Apa yang Menghimpit Gereja di Eropa?

Paus Yohanes Paulus II juga mempunyai keprihatinan yang sama dengan keprihatinan Anda. Dalam surat Ekshortasi Apostoliknya yang berjudul Ecclesia in Europe (Gereja di Eropa) ia menuliskan juga menurunnya kehidupan rohani jemaat di Eropa (dan juga di negar-negara barat lainnya). Silakan klik di link ini untuk membaca ringkasannya. Banyak orang hidup dalam kebingungan, tidak pasti dan tidak berpengharapan, walaupun secara jasmani tampak tidak berkekurangan. Walaupun di zaman dahulu benua Eropa dikenal dengan simbol-simbol kehadiran agama Kristen, kini simbol-simbol tersebut terancam hilang dan menjadi bekas jejak di masa lalu.

Sebabnya menurut Paus adalah adanya kemajuan sekularisme yang terus menekan dan mengancam kehidupan iman Kristiani. Sekularisme adalah suatu pandangan yang menekankan perkembangan fisik, moral, intelektual manusia sebagai titik tertinggi, terlepas dari pertimbangan religius. Dengan adanya kemajuan sekularisme ini, banyak orang mengalami kesulitan untuk menerapkan nilai-nilai Injil ke dalam kehidupan sehari-hari. Dengan dipisahkannya nilai-nilai iman dengan kehidupan sehari- hari, maka orang mengusahakan kemajuan visi manusia terpisah dari visi Tuhan. Pandangan sekularisme menempatkan manusia di pusat realitas kehidupan, menggantikan tempat Tuhan. Manusia mulai beranggapan bahwa kebenaran-pun ditentukan oleh manusia, dan bukan oleh Tuhan. Di sini timbul ide relativisme, segalanya relatif sebab tergantung dari pandangan manusia, yang bisa berbeda antara satu orang dan lainnya. Manusia mulai lupa bahwa bukan manusia yang menciptakan Tuhan, tapi sebaliknya Tuhanlah yang menciptakan manusia. Budaya Eropa yang mengagungkan manusia sebagai pusat dunia, terpisah dari Tuhan, membuat mereka hidup seolah- olah Tuhan tidak ada. Inilah yang disebut sebagai ‘silent apostasy’/ (kesesatan total secara diam-diam).

Terhadap sikap ini Paus Yohanes Paulus II berseru, mengutip kitab Wahyu, “Bangunlah, dan kuatkanlah apa yang masih tinggal yang sudah hampir mati… (Why 3:2). Gereja di Eropa diserukan untuk bangkit dan bertumbuh dalam keyakinan bahwa Tuhan melalui Roh Kudus-Nya selalu hadir dan tetap berkarya di tengah sejarah manusia, dan Tuhan membuat Gereja-Nya sebagai aliran kehidupan yang terus mengalir menjadi tanda pengharapan bagi semua orang.

Cara-cara yang perlu dilakukan, menurut Paus adalah:

1) Re-evangelisasi (penginjilan kembali) di Eropa, bahkan kepada mereka yang sudah dibaptis, sebab dewasa ini banyak orang beranggapan bahwa mereka telah mengenal iman Kristiani, tetapi kenyataannya mereka sebenarnya tidak tahu apa-apa. Seringnya mereka bahkan kurang/ tidak tahu elemen yang paling mendasar di dalam iman. Mereka melakukan devosi tapi tidak mengerti dasarnya. Dasar yang tidak kuat ini membuat orang semakin mudah terpengaruh oleh agnosticisme dan atheisme (tidak mengakui agama dan tidak mengakui Tuhan). Maka orang- orang Kristen dipanggil agar kembali menghayati imannya, iman yang secara kritis dapat menjawab tantangan zaman dan menolak segala godaan, yang memberikan pengaruh kepada keadaan dunia -dalam hal budaya, sosial, politik, dst- yang mempraktekkan bahwa persaudaraan antara kaum Katolik dan Kristen non-Katolik adalah lebih kuat daripada ikatan etnis; agar dapat mewariskan iman Kristiani kepada generasi berikutnya. Ini adalah tantangan Gereja di zaman akhir ini, sebab Kristus berkata, “Ketika Anak manusia datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?” (Luk 18:8)

2) Sakramen Tobat harus dihidupkan kembali di Eropa, untuk menumbuhkan kembali hati nurani yang jernih. Sebab jalan seseorang untuk kembali kepada Tuhan adalah melalui pertobatan; dan agar seseorang dapat bertobat, ia pertama- tama harus menyadari dosanya, dan selanjutnya ia perlu menerima rahmat pengampunan Allah melalui imam-Nya.

3) Gereja perlu mewartakan secara baru, kebenaran tentang perkawinan dan keluarga. Di tengah-tengah pandangan dunia yang menentang ajaran Gereja tentang ikatan perkawinan yang tak terceraikan, tuntutan dunia agar hubungan de-facto diakui sebagai perkawinan yang sah, tuntutan agar perkawinan sesama jenis diakui, Gereja tetap harus menyuarakan hakekat perkawinan sebagaimana dikehendaki oleh Tuhan. Orang-orang perlu menemukan kembali kebenaran tentang keluarga sebagai persekutuan kehidupan dan persekutuan kasih yang terbuka terhadap kehidupan baru, sebagai Gereja kecil yang mengambil bagian di dalam misi Gereja dan di dalam kehidupan masyarakat. Maka kehidupan doa dan iman harus kembali ditumbuhkan di dalam setiap keluarga.

Mari berdoa agar jangan sampai kitapun terpengaruh oleh paham sekularisme ini, yang sedikit demi sedikit juga mulai merasuki pola pikir banyak orang di tanah air. Sebaliknya, mari kita berjuang untuk menerapkan nilai- nilai iman di dalam kehidupan kita sehari- hari, tentu dengan pertolongan Tuhan.

4.3 3 votes
Article Rating
16 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Vindy
9 years ago

ada berapa sikap keagamaan yang berkembang di zaman sekarang, diantaranya sikap sekularis, agnostik sampai atheis. jelaskan hubungan agama dalam kaitannya dengan sikap-sikap tersebut ?

[Dari Katolisitas: Silakan membaca surat ensiklik Paus Pius X tentang hal ini, Pascensi Dominici Gregis (On the Doctrines of the Mordernists), silakan klik. Mohon maaf karena keterbatasan waktu dan tenaga kami dan karena masih ada banyaknya pertanyaan yang lain, kami tidak dapat menerjemahkannya untuk Anda.]

frans
11 years ago

Pro Katolisitas. Paralel dengan penjelasan sdr FXE tentang membanjirnya imigran ke Eropa dengan membawa serta agama dan budayanya, saya pernah membaca (tapi lupa sumbernya) bahwa diramalkan dalam beberapa dekade mendatang Eropa menjadi dunia Islam. Bila punya informasi dan analisis mohon bantuanya, Trimakasih.

Stefanus Tay
Admin
Reply to  frans
11 years ago

Shalom Frans, Secara prinsip, masyarakat yang egois, yang tidak mau mempunyai keturunan akan mengalami kemunduran. Hal ini terjadi di banyak masyarakat di Eropa, yang sebagian besar hanya ingin mempunyai anak satu atau dua dan bahkan ada yang tidak mau mempunyai keturunan. Situasi ini ditambah dengan masuknya imigran dengan agama yang berbeda dan berbesar hati untuk mempunyai anak-anak yang cukup banyak. Dengan mempertimbangkan angka rata-rata kelahiran dari penduduk Eropa dan kaum pendatang, maka menjadi masuk akal kalau pada satu waktu, maka Eropa akan dipenuhi dengan kaum pendatang dan keturunannya. Kondisi ini menjadi satu tantangan tersendiri dalam melakukan karya evangelisasi. Namun, kalau… Read more »

Sartika
Sartika
Reply to  Stefanus Tay
11 years ago

Maaf klu sy ikut memberi masukkan, pendpt sy adlh: bhw Bukan disebabkan karena masyarakat Eropa egois karena tidak menghendaki keturunan yang menyebabkan kemunduran Iman katolik, iman kristen, di Eropa, yg mengakibatkan gereja-gereja menjadi kosong atau gereja -gereja (baik: katolik, kristen : dr.reform kristen s/d aliran lain) berkurang pengunjung / umat yg datang ke gereja. Kemunduran Iman katolik, Iman kristen Non Kristen telah terjadi sejak berpuluh-puluh tahun sebelumnya hingga sekarang, menyebabkan: gereja-gerja katolik dan gereja gereja kristen non katolik menjadi sepi pengunjung/umat berkurang. mengapa?? krn dr.penglmn pergaulan sy (sy tinggal belasan tahun di Eropa),adlh: Karena….memang masyrakat Eropa cenderung skeptis terhadap Agama.… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Sartika
11 years ago

Shalom Sartika, Terima kasih atas tanggapannya. Secara prinsip, jawaban saya di atas adalah untuk menjawab tentang kaum imigran yang membludak di Eropa, yang tidak diimbangi oleh pertumbuhan masyarakat Eropa sendiri. Tentu saja ada keluarga-keluarga yang mempunyai banyak keturunan di Eropa. Namun, silakan melihat juga berapa tingkat kelahiran secara menyeluruh di negara-negara Eropa, yang memang cukup rendah. Masalah tingkat kelahiran yang rendah di Eropa tentu saja bukan menjadi masalah tunggal krisis iman di Eropa, karena ada banyak hal yang terkait, seperti: pengaruh modernisme dan materialisme di Eropa (yang juga mempengaruhi negara-negara maju); Sebagian anggota Gereja gagal untuk menjadi saksi Kristus yang… Read more »

xellz
xellz
11 years ago

syalom katolisitas,, sebelumnya saya minta maaf bila pertanyaan saya kurang tepat d forum ini,, tetapi membaca judul artikel di atas saya jadi teringat akan mata kuliah sejarah yang saya ambil. kebanyakan saat membahas tentang sejarah gereja di eropa abad pertengahan, gereja katolik adalah agama yang banyak melakukan kesalahan dan memberikan dogma-dogma (dogma ini dipandang sebagai sesuatu yang negatif oleh dosen saya) yang akhirnya memicu perpecahan dalam agama kristen yaitu munculnya gereja reformasi. Isi kuliah tersebut antara lain : 1. Dijelaskan bahwa dalam agama katolik timbul penyimpangan-penyimpangan seperti pengekangan terhadap ilmu pengetahuan, bahkan melakukan pembunuhan terhadap para penemu, yang terkenal adalah… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  xellz
11 years ago

Shalom Xellz, Harus diakui bahwa ada banyak buku sejarah yang ditulis oleh pihak-pihak yang sudah anti Katolik, sehingga apa yang dituliskan menyudutkan Gereja Katolik. Namun demikian, jika kita mau membaca sumber- sumber lainnya yang lebih netral, kita akan mendapat gambaran yang lebih obyektif. Sayangnya, mungkin tidak banyak dari sumber-sumber ini yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Beberapa klaim yang ditulis umumnya adalah Gereja Katolik itu anti ilmu pengetahuan sehingga menghukum mati Galileo, Gereja Katolik menjual surat penebusan dosa, Gereja membantai orang-orang non-Katolik yang tidak bersalah, dst, yang sudah pernah dibahas di situs ini, yang sesungguhnya merupakan klaim yang keliru. Silakan… Read more »

xellz
xellz
Reply to  Ingrid Listiati
11 years ago

syalom bu ingrid.

terimakasih atas tangapannya.Memang yang aneh adalah mengapa fakta-fakta lain mengenai sejarah gereja seperti yang ibu tulis tidak pernah atau jarang dituliskan secara umum dan hanya sebatas pembahasan secara iman. Ini tentu tidak bisa membuktikan kebenaran sejarah.

semoga bu ingrid dan seluruh tim katolisitas dalam roh kudus, dapat terus membimbing dan mendidik umat ke dalam pendewasaan iman yang lebih baik lagi.Amin

Imiyati
Imiyati
11 years ago

Saya baru lima tahun ini tinggal di Belanda, di lingkungan saya kebanyakan mereka tidak mau terikat kepada gereja, alasan yang saya dengar karena sejarah pada abad ke 16 Raja Phillip ke II dari Spanyol yang Katolik memaksakan orang2 Belanda untuk menjadi Katolik dan kalau tidak tunduk dibunuh. Berdasarkan sejarah itu mereka tidak mau terikat pada gereja, karena gereja jadi punya konotasi negatif. Keadaan kehidupan beragama sangat memprihatinkan di sini

Ingrid Listiati
Reply to  Imiyati
11 years ago

Shalom Imiyati, Sejarah memang mencatat para tokoh yang walaupun Kristen, namun tidak hidup sesuai dengan ajaran cinta kasih, yang merupakan hukum terutama dalam agama Kristen. Kita melihat para raja dan pemimpin Katolik yang anti terhadap kelompok non- Katolik (contohnya Raja Philip II dari Spanyol ini) namun juga para pemimpin gereja-gereja non-Katolik juga anti Katolik. Kalau kita membaca sejarah, maka kita melihat sikap ‘anti’ ini datang dari kedua belah pihak, dan untuk itu kita patut prihatin dan bukanlah saling menuding, karena biar bagaimanapun kesalahan ada pada kedua belah pihak. Jika Anda tertarik, silakan membaca ulasan sekilas terhadap pertanyaan senada, di sini,… Read more »

Imiyati Indra
Reply to  Ingrid Listiati
10 years ago

Ibu Ingrid yang baik,

Terima kasih atas keterangan nya, ya kita sama2 berdoa untuk Eropa khususnya Belanda untuk bertobat dan kembali pada Tuhan Yesus.

fxe
fxe
11 years ago

Materi pertanyaan ini sulit dan kompleks, dan ada banyak argumentasi & perspektif tentang hal ini. quote: “Sebabnya menurut Paus adalah adanya kemajuan sekularisme yang terus menekan dan mengancam kehidupan iman Kristiani.” … Kemajuan Sekularisme tidak selalu berarti buruk. Misalnya, sekularisme yg berkembang positif dapat mendukung demokrasi dan masyarakat yg plural. Pada pokoknya sistem sekular memberikan otonomi kepada public government. Biarlah kaisar mendapat tugasnya tanpa menghalangi masyarakatnya untuk melakukan kebajikan atau berekspresi positif. Kalau kita fokus pada pandangan Paus Benedictus (sebelumnya Kardinal Ratzinger), beliau tidak menyalahkan sistem sekuler tetapi melihat ada efek negatif yg tumbuh dari budaya sekuler tsb. Sekularisme Eropa… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  fxe
11 years ago

Shalom Fxe, Menurut definisinya, sekularism itu menentang/ menolak pengaruh iman ataupun hal-hal religius, demikian sebagaimana dapat dibaca di dictionary.com, klik di sini:     Secularism 1. secular  spirit or tendency, especially a system of political or social philosophy that rejects all forms of religious faith and worship.2. the view that public education and other matters of civil policy should be conducted without the introduction of a religious element. Jadi tidak mengherankan jika para Paus (baik Paus Yohanes Paulus II maupun Paus Benediktus XVI) menolak pemahaman ini, yaitu sekularisme menurut definisi ini. Maka nampaknya harus dibedakan antara definisi kemajuan science dan definisi… Read more »

fxe
fxe
Reply to  Ingrid Listiati
11 years ago

Salam Katolisitas, Menurut saya, pokok diskusi ini adalah bagaimana kita mengartikan paham “Secularism”. Bila Dictionary.com yg Anda kutip, definisi ke-2 rasanya lebih netral (mirip dgn definisi Oxford Learner Dict.). Wikipedia mengartikan sbb: “Secularism is the principle of separation between government institutions and the persons mandated to represent the State from religious institutions and religious dignitaries.”. Bila prinsip “separation/pemisahan” ini yg kita pegang, maka ini sejalan dgn suara Gereja dalam GS: “Terutama dalam masyarakat yang bersifat plural, sangat pentinglah bahwa orang-orang mempunyai pandangan yang tepat tentang hubungan antara polical community (negara/pemerintahan) dan Gereja,…. Di bidang masing-masing political community (negara/pemerintahan) dan Gereja… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  fxe
11 years ago

Shalom Fxe, Benar bahwa nampaknya kita mempunyai persepsi yang berbeda tentang istilah secularism. Saya sudah klik ke Oxford Advanced American Dictionary– yang Anda sebutkan (klik di sini), dan di sana disebutkan pengertian secularism yang hampir sama dengan yang disebutkan dalam dictionary.com: the belief that religion should not be involved in the organization of society, education, etc. Dengan demikian, menurut definisinya, baik dictionary.com maupun Oxfordlearnersdictionary.com keduanya menyampaikan bahwa menurut definisinya secara umum, prinsipnya adalah secularism adalah paham yang menentang pengaruh religius dalam kehidupan sehari-hari. Ini bertentangan dengan maksud pengajaran Gereja Katolik, yaitu bahwa ajaran iman seharusnya malah merasuk dalam kehidupan sehari-hari.… Read more »

Franzizco haezer
Franzizco haezer
11 years ago

Pertanyaan.
Saya beragama Katolik, dan sungguh yakin dalam ajaran Katolik mengarahkan kita pada kebenaran dan Keselamatan. Tapi saya bingung sekarang ini tenggang rasa negara-negara yang mayoritas Kristen/Katolik dengan tenggang rasanya menjadikannya kecolongan. Banyak dari masyarakat mereka yang tidak percaya akan Yesus dan keselamatan dari ajaran Katolik, dan meninggalkan imannya.
Apakah itu konsekuensi dari kebaikan atau toleransi tinggi yang diaplikasikan oleh negara-negara yg mayoritas Kristen?

[Dari Katolisitas: silakan membaca tanggapan kami di sini, silakan klik]

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
16
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x