untuk mengajar dalam nama-Nya (lih. Mat 16:13- 20; 18:18; Luk 10:16). Gereja akan bertahan sampai pada akhir jaman, dan Kristus oleh kuasa Roh Kudus akan menjaganya dari kesesatan (lih. Mat 16:18; 28:19-20; Yoh 14:16). Karena itu, Kristus memberikan kuasa wewenang mengajar kepada Magisterium Gereja yang terdiri dari para rasul dan para penerusnya. Magisterium/ wewenangan mengajar ini hanya ada untuk melayani Sabda Allah, sehingga ia tidak berada di atas Kitab Suci maupun Tradisi Suci, namun melayani keduanya.
5. Kitab Suci mengacu kepada Tradisi Suci untuk menyelesaikan masalah di dalam jemaat, contohnya dalam hal sunat. Pada saat terjadinya krisis itu sekitar tahun 40-an, kitab PB belum terbentuk, dan Kristus sendiri tidak pernah mengajarkan secara eksplisit tentang sunat ini. Namun atas inspirasi Roh Kudus, atas kesaksian Rasul Petrus, maka Konsili Yerusalem menetapkan bahwa sunat tidak lagi diperlukan bagi para pengikut Kristus (Kis 15). Konsili inilah yang menginterpretasikan kembali Kitab Suci PL yang mengharuskan sunat (lih. Kej 17, Kel12:48) dengan terang Roh Kudus dan penggenapannya oleh Kristus dalam PB, sehingga ketentuan sunat tidak lagi diberlakukan. Di dalam Konsili itu, Magisterium Gereja: para rasul dan penerusnya, dan pemimpin Gereja lainnya berkumpul untuk memeriksa Sabda Tuhan, yang tertulis atau yang tidak, dan membuat suatu pengajaran apostolik sesuai dengan ajaran Kristus.
6. Maka di sini terlihat bahwa Gereja/ jemaat (bukan Kitab Suci saja) adalah “tiang penopang dan dasar kebenaran.” (1 Tim 3:15) Kristus mendirikan Gereja, dan bukannya menulis Kitab Suci, tentu juga ada maksudnya, bahwa Gereja-lah yang dipercaya oleh Kristus untuk mengajar dan menafsirkan semua firman-Nya.
7. Kitab Suci tidak mengatakan bahwa Kitab Suci adalah satu-satunya sumber Sabda/ Firman Tuhan. Kristus itu sendiri adalah Firman Allah (lih. Yoh 1:1, 14) dan dalam 1 Tes 2:13 Rasul Paulus mengatakan bahwa ia telah menyampaikan pemberitaan Firman Allah (“when you received the Word of God which you heard from us“- RSV) dan ini adalah Tradisi Suci.
Sola Scriptura tidak sesuai dengan sejarah Gereja
Selanjutnya, jangan lupa bahwa Tradisi Suci sudah ada lebih dahulu dari Kitab Suci, dan yang melahirkan Kitab Suci adalah Tradisi Suci melalui Magisterium Gereja Katolik.
Jika kita mempelajari sejarah Gereja, kita akan mengetahui bahwa Tradisi Suci, yaitu pengajaran iman Kristiani yang berasal dari pengajaran lisan Kristus dan para rasul itu sudah ada terlebih dahulu daripada pengajaran yang tertulis. Silakan anda membaca bagaimana terbentuknya Kitab Suci yang terbentuk pertama kali menurut kanon yang ditetapkan oleh Paus Damasus I pada tahun 382, Konsili Hippo (393), Carthage (397) dan Chalcedon (451) seperti yang pernah ditulis di artikel ini, silakan klik. Ini adalah bukti penerapan ayat 1 Tim 3:15. Jadi mengatakan bahwa Kitab Suci saja “cukup” atau “hanya satu-satunya” sebagai pedoman iman, itu tidaklah benar, sebab asal mula Kitab Suci itu sendiri melibatkan Tradisi Suci dan Magisterium Gereja.
Sola Scriptura membawa perpecahan Gereja
Sering kita melihat bahwa perpecahan gereja diakibatkan karena keinginan untuk menafsirkan ayat-ayat Kitab Suci secara pribadi. Sebagai contoh Martin Luther, John Calvin dan Ulrich Zwingli mempunyai banyak perbedaan pandangan dalam hal Ekaristi Kudus dalam menginterpretasikan perikop Yoh 6, hal Pengakuan Dosa, dll. Pendapat manakah yang benar dari para pendiri ini, yang masing-masing mendasarkan ajarannya hanya berdasarkan Alkitab? Belum lagi dalam hal- hal lain seperti apakah Pembaptisan itu perlu atau hanya simbol saja, hal Pembaptisan bayi, Pembaptisan dalam nama Allah Trinitas atau dalam nama Yesus saja, dan seterusnya. Tiap-tiap kelompok yang bertentangan mengklaim bahwa Alkitab saja cukup jelas untuk menentukannya, namun terjadi bermacam- macam interpretasi. Maka secara fakta harus diakui bahwa Alkitab saja tidak cukup jelas mengajarkannya, dan diperlukan peran otoritas Magisterium untuk menginterpretasikannya.
Hal ini mirip dengan yang terjadi di setiap negara, yang mempunyai konstitusi, namun juga mempunyai kekuasaan yudikatif untuk menginterpretasikannya dengan benar. Jika setiap warga dapat mengartikan sendiri konstitusi ini, tanpa adanya kuasa otoritas yang menjaga dan melestarikannya, maka dapat terjadi kekacauan. Tuhan pastilah lebih bijaksana daripada para bapa pendiri negara dalam hal ini. Ia tidak mungkin hanya meninggalkan dokumen tertulis sebagai pedoman tanpa otoritas untuk menjaga dan menginterpretasikannya dengan benar.
Kalau memang “hanya Alkitab” saja cukup, dan dapat membawa persatuan Gereja, bersama-sama kita perlu merenungkan, kenapa setelah revolusi Gereja oleh Martin Luther di abad pertengahan, gereja menjadi terpecah belah sehingga sampai saat ini ada sekitar 28,000 denominasi? Seharusnya kalau memang kembali kepada kemurnian jemaat awal, katanya hanya berdasarkan Alkitab, maka Gereja seharusnya bersatu dan bukannya tercerai berai. Hal ini sungguh bertentangan dengan pesan Yesus terakhir yang menginginkan seluruh dunia melihat ada kesatuan di dalam tubuh Kristus, sehingga dunia dapat tahu bahwa kita semua adalah pengikut Kristus (lih Yoh 17). Dan inilah yang menjadi kerinduan Gereja Katolik untuk menyatukan seluruh umat Allah, sebagaimana tertuang dalam salah satu dokumen Konsili Vatikan II, yaitu Dekrit tentang Ekumenisme (Unitatis Redintegratio).
Tiga pilar kebenaran: Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja
Jika kita telah mengetahui bahwa Sola Scriptura tidak sesuai dengan ajaran Alkitab itu sendiri, maka kita dapat melihat pula bahwa sebenarnya Kristus telah menentukan tiga pilar kebenaran yang tidak terpisahkan yaitu: Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium. Silakan membaca lebih lanjut di artikel ini, Gereja Tonggak Kebenaran dan Tanda Kasih Tuhan, bagian 3, silakan klik.
Ayat yang umumnya digunakan untuk menyatakan pandangan Sola Scriptura
Sekarang mari kita melihat kepada ayat-ayat yang sering digunakan sebagai dasar Sola Scriptura ((disarikan dari Fr. Frank Chacon dan Jim Burnham, Beginning Apologetics 7, (Farmington: San Juan Catholic Seminars, 2003), hl. 17-19)):
1. 2 Tim 3:16-17 “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.”
Ada banyak orang menginterpretasikan bahwa karena ayat ini, maka mereka hanya membutuhkan Kitab suci untuk menjadi umat Kristen yang baik. Padahal pada saat surat kepada Timotius ini ditulis, kanon Kitab Suci belum ada. Jadi di kalangan jemaat masih beredar berbagai tulisan, dan jemaat tidak dapat tahu dengan pasti, mana tulisan yang “diilhami oleh Allah”, dan mana yang tidak.
Lihatlah juga bahwa “sesuatu yang bermanfaat” itu bukan berarti hanya satu-satunya yang kita perlukan, atau segalanya yang kita butuhkan. Sesuatu dapat bermanfaat, tetapi tidak menjadi satu-satunya yang kita butuhkan. Misalnya, cahaya matahari diperlukan untuk tanaman agar tumbuh, tetapi tanaman juga memerlukan air dan tanah agar dapat bertumbuh dengan baik.
Juga perkataan “diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik” juga tidak dapat dijadikan dasar bahwa Kitab Suci secara total mencukupi semuanya. Rasul Paulus pada 2 Tim 2:19-21 juga menggunakan frasa yang sama, pada waktu mengatakan, “Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia.” (pan ergon agathon- dalam bahasa Yunani). Jika logika yang sama dipakai untuk mengartikan ayat ini, maka pandangan tersebut mengatakan bahwa perbuatan menyucikan diri adalah “cukup”, tanpa kasih karunia, iman dan pertobatan, dan ini adalah kesimpulan yang keliru.
2. Ul 4:2 “Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu dan janganlah kamu menguranginya….”
Ada orang yang berpendapat, dengan adanya ayat ini maka Kitab Suci sudah cukup, dan segala “tambahan” di luar Kitab Suci berarti tidak diilhami Tuhan. Namun jika logika ini yang dipakai, maka semua kitab dalam Kitab Suci selain kitab Ulangan dianggap sebagai “tambahan” Wahyu Allah yang hanya sampai pada kitab Ulangan. Dan tentu ini tidak benar, karena Inkarnasi Kristus, yaitu panggenapan Wahyu Allah tersebut, malah ada berabad- abad setelah kitab Ulangan ditulis.
3. Mat 4:1-11 Tiga kali Yesus menanggapi pencobaan Iblis dengan Kitab Suci, “Ada tertulis….”
Ada yang berpendapat, bahwa dari ayat ini Kristus mengacu hanya kepada Kitab Suci, dan tidak kepada Tradisi Suci atau Gereja. Namun sebenarnya Yesus mengatakan, “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” (ay.4) Namun Kitab Suci juga mengatakan bahwa tidak semua perkataan Tuhan tercantum dalam Kitab Suci, sebab banyak di antaranya juga sampai kepada kita lewat pengajaran lisan (lih. Yoh 21:25; Kis 20:27; 2 Tes 2:14-15, 3:6; 2 Tim 2:2). Dan jangan kita lupa, bahwa Kristus sendiri adalah Sabda Allah (Yoh 1:1, 14) yang tidak dapat dibatasi oleh tulisan dan lembaran-lembaran Kitab Suci.
Maka di sini Yesus tidak sedang mengajarkan Sola Scriptura, tetapi sedang mengajarkan kita untuk berpegang pada semua pengajaran yang dikatakan-Nya, tidak hanya yang tertulis di Kitab Suci. Lagipula jangan lupa, Iblispun mengutip Kitab Suci untuk maksud yang tentu saja keliru dan jahat. Jadi kita harus memahami Kitab Suci dan menginterpretasikannya dengan benar. Ingatlah pesan Rasul Petrus pada saat mengomentari surat Rasul Paulus, “Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar difahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain.” (2 Pet 3:16)
4. Mat 15:3 “Mengapa kamupun melanggar perintah Allah demi adat istiadat nenek moyangmu?” (lih. Mrk 7:7-9, Kol 2:8)
Di sini kita melihat tradisi/ paradosis yang dikecam oleh Yesus dan Rasul Paulus adalah tradisi manusia yang bertentangan dengan hukum-hukum dan perintah-perintah Tuhan. Mereka tidak sedang mengecam semua tradisi/ paradosis, sebab Rasul Paulus mengatakan juga demikian,
“Aku harus memuji kamu, sebab dalam segala sesuatu kamu tetap mengingat akan aku dan teguh berpegang pada ajaran [tradisi/ paradosis] yang kuteruskan kepadamu.” (1 Kor 11:2)
“Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran [tradisi/ paradosis] yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis. (2 Tes 2:15)
5. Why 22: 18-19: “Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini.”
Ada pula yang mengartikan ayat ini dengan mengatakan bahwa Gereja Katolik menambahkan Tradisi Suci kepada Kitab Suci, sehingga ini tidak benar. Namun pada ayat ini yang dimaksud dengan “kitab ini” adalah kitab Wahyu itu sendiri, dan bukan Kitab Suci secara keseluruhan. “Kitab ini” juga mengacu kepada “scroll“/ gulungan naskah di mana kitab dituliskan. Maka perintah ini mengacu kepada larangan agar jangan mengadakan perubahan pada salinan teks kitab Wahyu ini, dan ini juga berlaku pada kitab-kitab lainnya.
Kesimpulan
“Sola Scriptura” atau Kitab Suci sebagai satu-satunya pedoman iman, bukanlah merupakan pengajaran yang bersumber dari Kitab Suci. Kitab Suci adalah sebagian dari Tradisi Suci Gereja, sehingga Kitab Suci tidak dapat dipisahkan dari Tradisi Suci secara keseluruhan, yang dijaga dan dilestarikan oleh otoritas Magisterium Gereja Katolik. Kristus mendirikan Gereja untuk mengajar, menyucikan dan memimpin umat manusia dalam nama-Nya, sampai kepada akhir jaman. Maka jika kita menolak otoritas dari Tuhan ini, yang diberikan kepada para rasul dan para penerusnya, maka sesungguhnya kita menolak Kristus (lih. Luk 10:16). Gereja Katolik menerima Kitab Suci sebagai salah satu pedoman iman (lihatlah kepada Katekismus dan hasil- hasil Konsili yang mengutip banyak sekali ayat Kitab Suci sebagai landasan ajarannya), dan karenanya, menerima otoritas Kitab Suci sebab Kitab Suci merupakan Sabda Allah. Namun umat Katolik tidak dapat menerima Kitab Suci sebagai satu-satunya pedoman iman (Sola Scriptura), terutama karena Kitab Suci sendiri tidak mengajarkan demikian. Selain itu, Sola Scriptura juga bertentangan dengan sejarah, karena pada faktanya Gereja-lah yang menentukan kitab-kitab mana yang termasuk di dalam Kitab Suci, dan kitab-kitab mana yang tidak. Akhirnya, Sola Scriptura juga bertentangan dengan akal sehat dan membawa perpecahan, karena bahkan di kehidupan sehari-haripun, kita mengetahui bahwa setiap peraturan tertulis (contohnya konstitusi negara) memerlukan otoritas yang menjaga, menjamin dan menginterpretasikannya dengan benar. Jika tidak, tentu terjadi kekacauan, karena tiap pribadi dapat mempunyai pandangan yang berbeda. Dan ini sungguh telah terbukti dengan adanya sekitar 28.000 jumlah denominasi gereja Protestan. Jika kita memakai prinsip yang diajarkan Kristus untuk menilai apakah pohon itu baik atau tidak dari buahnya (Mat 12:33, Luk 6:44), maka kita akan mengetahui apakah ajaran Sola Scriptura itu baik atau tidak.
Semoga Roh Kudus sendiri menerangi kita untuk mengetahui kebenaran ini, bahwa memang Kitab Suci adalah sangat perlu dan sangat penting untuk menuntun dan menumbuhkan iman kita, namun Kitab Suci bukan satu-satunya pedoman iman kita. Sebab Tuhan Yesus telah memberikan kepada kita Magisterium Gereja yang menyampaikan juga ajaran lisan dari-Nya dan para rasul -yaitu Tradisi Suci, dan Magisterium ini dengan setia menginterpretasikan semua ajaran itu dalam terang Roh Kudus sesuai dengan ajaran Kristus dan para rasul.
Salam team katolisitas. Sy pernah berdiskusi dgn mahasiswa sekolah teologia STK (Sekolah Teologia Kalimantan). Dlm diskusi itu dia selalu mengatakan kebenaran hanya pada alkitab, kebenaran di luar alkitab harus diuji dulu dgn alkitab, begitu argumennya. Jadi pertanyaan sy adalah: Apakah mahasiswa/i yg skolah teologia itu memang diajarkan utk anti Katolik?, dan cara2 menginjili/merayu org Katolik supaya ikut gereja mereka? Karena jika dilihat pada realita yg ada memang demikian. GBU.
Shalom Petrus, Ajaran yang mengatakan bahwa kebenaran hanya ada pada Kitab Suci itu bukan merupakan ajaran Gereja Katolik, karena Kitab Suci sendiri tidak mengajarkan demikian. Tentang hal ini sudah pernah dibahas di artikel di atas, Apakah Sola Scriptura (Kitab Suci saja) cukup?, silakan klik di sini. Saya tidak paham tentang sekolah teologia yang Anda maksud, namun jika ajarannya demikian, nampaknya sekolah tersebut bukan sekolah Katolik. Jika kita sudah memahami ajaran Gereja Katolik dan memilih untuk tetap Katolik, maka kita dapat dengan sopan menolak untuk bergabung dengan mereka. Tidak ada yang dapat memaksa kita untuk memeluk suatu agama tertentu, dan kitapun… Read more »
Di buku apologetik Katolik, dikatakan bahwa para rasul juga menulis tulisan lainnya yang pada kenyataannya tidak diakui sebagai Kitab Suci dalam penetapan Kanon. Pertanyaannya, bukannya Para Rasul dibimbing Roh Kudus ya? Kenapa tidak dianggap sebagai Firman Tuhan?
Salam kasih
Shalom Thomas Veri, Kemungkinan yang Anda tanyakan adalah injil-injil lain, yang dikenal dengan sebutan injil-injil apokrif. Injil-injil ini (walau di antaranya memakai nama para rasul) banyak yang tidak otentik, artinya:1) tidak sungguh ditulis oleh para rasul yang namanya tertulis di sana, 2) tahun penyusunannyapun tidak adalah pada masa sesudah para rasul itu hidup; 3) tak jarang, ajaran yang tertulis di sana tidak sepenuhnya sesuai dengan ajaran para rasul. Dengan demikian, kita dapat menerima jika Magisterium Gereja tidak menerima injil-injil tersebut ke dalam Kanon Kitab Suci. Sebagai contohnya: -Protoevangelium Jacobi/ of James, baru dituliskan di abad ke-2;-injil Pseudo- Matius, baru ditulis… Read more »
Bukan injil-injil lain, Kak. yang saya dapat dari tulisan itu malah sepertinya penulis ingin menyampaikan bahwa sebenarnya para rasul juga menulis banyak surat lainnya, bukan hanya yang ada di PB, yang pada kenyataannya tidak di akui sebagai Firman Tuhan. pertanyaan saya Kak, bila kenyataannya begitu, lantas apakah tulisan-tulisan itu bisa langsung dikatakan sebagai Firman Tuhan? semisal contoh, St. Paulus dan St. Petrus ternyata menulis surat lainnya yang tidak diketahui Gereja, akankah tulisan tersebut langsung bisa kita anggap sebagai yang di-Wahyukan Allah? mengingat mereka adalah Rasul Tuhan, dan mereka juga menulis surat-surat lainnya, jadi kemungkinan besar bisa dipastikan kebenarannya. Pertanyaan lainnya… Read more »
Shalom Thomas,
Apakah Anda dapat memberi contoh, apakah surat- surat itu dan siapakah penulisnya? Sebab dari sumber yang saya dapat, pengertian surat-surat para Rasul atau surat-surat Apostolik itu adalah surat- surat yang ditulis oleh Rasul Paulus, Petrus, dan para Rasul lainnya yang tertulis dalam Kitab Suci. Juga disebut sebagai surat Apostolik, yaitu surat para Paus jika dalam kapasitasnya sebagai penerus Rasul Petrus menyampaikan suatu ajaran tertentu, seperti yang termaktub dalam Bulla, surat- surat Apostolik, dst.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Pendahuluan Dalam diskusi antara umat Katolik dan non- Katolik perihal Kitab Suci, sering timbul perkataan demikian, “Mari setuju dulu bahwa Kitab Suci adalah pegangan satu-satunya dalam iman kita”. Seharusnya, jika kita mendengar pernyataan sedemikian, kita harus menjawab, “Tidak”. Sebab Kitab Suci sendiri tidak mengajarkan demikian. Pandangan yang mengutamakan “hanya Kitab Suci saja” (Sola Scriptura) atau Kitab Suci sebagai satu-satunya pedoman iman, adalah pandangan yang menolak Tradisi Suci dan otoritas Gereja, dan hal ini tidak sesuai dengan pengajaran Kristus dan para rasul. ========================== dari kata pendahuluan ini jelas sekali bahwa iman di Katolik bukan hanya Kitab Suci, tapi iman pada tradisi… Read more »
Shalom Feri, Terima kasih atas tanggapannya. Saya akan mencoba menjawab beberapa pertanyaan yang anda ajukan, karena mungkin dapat memberikan kejelasan konsep tentang Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Mari kita ambil contoh tentang Ekaristi. Kitab Suci menegaskan bahwa roti tersebut adalah Tubuh Kristus sendiri di Yoh 6, yang kemudian ditegaskan kembali di dalam Perjamuan Terakhir. Dan bahwa memang roti dan anggur menjadi tubuh dan darah Kristus juga ditegaskan oleh rasul Paulus sendiri (lih. 1Kor 11:25-34). Namun, menjadi satu kenyataan bahwa ada banyak denominasi Kristen yang tidak mengakui akan Kristus yang hadir secara nyata dalam Ekaristi, walaupun telah ditegaskan di… Read more »
Syaloom Dari pertanyaan feri dan jawaban pak Stef saya bertanya lanjut. Scott Hahn dalam buku “Rome Sweet Home” mengatakan” Lebih dulu mana adanya, Alkitab lengkap (PL dan PB) duluan ataukah Gereja duluan?” Dan jawabannya ialah lebih duluan adanya Gereja, baru kemudian Gereja-lah yang menuliskan Alkitab Perjanjian Baru berdasarkan kumpulan kitab suci perjanjian lama dan praktek iman akan Yesus Kristus. Karena itu jelas bahwa bahwa misa sudah ada dulu dibandingkan Perjanjian Baru. Maka, bolehkah dikatakan justru Alkitab itu bagian dari Tradisi? Tradisi praktek itu kemudian disinggung dalam tulisan Perjanjian Baru walaupun tidak detil seperti misalnya detil tata perayaan sakramen. Mohon pencerahan.… Read more »
Shalom Santosa Wijaya, Nampaknya pemahaman Anda benar, sebab memang yang ada terlebih dahulu adalah ajaran lisan para rasul (ini disebut Tradisi Suci), sebelum sebagian dari ajaran lisan tersebut dituliskan, dan kemudian menjadi Kitab Suci. Ini juga sesuai dengan perkataan Rasul Paulus sendiri, “Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis.” (2 Tes 2:15). Maka sebelum ada ajaran tertulis dari para rasul, jemaat (Gereja) berpegang kepada ajaran lisan para rasul. Jadi Kitab Suci itu memang sesungguhnya lahir dari Tradisi Suci, dan karena tidak semua ajaran… Read more »
Shalom katolisitas ”HANYA ALKITAB” atau “TIDAK HANYA ALKITAB”? Mana yang benar?: Salah satu yg benar. Dua2nya benar, hanya jika: 1. Yg tdk dlm Alkitab sama dgn yg dlm Alkitab. 2. Yg tdk dlm Alkitab hanya penjelasan dari yg dlm Alkitab dan tdk bertentangan dgn yg dlm Alkitab. Pengujian: Kesatuan atau koherensi (tdk bertentangan). Alkitab ttg “Hanya Alkitab”. 1. Perkataan YESUS “ada tertulis” dan “tidakkah kamu baca” menunjukkan bhw yg harus menjadi rujukan adalah yg tertulis. 2. Petrus juga menunjukkan bhw yg tertulis menjadi rujukan (2 Ptr 3:16). 3. Sikap umat Tuhan pada yang tertulis dinyatakan dalam 2 Taw 34:14,15. Unsur… Read more »
Shalom Dave, 1. Hanya Kitab Suci? Kitab Suci sendiri mengajarkan bahwa yang perlu dipegang adalah tidak hanya ajaran tertulis dari para Rasul (Kitab Suci), tetapi juga ajaran lisan (Tradisi Suci), lih. 2 Tes 2:15. Nah, Kitab Suci tidak penah mengatakan bahwa ajaran yang lisan ini harus sama persis sama dengan yang tertulis; sebab jika sama persis maka tidak ada gunanya yang lisan, dan tidak ada gunanya Rasul Paulus mengajarkan bahwa ajaran yang lisan juga harus dipegang, karena toh sama dengan yang tertulis. Justru karena yang lisan itu sifatnya melengkapi dan memperjelas yang ditulis, maka keduanya (ajaran lisan dan tertulis) harus… Read more »
Shalom Bu Listiati dan katolisitas.org,
Terima kasih atas penjelasannya yg sangat gamblang dan mencerahkan. Saya juga menantikan tanggapan sdr. Dave sbg umpan balik agar saya memperoleh penjelasan lanjutan dari katolisitas.org.
Terima kasih.
Perbedaan yang mencolok antara Kristen Katolik dan Protestan ada pada landasan kebenaran. Katolik memegang tiga dasar kebenaran, Alkitab, Tradisi Suci dan Magisterum, sementara Protestan percaya Alkitab adalah kebenaran yang absolut. Inilah kesalahan bapak2 Gereja yang tidak pernah memperjelas mengapa harus ada Alkitab/Kitab Suci? Mengapa harus kitab2 PL dan tulisan2 para murid Yesus dan rasul2 harus dikanonisasikan? Apakah setelah dikanonisasikan sudah cukup menjadi pegangan kebenaran dan tidak perlu lagi kebenaran di luar kanonisasi? Apakah setiap tulisan dalam Alkitab itu tidak dapat lagi ditafsirkan atau dijabarkan lagi? Inilah kesalahan bapak2 gereja kita. Kita yang sekarang tinggal memakai hanya disodorkan “INI YANG BENAR… Read more »
Shalom Feri, Terima kasih atas tanggapan anda. Sebelum anda menuduh bahwa para Bapa Gereja tidak pernah menjelaskan mengapa harus ada Kitab Suci, maka adalah lebih baik kalau anda membaca tulisan-tulisan mereka, seperti: St. Ignatius dari Antiokia, St. Hieronimus, St. Agustinus, dll. Silakan juga membaca beberapa artikel ini: Empat Prinsip untuk Menginterpretasikan AlkitabPerkenalan dengan Kitab Suci (bagian ke-2)Perkenalan dengan Kitab Suci (bagian 1) Gereja Katolik tidak mengajarkan bahwa umat tidak boleh menafsirkan Kitab Suci, namun Gereja Katolik mengajarkan agar umat tidak menafsirkan Kitab Suci secara sembarangan. Mengapa? Dikatakan di 2Pet 3:16 “Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar difahami, sehingga orang-orang… Read more »
Saya ingin tanggapi jawaban atas pertanyaan saya. Jika bapak2 gereja mengajarkan dan memperjelas apa dan mengapa dibukukan Kitab Suci, mengapa bapak2 gereja juga yang menganggap Kitab Suci itu masih kurang, masih ada pelajaran lisan, yang jadi masalah pelajaran yang tertulis saja impertasinya saja kita yang menerima sekarang bisa berbeda2 apalagi yang lisan. Sementara yang berbicara secara lisan semuanya sudah meninggal, ajaran lisan mana yang bisa dipercaya. Itu masalah lagi. Tentang menafsirkan, saya rasa semua setuju Kitab Suci tidak bisa diartikan sembarangan. Walaupun ada banyak sekarang gereja2 karismatik yang dengan gampang mencomot ayat2 Kitab Suci untuk suatu pembenaran.
Shalom Feri, Terima kasih atas komentarnya. Sebenarnya, kalau kita berpegang pada Kitab Suci saja tanpa Tradisi Suci dan Magisterium Gereja, maka sesungguhnya justru tidak alkitabiah. Jadi, kalau mau alkitabiah, kita justru harus melihat peran Tradisi Suci (2Tes 2:15), dan Magisterium Gereja (lih. 1 Tim 3:15). Dengan demikian, karena Gereja Katolik mempunyai penghormatan yang begitu besar akan kebenaran Kitab Suci, maka Gereja Katolik mengajarkan apa yang dikatakan oleh Kitab Suci sendiri, yaitu ada Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Tulisan-tulisan dari Bapa Gereja hanya mempertegas apa yang telah dikatakan dalam Kitab Suci dan Magisterium Gereja hanya memberikan interpretasi dan memberikan dogma dan… Read more »
Shalom pengasuh Katolisitas.org dan sdr. Feri. Barangkali sdr Feri tidak sadar bahwa Perjanjian Baru yg kita terima (juga P.Lama yg diwarisi dari umat Israel) adlh warisan Gereja Katolik yg secara seksama menetapkan mana kitab yg diakui dan yg tidak (krn dinilai tidak berasal dari inspirasi Allah; dgn kata lain: tidak sesuai dgn yg diajarkan Kristus)? Dengan demikian, mengutip Pastor Oscar Lukefahr, C.M. (dlm “A Catholic Guide to the Bible”), Gereja Perdana (baca: gereja Katolik) seolah-olah berkata: Inilah yg kita yakini mengenai Allah, Jesus Kristus, kehidupan dan kematian, dan juga tentang kita sbg gereja; serta apa2 yg kita tolak. Masih menurut… Read more »
Terima kasih, Saudara Stefanus, Sepertinya saudara Stef, kita tidak akan bertemu sampai kapanpun karena saudara ragu dengan kebenaran Kitab Suci (ini di luar dari topik) saya mau sampaikan saja kepada saudara bahwa mata saya lihat sendiri di mana pada saat bulan Maria /atau apa itu yang patung bunda Maria diarak dari rumah ke rumah, pada saat malam mereka jaga patung itu sambil main judi di depan patung, bukannya mereka baca firman atau pujian malah main judi/kartu taruhan uang, ada lagi pada hari Minggu abis Misa langsung main adu ayam dan main judi dadu di samping kapela, ini umat yang baru… Read more »
Shalom Frengky, Seperti yang saya tuliskan di jawaban saya sebelumnya, dengan cara diskusi anda, maka diskusi kita tidak akan memberikan manfaat apapun, karena pendekatan yang anda ambil lebih ke arah kasus-kasus dan bukan pendekatan diskusi doktrin. Anda dapat memberikan contoh yang jelek dari orang-orang Katolik yang kurang menerapkan ajaran Gereja Katolik dan sebaliknya kalau mau, saya dapat memberikan contoh yang jelek dari saudara/i Kristen non-Katolik, yang juga tidak menerapkan apa yang diajarkan oleh gerejanya. Kalau kita melakukan hal ini, maka diskusi tidaklah berkembang dan bukan lagi menjadi suatu diskusi yang baik, yang akademik, yang berbobot, namun hanya menjadi ajang gosip.… Read more »
Terima kasih atas ‘tamparan’nya Saudara Frengky, Sebagai umat Katolik saya menyadari, saya dan mungkin juga banyak umat Katolik lainnya ini adalah pendosa. Kasus-kasus memalukan yg saudara ungkapkan bisa jadi benar adanya. Saya sendiri terkadang merasa tidak pantas menghadiri perjamuan Ekaristi Kudus jika mengingat dosa-dosa saya. Namun saya percaya Allah Bapa senantiasa memanggil dan mencurahkan kasih-Nya pada saya. Karena Dia memang datang untuk para pendosa. Untuk membawa saya dan pendosa-pendosa lainnya kepada pertobatan dan keselamatan abadi. Sungguh saudara Frengky, saya dan banyak pendosa ini mencintai Yesus Kristus seperti Saudara Frengky, dan rekan-rekan yang sering menghujat ajaran Katolik ini di websites ini.… Read more »
Salam kasih
Saya percaya Alkitab adalah sumber resmi untuk pegangan umat Tuhan Yesus Kristus selama hidup di bumi, dan saya sudah membaca alkitab saya, dan belum menemukan ada firman Tuhan yang menulis supaya memanjatkan doa pada Bunda Maria dan kepada Malaikat . Bukankah alkitab mengajarkan doa dipanjatkan kepada Tuhan Trinitas ( Bapa, Putra dan Roh Kudus) saja ?( Mazur 65 : 3,Matius 6 : 9-13, Yohanes 17, Yohanes 16 : 24-26).
Shalom Tumpak Saragi, Terima kasih atas komentarnya. Sebenarnya diskusi tentang topik ini telah begitu banyak di katolisitas. Silakan membaca artikel di atas – silakan klik dan dialog ini – silakan klik. Silakan membaca dua link tersebut dan anda akan melihat bahwa Gereja Katolik mempunyai dasar yang kuat untuk mengatakan bahwa pilar kebenaran bukanlah hanya Kitab Suci, namun juga Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Bahkan mempercayai Kitab Suci sebagai satu-satunya sumber kebenaran justru tidak alkitabiah. Dan diskusi tentang persekutuan orang kudus, dapat anda baca di sini – silakan klik. Topik ini telah didiskusikan secara cukup panjang lebar di sini – silakan klik, silakan… Read more »
Salam damai. Dari berbagai komentar saudara2 Protestan tampak bahwa anda mengartikan Tradisi Suci seperti tradisi manusia dalam kehidupan sosial spt misalnya tradisi wayang yang makin lama makin beda dari aslinya dan banyak tambahannya. Anda terkecoh dengan pemakaian kata “tradisi” dan memberinya makna sebatas yang anda mampu pahami. Dengan keterbatasan pemahaman ini anda menghantam Tradisi Suci seolah anda mengerti makna aslinya berikut isinya. Malah ada yang menganggap Magisterium dan Tradisi Suci muncul sebagai tambahan Kitab Suci, sebuah kekeliruan yang memalukan kalau anda mau memeriksa sejarah, dimana Magisterium dan Tradisi Suci sudah ada sebelum Kitab Suci. Saya percaya, seorang pendeta Protestan yang… Read more »
Dua Jempol buat tanggapan saudara prast, [edit] Sungguh menunjukkan sebuah kecerdasan dan pengertian yg mendalam mengenai sejarah maupun Kitab Suci itu sendiri :). Sekedar curhat, saya sendiri Katolik yg semasa remajanya ikut Protestan selama 14 tahun karena teman, dan saya cukup mengenal Protestan, tapi saya lebih mengimani Katolik, dan jujur saya sangat menyesal selama 14 tahun menyia2kan waktu saya di Protestan, dan saya menyayangkan kebanyakan Protestan itu sesuai dengan namanya tukang protes, dan tidak berusaha membuka hati dan pikiran untuk mengenal dan memahami dulu Katolik dan tahunya cuma mencela Bunda Maria, dan ngotot dengan segala sola ini dan sola itu,… Read more »
Salam damai. Sangat disayangkan karena pihak yang mengklaim “hanya kitab suci” tidak memahami sejarah dan celakanya tidak mau mempelajari sejarah, seolah olah kelompok mereka tiba tiba jatuh dari langit, padahal kalau mau berefleksi dan karenanya mau bersikap rendah hati, Kitab Suci itu ada karena perjuangan Bapa Gereja (Katolik). Sikap yang baik menurut saya harusnya mereka berterima kasih, bukannya “menghujat” sana sini. Hidup katolisitas. Bagi saya Katolisitas adalah situs yang paling baik yang pernah saya lihat, karena berkat katolisitas, saya menjadi semakin bangga menjadi orang Katolik. Dan saya menjadi tidak peduli dengan apa kata orang lain di luar Katolik. Bagi saya… Read more »
dear katolisitas.. saya baru-baru ini menemukan sebuah account facebook seseorang dengan lantang dan menantang umat kristen untuk adu argumen dengan mereka. dan mereka begitu membanggakan tentang sebuah alkitab terbitan 1928 yang saya mau tanyakan adalah.. apakah benar ada sebuah alkitab terbitan 1928 yang di injilnya menceritakan tentang Yesus yang berzina dengan keledai curian dan homoseksual dengan salah satu rasulnya.. saya tidak peduli dengan anggapan mereka tapi yang saya harapkan agar adanya penyelidikan terhadap alkitab tersebut.. agar saya dapat mengcopy paste ke account saya agar kami mendapat pandangan yang sejuk dan dapat dengan bijak menjawab tuduhan demi tuduhan mereka.. terima kasih… Read more »
Shalom Emma,
Jika anda mendengar tuduhan semacam ini janganlah goyah. Silakan tanyakan kepada yang menuduh, diambil dari manakah persisnya, sebutkan ayatnya, dan dari Kitab Suci terbitan/ cetakan mana, yang mengakibatkan ia berpendapat demikian. Karena setahu saya, tidak pernah ada Kitab Suci umat Kristiani yang menyatakan seperti yang anda katakan itu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan, Ingrid Listiati- katolisitas.org
Wah, iman Katolik benar-benar mencampurbaurkan antara tradisi dengan kitab suci. Maria tetap perawan setelah melahirkan Yesus?, Alkitab malah menyebutkan bahwa Yesus mempunyai saudara-saudara kandungNya sendiri setelah Maria melahirkan Dia, argumen Katolik paling bisa mengatakan Yusuf punya istri lebih dari satu. Nampak sekali antara tradisi dan Alkitab banyak bertentangan, sebagai contoh, Petrus disebut di Alkitab punya Ibu Mertua, tapi Katolik mewajibkan Paus, Uskup, Pastur selibat dan antara tradisi itu sendiri berubah-ubah. Pada konsili Trente diputuskan yang menerjemahkan Alkitab harus dihukum mati, eh pada konsili vatikan II, Alkitab malah disuruh diterjemahkan. Dan yang paling parah, Katolik mengatakan gereja tidak mungkin salah, jadi… Read more »
Shalom John Henry Newman, 1. Maria tetap perawan. Nampaknya definisi anda tentang tradisi berbeda dengan yang makna Tradisi Suci yang diajarkan oleh Gereja Katolik. Tradisi Suci yang diajarkan oleh Gereja Katolik bukan tradisi yang berasal dari manusia seperti tradisi Yahudi ala para ahli taurat yang ditentang oleh Kristus. Tradisi Suci yang diajarkan oleh Gereja Katolik bersumber dari ajaran lisan dari Kristus dan para rasul yang diteruskan kepada para penerus mereka. Tentang keperawanan Maria, Gereja Katolik, melalui Sinode Lateran (649) di bawah Paus Martin I mengajarkan: “Ia [Maria] mengandung tanpa benih laki-laki, [melainkan] dari Roh Kudus, melahirkan tanpa merusak keperawanannya, dan… Read more »
Kitab Suci kan hasil dr otoritas Magisterium Paus, dan itu sebenarnya Alkitab org Katolik,kl pihak Protestan harusnya punya Alkitab sendiri…dari dulu…sejar reformasi
Pendapat yang sangat bagus dari pak Andreas. Intinya, menurut saya mereka yang “sola scriptura” itu tidak konsisten dan tidak tahu berterima kasih/membalas budi. Tidak konsisten dan tidak tahu membalas budi karena mau menerima Kitab Suci hasil perjuangan Katolik, namun suka “menyerang” Katolik (terutama menyerang Bunda Allah yang dikandung tanpa noda/dosa, yang tetap perawan, dan yang diangkat ke surga, serta Bunda segala bangsa). Kalau mau konsisten, ya jangan mau pake KS hasil perjuangan Bapa Gereja (Katolik) dong. Silahkan kalau mau tampil “beda”, namun jangan lupa bersikap hormat pada “saudara tua”. sebab tanpa “saudara tua” kalian penganut sola scriptura tidak mungkin punya… Read more »
Shalom Ibu Igrid dan Bpk Stev Apakah Ibu percaya pada KEDAULATAN ALLAH ? KEDAULATAN ALLAH yang menetukan segala sesuatu termasuk alkitab, pekerjaan Tuhan yang kekal selalu sudah selesai, sebelum kita manusia yang terikat pada ruang dan waktu menjalankannya secara progresif. Pemeliharaan Allah yang berdaulat menentukan, alkitab satu2 nya yang cukup untuk manusia untuk mengenal Tuhan. Memang seperti kita memakai buku2 bapa2 gereja kita, untuk mengerti dan menafsir alkitab, kembali lagi kita tetap meneliti, apakah bertentangan dengan alkitab. 2 Tim 3 : 16, 17 Berbicara tentang keseluruhan kecukupan alkitab. Wah 22 : 18, 19 Berbicara tentang kesempurnaan Firman Tuhan yang tidak… Read more »
Shalom Lisa, 1. Tentang kedaulatan Allah. Tentu, kami percaya akan kedaulatan Allah. Namun, percaya akan kedaulatan Allah tidak sama dengan percaya bahwa kedaulatan Allah dibatasi oleh huruf- huruf/ tulisan yang ada dalam Kitab Suci. Sebab Kitab Suci sendiri tidak menyatakan bahwa Kitab Suci sama dengan kedaulatan Allah, maka kami umat Katolik juga tidak menyamakan keduanya. Rupanya anda mungkin belum membaca dengan baik- baik artikel di atas, karena sebagian pertanyaan anda sudah dibahas di sana, berikut ini saya cut and paste: 1. 2 Tim 3:16-17 “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan… Read more »
Bu Inggrid, Menambah argumen Anda, saya mau komentar terhadap Lisa. Lisa mengartikan Injil secara sempit (ia samakan Injil dengan Kitab Suci). Padahal yang dimaksud dengan Injil adalah kabar gembira Kristus, dan itu tidak hanya KS. Jadi, Lisa sudah punya penafsiran yang salah/tidak lengkap. Bagi kita, Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium adalah bagian dari (dan sarana untuk menyebarkan) kabar gembira Kristus. [Dari Katolisitas: Ya, Anda benar, Injil/ euaggélion (dalam bahasa Yunani) artinya adalah Kabar Gembira, dan ini tidak terbatas pada Kitab Suci (ajaran Kristus dan para rasul yang tertulis), namun juga Tradisi Suci (ajaran lisan dari Kristus dan para rasul)… Read more »
Di dalam Islam juga 3 Pliar atau Pegangan yaitu : 1. Kitab suci yaitu Al Qur an. 2. Sunah Rasul , pengajaran rasul Muhammad yg dicatat dalam hadits .3 Ijma Ulama, dapat dianalogikan dengan Pegangan Ummat Katholik yaitu : 1′ Al Kitab .2 Tradisi pengajaran para Rasul, 3 Magisterum Gereja , walaupun dalam perjalanan kaum muslimin timbul kelompok bid ah yang berusaha menolak Hadits Nabi dan dan ijma ulama hanya Al Qur an saja , seperti NII,Al Qiyadah dll,
Sejarah munculnya theologi Sola scriptura, sola gratia dan sola fide sebetulnya muncul dalam dialog dan debat antara Martin Luther dan Johan Eck (juru bicara Vatikan Roma). Martin Luther yg dalam debat itu terpojok, secara reakitif menolak kewibawaan Paus di Roma dan mencari pembenaran atas sikapnya yg reaktif itu :”Bukan Paus yang berkuasa tapi Kitab Suci yang berkuasa (Sola scriptura), bukan gereja yang menyelamatkan tetapi rahmat Tuhan (sola gratia), bukan magisterium gereja yg menyelamatkan, tetapi iman akan Yesus yang menyelamatkan. Dari situ muncul theologi tiga sola itu sebagai upaya pembenaran atas sikap yg diambil oleh Martin Luther dalam debat itu :… Read more »
Kak, saya akan membeli Kitab Suci.
bagi orang katolik seperti kita lebih baik NRSV atau NIV ya?
oya. beda masing2 Kitab Suci seperti RSV, NRSV, NIV, THE JERUSALEM BIBLE, NAB dll itu pa??
makasih..
Shalom Veri, Jika saya boleh menyarankan, silakan membeli RSV (Revised Standard Version) yang Catholic Edition (jadi yang ada kitab- kitab Deuterokanonikanya). Sebenarnya bermacam edisi Kitab Suci (New International Version/ NIV, New American Bible/ NAB, Revised Standard Version/ RSV, dst) itu disebabkan karena variasi terjemahannya. New RSV (NRSV) berbeda dari RSV karena di NRSV terdapat terjemahan yang sifatnya inclusive terhadap gender wanita, misalnya kata “brothers” pada RSV lalu pada NRSV tertulis sebagai “brothers and sisters”; namun di banyak kalimat malah terjemahan seperti ini menjadi kurang sesuai dengan teks aslinya. The Jerusalem Bible itu baik juga, namun sekarang agak sulit dicari, sebab… Read more »
mbak ingrid, memang benar klo terjemahan pada NRSV itu kurang sesuai dengan teks aslinya. namun kita tidak perlu khawatir, karena NRSV melengkapi terjemahannya dengan catatan kaki yang mengacu pada sumber aslinya. Misalnya: kata “brothers and sisters” (1 Korintus 12:1) dalam NRSV diberi catatan kaki: “Gk. brothers”, itu berarti dalam terjemahan Septuaginta dipakai kata “brothers”. menurut saya, NRSV itu justru memperkaya wawasan kita. dengan begitu cara penafsiran kita juga diperkaya. NRSV menterjemahkan secara inklusif, namun tidak menyimpang, karena di dalam catatan kaki menyertakan terjemahan berdasarkan sumber aslinya. terima kasih. tabik, Harry [Dari Katolisitas: Ya, seperti sudah dikatakan di atas, bahwa memang… Read more »
@ Veri : kalo di indonesia, cari dimana ya? alkitab katolik yang ada catatan kaki di PL dan PB ke Deuterokanonika-nya. tau ngak?
[dari katolisitas: silakan membeli Christian Community Bible – Pastoral Edition. Dulu penerbit Obor menjual Alkitab ini dalam edisi Bahasa Indonesia]
Pengasuh Katolisitas Mohon tanya juga tentang tulisan anda sbb : Namun umat Katolik TIDAK DAPAT MENERIMA KITAB SUCI SEBAGAI SATU-SATUNYA PEDOMAN IMAN (Sola Scriptura), terutama karena Kitab Suci sendiri tidak mengajarkan demikian. Selain itu, Sola Scriptura JUGA BERTENTANGAN DENGAN SEJARAH, karena pada faktanya Gereja-lah yang menentukan kitab-kitab mana yang termasuk di dalam Kitab Suci, dan kitab-kitab mana yang tidak. Akhirnya, Sola Scriptura juga BERTENTANGAN DENGAN AKAL SEHAT dan membawa perpecahan, karena bahkan di kehidupan sehari-haripun, kita mengetahui bahwa setiap peraturan tertulis (contohnya konstitusi negara) memerlukan otoritas yang menjaga, menjamin dan menginterpretasikannya dengan benar. Jika tidak, tentu terjadi kekacauan, karena tiap… Read more »
Shalom Aaron, Terima kasih atas pertanyaannya tentang Kitab Suci. Berikut ini adalah jawaban yang dapat saya berikan: 1. “Jika Kitab suci tidak diterima sebagai pedoman iman lalu apa yang dijadikan pedoman ?” Ada tiga, yaitu Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja, yang dapat diterangkan sebagai berikut: Tradisi Suci (KGK 75-83) Tradisi Suci adalah Tradisi yang berasal dari para rasul yang meneruskan apa yang mereka terima dari ajaran dan contoh Yesus dan bimbingan dari Roh Kudus. Oleh Tradisi, Sabda Allah yang dipercayakan Yesus kepada para rasul, disalurkan seutuhnya kepada para pengganti mereka, supaya dalam pewartaannya, mereka memelihara, menjelaskan dan menyebarkannya… Read more »
“Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu.” (Yoh 21:25) Memang, ada banyak hal lain yang diperbuat Yesus, BUKAN “diajarkan Yesus”. Esensi dari pengajaran Yesus sudah lengkap tertulis di dalam Alkitab. Yohanes 20:30 => “banyak ‘tanda’ lain” Yohanse 21:25 => “hal-hal lain yang diperbuat Yesus” Well….. Yohanes 20:31 mengatakan, bahwa injil dicatat, adalah supaya kita percaya bahwa Yesuslah Mesias, dan supaya kita oleh iman kita memperoleh hidup dalam nama-Nya (aku inget kalo kamu suka sekali doktrin, dan… Read more »
Shalom Alexander, Agaknya argumen sedemikian tidak akan ada habisnya, jika seseorang menganggap dirinya mempunyai otoritas penuh untuk menginterpretasikan ayat- ayat Kitab Suci menurut pengertiannya sendiri. Dan cara ini memang bukan cara yang diajarkan oleh Gereja Katolik. Gereja Katolik menginterpretasikan Kitab Suci sesuai dengan ajaran para rasul dan para Bapa Gereja; bagaimana sejak awalnya ayat- ayat tersebut dimengerti oleh Gereja. 1. Maksud Yoh 21:25 "Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu." (Yoh 21:25) Di sini, penekanan yang… Read more »
Redaksi yth,
Di atas telah dijelaskan secara panjang lebar tentang Sola Scriptura. Saya sangat senang mendapatkan bahan penjelasan tersebut. Namun pada Gereja Protestan dikenal tiga pilar yaitu Sola Scriptura, Sola Fide dan Sola Gracia. Bukan begitu? Saya sangat mengharapkan bisa mendapatkan penjelasan dan pandangan Gereja Katolik tentang dua sola yang lain tersebut.
Berkah Dalem
Pius Nugraha
Shalom Pius Nugraha, Terima kasih atas dukungan dan pertanyaannya tentang tiga sola. Nanti suatu saat kami akan menuliskan tentang sola fide dan sola gratia. Untuk sementara, anda dapat melihat diskusi sola fide di sini (silakan klik). Sedangkan untuk sola gratia, maka Gereja Katolik memang mengakui bahwa keselamatan adalah anugerah Tuhan semata. Yang membedakan antara Gereja Katolik dan non-Katolik adalah konsep dari rahmat itu sendiri. Gereja Katolik melihat bahwa manusia dapat menolak rahmat Allah, sedangkan sebagian yang non-Katolik berpendapat bahwa manusia tidak dapat menolak rahmat Allah. Menurut pandangan Gereja Katolik, karena manusia mampu menolak rahmat Allah dan Tuhan sebenarnya telah memberikan… Read more »
Lalu, bagaimana anda menafsirkan Roma 9, dimana Paulus mengatakan bahwa TUHAN menciptakan manusia ada yang dimuliakan dan ada yang akan dibinasakan?
[Dari Katolisitas: Hal Rom 9 dapat dimengerti jika kita mengetahui adanya perbedaan makna antara “Antecedent Will” dan “Consequent Will” pada Allah. Ini sudah pernah dibahas di jawaban ini, silakan klik]
Yth Sdri. Ingrid Listiati, terima kasih banyak atas pencercahannya. Menyinggung pesan dari Sdr Pius Nugraha, setau saya ada lima pilar (Lima Sola) dalam iman kaum Protestant yi : # 1 Sola scriptura (“by Scripture alone”) # 2 Sola fide (“by faith alone”) # 3 Sola gratia (“by grace alone”) # 4 Solus Christus atau Solo Christo (“Christ alone” atau “through Christ alone”) # 5 Soli Deo gloria (“glory to God alone”) Apakah Sola yg ke 4 dan ke 5 juga diimani oleh Gereja Katolik? Mohon pencercahannya karena saya baru dalam proses mendalami ajaran Katolik (walaupun sudah lama jadi Katolik). Thanks… Read more »
Shalom Martin, Berikut ini adalah apa yang saya ketahui sebagai ajaran Gereja Katolik, menanggapi kelima Sola yang anda tanyakan: 1. Sola Scriptura (“by Scripture alone”), tanggapan Gereja Katolik dapat anda baca di artikel di atas 2. Sola Fide (“by faith alone”), silakan klik di sini untuk membaca khotbah Paus Benediktus XVI, yang mengajarkan tentang pandangan Gereja Katolik tentang Sola Fide ini. 3. Sola Gratia (“by grace alone”). Gereja Katolik mengakui bahwa keselamatan diperoleh karena rahmat /kasih karunia oleh iman (Ef 2:8-9). Jadi tentu inisiatif datang pertama- tama dari Tuhan, itu benar. Tetapi kemudian juga dibutuhkan kerja sama dari pihak manusia… Read more »
Saya hanya mau mengucapkan puji syukur kepada Tuhan, yang sudah menggerakan hati Bp. Stefanus & Ibu Inggrid untuk membuat katolisitas.org ini, sehingga banyak orang katolik (termasuk saya) semakin mengerti iman Katoliknya. Terimakasih juga untuk kerelaan Bp. Stefanus, Ibu Inggrid & semua moderator yg berperan serta di situs ini, menanggapi panggilan Tuhan untuk menjelaskan ajaran Nya.
Semoga Tuhan Jesus selalu berkati & melindungi bapak, ibu, pastor & semua yg berperan serta di situs ini, sehingga tetap setia pada panggilan Nya, rendah hati, sabar.
Trimakasih Tuhan,aq Kau pilih di tempat yg benar dalam Gereja dgn Tiga Pilar Kebenaran yg sungguh indah.. Saya pernah ada keinginan untuk meninggalkan Katolik,tapi tidak meninggalkan Kristus.Yaitu pindah di Gereja lain.Saya pikir doa2 dan kotbah di Gereja Katolik sungguh sangat membosankan.Sering saya ikut kebaktian di beberapa Gereja.Hal itu memang sangat menyenangkan bagi saya,karena kotbahnya sungguh menggugah.Namun,saat diadakan diskusi iman/komsel,begitukah pandangan mereka terhadap Maria??Di situ timbul perasaan berlawanan di hatiku.Aku yang dahulu sejak kecil begitu dekat dgn Maria.Tapi hanya gara2 bosan dengan kotbah Romo,mau meninggalkan katolik?Sungguh egois aku. Namun ternyata kehadiran kuasa Tuhan lewat perantaraan Bunda Maria sungguh nyata hadir.Sama seperti… Read more »
Shalom Anselmus, Terima kasih atas sharingnya. Bunda Maria adalah pemberian Yesus yang terakhir kepada umat Allah sebelum Yesus menghembuskan nafas-Nya yang terakhir. Yesus tahu, bahwa dalam perjalanan iman kita, kita juga membutuhkan sosok ibu, sama seperti kita membutuhkan sosok ibu yang baik dalam perjalanan hidup kita. Kalau kita mengikuti apa yang dilakukan oleh rasul Yohanes, yaitu menerima Bunda Maria di rumahnya, maka kita juga harus menerima Bunda Maria di hati kita. Kita menerima Bunda Maria di hati kita, karena Yesus sendiri yang memerintahkannya, dengan mengatakan: “Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: “Inilah ibumu!” Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di… Read more »
Dear Anselmus sangat senang sekali mendengar kesaksianmu semakin meneguhkan iman. Saya berharap banyak anak muda katholik yang peduli seperti Ansel ini. saya menyarankan anak anak muda katholik tidak hanya rajin dalam doa, koor atau kegiatan mudika digereja tapi juga selalu bisa belajar menggali kedalaman iman katholik dan terus belajar jangan mau diombang ambingkan oleh pengajaran pengajaran yang dapat memperlemah imanmu.. TERUSLAH BELAJAR UNTUK MENGGALI KEDALAMAN IMAN KATHOLIK. Gbu all………………………….
….kehadiran kuasa Tuhan lewat perantaraan Bunda Maria? wo… Maria itu hanya manusia biasa, dia bukan perantara, perantara tunggal hanya Yesus Kristus, anda cerita dekat dengan Maria dari kecil, ya saya juga, tapi saya lebih fokus kepada Kristus dari semenjak saya kecil, karena Dia mau turun dari surga menjadi manusia seperti saya bahkan menderita dan mati di kayu salib, tetapi bangkit dan naik ke surga dan akan datang kembali. Inilah pengantara yang sejati, hanya Kristus, dan ini semua berasal dari kesaksian Alkitab dan hanya Alkitab, Alkitab tidak banyak bercerita tentang Maria tetapi Kristus, kenapa? karena Alkitab adalah kesaksian Kristus sendiri tentang… Read more »
Shalom John Henry Newman, Terima kasih atas komentarnya. Kita mempunyai persepsi yang berbeda tentang Magisterium Gereja. Dalam diskusi sebelumnya saya telah mencoba menerangkannya dan sekaligus saya telah mengajukan beberapa pertanyaan kepada anda. Silakan melihat diskusi tentang topik ini di sini – silakan klik. Kalau anda mengatakan bahwa Maria hanyalah manusia biasa, apakah anda percaya bahwa Maria adalah bunda Allah, yang telah dipersiapkan oleh Allah dengan sempurna (lihat diskusi ini – silakan klik)? Kalau Allah telah begitu sempurna mempersiapkan Maria sebagai bunda dari Sang Penebus dan Allah memandang bahwa rencana-Nya adalah baik, maka siapakah kita yang mengatakan bahwa Maria adalah manusia… Read more »
@John Henry N: Setelah bertahun tahun bahkan mungkin puluhan tahun anda membaca alkitab , mungkin anda lupa ada ayat ini di dalam alkitab: Lukas 1:48 “sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hambaNya. Sesungguhnya, MULAI DARI SEKARANG SEGALA KETURUNAN akan menyebut AKU BERBAHAGIA.” Mungkinkah John Henry N berasal dari keturunan yang bukan disebut dalam alkitab? Kalau iya, kasihan sekali….Kalau bukan :mengapa anda menyangkal Lukas 1:48? Akankah John Henry dan kaum Protestan lainnya menyangkal ayat ini dan mungkin mau menghapusnya dari alkitab anda sperti Luther juga dulu berniat menghapus kitab Wahyu ?(untung tidak jadi-syukurlah ….!) Sudahlah sdrku, kami di Katolik tidak menjadikan Maria… Read more »
Syalom John Henry Newman Ada perkataan anda yang berlawanan dengan PENDIRI AGAMA ANDA SENDIRI-KRISTEN PROTESTAN ( Martin Luther King ) [Dari Katolisitas, mungkin maksud anda adalah Martin Luther- tanpa King, karena keduanya orang yang berbeda], yaitu ketika anda mengatakan : “karena Alkitab adalah kesaksian Kristus sendiri tentang diriNya, sehingga bung seharusnya anda mengingat, berfokus dan bersyukur dan berlindung kepada Kristus saja, bukan kepada Maria manusia berdosa itu” [Dari Katolisitas: pernyataan ini sendiri rancu karena memisahkan Yesus dan Maria seolah mereka saingan. Padahal Alkitab sendiri mengajarkan bahwa Yesus adalah Kepala dan semua anggota-Nya (termasuk Maria) adalah Tubuh-Nya (lih. Ef 5:22-33). Dengan… Read more »
Mo reply juga ah.. untuk Pak John Henry Newman Mr.John says Maria itu hanya manusia biasa, dia bukan perantara, perantara tunggal hanya Yesus Kristus, anda cerita dekat dengan Maria dari kecil, ya saya juga, tapi saya lebih fokus kepada Kristus dari semenjak saya kecil, karena Dia mau turun dari surga menjadi manusia seperti saya bahkan menderita dan mati di kayu salib, tetapi bangkit dan naik ke surga dan akan datang kembali. Comment Iya, dia memang hanya manusia biasa, yang membuatnya jadi luar biasa adalah karena Tuhan menyertakan bunda Maria dalam karya penyelamatan-Nya, (kurang lebih begitu ya pak Stef?) dan jangan… Read more »
Agaknya saudara “Henry” mau mengatakan juga bahwa ibunya sendiri hanyalah manusia biasa, maka ia pun tidak perlu menghormati ibunya. Terus terang saya lebih menghormati dan percaya pada Bunda Maria karena Maria pernah bertemu dengan Malaikat Gabriel (yang notabene adalah utusan Allah). Sementara saya yakin 1 juta persen bahwa saudara Henry belum pernah ketemu malaikat. Jadi saya tidak akan pernah percaya dan tidak akan pernah goyah karena pandangan Anda yang menurut saya tidak punya dasar yang kuat. Saya juga lebih percaya dan menghormati Maria karena Maria adalah satu satunya manusia yang dijadikan “rekan kerja” Allah untuk menghadirkan Kristus ke tengah dunia.… Read more »
Seorang ayah mengajarkan kepada anak2nya bahwa selalu berdoa sebelum makan bersama..anak2nya juga melakukan hal tersebut sampai keturunannya yang ke 5 melakukan hal yang sama tetapi ditambah cuci tangan sebelum makan.. keturunan yang ke 20 ditanya sama temennya kenapa kok berdoa dan cuci tangan dulu sebelum makan? oh itu udah tradisi padahal tradisi awal hanya cuci tangan.. jadi intinya tradisi awal ga akan mungkin terjaga sampai sekarang karena setiap orang pasti ingin menambahkan sesuatu yang dianggap kurang baik / benar..
yang tidak akan pernah berubah adalah Yesus sendiri makanya yang harus kita lakukan adalah kenali Yesus.. bagaimana caranya? baca alkitab!!!
Shalom Pelayan, Terima kasih atas komentarnya. Dari komentar anda, maka sebenarnya ada kesalahpahaman tentang apa yang disebut Tradisi Suci. Tradisi suci bukanlah suatu ajaran lisan yang tanpa ada dokumentasi sama sekali, atau suatu dongeng masa lalu. Silakan anda membaca diskusi saya dengan Lisa tentang topik yang sama di sini (silakan klik). Di salah satu point, saya memberikan contoh Tradisi Suci: Apakah kesaksian dari St. Irenaeus (180 AD) dan Eusebius memegang peranan penting dalam menentukan keaslian Injil, karena mereka mengatakan: “Kita telah mengetahui bukan dari siapapun tentang rencana keselamatan kita kecuali dari mereka yang melaluinya Injil telah diturunkan kepada kita, yang… Read more »
Dan dari mana anda tahu bhwa tradisi suci dan magisterium tidak salah dalam menentukan kitab dalam Alkitab? Apakah mereka mendapat wahyu lain sebagai petunjuk bahwa ini termasuk kitab dalam Alkitab dan yang lain bukan? Dasar apa yang dipakai magisterium dan tradisi suci untuk menentukan itu termasuk kitab dalam Alkitab dan yang lain bukan? Dan Tradisi Suci dan Magisterium dapat menginterpretasikan wahyu Allah secara murni dan konsisten..? kalau iya, mengapa sejarah gereja menyaksikan gereja Katolik berkali-kali mengadakan konsili, Konsili Trent, Vatikan I, II yang intinya sebenarnya merevisi dan menambah apa yang menjadi ajaran gereja?Lucu sekali, kalau benar kenapa berubah, ya tetap… Read more »
Shalom John Hendry Newman, Terima kasih atas komentarnya. Berikut ini adalah jawaban yang dapat saya berikan: 1. Anda bertanya “Dan dari mana anda tahu bhwa tradisi suci dan magisterium tidak salah dalam menentukan kitab dalam Alkitab?” Magisterium Gereja tidak akan salah menentukan kitab-kitab mana yang menjadi bagian dari Alkitab, karena Gereja adalah tiang penopang dan dasar kebenaran (lih. 1Tim 3:15) dan Kristus sendiri menjanjikan untuk melindungi Gereja-Nya sampai akhir zaman dan alam maut tidak akan menguasainya (lih Mt 16:16-19). Sedangkan rasul Paulus sendiri menekankan pentingnya Tradisi Suci (lih. 2Tes 2:15). Dan Tradisi Suci telah terbukti membantu Magisterium Gereja dalam menentukan… Read more »
Hi Stefanus Tay, 3 pilar itu pun pernah salah dan banyak juga yg salah. Hanya saja berita2 kesalahan tsb terjadi pada jaman ratusan or ribuan tahun yg lalu di mana internet yg menjadi sarana penyebaran informasi secara cepat belum ada. Untuk itu, mari kita ambil sample yg sangat heboh pernah terjadi. Salah satu sample nya adalah keputusan Vatikan mengenai Galileo Galilei. Silahkan baca sendiri kisah hidup dan kesengsaraan Galileo Galilei atas keputusan Vatikan. Jika saya gunakan logik anda, maka pada saat itu keputusan Vatikan jelas jelas menurut para pengikutnya dapat dimasuk kategori infallible, serta berdasar pada 3 pilar yg anda… Read more »
Shalom Henry, Terima kasih atas tanggapan anda. Menurut anda apakah kondisi dari sebuah keputusan yang dikeluarkan oleh Paus bersifat infallible? Setelah anda tahu kondisi tersebut, silakan menilai apakah keputusan tersebut bersifat infallible atau tidak. Tentang apa yang terjadi pada Galileo Galilei, silakan melihat link ini – silakan klik, dan klik ini. Tentang apakah Paus mendukung Hitler, silakan untuk melihat link ini – silakan klik, di mana dikutip tulisan dari Pinchas E Lapide, seorang Yahudi: “….Konsulat Israel, Pinchas E Lapide di dalam bukunya, Three Popes and the Jews(New York: Hawthorn Books, Inc., 1967) membela Paus Pius XII. Menurut penelitiannya, Gereja Katolik di… Read more »
Shalom Henry,
Apa yang saudara utarakan sudah banyak dibahas dalam forum ini.
Satu hal yang agak janggal, pertanyaan katolisitas tentang Martin Luther anda jawab dengan tokoh lain yaitu Martin Luther King. Apakah ini hanya sekedar kekeliruan? Bagi saya itu cukup mendasar.
GBU
Salam damai dlm kasih Tuhan Jesus bagi kita semua, Sudah 1 thn berlalu namun tidak ada tanggapan dari John Henry (atau di halaman artikel lain? Tolong ditunjukkan jika ada kelanjutannya). Saya awam sekali dalam hal sejarah Magisterium dan Tradisi Suci. Barangkali perlu dijelaskan “teknis” dan kriteria suatu tulisan dapat dimasukkan dlm daftar Alkitab. Jika sudah pernah ditulis dlm Katolisitas, tolong ditunjukkan juga halamannya. Saya pernah mendengar penjelasan bahwa Gereja Perdana menentukan tulisan2 yg akan dikanonisasikan berdasarkan bbrp kriteria: 1] tulisan2 tsb sesuai dengan kesaksian para rasul, dan/atau tidak bertentangan dengan pengertian/ajaran yg diterima para rasul dari Tuhan Jesus. Dan setelah… Read more »
Shalom Herman-wib, Nampaknya apa yang Anda sampaikan kurang lebih benar. Berikut ini adalah tambahan keterangan yang disampaikan oleh Rm. Indra Sanjaya Pr.: Yang mau dicapai dengan usaha kanonisasi Kitab Suci adalah menentukan tulisan mana yang memuat ajaran Yesus yang otentik. Ini penting karena pada waktu itu ada banyak tulisan yang mengklaim diri tulisan Yesus (dan para rasul). Oleh karena itu dibuat semacam kriteria: 1. Apostolisitas: tulisan yang berasal dari para rasul atau mereka yang berkaitan dengan para rasul bisa menjadi bagian dari kanon. Mengapa? Karena para rasul yang hidup bersama Yesus merupakan saksi otentik dari ajaran Yesus. 2. Katolisitas: tulisan… Read more »
Shalom,
Terima kasih. Kriterianya, [A-K-O-U], lebih ringkas dan mudah mengingatnya serta lebih mudah menyampaikannya kepada anak2 kami.
Sekali lagi terima kasih.
saudara Henry ini menurut saya sama dan sebangun dengan [edit: orang-orang] yang tidak suka dengan Amerika namun selalu menggunakan teknologi Amerika (internet, FB, twitter, jeans, dsb). Ini adalah sikap yang tidak konsisten. kalau tidak mau akui/hargai Tradisi Suci dan Magisterium Gereja ya jangan pakai Kitab suci yang sudah dikanonisasi oleh Katolik dong. Kalau tidak suka amerika ya jangan pake internet, fb, twitter, jeans, cocacola dsb dong.
Saya hanya mau percaya pada omongan orang yang konsisten orang yang tidak konsisten alias tidak punya integritas tidak akan pernah saya percayai.
per mariam ad Iesum
Seorang Bapa tidak akan memberikan contoh yang buruk/jelek kepada anaknya !. Bagaimana mungkin seorang Bapa akan tega memberikan anaknya ular atau kala jengking ketika anaknya meminta roti ? Semua tradisi Gereja adalah positif. Bukankah Roh Kudus selalu mengawal Gereja melintasi jaman ? Lihat Konsili Vatikan II, suatu karya Roh Kudus yang luar biasa. Selangkah lebih maju! Karena Gereja selalu ber-Agiornamento.
Tetap menjadi sumber air bening yang melimpah airnya….
Alkitab saja? Saya mau bertanya kepada umat Protestan yang bisa menjawab pertanyaan ini………….dan tolong ada umat Protestan yang bisa menjawab ini: Coba anda urut-urut kan tata cara ibadah orang orang Yahudi (urut-urutannya) dan bagaimana tata cara pengurbanan binatang di Bait Allah jaman Perjanjian Lama berdasarkan ayat2nya . Saya hanya ingin mengetahui kalau kalau di alkitab ada jawabannya…Kalau-kalau ada yang bisa menjawab pertanyaan ini berdasarkan alkitab dan bisa merekonstruksikan kembali tata caranya…Saya akan sangat mengapresiasi beliau itu yang bisa merekonstruksikannya. Kalau tidak ada yang menjawab pertanyaan ini maka gugurlah semua argumen saudara2 bahwa “hanya alkitab”/”sola scriptura”. Karna bagaimana mungkin hal yang… Read more »
Salam damai sejahtera Dear Johanes Jika anda ingin tahu tata cara ibadah orang orang Yahudi (urut-urutannya) dan bagaimana tata cara pengurbanan binatang di Bait Allah jaman Perjanjian Lama berdasarkan ayat2nya . Cobalah anda pelajari kembali kitab KELUARAN mulai pasal 25 sampai pasal 40 , disana akan saudara temukan semua jawabannya. Dan jika saudara ingin mengetahui , sampai dimana TINGKATAN ROHANI saudara, pelajari baik2 tentang pelajaran KEMAH SUCI (Bait Allah). Semuanya tertulis dengan jelas dan terperinci hanya di dalam Alkitab Jadi jangan sia-sia kan kesempatan yang indah ini, pelajari baik-baik dan camkan , supaya anda juga tahu sampai dimana tingkat rohani… Read more »
Syukur kepada Allah, Katolisitas memberikan penjelasan yang masuk akal mengenai “Sola Scriptura”. Semoga teman-teman Katolik makin bangga dan percaya diri akan kenyataan kebenaran mengenai kedudukan Alkitab yaitu Alkitab ada dalam Gereja kita, bukan sebaliknya paham beberapa saudara yg beranggapan bahwa “Gereja dalam Alkitab” yang di akal sehat terasa aneh. Terima kasih Katolisitas. Salam: Isa Inigo.
@Isa: Benar..semoga semakin banyak mata yang terbuka dan melihat kebenaran yang tidak sepotong sepotong Semoga semua domba kembali ke satu kawanan dengan satu gembala.