Apakah Tuhan Terdiri dari Bagian-bagian?

Ada sebagian orang yang menyangka bahwa Tuhan terdiri dari bagian-bagian yang kompleks seperti yang ada pada kita manusia dan bagian-bagian itu dapat dibeda-bedakan antara satu dan lainnya, dan itu bagiannya itu tidak sama dengan Tuhan.

Namun St.Thomas Aquinas, mengutip pengajaran St. Agustinus, mengatakan sebaliknya, yaitu Allah itu sederhana, sehingga tidak terdiri dari bagian-bagian. Demikian katanya (selengkapnya, silakan klik  untuk membaca di link ini):

“St. Agustinus mengatakan bahwa : “Tuhan itu sungguh dan secara mutlak, sederhana” (De Trin. IV, 6,7)

Saya menjawab bahwa Kesederhanaan Tuhan yang mutlak dapat dilihat dari:

Pertama, …. Sebab tidak ada komposisi bagian-bagian yang kuantitatif pada Allah, sebab Ia bukan sebuah tubuh, tidak terdiri dari komposisi materia dan forma; kodrat-Nya tidak berbeda dengan hakekat-Nya; esensinya tidak berbeda dari keberadaan-Nya,…. juga tidak ada perbedaan pada-Nya sebagai subyek dan accident (atribut/ ciri-cirinya). Maka, jelaslah bahwa Tuhan bukan merupakan komposit [campuran dari beberapa hal], tetapi seluruhnya sederhana.

Kedua, sebab setiap komposit (campuran) ada di bawah pengaruh bagian-bagian yang menyusunnya, dan tergantung kepadanya; tetapi Tuhan adalah Yang Pertama dari segalanya [sehingga tidak tergantung dari apapun, lihat penjelasan ST I, q.2, a.3]

Ketiga, sebab setiap komposit (campuran) mempunyai sebab, karena komponen-komponennya dari diri mereka sendiri yang berbeda-beda tidak dapat bersatu tanpa sesuatu yang menyebabkan mereka dapat bersatu. Tetapi Tuhan tidak disebabkan oleh apapun, sebagaimana dijelaskan dalam ST I, q.2, a.3- sebab Ia adalah Sang Penyebab yang pertama.

Keempat, sebab di dalam komposit, terdapat apa yang potensial dapat terjadi dan hal yang secara aktual sudah terjadi; tetapi hal ini tidak dapat terjadi pada Tuhan….

Kelima, sebab tak ada suatu komposit-pun yang dapat dinyatakan sama dengan salah satu bagiannya. Dan ini nyata di dalam keseluruhan benda yang terdiri dari bagian-bagian yang berbeda-beda; sebab bagian dari seorang manusia bukan merupakan manusia, atau bagian dari kaki adalah bukan kaki itu sendiri. Tetapi di dalam keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian yang serupa, meskipun sesuatu yang dinyatakan oleh keseluruhan dapat dinyatakan oleh bagiannya (seperti bagian dari udara adalah udara, dan bagian dari air adalah air), namun demikian, hal-hal tertentu yang dinyatakan oleh keseluruhan tidak dapat dinyatakan oleh bagian-bagiannya. Contohnya, jika keseluruhan volume air adalah dua kubik, tak ada bagiannya yang dapat berjumlah dua kubik juga. Maka, di dalam setiap komposit terdapat sesuatu yang bukan dirinya sendiri. Tetapi bahkan jika ini dapat dikatakan terhadap apa-pun yang mempunyai bentuk (forma) yaitu bahwa sesuatu mempunyai sesuatu yang bukan dirinya sendiri, sebagaimana di dalam obyek yang berwarna putih terdapat sesuatu yang tidak mempunyai hakekat warna putih; namun demikian, di dalam bentuk itu sendiri, tidak ada yang lain selain dirinya sendiri. Oleh karena itu, karena Tuhan adalah bentuk yang sempurna, atau lebih tepat disebut sebagai sosok yang sempurna, maka Ia tidak mungkin berupa komposit. St. Hilarius menyimpulkan demikian ketika ia mengatakan (De Trin. VII): “Tuhan, yang adalah Kekuatan, tidak terdiri dari hal-hal yang lemah; juga Ia, yang adalah Terang, tidak tersusun oleh hal-hal yang redup.”

….. “Bagi kita, benda-benda yang merupakan komposit (campuran) lebih baik daripada benda-benda yang sederhana, sebab kesempurnaan dari kebaikan [dari sesuatu benda] yang diciptakan tidak terdapat di dalam satu hal yang sederhana, tetapi di dalam banyak hal. Tetapi kesempurnaan kebaikan ilahi [yang tidak diciptakan] terdapat di dalam satu hal yang sederhana.”(St. Thomas Aquinas, Summa Theology, I, q.3, a.7; lih. q.4,a.1, q.6,a,2).

Dengan demikian, berdasarkan pengajaran para Bapa Gereja, dikatakan bahwa Allah itu sederhana, dan tidak ada bagian-bagian di dalam Allah, namun semuanya adalah keseluruhan dalam tingkatan yang sempurna. Atas dasar ini Tuhan dapat dikatakan sebagai Kasih, Kebenaran, Kebijaksanaan, Sang Sabda, dst; tanpa mengartikan bahwa Kasih, Kebenaran, Kebijaksanaan, Sang Sabda itu adalah bagian-bagian yang ‘menyusun’ Tuhan.

5 1 vote
Article Rating
31 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
rico
rico
11 years ago

Syalom… Kalau saya boleh menyampaikan pendapat, sbnarnya pnjelasan tim katolisitas ttg Trinitas dsb sy rasa sudah sgt jelas dan cukup menggambarkan (walaupun memang tidak akan pernah sepenuhnya) ttg Allah kita yang memang Allah yg Satu dengan Tiga Pribadi yg tdak terpisahkan tp jg berbeda. Sy rasa untuk ditangkap oleh seusia remaja saja masih bisa (krn memang sy jg msh remaja dan msh bisa menangkapnya dgn iman). Asal dgn di dasari IMAN dan KERENDAHAN HATI untuk berusaha memahaminya tlebih dahulu dan membuka mata akan bukti2 yg memang sbnarnya sdh byk dan jelas sblm berkomentar kembali dan berdebat yg tdak ada ujungnya.… Read more »

Adrianus
Adrianus
11 years ago

Hanya ada satu Bapa, satu Tuhan, dan satu Roh Kudus; bukankah itu yg kita percayai? Ketiganya merupakan tiga pribadi, apa benar? Kalau ketiganya membentuk satu grup yg disebut Allah, maka memang bahwa Allah itu esa, tunggal. Tapi, hal itu kalau dipahami sebagai kelompok, kan? Kalau tidak, bukankah Mereka itu satu, dua, dan tiga? Ketiganya tentulah bukan pribadi yg sama karena kalau mereka merupakan pribadi yg sama, bagaimana mungkin Yesus mengatakan bahwa yg mengetahui masa penghabisan itu hanya Bapa? Juga, bagaimana mungkin Roh Kudus masih harus mencari tahu apa yg tersembunyi di hati Bapa? Juga, bagaimana mungkin Yesus harus terangkat ke… Read more »

Adrianus
Adrianus
Reply to  Adrianus
11 years ago

Saya sudah baca link yg dianjurkan. Ada dikutip dlm artikel tsb. surat rasul Yohanes (1 Yoh. 5: 7) yg menyatakan ada “tiga dlm satu” yg memberikan kesaksian; tiga itu: Bapa, Firman(Yesus), dan Roh Kudus. Jadi, sesembahan kita adlh tiga dan membentuk satu kelompok, kan? Kalau pemahaman tsb benar, maka analogi yg agak dekat dlm artikel tsb adalah cahaya putih. Hal tsb krn cahaya tsb merupakan gabungan dari beragam cahaya beragam panjang gelombang. [dari katolisitas: Yang memberikan kesaksian adalah tiga PRIBADI, di mana ketiga Pribadi tersebut ada di dalam SATU HAKEKAT. Hakekat bukanlah kelompok. Itulah sebabnya, saya menganjurkan agar kita melihat… Read more »

Triatmojo
Triatmojo
Reply to  Adrianus
11 years ago

@ Adrianus dan Xells: Anda berdua sepertinya bukan katolik, jadi tak perlu berusaha untuk meminta Gereja Katolik mengubah ajarannya tentang Trinitas. Saya menduga Anda berdua bermaksud menggiring katolisitas dalam jebakan Anda, karena anda ingin memakai artikel² di katolisitas untuk anda bahas di blog² anda dan mengajarkan yg salah ttg Trinitas. Dari bebrapa diskusi di blog yg pernah saya ikuti, saya menemukan ada beberapa artikel katolisitas, yg diambil secara tidak bertanggungjawab krn kemudian ditafsirkan dan diajarkan tidak seperti yg diajarkan Gereja Katolik. Secara halus dan perlahan² diselewengkan, seperti yg sedang anda berdua lakukan sekarang ini di situs katolisitas ini. Ada banyak… Read more »

Adrianus
Adrianus
Reply to  Triatmojo
11 years ago

“Ketiga pribadi adalah Allah”; itu saya kutip dari pernyataan dlm artikel katolisitas ttg tritunggal maha kudus, lho. Ketiganya punya kodrat/hakekat sebagai Allah. Apa demikian? Jadi, ada tiga sesembahan, kan? Kepada saudaraku Triatmojo. Bukan Romo, kan? Kalau Romo, wah, sebagai umat saya merasa terintimidasi untuk bertanya dlm. forum intelektual ini krn saya hanyalah wong ndeso tur bodo, gitu. Sebagai orang Katolik, janganlah kita alergi berbeda pendapat. Saya pikir forum ini adalah forum pelurusan pendapat bagi jemaat katolik yg membutuhkan pemahaman benar dari pengajar berlatar pendidikan teologi katolik; apalagi pengajar lulusan PT dari luar negeri yg terkenal berani berbeda pendapat dan tak… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Adrianus
11 years ago

Shalom Adrianus,

Tidak menjadi masalah kalau kita mempunyai perbedaan pendapat. Triatmojo juga pengunjung katolisitas yang juga dapat mengemukakan pendapatnya di forum ini. Kembali ke diskusi kita, saya menyarankan agar anda dapat membaca kembali link yang saya berikan, sehingga dapat melihat apakah perbedaan antara HAKEKAT dengan PRIBADI. Selama dua hal ini tidak dibedakan maka anda akan melihat adanya tiga Allah. Semoga dapat dimengerti.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org

Adrianus
Adrianus
Reply to  Stefanus Tay
11 years ago

Saya tlh membaca dan mencoba memahami istilah “pribadi” dan “hakekat” yg Pak Stefanus gunakan dlm artikel tritunggal mahakudus. Berikut dua contoh kalimat yg saya buat berdasar pemahaman tsb.
Akhmad, Badu, dan Cici adalah tiap pribadi berbeda yang hakekatnya adalah manusia.
Bapa, Yesus, dan Roh Kudus adalah tiap pribadi berbeda yang hakekatnya adalah Allah.
Apa pemahaman saya sudah benar? Kalau sekiranya salah, mohon koreksi lewat penjelasan gamblang tanpa harus selalu menunjuk “link”.

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Adrianus
11 years ago

Shalom Adrianus, Pemahaman yang anda berikan adalah sudah benar. Pribadi mengacu kepada “siapa” dan hakekat mengacu kepada “apa”. Namun perlu ditekankan sebagai berikut – yang telah ditulis juga dalam artikel tersebut “Tiga pribadi manusia tidak dapat menyamai makna Trinitas, karena di dalam tiga orang manusia, terdapat tiga “kejadian”/ ‘instances‘ kodrat manusia; sedangkan di dalam tiga Pribadi ilahi, terdapat hanya satu kodrat Allah, yang identik dengan ketiga Pribadi tersebut” Penjelasan lebih lanjut yang diberikan dalam artikel tersebut (silakan klik) adalah sebagai berikut: Untuk mendapatkan pengertian yang benar tentang Trinitas, maka kita tidak boleh mencampuradukkan antara Tuhan yang satu hakekat dengan tiga… Read more »

Adrianus
Adrianus
Reply to  Stefanus Tay
11 years ago

Penjelasan tambahan Pak Stef ttg “kejadian” kodrat yg berbeda antara tiga orang manusia dan “kejadian” kodrat yg sama antara tiga pribadi Allah sungguh susah saya cerna; apalagi di akhir penjelasan Pak Stef mengenalkan konsep “hubungan asal”. Namun, saya coba menyampaikan hasil pemahaman saya akan penjelasan Pak Stef tsb dlm contoh2 berikut. Mohon koreksi. Kejadian kodrat yg berbeda tiga orang manusia tsb.: Akhmad berasal dari Pak Yunus dan Ibu Sumirah. Badu berasal dari Pak Tambi dan Ibu Yuni. Cici berasal dari Pak Acong dan Ibu Iie. Jadi, Akhmad, Badu, dan Cici berasal dari sepasang pribadi lain yg juga manusia. Kejadian kodrat… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Adrianus
11 years ago

Shalom Adrianus, Memang sulit sekali memberikan analogi terhadap Trinitas, karena tidak ada satu kondisipun (baik material maupun spiritual) yang dapat menggambarkan Trinitas. Coba kita melihat mundur sedikit, sebelum Inkarnasi. Dalam kekekalan, kehidupan Allah dalam tiga Pribadi yang terikat dalam satu substansi atau satu kodrat telah ada. Dengan demikian, kita harus menggambarkan Allah Bapa, Allah Putera dan Allah Roh Kudus di dalam kekekalan, yang berarti masing-masing Pribadi ini telah ada, karena mereka adalah pribadi yang berbeda-beda namun adalah SATU Allah. Pribadi yang berbeda-beda ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain tanpa melihat persatuan kodrat atau sebaliknya karena menekankan persatuan kodrat sehingga… Read more »

Adrianus
Adrianus
Reply to  Stefanus Tay
11 years ago

Ada beberapa kejadian asal: 1. Sel kelamin jantan bertemu dg sel kelamin betina, terbentuklah embrio, makhluk hidup. Contoh: kejadian manusia. 2. Sel2 membelah diri hingga terbentuk makhluk hidup. Contoh: amoeba membelah diri menjadi beberapa amoeba lain. 3. Tukang bangunan menyusun batu bata, mengaduk campuran semen, dll, membangun rumah. 4. Cara lain2. Kejadian asal Bapa, Putera, dan Roh Kudus mungkin tergolong cara lain2. Mungkinkah mekanisme trinitas mengada serupa kejadian asal ke-2? Maksudnya: terjadi pembelahan Roh. Bapa menjadikan Anak dg membelah diri; demikian pula Anak menjadikan Roh Kudus dg membelah diri. Atau…, mungkinkah kejadiannya: Bapa berfirman, maka jadilah Anak; demikian pula Anak… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  Adrianus
11 years ago

Shalom Adrianus, Membaca contoh yang Anda sertakan, saya rasa tidak tepat jika Trinitas diandaikan sebagai sel yang membelah. Allah Bapa tidak membelah diri menjadi Allah Putra, ataupun membelah diri menjadi Roh Kudus. Allah adalah Roh (Yoh 4: 24) sehingga untuk menggambarkannya dengan baik, Allah tidak dapat diandaikan sebagai suatu materi, dalam hal ini, sel. Memang ada banyak perumpamaan yang diambil orang untuk menjelaskan Trinitas, namun pada akhirnya harus diakui semua perumpamaan itu, walaupun mungkin dapat membantu- namun tidak dapat secara persis menjelaskan ataupun menggambarkan Trinitas. Untuk membaca penjelasan tentang Trinitas, saya mengundang Anda untuk membaca artikel berikut ini: Trinitas, Satu… Read more »

dimas kelly
dimas kelly
Reply to  Stefanus Tay
11 years ago

yth katolisitas Mengapa tidak diberikan pernyataan yang gamblang dan dapat diterima semua pihak karena hal ini (trinitas sering dijadikan polemik) trutama untuk mengklaim/bahwa kita mempunyai 3 Tuhan. Bagi saya trinitas bukanlah misteri berawal dari pesan Yesus Matius 28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dalam ayat ini disebutkan dalam NAMA, ketiga Nama/Pribadi itu disatukan dalam ayat * Yohanes 4:24 Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.” Allah adalah ROH, ROH itu tidak mengenal Ruang dan waktu. ROH ALLAH YANG MAHA KUDUSLAH yang… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  dimas kelly
11 years ago

Shalom Dimas Kelly, Sebenarnya terlalu menyederhanakan Trinitas menjadikan definisi dan konsep menjadi tidak presisi dan sebaliknya memberikan penjelasan yang terlalu kompleks membuat penjelasan tidak dapat dimengerti. Silakan melihat penjelasan Trinitas di sini – silakan klik. Tentu saja amanat agung di Mat 28:19-20 dapat menjadi salah satu dasar dari Trinitas. Penjelasan Anda bahwa Allah adalah Roh dan ada dalam tiga Pribadi belum mempunyai dasar yang kuat kalau hanya berpatokan pada Yoh 4:24. Namun, kalau dihubungkan dengan Yoh 4:23-24, maka kita dapat melihat hubungan antara Allah Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Dan cara penyembahan yang benar ini terjadi dalam setiap perayaan… Read more »

Triatmojo
Triatmojo
Reply to  Adrianus
11 years ago

Pak Adrianus, Saya kira anda bisa mengerti keberatan saya. Sebab, sebagai pengunjung katolisitas kita juga mengharap ada perkembangan yang makin hari makin maju bukan? Katolisitas sdh meminta dengan hormat utk terlebih dahulu mempelajari link. Dan bila ada keberatan kita dapat mengajukan pertanyaan lagi. Mustinya proses itu kita ikuti. Saya kira kita diajak juga utk meluruskan cara² supaya dpt berdiskusi dengan baik. Terutama supaya tidak terjadi pengulangan².Pernyataan² saya wong ndeso, awam, bodo, dan sedang bertanya pada Teolog lulusan Luar Negeri, itu jarang sekali digunakan oleh umat katolik, krn wlopun tampaknya mau mengungkap kerendahhatian, tp jstru kesan sombong yg muncul, tapi itu… Read more »

Triatmojo
Triatmojo
Reply to  Triatmojo
11 years ago

Terimakasih banyak Pak Stef. Saya bisa mengerti. Tak ada proses yang selalu berjalan mulus dan lancar. Saya ikut kembali menyimak diskusi tentang Trinitas terutama diskusi dgn Sdr. Adrianus. Semoga kita semua semakin mendapat terang Roh Kudus untuk menyelami misteri agung ini. Betapa Allah “nekad” mempertaruhkan misteri yg teramat sulit dipahami ini untuk diajarkan secara turun-temurun sejak dari Para Rasul sampai saat ini. Seturut daya pikir manusiawi tentunya itu tidak mungkin, karena perubahan jaman mengandaikan pula perubahan pemikiran, perkembangan jaman mengisyaratkan perkembangan pemikiran. Namun berkat Roh Kudus yang kita rayakan kehadiran-Nya kemarin dalam HR. Pentakosta, Gereja dijaga tetap mengajarkan misteri Tritunggal… Read more »

Ioannes
Ioannes
Reply to  Adrianus
11 years ago

Salam, Adrianus Sungguh syukur pada Allah, Adrianus bersemangat mencari dan menggali ajaran Gereja agar dapat mengenal Allah lebih dalam. Semoga ia berkenan menyinari budi dan hati kita agar mampu mengenalnya. Izinkan saya berbagi pendapat pula mengenai Tritunggal. Bagi saya sendiri, memenuhi Tritunggal sepenuhnya belum dapat saya lakukan. Saya percaya pengenalan penuh itu hanya dapat terwujud setelah kita dipersatukan denganNya nanti di akhir hari. Namun, hal itu tidak menjadi alasan bagi saya untuk berhenti mencari atau menarik kesimpulan yang lebih masuk akal menurut pengertian saya. Saya percaya Allah mengutus PutraNya untuk menebus dan menanamkan bibit KerajaanNya : Gereja. Melalui Gerejalah Allah… Read more »

xellz
xellz
Reply to  Triatmojo
11 years ago

syalom triatmojo.. skakmat!! anda kalah..hahaha anda sendiri menyampaikan tuduhan2 kepada saya tanpa bukti. Menurut saya, ini tidak perlu dilakukan ketika diskusi. Bagi saya, ketika saya berdialog, apa saja agamanya, yang pertama saya lihat, bukan orangnya, namun pertanyaannya, baru memikirkan jawaban. lalu, manakah pertanyaan atau pernyataan saya yang menurut anda “bermaksud menggiring katolisitas dalam jebakan Anda, karena anda ingin memakai artikel² di katolisitas untuk anda bahas di blog² anda dan mengajarkan yg salah ttg Trinitas.??” saya sendiri nggak mainan blog, apalah itu…. yang mana : “Secara halus dan perlahan² diselewengkan, seperti yg sedang anda berdua lakukan sekarang ini di situs katolisitas… Read more »

xellz
xellz
Reply to  xellz
11 years ago

syalom katolisitas.. baik, saya perjelas…. [dari katolisitas: Tidak ada ayat spesifik yang menyatakan Trinitas, namun bukan berarti kebenaran akan tiga Pribadi dalam satu Allah adalah tidak ada. Di artikel ini – silakan klik, telah dijelaskan secara panjang lebar.] >>>saya tidak (pernah) menyangkal bahwa trinitas adalah benar, dan suatu kebenaran mutlak tentang Allah. Oleh sebab itu penekanan ada pada PERNYATAAN karena tidak secara literal tertulis. (me-nyata(real/benar)-kan brbeda meng-kata(ucap/literal)-kan) [dari katolisitas: Kebenaran akan Trinitas, bukanlah berdasarkan apa yang dialami oleh manusia, namun berdasarkan kebenaran yang diberikan oleh Allah sendiri. Kami sudah mencoba menguraikannya di artikel di atas.] >>> saya setuju bahwa kebenaran… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  xellz
11 years ago

Shalom Xellz, Jadi sampai tahap ini kita setuju bahwa kita mempercayai kebenaran yang diberikan di dalam Kitab Suci, walaupun tidak dinyatakan persis sama, seperti kata: Trinitas, transubstansiasi. Point yang ke-dua, kita mempercayai bahwa kebenaran tentang Trinitas adalah dinyatakan oleh Allah. Bagaimana manusia dapat mengetahui bahwa kebenaran itu datang dari Allah, maka sebenarnya hal ini dapat ditinjau dari filosofi maupun Wahyu Allah seperti yang tertulis dalam Kitab Suci, yang terus diajarkan oleh para Bapa Gereja dan didefinisikan oleh Magisterium Gereja. Kalau kebenaran ini diukur dari pengalaman manusia, kebenaran ini menjadi tidak obyektif, karena manusia dapat mempunyai pengalaman yang berbeda-beda. Disinilah kita… Read more »

kejujuran
kejujuran
Reply to  Stefanus Tay
11 years ago

Dear Xellz, istilah “Trinitas” memang tidak ditemukan dalam Alkitab. Sama seperti istilah “Tauhid” tidak ada dalam Al Quran(spt yg banyak saya baca dr artikel-artikel. cmiiw). Tetapi tentang ketiga Pribadi TUHAN yang berhakekat satu itu tercatat diwahyukan dalam Alkitab dari Kejadian sampai dengan Wahyu. – Paling depan adalah dalam Kej 1:1-3 ketiganya disebut krn ada Sang Sabda dan Roh Allah. (Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Berfirmanlah Allah: “Jadilah terang.” Lalu terang itu jadi.) – Lalu muncul kata “Kita” pada Kej 1:26-27.… Read more »

xellz
xellz
Reply to  kejujuran
11 years ago

syalom kejujuran

terimakasih sudah menanggapi. Kiranya pertanyaan saya bukan benar-tidaknya trinitas, tetapi bagaimana (bukan darimana : karena sudah jelas bahwa Allah sendiri yang menyatakanya) kita mengetahui kebenaran itu sendiri?

nyatanya alkitab telah dibaca oleh hampir semua manusia, namun lebih banyak yang tidak percaya.

xellz
xellz
Reply to  Stefanus Tay
11 years ago

syalom pak stef. terimakasih atas tanggapanya. setelah saya memikirkan kalimat ini :Kalau kebenaran ini diukur dari pengalaman manusia, kebenaran ini menjadi tidak obyektif, karena manusia dapat mempunyai pengalaman yang berbeda-beda. saya setuju sekali, memang manurut saya, manusia akan selalu subjektif. Pemhaman saya akan penjelasan anda pun subjektif. Tidak pernah ada sesuatu yang objektif, kecuali halnya sendiri. Tuhan adalah objektif, tetapi penjelasan akan Tuhan(lepas dari wahyu) adalah subjektif. Makanya timbul banyak agama dengan definisi yang berbeda-beda…. memang jika kita menjelaskan Tuhan hanya–dan hanya karena pengalaman jeas tidak benar, bukankah iman adalah anugerah? Artinya kita percaya Tuhan saja karena Dia-lah yang menganugerahkan… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  xellz
11 years ago

Shalom Xellz, Itulah sebabnya kita tidak dapat mendasarkan pengertian kita sendiri. Kalau Kristus memberikan kuasa mengajar kepada Gereja (lih. Mat 16:16-19), maka kita harus menempatkan pengertian yang diberikan oleh Gereja – yang dilindungi oleh Roh Kudus – lebih utama dibandingkan dengan pengertian kita sendiri. Bukan berarti kita tidak dapat berfikir secara bebas, namun kebenaran-kebenaran pokok yang telah didefinisikan oleh Gereja sebagai sebagai satu kebenaran harus kita pegang sebagai kebenaran, karena tanpanya kita tidak akan dapat mempunyai pegangan yang pasti apakah kebenaran yang kita pegang adalah sungguh-sungguh sebagai satu kebenaran. Tentu saja benar bahwa iman adalah pemberian dan pada saat yang… Read more »

Triatmojo
Triatmojo
Reply to  xellz
11 years ago

Sdr Xells Dari reaksi anda dan akhirnya pengakuan anda sendiri, saya jadi tahu bahwa terbukti anda bukan katolik dan “tersentil” dengan pancingan saya. Saya katakan kepada pak Stef bahwa saya “sengaja” bukan? Tapi saya tidak menuduh sembarangan karena sudah saya awali dengan kata “sepertinya anda berdua….”. Jadi klo yg saya katakan tidak benar, saya kira anda juga tidak harus “terlalu” merasa tertuduh. Latarbelakangnya sudah saya katakan, yakni karena anda terkesan meminta katolisitas “mengubah” ajaran seperti yg anda mengerti. Apalagi terkesan anda tidak mau membaca link yg diberikan (persis seperti yg diminta oleh Adrianus, minta dijawab langsung dan jangan dikasih link… Read more »

xellz
xellz
Reply to  Triatmojo
11 years ago

syalom triatmojo hahaha….terimakasih sudah mengingatkan saya. Saya hanya geli melihat diskusi sampai semacam ini. saya memang mencoba untuk “mengubah” ajaran sesuai dengan apa yang saya tulis di situs ini. lhooo….???? harap ini juga diperhatikan oleh tim katolisitas. seringkali, saat kita berdiskusi, lawan bicara sering menggiring kita ke arah pola pikirnya sendiri, sehingga kita terjebak. seringkali pula, jawaban teologis, yang diperoleh karena sekolah teologi(bukan menyindir,,hehehe)malah sulit diterima oleh sebagian umat, terutama oleh umat awam…yang pasti (saya jamin) jika saya mulai menjelaskan tentang Yesus dengan artikel katolisitas, pasti tidak akan ada yang menangkap maksudnya…sebab terlalu dalam, terlalu luas dan…berat. kadang mereka malah… Read more »

Triatmojo
Triatmojo
Reply to  xellz
11 years ago

Ok. Saya kira tak ada yg perlu dikuatirkan dari team katolisitas. Kalau sdr Xells merasa sebagai lawan diskusi dari team di situs ini, dan melihat team katolisitas justru tak membantu umat berarti makin menegaskan bahwa sdr bukan katolik, jadi juga tak berhak mengatas namakan umat Katolik, apalagi kalau anda ketika di satu pihak, menuntut Katolisitas musti menjelaskan tentang Ketuhanan Yesus, tapi di pihak lain anda mengatakan Katolisitas tidak jelas dalam membuktikan bahwa Yesus itu Tuhan. Jadi semakin jelas adanya bahwa argumentasi anda yg semakin kotradiktif, menunjukkan bahwa Anda sendiri tidak percaya diri dengan iman anda sendiri. Tidak masalah umat yg… Read more »

xellz
xellz
11 years ago

syalom katolisitas,, mengapa kita tidak menjelaskan Allah sebagai : dari sudut pandang manusia. Allah yang mutlak, menurut saya tidak akan pernah mampu dipahami oleh otak manusia yang terbatas. yang mampu dipahami oleh manusia, adalah allah sebagaimana yang mereka alami. manusia berkuasa, tapi Tuhan maha kuasa, manusia adil, tetapi tuhan maha adil. Artinya, sebutan itu pun karena manusia mengalami Allah yang seperti itu (Allah yang adil, yang kuasa). contoh misalnya dalam kejadian 16:13-14. Di sini Hagar menamakan Allah dengan sebutan EL-Roi ‘sebab katanya : ‘bukankah di sini kulihat Dia yang telah melihat aku?’ mengapa tidak dijelaskan mengenai Allah yang Tunggal sebagai… Read more »

Adrianus
Adrianus
11 years ago

Saya orang Katolik awam hendak menyampaikan pendapat stlh membaca artikel di atas. Kalau ada pemikiran saya yg keliru mohon diluruskan. Mengapa tidak kita pahami saja bahwa kita punya tiga Allah, yaitu Bapa, Yesus, dan Roh Kudus. Mereka masing2 merupakan pribadi yang unik. Bukankah Yesus tak mengetahui kapan pengangkatan terjadi, kecuali Bapa ? Bukankah menghujat Yesus masih bisa Yesus maafkan daripada menghujat Roh Kudus? Bila kita menerima bahwa kita punya tiga sesembahan/Allah, maka kita tidak perlu berteori satu Allah dg tiga pribadi. Jika Islam punya satu sesembahan, yaitu Allah, Kristen punya tiga, yaitu Bapa, Yesus, dan Roh Kudus. Memang yg kita… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Adrianus
11 years ago

Shalom Adrianus, Kita tidak dapat mengatakan bahwa kita mempercayai tiga Allah, karena memang perintah Allah adalah untuk menyembah Allah yang satu. Namun, Allah yang satu itu ternyata menyatakan Diri-Nya dalam tiga Pribadi. Ini adalah wahyu Allah seperti yang diungkapkan di dalam Kitab Suci. Masalahnya adalah bukan karena kita takut mengakui iman kita, namun sepanjang sejarah Gereja justru begitu banyak martir yang mengurbankan diri mereka untuk mempertahankan iman kita, yaitu iman akan Tritunggal Maha Kudus, iman akan Yesus Kristus sebagai Allah. Jadi, kalau memang kita tidak takut untuk menyatakan iman kita, mari kita juga berani menyatakan bahwa Kristus adalah Tuhan dan… Read more »

Triatmojo
Triatmojo
Reply to  Adrianus
11 years ago

Salam Adrianus, Iman akan Tritunggal, yang walaupun dlm pertanggungjawabannya amat sulit dijelaskan, tentunya menantang kita untuk mencoba mengakuinya dengan benar, seturut yang diajarkan Gereja Katolik (katolisitas telah menjabarkannya dalam beberapa artikel yg sdh memadai). Lalu, akan menjadi aneh, kalau kita belum mengertinya dengan benar, malah menuntut utk mengubahnya, supaya mudah memahaminya. Allah (menurut definisinya)memang Tunggal; Esa, Satu dan unik serta absolut dalam kesempurnaan dan kekekalan. Maka memang tak mungkin ada Allah lain (yg sama dlm hakikatnya sebagai Allah, tapi bisa dipisahkan dlm hakikatnya sebagai Allah pula: dalam hal ini, ini sesuatu yg sdh tidak mungkin). Atau dengan cara melihat lain:… Read more »

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
31
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x